AS Akui Sanksi Anti-Iran Terbukti Gagal Friday, 10 May 2013, 08:46 WIB
cbsnews.com
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/05/10/mmk4ao-as-akui-sanksi-antiiran-terbukti-gagal
REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah laporan terbaru bagian penelitian Kongres
AS mengungkapkan sanksi ilegal terhadap Republik Islam Iran kehilangan
efeknya dan gagal menekan Teheran. "Efek strategis sanksi mungkin mereda
karena Iran mampu menyesuaikan secara ekonomi," kata laporan
Congressional Research Service (CRS) baru-baru ini.
Sanksi ilegal pimpinan AS terhadap sektor energi Iran bahkan
menyebabkan "peningkatan tajam" ekspor nonminyak seperti komoditas
pertanian, mineral dan produksi industri. "Tampaknya sanksi tidak bisa
mengurangi pengaruh Iran maupun kemampuan strategisnya di Timur Tengah,"
tegas laporan itu seperti dilansir kantor berita IRNA.
Laporan itu juga menambahkan bahwa sanksi anti-Iran juga gagal
menghalangi kemampuan Republik Islam untuk mengembangkan senjata
defensif produk dalam negerinya. "Beberapa berpendapat bahkan melihat
manfaat dari sanksi dalam jangka panjang bagi Iran dengan memaksa untuk
mendiversifikasi ekonominya dan mengurangi ketergantungan pada
pendapatan minyak," tambah laporan CRS itu. Laporan CRS juga
mempertanyakan efektivitas sanksi anti-Iran dalam mengendalikan program
energi nuklir Iran.
Pada awal tahun 2012, AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru
terhadap sektor keuangan dan minyak Iran dengan tujuan mencegah
negara-negara lain membeli minyak dan melakukan transaksi dengan Bank
Sentral Iran. Sanksi sepihak Barat dijatuhkan terhadap Iran atas tuduhan
tak berdasar pengalihan program energi nuklir sipil menuju kepentingan
militer.
Redaktur : Endah HapsariDubes: Sanksi Barat untuk Iran Lebih Rugikan Spanyol
Thursday, 25 April 2013, 17:11 WIB
Reuters
Reuters
REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Duta Besar Iran untuk Madrid, Morteza
Saffari Rabu (24/4) waktu setempat mengatakan bahwa sanksi Barat
terhadap program nuklir Iran lebih merugikan ekonomi Spanyol ketimbang
Iran.
Dalam satu wawancara eksklusif dengan IRNA, ia mengatakan bahwa Spanyol menganggap dirinya sebagai korban dari sanksi-sanksi yang diadopsi oleh sekutunya terhadap Iran, dan menurutnya perusahaan-perusahaan Spanyol berusaha untuk menemukan cara untuk memperluas hubungan dengan Iran.
"Jika kita melihat pada sifat sanksi ini, kita akan memahami bahwa mereka telah melukai negara-negara Barat lebih dari Iran dan khususnya membuat Spanyol kehilangan pasar yang besar di Iran", katanya.
Safari menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan Spanyol yang melakukan bisnis di Iran telah berulang kali mengkritik pemerintah mereka karena mengikuti sanksi-sanksi itu.
Dia mengatakan bahwa setelah sanksi sepihak Barat, Iran telah menemukan alternatif yang cocok untuk perusahaan Barat dan membeli barang dari negara-negara lain, tetapi krisis ekonomi di negara-negara Eropa telah menjadikan perusahaan-perusahaan di negara-negara itu tidak puas dengan keputusan politik seperti yang dibuat oleh pemerintah Eropa tertentu.
Meskipun mengintensifkan sanksi, perdagangan Iran-Spanyol melebihi 1,7 miliar euro tahun lalu, dan kehadiran perusahaan Spanyol di Iran juga telah meningkat, katanya.
Safari menambahkan bahwa lebih dari 2000 perusahaan Spanyol saat ini hadir di Iran.
Dia mengatakan bahwa Spanyol sebagai anggota Uni Eropa berkomitmen untuk pelaksanaan sanksi terhadap Iran, sementara itu perusahaan-perusahaannya mencari jalan keluar dari sanksi itu.
Dalam satu wawancara eksklusif dengan IRNA, ia mengatakan bahwa Spanyol menganggap dirinya sebagai korban dari sanksi-sanksi yang diadopsi oleh sekutunya terhadap Iran, dan menurutnya perusahaan-perusahaan Spanyol berusaha untuk menemukan cara untuk memperluas hubungan dengan Iran.
"Jika kita melihat pada sifat sanksi ini, kita akan memahami bahwa mereka telah melukai negara-negara Barat lebih dari Iran dan khususnya membuat Spanyol kehilangan pasar yang besar di Iran", katanya.
Safari menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan Spanyol yang melakukan bisnis di Iran telah berulang kali mengkritik pemerintah mereka karena mengikuti sanksi-sanksi itu.
Dia mengatakan bahwa setelah sanksi sepihak Barat, Iran telah menemukan alternatif yang cocok untuk perusahaan Barat dan membeli barang dari negara-negara lain, tetapi krisis ekonomi di negara-negara Eropa telah menjadikan perusahaan-perusahaan di negara-negara itu tidak puas dengan keputusan politik seperti yang dibuat oleh pemerintah Eropa tertentu.
Meskipun mengintensifkan sanksi, perdagangan Iran-Spanyol melebihi 1,7 miliar euro tahun lalu, dan kehadiran perusahaan Spanyol di Iran juga telah meningkat, katanya.
Safari menambahkan bahwa lebih dari 2000 perusahaan Spanyol saat ini hadir di Iran.
Dia mengatakan bahwa Spanyol sebagai anggota Uni Eropa berkomitmen untuk pelaksanaan sanksi terhadap Iran, sementara itu perusahaan-perusahaannya mencari jalan keluar dari sanksi itu.
Redaktur : Yudha Manggala P Putra | |||
Patahkan Sanksi, Ekspor Iran Malah Melonjak
Rabu, 17 April 2013, 05:11 WIB
Komentar : 0politico.ie http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/17/mldcb0-patahkan-sanksi-ekspor-iran-malah-melonjak
REPUBLIKA.CO.ID, Di tengah derasnya tekanan sanksi AS dan Uni
Eropa, ekspor non-minyak Republik Islam Iran meningkat pada tahun
kalender Iran 1391 Hs, yang berakhir pada 20 Maret lalu.
Deputi Menteri Industri, Tambang, dan Perdagangan Iran, Hamid Safdel
mengatakan total perdagangan luar negeri negara itu mencapai 95 miliar
dolar dari sebelumnya sebesar 79 miliar dolar."Komoditas utama ekspor
non-minyak adalah gas, hidrokarbon, propana cair, metanol, bahan bakar
mineral, produk kimia, plastik, buah-buahan, kacang-kacangan, pupuk, dan
karpet, "Direktur Organisasi Promosi Perdagangan Iran itu.
Seperti dilansir kantor berita IRNA, Minyak mentah Iran menjadi
target sanksi AS dan Uni Eropa. Pada awal 2012, Amerika Serikat dan Uni
Eropa menjatuhkan sanksi baru terhadap sektor minyak dan keuangan Iran
dengan tujuan mencegah negara-negara lain membeli minyak dari Tehran dan
memutus transaksi dengan Bank Sentral Iran.
Sanksi rekayasa ilegal AS itu diberlakukan berdasarkan tuduhan tak
berdasar bahwa Iran sedang mengejar tujuan non-sipil dalam program
energi nuklirnya. Tehran menolak tuduhan tersebut. Sebagai penandatangan
berkomitmen traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan
Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak menggunakan teknologi
nuklir untuk tujuan damai.
|
Politisi Republik Ingin 10 Ribu Prajurit AS Bertahan di Afghan
Reuters
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Pemimpin Senat dari Partai Republik
Mitch McConnell berpendapat pada Senin bahwa 10.000 tentara Amerika
Serikat harus tetap berada di Afghanistan setelah 2014. Pendapat
McConnel itu berbeda dari Presiden Barack Obama yang ingin menarik
sebagian besar pasukan.
"Amerika Serikat membutuhkan setidaknya 10.000 tentara di Afghanistan untuk menyediakan pelatihan dan operasi anti-terorisme yang memadai setelah 2014," kata dia.
"Selain itu kami juga harus mengantisipasi kemungkinan adanya pasukan lain yang tetap bertahan setelah tahun berakhirnya misi NATO," kata McConnel kepada wartawan di Italia setelah berkunjung ke Afghanistan.
McConnel mengatakan, dia telah bertemu dengan sejumlah pejabat militer, termasuk Jenderal John Allen selama kunjungannya di Afghanistan.
Menurut pengakuan McConnel, sebagian besar pejabat yang dia temui merasa Afghanistan dapat mengontrol keamanan mereka sendiri setelah 2014 jika terdapat "sisa-sisa" pasukan yang terlibat dalam pelatihan dan operasi anti-terorisme.
"Ini adalah untuk pertama kalinya saya kembali dari Afghanistan dengan optimisme yang murni," kata McConnel.
Sebelumnya, Obama dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai sepakat pada Jumat untuk mempercepat penyerahan kepemimpinan operasi perang kepada pasukan lokal.
Kesepakatan tersebut membuka kemungkinan percepatan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan dan menegaskan niat Obama untuk mengurangi biaya perang.
Pemerintah Obama sedang mempertimbangkan jumlah pasukan yang harus bertahan di Afghanistan di antara 3.000 sampai 9.000 tentara--jauh lebih sedikit dari yang diusulkan oleh komandan-komandan Amerika Serikat.
"Amerika Serikat membutuhkan setidaknya 10.000 tentara di Afghanistan untuk menyediakan pelatihan dan operasi anti-terorisme yang memadai setelah 2014," kata dia.
"Selain itu kami juga harus mengantisipasi kemungkinan adanya pasukan lain yang tetap bertahan setelah tahun berakhirnya misi NATO," kata McConnel kepada wartawan di Italia setelah berkunjung ke Afghanistan.
McConnel mengatakan, dia telah bertemu dengan sejumlah pejabat militer, termasuk Jenderal John Allen selama kunjungannya di Afghanistan.
Menurut pengakuan McConnel, sebagian besar pejabat yang dia temui merasa Afghanistan dapat mengontrol keamanan mereka sendiri setelah 2014 jika terdapat "sisa-sisa" pasukan yang terlibat dalam pelatihan dan operasi anti-terorisme.
"Ini adalah untuk pertama kalinya saya kembali dari Afghanistan dengan optimisme yang murni," kata McConnel.
Sebelumnya, Obama dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai sepakat pada Jumat untuk mempercepat penyerahan kepemimpinan operasi perang kepada pasukan lokal.
Kesepakatan tersebut membuka kemungkinan percepatan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan dan menegaskan niat Obama untuk mengurangi biaya perang.
Pemerintah Obama sedang mempertimbangkan jumlah pasukan yang harus bertahan di Afghanistan di antara 3.000 sampai 9.000 tentara--jauh lebih sedikit dari yang diusulkan oleh komandan-komandan Amerika Serikat.
Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari | ||
Sumber : Antara |
Lima Tentara AS Tewas Kena Bom di Afghanistan
Sabtu, 04 Mei 2013, 22:24 WIB
AP/Maya Alleruzzo
AP/Maya Alleruzzo
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/05/04/mma5hg-lima-tentara-as-tewas-kena-bom-di-afghanistan
REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Sebuah bom pinggir jalan menewaskan
lima tentara Amerika Serikat (AS) di bagian selatan Afghanistan, Sabtu
(4/5). Ini merupakan serangan terbesar terhadap pasukan yang dipimpin
NATO sejak Taliban meluncurkan "ofensif musim semi" mereka pekan lalu.
"Lima serdadu Amerika tewas pada sekitar tengah hari ketika kendaraan
lapis baja mereka dihantam ranjau kuat pinggir jalan di Kabupaten
Maiwand," kata Kepala Polisi Provinsi Kandahar Jenderal Abdul Razeq
kepada AFP.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO
mengonfirmasi kalau mereka meninggal dalam serangan bom rakitan.
Serangan itu terjadi empat hari setelah tiga tentara Inggris tewas dalam
serangan serupa di provinsi tetangga Helmand.
Sejauh ini tidak ada yang mengaku bertanggung jawab. Tetapi
gerilyawan Taliban sering menggunakan bom pinggir jalan terhadap pasukan
asing pimpinan AS dan sekutu mereka Afghanistan.
Polisi dan tentara Afghanistan mengambil alih tanggung jawab
keamanan. Tetapi ada kekhawatiran atas prospek negara yang dilanda
perang setelah 2014 ketika semua pengerahan petempur asing akan selesai.
Redaktur : Mansyur Faqih |
Sumber : Antara |
'Obama Bisa Tarik Semua Pasukan AS di Afghanistan'
Thursday, 10 January 2013, 16:45 WIB
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/01/10/mgelrf-obama-bisa-tarik-semua-pasukan-as-di-afghanistan
REPUBLIKA.CO.ID,KABUL--Saat ini Organisasi Pertahanan Atlantik
Utara (NATO) dan sekutunya melatih 350.000 pasukan keamanan Afghanistan.
Hal ini dilakukan menjelang penarikan pasukan AS dari sana.
Wakil Penasihat Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis AS, Ben
Rhodes mengatakan, penarikan pasukan secara lengkap adalah pilihan yang
dipertimbangkan pihaknya. Memang Afghanistan meminta sebanyak 15.000
pasukan AS menjaga Afghanistan, Kamis, (10/1).
"Namun Obama bisa memilih menarik semua pasukan, seperti yang terjadi di Irak tahun 2011 lalu,’’ ucap Rhodes.
Rhodes menjelaskan, keputusan tersebut dibuat berdasarkan dua tujuan
keamanan AS di Afghanistan, yaitu melindungi tempat yang aman dari
gerakan Alqaidah dan memastikan pasukan Afghanistan dilatih dan
dilengkapi. "Sehingga pasukan Afghanistan dapat mengamankan bangsanya
sendiri,’’ jelasnya.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai dijadwalkan hari ini ke AS untuk
bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dan pejabat tinggi
militer AS, Jenderal Martin Dempsey. Karzai juga rencananya akan
memberikan konferensi pers dengan presiden AS Barack Obama, Jumat (11/1)
besok
Sebelumnya hubungan antara Afghanistan dengan AS sempat menegang. Karzai pada bulan Oktober 2012 lalu menuduh AS memainkan permainan ganda di negaranya dengan berperang di desa-desa Afghanistan, namun pasukan AS tetap berada di Pakistan yang mendukung oposisi.
Sebelumnya hubungan antara Afghanistan dengan AS sempat menegang. Karzai pada bulan Oktober 2012 lalu menuduh AS memainkan permainan ganda di negaranya dengan berperang di desa-desa Afghanistan, namun pasukan AS tetap berada di Pakistan yang mendukung oposisi.
Reporter : Rr. Laeny Sulistyawati |
Redaktur : Dyah Ratna Meta Novi |
Pangeran Harry Tembak Gerilyawan Afghanistan
Selasa, 22 Januari 2013, 06:20 WIB
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/01/22/mh00uq-pangeran-harry-tembak-gerilyawan-afghanistan
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pangeran Harry telah menembak seorang
gerilyawan Afghanistan dalam sebuah serangan mendadak terhadap Taliban.
Hal tersebut dilakukannya dalam tugas keduanya di Afghanistan sebagai
seorang penembak di helikopter serang Apache.
Cucu Ratu Elizabeth tersebut akan pulang ke rumah pekan ini setelah bergabung selama 20 pekan dengan pasukan NATO di pangkalan militer Camp Bastion di Provinsi Helmand.
"Ya ada begitu banyak orang, kami akan menembak bila hal tersebut diperlukan, mengambil nyawa untuk menyelamatkan yang lain," ujar antrean ketiga tahta kerajaan Inggris ini sebelum berangkat ke Afghanistan.
Taliban telah menyatakan akan menculik atau membunuh Harry dalam tugasnya. Panglima perang pemberontak Afghanistan telah mencapnya sebagai serigala yang keluar untuk membunuh warga Afghanistan yang tidak bersalah.
Harry dikenal di kamp sebagai Kapten Harry Wales. Ia dikirim empat bulan lalu ke Afghanistan tidak lama setelah foto-foto telanjangnya tersebar di media. "Saya mungkin mengecewakan diri sendiri dan membiarkan keluarga saya kecewa," ujar Harry mengomentari insiden tersebut.
Harry pertama kali tiba di garis depan Helmand antara tahun 2007 hingga 2008. Ia bertugas sebagai Forward Air Controller untuk pasukan NATO serta menjadi anggota kerajaan Inggris pertama yang terlibat pertempuran sejak pamannya Pangeran Andrew menerbangkan helikopter selama Perang Falklands pada 1982.
Cucu Ratu Elizabeth tersebut akan pulang ke rumah pekan ini setelah bergabung selama 20 pekan dengan pasukan NATO di pangkalan militer Camp Bastion di Provinsi Helmand.
"Ya ada begitu banyak orang, kami akan menembak bila hal tersebut diperlukan, mengambil nyawa untuk menyelamatkan yang lain," ujar antrean ketiga tahta kerajaan Inggris ini sebelum berangkat ke Afghanistan.
Taliban telah menyatakan akan menculik atau membunuh Harry dalam tugasnya. Panglima perang pemberontak Afghanistan telah mencapnya sebagai serigala yang keluar untuk membunuh warga Afghanistan yang tidak bersalah.
Harry dikenal di kamp sebagai Kapten Harry Wales. Ia dikirim empat bulan lalu ke Afghanistan tidak lama setelah foto-foto telanjangnya tersebar di media. "Saya mungkin mengecewakan diri sendiri dan membiarkan keluarga saya kecewa," ujar Harry mengomentari insiden tersebut.
Harry pertama kali tiba di garis depan Helmand antara tahun 2007 hingga 2008. Ia bertugas sebagai Forward Air Controller untuk pasukan NATO serta menjadi anggota kerajaan Inggris pertama yang terlibat pertempuran sejak pamannya Pangeran Andrew menerbangkan helikopter selama Perang Falklands pada 1982.
Reporter : Friska Yolandha |
Redaktur : Fernan Rahadi |
Sumber : Reuters |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar