Jumat, 11 Oktober 2013

SBY MARAH...?? KOK ADA2 SAJA... YAH..?? >> MENGAPA PAK SBY HARUS MARAH...??>>> KAN SELAMA INI KITA2 INI TEMENAN SAMA BAPAK..DAN SELALU SALING WOKEE...>>> ... EEEHH... JANGAN MAIN2.. INI BENER2 BAPAK MARAH LHOOO....?? >> KATANYA ADA KEBOHONGAN 1000%....??? GIMANA TUH...?? ADA APA YAH CARUT-MARUT DI REPUBLIK INI..?>> TUUHH...KAN SBY MARAH..??>> .... ....Sengman, Bunda Putri, Lalu Presiden SBY Rabu, 11/09/2013 11:15:11 | Shodiq Ramadhan | Dibaca : 1293 Putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim (tengah) usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jakarta, Senin (25/2/2013). Foto: Tribunnews.com 1 0 Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS, membeberkan nama baru dalam korupsi sapi. Tapi KPK tak kan berani membongkarnya. Masa jabatan Presiden SBY setahun lagi berakhir. Tapi tampaknya ia terus-menerus dilanda masalah. Kasus Bank Century yang merugikan negara Rp 6,7 trilyun, misalnya, telah menyeret namanya. Bisa ditebak suatu saat perkara korupsi yang melibatkan bekas Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wapres Boediono itu akan merepotkan SBY setelah turun dari kursi Presiden. Kini muncul pula perkara korupsi sapi. Ketika kasus ini meletus akhir Januari tahun ini, yang babak-belur hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Presiden atau Ketua Umumnya Luthfi Hasan Ishaaq ditangkap KPK, 30 Januari 2013. Luthfi menjadi pimpinan tertinggi partai politik yang dicokok KPK. Tapi di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang digelar Kamis, 29 Agustus lalu, untuk mengadili Fathanah (teman Luthfi yang menjadi perantara untuk menghubungkan Luthfi dengan PT Indoguna Utama, perusahaan importir daging sapi) muncul kejutan yang mengagetkan. Yaitu terseret-seretnya Presiden SBY. Suap dalam pengurusan tambahan kuota impor daging sapi PT Indoguna di Kementerian Pertanian itu memasuki babak baru. Nama yang sebelumnya tak pernah terdengar muncul ketika Jaksa Penuntut Umum memutar rekaman penyadapan pembicaraan terdakwa mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya Ahmad Fathanah, serta saksi Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS Ustadz Hilmi Aminuddin. [Amran Nasution] Setidaknya ada dua nama paling mencolok yaitu Sengman dan Bunda Putri. Dari rekaman penyadapan, Sengman diketahui membawa uang Rp 40 miliar dari PT Indoguna Utama untuk diserahkan kepada Hilmi Aminuddin. Ternyata dari kesaksian Ridwan Hakim uang itu tak pernah sampai ke ayahnya, Ustadz Hilmi. Ridwan Hakim malah menyebutkan bahwa Sengman yang membawa uang Rp 40 milyar itu sebenarnya adalah utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kalau begitu logikanya mana mungkin Sengman memberikan Rp 40 milyar itu ke Ustadz Hilmi, tapi tentulah kepada boss-nya. Sementara nama yang satu lagi, Bunda Putri, dalam rekaman itu terkesan punya pengaruh besar di pemerintahan. Luthfi Hasan menyebut Bunda Putri bertugas, “Mengkondisikan orang-orang pengambil keputusan agar keputusannya sesuai apa yang dia mau”. Oleh sebab itu mantan Presiden PKS itu mengatakan pekerjaan Bunda Putri lebih berat dari Menteri. Sosok Bunda Putri makin misterius karena Ridwan tak mau membuka identitasnya kepada hakim. Ia hanya menyebut Bunda Putri itu sebagai “Mentor bisnisnya yang punya perkebunan pinang di Kalimantan.” KPK sendiri tak mau berkomentar banyak soal dua tokoh ‘’penting’’ itu meskipun merekalah yang memutar rekaman penyadapan yang menampilkan nama keduanya. Memang begitulah KPK selama ini: tampil galak menghadapi pelaku korupsi yang tak punya beking politik. Tapi tampak grogi dan tebang pilih bila menyangkut orang atau tokoh yang memiliki beking politik kuat. Apalagi kasus sekarang menyerempet nama Presiden SBY, nyali KPK pun tampak ciut. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan pihaknya masih mengumpulkan informasi. KPK akan fokus lebih dulu pada keterangan saksi yang digunakan untuk membuktikan dakwaan terhadap terdakwa Fathanah. KPK tak mau berterus-terang apakah sudah mengantongi identitas Sengman dan Bunda Putri. Menurut Jaksa KPK Muhibuddin, KPK belum sempat memeriksa Bunda Putri karena berkas perkara dua terdakwa kasus daging impor, Luthfi Hasan dan Fathanah, harus segera dilimpahkan ke pengadilan. Namun Bunda Putri masih mungkin dipanggil karena KPK belum merampungkan pemeriksaan satu terdakwa lagi, Direktur Utama Indoguna Maria Elizabeth Liman. Donatur SBY? Rekaman penyadapan pembicaraan tadi sebenarnya sedang memperbincangkan kiriman uang dari Dirut PT Indoguna Elizabeth Liman. Fathanah terdengar kaget ketika Ridwan mengatakan kiriman uang itu belum sampai ke Ustadz Hilmi di Lembang. “Rp 40 milyar ditenteng langsung kok sama Ibu (Elizabeth Liman. Red) untuk disampaikan ke Lembang. Masak nggak nyampe? Ya Allah, Ya Robbi, masak Sengman dan Hendra nggak nyampein?” kata Fathanah dalam percakapan telepon dengan Ridwan yang disadap KPK. Itulah kali pertama nama Sengman muncul dalam kasus suap impor daging. Hakim kemudian menanyakan siapa Sengman yang dimaksud Ridwan. Putra keempat Hilmi Aminuddin itu mengatakan Sengman adalah utusan Presiden. Hakim bertanya lagi Presiden apa yang ia maksud. “Ya Presiden SBY,” kata Ridwan mantab. Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan kenal Sengman di kota kelahirannya, Palembang. Ketika itu Marzuki masih jadi pengusaha belum terjun ke politik. “Sengman pengusaha hotel di Palembang. Tapi kami tak pernah bertemu lagi. Hotelnya juga sudah dijual,” kata Marzuki. Ketua Perhimpunan Hotel dan Rumah Makan Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan, Herlan Aspiudin, membenarkan kepada wartawan bahwa Sengman Tjahja adalah pengusaha hotel. Dia pemain lama di bisnis itu. Sengman adalah pemilik Hotel Princess di kompleks Ilir Barat Permai Palembang. Menurut Herlan, Sengman memang dekat dengan Presiden SBY. Sengman dan SBY telah akrab sejak SBY menjabat Panglima Daerah Militer II Sriwijaya tahun 1996-1997. Saat SBY jadi Pangdam, menurut Herlan, banyak pengusaha yang dekat dengan dia. Hubungan Sengman-SBY terus berlanjut. Sengman sempat menghadiri wisuda putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, di Nanyang Technological University, Singapura, pada 2006. Sebaliknya, SBY pun hadir di resepsi pernikahan putri Sengman, Karen Tjahja, di Hotel Mulia, Jakarta, pada 2008. Mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli juga mengenal Sengman. “Sengman ini pengusaha yang pertama menyumbang untuk SBY ketika SBY masuk dunia politik. Jadi mereka dekat sekali,” katanya. Namun Istana membantah ada utusan Presiden bernama Sengman. “Saya pastikan, kami tak pernah mendengar nama itu sebagai utusan Presiden,” kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha. Bantahan senada disampaikan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Ia mengatakan tak kenal Sengman. “Saya tahunya tukang seng. Istana tak ada hubungannya sama sekali dengan kasus impor sapi. Kami tak kenal mereka. Mereka tak ada hubungannya dengan Istana,” katanya. Bunda Putri, Pak Lurah, Haji Susu Suara Bunda Putri ini ikut tersadap dalam perbincangan antara Luthfi Hasan dan Ridwan Hakim, 30 Januari 2013, setelah Fathanah disergap KPK di Hotel Le Meridian. Lewat sambungan telepon kepada Luthfi yang berada di DPR, Ridwan mengatakan ia sedang berada di rumah Bunda Putri. Kepada Luthfi, Ridwan mengabarkan Bunda Putri marah besar (mungkin karena tertangkapnya Fathanah). Di tengah percakapan itu, Ridwan kemudian memberikan telepon kepada Bunda Putri agar sang Bunda bisa berbicara langsung dengan Luthfi. Dari situlah terungkap pengaruh besar yang dimiliki Bunda Putri. Seorang menteri bahkan pernah datang ke rumahnya hingga pukul 1 malam. “Bunda jam 10 ditunggu Dipo sebelum dia ke JCC,’’ kata Luthfi. ‘’Bun, nanti kita ketemu Mas Boed jam 2.45.’ Terdengar jawaban, ‘’Nggak, Bunda di Grand Hyatt saja supaya nggak ke mana-mana. Kalau sudah begini males kita urusin TPA-nya. Nanti kalau Maret ada reshuffle ya sudah. Nanti saya ngomong sama Pak Lurah, benar apa yang kamu bilang tentang Haji Susu itu. Sudah, babat saja. Bunda gituin aja, aman,” kata Bunda Putri kepada Luthfi Hasan. Dalam beberapa kalimat yang diucapkan Bunda Putri itu saja, bermunculan nama orang-orang yang identitasnya belum jelas – Dipo, Mas Boed, Pak Lurah, dan Haji Susu. Siapa mereka semua dan apa hubungannya dengan Istana? Tugas KPK membuat semuanya jelas. Tapi tampaknya KPK tak akan berani. Kita harus sabar menunggu setelah 2014. ...>>> Hubungan Sengman-SBY terus berlanjut. Sengman sempat menghadiri wisuda putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, di Nanyang Technological University, Singapura, pada 2006. Sebaliknya, SBY pun hadir di resepsi pernikahan putri Sengman, Karen Tjahja, di Hotel Mulia, Jakarta, pada 2008. Mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli juga mengenal Sengman. “Sengman ini pengusaha yang pertama menyumbang untuk SBY ketika SBY masuk dunia politik. Jadi mereka dekat sekali,” katanya....>>>...Menurut Herlan, Sengman memang dekat dengan Presiden SBY. Sengman dan SBY telah akrab sejak SBY menjabat Panglima Daerah Militer II Sriwijaya tahun 1996-1997. Saat SBY jadi Pangdam, menurut Herlan, banyak pengusaha yang dekat dengan dia....>>> ...Setidaknya ada dua nama paling mencolok yaitu Sengman dan Bunda Putri. Dari rekaman penyadapan, Sengman diketahui membawa uang Rp 40 miliar dari PT Indoguna Utama untuk diserahkan kepada Hilmi Aminuddin. Ternyata dari kesaksian Ridwan Hakim uang itu tak pernah sampai ke ayahnya, Ustadz Hilmi. Ridwan Hakim malah menyebutkan bahwa Sengman yang membawa uang Rp 40 milyar itu sebenarnya adalah utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kalau begitu logikanya mana mungkin Sengman memberikan Rp 40 milyar itu ke Ustadz Hilmi, tapi tentulah kepada boss-nya....>>> .. "Seribu persen Luthfi bohong. Saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," kata Presiden. ...>>> Kepada wartawan, Presiden membacakan kutipan berita yang ia terima dari stafnya. "Bunda Putri orang yang sangat dekat dengan Presiden. 1.000 persen Luthfi bohong. Saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," kata Presiden saat jumpa pers di Pangkalan TNI Angkatan Udara. Nada bicara Presiden sedikit tinggi. Presiden mengatakan, lantaran tidak mengenal, dirinya langsung mencari tahu siapa Bunda Putri. Presiden mengaku memerintahkan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi untuk menghubungi Menteri Pertanian Suswono. ..>>

 EEE .......maraaahh...eee....eee....

eee....jangan marah-marah...eee

ee..harus ..harus...marah...eee

eee..marah... eee marah...

heheheeee....jangan marah..... jangan ...marah.....


eeee...kita baikan saja.... eee kita tidak boleh marah....

tapi aku marah..sama kamu... 1000x  marahhh....

hayyooo kamu... pasti bohong... kalaw tidak marah...

marah--marah...marah... 

aku..harus marah...!!! hey hey ...heyyyyy....


 Sengman, Bunda Putri, dan Amarah SBY

  • Penulis :Sandro Gatra 
  • http://nasional.kompas.com/read/2013/10/11/1140093/Sengman.Bunda.Putri.dan.Amarah.SBY?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp
  • Jumat, 11 Oktober 2013 | 11:40 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 
 
 
| DOK. INSTAGRAM
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bereaksi keras atas pernyataan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Reaksi itu muncul setelah dirinya dikaitkan dengan sosok Bunda Putri dalam perkara dugaan suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian. 

Ketika bersaksi di sidang terdakwa Ahmad Fathanah di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (10/10/2013), LHI mengatakan, Bunda Putri adalah orang yang sangat dekat dengan Presiden. Bunda Putri disebut sangat tahu informasi mengenai kebijakan reshuffle kabinet. (Baca: "Luthfi Hasan: Bunda Putri Sangat Dekat dengan SBY")

"Bunda Putri orang yang setahu saya sangat dekat dengan SBY. Dia sangat tahu informasi kebijakan reshuffle," ujar Luthfi, saat bersaksi. 

Ketika pernyataan itu terlontar, Presiden tengah berada di Brunei Darussalam dan hendak kembali ke Tanah Air. Begitu pesawat kepresidenan mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Udara di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pukul 20.00 WIB, SBY mendapat laporan kesaksian LHI. 

Merasa tak mengenal, saat itu juga, di salah satu ruangan di markas TNI AU, Presiden mencari tahu siapa Bunda Putri. Selama 30 menit, Presiden meminta informasi dari berbagai pihak, mulai dari Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, sekretaris pribadi, hingga keluarganya. Tak ada yang mengaku kenal. 

Informasi juga dikorek dari Menteri Pertanian Suswono dan Wamentan Rusman Heriawan. Dari keduanya didapat info bahwa Bunda Putri adalah istri salah satu pejabat Kementerian Pertanian. Ia adalah pengekspor asal Cilimus, Jawa Barat. Merasa tak mengenal, pernyataan lalu dikeluarkan. 

Sebelum menanggapi pernyataan LHI, Presiden bercerita soal agenda di Brunei, yakni menghadiri KTT ASEAN III. Terkait agenda di Brunei, nada pernyataan SBY relatif datar. Namun, beberapa kali nada suara SBY meninggi ketika menanggapi fakta persidangan.
Singkat cerita, Presiden menuding LHI berbohong dan hanya ingin mengalihkan isu. (Baca: "Presiden Marah Dikaitkan dengan Bunda Putri").

"Seribu persen Luthfi bohong. Saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," kata Presiden. 

Dalam jumpa pers, Presiden menyebut perlu menghentikan tuduhan LHI sehingga memberikan pernyataan langsung.

"Kalau saya tidak hentikan malam ini, dalam arti saya memberikan penjelasan yang benar, bisa saja rakyat kita bingung. Jangan-jangan berita itu benar," kata Presiden.
Sengman
Presiden tidak hanya dikaitkan dengan sosok Bunda Putri. Dalam persidangan kasus yang sama, Presiden juga dikaitkan dengan sosok Sengman berdasarkan rekaman sadapan. Tak kalah ngeri, kali ini soal uang Rp 40 miliar.
Dalam rekaman yang diputar di pengadilan, Fathanah menyampaikan kepada Ridwan bahwa uang Rp 40 miliar sudah dikirim melalui Sengman dan Hendra. Ketika ditanya oleh majelis hakim siapa Sengman, sepengetahuan Ridwan, yang disebut adalah utusan Presiden SBY. (Baca: "Ridwan: Sengman yang Bawa Rp 40 M, Utusan Presiden")
Namun, ketika pernyataan itu muncul lalu berkembang dalam pemberitaan, Presiden tak langsung menghentikannya agar rakyat tidak bingung atau malah beranggapan jangan-jangan pernyataan itu benar seperti ketika menghadapi isu Bunda Putri.
Tanggapan disampaikan sekitar lima hari kemudian. Bukan oleh Presiden, melainkan oleh Menteri Koordinator Polhukam Djoko Suyanto di sela-sela lawatan Presiden SBY di Polandia.
Dijelaskan, Presiden mengenal Sengman sebagai pengusaha, sama seperti mengenal para pengusaha besar, menengah, dan kecil lain dalam proses pembangunan bangsa.

"Presiden juga menghadiri acara pernikahan anak pengusaha Sengman, seperti juga kalau diundang acara serupa oleh para pengusaha atau kalangan lain," kata Djoko.
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary 
 

Luthfi Hasan: Bunda Putri Sangat Dekat dengan SBY

  • Penulis :
  • Dian Maharani
  • Kamis, 10 Oktober 2013 | 14:23 WIB
  • http://nasional.kompas.com/read/2013/10/10/1423473/Luthfi.Hasan.Bunda.Putri.Sangat.Dekat.dengan.SBY
 
Terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq (kiri) usai menjalani sidang perdananya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (24/6/2013). Luthfi diajukan ke pengadilan karena diduga terlibat dalam kasus suap kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian. | TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
 
JAKARTA, KOMPAS.com — 
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, mengaku kenal dengan Bunda Putri. Menurut Luthfi, Bunda Putri adalah orang yang sangat dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal ini diungkapkan Luthfi ketika bersaksi untuk terdakwa kasus dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi Ahmad Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (10/10/2013).

"Bunda Putri orang yang setahu saya sangat dekat dengan SBY. Dia sangat tahu informasi kebijakan reshuffle," ujar Luthfi.

Awalnya Luthfi mengaku pernah mendatangi rumah Bunda Putri di Pondok Indah, Jakarta Selatan, pasca-penangkapan Fathanah oleh KPK. Luthfi langsung menanyakan adakah rencana reshuffle (penataan ulang) kabinet Indonesia Bersatu.
KOMPAS.COM/Sandro Gatra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Luthfi mengaitkan penangkapan Fathanah dengan isu kebijakan penataan ulang kabinet oleh Presiden. Ini karena awalnya ia mendengar kabar ada seorang sopir menteri yang juga ditangkap KPK. Penangkapan itu diduga hanya untuk menggeser jabatan menteri dari PKS. Menurut Luthfi, Bunda Putri memiliki informasi yang valid terkait kebijakan penataan ulang kabinet.

"Dia orang yang banyak memiliki informasi. Banyak orang dekat Bapak SBY yang bawa informasi dan akurasinya sangat tinggi," kata Luthfi.

Namun, ketika ditanya identitas asli Bunda Putri, Luthfi mengaku tidak tahu. Fathanah didakwa bersama-sama Luthfi menerima uang Rp 1,3 miliar dari PT Indoguna Utama terkait kepengurusan kuota impor daging sapi. Keduanya juga didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang dengan menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membayarkan, dan membelanjakan harta kekayaan. Diduga, harta tersebut berasal dari tindak pidana korupsi.
Editor : Caroline Damanik
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Skandal Suap Impor Daging Sapi 
 

Presiden Marah Dikaitkan dengan Bunda Putri

  • Penulis :
  • Sandro Gatra
  • Kamis, 10 Oktober 2013 | 22:41 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. | KOMPAS.COM/Sandro Gatra

JAKARTA, KOMPAS.com
 — http://nasional.kompas.com/read/2013/10/10/2241376/Presiden.Marah.Dikaitkan.dengan.Bunda.Putri
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono marah atas pernyataan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (10/10/2013). Presiden menilai Luthfi berbohong.

Kemarahan Presiden itu menyikapi kesaksian Luthfi yang menyebut bahwa Bunda Putri adalah orang yang sangat dekat dengan dirinya. Presiden mendapatkan informasi itu dari stafnya saat baru mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Udara di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis malam, setelah melakukan lawatan dari Brunei Darussalam.

Kepada wartawan, Presiden membacakan kutipan berita yang ia terima dari stafnya. "Bunda Putri orang yang sangat dekat dengan Presiden. 1.000 persen Luthfi bohong. Saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," kata Presiden saat jumpa pers di Pangkalan TNI Angkatan Udara. Nada bicara Presiden sedikit tinggi. 

Presiden mengatakan, lantaran tidak mengenal, dirinya langsung mencari tahu siapa Bunda Putri. Presiden mengaku memerintahkan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi untuk menghubungi Menteri Pertanian Suswono. 

Penjelasan Suswono, kata Presiden, Bunda Putri adalah istri salah satu pejabat di Kementan. Presiden lalu meminta stafnya yang lain menghubungi Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan untuk menanyakan hal yang sama. Jawaban serupa diterima dari Rusman.

Presiden menambahkan, jika Bunda Putri disebut mengenal dekat dirinya, pasti perangkat lembaga Kepresidenan tahu. Perangkat yang dimaksud Presiden seperti Mensesneg dan sekretaris pribadi.

"Sebab, kalau orang berhubungan dengan saya atau ingin ketemu saya, atau telepon saya, kirim surat ke saya pasti melewati sistem. Sudah saya cek semuanya tidak ada satu pun yang tahu," kata Presiden.

Presiden mengaku juga menanyakan kepada keluarganya. Menurutnya, tidak ada juga anggota keluarganya yang mengenal Bunda Putri. Proses mencari tahu itu berlangsung sekitar 30 menit.

"Saya cek jangan-jangan pernah telepon, (tapi) tidak ada. Pernah kirim surat, tidak ada. Pernah kirim SMS tidak ada. Pernah datang ketemu saya, tidak ada. 100 persen tidak ada. Oleh karena itu, saya cari tahu siapa sebetulnya," kata dia.
Editor : Hindra Liauw 
 

Ridwan: Sengman yang Bawa Rp 40 M, Utusan Presiden

  • Penulis :
  • Dian Maharani
  • Jumat, 30 Agustus 2013 | 00:38 WIB
Ridwan Hakim | Dian Maharani/Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com — http://nasional.kompas.com/read/2013/08/30/0038560/Ridwan.Sengman.yang.Bawa.Rp.40.M.Utusan.Presiden
 
Sidang kasus dugaan suap impor daging sapi dengan terdakwa Ahmad Fathanah terus berlanjut di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Persidangan kasus ini, Kamis (29/8/2013), menghadirkan Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera. Rekaman percakapan Fathanah dan Ridwan diputar dan nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebut.

Pemutaran rekaman pembicaraan tersebut dilakukan oleh jaksa penuntut umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut jaksa, percakapan itu terjadi setelah pertemuan Ridwan dan Fathanah di Kuala Lumpur, Malaysia, Januari 2013.

Dalam rekaman itu, didengarkan suara Fathanah yang menyampaikan kepada Ridwan bahwa uang Rp 40 miliar sudah beres dikirim melalui Sengman dan Hendra. Mendengar rekaman itu, Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango kemudian menanyakan nama yang muncul tersebut kepada Ridwan.

"Ada nama Sengman. Itu siapa?" tanya Nawawi. "Itu nama orang, Pak," jawab Ridwan. "Iya, siapa?" tanya hakim lagi yang tampak kesal dengan jawaban Ridwan. Ridwan kemudian menjelaskan bahwa Sengman adalah utusan Presiden SBY.

"Waktu saya diputarkan (rekaman) ini di penyidikan KPK, saya jelaskan Bapak Sengman ini setahu saya ini utusan Presiden kalau datang ke PKS," jawab Ridwan. "Presidennya siapa?" tanya Nawawi. "Presiden kita, Pak SBY. (Sengman) di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) ditulis dia orang dekatnya Pak SBY," jawab Ridwan lagi.

Sementara itu, Hendra menurut Ridwan adalah teman dari Sengman. Ketika dicecar oleh hakim, Ridwan mengaku tidak tahu maksud pembicaraan Fathanah. "Saya tidak tahu karena beliau (Fathanah) bilang ini 40 (Rp 40 miliar) dibawa Sengman," katanya.

Menurut Ridwan, substansi keseluruhan pembicaraan lewat telepon itu adalah mengenai pemberitaan di majalah Tempo saja. "Substansinya masalah (yang dimuat majalah) Tempo itu saya jelaskan. Soal kuota daging sapi, Pak. Permasalahannya nama saya waktu itu disangkutpautkan. Yang saya paham, pemberitaan (Tempo) 2011 salah. Saya tidak ada kaitannya dengan daging sapi," terang Ridwan.

Dalam rekaman itu, juga disebut nama El dan Engkong. Ridwan yang dikonfirmasi menyatakan bahwa El adalah Direktur Utama PT Indoguna, Maria Elizabeth Liman. Sementara Engkong adalah sebutan untuk ayah Ridwan, Hilmi.

Berikut transkrip percakapan antara Fathanah dan Ridwan Hakim melalui telepon.

F (Fathanah): Saya udah kontak Ibu EL udah beres, Wan.
R (Ridwan): Udah beres ke mana?

F: Udah beres 40 lebih dikirim lewat Sengman dan Hendra waktu itu.
R: Belum nyampe, bos.

F: Lah, udah enggak mungkinlah, makanya ibu El itu nggak mungkin. Udah-udah beres bener, Engkong sendiri waktu itu sesudah itu pernah ketemu dan tidak ada komentar gitu, loh.
R: Iya enggak ada komentar. Masa di depan show room ngasih komentar, kan enggak mungkin. Yang jelas komplainnya ke kita.

F: Satu dan engkong.
R: Apa?
F: Ke satu dan engkong enggak mungkinlah ya juga. Tapi, udah nyampe kok 40 (empat puluh). Ditenteng langsung sama Ibu kok untuk disampaikan ke Lembang.
R: Enggak ada, komplainnya ke kita bos.

F: Hah? Ya, udah kalo mau.
R: Komplainnya ke kita, kenapa?
F: Dalam waktu dekat ketemu sama Ibu El dulu deh supaya jelas.
R: Oke boleh, boleh, boleh.
F: Bener, Wan?
R: Iya.

F: Enggak nyampe?
R: Enggak nyampe, baru konfirmasi lagi kan kemarin.
F: Ya Allah ya Robbi, ke mana. Masa Sengman dengan Hendra enggak nyampein?
R: Ya, enggak tahu, pokoknya gitu ceritanya.

F: Hehh
R: Jadi gimana, malam ini jadi ketemu enggak?
F: Ketemu, ketemu, saya ketemu di Citos (Cilandak Town Square). Eh Wan, kesemuanya, kewajibannya Ibu El sendiri berapa ke Engkong?
R: Eee, yang jelas, nanti deh diomonginnya.

Seperti diketahui, nama Ridwan pernah disebut dalam persidangan sebelumnya. Komisaris PT Radina Bioadicipta, Elda Devianne Adiningrat, yang juga mantan Ketua Asosiasi Perbenihan Indonesia, mengungkapkan, Ridwan dan Fathanah pernah melakukan pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Januari 2013. Elda juga hadir dalam pertemuan itu.

Menurut Elda, dalam pertemuan itu, Ridwan menanyakan kesanggupan Dirut PT Indoguna Maria Elizabeth Liman yang akan dibantu dalam mengurus penambahan kuota impor daging sapi.

Dalam kasus ini, Ahmad Fathanah bersama mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq didakwa menerima pemberian hadiah atau janji dari Juard dan Arya (Direktur PT Indoguna Utama) terkait kepengurusan kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut Rp 1,3 miliar. Keduanya juga didakwa tindak pidana pencucian uang. 
 

Penjelasan LHI Soal Kedekatan Bunda Putri dengan SBY

Jumat, 11 Oktober 2013, 02:05 WIB
  Sidang perdana tersangka korupsi dan pencucian uang Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tiipikor, Jakarta, Senin (24/6).   (Republika/Wihdan Hidayat)
 
Sidang perdana tersangka korupsi dan pencucian uang Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tiipikor, Jakarta, Senin (24/6). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq ternyata memang pernah bertemu dengan sosok Bunda Putri. Malah ia mengaitkan sosok Bunda Putri itu dengan presiden.

"Setahu saya sangat dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)," kata Luthfi, saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (10/10) dalam persidangan dengan terdakwa Ahmad Fathanah.

Luthfi mengaku mengenal Bunda Putri dari Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. Saat itu, Luthfi masih menjabat sebagai presiden partai.

Menurut Luthfi, Bunda Putri sangat mengetahui informasi mengenai rencana reshuffle kabinet. Karena itu, ia mendatangi kediaman Bunda Putri di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kedatangan Luthfi itu terjadi setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Fathanah pada 29 Januari 2013.

Luthfi mengaku khawatir penangkapan itu dikaitkan dengan menteri. "Karena di berita malam itu yang sampai kepada saya, ada supir menteri (Pertanian) ditangkap," kata dia.

Luthfi merasa informasi tersebut bisa digunakan publik untuk memukul PKS. Dia menganggap hal itu bisa berdampak pada pencopotan menteri yang berasal dari partainya. Apalagi saat itu, Menteri Pertanian Suswono juga tengah diterpa isu mengenai krisis daging sapi dan beredarnya daging celeng. Karena itu, Luthfi mencoba memverifikasi informasi tersebut kepada Bunda Putri. "Benar tidak akan ada reshuffle dan benar tidak kasus itu," kata dia.

Dalam pertemuan itu, Luthfi mengaku membicarakan perkembangan rencana reshuffle kabinet. Ia juga menjelaskan tidak ada penangkapan yang terkait dengan menteri. Setelah itu, ia mengatakan, kembali ke kantor DPP PKS. Karena Luthfi harus memimpin rapat bersama para anggota partai. "Karena pas rapat pasti ada yang tanya resuffle," kata dia.

Majelis hakim mempertanyakan keterkaitan posisi Bunda Putri dengan reshuffle kabinet. Luthfi kembali menjawab Bunda Putri memiliki banyak informasi dan mempunyai kedekatan dengan presiden. Ia mengatakan, biasanya orang yang dekat dengan presiden memiliki informasi yang bisa dipercaya. "Seringkali membawa informasi yang akurasinya sangat tinggi," kata dia.

Luthfi mengaku tak mengetahuinya secara pasti kedekatan Bunda Putri dengan presiden. Ia hanya percaya dengan apa yang diinformasikan oleh Hilmi Aminuddin. "Saya dikenalkan oleh Ketua Majelis Syuro," kata mantan anggota DPR itu.

Bahkan, Luthfi tidak mengetahui siapa nama asli Bunda Putri. Pun dengan informasi mengenai keluarganya. "Yang saya tahu, di rumahnya ada foto bapaknya, salah satu pendiri Golkar. Itu di ruang tamu," kata Luthfi.

Tetapi dia tidak mengetahui siap nama orang dalam foto tersebut. Ketika ditanya mengenai informasi Bunda Putri sebagai istri pejabat, Luthfi juga tidak bisa memastikannya. Ia hanya mendapat informasi suami Bunda Putri warga negara asing. Luthfi tidak mengetahui apakah Bunda Putri sudah berpisah dengan suaminya atau suaminya sudah meninggal. Informasi lainnya yang ia ketahui, Bunda Putri merupakan pengusaha. "Seorang pengusaha dan bisnisnya di luar negeri," kata dia.

Melihat jawaban Luthfi, majelis hakim masih mempertanyakannya. Mengingat Luthfi menanyakan informasi terkait reshuffle yang dinilai penting. Namun, Luthfi sendiri tidak mengetahui lebih rinci mengenai sosok tersebut. Majelis hakim bahkan mengingatkan Luthfi untuk berterus terang. Namun, Luthfi mengaku hanya bertemu 3-4 kali dengan Luthfi.

Ia pun hanya percaya pada Bunda Putri karena sosok itu direkomendasikan Hilmi Aminuddin. "Tradisi saya begitu. Kalau orang yang saya hormati kenalkan kepada saya, saya akan hormati apa yang dia sebutkan," kata Luthfi.

Luthfi menegaskan, informasi mengenai kedekatan antara Bunda Putri dan presiden berasal dari Hilmi. Luthfi direkomendasikan untuk mengumpulkan dan membagi informasi dengan Bunda Putri. "Karena yang merekomendasikan orang yang saya percaya. Saya tidak merasa perlu memverifikasi siapa dia," ujar Luthfi.



  

Sengman, Bunda Putri, Lalu Presiden SBY

Putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim (tengah) usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jakarta, Senin (25/2/2013). Foto: Tribunnews.com
http://www.suara-islam.com/read/index/8353/Sengman--Bunda-Putri--Lalu-Presiden-SBY--
 
Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS, membeberkan nama baru dalam korupsi sapi. Tapi KPK tak kan berani membongkarnya

Masa jabatan Presiden SBY setahun lagi berakhir.  Tapi tampaknya ia terus-menerus dilanda masalah.  Kasus Bank Century yang merugikan negara Rp 6,7 trilyun, misalnya, telah menyeret namanya. Bisa ditebak suatu saat perkara korupsi yang melibatkan bekas Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wapres Boediono itu akan merepotkan SBY setelah turun dari kursi Presiden.

Kini muncul pula perkara korupsi sapi. Ketika kasus ini meletus akhir Januari tahun ini, yang babak-belur hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Presiden atau Ketua Umumnya Luthfi Hasan Ishaaq ditangkap KPK, 30 Januari 2013. Luthfi menjadi pimpinan tertinggi partai politik yang dicokok KPK.

Tapi di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang digelar Kamis, 29 Agustus lalu, untuk mengadili Fathanah (teman Luthfi yang menjadi perantara untuk menghubungkan Luthfi dengan PT Indoguna Utama, perusahaan importir daging sapi) muncul kejutan yang mengagetkan. Yaitu terseret-seretnya Presiden SBY.

Suap dalam pengurusan tambahan kuota impor daging sapi PT Indoguna di Kementerian Pertanian itu memasuki babak baru. Nama yang sebelumnya tak pernah terdengar muncul ketika Jaksa Penuntut Umum memutar rekaman penyadapan pembicaraan terdakwa mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya Ahmad Fathanah, serta saksi Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS Ustadz Hilmi Aminuddin. [Amran Nasution]

Setidaknya ada dua nama paling mencolok yaitu Sengman dan Bunda Putri. Dari rekaman penyadapan, Sengman diketahui membawa uang Rp 40 miliar dari PT Indoguna Utama untuk diserahkan kepada Hilmi Aminuddin. Ternyata dari kesaksian Ridwan Hakim uang itu tak pernah sampai ke ayahnya, Ustadz Hilmi.

Ridwan Hakim malah menyebutkan bahwa Sengman yang membawa uang Rp 40 milyar itu sebenarnya adalah utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 
Kalau begitu logikanya mana mungkin Sengman memberikan Rp 40 milyar itu ke Ustadz Hilmi, tapi tentulah kepada boss-nya.

Sementara nama yang satu lagi, Bunda Putri, dalam rekaman itu terkesan punya pengaruh besar di pemerintahan. Luthfi Hasan menyebut Bunda Putri bertugas, “Mengkondisikan orang-orang pengambil keputusan agar keputusannya sesuai apa yang dia mau”.  Oleh sebab itu mantan Presiden PKS itu mengatakan pekerjaan Bunda Putri lebih berat dari Menteri. Sosok Bunda Putri makin misterius karena Ridwan tak mau membuka identitasnya kepada hakim. Ia hanya menyebut Bunda Putri itu sebagai “Mentor bisnisnya yang punya perkebunan pinang di Kalimantan.”

KPK sendiri tak mau berkomentar banyak soal dua tokoh ‘’penting’’ itu meskipun merekalah yang memutar rekaman penyadapan yang menampilkan  nama keduanya. Memang begitulah KPK selama ini: tampil galak menghadapi pelaku korupsi yang tak punya beking politik. Tapi tampak grogi dan tebang pilih bila menyangkut orang atau tokoh yang memiliki beking politik kuat.  Apalagi kasus sekarang menyerempet nama Presiden SBY, nyali KPK pun tampak ciut.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan pihaknya masih mengumpulkan informasi. KPK akan fokus lebih dulu pada keterangan saksi yang digunakan untuk membuktikan dakwaan terhadap terdakwa Fathanah.

KPK tak mau berterus-terang apakah sudah mengantongi identitas Sengman dan Bunda Putri. Menurut Jaksa KPK Muhibuddin, KPK belum sempat memeriksa Bunda Putri karena berkas perkara dua terdakwa kasus daging impor, Luthfi Hasan dan Fathanah, harus segera dilimpahkan ke pengadilan. Namun Bunda Putri masih mungkin dipanggil karena KPK belum merampungkan pemeriksaan satu terdakwa lagi, Direktur Utama Indoguna Maria Elizabeth Liman.

Donatur SBY?


Rekaman penyadapan pembicaraan  tadi sebenarnya sedang memperbincangkan kiriman uang dari Dirut PT Indoguna Elizabeth Liman. Fathanah terdengar kaget ketika Ridwan mengatakan kiriman uang itu belum sampai ke Ustadz Hilmi di Lembang. “Rp 40 milyar ditenteng langsung kok sama Ibu (Elizabeth Liman. Red) untuk disampaikan ke Lembang. Masak nggak nyampe? Ya Allah, Ya Robbi, masak Sengman dan Hendra nggak nyampein?” kata Fathanah dalam percakapan telepon dengan Ridwan yang disadap KPK.

Itulah kali pertama nama Sengman muncul dalam kasus suap impor daging. Hakim kemudian menanyakan siapa Sengman yang dimaksud Ridwan. Putra keempat Hilmi Aminuddin itu mengatakan Sengman adalah utusan Presiden. Hakim bertanya lagi Presiden apa yang ia maksud. “Ya Presiden SBY,” kata Ridwan mantab.

Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan kenal Sengman di kota kelahirannya, Palembang. Ketika itu Marzuki masih jadi pengusaha belum terjun ke politik. “Sengman pengusaha hotel di Palembang. Tapi kami tak pernah bertemu lagi. Hotelnya juga sudah dijual,” kata Marzuki.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Rumah Makan Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan, Herlan Aspiudin, membenarkan kepada wartawan bahwa Sengman Tjahja adalah pengusaha hotel. Dia pemain lama di bisnis itu. Sengman adalah pemilik  Hotel Princess di kompleks Ilir Barat Permai Palembang.

Menurut Herlan, Sengman memang dekat dengan Presiden SBY. Sengman dan SBY telah akrab sejak SBY menjabat Panglima Daerah Militer II Sriwijaya tahun 1996-1997. Saat SBY jadi Pangdam, menurut Herlan, banyak pengusaha yang dekat dengan dia.

Hubungan Sengman-SBY terus berlanjut. Sengman  sempat menghadiri wisuda putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, di Nanyang Technological University, Singapura, pada 2006. Sebaliknya, SBY pun hadir di resepsi pernikahan putri Sengman, Karen Tjahja, di Hotel Mulia, Jakarta, pada 2008.

Mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli juga mengenal Sengman. “Sengman ini pengusaha yang pertama menyumbang untuk SBY ketika SBY masuk dunia politik. Jadi mereka dekat sekali,” katanya.


Namun Istana membantah ada utusan Presiden bernama Sengman. “Saya pastikan, kami tak pernah mendengar nama itu sebagai utusan Presiden,” kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha. Bantahan senada disampaikan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Ia mengatakan tak kenal Sengman. “Saya tahunya tukang seng. Istana tak ada hubungannya sama sekali dengan kasus impor sapi. Kami tak kenal mereka. Mereka tak ada hubungannya dengan Istana,” katanya.

Bunda Putri, Pak Lurah, Haji Susu

Suara Bunda Putri ini ikut tersadap dalam perbincangan antara Luthfi Hasan dan Ridwan Hakim, 30 Januari 2013, setelah Fathanah disergap KPK di Hotel Le Meridian. Lewat sambungan telepon kepada Luthfi yang berada di DPR, Ridwan mengatakan ia sedang berada di rumah Bunda Putri. Kepada Luthfi, Ridwan mengabarkan Bunda Putri marah besar (mungkin karena tertangkapnya Fathanah).

Di tengah percakapan itu, Ridwan kemudian memberikan telepon kepada Bunda Putri agar sang Bunda bisa berbicara langsung dengan Luthfi. Dari situlah terungkap pengaruh besar yang dimiliki Bunda Putri. Seorang menteri bahkan pernah datang ke rumahnya hingga pukul 1 malam.

“Bunda jam 10 ditunggu Dipo sebelum dia ke JCC,’’ kata Luthfi. ‘’Bun,  nanti kita ketemu Mas Boed jam 2.45.’ Terdengar jawaban, ‘’Nggak, Bunda di Grand Hyatt saja supaya nggak ke mana-mana. Kalau sudah begini males kita urusin TPA-nya. Nanti kalau Maret ada reshuffle ya sudah. Nanti saya ngomong sama Pak Lurah, benar apa yang kamu bilang tentang Haji Susu itu. Sudah, babat saja. Bunda gituin aja, aman,” kata Bunda Putri kepada Luthfi Hasan.

Dalam beberapa kalimat yang diucapkan Bunda Putri itu saja, bermunculan nama orang-orang yang identitasnya belum jelas – Dipo, Mas Boed, Pak Lurah, dan Haji Susu. Siapa mereka semua dan apa hubungannya dengan Istana? Tugas KPK membuat semuanya jelas. Tapi tampaknya KPK tak akan berani. Kita harus sabar menunggu setelah 2014.

 

1 komentar:

  1. tuan Sengman dan Bunda Puteri adalah "makhluk jadi2 an"... atau sosok2..nyata. yang penuh mysteri...dan konon tak bisa dibuktikan...??... inilah permainan politik..Presiden SBY...dkk.. di Partai Demokrat.. dan para inteligen istana---dan kelompok2 jaringan .. Cikeas ... yang konon "anak emasnya" Amerika..??

    Konon Pk Sby itu binaan AS sejak dalam pendidikan di AS..?? Makanya .. Megawati ditumbangkan pada tahun 2004...? Konon Megawati itu "berani" bersilang jalur dengan kebijakan politik LN.. AS dkk..??

    Bahkan ada issue2 yang konon pk SBY terlibat penangkapan Presiden Panama- "Noriega"...sewaktu beliau menjadi siswa di AS.. ?

    Siapa nyana.. orang yang terlihat .... kalem-ganteng-pintar dan lugu serta mudah meneteskan airmata..dan suka curhat... itu konon.. "jendral berdarah dingin" ..??>>

    Kadang2 kita tak bisa melihat orang hanya penampilan...saja..?? tetapi banyak hal2.. diluar yang kita perkirakan...?? seperti juga kisah2 pk Harto yang banyak lika-likunya... sehingga dicurigai.. adalah dalang dan pengatur.. kosep dan pemeran sebenarnya dari G30S yang dilakukan pada jumát subuh 1 Ohtober 1965..?? .. Dan korbannya.. konon adalah jendral2 yang pernah menyakiti pak Harto..??.. Memang terkadang ada yang sangat aneh...bila perhatikan kasus itu..?? ... Banyak misteri..yang belum terungkap.. siapa2 sebenarnya ..beliau2 itu..?? Waspadalah..!!!

    BalasHapus