Minggu, 06 Oktober 2013

OBAMA CARE ATAU HUTANG BESAR NEGARA ADIDAYA AMERIKA...ATAW BENALU PERUSAK DAN PEMBUNUH KARAKTER BANGSA AMERIKA....YANG SEBENARNYA .... TELAH.... MENGHANCURKAN PEMERINTAHAN OBAMA...DAN AMERIKA.... ??? ....>> ADA BENALU PERUSAK BANGSA AMERIKA....???>>> SEHARUSNYA BANGSA DAN POLITISI AMERIKA SADAR BETUL SIAPA MEREKA...???>> ... KALAU SAJA POLITISI DAN RAKYAT AMERIKA MAU TERBUKA MAKA... SUDAH LAMA AMERIKA BISA MELEPASKAN DIRI...DARI BENALU PERUSAK BANGSA AMERIKA..??>> ISRAEL ZIONIS DAN JERAT2..NYA TERHADAP KEUANGAN DAN JEBAKAN2 PARA POLITISI ...YANG SEPERTI DICOCOK HIDUNG....??>> .... .....“Like Slavery and apharteid, poverty is not natural. It is man made and it can overcome and eradicated by the action of human beings” (Nelson Mandela).....>>> .....Hutang ini mulai bermula ketika Ronald Reagen berhutang banyak untuk menghadapi Uni Sovyet. Hasilnya, Sovyet hancur. Tapi dari sisi ekonomi, Amerika menjadi kreditur dan hutang Amerika yang hari ini telah melebihi angka 16 trliun dolar itu terus bertambah....>>> .... Ada seorang sahabat Presiden Woodrow Wilson yang bernama Kolonel Mandel House. Dia salah seorang paling kuat di AS dan seorang yang paling semangat dalam mendirikan Tatanan Dunia Baru. Buah pikirannya pun sampai ke konggres, UU Perlindungan Federal, yang disahkan pada tahun 1922, tujuannya ialah mendirikan satu pemerintahan dunia. Melalui Kolonel House, Rockefeller dan orang-orang berkuasa lainnya mereka membentuk CFR (Council on Foreign Relationship)...>>> ...Setelah Woodrow Wilson menandatangani dokumen yang mengesahkan UU, dia sadar apa yang akan terjadi pada AS dan berkata : "Aku tidak bermaksud menghancurkan negaraku!" Tapi itu sudah terlambat, sebab UU tersebut telah menciptakan lembaga-lembaga keuangan yang akan mengontrol dan menguasai keuangan planet ini. Kekayaan AS dan dunia ini dipegang oleh bankir2 Internasional yang hanya beberapa gelintir orang saja, dan mereka adalah para globalis yang sedang menyusun rencana menciptakan Tatanan Dunia Baru...>>> ...Sejak awal didirikannya negara AS, AS telah ditunggangi oleh benalu pembunuh yang telah tumbuh bersama-sama dengan berdirinya AS. Entah disadari atau tidak oleh para pemimpin mereka, namun benalu-benalu seperti organisasi Freemason, Illuminati, lembaga-lembaga keuangan Internasional, CFR dan lembaga-lembaga lainnya telah memperdaya AS untuk menciptakan Tatanan Dunia Baru, yaitu sebuah tatanan dunia dimana Antikris akan menguasai segalanya. ...>>> .....Sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah kira-kira peribahasa yang tepat untuk menceritakan kondisi Indonesia. Kedatangan utang yang tidak tepat itu ditambah lagi dengan mekanisme peruntukan utang yang tidak jelas. ...>>> ... Target mengakhiri kemiskinan, seperti diungkapkan oleh Jeffry Sachs dalam bukunya The End of Poverty, merupakan tanggung jawab bersama negara-negara di dunia yang melintasi batas nasionalisme. Kemiskinan yang melanda suatu negara merupakan sebuah penyakit yang sangat sulit dientaskan tanpa adanya pertolongan dari negara lain. ..>>> .. Konsekuensi berutang terlalu banyak Sejatinya, utang dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Akan tetapi, Pattilo, Pairson dan Ricci pada tahun 2002, menemukan hubungan yang negatif antara utang dengan tingkat pendapatan perkapita. Dari 100 negara yang diteliti, mereka menemukan kontribusi utang terhadap pendapatan perkapita suatu negara adalah negatif untuk rasio utang terhadap PDB (debt to GDP ratio) yang berada pada kisaran persentase 35-45%...>> ... tingginya level utang tersebut dapat menyebabkan berkurangnya sumber daya yang dapat dialokasikan untuk kepentingan investasi yang dapat memperbaiki kinerja ekspor. ...>> .....Indonesia, berdasarkan data tahun 2005, memiliki debt to gdp ratio sebesar 45,63%. Dengan berlandaskan penelitian yang dilakukan oleh Pattilo dkk, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa utang luar negeri mempunyai dampak yang kurang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia...>>> ..... Dengan berutang, penyediaan sarana dan prasarana publik pun menjadi terkendala. Betapa tidak, setiap tahun fiskal 48.70% PPh dan PPn (Rp 210.71 T+ Rp 128.31 T=Rp 339.02 T) yang dibebankan ke masyarakat, habis untuk bayar hutang pemerintah. Hal ini menjadi sebuah hal yang ironis mengingat salah satu fungsi utama pajak adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mesyarakat melalui penyediaan barang-barang kebutuhan public (public goods). Jadi, alih-alih mensejahterakan negara, dengan menambah utang justru semakin menyengsarakan negara....>>> ......lugas dan berani, Petras mengungkap semua fakta yang akan membuat kita tercengang. Bahkan, dengan analisis yang tajam dan mendalam serta keakuratan data-data yang disajikannya, kita akan mengetahui rahasia dan trik-trik Lobi Yahudi dalam mengendalikan Amerika dan menghancurkannya dari dalam....>>>....AS telah menjadi negara boneka yang selalu mengikuti kehendak Israel. Lobi Yahudi terus menabuh genderang perang tanpa pernah bisa dihentikan oleh Amerika.....>>> ..... James Petras adalah salah seorang dari 100 kaum liberal yang paling berpengaruh. Ia mengungkap semua fakta tentang rahasia sukses Lobi Yahudi memengaruhi kebijakan pemerintah AS mengenai Timur Tengah. Juga dipaparkan dengan gamblang tentang sepak terjang Zionis hingga sukses membungkam Amerika atas semua pelanggaran HAM yang dilakukan Israel. Petras juga mengemukakan analisisnya tentang keberhasilan Zionis mengendalikan kekuatan militer AS. ..>> ...Pelan tapi pasti, Amerika berada di ambang kehancuran. Kekuatan Zionis dan Neokonservatif sukses mendikte AS. Israel telah mengendalikan aspek politik, ekonomi, dan militer negara adidaya itu. Kini, AS telah menjadi negara boneka yang selalu mengikuti kehendak Israel. Lobi Yahudi terus menabuh genderang perang tanpa pernah bisa dihentikan oleh Amerika....>>>

OBAMA CARE-UTANG NEGARA-MORAL HEDON-POLITIK PERANG GLOBAL-BENALU DALAM NEGRI... PERUSAK NEGARA AMERIKA...??  MANA YANG SESUNGGUHNYA ...MENGHANCURKAN AMERIKA..??

MENYONGSONG KEHANCURAN AMERIKA SERIKAT




Oleh : Widi Kusnadi*
Terhitung mulai 1 Oktober 2013, layanan publik pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi dinyatakan total berhenti beroperasi seiring kisruh yang terjadi di parlemen terkait anggaran AS. Kongres Amerika gagal mencapai kata sepakat atas kelanjutan anggaran rutin pemerintah Obama. 

Direktur Anggaran Gedung Putih Sylvia Burwell mengeluarkan instruksi kepada badan-badan federal untuk melaksanakan rencana penutupan operasi pemerintah dengan tertib. “Ini merupakan tragedi buruk dalam sejarah Negeri Paman Sam dalam 17 tahun terakhir. Pemerintah AS tidak memiliki anggaran untuk bekerja. Hanya beberapa lembaga yang masih beraktivitas karena dianggap memiliki fungsi yang vital,” kata Burwell .

Sementara itu, Presiden AS Barack Obama mengecam Kongres sebagai sebuah keputusan yang tidak bertanggung jawab karena gagal mengesahkan anggaran yang diajukannya, sehingga sebagian kantor-kantor pemerintah termasuk Departemen Pertahanan harus ditutup akibat tidak ada dana.

AS yang dikenal sebagai negara Adidaya kini disebut-sebut sedang berada di bibir jurang keruntuhan. Ambruknya kehebatan AS, salah satu faktor utamanya bersumber dari jatuhnya perekonomian anggota Dewan Keamanan PBB itu yang getol mengobarkan  peperangan di berbagai negara, terutama di kawasan Timur Tengah.

Dalam sebuah blog ekonomi bertajuk ”The Economic Colapse”, meredupnya kekuatan AS tidak lepas dari keadaan ekonomi yang semakin memburuk di negara itu. Hal itu diperparah dengan kebohongan dari para politisi mereka yang selalu mengatakan keadaan akan segera bias teratasi.

Juga dalam sebuah artikel berjudul “50 Economic Numbers from 2011 that are Almost too Crazy to Believe”. Tulisan itu menguraikan 50 fakta terkait perekonomian Amerika yang memburuk.

Beberapa Faktor Kehancuran Amerika
Bagaimana AS hancur? Siapa yang dapat mengalahkan AS? Berikut hal-hal yang mengakibatkan kehancuran AS sebagai kekuatan dunia. 

1. Keruntuhan Ekonomi
Jika ada satu negara yang hancur lalu akan diikuti oleh kehancuran seluruh dunia, maka negara tersebut adalah AS. Perekonomian AS sangat menentukan perekonomian dunia, perekonomian dunia sangat ditentukan oleh perekonomian AS. Tapi saat ini kita dapat melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana AS yang begitu kuat ekonominya perlahan-lahan terpuruk dan memasuki krisis ekonomi.

Sejak krisis moneter 2008 lalu, AS sedang menuju kehancuran. Namun, yang mengherankan bahwa perekonomian dunia tidak ikut hancur, sekalipun perekonomian AS hancur. Bahkan menghasilkan negara kuat seperti China. Kini hutang AS hingga bulan November 2012 telah mencapai 16 Triliun USD. 
Hal ini sangat serius hingga para pakar ekonomi Amerika percaya bahwa ekonomi Amerika akan benar- benar hancur dalam tempo delapan tahun mendatang.

Bagaimanapun juga, terjadi atau tidak, perkiraan ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi Amerika yaitu metode-metode yang diciptakan untuk meraih keuntungan sebesar- besarnya malah mencekik Amerika.

Mungkin saja ekonomi Amerika akan hancur disebabkan jenis transaksi yang dipakai di bidang ekonomi ini. Kondisi Amerika terus memburuk, tapi media mampu menutupinya dari pandangan rakyat lewat kekuatan beritanya.

Media Barat begitu kuat karena Amerika diatur dengan sistem kapitalisme. Bagi mereka, penjualan produk sangat penting dan mereka menggunakan berbagai metode 'pemuasan' untuk menjual produk mereka. Karena itu, mereka mengarahkan opini umum dan ternyata mereka berhasil.

Hari ini, hutang pemerintah Amerika lebih dari 16 juta milyar dolar. Jadi, Amerika dan ekonominya benar-benar diatur dengan hutang dan hutang ini semakin meningkat setiap tahun.

Hutang ini mulai bermula ketika Ronald Reagen berhutang banyak untuk menghadapi Uni Sovyet. Hasilnya, Sovyet hancur. Tapi dari sisi ekonomi, Amerika menjadi kreditur dan hutang Amerika yang hari ini telah melebihi angka 16 trliun dolar itu terus bertambah.

Pemerintahan Obama merupakan pemerintahan yang paling banyak menghasilkan hutang. Saingan Obama dalam pemilu terakhir, Mitt Romney, juga mengkritik Obama dalam hal ini.

2. Kemerosotan Moral
Menurut sejarahnya, AS didirikan berdasarkan tatatan Kristen. Orang orang Yahudi-Kristen yang teraniaya di Inggris melarikan diri ke AS dan mewarisi nilai-nilai kekristenan sebagai awal pondasi AS, sehingga orang mengidentikan bahwa AS adalah Kristen, sebab AS memang dibangun oleh keimanan Kristen. Namun betapa berbedanya keadaan AS yang dulu dengan AS yang sekarang.

Namun, saat ini kekerasan, obat-obatan terlarang, perzinahan, aborsi, pemberontakan, perceraian, pembunuhan, mafia dan sihir sudah identik dengan AS. Sekolah-sekolah telah meninggalkan jam-jam doa dan perenungan dan menggantikannya dengan pengajaran-pengajaran humanisme, materialisme hingga okultisme. AS telah menjadi negara yang bobrok, dan hanya hidup untuk hawa nafsu semata seperti.

Bagi para pelancong yang beranggapan AS cukup aman, mereka perlu melihat data yang sebenarnya. Ada lebih dari 200 juta senapan di AS dan lebih dari 50 pembunuhan sehari, 10 kali lebih banyak daripada di Jerman.

Hampir 5000 orang meninggal setahun dalam kecelakaan truk, sekitar 6000 meninggal karena kejang-kejang di jalan dan 31000 orang mengakhiri hidup mereka sendiri dengan jalan bunuh diri.

AS sekarang memimpin negara-negara lainnya dengan kejahatan dan tingkat kriminalitas tertinggi di dunia, mengalahkan Irak dan Afganistan. AS juga telah melakukan pemenjaraan sekitar 2,3 juta orang.

Warga negara Amerika juga meningkatkan jumlah penjahat yang menjalani hukuman yang paling luar biasa di di penjara luar negeri. Milisi, kelompok-kelompok dibenci dan orang radikal sayap kanan lain sama-sama menyebarkan pesan mereka akan kekerasan dan mereka melemparkan banyak bom-pipa.

Pemerintah juga tidak lebih baik, mereka menghabiskan cuma-cuma dana sebesar $600 milyar setahun untuk anggaran keamanan negara dari ancaman negara-negara musuh.




3. Bencana Alam
Bencana alam yang terjadi hanya dalam waktu satu tahun kebelakang begitu hebat melanda AS. Tidak dapat dipungkiri kehancuran AS dari segi gejala alam jelas terlihat.

Badai Katrina di New Orleans, Gempa bumi Los Angeles, kebakaran hutan, badai Rita, dan sekarang Topan Sandy dan sederet bencana-bencana lain silih berganti melanda negeri itu.

Sejak Obama menjadi Presiden Amerika Serikat, bencana tak pernah berhenti. Menghentakkan wilayah-wilayah negara bagian Amerika Serikat. Mulai dari badai "Katrina", yang mengakibatkan kerusakan yang luas, dan dahsyat. Negara bagian New Mexico pun porak-poranda.

Kerusakan yang lebih luas lagi, ketika perusahaan minyak BP (British Petroleum), meledak di Teluk Mexico, dan menimbulkan tumpahan minyak. Sehigga, mengancam lingkungan dan menimbulkan kerusakan lingkungan  sangat luas. Meskipun, akhirnya pemerintah  AS dan BP berhasil membersihkan limbah minyak disepanjang pantai Teluk Mexico.

Sekarang, beberapa negara bagian menghadapi bencana badai Tornado yang luar biasa. Mulai dari Alabama, Missaouri, Missisipi, Kansas, Oklahoma, dan masih akan terus berlangsung ke wilayah negara bagian lainnya. Badai yang  menyapu daratan Amerika Serikat ini, mempunyai dampak yang buruk, dan hancurnya sarana hidup rakyat. Seperti rumah, kantor, kendaraan, tempat fasilitas umum, semuanya hancur.  Amerika Serikat seperti menghadapi "kiamat".

Pada Mei 2013 lalu, Angin tornado menyapu daratan Oklahoma City, AS, Senin (20/5) petang waktu setempat. Pusaran angin bergerak menuju daerah-daerah sekitar. Pusaran angin lebih dari 2 mil. Kondisi itu menjadikan kawasan Oklahama dan sekitarnya ditetapkan dalam keadaan darurat.

Dalam waktu yang cukup singkat tornado raksasa meluluhlantakkan Oklahoma City. Diperkirakan lebih dari 1.200 rumah tersapu pusaran angin. Saluran komunikasi terputus total, begitu juga listrik. Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah meminta untuk memastikan kondisi terakhir.

Berdasarkan laporan Dinas Cuaca Nasional Amerika (20/5),  kekuatan tornado yang melibas daerah pinggiran metropolitan Oklahoma City ini diperkirakan tak kurang dari EF-4, dengan kecepatan saat melintas antara 267-321 kilometer per jam. Dalam skala Fujita, level EF4 merupakan level tertinggi nomor dua, untuk sebuah angin Tornado. Level EF5 adalah yang tertinggi.

Bukan hanya sarana hidup rakyat yang hancur dan porak-poranda, tetapi korban manusia yang tewas, jumlahnya ratusan dan akan masih bertambah. Betapa sangat mengerikan akibat bencana yang berlangsung dalam berapa pekan ini terhadap rakyat Amerika.

Bencana yang dialami AS seperti di zamannya Nabi Hud, di mana waktu itu terjadi badai topan, yang sangat dahsyat. Berlangsung selama tujuh malam, tanpa henti, dan menghabisi umatnya kaum Nabi Hud. Karena kezaliman mereka.

Adakah ini sebagai bagian  "azab' dari  Allah Ta'ala kepada rakyat Amerika? Akibat kezaliman AS di luar negeri yang terus menumpahkan darah, dan membunuhi umat Islam, tanpa sebab yang dapat dipertanggungjawabkan itu?

Jika manusia tidak mampu menegakkan keadilan, maka Allah Ta'ala  akan memberikan keadilan kepada siapapun yang telah berlaku zalim. Amerika menyerang negeri-negeri Muslim dengan senjata yang mereka miliki. Sekarang alam menghancurkan wilayah-wilayah AS yang luas, tanpa pemerintah AS dapat berbuat apa-apa, menghadapi bencana alam itu.

4. Musuh dari dalam negeri
Adalah American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) sebuah organisasi lobi Yahudi yangada di AS memanfaatkan kondisi AS dalam pembuatan kebijakan terkait masalah terorisme.Lobi yang dilakukan oleh AIPAC ini ternyata membuahkan hasil yangsangat baik. Buktinya, tanpa menunggu waktu yang panjang AS langsungmembuat berbagai aturan terkait masalah terorisme.

Masih ingatkah kita dengan aturan yang dibuat oleh AS.Goerge W. Bush yang saat itu menjadi presiden AS mengeluarkan sebuahdoktrin yang sangat terkenal, “Anda bersama kami atau bersama teroris.” Hanyaada dua pilihan, patuh pada aturan main AS atau ikut dengan terorisme.

AIPAC yang notabene sebagai organisasi lobi Yahudi-Israel memanfaatkan kemampuan lobinya untuk menggiring kebijakan luar negeri AS sesuai dengan yang mereka inginkan dengan menghancurkan negara yang dianggap berbahaya bagi Israel namun dibungkus dengan kedok terorisme.

Afghanistan, Irak, Libya dan Suriah merupakan contoh negara yang menjadi korban lobi AIPAC di AS. Negara-negara tersebut oleh AIPAC dituding sebagai negara yang melindungi dan mensponsori kegiatan terorisme dunia sehingga harus dijinakkan dengan kekuatan militer. Cengkeraman AIPAC pada AS sudah sedemikian kuat sehingga mampu mengendalikan kebijakan AS.

Itulah sebabnya, Amerika makin hari kian bangkrut karena dirongrong oleh musuh dari dalam mereka sendiri yang mengatur segala kebijakan yang pastinya menyelamatkan Yahudi Israel. Sementara kondisi AS secara finansial, politik dan keamanannya hampir menemui ajal kebangkrutannya.

5. Musuh dari luar negeri
Amerika sering dikatakan sebagai suatu negara terkuat di dunia saat ini. Amerika bisa menguasai dunia dalam berbagai aspek kehidupan. Setelah keruntuhan Uni Soviet, Amerika kian melebarkan sayapnya untuk mempengaruhi, mememasarkan juga menanamkan ideologi liberal mereka di hampir seluruh bumi,
Dengan kekuatan ekonomi dan juga militer, sepak terjang mereka menuai banyak kritik dan bahkan kebencian di hati banyak manusia di dunia. Karena Amerika dinilai banyak pihak mencampuri urusan negara - negara lain demi memuluskan kepentingan Amerika sendiri. (Neo Kolonialisme Modern Terselubung).

Setidaknya, ada 4 musuh terbesar yang bisa menghancurkan AS :

a. Iran Bisa Memulai Perang Hebat dalam Hitungan Detik
Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad pernah mengancam akan menghapus Israel dari peta dan menyatakan AS adalah dalang sebenarnya di balik serangan 11 September 2001.

Sampai hari ini Amerika tetap memberi perhatian penuh atas aksi dan ucapan Ahmadinejad itu. Itulah sebabnya Ahmadinejad masih menjadi tokoh yang sangat berpengaruh dalam jajaran musuh abadi AS.

Meskipun anggaran tahunan militer mereka adalah sekitar sembilan miliar dolar, yang menempatkan mereka di atas Yunani dan Australia. Kekuatan Nuklir Iran adalah sesuatu yang bisa menjadi ancaman serius, saking seriusnya sampai-sampai agen CIA turun tangan untuk membunuh beberapa ahli nuklir Iran.

Meskipun presiden baru Iran, Hassan Rouhani dalam rapat mejelis umum PBB menyatakan bahwa pengembangan nuklir Iran bukan untuk tujuan militer, namun banyak pihak masih menyangsikan hal itu. Iran masih dianggap sebagai kekuatan yang sewaktu-waktu bisa mengancam Amerika dan terutama Israel.

b. Ekonomi China Akan Melindas Amerika
Menurut The New York Post, Amerika sudah berutang pada Cina begitu banyak , sehingga Cina dapat menghancurkan ekonomi Amerika kapanpun mereka mau .Media cenderung menggambarkan Amerika seperti pecundang,dan China seperti kakak ipar yang terus meminjamkan uang.

Meskipun China masih tergantung pada AS .dan ada juga anggapan Jika mereka memutuskan untuk menarik alas ekonomi di Amerika Serikat, mereka juga akan menjatuhkan ekonominya sendiri karena begitu banyaknya pasar China di AS

c. Militer Korea Utara Sangat Berbahaya dan Nekat!
Militer Korea Utara cukup menakutkan. Ini adalah negara dengan anggota militer terbesar ke 4 di planet bumi ini. Anggaran militernya lebih besar dari Produk Domestik Bruto (PDB) nya dan anggaran militer yang tertinggi di dunia. Korea Utara juga memiliki senjata nuklir yang dirahasiakan dan tidak terdata oleh PBB.

d. Kebencian Masyarakat Dunia Kepada Amerika!
Berawal dari kebijakan luar negeri AS yang terlalu hiperaktif, terutama di negara-negara penghasil sumber energi, Amerika dengan banyak dalih menduduki (menginflasi) sebuah negara secara illegal menurut hukum PBB.

Sepak terjang yang pongah di sebuah negara yang didudukinya, terkesan Amerika seperti pemerintah kolonial dengan sistem modern, secara samar atau terang-terangan penduduk pribumi mulai merasa kecewa dan membenci arogansi dan kesewenang-wenangan yang dilakukan secara legal terseebut,,

Ditambah lagi dengan pengaruh budaya kebebasan liberal yang dianut, yang mengesampingkan norma - norma kesopanan, etika buruk Amerika yang menulari generasi muda dunia, adalah hal yang sangat dibenci, terutama di negara-negara yang banyak mengedepankan etika dan tenggang rasa.

Dengan politik Luar Negeri  AS yang selalu mencampuri urusan seluruh negara di dunia ini, menimbulkan kebencian global terhadap AS. Tidak ada negara yang bukan sekutu AS tidak membenci negara tersebut, dengan kekuatan militer AS yang sangat kuat memang tidak ada negara atau kelompok yang berani menyatakan perang terbuka terhadap AS, namun tahukah anda sekalipun tidak berperang secara militer, negara-negara di dunia sebenarnya terus-menerus "menggempur" negara adidaya tersebut.

Beberapa negara menggoncang nilai Dollar dan saham (perang keuangan), beberapa kelompok menyerang dari sisi politik, hingga serangan terorisme. Sekalipun kelihatannya AS menang melawan terorisme, namun dari biaya yang dikeluarkan untuk peperangan melawan terorisme menunjukkan sebenarnya AS diambang kehancuran.

Jadi kehancuran AS kemungkinan besar merupakan kehancuran politik dan ekonomi sehingga membuat AS bertekuk lutut pada kekuasaan berikutnya dan menyerahkan semua yang dimiliki untuk mendukung Tatanan Dunia Baru.




Benalu Pembunuh Amerika

Ada seorang sahabat Presiden Woodrow Wilson yang bernama Kolonel Mandel House. Dia salah seorang paling kuat di AS dan seorang yang paling semangat dalam mendirikan Tatanan Dunia Baru. Buah pikirannya pun sampai ke konggres, UU Perlindungan Federal, yang disahkan pada tahun 1922, tujuannya ialah mendirikan satu pemerintahan dunia. Melalui Kolonel House, Rockefeller dan orang-orang berkuasa lainnya mereka membentuk CFR (Council on Foreign Relationship).

Setelah Woodrow Wilson menandatangani dokumen yang mengesahkan UU, dia sadar apa yang akan terjadi pada AS dan berkata : "Aku tidak bermaksud menghancurkan negaraku!" Tapi itu sudah terlambat, sebab UU tersebut telah menciptakan lembaga-lembaga keuangan yang akan mengontrol dan menguasai keuangan planet ini. Kekayaan AS dan dunia ini dipegang oleh bankir2 Internasional yang hanya beberapa gelintir orang saja, dan mereka adalah para globalis yang sedang menyusun rencana menciptakan Tatanan Dunia Baru.

Sejak awal didirikannya negara AS, AS telah ditunggangi oleh benalu pembunuh yang telah tumbuh bersama-sama dengan berdirinya AS. Entah disadari atau tidak oleh para pemimpin mereka, namun benalu-benalu seperti organisasi Freemason, Illuminati, lembaga-lembaga keuangan Internasional, CFR dan lembaga-lembaga lainnya telah memperdaya AS untuk menciptakan Tatanan Dunia Baru, yaitu sebuah tatanan dunia dimana Antikris akan menguasai segalanya. 

Kapan AS Hancur? 
Pelan tapi pasti, Amerika berada di ambang kehancuran. Kekuatan Zionis dan Neokonservatif sukses mendikte AS. Israel telah mengendalikan aspek politik, ekonomi, dan militer negara adidaya itu. Kini, AS telah menjadi negara boneka yang selalu mengikuti kehendak Israel. Lobi Yahudi terus menabuh genderang perang tanpa pernah bisa dihentikan oleh Amerika.

James Petras adalah salah seorang dari 100 kaum liberal yang paling berpengaruh. Ia mengungkap semua fakta tentang rahasia sukses Lobi Yahudi memengaruhi kebijakan pemerintah AS mengenai Timur Tengah. Juga dipaparkan dengan gamblang tentang sepak terjang Zionis hingga sukses membungkam Amerika atas semua pelanggaran HAM yang dilakukan Israel. Petras juga mengemukakan analisisnya tentang keberhasilan Zionis mengendalikan kekuatan militer AS. 

Dengan lugas dan berani, Petras mengungkap semua fakta yang akan membuat kita tercengang. Bahkan, dengan analisis yang tajam dan mendalam serta keakuratan data-data yang disajikannya, kita akan mengetahui rahasia dan trik-trik Lobi Yahudi dalam mengendalikan Amerika dan menghancurkannya dari dalam.

Kini, AS telah menjadi negara boneka yang selalu mengikuti kehendak Israel. Lobi Yahudi terus menabuh genderang perang tanpa pernah bisa dihentikan oleh Amerika.

Tanda-tanda kehancuran Amerika semakin jelas terlihat. Tinggal tunggu waktunya, Kapan Allah memilih waktu yang tepat untuk menghancurkannya. Wallahu a’lam wishowab.(P04/R2).

*Penulis adalah redaktur di kantor berita Islam Internasional Mi’raj News Agency (MINA)
Mi’raj News Agency (MINA)


Refrensi :
- beberapa berita miraj news agency
- www.nytimes.com
- yahoo finance
- munsypedia.blogspot.com
ww.jpost.com 

PENGUASA AMERIKA KETAKUTAN DGN REVOLUSI 

http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/10/penguasa-amerika-ketakutan-dgn-revolusi.html#.UlJU61ON6So

 
Dengan semakin tingginya tingkat kesadaran informasi publik Amerika yang mengungkap kebobrokan sistem pemerintahan Amerika, para elit penguasa negeri itu kini ketakutan bahwa sebuah revolusi rakyat akan muncul, sebagaimana di Tunisia dan Mesir.

Hal itu ditunjukkan, salah satunya, dengan munculnya sebuah memo yang dikeluarkan Departemen Kehakiman kepada polisi-polisi di daerah (Departemen Kehakiman membawahi kepolisian federal dan aparat penegak hukum lainnya) yang salah satu isinya menganggap siapapun para "pencari kebenaran" terutama mereka yang mempertanyakan kebenaran "Serangan WTC 9-11" versi pemerintah, sebagai "calon teroris".

Dalam memo tersebut disebutkan beberapa kelompok "pencari kebenaran" yang dianggap sebagai "calon teroris", di antaranya kelompok “libertarian philosophies,” “Second Amendment-oriented views,” “self-sufficiency” “fears of Big Brother or big government” dan “Declarations of Constitutional rights and civil liberties.”

Hal ini sejalan dengan semakin tingginya kesadaran rakyat Amerika terhadap berbagai konspirasi jahat yang selama ini melingkupi kehidupan mereka. Sebuah jajak pendapat nasional baru-baru ini mengungkapkan bahwa lebih dari separoh rakyat Amerika meragukan atau menolak sama sekali keterangan pemerintah tentang "Serangan WTC 9-11".

Memo berjudul “Potential Indicators of Terrorist Activities Related to Sleepers” menyebutkan kelompok-kelompok yang patut dicurigai sebagai calon teroris, termasuk orang-orang yang percaya pada "teori konspirasi", di antaranya mereka yang percaya bahwa "Serangan WTC" adalah operasi inteligen CIA untuk melegitimasi serangan terhadap negara lain.

Perlu ditekankan di sini bahwa sebelum tahun 1998 sebagian masyarakat percaya bahwa pada tahun 1962 Amerika sengaja melakukan operasi inteligen "Insiden Teluk Babi" untuk memberi alasan serangan militer terhadap Kuba. "Teori konspirasi" itu ternyata terbukti benar setelah pada tahun 1998 Departemen Pertahanan Amerika membuka arsip lama yang membuktikan bahwa pada tahun 1962 Kepala Staff Gabungan Jendral Lyman Lemnitzer menyetujui operasi inteligen bernama "Operation Northwoods". Dalam operasi itu melibatkan aksi terorisme dengan sasaran warga Amerika sendiri. Namun operasi itu digagalkan oleh Presiden Kennedy dan perang melawan Kuba dan Uni Sovyet pun berhasil dihindari, namun Jendral Lemnitzer hanya mendapatkan sanksi pemecatan daripada hukuman mati sebagai pengkhianat negara.

Sebuah pooling yang digelar oleh YouGov baru-baru ini menunjukkan bahwa sebanyak 38% rakyat Amerikan ragu-ragu dengan sebagian keterangan pemerintah tentang "Serangan WTC 9-11", 10% tidak percaya sama sekali, dan 12% lainnya "tidak yakin" dengan ketarangan pemerintah.

Dalam memo tersebut disebutkan alasan-alasan menetapkan seseorang atau sekelompok orang sebagai calon teroris, di antaranya: "Membenarkan tindakan kekerasan terhadap Amerika dengan alasan Amerika adalah penyebab munculnya masalah". Hal ini merujuk pada kelompok-kelompok "anti-perang" yang mengecam invasi Amerika terhadap Afghanistan, Irak dan negara-negara lainnya.

Setelah 12 tahun lebih peristiwa "Serangan WTC 9-11" kini muncul kelompok-kelompok yang menolak keterangan pemerintah tentang tragedi WTC yang menewaskan ribuan warga tak bersalah itu. Di antara mereka yang bergabung dalam kelompok-kelompok itu meliputi mantan perwira militer dan inteligen, insinyur, polisi, pemadam kebakaran, pilot. Sebagian di antara mereka adalah mantan jendral militer, Direktur CIA, gubernur, senator, profesor, dan penyandang-penyandang doktor.

Mayjend (purn) Albert Stubblebine, salah seorang dari mereka secara terbuka pernah mengungkapkan tentang runtuhnya Gedung WTC 7, satu dari 3 gedung yang runtuh dalam tragedi "Serangan WTC 9-11", "Gedung itu tidak runtuh karena hantaman pesawat, melainkan karena ledakan dari dalam. Demolition (peledakan bom).”

Baru-baru ini mantan pembawa acara terkenal dari Fox News, Ben Swann, juga menyatakan penolakannya terhadap keterangan pemerintah tentang serangan tersebut. Sementara itu pada tahun 2005 Jendral Wesley Clark, mantan kandidat presiden, mengatakan bahwa ia pernah menerima sebuah memo dari seorang pejabat pemerintahan Presiden George W Bush yang menyebutkan bahwa "Amerika akan menyerang 7 negara dalam 5 tahun, dimulai dengan Irak."

Pada bulan September lalu sekelompok orang yang terdiri dari arsitek, dan insinyur yang dipimpin oleh keluarga para korban "Serangan WTC 9-11" melancarkan kampanye besar-besaran yang menolak keterangan pemerintah tentang tragedi tersebut. Mereka memasang spanduk dan bilboard di seluruh dunia bertuliskan: “Did you know a third tower fell on 9/11?” (Apakah Anda mengetahui, gedung ketiga telah runtuh dalam Serangan WTC 9-11?)

Kampanye ini mendapatkan boikot dari sebagian besar media-media massa mapan Amerika. Namun koran Time tidak bisa menolak untuk memasang iklan yang dipasang kelompok bernama "2,000 Architects and Engineers for 9/11 Truth" ini.

Para blogger (termasuk blog ini tentunya) dan para pejuang "pencari kebenaran" lainnya telah mempertanyakan kebenaran klaim pemerintah Amerika tentang "Serangan WTC". Dan pelan namun pasti perjuangan itu telah menuai hasilnya dengan semakin banyaknya orang yang percaya dengan adanya "teori konspirasi".

Hari gini gak percaya "Teori Konspirasi"?


REF:
"FBI calls half of populace with 9/11 doubts potential terrorists"; Ralph Lopez; Digital Journal; 19 September 2013


Utang Luar Negeri Dan Tingkat Kemiskinan

http://www.iluni.or.id/hal/berita/detail/287/utang_luar_negeri_dan_tingkat_kemiskinan.html
 
“Solidarity requires that global challenges must be managed in a way that distributes cost and burden fairly, those who suffer most, deserve help from those who benefit most”. (Millenium Declaration)
Target mengakhiri kemiskinan, seperti diungkapkan oleh  Jeffry Sachs dalam bukunya The End of Poverty, merupakan tanggung jawab bersama negara-negara di dunia yang melintasi batas nasionalisme. Kemiskinan yang melanda suatu negara merupakan sebuah penyakit yang sangat sulit dientaskan tanpa adanya pertolongan dari negara lain. 
Sejak tahun 2000, semua negara anggota PBB memiliki kesepakatan yang dituangkan dalam Milleneum Development Goals (MDGs). Salah satu tujuan utamanya adalah pengurangan angka kemiskinan menjadi separuh pada 2015. Kemudian, sebuah pertanyaan besar yang menyoal bagaimana target itu bisa terpenuhi pun mengemuka. Pertanyaan ini memang sudah sewajarnya diungkapkan mengingat kondisi dan kapasitas APBN yang kurang mumpuni.
Konsekuensi berutang terlalu banyak
Sejatinya, utang dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Akan tetapi, Pattilo, Pairson dan Ricci pada tahun 2002, menemukan hubungan yang negatif antara utang dengan tingkat pendapatan perkapita. Dari 100 negara yang diteliti, mereka menemukan kontribusi utang terhadap pendapatan perkapita suatu negara adalah negatif untuk rasio utang terhadap PDB (debt to GDP ratio) yang berada pada kisaran persentase 35-45%.
Lebih lanjut, tingginya level utang tersebut dapat menyebabkan berkurangnya sumber daya yang dapat dialokasikan untuk kepentingan investasi yang dapat memperbaiki kinerja ekspor. 
Indonesia, berdasarkan data tahun 2005, memiliki debt to gdp ratio sebesar 45,63%. Dengan berlandaskan penelitian yang dilakukan oleh Pattilo dkk, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa utang luar negeri mempunyai dampak yang kurang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dengan berutang, penyediaan sarana dan prasarana publik pun menjadi terkendala. Betapa tidak, setiap tahun fiskal 48.70% PPh dan PPn (Rp 210.71 T+ Rp 128.31 T=Rp 339.02 T)  yang dibebankan ke masyarakat, habis untuk bayar hutang pemerintah. Hal ini menjadi sebuah hal yang ironis mengingat salah satu fungsi utama pajak adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mesyarakat melalui penyediaan barang-barang kebutuhan public (public goods). Jadi, alih-alih mensejahterakan negara, dengan menambah utang justru semakin menyengsarakan negara.
Peruntukan utang luar negeri yang tidak jelas
Periode 1974 hingga 1981 sebenarnya adalah periode dimana Indonesia tidak membutuhkan utang luar negeri karena penerimaan negara pada saat itu sudah sangat mumpuni. Besarnya penerimaan negara pada saat itu adalah lebih karena adanya windfall profit dari naiknya harga minyak internasional. Tetapi apa lacur, justru pada periode ini lah Indonesia memanen utang luar negeri, sungguh tak masuk diakal. 
Sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah kira-kira peribahasa yang tepat untuk menceritakan kondisi Indonesia. 
Kedatangan utang yang tidak tepat itu ditambah lagi dengan mekanisme peruntukan utang yang tidak jelas.  
Utang luar negeri lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya konsumtif ketimbang investasi. Tidak seperti kegiatan investasi yang menjanjikan tingkat pengembalian (rate of return) yang pasti  , kegiatan konsumsi justru tidak memberikan kepastian rate of return. Pada gilirannya kondisi ini menciptakan sebuah kendala akan ketidaksinambungan pembayaran utang (debt unsustainability).
Dengan demikian, dengan utang luar negeri yang besar, Indonesia mengalami resource drain. Ini terjadi karena net welfare effect yang negatif dari utang luar negeri. Kontribusi utang luar negeri yang sedikit terhadap kesejahteraan Indonesia harus dibenturkan dengan kenyataan akan tingginya jumlah cicilan pokok utang dan beban bunga yang harus dibayar setiap tahun fiskal. Angka Rp 91.6 T  dalam APBN 2006 sedikit banyak telah menceritakan betapa pahitnya mempunyai utang luar negeri. Bandingkan dengan dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang hanya sebesar Rp 17 T! bagaimana Indonesia bisa lepas dari jerat kemiskinan?
Pentingnya meminta pengurangan utang
Pelbagai fakta dan argumentasi diatas kiranya sudah cukup untuk dijadikan alasan yang kuat untuk mendorong pemerintah Indonesia meminta pengurangan utang luar negeri kepada negara-negara kreditor. Pengurangan utang luar negeri tak pelak lagi menjadi jalan keluar utama untuk membiayai aktivitas pengentasan kemiskinan di Indonesia. 
Utang luar negeri memang menjadi polemik yang tiada habis-habisnya. Dunia seakan terbagi menjadi dua kiblat yang besar. Yang satu setuju dengan pelbagai argumentasi yang mengangkasa, sementara yang lain menolak dengan argumentasi dan tentangan yang tak kalah mengesankan.  Utang, pada level tertentu memang diperlukan, akan tetapi terlalu banyak berutang justru akan membuat negara menjadi sakit. Hal ini sepertinya sudah menjadi logika yang masuk akal dalam konteks ilmu ekonomi. The law of diminishing return kiranya sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan fenomena yang satu ini. Teori ini menjelaskan bagaimana suatu barang akan sangat bermanfaat bagi sang pemakai akan tetapi menjadi penyakit ketika dikonsumsi secara berlebihan.
Memang, pengurangan utang bukan merupakan satu-satunya solusi untuk mengentaskan kemiskinan. Permasalahan kemiskinan pada dasarnya juga mempunyai kaitan yang erat dengan besar kecilnya arus modal yang masuk ke Indonesia. Oleh karenanya, seperti diungkapkan oleh Ragnar Nurske lewat bukunya “The Capital Accumulation In The Less Developed Countries (1953)” tujuan utama pembangunan ekonomi memang harus melalui (a). peningkatan pendapatan perkepala; (b) penanaman modal. Namun, seperti juga diungkapkan oleh ekonom kenamaan Swedia Gunnar Myrdal, kemiskinan juga merupakan masalah politik. Oleh karenanya diperlukan suatu keputusan politik oleh pimpinan suatu negara. Karena masalah kemiskinan merupakan permasalah struktural, maka pemecahan masalah ini juga harus terkait dengan perencanaan pembangunan jangka panjang. Tidak mungkin diselesaikan langsung seketika tanpa suatu perencanaan dan penanganan yang matang. Berangkat dari pernyataan Myrdal tersebut, jelaslah sudah bahwa program pengentasan kemiskinan melalui jalur pertumbuhan ekonomi memerlukan waktu yang panjang dan jalan yang berliku. John Maynard Keynes bahkan pernah setengah berkelakar dengan menyatakan “How long is the long run? In the long run we are all dead”. Pendapat Keynes itu mungkin sangat kontekstual dengan pembahasan kita sekarang, pertumbuhan ekonomi memang pada akhirnya dapat mengentaskan kemiskinan, tetapi sampai kapan? Mungkin, hingga hari kiamat tiba, permasalahan kemiskinan boleh jadi tidak akan pernah selesai.
Pengurangan utang luar negeri memang masih meninggalkan polemik hingga kini. Akan tetapi, program ini sepertinya merupakan obat yang paling mujarab untuk menuntaskan penyakit bernama kemiskinan. Kemiskinan, tidak dapat diatasi dengan memakai satu obat saja berupa liberalisasi dan deregulasi, bak aspirin yang dipakai untuk mengobati segala penyakit. Kemiskinan, harus langsung diobati dan ditangani langsung pada akarnya yaitu pengalihan sumber daya (resource allocation) dari sumber yang sedianya dialokasikan untuk membayar utang luar negeri (external debt repayment) kepada program pengentasan kemiskinan.
Indonesia sangat layak untuk mendapatkan pengurangan utang luar negeri
Negara-negara yang tergabung dalam G8, pada tahun 2003 melakukan sebuah pertemuan di Evian. Melalui pertemuan ini, G8 lantas mengklasifikasikan pendekatan baru untuk menanggulangi permasalahan utang pada negara-negara berpendapatan menengah (middle income countries). Pendekatan ini bertujuan untuk menyelesaikan dan memformalkan solusi dari permasalahan sustainabilitas dari negara-negara non-HIPC (Highly Indebted Poor Countries), dan untuk menyediakan sebuah kerangka analisa kondisi utang di masing-masing negara. Pendekatan Evian ini pada dasarnya diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan sustainabilitas utang jangka panjang ketimbang jangka pendek. Jika ketidak mampuan suatu negara untuk membayar utang lebih dikarenakan permasalahan likuiditas, maka Paris Club akan terus melanjutkan pendekatan Houston dan klasik (tidak ada pengurangan stok utang luar negeri). Akan tetapi jika ketidak mampuan membayar utang dikarenakan permasalahan sustainabilitas yang teramat parah, maka mekanisme yang diterapkan bisa sangat ekstrim seperti hair cut dan write off.
Indonesia, seperti telah dijelaskan diatas, memiliki masalah sustainabilitas yang teramat parah. Angka 45,63% debt to GDP ratio sedikit banyak telah bercerita. Oleh karenanya, Indonesia layak dan bahkan sangat layak untuk mendapatkan pengurangan utang.
Penjadwalan pembayaran utang luar negeri yang telah berjalan selama ini, baik disadari atau tidak, telah menciptakan ketidak pastian dan memiliki imbas yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Betapa tidak, penjadwalan yang harus menembus birokrasi yang rumit dan panjang tak pelak telah mengakibatkan banyaknya waktu yang terbuang. Ilmu ekonomi mengenal sebuah konsep yang bernama opportunity cost, yaitu konsep yang menjelaskan sebuah potensi keuntungan yang hilang  sebagai akibat tersitanya waktu untuk melakukan aktivitas yang menguntungkan. Coba bayangkan, berapa besar kerugian yang harus terjadi karena terlalu sering bernegosiasi untuk penjadwalan utang (multiple resecheduling exercices)? Jadi untuk mengeliminir negosiasi yang berlarut-larut, pengurangan utang luar negeri sepertinya merupakan sebuah jalan keluar yang tepat. Dengan demikian, negara tidak perlu secara berkesinambungan melakukan penjadwalan utang luar negeri karena stok nya sudah jauh berkurang dari level yang mematikan.
Pengurangan utang luar negeri memang terus mendapat tentangan hingga kini, hal ini  dapat dimaklumi mengingat pengurangan utang ditenggarai merupakan tindakan yang dapat “memanjakan” negara-negara debitor. Apalagi melihat analogi yang dikembangkan oleh negara-negara kreditor  yang seringkali menyatakan lebih baik memberikan kail daripada ikan. Tetapi, bagaimana bisa memancing kalau lapar? Beri dulu ikan supaya bisa berdiri memancing!
“Like Slavery and apharteid, poverty is not natural. It is man made and it can overcome and eradicated by the action of human beings” (Nelson Mandela)
-bang Ical-FE'00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar