OBAMA CARE-UTANG NEGARA-MORAL HEDON-POLITIK PERANG GLOBAL-BENALU DALAM NEGRI... PERUSAK NEGARA AMERIKA...?? MANA YANG SESUNGGUHNYA ...MENGHANCURKAN AMERIKA..??
MENYONGSONG KEHANCURAN AMERIKA SERIKAT
- Kategori: Opini
- http://www.mirajnews.com/id/artikel/opini/10308-menyongsong-kehancuran-amerika-serikat.html
Oleh : Widi Kusnadi*
Terhitung
mulai 1 Oktober 2013, layanan publik pemerintah Amerika Serikat (AS)
resmi dinyatakan total berhenti beroperasi seiring kisruh yang terjadi
di parlemen terkait anggaran AS. Kongres Amerika gagal mencapai kata
sepakat atas kelanjutan anggaran rutin pemerintah Obama.
Direktur
Anggaran Gedung Putih Sylvia Burwell mengeluarkan instruksi kepada
badan-badan federal untuk melaksanakan rencana penutupan operasi
pemerintah dengan tertib. “Ini merupakan tragedi buruk dalam sejarah
Negeri Paman Sam dalam 17 tahun terakhir. Pemerintah AS tidak memiliki
anggaran untuk bekerja. Hanya beberapa lembaga yang masih beraktivitas
karena dianggap memiliki fungsi yang vital,” kata Burwell .
Sementara
itu, Presiden AS Barack Obama mengecam Kongres sebagai sebuah keputusan
yang tidak bertanggung jawab karena gagal mengesahkan anggaran yang
diajukannya, sehingga sebagian kantor-kantor pemerintah termasuk
Departemen Pertahanan harus ditutup akibat tidak ada dana.
AS yang
dikenal sebagai negara Adidaya kini disebut-sebut sedang berada di
bibir jurang keruntuhan. Ambruknya kehebatan AS, salah satu faktor
utamanya bersumber dari jatuhnya perekonomian anggota Dewan Keamanan PBB
itu yang getol mengobarkan peperangan di berbagai negara, terutama di
kawasan Timur Tengah.
Dalam sebuah blog ekonomi bertajuk ”The Economic Colapse”,
meredupnya kekuatan AS tidak lepas dari keadaan ekonomi yang semakin
memburuk di negara itu. Hal itu diperparah dengan kebohongan dari para
politisi mereka yang selalu mengatakan keadaan akan segera bias
teratasi.
Juga dalam sebuah artikel berjudul “50 Economic Numbers from 2011 that are Almost too Crazy to Believe”. Tulisan itu menguraikan 50 fakta terkait perekonomian Amerika yang memburuk.
Beberapa Faktor Kehancuran Amerika
Bagaimana AS hancur? Siapa yang dapat mengalahkan AS? Berikut hal-hal yang mengakibatkan kehancuran AS sebagai kekuatan dunia.
1. Keruntuhan Ekonomi
Jika
ada satu negara yang hancur lalu akan diikuti oleh kehancuran seluruh
dunia, maka negara tersebut adalah AS. Perekonomian AS sangat menentukan
perekonomian dunia, perekonomian dunia sangat ditentukan oleh
perekonomian AS. Tapi saat ini kita dapat melihat dengan mata kepala
sendiri bagaimana AS yang begitu kuat ekonominya perlahan-lahan terpuruk
dan memasuki krisis ekonomi.
Sejak krisis moneter 2008 lalu, AS
sedang menuju kehancuran. Namun, yang mengherankan bahwa perekonomian
dunia tidak ikut hancur, sekalipun perekonomian AS hancur. Bahkan
menghasilkan negara kuat seperti China. Kini hutang AS hingga bulan
November 2012 telah mencapai 16 Triliun USD.
Hal ini sangat
serius hingga para pakar ekonomi Amerika percaya bahwa ekonomi Amerika
akan benar- benar hancur dalam tempo delapan tahun mendatang.
Bagaimanapun juga, terjadi atau tidak, perkiraan ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi Amerika yaitu metode-metode yang diciptakan untuk meraih keuntungan sebesar- besarnya malah mencekik Amerika.
Mungkin saja ekonomi Amerika akan hancur disebabkan jenis transaksi yang dipakai di bidang ekonomi ini. Kondisi Amerika terus memburuk, tapi media mampu menutupinya dari pandangan rakyat lewat kekuatan beritanya.
Media Barat begitu kuat karena Amerika diatur dengan sistem kapitalisme. Bagi mereka, penjualan produk sangat penting dan mereka menggunakan berbagai metode 'pemuasan' untuk menjual produk mereka. Karena itu, mereka mengarahkan opini umum dan ternyata mereka berhasil.
Hari ini, hutang pemerintah Amerika lebih dari 16 juta milyar dolar. Jadi, Amerika dan ekonominya benar-benar diatur dengan hutang dan hutang ini semakin meningkat setiap tahun.
Hutang ini mulai bermula ketika Ronald Reagen berhutang banyak untuk menghadapi Uni Sovyet. Hasilnya, Sovyet hancur. Tapi dari sisi ekonomi, Amerika menjadi kreditur dan hutang Amerika yang hari ini telah melebihi angka 16 trliun dolar itu terus bertambah.
Pemerintahan Obama merupakan pemerintahan yang paling banyak menghasilkan hutang. Saingan Obama dalam pemilu terakhir, Mitt Romney, juga mengkritik Obama dalam hal ini.
Bagaimanapun juga, terjadi atau tidak, perkiraan ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi Amerika yaitu metode-metode yang diciptakan untuk meraih keuntungan sebesar- besarnya malah mencekik Amerika.
Mungkin saja ekonomi Amerika akan hancur disebabkan jenis transaksi yang dipakai di bidang ekonomi ini. Kondisi Amerika terus memburuk, tapi media mampu menutupinya dari pandangan rakyat lewat kekuatan beritanya.
Media Barat begitu kuat karena Amerika diatur dengan sistem kapitalisme. Bagi mereka, penjualan produk sangat penting dan mereka menggunakan berbagai metode 'pemuasan' untuk menjual produk mereka. Karena itu, mereka mengarahkan opini umum dan ternyata mereka berhasil.
Hari ini, hutang pemerintah Amerika lebih dari 16 juta milyar dolar. Jadi, Amerika dan ekonominya benar-benar diatur dengan hutang dan hutang ini semakin meningkat setiap tahun.
Hutang ini mulai bermula ketika Ronald Reagen berhutang banyak untuk menghadapi Uni Sovyet. Hasilnya, Sovyet hancur. Tapi dari sisi ekonomi, Amerika menjadi kreditur dan hutang Amerika yang hari ini telah melebihi angka 16 trliun dolar itu terus bertambah.
Pemerintahan Obama merupakan pemerintahan yang paling banyak menghasilkan hutang. Saingan Obama dalam pemilu terakhir, Mitt Romney, juga mengkritik Obama dalam hal ini.
2. Kemerosotan Moral
Menurut
sejarahnya, AS didirikan berdasarkan tatatan Kristen. Orang orang
Yahudi-Kristen yang teraniaya di Inggris melarikan diri ke AS dan
mewarisi nilai-nilai kekristenan sebagai awal pondasi AS, sehingga orang
mengidentikan bahwa AS adalah Kristen, sebab AS memang dibangun oleh
keimanan Kristen. Namun betapa berbedanya keadaan AS yang dulu dengan AS
yang sekarang.
Namun, saat ini kekerasan, obat-obatan terlarang,
perzinahan, aborsi, pemberontakan, perceraian, pembunuhan, mafia dan
sihir sudah identik dengan AS. Sekolah-sekolah telah meninggalkan
jam-jam doa dan perenungan dan menggantikannya dengan
pengajaran-pengajaran humanisme, materialisme hingga okultisme. AS telah
menjadi negara yang bobrok, dan hanya hidup untuk hawa nafsu semata
seperti.
Bagi para pelancong
yang beranggapan AS cukup aman, mereka perlu melihat data yang
sebenarnya. Ada lebih dari 200 juta senapan di AS dan lebih dari 50
pembunuhan sehari, 10 kali lebih banyak daripada di Jerman.
Hampir 5000 orang meninggal setahun dalam kecelakaan truk, sekitar 6000 meninggal karena kejang-kejang di jalan dan 31000 orang mengakhiri hidup mereka sendiri dengan jalan bunuh diri.
AS sekarang memimpin negara-negara lainnya dengan kejahatan dan tingkat kriminalitas tertinggi di dunia, mengalahkan Irak dan Afganistan. AS juga telah melakukan pemenjaraan sekitar 2,3 juta orang.
Warga negara Amerika juga meningkatkan jumlah penjahat yang menjalani hukuman yang paling luar biasa di di penjara luar negeri. Milisi, kelompok-kelompok dibenci dan orang radikal sayap kanan lain sama-sama menyebarkan pesan mereka akan kekerasan dan mereka melemparkan banyak bom-pipa.
Pemerintah juga tidak lebih baik, mereka menghabiskan cuma-cuma dana sebesar $600 milyar setahun untuk anggaran keamanan negara dari ancaman negara-negara musuh.
Hampir 5000 orang meninggal setahun dalam kecelakaan truk, sekitar 6000 meninggal karena kejang-kejang di jalan dan 31000 orang mengakhiri hidup mereka sendiri dengan jalan bunuh diri.
AS sekarang memimpin negara-negara lainnya dengan kejahatan dan tingkat kriminalitas tertinggi di dunia, mengalahkan Irak dan Afganistan. AS juga telah melakukan pemenjaraan sekitar 2,3 juta orang.
Warga negara Amerika juga meningkatkan jumlah penjahat yang menjalani hukuman yang paling luar biasa di di penjara luar negeri. Milisi, kelompok-kelompok dibenci dan orang radikal sayap kanan lain sama-sama menyebarkan pesan mereka akan kekerasan dan mereka melemparkan banyak bom-pipa.
Pemerintah juga tidak lebih baik, mereka menghabiskan cuma-cuma dana sebesar $600 milyar setahun untuk anggaran keamanan negara dari ancaman negara-negara musuh.
3. Bencana Alam
Bencana
alam yang terjadi hanya dalam waktu satu tahun kebelakang begitu hebat
melanda AS. Tidak dapat dipungkiri kehancuran AS dari segi gejala alam
jelas terlihat.
Badai Katrina di New Orleans, Gempa bumi Los
Angeles, kebakaran hutan, badai Rita, dan sekarang Topan Sandy dan
sederet bencana-bencana lain silih berganti melanda negeri itu.
Sejak
Obama menjadi Presiden Amerika Serikat, bencana tak pernah berhenti.
Menghentakkan wilayah-wilayah negara bagian Amerika Serikat. Mulai dari
badai "Katrina", yang mengakibatkan kerusakan yang luas, dan dahsyat.
Negara bagian New Mexico pun porak-poranda.
Kerusakan yang lebih
luas lagi, ketika perusahaan minyak BP (British Petroleum), meledak di
Teluk Mexico, dan menimbulkan tumpahan minyak. Sehigga, mengancam
lingkungan dan menimbulkan kerusakan lingkungan sangat luas. Meskipun,
akhirnya pemerintah AS dan BP berhasil membersihkan limbah minyak
disepanjang pantai Teluk Mexico.
Sekarang, beberapa negara bagian
menghadapi bencana badai Tornado yang luar biasa. Mulai dari Alabama,
Missaouri, Missisipi, Kansas, Oklahoma, dan masih akan terus berlangsung
ke wilayah negara bagian lainnya. Badai yang menyapu daratan Amerika
Serikat ini, mempunyai dampak yang buruk, dan hancurnya sarana hidup
rakyat. Seperti rumah, kantor, kendaraan, tempat fasilitas umum,
semuanya hancur. Amerika Serikat seperti menghadapi "kiamat".
Pada
Mei 2013 lalu, Angin tornado menyapu daratan Oklahoma City, AS, Senin
(20/5) petang waktu setempat. Pusaran angin bergerak menuju
daerah-daerah sekitar. Pusaran angin lebih dari 2 mil. Kondisi itu
menjadikan kawasan Oklahama dan sekitarnya ditetapkan dalam keadaan
darurat.
Dalam waktu yang cukup singkat tornado raksasa
meluluhlantakkan Oklahoma City. Diperkirakan lebih dari 1.200 rumah
tersapu pusaran angin. Saluran komunikasi terputus total, begitu juga
listrik. Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah meminta untuk
memastikan kondisi terakhir.
Berdasarkan laporan Dinas Cuaca
Nasional Amerika (20/5), kekuatan tornado yang melibas daerah pinggiran
metropolitan Oklahoma City ini diperkirakan tak kurang dari EF-4,
dengan kecepatan saat melintas antara 267-321 kilometer per jam. Dalam
skala Fujita, level EF4 merupakan level tertinggi nomor dua, untuk
sebuah angin Tornado. Level EF5 adalah yang tertinggi.
Bukan hanya
sarana hidup rakyat yang hancur dan porak-poranda, tetapi korban
manusia yang tewas, jumlahnya ratusan dan akan masih bertambah. Betapa
sangat mengerikan akibat bencana yang berlangsung dalam berapa pekan ini
terhadap rakyat Amerika.
Bencana yang dialami AS seperti di
zamannya Nabi Hud, di mana waktu itu terjadi badai topan, yang sangat
dahsyat. Berlangsung selama tujuh malam, tanpa henti, dan menghabisi
umatnya kaum Nabi Hud. Karena kezaliman mereka.
Adakah ini sebagai
bagian "azab' dari Allah Ta'ala kepada rakyat Amerika? Akibat
kezaliman AS di luar negeri yang terus menumpahkan darah, dan membunuhi
umat Islam, tanpa sebab yang dapat dipertanggungjawabkan itu?
Jika
manusia tidak mampu menegakkan keadilan, maka Allah Ta'ala akan
memberikan keadilan kepada siapapun yang telah berlaku zalim. Amerika
menyerang negeri-negeri Muslim dengan senjata yang mereka miliki.
Sekarang alam menghancurkan wilayah-wilayah AS yang luas, tanpa
pemerintah AS dapat berbuat apa-apa, menghadapi bencana alam itu.
4. Musuh dari dalam negeri
Adalah American Israel Public Affairs Committee
(AIPAC) sebuah organisasi lobi Yahudi yangada di AS memanfaatkan
kondisi AS dalam pembuatan kebijakan terkait masalah terorisme.Lobi yang
dilakukan oleh AIPAC ini ternyata membuahkan hasil yangsangat baik.
Buktinya, tanpa menunggu waktu yang panjang AS langsungmembuat berbagai
aturan terkait masalah terorisme.
Masih ingatkah kita dengan
aturan yang dibuat oleh AS.Goerge W. Bush yang saat itu menjadi presiden
AS mengeluarkan sebuahdoktrin yang sangat terkenal, “Anda bersama kami
atau bersama teroris.” Hanyaada dua pilihan, patuh pada aturan main AS
atau ikut dengan terorisme.
AIPAC yang notabene sebagai organisasi
lobi Yahudi-Israel memanfaatkan kemampuan lobinya untuk menggiring
kebijakan luar negeri AS sesuai dengan yang mereka inginkan dengan
menghancurkan negara yang dianggap berbahaya bagi Israel namun dibungkus
dengan kedok terorisme.
Afghanistan, Irak, Libya dan Suriah
merupakan contoh negara yang menjadi korban lobi AIPAC di AS.
Negara-negara tersebut oleh AIPAC dituding sebagai negara yang
melindungi dan mensponsori kegiatan terorisme dunia sehingga harus
dijinakkan dengan kekuatan militer. Cengkeraman AIPAC pada AS sudah
sedemikian kuat sehingga mampu mengendalikan kebijakan AS.
Itulah sebabnya, Amerika makin hari kian
bangkrut karena dirongrong oleh musuh dari dalam mereka sendiri yang
mengatur segala kebijakan yang pastinya menyelamatkan Yahudi Israel.
Sementara kondisi AS secara finansial, politik dan keamanannya hampir
menemui ajal kebangkrutannya.
5. Musuh dari luar negeri
Amerika
sering dikatakan sebagai suatu negara terkuat di dunia saat ini.
Amerika bisa menguasai dunia dalam berbagai aspek kehidupan. Setelah
keruntuhan Uni Soviet, Amerika kian melebarkan sayapnya untuk
mempengaruhi, mememasarkan juga menanamkan ideologi liberal mereka di
hampir seluruh bumi,
Dengan kekuatan ekonomi dan juga militer,
sepak terjang mereka menuai banyak kritik dan bahkan kebencian di hati
banyak manusia di dunia. Karena Amerika dinilai banyak pihak mencampuri
urusan negara - negara lain demi memuluskan kepentingan Amerika sendiri.
(Neo Kolonialisme Modern Terselubung).
Setidaknya, ada 4 musuh terbesar yang bisa menghancurkan AS :
a. Iran Bisa Memulai Perang Hebat dalam Hitungan Detik
Mantan
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad pernah mengancam akan menghapus
Israel dari peta dan menyatakan AS adalah dalang sebenarnya di balik
serangan 11 September 2001.
Sampai hari ini Amerika tetap memberi
perhatian penuh atas aksi dan ucapan Ahmadinejad itu. Itulah sebabnya
Ahmadinejad masih menjadi tokoh yang sangat berpengaruh dalam jajaran
musuh abadi AS.
Meskipun anggaran tahunan militer mereka adalah
sekitar sembilan miliar dolar, yang menempatkan mereka di atas Yunani
dan Australia. Kekuatan Nuklir Iran adalah sesuatu yang bisa menjadi
ancaman serius, saking seriusnya sampai-sampai agen CIA turun tangan
untuk membunuh beberapa ahli nuklir Iran.
Meskipun presiden baru
Iran, Hassan Rouhani dalam rapat mejelis umum PBB menyatakan bahwa
pengembangan nuklir Iran bukan untuk tujuan militer, namun banyak pihak
masih menyangsikan hal itu. Iran masih dianggap sebagai kekuatan yang
sewaktu-waktu bisa mengancam Amerika dan terutama Israel.
b. Ekonomi China Akan Melindas Amerika
Menurut The New York Post,
Amerika sudah berutang pada Cina begitu banyak , sehingga Cina dapat
menghancurkan ekonomi Amerika kapanpun mereka mau .Media cenderung
menggambarkan Amerika seperti pecundang,dan China seperti kakak ipar
yang terus meminjamkan uang.
Meskipun China masih tergantung pada
AS .dan ada juga anggapan Jika mereka memutuskan untuk menarik alas
ekonomi di Amerika Serikat, mereka juga akan menjatuhkan ekonominya
sendiri karena begitu banyaknya pasar China di AS
c. Militer Korea Utara Sangat Berbahaya dan Nekat!
Militer
Korea Utara cukup menakutkan. Ini adalah negara dengan anggota militer
terbesar ke 4 di planet bumi ini. Anggaran militernya lebih besar dari
Produk Domestik Bruto (PDB) nya dan anggaran militer yang tertinggi di
dunia. Korea Utara juga memiliki senjata nuklir yang dirahasiakan dan
tidak terdata oleh PBB.
d. Kebencian Masyarakat Dunia Kepada Amerika!
Berawal
dari kebijakan luar negeri AS yang terlalu hiperaktif, terutama di
negara-negara penghasil sumber energi, Amerika dengan banyak dalih
menduduki (menginflasi) sebuah negara secara illegal menurut hukum PBB.
Sepak
terjang yang pongah di sebuah negara yang didudukinya, terkesan Amerika
seperti pemerintah kolonial dengan sistem modern, secara samar atau
terang-terangan penduduk pribumi mulai merasa kecewa dan membenci
arogansi dan kesewenang-wenangan yang dilakukan secara legal terseebut,,
Ditambah
lagi dengan pengaruh budaya kebebasan liberal yang dianut, yang
mengesampingkan norma - norma kesopanan, etika buruk Amerika yang
menulari generasi muda dunia, adalah hal yang sangat dibenci, terutama
di negara-negara yang banyak mengedepankan etika dan tenggang rasa.
Dengan
politik Luar Negeri AS yang selalu mencampuri urusan seluruh negara di
dunia ini, menimbulkan kebencian global terhadap AS. Tidak ada negara
yang bukan sekutu AS tidak membenci negara tersebut, dengan kekuatan
militer AS yang sangat kuat memang tidak ada negara atau kelompok yang
berani menyatakan perang terbuka terhadap AS, namun tahukah anda
sekalipun tidak berperang secara militer, negara-negara di dunia
sebenarnya terus-menerus "menggempur" negara adidaya tersebut.
Beberapa
negara menggoncang nilai Dollar dan saham (perang keuangan), beberapa
kelompok menyerang dari sisi politik, hingga serangan terorisme.
Sekalipun kelihatannya AS menang melawan terorisme, namun dari biaya
yang dikeluarkan untuk peperangan melawan terorisme menunjukkan
sebenarnya AS diambang kehancuran.
Jadi kehancuran AS kemungkinan
besar merupakan kehancuran politik dan ekonomi sehingga membuat AS
bertekuk lutut pada kekuasaan berikutnya dan menyerahkan semua yang
dimiliki untuk mendukung Tatanan Dunia Baru.
Benalu Pembunuh Amerika
Ada
seorang sahabat Presiden Woodrow Wilson yang bernama Kolonel Mandel
House. Dia salah seorang paling kuat di AS dan seorang yang paling
semangat dalam mendirikan Tatanan Dunia Baru. Buah pikirannya pun sampai
ke konggres, UU Perlindungan Federal, yang disahkan pada tahun 1922,
tujuannya ialah mendirikan satu pemerintahan dunia. Melalui Kolonel
House, Rockefeller dan orang-orang berkuasa lainnya mereka membentuk CFR
(Council on Foreign Relationship).
Setelah Woodrow Wilson
menandatangani dokumen yang mengesahkan UU, dia sadar apa yang akan
terjadi pada AS dan berkata : "Aku tidak bermaksud menghancurkan
negaraku!" Tapi itu sudah terlambat, sebab UU tersebut telah menciptakan
lembaga-lembaga keuangan yang akan mengontrol dan menguasai keuangan
planet ini. Kekayaan AS dan dunia ini dipegang oleh bankir2
Internasional yang hanya beberapa gelintir orang saja, dan mereka adalah
para globalis yang sedang menyusun rencana menciptakan Tatanan Dunia
Baru.
Sejak awal didirikannya negara AS, AS telah ditunggangi oleh
benalu pembunuh yang telah tumbuh bersama-sama dengan berdirinya AS.
Entah disadari atau tidak oleh para pemimpin mereka, namun benalu-benalu
seperti organisasi Freemason, Illuminati, lembaga-lembaga keuangan
Internasional, CFR dan lembaga-lembaga lainnya telah memperdaya AS untuk
menciptakan Tatanan Dunia Baru, yaitu sebuah tatanan dunia dimana
Antikris akan menguasai segalanya.
Kapan AS Hancur?
Pelan
tapi pasti, Amerika berada di ambang kehancuran. Kekuatan Zionis dan
Neokonservatif sukses mendikte AS. Israel telah mengendalikan aspek
politik, ekonomi, dan militer negara adidaya itu. Kini, AS telah menjadi
negara boneka yang selalu mengikuti kehendak Israel. Lobi Yahudi terus
menabuh genderang perang tanpa pernah bisa dihentikan oleh Amerika.
James
Petras adalah salah seorang dari 100 kaum liberal yang paling
berpengaruh. Ia mengungkap semua fakta tentang rahasia sukses Lobi
Yahudi memengaruhi kebijakan pemerintah AS mengenai Timur Tengah. Juga
dipaparkan dengan gamblang tentang sepak terjang Zionis hingga sukses
membungkam Amerika atas semua pelanggaran HAM yang dilakukan Israel.
Petras juga mengemukakan analisisnya tentang keberhasilan Zionis
mengendalikan kekuatan militer AS.
Dengan lugas dan berani, Petras mengungkap semua fakta yang akan membuat kita tercengang. Bahkan, dengan analisis yang tajam dan mendalam serta keakuratan data-data yang disajikannya, kita akan mengetahui rahasia dan trik-trik Lobi Yahudi dalam mengendalikan Amerika dan menghancurkannya dari dalam.
Dengan lugas dan berani, Petras mengungkap semua fakta yang akan membuat kita tercengang. Bahkan, dengan analisis yang tajam dan mendalam serta keakuratan data-data yang disajikannya, kita akan mengetahui rahasia dan trik-trik Lobi Yahudi dalam mengendalikan Amerika dan menghancurkannya dari dalam.
Kini,
AS telah menjadi negara boneka yang selalu mengikuti kehendak Israel.
Lobi Yahudi terus menabuh genderang perang tanpa pernah bisa dihentikan
oleh Amerika.
Tanda-tanda kehancuran Amerika semakin jelas
terlihat. Tinggal tunggu waktunya, Kapan Allah memilih waktu yang tepat
untuk menghancurkannya. Wallahu a’lam wishowab.(P04/R2).
*Penulis adalah redaktur di kantor berita Islam Internasional Mi’raj News Agency (MINA)
Mi’raj News Agency (MINA)Refrensi :
- beberapa berita miraj news agency
- www.nytimes.com
- yahoo finance
- munsypedia.blogspot.com
- ww.jpost.com
PENGUASA AMERIKA KETAKUTAN DGN REVOLUSI
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/10/penguasa-amerika-ketakutan-dgn-revolusi.html#.UlJU61ON6So
Dengan semakin tingginya tingkat kesadaran informasi publik Amerika yang
mengungkap kebobrokan sistem pemerintahan Amerika, para elit penguasa
negeri itu kini ketakutan bahwa sebuah revolusi rakyat akan muncul,
sebagaimana di Tunisia dan Mesir.
Hal itu ditunjukkan, salah satunya, dengan munculnya sebuah memo yang dikeluarkan Departemen Kehakiman kepada polisi-polisi di daerah (Departemen Kehakiman membawahi kepolisian federal dan aparat penegak hukum lainnya) yang salah satu isinya menganggap siapapun para "pencari kebenaran" terutama mereka yang mempertanyakan kebenaran "Serangan WTC 9-11" versi pemerintah, sebagai "calon teroris".
Dalam memo tersebut disebutkan beberapa kelompok "pencari kebenaran" yang dianggap sebagai "calon teroris", di antaranya kelompok “libertarian philosophies,” “Second Amendment-oriented views,” “self-sufficiency” “fears of Big Brother or big government” dan “Declarations of Constitutional rights and civil liberties.”
Hal ini sejalan dengan semakin tingginya kesadaran rakyat Amerika terhadap berbagai konspirasi jahat yang selama ini melingkupi kehidupan mereka. Sebuah jajak pendapat nasional baru-baru ini mengungkapkan bahwa lebih dari separoh rakyat Amerika meragukan atau menolak sama sekali keterangan pemerintah tentang "Serangan WTC 9-11".
Memo berjudul “Potential Indicators of Terrorist Activities Related to Sleepers” menyebutkan kelompok-kelompok yang patut dicurigai sebagai calon teroris, termasuk orang-orang yang percaya pada "teori konspirasi", di antaranya mereka yang percaya bahwa "Serangan WTC" adalah operasi inteligen CIA untuk melegitimasi serangan terhadap negara lain.
Perlu ditekankan di sini bahwa sebelum tahun 1998 sebagian masyarakat percaya bahwa pada tahun 1962 Amerika sengaja melakukan operasi inteligen "Insiden Teluk Babi" untuk memberi alasan serangan militer terhadap Kuba. "Teori konspirasi" itu ternyata terbukti benar setelah pada tahun 1998 Departemen Pertahanan Amerika membuka arsip lama yang membuktikan bahwa pada tahun 1962 Kepala Staff Gabungan Jendral Lyman Lemnitzer menyetujui operasi inteligen bernama "Operation Northwoods". Dalam operasi itu melibatkan aksi terorisme dengan sasaran warga Amerika sendiri. Namun operasi itu digagalkan oleh Presiden Kennedy dan perang melawan Kuba dan Uni Sovyet pun berhasil dihindari, namun Jendral Lemnitzer hanya mendapatkan sanksi pemecatan daripada hukuman mati sebagai pengkhianat negara.
Sebuah pooling yang digelar oleh YouGov baru-baru ini menunjukkan bahwa sebanyak 38% rakyat Amerikan ragu-ragu dengan sebagian keterangan pemerintah tentang "Serangan WTC 9-11", 10% tidak percaya sama sekali, dan 12% lainnya "tidak yakin" dengan ketarangan pemerintah.
Dalam memo tersebut disebutkan alasan-alasan menetapkan seseorang atau sekelompok orang sebagai calon teroris, di antaranya: "Membenarkan tindakan kekerasan terhadap Amerika dengan alasan Amerika adalah penyebab munculnya masalah". Hal ini merujuk pada kelompok-kelompok "anti-perang" yang mengecam invasi Amerika terhadap Afghanistan, Irak dan negara-negara lainnya.
Setelah 12 tahun lebih peristiwa "Serangan WTC 9-11" kini muncul kelompok-kelompok yang menolak keterangan pemerintah tentang tragedi WTC yang menewaskan ribuan warga tak bersalah itu. Di antara mereka yang bergabung dalam kelompok-kelompok itu meliputi mantan perwira militer dan inteligen, insinyur, polisi, pemadam kebakaran, pilot. Sebagian di antara mereka adalah mantan jendral militer, Direktur CIA, gubernur, senator, profesor, dan penyandang-penyandang doktor.
Mayjend (purn) Albert Stubblebine, salah seorang dari mereka secara terbuka pernah mengungkapkan tentang runtuhnya Gedung WTC 7, satu dari 3 gedung yang runtuh dalam tragedi "Serangan WTC 9-11", "Gedung itu tidak runtuh karena hantaman pesawat, melainkan karena ledakan dari dalam. Demolition (peledakan bom).”
Baru-baru ini mantan pembawa acara terkenal dari Fox News, Ben Swann, juga menyatakan penolakannya terhadap keterangan pemerintah tentang serangan tersebut. Sementara itu pada tahun 2005 Jendral Wesley Clark, mantan kandidat presiden, mengatakan bahwa ia pernah menerima sebuah memo dari seorang pejabat pemerintahan Presiden George W Bush yang menyebutkan bahwa "Amerika akan menyerang 7 negara dalam 5 tahun, dimulai dengan Irak."
Pada bulan September lalu sekelompok orang yang terdiri dari arsitek, dan insinyur yang dipimpin oleh keluarga para korban "Serangan WTC 9-11" melancarkan kampanye besar-besaran yang menolak keterangan pemerintah tentang tragedi tersebut. Mereka memasang spanduk dan bilboard di seluruh dunia bertuliskan: “Did you know a third tower fell on 9/11?” (Apakah Anda mengetahui, gedung ketiga telah runtuh dalam Serangan WTC 9-11?)
Hal itu ditunjukkan, salah satunya, dengan munculnya sebuah memo yang dikeluarkan Departemen Kehakiman kepada polisi-polisi di daerah (Departemen Kehakiman membawahi kepolisian federal dan aparat penegak hukum lainnya) yang salah satu isinya menganggap siapapun para "pencari kebenaran" terutama mereka yang mempertanyakan kebenaran "Serangan WTC 9-11" versi pemerintah, sebagai "calon teroris".
Dalam memo tersebut disebutkan beberapa kelompok "pencari kebenaran" yang dianggap sebagai "calon teroris", di antaranya kelompok “libertarian philosophies,” “Second Amendment-oriented views,” “self-sufficiency” “fears of Big Brother or big government” dan “Declarations of Constitutional rights and civil liberties.”
Hal ini sejalan dengan semakin tingginya kesadaran rakyat Amerika terhadap berbagai konspirasi jahat yang selama ini melingkupi kehidupan mereka. Sebuah jajak pendapat nasional baru-baru ini mengungkapkan bahwa lebih dari separoh rakyat Amerika meragukan atau menolak sama sekali keterangan pemerintah tentang "Serangan WTC 9-11".
Memo berjudul “Potential Indicators of Terrorist Activities Related to Sleepers” menyebutkan kelompok-kelompok yang patut dicurigai sebagai calon teroris, termasuk orang-orang yang percaya pada "teori konspirasi", di antaranya mereka yang percaya bahwa "Serangan WTC" adalah operasi inteligen CIA untuk melegitimasi serangan terhadap negara lain.
Perlu ditekankan di sini bahwa sebelum tahun 1998 sebagian masyarakat percaya bahwa pada tahun 1962 Amerika sengaja melakukan operasi inteligen "Insiden Teluk Babi" untuk memberi alasan serangan militer terhadap Kuba. "Teori konspirasi" itu ternyata terbukti benar setelah pada tahun 1998 Departemen Pertahanan Amerika membuka arsip lama yang membuktikan bahwa pada tahun 1962 Kepala Staff Gabungan Jendral Lyman Lemnitzer menyetujui operasi inteligen bernama "Operation Northwoods". Dalam operasi itu melibatkan aksi terorisme dengan sasaran warga Amerika sendiri. Namun operasi itu digagalkan oleh Presiden Kennedy dan perang melawan Kuba dan Uni Sovyet pun berhasil dihindari, namun Jendral Lemnitzer hanya mendapatkan sanksi pemecatan daripada hukuman mati sebagai pengkhianat negara.
Sebuah pooling yang digelar oleh YouGov baru-baru ini menunjukkan bahwa sebanyak 38% rakyat Amerikan ragu-ragu dengan sebagian keterangan pemerintah tentang "Serangan WTC 9-11", 10% tidak percaya sama sekali, dan 12% lainnya "tidak yakin" dengan ketarangan pemerintah.
Dalam memo tersebut disebutkan alasan-alasan menetapkan seseorang atau sekelompok orang sebagai calon teroris, di antaranya: "Membenarkan tindakan kekerasan terhadap Amerika dengan alasan Amerika adalah penyebab munculnya masalah". Hal ini merujuk pada kelompok-kelompok "anti-perang" yang mengecam invasi Amerika terhadap Afghanistan, Irak dan negara-negara lainnya.
Setelah 12 tahun lebih peristiwa "Serangan WTC 9-11" kini muncul kelompok-kelompok yang menolak keterangan pemerintah tentang tragedi WTC yang menewaskan ribuan warga tak bersalah itu. Di antara mereka yang bergabung dalam kelompok-kelompok itu meliputi mantan perwira militer dan inteligen, insinyur, polisi, pemadam kebakaran, pilot. Sebagian di antara mereka adalah mantan jendral militer, Direktur CIA, gubernur, senator, profesor, dan penyandang-penyandang doktor.
Mayjend (purn) Albert Stubblebine, salah seorang dari mereka secara terbuka pernah mengungkapkan tentang runtuhnya Gedung WTC 7, satu dari 3 gedung yang runtuh dalam tragedi "Serangan WTC 9-11", "Gedung itu tidak runtuh karena hantaman pesawat, melainkan karena ledakan dari dalam. Demolition (peledakan bom).”
Baru-baru ini mantan pembawa acara terkenal dari Fox News, Ben Swann, juga menyatakan penolakannya terhadap keterangan pemerintah tentang serangan tersebut. Sementara itu pada tahun 2005 Jendral Wesley Clark, mantan kandidat presiden, mengatakan bahwa ia pernah menerima sebuah memo dari seorang pejabat pemerintahan Presiden George W Bush yang menyebutkan bahwa "Amerika akan menyerang 7 negara dalam 5 tahun, dimulai dengan Irak."
Pada bulan September lalu sekelompok orang yang terdiri dari arsitek, dan insinyur yang dipimpin oleh keluarga para korban "Serangan WTC 9-11" melancarkan kampanye besar-besaran yang menolak keterangan pemerintah tentang tragedi tersebut. Mereka memasang spanduk dan bilboard di seluruh dunia bertuliskan: “Did you know a third tower fell on 9/11?” (Apakah Anda mengetahui, gedung ketiga telah runtuh dalam Serangan WTC 9-11?)
Kampanye ini mendapatkan boikot dari sebagian besar media-media massa mapan Amerika. Namun koran Time tidak bisa menolak untuk memasang iklan yang dipasang kelompok bernama "2,000 Architects and Engineers for 9/11 Truth" ini.
Para blogger (termasuk blog ini tentunya) dan para pejuang "pencari kebenaran" lainnya telah mempertanyakan kebenaran klaim pemerintah Amerika tentang "Serangan WTC". Dan pelan namun pasti perjuangan itu telah menuai hasilnya dengan semakin banyaknya orang yang percaya dengan adanya "teori konspirasi".
Hari gini gak percaya "Teori Konspirasi"?
Para blogger (termasuk blog ini tentunya) dan para pejuang "pencari kebenaran" lainnya telah mempertanyakan kebenaran klaim pemerintah Amerika tentang "Serangan WTC". Dan pelan namun pasti perjuangan itu telah menuai hasilnya dengan semakin banyaknya orang yang percaya dengan adanya "teori konspirasi".
Hari gini gak percaya "Teori Konspirasi"?
REF:
"FBI calls half of populace with 9/11 doubts potential terrorists"; Ralph Lopez; Digital Journal; 19 September 2013
Utang Luar Negeri Dan Tingkat Kemiskinan
http://www.iluni.or.id/hal/berita/detail/287/utang_luar_negeri_dan_tingkat_kemiskinan.html
“Solidarity
requires that global challenges must be managed in a way that
distributes cost and burden fairly, those who suffer most, deserve help
from those who benefit most”. (Millenium Declaration)
Target mengakhiri kemiskinan, seperti diungkapkan oleh Jeffry Sachs dalam bukunya The End of Poverty,
merupakan tanggung jawab bersama negara-negara di dunia yang melintasi
batas nasionalisme. Kemiskinan yang melanda suatu negara merupakan
sebuah penyakit yang sangat sulit dientaskan tanpa adanya pertolongan
dari negara lain.
Sejak tahun 2000, semua negara anggota PBB memiliki kesepakatan yang dituangkan dalam Milleneum Development Goals (MDGs).
Salah satu tujuan utamanya adalah pengurangan angka kemiskinan menjadi
separuh pada 2015. Kemudian, sebuah pertanyaan besar yang menyoal
bagaimana target itu bisa terpenuhi pun mengemuka. Pertanyaan ini memang
sudah sewajarnya diungkapkan mengingat kondisi dan kapasitas APBN yang
kurang mumpuni.
Konsekuensi berutang terlalu banyak
Sejatinya,
utang dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB). Akan tetapi, Pattilo, Pairson dan Ricci pada tahun
2002, menemukan hubungan yang negatif antara utang dengan tingkat
pendapatan perkapita. Dari 100 negara yang diteliti, mereka menemukan
kontribusi utang terhadap pendapatan perkapita suatu negara adalah
negatif untuk rasio utang terhadap PDB (debt to GDP ratio) yang berada pada kisaran persentase 35-45%.
Lebih
lanjut, tingginya level utang tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
sumber daya yang dapat dialokasikan untuk kepentingan investasi yang
dapat memperbaiki kinerja ekspor.
Indonesia, berdasarkan data tahun 2005, memiliki debt to gdp ratio
sebesar 45,63%. Dengan berlandaskan penelitian yang dilakukan oleh
Pattilo dkk, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa utang luar
negeri mempunyai dampak yang kurang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Dengan berutang, penyediaan sarana dan prasarana publik pun menjadi terkendala. Betapa tidak, setiap tahun fiskal 48.70% PPh dan PPn (Rp 210.71 T+ Rp 128.31 T=Rp 339.02 T) yang dibebankan ke masyarakat, habis untuk bayar hutang pemerintah.
Hal ini menjadi sebuah hal yang ironis mengingat salah satu fungsi
utama pajak adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mesyarakat melalui
penyediaan barang-barang kebutuhan public (public goods). Jadi, alih-alih mensejahterakan negara, dengan menambah utang justru semakin menyengsarakan negara.
Peruntukan utang luar negeri yang tidak jelas
Periode
1974 hingga 1981 sebenarnya adalah periode dimana Indonesia tidak
membutuhkan utang luar negeri karena penerimaan negara pada saat itu
sudah sangat mumpuni. Besarnya penerimaan negara pada saat itu adalah
lebih karena adanya windfall profit dari naiknya harga minyak
internasional. Tetapi apa lacur, justru pada periode ini lah Indonesia
memanen utang luar negeri, sungguh tak masuk diakal.
Sudah
jatuh tertimpa tangga, begitulah kira-kira peribahasa yang tepat untuk
menceritakan kondisi Indonesia.
Kedatangan utang yang tidak tepat itu
ditambah lagi dengan mekanisme peruntukan utang yang tidak jelas.
Utang
luar negeri lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya
konsumtif ketimbang investasi. Tidak seperti kegiatan investasi yang
menjanjikan tingkat pengembalian (rate of return) yang pasti , kegiatan konsumsi justru tidak memberikan kepastian rate of return. Pada gilirannya kondisi ini menciptakan sebuah kendala akan ketidaksinambungan pembayaran utang (debt unsustainability).
Dengan demikian, dengan utang luar negeri yang besar, Indonesia mengalami resource drain. Ini terjadi karena net welfare effect yang
negatif dari utang luar negeri. Kontribusi utang luar negeri yang
sedikit terhadap kesejahteraan Indonesia harus dibenturkan dengan
kenyataan akan tingginya jumlah cicilan pokok utang dan beban bunga yang
harus dibayar setiap tahun fiskal. Angka Rp 91.6 T dalam
APBN 2006 sedikit banyak telah menceritakan betapa pahitnya mempunyai
utang luar negeri. Bandingkan dengan dana BLT (Bantuan Langsung Tunai)
yang hanya sebesar Rp 17 T! bagaimana Indonesia bisa lepas dari jerat
kemiskinan?
Pentingnya meminta pengurangan utang
Pelbagai
fakta dan argumentasi diatas kiranya sudah cukup untuk dijadikan alasan
yang kuat untuk mendorong pemerintah Indonesia meminta pengurangan
utang luar negeri kepada negara-negara kreditor. Pengurangan utang luar
negeri tak pelak lagi menjadi jalan keluar utama untuk membiayai
aktivitas pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Utang
luar negeri memang menjadi polemik yang tiada habis-habisnya. Dunia
seakan terbagi menjadi dua kiblat yang besar. Yang satu setuju dengan
pelbagai argumentasi yang mengangkasa, sementara yang lain menolak
dengan argumentasi dan tentangan yang tak kalah mengesankan. Utang,
pada level tertentu memang diperlukan, akan tetapi terlalu banyak
berutang justru akan membuat negara menjadi sakit. Hal ini sepertinya
sudah menjadi logika yang masuk akal dalam konteks ilmu ekonomi. The law of diminishing return
kiranya sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan fenomena yang satu
ini. Teori ini menjelaskan bagaimana suatu barang akan sangat bermanfaat
bagi sang pemakai akan tetapi menjadi penyakit ketika dikonsumsi secara
berlebihan.
Memang,
pengurangan utang bukan merupakan satu-satunya solusi untuk
mengentaskan kemiskinan. Permasalahan kemiskinan pada dasarnya juga
mempunyai kaitan yang erat dengan besar kecilnya arus modal yang masuk
ke Indonesia. Oleh karenanya, seperti diungkapkan oleh Ragnar Nurske
lewat bukunya “The Capital Accumulation In The Less Developed Countries
(1953)” tujuan utama pembangunan ekonomi memang harus melalui (a).
peningkatan pendapatan perkepala; (b) penanaman modal. Namun, seperti
juga diungkapkan oleh ekonom kenamaan Swedia Gunnar Myrdal, kemiskinan
juga merupakan masalah politik. Oleh karenanya diperlukan suatu
keputusan politik oleh pimpinan suatu negara. Karena masalah kemiskinan
merupakan permasalah struktural, maka pemecahan masalah ini juga harus
terkait dengan perencanaan pembangunan jangka panjang. Tidak mungkin
diselesaikan langsung seketika tanpa suatu perencanaan dan penanganan
yang matang. Berangkat dari pernyataan Myrdal tersebut, jelaslah sudah
bahwa program pengentasan kemiskinan melalui jalur pertumbuhan ekonomi
memerlukan waktu yang panjang dan jalan yang berliku. John Maynard
Keynes bahkan pernah setengah berkelakar dengan menyatakan “How long is the long run? In the long run we are all dead”.
Pendapat Keynes itu mungkin sangat kontekstual dengan pembahasan kita
sekarang, pertumbuhan ekonomi memang pada akhirnya dapat mengentaskan
kemiskinan, tetapi sampai kapan? Mungkin, hingga hari kiamat tiba,
permasalahan kemiskinan boleh jadi tidak akan pernah selesai.
Pengurangan
utang luar negeri memang masih meninggalkan polemik hingga kini. Akan
tetapi, program ini sepertinya merupakan obat yang paling mujarab untuk
menuntaskan penyakit bernama kemiskinan. Kemiskinan, tidak dapat diatasi
dengan memakai satu obat saja berupa liberalisasi dan deregulasi, bak
aspirin yang dipakai untuk mengobati segala penyakit. Kemiskinan, harus
langsung diobati dan ditangani langsung pada akarnya yaitu pengalihan
sumber daya (resource allocation) dari sumber yang sedianya dialokasikan untuk membayar utang luar negeri (external debt repayment) kepada program pengentasan kemiskinan.
Indonesia sangat layak untuk mendapatkan pengurangan utang luar negeri
Negara-negara
yang tergabung dalam G8, pada tahun 2003 melakukan sebuah pertemuan di
Evian. Melalui pertemuan ini, G8 lantas mengklasifikasikan pendekatan
baru untuk menanggulangi permasalahan utang pada negara-negara
berpendapatan menengah (middle income countries). Pendekatan ini
bertujuan untuk menyelesaikan dan memformalkan solusi dari permasalahan
sustainabilitas dari negara-negara non-HIPC (Highly Indebted Poor Countries),
dan untuk menyediakan sebuah kerangka analisa kondisi utang di
masing-masing negara. Pendekatan Evian ini pada dasarnya diarahkan untuk
menyelesaikan permasalahan sustainabilitas utang jangka panjang
ketimbang jangka pendek. Jika ketidak mampuan suatu negara untuk
membayar utang lebih dikarenakan permasalahan likuiditas, maka Paris
Club akan terus melanjutkan pendekatan Houston dan klasik (tidak ada
pengurangan stok utang luar negeri). Akan tetapi jika ketidak mampuan
membayar utang dikarenakan permasalahan sustainabilitas yang teramat
parah, maka mekanisme yang diterapkan bisa sangat ekstrim seperti hair cut dan write off.
Indonesia, seperti telah dijelaskan diatas, memiliki masalah sustainabilitas yang teramat parah. Angka 45,63% debt to GDP ratio sedikit banyak telah bercerita. Oleh karenanya, Indonesia layak dan bahkan sangat layak untuk mendapatkan pengurangan utang.
Penjadwalan
pembayaran utang luar negeri yang telah berjalan selama ini, baik
disadari atau tidak, telah menciptakan ketidak pastian dan memiliki
imbas yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Betapa tidak,
penjadwalan yang harus menembus birokrasi yang rumit dan panjang tak
pelak telah mengakibatkan banyaknya waktu yang terbuang. Ilmu ekonomi
mengenal sebuah konsep yang bernama opportunity cost, yaitu konsep yang menjelaskan sebuah potensi keuntungan yang hilang sebagai
akibat tersitanya waktu untuk melakukan aktivitas yang menguntungkan.
Coba bayangkan, berapa besar kerugian yang harus terjadi karena terlalu
sering bernegosiasi untuk penjadwalan utang (multiple resecheduling exercices)?
Jadi untuk mengeliminir negosiasi yang berlarut-larut, pengurangan
utang luar negeri sepertinya merupakan sebuah jalan keluar yang tepat.
Dengan demikian, negara tidak perlu secara berkesinambungan melakukan
penjadwalan utang luar negeri karena stok nya sudah jauh berkurang dari
level yang mematikan.
Pengurangan utang luar negeri memang terus mendapat tentangan hingga kini, hal ini dapat
dimaklumi mengingat pengurangan utang ditenggarai merupakan tindakan
yang dapat “memanjakan” negara-negara debitor. Apalagi melihat analogi
yang dikembangkan oleh negara-negara kreditor yang
seringkali menyatakan lebih baik memberikan kail daripada ikan. Tetapi,
bagaimana bisa memancing kalau lapar? Beri dulu ikan supaya bisa berdiri
memancing!
“Like
Slavery and apharteid, poverty is not natural. It is man made and it
can overcome and eradicated by the action of human beings” (Nelson
Mandela)
-bang Ical-FE'00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar