Senin, 27 Mei 2013

KONFIRMASI KONDISI POLITIK DAN SITUASI PERANG DI SURIAH..??? >>> S: Dalam beberapa hari mendatang tentara Syria akan menang. Perang ini sudah hampir mendekati akhir. Kota Al Qusayr yang menjadi pusat pemberontakan dan tempat masuknya suplai pasukan dan senjata dari luar negeri ke Syria sudah dikuasai tentara. [Dia menggerak-gerakkan tangannya melukiskan peta menunjukkan dimana posisi Al Qusayr dan dari arah mana saja tentara Syria mengepung pemberontak yang bercokol di sana, sambil menjelaskan bagaimana strategi tentara Syria dalam menaklukkan pemberontak]....>>> ....Atas jasa seorang teman, saya terhubung dengan seorang jurnalis senior Syria. Atas seizin sang jurnalis, perbincangan saya dengannya saya tuliskan di sini. Namun untuk menjaga keamanannya, identitasnya tidak bisa diungkap. Foto yang saya taruh di sini pun saya samarkan pada bagian wajahnya. Kita sebut saja namanya Mr. As-Souri. Sebenarnya, pertanyaan yang saya ajukan kepadanya hanyalah sekedar konfirmasi atas apa yang sudah saya ketahui selama ini. Namun perbincangan ini memiliki nilai penting karena –dalam penelitian ilmiah dengan metode kualitatif—perbincangan saya dengannya bisa disebut sebagai ‘data primer’...>> S: Bashar Assad adalah presiden yang sangat cerdas. Segera setelah ada demonstrasi, dia mengundang mereka untuk duduk bersama, mendiskusikan apa keinginan mereka. Assad bahkan menyetujui dilakukannya perubahan UU sesuai permintaan para demonstran. Lalu, dilakukan referendum untuk meminta persetujuan rakyat atas UU baru itu. Dan kini kami sudah memiliki UU yang baru.Tapi mereka tidak berhenti. Inilah buktinya, mereka ingin Syria hancur, bukan ingin demokrasi atau kebebasan. Buktinya, mereka membunuh dokter, insinyur, pilot-pilot yang sedang dalam perjalanan menuju bandara. Untuk apa? Apa ini diajarkan Islam? Mereka menculik orang-orang lalu meminta tebusan. Apa ini Islam? Anda tahu, setiap pagi istri saya menangis sehabis sholat Subuh. Dia menangis sambil berdoa untuk Syria. Bagi kami Bashar tidak penting. Yang penting adalah Syria. Mereka sedang menghancurkan Syria. Syria benar-benar sendirian. Padahal selama ini Syria sangat mendukung nasionalisme Arab. Syria setia pada negara-negara Arab. Semua penduduk negara Arab bebas masuk ke Syria tanpa visa. D: Sebagian berita menyebutkan adanya shabiha [milisi pro Assad] yang membantai rakyat sipil? S: [menggeleng-geleng] tidak.. tidak.. mereka [pemberontak] yang membunuh rakyat sipil lalu melemparkan tuduhan bahwa tentara Assad yang melakukannya...>> S: Saya sudah bilang. Selama ** tahun usia saya, saya bahkan tak tahu apa agama tetangga saya. Kami hidup damai selama ini, apapun agamanya. Lalu tiba-tiba mereka datang dari luar negeri dan membunuh kami. Apa ini jihad? Rasulullah berkata [ia mengutip hadis] membunuh satu mukmin itu jauh lebih buruk daripada menghancurkan Ka’bah. Membunuh satu orang sama seperti membunuh satu umat. Mereka mengebom sekolah, universitas, apa ini jihad? Anda tahu bagaimana dulu Rasulullah hidup? Nabi punya tetangga Yahudi yang tiap pagi menaruh kotoran di depan pintu rumahnya. Tapi Nabi diam saja, tak melakukan apapun terhadap Yahudi itu. Suatu pagi, Nabi mendapati, tak ada kotoran lagi di depan pintunya. Nabi segera mendatangi Yahudi itu dan bertanya, “Apa kau baik-baik saja?”. Lalu si Yahudi menjawab, “Ya, aku baik-baik saja, mengapa engkau menanyakan kabarku?” Nabi menjawab, “Biasanya kau menaruh kotoran di depan pintu rumahku, tapi pagi ini tidak. Aku khawatir engkau sakit.” Saat itu juga si Yahudi yang terkesan oleh kemuliaan akhlak Rasulullah, mengucapkan syahadat. Ada ulama yang sangat terkenal di Syria, Syekh Al Buthy. Seumur hidupnya, dia tak pernah pegang senjata. Dia menulis 21 kitab yang sangat bagus tentang Islam. Tapi mereka membunuhnya. Apa ini jihad? Tujuan mereka adalah menghancurkan Syria, demi Israel. Kami bukan negara kaya, tapi juga tidak miskin. Tidak seperti negara-negara Arab lain yang banyak utang kepada Barat, kami tidak punya utang. Syria sedang merintis pembangunan pipa gas dari Irak dan Iran untuk dialirkan lewat Syria ke Mediterrania. Kalau ini terwujud, Syria akan sangat kaya dan bertambah kuat. Israel sangat takut ini terjadi. D: Lalu, mengapa ada muslim yang mau datang ke Syria untuk berperang? S: Sebagian dari mereka kurang pendidikan sehingga tidak menyadari apa yang mereka lakukan. Sebagian dari mereka miskin dan mau berperang karena ada imbalan uang dari Qatar dan Arab Saudi. Mereka juga diberi obat. Pernah seorang pemberontak ditangkap dalam keadaan berjoget-joget. Dia dikunci dalam sel. Keesokan paginya, dia ditemukan sedang meratap, “Mengapa aku di sini? Apa yang aku lakukan di sini?” Tentara Syria menemukan penyelundupan pil-pil halusinasi. Pil-pil itu banyak sekali masuk ke Syria dan dikonsumsi para pemberontak. D: Ada sebagian aktivis muslim Indonesia yang menyerukan agar umat muslim Indonesia berjihad ke Syria. Apa pendapat Anda? S: [menggeleng-gelengkan kepala, raut muka sedih] Saya sedih mendengarnya. Saya mencintai orang-orang Indonesia. Mengapa mereka ingin membunuh kami? Mereka bilang jihad di Syria akan membuat mereka masuk surga. Padahal ada banyak cara untuk masuk surga. Mengapa kami yang dibunuh? Mengapa tidak berjihad ke Palestina? Pernah suatu kali ada pemberontak yang luka parah ditolong oleh dokter. Setelah sembuh, dia marah-marah kepada dokter itu. Katanya, “Mengapa kauselamatkan aku?! Kalau aku mati, sekarang aku pasti sedang makan malam bersama Rasulullah!” [kami lalu berbicara tentang berbagai hal terkait kultur Syria, antara lain kebiasaan saling berbagi makanan di bulan Ramadhan. Mr Souri tiap hari bersama istrinya memasak makanan lalu dibagikan ke tetangga-apapun agama dan mazhabnya-dan sebaliknya, juga menerima pembagian makanan dari tetangga. Meja makan selalu penuh dengan makanan pemberian banyak orang. Di masjid, disediakan buka bersama gratis. Mr. Souri juga cerita bahwa di Syria, Kristen pun banyak mazhabnya dan masing-masing bebas punya gereja sendiri.]..>> Media Iran Press TV baru-baru ini mengadakan wawancara dengan ahli politik dari Lebanese University, Beirut, tentang prospek politik regim raja-raja Arab badui. Hal tersebut terutama terkait dengan maraknya aksi-aksi demonstrasi di Bahrain dan Saudi serta penangkapan tokoh-tokoh Shiah di Saudi dengan tuduhan spionase untuk kepentingan Iran. Sama dengan sebagian besar analis politik Timur Tengah lainnya, Mohsen Saleh memprediksi kekuasaan regim-regim kerajaan Arab badui tersebut akan bertumbangan tidak lama lagi. "Kini masyarakat di barat telah mengetahui, di media-media massa Amerika, bahwa 2 negara kediktatoran ini (Saudi dan Bahrain) akan berakhir dengan segera, dan saya kira mereka tidak akan bisa mempertahankan diri lagi. Kini mulai muncul suara-suara di negara-negara barat, mempertanyakan apa yang telah dilakukan negara-negara itu (Saudi dan Bahrain)? Mereka telah melakukan segala tindakan yang anti-demokrasi, anti-kebebasan dan anti-aktivitas kemanusiaan serta anti-kebebasan berbicara. Waktunya telah cukup dekat bagi kita untuk menyaksikan beberapa perubahan di kawasan itu," demikian pernyataan Mohsen Saleh ..>> Kini masyarakat di barat telah mengetahui, di media-media massa Amerika, bahwa 2 negara kediktatoran ini (Saudi dan Bahrain) akan berakhir dengan segera, dan saya kira mereka tidak akan bisa mempertahankan diri lagi. Kini mulai muncul suara-suara di negara-negara barat, mempertanyakan apa yang telah dilakukan negara-negara itu (Saudi dan Bahrain)? Mereka telah melakukan segala tindakan yang anti-demokrasi, anti-kebebasan dan anti-aktivitas kemanusiaan serta anti-kebebasan berbicara. Waktunya telah cukup dekat bagi kita untuk menyaksikan beberapa perubahan di kawasan itu...>>> Ya, kita tahu bahwa negara-negara barat dan khususnya Amerika, mereka memiliki monopoli dalam media massa dan propaganda untuk melawan Iran, Hezbollah dan "poros perlawanan". Itulah sebabnya mereka berusaha menutup-nutupi hal itu dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Saudi Arabia. Namun saya rasa hal itu tidak akan berlangsug lama...>> "Kami tetap memasang mata dan telinga terhadap Isreal.... dan pemberontak-pemberontak itu adalah zionis juga," katanya. "Kami berhak untuk membela orang Lebanon dimanapun mereka berada, terutama jika mereka juga orang Shiah," tambahnya. Pemberontak Syria mengungkapkan kemarahannya pada Hizbollah atas keterlibatannya di Syria dengan menembaki kota-kota perbatasan seperti Qasr. Di pintu masuk kota Hermel, sekitar 15 kilometer dari perbatasan Syria, Ali Shamas (54 th) memegang pecahan mortir yang telah menghancurkan rumahnya yang ditembakkan pemberontak Syria. Ia dan warga kota lainnya sebenarnya menginginkan pemerintah untuk bisa melindungi mereka. Namun mereka hanya bisa mengandalkan Hizbollah untuk melakukannya...>> Keluarga komandan pejuang Hizbollah, Hussein Habib, masih diliputi kesedihan setelah Habib meninggal dalam pertempuran di Syria. Namun mereka semua bangga dengan kematian tersebut dan menyatakan siap memberikan putra yang lain untuk menjadi syuhada. Di kota Baalbek dan kota-kota lain di sebelah timur Lebanon yang menjadi basis kekuatan Hizbollah, sudah menjadi rahasia umum bahwa para anggota milisi Hizbollah telah menyeberangi perbatasan untuk melindungi saudara-saudara mereka yang tinggal di Syria dari serangan para pemberontak. Pada pendukung kelompok ini di Lebanon dengan bangga akan menjelaskan peran yang dilakukan para pejuang Hizbollah dalam melindungi orang-orang Shiah di Syria serta makam-makam "ahlul bait"...>>

PEJUANG HIZBOLLAH RELA MATI DI SYRIA 

http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/05/pejuang-hizbollah-rela-mati-di-syria.html#.UaScvFIxVkg

 
 
"Kami tetap memasang mata dan telinga terhadap Isreal.... dan pemberontak-pemberontak itu adalah zionis juga," kata seorang pejuang Hizbollah yang terlibat pertempuran di al Qusayr, Syria.

Pernyataan tersebut membantah tuduhan Hizbollah telah mengkhianati tujuan awalnya untuk memerangi Israel dengan melibatkan diri dalam pertempuran di Syria. Pernyataan senada akan diberikan oleh ratusan pejuang Hizbollah yang kini terlibat pertempuran di al Qusayr, termasuk juga ratusan pejuang lainnya yang kini menjaga makam-makam suci para "ahlul bait" (keluarga dan keturunan Rosulullah) yang terdapat di Syria bersama milisi-milisi Shiah dari negara-negara lain seperti Irak dan Iran.

Keluarga komandan pejuang Hizbollah, Hussein Habib, masih diliputi kesedihan setelah Habib meninggal dalam pertempuran di Syria. Namun mereka semua bangga dengan kematian tersebut dan menyatakan siap memberikan putra yang lain untuk menjadi syuhada.

Di kota Baalbek dan kota-kota lain di sebelah timur Lebanon yang menjadi basis kekuatan Hizbollah, sudah menjadi rahasia umum bahwa para anggota milisi Hizbollah telah menyeberangi perbatasan untuk melindungi saudara-saudara mereka yang tinggal di Syria dari serangan para pemberontak. Pada pendukung kelompok ini di Lebanon dengan bangga akan menjelaskan peran yang dilakukan para pejuang Hizbollah dalam melindungi orang-orang Shiah di Syria serta makam-makam "ahlul bait".


Hussein Habib tewas dalam pertempuran di wilayah al Qusayr, Provinsi Homs, Syria, demikian keterangan anggota-anggota keluarganya di Baalbek. Ia meninggal 2 minggu lalu, namun hingga keluarganya belum bisa menguburkan jasadnya yang masih ditahan oleh para pemberontak.

"Kami tersiksa oleh kenyataan bahwa jenasahnya belum kami terima, dan itu semua adalah karena pemberontak-pemberontak itu," kata Fatima Habib, keponakan Hussein.

Menurut keluarganya, Hussein Habib lahir di wilayah Al Qusayr, Syria, namun tinggal di Baalbek.

"Ia pergi untuk mempertahankan keluarga dan rumahnya," tambah Fatima.

"Kami telah kehilangan seorang yang kami cintai dan situasinya sangat sulit bagi kami, namun jika ada orang lain dari keluarga ini yang menginginkan, kami tidak akan keberatan untuk mengijinkannya pergi dan menjadi syuhada," katanya lagi.

Habib yang telah berkeluarga dengan 2 orang anak dikenal sebagai seorang pejuang senior Hizbollah. Namun keluarganya bersikukuh bahwa ia meninggal saat berjuang bersama Komite Rakyat, milisi-milisi lokal yang loyal pada pemerintah Syria.

Baalbek hanya berjarak beberapa kilometer dari pintu masuk ke kota Qasr di wilayah Hermel yang menjadi target serangan mortir pemberontak Syria. Simpati penduduk setempat terhadap regim Bashar al Assad ditunjukkan dengan nyata: poster-poster Bashar al Assad dipasang di jalan-jalan dan penduduk menyebut pemberontak Syria sebagai teroris.

"Para teroris telah menindas ribuan warga keturunan Lebanon yang tinggal di perbatasan (wilayah Syria) sehingga mereka meminta bantuan kepada Hizbollah untuk melindungi tanah dan kehormatan mereka," kata Abu Fadi Kanaan.

Saat berbicara, ia memandangi wilayah Syria dari lantai atas rumahnya, dimana asap hitam mengepul dari Al Qusayr setelah bom-bom dijatuhkan pesawat-pesawat tempur Syria ke posisi-posisi pemberontak.

"Kami melindungi rumah-rumah dan desa-desa kami. Ya, kami telah mengirim anak-anak kami dan kami telah siap untuk bertempur."

Pernyataan keluarga Habib dan Kanaan tersebut, tentang warga Syria keturunan Lebanon (atau orang Lebanon yang tinggal di Syria karena mereka berasal dari satu keluarga yang sama, dan orang Arab dikenal sebagai bangsa yang masih terikat kuat dengan tradisi kekeluargaan atau tribalisme) adalah sejalan dengan pernyataan pimpinan Hizbollah dalam pidato yang disampaikan pertama kali pada bulan Oktober 2012 lalu. Nasrallah menyinggung tentang penderitaan penduduk 13 desa di Syria yang dihuni oleh orang-orang Lebanon. Ia juga menyebutkan bahwa penduduk disana telah membeli senjata untuk mempertahankan diri dari serangan pemberontak Syria.

"Kami (Hizbollah) tidak campur tangan dengan keputusan mereka, namun kami juga tidak bisa melarang mereka untuk mengangkat senjata," kata Nasrallah.

Namun klaim tersebut baru terkonfirmasi setelah adanya mayat-mayat syuhada Hizbollah yang dikirimkan ke keluarganya di Lebanon untuk dikebumikan.

Seorang pemimpin senior Hezbollah, Sheikh Nabil Qaouq, berpidato di sela-sela upacara pemakaman seorang pejuang Hizbollah bulan April lalu menyebutkan aksi yang dilakukan para pejuang tersebut sebagai "kewajiban nasional dan moral."

"Syuhada Hezbollah adalah syuhadanya seluruh negeri karena mereka telah membela sesama warga Lebanon," sebutnya.

Beberapa analis menyebutkan terdapat sekitar 800 hingga 1.500 pejuang Hizbollah di medan perang Al-Qusayr. Jumlah lebih besar terdapat di sekitar makam Sayida Zeinab, cucu Nabi Muhammad yang dihormati oleh penduduk Syria dan menjadi salah satu tempat yang paling dimuliakan oleh kaum Shiah di dunia.

Abu Fadi Kanaan membantah tuduhan bahwa Hizbollah telah meninggalkan fokus perjuangannya selama ini untuk memerangi Israel.

"Kami tetap memasang mata dan telinga terhadap Isreal.... dan pemberontak-pemberontak itu adalah zionis juga," katanya.
"Kami berhak untuk membela orang Lebanon dimanapun mereka berada, terutama jika mereka juga orang Shiah," tambahnya.

Pemberontak Syria mengungkapkan kemarahannya pada Hizbollah atas keterlibatannya di Syria dengan menembaki kota-kota perbatasan seperti Qasr.

Di pintu masuk kota Hermel, sekitar 15 kilometer dari perbatasan Syria, Ali Shamas (54 th) memegang pecahan mortir yang telah menghancurkan rumahnya yang ditembakkan pemberontak Syria. Ia dan warga kota lainnya sebenarnya menginginkan pemerintah untuk bisa melindungi mereka. Namun mereka hanya bisa mengandalkan Hizbollah untuk melakukannya.


"Jika pemerintah gagal menjalankan kewajibannya, maka "perlawanan" (Hizbollah) dan rakyat yang akan melindungi," kata Shamas.


REF:
"Lebanon's Hezbollah faithful ready to die in Syria"; France 24; 30 April 2013

1 komentar:

Yogi Marsahala mengatakan...
Hebat sekali semangat patriotisme Hizbullah di Syria, komentar juga ya di blog saya myfamilylifestyle.blogspot.com

 

PROSPEK KELAM KERAJAAN-KERAJAAN ARAB BADUI

Media Iran Press TV baru-baru ini mengadakan wawancara dengan ahli politik dari Lebanese University, Beirut, tentang prospek politik regim raja-raja Arab badui. Hal tersebut terutama terkait dengan maraknya aksi-aksi demonstrasi di Bahrain dan Saudi serta penangkapan tokoh-tokoh Shiah di Saudi dengan tuduhan spionase untuk kepentingan Iran. Sama dengan sebagian besar analis politik Timur Tengah lainnya, Mohsen Saleh memprediksi kekuasaan regim-regim kerajaan Arab badui tersebut akan bertumbangan tidak lama lagi.

"Kini masyarakat di barat telah mengetahui, di media-media massa Amerika, bahwa 2 negara kediktatoran ini (Saudi dan Bahrain) akan berakhir dengan segera, dan saya kira mereka tidak akan bisa mempertahankan diri lagi. Kini mulai muncul suara-suara di negara-negara barat, mempertanyakan apa yang telah dilakukan negara-negara itu (Saudi dan Bahrain)? Mereka telah melakukan segala tindakan yang anti-demokrasi, anti-kebebasan dan anti-aktivitas kemanusiaan serta anti-kebebasan berbicara. Waktunya telah cukup dekat bagi kita untuk menyaksikan beberapa perubahan di kawasan itu," demikian pernyataan Mohsen Saleh


Berikut adalah cuplikan wawancara tersebut:

Press TV: Saya ingin mendapatkan pandangan Anda secara keseluruhan. Iran telah berulangkali membantah keterlibatannya dalam jaringan spionase yang dituduhkan. Mengapa Saudi terus saja berkusuh dengan tuduhan mereka?

Saleh: Semua orang tahu bahwa Saudi Arabia berlindung pada tuduhan itu untuk melawan Iran dan Hizbollah dan para aktifis, karena mereka tidak suka melihat orang-orang "bergerak" dimanis di kawasan selatan, atau di ibukota (Riyadh) atau di tempat-tempat lain di Saudi Arabia. Mereka sadar telah bertindak tidak adil terhadap rakyatnya, maka mereka ingin rakyat untuk tutup mulut.

Rakyat di Saudi dan juga Bahrain, mereka bergerak dan berbaris menuntut hak-hak dasar mereka, hak asasi untuk berbicara, menyampaikan pendapat, berdemonstrasi dan turut berpartisipasi dalam pemerintahan keseluruhan, seluruh sistem.

Penguasa Saudi dan Bahrain, sebagai keluarga suku, tidak ingin melihat pertisipasi dari tempat lain, atau sekte lain, atau partai lain, karena mereka menginginkan monopoli kekuasaan di bidang politik dan ekonomi serta sosial.

Hal ini tidak sesuai dengan kehidupan politik yang seharusnya. Saya rasa kini saatnya penguasa Saudi dan lain-lainnya untuk tidak berlindung di balik tuduhan kepada rakyatnya sendiri sebagai konspirator atau .... menuduh Iran, Hizbollah dan masyarakat lain.

Mereka harus berbuat sesuatu kepada rakyatnya. Ada sejenis tirani atau diktatorsip di Saudi Arabia. Mereka harus menahan diri dan melakukan sesuatu untuk rakyatnya. Jika tidak, maka saya rasa rakyat Saudi dan Bahrain akan terus berdemonstrasi hingga mendapatkan kebebasan mereka dan saat ini saya rasa kita akan segera malihat perubahan-perubahan di Teluk Parsi.

Setelah Syria, negara-negara Teluk harus berhitung seribu kali sebelum melakukan tindakan keras terhadap rakyatnya.

Press TV: Satu nama yang muncul dalam kaitan ini adalah Sheikh Hassan al-Ziyad (Sheikh dalam komunitas Shiah adalah seorang ulama yang bukan berasal dari keturunan Rosulullah. Yang terakhir ini mendapat gelar Sayyed), ia termasuk dalam daftar panjang tahanan politik di penjara Saudi yang ditahan tanpa tuduhan jelas. Mengapa kita tidak melihat adanya inisiatif dari masyarakat atau kelompok-kelompok pembela HAM untuk menyelesaikan masalah ini di Saudi?

Saleh: Ya, kita tahu bahwa negara-negara barat dan khususnya Amerika, mereka memiliki monopoli dalam media massa dan propaganda untuk melawan Iran, Hezbollah dan "poros perlawanan". Itulah sebabnya mereka berusaha menutup-nutupi hal itu dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Saudi Arabia. Namun saya rasa hal itu tidak akan berlangsug lama.

Kini masyarakat di barat telah mengetahui, di media-media massa Amerika, bahwa 2 negara kediktatoran ini (Saudi dan Bahrain) akan berakhir dengan segera, dan saya kira mereka tidak akan bisa mempertahankan diri lagi. Kini mulai muncul suara-suara di negara-negara barat, mempertanyakan apa yang telah dilakukan negara-negara itu (Saudi dan Bahrain)? Mereka telah melakukan segala tindakan yang anti-demokrasi, anti-kebebasan dan anti-aktivitas kemanusiaan serta anti-kebebasan berbicara. Waktunya telah cukup dekat bagi kita untuk menyaksikan beberapa perubahan di kawasan itu.



REF:
"KSA, Bahrain royals fear Shia influence: Mohsen Saleh"; Press TV; 23 Mei 2013


Mereka Datang untuk Membunuh Rakyat Syria

  http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/05/mereka-datang-untuk-membunuh-rakyat.html#more
Oleh: Dina Y. Sulaeman*
Atas jasa seorang teman, saya terhubung dengan seorang jurnalis senior Syria. Atas seizin sang jurnalis, perbincangan saya dengannya saya tuliskan di sini. Namun untuk menjaga keamanannya, identitasnya tidak bisa diungkap. Foto yang saya taruh di sini pun saya samarkan pada bagian wajahnya. Kita sebut saja namanya Mr. As-Souri. Sebenarnya, pertanyaan yang saya ajukan kepadanya hanyalah sekedar konfirmasi atas apa yang sudah saya ketahui selama ini. Namun perbincangan ini memiliki nilai penting karena –dalam penelitian ilmiah dengan metode kualitatif—perbincangan saya dengannya bisa disebut sebagai ‘data primer’.
Dina [D]: Di kota mana Anda tinggal?

As-Souri [S]: di kota *****

D: Ah ya.. saya dengar kota itu. Itu daerah asal seorang ulama yang gencar menggerakkan aksi pemberontakan melawan pemerintah. Namanya *******  Apa pendapat Anda tentang dia?

S: Anda mau jawaban yang sebenarnya?

D: Tentu saja.

S: Dia pria yang buruk, pernah ada skandal seks. Lalu dia pergi ke luar negeri dan sekarang tinggal di luar negeri.

D: Tapi saya lihat di internet, ada demo-demo warga yang mengelu-elukan namanya?

S: Ya, memang dia punya pendukung tapi tak banyak, mungkin 5-10%

D: Jadi, apa yang terjadi sebenarnya di Syria?

S: Baik, saya akan jelaskan dengan adil dan terus-terang. Usia saya sudah ** tahun. Sepanjang hidup saya, saya bahkan tidak tahu apa agama tetangga-tetangga saya. Saya tidak peduli apa mazhab orang yang duduk di sebelah saya. Begitulah kehidupan kami. Yang penting bagi kami adalah hati dan perilakunya. Syria adalah untuk semua orang, Kristen, Sunni, Syiah, Druze, Alawi, Yahudi…

D: Tapi ada kelompok pemberontak, Jabhah al-Nusrah yang mendeklarasikan khilafah.

S: Mereka bukan orang Syria. Pasukan mereka datang dari 40 negara asing. Mereka datang untuk membunuh rakyat Syria.

D: Kalau Assad tidak bermasalah, tentu tak ada penentangan rakyat?

S: Bashar Assad adalah presiden yang sangat cerdas. Segera setelah ada demonstrasi, dia mengundang mereka untuk duduk bersama, mendiskusikan apa keinginan mereka. Assad bahkan menyetujui dilakukannya perubahan UU sesuai permintaan para demonstran. Lalu, dilakukan referendum untuk meminta persetujuan rakyat atas UU baru itu. Dan kini kami sudah memiliki UU yang baru.Tapi mereka tidak berhenti. Inilah buktinya, mereka ingin Syria hancur, bukan ingin demokrasi atau kebebasan.


Buktinya, mereka membunuh dokter, insinyur, pilot-pilot yang sedang dalam perjalanan menuju bandara. Untuk apa? Apa ini diajarkan Islam? Mereka menculik orang-orang lalu meminta tebusan. Apa ini Islam?

Anda tahu, setiap pagi istri saya menangis sehabis sholat Subuh. Dia menangis sambil berdoa untuk Syria. Bagi kami Bashar tidak penting. Yang penting adalah Syria. Mereka sedang menghancurkan Syria. Syria benar-benar sendirian. Padahal selama ini Syria sangat mendukung nasionalisme Arab. Syria setia pada negara-negara Arab. Semua penduduk negara Arab bebas masuk ke Syria tanpa visa.

D: Sebagian berita menyebutkan adanya shabiha [milisi pro Assad] yang membantai rakyat sipil?

S: [menggeleng-geleng] tidak.. tidak.. mereka [pemberontak] yang membunuh rakyat sipil lalu melemparkan tuduhan bahwa tentara Assad yang melakukannya.


D:  Sebagian orang menyebut pemberontakan di Syria adalah jihad. Bagaimana pendapat Anda?

S: Saya sudah bilang. Selama ** tahun usia saya, saya bahkan tak tahu apa agama tetangga saya. Kami hidup damai selama ini, apapun agamanya. Lalu tiba-tiba mereka datang dari luar negeri dan membunuh kami. Apa ini jihad? Rasulullah berkata [ia mengutip hadis] membunuh satu mukmin itu jauh lebih buruk daripada menghancurkan Ka’bah. Membunuh satu orang sama seperti membunuh satu umat. Mereka mengebom sekolah, universitas, apa ini jihad?

Anda tahu bagaimana dulu Rasulullah hidup? Nabi punya tetangga Yahudi yang tiap pagi menaruh kotoran di depan pintu rumahnya. Tapi Nabi diam saja, tak melakukan apapun terhadap Yahudi itu. Suatu pagi, Nabi mendapati, tak ada kotoran lagi di depan pintunya. Nabi segera mendatangi Yahudi itu dan bertanya, “Apa kau baik-baik saja?”. Lalu si Yahudi menjawab, “Ya, aku baik-baik saja, mengapa engkau menanyakan kabarku?”  Nabi menjawab, “Biasanya kau menaruh kotoran di depan pintu rumahku, tapi pagi ini tidak. Aku khawatir engkau sakit.”  Saat itu juga si Yahudi yang terkesan oleh kemuliaan akhlak Rasulullah, mengucapkan syahadat.

Ada ulama yang sangat terkenal di Syria, Syekh Al Buthy. Seumur hidupnya, dia tak pernah pegang senjata. Dia menulis 21 kitab yang sangat bagus tentang Islam. Tapi mereka membunuhnya. Apa ini jihad?

Tujuan mereka adalah menghancurkan Syria, demi Israel. Kami bukan negara kaya, tapi juga tidak miskin. Tidak seperti negara-negara Arab lain yang banyak utang kepada Barat, kami tidak punya utang. Syria sedang merintis pembangunan pipa gas dari Irak dan Iran untuk dialirkan lewat Syria ke Mediterrania. Kalau ini terwujud, Syria akan sangat kaya dan bertambah kuat. Israel sangat takut ini terjadi.

D: Lalu, mengapa ada muslim yang mau datang ke Syria untuk berperang?

S: Sebagian dari mereka kurang pendidikan sehingga tidak menyadari apa yang mereka lakukan. Sebagian dari mereka miskin dan mau berperang karena ada imbalan uang dari Qatar dan Arab Saudi. Mereka juga diberi obat. Pernah seorang pemberontak ditangkap dalam keadaan berjoget-joget. Dia dikunci dalam sel. Keesokan paginya, dia ditemukan sedang meratap, “Mengapa aku di sini? Apa yang aku lakukan di sini?” Tentara Syria menemukan penyelundupan pil-pil halusinasi. Pil-pil itu banyak sekali masuk ke Syria dan dikonsumsi para pemberontak.

D: Ada sebagian aktivis muslim Indonesia yang menyerukan agar umat muslim Indonesia berjihad ke Syria. Apa pendapat Anda?

S: [menggeleng-gelengkan kepala, raut muka sedih] Saya sedih mendengarnya. Saya mencintai orang-orang Indonesia. Mengapa mereka ingin membunuh kami? Mereka bilang jihad di Syria akan membuat mereka masuk surga. Padahal ada banyak cara untuk masuk surga. Mengapa kami yang dibunuh? Mengapa tidak berjihad ke Palestina?

Pernah suatu kali ada pemberontak yang luka parah ditolong oleh dokter. Setelah sembuh, dia  marah-marah kepada dokter itu. Katanya, “Mengapa kauselamatkan aku?! Kalau aku mati, sekarang aku pasti sedang makan malam bersama Rasulullah!”

[kami lalu berbicara tentang berbagai hal terkait kultur Syria, antara lain kebiasaan saling berbagi makanan di bulan Ramadhan. Mr Souri tiap hari bersama istrinya memasak makanan lalu dibagikan ke tetangga-apapun agama dan mazhabnya-dan sebaliknya, juga menerima pembagian makanan dari tetangga. Meja makan selalu penuh dengan makanan pemberian banyak orang.  Di masjid, disediakan buka bersama gratis. Mr. Souri juga cerita bahwa di Syria, Kristen pun banyak mazhabnya dan masing-masing bebas punya gereja sendiri.]

S: Dalam beberapa hari mendatang tentara Syria akan menang. Perang ini sudah hampir mendekati akhir. Kota Al Qusayr yang menjadi pusat pemberontakan dan tempat masuknya suplai pasukan dan senjata dari luar negeri ke Syria sudah dikuasai tentara. [Dia menggerak-gerakkan tangannya melukiskan peta menunjukkan dimana posisi Al Qusayr dan dari arah mana saja tentara Syria mengepung pemberontak yang bercokol di sana, sambil menjelaskan bagaimana strategi tentara Syria dalam menaklukkan pemberontak]

D: [berpamitan]

S: Datanglah ke Syria. Tulislah buku tentang keindahan Syria. Syria adalah negeri yang indah. Kami adalah orang-orang yang riang. Setiap akhir pekan kami biasa membawa makanan lalu pergi ke alam terbuka dan menggelar tikar. Kami duduk-duduk berbincang-bincang, anak-anak berlarian dengan riang ke sana kemari.

D: dan sekarang…?

S: [menggeleng-gelengkan kepalanya dengan raut muka sedih]



* Dina Y. Sulaeman adalah alumnus Magister Hubungan Internasional Unpad, research associate di Global Future Institute. Tulisan-tulisannya bisa dilihat disini :http://dinasulaeman.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar