Mengenang 65 Tahun Derita Palestina
14 Mei 2013
http://m.dakwatuna.com/2013/05/14/33260/mengenang-65-tahun-derita-palestina/#axzz2TodR6y00
dakwatuna.com -
Derita Palestina menjadi sejarah panjang yang dialami rakyat Palestina
dimulai ketika orang-orang Yahudi kembali ke bumi Al-Quds secara
beramai-ramai dan berdirinya secara sepihak negara Zionis Israel di
Palestina yang diumumkan pada 14 Mei 1948 yang langsung diakui oleh
Amerika Serikat (AS).
Derita panjang yang menjadi catatan
malapetaka dikenang rakyat Palestina sebagai akibat kebiadaban teroris
Zionis Israel yang membuat mereka meninggalkan rumah dan kampung
halamannya untuk hijrah menyelamatkan jiwa dan iman yang melekat dalam
dada.
Walaupun peristiwa Nakbah sudah berlangsung 65 tahun, akan
tetapi sangat sulit dilupakan oleh rakyat Palestina khususnya, dan orang
yang memiliki hati nurani serta akal sehat pada umumnya karena begitu
sakitnya penderitaan bangsa Palestina akibat kekejaman yang dilakukan
teroris Zionis Israel kepada anak-anak yang tidak berdosa, kaum wanita,
dan orang-orang tua yang sudah uzur.
Pendirian Negara Israel pada
1948 juga merupakan petanda besar kehancuran dunia. Kembalinya Yahudi ke
bumi merupakan petaka umat Islam yang belum terhapus hingga hari ini.
Seperti
kita ketahui, orang-orang Yahudi dihukum Allah 2000 tahun akibat
perbuatan mereka membunuh para Nabi, membuat kerusakan di muka bumi dan
mengingkari perintah Allah.
Allah menggambarkan sifat buruk orang-orang Yahudi.
Pendirian Zionis Internasional dan Deklarasi Balfour
Setelah
serangkaian upaya Zionis Israel gagal untuk merebut tanah Palestina
yang dimulai semenjak munculnya organisasi Zionis Dunia yang diprakarsai
oleh seorang wartawan dan penulis Yahudi dari Austria, Theodor Herzl
dalam kongres Zionis pertama di Bassel, Swiss pada 1897.
Dimana kongres ini menghasilkan resolusi tentang Palestina yang harus menjadi pemukiman bangsa Yahudi.
Melalui
Deklarasi Balfour, Sekretaris urusan luar negeri pemerintah Inggris,
Arthur James Balfour menjanjikan dukungan Inggris untuk mendirikan
sebuah “rumah nasional Yahudi di Palestina”.
Deklarasi ini
berbentuk surat tertanggal 2 November 1917 dari Arthur James Balfour
kepada Lord Rothchild, penyandang dana Zionis dunia yang membiayai
perpindahan bangsa Yahudi dari Eropa ke Palestina. Deklarasi ini berisi
menyatakan dukungan Inggris atas pembentukan tanah air bangsa Yahudi di
Palestina. Deklarasi ini juga dianggap sebagai awal Nakbah (bencana)
yang menimpa rakyat Palestina.
Deklarasi itu telah dibahas secara
mendalam dan teks resminya yang diputuskan pada 31 Oktober 1917 oleh
Kabinet Perang di London. Pada waktu itu juga, berlakunya serangan
tentara Inggris untuk menjajah Palestina.
Palestina secara resmi
jatuh ke tangan penjajah pada era modern ini setelah Palestina jatuh ke
tangan Inggris yang menjajah tanah suci tersebut. Inggris di bawah
pimpinan Jenderal Allenby berhasil menjajah Palestina dari naungan
Khilafah Turki Utsmani. Ribuan sukarelawan Yahudi bergabung dalam
pasukan Allenby itu.
Pasukan Allenby bersama sukarelawan Yahudi
berhasil menjajah Palestina sejak Desember 1917 setelah memulai serangan
pertama pada 31 Oktober 1917.
Pada tahun 1919, selepas Perang
Dunia Pertama, kota Al-Quds yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha
dan seluruh wilayah Palestina jatuh ke tangan Inggris. Inggris akhirnya
berhasil menumpas Khilafah Turki Utsmani.
Setelah Deklarasi
Balfour dan masuknya pasukan Allenby bersama sukarelawan Yahudi ke
Al-Quds, gerakan Zionisme mulai mendorong migrasi kaum Yahudi ke
berbagai wilayah Palestina. Sesuai keputusan Konferensi Zionisme
Internasional pertama, gerakan migrasi dan penguasaan tanah Palestina
dilakukan dengan cara-cara :
Pertama, pembelian tanah orang
Arab-Palestina secara besar-besaran untuk membangun pemukiman Yahudi.
Dana untuk pembelian tanah dari rakyat Palestina cukup besar, tetapi
ternyata animo orang Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina sangat rendah.
Kedua,
untuk memaksa orang Yahudi bermigrasi, kaum Zionis terpaksa melakukan
teror-gelap terhadap orang-orang Yahudi sendiri di Eropa, untuk memaksa
mereka mau ber-exodus (migrasi besar-besaran) ke Palestina.
Ketiga,
selain itu kaum Zionis juga melakukan embargo terhadap rakyat Palestina
dengan menutup jalur suplai kebutuhan sehari-hari dan kadangkala dengan
cara-cara intimidasi, sehingga mereka jatuh miskin dan terpaksa atau
dipaksa menjual tanah atau berpindah tempat meninggalkan kampung halaman
mereka.
Keempat, di samping itu gerombolan-gerombolan teroris
Zionis ekstrim secara terus-menerus melakukan teror dan pembunuhan gelap
terhadap rakyat Palestina untuk memaksa mereka meninggalkan tanah dan
tempat tinggalnya. Tindakan itu dilakukan sejak tahun 1920 sampai dengan
sekarang.
Kelima, membangun kepemimpinan orang Yahudi di Palestina dalam bidang ekonomi dan politik.
Maka
dari rentetan peristiwa itu, dimulailah perpindahan secara
besar-besaran bangsa Yahudi ke Palestina di bawah naungan Inggris dari
tahun 1918-1947.
Pendirian Negara Haram Zionis Israel
Peristiwa
Nakbah diawali dengan tindakan teror, penangkapan, dan pembantaian yang
dilakukan oleh kelompok teroris Zionis Ekstrim Irgun pimpinan Menachem
Begin –pernah menjabat Perdana Menteri Israel dari Partai Likud (21 Juni
1977-10 Oktober 1983)- terhadap rakyat Palestina Tiberius pada 18 April
1948, menyebabkan 5.500 orang rakyat Palestina mengungsi menyelamatkan
diri.
Pembantaian terhadap rakyat Palestina terus berlanjut.
Pembantaian ini dilakukan oleh tentara-tentara teroris Zionis Israel dan
Kelompok teroris Zionis ekstrim seperti Haganah, Stern Gang, Bachnach,
Irgun Levi L’ummi, dan sebagainya. Mereka bersenjata lengkap, sementara
yang diserangnya hanya rakyat biasa yang tidak memiliki senjata apa pun.
Pada
28 April 1948, kelompok teroris Zionis ekstrim Irgun kembali
memborbadir fasilitas-fasilitas milik rakyat sipil di kota Jaffa, kota
terbesar di Palestina pada saat itu menyebabkan 750.000 rakyat Palestina
ketakutan dan panik pergi mengungsi.
Pada 14 Mei 1948, pukul
16.00 waktu setempat di Tel Aviv Museum, David Ben Gurion, pemimpin
kelompok teroris Zionis ekstrim Haganah dan tokoh Zionis Internasional
yang kemudian menjadi Perdana Menteri Israel pertama (14 Mei 1948 – 07
Desember 1953), secara sepihak –setelah mandat inggris berakhir-
memproklamirkan berdirinya “Negara Zionis Israel” yang pada hakekatnya
merupakan penegasan tentang awal penjajahan Zionis Israel terhadap
rakyat Palestina yang didukung oleh sekutunya Amerika Serikat (AS).
Terbukti hanya berselang 10 menit setelah proklamasi “Berdirinya Negara Zionis Israel”, Presiden AS Harry S. Truman langsung mengumumkan sikap resmi negaranya, mengakui dan mendukung berdirinya “Negara Zionis Israel”
di atas bumi Palestina, serta langsung membuka hubungan diplomatik
secara resmi diikuti oleh negara-negara lain seperti Inggris, Rumania,
dan Uruguay.
Secara resmi, bantuan AS terhadap Israel dilakukan pada 31 Januari 1949.
Berdirinya
“Negara Zionis Israel” terwujud dalam proses tiga puluh satu tahun
setelah deklarasi Balfour dan setelah pembinaan dan pengasuhan oleh
pemerintah Inggris.
Pengusiran Massal Rakyat Palestina
Proklamasi “Berdirinya Negara Zionis Israel” semakin memperluas perpindahan populasi Yahudi di berbagai belahan dunia yang terasing dan teraniaya terutama di Eropa Timur dan Rusia. Pada awal mandat Inggris (1919), jumlah orang Yahudi di Palestina adalah sekitar 59.000 jiwa (9% dari populasi). Pada tahun 1948, jumlahnya meningkat menjadi 605.000 Yahudi melalui imigrasi yang dibantu oleh rekayasa peristiwa Holocaust (pembantaian bangsa Yahudi oleh Nazi pada tahun 1933) dari seluruh dunia. Tetapi bahkan pada saat itu, angka ini hanya merupakan 30% dari total penduduk Palestina. Dan mereka hanya menguasai 7% dari total luas lahan Palestina.
Di samping itu, semakin meluasnya tindakan teror dan brutal kelompok Zionis Israel untuk membunuh anak-anak, wanita, dan kaum tua, serta menghancurkan rumah-rumah penduduk. Maka, lebih dari 750.000 rakyat Palestina mengungsi ke daerah perbatasan seperti Libanon, Suriah, Yordania, Mesir, Yaman dan beberapa Negara Teluk.
Pemerintah Zionis Israel yang baru didirikan menyita tanah dan properti para pengungsi tanpa menghormati hak-hak rakyat Palestina atau keinginan untuk kembali ke rumah mereka. hingga kini mereka tidak dapat kembali ke rumah dan kampung halamannya. Lebih dari 475 desa dan kota Palestina disita, sebagian besar hancur.
Sejarawan Israel Tom Segev
melaporkan bahwa “Seluruh kota dan ratusan desa dibiarkan kosong
merupakan pemindahan populasi dengan imigran [Yahudi] baru … orang bebas
– Palestina – telah pergi ke pengasingan dan menjadi pengungsi miskin,
pengungsi miskin (Yahudi) mengambil tempat orang pengasingan menjadi
langkah pertama dalam kehidupan mereka sebagai orang bebas. Satu
kelompok [Palestina] kehilangan semuanya sementara yang lain [Yahudi]
menemukan segalanya yang mereka butuhkan (meja, kursi, lemari, panci,
piring, kadang-kadang pakaian, album keluarga, buku radio, hewan
peliharaan….)“
Saat ini, ada 4,4 juta pengungsi Palestina yang
terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan setidaknya lebih dari satu
juta orang pengungsi Palestina lainnya yang belum terdaftar. Jadi
mayoritas rakyat Palestina, sekitar enam juta orang adalah pengungsi.
Negara Teroris Dan Rasis Tanpa Perbatasan Yang Jelas
Dari
catatan sejarah di atas, sudah jelas Negara Zionis Israel didirikan
atas dasar konspirasi dan terorisme. Sejatinya Zionis Israel akan terus
menumpahkan darah rakyat Palestina hingga Zionis Israel mengosongkan
bumi Palestina dari orang-orang selain bangsa Yahudi. Dalam buku yang
berjudul “Zionisme Gerakan Menaklukan Dunia” karya Z.A. Maulani, Gerakan
Zionisme adalah suatu gerakan berdasarkan prinsip ‘rasisme’. Rasisme
adalah suatu paham yang mempercayai bahwa suatu ras tertentu lebih
unggul daripada ras-ras yang lain. Hal itu didasarkan pada paham:
- Berdasarkan Talmud kaum Yahudi mempercayai mereka adalah “Ummat Pilihan Tuhan”, dan memiliki derajat dan keunggulan di atas bangsa-bangsa mana pun. Berdasarkan Talmud pula bangsa-bangsa non-Yahudi tergolong sebagai “goyyim”, yang artinya ‘subhuman’, atau “kaum budak”, bagi bangsa Yahudi.
- Berdasarkan prinsip rasis tadi, kaum Yahudi bersikap dan berperilaku rasis pula.
- Di mata kaum Yahudi semua bangsa tanpa kecuali, termasuk orang Palestina, tergolong ‘goyyim’, yang artinya lebih rendah derajatnya dari manusia, dan karenanya “tidak boleh dan tidak dapat diperlakukan sebagai manusia”.
- Berdasarkan prinsip rasis tersebut kaum Yahudi menghalalkan segala cara terhadap kaum ‘goyyim’, termasuk cara-cara terorisme sebagai modus operandi utama untuk membangun negara Yahudi.
- Negara Zionis Israel sejak dicita-citakan sampai dengan berdirinya sebagai suatu negara didirikan di atas pondasi “terorisme oleh negara” sampai dengan sekarang.
Apa Kata Tokoh-Tokoh Zionis Israel?
Sikap
angkuh dan tidak berperi-kemanusiaan Zionis sebagai Negara teroris dan
rasis juga dapat disimak dari pernyataan-pernyataan para hachom
(alim-ulama) dan rabbi (guru agama) Yahudi serta para pemuka Zionis
seperti dikutip di bawah ini:
“Usir penduduk yang tak berduit
sesenpun itu keluar perbatasan (Palestina) dengan cara menolak
lapangan-kerja … Kedua proses, baik meniadakan mereka dari kepemilikan
maupun pengusiran kaum melarat itu, harus dilaksanakan dengan cara yang
sangat hati-hati dan dengan kewaspadaan.” (Theodore Herzl, pendiri
Organisasi Zionis Dunia, yang berbicara tentang bangsa Arab-Palestina,
diangkat dari ‘Complete Diaries of Theodore Herzl’, entri tanggal 12
Juni 1895).
Keterangan Rabin setelah jatuhnya Lydda, dan
tuntasnya pelaksanaan Rencana Dalet pada tahun 1960, sebagaimana
diceriterakan oleh Uri Lubrani, penasehat khusus perdana menteri
Ben-Gurion bidang Urusan Arab, “Kita akan menurunkan peran penduduk Arab
(di Palestina) menjadi tidak lebih daripada tukang potong kayu dan
pelayan.”(Sabri Jiryas, ‘The Arabs in Israel’)
Hingga kini, selama
lebih dari tujuh tahun, Mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon
dalam keadaan koma karena menderita stroke. (Doc. Siasat.pk)
“Kita harus melakukan segala upaya untuk menjamin agar mereka (pengungsi Palestina) tidak akan pernah kembali (ke Palestina).” (Diangkat
dari buku harian perdana menteri Ben-Gurion, entri 18 Juli 1948,
sebagaimana dikutip dalam buku Michael Ben-Zohar, ‘Ben Gurion: the Armed
Prophet’, Prentice-Hall, 1967, h. 157)
“Kita harus
menggunakan teror, pembunuhan, intimidasi, penyitaan tanah, dan
pemutusan semua pelayanan sosial untuk membersihkan tanah Galilea dari
penduduk Arab.” (Israel Koenig, ‘The Koenig Memorandum’, 1978)
“Sekiranya
saya seorang pemimpin bangsa Arab, saya tidak akan pernah membuat
perdamaian dengan Israel. Ini wajar: kita telah merampas negeri mereka.”
(David Ben-Gurion sebagaimana dikutip dari buku Nahum Goldmann, ‘The Jewish Paradox’, Weidenfeld and Nicholson, 1978, h. 99)
“(Orang
Palestina) tidak lain adalah binatang yang berjalan di atas dua-kaki.”
(Menachem Begin dalam pidatonya di depan Knesset, sebagaimana dikutip
dari buku Amnon Kapeliouk, ‘Begin and the Beasts’, New Statesmen,
tanggal 25 Juni 1982)
“Kita menyatakan secara terbuka bahwa orang
Arab tidak punya hak berdiam bahkan satu sentimeter pun di Erzt Israel…
Kekuatan (militer) adalah satu-satunya yang mereka pahami. Kita akan
gunakan kekuatan secara maksimum sehingga orang Palestina akan
mendatangi kita dengan merangkak.” (Rafael Eitan, kepala staf
tentara Israel, sebagaimana dilaporkan oleh Sk. Yediot Ahronot tanggal
13 April 1983 dan Sk. The New York Times tanggal 14 April 1983)
“Tiap
orang harus bergerak, berlari, dan merebut puncak bukit sebanyak
mungkin untuk memperluas pemukiman, karena apa yang kita rebut hari ini
akan menjadi milik kita untuk selama-lamanya …Apa yang tidak kita rebut
akan menjadi milik mereka.” (Pidato Ariel Sharon, laporan AFP pada tanggal 15 Nopember 1998)
Hal
yang unik selama “Berdirinya Negara Zionis Israel” ialah bahwa Negara
Zionis Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki
perbatasan yang jelas, atau dengan kata lain, tidak memiliki perbatasan
sama sekali, baik dalam gagasan maupun dalam konstitusinya. Luas wilayah
negara Israel yang dibentuk tidak pernah ditentukan.
Konsepsi
tentang wilayah dan batas-batas Negara Zionis Israel didasarkan pada
Kitab Taurat. Berdasarkan Taurat, wilayah Negara Zionis Israel luasnya
“dari sungai Nil sampai ke sungai Eufrat dan Tigris” (Genesis Revisi ke-15, ayat 18), tanah-air menurut ajaran agama Yahudi adalah “Tanah Suci” (Kitab Zakaria 2:12), tanah itu adalah “Tanah Tuhan, karena Tuhan tinggal di sana” (Kitab Yusya 9:3), tanah itu adalah “Tanah yang Dijanjikan oleh Tuhan kepada Ibrahim” (Kitab Tatsniah 11:12),
dan menurut Taurat lagi, tanah itu adalah “Tanah pilihan untuk
diwariskan kepada Umat Pilihan”. Taurat tidak dengan jelas menetapkan
tentang batas-batas wilayah ‘Erzt Israel’. Lagipula Deklarasi Balfour
hanya menyebut “Tanah Air bagi Bangsa Yahudi” di Palestina tanpa
menetapkan batas-batasnya.
Konsep agama ini oleh Kaum Zionis
sekuler tetap dipertahankan, tetapi lebih dikembangkan, disesuaikan
dengan ambisi gerakan Zionisme. Ketika ditanya tentang batas-batas
Negara Zionis Israel, Chaim Weizmann, presiden pertama Negara Zionis
Israel, menegaskan, “Luas negara Israel tidak ditentukan. Luasnya akan
disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah penduduknya”.
Perdana
menteri Zionis Israel Golda Meir bahkan dengan congkak menyatakan, luas
Negara Zionis Israel adalah “sejauh yang dapat dicapai oleh militer
Israel”.
Juga pernyataan David Ben Gurion dalam pidato
pengarahannya kepada Staf Umum tentara Zionis Israel pada bulan Mei 1948
yang begitu jelas mengatakan “Kita harus bersiap untuk melaksanakan
ofensif. Tujuan kita adalah menghancurkan Libanon, Trans-Jordania, dan
Suriah. Titik lemah adalah Libanon, karena rejim muslim yang ada
bersifat artifisial dan mudah dirobohkan. Kita harus menegakkan suatu
negara Kristen di sana, dan kemudian kita akan hancurkan Legiun Arab,
menghabisi Trans-Jordania; selanjutnya Suriah akan jatuh dengan
sendirinya. Kemudian kita akan membom dan bergerak untuk menduduki Port
Said, Iskandariah, dan Sinai.” (Diangkat dari buku Michael Ben-Zohar, ‘Ben-Gurion: A Biography’, Delacorte, New York, 1978).
Jadi,
pantaskah kita peringati “Hari Berdirinya Negara Zionis Israel” dan
mencantumkan “Negara Zionis Israel” dalam atlas peta dunia yang kita
pegang? (usb/Rana Setiawan/mirajnews)
Iran: AS adalah Penghalang Utama Pelucutan Senjata Nuklir
frontpagemag.com
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/05/16/mmv2h8-iran-as-adalah-penghalang-utama-pelucutan-senjata-nuklir
REPUBLIKA.CO.ID, Abbas Araghchi, juru bicara Departemen Luar
Negeri Republik Islam Iran seraya mengisyaratkan perilaku kontradiktif
Amerika Serikat terkait pelucutan senjata di dunia menandaskan, Amerika
penghalang utama pelucutan senjata di dunia.
Seperti dilaporkan FNA, Sayyid Abbas Araghchi, jubir Deplu Iran saat
menjawab pertanyaan wartawan terkait penolakan AS terhadap kepemimpinan
Iran di konferensi pelucutan senjata di Jenawa mengungkapkan, Iran
termasuk negara pertama pendiri konferensi pelucutan senjata dan sebagai
negara independen yang senantiasa memainkan peran konstruktif dalam
memajukan tujuan konferensi khususnya pelucutan senjata nuklir. Iran di
perundingan perjanjian internasional termasuk konvensi anti senjata
kimia memainkan peran vital.
Araghchi seraya menjelaskan poin bahwa Iran menjadi korban senjata
pemusnah massal menekankan, Republik Islam senantiasa bersama bangsa
pecinta perdamaian dunia lainnya dengan memanfaatkan kapasitas nasional
serta internasionalnya berusaha merealisasikan dunia yang bebas dari
senjata pemusnah massal.
Jubir Deplu Iran menyebut Teheran sebagai pelopor kawasan Timur
Tengah yang bebas dari senjata nuklir dan termasuk negara yang getol
mengupayakan pelucutan senjata pemusnah massal. ''Wajar jika konferensi
pelucutan senjata digelar di Teheran pada tahun 2010 dan 2011
berbarengan dengan kepemimpinan Iran di GNB dan konferensi anti senjata
nuklir menjadi hal yang paling sulit diterima oleh Amerika dan Israel,"
ujar Araghchi.
Redaktur : Endah Hapsari |
Ancaman Suriah Bikin Israel 'Kebakaran Jenggot'
REUTERS
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/05/20/mn2yfx-ancaman-suriah-bikin-israel-kebakaran-jenggot
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel 'kebakaran jenggot' saat
Suriah mengumumkan menyiagakan rudal paling canggih yang bisa
memporak-porandakan Tel Aviv. Ancaman itu dikeluarkan Suriah jika Israel
melancarkan serangan lain terhadap wilayah mereka.
Ancaman Suriah itu ditanggapi serius Negeri Bintang David. Perdana
Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, pemerintahannya tetap
terikat komitmen untuk mencegah pengiriman senjata canggih kepada
gerilyawan Lebanon, Hizbullah.
"Kami akan bertindak sejalan dengan kebijakan yang telah kami tetapkan untuk mencegah sekuat mungkin pengiriman senjata canggih kepada Hizbullah dan anasir teror," kata Radio Militer mengutip pernyataan Netanyahu, Senin (20/5).
Pemerintah Israel, kata Netanyahu, beroperasi dengan cara yang bertanggung-jawab, penuh tekad guna menjamin kepentingan tertinggi negara, yaitu keselamatan warganya. Ia berikrar akan terus menjamin kepentingan keamanan Israel.
Hizbullah dilaporkan telah memiliki persenjataannya sendiri, rudal Tishreen, buatan Suriah, yang dikenal dengan nama M-600. Rudal tersebut memiliki jangkauan lebih dari 200 kilometer hingga Israel Tengah dan masing-masing dapat membawa hulu ledak seberat setengah ton.
Uzi Rubin, ahli terkemuka rudal Israel, mengatakan kepada Sunday Times, Suriah memiliki banyak rudal Tishreen. Ditambahkannya, penembakan rudal itu ke Israel dapat berpotensi melumpuhkan semua penerbangan komersial yang datang ke atau pergi dari negeri tersebut.
Persiapan yang dilaporkan dilakukan Suriah untuk menembak Israel dilakukan setelah dua serangan yang diduga dilakukan Israel terhadap Damaskus awal Mei. Menurut laporan, serangan itu ditujukan kepada pengiriman rudal canggih buatan Iran, Fateh-110, untuk Hizbullah. Israel belum secara resmi mengakui Tel Aviv melancarkan serangan tersebut. Tapi beberapa pejabat Israel yang tak jati diri mereka tak disebutkan.
"Kami akan bertindak sejalan dengan kebijakan yang telah kami tetapkan untuk mencegah sekuat mungkin pengiriman senjata canggih kepada Hizbullah dan anasir teror," kata Radio Militer mengutip pernyataan Netanyahu, Senin (20/5).
Pemerintah Israel, kata Netanyahu, beroperasi dengan cara yang bertanggung-jawab, penuh tekad guna menjamin kepentingan tertinggi negara, yaitu keselamatan warganya. Ia berikrar akan terus menjamin kepentingan keamanan Israel.
Hizbullah dilaporkan telah memiliki persenjataannya sendiri, rudal Tishreen, buatan Suriah, yang dikenal dengan nama M-600. Rudal tersebut memiliki jangkauan lebih dari 200 kilometer hingga Israel Tengah dan masing-masing dapat membawa hulu ledak seberat setengah ton.
Uzi Rubin, ahli terkemuka rudal Israel, mengatakan kepada Sunday Times, Suriah memiliki banyak rudal Tishreen. Ditambahkannya, penembakan rudal itu ke Israel dapat berpotensi melumpuhkan semua penerbangan komersial yang datang ke atau pergi dari negeri tersebut.
Persiapan yang dilaporkan dilakukan Suriah untuk menembak Israel dilakukan setelah dua serangan yang diduga dilakukan Israel terhadap Damaskus awal Mei. Menurut laporan, serangan itu ditujukan kepada pengiriman rudal canggih buatan Iran, Fateh-110, untuk Hizbullah. Israel belum secara resmi mengakui Tel Aviv melancarkan serangan tersebut. Tapi beberapa pejabat Israel yang tak jati diri mereka tak disebutkan.
Redaktur : Karta Raharja Ucu |
AS Sebut Pengiriman Rudal Rusia Buat Suriah di Atas Angin
AP
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/05/18/mmz9w2-as-sebut-pengiriman-rudal-rusia-buat-suriah-di-atas-angin
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Pengiriman peluru anti-kapal Rusia
untuk Suriah dinilai akan "membesarkan hati" rezim dan mengobarkan
perang saudara di negara itu. Komentar itu disampaikan pejabat tinggi
militer Amerika Serikat, Jumat (17/5)
Komentar Jenderal Martin Dempsey itu adalah konfirmasi resmi pertama dari pemerintah AS bahwa Moskow telah mengirim rudal jelajah canggih "pembunuh-kapal" untuk rezim Presiden Bashar al-Assad.
"Hal ini adalah keputusan yang sangat disayangkan karena akan membesarkan hati rezim dan memperpanjang penderitaan rakyatnya," kata ketua Kepala Staf Gabungan pada konferensi pers ketika ditanya tentang laporan tentang pengiriman rudal tersebut.
"Waktunya tidak tepat dan sangat disayangkan."
The New York Times pertama kali melaporkan pengiriman senjata itu dengan mengutip pejabat AS yang tak bersedia disebutkan namanya, Dalam laporan tersebut disebut rudal-rudal yang dikirim dilengkapi dengan radar canggih.
Rusia sebelumnya telah memberikan rudal jelajah Yakhonts ke Suriah tetapi mereka tidak memiliki radar yang canggih, katanya.
Pada konferensi pers yang sama, Menteri Pertahanan Chuck Hagel mengatakan Amerika akan terus berunding dengan Rusia mengenai konflik Suriah dan bahwa kedua negara berbagi minat dalam mencegah perang regional yang berpotensi meledak.
Komentar Jenderal Martin Dempsey itu adalah konfirmasi resmi pertama dari pemerintah AS bahwa Moskow telah mengirim rudal jelajah canggih "pembunuh-kapal" untuk rezim Presiden Bashar al-Assad.
"Hal ini adalah keputusan yang sangat disayangkan karena akan membesarkan hati rezim dan memperpanjang penderitaan rakyatnya," kata ketua Kepala Staf Gabungan pada konferensi pers ketika ditanya tentang laporan tentang pengiriman rudal tersebut.
"Waktunya tidak tepat dan sangat disayangkan."
The New York Times pertama kali melaporkan pengiriman senjata itu dengan mengutip pejabat AS yang tak bersedia disebutkan namanya, Dalam laporan tersebut disebut rudal-rudal yang dikirim dilengkapi dengan radar canggih.
Rusia sebelumnya telah memberikan rudal jelajah Yakhonts ke Suriah tetapi mereka tidak memiliki radar yang canggih, katanya.
Pada konferensi pers yang sama, Menteri Pertahanan Chuck Hagel mengatakan Amerika akan terus berunding dengan Rusia mengenai konflik Suriah dan bahwa kedua negara berbagi minat dalam mencegah perang regional yang berpotensi meledak.
Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari |
Sumber : Antara |
Rusia Kirim Roket ke Suriah, Perjanjian dengan AS Terancam Batal
AP PHOTO
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT--
AS mengecam Rusia karena mengirimkan roket ke pemerintah Suriah.Perjanjian damai kedua negara besar itu terancam batal.
Pertumpahan darah antar sekte berlangsung selepas shalat Jumat di Suriah. Sebuah serangan dilancarkan oleh simpatisan Presiden Suriah Bashar Al-Assad ke sebuah kantor berita Barat.
Video berisi komandan pemberontak yang memakan sekerat daging tentara Assad juga menunjukkan perubahan yang terjadi di Suriah akibat perang sipil selama dua tahun belakangan.
Pecahnya dua kubu, Amerika dan Rusia, yang menghambat resolusi koordinasi keduanya kini kembali terjadi. Padahal, 10 hari lalu keduanya baru saja sepakat untuk melebur perbedaan dan mendorong konferensi internasional guna mengakhiri perang.
Pejabat tertinggi militer AS, Jenderal Martin Dempsey, mendeskrip- kan pengiriman roket oleh Rusia sebagai hal yang tidak tepat dan merugikan. Dempsey juga menganggap tindakan itu beresiko mem- perpanjang perang.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 80 ribu warga Suriah dan membuat 1,5 juta lainnya mengungsi.
Rusia tak menggubris kecaman AS atas pengiriman roket Yakhont. Juru bicara Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia akan meng- hormati kontrak suplai senjata dengan Suriah. Suriah telah menjadi pelanggan persenjataan Moskow sejak Perang Dingin.
''Rusia menentukan keputusan yang tak menguntungkan. Itu akan mengokohkan rezim Assad dan memperpanjang penderitaan,'' kata Dempsey.
Dengan jangkauan 300 kilometer, roket Yakhont dapat mendorong ketegangan wilayah Mediterania menjadi perang.
Meski pihak Barat juga tak lepas dari kritikan karena tidak ikut menawarkan bantuan udara bagi para pemberontak Suriah seperti yang mereka lakukan dua tahun lalu di Libya.
AS mengecam Rusia karena mengirimkan roket ke pemerintah Suriah.Perjanjian damai kedua negara besar itu terancam batal.
Pertumpahan darah antar sekte berlangsung selepas shalat Jumat di Suriah. Sebuah serangan dilancarkan oleh simpatisan Presiden Suriah Bashar Al-Assad ke sebuah kantor berita Barat.
Video berisi komandan pemberontak yang memakan sekerat daging tentara Assad juga menunjukkan perubahan yang terjadi di Suriah akibat perang sipil selama dua tahun belakangan.
Pecahnya dua kubu, Amerika dan Rusia, yang menghambat resolusi koordinasi keduanya kini kembali terjadi. Padahal, 10 hari lalu keduanya baru saja sepakat untuk melebur perbedaan dan mendorong konferensi internasional guna mengakhiri perang.
Pejabat tertinggi militer AS, Jenderal Martin Dempsey, mendeskrip- kan pengiriman roket oleh Rusia sebagai hal yang tidak tepat dan merugikan. Dempsey juga menganggap tindakan itu beresiko mem- perpanjang perang.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 80 ribu warga Suriah dan membuat 1,5 juta lainnya mengungsi.
Rusia tak menggubris kecaman AS atas pengiriman roket Yakhont. Juru bicara Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia akan meng- hormati kontrak suplai senjata dengan Suriah. Suriah telah menjadi pelanggan persenjataan Moskow sejak Perang Dingin.
''Rusia menentukan keputusan yang tak menguntungkan. Itu akan mengokohkan rezim Assad dan memperpanjang penderitaan,'' kata Dempsey.
Dengan jangkauan 300 kilometer, roket Yakhont dapat mendorong ketegangan wilayah Mediterania menjadi perang.
Meski pihak Barat juga tak lepas dari kritikan karena tidak ikut menawarkan bantuan udara bagi para pemberontak Suriah seperti yang mereka lakukan dua tahun lalu di Libya.
Reporter : Fuji Pratiwi | |||||
Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari | |||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar