Selasa, 16 Juni 2015

QUO VADIS...???.....KAUM SEKULER DAN KAUM ANTI ISLAM.. TELAH MELAKUKAN... PERBUATAN2.. DAN MENGAJARKANNYA DALAM BEREBAGAI KEILMUAN MEREKA DI NEGARA KITA.. TEORI DAN PELATIHAN.. DALAM MENGHANCURKAN UMMAT ISLAM INDONESIA..?? >> ........MEMBASMI DAN MENUMPAS UMAT ISLAM INDONESIA (Konsep, Prinsip dan Cara)....>>...UMAT ISLAM INDONESIA HARUS WASPADA.. DAN KEMBALIKAN KEUTUHAN AJARAN ISLAM YG LURUS...>> TOKOH ISLAM DAN SEMUA ULAMA2 ISLAM.. SERTA KAUM TERPELAJAR ISLAM DAN SEGENAP ALUR EKONOMI.. DAN APAPAU KEGIATAN DAN AKTIFITAS MASA RAKYAT.. UMAT ISLAM HARUS BERSATU,... DENGAN UTUH.. DEMI NKRI DAN DEMI PERJUANGAN.. BANGSA DAN RAKYAT SERTA UMAT ISLAM INDONESIA... ..DAN HARUS.. TETAP WASPADA.. DAN AWASLAH.... JANGAN MAU DI ADU2.. SESAMA UMAT ISLAM..>> ... BENARKAH.... NEGARA2 ISLAM DALAM GEOPOLITIK DAN DOMINASI CENGKERAMAN AMERIKA SERIKAT DKK..?? ..>>> ..KONON.. KERAJAAN SAUDI DAN NEGARA2 TELUK DAN JUGA SIRYA..DAN TURKI DAN YORDANIA .. ADALAH HASIL REAKAYASA INGGRIS..DAN PRANCIS..DKK... ?? ...NK TSK HERAN .... BILAMANA... RAJA2 DAN PENGUASA DI TIMUR TENGAH ...TAK ADA KEPENTINGAN UNTUK MEMBEBASKAN AL AQSHA.. DAN BANGSA PALESTINA.. DAN CENGKERAMAN PENJAJAHAN YAHUDI.. YG DIBUATKAN NEGARA ILEGAL.. ISRAEL...?? .. LALU... KEMANA .. PIMPINAN SEKELAS SUKARNO..?? ... GANDHI....?? .... NEHRU...?? ... DAN KONON YG KONON YG NAMPAK KONSISTEN MASIH TERLIHAT... DI CINA..?? MUNGKIN SEDIKIT .. DI INDIA..?? SEDANG INDONESIA..?? DIMANA DAN KEMANA.. KADER2.. REVOLUSI 45...?? ... PASCA G30S.. DAN DIRUNTUHKANNYA ... YANI..CS..??... TK ADA KADER MILITAN DAN CERDAS.. SEPERTI SUKARNO.. SYAHRIR.. HATTA...NATSIR.... SYAFRUDDIN... AGUS SALIM..??... KONON INDONESIA SEMAKIN TERJEBAK DENGAN ... JARINGAN NEOLIBS.. DAN ALIRAN POLITIK SESAT.. YG DIKENDALIKAN... MAFIA2... BIZ DAN POLITIK OPORTUNIS..??...Seperti dikutip dari harian Republika (17/4/2006), jumlah utang Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno sebesar US$6,3 miliar, terdiri dari US$4 miliar adalah warisan utang Hindia Belanda dan US$2,3 miliar adalah utang baru. Utang warisan Hindia Belanda disepakati dibayar dengan tenor 35 tahun sejak 1968 yang jatuh tempo pada 2003 lalu, sementara utang baru pemerintahan Soekarno memiliki tenor 30 tahun sejak 1970 yang jatuh tempo pada 1999...>>>....... Keberhasilan Soekarno mempecundangi AS tidak hanya dalam kasus pembebasan tanah Irian, pemerintahan di masa Soekarno juga berhasil menangkap basah penyusupan CIA di Maluku pada tahun 1958, yang menyamar sebagai pilot, dan kemudian diadili secara tertutup. Padahal AS saat itu mendanai pemberontakan pemerintahan revolusioner Republik Indonesia dan perjuangan Semesta di Maluku. Pencapaian negara Indonesia di era Soekarno ini seakan menunujukkan bahwa negara Indonesia pernah menjadi negara yang memiliki kekuatan diplomasi yang cantik, dengan jiwa nasionalisme yang tinggi dan tidak pernah mau tunduk dan didikte oleh negara super power AS. Salah satu bukti nyata lain adalah dinamika politik Indonesia pada tahun 1948 ditandai dengan deklarasi politik bebas aktif, melawan Malaysia pada tahun 1963, dan keluar dari keanggotaan PBB pada tahun 1965...>>> ...untuk menundukkan Indonesia, AS jelas kesulitan karena negeri ini tengah dipimpin oleh seorang yang sukar diatur, cerdas, dan licin. Dialah Bung Karno. Tiada jalan lain, orang ini harus ditumbangkan, dengan berbagai cara. Sejarah telah mencatat dengan baik bagaimana CIA ikut terlibat langsung berbagai pemberontakan terhadap kekuasaan Bung Karno. CIA juga membina kader-kadernya di bidang pendidikan (yang nantinya melahirkan Mafia Berkeley), mendekati dan menunggangi partai politik demi kepentingannya (antara lain lewat PSI), membina sel binaannya di ketentaraan (local army friend) dan sebagainya. Setelah berkali-kali gagal mendongkel Bung Karno dan bahkan sampai hendak membunuhnya, akhirnya pada paruh akhir 1965, Bung Karno berhasil disingkirkan. ..>>>.... “Prioritas dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat ialah supaya Suharto melayani Washington seperti yang dilakukan oleh Shah Iran. AS juga mengharapkan bahwa Indonesia akan menjadi model buat negara-negara di sekitarnya. Washington mendasarkan sebagian dari strateginya pada asumsi bahwa manfaat yang diperoleh dari Indonesia akan mempunyai dampak positif pada seluruh dunia Islam, terutama di Timur Tengah yang eksplosif. Dan kalau itu tidak cukup, Indonesia mempunyai minyak. Tidak seorangpun yang mengetahui dengan pasti tentang besarnya dan kualitas dari cadangan minyaknya, tetapi para akhli seismologi sangat antusias tentang kemungkinan – kemungkinannya.”..>> ....“Claudia dan saya mendiskusikan karakteristik dari PDB yang menyesatkan. Misalnya pertumbuhan PDB bisa terjadi walaupun hanya menguntungkan satu orang saja, yaitu yang memiliki perusahaan jasa publik, dengan membebani utang yang sangat berat buat rakyatnya. Yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin. Statistik akan mencatatnya sebagai kemajuan ekonomi.”>>........ “But, maybe Benny’s biggest nemesis was Soeharto son-in-law, Prabowo Subianto.” (Jusuf Wanandi, Shades of Grey, hal. 240) “Saya menganggap lawan utama Benny adalah Prabowo Subianto, menantu Presiden Soeharto.” (Jusuf Wanandi, Menyibak Tabir Orde Baru, hal. 327)...>>> ...CSIS, Lembaga Pendukung di belakang ‘Salam Gigit Jari 2′..?? >>.. Majalah Gatra edisi 31 Januari 1998 sekali lagi tudingan CSIS terlibat tindak teror dan intimidati terjadi kembali tepat 24 tahun plus 3 hari setelah Malari atau tanggal 18 Januari 1998 ketika terjadi ada bom yang salah rakit meledak di Tanah Abang Jakarta, dan penyisiran oleh aparat keamanan di lokasi menemukan dua dokumen yang kembali mengkaitkan personil CSIS dengan teror-teror bom yang melanda Jakarta saat itu, yaitu berupa email dan dokumen notulen rapat di Leuwiliang, Bogor, 14 Januari 1998. Bunyi email tersebut adalah sebagai berikut: “Kawan-kawan yang baik! Dana yang diurus oleh Hendardi belum diterima, sehingga kita belum bisa bergerak. Kemarin saya dapat berita dari Alex [Widya Siregar] bahwa Sofjan Wanandi dari Prasetya Mulya akan membantu kita dalam dana, di samping itu bantuan moril dari luar negeri akan diurus oleh Jusuf Wanandi dari CSIS. Jadi kita tidak perlu tergantung kepada dana yang diurus oleh Hendardi untuk gerakan kita selanjutnya.” Sedangkan dokumen notulen berisi pertemuan orang-orang yang mengaku sebagai “kelompok pro demokrasi” yang berlangsung di Leuwiliang, Bogor, 14 Januari 1998 yang dihadiri oleh 19 aktivis mewakili 9 organisasi terdiri dari kelompok senior dan kelompok junior yang merencanakan revolusi di Indonesia. Adapun yang dimaksud sebagai kelompok senior adalah: Pertama, CSIS yang bertugas membuat analisis dan menyusun konsep perencanaan aktivitas ke depan. Kedua, kekuatan militer yang diwakili oleh Benny Moerdani. Ketiga, kekuatan massa yang pro Megawati Soekarnoputri. Keempat, kekuatan ekonomi yang dalam hal ini diwakili oleh Sofjan Wanandi dan Yusuf Wanandi. Sebagaimana dicatat oleh Bill Tarrant dalam bukunya Reporting Indonesia dan Jusuf Wanandi dalam buku Shades of Grey, karena penemuan dokumen tersebut Jusuf dan Sofjan Wanandi sempat dipanggil oleh Zacky Anwar Makarim di Gundur dan di sana Jusuf Wanandi menyatakan bahwa ketika diintrogasi petugas dia menantang bahwa karena dialah Soeharto bisa menjadi presiden kemudian bercerita bagaimana Soeharto menjadi presiden karena dirinya dan kawan-kawannya (Lihat Shades of Grey halaman 274 – 275).,...>>>> ..??? Yang mau saya katakan dengan fitnah di atas adalah ternyata Jusuf Wanandi memiliki kemampuan untuk berdusta dengan wajah tetap lurus dan tanpa merasa berdosa. Pertanyaannya tentu bila Jusuf Wanandi bisa berbohong sekedar untuk mendiskriditkan Prabowo dengan sikap memusuhi, maka kebohongan macam apalagi yang pernah dilakukan Jusuf Wanandi dan teman-temannya di CSIS? Mengenai tidak terlibat dalam Malari’74? Atau tidak terlibat dalam gerakan revolusi 1998? Atau tidak ada hubungan dengan capres boneka bernama Joko Widodo? ....>> ...Sekali lagi tanggapan sinis dan minir penuh kebencian dari teman-teman Benny Moerdani terhadap apapun yang dilakukan oleh Prabowo sangat wajar karena Prabowo adalah lawan utama Benny Moerdani, tentu sebagai teman baiknya, Jusuf Wanandi wajib membela teman baiknya. Kendati demikian apa yang ditulis Jusuf Wanandi tentang acara buka puasa yang diadakan Prabowo tentu terhitung fitnah, sebab menceritakan hal yang tidak pernah ada seolah-olah menjadi ada secara negatif dengan tujuan menghantam, mendiskriditkan dan mencemarkan nama baik yang menjadi objek cerita, dalam hal ini Prabowo....>> ...Namun begitu, bila kita mencermati nama-nama yang hadir di acara tersebut, rasanya aneh apabila Sjafrie Sjamsoeddin, KH. Hasan Basri, Dr Said Agil Munawwar, KH Ma’ruf Amin, Sudi Silalahi, Bambang Harymurti, Bomer Pasaribu, MSc, Dr Laode Kamaluddin, Dr Din Syamsuddin, Dr Jimly Ashiddiqie, dan H Rhoma Irama dikategorikan sebagai preman, ekstrimis dan kelompok garis keras kanan sesuai deskripsi Jusuf Wanandi bahwa: “all of them from the extreme right” dan “yang terdiri dari kelompok garis keras kanan,” berarti tanpa terkecuali, semua yang hadir di acara Prabowo adalah ekstrimis sayap kanan...>> .....Wow, mengerikan sekali acara buka puasa yang diadakan Prabowo bila membaca bagaimana Jusuf Wanandi memakai istilah “preman”, “ekstrimis” dan “kelompok garis keras kanan” dalam satu paragraf untuk menggambarkan acara buka puasa di Markas Komandan Kopassus tersebut, trifecta! Dengan kata lain Prabowo mengadakan acara buka puasa dengan preman, ekstrimis, kelompok garis keras kanan, di markas Kopassus yang terkenal sebagai pasukan “penculik aktivis” lagi! Siapa tidak ngeri? Saya saja menggigil ketakutan sampai meriang..??? .>>.... Bila dilihat dari daftar nama yang hadir, sebenarnya acara di atas biasa saja, sama seperti acara buka bersama yang sering dilakukan beberapa tahun terakhir di Indonesia, tapi memang saat itu peristiwa ini sangat menggemparkan sebab untuk pertama kalinya Kopassus yang sempat dianggap menyeramkan oleh Umat Islam membuka pintu markasnya dan menunjukan sisi kemanusiawian mereka. Mau tahu bagaimana Jusuf Wanandi menggambarkan peristiwa ini? “…I was thinking, this could go horribly wrong, because you don’t know, once you started using preman, what they would do next. And of course that is exactly what happened two years later, when Prabowo used extrimists to oppose the students. At that time, he had a buka puasa (breaking of the fast) at his place, while he was still commander of Kopassus. Up to 3.000 people came, all of them from the extreme right.” (Jusuf Wanandi, Shades of Grey hal. 272) Untuk memastikan pemahaman saya benar, maka saya melakukan komparasi dengan terjemahan di edisi bahasa Indonesianya: “…Saya merasa situasi ini akan berkembang lebih buruk karena dengan menggunakan preman, tak terbayang apa lagi yang dapat mereka perbuat. Kekhawatiran saya menjadi kenyataan dua tahun kemudian ketika Prabowo mengerahkan kelompok ekstrimis untuk menghadapi mahasiswa. Ketika itu, sebagai Komandan Kopassus, ia [Prabowo] mengadakan acara buka puasa di rumahnya yang dihadiri oleh hampir 3.000 orang yang terdiri dari kelompok garis keras kanan.” (Jusuf Wanandi, Menyibak Tabir Orde Baru, hal. 376)..>>... Kembali ke tahun 2005, the Washington Post menggambarkan masa itu sebagai “sindrom Irak”. Dalam sebuah artikel yang menjabarkan catatan sekretaris menteri pertahanan AS, Donald Rumsfeld, mengenai kepergiannya, surat kabar itu menulis. “Rumsfeld akhirnya mengemasi barang-barang dari kantornya di Pentagon, ia akan meninggalkan sindrom Irak yang lebih memberatkan lagi, yakni sebuah keyakinan baru, kacau dan terkadang lumpuh yang menganggap intervensi militer AS berskala besar apapun pada akhirnya hanya akan berujung kepada kegagalan dan kejahatan moral. Sepuluh tahun kemudian, dengan versi Islam Khmer Merah dalam bentuk Negara Islam yang dikenal dengan ISIS/ISIL yang merajalela di Suriah dan Irak, kehadiran pemerintahan AS justru terkesan acak-cakan dan hingga titik terkini, serangan udaranya melawan ISIS yang terus menerus meningkatkan cengkeramannya di wilayah Irak dan Suriah itu, menjadi impoten. Keruwetan di Timur-Tengah memang sudah terkenal. Keberadaan sumber cadangan energi terbesar dunia disana, telah menjadikan status negara-negaranya senantiasa berperang di garis depan yang jika tidak untuk kepentingan Amerika maka untuk melawan hegemoni AS. Disaat yang sama, keberagaman etnik, kepercayaan, identitas kesukuan yang saling bersilangan di wilayah itu membuatnya bagaikan bubuk mesiu yang setiap saat siap meledak jika dipicu....>>... Dan ledakan seperti itu awalnya terjadi saat perang udara NATO melawan pemerintahan Khadafi di tahun 2011. Berawal dari niat untuk memastikan fase kebangkitan Arab di Libya mendarat dengan selamat di pangkalan kepentingan geopolitik Barat, jatuhnya Khadafi justru membuka pintu neraka yang menuangkan puluhan ribu pendukung fanatik yang haus darah dan tak kenal batas. Washington dan sekutu Eropanya tak kuasa mengendalikan merajalelanya fanatisme yang dikembangkan secara diam-diam oleh sekutu-sekutu arab mereka, Turki, Saudi Arabia dan beberapa monarki teluk lain melalui Dewan Kerjasama Teluk (GCC)...>> ...Pada Orde Reformasi mereka semakin berani melakukan Kristenisasi secara terbuka bahkan keji. Mereka menggunakan Al-Qur`an dan Hadits dengan diputarbalikkan untuk membenarkan ajaran sesat mereka, dan untuk mengelabui umat Islam. Gerakan Kristenisasi bergerilya dengan kedok dakwah ukhuwwah dan shirathal mustaqim secara gencar dan tersembunyi, gerakan itu dikoordinasi oleh Yayasan NEHEMIA yang dipelopori Dr. Suadi Ben Abraham, Kholil Dinata dan Drs. Poernama Winangun alias H. Amos...>>.

Image result for IMAGE PETA  PERANG SURIAH TERBARU- 2015


 

https://www.google.com/search?q=IMAGE+PETA++PERANG+SURIAH+TERBARU-+2015&biw=1024&bih=639&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0CBwQsARqFQoTCLiK_9LPk8YCFYgxvAodRY8Ajg#imgrc=gwpNaESLsQc67M%253A%3BF9KIhX7spmFG2M%3Bhttp%253A%252F%252Fi645.photobucket.com%252Falbums%252Fuu171%252Fomahkaskus%252Fww2mapasia.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fsiradel.blogspot.com%252F2012%252F08%252Fsejarah-perang-dunia-ii-versi-lengkap.html%3B655%3B657

 INDONESIA DALAM TANGAN DOMINASI ASING..??

 

PERTAHANAN DAN KEAMANAN: MENJAGA TERAS NKRI

https://www.google.com/search?q=IMAGE+PETA++PERANG+SURIAH+TERBARU-+2015&biw=1024&bih=639&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0CBwQsARqFQoTCLiK_9LPk8YCFYgxvAodRY8Ajg#imgrc=o-gM3sgUF4hxqM%253A%3BI1mdBqR5lSyOCM%3Bhttp%253A%252F%252Fjakartagreater.com%252Fwp-content%252Fuploads%252F2015%252F02%252Fimage003-e1423839195669.png%3Bhttp%253A%252F%252Fkeamanan-global.blogspot.com%252F2015%252F02%252Fmenjaga-teras-nkri.html%3B750%3B567

 

Perang Romawi-Persia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Romawi dan Persia pada 477 M

id.wikipedia.org1405 × 954Search by image
Kekaisaran Romawi dan Persia pada 477 M, serta negara-negara tetangga merea, yang banyak diantaranya ikut terseret dalam perang antara dua kekuatan besar ..

 

Perang Suriah, Inkubator bagi Generasi Baru Teroris | a_manan ...

indonesiana.tempo.co1010 × 674Search by image
Konflik Suriah kini memasuki tahun ketiga dan sepertinya tak akan mereda dalam waktu segera. Ribuan orang tewas dalam konflik yang bermula dari demonstrasi ...

 

NEGARA2 ISLAM DALAM GEOPOLITIK DAN DOMINASI CENGKERAMAN AMERIKA SERIKAT DKK..??

KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP POLITIK DI INDONESIA (SOEKARNO DAN SOEHARTO) 

http://musriindrawijaya39.blogspot.com/2015/01/kebijakan-amerika-serikat-terhadap.html



1.1  Amerika Serikat terhadap perjalanan politik Soekarno

Dalam perseteruan Doktrin Geopolitik Soekarno merupakan primus inter pares (yang terunggul dari yang unggul). Ia memilih geopolitik sebagai tahapan awal pembentukan sebuah bangsa, geopolitik sebagai alat modal kekayaan wilayah serta menjadikan geopolitik sekaligus sebagai modal sosial dalam membentuk perubahan total terhadap sejarah perkembangan masyarakat. Soekarno mendasarkan pemahaman geopolitiknya pada pemikir politik Perancis, Ernest Renan (1823-1892) yang selalu disebut-sebut Bung Karno dalam pidato politiknya jika menyinggung sebuah bangsa. “Ce qui constitue une nation, ce n’est pas de parler la même langue, ou d’appartenir à un groupe ethnographique commun, c’est d’avoir fait ensemble de grandes choses dans le passé et de vouloir en faire encore dans l’avenir” (”Apa yang membuat satu bangsa, bukanlah menutur bahasa yang sama, atau menjadi bagian dari kelompok etnografis yang sama, tapi sempat membuat hal-hal besar pada masa lampau dan ingin membuat lagi hal-hal besar pada masa depan”)
Gagasan nasionalisme yang sakral dan penuh dengan gairah sejarah membuat Sukarno perlu melindungi Indonesia dari ancaman potensial, ancaman terbesar Indonesia di awal berdirinya Republik Indonesia memang ancaman ekspansi militer negara asing, kedatangan NICA pada dalam dua kali operasi militer 1947 dan 1948 membuat Soekarno amat sensitif atas geopolitik wilayah. Namun Soekarno menyerahkan kebijakan politik yang umumnya bernada diplomasi kepada Sutan Sjahrir, Soekarno mengabaikan gagasan ‘Merdeka 100% ala Tan Malaka dengan alasan ‘memperpendek perang’ sekaligus sebagai strategi Soekarno untuk mengeliminir kekuatan kiri yang akan menjegal dia. Soekarno menginginkan kekuatan kiri dikendalikan oleh dia sendiri dalam kerangka yang ia susun kemudian dan tanpa perlu korban dalam menghadapi perang dengan negara asing. Sukarno memerlukan politik diplomasi sebagai tahap awal dalam pembentukan kesatuan wilayah nasional.
Konflik geopolitik di Asia Tenggara menjadi rentan ketika AS di tahun 1952 meletakkan landasan doktrin kebijakan luar negeri baru yang anti komunis dan mengoreksi landasan Truman untuk ‘tidak saling mengganggu’ menjadi landasan Eisenhower “Netralitas adalah sebuah kesalahan”. Eisenhower menginginkan bahwa ‘seluruh wilayah di dunia harus masuk ke dalam barisan ‘free world’ (dunia bebas)’, barisan ini juga akan menentukan kemenangan Eisenhower dalam melawan komunisme, taktik pembiaran Truman terhadap Cina dan lebih menginginkan Cina yang satu daripada terpecah-pecah menjadi bumerang sendiri untuk Eisenhower Presiden AS yang menggantikan Truman, karena setelah Cina bersatu dibawah kendali Komunisme Mao, RRC jadi amat sulit dikendalikan dan menjadi wilayah terkuat di Asia, kemenangan RRC atas Nasionalis di tahun 1949 juga menjadikan Asia terancam bukan lagi secara ideologi dengan komunisme tapi juga sudah menjadi realitas militer. Dibalik aksi Eisenhower yang amat anti komunis dan mendapatkan keuntungan politikatas kesalahan Truman di RRC ada sebuah “keinginan terselubung” untuk menggantikan dominasi Inggris, Perancis dan Belanda di wilayah Asia Tenggara, inilah yang menyebabkan kenapa AS separuh hati membantu Perancis di perang Vietnam - Perancis 1954 tapi mengerahkan ratusan ribu tentaranya secara serius dalam menghadapi Vietnam dengan alasan mencegah Vietnam Utara masuk ke Selatan. 
Hasrat keinginan dominasi AS di wilayah Asia Tenggara inilah yang kemudian dibaca Sukarno pada tahun 1953. Perkembangan menjadi semakin menguntungkan bagi AS ketika sejumlah Kolonel membangkang di Sumatera dan meminta Soekarno mengoreksi kebijakannya terhadap Komunis serta memberikan keleluasaan yang besar bagi para perwira di luar Jawa. CIA menanggapinya ini dengan senang hati dan menjadi alat sekutu bagi mereka, bahkan CIA mengedrop bantuan senjata lewat ‘Operasi Hance’. Bantuan ini tidak begitu digubris oleh PRRI sebagai pemberontak terhadap kekuasaan Soekarno, karena mereka lebih menginginkan bantuan ekonomi, dan lebih mengherankannya lagi ketika agen CIA berhadapan dengan Simbolon, pemimpin pemberontak, foto Soekarno masih tergantung di markas Simbolon, ketika ditanya, Simbolon menjawab “dia masih Presiden kami”. 
Keberhasilan Soekarno mempecundangi AS tidak hanya dalam kasus pembebasan tanah Irian, pemerintahan di masa Soekarno juga berhasil menangkap basah penyusupan CIA di Maluku pada tahun 1958, yang menyamar sebagai pilot, dan kemudian diadili secara tertutup. Padahal AS saat itu mendanai pemberontakan pemerintahan revolusioner Republik Indonesia dan perjuangan Semesta di Maluku. Pencapaian negara Indonesia di era Soekarno ini seakan menunujukkan bahwa negara Indonesia pernah menjadi negara yang memiliki kekuatan diplomasi yang cantik, dengan jiwa nasionalisme yang tinggi dan tidak pernah mau tunduk dan didikte oleh negara super power AS. Salah satu bukti nyata lain adalah dinamika politik Indonesia pada tahun 1948 ditandai dengan deklarasi politik bebas aktif, melawan Malaysia pada tahun 1963, dan keluar dari keanggotaan PBB pada tahun 1965.
Kegagalannya dalam operasi militer bersama PRRI yang separuh memalukan membuat AS harus mundur teratur sebelum matangnya operasi intelijen, keputusan lebih mementingkan operasi intelijen ketimbang operasi militer menjadi keputusan AS sampai Eisenhower digantikan J.F Kennedy. Soekarno menanggapi kemunduran aksi militer AS ini dengan menyerang sisa-sisa imperialisme di Belanda, serta memanfaatkan keraguan JF Kennedy terhadap politik intervensi militer di Asia Tenggara, yang juga membuat JFK menekan Belanda.
Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah, bahwa apa yang dilakukan JFK merupakan bagian terencana dalam pengusiran diam - diam Belanda, lalu membiarkan Irian Barat dikuasai Indonesia, sehingga AS tidak akan rikuh lagi menguasai Sumber Daya Alam Irian Barat tanpa harus berhadapan dengan Belanda sebagai ‘sekutu terkuat di Eropa’. –Bila Irian Barat tetapdikuasai Belanda, tentu Belanda tidak akan memberikan konsesi Sumber Daya Alam dengan mudah kepada AS, semudah ketika kelak AS mendapatkan konsesi sumber daya alam pada jaman Orde Baru. Dukungan Paman Sam kepada kemerdekaan Indonesia dengan harapan dapat mendirikan pos kekuatan baru yang akan membantu meredam gelombang komunisme di Asia. Punah sudah dengan kebijakan luar negeri revolusioner ‘non blok’ Soekarno-Hatta yang mengejar posisi netral di peta politik dunia. Sedikit mereka sadari, bahwa fundamen prinsip dari Washington adalah “Siapapun yang tidak bersama kita, berarti mereka lawan kita”.
Kekecewaan semakin memuncak ketika Soekarno menerbitkan kebijakan yang merangkul komunisme pada September 1950, dengan alasan harmoni sosial dan stabilitas politik. Diperparah dengan semakin besarnya pengaruh Partai Komunis Indonesia di kancah politik yang dibiarkan oleh Soekarno. Selain tidak suka pada Bung Karno, AS juga punya kepentingan ekonomis di Indonesia dan secara umum di Asia. Sebagai gambaran Malaysia hanya kaya akan karet dan timah; Brunei Darussalam hanya kaya minyak; sedangkan Indonesia memiliki segalanya di bidang tambang dan hasil bumi. Terlebih wilayahnya jauh lebih luas dibandingkan dengan Malaysia dan Brunei. Secara kongkrit bisnis minyak AS di Indonesia (Caltex) serta beberapa perusahaan lainnya bagi AS harus aman. Karena itu politik Bung Karno dianggap membahayakan kepentingan AS di Indonesia. 
 Ada upaya AS untuk membujuk Bung Karno agar mengubah sikap politiknya tetapi gagal. Secara politis Bung Karno juga sangat kuat. Di dalam negeri Bung Karno didukung oleh Angkatan Bersenjata dan PKI. Tak kalah pentingnya, rakyat sungguh kagum dan simpati terhadapnya. Di luar negeri ia mendapat dukungan dari negara-negara Asia Tenggara dengan politik Non-Bloknya. Dinamika perpolitikan Indonesia di era perang dingin kurun waktu 1953-1963 pernah ditandai dengan aroma diplomasi cantik dan elegan, disertai dengan kebijakan para pemimpin yang tidak mau didikte dan tunduk pada AS. Meski saat itu negeri Indonesia baru merdeka dalam hitungan belasan tahun, semangat nasionalisme dan kecerdikan para pemimpinnya menjadikan negara Indonesia disegani oleh AS, Uni Soviet dan negara-negara Sekutu. Bagaimana tidak di tengah perseteruan perang dingin antara AS dan Uni Soviet, Indonesia, yang baru merdeka dalam hitungan belasan tahun, lewat kunjungan Soekarno ke Washington berhasil mendinginkan keadaan. Di sisi lain, melalui semangat nasionalisme yang tinggi dan kecerdikan diplomasinya, pemerintah Indonesia lewat diplomasi cantik dan ciamik Soekarno juga berhasil mempermainkan AS dan Uni Soviet dalam kasus pembebasan Irian Barat dari penjajahan Belanda.
Dengan menggunakan kartu Uni soviet, Soekarno menerapkan kebijakan luar negeri dengan metode gertak sambal, yaitu menakut-nakuti Amerika bahwa militer Uni Soviet akan membantu Indonesia dan akan memporak-porandakan Belanda, negara sekutu Abadi AS di tanah penjajahan Papua. Berkat diplomasi Bung karno, AS tak berkutik, John F Kennedy dengan sangat terpaksa memerintahkan Belanda untuk hengkang dari dan tanah Irian Barat. Papua kemudian bebas dari penjajahan dengan tanpa jatuh korban dan peperangan. Sebuah permainan diplomasi cantik diperagakan oleh pemimpin Indonesia, dengan spirit nasionalisme yang tinggi dan sikap pemerintahan yang independen. AS ingin menuturkan dinamika politik Indonesia di masa perang dingin 1953-1963, serta model kepemimpinan pemerintahan Indonesia yang anti terhadap hegemoni AS dan bagaimana kecerdikan Bung Karno mengambil kebijakan-kebijakan luar negerinya. landasan kepemimpinan Soekarno dibangun atas dasar nasionalisme, Islam dan Marxisme.
Nasionalisme yang tumbuh dalam dirinya telah menanamkan rasa persatuan dan cinta Tanah Air sekaligus menjadikan dirinya menjadi proklamator dan presiden pertama Indonesia, sementara ideologi Marxisme yang dikembangkannya membuat dirinya memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet dan menanamkan jiwa anti hegemoni dan imperialisme Barat. Bersama pemerintahan Soekarno, kebijakan luar negeri Indonesia sangat disegani asing. Salah satu kebijakan luar negeri yang indah dan luar biasa dalam dinamika politik Indonesia di era pemerintahan Soekarno adalah peristiwa pembebasan tanah Papua dari penjajahan Belanda. Pada masa itu, Soekarno memanfaatkan Uni Soviet yang saat itu sedang berseteru dengan AS, pada saat bersamaan posisi negara Belanda menjadi bagian dari Sekutu bersama AS dan Eropa. Soekarno melalui kekuatan diplomasinya membujuk Uni Soviet untuk membantu secara militer mengusir Belanda dari tanah Papua, dan keberhasilan diplomasi Soekarno ini disampaikan ke Pihak AS. AS yang saat itu tidak tega melihat sekutu abadinya luluh lantak oleh militer Uni Soviet, lalu memerintahkan Belanda untuk mundur dari pendudukannya di tanah Irian. Proses diplomasi yang membuat AS gigit jari tersebut berlangsung demikian. Subandrio wakil perdana menteri yang pernah menjabat duta besar Moskow, diperintah olah Soekarno untuk meminta bantuan militer kepada pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushehev, agar mengusir Belanda dari tanah Papua.
Keberhasilan Subandrio melobi Nikita Khrushehev kemudian disampaikan oleh Soekarno kepada Howard P Jones, duta besar AS di Indonesia. Informasi tersebut membuat John F Kennedy yang saat itu sedang menjabat sebagai presiden AS kalang kabut, karena Kennedy tidak mau melihat Belanda porak-poranda dan babak belur akibat serangan militer Uni Soviet, ia memaksa Belanda untuk kabur dan hengkang dari tanah Papua. Tanah Papua pun bebas dari penjajahan Belanda dengan tanpa korban dan biaya pengeluaran untuk militer, dan militer Uni Soviet pulang tanpa menembakkan sebutir peluru pun karena Belanda sudah hengkang saat kapal perang Uni Soviet sampai di perairan Indonesia. Kepemimpinan Indonesia beberapa puluh tahun yang lalu pernah memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan dengan gagah berani menentang hegemoni pihak asing. Sayangnya ruh kepemimpinan ala Soekarno ini tidak lagi kelihatan di masa sekarang, dan hanya tinggal kenangan. Hal ini dibuktikan, bahwa praktis pasca presiden Soekarno, Indonesia berada dalam cengkeraman asing (AS, pemerintahan Orde Baru berada di bawah kendali AS, melalui lembaga-lembaga internasional-nya seperti IMF, Bank Dunia, USAID. Orde Baru mewarisi kebijakan buruk dan berlanjut hingga sekarang, tak heran jika Indonesia di masa Orde Baru pernah dijuluki sebagai negara gagal atau failed state akibat strategi kebijakannya yang selalu tunduk pada Mafia Berkeley, dan Indonesia hanya menjadi negara kepanjangan tangan dari kepentingan global Mafia Berkeley lewat “Washington konsensus”.

1.2  Amerika Serikat terhadap perjalanan politik Soeharto

Karir Suharto berawal di militer. Suharto bergabung dengan barisan laskar PETA (Pembela Tanah Air), terlibat dalam serangkaian operasi militer penting melawan agresi Belanda dan perebutan Irian Barat (sekarang Papua). Suharto menceburkan diri ke dunia politik dengan bermodalkan pengetahuan militernya. Dengan bekal itu, ia mampu menempatkan diri sebagai pemimpin yang pragmatis, tapi dengan kebijakan populis.
Setelah kejatuhan Sukarno, muncul kekuatan baru yaitu Kekuatan Para Jenderal Angkatan Darat, dibawah pengaruh kuat Letjen Suharto, orang yang ditunjuk Sukarno sebagai penertib keamanan tapi dengan licin mampu mentransformasi surat perintah pengamanan, menjadi surat perintah transfer kekuasaan. Suharto agak longgar dalam soal politik konsesi sumber daya alam tapi ia memiliki kesamaan persis dengan Sukarno yaitu harga mati bahwa tidak boleh ada pangkalan militer asing di wilayah Asia Tenggara apalagi di Indonesia dalam soal Nasionalisme, Suharto lebih kolot dan konservatif ketimbang Sukarno. Awalnya ada desakan dari AS dan ditanggapi beberapa perwira intelijen yang senang bahwa Indonesia akan masuk dalam fakta Militer Asia Tenggara, namun yang terjadi kemudian Suharto mendiamkan pengajuan proposal fakta Militer itu, Suharto kuatir ikut campurnya pangkalan militer asing akan menjadikan wilayah Asia Tenggara tidak stabil,
Suharto yang merasa bisa menghantam Komunis balik menekan pihak AS untuk menjadikan wilayah Asia Tenggara sebagai wilayah zona aman, bebas pangkalan militer asing dan tidak boleh terjadi intervensi antar negara Stabilitas adalah ‘kepentingan diatas kepentingan’. Keinginan Suharto yang kuat dan tidak boleh ditawar itu kemudian didukung oleh Malaysia. Suharto saat itu juga masih marah pada Lee Kuan Yew, karena permintaannya lewat utusan Jenderal Soemitro untuk membatalkan penggantungan dua prajurit KKO di Singapura sama sekali tak digubris. Bila kemudian Singapura menjadi kuat secara militer dan menjadi basis pangkalan militer maka Singapura adalah ancaman terbesar Indonesia. Sebaliknya, pada saat kekuasaan Sukarno melemah, giliran Suharto membersihkan parlemen dari para pendukung Sukarno. Suharto juga melenyapkan unsur-unsur perbedaan yang berpotensi menimbulkan konflik dengan garis politiknya. Dengan begitu, Suharto berjaya mengekalkan dirinya sebagai penafsir tunggal “demokrasi Pancasila” secara legal. Tidak jarang perannya bak dewa, sedangkan perkataanya adalah sabda politik yang tegas dan keras. Perbedaan berarti pembangkangan.
Slogan-slogan pada era Suharto adalah “pembangunan” “lepas landas,” “SDM” sedangkan musuh baru yang diciptakan Suharto untuk mengidentifikasi elemen-elemen pembangkangan adalah “organisasi tanpa bentuk,” “Gerakan Pengacau Keamanan,” “subversi,” “mbalelo,” “kiri baru.” Modal asing pun mengalir deras dengan nyaman pada era Suharto. Meskipun eksploitatif dan memberikan keuntungan luar biasa kepada segelintir kroni (kapitalisme kroni), perbaikan ekonomi berlangsung. Kelas menengah baru tumbuh dan berkembang pada awal era ini seiring dengan tampilnya konglomerasi yang dekat dengan Istana. Suharto mengoreksi konsep pemerintahan Sukarno dengan model demokrasi semu dengan sedikit keleluasaan. Belajar dari pengalaman masa silam bahwa sumber kekacauan adalah pluralisme politik takterkendali, Suharto memperkenalkan asas tunggal, dan melebur puluhan partai politik menjadi dua. Partai-partai politik sengaja dilemahkan, dikerdilkan, sedangkan Golkar dibesarkan, tapi terkendali sebagai perpanjangan resmi pemerintah. Dengan begini, Suharto mampu mempraktikkan kebijakan-kebijakan ekonomi pragmatisnya secara efektif.
Suharto pergi sendiri untuk mendapatkan bantuan dan pinjaman bagi Indonesia. Tetapi harus dicatat bahwa Indonesia tidak selalu bersesuaian dengan AS dalam politik luar negerinya. Suharto menentang tekanan AS ketika ia berpikir bahwa tekanan seperti itu berlawanan dengan “kepentingan nasional Indonesia“. Selama era Suhato pembangunan ekonomi dalam negeri merupakandasar bagi legitimasi pemerintah. Politik luar negeri digunakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia. Karena berbeda dalam tipe ideologi, yakni anti - komunis, politik luar negeri Indonesia condong ke Barat dan kerjasama regional. Kebijakan politik RI lebih pro - barat, mengingat kondisi pada waktu ituIndonesia membutuhkan suntikan dana segar yang sangat banyak untuk menyelamatkan Indonesia dari kebangkrutan, dan juga salah satu faktor yangmenentukan kebijakan pro-barat ini adalah orientasi ekonomi.
Jadi kesimpulan dari seluruh pembahasan, bahwasanya penyimpangan politik luar negeri bebas aktif yang terjadi pada masa Suharto. Terlihat dari ketergantungan Indonesia pada IMF. Dan ini berdampak pada gejolak ekonomi berupa debt trap dan rendahnya posisi tawar Indonesia di mata negara barat akibat konstelas i di dalamtubuh IMF tersebut. Semua ini merupakan gambaran kecondongan Indonesia pada barat di masa itu. Pada tahun 1969 lobi-lobi LB Moerdani di Malaysia, perwira intelijen andalan Suharto dan Ali Moertopo melanjutkan jalur lobi yang sudah dibentuk sejak tahun 1967, lobi LB Moerdani ini meluas ke berbagai negara yang menanggapi secara positif permintaan Suharto untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai zona aman. Hanya saja kemudian Malaysialah yang buka suara, Malaysia paling getol mendukung Suharto karena pengalaman buruknya ketika negara ini terancam diserang Sukarno. Lalu pada tanggal 27 November 1971 terbentuklah apa yang disebut ZOPFAN (Zone of Peace Freedom And Neutrality) Pada tahun 1984 kesepakatan lebih maju yaitu menyatakan wilayah ASEAN harus bebas nuklir. Konsepsi damai yang ditawarkan Suharto berhasil menciptakan wilayah ASEAN paling stabil di dunia, sepanjang 40 tahun dari kesepakatan itu tidak ada perang sama sekali di wilayah ASEAN kecuali sisa -sisa perang AS dan konflik ideologi di negara Indocina.



1.3              Kejatuhan Soekarno dan kenaikan Soeharto terhadap campur tangan Amerika Serikat

Presiden John F Kennedy (JFK) merupakan satu-satunya Presiden AS yang bersahabat dengan Presiden Sukarno. Berbeda dengan pendahulunya, Dwight Eisenhower yang selalu berambisi menghilangkan Sukarno dari muka bumi dengan berbagai cara. Di antaranya melalui intervensi AS secara terselubung pada PRRI dan PERMESTA yang gagal total. JFK justru melakukan kebijakan luar negeri yang cenderung mendukung langkah -langkah Sukarno.
Kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI tak lepas dari pengaruh dukungan Kennedy. Namun tak disangka, pada akhirnya momentum masuknya Irian Barat ke pangkuan RI menjadi jalan bagi JFK untuk menemui ajalnya secara tragis. Pada hari yang naas tanggal 22 November 1963, Kennedy melakukan kunjungan kerja ke Dallas Texas. Saat iring - iringan kendaraannya melintas tepat di depan Texas Scholl Book Depository, dua peluru menghantam leher dan kepalanya. Belakangan diketahui bahwa Lee Harvey Oswald adalah orang yang melakukan penembakan terhadap Kennedy. Namun dalam penyidikan, Lee menyangkal telah membunuh JFK. Belum sempat diajukan ke pengadilan, Lee malah dibunuh oleh temannya sendiri, Jack Ruby. Selanjutnya, Jack Ruby sendiri tewas di dalam tahanan karena penyakit yang dideritanya. Dengan tewasnya Lee & Ruby, kematian Kennedy menjadi misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Banyak kalangan menyatakan penembakan Kenndey merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di AS. Merujuk pada artikel yang ditulis oleh seorang wartawan AS, Lisa Pease, berjudul “JFK, Indonesia, CIA, and Freeport” dan dimuat dalam majalah Probe, dimana tulisan ini disimpan di dalam Arsip Nasional di Washington DC, kita dapat menemukan korelasi antara terbunuhnya JFK dengan runtuhnya kekuasaan presiden pertama kita Ir.Sukarno. Keterlibatan (AS) dalam upaya penggulingan Sukarno (Bung Karno) secara kotor dan berdarah. Peristiwa “Gerakan 30 September” (Gestapu) banyak yang disembunyikan, dihilangkan dan diputarbalikkan oleh rezim Orde Baru. Pembantaian terhadap sekutu-sekutu Bung Karno (BK) yang beraliran kiri merupakan hasil konspirasi CIA - Suharto dibantu intelijen Inggris, Jepang dan Jerman.
Namun, Suharto dan klannya berdalih. Gestapu adalah penyerangan golongan kiri (menuduh PKI) ke kanan (Jenderal Ahmad Yani cs) yang membawa restorasi kekuasaan dan kemudian pembersihan golongan kiri sebagai hukuman oleh golongan tengah (Suharto mengklaim posisinya di sini). Gestapu hanyalah merupakan tahap pertama dari tiga tahap yang dibantu secara rahasia oleh juru bicara dan pejabat AS yakni tahap pertama Gestapu “coup” sayap kiri gadungan (Letkol Untung cs). Kedua, KAF Gestapuyakni tindakan balasan dengan membunuh PKI secara missal dan ketiga pengikisan pendukung BK secara massif dan progresif.
Alasan CIA menjatuhkan BK, bagaimana cara CIA dalam mewujudkan keinginan tersebut dan bukti-buktinya. Satu alasan terkuat BK harus disingkirkan oleh CIA karena BK bersahabat dekat dengan blok Cina dan Sovyet. Sejak 1953, AS berkepentingan untuk membantu mencetuskan krisis di Indonesia, yang diakui sebagai “penyebab langsung” yang merangsang BK mengakhiri sistem parlementer Indonesia dan menyatakan berlakunya keadaan darurat militer, serta memasukkan “korp perwira” secara resmi dalam kehidupan politik (14 Maret 1957) sebuah blunder politik BK. Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan CIA untuk mewujudkan ambisinya tersebut yakni dengan menggandeng faksi militer kanan seperti Suharto, Walandouw, Suwarto, Sarwo Edhie, Kemal Idris, Ibnu Sutowo, Basuki Rahmat, Djuhartono, dll. Dan partai berhaluan kanan (Masyumi dan PSI) untuk semakin mengecilkan pengaruh BK. Skenario CIA tersebut saya bagi dalam enam point. Pertama, CIA mendukung terjadinya pemberontakan terhadap BK. Seperti bantuan senjata dan personil oleh CIA dengan mendukung pemberontakan PRRI atau Permesta (Kol. Walandouw) di Sumatera Barat untuk melawan BK tetapi dapat ditumpas (1957-1958). Kemudian peristiwa Lubis (1956) dengan tokohnya Suwarto dan Kemal Idris serta PSI.
Kedua, Program Civic Mission. Setelah dirasa gagal dengan serangkaian perlawanan, 1 Agustus 1958 AS memberikan bantuan militer ke Indonesia mencapai $ 20 juta setahun. Kontrol terhadap AD ini dianggap penting, karena AS menganggap hanya AD yang mampu mengimbangi kekuatan PKI. Lalu didirikanlah SESKOAD tahun 1958 di Bandung yang mendapatkan dukungan penuh dari Pentagon, RAND dan Ford Foundation. Jenderal Suwarto yang pernah dididik di AS yang bisa memainkan peran penting dalam mengubah AD dari fungsi revolusioner menjadi kontra revolusi ditunjuk sebagai penanggung jawab sekolah tersebut. Di bawah Nasution dan Suwarto, SESKOAD mengembangkan suatu doktrin strategis baru yakni doktrin Perang Wilayah, yang memberi prioritas kepada kontra pemberontakan sebagai peranan AD. Suharto masuk SESKOAD dengan pangkat Kolonel (Oktober 1959) dan menjadi siswa yang sangat “berbakat”. Terbukti, dia dilibatkan dalam penyusunan doktrin perang wilayah serta dalam kebijaksanaan AD mengenai Civic Mission atau Civic Action.
Di SESKOAD, perwira AD dan sipil yang pro PSI- juga diajari bidang ekonomi dan administrasi kepemerintahan sehingga AD mulai bisa bekerjasama dan bahkan berani menandatangani kontrak-kontrak dengan perusahaan AS serta negara asing lainnya di luar kesepakatan rezim BK. Pada tahun 1962, Kemlu AS dibantu CIA mendirikan MILTAC (Military Training Advisory Group = Kelompok Penasehat Latihan Militer) di Jakarta untuk memberikan bantuan dalam melaksanakan program Civic Mission SESKOAD. Program ini sebenarnya merupakan penyusupan perwira AD ke dalam semua bidang kegiatan pemerintah dan tugas-tugas kepemerintahan. Terbukti, huru-hara anti Cina diilhami AD terjadi di Jawa Barat tahun 1959 dengan Kolonel Kosasih yang membiayai komplotan bajingan-bajingan setempat dengan tujuan merusak hubungan Indonesia dengan Cina. Kemudian disusul huru-hara mahasiswa bulan Mei 1963 dan diulangi Januari 1966 di Bandung dan Oktober 1965 di Jakarta.
Ketiga, adanya konflik internal di tubuh AD. Menurut Harold Crouch, menjelang 1965 AD pecah menjadi dua; kelompok tengah yakni Yani cs yang bersikap menentang BK tentang persatuan nasional karena PKI masuk di dalamnya. Kubu kedua, AD kelompok kanan yakni Nasution dan Suharto (Basuki Rahmat, Sudirman dari SESKOAD dkk) yang bersikap menentang kebijaksanaan Yani yang bernafaskan Soekarnoisme (karena tidak setuju merebut kekuasaan BK). Adanya konflik para Pati AD tersebut terindikasi dengan: Pertama, Januari 1965, Suharto mengadakan rapat penyatuan sikap kelompok AD dengan mendesak Nasution supaya mengambil sikap yang lebih menyesuaikan diri terhadap BK. Kedua, April 1965 diadakan seminar di SESKOAD untuk mengusahakan satu doktrin strategis yang bersifat kompromis yaitu Tri Ubaya Sakti yang menegaskan kembali tuntutan untuk memiliki peranan politik yang berdikari bebas.
Keempat, Program AS berkedok bantuan. Proses menjatuhkan BK juga bisa dipahami dari bantuan AS ke Indonesia di tahun 1963-1965, melalui saluran “komisi - komisi penjualan” atau sumbangan finansial untuk mendukung kepentingan politik Suharto. Misalnya bantuan lunak AS tetap ada yang ditujukan ke AD dan Brimob dan Polisi untuk adukekuatan dengan PKI yang sedang jayanya. Juga bantuan 200 pesawat Aero Commanders kepada AD bukan AU (Juli 1965), dimana komisi keagenan penjualan tersebut dipegang Bob Hasan, sahabat Suharto. Keduanya sudah berkawan sejak Suharto sebagai Pangdam Diponegoro. Secara khusus keduanya juga telah mendirikan dua buah perusahaan pelayaran yang harus dioperasikan Divisi Diponegoro. Menjadi unik ketika bantuan beralih dari bantuan AS terhadap Indonesia (sebagai Negara) berubah menjadi bantuan untuk membiayai salah satu komponen negara yang tidak loyal pada bangsanya sendiri.
Namun saat Lyndon Johnson jadi presiden AS, tepatnya Desember 1964, bantuan AS tersebut dihentikan. Hal ini mengindikasikan AS turut sengaja ambil bagian aktif untuk menggoyahkan ekonomi Indonesia dalam minggu-minggu menjelang Gestapu, ketika harga beras naik 4x dan harga dollar membumbung tinggi. Pada tahun fiskal 1965, New York Times menyatakan “semua bantuan AS kepada Indonesia telah dihentikan, maka jumlah personil MAP (Military Assistance Program) di Jakarta dalam kenyataannya justru telah meningkat mencapai taraf yang jauh melebihi daripada yang telah diproyeksikan”.
Kelima, terjadinya peristiwa 1965 dan peranan Soeharto. Menjelang Agustus 1964, Suharto mulai mengadakan kontak politik dengan Malaysia, Jepang, Inggris dan AS. Menurut Mrazek, kontak Suharto itu merupakan penjajagan untuk berdamai dengan menarik pasukan AD Indonesia yg terbaik (yang anti komunis) ke Jawa dengan sebelumnya mengirim satu batalyon Diponegoro (yang telah disusupi PKI) ke Malaysia yang bisa dipahami sebagai persiapan-persiapan untuk merebut kekuasaan pemerintahan. 30 September, 6 jenderal (Yani, Suprapto, Sutoyo, S. Parman, MT. Haryono, DI Panjaitan), 1 pamen (Tendean), 1 pama (KS Tubun) tewas oleh gerakan Letkol Untung cs. Uniknya, tak seorangpun jenderal anti BK yang menjadi sasaran Gestapu, kecuali Nasution yang bersifat problematik; yakni menjelang 1961, CIA kecewa karena Nasution yang diproyeksikan menyingkirkan BK justru berbalik mendukung BK, dan dia mengkritik keterlibatan USA dalam Perang Vietnam. Sikap Suharto dengan Nasution juga dingin karena kasus pemeriksaan Nasution terhadap korupsinya Soeharto pada tahun 1959 saat menjadi Pangdam Diponegoro. “Menjadi semakin aneh” ketika Suharto yang saat itu pegang komando pasukan terbesar (Pangkostrad) justru “tidak masuk” dalam daftar penculikan.
Pernyataan Untung atas nama Gestapu yang melindungi BK dari “Dewan Jenderal” yang didukung CIA yang akan merencanakan coup sebelum 5 Oktober 1965 dengan disiagakan pasukan dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Padahal, pasukan tersebut diundang ke Jakarta dalam rangka memperingati Hari ABRI, 5 Oktober 1965. Menjadi aneh ketika Suharto kemudian membuat pernyataan susulan untuk menumpas Gestapu dengan menyatakan loyalitas AD tetap ke BK dan menuduh PKI ditambah unsur AURI yang membunuh 6 jenderal hanya karena lokasi sumur Lubang Buaya dekat dengan Pangkalan Halim. Keberadaan BK, Oemar Dhani (KSAU) dan DN Aidhit (Ketua PKI) yang diskenariokan sedemikian rupa (mereka di Halim) menjadi senjata yang ampuh untuk mendelegitimasi image BK agar menimbulkan kesan negatif adanya persekongkolan BK-AURI dan PKI. Peranan Suharto begitu penting dalam skenario ini. Berlagak sebagai pembela status quo tapi pada kenyataannya justru bergerak sendiri secara berencana untuk merebut kekuasaan. Sebuah skenario yang kemudian ditiru oleh Jenderal Pinochet di Chili (1970 - 1973) dan juga di Kamboja (1970).
Menarik karena baik pelaku Gestapu (Untung Cs) ataupun yang menumpasnya adalah sama-sama dari Divisi Diponegoro (Yon 454), tempat di mana Suharto dulu menjadi Pangdamnya. Semakin menarik karena fakta banyak pemimpin Gestapu adalah lulusan pendidikan AS. Jadi ada kelanjutan/kontinuitas antara hasil yang dicapai Gestapu (membunuh Yani cs), kemudian diteruskan oleh Suharto atas nama penumpasan Gestapu, kemudian menyingkirkan pendukung BK yang tersisa. Pembunuhan besar-besaran secara sistematis kemudian menyebar dan justru paling dahsyat terjadi ketika Danjen RPKAD, Kol. Sarwo Edhie bergerak dari Jakarta ke Jateng dan Jatim kemudian balik lagi ke Jakarta. Orang sipil yang terlibat dalam pembantaian massal telah dilatih di daerah setempat oleh AD atau dikerahkan dari kelompok (SOKSI dan organisasi mahasiswa Gemsos yang disponsori oleh AD dan CIA), yang selama bertahun-tahun telah bekerjasama dengan AD mengenai masalah -masalah politik apa yang disebut sebagai Civic Action.
Keenam, dukungan AS terhadap faksi Suharto. Bukti-bukti keterlibatan orang-orang Suharto berkolaborasi dengan CIA, misalnya: Pertama, beberapa bulan sebelum Gestapu, seorang utusan Suharto, Kolonel Walandouw (pelaku pemberontakan PRRI) yang memiliki hubungan lama dengan CIA telah menghubungi pemerintah AS. Pada bulan Mei 1965, komisi-komisi Lockheed (CIA) di Indonesia telah dialihkan kepada kontrak baru dan perusahaan yang didirikan oleh agennya di Indonesia atau perantara Lockheed yang telah lama dibina. Pengalihan ini karena pertimbangan politis. Di samping Walandouw juga ada Dasaad dan Jenderal Alamsyah; jenderal yang menyokong Suharto di era awal rezimnya karena Alamsyah menguasai dana-dana besar khusus. Lockhedd-Dasaad-Alamsyah bergandeng dengan gerbong Suharto yang baru lulus dari SESKOAD. Setidaknya ini juga direkomendasikan Kedutaan AS di tahun 1966. Pada April 1965, perusahaan Amerika, Freeport Shulpur telah mencapai suatu kesepakatan pendahuluan dengan para pejabat Indonesia, yang nantinya akan menjadi suatu investasi sebesar $500 juta di bidang tembaga di Papua Barat.
 September 1965 dalam waktu singkat, setelah minyak dunia melaporkan bahwa industri gas dan minyak Indonesia semakin merosot tajam yang dapat menjurus ke krisis politik, maka presiden ASAMERA dalam suatu usaha patungan dengan Pertaminanya Jenderal Ibnu Sutowo telah membeli saham-saham dalam perusahaan yang pura-pura terancam bangkrut itu seharga hanya $ 50 ribu saja. Ironisnya, pembayaran pada 9 dan 21 September 1965 dilaporkan dalam Wall Street Journal tanggal 9 dan 30 September, yaitu hari terjadinya Gestapu. Hal yang sangat “ajaib”, ketika Negara dalamkondisi gawat. Tapi ada proses deal bisnis antara AD (Pertamina) dengan AS.
Bukti-bukti keterlibatan CIA. Bukti-bukti keterlibatan CIA dalam penggulingan BK, diantaranya: Pertama, kurang dari setahun setelah Gestapu dan pertumpahan darah, dengan riang-gembira James Reston menulis tragedi kemanusiaan besar tersebut dengan tema “Suatu Percikan Sinar di Asia: “Washington bersikap hati-hati untuk tidak menyatakan suatu pujian terhadap adanya perubahan yang…… di dalam negeri yang berpenduduk terbanyak ke-6 di dunia, serta salah satu negara terkaya di dunia, akan tetapi tidaklah berarti bahwa Washington sama sekali tidak mempunyai hubungan apapun dengan peristiwa tersebut“. Kedua, adanya kontak-kontak kekuatan anti komunis Indonesia dengan seorang pejabat Washington yang berkedudukan sangat tinggi sebelum dan selama masa pembantaian massal. Ketiga, adanya kesaksian dari bekas pejabat CIA, Ralph McGehee yang dibenarkan oleh sensor selektif bekas-bekas majikannya dalam CIA.
Strategi yang diciptakan CIA untuk menggoyang sebuah rezim, dengan menciptakan situasi yang sebenarnya dan mencampurinya kemudian menyebarluaskan distorsi skenario ke seluruh dunia melalui propaganda media massanya yang kuat. Tipu muslihat CIA merupakan suatu rencana klasik yang bersifat menggoyahkan situasi, yaitu berusaaha meyakinkan baik pihak kanan ataupun kiri agar tidak bisa berharap mendapatkan perlindungan dari status quo dan berusaha merangsang keduanya untuk melakukan provokasi yang kian massif terhadap pihak lawan.
Gaya tipu dan polarisasi ini dilakukan dengan melempar desas-desus. Hal ini dikuatkan oleh seorang pengamat politik, Saundhaussen. Desas-desus itu diantaranya, dua minggu sebelum Gestapu (14 September 1965) pihak AD diperingatkan bahwa ada suatu komplotan yang akan membunuh pemimpin-pemimpin tentara dalam empat hari mendatang. Laporan kedua seperti itu telah dibahas di markas besar AD 30 September 1965. Setahun sebelumnya, muncul juga dokumen yang menuduh PKI sedang merencanakan suatu penyusupan ke AD untuk menggulingkan “kaum Nasutionis” (diberitakan sebuah harian Malaysia dari Khoirul Saleh, pro - AS). Juga desas-desus selama 1965 bahwa Cina daratan sedang menyelundupkan senjata-senjata untuk PKI sebelum Gestapu (diberitakan oleh sebuah harian Malaysia, mengutip dari sumber Bangkok, yang berdasar dari Hongkong).

Konspirasi JF. Kennedy, Sukarno, Suharto, CIA dan Freeport

https://cowboykolot.wordpress.com/2014/09/20/konspirasi-jf-kennedy-sukarno-suharto-cia-dan-freeport/
  
Posted on Mei 29, 2013 by spedaonthel
Bongkar Konspirasi Hebat:
Antara John F. Kennedy, Sukarno, Suharto dan Freeport
Pada sekitar tahun 1961, Presiden Soekarno gencar merevisi kontrak pengelolaan minyak dan tambang-tambang asing di Indonesia. Minimal sebanyak 60 persen dari keuntungan perusahaan minyak asing harus menjadi jatah rakyat Indonesia. Namun kebanyakan dari mereka, gerah dengan peraturan itu. Akibatnya, skenario jahat para elite dunia akhirnya mulai direncanakan terhadap kekayaan alam negeri tercinta, Indonesia.
Pada akhir tahun 1996 lalu, sebuah artikel yang ditulis oleh seorang penulis Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah “JFK, Indonesia, CIA and Freeport“.
Walau dominasi Freeport atas “gunung emas” di Papua telah dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini ternyata sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya.
Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangkrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun pada tahun 1959.
Saat itu di Kuba, Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan.
Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya dari Kuba, akhirnya terkena imbasnya. Maka terjadi ketegangan di Kuba.
Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Fidel Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.
Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilsonyang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen.
Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jacques Dozy di tahun 1936.
Forbes Wilson,Direktur Freeport Sulphur 1959 (pic: mininghalloffame.org)
Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda.
Namun, Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan kemudian membacanya.
Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah.
Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah.
Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.
Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain.
Forbes Wilson (kanan) bersama anggota geologist Freeport di Erstberg, 1967. (Click to enlarge zoomed)
Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar, yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah.
Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari. Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!!
Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar, hanya dalam waktu tiga tahun pasti sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat.
Forbes Wilson (kanan / belakang) bersama anggota geologist Freeport di Erstberg 1967
Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.
Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam.
Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.
Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy (JFK) agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah sepertinya mendukung Soekarno.
Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat.
Soekarno dan JF Kennedy
Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II, terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.
Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga.
Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan nilai emas yang ada di gunung tersebut.
Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar.
Presiden AS, John F Kennedy ditembak saat bersama istrinya di mobil kap terbuka pada 22 November 1963.
Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan!
Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963.
Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.
Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya.
Presiden Sukarno pada lawatan kenegaraannya ke Amerika Serikat sedang memeriksa barisan tentara kehormatan Amerika setelah turun dari pesawat didampingi presiden AS, John F Kennedy
Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.
Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California).
Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60 persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.
Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport dan pemimpin Texaco, yang membawahi Caltex, ia juga chairman Presbyterian Hospital Board dan Penasehat CIA di kepresidenan AS untuk masalah luar negeri..
Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya.
Mungkin suatu kebetulan yang ajaib, Augustus C. Long juga aktif di Presbysterian Hospital di New York, dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962).
Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.
Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco.
Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu, yang di Indonesia dikenal sebagai “masa yang paling krusial”.
Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C. Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Pada bulan Agustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri.
Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.
Pengamat sejarawan LIPI, Dr Asvi Marwan Adam
Sedangkan menurut pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam, Soekarno benar-benar ingin sumber daya alam Indonesia dikelola oleh anak bangsa sendiri.
Asvi juga menuturkan, sebuah arsip di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengungkapkan pada 15 Desember 1965 sebuah tim dipimpin oleh Chaerul Saleh di Istana Cipanas sedang membahas nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia.
Soeharto yang pro-pemodal asing, datang ke sana menumpang helikopter. Dia menyatakan kepada peserta rapat, bahwa dia dan Angkatan Darat tidak setuju rencana nasionalisasi perusahaan asing itu.
“Soeharto sangat berani saat itu, Bung Karno juga tidak pernah memerintahkan seperti itu,” kata Asvi.
Sebelum tahun 1965, seorang taipan dari Amerika Serikat menemui Soekarno. Pengusaha itu menyatakan keinginannya berinvestasi di Papua. Namun Soekarno menolak secara halus.
“Saya sepakat dan itu tawaran menarik. Tapi tidak untuk saat ini, coba tawarkan kepada generasi setelah saya,” ujar Asvi menirukan jawaban Soekarno.
Soekarno berencana modal asing baru masuk Indonesia 20 tahun lagi, setelah putra-putri Indonesia siap mengelola. Dia tidak mau perusahaan luar negeri masuk, sedangkan orang Indonesia masih memiliki pengetahuan nol tentang alam mereka sendiri. Oleh karenanya sebagai persiapan, Soekarno mengirim banyak mahasiswa belajar ke negara-negara lain.
Suharto, sebagai komandan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) disaat memimpin pasukan untuk memerangi G-30/S-PKI
Soekarno boleh saja membuat tembok penghalang untuk asing dan mempersiapkan calon pengelola negara.
Namun Asvi menjelaskan bahwa usaha pihak luar yang bernafsu ingin mendongkel kekuasaan Soekarno, tidak kalah kuat!
Setahun sebelumnya yaitu pada tahun 1964, seorang peneliti diberi akses untuk membuka dokumen penting Departemen Luar Negeri Pakistan dan menemukan surat dari duta besar Pakistan di Eropa.
Dalam surat per Desember 1964, diplomat itu menyampaikan informasi rahasia dari intel Belanda yang mengatakan bahwa dalam waktu dekat, Indonesia akan beralih ke Barat. Lisa menjelaskan maksud dari informasi itu adalah akan terjadi kudeta di Indonesia oleh partai komunis.
Sebab itu, angkatan darat memiliki alasan kuat untuk menamatkan Partai Komunis Indonesia (PKI), setelah itu membuat Soekarno menjadi tahanan.
Telegram rahasia dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada April 1965 menyebut Freeport Sulphur sudah sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan puncak Erstberg di Papua.
Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan ada pertemuan para penglima tinggi dan pejabat Angkatan Darat Indonesia membahas rencana darurat itu, bila Presiden Soekarno meninggal.
Namun kelompok yang dipimpin Jenderal Soeharto tersebut ternyata bergerak lebih jauh dari rencana itu. Jenderal Suharto justru mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan.
Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi bahwa semuanya itu memang benar adanya.
Soeharto diberikan mandat dengan dikeluarkannya Supersemar untuk mengatasi keadan oleh presiden Sukarno
Maka dibuatlah PKI sebagai kambing hitam sebagai tersangka pembunuhan 7 Dewan Jenderal yang pro Sukarno melalui Gerakan 30 September yang didalangi oleh PKI, atau dikenal oleh pro-Suharto sebagai “G-30/S-PKI” dan disebut juga sebagai Gestapu (Gerakan Tiga Puluh) September oleh pro-Sukarno.
Setelah pecahnya peristiwa Gerakan 30 September 1965, keadaan negara Indonesia berubah total.
Terjadi kudeta yang telah direncanakan dengan “memelintir dan mengubah” isi Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966, yang pada akhirnya isi dari surat perintah itu disalahartikan.
Dalam Supersemar, Sukarno sebenarnya hanya memberi mandat untuk mengatasi keadaan negara yang kacau-balau kepada Suharto, bukan justru menjadikannya menjadi seorang presiden.
Suharto dan Tien Suharto berdiri di depan Patung 7 Jenderal di daerah Lubang Buaya yang dalam pelajaran sejarah, mereka telah “dibunuh PKI” lalu jasadnya ditemukan hanya dalam satu lubang sumur di daerah Lubang Buaya
Dalam artikel berjudul JFK, Indonesia, CIA, and Freeport yang diterbitkan majalah Probe edisi Maret-April 1996, Lisa Pease menulis bahwa akhirnya pada awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno (yang dikenal juga sebagai 7 dewan Jenderal yang dibunuh PKI), Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan, “Apakah Freeport sudah siap untuk mengekplorasi gunung emas di Irian Barat?”
Ibnu Sutowo, Menteri Pertambangan dan Perminyakan pada tahun 1966.
Forbes Wilson jelas kaget. Dengan jawaban dan sikap tegas Sukarno yang juga sudah tersebar di dalam dunia para elite-elite dan kartel-kartel pertambangan dan minyak dunia, Wilson tidak percaya mendengar pertanyaan itu.
Dia berpikir Freeport masih akan sulit mendapatkan izin karena Soekarno masih berkuasa. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?
Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia.
Oleh karenanya, usaha Freeport untuk masuk ke Indonesia akan semakin mudah. Beberapa elit Indonesia yang dimaksud pada era itu diantaranya adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan pada saat itu Ibnu Soetowo .
Julius Tahija, penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport.
Namun pada saat penandatanganan kontrak dengan Freeport, juga dilakukan oleh menteri Pertambangan Indonesia selanjutnya yaitu Ir. Slamet Bratanata.
Selain itu juga ada seorang bisnisman sekaligus “makelar” untuk perusahaan-perusahaan asing yaitu Julius Tahija.
Julius Tahija berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport.
Dalam bisnis ia menjadi pelopor dalam keterlibatan pengusaha lokal dalam perusahaan multinasional lainnya, antara lain terlibat dalam PT Faroka, PT Procter & Gambler (Inggris), PT Filma, PT Samudera Indonesia, Bank Niaga, termasuk Freeport Indonesia.
Sedangkan Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat, karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka.
Sebagai bukti adalah dilakukannya pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) pada 1967 yaitu UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan oleh Rockefeller seorang Bilderberger dan disahkan tahun 1967.
Maka, Freeport menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.
Bukan saja menjadi lembek, bahkan sejak detik itu, akhirnya Indonesia menjadi negara yang sangat tergantung terhadap Amerika, hingga kini, dan mungkin untuk selamanya.
Bahkan beberapa bulan sebelumnya yaitu pada 28 Februari 1967 secara resmi pabrik BATA yang terletak di Ibukota Indonesia (Kalibata) juga diserahkan kembali oleh Pemerintah Indonesia kepada pemiliknya. Penandatanganan perjanjian pengembalian pabrik Bata dilakukan pada bulan sesudahnya, yaitu tanggal 3 Maret 1967.
Keterangan gambar diatas: Penandatanganan perjanjian pengembalian kembali pabrik Bata pada tanggal 3 Maret 1967. Sumber foto: The Netherlands National News Agency (ANP) (klik untuk memperbesar)
Padahal pada masa sebelumnya sejak tahun 1965 pabrik Bata ini telah dikuasai pemerintah. Jadi untuk apa dilakukan pengembalian kembali? Dibayar berapa hak untuk mendapatkan atau memiliki pabrik Bata itu kembali? Kemana uang itu? Jika saja ini terjadi pada masa sekarang, pasti sudah heboh akibat pemberitaan tentang hal ini.
Namun ini baru langkah-langkah awal dan masih merupakan sesuatu yang kecil dari sepak terjang Suharto yang masih akan menguasai Indonesia untuk puluhan tahun mendatang yang kini diusulkan oleh segelintir orang agar ia mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional. Penandatangan penyerahan kembali pabrik Bata dilakukan oleh Drs. Barli Halim, pihak Indonesia dan Mr. Bata ESG Bach.
Masih ditahun yang sama 1967, perjanjian pertama antara Indonesia dan Freeport untuk mengeksploitasi tambang di Irian Jaya juga dilakukan, tepatnya pada tanggal 7 April perjanjian itu ditandatangani.
Keterangan gambar diatas: Penandatanganan Kontrak Freeport di Jakarta Indonesia, 1967. Sumber foto: The Netherlands National News Agency (ANP) (klik untuk memperbesar)
Akhirnya, perusahaan Freeport Sulphur of Delaware, AS pada Jumat 7 April 1967 menandatangani kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan tembaga di Papua Barat. Freeport diperkirakan menginvestasikan 75 hingga 100 juta dolar AS.
Penandatanganan bertempat di Departemen Pertambangan, dengan Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Pertambangan Ir. Slamet Bratanata dan Freeport oleh Robert C. Hills (Presiden Freeport Shulpur) dan Forbes K. Wilson (Presiden Freeport Indonesia), anak perusahan yang dibuat untuk kepentingan ini.
Penandatanganan kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan tembaga di Papua Barat tersebut disaksikan pula oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Marshall Green.
Freeport mendapat hak konsensi lahan penambangan seluas 10.908 hektar untuk kontrak selama 30 tahun terhitung sejak kegiatan komersial pertama dilakukan. Pada Desember 1972 pengapalan 10.000 ton tembaga pertama kali dilakukan dengan tujuan Jepang.
Dari penandatanganan kontrak inilah yang kemudian menjadi dasar penyusunan Undang-Undang Pertambangan No. 11 Tahun 1967 yang disahkan pada Desember 1967.
Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia.
Setelah itu juga ikut ditandatangani kontrak eksplorasi nikel di pulau Irian Barat dan di area Waigee Sentani oleh PT Pacific Nickel Indonesia dan Kementerian Pertambangan Republik Indonesia.
Keterangan gambar diatas: Penandatanganan Kontrak Nikel Irian oleh Pacific Nickel Indonesia, 19 Februari 1969. Sumber foto: The Netherlands National News Agency (ANP) (klik untuk memperbesar)
Perjanjian dilakukan oleh E. OF Veelen (Koninklijke Hoogovens), Soemantri Brodjonegoro (yaitu Menteri Pertambangan RI selanjutnya yang menggantikan Ir. Slamet Bratanata) dan RD Ryan (U.S. Steel).
Pacific Nickel Indonesia adalah perusahaan yang didirikan oleh Dutch Koninklijke Hoogovens, Wm. H. MÜLLER, US Steel, Lawsont Mining dan Sherritt Gordon Mines Ltd.
Namun menurut penulis, perjanjian-perjanjian pertambangan di Indonesia banyak keganjilan.
Contohnya seperti tiga perjanjian diatas saja dulu dari puluhan atau mungkin ratusan perjanjian dibidang pertambangan. Terlihat dari ketiga perjanjian diatas sangat meragukan kebenarannya.
Pertama, perjanjian pengembalian pabrik Bata, mengapa dikembalikan? apakah rakyat Indonesia tak bisa membuat seperangkat sendal atau sepatu? sangat jelas ada konspirasi busuk yang telah dimainkan disini.
Kedua, perjanjian penambangan tembaga oleh Freeport, apakah mereka benar-benar menambang tembaga?
Saya sangat yakin mereka menambang emas, namun diperjanjiannya tertulis menambang tembaga.
Tapi karena pada masa itu tak ada media, bagaimana jika semua ahli geologi Indonesia dan para pejabat yang terkait di dalamnya diberi setumpuk uang? Walau tak selalu, tapi didalam pertambangan tembaga kadang memang ada unsur emasnya.
batu mengandung perak (atas) dan batu mengandung nikel (bawah) secara kasat mata, terlihat tidak begitu banyak perbedaan.
Perjanjian ketiga adalah perjanjian penambangan nikel oleh Pasific Nickel, untuk kedua kalinya, apakah mereka benar-benar menambang nikel?
Saya sangat yakin mereka menambang perak, namun diperjanjiannya tertulis menambang nikel.
Begitulah seterusnya, semua perjanjian-perjanjian pengeksplotasian tambang-tambang di bumi Indonesia dilakukan secara tak wajar, tak adil dan terus-menerus serta perjanjian-perjanjian tersebut akan berlaku selama puluhan bahkan ratusan tahun ke depan.
Kekayaan alam Indonesia pun digadaikan, kekayaan Indonesia pun terjual, dirampok, dibawa kabur ke negara-negara pro-zionis, itupun tanpa menyejahterakan rakyat Indonesia selama puluhan tahun lamanya.
“Saya melihat seperti balas budi Indonesia ke Amerika Serikat karena telah membantu menghancurkan komunis, yang konon bantuannya itu dengan senjata,” tutur pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam.
Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport mengandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978.
Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik Jim Bob Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun.
Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul “Grasberg” setebal 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia.
Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan untuk 45 tahun ke depan.
Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!!
Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah.
Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Tambang Grasberg (Grasberg Mine) atau Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika.
Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang!!
Seharusnya patut dipertanyakan, mengapa kota itu bernama Tembagapura?
Apakah pada awalnya pihak Indonesia sudah “dibohongi” tentang isi perjanjian penambangan dan hanya ditemukan untuk mengeksploitasi tembaga saja?
Jika iya, perjanjian penambangan harus direvisi ulang karena mengingat perjanjian pertambangan biasanya berlaku untuk puluhan tahun kedepan!
Menurut kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara, dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam.
Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua hingga ratusan tahun ke depan.
Dan menurut penelitian Greenpeace, Operasi Freeport McMoran di Papua telah membuang lebih dari 200.000 ton tailing perharinya ke sungai Otomina dan Aikwa, yang kemudian mengalir ke Laut Arafura.
Dan hingga 2006 lalu saja diperkirakan sudah membuang hingga tiga miliar ton tailing yang sebagian besar berakhir di lautan.
Sedimentasi laut dari limbah pertambangan hanyalah satu dari berbagai ancaman yang merusak masa depan lautan kita. (download PDF: laut Indonesia dalam krisis)
Puncak Jaya di Irian Jaya pada latar belakang dan Muller Glacier pada latar depan, tahun 1990-an
Keterangan 2 foto diatas: tampak semakin berkurangnya salju atau es di Puncak Jaya Papua. Foto kiri Puncak Jaya ditahun 1936, dan foto kanan Puncak Jaya ditahun 1972. (lihat animasi format GIF)
The highland area in 2005, with the Grasberg copper mine pit in the foreground. Its summit is at the far end of the central rib. (wikipedia)
Freeport juga merupakan ladang uang haram bagi para pejabat negeri ini di era Suharto, dari sipil hingga militer.
S ejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya.
Freeport McMoran sendiri telah menganggarkan dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat dahsyat.
Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus dibereskan terlebih dahulu. Itu pula yang menjadi salah satu sebab, siapapun yang akan menjadi presiden Indonesia kedepannya, tak akan pernah mampu untuk mengubah perjanjian ini dan keadaan ini.
Karena, jika presiden Indonesia siapapun dia, mulai berani mengutak-atik tambang-tambang para elite dunia, maka mereka akan menggunakan seluruh kekuatan politik dengan media dan militernya yang sangat kuatnya di dunia, dengan cara menggoyang kekuasaan presiden Indonesia.
Kerusuhan, adu domba, agen rahasia, mata-mata, akan disebar diseluruh pelosok negeri agar rakyat Indonesia merasa tak aman, tak puas, lalu akan meruntuhkan kepemimpinan presidennya siapapun dia.
Inilah salah satu “warisan” orde baru, new order, new world order di era kepemimpinan rezim dan diktator Suharto selama lebih dari tiga dekade.
Suharto, presiden Indonesia selama 32 tahun yang selalu tersenyum dengan julukannya “the smilling General”, presiden satu-satunya di dunia yang sudi melantik dirinya sendiri menjadi Jenderal bintang lima
Namun masih banyak yang ingin menjadikannya pahlawan nasional, karena telah sukses menjual kekayaan alam dari dasar laut hingga puncak gunung, dari Sabang hingga Merauke, yaitu negeri tercinta ini, Indonesia yang besar, Indonesia Raya. Dan ini bukan lagi kosnspirasi teori, tapi semua ini adalah konspirasi fakta.
Indonesia, negeri yang seharusnya memiliki masyarakat yang makmur sebagai Mercu Suar Dunia, negeri yang seharusnya mumpuni dan berguna untuk membantu puluhan negara-negara miskin yang rakyatnya masih banyak dihantui kelaparan berkepanjangan di banyak belahan dunia, akibat penguasa selama 32 tahun itu, kini justru jadi bangsa pengemis. (dari berbagai sumber)


KONSPIRASI....??


Mengenal CSIS, Lembaga Pendukung di belakang ‘Salam Gigit Jari 2′

 https://cowboykolot.wordpress.com/tag/konspirasi/
“But, maybe Benny’s biggest nemesis was Soeharto son-in-law, Prabowo Subianto.”
(Jusuf Wanandi, Shades of Grey, hal. 240)
“Saya menganggap lawan utama Benny adalah Prabowo Subianto, menantu Presiden Soeharto.”
(Jusuf Wanandi, Menyibak Tabir Orde Baru, hal. 327)
Dari hasil debat kemarin rakyat Indonesia bisa menyaksikan bahwa Jusuf Kalla adalah pihak yang mendominasi dan menguasai materi debat sedangkan Jokowi tampak seperti anak kecil yang dalam setiap ada kesulitan selalu mencari perlindungan ke orang tuanya. Sudah sah dan meyakinkan bahwa Jokowi adalah boneka, tapi boneka siapa? Melihat komposisi pendukung Jokowi rata-rata pendukung Benny Moerdani seperti Luhut Panjaitan; AM Hendropriyono, Fahmi Idris, Tempo, The Jakarta Post, dll maka tidak ada kesangsian bahwa Jokowi adalah produk CSIS, yang mana ketika masih hidup, Benny Moerdani adalah anggotanya.
Siapa CSIS dan bagaimana sepak terjangnya sudah sering dibahas mulai dari awal pembentukan sampai tersingkir dari Orde baru sampai ketahuan berniat melakukan revolusi untuk menjatuhkan Presiden Soeharto. Tulisan ini berniat membahas sedikit mengenai organisasi rahasia di belakang Jokowi ini.
Embrio CSIS adalah KAP-Gestapu yang melawan PKI pasca G30S/PKI, dan menariknya dalam salah satu dokumen CIA yang berstatus declassified atau dikeluarkan dari status rahasia sehingga bisa diakses publik diketahui bahwa CIA menyalurkan dana sebesar Rp. 50juta kepada KAP-Gestapu sebagai dana perang melawan PKI. Rp. 50juta untuk ukuran sekarang tentu tidak berarti banyak namun untuk ukuran zaman itu sangat besar, sebagai perbandingan, uang pensiun Bung Hatta sebagai wakil presiden saja perbulannya hanya Rp. 115.000,00/bulan (selengkapnya lihat Surat Bung Hatta kepada Soekarno tanggal 1 Desember 1965).
Yang menarik bukan hanya jumlahnya yang besar, tetapi juga alasan CIA menyalurkan dana perang kepada KAP-Gestapu dan bukan kepada TNI yang juga berjuang melawan PKI, melalui Pangkostrad Mayjend Soekarno misalnya. Kita baru mengerti alasannya ketika mengetahui bahwa pemimpin KAP-Gestapu yaitu Sofjan Wanandi; Jusuf Wanandi; Harry Tjan Silalahi adalah murid Pater Beek, agen CIA di Indonesia yang menerima tugas untuk mempersiapkan kelompok perlawanan terhadap komunis. Selanjutnyanya sejarah mencatat anak-anak KAP-Gestapu berkenalan dengan intel paling unik di Indonesia, Ali Moertopo.
Setelah PKI dikalahkan, anak-anak Kap-Gestapu tersebut bersama Ali Moertopo dan Soedjono Hoermardani membentuk lembaga pemikir (think-tank) yang sekarang dikenal dengan singkatannya saja, CSIS. Pendirian CSIS tentu tidak lepas dari tangan Pater Beek namun untuk alasan yang dapat dimengerti nama Pater Beek tidak pernah muncul secara resmi sampai mantan muridnya George Junus Aditjondro membuka rahasia keterlibatan agen CIA dalam pendirian CSIS.
Dalam perjalanannya nama CSIS sering dicatat berdekatan dengan berbagai kerusuhan dan vandalisme negeri ini, misalnya massa tidak dikenal yang menunggangi aksi mahasiswa pada 15 Januari 1974 adalah massa Guppi yang dilatih oleh Ali Moertopo di gedung CSIS dengan tujuan mendiskriditkan saingannya, Jenderal Soemitro. Nah, ketika dikonfrontir tentu CSIS membantah mereka terlibat Malari 1974 dan sampai saat ini kubu CSIS dan Jenderal Soemitro terus saling tuding tentang siapa yang bersalah dalam Malari.

Sebagaimana dikutip dari Majalah Gatra edisi 31 Januari 1998 sekali lagi tudingan CSIS terlibat tindak teror dan intimidati terjadi kembali tepat 24 tahun plus 3 hari setelah Malari atau tanggal 18 Januari 1998 ketika terjadi ada bom yang salah rakit meledak di Tanah Abang Jakarta, dan penyisiran oleh aparat keamanan di lokasi menemukan dua dokumen yang kembali mengkaitkan personil CSIS dengan teror-teror bom yang melanda Jakarta saat itu, yaitu berupa email dan dokumen notulen rapat di Leuwiliang, Bogor, 14 Januari 1998.
Bunyi email tersebut adalah sebagai berikut:

“Kawan-kawan yang baik! Dana yang diurus oleh Hendardi belum diterima, sehingga kita belum bisa bergerak. Kemarin saya dapat berita dari Alex [Widya Siregar] bahwa Sofjan Wanandi dari Prasetya Mulya akan membantu kita dalam dana, di samping itu bantuan moril dari luar negeri akan diurus oleh Jusuf Wanandi dari CSIS. Jadi kita tidak perlu tergantung kepada dana yang diurus oleh Hendardi untuk gerakan kita selanjutnya.”

Sedangkan dokumen notulen berisi pertemuan orang-orang yang mengaku sebagai “kelompok pro demokrasi” yang berlangsung di Leuwiliang, Bogor, 14 Januari 1998 yang dihadiri oleh 19 aktivis mewakili 9 organisasi terdiri dari kelompok senior dan kelompok junior yang merencanakan revolusi di Indonesia. Adapun yang dimaksud sebagai kelompok senior adalah:

Pertama, CSIS yang bertugas membuat analisis dan menyusun konsep perencanaan aktivitas ke depan.
Kedua, kekuatan militer yang diwakili oleh Benny Moerdani.
Ketiga, kekuatan massa yang pro Megawati Soekarnoputri.
Keempat, kekuatan ekonomi yang dalam hal ini diwakili oleh Sofjan Wanandi dan Yusuf Wanandi.

Sebagaimana dicatat oleh Bill Tarrant dalam bukunya Reporting Indonesia dan Jusuf Wanandi dalam buku Shades of Grey, karena penemuan dokumen tersebut Jusuf dan Sofjan Wanandi sempat dipanggil oleh Zacky Anwar Makarim di Gundur dan di sana Jusuf Wanandi menyatakan bahwa ketika diintrogasi petugas dia menantang bahwa karena dialah Soeharto bisa menjadi presiden kemudian bercerita bagaimana Soeharto menjadi presiden karena dirinya dan kawan-kawannya (Lihat Shades of Grey halaman 274 – 275).

Salah satu pembelaan diri Jusuf Wanandi terkait dokumen Tanah Tinggi tersebut adalah “seseorang” menaruh dokumen dan email untuk memfitnah mereka. Saya berpikir malang sekali nasib mereka, dituduh dalang Malari dan sekarang dituduh mendanai kaum radikal yang bermaksud mengadakan revolusi di Indonesia. Tentu saja mereka bisa saja malang atau memang memiliki hobi menjadi konspirator atau dalang kekacauan di negeri ini. Tapi masa sih mereka sejahat itu, apalagi bila melihat Jusuf, Sofjan dan Harry Tjan memiliki perawakan seperti kakek-kakek ramah.

Baru-baru ini Jusuf Wanandi menerbitkan buku otobiografi yang ditulisnya sendiri dalam bahasa Inggris dan terbitan Equinox, tapi ada juga edisi bahasa Indonesia terbitan Kompas, dan saya membeli keduanya. Buku tersebut memuat beberapa cerita tentang Prabowo Subianto dan sebagaimana umumnya tulisan orang yang dekat dengan Benny Moerdani, maka Jusuf Wanandi juga menulis tentang Prabowo secara sangat negatif, seolah tidak ada baiknya, seolah semuanya buruk. Inti tulisan klik Benny Moerdani memiliki satu tema pokok yaitu: Prabowo bukan manusia, melainkan setan iblis dedemit jahanam berkulit manusia.

Beruntung baru-baru ini saya menemukan Majalah Media Dakwah edisi Februari 1998 yang memberitakan buka puasa bersama tanggal 23 Januari 1998 di Markas Komando Kopassus Cijantung yang dihadiri ribuan Umat Muslim dan berbagai tokoh lintas kalangan, antara lain: Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Ketua MUI KH. Hasan Basri, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Dr Anwar Haryono SH, Ketua BKSPPI KH Cholil Ridwan, Ketua Dewan Pimpinan KISDI KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Sekretaris Umum Muhammadiyah Dr Watik Pratiknya, Sekretaris Umum Dewan Dakwah Hussein Umar, Ir. AM Luthfie (Forum Ukhuwah Islamiyah), Pengurus PBNU Dr Said Agil Munawwar, KH Ma’ruf Amin, Pangdam Tanjungpura Mayjen Muchdi Pr, Kasdam Jaya Brigjen Sudi Silalahi, Kaskostrad Mayjen TNI Ismet Yuzairi, Mayjen TNI Cholid Ghozali, KH Asep Mausul (Tasikmalaya), KH Abdul Wahid Sahari (Pandeglang), KH Shihabudin (Kotabumi Lampung), Wapemred Majalah Ummat M Syafii Anwar dan Redpel Media Indonesia Bambang Harymurti, Ketua SPSI Bomer Pasaribu, MSc, Dr Laode Kamaluddin, Dr Din Syamsuddin, Dr Jimly Ashiddiqie, Dr Didin Damanhuri, Chairul Umam dan H Rhoma Irama mewakili kalangan seniman.

Bila dilihat dari daftar nama yang hadir, sebenarnya acara di atas biasa saja, sama seperti acara buka bersama yang sering dilakukan beberapa tahun terakhir di Indonesia, tapi memang saat itu peristiwa ini sangat menggemparkan sebab untuk pertama kalinya Kopassus yang sempat dianggap menyeramkan oleh Umat Islam membuka pintu markasnya dan menunjukan sisi kemanusiawian mereka. Mau tahu bagaimana Jusuf Wanandi menggambarkan peristiwa ini?
“…I was thinking, this could go horribly wrong, because you don’t know, once you started using preman, what they would do next. And of course that is exactly what happened two years later, when Prabowo used extrimists to oppose the students. At that time, he had a buka puasa (breaking of the fast) at his place, while he was still commander of Kopassus. Up to 3.000 people came, all of them from the extreme right.”
(Jusuf Wanandi, Shades of Grey hal. 272)

Untuk memastikan pemahaman saya benar, maka saya melakukan komparasi dengan terjemahan di edisi bahasa Indonesianya:
“…Saya merasa situasi ini akan berkembang lebih buruk karena dengan menggunakan preman, tak terbayang apa lagi yang dapat mereka perbuat. Kekhawatiran saya menjadi kenyataan dua tahun kemudian ketika Prabowo mengerahkan kelompok ekstrimis untuk menghadapi mahasiswa. Ketika itu, sebagai Komandan Kopassus, ia [Prabowo] mengadakan acara buka puasa di rumahnya yang dihadiri oleh hampir 3.000 orang yang terdiri dari kelompok garis keras kanan.”
(Jusuf Wanandi, Menyibak Tabir Orde Baru, hal. 376)

Wow, mengerikan sekali acara buka puasa yang diadakan Prabowo bila membaca bagaimana Jusuf Wanandi memakai istilah “preman”, “ekstrimis” dan “kelompok garis keras kanan” dalam satu paragraf untuk menggambarkan acara buka puasa di Markas Komandan Kopassus tersebut, trifecta! Dengan kata lain Prabowo mengadakan acara buka puasa dengan preman, ekstrimis, kelompok garis keras kanan, di markas Kopassus yang terkenal sebagai pasukan “penculik aktivis” lagi! Siapa tidak ngeri? Saya saja menggigil ketakutan sampai meriang.

Namun begitu, bila kita mencermati nama-nama yang hadir di acara tersebut, rasanya aneh apabila Sjafrie Sjamsoeddin, KH. Hasan Basri, Dr Said Agil Munawwar, KH Ma’ruf Amin, Sudi Silalahi, Bambang Harymurti, Bomer Pasaribu, MSc, Dr Laode Kamaluddin, Dr Din Syamsuddin, Dr Jimly Ashiddiqie, dan H Rhoma Irama dikategorikan sebagai preman, ekstrimis dan kelompok garis keras kanan sesuai deskripsi Jusuf Wanandi bahwa: “all of them from the extreme right” dan “yang terdiri dari kelompok garis keras kanan,” berarti tanpa terkecuali, semua yang hadir di acara Prabowo adalah ekstrimis sayap kanan.

Sekali lagi tanggapan sinis dan minir penuh kebencian dari teman-teman Benny Moerdani terhadap apapun yang dilakukan oleh Prabowo sangat wajar karena Prabowo adalah lawan utama Benny Moerdani, tentu sebagai teman baiknya, Jusuf Wanandi wajib membela teman baiknya. Kendati demikian apa yang ditulis Jusuf Wanandi tentang acara buka puasa yang diadakan Prabowo tentu terhitung fitnah, sebab menceritakan hal yang tidak pernah ada seolah-olah menjadi ada secara negatif dengan tujuan menghantam, mendiskriditkan dan mencemarkan nama baik yang menjadi objek cerita, dalam hal ini Prabowo.

Yang mau saya katakan dengan fitnah di atas adalah ternyata Jusuf Wanandi memiliki kemampuan untuk berdusta dengan wajah tetap lurus dan tanpa merasa berdosa. Pertanyaannya tentu bila Jusuf Wanandi bisa berbohong sekedar untuk mendiskriditkan Prabowo dengan sikap memusuhi, maka kebohongan macam apalagi yang pernah dilakukan Jusuf Wanandi dan teman-temannya di CSIS? Mengenai tidak terlibat dalam Malari’74? Atau tidak terlibat dalam gerakan revolusi 1998? Atau tidak ada hubungan dengan capres boneka bernama Joko Widodo?

Mengapa CSIS dan kelompok Benny Moerdani menciptakan capres boneka bernama Joko Widodo? Karena mereka semua masih mendendam atas tindakan Prabowo yang menghalangi usaha mereka untuk mengurangi pengaruh Islam atau melakukan proses deislamisasi di Indonesia, sehingga sekarang mereka berupaya menghalangi keinginan Prabowo menjadi presiden sekalipun harus mengorbankan Indonesia dengan menempatkan capres tipe “ndak mikir” seperti Jokowi.
(dari berbagai sumber)
Categories: Politik, Sejarah | Tags: , , , , , , , , | Permalink.



Leave a comment

Sejarah Kebijakan oleh Mafia Berkeley

Marilah sekarang kita telusuri bagaimana kronologi atau urut-urutan kejadiannya? Yang saya kemukakan bukan temuan dan pendapat saya, tetapi temuan dan pendapat orang-orang Inggris dan Amerika. Ceriteranya adalah sebagai berikut.
Izinkan saya sekarang mengutip observasi dari seorang wartawan terkemuka berkewarganegaraan Australia yang bermukim di Inggris, yaitu John Pilger yang membuat film dokumenter tentang Indonesia dan juga telah dibukukan dengan judul : “The New Rulers of the World”. Dua orang lainnya adalah Prof. Jeffrey Winters, guru besar di North Western University, Chicago dan Dr. Bradley Simpson yang meraih gelar Ph.D. dengan Prof. Jeffrey Winters sebagai promotornya. Yang satu berkaitan dengan yang lainnya, karena beberapa bagian penting dari buku John Pilger mengutip temuan-temuannya Jeffrey Winters dan Brad Simpson.
Sebelum mengutip hal-hal yang berkaitan dengan Indonesia, saya kutip pendapatnya John Pilger tentang Kartel Internasional dalam penghisapannya terhadap negara-negara miskin.
Saya kutip :
“Dalam dunia ini, yang tidak dilihat oleh bagian terbesar dari kami yang hidup di belahan utara dunia, cara perampokan yang canggih telah memaksa lebih dari sembilan puluh negara masuk ke dalam program penyesuaian struktural sejak tahun delapan puluhan, yang membuat kesenjangan antara kaya dan miskin semakin menjadi lebar. Ini terkenal dengan istilah “nation building” dan “good governance” oleh “empat serangkai” yang mendominasi World Trade Organisation (Amerika Serikat, Eropa, Canada dan Jepang), dan triumvirat Washington (Bank Dunia, IMF dan Departemen Keuangan AS) yang mengendalikan setiap aspek detil dari kebijakan pemerintah di negara-negara berkembang. Kekuasaan mereka diperoleh dari utang yang belum terbayar, yang memaksa negara-negara termiskin membayar $ 100 juta per hari kepada para kreditur barat. Akibatnya adalah sebuah dunia, di mana elit yang lebih sedikit dari satu milyar orang menguasai 80% dari kekayaan seluruh umat manusia.”
Saya ulangi sekali lagi paragraf yang sangat relevan dan krusial, yaitu yang berbunyi :
“Their power derives largely from an unrepayable debt that forces the poorest countres….” atau “Kekuatan negara-negara penghisap didasarkan atas utang besar yang tidak mampu dibayar oleh negara-negara target penghisapan.”
John Pilger mengutip temuan, pernyataan dan wawancara dengan Jeffrey Winters maupun Brad Simpson. Jeffrey Winters dalam bukunya yang berjudul “Power in Motion” dan Brad Simpson dalam disertasinya mempelajari dokumen-dokumen tentang hubungan Indonesia dan dunia Barat yang baru saja menjadi tidak rahasia, karena masa kerahasiaannya menjadi kadaluwarsa.
Saya kutip halaman 37 yang mengatakan :
“Dalam bulan November 1967, menyusul tertangkapnya ‘hadiah terbesar’, hasil tangkapannya dibagi. The Time-Life Corporation mensponsori konferensi istimewa di Jenewa yang dalam waktu tiga hari merancang pengambil-alihan Indonesia. Para pesertanya meliputi para kapitalis yang paling berkuasa di dunia, orang-orang seperti David Rockefeller. Semua raksasa korporasi Barat diwakili : perusahaan-perusahaan minyak dan bank, General Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper Corporation, US Steel. Di seberang meja adalah orang-orangnya Soeharto yang oleh Rockefeller disebut “ekonoom-ekonoom Indonesia yang top”.
“Di Jenewa, Tim Sultan terkenal dengan sebutan ‘the Berkeley Mafia’, karena beberapa di antaranya pernah menikmati beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Universitas California di Berkeley. Mereka datang sebagai peminta-minta yang menyuarakan hal-hal yang diinginkan oleh para majikan yang hadir. Menyodorkan butir-butir yang dijual dari negara dan bangsanya, Sultan menawarkan : …… buruh murah yang melimpah….cadangan besar dari sumber daya alam ….. pasar yang besar.”
Di halaman 39 ditulis :
“Pada hari kedua, ekonomi Indonesia telah dibagi, sektor demi sektor. ‘Ini dilakukan dengan cara yang spektakuler’ kata Jeffrey Winters, guru besar pada Northwestern University, Chicago, yang dengan mahasiwanya yang sedang bekerja untuk gelar doktornya, Brad Simpson telah mempelajari dokumen-dokumen konperensi. ‘Mereka membaginya ke dalam lima seksi : pertambangan di satu kamar, jasa-jasa di kamar lain, industri ringan di kamar lain, perbankan dan keuangan di kamar lain lagi; yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk dengan sebuah delegasi yang mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh mereka dan para investor lainnya. Kita saksikan para pemimpin korporasi besar ini berkeliling dari satu meja ke meja yang lain, mengatakan : ini yang kami inginkan : ini, ini dan ini, dan mereka pada dasarnya merancang infra struktur hukum untuk berinvestasi di Indonesia. Saya tidak pernah mendengar situasi seperti itu sebelumnya, di mana modal global duduk dengan para wakil dari negara yang diasumsikan sebagai negara berdaulat dan merancang persyaratan buat masuknya investasi mereka ke dalam negaranya sendiri.
Freeport mendapatkan bukit (mountain) dengan tembaga di Papua Barat (Henry Kissinger duduk dalam board). Sebuah konsorsium Eropa mendapat nikel Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapat bagian terbesar dari bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan-perusahaan Amerika, Jepang dan Perancis mendapat hutan-hutan tropis di Sumatra, Papua Barat dan Kalimantan. Sebuah undang-undang tentang penanaman modal asing yang dengan buru-buru disodorkan kepada Soeharto membuat perampokan ini bebas pajak untuk lima tahun lamanya. Nyata dan secara rahasia, kendali dari ekonomi Indonesia pergi ke Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI), yang anggota-anggota intinya adalah Amerika Serikat, Canada, Eropa, Australia dan, yang terpenting, Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.”
John Perkins
Benarkah sinyalemen John Pilger, Joseph Stiglits dan masih banyak ekonom AS kenamaan lainnya bahwa utanglah yang dijadikan instrumen untuk mencengkeram Indonesia ?
Dalam rangka ini, izinkankanlah saya mengutip buku yang menggemparkan. Buku ini ditulis oleh John Perkins dengan judul : “The Confessions of an Economic Hitman”, atau “Pengakuan Seorang Perusak Ekonomi”. Buku ini tercantum dalam New York Times bestseller list selama 7 minggu. Saya kutip sambil menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.
Halaman 12 :
“Saya hanya mengetahui bahwa penugasan pertama saya di Indonesia, dan saya salah seorang dari sebuah tim yang terdiri dari 11 orang yang dikirim untuk menciptakan cetak biru rencana pembangunan pembangkit listrik buat pulau Jawa.”
Halaman 13 :
“Saya tahu bahwa saya harus menghasilkan model ekonomterik untuk Indonesia dan Jawa. Saya mengetahui bahwa statistik dapat dimanipulasi untuk menghasilkan banyak kesimpulan, termasuk apa yang dikehendaki oleh analis atas dasar statistik yang dibuatnya.”
Halaman 15 :
“Pertama-tama saya harus memberikan pembenaran (justification) untuk memberikan utang yang sangat besar jumlahnya yang akan disalurkan kembali ke MAIN (perusahaan konsutan di mana John Perkins bekerja) dan perusahan-perusahaan Amerika lainnya (seperti Bechtel, Halliburton, Stone & Webster, dan Brown & Root) melalui penjualan proyek-proyek raksasa dalam bidang rekayasa dan konstruksi. Kedua, saya harus membangkrutkan negara yang menerima pinjaman tersebut (tentunya setelah MAIN dan kontraktor Amerika lainnya telah dibayar), agar negara target itu untuk selamanya tercengkeram oleh kreditornya, sehingga negara pengutang (baca : Indonesia) menjadi target yang empuk kalau kami membutuhkan favours, termasuk basis-basis militer, suara di PBB, atau akses pada minyak dan sumber daya alam lainnya.”
Halaman 15-16 :
“Aspek yang harus disembunyikan dari semua proyek tersebut ialah membuat laba sangat besar buat para kontraktor, dan membuat bahagia beberapa gelintir keluarga dari negara-negara penerima utang yang sudah kaya dan berpengaruh di negaranya masing-masing. Dengan demikian ketergantungan keuangan negara penerima utang menjadi permanen sebagai instrumen untuk memperoleh kesetiaan dari pemerintah-pemerintah penerima utang. Maka semakin besar jumlah utang semakin baik. Kenyataan bahwa beban utang yang sangat besar menyengsarakan bagian termiskin dari bangsanya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan jasa-jasa sosial lainnya selama berpuluh-puluh tahun tidak perlu masuk dalam pertimbangan.”
Halaman 15 :
“Faktor yang paling menentukan adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Proyek yang memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan PDB harus dimenangkan. Walaupun hanya satu proyek yang harus dimenangkan, saya harus menunjukkan bahwa membangun proyek yang bersangkutan akan membawa manfaat yang unggul pada pertumbuhan PDB.”
Halaman 16 :
“Claudia dan saya mendiskusikan karakteristik dari PDB yang menyesatkan. Misalnya pertumbuhan PDB bisa terjadi walaupun hanya menguntungkan satu orang saja, yaitu yang memiliki perusahaan jasa publik, dengan membebani utang yang sangat berat buat rakyatnya. Yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin. Statistik akan mencatatnya sebagai kemajuan ekonomi.”
Halaman 19 :
“Sangat menguntungkan buat para penyusun strategi karena di tahun-tahun enam puluhan terjadi revolusi lainnya, yaitu pemberdayaan perusahaan-perusahaan internasional dan organisasi-organisasi multinasional seperti Bank Dunia dan IMF.”
Bab tiga khusus tentang Indonesia dengan judul : “Indonesia, pelajaran buat Penghancur Ekonomi”.
Halaman 21 :
“Prioritas dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat ialah supaya Suharto melayani Washington seperti yang dilakukan oleh Shah Iran. AS juga mengharapkan bahwa Indonesia akan menjadi model buat negara-negara di sekitarnya. Washington mendasarkan sebagian dari strateginya pada asumsi bahwa manfaat yang diperoleh dari Indonesia akan mempunyai dampak positif pada seluruh dunia Islam, terutama di Timur Tengah yang eksplosif. Dan kalau itu tidak cukup, Indonesia mempunyai minyak. Tidak seorangpun yang mengetahui dengan pasti tentang besarnya dan kualitas dari cadangan minyaknya, tetapi para akhli seismologi sangat antusias tentang kemungkinan – kemungkinannya.”
Halaman 28 :
“Akhirnya kepada kami diberikan keanggotaan dari Bandung Golf & Racket Club yang ekslusif, dan kami bekerja dalam kantor cabang Bandung dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN), perusahaan listrik yang dimiliki oleh pemerintah.”
Oleh Kwik Kian Gie




Tradisi Pewarisan Hutang Luar Negeri

https://cowboykolot.wordpress.com/tag/konspirasi/

Utang Era Soekarno (1945–1966)

Presiden Soekarno adalah sosok pemimpin yang sebenarnya anti utang. Salah satu bapak pendiri bangsa ini pernah memberikan satu pernyataan terkenal yaitu “Go To Hell with Your Aid” yang menyikapi campur tangan IMF pada peristiwa konfrontasi Indonesia dengan Malaysia pada 1956. Dari pernyataan tersebut, Soekarno dapat dikategorikan sebagai pemimpin yang tegas dan berani mengambil sikap untuk menolak intervensi asing.Namun, pada akhir pemerintahan Soekarno, negara ini ternyata dibebani oleh utang. Seperti dikutip dari harian Republika (17/4/2006), jumlah utang Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno sebesar US$6,3 miliar, terdiri dari US$4 miliar adalah warisan utang Hindia Belanda dan US$2,3 miliar adalah utang baru. Utang warisan Hindia Belanda disepakati dibayar dengan tenor 35 tahun sejak 1968 yang jatuh tempo pada 2003 lalu, sementara utang baru pemerintahan Soekarno memiliki tenor 30 tahun sejak 1970 yang jatuh tempo pada 1999.

Utang Era Soeharto (1966–1998)

Pada masa Orde Baru, utang didefinisikan menjadi penerimaan negara. Berarti pemerintah saat itu membiayai program-program pemerintah melalui instrumen pendapatan yang salah satunya adalah utang. Jika dilihat dari struktur anggaran pemerintah, maka utang dimasukkan ke dalam porsi penerimaan selain pajak.Selama 32 tahun berkuasa, ciri kuat pemerintahan Orde Baru adalah sangat sentralistik dan sering disindir berasaskan “Asal Bapak Senang” (ABS) sehingga kerap membuat masalah utang negara menjadi hal yang “tabu” untuk dibicarakan. Akibatnya, pengelolaan utang negara pun menjadi sangat tidak transparan. Orde Baru “diklaim” berutang sebesar Rp1.500 triliun yang jika dirata-ratakan selama 32 tahun pemerintahannya, maka utang negara bertambah sekitar Rp46,88 triliun tiap tahun.Sampai 1998, dari total utang luar negeri sebesar US$171,8 miliar, hanya sekitar 73% yang dapat disalurkan ke dalam bentuk proyek dan program, sedangkan sisanya (27%) menjadi pinjaman yang idle dan tidak efektif. Alhasil, di masa Orde Baru, utang negara tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini disebabkan sistem pemerintahan yang sentralistik yang mengakibatkan pemerintah sulit untuk melakukan pemerataan pembangunan berdasarkan kebutuhan daerah, bukan berdasarkan keinginan pusat.Pada masa Orde Baru, kredit Indonesia mendapat rating BBB dari Standard & Poor’s (S&P), lembaga penilai keuangan internasional. Rating BBB, yang hanya satu tingkat di bawah BBB+, membuat iklim investasi dan utang Indonesia pada masa Orde Baru dinilai favorable bagi para investor, baik domestik maupun asing. Komposisi utang Orde Baru terdiri atas utang jangka panjang dengan tenor 10–30 tahun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeluarkan pernyataan bahwa utang Orde Baru jatuh tempo pada 2009 dengan struktur utang yang jatuh tempo sepanjang tahun 2009 adalah sebesar Rp94 triliun, terdiri dari Rp30 triliun berupa utang domestik dan Rp64 triliun berupa utang luar negeri.

Utang Era Habibie (1998–1999)

Masa pemerintahan B. J. Habibie merupakan pemerintahan transisi dari Orde Baru menuju era Reformasi. Habibie hanya memerintah kurang lebih setahun, 1998–1999. Pada 1998 terjadi krisis moneter yang menghempaskan perekonomian Indonesia dan pada saat yang bersamaan juga terjadi reformasi politik. Kedua hal ini mengakibatkan rating kredit Indonesia oleh S&P terjun bebas dari BBB hingga terpuruk ke tingkat CCC. Artinya, iklim bisnis yang ada tidak kondusif dan cenderung berbahaya bagi investasi.Pada masa pemerintahan Habibie, utang luar negeri Indonesia sebesar US$178,4 miliar dengan yang terserap ke dalam pembangunan sebesar 70%, dan sisanya idle.
Terjadinya penurunan penyerapan utang, yaitu dari 73% pada 1998 menjadi 70% pada 1999, disebabkan pada 1999 berlangsung pemilihan umum yang menjadi tonggak peralihan dari Orde Baru menuju era Reformasi. Banyak keraguan baik di kalangan investor domestik maupun investor asing terhadap kestabilan perekonomian, sementara pemerintah sendiri saat itu tampak lebih “disibukkan” dengan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Utang Era Gus Dur (1999–2001)

Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur, naik sebagai Presiden RI ke-4 setelah menang dalam Pemilu 1999. Namun, pada masa pemerintahan Gus Dur kerap terjadi ketegangan politik yang kemudian membuat Gus Dur terpaksa lengser setelah berkuasa selama kurang lebih dua tahun 1999–2001. Pada masa Gus Dur, rating kredit Indonesia mengalami fluktuasi, dari peringkat CCC turun menjadi DDD lalu naik kembali ke CCC. Salah satu penyebab utamanya adalah imbas dari krisis moneter pada 1998 yang masih terbawa hingga pemerintahannya.Saat itu utang pemerintah mencapai Rp1.234,28 triliun yang menggerogoti 89% PDB Indonesia. Porsi yang cukup membahayakan bagi negara berkembang seperti Indonesia. Selain porsi utang yang besar pada PDB, terjadi pula peningkatan porsi bunga utang terhadap pendapatan dan belanja negara. Rasio bunga utang terhadap pendapatan pada 2001 meningkat sekitar 4,6%, dari 24,4% menjadi 29%, sedangkan terhadap belanja meningkat sebanyak 2,9% menjadi 25,5% pada tahun yang sama. Saat itu Indonesia dikhawatirkan akan jatuh ke dalam perangkap utang (debt trap).
Pemerintahan Gus Dur mencatatkan hal yang positif dalam hal utang, yaitu terjadi penurunan jumlah utang luar negeri sebesar US$21,1 miliar, dari US$178 miliar pada 1999 menjadi US$157,3 miliar pada 2001. Namun, utang nasional secara keseluruhan tetap meningkat, sebesar Rp38,9 triliun, dari Rp1.234,28 triliun pada 2000 menjadi Rp1.273,18 triliun pada 2001. Sementara itu, porsi utang terhadap PDB juga mengalami penurunan, dari 89% pada 2000 menjadi 77% pada 2001.

Utang Era Megawati (2001–2004)

Masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri hanya berlangsung selama tiga tahun (2001–2004). Namun, pada masa pemerintahan presiden wanita Indonesia pertama ini banyak terjadi kasus-kasus yang kontroversial mengenai penjualan aset negara dan BUMN. Pada masanya, Megawati melakukan privatisasi dengan alasan untuk menutupi utang negara yang makin membengkak dan imbas dari krisis moneter pada 1998/1999 yang terbawa sampai saat pemerintahannya. Maka, menurut pemerintah saat itu, satu-satunya cara untuk menutup APBN adalah melego aset negara.Privatisasi pun dilakukan terhadap saham-saham perusahaan yang diambil alih pemerintah sebagai kompensasi pengembalian kredit BLBI dengan nilai penjualan hanya sekitar 20% dari total nilai BLBI. Bahkan, BUMN sehat seperti PT Indosat, PT Aneka Tambang, dan PT Timah pun ikut diprivatisasi. Selama tiga tahun pemerintahan ini terjadi privatisasi BUMN dengan nilai Rp3,5 triliun (2001), Rp7,7 triliun (2002), dan Rp7,3 triliun (2003). Jadi, total Rp18,5 triliun masuk ke kantong negara.Alhasil, selama masa pemerintahan Megawati terjadi penurunan jumlah utang negara dengan salah satu sumber pembiayaan pembayaran utangnya adalah melalui penjualan aset-aset negara. Pada 2001 utang Indonesia sebesar Rp1.273,18 triliun turun menjadi Rp1.225,15 triliun pada 2002, atau turun sekitar Rp48,3 triliun. Namun, pada tahun-tahun berikutnya utang Indonesia terus meningkat sehingga pada 2004, total utang Indonesia menjadi Rp1.299,5 triliun. Rata-rata peningkatan utang pada tiga tahun pemerintahan Megawati adalah sekitar Rp25 triliun tiap tahunnya.
Namun, terdapat hal positif lain yang terjadi pada masa pemerintahan Megawati, yaitu naiknya tingkat penyerapan pinjaman luar negeri Indonesia. Sejak 2002 hingga 2004, penyerapan utang mencapai 88% dari total utang luar negeri yang ada. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah makin serius menggunakan fasilitas utang yang ada untuk kegiatan pembangunan. Keseriusan pemerintah dapat dilihat dari porsi utang terhadap PDB yang makin turun, yakni dari 77% pada 2001 menjadi 47% pada 2004. Menurunnya rasio utang terhadap PDB turut menyumbang meningkatnya rating kredit yang dilakukan oleh S&P dari CCC+ pada 2002 menjadi B pada 2004.

Utang Era SBY (2004–2009)

Pemerintahan SBY-JK dengan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)-nya menjadi pemerintahan pertama yang dipilih melalui sistem pemilihan umum langsung di Indonesia. Sistem politik yang makin solid membawa ekspektasi dan respons positif pada kondisi perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai PDB Indonesia yang terus meningkat hingga mendekati angka Rp1.000 triliun pada 2009. Tingkat kemiskinan pun diklaim “turun” oleh pemerintah (meskipun sampai saat ini definisi mengenai kemiskinan masih menjadi perdebatan).Namun, bagaimana dengan masalah pengelolaan utang negara pada pemerintahan ini? “Diwarisi” utang oleh pemerintahan sebelumnya sebesar Rp1.299,5 triliun, jumlah utang pada masa pemerintahan SBY justru terus bertambah hingga menjadi Rp1.700 triliun per Maret 2009. Dengan kata lain, rata-rata terjadi peningkatan utang sebesar Rp80 triliun setiap tahunnya atau hampir setara dengan 8% PDB tahun 2009. Utang pemerintah sebesar Rp1.700 triliun itu terdiri dari Rp968 triliun utang dalam negeri (57%) dan Rp732 triliun utang luar negeri (43%). Pinjaman luar negeri digunakan untuk membiayai program-program dan proyek-proyek pemerintah yang berkaitan dengan kemanusiaan, kemiskinan, lingkungan, dan infrastruktur.Meski jumlah utang bertambah besar, dalam lima tahun pemerintahan SBY, penyerapan utang terhitung maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat penyerapan yang rata-rata mencapai 95% dari total utang. Lalu, apa implikasi dari penyerapan ini? Nilai PDB Indonesia pun makin tinggi.
Apabila ditelusuri lebih jauh, selama lima tahun terakhir, rasio utang negara terhadap PDB terlihat makin kecil, hingga menyentuh 32% pada 2009.Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan fakta-fakta bahwa utang makin besar, tetapi tingkat penyerapan tinggi, PDB makin tinggi, dan rasio utang terhadap PDB makin rendah? Dengan jumlah utang meningkat rata-rata Rp80 triliun per tahun selama lima tahun terakhir, sementara nilai PDB rata-rata meningkat 6,35% tiap tahun pada 2005–2008 (dengan memakai tahun dasar 2000 sesuai data Bank Indonesia) dengan target PDB 2009 mendekati angka Rp1.000 triliun, dan rasio utang terhadap PDB makin kecil, maka dapat dikatakan bahwa salah satu faktor kunci pembangunan negara ini adalah utang. Rasio utang yang makin mengecil terhadap PDB bukanlah karena utangnya yang mengecil, melainkan karena PDB-nya yang makin membesar.Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RI, dapat dilihat bahwa pada APBN tahun anggaran 2009 terdapat kekurangan pembiayaan anggaran sebesar Rp204,837 miliar, yang terdiri dari Rp116,996 miliar untuk kebutuhan pembayaran utang (57%) dan Rp139,515 miliar untuk menutupi defisit (68%). Lalu, dari manakah sumber pembiayaan untuk menutupi kekurangan pembiayaan anggaran ini? Lagi-lagi berasal dari utang, sebesar 99% atau Rp201,772 miliar, baik berupa utang dalam negeri maupun utang luar negeri. Jadi, boleh dibilang, Indonesia membayar utang dengan berutang alias gali lubang tutup lubang.
Masih menurut sumber data yang sama, pada 2033, atau 24 tahun dari sekarang, 98% utang dalam negeri pemerintah senilai Rp129 triliun akan jatuh tempo. Menurut data The Indonesia Economic Intelligence (IEI), dana sebesar Rp129 triliun itu merupakan dana eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang memang sudah harus dibayarkan kepada Bank Indonesia.
BLBI sendiri hingga kini masih menjadi isu yang kontroversial dan belum tuntas penyelesaiannya.Saat membuka Sidang Pleno I Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan bahwa pemerintah sekarang boleh dibilang sedang bangkrut atau tidak punya cukup uang untuk membangun dan membiayai perekonomian negara ini. “Government is broke. Penerimaan pemerintah berkurang karena pajak yang masuk berkurang,” kata Presiden ketika menyikapi kondisi perekonomian Indonesia saat krisis global terjadi. Pernyataan tersebut merefleksikan kondisi ekonomi nasional yang sangat rapuh saat menghadapi krisis. Maka, jalan untuk keluar dari masalah ini adalah lagi-lagi dengan berutang.”Supaya masyarakat juga sdikit tahu bagaimana keadaan finansial negara”

*-Mengenai data FREEPORT.-*

Sejak 1967 pada awal era Suharto hingga kini Freeport masih menggangsir bumi Papua, menambang emas, perak, dan tembaga. Selama hampir setengah abad itu telah muncul pelbagai masalah, terutama menyangkut jatah penerimaan negara karena kurang optimal. Masalah lain ihwal minimnya peran negara, terutama Badan Usaha Milik Negara, untuk ikut mengelola tambang dikuasai Freeport McMoran di daerah Mimika, Papua, itu.
Rupa-rupa persoalan itu mengakibatkan desakan terhadap pemerintah melakukan renegosiasi kontrak karya agar lebih menguntungkan negara dan rakyat Papua. Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara, Freeport merasa dirinya digdaya karena di bawah bendera Amerika Serikat.
Dia menjelaskan setelah Freeport McMoran menikmati keuntungan besar, mereka seperti emoh membagi keuntungan lebih banyak dengan pemerintah. Kontrak karya itu pertama kali ditandatangani pada 1967 berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pertambangan.
Berikutnya pada 1991 kontrak karya kedua kembali diteken dan berlaku 30 tahun mendatang, dengan opsi perpanjangan dua kali, masing-masing 10 tahun. Pemerintah sempat meminta renegosiasi kontrak karya itu. Sebab beleid baru tentang pertambangan sudah lahir, yakni Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentan Minerba.
Namun Freeport tidak mau mengubah kontrak sesuai akta itu. “Mereka mengancam bakal memperkarakan ke pengadilan arbitrase internasional. Jadi persoalannya lebih pada arogansi kekuasaan. Di sisi lain, pemimpin kita pengecut,”. Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara, Freeport merasa dirinya digdaya karena di bawah bendera Amerika Serikat.
Berdasarkan data yang dirilis Oleh PT Freeport Indonesia dan dimuat oleh BBC news, bahwa akibat kerugian yang ditimbulkan oleh karyawan PT Freeport Indonesia pada aksi mogok perharinya mencapai US$19 juta atau sekitar Rp 114 miliar per hari dengan kurs USD$ 1 = Rp. 6000.
Maka manusia awam sekalipun dapat menebak, berapa besar penghasilan PT Freeport Indonesia perhari. Artinya “kerugian” yang disampaikan sebagai akibat pemogokan dapat dibaca sebagai sebuah “Keuntungan/pemasukan” bersih PT Freeport Indonesia yang diperoleh setiap hari adalah : US $19 juta atau sekitar Rp 114 miliar dengan kurs USD$ 1 = Rp. 6000..
Coba silahkan hitung jika penghasilan Freeport perhari US$19jt atau dalam Rupiah 114 milyar dengan kurs USD$ 1 = Rp. 6000.
Lalu berapa pemasukan perbulan..??
USD$ 19.000.000 x 30 = USD$ 570.000.000 atau dalam kurs rupiah jika kurs dollar sekarang tahun 2014 USD$ 1 = Rp 11.500, Maka USD$ 570.000.000 x Rp 11.500 = Rp. 6.555.000.000 atau Rp. 6,5 Trilyun.
Berapa pemasukan Freeport pertahun..??? maka hasilnya Rp. 6,5 trilyun x 12 bulan = Rp. 78 Trilyun.
Maka coba lihat kembali ke atas hutang terbanyak indonesia pada era presiden sama2 dari MILITER yaitu Suharto dan SBY, Hutang pada era Suharto rata-rata sebesar Rp. 46 trilyun/Thn dan pada era SBY utang indonesia kepada IMF (Bank Dunia Milik AMERIKA) rata-rata sebesar Rp. 80 Trilyun/Thn.
Ini Artinya Amerika ambil kekayaan alam indonesia lewat FREEPORT, lalu uangnya dihutangkan kembali kepada indonesia dengan di bebani bunga dan masa jatuh tempo.
Kok bisa2nya mau ganyang amerika wong utangnya saja segunung, siapapun presidennya nanti akan menjadi pertaruhan berat.
Perlu presiden yang dekat dengan rakyat karena perlu kerjasama antara presiden dengan rakyat untuk melunasi semua utang tersebut, salah satunya dengan cara menarik subsidi pemerintah yang terlanjur mendarah daging membuai masyarakat indonesia sejak dulu yg mengakibatkan hutang kepada IMF sudah menjadi budaya bangsa ini seolah-olah dana tersebut seperti hibah yang berbunga, maka bersiap-siaplah masyarakat Indonesia kencangkan pinggang kuat-kuat untuk perbanyak berpuasa.
Hebaat Selamat berbahagia buat Amerika atas kecerdikannya dan selamat BERDUKA CITA buat Indonesia atas kebodohannya.
(dari berbagai sumber)
Categories: Ekonomi Krisis, Indonesia, Politik Ekonomi | Tags: , , , , , , , , , , , | Permalink.



Leave a comment

KEJAHATAN KRISTENISASI [DI ZAMAN ORDE BARU-KINI]

Elhasani sabreh
https://cowboykolot.wordpress.com/tag/konspirasi/
 
27 Maret 2013 •
Ketika Orde Baru berjaya, banyak para pejabat yang tidak percaya adanya Kristenisasi besar-besaran yang telah terjadi di Indonesia. Tetapi setelah dikeluarkan buku “Fakta dan Data tentang Kristenisasi di Indonesia” oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, semua pihak terperangah dan yakin bahwa pihak Misionaris Zending telah bekerja keras siang-malam untuk mengkristenkan umat Islam secara khusus.
 
Pada Orde Reformasi mereka semakin berani melakukan Kristenisasi secara terbuka bahkan keji. Mereka menggunakan Al-Qur`an dan Hadits dengan diputarbalikkan untuk membenarkan ajaran sesat mereka, dan untuk mengelabui umat Islam. Gerakan Kristenisasi bergerilya dengan kedok dakwah ukhuwwah dan shirathal mustaqim secara gencar dan tersembunyi, gerakan itu dikoordinasi oleh Yayasan NEHEMIA yang dipelopori Dr. Suadi Ben Abraham, Kholil Dinata dan Drs. Poernama Winangun alias H. Amos.

Mereka telah mengeluarkan beberapa buku di antaranya:

1. Upacara Ibadah Haji
2. Ayat-ayat yang menyelamatkan
3. Isa Alaihis salam dalam pandangan Islam
4. Riwayat singkat pusaka peninggalan Nabi Muhammad saw
5. Membina kerukunan umat beragama
6. Rahasia jalan ke surga
7. Siapakah yang bernama Allah itu?

Isi buku-buku dan brosur tersebut di atas diantaranya:

1. Upacara Ibadah Haji adalah penyembahan berhala tertutup
2. Islam agama khusus untuk orang Arab, Al-Qur`an kitab suci orang Arab dan Nabi Muhammad saw adalah nabi untuk orang Arab yang mengajarkan penyembahan berhala dan tidak akan selamat di akhirat
3. Tuhan orang Islam adalah batu hitam (hajar aswad)
4. Waktu shalat sangat kacau dan Al-Qur`an tidak relevan
5. Nabi Muhammad saw memperkosa gadis dibawah umur
6. Al-Qur`an untuk Iblis, Injil petunjuk bagi umat Islam yang taqwa
7. Bapaknya Yesus adalah Allah subhanahu wa ta`ala
8. Semua umat masuk Neraka kecuali umat Kristen
9. Nabi Muhammad saw wafat mewariskan kitab Injil
10. Khadijah, istri Nabi Muhammad saw beragama Kristen.

Sanggahan terhadap tuduhan-tuduhan keji tersebut:

1. Ibadah Haji dituduh sebagai penyembahan berhala tertutup, itu tuduhan keji. Tidak bolehnya orang non muslim ke Mekkah bukan untuk menutupi upacara ibadah haji. Dan ibadah haji itu tidak ada penyembahan berhala seperti dituduhkan H. Amos orang Kristen. Namun itu perintah langsung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini.(Q.S. At-Taubah 9:28). Tuduhan itu juga bertentangan dengan kenyataan, karena upacara ibadah haji ditayangkan pula ke berbagai negara di dunia lewat televisi. Terbukti tak ada penyembahan berhala dalam upacara ibadah haji dan tidak tertutup.
2. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dituduh hanya rasul untuk bangsa Arab, dan tidak akan selamat di akhirat. Tuduhan itu sangat jahat, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan dalam Al-Qur`an yang artinya: Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam. (Q.S. Al-Anbiya 21:107). Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S.Saba`34:28). Al-Qur`an adalah suatu peringatan untuk semesta alam. (Q.S. At-Takwir 81:27 dan Al-Qalam 68:52). Dan Kami turunkan Al-Qur`an kepadamu (Muhammad) supaya engkau jelaskan umat manusia, apa-apa yang diturunkan kepada mereka, supaya mereka berpikir. (Q.S. An-Nahl 16:44). Muhammad bukanlah bapak salah seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi, dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Ahzab 33:40).
3. Tuduhan tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak selamat di akhirat, maka harus dibacakan shalawat, itu tuduhan keji pula. Bisa diperbandingkan dengan keadaan bahwa bayi yang meninggal dunia pasti selamat akan masuk surga. Namun bayi yang meninggal itu tetap dishalati dan didoakan. Orang yang menshalati, mendoakan dan menguburkan mayit bayi ini akan mendapat pahala.
Terhadap bayi yang belum berjasa saja harus didoakan, apalagi terhadap seorang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang telah sangat berjasa bagi umat manusia. Ini sudah pas dari segi ajaran agama maupun akal yang mau menerimanya.
4. Tuduhan bahwa Islam mengajarkan penyembahan berhala batu hitam bernama Hajar Aswad, itu tuduhan yang amat keji dan licik. H. Amos memutarbalikkan fakta, Hajar Aswad dianggap sebagai berhala yang disisakan setelah 359 berhala dihancurkan, dengan mengutip hadits Bukhari tanpa disertai teksnya. Ternyata H. Amos sebagai orang Kristen bohong, karena Hajar Aswad bukan termasuk berhala. Teksnya Hadits Bukhari nomor 832, terjemahnya:
Dari Ibnu `Abbas ra katanya: Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mula-mula tiba di Makkah, beliau enggan hendak masuk Ka`bah karena di dalamnya banyak patung. Beliau memerintahkan supaya mengeluarkan patung-patung itu, maka dikeluarkan mereka semuanya termasuk patung Nabi Ibrahim dan Isma`il yang sedang memegang Azlam (alat untuk mengundi). Melihat itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Terkutuklah orang yang membuat patung itu!, Demi Allah sesungguhnya mereka tahu bahwa keduanya tidak pernah melakukan undian dengan Azlam, sekali-kali tidak. Kemudian beliau masuk ke dalam Ka`bah, lalu takbir di setiap pojok dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat di dalamnya. (Shahih Bukhari No. 832).
5. Tuduhan tentang waktu shalat sangat kacau, itu tuduhan yang sangat mengada-ada. Penuduh membentrokkan ayat-ayat dengan hadits Bukhari tanpa mau memahami Q.S. Al-Isra 17:78 dan Q.S. Hud 11:114, dibentrokkan dengan hadits Bukhari nomor 211, lalu dikomentari bahwa yang dipakai hadits, bukan Al-Qur`an. Maka dituduh kacau. Padahal kalau mau memahami, ayat-ayat maupun hadits tersebut semuanya bermakna bahwa shalat wajib adalah 5 waktu sehari semalam, yaitu Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan `Isya.
6. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dituduh memperkosa gadis dibawah umur, itu tuduhan yang sangat menghina. Tuduhan itu hanya menunjukkan kebencian yang amat sangat, dan tidak bisa mengemukakan bukti-bukti larangan tentang menikahi gadis dalam batasan umur. Padahal umur 9 tahun seperti `Aisyah yang mulai diajak berumah tangga oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah dinikahi pada umur 6 tahun, itu tidak ada larangan. Sedangkan gadis-gadis Arab-pun dalam usia 9 tahu sudah mungkin sekali haid, berarti dewasa. Jadi tuduhan itu hanyalah kebencian yang membabi buta. (lihat: Apakah Siti ‘Aisyah Menikah Dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Pada Usia 9 Tahun?)
Tuduhan-tuduhan lain yang mereka lontarkan terhadap Islam sifatnya sama; hanyalah kebencian dan kebohongan belaka. Orang-orang yang mau berpikir pasti paham bahwa tuduhan-tuduhan mereka itu menunjukkan betapa rendahnya moral mereka.
Orang-orang Kristen telah lama melancarkan program Kristenisasi dengan berbagai cara. Apa upaya kita dalam menghadapi kejahatan Kristenisasi?
Baca buku KH Bahauddin Madhury tentang dialog agama!
Categories: Indonesia, Sejarah | Tags: , , , , | Permalink.


Leave a comment

Suharto, CIA, Freeport cs. (Pemiskinan Sistematis Rakyat Indonesia, Siapa akan Menghentikan?)

Siapa Sebenarnya Suharto? (1)

Rizki Ridyasmara – Selasa, 19 Zulqa’dah 1429 H / 18 November 2008 08:21 WIB
Bulan November 41 tahun lalu, Jenderal Suharto yang telah sukses mengkudeta Bung Karno, mengirim satu tim ekonomi yang terdiri dari Prof. Sadli, Prof. Soemitro Djoyohadikusumoh, dan sejumlah profesor ekonomi lulusan Berkeley University AS—sebab itu tim ekonomi ini juga disebut sebagai ‘Berkeley Mafia’—ke Swiss. Mereka hendak menggelar pertemuan dengan sejumlah konglomerat Yahudi dunia yang dipimpin Rockefeller.
Di Swiss, sebagaimana bisa dilihat dari film dokumenter karya John Pilger berjudul “The New Ruler of the World’ yang bisa didownload di situs youtube, tim ekonomi suruhan Jenderal Suharto ini menggadaikan seluruh kekayaan alam negeri ini ke hadapan Rockefeler cs. Dengan seenak perutnya, mereka mengkavling-kavling bumi Nusantara dan memberikannya kepada pengusaha-pengusaha Yahudi tersebut. Gunung emas di Papua diserahkan kepada Freeport, ladang minyak di Aceh kepada Exxon, dan sebagainya. Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) tahun 1967 pun dirancang di Swiss, menuruti kehendak para pengusaha Yahudi tersebut.
Sampai detik ini, saat Suharto sudah menemui ajal dan dikuburkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Imogiri, di sebuah daratan dengan ketinggian 666 meter di atas permukaan laut (!?), perampokan atas seluruh kekayaan alam negeri ini masih saja terus berjalan dan dikerjakan dengan sangat leluasa oleh berbagai korporasi Yahudi Dunia. Hasilnya bisa kita lihat di mana-mana: angka kemiskinan di negeri ini kian membengkak, kian banyak anak putus sekolah, kian banyak anak-anak kecil berkeliaran di jalan-jalan raya, kian banyak orangtua putus asa dan bunuh diri, kian banyak orang gila berkeliaran di kampung-kampung, kian banyak kriminalitas, kian banyak kasus-kasus korupsi, dan sederet lagi fakta-fakta tak terbantahkan jika negeri ini tengah meluncur ke jurang kehancuran. Suharto adalah dalang dari semua ini.
Tapi siapa sangka, walau sudah banyak sekali buku-buku ilmiah yang ditulis para cendekia dari dalam dan luar negeri tentang betapa bobroknya kinerja pemerintahan di saat Jenderal Suharto berkuasa selama lebih kuarng 32 tahun, dengan jutaan fakta dan dokumen yang tak terbantahkan, namun nama Suharto masih saja dianggap harum oleh sejumlah kalangan. Bahkan ada yang begitu konyol mengusulkan agar sosok yang oleh Bung Karno ini disebut sebagai Jenderal Keras Kepala (Belanda: Koepeg) diberi penghargaan sebagai pahlawan nasional dan diberi gelar guru bangsa. Walau menggelikan, namun hal tersebut adalah fakta.
Sebab itu, tulisan ini berusaha memaparkan apa adanya tentang Jenderal Suharto. Agar setidaknya, mereka yang menganggap Suharto layak diberi gelar guru bangsa atau pun pahlawan nasional, harus bisa bermuhasabah dan melakukan renungan yang lebih dalam, sudah benarkah tindakan tersebut.
Fakta sejarah harus ditegakkan, bersalah atau tidak seorang Suharto harus diputuskan lewat jalan hukum yakni lewat jalur pengadilan. Adalah sangat gegabah menyerukan rakyat ini agar memaafkan dosa-dosa seorang Suharto sebelum kita semua tahu apa saja dosa-dosa Suharto karena dia memang belum pernah diseret ke muka pengadilan.
Tulisan ini akan berupaya memotret perjalanan seorang Suharto, sebelum dan sesudah menjadi presiden. Agar tidak ada lagi pemikiran yang berkata, “Biar Suharto punya salah, tapi dia tetap punya andil besar membangun negara ini. Hasil kerja dan pembangunannya bisa kita rasakan bersama saat ini. Lihat, banyak gedung-gedung megah berdiri di Jakarta, jalan-jalan protokol yang besar dan mulus, jalan tol yang kuat, Taman Mini Indonesia Indah yang murah meriah, dan sebagainya. Jelas, bagaimana pun, Suharto berjasa besar dalam membangun negara ini!”
Atau tidak ada lagi orang yang berkata, “Zaman Suharto lebih enak ketimbang sekarang, harga barang-barang bisa murah, tidak seperti sekarang yang serba mahal. Akan lebih baik kalau kita kembali ke masa Suharto…” Hanya orang-orang Suhartoislah, yang mendapat bagian dari pesta uang panas di zaman Orde Baru dan mungkin juga sekarang, yang berani mengucapkan itu. Atau kalau tidak, ya bisa jadi, mereka orang-orang yang belum tercerahkan. (rd/bersambung)

Siapa Sebenarnya Suharto? (2)

Suharto lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921, dari keluarga petani yang menganut kejawen. Keyakinan keluarganya ini kelak terus dipeliharanya hingga hari tua. Karirnya diawali sebagai karyawan di sebuah bank pedesaan, walau tidak lama.
Dia sempat juga menjadi buruh dan kemudian menempuh karir militer pertama kali sebagai prajurit KNIL yang berada di bawah kesatuan tentara penjajah Belanda. Saat Jepang masuk di tahun 1942, Suharto bergabung dengan PETA. Ketika Soekarno memproklamirkan kemerdekaan, Soeharto bergabung dengan TKR.

Salah satu ‘prestasi’ kemiliteran Suharto yang sering digembar-gemborkannya semasa dia berkuasa adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta. Bahkan ‘prestasi’ ini sengaja difilmkan dengan judul ‘Janur Kuning’ (1979) yang memperlihatkan jika serangan umum itu diprakarsai dan dipimpin langsung oleh Letkol Suharto. Padahal, sesungguhnya serangan umum itu diprakarsai Sultan Hamengkubuwono IX. Hamengkubuwono IX lah yang memimpin serangan umum melawan Belanda. Hamengkubuwono IX adalah seorang nasionalis yang memiliki perhatian terhadap nasib rakyatnya, karena itu ia tidak mau untuk di jajah. (lihat biografi Sultan Hamengkubuwono IX).
 
Pada 1959, Suharto yang kala itu menjabat sebagai Pangdam Diponegoro dipecat oleh Nasution dengan tidak hormat karena Suharto telah menggunakan institusi militernya untuk mengumpulkan uang dari perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah. Suharto kala itu juga ketahuan ikut kegiatan ilegal berupa penyelundupan gula dan kapuk bersama Bob Hasan dan Liem Sioe Liong.
Untuk memperlancar penyelundupan ini, didirikan prusahaan perkapalan yang dikendalikan Bob Hasan. Konon, dalam menjalankan bisnis haramnya ini, Bob menggunakan kapal-kapal ‘Indonesian Overseas’ milik C.M. Chow. Siapa C.M. Chow ini? Dia adalah agen ganda. Pada 1950 dia menjadi agen rahasia militer Jepang di Shanghai. Tapi dia pun kepanjangan tangan Mao Tse Tung, dalam merekrut Cina perantauan dari orang Jepang ke dalam jaringan komunis Asia.
Pada 1943, Chow ditugasi Jepang ke Jakarta. Ketika Jepang hengkang dari Indonesia, Chow tetap di Jakarta dan membuka usaha perkapalan pertama di negeri ini. Chow bukan saja membina WNI Cina di Jawa Tengah dan Timur, namun juga di Sumatera dan Sulawesi. Salah satu binaannya adalah ayah Eddy Tansil dan Hendra Rahardja yang bermarga Tan. Tan merupakan sleeping agent Mao di Indonesia Timur. Pada pertengahan 1980-an, Hendra Rahardja dan Liem Sioe Liong mendirikan sejumlah pabrik di Fujian, Cina (Siapa Sebenarnya Suharto; Eros Djarot; 2006).
Nasution kala itu sangat marah sehingga ingin memecat Suharto dari AD dan menyeretnya ke Mahkamah Militer, namun atas desakan Gatot Subroto, Suharto dibebaskan dan akhirnya dikirim ke SSKAD (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat). Selain Nasution, Yani juga marah atas ulah Suharto dan di kemudian hari mencoret nama Suharto dari daftar peserta pelatihan di SSKAD, yang mana hal ini membuat Suharto dendam sekali terhadap Yani. Terlebih Amad Yani adalah anak kesayangan Bung Karno.
Kolonel Pranoto Rekso Samoedro diangkat sebagai Pangdam Diponegoro menggantikan Suharto. Pranoto, sang perwira ‘santri’, menarik kembali semua fasilitas milik Kodam Diponegoro yang dipinjamkan Suharto kepada para pengusaha Cina untuk kepentingan pribadinya. Suharto sangat sakit hati dan dendam terhadap Pranoto, juga terhadap Nasution dan Yani.
Di SSKAD, Suharto dicalonkan untuk menjadi Ketua Senat. Namun DI. Panjaitan menolak keras dengan menyatakan dirinya tidak percaya dengan Suharto yang dinilainya tidak bisa dipercaya karena mempunyai banyak catatan kotor dalam karir militernya, antara lain penyelundupan bersama para pengusaha Cina dengan dalih untuk membangun kesatuannya, namun yang terjadi adalah untuk memperkaya dirinya.
Atas kejadian itu Suharto sangat marah. Bertambah lagi dendam Suharto, selain kepada Nasution, Yani, Pranoto, kini Panjaitan. Aneh tapi nyata, dalam peristiwa 1 Oktober 1965, musuh-musuh Suharto—Nasution, Yani, dan Panjaitan—menjadi target pembunuhan, sedangkan Suharto sendiri yang merupakan orang kedua di AD tidak masuk dalam daftar kematian.
Dan ketika Yani terbunuh, Bung Karno mengangkat Pranoto Rekso Samudro sebagai Kepala Staf AD, namun Pranoto dijegal oleh Suharto sehingga Suhartolah yang mengambil-alih kepemimpinan AD, sehingga untuk menghindari pertumpahan darah dan perangsaudara—karena Siliwangi di Jawa Barat (Ibrahim Adjie) dan KKO (Marinir) di Jawa Timur telah bersumpah untuk berada di belakang Soekarno dan jika Soekarno memerintahkan untuk ‘menyapu’ kekuatan Suharto di Jakarta, maka mereka menyatakan siap untuk berperang—maka Soekarno melantik Suharto sebagai Panglima AD pada 14 Oktober 1965. (bersambung/rz) .

Siapa Sebenarnya Suharto? (3)

Pasca Perang Dunia II, AS melihat Rusia sebagai satu-satunya pihak yang bisa menghalangi hegemoninya atas dunia. Diluncurkanlah Marshall Plan sebagai upaya membendung pengaruh komunisme yang kian lama kian meluas, dari Eropa Timur ke arah Asia selatan, sebuah wilayah yang sangat strategis dari sisi perdagangan dunia dan geopolitik, juga sangat kaya dengan sumber daya alam dan juga manusianya. AS sangat cemas jika wilayah tersebut dikuasai Soviet. Dari semua negeri di wilayah itu, Indonesia-lah negara yang paling strategis dan paling kaya. AS sangat paham akan hal ini, sebab itu di wilayah ini Indonesia merupakan satu-satunya wilayah yang disebut dalam Marshall Plan.

Namun untuk menundukkan Indonesia, AS jelas kesulitan karena negeri ini tengah dipimpin oleh seorang yang sukar diatur, cerdas, dan licin. Dialah Bung Karno. Tiada jalan lain, orang ini harus ditumbangkan, dengan berbagai cara. Sejarah telah mencatat dengan baik bagaimana CIA ikut terlibat langsung berbagai pemberontakan terhadap kekuasaan Bung Karno. CIA juga membina kader-kadernya di bidang pendidikan (yang nantinya melahirkan Mafia Berkeley), mendekati dan menunggangi partai politik demi kepentingannya (antara lain lewat PSI), membina sel binaannya di ketentaraan (local army friend) dan sebagainya. Setelah berkali-kali gagal mendongkel Bung Karno dan bahkan sampai hendak membunuhnya, akhirnya pada paruh akhir 1965, Bung Karno berhasil disingkirkan.
 
Setelah peristiwa 1 Oktober 1965, secara de facto, Jenderal Suharto mengendalikan negeri ini. Pekan ketiga sampai dengan awal 1966, Jenderal Suharto menugaskan para kaki tangannya membantai mungkin jumlahnya mencapai jutaan orang. Mereka yang dibunuh adalah orang-orang yag dituduh kader atau simpatisan komunis (PKI), tanpa melewati proses pengadilan yang fair. Media internasional bungkam terhadap kejahatan kemanusiaan yang melebihi kejahatan rezim Polpot di Kamboja ini, karena memang AS sangat diuntungkan.


Jatuhnya Bung Karno dan naiknya Jenderal Suharto dirayakan dengan penuh suka cita oleh Washington. Bahkan Presiden Nixon menyebutnya sebagai “Hadiah terbesar dari Asia Tenggara”. Satu negeri dengan wilayah yang sangat strategis, kaya raya dengan sumber daya alam, segenap bahan tambang, dan sebagainya ini telah berhasil dikuasai dan dalam waktu singkat akan dijadikan ‘sapi perahan’ bagi kejayaan imperialisme Barat.


Benar saja, Nopember 1967, Jenderal Suharto menugaskan satu tim ekonom pro-AS menemui para ‘bos’ Yahudi Internasional di Swiss. Disertasi Doktoral Brad Sampson, dari Northwestern University AS menelusuri fakta sejarah Indonesia di awal Orde Baru. Prof. Jeffrey Winters diangkat sebagai promotornya. Indonesianis asal Australia, John Pilger dalam The New Rulers of The World, mengutip Sampson dan menulis:


“Dalam bulan November 1967, menyusul tertangkapnya ‘hadiah terbesar’ (istilah pemerintah AS untuk Indonesia setelah Bung Karno jatuh dan digantikan oleh Soeharto), maka hasil tangkapannya itu dibagi-bagi. The Time Life Corporation mensponsori konferensi istimewa di Jenewa, Swiss, yang dalam waktu tiga hari membahas strategi pengambil-alihan Indonesia.
Para pesertanya terdiri dari seluruh kapitalis yang paling berpengaruh di dunia, orang-orang seperti David Rockefeller. Semua raksasa korporasi Barat diwakili perusahaan-perusahaan minyak dan bank, General Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper Corporation, US Steel, ICI, Leman Brothers, Asian Development Bank, Chase Manhattan, dan sebagainya.”

Di seberang meja, duduk orang-orang Soeharto yang oleh Rockefeller dan pengusaha-pengusaha Yahudi lainnya disebut sebagai ‘ekonom-ekonom Indonesia yang korup’.
“Di Jenewa, Tim Indonesia terkenal dengan sebutan ‘The Berkeley Mafia’ karena beberapa di antaranya pernah menikmati beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Universitas California di Berkeley. Mereka datang sebagai peminta-minta yang menyuarakan hal-hal yang diinginkan oleh para majikannya yang hadir. Menyodorkan butir-butir yang dijual dari negara dan bangsanya. Tim Ekonomi Indonesia menawarkan: tenaga buruh yang banyak dan murah, cadangan dan sumber daya alam yang melimpah, dan pasar yang besar.”

Masih dalam kutipan John Pilger, “Pada hari kedua, ekonomi Indonesia telah dibagi sektor demi sektor.” Prof. Jeffrey Winters menyebutnya, “Ini dilakukan dengan cara yang amat spektakuler.”

“Mereka membaginya dalam lima seksi: pertambangan di satu kamar, jasa-jasa di kamar lain, industri ringan di kamar satunya, perbankan dan keuangan di kamar yang lain lagi; yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk dengan sebuah delegasi yang mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh mereka dan para investor lainnya. Kita saksikan para pemimpin korporasi besar ini berkeliling dari satu meja ke meja lainnya, mengatakan, ‘Ini yang kami inginkan, itu yang kami inginkan, ini, ini, dan ini.’ Dan mereka pada dasarnya merancang infrastruktur hukum untuk berinvestasi. Tentunya produk hukum yang sangat menguntungkan mereka. Saya tidak pernah mendengar situasi seperti itu sebelumnya, di mana modal global duduk dengan wakil dari negara yang diasumsikan sebagai negara berdaulat dan merancang persyaratan buat masuknya investasi mereka ke dalam negaranya sendiri.”


Freeport mendapatkan gunung tembaga di Papua Barat (Henry Kissinger, pengusaha Yahudi AS, duduk dalam Dewan Komisaris). Sebuah konsorsium Eropa mendapatkan Nikel di Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapatkan bagian terbesar dari bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan Amerika, Jepang, dan Perancis mendapatkan hutan-hutan tropis di Kalimantan, Sumatera, dan Papua Barat.

Sebuah undang-undang tentang penanaman modal asing yang dengan terburu-buru disodorkan kepada Presiden Soeharto membuat perampokan negara yang direstui pemerintah itu bebas pajak untuk lima tahun lamanya. Oleh Suharto, rakyat dijejali dengan propaganda pembangunan, Pancasila, dan trickle down effect terhadap peningkatan kesejahteraannya, tapi fakta yang terjadi di lapangan sesungguhnya adalah proses pemiskinan bangsa secara sistematis yang dilakukan rezim Suharto.(bersambung/rd)

TEORI MEMBASMI DAN MENUMPAS UMAT ISLAM INDONESIA (Konsep, Prinsip dan Cara)

https://litaniaager.wordpress.com/2011/07/24/method-pemikiran-al-banna-antaratetap-dan-berubah/

Oleh : Prof. Dr. Faridz. AR. MA.

Muqodimah

Adalah tidak ada dibenak saya niat untuk menggurui umat Islam tentang teori membangun dan menegakkan hukum Islam di negara-negara atau didunia, karena semuanya telah jelas tertulis dan gamblang dalam Al-Qur’an dan Hadist nabi. Misi Islam adalah misi nabi, telah banyak para guru besar atau tokoh Islam, ulama dan kyai di Indonesia yang mengajarkannya. Rasanya lebih bermanfaat bagi saya menerbitkan buku teori sebaliknya yaitu “ Teori, Konsep, Prinsip, dan Cara Membasmi dan Menumpas Islam dan Umat Islam Indonesia”. Yang pernah saya rancang (ketika saya sebagai musuh Islam) dan hidup bersama musuh Islam serta berniat membasmi dan menumpas penganut agama dunia termasuk Islam dan umat Islam sehingga saya bersama teman-teman saya menyusun suatu panduan kerja dalam rangka menghabisi umat Islam Indonesia.
Teori, Konsep, Prinsip dan Cara membasmi Islam dan umat Islam Indonesia ini saya bagi menjadi beberapa tahapan.
  1. Tahap pencegahan dan penghadangan
  2. Tahap penanganan keadaan dan mengfungsikan institusi strategis negara.
  3. Tahap pelumpuhan dan penguasaan
(Penerbit & Percetakan, Badan Usaha Milik Umat Islam Indonesia
Jl. Bendungan Hilir IV No. 4 Jakarta Pusat.)
 1.       PENCEGAHAN DAN PENGHADANGAN
  1. 10 LANGKAH CARA MEMBASMI DAN MENUMPAS AJARAN DAN UMAT ISLAM MELALUI KEBABASAN MEMBUAT INSTITUSI SEBAGAI TEMPAT/ ARENA PERSAINGAN DAN CAKAR/CAKARAN ANTAR SESAMA UMAT ISLAM.
1)      Langkah pertama
Peluncuran teori demokrasi.
Desak semua negara untuk menganut teori demokrasi. Dengan negara menganut teori demokrasi negara akan berbentuk parlementer. Dengan sistem parlementer maka umat Islam akan bersaing memperebutkan kekuasaan keputusan negara dengan non Islam.
2)      Langkah kedua
Pemberian kebebasan kepada umat Islam untuk membuat orpol. Dengan memberikan kebebasan kepada umat Islam untuk membuat orpol, umat Islam bisa bersaing dengan sesamanya demi untuk kemenangan orpol dan melupakan kemenangan Islam dan umat Islam, dengan demikian kekuatan Islam dan umat isloam pecah dan cakar-cakaran dengan sesama karena orpol yang dibuatnya.
3)      Langkah ketiga
Pemberian kebebasan kepada umat Islam untuk membuat ormas. Setelah nampak kepada kita pecahnya kekuatan Islam dan umat Islam melalui pemberian kebebasan kepada umat Islam untuk membuat ormas, maka umat Islam berlomba membuat ormas yang diharapkan agar umat Islam pecah dan cakar-cakaran karena ormas yang dibuatnya.
4)      Langkah keempat
Pemberian kebebasan kepada umat Islam untuk membuat yayasan atau lembaga pendidikan dan pesantren. Setelah nampak kepada kita berpecah belah karena orpol dan ormas adalah saatnya kita memberikan kebebasan kepada umat Islam untuk membuat yayasan.. Dengan demikian umat Islam akan berlomba membuat yayasan diberbagai kegiatan sosial dan pendidikan. Ini diharapkan disuatu wilayah desa atau perkotaan umat Islam bersaing dengan sesamanya berebut lahat atau siswa dan simpatisan demi kemajuan yayasan masing-masing tanpa menghiraukan kemajuan yayasan saudaranya yang lain di wilayah dan aspek yang sama. Dengan pemberian kebebasan ini diharapkan kekuatan umat Islam disuatu eilayah cakar-cakaran karena yayasan yang dibuatnya.
5)      Langkah kelima
Pemberian kebebasan pentas diatas panggung. Setelah nampak perpecahan kekuatan Islam dan umat Islam lewat perbedaan orpol. ormas, yayasan, aspek pendidikan dan sosial, adalah saatnya untuk pemberian kebebasan pentas di atas panggung atau siaran dengan cara mendesak umat Islam kearah pementasan tokoh-tokohnya ke panggung atau siara. Teori ini diharapkan agar menumbuhkan rasa tinggi status sosial para tokoh Islam diantara tokoh Islam yang ada di wilayan domisili umat. Dengan teori ini akan muncul tokoh kondang yang bertarif mahal dan tohoh semi kondang/kelas menengah dan tokoh Islam yang disiksa uamt Islam ditempat domisilinya (mengajar agama Islam kepada masyarakat tanpa dibayar), sehingga dimungkinkan terjadi persaingan antar tokoh Islam dan bisa cakar-cakaran antar tokoh dalam memperebutkan lahan da’wah.
6)      Langkah keenam
Pemberian kebebasan kepada masyarakat Islam agar membuat seminar. Teori ini akan menyebabkan panitia seminar mengundang tokoh Islam untuk membahas ajaran Islam. Tanggapan Islam terhadap situasi dan suasana yang ada sehingga mata dan pandangan mata umat Islam berfokus kepada masalah umum yang global dan lupa memperhatikan nasib umat di tempat domisilinya demi kepentingan individu atau keluarga muslim.
7)      Langkah ketujuh
Pemberian kebebasan kepada masyarakat islam untuk mengundang tohoh Islam demi kepentingan individu atau keluarga muslim. Hidupkan kebiasaan umat Islam untuk mengundang tokohnya ke rumah incividu atu ke;uarga muslim agar tokoh tersebut habis waktunya untuk mendukung individu atu ke;uarga muslim sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan Islam dan umat islam secara global.
8)      Langkah kedelapan
Penyanjungan dan pemberian penghargaan.
Teori penyanjungan dan pemberian penghargaan kepada tokoh danb ulama Islam bentuk penyediaan fasilitas hidup kepada sebagian yayasan atauormas datu orpol Islam yang mendukung teori demokrasi agar dapat memicu atau mengumpan tokoh, ulama, yayasan, ormas dan orpol Islam lain agar mereka merasa dibesarkan atu dikecilkan dimasyarakat sehingga terjadi kerenggangan hubungan.
9)      Langkah kesembilan.
Mendekati tokoh Islam yang memegang jabatan strategis di dalam institusi atau negara untuk didedak membuat fatwa atau statemen yang dapat menjinakan umat Islam lain yang keras.
10)   Langkah kesepuluh.
Melumpuhkan tokoh atau ulama dan kelompok umat Islam yang komit terhadap ajaran dan hukum Islam. Teori ini digunakan dan dilaksanakan dalam keadaan negara dan demokrasi dirongrong umat Islam dalam bentuk pembunuhan tokoh dan atau ulama kondang yang telah dicatat dan dideteksi sebelumnya.
  1. 11 LANGKAH CARA MEMBASMI DAN MENUMPAS TOKOH ISLAM/ULAMA MELALUI TEORI PENJINAKAN DAN PEMBUNUHAN UMAT ISLAM.
    1. Langkah pertama
Hindarkan dan cagah ulama Islam membagi wilayah binaan umat dan dorong mereka untuk berebut umat, pendukung dan simpatisan dalam wilayan yang tak terbatas, sehingga tidak jelah bagi mereka tugas, wewenang dan tanggungjawabnya.
  1. Langkah kedua
Budayakan mengundang dan memberi penghargaan kepada tokoh/ulama yang pandai bicara dan jumlah tarif yang menggairahkan agar dapat merangsang tokoh Islam/ulama untuk berlomba mencari harta dan ketenaran didepan pengikutnya sehingga mereka tidak merasa kerasan membina dilingkungannya sendiri.
  1. Langkah ketiga
Pentaskan tokoh Islam/ulama yang pandai berbicara dan menarik masyarakat di depan tokoh/ulama/masyarakat utnuk menghancur kan wibawa tokoh/ulama lokal.
  1. Langkah keempat.
Berikan kepada tokoh/ulama Islam kesibukan di luar wilayah domisilinya atau dorong orang Iskam berduit untuk membuat lembaga pendidikan yang akan ditunggu oleh tokoh atau ulama Islam tersebut diwilayah domilsilinya sehingga tokoh atau ulama tersebu tidak punya waktu untuk mengajar masyarakat Islam dilingkungannya karena kesibukan diluar dan atau didalam lembaga pendidikan yang ditungguinya.
  1. Langkah kelima
Panggil ulama ke rumah untuk mengajar Islam dengan cara prifat dan berikan tarif bayaran yang lebih tinggi dibanding dengan tarif mengajar di masyarakat sehingga tidak ada kesempatan bagi tokoh Islam/ulama untuk mengajar dilingkungannya
  1. Langkah ke enam
Tawari tokoh Islam/ulama kondang suatu kedudukan, jabatan atau peranan penting dilingkungan kenegaraan sehingga mereka menganggap kecil kepada tokoh Islam atau ulama Ilam lainnya.
  1. Langkah ketujuh
Gilirkan para tokoh Islam ulama dalam satu mimbar masyarakat pendengar yang sama, perhatikan perbedaan pendfapatnya dan tumbuhkan perbedaan pendapat mereka didepan masyaraka muslim sehingga masyarakat bingung memilih mana yang benar dan mana ulama pauntannya.
  1. Langkah kedelapan
Tumbuh suburkan orpol dan ormas dan LSM dan seret mereka agar memasuki ormas, orpol dan LSM berbeda-beda sehingga mereka melakukan kegiatan yang sama pada manajemen yang berbeda.
  1. Langkah kesembilan
Fitnah, tangkap dan penjarakan tokoh Islam/Ulama dalam waktu yang lama agar tidak banyak bersentuhan dengan uma atau pengikutnya. Hembuskan kepada masyaraka lingkungannya bahwa mereka telah kena kasus pidana/subversi dan tidak mendekainya ( isu terlibat)
  1. Langkah kesepuluh
Hancurkan sumber keungan ulama agar mereka senatiasa bergantung kepada sumbangan umat simpatisannya.
  1. Langkah kesebelas
Hindarkan dan halangi tokoh Islam atau ulama agar tidak mempersatukan umat Islam dan membentuk kepemimpinan Islam disuatu wilayah.
  1. 15 LANGKAH CARA MEMBASMI DAN MENUMPAS UMAT ISLAM INDONESIA MELALUI TEORI PENJINAKAN PEJUANG ISLAM ( MUJAHID).
    1. Langkah kesatu
Dekati para mujahid dengan cara tak kentara misalnya pura-pura menjadi mujahid atau simpatisan perjuangan Islam
  1. Langkah kedua
Masuklah kedalam gerakan dan komando mereka tanpa mencurigakan. Deteksi dan catat data kekuatan personil, markas dan rencananya.
  1. Langkah ketiga
Tawarkan diri untuk berjuang bersama untuk meyakinkan penyidikan sebagai bahan untuk mengungkit dan mengiterogasi.
  1. Langkah keempat
Tawarkan dukungan janji setia dan bantuan dukungan keuangan dan amunisi
  1. Langkah kelima
Pegang sasaran, ketahui rencana waktu gerakan dan markasnya. Buat acara sandiwara yang sama diluar wilayah sasaran majahid sebelum waktu yang mereka rencanakan/tetapkan.
  1. Langkah keenam
Umpan mereka dengan kata jihad dan kesediaan membantu penyediaan logistik dan amunisi.
  1. Langkah ketujuh
Ketahui personil, tempat berkumpul dan tempat latihan mujahid dengan pasti.
  1. Langkah kedelapan
Hanam mereka sebelum hari H aksi gerakan terornya dengan kekuatan personil dan amunisi.
  1. Langkah kesembilan
Tangkap gembong mujahid, penjarakan dalam waktu yang lama, sehingga pengikutnya kehilangan komando.
  1. Langkah kesepuluh
Sogok tokoh Islam/ulama yang sudah jinak dengan uang yang menggiurkan untuk memberikan fatwa kepada masyaraka Islam bahwa mujahid itu aliran sesat.
  1. Langkah kesebelas
Tangkap gembong mujahid, beri kedudukan semi strategis dan lengkap fasilitas hidup keluarganya untuk mengungkap semua rahasianya dan jumlah kawannya.
  1. Langkah kedua belas
Bunuh para mujahid dengan membeli tangan nkawan-kawannya atau oleh kekuatan negara.
  1. Langkah ketiga belas
Awasi pejuang dibawah tanah dengan pendektisian melalui kawannya yang dipermukaan.
  1. Langkah keempat belas
Culik dan bunuh para mujahid untuk mereda dan menakut-nakuti umat Islam lainnya.
  1. Langkah kelima belas
Mandikan gembong mujahid dengan uang dan penghargaan. Dekati sanak keluarganya dengan penuh hormat dan senyum dan senyum agar bisa mengungkap rahasia perjuangan dan kawan suaminya.
  1. 17 LANGKAH CARA MEMBASMI DAN MENUMPAS KEKUATAN ISLAM DAN UMAT ISLAM INDONESIA MELALUI TEORI TANDINGAN
  1. Langkah kesatu
Jauhkan umat Islam dari Al-Qur’an dan Hadist Nabinya dan terbitkan buku-buku pedoman (bab rukun Islam atau fiqih) yang telah diterjemahkan.
  1. Langkah kedua
Hindarkan pelajaran Al-Qur’an dan Hadist Nabi masuk ke sekolah-sekolah formal agar mereka tidak mengetahui tentang ajaran Islam, perintah dan larangan Tuhannya.
  1. Langkah ketiga
Dorong para tokoh Islam atau ulama dan sarjana agama Islam untuk menjadi pengarang dan memperbanyak karangannya tentang ajaran Islam sehingga masyarakat Islam tidak mau mempelajari ajaran Islam dari sumbernya (al-Qur’an dan Hadist).
  1. Langkah keempat
Kisahkan beberapa surat Al-Qur’an kedalam buku-buku kecil untuk mengecilkan surat lain dan kisahkan bab pembahasan ajaran, aturan dan hukum Islam kedalam buku-buku kecil yang terpisah ( bab tentang kekhalifahan, politik, sosial, ekonomi, ilmu, dan pendidikan dan lain-lain) agar mereka tidak mengetahui Islam secara keseluruhannya serta menganggap diantara surat Al-Qur’an ada yang lebih tinggi derajatnya.
  1. Langkah kelima
Pisahkan penafsiran Al-Qur’an dengan Hadist Nabi melalui peninggian derajat Al-Qur’an dari Hadist nabi. Dan tumbuhkan pandangan kepada mereka bahwa Hadist dho’if tidak terpakai, sehingga mereka ber Tuhan tak ber Nabi.
  1. Langkah keenam
Tumbuhkan pelajaran seni membaca Al-Qur’an sehingga mereka tekun kepada memperbaiki suara, ilmu lagu, irama dan tidak menyimak artinya, serta senang menyanyikan surat dari Tuhannya.
  1. Langkah ketujuh
Perbanyak acara festival perlombaan seni membaca Al-Qur’an dan tulis kaligrafi serta beri hadiah yang menggiurkan bagi pemenangnya agar dapat merangsang masyarakat Islam tekun pada seni baca dan lagu dari pada isinya.
  1. Langkah kedelapan
Pisahkan lembaga pendidikan negeri dan swasta, pisahkan lembaga pendidikan swasta yang mengajarkan mata pelajaran umum dan mata ajaran Islam.
  1. Langkah kesembilan
Tumbuhkan pemahaman kepada masyarakat bahwa semua agama itu baik dan benar. Semua agama mengajarkan kebaikan bagi manusia.
  1. Langkah kesepuluh
Ciptakan aturan/perundang-undangan yang dapat memperuncing perbedaan antar umat Islam, dan biarkan perbedaan itu menjadi polemik diantara mereka, sehingga menjadi kasus dan permusuhan yang tak kentara diantara mereka.
  1. Langkah kesebelas
Tumbuhkan pemahaman kepada umat Islam bahwa agama itu untuk akherat.
  1. Langkah kedua belas
Dorong mereka dan lembaga pendidikan Islam/pesantren untuk menyelenggarakan dan mempelajari ilmu sihir dan kekebalan dengan alasan untuk bela diri dari serangan luar dan bukan melakukan persiapan bela diri dari neraka.
  1. Langkah ketiga belas
Jauhkan umat Islam dari kewajiban pertamanya yaitu berstu, berpemimpin intern dalam satu wilayah, mengatahui jumlah dan data keadaan umat dan program bersama.
  1. Langkah kempat belas
Permudah perizinan pembentukan organisasi orpol, ormas, lembaga pendidikan, sosial atau yayasan agar mereka berjalan pada arah yang berbeda-beda
  1. Langkah kelima belas
Hindarkan umat Islam bersatu dan berpemimpin (satukomando) dalam setiap pelaksanaan rukun Islam dengan mengfigurkan sebagian tokoh/ulama atau mengfigurkan sebagian orpol atau ormas yang ada pada uma Islam.
  1. Langkah ke enam belas
Hidupkan adat istiadat dan kebudayaan daerah yang dianggap mereka suatu yang ritual seperti acara peringatan maulid, rajabiyah, asyuro, tahlilah, yasinan, acara dzikir, dan lain -lain agar mereka habis umur dengan acara rutin tersebut dan keuangan umat tidak pernah bersatu.
  1. Langkah ke Tujuh Belas
Tangani segala pelaksanaan interen umat yang menghasilkan uang keuangan (infaq, sodaqoh, zakat harta, zakat fitrah, pernikahan, waris, wakaf, hibah, haji, qorban) oleh lembaga negara, sehingga kekuatan dan sumber pembangunan Islam tercecer dan berserakan dan salah guna.
  1. 7 LANGKAH PENCEGAHAN MANUSIA MASUK ISLAM MELALUI PEMALINGAN PERHATIAN. 
    1. Langkah kesatu
Jauhkan pergaulan anak dari pusat pendidikan dan pengajaran Islam melalui pementasan berbagai bentuk hiburan dan tontonan bagi telinga maupun bagi mata.
  1. Langkah kedua
Jahukan pergaulan orang dewasa dari pusat pendidikan dan pengajaran Islam melalui pementasan berbagai bentuk hiburan, pemadatan jadwal olah raga, jadwal dan jam kerja, kerja industri, acara pertemuan, seminar, dan wisata.
  1. Langka ketiga
Persulit terjadinya pertemuan masyarakat untuk membahas ilmu agama melalui memperbanyak acara selamatan, ulang tahun, pesta adat, dan latihan seni suara dan musik.
  1. Langkah keempat
Berikan kepada mereka kebebasan berbicara dan berpendapat sehingga mereka berbicara masalah agama berdasarkan pendapat dan pemikiran.
  1. Langkah kelima
Angkat hak azazi kepermukaan sehingga mereka merasa bebas melakukan sesuatu sekehendaknya dan tidak terikat dan malu sesama.
  1. Langkah keenam
Gubah selera orang agar membaggakan hasil karyanya dan hasil penemuannya sendiri. Hargai mereka dengan penghargaan ceremonial sehingga mereka terpicu untuk mencari penemuan baru dan menciptakan produk baru dan tak memeprhatikan perintah Tuhan.
  1. Langkah ketujuh
Seret orang kearah kekebutuhan konsumtif, monopoli sumber produksinya. Monopoli pasar barang konsumtif dengan cara simultan. Timbun barang yang sanga dibutuhkan orang. Simpan logam mulia dan uang pada bank swasta, persulit perkreditan dengan persyaratan ketat dan tawari pinjaman dan kerja sama sehingga mereka tergantung dalam segala aspek dengan demikian orang dapat diarahkan kepada kehendak kita.
Kesimpulan
Teori, konsep prinsip dan cara pencegahan dan penghadangan ini sangat efektif bagi negara-negara berhukum Non Islam baik yang umat Islamnya telah bersatu dan berpemimpin intern, lebih-lebih bagi umat Islam yang belum pernah bersatu dan berpemimpin intern dan berada di negara-negara berhukum Non Islam. Indikasi keberhasilan teori ini diperlihatkan dengan keadaan umat sebagai berikut :
1)      Umat Islam gerak tak tentu arah dan berserakan pada berbagai institusi misalnya di lembaga dan pegawai negara diberbagai orpol, di berbagai ormas, diberbagai yayasan dan kegiatan pada aspek kecil sampai pada pernyataan bahwa “ Masalah agama adalah masalah pribadi”.
2)      Umat Islam di negara tidak memiliki pemimpin intern, tak jelas jenjang kepemimpinannya, tak jelas jumlah umatnya, tak jelas asnafnya, tak jelas jumlah ulamanya, tak jelas tugas wewenang dan tanggung jawabnya.
3)      Umat Islam disuatu negara tidak memiliki program, tak memiliki dana bersama, tak jelas sumber dananya.
4)      Umat Islam disuatu negara tidak memiliki jumlah ulama, tak memiliki kurikulum, tak memiliki maslah bersama dan tidak dapat memecahkan masalah secara bersama.
5)      Ulama Islam terpecah pada beberapa istilah (Di Indonesia : Ulama, Mubaligh, Dai, okoh Islam, Cendekiawan Muslim, Guru Agama, Mualim dsb). Tidak jelas apa yang digarap dan tidak jelas jenjang wilayah tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, senang diundang, senang dipentas dipermukaan.
6)      Umat Islam disuatu negara bergerak dibidang kajian masalah dan bukan melakukan uji masalah.
7)      Umat islam disuatu negara hidup tidak mandiri, bergabung pada situasi senang membaca sejarah dan tidak mau menjadi pelaku sejarah.
  1. CARA MEMBASMI DAN MENUMPAS UMAT ISLAM INDONESIA MELALUI PENGHANCURAN KEUANGAN UMAT.
Pandangan umum
Telah dijelaskan oleh Nabinya bahwa sumber dana perjuangan Islam terdiri dari dua sumber
  1. Infaq fisabilillah yaitu dana untuk membuat manajemen Islam (dana untuk membuat rumah)
  2. Zakat yaitu dana untuk memelihara dan membina umat ( dana untuk memelihara dan membina rumah) karena menurut Islam “Zakat dilaksanakan setelah manajemen leadership umat Islam di suatu wilayah mantap”, maka cara penghancurannya kedua jenis sumber dana perjuangan umat Islam diarahkan kepada peng-acak-acakkan akan terjadi pada keuangan umat baik bersatunya keuangan pembentukan manajemen leadership umat islam ( dari sumber infak fisabilillah) maupun meng acak-acakkan sumber keuangan zakat ( sumber dana pemeliharaan dan pembinaan umat Islam).
Teori ini sangat efektif bagi pembasmian dan penumpasan umat Islam disuatu negara atau didunia yang belum memiliki pimpinan dan kepemimpinan. Teori ini terdiri dari 9 langkah.
  1. Langka kesatu
Jauhkan umat Islam berfikir untuk mempersatukan manajemen personalia dan manajemen keuangan numat melalui tidak diberi kesempatan memiliki pimpinan umat dalam satu wilayah hukum negara.
  1. Langkah kedua
Tangani sumber keuangan umat melalui berbagai institusi negara. Orpol, ormas, yayasan. LSM, dengan penciptaan program baru misalnya zakat, zakat fitrah, infaq, sodakoh, haji, pernikahan, waris, wakaf, hibah.
  1. Langkah ketiga
Hindarkan umat Islam untuk memiliki bank sendiri agar semua keuangan mereka berada pada bank-bank negara atau swasta nasional.
  1. Langkah keempat
Buat tandingan kegiatan(institusi) untuk mengurus berbagai kegiatan ekonomi, pendidikan, dan sosial yang menghasilkan keuangan dari umat Islam untuk membantu masyarakat umum misalnya: panti jompo, panti asuhan, anak yatim, lembaga bea siswa dan sebagainya agar keuangan umat Islam terpencar tak menyatu.
  1. Langkah kelima
Dorong umat Islam disuatu wilayah tingkat desa agar membuat banyak proyek misalnya pembuatan mesjid, madrasah dan gedung pendidikan, pesantren yang memiliki kegiatan yang sama, pemugaran, pelebaran masjid, mushola sehingga sumber keuangan umat Islam desa tersebut terkuras, tercecer dan tidak menyatunya keuangan umat Islam untuk satu arah.
  1. Langkah keenam
Dorong umat Islam diberbagai institusi negara (departemen) orpol, ormas, yayasan, BUMN. Perusahaan-perusahaan milik umat Islam atau perusahaan non Muslim yang mayoritas karyawannya orang Islam, masjid-masjid untuk mengumpulkan zakat umat Islam disuatu negara tidak terkumpul dalam suatu baitul mal wilayah. Dengan demikian mereka memberikan zakatnya tanpa menghitung asnaf dan jumlah per asnaf dalam suatu wilayah kemudian tekan lewat kewajiban pajak.
  1. Langka ketujuh
Dorong umat Islam untuk bisnis berpatner dengan kita dan menyimpan permodalannya di bank milik kita sehingga uang mereka bisa kita gunakan untuk melumpuhkan ekonomi mereka.
  1. Langkah kedelapan
Monopoli barang produksi seperti bahan mentah, logam mulia, hasil bumi, kertas, pakaian, makanan, oebat-obatan. Export agar keuangan umat Islam terserap kepada kita.
  1. Langkah kesembilan
Kembangkan asuransi dengan berbagai nama dan serap tenaga kerja dari umat Islam sendiri sehingga leuangan umat Islam terserap dan terkumpul pada kita dan dapat kita gunakan untuk melumpuhkan mereka.

 2.      TAHAPAN PENANGANAN KEADAAN DAN MENGFUNGSIKAN INSTITUSI STRATEGI NEGARA.
Tahapan ini adalah tahapan lanjutan dari tahapan sebelumnya. Dan digunakan untuk menekan kekuatan Islam secara keseluruhan dan terdiri dari 15 langkah
  1. Langkah ke satu.
Pemungsian undang-undang, peraturan tentang lisensi/perizinan dan pendelegasian kepada departemen untuk menangani lisensi/perizinan misalnya:
1)      Izin membentukan orpol, ormas, yayasan, kursus dibidang pendidikan.
2)      Izin pembentukan PT, CV, Koperasi, Usaha perdagangan domestik, Export-Import, bank bidang ekonomi..
3)      Izin pembentukan rumah sakit, poliklinik, balai pengobatan, praktek dokter dll dibidang kesehatan.
4)      Izin pemilikan barang dari mewah sampai barang digunakan umum (pemerintah).
5)      Izin pembangunan gedung, rumah, rumah ibadah dll dibidang tatakota dan lingkungan
6)      Izin penggunaan barang milik pribadi dibidang teransportasi.
7)      Izin mengemukakan pendapat didepan umum, muktamar, komprensi, seminar, pidato, siaran radio, televisi, penerbit, majalah, hiburan, pemampangan merek, periklanan dll.
8)      Izin lewat, retribusi dan distribusi
9)      Izin memasuki kantor, pusat perdangan dan izin parkir.
10)   Izin nikah dll
Semua perizinan disarankan menghasilkan uang dari umat Islam bagi negara. Teori ini dimaksudkan agar lebih menguras dan mengacak-acak keuangan umat Islam selain untuk membatasi gerakan umat Islam.
  1. Langkah kedua
Biayai dan dorong ulama dengan uang agar membuat fatwa yang dapat menjinakkan gerakan ulama, umat yang lain.
  1. Langkah ke tiga
Dekati pengusaha muslim agar tidak memberikan dukungan terhadap gerakan umat yang berbau Islam dan hembuskan kepada mereka bahwa Islam itu indentik dengan sumbangan sosial dan Islam itu membahayakan kepada martabat dan usahanya.
  1. Langkah keempat
Diteksi semua gerakan dan kevokalan tokoh, ulama Islam, catat dan monitor untuk tindakan leanjutan.
  1. Langkah Kelima
Tangkap umat Islam yang anti demokrasi. Kucilkan atau bunuh yang hendak menggantikan hukum negara.
  1. 3.       PELUMPUHAN DAN PENGUASAAN KEKUATAN ISLAM DAN UMAT ISLAM
Tahap ini terdiri dari tiga langkah. Pada umumnya keadaan umat Islam pada tahap ini telah porak poranda keadaanya yang ditandai dengan empat tiga (4-3).
Yang empat (4) yaitu:
  1. Umat Islam yang menjadi penguasa negara sudah zalim(tidak dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya), mereka tidak dapat membedakan mana perintah Allah, mana perintah rakyat, dan mana perintah kawan dekatnya.
Mana benar Tuhannya dan mana yang benar menurut umumnya serba terima, tidak memperhatikan keadaan rakyatnya. Apalagi memperhatikan nasib Islam dan umat Islam yang dipeluknya dinegaranya malah mereka menjadi penghalang bagi tegaknnya hukum Islam dan menjadi musuh Islam.
  1. Umat Islam yang menjadi pengusaha, pedaang sudah menjadi penghianat. Mereka melakukan korupsi, pencurian, penyuapan, penipuan, pemerkosaan sampai tingkat penjambretan dan pencopetan.
  2. Umat Islam yang kaya kikir dan tidak mau tahu nasib lingkungannya. Mereka membuat rumah mewah dilingkungan masyarakat lemah yang kumuh. Banyak rumah yang dipagar besi dan satpam.
  3. Umat Islam yang menjadi tokoh, ulama, kyai, da’i, mubaligh, dan guru agama dengki kepada sesama ulama ( dengki kepada seprofesi), sulit bersat dan saling silang pendapat dan tidak memikirkan kebodohan umat Islam dan kemurnian agama. Meraka senang diundang dan ditampilkan di media massa, berebuit tarif ditempa suci(masjid). Pendengar dan pendukungnya didepan mimbarnya bukan umat Islam ditetangganya.
Yang tiga (3) yaitu:
  1. Umat Islam bagaikan serigala saling makan dengan sesamanya, karena tidak ada pemimpinnya.
  2. Umat Islam sudah tidak dapat membedakan mana perintah dan larangan agama, mana tanggung jawab pribadi dan mana tanggung jawab bersama. Mereka lebih memperhatikan pribadi dan pergaulan dari pada kepentingan perintah agama, tidak ada ulama yang dapat difigurkan dan saling menyesatkan.
  3. Umat Islam menginjak-injak ajaran Islam dengan bangga, mesalnya melakukan berdo’a sambil bernyanyi dan berjoged, mengucapkan Allah swt ( kalimah toyibah) didalam film dan sinetron ( atas perintah sutradara), bersumpah dibawah Al-Qur’an untuk melaksanakan ajaran dan hukum Non Islam, menjual agama dan suara umat Islam demi kepetingan kedudukan dan sebagainya.
Tahap pelumpuhan dan penguasaan kekuatan Islam dan Umat Islam
1)      Langkah kesatu
Pertahankan dan perketat agar umat Islam tetap berada dalam berbagai institusi (negara, orpol, ormas, yayasan, bergerak diberbagai aspek, bekerja diberbagai perusahaan, seperti BUMN, swasta, swasta nasional dan swasta asing serta pabrik industri) yang bekerja dengan jam kerja yang panjang dan bersip-sip sehingga mereka sulit berkumpul dan bersatu, terutama di siang hari.
2)      Langkah kedua
Putuskan hubungan generasi tua dan generasi muda secara total dan tumbuhkan berbagai oraganisasi kepemudaan dan padatkan kegiatan mereka dengan kegiatan extra agar semarak, kegiatan seremonial diberbagai kelompok (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, seni dan budaya), misalnya konferensi, muktamar, seminar, simposium, hari ulang tahun, hari peringatan berbagai aspek, mode, fashion, berbagai perlombaan, pentas drama, pentas musik, dan periklanan usaha, pertemuan kesukuan dan kegiatan lain untuk mengisi hari libur dan hari-hari besar nasional.
3)      Taktis pelumpuhan kekuatan Islam dan umat Islam disuatu negara dan dunia dalam rangka langkah yang ketiga ini adalah langkah terakhir dari teori pembasmian penumpasan umat Islam.
  1. ANTI TEROR
Ada beberapa tehnik pembasmian gerakan umat Islam, antara lain.
  1. Taktik main yoyo
Pemerintah secara diam-diam dan sangat rapih melemparkan gagasan melalui kekuatan militer sepionase kepada ulama, mujahid. Umat Islam yang vokal yang diperkirakan ekstrim untuk membuat rencana gerakan subversi terhadap pemerintah. Taktis ini digunakan pemerintah untuk mengumpan kawan-kawan ulama, mujahid. Umat Islam yang vokal yang belum diketahui pasti. Bila telah diketahui pasti, semua kawan-kawannya mereka ditangkap dan dijebloskan ke penjaran sebagai tawanan politik.
  1. Taktik main bilyar
Pemerintah menggunakan kekuatan Non Islam atau serpihan kelompok Islam untuk memberi kekuatan keuangan, perhatian dan jaminan perlindungan kepada kekuatan Non Islam atau kelompok Islam untuk menggulingkan kekuatan umat Islam lain sehingga bahaya kekuatan kelompok Islam yang hendak menyerang pemerintah tidak terjadi.
  1. Taktik main kartu
Pemerintah membari kekuatan, keuangan, pembinaan, dan perlindungan kepada semua kelompok, penganut agama agar kelompok Islam tidak membuat gerakan pemerintah, karena merasa diperlakukan adil oleh pemerintah sehingga kebencian umat Islam terhadap pemerintah berkurang.
  1. Falsafah aritmatika (demokrasi)
Yaitu falsafah tambah, kurang, kali, bagi, sama dengan, artinya yang terbanyak adalah yang menang sesuai dengan kesepakatan. Teori ini sangat efektif digunakan bagi negara Naon Islam yang berpenduduk mayoritas Islam.
  1. Taktik rimba atau palu arit
Yang lemah disantap. Siapa berani mermberontak ditumpas. Siapa berani makar dibabad.
  1. Taktik lintah
Siapa berani dekat diisap.
  1. PENGHANCURAN NEGARA YANG TELAH BERHUKUM ISLAM

Bagi umat Islam yang telah berpemimpin dinegara yang diberlakukan Syariat Islam, maka penghancurannya sebagai berikut:
  1. Usahakan penggantian sistim negara dan hukum agar manjadi negara demokrasi murni dan sekuler.
  2. Tumbuhkan perbanyak orpol di lingkungan umat Islam.
  3. Adu domba pemimpin Islam dan pemimpin partai Islam agar msasing-masing memiliki simpatisan terpisah.
  4. Dukung partai Islam yang anti hukum Islam atau umat yang demokrat dengan berbagai fasilitas dan kemudahan.
  5. Persempit masa jabatan pemerintah Islam agar sering berganti pimpinan dan bila negara berbentuk kerajaan, hasut keluarganya agar terjadi kedengkian antara anggota keluarga.
  6. Kuasai sumber ekonomi dan perdagangan
  7. Pinjami keuangan yang tak mungkin dapat membayar dalam waktu singkat, sehinnga tetap ada ketergantungan.
  8. Ikat hasil produk eksportnya dengan kontrak pembayar hutang.
  9. Kendalikan ketergantungan ekonomi dan tekan politik. Kacaukan rakyat dan tawari senjata.
  10. Sebarkan tehnologi, manjakan masyarakatnya dan sebarkan sarana yang dapat mereka berbuat maksiat kepada agama dan sesamanya.
  11. Ajak pemuda dan remaja agar sekolah di luar negeri dan sering berlibur keluar negeri.
  12. Kuasai dan kendalikan pejabat negaranya dan perbudak rakyatnya. 
    1. TAHAPAN PENANGANAN DAN PERTAHANAN SIPIL

Pertahankan kemenangan kita, deteksi dan kepung posisi mereka diberbagai bidang , tekan terus jangan sampai bersatu dan berpemimpin (satu komando) dalam satu wilayah, acak-acak keuangan dan sumber keuangnnya.

Kesimpulan

Sempurnalah sudah kehancuran umat Islam . tanpa terasa oleh mereka, sulit untuk bangun dan sulit untuk mebangun Islam, sehingga mau berbuat tak memilki bahan, mau membeli tak memiliki uang, dan mau merebut tak memilki tangan (manajemen).
Good bye Islam dan Hukum Islam Welcome Nasionalist, Congratulation Jews.

apakah benar pidato Theo Syafei  termaksud..??

KONON.....  YG SEBENARNYA MASIH SEDANG DITELITI.. MELALUI BERBAGAI PENGUNGKAPAN... KISAH PIDATO THEO SYAFEI.. YG MEMANG BERTUJUAN MEMOJOKKAN PK HABIBIE..DAN HMI DAN ICMI..ITU..MELALUI CARA2 OPINI DAN MEMANIPULASINYA...DIDEPAN MASA KRESTEN... DAN GOLONGAN CINA..?? 

PADAHAL KONON KEJADIAN TRAGEDI 98 TERHADAP PK HARTO ADALAH REKAYASA..PARA JENDRAL BINAAN BENY MURDANI..YG KONON.. DIKOORDINASIKAN MELALUI ORANG2 DALAM DI TNI AD.. DAN JARINGAN CSIS..YG SANGAT INGIN MEMBUAT KEKACAUAN YG AKAN DITIMPAKAN KEPADA JENDRAL PRBOWO.. DAN RPKAD..??


 

From: apakabar@Radix.Net
Date: Sun Jan 17 1999 - 12:57:00 EST
Forwarded message:
From owner-indonesia-l@indopubs.com Sun Jan 17 16:55:27 1999
Date: Sun, 17 Jan 1999 14:55:59 -0700 (MST)
Message-Id: <199901172155.OAA21069@indopubs.com>
To: indonesia-l@indopubs.com
From: apakabar@Radix.Net
Subject: [INDONESIA-L] Isi Ceramah Theo Syafei
Sender: owner-indonesia-l@indopubs.com

From: Semoga_Awet <Hurricane@Thunderbirds.USAF.org>
To: "'kuli-tinta@indoglobal.com'" <kuli-tinta@indoglobal.com>
Date: Wed, 13 Jan 1999 10:02:39 +0700
MIME-Version: 1.0


Subject: [Kuli Tinta] ISI CERAMAH THEO SYAFEI
 
  Kalau ada diantara rekan-rekan yang pingin tahu isi pidato Theo Syafei
 (bekas Pangdam Udayana) silahkan dibaca naskah berikut ini.
  
 

  Pengantar Redaksi

Berikut ini adalah transkip lengkap pidato Mayjen (Pur) Theo Sjafei di hadapan aktivis gereja, yang kasetnya beredar luas di Kupang menjelang Tragedi 30 November 1998. Redaksi memperoleh kaset pidato ini dari seorang aktivis gereja Kupang. Redaksi sengaja menurunkan lengkap transkrip pidato tersebut untuk memberi gambaran utuh tentang apa saja yang telah disampaikan Theo Sjafei. Karena itu tidak ada editing redaksional yang cukup berarti dalam tulisan ini. Redasi menambahkan anak judul untuk setiap persoalan guna memudahkan pembaca mengikuti pidato yang cukup panjang ini.
  

  Tentang Penyebaran Agama Kristen di Indonesia

Saudara-saudara yang saya kasihi dalam Kristus. Saya akan coba menyampaikan peta politik Indonesia sekarang ini dan menuju ke tahun depan, tahun pemilu, apabila pemerintah itu siap untuk melaksanakan pemilu. Tetapi sebelum saya sampai pada peta politik hari ini, kita kembali dulu di tahun 1511.
 Tahun 1511 Portugis mendarat di Ambon. Portugis yang mendarat di Ambon itu mendapat dua mandat, satu mandat dari Raja di Portugis, dan satu mandat dari Paus di Roma. Mandat dari Raja Portugis untuk mengambil dan memonopoli rempah-rempah. Mandat dari Paus di Roma, untuk membawa terang ke bumi wilayah yang masih gelap ini. Dan dalam membawa terang itu, manusia-manusia yang ada di Nusantara ini, apabila tidak takluk, dia dapat dibunuh. Itu adalah teologia di abad ke-15 dan ke-16.
  Karena itu, ketika Portugis datang ke sini, dia lalu melihat, bahwa di pesisir-pesisir Nusantara sudah banyak sekali terbentuk kerajaan-kerajaan kecil Islam. Kristen sampai ke Indonesia secara fisik itu di tahun 1511, ketika Portugis datang. Kita tidak tahu, mengapa Rasul Tomas itu bisa berhenti sampai 14 abad lamanya. Rasul Tomas itu sudah bergerak sampai di India. Tetapi kemudian, kekristenan itu berhenti di sana, tidak dapat menembusnya. Sedangkan Islam yang baru muncul beberapa abad kemudian, mendahului masuk ke Nusantara melalui pedagang-pedagang dari Gujarat. Malah, kekristenan itu tidak datangnya dari India, tetapi malah datangnya dari Eropa, melalui Portugis, Inggris, dan Belanda.
  Jadi, ketika Portugis tiba di sini atau kekristenan itu tiba di Indonesia, mereka menemukan raja-raja kerajaan Islam, dan kerajaan-kerajaan Islam itu yang menguasai Nusantara, lalu terjadilah pertempuran-pertempuran. Perang ini oleh Portugis dianggap sebagai pertempuran suci, perang Suci, kecuali untuk merebut rempah-rempah, juga untuk menyebarkan agama Kristen. Dulu agama Kristen disebarkan dengan perang.
  Tahun 1512 Malaka ditaklukkan oleh Portugis. Ahir tahun 1590-an Belanda datang. Belanda yang datang adalah yang sudah Protestan. Kekuatan Protestan waktu itu sedang dikejar-kejar di Eropa. Karena itu mereka lari ke Amerika. Kekuatan Protestan itu, Jerman menjadi Protestan, Belanda menjadi Protestan, negara-negara Eropa bagian Utara menjadi Protestan. Ketika mereka bertemu dengan Katolik Portugis di sini, lalu yang Protestan itu menganggap Portugis yang Katolik itu adalahmusuhnya, kemudian mereka bantai Portugis itu. 15.000 orang Katolik, orang asli pribumi Katolik di Ambon, mereka habiskan dalam 1 malam. Jadisebetulnya sejarah kekristenan itu juga bukan sejarah yang bersih dari darah.
  Amerika itu terjadi seperti sekarang ini, karena juga orang-orang Katolik. Kerajaan Katolik mengejar pengikut-pengikut Protestan Martin Luther dan Calvin. Mereka lalu lari ke Amerika. Karena itu ketikasampai di sana, ketika mereka mendirikan negara Amerika, ingatan orang-orang Amerika yang pertama, bahwa kita sampai di sini karena masalah agama.
  Karena itu negara yang kita dirikan, adalah negara yang tidak boleh mencampuri masalah-masalah agama. Negara yang tidak boleh mencampuri masalah agama ini kita kenal dengan sekuler. Amerika adalah negara yang sekular. Dia tidak mau mencampuri masalah agama. Tapi bukan anti agama. Jadi ada negara yang non-sekuler, dan ada negara yang sekuler.
  Saya kembali ke Belanda yang masuk ke sini. Belanda yang masuk ke sini kemudian mengalahkan Portugis, dan untuk mengalahkan Portugis, ia bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan kecil Islam. Lalu setelah Portugis bisa dia hancurkan, kemudian kerajaan-kerajaan kecil ini diadu sesama mereka, lalu kemudian jadilah mereka kekuatan yang menguasai seluruh Nusantara, karena berhasil melakukan divide et impera.

  Tentang Islam yang Galau dan Selalu Berontak

  Ini artinya, bahwa ketika abad ke-7, Sriwijaya menguasai Nusantara sampai ke daerah Muangthai, maka Sriwijaya menguasai Nusantara dengan filosofi dasarnya itu adalah Budha. Ketika Sriwijaya turun, naik kerajaan Majapahit yang berpusat di Singosari Jatim. Filosofi dasarnya, mereka menguasai Nusantara itu, dengan filosofi Hindu. SetelahMajapahit
  turun, maka yang menggantikan kekuatan Majapahit di Nusantara, filosofi berikutnya itu bukan filosofi Islam, tetapi filosofi Kristen yangdibawa oleh kolonial Belanda.
  Jadi, kaum mayoritas Islam, atau Islam itu tidak pernah memegang peran sentral di Nusantara, di Indonesia ini. Tidak pernah UU diberlakukan menurut pikiran-pikiran Islam, tetapi menurut pikiran-pikiran Kristen.
  KUHAP yang kita punyai, KUHP yang kita punyai, dimasa lalu, itu landasannya adalah landasan kekristenan. HAM yang kita punya, itu adalah filosofi Kristen.
  Jadi yang menggantikan Budha, Hindu, itu bukan Islam tetapi Kristen. Dan ini membuat orang Islam galau. Mengapa kami yang bagian terbesar yang hidup di Nusantara ini tidak bisa mengatur Indonesia ini dengan filosofi Islam. Kenapa Kristen yang harus menjadi.
  Ketika Belanda dan Jepang turun, maka yang mengganti kemudian di Indonesia itu bukan Islam, tetapi Pancasila. Sekarang ini filosofi yang kita pakai adalah filosofi Pancasila, dan ini menambah galaunya orang Islam. Kenapa bukan Islam yang dipakai. Ketika BPUPKI dibentuk oleh Jepang, ketuanya adalah RM Widijodiningrat. BPUPKI anggotanya 60 orang.
  Wakil ketuanya orang Jepang 2 orang. Di dalam 60 orang itu ada 5 orang Cina dan 2 keturunan Arab. Di dalamnya ada 14 atau 15 orang yang beragama Kristen Katolik dan Protestan.
  Ketua BPUPKI bersidang tanggal 29, 30, 31 Mei dan 1 Juni 1945 ada 46 anggota yang bicara. Prof. Dr. Soepono, pembicara yang ke-41mengatakan:
  Saudara-saudara, negara Indonesia yang akan kita bangun itu haruslah negara yang mengatasi semua perorangan dan semua golongan. Negara yang akan kita bangun ini tidak boleh berdasarkan pada kekuatan golongan atau pada kekuatan kita yang terbesar. Negara ini haruslah negara yang mengatasi semua golongan dan semua perorangan. Negara ini disebut negara persatuan, negara integralistik, negara kekeluargaan. Itu salah satu bagian pidatonya Soepomo.
  Kemudian Soepomo melanjutkan, kepada yang terhormat Saudara-saudara  yang menginginkan negara ini dibangun di atas dasar Islam, walaupn Islam itu bisa mengatur sebaik-baiknya kehidupan warga negaranya, tetapitentulah, kata Soepomo, mereka agama yang kecil-kecil itu tidak pernah merasakan bahwa negara ini adalah negaranya, karena negara ini dibuat dan didasarkan atas dasar Islam. Artinya itu saudara-saudara, walaupun Islam merupakan bagian yang terbesar daripada negara kita ini, kita tidak boleh mendirikan negara ini berdasarkan Islam, tetapi kita harusmembuat satu negara yang mengatasi semua goongan dan mengatasi semuaperorangan, negara itu adalah negara persatuan, negara integralistik, negara kekeluargaan.
  Ini pidato yang ke-41 Prof Dr Soepomo. Bayangkan di tahun 1945 sudahada profesor doktor dalam bidang hukum. Kemudian, pidato yang ke-46 tanggal 1 Juni adalah pidatonya Bung Karno. Karena itu, kata Bung Karno, dasar negara yang akan kita buat itu saya sebut Pancasila. Yang pertama, silanya adalah sila kebangsaan. Yang keduanya, sila mufakat. Yang
  ketiga, silanya adalah sila internasionalisme, kemanusiaan. Yang keempat silanya adalah keadilan sosial. Dan yang kelima silanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebangsaan oleh Bung Karno ditempatkkan yang pertama, karena melihat bahwa bangsa ini perlu bersatu.
  Kemudian dibentuklah Panitia 5, yang dipimpin Bung Hatta. Untuk merumuskan kembali Pancasila. Di dalamnya ada dua yang Kristen, satu Maramis, satunya tokoh dari Jawa. Kemudian oleh Bung Hatta, disusunlah itu (menjadi) Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmatdalam
  Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
  Jadi dimulai Tuhan Yang Besar sekali. Kemudian, sesudah ketuhanan yang begitu besar dan tidak dapat dijangkau oleh pikiran oleh perasaan, oleh panca indera kita, diturunkan itu menjadi kemanusiaan, kemanusiaan di seluruh muka bumi, manusia sebagi satu spesies makhluk tertinggi martabatnya. Baru setelah manusia seluruh dunia itu, baru turun menjadi
  persatuan Indonesia. Baru kemudian dalam persatuan itu harus kita lakukan dalam kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Dan kemudian ada keadilan sosial.
  Inilah yang membuat kenapa umat Islam itu begitu galau. Mereka yang bagian terbesar dari republik ini tetapi tidak pernah meletakkan dasarnya untuk republik ini. Tidak pernah berhasil. Ketidakberhasilan mereka di 17 Agustus 1945, yang kemudian tanggal 18 UUD-nya disahkan
  digabungkan dengan Pancasila, lalu membuat mereka memberontak.
  Pemberontakannya itu adalah pemberontakan DI/TII, Darul Islam/Tentara Islam Indonesia. Mereka berkehendak mendirikan negara Islam Indonesia dengan imam besarnya adalah Kartosoewirjo, pimpinan DI/TII di sini. PM dan Menhannya adalah Kahar Muzakar, pimpinan DI/TII di Sulsel. Ibnu Hajar adalah Mendagrinya pimpinan DI/TII di Kalimantan Selatan, dan
  Daoed Beureueh pimpinan DI/TII di Aceh. Ini adalah pemberontakan Islam.

  Tentang Islam yang Membuat Berbagai Kerusuhan Kemudian di tahun 1955 diadakan pemilu di Indonesia. Pemilu ini kecuali memilih DPR juga memilih Konstituante. Tapi Dewan Konstituante yang diwajibkan untuk membentuk konstitusi negara, menggantikan UUD 1945.
  Konstituante ini kemudian bersidang selama 4 tahun dari tahun 1955 sampai tahun 1959, dan tidak pernah bisa bersepakat membentuk dasar negara, apakah dasar negara itu nasional, Pancasila, ataukah Islam.
  Selalu kalau dalam pemilihan suara, tidak pernah dicapai kata sepakat untuk mendapatkan dasar negara. Kemudian Abdul Haris Nasution, Pangab waktu itu, mengusulkan, supaya kita tidak usah lagi bicarakan tentang ini, kita kembali saja ke UUD 1945, tanggal 5 Juli 1959.
  Kalah lagi Islam. Tiga kali Islam kalah berturut-turut. Dan kekalahannya ini, baik secara pemberontakan bersenjata maupun secara konstitusional dalam dewan-dewan yang sah, itu tidak membuat Islam itu selesai. Mereka masih ada Warsidi, mereka masih ada Tanjung Priok, mereka masih ada pemboman BCA, mereka masih melaksanakan pemboman Borobudur, masih membunuh pendetanya gereja Anglikan; Situbondo, Tasikmalaya segala macam
  itu masih dibuat oleh Islam, untuk memperlihatkan kekecewaan-kekecewaannya.
  

  Tetang Strategi HMI: Pembusukan dari Dalam

   Makin-makin Islam itu kecewa, ketika di tahun 1978 di dalam GBHN dikatakan, bahwa seluruh Ormas dan Orsospol dalam negara RI, harus asasnya tunggal, Pancasila. HMI ketika itu menolak asas tunggal, lama sekali. Himpunan Mahasiswa Islam, HMI itu tidak pernah berkehendak ia dinamakan Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia. HMI selalu mengatakan,
  kami adalah HMI, tidak pakai Indonesia di belakangnya. Karena dia adalah bagian Pan-Islamic, satu perjuangan Islam di seluruh dunia. Ini adalah penolakan HMI.
  Lalu HMI yang menolak ini, melaksanakan tiga kali muktamarnya. Dan pada muktamar yang ketiga, kemudian Akbar Tanjung , yang mantan ketua HMI, tapi waktu itu adalah ketua KAHMI - KAHMI itu adalah kesatuan alumnus HMI - berpidato di Medan. Dia mengatakan begini, kalau HMI tidak  menerima asas tunggal, maka kalian sebagai ormas itu menjadi tidak sah.
  Kalau kamu tidak sah sebagai Ormas, maka perjuangan Islam itu harus dilaksanakan di luar sana, di perimeter-perimeter yang paling tepi, yang paling pinggir. Kapan kalian bisa di sentral power, di sentral kekuasaan. Mari kita terima asas tunggal Pancasila ini sebagai taktik,
  agar kita bisa masuk ke dalam Golkar, masuk ke dalam pemerintahan, dan kemudian melakukan pembusukan-pembusukan dari dalam. Dan itulah yang dilaksanakan oleh KAHMI, oleh unsur-unsur HMI.
  Kemudian mereka membuat ICMI, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, dengan alasan bahwa Kristen membuat PIKI, Persekutuan Intelegensia Kristen Indonesia. Dan Katolik membuat ISKI, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia. Kenapa kita tidak bisa membuat ICMI. Jadi kitalah sebetulnya yang salah langkah membuat PIKI, membuat ISKI. Sehingga ketika mereka
  membuat ICMI tidak ada yang bisa mencegah.
  ICMI didapuri selama 2 tahun. Tokoh yang mendapurinya adalah Prof Dr Imadudin. Imadudin ini ketikan tahun 1980 sekian, ketika ICMI itu terbentuk, ditanya kenapa bukan kalian-kalian yang mendapuri ICMI yang duduk sebagai ketua ICMI, kenapa kalian relakan kepada Habibie. Habibie kan kita tidak kenal keislamannya dengan betul. Jawab mereka, karena Habibie adalah orang atau figur yang paling bisa kita manfaatkan.
  Karena dia sudah dekat dengan sentral power. Dan dari Habibie ke-Islam di bawah
  itu harus melalui ICMI. Sebab ICMI itu punya mekanisme tersendiri.
  Habibie itu cuma simbol, lambang di atas. Kemudian ICMI itu makin lama makin banyak. Dalam Golkar, dalam pemerintahan, dalam kabinet yang lalu. Lalu Soeharto merasa bahwa dia punya kepemimpinan sebagai presiden itu harus diletakkan dalam tiga kaki. Satu kaki Golkar, karena ABRI sudah ada dalam Golkar. Oleh Hartono dikatakan bahwa ABRI adalah kader-kader Golkar, Hartono sudah memakai pakaian kuning sebagai KSAD, sebagai
  kader Golkar. Yang kedua Pak Harto merasa bahwa dia sudah bisa mengatur RI
  dengan kaki yang kedua adalah konglomerat. Dan dia sendiri merasa sebagai pribadi sudah punya yayasan-yayasan yang cukup besar, dan yayasan-yayasan itulah yang membiayai Golkar. Jadi itu bukan uang yang ada di dalam Golkar sendiri, tetapi uang dari luar Golkar. Yayasan Dakab itu, berapa keinginannya Golkar, Pak Harto membiayainya.
  Dengan demikian, kalau Golkar itu programnya tidak sesuai dengan yang diinginkan Pak Harto, uangnya tidak diberikan. Pak Harto merasa bahwa ia sudah memegang segala macam itu. Dia sudah memegang sembilan bahan pokok, ia sudah memegang industri-industri strategis, pesawat terbang, kapal, kereta api dan besi. Tinggal satu lagi kekuatan, dan kekuatan yang ketiga itu adalah kekuatan Islam.
  Di awal Orba, Pak Harto dengan tiga kakinya adalah teknokrat, ABRI dan pemerintahan sipil. Teknokratnya, Ali Wardana cs, Radius Prawiro cs, Frans Seda cs, Itu adalah teknokrat yang dipakai oleh Pak Harto. Hampir semua rektor dan dekan ditarik ke dalamnya. Itu pada awal Orba. Tetapi di akhir Orba, teknokrat-teknokrat itu, rektor-rektor itu sudah tidak lagi dianggap, karena seluruh profesor sudah ada dalam kabinet.
  Nah Islam yang dipakai oleh Pak Harto ini adalah Islam yang tadi dikatakan oleh Akbar Tanjug, adalah Islam yang melaksanakan pembusukan dari dalam. Islam ini kemudian mengatakan begini: mari kita dorong Soeharto itu, presiden ini, sebagai Bapak Pembangunan, satu-satunya yang paling mampu membangun di Indonesia adalah Soeharto. Mari kita dorong dia supaya dia menjadi bapak yang paling benar di seluruh Indonesia.
  Supaya nanti kalau ada kesalahan di republik ini, maka satu-satunya yang paling salah adalah Soeharto. Dan itu terjadi hari ini.
  

  Tentang "Brutus" Habibie

Sekarang ini, itu sudah terjadi. Dan kita melihat, ketika Pak Harto akan mundur tanggal 20 Mei malam. Ini ceritanya Sudharmono kepada saya. Malam itu sehabis maghrib, saya dari Imam Bonjol dari rumah, saya dipaggil ke Cendana. Lalu Pak Harto mengatakan, tanggal 20 Mei itu, nanti hari Sabtu akan saya umumkan Komite Reformasi Nasional. Di dalam Komite itu duduk antara lain Megawati, Gus Dur, Amien Rais, ketua KWI, ketua PGI, empat puluhlima orang banyaknya. Lalu Pak Dharmono mengatakan, Pak, nanti kalau itu akan diumumkan, harus dicek betul-betul bahwa dari 45 orang ini tidak ada yang menolak untuk duduk. (Kata Pak Harto) Ya, ya, sudah saya katakan itu pada Saadilah Mursyid, supaya dicek di telepon satu-satu. Kemudian, hari Sabtu itu juga akan saya umumkan reshufle kabinet, kata Pak Hato kepada Sudharmono. Dalam reshuffle kabinet ini, semua orang yang disorot dengan keras oleh masyarakat akan saya keluarkan. Bob Hasan saya keluarkan. Hartono saya keluarkan, Tutut saya keluarkan, Alawiyah saya keluarkan. Semua yang disorot dengan keras akan saya keluarkan. Dan pembicaran itu selesai sesudah maghrib sampai kira-kira jam 8 malam.
Ketika Pak Dharmono keluar, dia masih bertemu dengan wakil presiden Habibie, di ruang tunggu. Mereka salaman, Habibie membawa map. Kemudian map itu dibawa oleh Habibie ke dalam. Kemudian kira-kira jam 10 malam, Pak Dharmono ditelepon oleh Saadilah Mursyid, "Pak! Pak Harto sudah memutuskan, besok akan mengundurkan diri." Kata Pak Dharmono, "Kenapa? Tadi itu masih bicara tentang Komite Reformasi Nasional, masih bicara tentang reshuffle kabinet yang akan dilaksanakan hari Sabtu."
 Habibie membawa map yang isinya 14 orang menteri menarik diri, berkeberatan untuk duduk, baik di kabinet sekarang maupun di kabinet yang akan datang, kalau dipimpin oleh Pak Harto. Lalu, Pak Harto yang gundah ini, lalu mengatakan, "Baik kalau begitu. Kalau Brutus-Brutus...." =
 Brutus adalah yang menusuk Julius Cesar. Padahal, Habibie itu seperti Brutus, dia dibesarkan oleh Julius Cesar, dari anak pinggiran dijadikan panglima, dialah yang menusuk Julius Cesar. Saya jam 10 ditelepon Pak Dharmono. Jam 10 lewat 10 menit, Saadilah Mursyid menelepon Pak Try Sutrisno. Saya waktu itu berada di rumahnya Pak Try Sutrisno, karena saya adalah sekretaris politiknya. Malam itu, kita baru mengirimkan surat kepada Presiden, memberitahukan bahwa "Keadaan sudah begini - begini di luar. Kami sarankan Bapak mengambil langkah ini - ini." Malam itu suratnya dibawa kurir. Sebelum jam 7 sudah sampai di tempatnya Pak Saadilah Mursyid, untuk diteruskan kepada Presiden. Kira-kira jam setengah delapan, Saadilah menelepon Pak Try Sutrisno "Suratnya sudah sampai kepada Bapak dan sudah dibaca oleh Presiden Soeharto." Tetapi ketika Brutus (Habibie) itu datang, besoknya kemudian terjadilah penyerahan kekuasaan.
  

  Tentang Muhammadiyah Fundamentalis

Jadi, kita lihat di sini, bahwa memang Islam itu sangat galau kenapa negara ini tidak berdasarkan Islam. Islam yang sangat galau ini bukan Islam keseluruhannya. Islam yang sangat galau ini adalah Islam yang fundamental. Islam itu ada dua. Satu Islam yang fungsional, yang memperjuangkan supaya fungsi-fungsi Islam itu dilaksanakan di dalam keadilan sosial, di dalam kesejahteraan, di dalam kesehatan, di dalam makanan. Islam yang fungsional itu tecermin dari mereka yang ada di NU. 
Sedangkan Islam yang politik, yang ingin benderanya berkibar sebagai kekuatan, itu Islam yang berada di ICMI, dan Islam yang berada di setengah dari Islam Muhammadiyah.Amien Rais adalah ketua Muhammadiyah, tetapi dia masuk sebagai ketua Muhammadiyah dalam Muktamar di Aceh dengan pembiayaan yang sangat besar  dari ICMI untuk mengalahkan Lukman Harun cs. Kemudian ia menjadi ketua  Muhammadiyah, agar supaya kelihatan bahwa ICMI didukung oleh aliran Muhammadiyah.
Bedanya dengan NU, apabila ada persoalan di luar, tentang haram atau  halal, tentang sah atau tidak sah, aliran Muhammadiyah mencari  pembenaran dalam Al Quran dan hadits. Al Quran itu adalah buku yang  begitu tipis, hanya 30 juz isinya. Hadits itu adalah  perbuatan-perbuatan  Nabi dan sahabat-sahabat Nabi ketika mereka masih hidup, yang kemudian  diingat-ingat, bahwa perbuatan itulah yang harus dicontoh apabila kita  tidak menemukan jawabannya di Quran. Tidak seperti Alkitab kita. Semua  kita bisa cari jawabannya di Alkitab. Di Quran tidak.
Jadi kalau Muhammadiyah mencari pembenarannya itu di Quran dan di  hadits. Kalau NU, Islam yang tradisional, mencari pembenarannya itu  dari  yai-kyai mereka yang tua, yang lama, yang mereka katakan, kita kembali  kepada khittah tahun 1926. Ada mereka buat buku tentang  perbuatan-perbuatan kyai-kyai di Indonesia dan sebelumnya. Jadi kalau  ada persoalan di masyarakat, mereka cari ke dalam buku kuning. Buku  Khittah tahun 1926.  Artinya NU mencari jawabannya itu di dalam tradisi Indonesia, di dalam  akar rakyat Indonesia. Muhammadiyah mencari pembenarannya itu di dalam  tradisi dan akar di negeri Arab.
 

 Tentang Jilbab Kelakuan Orang Arab

Karena itu bagi Muhammadiyah, memakai pakaian yang menutup seluruh  tubuh, itu diperlukan, karena ini adalah kelakuan orang Arab di sana.
Kenapa kelakuan ini dilakukan di sana? Itu bukan dilaksanakan oleh Islam  saja di sana, tetapi juga dilaksanakan oleh orang kafir di sana, pakaian  yang seperti itu.
Mengapa pakaian itu harus dipakai? Satu karena sengatan matahari yang  terlalu besar. Dua, di malam hari, terjadi pemurunan temperatur yang  begitu dingin sehingga memang diperlukan pakaian yang sampai ke bawah. Yang ketiga, debu yang terbang itu adalah butir-butir pasir, yang  sangat  membahayakan terhadap kulit dan terhadap mata seseorang, sehingga  pakaiannya memang harus demikian. Di Indonesia kan tidak perlu begitu. Panasnya tidak menyengat, malamnya tidak terlalu dingin, dan tidak ada  debu pasir, tidak ada badai pasir yang sewaktu-waktu bisa terbang. 
Ada lagi alasan yang lain dari kelompok Islam ini. Bahwa pakaian yang  seperti itu, untuk melindungi dari kaum kafirin Memang di zaman Islam  mulai bertumbuh, di sekitarnya itu adalah kaum kafirin. Yang kalau  melihat wanita, merebut dan memperkosanya. Lalu, kata mantan Menteri  Agama Munawir Sjadzali, istri saya ini tidak pakai jilbab, dia cuma  pakai rok yang panjang, dia tidak perlu disembunyikan wajahnya dan  kecantikannya dari masyarakat, karena masyarakat ini bukan masyarakat  kafir, masyarakat ini adalah masyarakat beradab, masyarakat Islam. Tetangga saya itu Islam, karena itu saya tidak usah menutup kecantian  istri saya. Dulu itu dilaksanakan di Arab, karena masyarakat di  sekitarnya adalah masyarakat kafir, yang kecantikan itu bisa berbahaya  bagi keluarga itu. Karena saya tidak menganggap kalian ini kafir, maka  istri saya tidak perlu pakai jilbab.

  Tentang Republik Agama (RepublikA)

  Tetapi karena mereka hanya melihat pada hadits dan Quran maka itu  harus dilaksanakan. Di dalam hadits itu dikatakan, sebaik-baiknya kalian, pilihlah pemimpin di antara kamu sendiri. Itu kata hadits. Jadi kalau harus ada pemimpin di antara kamu, Islam, maka pemimpinnya mesti  Islam.
  Jadi kalau camatnya harus Islam, bupatinya harus Islam. Kalau  bupatinya harus Islam, maka gubernurnya harus Islam, presidennya Islam.
  Siapa nanti di atasnya Presiden, ada MPR, ada GBHN, GBHN-nya harus Islam. Dan GBHN Islam ini, itulah yang mereka akan buat, apabila  mereka menang dalam pemilu tahun 1999. Golkar, PBB, Partai Bulan Sabit  kecil, PUI, PNU, kalau itu semua menang, dan mereka akan menguasai MPR, maka MPR yang di tahun 2000 nanti - kan 1999 menang dalam pemilu, tahun  2000 mereka bikin MPR, MPR membuat GBHN, GBHN kemudian akan memilih juga
  presiden - maka presidennya pasti Islam, dan GBHN-nya adalah GBHN  yang menuju yang memberikan instruksi-instruksi tertentu, yang akan menuju kepada Republika. Republika, koran yang kita kenal itu, itu adalah "Republik Agama". 

  Seperti Kompas, adalah Komando Pastur. Republika adalah Republik  Agama.
  Jadi GBHN-nya itu akan menuju kepada Republika di tahun 2005. Jadi sebagian perintah GBHN adalah membuat UU yang menetapkan filosofi-filosofi Islam sebagai dasarnya. Di tahun 2005, mereka  berharap pemilu akan dimenangkan lagi, karena mereka sudah menang besok tahun depan, 2005 akan terjadi lagi MPR yang akan makin mengentalkan terjadinya republik Islam, republik yang berdasarkan Islam di tahun 2010.
  Itu adalah skenarionya. Skenario yang mereka susun. Golkar pasti  tidak akan menang, sebab siapa saja yang nanti akan kampanye untuk Golkar, nanti akan diteriakin dari bawah "Bohong lu!" Tidak ada satupun  kekuatan yang bisa mengelak. Karena itu Akbar Tanjung, karena itu ICMI, mereka-mereka itu membentuk partai-partai Islam yang banyak, supaya Golkar yang turun prosentasenya dari 74 %, yang mungkin menjadi 12 %, itu bisa ditambah prosentasenya oleh PBB, Partai Bulan Bintang, oleh  PAN Amien Rais, oleh PBSK, oleh PUI, oleh partai SUNI, oleh Masyumi Baru. Karena kalau didapatkan 51 %, 52 %, 55 %, maka mereka akan menguasai MPR, mereka bikin GBHN, mereka menunjuk presiden. Dan presiden yang berikutnya itu bukan Habibie. Habibie mereka anggap terlalu pendek menjadi presiden, terlalu banyak geraknya, terlalu bayak geraknya.
  Seharusnya Habibie ini dikasih mikropon untuk mainan, untuk nyanyi.
  

  Tentang Dwifungsi ABRI

 Presiden akan datang itu terletak pada dua atau tiga: Akbar Tanjung, Ahmad Tirtosudiro dan Sayidiman. Sayidiman dan Tirtosudiro inilah sebenarnya desainer yang berada pada semua pemikiran-pemikiran itu.
 Sekarang dengan sistematis mereka mengatakan bahwa ABRI itu busuk,  ABRI itu buruk, ABRI itu pembunuh, ABRI itu pelanggar HAM, semua  dikembalikan dengan secara demikian, mereka berharap nanti akan sampai kepada pembentukan opini, di mana opini itu akan mengatakan bahwa ABRI itu salah.
 Kalau ABRI salah, maka Aceh Merdeka akan menjadi benar. Aceh Merdeka   itu adalah pemberontakan Islam. Kalau ABRI dituduh, diperlihatkan kesalahan-kesalahannya kemudian, ABRI itu lalu kehilangan kemampuan moral dan morilnya, yaitu mundur ke belakang. Kemudian ABRI itu dihakimi, diadili oleh masyarakat, oleh opini masyarakat, maka nanti yang benar, itu adalah pemberontakan-pemberontakan Islam. Warsidi di Lampung, Amir Biki di Tanjung Priok, Aceh Merdeka di Aceh.
  Kalau ABRI menyerah secara moril dan moral, maka ABRI ini lalu tidak berani mempertahankan dwifungsinya. Dua fungsi ABRI, satu kekuatan   Hankam dan satu kekuatan sosial politik. Jadi ABRI punya sikap  politik.
  Sikap politik ABRI itu terletak pada sumpahnya, ABRI itu kan  bersumpah, sumpahnya ABRI itu namanya Sapta Marga. Tujuh Marga. Di Marga kesatu, ABRI itu mengatakan: Kami warga negara kesatuan Republik Indonesia, yang sendinya Pancasila. Di Marga kedua, ABRI mengatakan: Kami patriot Indonesia yang mempertahankan ideologi negara dan UUD. Jadi sikap politik ABRI itu, satu, negara ini harus negara kesatuan  RI.
  Kedua, negara ini harus negara Pancasila. Itu sikap politik ABRI, sumpahnya ABRI. Jadi fungsi keduanya ABRI, fungsi sospolnya ABRI  adalah itu, negara keatuan RI. Pancasila, ideologi negara harus Pancasila.
 Jadi kalau ABRI sekarang ini dengan sistematis sudah makin didorong untuk kalah secara moril dan moral, kemudian ABRI melepaskan dwifungsinya, maka artinya ABRI melepaskan dirinya untuk mempertahankan negara kesatuan, mempertahankan Pancasila, mempertahankan ideologi negara Pancasila.
  Kalau negara ini tidak punya ideologi, tidak punya dasar, karena Pancasila tidak ada yang mempertahankan - negara itu kan harus ada dasarnya - lalu ditawarkan siapa yang bisa memberikan kepada kita  dasar negara yang baru, karena Pancasila sudah tidak dapat diterima sebagai asas tunggal dan sebagai dasar negara? Ideologi mana yang ada  sekarang ini kecuali Pancasila, yang ada sekarang ini cuma ideologi Islam.
 Kita tidak berani, dan tidak bisa, dan tidak mungkin, kita mengatakan kita pakai ideologi Marx, mari kita pakai ideologi sosial komunis, tidak mungkin. Sesuatu yang sudah kita kutuk.
 Jadi kalau Pancasila itu berhasil dijatuhkan, dengan menjatuhkan ABRI supaya tidak punya lagi dwifungsi, maka tidak ada lagi kekuatan yang bisa mempertahankan negara kesatuan dan negara Pancasila ini. Dan  secara sistematis, ABRI disudutkan ke sana, karena ekses-ekses politiknya, karena ekses-eksesnya di bidang pendekatan keamanan. Padahal yang melaksanakan penculikan (adalah) Prabowo betul, Sjafrie betul. Tetapi pelaksana di bawah, pem-"back up" di belakang ...
 
Karena itu=
dalam dua terbitan Tabloid ADIL hari ini, bahwa di belakang Prabowo  yang  masih muda itu, ada Benny Moerdani, supaya tuduhan itu tidak jatuh   kepada KISDI yang Islam, tetapi kepada Benny Moerdani yang Katolik.
  

  Tentang Pertanggungjawaban Soeharto

  Ini yang kita hadapi hari-hari ini. Ini yang kita hadapi bahwa SI MPR nanti, itu SI yang mencabut Tap No. III yang mencabut Tap tentang pengangkatan Presiden Soeharto, dan kemudian mengangkat Habibie, kemudian mencabut Tap tentang Pemilu tahun 2002, dan menggantikannya dengan Tap Pemilu 1999. Kenapa cuma dua ini. Kenapa kita tidak boleh  meminta Soeharto bertanggung jawab di depan MPR. Ketua jemaat saja  kalau meminta pengunduran diri, itu ditanya, kenapa you mengundurkan diri,  apa gajimu kurang.
  Ini seorang Presiden Soeharto. Sekarang ini sedang diopinikan, agar  dia memberikan pertanggungjawaban di MPR. Kalau pak Harto memberikan  pertanggungjawaban, ada dua kemungkinan pertanggungjawabannya itu.
 Satu, dia berbicara sejujur-jujurnya. Kalau dia bicara sejujur-jujurnya, Habibie segala macam di dalam kabinetnya sekarang, itu juga adalah rezimnya Soeharto. Ini juga bisa jatuh. Kalau dia bicara sebohong-bohongnya, sekuat-kuatnya berbohong Soeharto untuk  melindungi Habibie, itu sekarang ini tidak lagi mungkin bisa. Karena sudah  begitu banyak file, sudah begitu banyak arsip yang terbuka, sudah begitu  banyak rekayasa yang kelihatan. Karena itu, rezim Habibie ini sangat kuatir, kalau Soeharto oleh  opini rakyat, diminta untuk memberikan pertanggungjawaban.
 Pertanggungjawaban macam apa yang bisa dia berikan. Barangkali pertanggungjawaban yang  bisa diberikan adalah seperti pertang-gungjawaban Bung Karno. Bung Karno memberikan pertanggungjawaban itu cuma di dalam sembilan aksara (Nawaksara).
  Inilah yang harus kita buat. Supaya opini rakyat begitu kuat  mendorong dan mendesak, Soeharto harus memberikan pertanggungjawaban. Kalau Soeharto tidak memberikan pertanggungjawaban, akan menjadi preseden.
  Artinya di kemudian hari, seorang presiden yang sudah capek, terus ingin pulang ke Jerman, dia lalu bisa mengatakan, "Capek, capek, saya mau pulang ke Jerman, ambillah ini, saya mau pergi." 
Kalau begitu negara ini kan jadi lebih kacau daripada PT, daripada perusahaan. Perusahaan saja, Dirut mau mengundurkan diri harus  dipanggil dulu itu RUPS. RUPS kita itu adalah MPR. Kalau diiyakan pada presiden kedua, presiden ketiga, keempat, kelima, bisa saja meletakkan jabatan kepresidenan itu kapan saja dia kehendaki. Dan ini tidak boleh  menjadi preseden.
  

  Tentang Negara Islam Tahun 2005

Jadi negara ini menjadi negara Islam atau tidak menjadi negara Islam,  itu SI MPR 10 November nanti, mulai digulirkan. Di Pemilu nanti,  Golkar akan berkoalisi dengan partai-partai ini. Kalau partai ini menang,   mereka akan memegang MPR. Dan MPR yang mereka buat, mereka pegang,  akan membuat GBHN yang menuju kepada "Republika".  
Kenapa mereka berkeras tahun 2000 ini harus dibentuk, agar 20005 itu   "Republika" bisa dipegang. Karena ditahun 2003, begitu bunyi  kesepakatan  
ASEAN, sudah terjadi semi globalisasi Indonesia. Di tahun 2010, sudah terjadi globalisasi untuk Pasifik, kecuali untuk beberapa komoditi.
Di tahun 2020, itu seluruhnya sudah global, dalam bidang ekonomi. Tidak  ada investasi yang akan masuk ke sini, kalau pemerintahan ini adalah primordial.  
Atau dibalik perkataan lain, apabila sudah tiba saatnya untuk globalisasi, dan pemerintahan Islam, pemerintahan primordial ini  belum terbentuk, maka pemerintahan primordial ini tidak akan pernah  terbentuk.  
Jadi mereka dikejar oleh waktu. Bahwa di tahun 2005 itu, Republika, Republik Agama itu sudah harus sangat kuat pancangan-pancangan  kakinya.  
Kalau tidak, di dalam globalisasi tidak ada investasi yang  mengijinkan berdirinya suatu pemerintahan primordial.
  

  Tentang Zaky (Anwar) Makarim

 Jadi bulan-bulan depan ini, adalah bulan-bulan perebutan, apakah ini akan menjadi negara Islam atau tidak, apakah dwifungsi ABRI akan  jatuh ataukah bisa bertahan. Kalau Wiranto terlampau keras mempertahankan dwifungsinya, dia bisa diganti oleh perwira Islam yang lain. Fachrul Razi misalnya. Zaki Anwar Makarim misalnya.
  Zaky Anwar Makarim itu adalah Kepala BIA. Atase Pertahanan AS,   Kolonel  William, pernah mengatakan sama saya, kalau saya ingin bertemu dengan Prabowo, selalu ikut Zaky, Sjafrie, dan Kahirupan. Kalau saya ingin ketemu dengan Zaky Anwar, selalu ikut Sjafrie, Prabowo, dan  Kahirupan. Jadi empat ini selalu ada. Mereka bersahabat, mereka sekawan, empat sekawan.
  Lalu pertanyaannya, pada hari-hari terakhir kepada saya adalah  gini: 
 
Kahirupan sudah di-out oleh Hartono karena dia Kristen. Prabowo  sudah di DKP-kan. Sjafrie sudah mulai ditanya-tanya. Kenapa tinggal Zaky  Anwar, kenapa dia tidak bisa dikutak-kutik, padahal dia adalah Kepala BIA? 
Karena Zaky Anwar ini adalah Zaky Anwar Makarim, kakaknya Anwar  Makarim itu adalah salah satu ketua ICMI.
Jadi begitulah yang melingkupi ABRI hari-hari ini. Kalau ABRI  melepaskan atau terpaksa melepaskan dwifungsinya, maka ABRI tidak lagi harus bertekad untuk mempertahankan Pancasila, dan negara yang ideologinya Pancasila. Dan kalau tidak ada lagi yang mempertahankan Pancasila  itu, apa bisa kita serahkan pada PDI? Tidak bisa. Apa bisa itu kita  serahkan kepada Gus Dur? Tidak bisa. Apa bisa kita serahkan pada partai-partai yang baru tumbuh? Tidak bisa. Dan inilah sistematika mereka (Islam-Red), memperburuk-buruk ABRI. 
 
Padahal ABRI yang diperburuk ini adalah ABRI yang sudah mereka  susupi. Prabowo, Sjafrie, Hartono, Feisal Tanjung, Syarwan Hamid. Inilah  situasi yang kita hadapi di hari-hari yang akan datang.
  

  Sebarluaskan Informasi ini!

Saudara-saudara, memang informasi ini harus diopinikan menjadi  informasi yang makin lama makin meluas. Supaya terbentuk opini yang mengetahui skenario mereka. Tetapi tentunya, semua ini dengan resiko-resiko pada diri kalian. Resiko yang kalian hadapi untuk membicarakan ini keluar, itu tidak sama besarnya. Lebih berat kalian. Kamu tidak punya nama. Kalian tidak punya prestise di tingkat tertentu. Kalian bisa diciduk diambil sewaktu-waktu. Kalian bisa disenggol oleh orang Madura, terus terjadi perkelahian, kemudian diclurit, mati. Alasannya bisa begitu. Jadi resiko yang kalian hadapi untuk menyebarluaskan dan menjadikan  ini   opini masyarakat, itu besar. Itu berbahaya. Tidak seberbahaya saya.
Saya bicara seperti ini di depan 1.000, 2.000, 3.000 orang, karena saya dikenal mantan panglima yang menangkap Xanana, yang begini, yang  begitu,   mantan anggota DPR, kalau saya hilang tiba-tiba, itu gemanya lebih  besar


ANTARA SEMALAM DAN HARI INI.

https://litaniaager.wordpress.com/2011/07/23/antara-semalam-dan-hari-ini/

oleh:
Hassan Al-Banna
  1. RISALAH NABI YANG AMANAH
Sejak 1370 tahun yang lalu, Muhammad bin Abdullah, Nabi yang ummi telah menyeru di atas kemuncak bukit Sofa, Mekah, maksudnya:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya saya adalah pesuruh Allah kepada kamu sekelian, Tuhan yang memiliki seluruh langit dan bumi, tidak ada tuhan melainkan Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Berimanlah kamu dengan Allah dan RasulNya, Nabi yang ummi yang telah beriman dengan Allah dan kalimahNya. Turutlah kamu sekalian kepadaNya moga-moga kamu mendapat petunjuk”. (Al-A’raf :158) 
Dakwah yang merangkum itu menjadi garis pemisah bagi seluruh alam. Pemisah antara zaman yang gelap gelita dengan zaman yang akan datang yang bersinar dengan cahaya dan bahagia abadi. Dakwah ini  juga menjadi satu pengisytiharan yang terang dan nyata terhadap satu sistem yang baru yang disyariatkan Allah yang amat mengetahui dan amat bijaksana. Ia disampaikan oleh pesuruhNya Muhammad saw, pembawa khabar gembira dan pengingat manusia bersama kitabNya al Quran yang terang dan bersinar, juga bala tenteranya yang dahulu yang terdiri daripada orang- orang muhajirin dan ansar dan pengikut-pengikut jejak langkah mereka dengan penuh ihsan. Dakwah ini bukan satu ciptaan manusia, ia adalah ciptaan Allah yang tidak ada ciptaan yang lebih baik selain dari-Nya. 
Firman Allah, maksudnya,
“Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al kitab (al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu tetapi Kami menjadikan al Quran itu cahaya yang Kami beri petunjuk dengannya, siapa yang  Kami kehendaki di antara hamba Kami. Dan sesungguhnya Kami benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (iaitu) jalan Allah yang kepunyaannya segala apa-apa yang ada di langit dan apa yang di bumi, ingatlah bahawa kepada Allahlah kembali semua urusan”.  (as Syura:52-53) 
  1. MANHAJ AL-QURAN DALAM MEMPERBAIKI MASYARAKAT.
Al Quran adalah penghimpun segala cara untuk membaiki masyarakat. Ia telah diturunkan ke atas Nabi saw. Ianya dibacakan kepada orang-orang mukmin dari masa ke semasa menurut keadaan, suasana dan sempena.
Firman Allah, maksudnya.
“Demikianlah supaya kami perkuat hati mu denganNya dan Kami (menurunkanNya) dan membacakanNya kelompok demi kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa  sesuatu yang ganjil) melainkan Kami datangkan kepada mu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya”.  (al Furqaan:32-33). 
Apabila sempurna wahyu itu diturunkan dan dipelihara di setiap dada dan pada mashaf-mashaf dalam masa lebih kurang dua puluh dua tahun, Allah telah kumpulkan di dalamnya penjelasan tiap-tiap perkara untuk umat ini. Dasar-dasar  pembaikian dan pengislahan masyarakat yang sempurna yang didatangkan oleh al Quran itu berlegar dibawah qaidah-qaidah ini:
1)      Ketuhanan (Rabbaniah).
2)      Ketinggian jiwa manusia.
3)      Peneguhan aqidah terhadap adanya pembalasan.
4)      Pengisytiharan persaudaran di kalangan manusia.
5)      Membangunkan seluruh laki-laki dan wanita serta pengisytiharan tanggungjawab dan persamaan di antara keduanya serta penentuan tugas masing- masing secara detail.
6)      Jaminan untuk masyarakat dengan penetapkan hak-hak kehidupan, pemilikan, kerja, kesihatan, kebebasan, pelajaran, keselamatan individu dan penentuan sumber laba.
7)      Memelihara dua kehendak semulajadi; keinginan memelihara jiwa dan memelihara keturunan dengan mengatur keinginan perut dan seks.
8)      Keras dan kesungguhan dalam memerangi jenayah-jenayah berat.
9)      Menguatkan kesatuan umat ini menghapuskan seluruh unsur-unsur dan sebab yang membawa perpecahan umat.
10)   Mewajibkan umat supaya berjihad dalam menegakkan prinsip-prinsip kebenaran yang didatangkan oleh sistem ini.
11)   Menjadikan negara sebagai wakil kepada fikrah Islam dan negara bertanggungjawab melindunginya. Negara juga bertanggungjawab untuk melaksanakan matlamatnya dalam masyarakat yang khusus(Negara Islam) dan menyampaikan fikrah ini kepada seluruh manusia.
  1. SYIAR-SYIAR PRAKTIK BAGI SISTEM INI.
Sistem al Quran ini berbeza dengan segala sistem dan teori-teori falsafah ciptaan manusia. Ia  tidak membiarkan segala dasar dan ajaranNya tinggal sebagai teori sahaja dalam diri manusia  atau juga tidak sebagai pendapat-pendapat dalam buku-buku atau sebagai kata-kata di bibir  mulut sahaja.
Dasar Islam disyariatkan untuk ditumpu, diperkukuh dan dimanfaatkan kesan dan hasilnya  sebagai interpretasi yang praktik. Umat yang beriman dan mempercayainya mesti bersungguh- sungguh melaksanakan kerja ini. Ianya hendaklah dianggap sebagai suatu kefardhuan dan  mereka yang meremeh-remehkannya tidak boleh dipandang ringan. Orang yang  melaksanakannya akan diberi pahala dan mereka yang meninggalkannya akan dibalas dengan  balasan yang mungkin boleh mengeluarkan mereka dari masyarakat Islam.
Di antara tanggungjawab penting dalam sistem ini yang dijadikan sebagai satu tembok untuk  pemusatan prinsip-prinsipnya ialah:
1)      Sembahyang, zikir, taubat, istighfar dsbnya.
2)      Puasa, menjaga diri, beringat dari boros.
3)      Zakat, sedekah dan berbelanja di jalan kebaikan.
4)      Haji, melancung, mengembara, menyelidik dan memerhati kerajaan Allah.
5)      Berusaha, bekerja dan menjauhi dari meminta.
6)      Jihad, berjuang, menyediakan pejuang dan menjaga keluarga pejuang serta kebaikan mereka di kala mereka berjauhan.
7)      Amar ma’ruf dan memberi nasihat.
8)      Mencegah dari yang mungkar, pemulauan orang ramai terhadapnya dan orang-orang yang melakukannya.
9)      Menambah ilmu pengetahuan setiap muslim dan muslimat dalam berbagai bidang hidup yang sesuai untuk mereka.
10)   Baik pergaulan dan berakhlak dengan akhlak yang baik.
11)   Sentiasa menjaga keselamatan tubuh dan memelihara pancaindera.
12)   Ikatan yang baik di antara pemerintah dengan rakyat dengan menjaga dan taat.
 Setiap Muslim dituntut mempraktikkan kewajipan ini dan memperjuangkannya sebagaimana ia  telah di terangkan oleh sistem al Quran. Setiap Muslim jangan sekali-kali mencuaikannya walau  satu daripadanya. Kesemua kewajipan ini telah disebutkan di dalam al Quran. Segala amalan  Nabi saw dan para sahabat menerangkan pelaksanaan ini dengan jelas dan terang. Tiap-tiap  amal tersebut mengukuh dan tertumpu kepada prinsip-prinsip sistem Islam yang kesemuanya  memberi faedah kepada seluruh manusia.
  1. NEGARA ISLAM YANG PERTAMA.
Di atas dasar sistem al Quran ini, tertegaklah sebuah negara Islam yang pertama. Ianya sebuah negara yang beriman benar-benar dengan al Quran, melaksanakan segala ajarannya dengan  penuh rapi dan kemudiannya menyebarkannya pula ke seluruh dunia.
Khalifah Islam yang pertama(Abu Bakar ra) pernah berkata “Jika seutas tali pengikat unta hilang pun dari jagaan saya, saya akan dapatinya dalam Al-Quran”. Beliau telah memerangi orang-orang yang enggan mengeluarkan zakat dan menyifatkan mereka  itu sebagai murtad kerana meruntuhkan salah satu rukun sistem ini. Beliau mengatakan, “demi  Allah kalau mereka itu enggan menunaikan kepada ku seutas tali pengikat unta seperti yang telah  ditunaikan kepada Rasulullah saw, pasti aku akan perangi mereka selagi pedang masih berada di tangan ku”.
Kesatuan yang sepenuhnya tercerna dalam ummah yang baru lahir ini. Kesatuan masyarakat  tercerna dalam kerangkuman seluruh sistem al Quran dan bahasa Al-Quran dikalangan mereka.  Kesatuan politik terangkum di bawah naungan Amirulmukminin dan lambaian panji-panji  khalifah di ibu negara. Idea Islam tidak berlegar dalam tentera sahaja atau di Baitul Mal atau  pada tindak laku pemerintah sebab mereka semua bekerja dalam satu aqidah dan dengan arahan  yang satu dan menyeluruh.
Prinsip al Quran ini telah berjaya menghapus dan menghalau keluar fahaman-fahaman  keberhalaan yang khurafat di Semenanjung tanah Arab dan Farsi. Yahudi penipu juga telah  dihalau dan kekuasaan agama dan politik mereka dilenyapkan. Prinsip dan dasar Al-Quran ini  juga telah berjuang menentang fahaman Kristian sehingga terhapus dari benua Asia dan Afrika  dan terpaksa berlindung di bawah naungan kerajaan Rum timur di Konstantinopel. Dengan ini  dua benua yang besar ini telah memusatkan seluruh kuasa spiritual dan politiknya kearah  kerajaan Islam. Dasar Islam ini seterusnya juga telah berusaha memerangi benua ketiga (benua  Eropah) iaitu menyerang Konstantinopel dari Timur dan mengepungnya dengan bermatian dan  menyerangnya (benua Eropah) dari barat dengan menawan Andalus. Bala tentera Islam telah  berjaya sampai ke tengah Perancis serta utara dan selatan Itali. Ia juga telah mendirikan sebuah kerajaan yang agung di Eropah Barat yang bersinar dengan ilmu dan peradaban. Kemudian  barulah Konstantinopel sempurna di buka dan Kristian diletakkan di sudut yang kecil di tengah  Eropah. Kapal laut tentera Islam belayar hebat di dua lautan iaitu lautan Mediteranean dan laut  Merah yang mana kedua lautan itu menjadi tasik Islam. Tentera laut negara Islam memegang kunci laut di timur dan di barat dan seluruh kekuasaan darat dan laut berada di tangan Islam.
Implikasi dari ini umat Islam dapat berhubung dengan bangsa-bangsa lain. Umat Islam berjaya  memindahkan kebanyakan tamadun dunia tetapi dengan kawalan kekuatan iman dan prinsip   peraturannya. Seluruh tamadun itu telah diubahsuai dengan kehendak-kehendak Islam dengan  mengekalkan keindahan dan kehebatannya. Islam tidak menegah dari mengambil faedah   tamadun itu selagi ianya tidak mengganggu kesatuan politik dan masyarakat ummat Islam.
  1. FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHANCURKAN NEGARA ISLAM.
Di dalam kekuatan hebat dan tanah yang meluas  ini, faktor-faktor merungkai mula meresap ke  dalam kehidupan umat al Quran ini. Faktor ini membesar dan berkembang sedikit demi sedikit  sehingga akhirnya telah merobek Daulah Islam ini dengan hancurnya pusat kerajaan Islam pada  kurun ke 6 Hijrah di tangan Tartar. Sekali lagi ianya berlaku pada kurun 14 Hijrah (Kejatuhan  Khalifah Othmaniah). Peristiwa ini meninggalkan kesan yang amat buruk. Umat Islam  bertaburan dan negara Islam menjadi negeri-negeri kecil.
Faktor-faktor yang menjadikan demikian:
1)      Perpecahan politik, asabiyyah (fanatik), berebut pangkat dan kepemimpinan. Sedangkan Islam telah  memberi amaran keras dalam masalah ini. Islam telah mengingatkan supaya menjauhkan diri  dari kepimpinan. Islam berulang kali menarik perhatian umatnya bahawa inilah faktor yang  merosak dan menghancurkan mana-mana rakyat dan negara. Allah berfirman, maksudnya;
“…dan janganlan kamu bertelagah, nescaya kamu akan gagal dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (al Anfal :46).
Disamping itu Islam juga sangat  berpesan supaya ikhlas kerana Allah semata-mata dalam percakapan, perbuatan dan hindarkan  dari suka kemasyhuran dan pujian.
2)      Perbezaan pandangan dalam agama dan mazhab, menyeleweng dari agama yang sepatutnya aqidah dan  amalan tetapi bertukar menjadi cakap-cakap dan istilah kaku yang mati. Kecuaian terhadap kitab Allah, sunnah Rasulullah saw, jumud dan fanatik terhadap pendapat dan kata-kata seseorang, suka bertengkar  dan berdebat sedangkan semua perkara ini ditegah oleh Islam. Rasulullah saw bersabda, maksudnya “Tidak sesat sesuatu kaum itu selepas mereka mendapat hidayat kecuali oleh kerana mereka suka bertengkar”.
3)      Tenggelam dalam pelbagai kemewahan dan kenikmatan, suka berhiburan dan keseronokan. Ianya  berlaku begitu dahsyat pada pemerintah-pemerintah Islam lebih dari apa yang berlaku kepada  pemerintah bukan Islam. Padahal mereka  telah membaca firman Allah, maksudnya;  “Dan jika  kami hendak membinasakan negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di  negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka sudah  sepatutnya berlaku terhadapnya ketentuan kami dan kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur- hancurnya”. (al Isra':16)
4)      Peralihan kuasa dan pimpinan kepada bukan Arab; samada kepada Farsi, Dailam (suku Kurd),  Mamalik, Turki dll. Kebanyakan mereka ini tidak pernah merasa kemanisan Islam yang sebenar. Hati-hati mereka tidak dapat disinari oleh cahaya al Quran disebabkan kesukaran memahami  maksud-maksudnya. Sedangkan mereka telah membaca firman Allah, maksudnya,  “Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan mu orang-orang yang di luar  kalangan mu (kerana) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagi mu. Mereka  menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang  disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepada mu ayat- ayat (Kami) jika kamu mahu memahaminya”. (Al Imran :118)  Mengabaikan ilmu-ilmu teknologi dan sains sebaliknya menghabiskan masa dengan teori falsafah dan  ilmu-ilmu khayal yang mandul. Sedangkan Islam mengesa mereka supaya mengkaji, menyelidik segala rahsia-rahsia kejadian, meneroka di muka bumi dan berfikir tentang makhluk Allah  sebagaimana firman Allah, maksudnya; “Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan bumi”.  (Yunus:101).
5)      Sikap pemerintah yang tertipu dengan kekuatan sendiri dan cuai untuk mengkaji perkembangan  masyarakat lain sehingga mereka ketinggalan dalam persiapan dan persediaan yang mana akhirnya  mereka telah di cakup sekali gus. Al Quran  telah memerintahkan mereka supaya sentiasa  berwaspada dan jangan lalai. Ia mensifatkan orang-orang yang lalai dan cuai tak ubah seperti  binatang bahkan lebih sesat dari itu. Firman Allah, maksudnya; “Dan sesungguhnya Kami jadikan  untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak di  pergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak di  pergunakannnya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat- ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang- orang yang lalai” (al-A’raf:179). 
6)      Terpedaya dengan tipu muslihat musuh yang manis di bibir. Mereka merasa kagum dengan carakerja dan kemewahan hidup kuffar musuh. Mereka terburu-buru meniru kuffar tanpa mengira baik buruk.
Sedangkan al-Quran sangat menegah muslimin dari meniru atau menyerupai kuffar. Al-Quran  terus terang memerintah supaya tidak menyerupai kuffar dan perlunya memelihara ciri-ciri  identiti Islam. Firman Allah, maksudnya;  “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti  sebahagian dari orang-orang yang al Kitab nescaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir  sesudah kamu beriman” (aL-Imran:100). Di ayat yang lain, maksudnya;  “Hai orang-orang yang  beriman, jika kamu taati orang-orang itu nescaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada  kekafiran) lalu kamu menjadi orang yang rugi” (aL-Imran:149)
  1. PERTARUNGAN POLITIK
  2. Cubaan menghancurkan umat Islam.
Faktor-faktor yang disebutkan tadi mula menyengat dan melemahkan daulah dan umat. Bangsa- bangsa (musuh Islam) yang sentiasa mengekori mereka menjangka inilah peluang untuk  membalas dendam dan menghapuskan negara dan umat Islam yang merosakkan mereka selama  ini. Turunlah bangsa Tartar (Monggol                 seperti air banjir ke negara Islam. Tartar memotong badan umat Islam sepotong-potong dan akhirnya mereka pun sampai ke Baghdad,  ibu kota kerajaan Abbasiyyah. Mereka memijak badan khalifah Musta’sim dengan kasut mereka.
Dengan ini berkecailah untaian negara Islam dan bertaburanlah ikatan khalifah buat pertama kalinya. Seluruh umat Islam berpecah menjadi  negara-negara yang kecil dan setiap kabilah mempunyai amirulmukminin dan mimbarnya sendiri.
Kristian di Eropah mula perasan dan mengumpulkan sekutu-sekutu mereka. Akhirnya melalui sembilan kali serangan (Peperangan Salib), mereka berjaya menendang Islam jauh ke Asia dan Afrika). Mereka berjaya mendirikan negara Kristian di Baitul Maqdis dan menggugat seluruh umat Islam, timur dan barat. Mereka juga cuba menyerang Mesir yang merupakan negara Islam yang terkuat pada masa itu.
  1.  Kemenangan berterusan.
Walaupun bathil telah mengalahkan haq tetapi Allah tidak mengizinkan lebih dari itu. Mesir telah berjaya mengumpulkan saki baki tentera dari negara-negara kecil Islam dan di bawah pimpinan Salahudin al Ayyubi, Baitul Maqdis dapat di kembalikan semula. Diperlihatkan juga kekalahan kristian di Hittin. Kemudian tentera  Islam ini berdiri gagah di hadapan Tartar di bawah pimpinan Sultan Zahir Baybars dan berjaya mengalahkan mereka di Ain Jalut. Selepas ini sistem khalifah pun di hidupkan semula. Allah menghendaki selepas peristiwa-peristiwa ini Islam kembali tegak sebagai sebuah negara dan pelindung yang mempunyai kekuatan dan paling ditakuti yang dapat menyatukan seluruh umat dan rakyatnya di bawah panji-panjinya.
Semangat muslimin yang tinggi terus menerus  dan terus mara memerangi Kristian di bumi mereka. Konstantinopal pun dibuka dan kuasa  Islam menjangkau ke tengah benua Eropah sehingga ke Vienna (Austria). Inilah dia negara Turki Othmaniah.
  1.  Bibit-bibit kebangkitan Eropah.
Di bawah kerajaan Othmaniah, negara Islam menjadi tenang dan tertidur. Akhirnya mereka lalai dari apa yang berlaku sekeliling. Tetapi Eropah yang telah dapat mengambil sinar Islam (ilmu dan tamaddun) dari sebelah Barat (Sepanyol) dan dari sebelah timur melalui angkatan perang salibnya tidak pernah melepaskan peluang, tidak pernah cuai dan mengambil manfaat dan pelajaran yang lalu. Mereka mula memperkuatkan diri dan berkumpul di bawah panji-panji Eropah di Portugal. Mereka berjaya menahan kemaraan gelombang Islam di Barat dan berjaya pula menaburkan bibit perpecahan dan bercakaran sesama sendiri di kalangan umat Islam Sepanyol. Akhirnya mereka berjaya melontar umat Islam ke seberang laut (ke seberang Afrika).
Sebagai ganti, sebuah negara baru Sepanyol Kristian telah bangkit. Eropah terus bersatu, berfikir, belajar, mengelilingi negeri-negeri dan meneroka negeri-negeri. Hingga penemuan Amerika sendiri adalah hasil usaha Sepanyol dan penemuan jalan ke India pula adalah hasil penerokaan Portugis.
Timbul di kalangan mereka suara-suara lantang untuk pembaharuan lalu lahir ramai reformis masyarakat. Eropah juga telah mempelajari  ilmu-ilmu dunia dan pengetahuan yang dapat menelurkan hasil. Dari revolusi-revolusi pembaharuan ini terbentuklah fahaman kebangsaan dan negara yang kuat yang kesemuanya bermatlamat untuk menghancurkan negara Islam. Negara-negara baru ini telah membentuk beberapa pakatan yang dianggap suci.
  1.  Serangan baru.
Di bawah dasar penerokaan dan pengembaraan, kuasa Eropah telah menjangkau sepanjang-panjangnya sehingga ke negara Islam yang jauh seperti India dan negeri Islam di sekitarnya. Kristian Eropah berusaha bersungguh-sungguh untuk menghancurkan negara-negara Islam. Untuk tujuan itu mereka telah meletakkan berbagai rancangan kadang-kadang digambarkan dengan “masalah Timur” dan kadang-kadang dengan “pembahagian peninggalan harta orang sakit”.
Setiap negara Eropah mengambil peluang dan mencipta sebab-sebab remeh dan menyerang negara yang terdedah nyanyok itu. Bermulalah sedikit demi sedikit anggota-anggotanya berkurangan dan terus runtuh. Serangan ini berterusan memakan masa yang panjang. Banyak negara-negara Islam terlucut dari kerajaan Othmaniah dan jatuh ke dalam kuasa Eropah seperti negara Afrika Barat (Morokko, Algeria dll) dan Eropah Utara. Beberapa negara-negara bukan Islam yang tertakluk di bawah kuasa kerajaan Othmaniah seperti Yunan (Greek) dan negara-negara Balkan juga memerdekakan diri mereka. Pusingan penutup dalam krisis ini dengan munculnya Perang Dunia I pada tahun 1914-1918 M yang membawa kekalahan kepada Turki dan sekutu-sekutunya. Dengan ini ia telah memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada bangsa Eropah yang terkuat di masa itu (England dan Perancis) dan disertai Itali meletakkan tangannya ke atas pesaka yang paling banyak itu ialah umat Islam dan rakyat-rakyatnya.
Negara-negara tersebut telah meluaskan kuasanya dalam berbagai nama seperti penaklukan, penjajahan, pengawasan dan perwakilan. Mereka telah membahagi negara-negara Islam seperti berikut;
a)      Afrika Utara (Maghribi, Algeria dan Tunis)menjadi jajahan Perancis. Diselang seli dengan Tanger yang berada di bawah kuasa antarabangsa dan jajahan Sepanyol di kampung-kampung.
b)      Libya di jajah oleh Itali. Itali tidak mahu langsung kesan-kesan Islam kekal wujud di situ. Ia telah memaksa penduduk di situ menjadi warganegara Itali dan dinamakannya sebagai Itali selatan. Di situ juga dicampakkan beribu-ribu orang tawanan yang berkebuluran dan manusia-manusia jahat.
c)       Mesir dan Sudan di bawah naungan Inggeris.
d)      Palestin berada di bawah jajahan Inggeris untuk dijualkan kepada Yahudi bagi mendirikan negara kebangsaan mereka.
e)      Syria di bawah jajahan Perancis.
f)       Iraq menjadi tanah jajahan Inggeris.
g)      Hijaz (Mekah dan Madinah) menjadi sebuah kerajaan yang sangat lemah sentiasa menunggu sedekah dan mengharap kepada janji-janji palsu dan perjanjian-perjanjian yang tidak laku dari Eropah.
h)      Yaman pula sebuah kerajaan yang tinggal  hanya rangka-rangka, rakyatnya papa dan terancam dengan peperangan di setiap tempat dan masa.
i)        Di bahagian lain dari seluruh semenanjung Arab pula, yang tinggal hanya negeri-negeri yang kecil di mana amir-amirnya hidup di bawah ketiak konsol-konsol Inggeris. Mereka berjuang dengan cebisan-cebisan makanan dari meja makan Inggeris. Sesama mereka penuh menyala hasad dengki dan benci. Kuasa Berikat telah memberikan janji kemerdekaan kepada bekas Raja Semenanjung Arab; Malik Husin dengan syarat menolong mereka menghapuskan kuasa khalifah Othmaniah.
j)        Iran dan Afghanistan adalah kerajaan-kerajaan yang sentiasa bergolak dan menjadi rebutan sesama mereka.
k)      India menjadi jajahan Inggeris.
l)        Turkistan dan sekitarnya menjadi jajahan Rusia yang ditekan dengan dahsyatnya.
Selain dari ini terdapat beberapa golongan minoriti Islam yang bertaburan di beberapa negara yang tidak mendapat sebarang tempat untuk berlindung seperti orang-orang Islam di Habsyah (Ethopia), Cina, Balkan, Afrika tengah, barat dan timur.  Dengan apa yang berlaku ini, Eropah boleh dikatakan berjaya dalam pertarungan politik. Mereka berjaya merobek empayar Islam, berjaya menghapuskan negara Islam dan menyingkirkannya secara politik dari senarai negara-negara besar.
  1.  Ke arah kekuatan baru.
Kezaliman yang jelas berlaku dan perjanjian bohong yang menyenak dada itu telah membangkitkan jiwa-jiwa umat ini. Mereka mula bangun menuntut kemerdekaan dan berjuang mengembalikan kebebasan dan keagungannya. Api revolusi terus menyala. Turki, Mesir, Iraq dan Syria telah bangun memberontak. Keadaan yang sama berlaku di Palestin dan Rif Maghribi.
Kesedaran terus berkembang dan hasilnya umat  Islam berjaya mencapai beberapa hak mereka. Maka merdekalah Turki dalam sempadannya yang baru, Mesir dan Iraq di kira sebagai 2 buah negara yang merdeka, Hijaz dan Nejd menjadi  Negara Saudi. Yaman, Iran dan Afghanistan berjaya mengekalkan kawasan bebas, Syria hampir berjaya mendapatkan pengiktirafan kemerdekaannya. Perjuangan Palestin telah berjaya menarik perhatian dunia. Umat Islam telah berjaya mengatur langkah yang baik -sekali pun lambat – ke arah beberapa matlamat murni untuk mengembalikan kebebasan dan keagungan dan membangunkan negara mereka.
  1. Perang baru.
Negara-negara Eropah telah keluar dari kancah perang dunia tetapi bibit dengki dan benci masih berakar umbi di dalam dada mereka. Perjanjian-perjanjian damai telah memberikan satu tamparan hebat bagi kebanyakan negara-negara ini. Keadaan ini telah membawa kepada lahirnya idea-idea baru dan prinsip-prinsip fanatik yang ekstrim. Ini sudah tentu akan berkesudahan di kalangan bangsa ini (Eropah) satu krisis baru dan perang yang akan menghancur lebur kesatuan mereka dan akan menyedarkan semula mereka bagi membuang kezaliman yang mereka lakukan itu. Umat Islam sekali lagi di kurniakan peluang untuk menyatukan barisan mereka dan berkumpul, melengkapkan kemerdekaan mereka dan mengembalikan negara dan kesatuan mereka di bawah panji-panji Amirul-Mukminin. Firman Allah yang bermaksud:
“Dan kami hendak memberi kurnia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi) (al Qasas:5).
  1. PERTARUNGAN SOSIAL
Seluruh umat Eropah telah berjaya berkomunikasi dengan masyarakat Islam Timur melalui perang-perang salib dan di Barat melalui perhubungan dengan umat Islam Andalus.Perhubungan itu bukan saja menguatkan kesatuan politik mereka tetapi mereka mendapat faedah sampingan lain iaitu kesedaran mental dan pemikiran. Mereka mengambil pelbagai ilmu pengetahuan yang begitu banyak dari Islam. Hasilnya telah lahir kebangkitan ilmu pengetahuan yang hebat. Pihak gereja telah bangun menyanggah fenomena ini dengan segala kekuatannya. Para sasterawan dan saintis telah dikenakan dengan pelbagai siksa. Orangramai dirangsang supaya sama-sama menentang saintis  ini. Tetapi kesemuanya ini sia-sia belaka.
Kebangkitan ilmu akhirnya berjaya dengan penuh kemenangan. Dengan kebangkitan ini, negara Eropah telah sedar dan sebaliknya telah menentang gereja. Dengan kebangkitan ini juga masyarakat Eropah telah menghapuskan sama sekali kuasa gereja dan meletakkan ahli gereja di tempat ibadat dan pertapaan sahaja. Mereka juga  telah memaksa Pope tinggal di Kota Vatican.
Masyarakat Eropah telah membatasi kerja ahli-ahli agama hanya berhubung dengan beberapa lingkungan kehidupan yang kecil. Mereka tidak boleh keluar dari lingkungan ini. Agama Kristian di Eropah hanya tinggal menjadi sebagai satu pesaka sejarah dan sebagai satu faktor mendidik rakyat biasa. Ia juga hanya sebagai satu jalan untuk menguasai, menjajah dan menghancurkan pengacau-pengacau politik.
Ruang sains semakin meluas di kalangan masyarakat Eropah. Penciptaan dan jumpaan baru mula berkembang. Jentera-jentera mula menggandakan pengeluaran. Kehidupan mula berwajah baru, iaitu kehidupan industri. Serentak dengan ini negara mula menjadi kuat, kuasanya menjangkau ke negara-negara lain. Dunia telah berpaling mengadap Eropah dan mencurahkan segala hasil kepadanya. Segala harta benda datang melimpah dari segenap tempat. Dengan ini tidak dapat di sangkal lagi bahawa kehidupan Eropah dan tamadunnya terus bertunjang kepada penyingkiran agama kehidupan masyarakat lebih-lebih lagi dari negara, kehakiman dan sekolah.
Pandangan kebendaan menjadi keterlaluan dan dijadikan sebagai ukuran dalam setiap perkara.  Berikutan ini, fenomena tamadun ini adalah materialistik yang meruntuhkan segala ajaran agama langit (Islam, Kristian dan Yahudi). Ianya jelas bertentangan dengan asas Islam yang menjadikan kesatuan roh dan jasad sebagai asasnya.  Antara petanda-petanda penting yang sentiasa wujud dalam tamadun barat ialah:-
a)  Atheis dan ragu kepada Allah, tidak mempercayai ruh, melupakan balasan akhirat dan hanya berdiri dalam lingkungan alam kebendaan yang boleh di rasa sahaja. Firman Allah yang bermaksud,  “Mereka hanya mengetahui yang lahir (sahaja) dari kehidupan dunia sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai” (ar-Rum:7).
b)  Tiada batasan dalam semua perkara, berebut-rebut kelazatan, mempelbagaikan kenikmatan, merombak tabi’e alam dari undang-undangnya, memenuhi syahwat perut dan kemaluan, menghias wanita dengan berbagai rupa yang menarik, menghancurkan jasad dan akal, menghapuskan sistem keluarga dan meruntuh kebahagian rumahtangga. Firman Allah, maksudnya,  “Dan orang-orang kafir itu bersenang-senang di dunia dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka” (Muhammad:12).
c)  Mengagungkan individu. Setiap manusia hanya mahu kepentingan diri sahaja. Dalam kelas dan darjat, setiap cuba meninggi dari yang lain dan masing-masing cuba mendapatkan harta dengan menghalangi kelas-kelas yang lain. Di peringkat bangsa-bangsa, setiap bangsa fanatik dengan bangsanya dan bukan hanya cuba merendahkan bangsa-bangsa lain, bahkan ia cuba menelan bangsa-bangsa yang lebih lemah daripadanya.
d)  Riba. Ianya diterimapakai dan dianggap salah satu cara muamalat. Ianya disebarkan kepada semua orang dan semua negara dengan dipelbagaikan bentuk dan jenisnya.  Manifestasi kebendaan ini telah melahirkan keruntuhan jiwa, kelunturan akhlak dan ketidaksungguhan untuk memerangi segala jenayah. Masalah-masalah bertimpa-timpa, timbul berbagai prinsip dan ideologi yang meruntuhkan dan lahir pemberontakan yang menghancurkan. Sistem ekonomi, masyarakat dan politik tidak pernah mantap. Negara berpecah kepada puak-puak dan parti dan akhirnya orang ramai berbunuh-bunuhan sesama sendiri kerana tamak dan dendam. Ternyata tamadun  moden ini tidak berjaya sama sekali untuk menjamin kedamaian dan keharmonian masyarakat manusia. Ia gagal memberikan kebahagiaan kepada manusia sekalipun pintu ilmu pengetahuan telah di buka kepada mereka. Pencapaian kuasa dan kekuatan untuk mereka hanya berlalu untuk satu kurun sahaja.
  1. CENGKAMAN KEBENDAAN KE ATAS NEGERI ISLAM.
Orang-orang Eropah berusaha bersungguh-sungguh untuk menenggelamkan seluruh negara Islam dengan gelombang hidup  kebendaan ini. Dalam masa yang sama mereka berusaha menghalang segala faktor-faktor kebangkitan dan kekuatan – ilmu pengetahuan, sains, perkilangan dan sistem yang berfaedah – agar  tidak terlepas ke tangan umat ini. Mereka memperkukuhkan rancangan “serangan sosial” ini dengan bantuan tipu helah politik dan kuasa tentera sehingga tercapai apa yang dikehendaki.
Pembesar-pembesar umat Islam telah diumpan dengan hutang, kerjasama dan segala kemudahan. Dengan ini mereka telah berjaya mendapatkan hak campurtangan ekonomi dan akhirnya menenggelamkan negeri umat Islam  dengan segala modal, bank-bank dan syarikat-syarikat mereka. Di tambah pula mereka sendiri yang menguruskan segala kerja-kerja ekonomi itu mengikut kehendak dan memonopoli segala keuntungan dan kekayaan yang melimpah ruah.
Akhirnya mereka berjaya merubah corak pemerintahan, undang-undang dan pelajaran menurut corak politik, undang-undang dan kebudayaan mereka walaupun di negara Islam yang paling kuat.
Mereka juga telah mengimpot ke negara Islam  ini wanita-wanita separuh bogel mereka, segala jenis arak, teater, kelab malam, tempat-tempat  hiburan, cerita-cerita, novel-novel, khayalan-khayalan, mainan dan gurauan mereka. Di samping itu mereka benarkan di negara Islam segala jenis jenayah yang tidak dibolehkan di negara mereka. Mereka telah menghiaskan dunia ini dengan kebisingan suara-suara dosa dan memalitkan noda di mata hartawan-hartawan Islam, orang-orang yang berpengaruh, berkedudukan dan berkuasa di kalangan umat Islam.
Tidak cukup hanya setakat ini, mereka telah mendirikan sekolah-sekolah, institusi-institusi pengajian tinggi dalam negara Islam dengan mengajarkan atheis ke dalam jiwa anak Islam. Mereka mengajar anak-anak Islam bagaimana rendah diri mereka, menghina agama mereka, tanahair mereka, meninggalkan segala adat dan kepercayaan mereka dan mengagungkan tiap-tiap apa yang datang dari barat. Mereka meyakinkan bahawa apa yang dihasilkan oleh orang-orang Eropah sahaja merupakan contoh yang  unggul dalam hidup ini. Sekolah-sekolah ini mengandungi anak-anak Islam dari golongan  atasan sahaja dan sengaja dikhaskan untuk mereka. Anak- anak Islam dari golongan ini terdiri dari anak-anak para pembesar, pemerintah dan orang-orang yang akan mengambil alih kuasa pemerintahan umat dan rakyat tidak berapa lama lagi. Mana-mana pelajar belum cukup masak dengan ajaran mereka, hantaran biasiswa dijamin bagi menyempurnakan kematangan pelajaran itu.
Perang sosial yang teratur hebat itu berjaya menarik hati sesetengah umat Islam. Dia merupakan suatu perang yang sangat merbahaya, lebih bahaya dari perang politik dan tentera berpuluh kali ganda.
Setengah dari kalangan umat Islam cukup terpesona dengan tamaddun barat itu dan bercita-cita untuk mencelupkannya dengan celupan Islam.   Turki pun mengisytiharkan bahawa dia bukan lagi negara Islam dan akan mengikut Eropah. Amanullah Khan, Raja Afghanistan juga cuba mengikut jejak langkah itu tetapi percubaan itu ia telah membawa kepada penggulingannya. Di Mesir, trend pak turut ini menular dengan cepat sehingga kalangan yang terpengaruh terus terang mengatakan, “tidak ada jalan lain lagi  untuk kita maju melainkan dengan cara kita mengambil bulat-bulat tamaddun ini termasuk segala buruk dan baiknya, segala apa yang disuka atau tidak disuka dan segala hina dan mulianya”.  Dari Mesir trend ini merebak dengan cepat ke serata negara Islam di sekitarnya hingga sampai ke Afrika Barat dan Hijaz.
Berdasarkan terkesan tamaddun dan kebendaan ke atas negara-negara Islam ini, ianya boleh dibahagikan kepada 3 kelompok;
a)  Negara yang dikesani begitu teruk sekali sehingga ke hati dan perasaan di samping merubah segala kedudukan dan rupa bentuk. Antaranya; Turki dan Mesir. Pengaruh Islam di kalangan masyarakat telah merosot di negara-negara ini. Islam telah dilontar ke dalam masjid, surau dan pondok-pondok mengaji Islam sahaja.
b)  Negara yang terkesan hanya pada beberapa bentuk dan upacara-upacara rasmi sahaja seperti Iran dan negara- negara Islam utara Afrika.
c)  Kesanya hanya kepada orang tertentu sahaja iaitu golongan intelek dan pemerintah dan tidak melibatkan orang awam seperti Syria, Iraq, Hijaz, bahagian-bahagian di Semenanjung Tanah Arab dan Kerajaan- kerajaan Islam di sekitarnya. Walau bagaimanapun, gelombang bahaya ini bergerak begitu cepat untuk sampai ke tempat yang belum sampai sebelumnya, ke dalam jiwa, lapisan dan kedudukan masyarakat sekitarnya.
Musuh-musuh Islam berjaya menipu bijak pandai umat Islam dengan meletakkan satu tabir tebal dihadapan mata orang yang sayangkan agamanya dan menyatakan bahawa Islam itu hanyalah bentuk aqidah, ibadat, akhlak di samping beberapa upacara-upacara tertentu, khurafat dan manifestasi yang tidak bernilai. Kebodohan umat Islam terhadap hakikat agamanya sendiri turut membantu penipuan itu sehingga ramai di antara mereka yang berpuashati dan rela dengan gambaran yang diberikan itu.
Oleh kerana terlalu lama dalam keadaan demikian, menjadi kesukaran apabila kita hendak fahamkan kepada mereka bahawa Islam itu suatu sistem masyarakat yang sempurna mencakup segenap masalah hidup. Dengan ini boleh kita katakan bahawa tamaddun barat dengan prinsip kebendaannya telah menang dalam pertarungan sosial melawan tamaddun Islam sebagaimana mereka telah memenangi medan politik dan tentera.
Ini semua bukan suatu yang pelik kerana kenyataan hidup tidak berbelah bagi dan kekuatan itu terletak kepada semua dan begitu juga kelemahan terletak kepada semua. Firman Allah yang bermaksud; “Dan masa (kejadian dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)”. (AL-Imran:140). Sekalipun prinsip-prinsip dan pengajaran Islam itu sendiri kuat, penuh kesuburan, hidup dan indah, maka ia akan tetap abadi sedemikian kerana dia adalah benar. Hidup manusia tidak akan tegak dengan sempurna dan mulia tanpanya. Sebab dia adalah ciptaan Allah, sebagaimana firman Allah yang bermaksud;  “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al Qur’an dan Kamilah yang memelihara dan mengajarnya” (al Hijr:9). Firman Allah lagi yang bermaksud;
“Allah tidak menghendaki melainkan menyempurnakan cahayanya sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya” (at Taubah:32).
Kesedaran.
Sebagaimana pertarungan politik telah menimbulkan kesedaran perasaan kebangsaan kepada umat ini, maka penindasan dan kecelaruan sosial ini juga telah melahirkan kesan penyegaran semula fikrah Islam. Timbul suara di sana sini meminta supaya kembali kepada Islam, dipelajari hukum hakam dilaksanakan sistemnya. Akan tiba tidak lama lagi saat keruntuhan tamaddun kebendaan di atas kepala pendokong-pendokongnya. Ketika itu mereka akan merasakan betapa ruh mereka itu lapar meronta di hati dan di jiwa mereka. Di kala itu mereka tidak akan mendapat apa jua makanan, penyembuhan dan pengubatan melainkan dalam ajaran Al-Quran yang mulia ini. Firman Allah yang bermaksud; “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada mu pelajaran dari Tuhan mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah dengan kurnia Allah dan rahmatNya hendaklah dengan itu meraka bergembira. Kurnia Allah rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (Yunus:58).
  1. DAKWAH KITA; DAKWAH KEBANGKITAN DAN MENYELAMAT
(a) Peninggalan yang berat.
Wahai saudara-saudara seIslamku, Allah menghendaki kita mewarisi peninggalan yang berat dengan bebanan tanggungjawab yang besar. Allah mahu sinar dakwah kamu ini menyinari segenap kegelapan. Allah telah memberi peluang kepada anda meninggikan kalimatNya dan syariatnya dengan mendirikan semula negara Islam yang baru. Firman Allah yang bermaksud;
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang menolong (agamanya), sesungguhnya Allah benar-benar maha kuat lagi maha perkasa” (al-Hajj:40).
(b) Matlamat am kita.
Apakah yang kita mahu wahai saudara-saudaraku..?
Adakah kita mahu mengumpulkan harta, sedang ia hanyalah bayangan yang akan lenyap. Atau adakah kita mahu kemasyhuran, sedangkan ianya akan hilang. Atau adakah kita mahu menjadi samseng di muka bumi ini..? Firman Allah yang bermaksud; “Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah, dipesakakannya kepada siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya (al A’raf:128). Dan kita juga membaca firman Allah yang bermaksud;
“Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerosakan di (muka) bumi dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa” ( al Qasas:83).
 Allah menjadi saksi bahawa kita tidak mahu itu semua dan kita tidak mengajak manusia kepadanya, tetapi ingatlah saudara sekelian,  bahawa anda semua mempunyai dua matlamat asasi;
a)  Membebaskan tanahair Islam dari sebarang kuasa asing. Ini adalah hak semula jadi setiap insan dan tidak boleh ditolak kecuali orang zalim atau bersifat kuku besi.
b)  Menegakkan sebuah negara Islam yang  bebas mengamalkan undang-undang Islam, melaksanakan sistem Islam dalam masyarakat, mengiklankan prinsip-prinsipnya dan menyampaikan dakwahnya kepada manusia. Selagi ia tidak tertegak, seluruh umat Islam adalah berdosa dan bertanggungjawab di hadapan Allah ‘azza wa jalla atas kecuaian dan kelemahan mereka. Menjadi suatu kezaliman kepada seluruh manusia dalam keadaan sekarang ini bila tertegaknya negara-negara yang berdiri atas prinsip-prinsip zalim dan melaungkan slogan-slogan jahat tetapi tidak ada di kalangan manusia ini orang yang berusaha untuk menegakkan sebuah negara yang hak, adil dan sejahtera.
Kita mahu melaksanakan 2 matlamat ini di Lembah Nil, Negeri-negeri Arab dan di setiap bumi yang beraqidah Islam iaitu kerana agama, nasionaliti dan aqidah telah menyatukan seluruh mereka.
(c) Matlamat Khas Kita.
Selepas dua matlamat tadi, kita mempunyai beberapa matlamat khas pula dimana masyarakat tidak akan menjadi sempurna Islam tanpanya.  Ingatlah wahai saudaraku,  Lebih 60% dari rakyat Mesir hidup lebih rendah dari binatang. Mereka berhempas pulas untuk mendapat sesuap makanan. Negeri Mesir diancam kebuluran dan terdedah kepada pelbagai masalah ekonomi yang tidak diketahui bagaimana untuk mengatasinya kecuali Allah. Di Mesir terdapat lebih dari 320 syarikat asing yang memonopoli sektor awam di seluruh negara. Jentera-jentera perniagaan, perkilangan dan sektor-sektor ekonomi semuanya di tangan asing yang mengenakan riba. Segala kekayaan harta benda secepat kilat berpindah ke tangan mereka dari tangan peribumi. Mesir merupakan negara yang paling teruk menderita pelbagai penyakit dan kecacatan. Lebih dari 90% rakyat Mesir diancam oleh penyakit tubuh badan dan kecacatan
pancaindera. Sampai sekarang lebih dari 80  % penduduk Mesir masih lagi mengalami buta huruf. Lebih dari 100 000 orang yang berpelajaran pula hanya sekadar sekolah rendah.
Jenayah berganda sehingga yang keluar dari penjara lebih ramai dari sekolah. Di samping itu hingga kini, Mesir tidak mampu untuk menyediakan pasukan tentera yang lengkap sempurna. Keadaan yang sama berlaku di seluruh dunia  Islam. Menjadi matlamat anda sekalian untuk berusaha memperbaiki mutu pelajaran, memerangi kemiskinan, kejahilan, penyakit, jenayah dan membentuk masyarakat yang contoh yang layak dipanggil Islam.
(d) Wasilah Am Kita.
Bagaimana kita boleh sampai ke matlamat-matlamat ini…?
Syarahan-syarahan, ceramah-ceramah, surat, kursus dan mengkaji sebab kelemahan, kesemua ini adalah tidak mencukupi dan tidak banyak memberi faedah untuk sampai kepada matlamat yang disebut tadi. Dalam setiap dakwah ada cara yang perlu diambil dan dilaksanakan. Cara-cara am untuk berdakwah tidak lebih dan tidak kurang dari 3 perkara;
1.  Iman yang mendalam.
2.  Pembentukan yang rapi.
3.  Kerja terus menerus.
Inilah wasilah kita secara umumnya wahai saudaraku.  Percayalah dengan fikrahmu, berkumpullah dan berusahalah dengan teguh.

(f) Wasilah Tambahan.

Selain cara-cara am tadi, terdapat cara sampingan yang kadngkala perlu diambil dan diikuti. Ada yang positif dan ada yang negatif. Ada yang selaras dengan uruf setempat dan ada yang menyalahi dan bertentangan. Ada yang lembut dan ada yang keras. Kita perlu melatih diri kita mengikuti kesemua bentuk tersebut dan bersedia demi menjamin kejayaan Islam. Kadangkala kita dituntut supaya menyanggahi adat dan kebiasaan. Kadangkala kita diminta keluar dari cara kebiasaan orang ramai. Sebenarnya tidak di katakan hakikat dakwah melainkan terpaksa keluar dari kebiasaan orangramai manusia dan bangun merubah segala adat kebiasaan.
Apakah anda sekelian bersedia untuk itu wahai saudaraku?

(g) Keraguan.

Ramai orang akan berkata; apa guna wasilah-wasilah ini.? Adakah ia akan mampu membangun dan menyusun masyarakat yang telah tenggelam dalam masalah dan gejala yang begitu parah ini.? Bagaimana kamu hendak memperbaiki ekonomi tanpa menggunakan riba..? Bagaimana kamu hendak lakukan dengan wanita.? Bagaimana kamu mampu merampas semula hak kamu tanpa menggunakan kekuatan.?
Ketahuilah wahai saudaraku..
Segala was-was syaitan yang dicampakkan ke dalam cita-cita setiap muslih itu (reformis) akan dihilangkan oleh Allah. Dia amat mengetahui dan bijaksana. Peringatkan kepada mereka, sejarah pernah menceritakan kepada kita kisah umat-umat yang telah lalu dan kini. Ianya mengandungi pelbagai pengajaran dan penyedaran. Umat yang berjuang untuk hidup tidak mungkin akan mati.

(h) Halangan-halangan di jalan kita.

Suka saya berterus terang kepada anda semua.. sesungguhnya dakwah anda ini masih belum dikenali oleh ramai. Pada hari mereka mengenali dan mengetahui matlamat dan objektifnya, ia akan menerima tentangan yang hebat. Anda akan dapati di hadapan kamu berbagai kesusahan dan halangan yang akan menghalang anda. Pada masa itu barulah sebenarnya anda mula mengikut jejak ahli-ahli dakwah. Sekarang mereka masih belum mengetahui lagi. Anda masih di peringkat awal dakwah dan anda perlu bersedia dengan keperluan perjuangan dan jihad.
Kejahilan rakyat tentang hakikat Islam akan menjadi penghalang jalan dakwah anda. Anda akan dapati sesetengah ahli-ahli agama dan ulama-ulama rasmi merasa pelik dengan fikrah anda. Mereka akan menentang jihad anda. Para pemimpin, ketua, orang-orang kenamaan dan mempunyai kuasa akan membenci anda. Semua  pemerintah akan bekerjasama menghalang anda, cuba menyekat aktiviti-aktiviti anda dan meletak halangan di tengah jalan dakwah anda.
Lanun-lanun itu juga akan berganding bahu untuk menentang dan memadam sinar dakwah anda. Mereka akan meminta bantuan pemerintah-pemerintah yang lemah dan orang yang berakhlak buruk untuk tujuan yang sama. Anda akan dimusuhi dan di benci. Anda akan difitnah dan ditohmah. Mereka akan berusaha menampilkan segala kekurangan terhadap dakwah anda.
Dengan kekuatan dan kekuasaan yang ada pada mereka, mereka cuba menampakkan anda kepada orangramai dengan gambaran yang paling hodoh. Mereka akan menindas dengan harta dan kuasa mereka. Firman Allah yang bermaksud;  “Mereka itu mahu memadamkan agama Allah dengan mulut mereka dan Allah penyempurna agamaNya sekalipun di benci oleh orang-orang kafir” (as Saff:8).
Ketika itu anda akan memasuki era cubaan dan ujian (mehnah). Anda akan dipenjara, ditangkap, dipencilkan dan di rampas segala harta benda kamu. Segala kerja anda akan disekat dan rumah anda akan digelidah. Mungkin masa ujian ini akan menjadi begitu panjang. Firman Allah yang bermaksud; “Apakah manusia itu mengira mereka akan ditinggalkan begitu saja untuk berkata kami telah beriman sedangkan mereka tidak diuji” (al Ankabut:2).
Tetapi Allah telah berjanji kepada anda selepas kesemuanya ini iaitu kemenangan orang-orang mujahidin dan pahala orang yang berusaha baik. Firman Allah yang bermaksud;  “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu ditunjukkan satu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih” (as Saff:10). Maka apakah anda akan tetap menjadi penyokong-penyokong Allah?

(I) Faktor-Faktor Kejayaan.

Suatu kemestian yang perlu disebut di sini wahai saudaraku,  Di dalam segala rintangan ini, kita perlu ingat bahawa kita berdakwah kepada Allah. Ianya adalah dakwah yang paling tinggi. Kita mengajak dengan fikrah Islam, suatu fikrah yang paling kuat. Kita kemukakan kepada manusia Syariat al Quran iaitu syariat yang paling adil. Firman Allah yang bermaksud; “Celupan Allah dan siapakah yang lebih baik celupannya daripada Allah” (al Baqarah:138) Seluruh alam memerlukan dakwah ini. Setiap yang ada di dalamnya bersedia memberikan jalannya.
Kita sesungguhnya bersyukur kepada Allah kerana kita terlepas dari ketamakan untuk diri sendiri dan jauh dari kepentingan diri. Kiita tidak bermaksud selain dari Allah dan kebajikan manusia. Kita tidak bekerja melainkan kerana mencari keredhaanNya. Kita sesungguhnya sentiasa menunggu sokongan dan pertolongan dari Allah. Sesiapa yang ditolongkan oleh Allah maka dia  tidak akan kalah. Firman Allah yang bermaksud;  “Yang demikian itu kerana sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang beriman dan kerana sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai pelindung” (Muhammad:11).
Kekuatan dakwah kita, keperluan dunia kepadanya, kemurnian tujuan kita dan sokongan Allah kepada kita adalah faktor-faktor kejayaan kita yang tidak dapat digugat oleh sebarang galangan dan tidak dapat dihalang oleh sebarang halangan. Firman Allah yang bermaksud;  “Dan Allah berkuasa terhadap urusannya tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Yusuf:21).

10. WASIAT

Wahai saudaraku, dengarlah!.
Apa yang saya mahu dari kalimat-kalimat ini ialah untuk membentangkan fikrah anda di hadapan anda sekelian. Boleh jadi detik-detik getir sedang menanti kita menyebabkan kita akan berpisah. Pada ketika itu saya tidak akan dapat lagi bercakap atau menulis kepada kamu. Oleh itu saya berwasiat kepada anda sekelian; telitilah kalimat ini, ingatilahnya sedaya yang boleh dan bersatulah padanya. Sesungguhnya setiap kalimat ini mengandungi erti-erti yang sangat padat.
Wahai saudaraku;
Anda sekelian bukan satu pertubuhan kebajikan, bukan parti politik, juga bukan suatu badan yang dibentuk untuk tujuan-tujuan terbatas.  Anda sebenarnya adalah suatu roh baru yang mengalir di hati umat ini dan dihidupkan dengan al Quran. Anda adalah suatu suara yang bergema tinggi melaungkan dakwah Rasulullah saw. Tidak keterlaluan jika anda merasai bahawa anda adalah penanggung beban Kenabian setelah kesemua manusia enggan melakukakannya.
Andainya anda ditanya, kamu mengajak kepada apa..? Katakanlah, kami mengajak kepada Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw. Pemerintahan adalah sebahagian daripada ajarannya. Kebebasan adalah salah satu dari tuntutannya. Jika dikatakan kepada anda.. ini adalah politik. Katakanlah inilah dia Islam dan kami tidak tahu pembahagian seperti ini. Andainya mereka mengatakan kamu penyeru revolusi. Katakanlah, kami adalah penyeru kebenaran dan kedamaian. Jika kamu mengganggu dan menghalang dakwah kami, Allah telah membenarkan kami mempertahankan diri dan kamu adalah pengacau yang zalim. Andainya dikatakan kepada anda; kamu meminta bantuan dari orang tertentu atau mana-mana pertubuhan. Katakanlah, kami hanya beriman kepada Allah sahaja dan kami kufur dengan segala sekutu-sekutu. Jika mereka berkeras meneruskan permusuhan mereka, katakanlah.. kami tidak mahu orang-orang yang jahil.

11. KEWAJIPAN.

Wahai saudaraku;
Berimanlah kepada Allah, berbanggalah dengan mengenali dan bergantung kepadaNya. Janganlah kamu takut dan gerun selain dari-Nya. Tunaikanlah segala kewajipanNya dan jauhilah larangan-Nya. Berakhlaklah dengan akhlak yang mulia dan sempurna. Jadilah orang-orang yang mantap dengan akhlak, mulia dengan apa yang dikurniakan oleh Allah kepada kamu iaitu kemuliaan orang mukmin dan orang-orang yang bertakwa.  Tatapilah dan kajilah al Quran. Bincanglah Seerah Nabimu. Jadilah orang yang beramal dan bukannya orang yang suka bercakap dan berdebat. Bila Allah memberikan hidayat kepada seseorang, maka diberinya ilham untuk beramal. Sesuatu kaum itu tidak sesat selepas mereka mendapat petunjuk kecuali orang-orang yang suka berdebat. Kasih mengasihilah di antara kamu dan jaga serapi-rapinya ikatan kamu kerana ia merupakan rahsia kekuatan kamu dan tunjang kejayaan kamu. Tetapkanlah diri kamu sehingga Allah membuka di antara kamu dan kaummu dengan kebenaran. Dialah sebaik-baik pembuka.
Dengar dan patuhlah kepada pemimpin kamu di masa susah dan senang, ketika segar dan lesu. Mereka adalah simbol fikrah kamu dan penghubung di antara kamu.  Selepas itu tunggulah kemenangan dan sokongan dari Allah. Peluang tetap akan datang dan janganlah ragu.
Pada hari itu orang-orang mukmin akan merasa gembira dengan pertolongan Allah. Allah akan menolong sesiapa yang dikehendakinya. Dia Maha Berkuasa lagi Penyanyang (Al-Ruum)
Allahu Akbar walil-Llahi- hamd.

RINGKASAN

1  Risalah Nabi saw – pemisah alam gelap dan cahaya dan pengisytiharan bagi satu sistem baru untuk manusia.
2  Quran menjelaskan segala usul pemulihan sosial berasaskan:  (rabbaniah/ ketinggian manusia/ akidah pembalasan/ ukhuwwah kemanusia/ takaful lelaki dan wanita/ jaminan sosial/ mengekang nafsu/ ketegasan undang-undang/ penyatuan ummat/ jihad menegakkan kebenaran/ kepentingan wujud negara Islam)
3  Perlunya amalan disamping teori. Kewajipan akan melahirkan hasil pemulihan manusia: (solat dan munajat / puasa dan iffah/ zakat dan infaq/ haji dan renungan/ kerja usaha/ jihad/ nasihat/ mencari ilmu/ muamalah yang baik/ menjaga jasad/ solidaritas sosial).
4  Tegak Negara Islam atas asas syumul ini. Lahir kesatuan kemasyarakatan, politik dll. Ia berjaya hancurkan keberhalaan, syirik, yahudi  dan kristian dari bumi Arab. Terus mara ke Eropah dari timur dan barat. Semua laut dikuasai oleh Islam.
5  Umat Islam mengambil semua tamaddun dunia dengan tapisan Islam.
6  Faktor kelemahan mula menyerap: (perselisihan politik dan perebutan kuasa/ agama menjadi cakap dan perdebatan/ tenggelam dalam kemewahan/ perpindahan kuasa kepada bukan Arab/ lalai ilmu Sains/ ghurur dengan kekuatan sendiri/ terdaya dengan kuffar – jadi pak turut)   Pertarungan politik :
7  Monggol menyerang, negara Islam pecah, Kristian ambil peluang.
8  Umat mula sedar- Solahuddin & Zahir Baybars menangkis – Islam tegak kembali dan menawan Istanbul melalui Othmaniah.
9  Eropah menggunakan ilmu dari tamadun Islam bangkit – menawan Sepanyol. Mereka maju dengan cepat, meneroka dan mencipta.
10  Serangan baru – menjajah negeri Islam dan menghancurkan Othmaniah selepas perang dunia I. Pusaka Othmaniah dibahagikan sesama kristian.
11 Umat bangkit kembali – menuntut kebebasan dan kemerdekaan.   Pertarungan Kemasyarakatan.
12 Tamaddun Islam membuka mata Eropah – ditentang oleh gereja -penyiksaan – akhirnya gereja kalah dan dicampakkan ke ruang yang sempit.
13 Kemajuan berterusan dan agama diketepikan – kehancuran mula terserlah kerana terlalu kebendaan : (Menolak tuhan/ kebebasan tanpa sekatan/ kebebasan individu/ riba dll) Eropah gagal membahagiakan manusia.
14 Cengkaman kebendaan menular ke dalam umat Islam – barat ekspot materialism dan menghalang unsur kekuatan.
15 Eropah menguasai ekonomi umat, membawa cara hidup mereka, membina sekolah untuk serangan pemikiran.
16 Umat Islam mula kagum dengan barat dan cuba membuang Islam (Turki). Islam digambarkan secara silap.
17 Eropah menang dalam perang sosial selepas perang politik.   DAKWAH KITA ADALAH PENYELAMAT:
18 Beban adalah berat. Kita tidak inginkan harta dan pangkat tetapi kita mahu : (bebaskan tanahair Islam dan mendirikan daulah Islam).
19 Kemudian kita mahu membaiki keilmuan  masyarakat Islam, mutu kehidupan dan membuang penyakit dan jenayah.
20 Cara kita : Iman yang mendalam, pembentukan yang rapi dan kerja yang berterusan. Wasilah kita ialah semua cara yang syar’I – terpaksa berdepan dengan masyarakat untuk buat perubahan.
21 Akan ada orang yang memandang remeh kerja ini dan menganggap tidak mampu merubah.
22 Dakwah ini belum dikenali – orang ramai, kerajaan dan negara-negara akan menentang bila mereka tahu. Tohmahan, fitnah akan terjadi. Penjara, siksaan dan pengusiran mesti berlaku.
Bersedialah !
23 Kita akan menang – (sebaik-baik dakwah, keperluan manusia, kesucian niat kita dan pertolongan Allah) menguatkan keyakinan kita.
24 Perlu segera menyahut seruan, mengukuh fikrah dan kesatuan.
25 Kita bukan parti politik, bukan badan kebajikan atau persatuan terhad. Kita adalah roh baru untuk ummat manusia.
26 Dakwah kita – Islam dan politik sebahagian darinya.
27 Kita bukan golongan penentang tetapi akan menentang sesiapa yang menghalang kebenaran.

Runtuhnya Kekuasaan Amerika di Dalam dan Luar Negeri


Salafynews.com – Krisis dan kekacauan yang memenuhi Timur-Tengah dan Ukraina adalah bukti nyata mulai runtuhnya kekuasaan Amerika Serikat. Washington mau tak mau harus menerima pelajaran berat bahwa tidak ada kekuasaan yang berlangsung abadi selamanya.


Kebangkitan perang Vietnam, sebuah akhir yang ditandai dengan angkat kakinya personel-personel AS dan dievakuasinya beberapa kolaborator Vietnam dari naungan kedutaan AS di Saigon pada tahun 1975, menjadikan AS kemudian memasuki periode panjang proses keruntuhan dengan tak lagi memiliki kemampuan untuk melakukan operasi militer besar-besaran.

Dengan melakukan perusakan besar-besaran terhadap kekuatan dan gudang senjata Amerika di Vietnam, para pejuang Vietnam bagai menunjukkan bahwa imperialisme AS tak ubahnya hanya raksasa berkaki batu (tak memiliki kemampuan untuk bergerak). Periode kemunduran kekuatan besar AS yang terjadi sekitar tahun 1975 hingga 1991 itu kemudian disebut sebagai “sindrom Vietnam. Yang kemudian berusaha dialihkan  oleh  Amerika dan koalisinya dengan melaksanakan perang teluk pertama guna mengusir pasukan Irak keluar dari Kuwait.

Disini kita bisa menarik  persamaan dari periode keruntuhan kekuasaan AS waktu itu di Vietnam  dengan ketidak mampuan Washington umtuk melaksanakan operasi militer berskala besar di Timur Tengah. Hal ini merupakan konsekuensi dari kegagalan operasi di Afghanistan dan Irak, keduanya tidak menghasilkan apapun kecuali membludaknya terorisme dan ekstrimisme sepanjang wilayah teluk yang kemudian  berkepanjangan menyebar ke seluruh dunia.

Sumber dana besar AS yang telah dihabiskan, kemudian melumpuhkan kekuatan Washington sendiri. Sementara itu, kesenjangan sosial yang melebar di dalam negeri Amerika Serikat dimana hal itu dapat disaksikan dari brutalnya perlakuan terhadap rakyat miskin, para imigran, dan kulit hitam, mengungkapkan keadaan masyarakatnya yang mendekati kehancuran.

Kembali ke tahun 2005, the Washington Post menggambarkan masa itu sebagai “sindrom Irak”. Dalam sebuah artikel yang menjabarkan catatan sekretaris menteri pertahanan AS, Donald Rumsfeld, mengenai kepergiannya, surat kabar itu menulis.


“Rumsfeld akhirnya mengemasi barang-barang dari kantornya di Pentagon, ia akan meninggalkan sindrom Irak yang lebih memberatkan lagi, yakni sebuah keyakinan baru, kacau dan terkadang  lumpuh yang menganggap  intervensi militer AS berskala besar apapun pada akhirnya hanya akan berujung kepada kegagalan dan kejahatan moral.

Sepuluh tahun kemudian, dengan versi Islam Khmer Merah dalam bentuk Negara Islam yang dikenal dengan ISIS/ISIL yang merajalela di Suriah dan Irak, kehadiran pemerintahan AS  justru terkesan acak-cakan dan hingga titik terkini, serangan udaranya melawan ISIS yang terus menerus meningkatkan cengkeramannya di wilayah Irak dan Suriah itu, menjadi impoten.

Keruwetan di Timur-Tengah memang sudah terkenal. Keberadaan sumber cadangan energi terbesar dunia disana, telah menjadikan status negara-negaranya senantiasa berperang di garis depan yang jika tidak untuk kepentingan Amerika maka untuk melawan hegemoni AS.

Disaat yang sama, keberagaman etnik, kepercayaan, identitas kesukuan yang saling bersilangan di wilayah itu membuatnya bagaikan bubuk mesiu yang setiap saat siap meledak jika dipicu.


Runtuhnya Amerika 

Dan ledakan seperti itu awalnya terjadi saat  perang udara NATO melawan pemerintahan Khadafi di tahun 2011. Berawal dari niat untuk memastikan fase kebangkitan Arab di Libya mendarat dengan selamat di pangkalan kepentingan geopolitik Barat, jatuhnya Khadafi justru membuka pintu neraka yang menuangkan puluhan ribu pendukung fanatik yang haus darah dan tak kenal batas.


Washington dan sekutu Eropanya tak kuasa mengendalikan merajalelanya fanatisme yang dikembangkan secara diam-diam oleh sekutu-sekutu arab mereka, Turki, Saudi Arabia dan beberapa monarki teluk lain melalui Dewan Kerjasama Teluk (GCC).


Keputusan Obama untuk tidak melanjutkan serangan udaranya melawan pemerintahan Suriah membuat kredibilitasnya compang-camping. Menganggap presiden ini lemah, Israel, Turki, Saudi Arabia dan Qatar kemudian melaksanakan agenda mereka sendiri, yang berarti melaksanakan apa saja yang diperlukan untuk membendung pengaruh syi’ah di wilayah Teluk.

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mengambil kebijakan yang menentang kehadiran Obama dalam usaha menengahi masalah Palestina yang sulit dipecahkan, sementara upayanya untuk menggagalkan  negoisasi Iran atas program nuklir Teheran dianggap sebagai penghinaan terhadap otoritas pemimpin AS tersebut.


Saudi dan rekannya Turki, seperti kita tahu, baru-baru ini juga menyetujui sebuah strategi bersama dalam kerjasama energi dan sumber alam dalam usaha untuk menggulingkan pemerintahan Assad. Menebar kegelisahan dengan membawa ISIS dalam gerakan jihad global, kedua pemerintahan itu justru terombang-ambing  diantara kelompok-kelompok jihad buatan mereka sendiri.


Bukti lain yang menunjukkan ketidak mampuan Washington dalam melindungi kekuasaannya  adalah upaya tidak masuk akal dan putus asanya dalam usaha membuat  Rusia patuh terhadap  Eropa Timur, yang kemudian melibatkan pengenaan sanksi dan upaya untuk mengisolasi negara itu secara  politik dan budaya.


Tambahan lagi, memanfaatkan perannya sebagai mata uang dunia,  dolar  selama ini telah menjadi andalan dalam kekuatan besar AS sejak perang dunia dua. Namun hegemoni mata uang Amerika kinipun sedang dipertaruhkan dengan didirikannya Asian Infrastucture Investment Bank(AIIB) oleh China pada Oktober 2014 lalu. AIIB ini dianggap sebagai saingan IMF. Menariknya, diantara 20 negara pertama yang bergabung dengan Bank Investasi Infrastruktur itu adalah Inggris dimana negara itu notabene merupakan salah satu sekutu utama AS.


AIIB bergabung juga dengan Bank Pembangunan Asia yang juga didirikan oleh China bersama Rusia, India, Brazil, dan Afrika Selatan. Bank Pembangunan Asia yang dikenal juga dengan bank BRICS ini  berdampingan dengan bank pembangunan Organisasi Kooperatif Shanghai (SCO) sebagai bagian dari operasi infrastruktur keuangan dunia yang tidak bergantung pada Washington. SCO juga telah menciptakan mata uangnya sendiri yang digunakan untuk menolong para nasabahnya dari guncangan keuangan ataupun krisis ekonomi seperti yang pernah terjadi  pada sistem keuangan Amerika di tahun 2008.


Secara bersama-sama, dengan mudah dapat ditarik garis yang memetakan hubungan antara penurunan relatif hegemoni AS, unipolaritas, keberlangsungan ekonomi, geopolitik, budaya maupun  militer AS. Bahayanya  dari proses keruntuhan ini kemudian adalah, tersebarnya ekstrimisme dan fanatisme membabibuta dimana hal itu diakibatkan karena sekutu-sekutu AS di wilayah regional teluk memainkan agenda mereka sendiri, tidak perduli bagaimana hal itu nantinya akan menghancurkan kepentingan Amerika dan menimbulkan ketidak stabilan.


Seperti masa kekaisaran Romawi sebelumnya, Washington saat ini tengah belajar bahwa satu-satunya hal yang abadi di dunia ini adalah ketidak abadian itu sendiri, apalagi bagi kekuasaan imperialis yang bersandarkan kepada kemunafikan dan ketidak adilan. (lm/rt)
Penulis oleh John Wight



Kepala Suku Najran Deklarasikan Pisah dari Arab Saudi, Gabung Ansarullah


Salafynews.com, NAJRAN – Kepala suku di kota perbatasan Najran mengatakan bahwa mereka berlepas diri dari Saudi dan bergabung dengan masyarakat Yaman untuk bertempur melawan Saudi Arabia.


Syekh Faozi Akram kepala suku Yaman dan Walad Abdullah di Najran mengatakan kepada FNA pada hari Senin(15/6) kemarin, bahwa suku-suku di kota itu memiliki rencana untuk segera melepaskan diri dari pemerintahan pusat di Riyadh.

Kepala Suku Najran 
“Pasukan Saudi menembakkan rudal dan bom mortir ke wilayah Najran dan kemudian meyalahkan pihak Houthi Yaman atas hal itu,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa suku-suku di Selatan Najran telah melakukan pertemuan dengan pasukan Yaman untuk mendiskusikan bagaimana cara melawan balik pasukan Saudi.

Syeikh Akram menggaris bawahi bahwa tuntutan suku-suku Yaman untuk merdeka dan bangkit akibat agresi biadab Saudi terhadap Yaman dan kehadiran personil militer Saudi di Najran.

“Semua suku Yaman terancam oleh Saudi Arabia dan kami siap untuk syahid di jalan Allah,” tambahnya.

Pernyataan itu disampaikan setelah orang-orang suku yang tinggal di Najran dalam sebuah pernyataan menyuarakan oposisi terhadap serangan Riyadh di Yaman dan menyatakan perang melawan rezim Saudi.


“Suku-suku Yaman mendeklarasikan sebuah pernyataan perang terhadap pendudukan rezim Saudi, dan menekankan bahwa kerajaan Saudi merepresentasikan korupsi di muka bumi dan menumpahkan darah masyarakat tak berdosa di seluruh dunia dengan menganggap hal itu sebagai sesuatau yang  rutin dan  wajar,” ungkap Abdul Azis Farid kepada FNA, Senin kemarin.

Menurut Farid, pernyataan itu juga menambahkan bahwa “sedisionist” (para penghasut) rezim Saudi ingin merubah wilayah Najran sebagai wilayah garis depan perang melawan saudara dan tetangganya serta menggunakan wilayah ini sebagai pusat serangan artileri melawan Yaman dimulai dari minggu kedua perang terhadap masyarakat Yaman. Farid juga menambahkan bahwa suku-suku Najran akan segera bangkit melawan rezim Saudi karena agresinya kepada Yaman dan akan berjuang melawan pasukan Saudi.
Pernyataan itu disampaikan setelah  Menteri Garda Nasional Arab, Mut’ib bin Abdullah mengirimkan hadiah senilai beberapa juta Riyal kepada syekh Arab di Najran bagian Tenggara guna  mencegah mereka dari memihak dan mendukung gerakan Ansarullah Yaman. Baca Pangeran Mut’ib Suap Para Pemimpin Kabilah di Najran

Kantor berita Khabar Yemen minggu lalu melaporkan bahwa Mut’ib telah membayar satu juta  Riyal Saudi (mendekati 250.000 dolar Amerika) kepada setiap kepala suku dan syekh di Najran bersama denga surat apresiasi dari Riyadh demi menjaga mereka agar tetap berada di pihak Riyadh. Baca Kepala Suku Yaman Tolak Suap Menteri Pertahanan Saudi

Aktivis Saudi merilis sebuah dokumen yang menunjukkan chek senilai satu juta Riyal yang telah dikirim untuk Husain Mahdi al-Haidar, Massoud Bin Mahdi al-Haidar, Sal Ibn Naji dan kepala-kepala suku Najran lainnya.

Pernyataan suku-suku Najran yang menunjukkan sikap oposisi mereka terhadap keinginan Riyadh untuk menjadikan wilayah mereka sebagai garis depan untuk melawan Yaman, menunjukkan bahwa ketua-ketua suku itu menolak chek yang diberikan Saudi. (SFA/LM)



Ansarullah Rebut Kota Strategis Al-Hazm di Provinsi Al-Jawf


Salafynews.com –  http://www.salafynews.com/2015/06/ansarullah-rebut-kota-strategis-al-hazm-di-provinsi-al-jawf/

Tentara Yaman dan Pasukan Ansarullah berhasil merebut ibu kota Provinsi Al-Jawf. Kemenangan Houthi ini berpengaruh besar bagi perundingan damai yang akan diselenggarakan di Jenewa, Swiss, Senin (15/6).

Kabar mengenai direbutnya Kota Al Hazm disampaikan oleh beberapa penduduk setempat. Menurut sumber suku setempat, Houthi yang dibantu oleh simpatisannya telah menduduki semua gedung pemerintahan di Al Hazm.

Houthi 

“Pasukan Houthi dan pengikut setia mantan presiden Saleh menyebar ke setiap sudut kota dan di sekitar gedung-gedung pemerintah,” kata sumber yang menolak menyebutkan namanya tersebut kepada Reuters pada Minggu (14/6).

Pasukan Houthi telah membersihkan kota al-Jawf dari teroris al-Qaeda dan milisi Pro-Hadi.

Sementara itu, terkait dialog damai, beberapa sumber di Yaman mengatakan pesawat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang meninggalkan Sana’a tidak membawa delegasi Kelompok Houthi.

Hal ini menimbulkan keraguan mengenenai kelancaran dialog tersebut. Sejumlah pihak khawatir, perundingan damai tersebut akan batal seperti yang terjadi sebelumnya. [SFA]




Puluhan Rudal Grad Yaman, Lumpuhkan Basis Militer Saudi Di Dhahran


Salafynews, SANA’APasukan Ansarullah bersama-sama dengan Pasukan Yaman telah berhasil menghantan basis militer Saudi di Dhahran, wilayah Selatan Saudi Arabia, dengan menggunakan puluhan rudal Grad dan Najm al-Saqeb (bintang yang menyerang) pada hari Senin (15/6) kemarin.

YEMENIS MISSILES 

Pasukan Yaman telah menembakkan 16 rudal ke arh basis militer strategis di wilayah Dhahran di Selatan Saudi Arabia.


Sumber militer juga menyatakan bahwa pasukan Yaman dan pasukan Ansarullah juga menghantam basis militer lain dengan rudal Najm al-Saqeb.

Pasukan Yaman didukung pejuang-pejuang Ansarullah juga merebut basis militer Nakhla dan Sahil di provinsi Ma’arib dari tangan pasukan pro-Hadi. Sekitar 20 tentara pro-Hadi tewas dalam pertempuran dengan pasukan Yaman dan pejuang Ansarullah tersebut.


Sementara itu, jet-jet tempur Saudi juga menyerang wilayah Beit al-Faqih di kota pelabuhan al-Hudaydah di Yaman Barat dan menyebabkan enam orang tewas.

Serangan rudal Yaman ke posisi militer Saudi terjadi karena pemerintah Riyadh masih meneruskan serangan udaranya terhadap wilayah pemukiman penduduk sipil. Dini hari kemarin, jet tempur Saudi telah membmbardir ibukota Yaman, Sana’a menggunakan senjata kimia terlarang yang mengakibatkan puluhan orang luka-luka tewas dan terluka. Laporan menyebut, jet tempur Saudi telah menggunakan bom dan rudal terlarang dalam serangan di hari Minggu ke Sana’a dan menewaskan banyak penduduk sipil.

Di tempat lain di Yaman, setidaknya 17 penduduk sipil tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka serius akibat serangan udara monarki itu di Ta’izz. Serangan udara kerajaan juga menghujani kota al-Hazm di provinsi Jawf dan membunuh 18 orang.


Serangan udara Saudi ini berlangsung ketika perwakilan gerakan Ansarullah sedang menuju kota Jenewa di Swiss guna menghadiri pembicaraan Damai yang ditengahi PBB yang bertujuan untuk mengakhiri agresi Saudi Arabia terhadap negara Arab itu.


Saudi Arabia telah menyerang Yaman selama 83 hari hingga hari ini, , demi mengembalikan mantan presiden yang buron, Mansour Hadi ke kursi presiden. Walaupun Riyadh mengklaim pihaknya membombardir posisi pejuang Ansarullah di Yaman, pada kenyataannya jet tempur Saudi justru menyasar area perumahan dan bangunan infrastruktur penduduk sipil. Serangan kerajaan itu hingga kini telah menewaskan 4.613 penduduk sipil yang sebagian besarnya adalah wanita dan anak-anak. ( SFA/LM)