Skandal BLBI
Mega Skandal BLBI- IMF- Singapura dan Money Laundering http://www.islamtimes.org/vdciwuarzt1aqr2.k8ct.html
Islam
Times- Saat ini berbagai upaya mencari jalan pelunasan tunggakan BLBI
dari para pemegang saham bank eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) yang berada di luar negeri, terutama di Singapura, terus
dilakukan.
BLBI merupakan program BI yang dirancang Pemerintah Indonesia bersama Dana Moneter Internasional (IMF) sebagaimana tertuang dalam Memorandum of Economic and Financial Policies (MEFP) untuk membantu bank-bank swasta nasional mendapatkan dana likuiditas pada saat krisis moneter menimpa Indonesia tahun 1998 silam.
Kasus dana BLBI telah menjadi batu sandungan pemulihan ekonomi nasional dulu, saat ini, dan masa yang akan datang. Skandal BLBI merupakan malapetaka keuangan negara yang kerugiannya tidak terkira dalam sejarah keuangan negara Republik Indonesia. Kerugian itu kini semakin besar karena penanganannya berlarut-larut.
Drama persoalan BLBI semakin jelas setelah pada Desember 1997 atau sebulan setelah keputusan pemerintah melikuidasi 16 bank swasta terjadi kebakaran di Gedung A Bank Indonesia. Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) menduga ada unsur kesengajaan di situ. Kasus ini semakin memperjelas adanya konspirasi di balik peristiwa tersebut, karena di Gedung BI yang terbakar itu terdapat sebagian besar dokumen dari 16 bank yang dilikuidasi (BDL).
Setelah keputusan likuidasi itu, banyak dokumen bank yang tercecer. Setelah ditutup, baru dokumen 16 bank itu diurus oleh Tim Likuidasi yang dibentuk BI dan beranggotakan wakil dari masing-masing bank yang bersangkutan. Karena tugasnya, BI kemudian membawa sebagian dokumen itu untuk disimpan di BI sampai akhirnya terbakar.
Saat ini berbagai upaya mencari jalan pelunasan tunggakan BLBI dari para pemegang saham bank eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang berada di luar negeri, terutama di Singapura, terus dilakukan.
Pengejaran itu dilakukan karena nilai tunggakan yang sudah dijamin aset sitaan Departemen Keuangan jauh lebih kecil ketimbang tagihan yang sudah dibayar secara tunai atau dengan aset. Jika nilai aset yang dijaminkan para obligor masih lebih rendah dari tunggakannya, maka pemerintah, dalam hal ini Departemen Keuangan, akan meminta mereka menyerahkan aset lagi.
Namun sialnya, banyak obligor yang mengemplang hutang (tidak mau bayar) hingga detik ini. Tidak sedikit yang lari keluar negeri demi menghindari jeratan hukum.
Tetapi, ada juga yang diam-diam
sudah menikmati dan kembali menjadi pengusaha dan pejabat yang dihormati
(sebagaimana yang dituduhkan kepada Fadel Muhammad, mantan Gubernur
Gorontalo yang merupakan eks pemilik Bank Intan).
Inpres No. 8 tahun 2002 tentang Realese and Discharge atau Pemberian Jaminan Kepastian Hukum Kepada Debitur yang telah menyelesaikan kewajibannya berdasarkan Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham, sehingga Kejaksaan menghentikan proses penyidikan (SP 3) terhadap sedikitnya 10 tersangka korupsi BLBI pada tahun 2004 karena telah mendapat Surat Keterangan Lunas (SKL) dari BPPN. Padahal, di balik SKL ini masih tersimpan banyak misteri yang tetap perlu disidik dan digugat kembali. [IT/MK]
Inpres No. 8 tahun 2002 tentang Realese and Discharge atau Pemberian Jaminan Kepastian Hukum Kepada Debitur yang telah menyelesaikan kewajibannya berdasarkan Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham, sehingga Kejaksaan menghentikan proses penyidikan (SP 3) terhadap sedikitnya 10 tersangka korupsi BLBI pada tahun 2004 karena telah mendapat Surat Keterangan Lunas (SKL) dari BPPN. Padahal, di balik SKL ini masih tersimpan banyak misteri yang tetap perlu disidik dan digugat kembali. [IT/MK]
Pemilu Indonesia
Caleg Artis dan Pengusaha Karbitan Rusak Demokrasi
http://www.islamtimes.org/vdceww8w7jh8p7i.rabj.html
Islam
Times- Pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit
mengatakan kader partai politik yang dipersiapkan secara paksa atau
"karbitan" merugikan partai tersebut dan juga melemahkan sistem
demokrasi yang sedang dibangun di Indonesia.
Banyaknya kalangan artis dan pengusaha yang menjadi kader partai dan mencalonkan diri menjadi calon legislatif, menghawatirkan nasib bangsa dan rakyat ini kedepan. Bagaimana tidak? Karena mereka sebenarnya kader “karbitan” yang instan dan bukan kader partai yang sudah dipersiapkan partai dengan baik jauh-jauh hari sebelumnya.
Artis dijadikan kader karena kepopulerannya karena sering tampil di publik sedangkan pengusaha diterima partai kerena uangnya.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit mengatakan kader partai politik yang dipersiapkan secara paksa atau "karbitan" merugikan partai tersebut dan juga melemahkan sistem demokrasi yang sedang dibangun di Indonesia.
"Loyalitasnya diragukan karena mereka masuk asal-asalan sehingga tidak ada ideologi di dalamnya tetapi berdasarkan kepentingan untuk mencari keuntungan," kata Arbi Sanit di Jakarta, Selasa (7/5).
Lebih jauh Arbi Sanit mengatakan, kader karbitan hanya akan membuat partai mati karena tidak adanya sikap setia dan tidak komitmen terhadap perintah parpol. Kader tersebut menurut dia berpikiran untuk mendapatkan keuntungan dan perlindungan dari partai tanpa ada niat untuk mengembangkan lembaga tersebut.
"Mereka juga dieksploitasi partai karena mereka diwajibkan memberikan sumbangan berupa dana. Karena itu faktor pendanaan dan popularitas menjadi faktor bagi partai untuk merekrut mereka," ujarnya.
Sistem pengkaderan partai yang tidak berjalan dengan baik melahirkan jalan pintas dengan mengambil kader dari partai lain atau pun non-politisi. Sistem pengkaderan partai demikian tidak berdasarkan pembelajaran nilai-nilai berpolitik dalam konteks demokrasi tetapi pada kepentingan sesaat saja.
Arbi Sanit menilai, fenomena kader "karbitan" tersebut berimplikasi negatif pada sistem demokrasi yang sedang dibangun Indonesia. Demokrasi yang dijalankan merupakan sistem yang tidak substansial dan tidak mengakar tetapi hanya demokrasi kepura-puraan. Partai digunakan untuk mendapatkan keuntungan semata tidak untuk demokrasi dan partai. (IT/sa)
BACALAH INI...????!!
HATI2 BANYAK IDE2 POLITIK BERSAYAP..DAN BISA MENJERUMUS-KAN..??!!
INILAH INDONESIA BUKTI DARI KEPEMIMPINAN SUHARTO DKK DAN HINGGA KINI....TELAH TAK MEMILIKI PEMIMPIN YANG BERKAPASITAS..DAN HANYA ORANG2 DEGIL DAN KORUP...
HATI2...ISINYA BISA MENJERUMUS- KAN BANGSA..??!!
[jakarta] perjanjian eks-tradisi antara indonesia dan singapura tidak akan pernah bisa tercapai, jika indonesia ti-dak meratifikasi defence coo-peration agreement (dca) dengan negara itu. “meski saya tak lagi men-jabat di pemerintahan, namun saya menilai, jika dca itu ti-dak disetujui oleh dpr, maka dipastikan singapura pun ti-dak akan menyetujui perjanji-an ekstradisi itu,” kata mantan duta besar singapura untuk indonesia, barry desker da-lam perbincangan dengan sp di hotel grand hyatt, jakarta, minggu (26/6).
“singapura ingin perjanjian itu satu paket dengan dca, sementara indonesia tidak mau,” ucap chairman bakrie professorship di singapura itu. menurutnya, jika indonesia meratifikasi perjanjian ker-ja sama pertahanan itu, maka singapura pasti akan meratifikasi perjanj ian ekstradisi . “karena tidak ada keuntungan untuk singapura, hanya indonesia yang diuntungkan. perjanjian ini kan paket, jadi kalau satu perjanjian digugurkan, maka yang satu lagi juga gugur. kalau dua-duanya diterima, maka itu menguntung-kan kedua negara,” jelasnya. diakui barry, hal ini memang persoalan pelik. namun, pemaketan itu merupakan hal wajar dan sebanding. “indonesia ingin ekstradisi, singapura ingin tempat untuk bisa latihan militer. memang berat bagi indonesia, tapi perjanjian eks-tradisi juga berat bagi singapura. jadi ini seimbang,” ucapnya. pada 2007 silam, perjanji-an ekstradisi antarkedua nega-ra telah dilakukan di istana tampaksiring, bali, oleh men-lu ri dan menlu singapura dengan disaksikan presiden susilo bambang yudhoyono dan pm lee hsien loong.
namun, dpr belum meratifikasi perjanjian tersebut, karena ter-nyata perjanjian itu dibuat satu paket dengan dca, yang di dalamnya terdapat beberapa pasal yang dinilai merugikan indonesia. dalam dca itu, singapura meminta daerah untuk tempat latihan militer dan latihan pe-rang di baturaja, sumatera selatan. selain itu, singapura juga meminta akses yang lebih luas di wilayah udara indonesia. mengenai banyaknya koruptor indonesia yang lari ke singapura, barry menilai hal itu sebagai kesalahan indonesia. “memang benar banyak orang indonesia yang melarikan diri ke singapura, namun mereka datang ke singapura dengan paspor yang sah,” ucap barry. menurut dia, kelemahan ada di indonesia sendiri yang tidak mencabut paspor para koruptor itu. “jika mereka datang ke singapura dengan paspor yang legal, maka singapura tidak mungkin menolaknya. menurut perjanjian asean, singapura harus menerima mereka dan tidak bisa menolak. kecuali paspor mereka telah ditarik oleh pemerintah in-donesia, maka singapura ber-salah,” jelasnya. barry mengambil contoh kasus nazaruddin dan nunun nurbaeti yang sedang hangat diperbincangkan di tanah air. “kedua orang tersebut belum dicekal di indonesia, sehingga mereka bisa ke singapura.
bahkan mereka juga bisa pergi ke luar singapura, seperti nunun yang telah keluar dari singapura,” ucap duta besar singapura untuk indonesia pa-da 1986-1993 tersebut. namun, menurut barry, meski perjanjian ekstradisi belum terwujud, pemerintah singapura pasti akan membantu kepulangan koruptor tersebut, jika ada dokumen-dokumen yang lengkap dan dianggap valid oleh mahkamah singapura. “dari dulu singapura mengirim kembal i orang-orang indonesia, jika memang ada dokumen yang cukup kuat yang bisa diterima di mahkamah singapura,” ucap dekan s rajaratnam school of international studies tersebut.
mengenai aset koruptor indonesia di singapura yang mencapai us 87miliar, barry menyangkalnya. “saya kira itu salah. di singapura, total foreign holding kurang lebih us 720 miliar. indonesia kurang lebih hanya dua sampai tiga persen saja dari angka itu,” ucapnya. menurutnya, harta para koruptor indonesia justru lebih banyak disimpan di swiss yang sistemnya lebih mudah. [yhd/l-8] dca kunci perjanjian ekstradisi dengan singapura senin, 27 juni 2011 presiden pukul 15.00 wib - menerima menteri urusan islam, dakwah, wakaf dan bimbingan arab saudi. pukul 15.30 wib - peresmian sarana dan prasarana dewan dakah islamiyah indonesia. wakil presiden pukul 11:00 wib - menerima tim independen reformasi birokrasi nasional. pukul 15:00 wib - rapat pleno tim nasional percepatan penanggulangan kemiskinan (tnp2k).
politik & hukum 2 agenda istana suara pembaruan senin, 27 juni 2011 [jakarta] untuk menaikkan kembali citra kepemimpinan, presiden susilo bambang yudhoyono (sby) perlu melakukan sejumlah terobosan. salah satunya adalah me-nyelesaikan kasus-kasus besar yang belum tuntas, seperti ka-sus bank century dan berba-gai kasus korupsi. pengamat politik dari uni-versitas gadjah mada (ugm) aagn ari dwipayana me-ngemukakan, tidak ada jalan lain bagi presiden sby selain fokus kepada pekerjaannya. karena dalam sistem presi-densial, presiden adalah pemimpin penyelenggaraan negara tertinggi. presiden sby, sambung-nya, harus fokus, misalnya yang terkait dengan pembe-rantasan korupsi dan menang-gulangi kemiskinan. karena kedua hal itu sangat berhu-bungan. “ada tiga hal yang harus dilakukan presiden sby yakni, menuntaskan pekerja-annya, kurangi atau bahkan berhenti mengeluh, serta harus benar-benar in charge atau memimpin langsung. jangan bentuk satgas atau berbagai lembaga ad hoc. presiden ja-ngan takut mengambil risiko yang memang harus dilakukan presiden secara langsung,” te-gas ari ketika dihubungi sp, senin (27/6).
menurutnya, presiden sby perlu meninggalkan warisan monumental dari sisi ke-pemimpinan. karena yang di-lakukan adalah bekerja dengan waktu, menuntaskan semua pekerjaan rumah, dan ja-ngan membuat pekerjaan ru-mah lagi untuk pemimpin ber-ikutnya. sementara itu, direktur lembaga survei indonesia (l-si) network sunarto cipto harjono mengatakan, tinggal dua tahun lagi masa efektif sby sebagai presiden, juni 2011-juni 2013. karena setelah juni 2013, para menteri dan partai koalisi akan sibuk mempersiapkan pemilu 2014. “oleh karena itu, presiden sby perlu sebuah big bang, sebuah success story baru untuk mengangkat kembali citra kepemimpinannya. jika tidak, presiden sby akan meng-ulangi nasib megawati pada tahun 2004, yang ketika itu tak mampu mendongkrak partainya sendiri,” kata sunarto di jakarta, minggu (26/6).
empat faktor dipaparkan, berdasarkan survei yang dilakukan lsi network pada 1-7 juni 2011 dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang, serta margin of error 2,9 persen, didapati bahwa ada empat penyebab menurunnya citra kepemimpinan presiden sby. pertama, semakin banyak kasus besar nasional yang tidak tuntas di bawah kepemimpin-an presiden sby . kedua, presiden sby terlalu reaktif atas kasus yang menyerang dirinya pribadi. ketiga, presiden sby dianggap tidak memiliki operator politik yang tangguh untuk membantunya menuntaskan masalah. absennya operator politik itu adalah pilihan dari presiden sby sendiri, contohnya setgab partai koalisi yang kurang solid dan bersatu dalam bekerja untuk mengoperasikan kebijakan presiden sby . keempat, berkembangnya kasus dugaan korupsi di tempat presiden sby sendiri, yakni partai demokrat, terkait dengan kasus nazaruddin dan petinggi lain yang diduga terlibat kasus korupsi. itu bukan saja merusak citra antikorupsi presiden sby, tapi juga membuat publik meragukan kemampuan presiden sby .
dari hasil survei tersebut, dikemukakan, menunjukkan bahwa masyarakat menilai kinerja presiden sby menurun hingga di bawah 50 persen. angkanya turun 9,5 persen di-bandingkan survei pada ja-nuari 2011, yakni dari 56,7 persen menjadi 47,2 persen. diuraikan, kepuasan pemilih atas kinerja presiden sby di kota sebesar 38,9 persen, sedangkan di desa masih lebih tinggi, yakni 52,5 persen. be-gitu juga dengan tingkat kepuasan yang dirasakan ka-langan berpendidikan lebih tinggi yang hanya 39,5 persen, sedangkan untuk tingkat pen-didikan smp ke bawah di atas 50 persen.
menurutnya, penurunan terhadap tingkat kepuasan ter-hadap kepemimpinan presi-den sby berpotensial menu-run terkait dengan kasus tki ruyati yang dipancung di arab saudi. [d-12] popularitas terus anjlok ditunggu t erobosan sby pertahankan kebinekaan wakil ketua mpr melani leimena suharli menyatakan, kebinekaan merupakan anugerah yang mesti dipertahankan. “kebinekaan itu merupakan sesuatu yang amat penting. apalagi, kebinekaan itu merupakan salah satu dari empat pilar kebangsaan,” katanya kepada sp seusai menerima gelar kekerabatan keraton surakarta hadiningrat, di jakarta, minggu (26/6).
melani mendapat gelar kanjeng raden ayu adipati yang langsung diberikan oleh paku buwono xiii sinuhun tedjokusumo. berdasarkan hitungan hari menurut penanggalan jawa, pemberian ini bertepatan dengan minggu kliwon. arti hari minggu kliwon adalah lakuning lebu katiyup angin. artinya, selalu terlihat baik dan terhormat di depan umum. sebagai wakil ketua mpr, melani mengatakan, masyarakat harus melestarikan kebudayaan nusantara. “kita harus menggali kebudayaan nusantara, sehingga kebudayaan bangsa menjadi perekat yang kuat bagi masyarakat kita. jangan sampai, kebudayaan indonesia malah diklaim milik negara lain,” katanya. pemberian gelar oleh keraton surak-arta hadiningrat bi-sa dimaknai sebagai ajakan untuk melestarikan budaya bang-sa. “para tokoh memiliki tanggung jawab moral untuk ikut melestarikan dan mem-promosikan budaya bang-sa,” katanya. [w-12] sp/charles ulag melani leimena suharli [jakarta] seluruh kader partai demokrat (pd) yang sedang terjerat kasus, sebaik-nya dinonaktifkan. sejumlah nama anggota demokrat yang disebut-sebut oleh na-zaruddin juga sebaiknya dinonaktifkan. “tanpa terkecuali, semuanya harus diberi sanksi dan dinonaktifkan,” kata ketua dpp partai demokrat ruhut sitompul di jakarta, minggu (26/6).
pemberian sanksi kepada nazaruddin disambut baik oleh ruhut. namun, menurutnya, jangan hanya nazaruddin saja yang diberi sanksi. “saya usulkan selain nazaruddin yang telah diberi sanksi, anggota-anggota lain juga harus diberi sanksi. misalnya, andi nurpati dan seluruh kader demokrat yang namanya disebutsebut oleh nazaruddin. sementara itu, pengamat politik dari universitas indonesia (ui) andrinof a chaniago mendukung wacana pemecatan terhadap kader pd yang bermasalah. menurutnya keberadaan kader-kader itu mengganggu dan merusak citra partai.
“kalau mau supaya pd tetap besar, maka harus berani mengambil tindakan. jangan gamang dan ragu,” kata andrinof di jakarta, senin (27/6). [yhd/r-14] pecat kader partai demokrat bermasalah dok id barry desker komunitas yang kecewa contoh kasus hal yang tidak tuntas komunitas hak asasi manusia (ham) pembunuhan munir presiden sby memerintahkan menuntaskan kasus munir. tapi sampai hari ini tidak terjawab siapa dalang pembunuhannya komunitas politik bail out rumor yang beredar masih tidak terjawab bank century mengenai kemungkinan ada dana bank century yang mengalir ke partai dan capres 2009 komunitas pro keberagaman kasus pembunuhan presiden sby memerintahkan ormas yang acapkali agama dan pluralisme aktivis ahmadiyah melakukan kekerasan atas nama agama dibubarkan, tapi tidak ada realisasi sampai hari ini komunitas anti korupsi kasus nazaruddin presiden sby berjanji memimpin sendiri perang dan petinggi atas korupsi.
tapi, kini ada kasus korupsi di partai demokrat “rumah” presiden sby sendiri, yakni nazaruddin, yang tidak tuntas kasus-kasus yang tidak tuntas (sby kuat di wacana, lemah di eksekusi) contoh kasus periode terlalu reaktif atas pesan singkat yang menyerang pribadinya juni 2011 (dari pihak yang mengaku sebagai nazaruddin) curhat tentang gaji sebagai presiden yang belum naik selama 7 tahun januari 2011 curhat mengenai dirinya direpresentasikan sebagai kerbau februari 2010 dalam aksi demonstrasi presiden sby dianggap terlalu reaktif sumber: lingkaran survei indonesia (lsi) network, juni 2011 yosye hamid</Page> ..http://www.suarapembaruan.com/pages/e-paper/2011/06/27/files/search/searchtext.xml
9 May 2013 09:28:05
Bukan Tiga Penjahat
30 Apr 2013 12:47:08
MENJADI PENJAHAT ATAW BUKAN.... ADALAH PILIHAN.....??!!
Ilustrasi (Foto: Aktual.co/Istimewa)
http://www.aktual.co/tatapredaksi/124548bukan-tiga-penjahat
Tatap Redaksi kali ini bukan bermaksud mengungkit kisah aib pembangkangan polisi terhadap perintah Presiden, tetapi sekedar mengenang suatu percakapan dengan Rudi, panggilan akrab Kapolri asal Makassar yang hanya sempat menjabat satu tahun itu.
Rudi pernah menuturkan, di dunia ini ada tiga macam penjahat. Pertama penjahat bodoh, yang diketahui khalayak sebab terbukti bisa ditangkap, diadili, dan dihukum. Kedua penjahat pintar, yang tak pernah diketahui kejahatannya oleh khalayak, karena lihai mampu lama bersembunyi di balik dandanan dan citra diri yang santun bersih tanpa dosa. Padahal, dosa dan kebusukannya sangat bejibun. Ketiga, penjahat yang belum juga jahat, akibat belum mendapat kesempatan berbuat kejahatan.
Percakapan pada awal 2001 dengan Rudi itu tidak selesai di situ. Karena, Rudi pasti masih ingat, saya sempat menyatakan masih ada lagi penjahat yang keempat. “Siapa itu?” tanya Rudi. Saya jawab, “Ya saya.” Karena sebagai calon penjahat (setiap manusia siapa pun sama saja) saya meski beroleh kesempatan, tapi saya memilih untuk tetap tak mau berbuat kejahatan. Rudi meski kemudian coba mendebat, tapi dia sempat terhenyak.
Jadi, faktor utama pembeda antara penjahat dan bukan penjahat, adalah pilihan. Pilihan kita untuk mau jadi penjahat pertama, penjahat kedua, penjahat ketiga, atau penjahat yang keempat. Bukankah setiap manusia diberi hak untuk memilih? Termasuk memilih untuk menjadi munafik atau penghianat. Menjadi satria, sengkuni, atau cakil? Menjadi seperti Kartini, Sarinah, atau Inggit? Semua pilihan memiliki konsekuensi masing-masing.
Nah, tentang kisah Boediono wakil presiden kita yang kini ramai dihebohkan karena dugaan skandal “pembobolan” perbankan. Juga tentang aib di kalangan penegak hukum, khususnya kepolisian yang lagi-lagi tercium bau busuknya setelah skandal simulator.
Kali ini skandal dalam pengadaan sarana prasarana teknologi informasi yang menjadi backbone
dalam pelaksanaan fungsi kepolisian, serta mangkirnya jenderal polisi
bintang tiga Susno Duadji dari eksekusi kejaksaan, mirip kisah degradasi
dari para penjahat kedua yang kemudian turun status menjadi penjahat
pertama.
Sebut Mafia Narkoba di Istana, Mahfud Cari Popularitas?
Wahyu Romadhony
10 Nov 2012 16:52:25
Ketua MK Mahfud MD (Foto: Aktual.co/Amir Hamzah)
http://www.aktual.co/politik/104642sebut-mafia-narkoba-di-istana-mahfud-cari-popularitas
http://www.aktual.co/politik/104642sebut-mafia-narkoba-di-istana-mahfud-cari-popularitas
Jakarta, Aktual.co — Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dituding hanya ingin mencari
popularitas, jika tidak dapat membuktikan pernyataannya soal adanya mafia grasi narkoba di
lingkaran Istana.
"Kalau tidak bisa membuktikan, maka tuduhan itu hanya demi mencari popularitas untuk investasi nyalon Pilpres (Pemilihan Presiden) nanti," ujar Ketua Komisi III Gede Pasek Suardika, saat berbincang dengan Aktual.co, Jakarta, Sabtu (11/10).
Politisi Partai Demokrat tersebut berharap Mahfud dapat segera membuktikan dugaannya.
"Kalau tidak bisa membuktikan, maka tuduhan itu hanya demi mencari popularitas untuk investasi nyalon Pilpres (Pemilihan Presiden) nanti," ujar Ketua Komisi III Gede Pasek Suardika, saat berbincang dengan Aktual.co, Jakarta, Sabtu (11/10).
Politisi Partai Demokrat tersebut berharap Mahfud dapat segera membuktikan dugaannya.
"Karena itu, kita sangat berharap agar
tuduhan itu bisa dibuktikan dan mafianya agar bisa segera ditangkap dan
diproses hukum. Jangan sampai menari diatas genderang setiap polemik
yang ada untuk meraup popularitas diri," ujarnya.
Sebelumnya, Mahfud MD menduga praktik mafia narkoba kini mulai merambah ke istana dengan mempengaruhi para pemberi rekomendasi sehingga Presiden pun ikut terpengaruh.
"Pasti permainan mafianya, mafia hebat. Dan mafia narkoba itu memang mafia yang sangat hebat," ujar Mahfud usai menghadiri Seminar IKA UII di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (8/11).
Mahfud juga mengaku heran mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak cermat ketika membuat suatu keputusan, salah satunya Keppres tentang grasi terhadap gembong narkoba Meirika Franola alias Ola."Saya heran, SBY yang biasanya sangat teliti bisa kecolongan. Saya kenal pak SBY orangnya sangat teliti dan hati-hati," ujar Mahfud MD.
Pernyataan Mahfud langsung direspons Istana. Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi kecewa dengan pernyataan Mahfud. Ia meminta Mafud dapat mempertanggungjawabkan ucapannya.
Sebelumnya, Mahfud MD menduga praktik mafia narkoba kini mulai merambah ke istana dengan mempengaruhi para pemberi rekomendasi sehingga Presiden pun ikut terpengaruh.
"Pasti permainan mafianya, mafia hebat. Dan mafia narkoba itu memang mafia yang sangat hebat," ujar Mahfud usai menghadiri Seminar IKA UII di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (8/11).
Mahfud juga mengaku heran mengapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak cermat ketika membuat suatu keputusan, salah satunya Keppres tentang grasi terhadap gembong narkoba Meirika Franola alias Ola."Saya heran, SBY yang biasanya sangat teliti bisa kecolongan. Saya kenal pak SBY orangnya sangat teliti dan hati-hati," ujar Mahfud MD.
Pernyataan Mahfud langsung direspons Istana. Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi kecewa dengan pernyataan Mahfud. Ia meminta Mafud dapat mempertanggungjawabkan ucapannya.
Oki Baren
EYANG SUBUR SUDAH HABIS, BACKING- NYA BELUM??
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/05/eyang-subur-sudah-habis-backing-nya.html#more
Bagi "orang-orang pintar" yang melihat wajah Eyang Subur sekarang ini
pasti akan berpendapat bahwa "wahyu", "pulung", "peruntungan" atau
istilah lainnya, yang selama ini dimilikinya, telah lenyap dan Eyang
Subur tinggal bisa menunggu panggilan malaikat maut.
Terbukti gagal membuktikan kesaktian yang digembar-gemborkannya, serta "cap" yang terlanjur melekat di dahinya sebagai seorang jahiliah yang tidak mengerti ajaran agama Islam, dipastikan telah membuat Eyang Subur ditinggalkan murid-murid "potensial"-nya seperti para jendral, komedian dan artis yang selama ini banyak menggelontorkan kocek ke kantognya.
Namun ternyata Eyang Subur yang sudah sekarat itu masih bisa melawan. Istri-istrinya berani menuntut MUI, lembaga yang mewakili seluruh umat Islam di seluruh Indonesia, yang telah "memojokkan" suaminya dengan tuduhan sesat. Seorang tokoh "pembela anak-anak" pun turut mengecam MUI sementara media massa ramai-ramai mengekspos mereka dalam perspektif yang positif. Eyang Subur pun berani menolak panggilan polisi. Ada apa ini semua?
Ketika kasus kesesatan Eyang Subur meledak di media massa, saya sudah menaruh kekhawatiran bahwa kasus ini bakal dijadikan alat oleh para "zionis di balik selimut" untuk memprovokasi umat Islam, dan sampai sejauh ini telah terbukti dengan adanya perlawanan Eyang Subur terhadap MUI. Apa daya seorang Eyang Subur yang sudah ditinggalkan "pulung" untuk melawan lembaga representasi lebih dari 200 juta umat Islam Indonesia, kecuali ada kekuatan besar jahat di belakangnya?
Seperti biasa "alat-alat" yang digunakan untuk memprovokasi umat Islam adalah media massa, aparat birokrasi, dan lembaga-lembaga "pejuang HAM". Namun pada saat ini "alat" itu termasuk juga Presiden RI yang secara provokatif mengadakan kunjungan resmi ke negara pembantai umat Islam, Myanmar.
Saat ini, jika kita jeli melihat, umat Islam tengah mendapatkan "serangan" sporadis dari segala lini. Televisi-televisi swasta menayangkan sinetron-sinetron peleceh Islam. Simbol-simbol penyembahan setan (metal) semakin banyak diacung-acungkan sementara simbol-simbol Islam (jilbab, haji, ulama, kiai, peci dll) direndahkan (sinetron Pesantren dan Rock and Roll menampilkan tokoh utamanya seorang santri "degil" yang selalu memakai peci miring). Sementara secara "kebetulan" orang-orang yang bisa ditafsirkan sebagai representasi orang-orang Islam terkena kasus hukum yang ramai diekspos di depan publik: Ayu Azhari, PKS, keluarga Yuki Setiawan juragan perbudakan Tengerang. Bahkan "sandiwara teroris" ala Densus 88 - TVOne-Metro TV yang sempat terhenti karena sorotan negatif umat Islam pun tiba-tiba mencuat kembali akhir-akhir ini. Bahkan kali ini ditambahkan porsinya dengan adegan tembak-menembak secara live di layar TV..
Terbukti gagal membuktikan kesaktian yang digembar-gemborkannya, serta "cap" yang terlanjur melekat di dahinya sebagai seorang jahiliah yang tidak mengerti ajaran agama Islam, dipastikan telah membuat Eyang Subur ditinggalkan murid-murid "potensial"-nya seperti para jendral, komedian dan artis yang selama ini banyak menggelontorkan kocek ke kantognya.
Namun ternyata Eyang Subur yang sudah sekarat itu masih bisa melawan. Istri-istrinya berani menuntut MUI, lembaga yang mewakili seluruh umat Islam di seluruh Indonesia, yang telah "memojokkan" suaminya dengan tuduhan sesat. Seorang tokoh "pembela anak-anak" pun turut mengecam MUI sementara media massa ramai-ramai mengekspos mereka dalam perspektif yang positif. Eyang Subur pun berani menolak panggilan polisi. Ada apa ini semua?
Ketika kasus kesesatan Eyang Subur meledak di media massa, saya sudah menaruh kekhawatiran bahwa kasus ini bakal dijadikan alat oleh para "zionis di balik selimut" untuk memprovokasi umat Islam, dan sampai sejauh ini telah terbukti dengan adanya perlawanan Eyang Subur terhadap MUI. Apa daya seorang Eyang Subur yang sudah ditinggalkan "pulung" untuk melawan lembaga representasi lebih dari 200 juta umat Islam Indonesia, kecuali ada kekuatan besar jahat di belakangnya?
Seperti biasa "alat-alat" yang digunakan untuk memprovokasi umat Islam adalah media massa, aparat birokrasi, dan lembaga-lembaga "pejuang HAM". Namun pada saat ini "alat" itu termasuk juga Presiden RI yang secara provokatif mengadakan kunjungan resmi ke negara pembantai umat Islam, Myanmar.
Saat ini, jika kita jeli melihat, umat Islam tengah mendapatkan "serangan" sporadis dari segala lini. Televisi-televisi swasta menayangkan sinetron-sinetron peleceh Islam. Simbol-simbol penyembahan setan (metal) semakin banyak diacung-acungkan sementara simbol-simbol Islam (jilbab, haji, ulama, kiai, peci dll) direndahkan (sinetron Pesantren dan Rock and Roll menampilkan tokoh utamanya seorang santri "degil" yang selalu memakai peci miring). Sementara secara "kebetulan" orang-orang yang bisa ditafsirkan sebagai representasi orang-orang Islam terkena kasus hukum yang ramai diekspos di depan publik: Ayu Azhari, PKS, keluarga Yuki Setiawan juragan perbudakan Tengerang. Bahkan "sandiwara teroris" ala Densus 88 - TVOne-Metro TV yang sempat terhenti karena sorotan negatif umat Islam pun tiba-tiba mencuat kembali akhir-akhir ini. Bahkan kali ini ditambahkan porsinya dengan adegan tembak-menembak secara live di layar TV..
Saya sudah berulangkali mengingatkan bahwa
pemerintahan periode kedua SBY akan banyak diwarnai dengan hal-hal yang
"gila". Dan hal-hal "gila" itu sudah banyak terbukti. Bahkan untuk
menyempurnakan ke-"gila"-an itu SBY kini tengah merencanakan untuk
menaikkan kembali harga BBM, sementara penderitaan rakyat kecil justru
semakin banyak terkuak.
Bukannya saya (bloger) seorang ahli nujum. Saya hanya seorang yang berfikir rasional, menganalisa fenomena global dan mengkait-kaitkannya dengan kondisi Indonesia. Yang terjadi di Indonesia hanyalah resultan dari fenomena global dunia yang semakin mendekati akhir jaman.
Bukannya saya (bloger) seorang ahli nujum. Saya hanya seorang yang berfikir rasional, menganalisa fenomena global dan mengkait-kaitkannya dengan kondisi Indonesia. Yang terjadi di Indonesia hanyalah resultan dari fenomena global dunia yang semakin mendekati akhir jaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar