Selasa, 28 Mei 2013

ADA APA SBY..?? ADA APA DENGAN IRIAN BARAT [PAPUA]..??>> PERMAINAN TANGAN2 JAHAT DARI KELOMPOK PENJAJAH KRIMINAL INTERNASIONAL SELALU MENG-OBOK2 DAN MENJARAH KEKAYAAN DAN KETENTRAMAN NEGARA DANDAN BANGSA YANG TELAH MERDEKA DAN BERDAULAT..??>> ...AWAS !! PERMAINAN PENJAJAH KRIMINAL INTERNASIONAL BERMAIN DENGAN TANGAN KOTOR... DI PAPUA [IRIAN BARAT] >> SEJAK REFORMASI DIGULIRKAN.. PASCA KEJATUHAN SUHARTO YANG JUGA GOOD BOY AS [SANG PENJAJAH KRIMINAL INTERNASIONAL] DAN DITERUSKAN OLEH GUS DUR DAN PENGIKUTNYA.. HINGGA SEKARANG?? SBY Setuju Papua Merdeka Pasca Pilpres 2014? ?? AWAS SBY BERMAIN CURANG DAN BERKHIANAT... TERHADAP BANGSA DAN RAKYAT INDONESIA..?? ...>> Keinginan menjadi merdeka, semakin membara terutama dipicu oleh pernyataan Presiden SBY tahun lalu. Menurut Herman, sudah menjadi rahasia umum di masyarakat Papua bahwa Presiden SBY tidak mau berdialog lagi dengan rakyat Papua. Entah apa alasannya tapi yang pasti SBY sendiri sudah menyatakan setuju Papua merdeka. Syaratnya: nanti setelah SBY tidak lagi menjadi Presiden RI. pemerintahannya. "Kalian boleh merdeka, asalkan jangan di era pemerintahan saya", kata Herman mengutip pernyataan Presiden SBY ketika bertemu dengan para pemimpin agama dari Papua, 11 Desember 2011. Pernyataan yang tidak disampaikan kepada media itu kemudian secara berantai diceritakan oleh para pemimpin gereja Papua yang menemui SBY di Cikeas di ujung tahun 2011 tersebut. Pernyataan Presiden SBY cukup mengejutkan sekalipun ada di antara tokoh Papua masih bertanya-tanya, apakah SBY tidak sedang salah ucap. Herman juga termasuk yang mempertanyakan kebijakan Presiden SBY yang membentuk UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat) yang dipimpin pensiunan jenderal Bambang Darmono (bukan Darsono - red). "Apa tugas dan tujuannya kalau UP4B tidak diberikan dana operasi dan personel yang memadai?" bertanya Herman. Herman juga heran, mengapa pemimpin UP4B tetap diam seribu bahasa? Apakah unit kerja itu memang dibentuk hanya untuk menampung sahabat Presiden SBY agar punya status dan kegiatan? Dengan fakta di atas - sebagai anggota Kaukus Papua, Herman berkesimpulan bahwa persoalan Papua dalam NKRI saat ini memang sengaja dibiarkan oleh rezim Yudhoyono...>>> KENAPA BARU DIUNGKAP SEKARANG... KENAPA TIDAK DISAAT ITU... MASALAH INI DIBUKA..KE PUBLIK..?? >> INI ADA PERMAINAN APA DENGAN SBY....???>> DIA IKUT BERMAIN BLBI-CENTURY-PEMBIARAN PAPUA-KEKACAUAN DISANA-SINI..??>> KENAPA...UCAPAN DI CIKEAS..TIDAK DIBONGKAR OLEH PARA JENDRAL2...PEJUANG INDONESIA..??>> MEREKA DIBAYAR OLEH SIAPA..??>> KENAPA JURNALIS2 DAN MASMEDIA.... BERKHIANAT KEPADA BANGSA INDONESIA..??>> .. BENAR2 ..... ADA ..... KONSPIRASI KEJAHATAN YANG DIATUR DAN ORGANISIR OLEH ANASIR2 JAHAT DAN PENGKHIANAT BANGSA ...... ??>> Keadaannya sangat berbeda dengan situasi saat ini. Tak ada lagi pendekatan seperti yang dilakukan oleh Belanda maupun pasukan anak buah Sarwo Eddhie. Jenderal almarhum ini, merupakan mertua dari Presiden RI periode 2004-2014. Perubahan 180 derajat tersebut, kini semakin membuat rakyat Papua ingin cepat-cepat lepas dari NKRI. Selama 50 tahun rakyat Papua menjadi bagian dari jutaan penduduk Indonesia, sudah tak terhitung nyawa anak Papua yang melayang akibat pembunuhan oleh eksekutor Indonesia yang nota bene merupakan bangsanya sendiri...>>> Menurut Staf khusus Bidang Komunikasi dan Politik Daniel Sparingga, dalam rapat itu SBY mendesak konflik di Papua harus diselesaikan secepatnya dan menyeluruh. Cara penyelesaiannya, diharapkan dengan langka-langkah persuasif. "Arahan tentang Papua adalah bapak Presiden tetap mengutamakan langkah-langkah untuk melanjutkan perdamaian yang abadi," ujar Daniel Sparingga di depan komplek Puri Cikeas Bogor Jawa Barat, Minggu (24/2). Selain mengutamakan langkah perdamaian, SBY mendesak pemerintah bersama pemda setempat mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan warga Papua. "Di samping mendorong usaha-usaha untuk melakukan peningkatan kesejahteraan umum dan sambil memelihara keamanan," jelasnya...>>



AWAS !! PERMAINAN PENJAJAH KRIMINAL INTERNASIONAL BERMAIN DI PAPUA [IRIAN BARAT] 

SEJAK REFORMASI DIGULIRKAN.. PASCA KEJATUHAN SUHARTO YANG JUGA GOOD BOY AS [SANG PENJAJAH KRIMINAL INTERNASIONAL] DAN DITERUSKAN OLEH GUS DUR DAN PENGIKUTNYA.. HINGGA SEKARANG?? 

SBY Setuju Papua Merdeka Pasca Pilpres 2014? 

AWAS SBY BERMAIN CURANG TERHADAP BANGSA DAN RAKYAT INDONESIA..?? 

 

 

 
 
Herman Dogopia, belum lahir ketika seluruh wilayah Papua dan Papua Barat dijajah Belanda hingga th. 1963. Tetapi dari ceritera orangtua dan kakeknya, Belanda bukanlah bangsa penjajah bagi rakyat Papua,

Mengapa? Karena Belanda, dalam memperlakukan rakyat Papua selalu melakukan pendekatan dengan cara kasih dan persaudaraan.

Belanda, di dalam membangun Irian Barat - nama seluruh Papua ketika itu, melakukan dengan perencanaan jelas. Setiap kota memiliki peruntukan. Ada kota pendidikan, kota dagang, kota wisata, kota budaya, dan kota pemerintahan. Dan yang mengesankan, ratusan tahun Belanda menjajah Papua, selama itu tak satu pun peluru yang mereka gunakan untuk membunuh rakyat Papua. Pelanggaran HAM oleh Belanda hanyalah karena penjajah itu tidak mempersiapkan atau mengizinkan wilayah itu menjadi negara merdeka.

Pelanggaran HAM memang belum menjadi sebuah istilah populer di era Belanda. Namun menghadapi rakyat Papua yang melakukan pelanggaran hukum yang ditetapkan pemerintah Belanda, selalu diselesaikan melalui hukum. Konkritnya walaupun ada rakyat yang melakukan pelanggaran, seberat apapun kategori pelanggarannya, solusi hukum tidak dengan eksekusi mati.

Ketika Herman masih berbentuk seorang anak "ingusan" baru mulai belajar abjad dan bahasa Indonesia, ia mengalami periode – yang orangtua dan kakeknya melakukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia.

Pada 1969, ketika Papua baru enam tahun kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, sejumlah laki-laki rakyat Papua masuk ke hutan. Mereka tidak puas dan mempertanyakan manfaat dari Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) yang dibentuk oleh PBB dan hasilnya menguntungkan Indonesia.
Menghadapi 'pemberontakan' itu, TNI yang dipimpin Brigjen Sarwo Eddhie Wibowo (kini almarhum), menerjunkan pasukan TNI ke sejumlah tempat yang menentang Pepera.

Yang mengesankan sehingga tak bisa dilupakan Herman Dogopio, anak buah almarhum Sarwo Eddhie itu, tidak pernah bertindak kasar apalagi membunuh sekalipun yang mereka temui orang Papua yang membenci Indonesia.

Keadaannya sangat berbeda dengan situasi saat ini. Tak ada lagi pendekatan seperti yang dilakukan oleh Belanda maupun pasukan anak buah Sarwo Eddhie. Jenderal almarhum ini, merupakan mertua dari Presiden RI periode 2004-2014.
Perubahan 180 derajat tersebut, kini semakin membuat rakyat Papua ingin cepat-cepat lepas dari NKRI. Selama 50 tahun rakyat Papua menjadi bagian dari jutaan penduduk Indonesia, sudah tak terhitung nyawa anak Papua yang melayang akibat pembunuhan oleh eksekutor Indonesia yang nota bene merupakan bangsanya sendiri.
Anak bangsa dibunuh oleh bangsa sendiri.

"Hampir tak satu persoalan yang tidak diselesaikan dengan cara kekerasan, termasuk pembunuhan. Sehinga menjadi pertanyaan di kalangan kami, apa arti kemerdekaan dalam bingkai NKRI", keluh Herman Dogopia, anggota Kaukus Papua dalam perbincangan dengan INILAH.COM di Jakarta baru-baru ini. Perbincangan dipicu oleh adanya perkembangan politik terbaru yang kental dengan keinginan memisahkan Papua dari NKRI.

OPM (Organisasi Papua Merdeka) pertengahan April lalu mendapat izin dari pemerintah kota Oxford di Inggeris untuk memiliki perwakilannya di kota tersebut. Pembukaan kantor perwakilan itu secara de facto merupakan pengakuan Inggris atas OPM.

Menurut Herman, Kaukus Papua langsung mersepons dan mengundang pejabat terkait untuk membahas masa depan Papua dalam bingkai NKRI. Tetapi hasil pembicaraan atau diskusi dengan Kaukus Papua, tidak sama dengan penerapannya di lapangan .

Herman, ataupun para anggota Kaukus, yakin sekalipun secara diplomatis Inggeris selalu menyatakan tetap mengakui kedaulatan Indonesia atas Papua. Tetapi, menurut dia Inggris bahkan negara manapun yang memahami perlakuan Indonesia atas rakyat Papua akan selalu berpihak kepada gerakan anti Indonesia.

Herman yang sehari-hari bekerja di Jakarta bahkan sudah menjadi anggota salah satu partai peserta Pemilu 2014 tanpa ragu menegaskan dengan agresifitas OPM, kemerdekaan Papua, terpisah dari NKRI tinggal soal waktu. Kemerdekaan itu sudah ditunggu sebab pada hakekatnya seluruh rakyat Papua saat ini sudah menjadi pendukung OPM.

Sejujurnya, tutur Herman Dogopio, gerakan apapun yang dilakukan pentolan OPM saat ini dan ke depan, akan selalu didukung oleh semua rakyat Papua. Banyak yang diam-diam, tetapi seperti pepatah tua, diam itu emas (silent is golden). Begitulah sejatinya sikap masyarakat Papua dewasa ini.

"Saya berani bertaruh, sekalipun dia pejabat, mendapatkan perlakuan istimewa dari pemerintah Jakarta, tetapi darah dan jantung mereka sudah berubah menjadi anggota atau pendukung OPM", katanya.

Alasannya sangat sederhana. Pemerintah Indonesia yang mengendalikan Papua secara remote dari Jakarta, tidak pernah mau melakukan dialog sehingga tidak paham atas keadaan sebenarnya.

Ia selalu terkenang dengan almarhum Gus Dur. Presiden ke-4 RI itu, bersedia membuka dialog dengan pemimpin OPM, termasuk merubah nama daerah itu dari Irian Jaya menjadi Papua. Pertanyaan yang membayangi masyarakat Papua, mengapa dengan GAM (di Aceh) pemerintah bersedia membuka dialog, tapi dengan OPM, tidak bersedia?

Herman mengakui eskalasi atas keinginan untuk merdeka sempat meredup. Tapi kemudian membara lagi setelah pemimpin OPM, Theys Eluay dibunuh atau terbunuh. Pada 11 Nopember 2001 ia ditemukan tewas di dalam mobilnya yang berada di luar kota Jayapura.

Keinginan menjadi merdeka, semakin membara terutama dipicu oleh pernyataan Presiden SBY tahun lalu. Menurut Herman, sudah menjadi rahasia umum di masyarakat Papua bahwa Presiden SBY tidak mau berdialog lagi dengan rakyat Papua. Entah apa alasannya tapi yang pasti SBY sendiri sudah menyatakan setuju Papua merdeka. Syaratnya: nanti setelah SBY tidak lagi menjadi Presiden RI. pemerintahannya.
"Kalian boleh merdeka, asalkan jangan di era pemerintahan saya", kata Herman mengutip pernyataan Presiden SBY ketika bertemu dengan para pemimpin agama dari Papua, 11 Desember 2011.

Pernyataan yang tidak disampaikan kepada media itu kemudian secara berantai diceritakan oleh para pemimpin gereja Papua yang menemui SBY di Cikeas di ujung tahun 2011 tersebut.

Pernyataan Presiden SBY cukup mengejutkan sekalipun ada di antara tokoh Papua masih bertanya-tanya, apakah SBY tidak sedang salah ucap. Herman juga termasuk yang mempertanyakan kebijakan Presiden SBY yang membentuk UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat) yang dipimpin pensiunan jenderal Bambang Darmono (bukan Darsono - red).
"Apa tugas dan tujuannya kalau UP4B tidak diberikan dana operasi dan personel yang memadai?" bertanya Herman.

Herman juga heran, mengapa pemimpin UP4B tetap diam seribu bahasa? Apakah unit kerja itu memang dibentuk hanya untuk menampung sahabat Presiden SBY agar punya status dan kegiatan? Dengan fakta di atas - sebagai anggota Kaukus Papua, Herman berkesimpulan bahwa persoalan Papua dalam NKRI saat ini memang sengaja dibiarkan oleh rezim Yudhoyono.


Ia masih bisa tersenyum sekalipun dengan senyum kecut, sebab berbagai masalah yang dibiarkan oleh rezim saat ini, ternyata bukan hanya persoalan Papua.

Sebuah pembiaran yang berisiko. Tapi apa mau dikata. "Don't Cry For Me Papua .” [mor]

Sumber : www.inilah.com; Senin, 20 Mei 2013

SBY janjikan perdamaian secepatnya di Papua

Reporter : Nurul Julaikah

 




Hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengadakan rapat di kediamannya di Cikeas, Bogor. SBY mengundang seluruh staf khusus, Menkopolhukam Djoko Suyanto dan Mensesneg Sudi Silalahi.

Rapat berlangsung sejak sore tadi dan berlangsung tertutup.

Menurut Staf khusus Bidang Komunikasi dan Politik Daniel Sparingga, dalam rapat itu SBY mendesak konflik di Papua harus diselesaikan secepatnya dan menyeluruh. Cara penyelesaiannya, diharapkan dengan langka-langkah persuasif.

"Arahan tentang Papua adalah bapak Presiden tetap mengutamakan langkah-langkah untuk melanjutkan perdamaian yang abadi," ujar Daniel Sparingga di depan komplek Puri Cikeas Bogor Jawa Barat, Minggu (24/2).

Selain mengutamakan langkah perdamaian, SBY mendesak pemerintah bersama pemda setempat mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan warga Papua.

"Di samping mendorong usaha-usaha untuk melakukan peningkatan kesejahteraan umum dan sambil memelihara keamanan," jelasnya.


Seperti diketahui, sekelompok orang tak dikenal menembak 8 prajurit TNI dan empat warga sipil di Jayapura, Papua. Jasad 12 korban baru dievakuasi dari Sinak, Papua dengan menggunakan dua helikopter TNI jenis MI 17 pada Minggu pukul 09.20 WIT. Evakuasi ini sempat tertunda tiga hari karena cuaca buruk dan helikopter yang ditembaki.

5 Jenazah TNI korban penembakan di Papua tiba di Makassar

Reporter : Andi Angelina

http://m.merdeka.com/peristiwa/12-korban-serangan-bersenjata-di-papua-berhasil-dievakuasi.html





Jenazah lima prajurit TNI korban penembakan orang tak dikenal di pos Sinak, Mulia Puncak Jaya, Papua tiba di bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Minggu (24/2) sekitar pukul 17.00 Wita. Mereka diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA-655dari Jaya Pura.

Diterima di pelataran cargo, jenazah disambut dengan upacara militer, kelima jenazah masing-masing Sertu Frans Hera langsung diberangkatkan menuju desa Langsa, Kecamatan Gandasil, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel, menggunakan ambulans Rumah Sakit (RS) Pelamonia Makassar.

Selain jenazah Frans, keempat jenazah lainnya juga transit di bandara internasional Sultan Hasanuddin dan akan diberangkatkan menuju kampung halamannya yakni, Praka Jojon Miharja NRP 21030707300582 Jab Tabak SO Ru 3 Ton Pimu Kima Yonif 753/AVT, untuk sementara dibawa ke RS Pelamonia, rencananya akan diterbangkan ke Kendari pada Senin (25/2) sekitar pukul 10.30 Wita menggunakan pesawat Garuda 604.

Selanjutnya, Sertu M Udin, NRP 21060164921185, jabatan Bamin Wanmil Ramil 1714-05/Mulia, akan diberangkatkan ke Surabaya dengan menggunakan pesawat Lion dengan nomor penerbangan JT 701, sekitar pukul 20.30 Wita malam ini.

Demikian juga dengan Sertu Ramadhan Hamang, NRP 21070543850586, almarhum yang menjabat sebagai Danru SMR Ton II Kipan A Yonif 753/AVT, jenazah di berangkatkan pukul 18.00 Wita ke kampung Meleset Kelurahan Namosain, Kecamatan Alak, Kota Kupang dan Sertu Ebie Juliana yang menjabat sebagai Batih Tuud Ramil 1714-10/Mulia, juga telah diberangkatkan menuju Bandung, jenazah diberangkatkan pukul 18.00 Wita dengan pesawat Garuda.

Minggu, 24 Februari 2013 08:57:48

12 Korban serangan bersenjata di Papua berhasil dievakuasi

Reporter : Ramadhian Fadillah

http://m.merdeka.com/peristiwa/12-korban-serangan-bersenjata-di-papua-berhasil-dievakuasi.html

 





12 Korban penembakan kelompok sipil bersenjata berhasil dievakuasi dari Sinak, Papua dengan menggunakan dua helikopter TNI jenis MI 17 pada Minggu pukul 09.20 WIT. Evakuasi ini sempat tertunda tiga hari karena cuaca buruk dan tembakan dari kelompok bersenjata.

Ke 12 korban yang berada dalam heli tersebut saat ini menuju Bandara Sentani, Jayapura. Dari 12 korban tersebut, 11 di antaranya tewas dan tujuh korban merupakan anggota TNI. Demikian dikutip antara.

Sebelumnya pihak sipil bersenjata memberondong pos TNI di Sinak dan Tingginambut, 8 personel TNI dan 4 warga sipil tewas, Kamis (24/2).

Pada Jumat (25/2), TNI mengirimkan Pesawat Helly Puma SA-330 dengan Nomor ekor HT-3318 untuk evakuasi. Tetapi pesawat ini ditembaki. Kru pesawat luka-luka dan kaca samping tertembus peluru. Heli memutuskan meninggalkan lokasi evakuasi di Helipad Lapangan Koramil Distrik Sinak Mulia Kabupaten Puncak Jaya.
(mdk/ian)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar