Kongres Yahudi Dunia 2013 Didemo Anti-Yahudi
Ahad, 05 Mei 2013 http://hidayatullah.com/read/28431/05/05/2013/kongres-yahudi-dunia-2013-didemo-anti-yahudi.html
Hidayatullah.com—World Jewish Congress (WJC) hari Ahad (5/5/2013) memulai pertemuan empat tahunannya di Budapest, Hungaria.
Pertemuan, di mana Yahudi dari seluruh dunia berkumpul membicarakan
isu-isu penting yang mereka hadapi itu, biasanya digelar di Al-Quds,
Palestina. Namun, tahun ini digelar di Hungaria guna menyoroti
meningkatnya gerakan kanan-jauh dan apa yang orang-orang Yahudi sebut
sebagai anti-Semitisme di Eropa, lansir Euronews.
Salah satu yang menjadi sorotan adaah kemenangan partai sayap kanan Jobbik, yang meraih 17 persen suara dalam pemilu terakhir di Hungaria. Partai itu melakukan aksi unjuk rasa di luar gedung pertemuan WJC.
Ketua partai itu Gabor Vona berpidato di depan kerumunan banyak orang.
“Kami istimewa di Eropa sini, tetapi bukan karena kami negara yang paling anti-Semit. Namun karena, apabila semua Eropa berada di bawah kakinya [Yahudi], bahkan jika semua Eropa menjilati kaki mereka, kita tidak akan pernah melakukannya,” tegas Vona.
Ketua Federasi Komunitas Yahudi Peter Feldmajer mengutarakan kekhawatirannya akan fenomena anti-Yahudi di Eropa.
“Menguatnya Jobbik hanyalah sebuah gejala dalam masalah ini. Masalah yang lebih besar adalah pada sekitar setengah juta orang sayap kanan dan banyaknya orang yang memaklumi sikap negatif terhadap Yahudi,” kata Feldmajer.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, seorang politisi konservatif yang direncanakan hadir dalam pembukaan pertemuan WJC Ahad malam itu, sudah berupaya agar kelompok sayap kanan tidak melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung pertemuan Yahudi tersebut. Namun, pengadilan Budapest membatalkan larangan demonstrasi itu dan mengizinkan kelompok anti-Yahudi berunjuk rasa.*
Salah satu yang menjadi sorotan adaah kemenangan partai sayap kanan Jobbik, yang meraih 17 persen suara dalam pemilu terakhir di Hungaria. Partai itu melakukan aksi unjuk rasa di luar gedung pertemuan WJC.
Ketua partai itu Gabor Vona berpidato di depan kerumunan banyak orang.
“Kami istimewa di Eropa sini, tetapi bukan karena kami negara yang paling anti-Semit. Namun karena, apabila semua Eropa berada di bawah kakinya [Yahudi], bahkan jika semua Eropa menjilati kaki mereka, kita tidak akan pernah melakukannya,” tegas Vona.
Ketua Federasi Komunitas Yahudi Peter Feldmajer mengutarakan kekhawatirannya akan fenomena anti-Yahudi di Eropa.
“Menguatnya Jobbik hanyalah sebuah gejala dalam masalah ini. Masalah yang lebih besar adalah pada sekitar setengah juta orang sayap kanan dan banyaknya orang yang memaklumi sikap negatif terhadap Yahudi,” kata Feldmajer.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, seorang politisi konservatif yang direncanakan hadir dalam pembukaan pertemuan WJC Ahad malam itu, sudah berupaya agar kelompok sayap kanan tidak melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung pertemuan Yahudi tersebut. Namun, pengadilan Budapest membatalkan larangan demonstrasi itu dan mengizinkan kelompok anti-Yahudi berunjuk rasa.*
Rep: Ama Farah
Red: DijaSerangan Israel ke Suriah Picu Perang Regional
Selasa, 07 Mei 2013 09:41 wib
Foto: AFP
DAMASKUS - Perang saudara yang terjadi di Suriah berubah menjadi konflik regional ketika Israel mengerahkan jet tempurnya untuk mengebom pangkalan militer Suriah pekan lalu. Israel beralasan, serangan itu ditujukan untuk mencegah pelimpahan senjata dari Suriah ke Lebanon.
Selama dua tahun perang Suriah hanya terfokus pada upaya pasukan oposisi yang ingin melengserkan Presiden Bashar Al-Assad dari kekuasaan. Tetapi ada beberapa negara lain yang mendukung kedua pihak yang bertikai.
Assad selama ini didukung oleh pasukan keamanan dan intelijen dari Iran. Selain itu kelompok Hizbullah di Lebanon senantiasa menunjukkan dukungan kepada Assad. Sementara pihak oposisi didukung oleh negara barat seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Serta beberapa negara Arab seperti Turki, Arab Saudi dan Qatar juga memberi dukungan kepada Suriah. Mereka mempersenjatai pasukan oposisi Suriah yang melawan pasukan pemerintah.
Kondisi semakin parah ketika Israel melancarkan serangan ke Suriah pekan lalu. Mereka berdalih mengincar pengiriman senjata kepada Hizbullah.
"Serangan ini ditujukan kepada Hizbullah. Selama 20 tahun, Israel tidak melakukan apapun mengenai transfer senjata ke Hizbullah karena Suriah adalah negara kuat. Kini ketika melemah, kondisi pun berubah," ujar pengamat militer Eyal Zisser, seperti dikutip AFP, Selasa (7/5/2013).
Kondisi inilah yang membuat kemungkinan besar perang mengarah pada perang regional yang melibatkan negara-negara di sekitar Suriah. Iran sebelumnya sudah memperingatkan kepada Israel, bahwa Negara Yahudi itu bermain api dengan melakukan penyerangan ke Suriah. (faj)
Selama dua tahun perang Suriah hanya terfokus pada upaya pasukan oposisi yang ingin melengserkan Presiden Bashar Al-Assad dari kekuasaan. Tetapi ada beberapa negara lain yang mendukung kedua pihak yang bertikai.
Assad selama ini didukung oleh pasukan keamanan dan intelijen dari Iran. Selain itu kelompok Hizbullah di Lebanon senantiasa menunjukkan dukungan kepada Assad. Sementara pihak oposisi didukung oleh negara barat seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Serta beberapa negara Arab seperti Turki, Arab Saudi dan Qatar juga memberi dukungan kepada Suriah. Mereka mempersenjatai pasukan oposisi Suriah yang melawan pasukan pemerintah.
Kondisi semakin parah ketika Israel melancarkan serangan ke Suriah pekan lalu. Mereka berdalih mengincar pengiriman senjata kepada Hizbullah.
"Serangan ini ditujukan kepada Hizbullah. Selama 20 tahun, Israel tidak melakukan apapun mengenai transfer senjata ke Hizbullah karena Suriah adalah negara kuat. Kini ketika melemah, kondisi pun berubah," ujar pengamat militer Eyal Zisser, seperti dikutip AFP, Selasa (7/5/2013).
Kondisi inilah yang membuat kemungkinan besar perang mengarah pada perang regional yang melibatkan negara-negara di sekitar Suriah. Iran sebelumnya sudah memperingatkan kepada Israel, bahwa Negara Yahudi itu bermain api dengan melakukan penyerangan ke Suriah. (faj)
http://international.okezone.com/read/2013/05/07/412/803280/serangan-israel-ke-suriah-picu-perang-regional
Serang Suriah, Israel Yakin Tak Ada "Angin Peperangan"
Selasa, 07 Mei 2013 10:02 wib
Foto : Wilayah Suriah yang diserang Israel (Daily Mail)
YERUSALEM - http://international.okezone.com/read/2013/05/07/412/803284/serang-suriah-israel-yakin-tak-ada-angin-peperangan
Israel kembali menegaskan, serangan
udaranya ke Damaskus tidak ditujukan untuk menghasut Suriah memerangi
oposisi. Negeri Yahudi itu juga menyatakan, tidak pernah ada ketegangan
yang muncul antaranya dan Suriah.
"Tidak ada angin peperangan, apakah Anda melihat adanya ketegangan? Tidak ada ketegangan yang muncul. Dan apakah saya terlihat membuat Anda menjadi tegang? ujar komandan militer Israel Yair Golan, seperti dikutip Reuters, Selasa (7/5/2013).
Israel sebelumnya sudah menjelaskan bahwa serangan itu lebih difokuskan untuk mencegah Hizbullah mendapatkan senjata dari Iran. Israel yakin, target yang dihancurkannya adala gudang senjata yang berisikan misil Iran.
Mereka mencoba menjauhi konflik Suriah dengan mengatakan, serangan yang dilancarkannya bukan merupakan bantuan militer untuk fraksi oposisi yang diperangi Presiden Bashar al-Assad. Namun Suriah sangat berang akan peristiwa itu, mereka berjanji akan membalas tindakan Israel.
Serangan udara Israel ke Suriah memang bukan merupakan hal baru. Suriah sudah berkali-kali memperingatkan negara Arab tersebut, namun mereka belum pernah mengambil tindakan untuk membalasnya.
Insiden serangan itu menuai kritik yang cukup pedas dari komunitas internasional. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berkunjung ke China turut diserang kritik.
Sementara itu Rusia mengatakan, serangan udara yang dilakukan Israel kan menyebabkan masalah baru. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry akan bertemu hari ini untuk membahas isu Suriah. (AUL)
"Tidak ada angin peperangan, apakah Anda melihat adanya ketegangan? Tidak ada ketegangan yang muncul. Dan apakah saya terlihat membuat Anda menjadi tegang? ujar komandan militer Israel Yair Golan, seperti dikutip Reuters, Selasa (7/5/2013).
Israel sebelumnya sudah menjelaskan bahwa serangan itu lebih difokuskan untuk mencegah Hizbullah mendapatkan senjata dari Iran. Israel yakin, target yang dihancurkannya adala gudang senjata yang berisikan misil Iran.
Mereka mencoba menjauhi konflik Suriah dengan mengatakan, serangan yang dilancarkannya bukan merupakan bantuan militer untuk fraksi oposisi yang diperangi Presiden Bashar al-Assad. Namun Suriah sangat berang akan peristiwa itu, mereka berjanji akan membalas tindakan Israel.
Serangan udara Israel ke Suriah memang bukan merupakan hal baru. Suriah sudah berkali-kali memperingatkan negara Arab tersebut, namun mereka belum pernah mengambil tindakan untuk membalasnya.
Insiden serangan itu menuai kritik yang cukup pedas dari komunitas internasional. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berkunjung ke China turut diserang kritik.
Sementara itu Rusia mengatakan, serangan udara yang dilakukan Israel kan menyebabkan masalah baru. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry akan bertemu hari ini untuk membahas isu Suriah. (AUL)
Desa Kecil Diserang, 50 Warga Suriah Tewas
Jum'at, 03 Mei 2013 11:23 wib
Foto: AFP
DAMASKUS - Laporan penyerangan yang dilakukan
oleh pasukan Pemerintah Suriah kembali dikeluarkan. Kali ini serangan
tersebut dikabarkan telah menewaskan sekira 50 orang warga sipil.
Insiden penyerangan itu masih terus dapat dikonfirmasi. Tetapi menurut sebuah kelompok HAM yang memperhatikan Suriah mengatakan, serangan terjadi di dekat Kota Banias. Sebagian besar dari korban tewas adalah warga Desa Beyda yang berada tidak jauh dari kota itu.
The Syrian Observatory for Human Rights menambahkan, sekira 50 warga desa yang tewas termasuk di antaranya perempuan dan anak-anak. Menurut mereka, sebagian besar warga tewas akibat dieksekusi.
"Saksi yang berasal dari desa itu mengatakan, jumlah korban mencapai 50 orang dan sebagian besar dari korban adalah perempuan dan anak-anak. Sebagian dari mereka dieksekusi, entah itu ditembak, ditikam atau dibakar hidup-hidup," ungkap pihak pengawas perang Suriah itu, seperti dikutip AFP, Jumat (3/5/2013).
Namun pihak oposisi justru mengatakan, jumlah korban jauh lebih besar. Mereka memperkirakan korban tewas mencapai 300 jiwa warga.
Selain itu, The Syrian Observatory for Human Rights mengaku menerima laporan adanya pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dengan pihak oposisi. Pertempuran ini menewaskan tujuh prajurit dan juga puluhan warga sipil.
Hingga kini belum dapat diketahui kebenaran dari pembantaian yang terjadi Desa Beyda. Aksi kekerasan dalam perang Suriah memang terus meningkat. PBB memperkirakan korban tewas akibat perang mencapai 70 ribu jiwa. (faj)
Insiden penyerangan itu masih terus dapat dikonfirmasi. Tetapi menurut sebuah kelompok HAM yang memperhatikan Suriah mengatakan, serangan terjadi di dekat Kota Banias. Sebagian besar dari korban tewas adalah warga Desa Beyda yang berada tidak jauh dari kota itu.
The Syrian Observatory for Human Rights menambahkan, sekira 50 warga desa yang tewas termasuk di antaranya perempuan dan anak-anak. Menurut mereka, sebagian besar warga tewas akibat dieksekusi.
"Saksi yang berasal dari desa itu mengatakan, jumlah korban mencapai 50 orang dan sebagian besar dari korban adalah perempuan dan anak-anak. Sebagian dari mereka dieksekusi, entah itu ditembak, ditikam atau dibakar hidup-hidup," ungkap pihak pengawas perang Suriah itu, seperti dikutip AFP, Jumat (3/5/2013).
Namun pihak oposisi justru mengatakan, jumlah korban jauh lebih besar. Mereka memperkirakan korban tewas mencapai 300 jiwa warga.
Selain itu, The Syrian Observatory for Human Rights mengaku menerima laporan adanya pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dengan pihak oposisi. Pertempuran ini menewaskan tujuh prajurit dan juga puluhan warga sipil.
Hingga kini belum dapat diketahui kebenaran dari pembantaian yang terjadi Desa Beyda. Aksi kekerasan dalam perang Suriah memang terus meningkat. PBB memperkirakan korban tewas akibat perang mencapai 70 ribu jiwa. (faj)
TIMUR TENGAH
Obama Siap Persenjatai Oposisi Suriah
Rabu, 01 Mei 2013 13:01 wib
Pasukan oposisi FSA segera dipersenjatai Obama (Foto: Irish Times)
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS)
Barack Obama dikabarkan siap untuk mempersenjatai pihak oposisi Suriah.
Kemungkinan itu dipersenjatainya pasukan oposisi, dipicu kecurigaan penggunaan senjata kimia oleh pasukan Pemerintah Suriah.
Negeri Paman Sam pekan lalu mengumumkan bahwa pihaknya merasa yakin senjata kimia digunakan dalam perang Suriah. Atas kecurigaan itu, Obama pun mulai mempertimbangkan untuk menggunakan pendekatan baru dalam menghadap perang saudara di Suriah.
Pekan depan, Obama diperkirakan akan membuat keputusan untuk mempersenjatai pihak oposisi. Namun keputusan itu baru akan dilakukan setelah Obama sebelum, melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni mendatang.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (1/5/2013), AS selama ini terus memberikan bantuan lunak kepada pihak oposisi yang berperang melawan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Menurut televisi Suriah, ada bocoran dari media AS yang menunjukkan bahwa Yordania memberikan bantukan kepada teroris dan memberikan fasilitas akses kepada pihak teroris untuk masuk ke Suriah. Pemerintah Suriah dan televisi nasional miliknya, menyebut pihak oposisi sebagai teroris.
Bulan lalu, rezim Assad memberikan peringatan kepada Yordania agar tidak turut campur dalam perang Suriah. Mereka memperingatkan bahwa Yordania bermain dengan api karena mengizinkan AS dan negara lain untuk melatih dan mempersenjatai pasukan oposisi di dalam wilayahnya. (faj)
Negeri Paman Sam pekan lalu mengumumkan bahwa pihaknya merasa yakin senjata kimia digunakan dalam perang Suriah. Atas kecurigaan itu, Obama pun mulai mempertimbangkan untuk menggunakan pendekatan baru dalam menghadap perang saudara di Suriah.
Pekan depan, Obama diperkirakan akan membuat keputusan untuk mempersenjatai pihak oposisi. Namun keputusan itu baru akan dilakukan setelah Obama sebelum, melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni mendatang.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (1/5/2013), AS selama ini terus memberikan bantuan lunak kepada pihak oposisi yang berperang melawan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Menurut televisi Suriah, ada bocoran dari media AS yang menunjukkan bahwa Yordania memberikan bantukan kepada teroris dan memberikan fasilitas akses kepada pihak teroris untuk masuk ke Suriah. Pemerintah Suriah dan televisi nasional miliknya, menyebut pihak oposisi sebagai teroris.
Bulan lalu, rezim Assad memberikan peringatan kepada Yordania agar tidak turut campur dalam perang Suriah. Mereka memperingatkan bahwa Yordania bermain dengan api karena mengizinkan AS dan negara lain untuk melatih dan mempersenjatai pasukan oposisi di dalam wilayahnya. (faj)
Capek, Brahimi Ingin Mundur sebagai Mediator Konflik Suriah
Kamis, 02 Mei 2013 10:10 wib
Foto : Lakhdar Brahimi (telegraph)
NEW YORK - Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) dan Liga Arab untuk konflik Suriah, Lakhdar Brahimi, bertekad
mengundurkan diri. Brahimi sudah kesal dengan kebuntuan yang muncul
dalam perang saudara yang sudah berlangsung selama dua tahun di Suriah.
Seorang diplomat PBB mengaku, dirinya sudah membujuk Brahimi untuk "bertahan untuk beberapa" hari saja sebelum meninggalkan pekerjaannya sebagai perwakilan PBB dan Liga Arab. Brahimi kemungkinan besar akan ditunjuk sebagai penasihat Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-Moon untuk Suriah. Demikian, seperti diberitakan Reuters, Kamis (2/5/2013).
Diplomat senior asal Aljazair itu ditunjuk langsung untuk menggantikan tugas mantan Sekjen PBB Kofi Annan di Suriah. Dalam kinerjanya, Brahimi terus mencoba menjauhkan diri dari Liga Arab karena Liga Arab mulai berpihak ke oposisi Suriah. Brahimi memandang, tindakan itu jelas merusak netralitas organisasi di Timur Tengah tersebut.
Pemerintah Suriah juga menuduh Brahimi bersikap bias, tepat setelah Brahimi mengkritik respons Pemerintah Suriah kepada oposisi mengenai tawaran dialog. Brahimi turut dikecam karena menyarankan Presiden Bashar al-Assad untuk tidak mencalonkan diri di pemilu.
"Dia (Brahimi) benar-benar bertekad untuk mundur. Dia tampaknya sudah mempersiapkan ini dan menunggu beberapa pekan ke depan, namun seluruh orang yang terlibat dalam masalah ini (Suriah) menginginkannya agar tidak mengundurkan diri," ujar diplomat PBB.
Muncul pula dugaan yang menyebutkan bahwa, Brahimi mundur karena frustrasi dengan kegagalan AS dan Rusia mengatasi perbedaan pandangannya mengenai Suriah. Perseteruan antara dua negara besar itu mengganggu mekanisme di Dewan Keamanan PBB yang akhirnya tidak bisa mengambil tindakan tegas untuk Suriah.
Seperti diketahui, Annan pun memiliki alasan serupa seperti Brahimi ketika mengundurkan diri, Annan merasa frustrasi karena solusi damainya untuk Suriah gagal, dan DK PBB tidak bisa bersatu untuk mengakhiri kekerasan di Suriah.
Ketika dimintai pendapat mengenai kemunduran Brahimi, juru bicara Sekjen PBB Martin Nesirky langsung mengutip pernyataan Brahimi pada April lalu. Brahimi mengatakan, "setiap hari saya terbangun (dari tidur) dan saya rasa, saya harus mundur, saya harus melakukan ini di suatu hari nanti." (AUL)
Seorang diplomat PBB mengaku, dirinya sudah membujuk Brahimi untuk "bertahan untuk beberapa" hari saja sebelum meninggalkan pekerjaannya sebagai perwakilan PBB dan Liga Arab. Brahimi kemungkinan besar akan ditunjuk sebagai penasihat Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-Moon untuk Suriah. Demikian, seperti diberitakan Reuters, Kamis (2/5/2013).
Diplomat senior asal Aljazair itu ditunjuk langsung untuk menggantikan tugas mantan Sekjen PBB Kofi Annan di Suriah. Dalam kinerjanya, Brahimi terus mencoba menjauhkan diri dari Liga Arab karena Liga Arab mulai berpihak ke oposisi Suriah. Brahimi memandang, tindakan itu jelas merusak netralitas organisasi di Timur Tengah tersebut.
Pemerintah Suriah juga menuduh Brahimi bersikap bias, tepat setelah Brahimi mengkritik respons Pemerintah Suriah kepada oposisi mengenai tawaran dialog. Brahimi turut dikecam karena menyarankan Presiden Bashar al-Assad untuk tidak mencalonkan diri di pemilu.
"Dia (Brahimi) benar-benar bertekad untuk mundur. Dia tampaknya sudah mempersiapkan ini dan menunggu beberapa pekan ke depan, namun seluruh orang yang terlibat dalam masalah ini (Suriah) menginginkannya agar tidak mengundurkan diri," ujar diplomat PBB.
Muncul pula dugaan yang menyebutkan bahwa, Brahimi mundur karena frustrasi dengan kegagalan AS dan Rusia mengatasi perbedaan pandangannya mengenai Suriah. Perseteruan antara dua negara besar itu mengganggu mekanisme di Dewan Keamanan PBB yang akhirnya tidak bisa mengambil tindakan tegas untuk Suriah.
Seperti diketahui, Annan pun memiliki alasan serupa seperti Brahimi ketika mengundurkan diri, Annan merasa frustrasi karena solusi damainya untuk Suriah gagal, dan DK PBB tidak bisa bersatu untuk mengakhiri kekerasan di Suriah.
Ketika dimintai pendapat mengenai kemunduran Brahimi, juru bicara Sekjen PBB Martin Nesirky langsung mengutip pernyataan Brahimi pada April lalu. Brahimi mengatakan, "setiap hari saya terbangun (dari tidur) dan saya rasa, saya harus mundur, saya harus melakukan ini di suatu hari nanti." (AUL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar