Kamis, 09 Mei 2013

...Pangeran Harry telah menembak seorang gerilyawan Afghanistan dalam sebuah serangan mendadak terhadap Taliban. Hal tersebut dilakukannya dalam tugas keduanya di Afghanistan sebagai seorang penembak di helikopter serang Apache....>> Harry dikenal di kamp sebagai Kapten Harry Wales. Ia dikirim empat bulan lalu ke Afghanistan tidak lama setelah foto-foto telanjangnya tersebar di media. "Saya mungkin mengecewakan diri sendiri dan membiarkan keluarga saya kecewa," ujar Harry mengomentari insiden tersebut...>> Saat ini Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan sekutunya melatih 350.000 pasukan keamanan Afghanistan. Hal ini dilakukan menjelang penarikan pasukan AS dari sana. Wakil Penasihat Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis AS, Ben Rhodes mengatakan, penarikan pasukan secara lengkap adalah pilihan yang dipertimbangkan pihaknya. Memang Afghanistan meminta sebanyak 15.000 pasukan AS menjaga Afghanistan, Kamis, (10/1)....>> "Namun Obama bisa memilih menarik semua pasukan, seperti yang terjadi di Irak tahun 2011 lalu,’’ ucap Rhodes....>> Pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell berpendapat pada Senin bahwa 10.000 tentara Amerika Serikat harus tetap berada di Afghanistan setelah 2014. Pendapat McConnel itu berbeda dari Presiden Barack Obama yang ingin menarik sebagian besar pasukan. "Amerika Serikat membutuhkan setidaknya 10.000 tentara di Afghanistan untuk menyediakan pelatihan dan operasi anti-terorisme yang memadai setelah 2014," kata dia...>> "Lima serdadu Amerika tewas pada sekitar tengah hari ketika kendaraan lapis baja mereka dihantam ranjau kuat pinggir jalan di Kabupaten Maiwand," kata Kepala Polisi Provinsi Kandahar Jenderal Abdul Razeq kepada AFP. Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO mengonfirmasi kalau mereka meninggal dalam serangan bom rakitan. Serangan itu terjadi empat hari setelah tiga tentara Inggris tewas dalam serangan serupa di provinsi tetangga Helmand...>> Sebuah laporan terbaru bagian penelitian Kongres AS mengungkapkan sanksi ilegal terhadap Republik Islam Iran kehilangan efeknya dan gagal menekan Teheran. "Efek strategis sanksi mungkin mereda karena Iran mampu menyesuaikan secara ekonomi," kata laporan Congressional Research Service (CRS) baru-baru ini. Sanksi ilegal pimpinan AS terhadap sektor energi Iran bahkan menyebabkan "peningkatan tajam" ekspor nonminyak seperti komoditas pertanian, mineral dan produksi industri. "Tampaknya sanksi tidak bisa mengurangi pengaruh Iran maupun kemampuan strategisnya di Timur Tengah," tegas laporan itu seperti dilansir kantor berita IRNA....>>> Duta Besar Iran untuk Madrid, Morteza Saffari Rabu (24/4) waktu setempat mengatakan bahwa sanksi Barat terhadap program nuklir Iran lebih merugikan ekonomi Spanyol ketimbang Iran. Dalam satu wawancara eksklusif dengan IRNA, ia mengatakan bahwa Spanyol menganggap dirinya sebagai korban dari sanksi-sanksi yang diadopsi oleh sekutunya terhadap Iran, dan menurutnya perusahaan-perusahaan Spanyol berusaha untuk menemukan cara untuk memperluas hubungan dengan Iran....>>

AS Akui Sanksi Anti-Iran Terbukti Gagal Friday, 10 May 2013, 08:46 WIB

cbsnews.com 
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/05/10/mmk4ao-as-akui-sanksi-antiiran-terbukti-gagal
 
Minyak Iran/ilustrasi
Minyak Iran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah laporan terbaru bagian penelitian Kongres AS mengungkapkan sanksi ilegal terhadap Republik Islam Iran kehilangan efeknya dan gagal menekan Teheran. "Efek strategis sanksi mungkin mereda karena Iran mampu menyesuaikan secara ekonomi," kata laporan Congressional Research Service (CRS) baru-baru ini.

Sanksi ilegal pimpinan AS terhadap sektor energi Iran bahkan menyebabkan "peningkatan tajam" ekspor nonminyak seperti komoditas pertanian, mineral dan produksi industri. "Tampaknya sanksi tidak bisa mengurangi pengaruh Iran maupun kemampuan strategisnya di Timur Tengah," tegas laporan itu seperti dilansir kantor berita IRNA.

Laporan itu juga menambahkan bahwa sanksi anti-Iran juga gagal menghalangi kemampuan Republik Islam untuk mengembangkan senjata defensif produk dalam negerinya. "Beberapa berpendapat bahkan melihat manfaat dari sanksi dalam jangka panjang bagi Iran dengan memaksa untuk mendiversifikasi ekonominya dan mengurangi ketergantungan pada pendapatan minyak," tambah laporan CRS itu. Laporan CRS juga mempertanyakan efektivitas sanksi anti-Iran dalam mengendalikan program energi nuklir Iran.

Pada awal tahun 2012, AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru terhadap sektor keuangan dan minyak Iran dengan tujuan mencegah negara-negara lain membeli minyak dan melakukan transaksi dengan Bank Sentral Iran. Sanksi sepihak Barat dijatuhkan terhadap Iran atas tuduhan tak berdasar pengalihan program energi nuklir sipil menuju kepentingan militer.
Redaktur : Endah Hapsari

Dubes: Sanksi Barat untuk Iran Lebih Rugikan Spanyol

Thursday, 25 April 2013, 17:11 WIB
Reuters 
 
Iran (Ilustrasi)
Iran (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Duta Besar Iran untuk Madrid, Morteza Saffari Rabu (24/4) waktu setempat mengatakan bahwa sanksi Barat terhadap program nuklir Iran lebih merugikan ekonomi Spanyol ketimbang Iran.

Dalam satu wawancara eksklusif dengan IRNA, ia mengatakan bahwa Spanyol menganggap dirinya sebagai korban dari sanksi-sanksi yang diadopsi oleh sekutunya terhadap Iran, dan menurutnya perusahaan-perusahaan Spanyol berusaha untuk menemukan cara untuk memperluas hubungan dengan Iran.


"Jika kita melihat pada sifat sanksi ini, kita akan memahami bahwa mereka telah melukai negara-negara Barat lebih dari Iran dan khususnya membuat Spanyol kehilangan pasar yang besar di Iran", katanya.

Safari menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan Spanyol yang melakukan bisnis di Iran telah berulang kali mengkritik pemerintah mereka karena mengikuti sanksi-sanksi itu.

Dia mengatakan bahwa setelah sanksi sepihak Barat, Iran telah menemukan alternatif yang cocok untuk perusahaan Barat dan membeli barang dari negara-negara lain, tetapi krisis ekonomi di negara-negara Eropa telah menjadikan perusahaan-perusahaan di negara-negara itu tidak puas dengan keputusan politik seperti yang dibuat oleh pemerintah Eropa tertentu.

Meskipun mengintensifkan sanksi, perdagangan Iran-Spanyol melebihi 1,7 miliar euro tahun lalu, dan kehadiran perusahaan Spanyol di Iran juga telah meningkat, katanya.

Safari menambahkan bahwa lebih dari 2000 perusahaan Spanyol saat ini hadir di Iran.

Dia mengatakan bahwa Spanyol sebagai anggota Uni Eropa berkomitmen untuk pelaksanaan sanksi terhadap Iran, sementara itu perusahaan-perusahaannya mencari jalan keluar dari sanksi itu.
Redaktur : Yudha Manggala P Putra  

 

Patahkan Sanksi, Ekspor Iran Malah Melonjak

Bendera Iran  (ilustrasi)
Bendera Iran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Di tengah derasnya tekanan sanksi AS dan Uni Eropa, ekspor non-minyak Republik Islam Iran meningkat pada tahun kalender Iran 1391 Hs, yang berakhir pada 20 Maret lalu. 

Deputi Menteri Industri, Tambang, dan Perdagangan Iran, Hamid Safdel mengatakan total perdagangan luar negeri negara itu mencapai 95 miliar dolar dari sebelumnya sebesar 79 miliar dolar."Komoditas utama ekspor non-minyak adalah gas, hidrokarbon, propana cair, metanol, bahan bakar mineral, produk kimia, plastik, buah-buahan, kacang-kacangan, pupuk, dan karpet, "Direktur Organisasi Promosi Perdagangan Iran itu. 
Seperti dilansir kantor berita IRNA, Minyak mentah Iran menjadi target sanksi AS dan Uni Eropa. Pada awal 2012, Amerika Serikat dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru terhadap sektor minyak dan keuangan Iran dengan tujuan mencegah negara-negara lain membeli minyak dari Tehran dan memutus transaksi dengan Bank Sentral Iran.
Sanksi rekayasa ilegal AS itu diberlakukan berdasarkan tuduhan tak berdasar bahwa Iran sedang mengejar tujuan non-sipil dalam program energi nuklirnya. Tehran menolak tuduhan tersebut. Sebagai penandatangan berkomitmen traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Redaktur : Endah Hapsari
 

Politisi Republik Ingin 10 Ribu Prajurit AS Bertahan di Afghan

Tuesday, 15 January 2013, 18:48 WIB
 
Reuters 
 
Pasukan AS di Afghanistan
Pasukan AS di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell berpendapat pada Senin bahwa 10.000 tentara Amerika Serikat harus tetap berada di Afghanistan setelah 2014. Pendapat McConnel itu berbeda dari Presiden Barack Obama yang ingin menarik sebagian besar pasukan.

"Amerika Serikat membutuhkan setidaknya 10.000 tentara di Afghanistan untuk menyediakan pelatihan dan operasi anti-terorisme yang memadai setelah 2014," kata dia.

"Selain itu kami juga harus mengantisipasi kemungkinan adanya pasukan lain yang tetap bertahan setelah tahun berakhirnya misi NATO," kata McConnel kepada wartawan di Italia setelah berkunjung ke Afghanistan.

McConnel mengatakan, dia telah bertemu dengan sejumlah pejabat militer, termasuk Jenderal John Allen selama kunjungannya di Afghanistan.

Menurut pengakuan McConnel, sebagian besar pejabat yang dia temui merasa Afghanistan dapat mengontrol keamanan mereka sendiri setelah 2014 jika terdapat "sisa-sisa" pasukan yang terlibat dalam pelatihan dan operasi anti-terorisme.

"Ini adalah untuk pertama kalinya saya kembali dari Afghanistan dengan optimisme yang murni," kata McConnel.

Sebelumnya, Obama dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai sepakat pada Jumat untuk mempercepat penyerahan kepemimpinan operasi perang kepada pasukan lokal.

Kesepakatan tersebut membuka kemungkinan percepatan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan dan menegaskan niat Obama untuk mengurangi biaya perang.

Pemerintah Obama sedang mempertimbangkan jumlah pasukan yang harus bertahan di Afghanistan di antara 3.000 sampai 9.000 tentara--jauh lebih sedikit dari yang diusulkan oleh komandan-komandan Amerika Serikat.
Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber : Antara  

Lima Tentara AS Tewas Kena Bom di Afghanistan

Sabtu, 04 Mei 2013, 22:24 WIB
AP/Maya Alleruzzo 
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/05/04/mma5hg-lima-tentara-as-tewas-kena-bom-di-afghanistan
 
Tentara AS (Ilustrasi)
Tentara AS (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Sebuah bom pinggir jalan menewaskan lima tentara Amerika Serikat (AS) di bagian selatan Afghanistan, Sabtu (4/5). Ini merupakan serangan terbesar terhadap pasukan yang dipimpin NATO sejak Taliban meluncurkan "ofensif musim semi" mereka pekan lalu.

"Lima serdadu Amerika tewas pada sekitar tengah hari ketika kendaraan lapis baja mereka dihantam ranjau kuat pinggir jalan di Kabupaten Maiwand," kata Kepala Polisi Provinsi Kandahar Jenderal Abdul Razeq kepada AFP.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO mengonfirmasi kalau mereka meninggal dalam serangan bom rakitan. Serangan itu terjadi empat hari setelah tiga tentara Inggris tewas dalam serangan serupa di provinsi tetangga Helmand.

Sejauh ini tidak ada yang mengaku bertanggung jawab. Tetapi gerilyawan Taliban sering menggunakan bom pinggir jalan terhadap pasukan asing pimpinan AS dan sekutu mereka Afghanistan.

Polisi dan tentara Afghanistan mengambil alih tanggung jawab keamanan. Tetapi ada kekhawatiran atas prospek negara yang dilanda perang setelah 2014 ketika semua pengerahan petempur asing akan selesai.
Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : Antara

'Obama Bisa Tarik Semua Pasukan AS di Afghanistan'

Thursday, 10 January 2013, 16:45 WIB
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/01/10/mgelrf-obama-bisa-tarik-semua-pasukan-as-di-afghanistan
Pasukan AS di Afghanistan
Pasukan AS di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL--Saat ini Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan sekutunya melatih 350.000 pasukan keamanan Afghanistan. Hal ini dilakukan menjelang penarikan pasukan AS dari sana.

Wakil Penasihat Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis AS,  Ben Rhodes mengatakan, penarikan pasukan secara lengkap adalah pilihan yang dipertimbangkan pihaknya. Memang Afghanistan meminta sebanyak 15.000 pasukan AS menjaga Afghanistan, Kamis, (10/1).

"Namun Obama bisa memilih menarik semua pasukan, seperti yang terjadi di Irak tahun 2011 lalu,’’ ucap Rhodes.

Rhodes menjelaskan, keputusan tersebut dibuat berdasarkan dua tujuan keamanan AS di Afghanistan, yaitu melindungi tempat yang aman dari gerakan Alqaidah dan memastikan pasukan Afghanistan dilatih dan dilengkapi. "Sehingga pasukan Afghanistan dapat mengamankan bangsanya sendiri,’’ jelasnya.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai dijadwalkan hari ini ke AS untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dan pejabat tinggi militer AS, Jenderal Martin Dempsey. Karzai juga rencananya akan memberikan konferensi pers dengan presiden AS Barack Obama, Jumat (11/1) besok

Sebelumnya hubungan antara Afghanistan dengan AS sempat menegang. Karzai pada bulan Oktober 2012 lalu menuduh AS memainkan permainan ganda di negaranya dengan berperang di desa-desa Afghanistan, namun pasukan AS tetap berada di Pakistan yang mendukung oposisi.
Reporter : Rr. Laeny Sulistyawati
Redaktur : Dyah Ratna Meta Novi

Pangeran Harry Tembak Gerilyawan Afghanistan

Selasa, 22 Januari 2013, 06:20 WIB
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/01/22/mh00uq-pangeran-harry-tembak-gerilyawan-afghanistan
 
Pangeran Harry
Pangeran Harry

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pangeran Harry telah menembak seorang gerilyawan Afghanistan dalam sebuah serangan mendadak terhadap Taliban. Hal tersebut dilakukannya dalam tugas keduanya di Afghanistan sebagai seorang penembak di helikopter serang Apache.

Cucu Ratu Elizabeth tersebut akan pulang ke rumah pekan ini setelah bergabung selama 20 pekan dengan pasukan NATO di pangkalan militer Camp Bastion di Provinsi Helmand.

"Ya ada begitu banyak orang, kami akan menembak bila hal tersebut diperlukan, mengambil nyawa untuk menyelamatkan yang lain," ujar antrean ketiga tahta kerajaan Inggris ini sebelum berangkat ke Afghanistan.

Taliban telah menyatakan akan menculik atau membunuh Harry dalam tugasnya. Panglima perang pemberontak Afghanistan telah mencapnya sebagai serigala yang keluar untuk membunuh warga Afghanistan yang tidak bersalah.

Harry dikenal di kamp sebagai Kapten Harry Wales. Ia dikirim empat bulan lalu ke Afghanistan tidak lama setelah foto-foto telanjangnya tersebar di media. "Saya mungkin mengecewakan diri sendiri dan membiarkan keluarga saya kecewa," ujar Harry mengomentari insiden tersebut.

Harry pertama kali tiba di garis depan Helmand antara tahun 2007 hingga 2008. Ia bertugas sebagai Forward Air Controller untuk pasukan NATO serta menjadi anggota kerajaan Inggris pertama yang terlibat pertempuran sejak pamannya Pangeran Andrew menerbangkan helikopter selama Perang Falklands pada 1982.
Reporter : Friska Yolandha
Redaktur : Fernan Rahadi
Sumber : Reuters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar