Ilustrasi
http://beritapohuwato.blogspot.com/2013/10/apa-makna-kurban.html
HIKMAH, JAKARTA--Merupakan kehendak Allah SWT, semua
bentuk ibadah dalam Islam memiliki hikmah dan landasan filosofis. Hari
raya senantiasa tiba seusai umat Islam melaksanakan ibadah cukup berat.
Idul Fitri datang setelah ibadah puasa Ramadhan. Idul Kurban tiba
setelah umat Islam beramal saleh selama 10 pertama Dzulhijjah dan puasa
Arafah. Esensi hari raya hanyalah peristirahatan sebentar setelah
perjalanan ibadah yang berat atau hadiah kemenangan dari Allah untuk
kaum Mukminin yang telah sukses melawan godaan setan.
Hari raya
bukanlah peristiwa tahunan untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan
ketaatan sebagaimana yang sering disalahpahami sejumlah orang. Setiap
insan hanyalah sebagai hamba Allah dalam segala ucapan dan perbuatannya.
Agama tidak menginginkan seorang hamba kehilangan hubungannya dengan
Allah walau sekejap.
Kehidupan Muslim bagaikan perjalanan
panjang yang ditempuhnya, sekali-sekali istirahat sebentar untuk
kemudian melanjutkan perjalanan perjuangan spiritual dan kehidupannya
yang lurus dan bersih. Istirahat sebentar itu adalah hari raya, yang di
dalamnya diperbolehkan bergembira ria dengan berbagai hiburan yang mubah
(dibolehkan).
Itulah sebabnya, dalam bahasa Arab disebut dengan
'id' yang artinya senantiasa kembali dengan membawa kebahagiaan,
kegembiraan, dan kelapangan.
Hari raya dalam perspektif Islam
harus diisi dengan berbagai nasihat, syiar, dan ibadah yang mengandung
nilai-nilai sosial, di samping merupakan kesempatan untuk membahagiakan
setiap insan di muka bumi. Allah SWT telah mengaitkan Idul Adha ini
dengan nilai sosial yang abadi dalam bentuk pengorbanan.
Pengorbanan
artinya menyerahkan sesuatu yang dimilikinya kepada orang yang
membutuhkannya. Pada hari raya ini dan hari-hari tasyrik, Allah
mensyariatkan bagi yang mampu untuk menyembelih hewan kurban yang
dibagikan kepada fakir miskin, karib kerabat, dan sebagian untuk
keluarganya sebagai upaya menebar kebahagiaan di muka bumi.
Dalam
syariat kurban terkandung makna pengokohan ikatan sosial yang dilandasi
kasih sayang, pengorbanan untuk kebahagiaan orang lain,
ketulusikhlasan, dan amalan baik lainnya yang mencerminkan ketakwaan.
Kilasan
esensi ini diungkap Allah dalam surah al-Hajj ayat 37, "Daging-daging
unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah,
tetapi ketakwaan daripada kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah
Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah
terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada
orang-orang yang berbuat baik."
Di antara nilai sosial yang harus
menghiasi setiap Muslim pada hari raya adalah menghilangkan berbagai
bentuk kedengkian dan iri hati dalam diri, melupakan macam-macam
permusuhan dan pertentangan, serta kita tingkatkan kepedulian kepada
saudara-saudara kita yang tertimpa musibah.
Mari bersama
mengorbankan hawa nafsu, membuang sikap individualistis dan fanatis
mekelompok, demi ukhuwah insaniyah. Dengan Idul Kurban, kita teladani
Ibrahim dan Ismail AS, serta bersama menebar kasih sayang.
Sumber: Republika Online
Definisi dan Keutamaan Qurban
http://beritapohuwato.blogspot.com/2013/10/tujuh-kejadian-mengerikan-akan-terjadi.html
Qurban: Definisi dan Keutamaan | Qurban (قربن) berasal dari kata qaraba
(قرب) yang artinya adalah mendekati. Jadi qurban pada dasarnya adalah
upaya mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Disebutkan
Qurban secara khusus pada hari nahar (hari raya qurban, idul adha) dan
hari tasyrik adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan
menyembelih binatang tertentu, yang disebut dengan udhhiyah dan
dhahiyah.
Karenanya, qurban juga disebut dengan udhhiyah dan dhahiyah, yaitu
istilah untuk hewan sembelihan seperti unta, sapi dan kambing yang
dipotong pada hari raya nahar (qurban) dan tasyrik sebagai bentuk
taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah.
Keutamaan Qurban
1. Qurban adalah amal yang paling dicintai Allah, khususnya pada hari
raya qurban.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَا عَمِلَ آدَمِىٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ
مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ
Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada hari raya qurban yang lebih
dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan. (HR. Tirmidzi)
2. Pahala qurban sangat besar, bahkan setiap bulunya adalah kebaikan.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
إِنَّهَا لَتَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا
وَأَظْلاَفِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ
أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ
Sesungguhnya hewan qurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta
tanduk-tanduknya, bulu-bulu dan kuku-kukunya. Sesungguhnya sebelum
darah qurban itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima di sisi
Allah. (HR. Tirmidzi)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah ditanya
tentang qurban, maka beliau menjawab: "Tuntunan ayah kalian Ibrahim".
Mereka bertanya : "Apa yang kita dapatkan darinya?" Beliau menjawab :
“Setiap helai rambut, akan dibalasi dengan satu kebaikan”. Mereka
bertanya lagi: “Bagaimana dengan bulu (domba)?" Maka beliau menjawab:
“Setiap bulu juga akan dibalas dengan satu kebaikan”.
3. Qurban menenangkan jiwa
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Maka tenangkanlah jiwa dengan berqurban. (HR. Tirmidzi)
4. Qurban mendatangkan ampunan Allah.
يا فاطمة قومي فاشهدي اضحيتك فانه يغفر لك باول قطرة تقطر من من دمها كل
ذنب عملته
“Hai Fathimah, bangunlah dan saksikanlah qurbanmu. Karena setiap tetes
darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kaulakukan…”
(HR al-Baihaqi)
5. Qurban adalah syiar agama Islam.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا
خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ
Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah,
kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah
(ketika kamu akan menyembelihnya)… (QS. Al-Hajj : 36)
Demikian Definisi dan Keutamaan Qurban, semoga memotivasi kita,
khususnya yang memiliki kelapangan rezeki (mampu), untuk berqurban di
tahun 1433 H ini.
Keajaiban Sedekah
Konsultasi Syariah dan Kesehatan
Kita awali dengan sebuah kisah keajaiban sedekah. Kisah yang menunjukkan
bagaimana Allah sangat menghargai amal hamba. Tuhan Yang Maha Mendengar
tidak akan menyia-nyiakan kebaikan makhluk yang Dia ciptakan.
Tersebutlah seorang ibu solihah. Beliau memiliki seorang putra yang
menjadi tulang punggung keluarga. Di rumahnya yang penuh keterbatasan,
sang ibu menunggu kapan putranya pulang. Dia pergi melakukan safar yang
jauh. Hingga sang ibu putus asa, sementara sisa makanan tinggal cukup
beberapa hari.
Suatu hari sang ibu sedang bersiap untuk menyantap makan siangnya.
Ketika beliau mengambil suapan pertama dan siap untuk dilahap, tiba-tiba
di depan pintu ada pengemis yang meminta makanan. Beliaupun tidak jadi
melanjutkan suapannya. Beliau menaruh suapannya dan menyerahkan satu
porsi makanan itu ke pengemis. Sehari itu, sang ibu menahan lapar.
Ternyata selang beberapa hari, tibalah putranya yang lama dia nantikan.
Mulailah dia bercerita tentang kejadian yang luar biasa kepada ibunya,
Ada kejadian luar biasa yang aku alami. Setelah beberapa hari saya
melintasi jalur di daerah tertentu, tiba-tiba keluar seekor singa.
Sehingga akupun memegang erat punggung keledai yang aku naiki. Namun
singa itu menyerang keledai. Dan kuku singa itu telah mengoyak jaket
yang aku bawa, baju dan jubahku. Ketika cakarnya menghantam badanku,
saya tercengang dan hampir hilang ingatan. Singa inipun membawaku dan
menyeretku ke belukar yang tidak jauh. Dia bersiap untuk mengoyakku.
Tiba-tiba saya melihat orang berbadan besar, wajah dan bajunya putih,
datang dan langsung memegang singa tanpa senjata.
Dia naik dan pergi
menghilang.
Ketika itu, orang besar tadi mengatakan: ‘Berdirilah wahai singa, satu
suapan dengan satu suapan.’ Singa itupun berdiri dan lari
meninggalkanku.
Akupun mencari lelaki itu, dan aku tidak berhasil menemukannya. Saya
duduk menenangkan diri di tempat itu dan kembali mengambil bekal
makananku. Akupun memperhatikan badanku, ternyata tidak ada satupun yang
terluka. Kulanjutkan perjalanan, hingga aku bisa menyusul rombongan.
Mereka sangat terheran melihat kejadian yang kualami. Namun saya
kebingungan, apa makna ‘satu suapan dengan satu suapan.’
Mendengar ini, sang ibu memahami. Karena kejadian itu bersamaan dengan
peristiwa saat beliau memberikan sedekah makanan. Beliau tidak sempat
menelan satu suap, dan diberikan kepada orang yang membutuhkan. Dengan
itu, Allah selamatkan anaknya dari ‘suap’ singa.
[Kisah ini disebutkan oleh At-Tanuji dalam kitab: Al-Faraj ba’da
As-Syiddah]
Sejuta Keajaiban Sedekah
Sedekah, mendengar namanya, orang sudah kenal keutamaannya. Sedekah
berasal dari As-Shidq, artinya jujur. Seorang muslim yang bersedekah
berarti dia membuktikan kejujurannya dalam beragama. Betapa tidak, harta
yang merupakan bagian yang dia cintai dalam hidupnya, harus dia berikan
ke pihak lain. Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebut sedekah sebagai 'burhan' (bukti). Dalam hadis dari Abu Malik
Al-Asy'ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ،
وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
"Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu sinar panas,
sementara Al-Quran bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi
penuntutmu." (HR. Muslim 223).
Sedekah disebut 'burhan' karena sedekah merupakan bukti kejujuran iman
seseorang. Artinya, sedekah dan pemurah identik dengan sifat seorang
mukmin, sebaliknya, kikir dan bakhil terhadap apa yang dimiliki identik
dengan sifat orang munafik. Untuk itulah, setelah Allah menceritakan
sifat orang munafik, Allah sambung dengan perintah agar orang yang
beriman memperbanyak sedekah. Di surat Al-Munafiqun, Allah berfirman,
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ
الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ
فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
Infakkanlah sebagian dari apa yang Aku berikan kepada kalian, sebelum
kematian mendatangi kalian, kemudian dia meng-iba: "Ya Rab, andai Engkau
menunda ajalku sedikit saja, agar aku bisa bersedekah dan aku menjadi
orang shaleh." (QS. Al-Munafiqun: 10).
Untuk itulah, seorang hamba hanya akan mendapatkan hakekat kebaikan
dengan bersedekah, memberikan apa yang dia cintai. Allah berfirman,
لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ
"Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai kalian infakkan apa yang
kalian cintai." (QS. Ali Imran: 92)
Hadis berbicara tentang keajaiban Sedekah
a. Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
صدقة السر تطفىء غضب الرب
"Sedekah dengan rahasia bisa memadamkan murka Allah" (Shahih At-Targhib,
888)
b. Dari Ka'b bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
والصدقة تطفىء الخطيئة كما يطفىء الماء النار
Sedekah bisa memadamkan dosa, sebagaimana air bisa memadamkan api.
(Shahih At-Targhib, 866)
c. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفئ عن أهلها حر القبور وإنما يستظل المؤمن يوم القيامة في ظل
صدقته
"Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panas kubur bagi pelakunya.
Sungguh pada hari kiamat, seorang mukmin akan berlindung di bawah
naungan sedekahnya." (Silsilah As-Shahihah, 3484).
Yazid – salah seorang perawi yang membawakan hadis ini – menceritakan:
'Dulu si Martsad, setiap kali melakukan satu dosa di hari itu maka dia
akan bersedekah dengan apa yang dia miliki, meskipun hanya dengan secuil
kue atau bawang.' (As-Silsilah As-Shahihah, 872).
d. Dari Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
داووا مرضاكم بالصدقة
"Obati orang sakit di antara kalian dengan sedekah." (Shahih At-Targhib,
744).
Ibnu Syaqiq menceritakan, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Ibnul
Mubarak – guru Imam Bukhari -: 'Saya memiliki luka di lutut selama
tujuh tahun, sudah coba diobati dengan berbagai macam cara, sudah
konsultasi dokter dan tidak ada perubahan.' Ibnul Mubarak menyarankan,
'Buatlah sumur di daerah yang membutuhkan air. Saya berharap akan
menghasilkan sumber air dan menyumbat darah yang keluar.' Diapun
melakukannya dan sembuh. (Shahih At-Targhib)
e. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ،
فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ
الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
"Setiap datang waktu pagi, ada dua malaikat yang turun dan keduanya
berdoa. Malaikat pertama memohon kepada Allah, 'Ya Allah, berikanlah
ganti bagi orang yang memberi nafkah', sementara malaikat satunya
berdoa, 'Ya Allah, berikan kehancuran bagi orang yang pelit.' (HR.
Bukhari & Muslim).
f. Dari Al-Harits Al-Asy'ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bercerita tentang wasiat Nabi Yahya kepada bani
israil. Salah satu isi wasiat itu, Nabi Yahya mengatakan,
وآمركم بالصدقة ومثل ذلك كمثل رجل أسره العدو فأوثقوا يده إلى عنقه وقربوه
ليضربوا عنقه فجعل يقول هل لكم أن أفدي نفسي منكم وجعل يعطي القليل والكثير
حتى فدى نفسه
Aku perintahkan kalian untuk banyak sedekah. Perumpamaan sedekah seperti
orang orang yang ditawan oleh musuhnya dan tangannya diikat di
lehernya. Ketika mereka hendak dipenggal kepalanya, dia bertanya:
'Bolehkah aku tebus diriku sehingga tidak kalian bunuh.' Kemudian dia
memberikan yang dimiliki, sedikit atau banya, sampai dia berhasil
menebus dirinya. (Shahih At-Targhib, 877).
Betapa luar biasanya pengaruh sedekah. Setiap dosa dan kesalahan yang
dilakukan manusia merupakan ancaman baginya. Tumpukan dosa itu cepat
atau lambat akan membinasakannya. Namun dia bisa selamat dari ancaman
ini dengan memperbanyak sedekah, sampai dia bisa bebas dari neraka.
g. Sedekah sama sekali tida mengurangi harta
Itulah jaminan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu
Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
bahwa beliau bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
"Sedekah tidak akan mengurangi harta" (HR. Muslim)
h. Dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
ذكر لي أن الأعمال تباهي، فتقول الصدقة: أنا أفضلكم
"Diceritakan kepadaku bahwa semua amal akan saling dibanggakan. Kemudia
amal sedekah mengatakan: 'Saya yang paling utama diantara kalian'"
(Shahih At-Targhib)
Hadis di atas hanya sebagian riwayat yang menunjukkan keajaiban Sedekah.
Masih banyak riwayat lain yang menyebutkan keajaiban Sedekah.
Mengingat
demikian besar keutamaan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengizinkan umatnya untuk mengharapkan kenikmatan yang Allah berikan
kepada dua jenis manusia, salah satunya adalah orang yang Allah beri
harta, dan dia rajin bersedekah siang dan malam. (HR. Bukhari &
Muslim).
Sedekah yang Paling Utama
Sedekah dengan banyak keutamaan di atas, tentu saja nilainya
bertingkat-tingkat sesuai keadaan ketika bersedekah. Berikut beberapa
keadaan yang menyebabkan sedekah kita nilainya lebih utama dari pada
sedekah normal,
Pertama, sedekah secara rahasia
Merahasiakan sedekah akan lebih mendekati ikhlas. Karena itulah nilainya
lebih besar dibanding sedekah yang diketahui orang lain. Allah
berfirman,
إِن تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِىَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتؤْتُوهَا
الفُقَرَاءِ فَهُوَ خَيرٌ لَّكُمْ
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan
jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir,
maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.." (QS. Al-Baqarah: 271).
Kedua, sedekah ketika masih sehat, kuat, dan punya harapan hidup lebih
lama
Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seseorang yang bertanya
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Sedekah seperti apakah yang
paling besar pahalanya?' beliau menjawab:
أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الفَقْرَ، وَتَأْمُلُ
الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ، قُلْتَ
لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
"Engkau bersedekah ketika kamu masih sehat, rakus dengan dunia, takut
miskim, dan bercita-cita jadi orang kaya. Jangan tunda sedekah sampai
ruh berada di tenggorokan, kemudian kamu mengatakan: 'Untuk si A sekian,
si B sekian, padahal sudah menjadi milik orang lain (melalui warisan).'
(HR. Bukhari & Muslim)
Pada saat sehat, muda, umumnya manusia masih sangat butuh harta, dan
cinta harta dan kekayaan. Bersedekah pada kondisi tersebut akan
membutuhkan perjuangan yang lebih besar untuk melawan nafsunya,
dibandingkan sedekah yang dilakukan oleh orang yang tidak lagi punya
harapan banyak dengan kehidupan dunia karena sudah tua.
Ketiga, sedekah yang diberikan setelah menunaikan kewajiban nafkah
keluarga
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
"Sebaik-baik sedekah adalah harta sisa selain jatah nafkah keluarga.
Mulailah dari orang yang wajib kamu nafkahi." (HR. Bukhari & Muslim)
Sedekah ini bernilai lebih baik, karena dilakukan tanpa menelantarkan
kewajibannya. Mengingat kaidah baku dalam syariat, amal wajib lebih
didahulukan dari pada amal sunah.
Keempat, sedekah pada saat krisis
Orang yang memiliki sedikit, namun dia berani bersedekah, menunjukkan
keseriusan dia dalam beramal, disamping sikap istiqamah yang dia
lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Satu dirham
bisa mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat bertanya,
'Bagaimana bia demikian'
كان لرجل درهمان تصدق بأحدهما، وانطلق رجل إلى عرض ماله، فأخذ منه مائة ألف
درهم فتصدق بها
"Ada orang yang memiliki 2 dirham, kemudian dia sedekahkan satu dirham.
Sementara itu ada orang yang memiliki banyak harta, kemudian dia
mengambil seratus ribu dirham untuk sedekah." (HR. Nasai dan dinilai
hasan oleh Al-Albani).
Kelima, nafkah untuk keluarga
Barangkali banyak kepala keluarga yang belum terbayang, ternyata nafkah
yang kita berikan kepada kelurga sejatinya bisa bernilai pahala. Dengan
syarat, dilakukan dalam rangka mengharap pahala Allah. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
الرجل إذا أنفق النفقة على أهله يحتسبها كانت له صدقة
"Seseorang yang memberikan nafkah kepada keluarganya dengan mengharap
pahala dr Allah maka itu bernilai sedekah." (HR. Bukhari & Muslim)
Bahkan nafkah keluarga yang diniatkan utk beribadah kepada Allah,
nilainya lebih besar dibandingkan yang disumbangkan untuk orang miskin.
Karena nafkah keluarga hukumnya wajib. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
أربعة دنانير: دينار أعطيته مسكيناً، ودينار أعطيته في رقبةٍ، ودينار
أنفقته في سبيل الله، ودينار أنفقته على أهلك، أفضلها الدينار الذي أنفقته
على أهلك
Ada 4 dinar: satu dinar kau berikan ke orang miskin, satu dinar kau
sumbangkan untuk pembebasan budak, satu dinar untuk jihad fi
sabililllah, dan satu dinar yang kau jadikan nafkah untuk keluarga, yang
paling utama adalah satu dinar yang kau nafkahkan untuk keluarga. (HR.
Muslim)
Keenam, sedekah kepada kerabat
Sedekah ini lebih utama karena nilainya ganda: sedekah sekaligus
mempererat silatur rahim. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصدقة على المسكين صدقة، وهي على ذي الرحم اثنتان صدقة وصلة
Sedekah kepada orang miskin nilainya hanya sedekah. Sedekah kepada
kerabat nilainya dua: sedekah dan menyambung silaturrahim. (HR. Ahmad,
Nasai, Turmudzi dan Ibnu Majah).
Semoga bermanfaat
Allahu a'lam
Artikel www.PengusahaMuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar