Kamis, 03 Oktober 2013

AJUDAN BUNG KARNO YANG SANGAT DISAYANGI ITU TERNYATA BERKHIANAT...DEMI MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI..?? DIALAH Letnan Kolonel (KKo) Bambang Setijono Widjanarko. ....???>>> ........ Saelan menceritakan dirinya sempat diminta menandatangangi BAP yang sudah dibuat Teperpu. Saelan menolak. Dia menilai isi BAP mendiskreditkan dan memojokan Bung Karno dalam peristiwa G30S. Bahkan BAP itu jelas-jelas menuduh Bung Karno sebagai dalang G30S. “Gara-gara tidak mau tanda tangan saya dipenjara selama lima tahun (empat tahun delapan bulan),” ujar Saelan. Belakangan Saelan tahu kenapa Bambang rela membuat tuduhan keji kepada Bung Karno. Menurutnya dari sekian banyak ajudan yang terkenal dekat dengan Bung Karno, hanya Bambang yang tidak dipenjara rezim Soeharto. Mereka yang lain seperti Brigardir Jendral Saboer yang menjabat sebagai Komandan Cakrabirawa di penjara. Letnan Kolonel (Pol) Mangil Martowidjojo yang menjabat Komandan Detasemen Kawal Pribadi Cakrabirawa ditahan selama tiga setengah tahun. Letnan Kolonel Soeprapto, pengemudi mobil Kepresidenan ditahan lima tahun. Letnan Kolonel Infantri, Ali Ebram yang menjabat sebagai Asisten Intelejen Resimen Cakrabirawa ditahan 12 tahun. Sedangkan Saelan sendiri ditahan empat tahun delapan bulan. “Sekarang saya mengerti kenapa hanya Bambang satu-satunya orang yang tidak dipenjara,” katanya....>>> Selain itu, Teperpu juga tidak pernah memeriksa Sogol atas kesaksian yang disampaikan Bambang. Soal pertemuan Bung Karno dengan Sabur dan Untung pada 4 Agustus 1965 juga dibantah Saelan. Menurutnya pada tanggal itu Sabur dan Untung sedang tidak bertugas di Istana...>> “Sehingga sangat tidak mungkin pada hari itu mereka berdua bertemu presiden di Istana. Apalagi sampai Bapak langsung memberikan penugasan untuk menculik,” ujar Saelan. Yang membuat hati Saelan miris, tuduhan Bung Karno terlibat G30S tidak disampaikan musuh Bung Karno. Tuduhan itu justru disampaikan ajudan yang amat disayangi Bung Karno...>>> Sebagai satu-satunya orang dekat Bung Karno yang masih hidup, kesaksian Saelan amat penting dalam rangka membersihkan tuduhan dan fitnah yang dialamatkan kepada Bung Karno dalam peristiwa G30S. “Bung Karno tidak tahu sama sekali penculikan Jendral pada 1 Oktober 1965 subuh,” kata Saelan saat menerima ROL beberapa waktu lalu...>>> Tuduhan keterlibatan Bung Karno dalam peristiwa G30S bermula dari kesaksian salah seorang ajudan presiden bernama Letnan Kolonel (KKo) Bambang Setijono Widjanarko..>>> Dalam berita acara pemeriksaan (BAP) kepada Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Azwier Nawie dan Letnan Kolonel (CPM) Soegiardjo dari tim pemeriksa pusat (teperpu), Bambang mengatakan Bung Karno telah mengetahui rencana penculikan dan pembunuhan yang akan dilakukan Letkol Untung Samsoeri terhadap para Jendral Angkatan Darat pada malam 1 Oktober dini hari...>>. SAYANG MEMANG ORANG2 YANG DIPERCAYA BAHKAN SEBAGAI AJUDAN PUN ... BISA SAJA SEBAGAI PENGKHIANAT..??>> KINI DIA DIMANA..YAH...?? APAKAH DENGAN BERKHIANAT DAN MENJERUMUSKAN ORANG YANG TIDAK BERSALAH..ITU... DIA MERASA BERBAHAGIA...??>> ANEH..JUGA JIKA DIA MASIH HIDUP..DAN ENGGAN MINTA MAAF DAN MELAKUKAN KOREKSI DIRI DENGAN MENGAKUI KEJAHATANNYA..BERKHIANAT TERHADAP KEPALA NEGARA PADA SAAT ITU..YANG SEDANG KENA MUSIBAH..???...>> SAYANG MEMANG...SELALU ADA PARA PENGKHIANAT...DIMANAPUN...??>> TAK TERKECUALI PARA AJUDAN PRESIDEN..YANG KONON BERPENDIDIKAN MILITER YANG SANGAT DISIPLIN....??>> OOO...JANGAN2 DIA ADALAH BAGIAN DARI AGEN GANDA...YANG MENDAPATKAN BAYARAN TERSELUBUNG ATAU JARINGAN...MATA2...YANG MEMANG INGIN MENGGULINGKAN BUNG KARNO...???>>> ......DUNIA..MEMANG INTELIGEN DEMIKIAN KONON...PARA PENGKHIANAT ITU ADALAH YANG PALING DIPERCAYA...??>> ...KENAPA DEMIKIAN...??>> MUNGKIN ADA KAITANNYA..DENGAN JARINGAN INTERNASIONAL...YANG MEMANG ADA TARGET2..BESAR....YANG TERSELUBUNG...?? >>> DALAM SEJARAH ISLAM JUGA ADA MUSTAPHA KEMAL... KOMANDAN MILITER TURKI KEPERCAYAAN KHALIFAH...YANG JUGA BERKHIANAT...??>> BENARKAH...??>> ..... SEJARAH MEMANG AKHIRNYA AKAN MEMBUKA...???>> .....Spekulasi yang berkembang menyebutkan pemeriksaan Bambang sengaja dibuat terlambat agar tidak bisa dikonfrontir dengan Bung Karno. “Pengakuan Bambang bukan fakta. Seluruhnya karangan yang dibuat untuk mencari-cari kesalahan Bung Karno,” kata Saelan menyayangkan terbitnya buku-buku yang merujuk kesaksian Bambang....>> ...Sesepuh Mason yang bekerja di Federal Reserve (Bank Sentral di Amerika) bersama bankir-bankir dari Bank of International Settlements / BIS (Pusat Bank Sentral dari seluruh Bank Sentral di Dunia) mengunjungi Indonesia. Melalui pertemuan dengan Presiden Soekarno, mereka mengatakan bahwa atas nama kemanusiaan dan pencegahan terjadinya kembali perang dunia yang baru saja terjadi dan menghancurkan semua negara yang terlibat, setiap negara harus mencapai kesepakatan untuk mendayagunakan kolateral Emas yang dimiliki oleh setiap negara untuk program-program kemanusiaan. Dan semua negara menyetujui hal tersebut, termasuk Indonesia. ....>>> Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa emas-emas milik negara-negara timur (Asia) akan diserahkan kepada Federal Reserve untuk dikelola dalam program-program kemanusiaan. Sebagai pertukarannya, negara-negara Asia tersebut menerima Obligasi dan Sertifikat Emas sebagai tanda kepemilikan. Beberapa negara yang terlibat diantaranya Indonesia, Cina dan Philippina. Pada masa itu, pengaruh Soekarno sebagai pemimpin dunia timur sangat besar, hingga Amerika merasa khawatir ketika Soekarno begitu dekat dengan Moskow dan Beijing yang notabene adalah musuh Amerika...>> ..Namun beberapa tahun kemudian, Soekarno mulai menyadari bahwa kesepakatan antara negara-negara timur dengan barat (Bankir-Bankir Yahudi dan lembaga keuangan dunia) tidak di jalankan sebagaimana mestinya. Soekarno mencium persekongkolan busuk yang dilakukan para Bankir Yahudi tersebut yang merupakan bagian dari Freemasonry...>>...Akhirnya Pada tahun 1963, Soekarno membatalkan perjanjian dengan para Bankir Yahudi tersebut dan mengalihkan hak kelola emas-emas tersebut kepada Presiden Amerika Serikat John F.Kennedy (JFK). Ketika itu Amerika sedang terjerat utang besar-besaran setelah terlibat dalam perang dunia. Presiden JFK menginginkan negara mencetak uang tanpa utang. Karena kekuasaan dan tanggung jawab Federal Reserve bukan pada pemerintah Amerika melainkan di kuasai oleh swasta yang notabene nya bankir Yahudi. Jadi apabila pemerintah Amerika ingin mencetak uang, maka pemerintah harus meminjam kepada para bankir yahudi tersebut dengan bunga yang tinggi sebagai kolateral. Pemerintah Amerika kemudian melobi Presiden Soekarno agar emas-emas yang tadinya dijadikan kolateral oleh bankir Yahudi di alihkan ke Amerika. Presiden Kennedy bersedia meyakinkan Soekarno untuk membayar bunga 2,5% per tahun dari nilai emas yang digunakan dan mulai berlaku 2 tahun setelah perjanjian ditandatangani. Setelah dilakukan MOU sebagai tanda persetujuan, maka dibentuklah Green Hilton Memorial Agreement di Jenewa (Swiss) yang ditandatangani Soekarno dan John F.Kennedy. Melalui perjanjian itu pemerintah Amerika mengakui Emas batangan milik bangsa Indonesia sebesar lebih dari 57.000 ton dalam kemasan 17 Paket emas...>>> Melalui perjanjian ini Soekarno sebagai pemegang mandat terpercaya akan melakukan reposisi terhadap kolateral emas tersebut, kemudian digunakan ke dalam sistem perbankan untuk menciptakan Fractional Reserve Banking terhadap dolar Amerika. Perjanjian ini difasilitasi oleh Threepartheid Gold Commision dan melalui perjanjian ini pula kekuasaan terhadap emas tersebut berpindah tangan ke pemerintah Amerika. Dari kesepakatan tersebut, dikeluarkanlah Executive Order bernomor 11110, di tandatangani oleh Presiden JFK yang memberi kuasa penuh kepada Departemen Keuangan untuk mengambil alih hak menerbitkan mata uang dari Federal Reserve. ..>>> Apa yang pernah di lakukan oleh Franklin, Lincoln, dan beberapa presiden lainnya, agar Amerika terlepas dari belenggu sistem kredit bankir Yahudi juga diterapkan oleh presiden JFK. salah satu kuasa yang diberikan kepada Departemen keuangan adalah menerbitkan sertifikat uang perak atas koin perak sehingga pemerintah bisa menerbitkan dolar tanpa utang lagi kepada Bank Sentral (Federal Reserve)...>>> ....KONON SURAT2 YANG DITANDA TANGANI OLEH JFK ITU DIBATALKAN OLEH PRESIDEN JOHNSON...YANG MENGGANTIKAN JFK.... ATAS PERMINTAAN FEDERAL RESERVE...??>> .. .. HAL INI BELUM PERNAH TERBUKA...DAN PEMERINTAHAN AS SELAMA INI MEMBISU....???>>> Perjanjian itu bernama “Green Hilton Memorial Agreement Geneva”. Akta termahal di dunia ini diteken oleh John F Kennedy selaku Presiden AS, Ir Soekarno selaku Presiden RI dan William Vouker yang mewakili Swiss. Perjanjian segitiga ini dilakukan di Hotel Hilton Geneva pada 14 November 1963 sebagai kelanjutan dari MOU yang dilakukan tahun 1961. Intinya adalah, Pemerintahan AS mengakui keberadaan emas batangan senilai lebih dari 57 ribu ton emas murni yang terdiri dari 17 paket emas dan pihak Indonesia menerima batangan emas itu menjadi kolateral bagi dunia keuangan AS yang operasionalisasinya dilakukan oleh Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS)....>>>...

Amerika Memiliki Hutang 57.000 Ton Emas Kepada Indonesia

http://votreesprit.wordpress.com/2013/10/01/amerika-memiliki-hutang-57-000-ton-emas-kepada-indonesia/

Amerika-Memiliki-Hutang

Ternyata Amerika Memiliki Hutang 57.000 Ton Emas Kepada bangsa Indonesia.

Inilah yang disebut Dana Revolusi Warisan Bung Karno, dan ternyata BUKAN RUMOR/ ISYU belaka. Karena ada bukti otentiknya berupa FOTO Akta Perjanjian yang ditanda tangani para Pihak dengan cap Kepresidenannya.

Berupa 57.000 Ton Emas Batangan yang diduga menjadi penyebab terbunuhnya Presiden Amrik JFK foto bukti otentik Akta Perjanjiannya yg ditanda tangani JFK, Soekarno & Pihak dari Swiss.

“The Green Hilton Memorial Agreement”
Inilah perjanjian yang paling menggemparkan dunia. Inilah perjanjian yang menyebabkan terbunuhnya Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy (JFK) 22 November 1963. Inilah perjanjian yang kemudian menjadi pemicu dijatuhkannya Bung Karno dari kursi kepresidenan oleh jaringan CIA yang menggunakan ambisi Soeharto. Dan inilah perjanjian yang hingga kini tetap menjadi misteri terbesar dalam sejarah ummat manusia.

Perjanjian “The Green Hilton Memorial Agreement” di Geneva (Swiss) pada 14 November 1963.

Dan, inilah perjanjian yang sering membuat sibuk setiap siapapun yang menjadi Presiden RI. Dan, inilah perjanjian yang membuat sebagian orang tergila-gila menebar uang untuk mendapatkan secuil dari harta ini yang kemudian dikenal sebagai “salah satu” harta Amanah Rakyat dan Bangsa Indonesia. Inilah perjanjian yang oleh masyarakat dunia sebagai Harta Abadi Ummat Manusia. Inilah kemudian yang menjadi sasaran kerja tim rahasia Soeharto menyiksa Soebandrio dkk agar buka mulut. Inilah perjanjian yang membuat Megawati ketika menjadi Presiden RI menagih janji ke Swiss tetapi tidak bisa juga. Padahal Megawati sudah menyampaikan bahwa ia adalah Presiden RI dan ia adalah Putri Bung Karno. Tetapi tetap tidak bisa. Inilah kemudian membuat SBY kemudian membentuk tim rahasia untuk melacak harta ini yang kemudian juga tetap mandul. Semua pihak repot dibuat oleh perjanjian ini.

Perjanjian itu bernama “Green Hilton Memorial Agreement Geneva”. Akta termahal di dunia ini diteken oleh John F Kennedy selaku Presiden AS, Ir Soekarno selaku Presiden RI dan William Vouker yang mewakili Swiss. Perjanjian segitiga ini dilakukan di Hotel Hilton Geneva pada 14 November 1963 sebagai kelanjutan dari MOU yang dilakukan tahun 1961. Intinya adalah, Pemerintahan AS mengakui keberadaan emas batangan senilai lebih dari 57 ribu ton emas murni yang terdiri dari 17 paket emas dan pihak Indonesia menerima batangan emas itu menjadi kolateral bagi dunia keuangan AS yang operasionalisasinya dilakukan oleh Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS).

Pada dokumen lain yang tidak dipublikasi disebutkan, atas penggunaan kolateral tersebut AS harus membayar fee sebesar 2,5% setahun kepada Indonesia. Hanya saja, ketakutan akan muncul pemimpinan yang korup di Indonesia, maka pembayaran fee tersebut tidak bersifat terbuka. Artinya hak kewenangan pencairan fee tersebut tidak berada pada Presiden RI siapa pun, tetapi ada pada sistem perbankan yang sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga pencairannya bukan hal mudah, termasuk bagi Presiden AS sendiri.

Account khusus ini dibuat untuk menampung aset tersebut yang hingga kini tidak ada yang tahu keberadaannya kecuali John F Kennedy dan Soekarno sendiri. Sayangnya sebelum Soekarno mangkat, ia belum sempat memberikan mandat pencairannya kepada siapa pun di tanah air. Malah jika ada yang mengaku bahwa dialah yang dipercaya Bung Karno untuk mencairkan harta, maka dijamin orang tersebut bohong, kecuali ada tanda-tanda khusus berupa dokumen penting yang tidak tahu siapa yang menyimpan hingga kini.

Menurut sebuah sumber di Vatikan, ketika Presiden AS menyampaikan niat tersebut kepada Vatikan, Paus sempat bertanya apakah Indonesia telah menyetujuinya.

Kabarnya, AS hanya memanfaatkan fakta MOU antara negara G-20 di Inggris dimana Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut menanda tangani suatu kesepakatan untuk memberikan otoritas kepada keuangan dunia IMF dan World Bank untuk mencari sumber pendanaan alternatif. Konon kabarnya, Vatikan berpesan agar Indonesia diberi bantuan. Mungkin bantuan IMF sebesar USD 2,7 milyar dalam fasilitas SDR (Special Drawing Rights) kepada Indonesia pertengahan tahun lalu merupakan realisasi dari kesepakatan ini, sehingga ada isyu yang berkembang bahwa bantuan tersebut tidak perlu dikembalikan.

Oleh Bank Indonesia memang bantuan IMF sebesar itu dipergunakan untuk memperkuat cadangan devisa negara. Kalau benar itu, maka betapa nistanya rakyat Indonesia. Kalau benar itu terjadi betapa bodohnya Pemerintahan kita dalam masalah ini. Kalau ini benar terjadi betapa tak berdayanya bangsa ini, hanya kebagian USD 2,7 milyar. Padahal harta tersebut berharga ribuan trilyun dollar Amerika.

Aset itu bukan aset gratis peninggalan sejarah, aset tersebut merupakan hasil kerja keras nenek moyang kita di era masa keemasan kerajaan di Indonesia.

Asal Mula Perjanjian “Green Hilton Memorial Agreement”
Setelah masa perang dunia berakhir, negara-negara timur dan barat yang terlibat perang mulai membangun kembali infrastrukturnya. Akan tetapi, dampak yang telah diberikan oleh perang tersebut bukan secara materi saja tetapi juga secara psikologis luar biasa besarnya. Pergolakan sosial dan keagamaan terjadi dimana-mana. Orang-orang ketakutan perang ini akan terjadi lagi. Pemerintah negara-negara barat yang banyak terlibat pada perang dunia berusaha menenangkan rakyatnya, dengan mengatakan bahwa rakyat akan segera memasuki era industri dan teknologi yang lebih baik. Para bankir Yahudi mengetahui bahwa negara-negara timur di Asia masih banyak menyimpan cadangan emas. Emas tersebut akan di jadikan sebagai kolateral untuk mencetak uang yang lebih banyak yang akan digunakan untuk mengembangkan industri serta menguasai teknologi. Karena teknologi Informasi sedang menanti di zaman akan datang.

Sesepuh Mason yang bekerja di Federal Reserve (Bank Sentral di Amerika) bersama bankir-bankir dari Bank of International Settlements / BIS (Pusat Bank Sentral dari seluruh Bank Sentral di Dunia) mengunjungi Indonesia. Melalui pertemuan dengan Presiden Soekarno, mereka mengatakan bahwa atas nama kemanusiaan dan pencegahan terjadinya kembali perang dunia yang baru saja terjadi dan menghancurkan semua negara yang terlibat, setiap negara harus mencapai kesepakatan untuk mendayagunakan kolateral Emas yang dimiliki oleh setiap negara untuk program-program kemanusiaan. Dan semua negara menyetujui hal tersebut, termasuk Indonesia. 

Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa emas-emas milik negara-negara timur (Asia) akan diserahkan kepada Federal Reserve untuk dikelola dalam program-program kemanusiaan. Sebagai pertukarannya, negara-negara Asia tersebut menerima Obligasi dan Sertifikat Emas sebagai tanda kepemilikan. Beberapa negara yang terlibat diantaranya Indonesia, Cina dan Philippina. Pada masa itu, pengaruh Soekarno sebagai pemimpin dunia timur sangat besar, hingga Amerika merasa khawatir ketika Soekarno begitu dekat dengan Moskow dan Beijing yang notabene adalah musuh Amerika.

Namun beberapa tahun kemudian, Soekarno mulai menyadari bahwa kesepakatan antara negara-negara timur dengan barat (Bankir-Bankir Yahudi dan lembaga keuangan dunia) tidak di jalankan sebagaimana mestinya. Soekarno mencium persekongkolan busuk yang dilakukan para Bankir Yahudi tersebut yang merupakan bagian dari Freemasonry.

Tidak ada program-program kemanusiaan yang dijalankan mengunakan kolateral tersebut. Soekarno protes keras dan segera menyadari negara-negara timur telah di tipu oleh Bankir International.

Akhirnya Pada tahun 1963, Soekarno membatalkan perjanjian dengan para Bankir Yahudi tersebut dan mengalihkan hak kelola emas-emas tersebut kepada Presiden Amerika Serikat John F.Kennedy (JFK). Ketika itu Amerika sedang terjerat utang besar-besaran setelah terlibat dalam perang dunia. Presiden JFK menginginkan negara mencetak uang tanpa utang.

Karena kekuasaan dan tanggung jawab Federal Reserve bukan pada pemerintah Amerika melainkan di kuasai oleh swasta yang notabene nya bankir Yahudi. Jadi apabila pemerintah Amerika ingin mencetak uang, maka pemerintah harus meminjam kepada para bankir yahudi tersebut dengan bunga yang tinggi sebagai kolateral. Pemerintah Amerika kemudian melobi Presiden Soekarno agar emas-emas yang tadinya dijadikan kolateral oleh bankir Yahudi di alihkan ke Amerika. Presiden Kennedy bersedia meyakinkan Soekarno untuk membayar bunga 2,5% per tahun dari nilai emas yang digunakan dan mulai berlaku 2 tahun setelah perjanjian ditandatangani. Setelah dilakukan MOU sebagai tanda persetujuan, maka dibentuklah Green Hilton Memorial Agreement di Jenewa (Swiss) yang ditandatangani Soekarno dan John F.Kennedy. Melalui perjanjian itu pemerintah Amerika mengakui Emas batangan milik bangsa Indonesia sebesar lebih dari 57.000 ton dalam kemasan 17 Paket emas.

Melalui perjanjian ini Soekarno sebagai pemegang mandat terpercaya akan melakukan reposisi terhadap kolateral emas tersebut, kemudian digunakan ke dalam sistem perbankan untuk menciptakan Fractional Reserve Banking terhadap dolar Amerika. 

Perjanjian ini difasilitasi oleh Threepartheid Gold Commision dan melalui perjanjian ini pula kekuasaan terhadap emas tersebut berpindah tangan ke pemerintah Amerika. Dari kesepakatan tersebut, dikeluarkanlah Executive Order bernomor 11110, di tandatangani oleh Presiden JFK yang memberi kuasa penuh kepada Departemen Keuangan untuk mengambil alih hak menerbitkan mata uang dari Federal Reserve. 

Apa yang pernah di lakukan oleh Franklin, Lincoln, dan beberapa presiden lainnya, agar Amerika terlepas dari belenggu sistem kredit bankir Yahudi juga diterapkan oleh presiden JFK. salah satu kuasa yang diberikan kepada Departemen keuangan adalah menerbitkan sertifikat uang perak atas koin perak sehingga pemerintah bisa menerbitkan dolar tanpa utang lagi kepada Bank Sentral (Federal Reserve).

Tidak lama berselang setelah penandatanganan Green Hilton Memorial Agreement tersebut, presiden Kennedy di tembak mati oleh Lee Harvey Oswald. Setelah kematian Kennedy, tangan-tangan gelap bankir Yahudi memindahkan kolateral emas tersebut ke International Collateral Combined Accounts for Global Debt Facility di bawah pengawasan OITC (The Office of International Treasury Control) yang semuanya dikuasai oleh bankir Yahudi. 

Perjanjian itu juga tidak pernah efektif, hingga saat Soekarno ditumbangkan oleh gerakan Orde baru yang didalangi oleh CIA yang kemudian mengangkat Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia. Sampai pada saat Soekarno jatuh sakit dan tidak lagi mengurus aset-aset tersebut hingga meninggal dunia. Satu-satunya warisan yang ditinggalkan, yang berkaitan dengan Green Hilton Memorial Agreement tersebut adalah sebuah buku bersandi yang menyembunyikan ratusan akun dan sub-akun yang digunakan untuk menyimpan emas, yang terproteksi oleh sistem rahasia di Federal Reserve bernama The Black screen. 

Buku itu disebut Buku Maklumat atau The Book of codes. Buku tersebut banyak di buru oleh kalangan Lembaga Keuangan Dunia, Para sesepuh Mason, para petinggi politik Amerika dan Inteligen serta yang lainnya. Keberadaan buku tersebut mengancam eksistensi Lembaga keuangan barat yang berjaya selama ini.

Sampai hari ini, tidak satu rupiah pun dari bunga dan nilai pokok aset tersebut dibayarkan pada rakyat Indonesia melalui pemerintah, sesuai perjanjian yang disepakati antara JFK dan Presiden Soekarno melalui Green Hilton Agreement.

Padahal mereka telah menggunakan emas milik Indonesia sebagai kolateral dalam mencetak setiap dollar.

Hal yang sama terjadi pada bangsa China dan Philipina. Karena itulah pada awal tahun 2000-an China mulai menggugat di pengadilan Distrik New York. Gugatan yang bernilai triliunan dollar Amerika Serikat ini telah mengguncang lembaga-lembaga keuangan di Amerika dan Eropa. Namun gugatan tersebut sudah lebih dari satu dasawarsa dan belum menunjukkan hasilnya. 

Memang gugatan tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan kesabaran yang tinggi, karena bukan saja berhadapan dengan negara besar seperti Amerika. Akankah Pemerintah Indonesia mengikuti langkah pemerintah Cina yang menggugat atas hak-hak emas rakyat Indonesia yang bernilai Ribuan Trilyun Dollar… (bisa untuk membayar utang Indonesia dan membuat negri ini makmur dan sejahtera)??

Pengawal Bung Karno: Yang Setia dan yang Berkhianat

Kamis, 03 Oktober 2013, 12:35 WIB
 
Mantan presiden Soekarno
Mantan presiden Soekarno

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Wartawan Republika: M Akbar Wijaya

Saat peristiwa G30S 1965 terjadi, Maulwi Saelan menjabat sebagai Wakil Komandan Cakrabirawa. Dialah orang yang terus mendampingi Bung Karno selama dua hari terkelam sejarah politik Indonesia --mulai 30 September hingga 1 oktober 1965.

Sebagai satu-satunya orang dekat Bung Karno yang masih hidup, kesaksian Saelan amat penting dalam rangka membersihkan tuduhan dan fitnah yang dialamatkan kepada Bung Karno dalam peristiwa G30S.

“Bung Karno tidak tahu sama sekali penculikan Jendral pada 1 Oktober 1965 subuh,” kata Saelan saat menerima ROL beberapa waktu lalu.


Tuduhan keterlibatan Bung Karno dalam peristiwa G30S bermula dari kesaksian salah seorang ajudan presiden bernama Letnan Kolonel (KKo) Bambang Setijono Widjanarko

Dalam berita acara pemeriksaan (BAP) kepada Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Azwier Nawie dan Letnan Kolonel (CPM) Soegiardjo dari tim pemeriksa pusat (teperpu), Bambang mengatakan Bung Karno telah mengetahui rencana penculikan dan pembunuhan yang akan dilakukan Letkol Untung Samsoeri terhadap para Jendral Angkatan Darat pada malam 1 Oktober dini hari.

Bambang mengatakan, pada malam 30 September 1965 --beberapa jam sebelum penculikan para Jendral dilakukan, Bung Karno menghadiri acara Musyawarah Nasional Teknik (Munastek) di Istora Senayan Jakarta. Saat sedang menunggu waktu berpidato, seorang anggota Cakrabirawa dari kepolisian Adjun Inspektur Polisi (AIP) I Sogol Djauhari Abdul Muchid menghadap Bung Karno.

Sogol membawa sepucuk surat dari Komandan Batalion I Cakrabirawa Letkol Untung Samsoeri yang berisi kesiapan pasukan melakukan penculikan. Setelah menerima surat itu Bung Karno beranjak ke toilet untuk membaca surat dari Untung. “… isinya pemberitahuan dari Untung kepada presiden tentang akan dimulainya penindakan terhadap perwira tinggi angkatan darat yang tidak disenangi Bung Karno,” kata Bambang.

Tuduhan Bambang semakin liar. Dia menyebut pada 4 Agustus 1965 --dua bulan sebelum G30S terjadi, Bung Karno sempat mengadakan pertemuan khusus dengan Komandan Resimen Cakrabirawa Brigadir Jendral Sabur dan Letkol Untung di Istana. Kepada keduanya, Bung Karno meminta agar segera diambil 'tindakan' kepada para para jendral yang tidak loyal.

Pernyataan Bambang memunculkan reaksi keras dari Saelan. Saelan mengatakan tuduhan yang disampaikan Bambang adalah kebohongan. Menurut Saelan, pada malam 30 September 1965 dirinya terus mengawal Bung Karno di acara Munastek.

Selama menjaga Bung Karno dia tidak melihat ada anggota Cakrabirwa yang datang mendekati Bung Karno. Selain itu, tambah Saelan, Bung Karno juga tidak pernah meninggalkan kursinya hingga masuk sesi pidato.

“Saya yang terus mendampingi Bung Karno dan tidak pernah meninggalkannya walaupun sebentar tidak melihat kedatangan pelayan Sogol yang menitipkan sepucuk surat yang katanya dari Untung untuk diserahkan kepada Bung Karno,” kata Saelan menegaskan.

Saelan mengatakan, terdapat sejumlah kejanggalan dari kesaksian Bambang. Menurutnya tidak mungkin seorang perwira militer sekelas Untung menitipkan surat dengan tingkat kerahasiaan tinggi kepada seorang pelayan seperti Sogol.

Selain itu, Teperpu juga tidak pernah memeriksa Sogol atas kesaksian yang disampaikan Bambang. Soal pertemuan Bung Karno dengan Sabur dan Untung pada 4 Agustus 1965 juga dibantah Saelan. Menurutnya pada tanggal itu Sabur dan Untung sedang tidak bertugas di Istana.

“Sehingga sangat tidak mungkin pada hari itu mereka berdua bertemu presiden di Istana. Apalagi sampai Bapak langsung memberikan penugasan untuk menculik,” ujar Saelan.

Yang membuat hati Saelan miris, tuduhan Bung Karno terlibat G30S tidak disampaikan musuh Bung Karno. Tuduhan itu justru disampaikan ajudan yang amat disayangi Bung Karno.


Ya, sebelum peristiwa G30 meletus, Bambang merupakan ajudan kepercayaan Bung Karno. Boleh dikata Bambang adalah anak emas Bung Karno. “Iya dia anak emas Bapak,” kata Saelan.

Saelan sendiri baru mengetahui tuduhan Bambang selepas keluar dari penjara. Dia mengaku sempat menghubungi Bambang untuk meminta penjelasan atas keterangannya di BAP. “Kamu kok menulis seperti itu tentang Bapak? Maksudnya apa?” tanya Saelan kepada Bambang. “Saya ingin kita bertemu,” tambah Saelan. Ajakan Saelan bertemu tidak pernah dipenuhi Bambang.

Saelan menceritakan dirinya sempat diminta menandatangangi BAP yang sudah dibuat Teperpu. Saelan menolak. Dia menilai isi BAP mendiskreditkan dan memojokan Bung Karno dalam peristiwa G30S. Bahkan BAP itu jelas-jelas menuduh Bung Karno sebagai dalang G30S.

“Gara-gara tidak mau tanda tangan saya dipenjara selama lima tahun (empat tahun delapan bulan),” ujar Saelan.

Belakangan Saelan tahu kenapa Bambang rela membuat tuduhan keji kepada Bung Karno. Menurutnya dari sekian banyak ajudan yang terkenal dekat dengan Bung Karno, hanya Bambang yang tidak dipenjara rezim Soeharto.

Mereka yang lain seperti Brigardir Jendral Saboer yang menjabat sebagai Komandan Cakrabirawa di penjara. Letnan Kolonel (Pol) Mangil Martowidjojo yang menjabat Komandan Detasemen Kawal Pribadi Cakrabirawa ditahan selama tiga setengah tahun. Letnan Kolonel Soeprapto, pengemudi mobil Kepresidenan ditahan lima tahun. Letnan Kolonel Infantri, Ali Ebram yang menjabat sebagai Asisten Intelejen Resimen Cakrabirawa ditahan 12 tahun.

Sedangkan Saelan sendiri ditahan empat tahun delapan bulan. “Sekarang saya mengerti kenapa hanya Bambang satu-satunya orang yang tidak dipenjara,” katanya.


Kesaksian Bambang yang tidak akurat dan bahkan cenderung mengada-ada memang menarik untuk dicermati. Pasalnya, pemeriksaan terhadap Bambang baru dilakukan pada akhir 1970. Alhasil, kesaksian Bambang soal keterlibatan Bung Karno dalam peristiwa G30S muncul setelah Bung Karno wafat pada Juni 1970.

Spekulasi yang berkembang menyebutkan pemeriksaan Bambang sengaja dibuat terlambat agar tidak bisa dikonfrontir dengan Bung Karno. “Pengakuan Bambang bukan fakta. Seluruhnya karangan yang dibuat untuk mencari-cari kesalahan Bung Karno,” kata Saelan menyayangkan terbitnya buku-buku yang merujuk kesaksian Bambang.

Redaktur : Karta Raharja Ucu

4 komentar:

  1. Kemungkinan kalau Pak Prabowo menjadi RI 1 beliau minimal berani menggoyang Amerika untuk menagih hak hak rakyat Indonesia, Semoga saja Satrio Piningit di munculkan oleh Tuhan untuk memimpin Negara Indonesia. Amin.

    BalasHapus
  2. Anak perjannjian Bk sudah Ada Disiapkan untuk pelaksanaan Amanah Beliau...!!

    BalasHapus
  3. satria piningit adalah kita kita,,,,yang harus berjiwa satria,,,peduli terhadap sesama,,,,,kata prabu silih wangi,,apabila kita sudah bisa silih asih, silih asah, silih asuh,,,maka satria piningit akan datang

    BalasHapus
  4. Allah SWT yang memiliki segala sesuatu..

    BalasHapus