Israel Kirim Racun untuk Pasien Rumah Sakit Gaza
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menuduh rezim Zionis Israel
telah membunuh pasien-pasien di rumah sakit Gaza dengan mengirimkan
alat-alat anestesi (bius) yang mengandung bahan kimia.
Sebagaimana dilaporkan Qodsna (25/5), Mufid Al Mukhalalati, Menteri
Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan, "Israel menggunakan gas kimia,
Kardon dioksida (CO2) sebagai ganti Nitrogen dioksida (No2) di dalam
alat bius terutama tabung-tabung yang dikirimkan ke Gaza."
Ditambahkannya, "Dokter-dokter di Gaza berhasil menyelematkan
pasien-pasien rumah sakit dari bencana kematian karena perbuatan Israel
ini."
Sebuah komite khusus telah dibentuk untuk
mengkaji masalah penggunaan Karbon dioksida sebagai pengganti Nitrogen
dioksida untuk melakukan pembiusan oleh Israel.
Al
Mukhalalati menuduh Israel berada di balik peristiwa ini. Pasalnya,
Israel adalah satu-satunya pihak yang mengirimkan gas nitrogen ke rumah
sakit-rumah sakit Gaza sejak enam tahun lalu.
Menteri
Kesehatan Palestina di Gaza telah mengirimkan surat kepada Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) dan komite internasional Palang Merah untuk segera
melakukan investigasi masalah tersebut. (IRIB Indonesia/HS)
Selasa, 28/05/2013 10:11 WIB Israel Dituding Suplai Gas Pembunuh ke Rumah Sakit Gaza
Ilustrasi
Gaza City - Rezim Israel dituding
sengaja mengirimkan gas pembunuh ke rumah sakit yang berada di Gaza.
Kemungkinan besar gas ini digunakan sebagai obat bius bagi para pasien
yang ada di rumah sakit tersebut.
Selama ini, Israel merupakan pemasok gas nitro oksida ke sejumlah rumah sakit yang ada di wilayah Gaza. Namun, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, Israel justru mengirimkan gas karbon dioksida sebagai dalih gas nitro oksida.
Akibat hal ini, dilaporkan empat pasien di rumah sakit yang ada di Gaza meninggal dunia. Para korban meninggal dunia karena menghirup gas karbon dioksida saat dioperasi. Demikian seperti dilansir PressTV, Selasa (28/5/2013).
Menteri Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra menyebut, tindakan Israel ini sebagai kejahatan tak berperikemanusiaan. "Kami meminta rezim Israel untuk bertanggung jawab sepenuhnya karena membahayakan nyawa pasien-pasien kami," ucapnya.
"Ini merupakan upaya lain dari Israel untuk mempersulit kehidupan warga Gaza di tengah blokade yang terus berlangsung. Israel merupakan satu-satunya pemasok gas nitro dan tidak ada pihak lain yang bisa disalahkan kecuali Israel," imbuh al-Qudra.
Gas nitro oksida jika dicampur dengan oksigen, mampu membantu mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasien dan membuat tidur pasien saat menjalani operasi. Menurut para ahli medis, mengganti nitro oksida dengan karbon dioksida bisa menyebabkan serangan jantung dan berujung pada kematian.
Secara terpisah, organisasi HAM setempat, Al-Dameer Association for Human Rights mendesak dilakukannya investigasi internasional terhadap kejahatan baru Israel ini.
"Israel dikenal akan kejahatannya terhadap pasien Palestina dan pada sektor kesehatan selama bertahun-tahun dan kita semua tahu bahwa mereka melakukan eksperimen terhadap tahanan asal Palestina," ucap pemimpin Al-Dameer Association for Human Rights, Samer Mousa.
"Jadi mengganti gas medis semacam ini tidak mengejutkan kami. Kami menyerukan agar Organisasi Kesehatan Dunia dan Palang Merah Internasional melakukan investigasi menyeluruh terhadap kasus ini," tandasnya.
Selama ini, Israel merupakan pemasok gas nitro oksida ke sejumlah rumah sakit yang ada di wilayah Gaza. Namun, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, Israel justru mengirimkan gas karbon dioksida sebagai dalih gas nitro oksida.
Akibat hal ini, dilaporkan empat pasien di rumah sakit yang ada di Gaza meninggal dunia. Para korban meninggal dunia karena menghirup gas karbon dioksida saat dioperasi. Demikian seperti dilansir PressTV, Selasa (28/5/2013).
Menteri Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra menyebut, tindakan Israel ini sebagai kejahatan tak berperikemanusiaan. "Kami meminta rezim Israel untuk bertanggung jawab sepenuhnya karena membahayakan nyawa pasien-pasien kami," ucapnya.
"Ini merupakan upaya lain dari Israel untuk mempersulit kehidupan warga Gaza di tengah blokade yang terus berlangsung. Israel merupakan satu-satunya pemasok gas nitro dan tidak ada pihak lain yang bisa disalahkan kecuali Israel," imbuh al-Qudra.
Gas nitro oksida jika dicampur dengan oksigen, mampu membantu mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasien dan membuat tidur pasien saat menjalani operasi. Menurut para ahli medis, mengganti nitro oksida dengan karbon dioksida bisa menyebabkan serangan jantung dan berujung pada kematian.
Secara terpisah, organisasi HAM setempat, Al-Dameer Association for Human Rights mendesak dilakukannya investigasi internasional terhadap kejahatan baru Israel ini.
"Israel dikenal akan kejahatannya terhadap pasien Palestina dan pada sektor kesehatan selama bertahun-tahun dan kita semua tahu bahwa mereka melakukan eksperimen terhadap tahanan asal Palestina," ucap pemimpin Al-Dameer Association for Human Rights, Samer Mousa.
"Jadi mengganti gas medis semacam ini tidak mengejutkan kami. Kami menyerukan agar Organisasi Kesehatan Dunia dan Palang Merah Internasional melakukan investigasi menyeluruh terhadap kasus ini," tandasnya.
Ikuti berbagai peristiwa terhangat yang terjadi hari ini di "Reportase Sore", pukul 16.30 WIB, hanya di Trans TV.
(nvc/ita)
Palestina: Israel Memberlakukan Sistem Apartheid di Tepi Barat
Tuesday, 21 May 2013, 15:44 WIB
AP http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/05/21/mn549y-palestina-israel-memberlakukan-sistem-apartheid-di-tepi-barat
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Palestina mendukung langkah Amerika
Serikat (AS) untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai
Palestina-Israel. Langkah tersebut dinilai bisa memberikan Palestina
kemerdekaan dan kebebasan dari upaya Israel menciptakan sistem Apartheid
baru di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Pemimpin delegasi negosiasi perdamaian Palestina, Saeb Erekat
mendukung penuh upaya AS terutama Menteri Luar Negeri (Menlu) John Kerry
untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai. Ia bahkan menyebut ini
adalah momentum yang sangat baik untuk melakukan hal tersebut.
Palestina juga sudah mendapat pengakuan dari suara mayoritas Majelis
Umum PBB, dari hanya pengamat PBB menjadi negara pengamat nonanggota.
Artinya, PBB mengakui Palestina sebagai negara seperti status Vatikan,
sebuah keputusan yang ditentang oleh Israel dan AS.
Keputusan ini pun memberikan Palestina hak untuk mengajukan
keanggotaan dalam organisasi PBB, konvensi dan perjanjan, termasuk
Mahkamah Pidana Internasional.
Dengan bergabung dalam Mahkamah Pidana Internasional (ICC), maka
Palestina bisa mengajukan tindakan Israel sebagai kejahatan perang,
kejahatan kemanusiaan dan kejahatan berat lainnya.
Erekat menyatakan Palestina masih menahan diri untuk masuk dalam
badan khusus PBB karena menunggu langkah AS dan lainnya menciptakan
solusi dua negara berdasarkan perbatasan sebelum Perang Arab-Israel
1967. Langkah ini juga didukung Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Reporter : Ichsan Emrald Alamsyah |
Redaktur : Citra Listya Rini |
Sumber : Reuters/AP |
Israel Bunuh Warga Palestina dengan Gas Beracun di RS
Selasa, 28 Mei 2013, 09:11 WIB
http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/05/26/mnevpu-ekstrimis-yahudi-kembali-rusak-pohon-zaitun-petani-palestina
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Palestina
menyatakan rezim Israel memasok rumah sakit (RS) Gaza dengan gas yang
digunakan untuk keperluan anestesi, tapi berpotensi membunuh.
Israel yang merupakan satu-satunya pemasok gas nitrous oksida rumah
sakit Gaza, memberi mereka gas karbondioksida yang diklaim sebagai
nitrous oxide. Empat pasien meninggal setelah menghirup gas
karbondioksida, bukan nitrous oxide selama operasi bedah.
Menteri Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra menggambarkan rezim Tel Aviv
berbuat kejahatan tidak etis. "Kami menilai Israel bertanggungjawab
penuh atas tindakan membahayakan kehidupan pasien kami," katanya seperti
dilansir PressTV, Selasa (28/5).
Menurut Al-Qudra, hal itu merupakan upaya lain Israel untuk membuat
kehidupan rakyat Gaza sulit. Israel adalah satu-satunya pemasok gas
nitrogen dan tidak ada orang lain yang bisa disalahkan kecuali
pendudukan Israel.
Nitrous oksida yang dicampur dengan oksigen diberikan kepada pasien
untuk meringankan rasa sakit dan menginduksi tidur sebelum operasi. Para
ahli mengatakan penggantian nitrous oxide dengan karbondioksida akan menyebabkan serangan jantung dan dapat menyebabkan kematian.
Organisasi hak asasi manusia melaporkan ratusan warga Gaza tewas
dalam setahun terakhir karena akibat langsung dari blokade Israel.
Asosiasi HAM, Al-Dameer menyerukan penyelidikan internasional atas apa yang digambarkan sebagai kejahatan baru Israel.
"Israel telah lama melakukan kejahatan terhadap pasien Palestina.
Mengganti gas medis itu tidak mengejutkan kami. Kami meminta WHO dan
Palang Merah melakukan investigasi terhadap kasus ini," kata Al-Dameer.
Reporter : Nur Aini |
Redaktur : Citra Listya Rini |
Pelanggaran hukum perang itu
BalasHapus