Perang Sabah Buka Kelemahan Militer Malaysia
http://indo-defense.blogspot.com/2013/03/perang-sabah-buka-kelemahan-militer.html
SABAH-(IDB) : Para pejuang Tentara Pembebasan Sabah
(Sabah Liberation Army-SLA) mengatakan bahwa perang gerilya akan terus
dilakukan untuk membebaskan Sabah dari pendudukan Malaysia. Suatu
pernyataan disampaikan oleh para pejuang SLA dari Sulu. Tentara Malaysia
pun sampai hari ini (06/03/2014) belum mengumumkan perkembangan
terakhir serangan yang dilakukan oleh militer Tentara Diraja Malaysia.
Sementara itu Kedutaan Besar Malaysia di
Manila ditutup karena adanya demonstrasi di depan kedutaan besar negara
Malaysia. Perkara perjuangan membebaskan Sabah oleh Kesultanan Sulu
menjadi berita besar baik di Malaysia, Brunei dan Filipina - sementara
pihak Indonesia menganggap peristiwa dan pergolakan di Sabah bukan
urusan Indonesia, meskipun pada kenyataannya kondisi di lapangan sangat
memungkinkan penyusupan dan perampasan wilayah Indonesia oleh Malaysia
terjadi dengan memanfaatkan konflik Sabah.
Pihak SLA atau Tentara Pembebasan Sabah
yang diduga juga didukung oleh MNLF menyampaikan bahwa mereka akan
melakukan serangan secara sporadis dan terencana sebagai balasan atas
serangan yang sudah menewaskan llebih dari 50 orang termasuk pihak
Tentara Diraja Malaysia. Para pengamat militer sebenarnya merasa heran
dengan taktik militer Malaysia dalam perang di Sabah melawan para
pejuang SLA.
Para pejuang SLA yang merupakan
keturunan dan pewaris yang sah atas Sabah sesuai dengan garis hak dari
Kesultanan Sulu berikrar akan melakukan serangan balik dan akan terus
berupaya membebaskan Sabah secara militer karena tidak ada dukungan
secara diplomatik. Para pejuang SLA menyampaikan bahwa integrasi Sabah
tidaklah sah karena dilakukan atas dasar persetujuan para pengelana
Eropa, China, dan Kolonial Inggris di Borneo Utara.
Di pihak lain, perang di Sabah ini
adalah perang pertama militer Malaysia dalam menghadapi perang gerilya
yang akan berlangsung bertahun-tahun. Menarik sekali mengamati kemampuan
perang militer Malaysia tanpa dukungan Inggris, Australia dan
Singapura. Namun melihat beberapa hari sejak pernyataan perang terhadap
para pejuang SLA, kemampuan taktis militer Tentara Diraja Malaysia
menunjukkan tingkat yang sangat rendah dibandingkan dengan kemampuan
militer Filipina, Laos, Singapura, Indonesia, apalagi Vietnam.
Perang Malaysia dan Kesultanan Sulu itu Memalukan
http://www.konsultankreatif.com/2013/03/perang-malaysia-dan-kesultanan-sulu-itu.html#.UZsWxEoyqSo
Kenapa saya sebut Perang Malaysia dan Kesultanan Sulu itu Memalukan?
Karena dengan timbulnya konflik yang sampai saat ini sudah memakan
korban di kedua belah pihak, menunjukkan rangkaian kegagalan dan
kelemahan bangsa rumpun Melayu secara makro. Disaat bangsa lain seperti
China, India mempersiapkan diri untuk menjadi pemain utama peradaban
dunia menggantikan kegagalan modernisasi barat yang tidak cukup 100
tahun menunjukkan kehebatan suatu peradaban, bangsa rumpun Melayu justru
“termakan” strategi dan provokasi intelegen murahan, yang tahu persis
bahwa trend peradaban bagi rumpun Melayu seharusnya sekarang ini. Ya
Melayu global revival, imperium hebat masa lampau yang gagal paham untuk
mengulangi kegemilangannya sekali lagi.
Mari kita simak beberapa kegagalan yang menunjukkan Perang Malaysia dan Kesultanan Sulu itu memang Memalukan!
1. Kegagalan rumpun Melayu bersatu
Siapa itu rumpun Melayu? Kita semua yang berkulit sawo matang yang hidup
sebagai warga negara Indonesia, Malaysia, sebagian Filipina, Singapura,
sebagian Thailand, Brunei Darussalam, sebagian Australia Selatan,
Suriname dan sebagaian Afrika Selatan. Hebat bukan? Sesungguhnya bangsa
Melayu memang bangsa yang hebat. Demografi bangsa Melayu yang saya sebut
hanyalah jejak historikal yang sesungguhnya menjadi suatu bukti bahwa
bangsa Melayu pernah berkali – kali menjadi penguasa dunia dengan
dominasi peradaban dan kebudayaan yang tinggi sejak ribuan tahun yang
lalu. Perang Malaysia dan Kesultanan Sulu itu Memalukan sejarah dan
merupakan kegagalan kepemimpinan bangsa – bangsa Melayu untuk memahami
pentingnya kebangkitan Melayu melalui rumpun Melayu bersatu.
2. Kegagalan Peran Organisasi regional bernama ASEAN
Dibentuknya Organisasi ASEAN adalah suatu visi hebat yang mampu
menangkap fenomena peradaban bahwa dunia ini akan secara alamiah
terkelompok berdasarkan kesamaan latar belakang, tujuan dan masa
depannya. Salah jika mengatakan jika ASEAN adalah organisasi negara –
negara betetangga di Asia tenggara. Sesungguhnya hanya ada satu, yaitu
nusantara atau Melayu Raya.
Melayu deli, Melayu Riau, Sabah, Sulu, jawa, Minang, Bugis adalah etnis –
etnis dominan pembentuk Melayu raya. Coba anda jalan – jalan ke tempat –
tempat yang saya sebutkan diatas. Malaysia, dua generasi kemarin
tidaklah lebih dari etnis – etnis jawa, minang dan bugis. Sembilan
kesultanan di Malaysia harus mengakui bahwa raja – raja pendiri kerajaan
di Malaysia adalah orang jawa, minang dan bugis.
Singapura, Brunei Darussalam dan sabah hanyalah bagian kecil dari
kedaulatan bangsa Melayu yang sesungguhnya tidak berbeda dengan
Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kepulauan Nusa, Semenanjung dan borneo atau
kalimantan. Warga negara Indonesia timur seperti Bugis, mandar,
makassar, Minahasa, Sangihe, maluku, halmahera dan kepulauan nusa,
sesungguhnya masih bersaudara dengan warga di Filipina Selatan, termasuk
etnis Moro dan kesultanan Sulu. Jadi Perang Malaysia dan Kesultanan
Sulu itu jelas Memalukan dan menunjukkan kegagalan Indonesia, Malaysia
dan Brunei Darussalam dalam peranannya di organisasi ASEAN.
3. Kegagalan Politik Luar Negeri Malaysia
Perang Malaysia dan Kesultanan Sulu itu sangat Memalukan jika dilihat
dari sudut politik luar negeri Malaysia. Bangsa Melayu jajahan Inggris
ini sejatinya hanyalah orang kampung yang diberi kemerdekaan oleh
tuannya yang bernama Inggris. Sayang jiwa kacung bangsa Melayu di
malaysia tidak juga berubah, lebih silau melihat tuannya di Eropa dari
pada melihat potensi persekutuan sesama bangsa etnis Melayu. Seharusnya
Malaysia tidak bangga dengan menjadi bagian dari Commonwealth. Istilah
persemakmuran raya hanyalah hinaan dari bangsa Inggris kepada bangsa
Melayu bahwa mereka lebih berakal dari bangsa Melayu. Kenapa begitu?
Beratus tahun mereka hidup senang dan makmur diatas semua kekayaan alam
yang mereka ambil dari bangsa Melayu. Jadi Malaysia tidak perlu bangga
bisa menjadikan saudaranya dari Indonesia menjadi pembantu rumah tangga
mereka. Tetapi sesungguhnya Malaysia lebih setia dari pada anjing
penjaga rumah karena beratus tahun masih mengaku dan bangga menjadi
kacung orang eropa. Perang Malaysia dan Kesultanan Sulu itu menjadi
sangat Memalukan karena mengulangi sejarah bodoh bangsa – bangsa Arab
yang mau saja di adu domba dan dipecah belah.
4. Kegagalan memahami globalisasi
Perang Malaysia dan Kesultanan Sulu itu akhirnya menjadi sangat
Memalukan karena menunjukkan bahwa bangsa Melayu secara umum masih bodoh
dan belum mengerti kenapa ada globalisasi. Sesungguhnya globalisasi
hanyalah cara baru dengan konsep lama. Intinya tetap penjajahan. Kalau
dulu memaksa dengan senjata, sekarang cukup dengan teknologi informasi.
Banyak contoh kegagalan bangsa Melayu menjadi pintar. Bayangkan kita
yang punya coklat, kopi, rempah, ikan, hasil tambang tetapi London dan
New York yang menentukan harga komoditi dunia, bodoh bukan? Orang Melayu
sudah pintar buat teknologi tinggi seperti IT, pesawat terbang, apalagi
peralatan rumah tangga. Tetapi apa daya, karena mental Melayu yang bodoh
dan terbelakang, maka potensi pasar sendiri yang jumlahnya ¼ captive
market dunia ini, diserahkan dengan bebasnya kepada bangsa – bangsa
kecil di Eropa dan kapitalis Amerika hanya karena merek, branding dan
packaging alias gengsi – gengsian. Kenapa tidak buat sendiri, pasarkan
sendiri dan untung sendiri? Saking bodohnya memahami globalisasi, Black
berry saja lenggang kangkung buat pabrik di Kualalumpur karena makin
dekat dengan sasaran captive market terbesarnya, yaitu bangsa Melayu
yang bodoh dan gengsian alias kita – kita ini, elo, gue, puan, tuan
semuanya.
Walaupun sudah banyak profesor, sudah banyak jenderal, sudah banyak
pengusaha, sudah banyak kaum intelektual, tetapi hakekatnya bangsa
Melayu masih bodoh dan menjadi lebih bodoh dalam arus globalisasi ini.
Perang Malaysia dan Kesultanan Sulu itu Memalukan bukan saja memalukan
orang Malaysia dan etnis Sulu, tetapi memalukan kita semua, orang Jawa,
orang sumatera, orang Brunei, orang kedah, orang sungai pattani, orang
Minahasa dan seluruh manusia hidup yang berketurunan bangsa besar dahulu
yang bernama nusantara atau melayu raya.
Jangan lewatkan baca: Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen
Baca juga: Jangan Hiraukan Opportunism Malaysia
Jangan lewatkan baca: Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen
Baca juga: Jangan Hiraukan Opportunism Malaysia
Konsultan Kreatif
Filipina Serukan Malaysia Memperhatikan Seruan PBB
http://wartaperang.blogspot.com/2013/03/filipina-serukan-malaysia-memperhatikan.html
3/14/20132comments
Manila - Seiring semakin besarnya tekanan publik Filipina terhadap
pemerintahnya, Filipina mulai berusaha untuk menunjukkan kepeduliannya
terhadap isu Sabah. Hari ini Departemen Hubungan Luar Negeri Filipina
(DFA) menyerukan agar Malaysia memperhatikan seruan dari PBB untuk
mencari penyelesaian konflik berdarah di Sabah melalui jalan damai.
Disisi lainnya, DFA juga sedang berusaha keras untuk bisa mendapat akses ke Sabah. Sampai saat ini pemerintah Filipina masih belum mempunyai akses untuk bisa memberikan bantuan kepada para warga Filipina yang ditawan.
"Untuk saat ini, kami sedang menunggu apa respon dari Malaysia terhadap seruan dari PBB", demikian pernyataan yang disampaikan oleh Raul Hernandez juru bicara dari DFA dalam pers conference hari ini.
Menurutnya, pemerintah Filipina sampai saat ini sama sekali tidak mengetahui dimana lokasi para tawanan berada.
Disisi lainnya, DFA juga sedang berusaha keras untuk bisa mendapat akses ke Sabah. Sampai saat ini pemerintah Filipina masih belum mempunyai akses untuk bisa memberikan bantuan kepada para warga Filipina yang ditawan.
"Untuk saat ini, kami sedang menunggu apa respon dari Malaysia terhadap seruan dari PBB", demikian pernyataan yang disampaikan oleh Raul Hernandez juru bicara dari DFA dalam pers conference hari ini.
Menurutnya, pemerintah Filipina sampai saat ini sama sekali tidak mengetahui dimana lokasi para tawanan berada.
Anonymous Filipina Beraksi
Tekanan terhadap pemerintah Filipina semakin gencar dari dalam negeri
karena pemerintah dianggap gagal untuk memberikan respond yang sepadan
atas kejadian yang menimpa terhadap warga Filipina di Sabah. Selain
dengan demo dan pernyataan keras terhadap pemerintah, serangan dari
dunia maya pun dilakukan.
Situs presiden Filipina juga menjadi korban atas serangan yang menurut ABS-cbnnews ulah dari Anonymous PH. Halaman muka dari website presiden telah berubah menjadi kritikan dari defacers atas kegagalan dari pemerintah dalam mengatasi konflik Sabah.
"Anda tidak melakukan apa-apa ketika saudara kita dibantai oleh militer Malaysia sedangkan perempuan dan anak-anak kita menjadi sasaran pelanggaran HAM. Jika anda tidak dapat bertindak sebagai presiden Filipina, setidaknya bertindaklah sebagai warga Filipina. Kami mengawasi", demikian salah satu pernyataan dari mereka di situs yang diretas.
Situs presiden Filipina yang diretas ketika Warta Perang Dunia intip ternyata menggunakan CMS wordpress. Sehingga besar kemungkinan para peretas memanfaatkan bolong dari cms open source tersebut.
Situs presiden Filipina juga menjadi korban atas serangan yang menurut ABS-cbnnews ulah dari Anonymous PH. Halaman muka dari website presiden telah berubah menjadi kritikan dari defacers atas kegagalan dari pemerintah dalam mengatasi konflik Sabah.
"Anda tidak melakukan apa-apa ketika saudara kita dibantai oleh militer Malaysia sedangkan perempuan dan anak-anak kita menjadi sasaran pelanggaran HAM. Jika anda tidak dapat bertindak sebagai presiden Filipina, setidaknya bertindaklah sebagai warga Filipina. Kami mengawasi", demikian salah satu pernyataan dari mereka di situs yang diretas.
Situs presiden Filipina yang diretas ketika Warta Perang Dunia intip ternyata menggunakan CMS wordpress. Sehingga besar kemungkinan para peretas memanfaatkan bolong dari cms open source tersebut.
sumber: abs-cbnnews
Raja Muda Selamat dan Reporter Filipina Ditolak Meliput Sabah
3/13/20130 comments
http://wartaperang.blogspot.com/2013/03/raja-muda-selamat-dan-reporter-filipina.html
Manila - Berita simpang siur mengenai status tewasnya Raja Abgimuddin merebak ketika beberapa media Malaysia mengabarkan bila jasad adik Kesultanan Sulu telah ditemukan. Demikian menurut kompas yang melansir dari inquirer.net.
Namun ketika warta perang dunia mencoba menelusuri ke berbagai media yang ada, tidak ada pernyataan secara resmi yang menyatakan bila Raja Muda telah tewas. Dari pihak Malaysia sendiri memang mengakui telah menewaskan 20an orang anggota militan, dan katanya salah seorang jenderalnya bernama Haji Musa yang juga merupakan tokoh MNLF ikut tewas, namun tidak ada kepastian mengenai status dari Raja Muda.
Dari Filipina pihak keluarga kesultanan Sulu menyatakan bila raja muda dalam keadaan baik-baik saja dan bisa selamat dari sergapan pasukan Sulu di Lahad Datu kemarin. Dalam pembicaraan antara Jaycel - putri Sultan Sulu - bersama pamannya - Raja Muda Agbimuddin, diakui bila mereka belum bisa bertemu dengan Haji Musa sehingga status dari beliau tidak diketahui.
Jurnalis Dari Filipina Ditolak Meliput Sabah
Kembali
ke Malaysia, pemerintahan Malaysia menyatakan menolak wartawan-wartawan
dari Filipina yang meliput konflik Sabah ini. Menurut pihak Malaysia
hal ini dilakukan untuk menghindari simpang siurnya berita.
Beberapa hari sebelumnya, media Filipina ramai mengabarkan bagaimana brutal dan buruknya perlakuan pihak Malaysia terhadap warga Filipina yang ditangkap. Namun dengan tertutupnya Malaysia akan akses publik terhadap konflik Sabah, berita-berita yang beredar sangat sulit untuk dikonfirmasi.
Beberapa hari sebelumnya, media Filipina ramai mengabarkan bagaimana brutal dan buruknya perlakuan pihak Malaysia terhadap warga Filipina yang ditangkap. Namun dengan tertutupnya Malaysia akan akses publik terhadap konflik Sabah, berita-berita yang beredar sangat sulit untuk dikonfirmasi.
Keluaga Kesultanan Sulu Terpecah?
Dari
Filipina di Camp Crame, Quezon City, kemarin baru saja dilakukan
perundingan antara Mar Roxas perwakilan dari pemerintah Filipina dengan
Sultan Bantilan Esmail Kiram II saudara dari Jamalul (Sultan Sulu Red.).
Dalam pembicaraan tersebut disampaikan pertanyaan dari Esmail sebagai
perwakilan dari keluarga untuk mengetahui bagaimana mekanismenya
"meletakan senjata" seperti yang diminta oleh pihak Malaysia.
Namun anehnya, meskipun Esmail menyatakan diri sebagai perwakilan dari keluarga, dari pihak Kesultanan Sulu sendiri dengan diwakili oleh juru bicaranya Indjirani menyatakan bila Jamalul tidak memerintahkan Esmail untuk menemui Roxas, padahal menurut Esmail dia telah meminta persetujuian dari Jamalul untuk menemui Roxas.
Putri Jacel sendiri yang rupanya juga ada dalam pertemuan itu menyatakan bila apa yang mereka lakukan hanyalah sebuah gesture yang baik sebagai warga negara Filipina memenuhi permintaan pemerintah.
Namun anehnya, meskipun Esmail menyatakan diri sebagai perwakilan dari keluarga, dari pihak Kesultanan Sulu sendiri dengan diwakili oleh juru bicaranya Indjirani menyatakan bila Jamalul tidak memerintahkan Esmail untuk menemui Roxas, padahal menurut Esmail dia telah meminta persetujuian dari Jamalul untuk menemui Roxas.
Putri Jacel sendiri yang rupanya juga ada dalam pertemuan itu menyatakan bila apa yang mereka lakukan hanyalah sebuah gesture yang baik sebagai warga negara Filipina memenuhi permintaan pemerintah.
sumber: interaksyon, inquirer
Putri Kiram: Menyerah Bukan Pilihan, Wanita Hamil dan Anak Ditembaki
3/10/20131comments
http://wartaperang.blogspot.com/2013/03/putri-kiram-menyerah-sebuah-pilihan.html
Manila - Putri dari Sultan Sulu Jamalul Kiram III pada Sabtu kemarin
mengatakan bila para pengikut Sultan akan tetap dalam pendiriannya untuk
tidak menyerah meskipun kementrian Luar Negeri Filipina mengatakan bila
meletakan senjata adalah satu-satunya jalan.
Berbicara dengan radio dzMM, putri Jaycel mengatakan bila grup yang dipimpin oleh Raja Muda Agbimuddin Kiram tidak akan meninggalkan Sabah meskipun mendapatkan serangan militer terus dari pihak keamanan Malaysia.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri Raul Hernandez pada hari Jumat mengatakan bila grup Raja Muda tidak mempunyai pilihan kecuali meletakan senjatanya setelah seruan gencatan senjata ditolak oleh pemerintahan Malaysia. Kepolisian Malaysia mengatakan bila warga Filipina tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah, oleh karenanya operasi atas mereka akan terus dilakukan.
Wanita Hamil dan Anak Ditembaki Pihak Malaysia
sementara itu, putri Jaycel juga mengatakan bila mereka mendapatkan informasi bila pihak militer Malaysia juga telah melakukan penembakan terhadap wanita hamil dan anak-anak di Lahad Datu.
Namun Hernandez mengatakan bila DFA masih belum dapat mengkonfirmasi insiden ini dan mengetahui berapa jumlah total korban di Sabah.
Dari Malaysia dikabarkan saat ini telah tertangkap 79 orang yang terkait dengan gerakan Raja Muda di Sabah. Dan jumlah orang tewas telah mencapai 61 orang.
Konflik Sabah Bisa Melebar Ke Daerah Lain
Seorang tokoh Filipina mantan senator dan kepala staf Militer Rodolfo Biazon mengatakan bila ada kemungkinan bila kekerasan yang terjadi sekarang di Sabah melebar ke darah terdekat lainnya yaitu Tawi-Tawi. Dia mengatakan bila Angkatan Laut Filipina telah dikirimkan ke Sulu untuk mencegah kejadian itu terjadi di daerah lain.
Biazon juga mengatakan bila dia telah berbicara dengan beberapa pemimpin Muslim di Muntinlupa dan mendapatkan beragam pendapat mengenai bagaimana cara untuk mengakhiri konflik ini yang menurut kepolisian Malaysia telah memakan korban lebih dari 60 orang.
Dia mengatakan bahkan sebagian dari mereka menganjurkan agar pemerintahan Filipina harus mengirimkan pasukan ke Sabah untuk membantu tercapainya tujuan Sultan Sulu Jamalul Kiram III.
Biazon juga mengungkapkan kemungkinan yang lain untuk menghentikan konflik ini yaitu dengan mengirimkan grup kecil yang terdiri dari politikus, ulama dan pemimpin tradisional dari pemerintahan otonomi Mindanao.
Pada perkembangan terakhir, 27 orang yang telah ditangkap di wilayah perairan Tanjung Batu yang terdiri dari 3 perahu karena dicurigai oleh pemerintahan Malaysia. Mereka terlihat sedang mencari ikan namun mencurigakan, demikian menurut Ismail kepala kepolisian Malaysia.
Berbicara dengan radio dzMM, putri Jaycel mengatakan bila grup yang dipimpin oleh Raja Muda Agbimuddin Kiram tidak akan meninggalkan Sabah meskipun mendapatkan serangan militer terus dari pihak keamanan Malaysia.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri Raul Hernandez pada hari Jumat mengatakan bila grup Raja Muda tidak mempunyai pilihan kecuali meletakan senjatanya setelah seruan gencatan senjata ditolak oleh pemerintahan Malaysia. Kepolisian Malaysia mengatakan bila warga Filipina tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah, oleh karenanya operasi atas mereka akan terus dilakukan.
Wanita Hamil dan Anak Ditembaki Pihak Malaysia
sementara itu, putri Jaycel juga mengatakan bila mereka mendapatkan informasi bila pihak militer Malaysia juga telah melakukan penembakan terhadap wanita hamil dan anak-anak di Lahad Datu.
Namun Hernandez mengatakan bila DFA masih belum dapat mengkonfirmasi insiden ini dan mengetahui berapa jumlah total korban di Sabah.
Dari Malaysia dikabarkan saat ini telah tertangkap 79 orang yang terkait dengan gerakan Raja Muda di Sabah. Dan jumlah orang tewas telah mencapai 61 orang.
Konflik Sabah Bisa Melebar Ke Daerah Lain
Seorang tokoh Filipina mantan senator dan kepala staf Militer Rodolfo Biazon mengatakan bila ada kemungkinan bila kekerasan yang terjadi sekarang di Sabah melebar ke darah terdekat lainnya yaitu Tawi-Tawi. Dia mengatakan bila Angkatan Laut Filipina telah dikirimkan ke Sulu untuk mencegah kejadian itu terjadi di daerah lain.
Biazon juga mengatakan bila dia telah berbicara dengan beberapa pemimpin Muslim di Muntinlupa dan mendapatkan beragam pendapat mengenai bagaimana cara untuk mengakhiri konflik ini yang menurut kepolisian Malaysia telah memakan korban lebih dari 60 orang.
Dia mengatakan bahkan sebagian dari mereka menganjurkan agar pemerintahan Filipina harus mengirimkan pasukan ke Sabah untuk membantu tercapainya tujuan Sultan Sulu Jamalul Kiram III.
Biazon juga mengungkapkan kemungkinan yang lain untuk menghentikan konflik ini yaitu dengan mengirimkan grup kecil yang terdiri dari politikus, ulama dan pemimpin tradisional dari pemerintahan otonomi Mindanao.
Pada perkembangan terakhir, 27 orang yang telah ditangkap di wilayah perairan Tanjung Batu yang terdiri dari 3 perahu karena dicurigai oleh pemerintahan Malaysia. Mereka terlihat sedang mencari ikan namun mencurigakan, demikian menurut Ismail kepala kepolisian Malaysia.
sumber: abs-cbn, youtube
Sudah Terlambat Untuk Minta Maaf, Kiram Berkata Pada Manila
3/07/20131comments
http://wartaperang.blogspot.com/2013/03/sudah-terlambat-untuk-minta-maaf-kiram.html
Surat itu diberikan 2 hari sebelum presiden Benigno naik menjadi presiden dan berisi tentang permintaan kebijaksanaan dari pemerintah Filipihan atas klaim warga Sulu terhadap Sabah.
"Saya bermaksud untuk menulis surat permintaan maaf", demikian Del Sario Menteri Luar Negeri Filipina berkata.
Dalam pernyataannya di website kementerian luar negeri (DFA), mereka mengakui bila surat dari Agbimuddin - raja muda Kesultanan Sulu yang memimping pasukan Kesultanan Sulu di Sabah - telah ditemukan di tempatnya.
"... surat itu telah ditemukan oleh DFA. Kementrian bertanggung jawab penuh terhadap pengawasan surat tersebut", demikian pernyataan di website mereka.
Aquino sebelumnya menyatakan bila surat itu besar kemungkinan telah hilang dalam rimba birokiratik, sedangkan juru bicara kepresidenan Edwin Lacierda mengatakan sebelumnya bahwa mereka tidak pernah menerima surat dari Abgimudin.
Surat itu pertama berisi ucapan selamat terhadap terpilihnya Aquino di kepresidenan seblum mendesak bimbingan pemerintah atas kepemilikan Kesultanan Sabah serta peran dalam pembicaraan perdamaian dengna Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Malaysia adalah fasilitator dalam perundingan damai ini.
Dalam surat itu Agbimuddin juga melaporkan kepada Aquino tentang beridrinya Interim Supreme Royal Ruling Council (ISRRC) dibawah kesultanan, menyusul serangkaian konsultasi di Siminul, Indanan dan Kawit di Filipina. Agbimuddin yang merupakan chairman dari ISRRC juga menyatakan rasa frustasi dari seluruh pengikutnya karena diabaikan selama lima dekade lebih mengenai klaim mereka terhadap Sabah dan mengakhiri isi surat itu dengan harapan untuk melihat "perubahan dalam penanganan isu Sabah" dibawah administrasi Aquino.
Sultan Jamalul sendiri juga telah membuat surat terhadap Aquino di tahun 2011 dan tahun kemarin mengenai hal ini, namun juga tidak mendapatkan respond. Sehingga keluarlah dekrit kerajaan untuk memperbolehkan warganya kembali ke Sabah dengan para pengikutnya awal Februari tahun ini.
Fatima Celia, istri dari Sultan Sulu Jamalul Kiram III mengatakan pada ABN-CBS News bahwa pemerintah seharusnya meminta maaf kepada keluarga yang ditinggal oleh Tentara Kesultanan Sulu yang telah ditinggalkan. "Kerusakan telah terjadi? oh tidak. Nyawa telah hilang", demikian katanya di acara berita prime time pukul 8 di Filipina.
Aquino Menyalahkan Kesultanan Sulu
Sebelumnya Aquino menyalahkan Kesultanan Sulu telah membahayakan nasib hidup dan kejahtraan 800.000 orang warga Filipina yang ikut merantau bekerja di Malaysia. Aquino juga menampik bila pemerintah tidak memperhatikan isu ini. Dia juga mengingatkan publik tentang perjanjian tanggal 1 Februari 1968 dimana pengacara yang ditunjuk oleh kesultanan menyerahkan kekuasaan pada Pemerintah untuk mengurus isu Sabah. Mengirim tentara untuk mengklaim Sabah bukan jalan untuk menyelesaikan permasalahan antara Filipina dan Malaysia.
Pemerintah Filipina saat ini mendapatkan repond keras dari publik karena membiarkan warga Filipina mendapatkan aksi keras dari pemerintahan Malaysia. Namun perwakilan dari pemerintah selalu menyatakan bila apa yang terjadi tidak dapat dihindari karena Filipina pun akan melakukan hal yang sama bila menghadapi situasi yang sama.
13 Tentara Kesultanan Sulu Dikonfirmasi Tewas
Kementrian Pertahanan Malaysia juga melakukan pernyataan pers bahwa 13 anggota tentara Kesultanan Sulu telah tewas. Dua buah photo ditunjukkan kepada wartawan. Belum diketahui dengan jelas oleh sebab apa mereka tewas, apakah karena bombardir atau karena peluru. Sebelumnya Malaysi melakukan serangan besar-besaran terhadap konsentrasi Tentara Kesultanan Sulu dengan mengirimkan tiga pesawat F-18 dan lima pesawat Hawk, sedangkan di darat lebih dari 5 batalyon tentara dan polisi dikerahkan.
Jumlah pasukan yang dikirimkan simpang siur mengingat pemerintah menolak untuk menyatakan berapa banyak jumlah tentara yang dikirimkan untuk mengusir milisi Sulu dengan alasan untuk menjaga agar strategi tetap rahasia. Pemboman dilakukan juga dengan hati-hati di wilayah seluar 4km persegi, demikian menurut kementrian Pertahanan Malaysia.
Jacel - anak dari Jamalul Kiram, salah satu dari 9 pewaris tahta Kesultanan Sulu - menyatakan bila kemarin pamannya raja muda Agbimuddin bersedia untuk melepaskan empat orang sandera Malaysia yang ditawan di depan media Internasional dan Palang Merah Internasional untuk menunjukkan bila mereka tidak dilukai.
Setelah pertempuran di akhir minggu lalu dengan polisi Malaysia, tentara Kesultanan Sulu menyatakan bila mereka telah menangkap empat orang warga Malaysia yang terdiri dari seorang polisi, dua orang tentara dan seorang pejabat pemerintah.
Namun pernyataan ini ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Malaysia yang menyatakan tidak ada sandera yang ditawan oleh militan ini.
Propaganda Dari Pemerintah Malaysia?
Dalam waktu bersamaan, kantor berita corong pemerintah Malaysia, bernama, mengeluarkan beberapa buah artikel yang melemahkan klaim dari Kesultanan Sulu terhadap Sabah. Menurut berita yang dilansir ulang oleh New Straits Times dari Bernama, Jamalul Kiram III adalah Sultan sulu yang palsu, demikian menurut informasi yang katanya berasal dari orang dalam keluarga Kesultanan Sulu.
Sumber ini yang katanya mengetahui dengan dalam sejarah keluarga Kesultanan Sulu menyatakan bila menurut silsilah keluarga, Jamalul Kiram III memang anggota keluarga, namun tidak termasuk kedalam sembilan orang ahli waris yang berhak menerima pembayaran sewa tanah.
"Ketika Jamalul Kiram II meninggal tahun 1936, dia tidak meninggalkan pewaris tahta dan BNBC (British North Borneo Company) menghentikan pembayaran. Jadi, sembilan perwakilan pergi ke pengadilan untuk menyatakan diri bahwa mereka berhak mendapatkan pembayaran tersebut", demikian katanya.
Ditahun 2011, anak turun dari sembilan orang ini mendapatkan perintah dari pengadilan Sulu yang mengakui mereka sebagai pewaris dari grup 9 yang mewakili kesultanan Sulu dulu. Generasi kedua ini adalah: Dayang Dayang Piandao Taj-Mahal Kiram-Tarsum Nuqui, Putli Nurhima Kiram-Forman, Siti Ayesha K.H Sampang, Sulatan Fuad A. Kiram, Dayang-Dayang Sheramar T. Kiram, Princess Permaisuri Kiram Guerson dan Sitti Jenny K.A Sampang
Dalam artikel lainnya, bernama juga melansir pernyataan para ahli sejarah bila Sabah memang resmi menjadi bagian dari Malaysia setelah sebelumnya telah melakukan referendum yang dilakukan oleh Cobbold Commission ditahun 1962 dan diakui oleh PBB, demikian pernyataan Mosli Tarsat seorang sejarawan dari Universitas Sabah.
Cobbold Commission yang mengadakan referendum selama 4 bulan di Sabah dan Sarawak menerima 2200 memo dengan 80% warga dikatakan mendukung pembentukan Malaysia.
Menteri Informasi, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Dr. Rais Yatim juga menyatakan bila Sabah secara sah adalah bagian dari pemerintahan Malaysia dan telah diakui secara Internasional. Hal ini juga di dukung oleh Profeso Dr. Ramlah Adam, dia barkata, "Mereka tidak bisa mengklaim hanya berdasarkan sejarah. Sebagai contoh, pemerintahan kecil Kedah, Perlis, Kelantan dan Terengganu meminta kepada Inggris, mereka tidak akan bisa mengklaim negara".
Ramlah mengatakan kepada warga Malaysia terutama di Sabah harus jelas mengenai apa yang terjadi dan negara supaya tetap aman dan utuh.
Warga Mengungsi dan MILF Menolak Terlibat
Setelah serangan kemarin, sekitar 2000 warga dari 7 desa yang ada di
Kampung Tanduo mengungsi ke Embara Budi dan Fajar Harapan setelah
militer semakin memperlebar kejaran mereka terhadap para militan.
Makanan juga dikirimkan oleh National Security Council (NSC) sore kemaren di tempat penampungan sementara.
Sedangkan dari Filipina, MILF - kelompok militer sempalan dari MNLF
dengan diwakili oleh ketuanya: Al-Haj Murad Ebrahim menyatakan bila
konfrontasi antara teroris dan kekuatan keamanan di Lahad Datu dan
Semporna adalah permasalahan Kuala Lumpur dan administrasi Manila untuk
menyelesaikan.
"Warga kami tidak terlibat dalam penyusupan. Kita tidak ingin terlibat dalam permasalahan ini, dan kami tidak ingin membuatkan semakin sulit", demikian katanya terhadap Bernama melalui wawancara eksklusif dengan telepon dari benteng pertahanannya di Camp Darapanan di Sultan Kudarat, Maguindanao, Filipina Selatan kemarin.
Sumber: themalaysianinsider, nst, theborneopost
Tidak ada komentar:
Posting Komentar