Senin, 27 Mei 2013

ISAREL MEMBUNUH PASIEN PALESTINA DENGAN GAS KARBONDIOXIDA......YANG SEHARUSNYA MEMASO GAS NITROUS OXIDE....?? >> KEJAHATAN TERENCANA DAN TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN...DENGAN MENGIRIMKAN PESANAN GAS KARBONDIOXIDA..>> UNTK PASIEN2..YANG PERLU DIBEDAH YAKNI MEMERLUKAN GAS NOTOUS OXIDE..?? MENGAPA TINDAKAN JAHAT DAN TAK ETIAS SERTA TAK BERPERIKEMANUSIAAN.. TERHADAP PASIEN2..PALESTIANA..ITU DIEPRBUAT OLEH SUPPLIER GAS ISRAEL..?? JAHAT DAN SANGAT TAK BERADAB..?? ...... Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan rezim Israel memasok rumah sakit (RS) Gaza dengan gas yang digunakan untuk keperluan anestesi, tapi berpotensi membunuh. Israel yang merupakan satu-satunya pemasok gas nitrous oksida rumah sakit Gaza, memberi mereka gas karbondioksida yang diklaim sebagai nitrous oxide. Empat pasien meninggal setelah menghirup gas karbondioksida, bukan nitrous oxide selama operasi bedah. Menteri Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra menggambarkan rezim Tel Aviv berbuat kejahatan tidak etis. "Kami menilai Israel bertanggungjawab penuh atas tindakan membahayakan kehidupan pasien kami," katanya seperti dilansir PressTV, Selasa (28/5). ..>> Palestina mendukung langkah Amerika Serikat (AS) untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai Palestina-Israel. Langkah tersebut dinilai bisa memberikan Palestina kemerdekaan dan kebebasan dari upaya Israel menciptakan sistem Apartheid baru di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Pemimpin delegasi negosiasi perdamaian Palestina, Saeb Erekat mendukung penuh upaya AS terutama Menteri Luar Negeri (Menlu) John Kerry untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai. Ia bahkan menyebut ini adalah momentum yang sangat baik untuk melakukan hal tersebut...>> Rezim Israel dituding sengaja mengirimkan gas pembunuh ke rumah sakit yang berada di Gaza. Kemungkinan besar gas ini digunakan sebagai obat bius bagi para pasien yang ada di rumah sakit tersebut. Selama ini, Israel merupakan pemasok gas nitro oksida ke sejumlah rumah sakit yang ada di wilayah Gaza. Namun, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, Israel justru mengirimkan gas karbon dioksida sebagai dalih gas nitro oksida. Akibat hal ini, dilaporkan empat pasien di rumah sakit yang ada di Gaza meninggal dunia. Para korban meninggal dunia karena menghirup gas karbon dioksida saat dioperasi. Demikian seperti dilansir PressTV, Selasa (28/5/2013)...>> Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menuduh rezim Zionis Israel telah membunuh pasien-pasien di rumah sakit Gaza dengan mengirimkan alat-alat anestesi (bius) yang mengandung bahan kimia. Sebagaimana dilaporkan Qodsna (25/5), Mufid Al Mukhalalati, Menteri Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan, "Israel menggunakan gas kimia, Kardon dioksida (CO2) sebagai ganti Nitrogen dioksida (No2) di dalam alat bius terutama tabung-tabung yang dikirimkan ke Gaza." Ditambahkannya, "Dokter-dokter di Gaza berhasil menyelematkan pasien-pasien rumah sakit dari bencana kematian karena perbuatan Israel ini."..>>

Israel Kirim Racun untuk Pasien Rumah Sakit Gaza

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menuduh rezim Zionis Israel telah membunuh pasien-pasien di rumah sakit Gaza dengan  mengirimkan alat-alat anestesi (bius) yang mengandung bahan kimia.
 
Sebagaimana dilaporkan Qodsna (25/5), Mufid Al Mukhalalati, Menteri Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan, "Israel menggunakan gas kimia, Kardon dioksida (CO2) sebagai ganti Nitrogen dioksida (No2) di dalam alat bius terutama tabung-tabung yang dikirimkan ke Gaza."
 
Ditambahkannya, "Dokter-dokter di Gaza berhasil menyelematkan pasien-pasien rumah sakit dari bencana kematian karena perbuatan Israel ini."
 
Sebuah komite khusus telah dibentuk untuk mengkaji masalah penggunaan Karbon dioksida sebagai pengganti Nitrogen dioksida untuk melakukan pembiusan oleh Israel.
 
Al Mukhalalati menuduh Israel berada di balik peristiwa ini. Pasalnya, Israel adalah satu-satunya pihak yang mengirimkan gas nitrogen ke rumah sakit-rumah sakit Gaza sejak enam tahun lalu.
 
Menteri Kesehatan Palestina di Gaza telah mengirimkan surat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan komite internasional Palang Merah untuk segera melakukan investigasi masalah tersebut. (IRIB Indonesia/HS)
Selasa, 28/05/2013 10:11 WIB

Israel Dituding Suplai Gas Pembunuh ke Rumah Sakit Gaza

Novi Christiastuti Adiputri - detikNews
http://news.detik.com/read/2013/05/28/101122/2257652/1148/israel-dituding-suplai-gas-pembunuh-ke-rumah-sakit-gaza?n991103605http://news.detik.com/read/2013/05/28/101122/2257652/1148/israel-dituding-suplai-gas-pembunuh-ke-rumah-sakit-gaza?n991103605

 
Ilustrasi
Gaza City - Rezim Israel dituding sengaja mengirimkan gas pembunuh ke rumah sakit yang berada di Gaza. Kemungkinan besar gas ini digunakan sebagai obat bius bagi para pasien yang ada di rumah sakit tersebut.

Selama ini, Israel merupakan pemasok gas nitro oksida ke sejumlah rumah sakit yang ada di wilayah Gaza. Namun, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, Israel justru mengirimkan gas karbon dioksida sebagai dalih gas nitro oksida.

Akibat hal ini, dilaporkan empat pasien di rumah sakit yang ada di Gaza meninggal dunia. Para korban meninggal dunia karena menghirup gas karbon dioksida saat dioperasi. Demikian seperti dilansir PressTV, Selasa (28/5/2013).


Menteri Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra menyebut, tindakan Israel ini sebagai kejahatan tak berperikemanusiaan. "Kami meminta rezim Israel untuk bertanggung jawab sepenuhnya karena membahayakan nyawa pasien-pasien kami," ucapnya.

"Ini merupakan upaya lain dari Israel untuk mempersulit kehidupan warga Gaza di tengah blokade yang terus berlangsung. Israel merupakan satu-satunya pemasok gas nitro dan tidak ada pihak lain yang bisa disalahkan kecuali Israel," imbuh al-Qudra.

Gas nitro oksida jika dicampur dengan oksigen, mampu membantu mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasien dan membuat tidur pasien saat menjalani operasi. Menurut para ahli medis, mengganti nitro oksida dengan karbon dioksida bisa menyebabkan serangan jantung dan berujung pada kematian.

Secara terpisah, organisasi HAM setempat, Al-Dameer Association for Human Rights mendesak dilakukannya investigasi internasional terhadap kejahatan baru Israel ini.

"Israel dikenal akan kejahatannya terhadap pasien Palestina dan pada sektor kesehatan selama bertahun-tahun dan kita semua tahu bahwa mereka melakukan eksperimen terhadap tahanan asal Palestina," ucap pemimpin Al-Dameer Association for Human Rights, Samer Mousa.

"Jadi mengganti gas medis semacam ini tidak mengejutkan kami. Kami menyerukan agar Organisasi Kesehatan Dunia dan Palang Merah Internasional melakukan investigasi menyeluruh terhadap kasus ini," tandasnya.


Ikuti berbagai peristiwa terhangat yang terjadi hari ini di "Reportase Sore", pukul 16.30 WIB, hanya di Trans TV.

(nvc/ita)

 

 

Palestina: Israel Memberlakukan Sistem Apartheid di Tepi Barat

Tuesday, 21 May 2013, 15:44 WIB
AP http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/05/21/mn549y-palestina-israel-memberlakukan-sistem-apartheid-di-tepi-barat
Saeb Erekat
Saeb Erekat

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Palestina mendukung langkah Amerika Serikat (AS) untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai Palestina-Israel. Langkah tersebut dinilai bisa memberikan Palestina kemerdekaan dan kebebasan dari upaya Israel menciptakan sistem Apartheid baru di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Pemimpin delegasi negosiasi perdamaian Palestina, Saeb Erekat mendukung penuh upaya AS terutama Menteri Luar Negeri (Menlu) John Kerry untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai. Ia bahkan menyebut ini adalah momentum yang sangat baik untuk melakukan hal tersebut.

Palestina juga sudah mendapat pengakuan dari suara mayoritas Majelis Umum PBB, dari hanya pengamat PBB menjadi negara pengamat nonanggota. Artinya, PBB mengakui Palestina sebagai negara seperti status Vatikan, sebuah keputusan yang ditentang oleh Israel dan AS.
Keputusan ini pun memberikan Palestina hak untuk mengajukan keanggotaan dalam organisasi PBB, konvensi dan perjanjan, termasuk Mahkamah Pidana Internasional. 

Dengan bergabung dalam Mahkamah Pidana Internasional (ICC), maka Palestina bisa mengajukan tindakan Israel sebagai kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan dan kejahatan berat lainnya. 

Erekat menyatakan Palestina masih menahan diri untuk masuk dalam badan khusus PBB karena menunggu langkah AS dan lainnya menciptakan solusi dua negara berdasarkan perbatasan sebelum Perang Arab-Israel 1967. Langkah ini juga didukung Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Reporter : Ichsan Emrald Alamsyah
Redaktur : Citra Listya Rini
Sumber : Reuters/AP

Israel Bunuh Warga Palestina dengan Gas Beracun di RS

Selasa, 28 Mei 2013, 09:11 WIB 
http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/05/26/mnevpu-ekstrimis-yahudi-kembali-rusak-pohon-zaitun-petani-palestina
Israel Palestina
Israel Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan rezim Israel memasok rumah sakit (RS) Gaza dengan gas yang digunakan untuk keperluan anestesi, tapi berpotensi membunuh.
Israel yang merupakan satu-satunya pemasok gas nitrous oksida rumah sakit Gaza, memberi mereka gas karbondioksida yang diklaim sebagai nitrous oxide. Empat pasien meninggal setelah menghirup gas karbondioksida, bukan nitrous oxide selama operasi bedah.

Menteri Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra menggambarkan rezim Tel Aviv berbuat kejahatan tidak etis. "Kami menilai Israel bertanggungjawab penuh atas tindakan membahayakan kehidupan pasien kami," katanya seperti dilansir PressTV, Selasa (28/5). 

Menurut Al-Qudra, hal itu merupakan upaya lain Israel untuk membuat kehidupan rakyat Gaza sulit. Israel adalah satu-satunya pemasok gas nitrogen dan tidak ada orang lain yang bisa disalahkan kecuali pendudukan Israel. 

Nitrous oksida yang dicampur dengan oksigen diberikan kepada pasien untuk meringankan rasa sakit dan menginduksi tidur sebelum operasi. Para ahli mengatakan penggantian nitrous oxide dengan karbondioksida akan menyebabkan serangan jantung dan dapat menyebabkan kematian. 

Organisasi hak asasi manusia melaporkan ratusan warga Gaza tewas dalam setahun terakhir karena akibat langsung dari blokade Israel. 
Asosiasi HAM, Al-Dameer menyerukan penyelidikan internasional atas apa yang digambarkan sebagai kejahatan baru Israel. 
"Israel telah lama melakukan kejahatan terhadap pasien Palestina. Mengganti gas medis itu tidak mengejutkan kami. Kami meminta WHO dan Palang Merah melakukan investigasi terhadap kasus ini," kata Al-Dameer. 
Reporter : Nur Aini
Redaktur : Citra Listya Rini

1 komentar: