Selasa, 18 Juni 2013

AS-DICK CHENEY-DAN PELANGGARAN HAM BERAT..?? vs SNOWDEN -MANTAN KONTRAKTOR NSA...?? .>> .KEJAHATAN MERETAS HAK PRIBADI..DAN PIMPINAN NEGARA YANG DIUNDANG...OLEH SUATU PEMERINTAHAN..ADALAH SANGATLAH TIDAK PANTAS...DAN SANGAT....KURANG AJAR...?? ..SUNGGUH INI PERBUATAN TERKUTUK....>> SANGAT KEJI...DAN SANGAT TIDAK BER-ETIKA...SEBAGAI SUATU BANGSA...DAN NEGARA...>> DICK CHENEY DAN GORDON BROWN HARUS DIADILI...DI MAHKAMAH INTERNASIONAL...>> >> TAMU ATAW SIAPAPUN MEREKA..YANG MENJADI TAMU NEGARA...HARUSLAH DIHORMATI...>> BUKAN DIJADIKAN SASARAN JEBAKAN DAN PERETASAN...SECARA DISENGAJA OLEH LEMBAGA RESMI..INTELIGENT NEGARA..>> MENGAPA ANDA MENGUNDANGNYA..JIKA ANDA TIDAK MENGHARGAI DAN TIDAK MEMBERI HAK DAN KEHORMATAN KEPADA TAMU UNDANGAN PEMERINTAH ANDA..??>> INI BENAR2..SUATU KEJAHATAN YANG HARUS DIUNGKAP DAN DIADILI SECARA INTERNASIONAL..??>> INI KEJAHATAN KEMANUSIAAN DAN MEREKA TELAH MELECEHKAN ....MARTABAT BANGSA MERDEKA DAN BERDAULAT ATAS KEPEMIMPINAN DAN KENEGARAANNYA......SIAPAPUN MEREKA..?? >>...LALU ADA APA DENGAN MEREKA PEMERINTAHAN AS DAN JUGA INGGRIS..??>> MENGAPA KALIAN MENJADI SANGAT TIDAK BERETIKA..DAN SANGAT KOTOR...SECARA DIPLOMATIK.... DAN MENGHINAKAN DAN MELAKUKAN ANIAYA...TERHADAP PIMPINAN BANGSA2 LAIN YANG MENJADI TAMU NEGARA ANDA..??>> SAYA YAKIN SNOWDEN ADALAH MANUSIA..YANG BER HATI NURANI..DAN MERASAKAN ADANYA...KEJAHATAN TERSELUBUNG YANG DILAKUKAN PEMERINTAHAN AS DAN INGGRIS..DENGAN PERLAKUAN SEPERTI ITU..??>> INI KEJAHATAN BERAT INTERNASIONAL YANG HARUS DIUNGKAP DAN DIADILI SECARA INTERNASIONAL..???>> DICK CHENEY DKK MEREKA TERMASUK GORDON BROWN..HARUS DUDUK SEBAGAI PESAKITAN DI PENGADILAN INTERNASIONAL..SEBAGAI PELANGGARAN HAM...>> ...HAYYOO PK MARTY NATALEGAWA DAN PRESIDEN SBY HARUS MEMBUAT SURAT PROTES..KEPADA RATU INGGRIS DAN PM INGGRIS..?? PANGGIL DUTA BESARNYA..DAN BERIKAN TEGURAN KERAS..??>> JANGAN LOYO PK MARTY..?>> HAYYOO BERSAMA NEGARA LAIN..LAKUKAN PROTES DIPLOMATIK DAN KUTUKAN..TERHADAP AS-DAN INGGRIS..??>> ...Snowden menyerahkan presentasi dalam format Power Point kepada Guardian dan Washington Post, total berjumlah 41 slide yang berisi rincian program PRISM. Program ini disebut-sebut sebagai operasi mata-mata internet yang dibesut oleh Nationan Security Agency (NSA). PRISM diduga memiliki akses 'pintu belakang' ke 9 server perusahaan Server Provider AS, nama-nama kakap di bidang teknologi, yakni Microsoft, Yahoo, Google, Facebook, PalTalk, AOL, Skype, YouTube dan Apple dan mencegat lalu lintas data global yang melewati server itu untuk keperluan intelijen. Sembilan perusahaan tersebut langsung membantah sejak laporan pertama mengenai pembocoran tersebut turun. Bantahan itu dibalas Guardian dengan menampilkan slide ke-8, untuk memperkuat klaim dalam beritanya...>> . "Jika saya seorang mata-mata Cina, kenapa saya tidak langsung terbang ke Beijing? Saya bisa tinggal di sebuah istana dan membelai burung phoenix sekarang," kata mantan kontraktor NSA itu. "Disebut sebagai pengkhianat oleh Dick Cheney adalah kehormatan tertinggi yang dapat Anda berikan seorang Amerika," tambahnya. >>> ...Snowden mengatakan bahwa dia meninggalkan AS karena dia percaya dia tak akan memiliki kesempatan untuk diadili dengan jujur di sana. >>..."Yang bisa saya katakan sekarang, pemerintah AS tak akan mampu menutupi hal ini dengan memenjarakan atau membunuh saya," ujar Snowden pada hari Senin (17/06/13) dalam situs surat kabar The Guardian Inggris....>>....Fasilitas komunikasi jaringan itu termasuk ke dalam komputer pejabat berwenang, universitas, pusat bisnis, dan pelajar di Hong Kong dan daratan China. Ini merupakan salah satu bagian dari 61 ribu operasi peretasan yang dilakukan oleh NSA. Menurut harian SCMP, mereka juga diperlihatkan Snowden beberapa dokumen yang digunakan untuk memperkuat tuduhannya tersebut. Namun, mereka tidak dapat memverifikasi kebenaran dokumen yang dibawa Snowden dari Hawaii. Snowden mengaku sengaja membocorkan informasi rahasia itu untuk menunjukkan kemunafikan pemerintah AS. Mereka kerap mengatakan tidak menyasar infrastruktur sipil, namun yang terjadi justru sebaliknya...>>..."Saya bukan seorang pengkhianat atau pahlawan. Saya warga AS."..>> ...Fakta baru kembali diungkap oleh pembocor rahasia Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden. Dalam sebuah wawancara yang pernah dilakukannya dengan harian Inggris, The Guardian, Snowden mengungkap negara pimpinan Ratu Elizabeth II itu pernah memata-matai delegasi konferensi G20. Laman The Guardian, Minggu 16 Juni 2013, melansir pertemuan tingkat tinggi G20 yang disadap oleh badan intelijen komunikasi Inggris (GCHQ) terjadi bulan April dan September 2009 lalu. Hal itu diungkap Snowden dalam beberapa dokumen dalam format Power Point yang dibawanya dari Hawaii....>> ...Ada lima modus operandi dan target yang mereka lakukan, yaitu satu, membuat kafe internet yang telah dilengkapi program penyadapan dan akses untuk memantau penggunaan komputer itu. Dua, menyusup ke dalam sistem keamanan ponsel Blackberry yang dibawa oleh setiap delegasi untuk mengawasi komunikasi surel dan telepon para delegasi. Tiga, menyiapkan 45 analis untuk menganalisa laporan langsung para agen mereka yang menyadap semua komunikasi para delegasi. Empat, menyasar secara khusus komunikasi yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Turki saat itu, Mehmet Simsek dan 15 delegasi lainnya dalam partainya. Lima, menerima laporan dari NSA di Yorkshire Utara soal sadapan mereka terhadap komunikasi telepon Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, dan dipancarkan langsung dari satelit yang terhubung ke Moskow....>> ...Semua dokumen hasil sadapan itu diserahkan secara langsung oleh Direktur GCHQ, Sir Lain Lobban kepada beberapa pejabat berwenang di Inggris. Dokumen yang ditunjukkan oleh Snowden juga menyebut bahwa semua hasil sadapan pertemuan tingkat tinggi Menteri Keuangan G20 pada bulan September 2009 silam, ditampilkan di layar besar di kantor pusat GCHQ. "Untuk kali pertama, para analis memiliki gambar langsung delegasi mana berbicara dengan siapa. Dan itu diperbarui secara konsisten dan otomatis," tulis dokumen tersebut...>> dokumen tersebut tertulis secara jelas bahwa semua aksi penyadapan ini diketahui oleh Perdana Menteri Inggris saat itu, Gordon Brown. Bahkan hasil rapat peserta delegasi juga dilaporkan ke beberapa Menteri Inggris. ..>>.. Turki, Afrika Selatan dan Rusia marah besar kepada pemerintah Inggris saat membaca artikel yang dilansir harian The Guardian Minggu kemarin. Dalam artikel itu, The Guardian kembali mengungkap fakta dari pembocor rahasia badan NSA, Edward Snowden, soal adanya sadapan kepada delegasi pertemuan tingkat tinggi G20 di London pada 2009 silam. Kementerian Luar Negeri Turki di kota Ankara dilaporkan tidak dapat menerima hal tersebut. Laman The Guardian, Senin 17 Juni 2013, melansir saking geramnya dengan pemberitaan itu, Kemlu Turki sampai memanggil Duta Besar Inggris untuk Turki, David Reddaway untuk meminta penjelasan. Menurut Turki, apabila pemberitaan di Guardian itu terbukti benar, maka operasi penyadapan terhadap diplomat mereka merupakan sebuah skandal...>> Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri berharap Inggris memberikan penjelasan terkait aksi penyadapan yang dilakukan oleh agen intelijen mereka (GHCQ) terhadap delegasi konferensi G20 tahun 2009. Hal itu disampaikan oleh Menlu Marty Natalegawa yang ditemui usai menerima kunjungan kerja Menlu Nikaragua, Samuel Santos Lopez, Selasa 18 Juni 2013. Marty mengaku sudah membaca artikel di harian Guardian tersebut dan berharap pemerintah Inggris menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. "Bukan untuk apa pun juga, melainkan supaya masalah ini dapat dikelola dengan baik," ujar Marty. Kendati berharap penjelasan dari pemerintah Inggris, Marty mengaku tidak akan memanggil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning, untuk meminta keterangan. "Penyampaian melalui media itu sudah baik dan cukup. Tapi apabila saya bertemu dengan Dubesnya di suatu acara, tentu akan ditanyakan," kata Marty...>>

Diplomat Disadap Inggris, Menlu RI Minta Penjelasan

Menlu Marty mengaku tak akan memanggil Dubes Inggris untuk RI.
http://m.news.viva.co.id/news/read/421813-diplomat-disadap-inggris--menlu-ri-minta-penjelasan
 
Menlu RI Marty Natalegawa (kiri) Ita Lismawati F. Malau, Santi Dewi | Selasa, 18 Juni 2013, 18:09 WIBVIVAnews - 
 Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri berharap Inggris memberikan penjelasan terkait aksi penyadapan yang dilakukan oleh agen intelijen mereka (GHCQ) terhadap delegasi konferensi G20 tahun 2009. Hal itu disampaikan oleh Menlu Marty Natalegawa yang ditemui usai menerima kunjungan kerja Menlu Nikaragua, Samuel Santos Lopez, Selasa 18 Juni 2013.

Marty mengaku sudah membaca artikel di harian Guardian tersebut dan berharap pemerintah Inggris menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. "Bukan untuk apa pun juga, melainkan supaya masalah ini dapat dikelola dengan baik," ujar Marty.

Kendati berharap penjelasan dari pemerintah Inggris, Marty mengaku tidak akan memanggil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning, untuk meminta keterangan. "Penyampaian melalui media itu sudah baik dan cukup. Tapi apabila saya bertemu dengan Dubesnya di suatu acara, tentu akan ditanyakan," kata Marty.

Menurut Marty, semua diplomat Indonesia selalu bekerja dengan sangat hati-hati dan sesuai dengan pekerjaan mereka. Hal itu disebabkan pengetahuan mereka soal adanya cara-cara memperoleh informasi di luar jalur konvensional.

Namun Marty menepis bahwa spionase diplomatik sudah biasa terjadi dan dilakukan. "Saya tidak mengatakan hal semacam ini biasa terjadi dalam praktek diplomasi. Tetapi para diplomat Kemlu tentu selalu bertindak dengan penuh kehati-hatian supaya tidak akan ada masalah yang dapat menganggu kepentingan nasional negara," kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, harian Inggris The Guardian kembali mengungkap fakta baru yang dibeberkan oleh pembocor rahasia AS, Edward Snowden. Mantan teknisi NSA itu mengatakan bahwa badan intelijen komunikasi Inggris (GCHQ) telah menyadap delegasi pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung di London pada tahun 2009 silam.

Dalam beberapa dokumen yang diperlihatkan oleh Snowden kepada Guardian dalam format Power Point, terungkap bahwa mereka menyasar tiga pejabat dari tiga negara yaitu mantan Menteri Keuangan Turki, Mehmet Simsek, delegasi dari Afrika Selatan dan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.

Pada Senin kemarin ketiga negara tersebut mengaku berang saat tahu para delegasinya pernah dimata-matai oleh Inggris. Kemlu Turki bahkan sampai memanggil Dubes Inggris untuk Turki, David Reddaway dan menuntut penjelasan.

Afsel walau tidak menuntut keterangan dari pemerintah Inggris, namun mereka mengutuk aksi penyadapan itu. Sementara pejabat tinggi di Rusia terlihat kesal.

Mereka mengaku geram dengan Inggris yang bekerja sama dengan agen NSA untuk menyadap semua komunikasi mantan Presiden mereka.

"Tahun 2009 silam merupakan tahun Rusia-AS sepakat mengumumkan adanya perbaikan hubungan. Tapi saat yang sama agen intelijen AS mendengarkan komunikasi telepon Dmitry Medvedev. Dalam situasi seperti ini, bagaimana kami dapat mempercayai lagi pengumuman Barack Obama itu?" ujar seorang anggota senat di Dewan Federasi Rusia, Igor Morozov.  (eh)

© VIVA.co.id

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/11/mo7oiz-5-slide-intelijen-menggegerkan-bocoran-eks-agen-cia


  • Slide pertama presentasi Power Point program 'PRISM' yang diserahkan Edward Snowdern

    Slide pertama presentasi Power Point program \'PRISM\' yang diserahkan Edward Snowdern

  • Slide pertama presentasi Power Point program 'PRISM' yang diserahkan Edward Snowdern

    Slide ke-2 presentasi mengenai program PRISM, operasi intelijen mata-mata internet NSA, yang diserahkan Edward Snowden kepada Washington Post dan Guardian

  • Slide pertama presentasi Power Point program 'PRISM' yang diserahkan Edward Snowdern

    Slide keempat presentasi Edward Snowden mengenai program PRISM, operasi intelijen mata-mata internet yang diduga dilakukan oleh NSA.

  • Slide pertama presentasi Power Point program 'PRISM' yang diserahkan Edward Snowdern

    Slide ke-5 presentasi Power Point mengenai program PRISM, bagian operasi intelijen NSA yang dibocorkan Edward Snowden

  • Slide pertama presentasi Power Point program 'PRISM' yang diserahkan Edward Snowdern

    Slide ke-8, baru saja dirilis oleh Guardian sebagai penguat laporan bahwa PRISM memiliki \'backdor\' di 9 server perusahaan teknologi AS, yakni Microsoft, Yahoo, Google, Facebook, PalTalk, AOL, Skype, YouTube dan Apple.

<< PrevNext >>

In Picture: 5 Slide Intelijen Menggegerkan, Bocoran Eks Agen CIA

Tuesday, 11 June 2013, 11:30 WIB
 
REPUBLIKA.CO.ID, Edward Snowden telah mengungkapkan dirinya dan membocorkan data rahasia yang ia miliki ke publik sebagai whistblower NSA. Detail-detail mengenai interaksi dengan pers muncul ke permukaan.

Snowden menyerahkan presentasi dalam format Power Point kepada Guardian dan Washington Post, total berjumlah 41 slide yang berisi rincian program PRISM. Program ini disebut-sebut sebagai operasi mata-mata internet yang dibesut oleh Nationan Security Agency (NSA).

PRISM diduga memiliki akses 'pintu belakang' ke 9 server perusahaan Server Provider AS, nama-nama kakap di bidang teknologi, yakni Microsoft, Yahoo, Google, Facebook, PalTalk, AOL, Skype, YouTube dan Apple dan mencegat lalu lintas data global yang melewati server itu untuk keperluan intelijen.

Sembilan perusahaan tersebut langsung membantah sejak laporan pertama mengenai pembocoran tersebut turun. Bantahan itu dibalas Guardian dengan menampilkan slide ke-8, untuk memperkuat klaim dalam beritanya.

Hanya saja sejauh ini masih lima slide yang telah dipublikasikan, sementara 36 sisanya masih misteri. Kedua wartawan dari Guardian dan Washington Post yang dihubungi Snowden menyebut isi presentasi itu berpotensi menjadi bom.

Menganalisa gambar slide di atas, memunculkan dugaan ada kemungkinan arus lalu-lintas data pribadi dan percakapan via internet di Indonesia ikut disadap dan dicegat oleh PRISM
Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari


Diplomatnya Disadap Inggris, Turki, Afsel dan Rusia Geram
 
Tiga negara ini jadi sasaran penyadapan pada KTT G20 di London.
 
Para pemimpin negara pada pertemuan G20 di Prancis  
Denny Armandhanu, Santi Dewi | Selasa, 18 Juni 2013, 10:19 WIB
VIVAnews - Turki, Afrika Selatan dan Rusia marah besar kepada pemerintah Inggris saat membaca artikel yang dilansir harian The Guardian Minggu kemarin. Dalam artikel itu, The Guardian kembali mengungkap fakta dari pembocor rahasia badan NSA, Edward Snowden, soal adanya sadapan kepada delegasi pertemuan tingkat tinggi G20 di London pada 2009 silam.

Kementerian Luar Negeri Turki di kota Ankara dilaporkan tidak dapat menerima hal tersebut. Laman The Guardian, Senin 17 Juni 2013, melansir saking geramnya dengan pemberitaan itu, Kemlu Turki sampai memanggil Duta Besar Inggris untuk Turki, David Reddaway untuk meminta penjelasan.

Menurut Turki, apabila pemberitaan di Guardian itu terbukti benar, maka operasi penyadapan terhadap diplomat mereka merupakan sebuah skandal.


"Tuduhan dalam harian Guardian sangat mengkhawatirkan. Apabila tuduhan ini terbukti benar maka ini akan menjadi skandal besar untuk Inggris. Di saat kerjasama internasional bergantung kepada saling percaya, menghormati dan transparansi, perilaku semacam ini kepada negara sekutu benar-benar tak dapat diterima," ujar juru bicara Kemlu Turki saat membaca pernyataan resmi dari institusinya.

Dalam artikelnya, Guardian menulis agen rahasia intelijen komunikasi Inggris, GCHQ, mengincar Menteri Keuangan Turki saat itu, Mehmet Simsek dan mantan bankir di Merrill Lynch di pertemuan ekonomi G20 pada September 2009. Guardian juga menyebut, agen GCHQ juga memantau komunikasi 15 delegasi lainnya yang merupakan staf menteri dan Bank Sentral Turki.

Tujuan dari penyadapan ini untuk memperoleh informasi soal posisi Turki dalam reformasi infrastruktur finansial global pasca dilanda krisis. Sementara Kemlu Afsel yang juga menjadi target sadapan GCHQ ikut menyuarakan kemarahan mereka.

"Kami belum mendengar laporannya secara utuh, tetapi secara prinsip kami mengutuk pelanggaran terhadap privasi dan hak dasar manusia. Terlebih hal itu kerap didengungkan oleh negara yang mengaku dirinya seorang demokrat," ujar Kemlu Afsel.

Mereka juga tidak akan tinggal diam dan meminta pemerintah Inggris untuk melakukan investigasi terhadap kasus ini. Bahkan meminta aksi nyata untuk menahan pelakunya.

Kemarahan juga terlihat jelas di wajah para pejabat tinggi di Rusia. Terlebih saat ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin, sudah bertemu dengan Perdana Menteri Inggris, David Cameron di pertemuan tingkat tinggi G8 di Irlandia Utara.

Juru bicara mantan Presiden Dmitry Medvedev, Natalya Timakova enggan berkomentar soal pemberitaan Guardian. Namun pejabat senior Rusia mengungkap kepada media pemerintah, RIA Novosti, berita itu malah akan semakin memperdalam ketidakpercayaan hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat.

Rusia menyalahkan AS karena  menurut pemberitaan, agen GCHQ bekerja sama dengan seorang agen NSA yang berada di Yorkshire Utara untuk menyadap seluruh komunikasi Medvedev saat berada di London, dengan mengambil koneksi langsung dari satelit yang terhubung ke Moskow.

Sementara seorang anggota senat di Dewan Federasi Rusia, Igor Morozov, menyebut upaya pemerintahan Obama untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia tidak tulus.
"Tahun 2009 silam merupakan tahun Rusia-AS sepakat mengumumkan adanya perbaikan hubungan. Tapi saat yang sama agen intelijen AS mendengarkan komunikasi telepon Dmitry Medvedev. Dalam situasi seperti ini, bagaimana kami dapat mempercayai lagi pengumuman Barack Obama itu?" ujar Morozov.

Morozov ikut mempertanyakan jangan-jangan agen intelijen AS kini tengah menyadap seluruh komunikasi Putin.

"Aksi penyadapan ini tidak saja merupakan sikap pelecehan, tetap sebuah fakta yang dapat mempersulit hubungan internasional yang tengah kami bangun. Keraguan besar jelas muncul terhadap ketulusan pernyataan Obama," imbuhnya.
© VIVA.co.id
Terungkap, Aksi Penyadapan Inggris Pada KTT G20
Hal ini dibeberkan oleh Snowden, si pembocor sadapan telepon AS.
http://m.news.viva.co.id/news/read/421372-terungkap--aksi-penyadapan-inggris-pada-ktt-g20
Para kepala negara pada pertemuan G20 (ilustrasi) Denny Armandhanu, Santi Dewi | Senin, 17 Juni 2013, 13:17 WIBVIVAnews -  
Fakta baru kembali diungkap oleh pembocor rahasia Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden. Dalam sebuah wawancara yang pernah dilakukannya dengan harian Inggris, The Guardian, Snowden mengungkap negara pimpinan Ratu Elizabeth II itu pernah memata-matai delegasi konferensi G20.

Laman The Guardian, Minggu 16 Juni 2013, melansir pertemuan tingkat tinggi G20 yang disadap oleh badan intelijen komunikasi Inggris (GCHQ) terjadi bulan April dan September 2009 lalu. Hal itu diungkap Snowden dalam beberapa dokumen dalam format Power Point yang dibawanya dari Hawaii.

Dokumen yang mengungkap modus operandi kegiatan spionase itu disebut GCHQ sebagai "terobosan kemampuan intelijen" dengan menyadap semua peralatan komunikasi yang digunakan para delegasi. Ada lima modus operandi dan target yang mereka lakukan, 
yaitu satu, membuat kafe internet yang telah dilengkapi program penyadapan dan akses untuk memantau penggunaan komputer itu.

Dua, menyusup ke dalam sistem keamanan ponsel Blackberry yang dibawa oleh setiap delegasi untuk mengawasi komunikasi surel dan telepon para delegasi. 
Tiga, menyiapkan 45 analis untuk menganalisa laporan langsung para agen mereka yang menyadap semua komunikasi para delegasi.

Empat, menyasar secara khusus komunikasi yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Turki saat itu, Mehmet Simsek dan 15 delegasi lainnya dalam partainya. 
Lima, menerima laporan dari NSA di Yorkshire Utara soal sadapan mereka terhadap komunikasi telepon Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, dan dipancarkan langsung dari satelit yang terhubung ke Moskow.

Diketahui PM

Dalam dokumen tersebut tertulis secara jelas bahwa semua aksi penyadapan ini diketahui oleh Perdana Menteri Inggris saat itu, Gordon Brown. Bahkan hasil rapat peserta delegasi juga dilaporkan ke beberapa Menteri Inggris.

Semua dokumen hasil sadapan itu diserahkan secara langsung oleh Direktur GCHQ, Sir Lain Lobban kepada beberapa pejabat berwenang di Inggris. Dokumen yang ditunjukkan oleh Snowden juga menyebut bahwa semua hasil sadapan pertemuan tingkat tinggi Menteri Keuangan G20 pada bulan September 2009 silam, ditampilkan di layar besar di kantor pusat GCHQ.

"Untuk kali pertama, para analis memiliki gambar langsung delegasi mana berbicara dengan siapa. Dan itu diperbarui secara konsisten dan otomatis," tulis dokumen tersebut.

Menurut laman Dailymail, tujuan dari penyadapan yang dilakukan Inggris itu tidak lain untuk menyuplai para delegasinya demi kepentingan negosiasi. Operasi spionase itu berlangsung selama enam bulan.

Dalam sebuah dokumen yang dibuat pada Maret 2009, GCHQ bekerja atas permintaan pejabat berwenang Inggris untuk melaporkan perkembangan terbaru soal semua panggilan telepon para delegasi G20 yang menjadi target mereka.

Penyadapan di G8?

Tak pelak informasi yang beredar pada Minggu malam waktu setempat ini membuat Inggris malu.

Pada tahun ini Inggris kembali menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi G8 ke-19 yang dimulai pada tanggal 17 dan 18 Juni. Pertemuan dijadwalkan digelar di Lough Erne Golf Resort di kota Enniskillen, Irlandia Utara.

Kemunculan berita ini kemudian membuat tanda tanya di antara para delegasi yang hadir di sana. Apakah mereka ikut disadap oleh GCHQ saat menghadiri konferensi pada tahun 2009 lalu.

Menurut para pengamat, spionase yang dilakukan Inggris pada waktu itu kurang penting. Namun Dailymail menyebut Inggris dapat membenarkan operasi itu karena aksi mereka dilindungi oleh UU Layanaan Intelijen (ISA) yang disahkan tahun 1994 silam.

Dalam UU itu tertulis layanan keamanan Inggris berhak melakukan operasi semacam itu dengan sepengetahuan kementerian berwenang. Bahkan ada satu pasal yang tertulis para agen harus beroperasi demi kemajuan ekonomi Inggris.
© VIVA.co.id
Snowden Bocorkan Lagi Fakta Baru Soal AS dari Hong Kong
"Saya bukan seorang pengkhianat atau pahlawan. Saya warga AS."
 
Edward Snowdel, pembocor program penyadapan AS Ita Lismawati F. Malau, Santi Dewi | Kamis, 13 Juni 2013, 09:55 WIB
VIVAnews -  

Pembocor program penyadapan milik Badan Keamanan Nasional (NSA), Edward J Snowden, dalam sebuah wawancara pada Rabu kemarin mengatakan, ia berencana tinggal di Hong Kong dan melawan proses ekstradisi. Itu wawancara pertama Snowden setelah dia ke luar dari Hotel Mira dan dikabarkan menghilang.

Rabu 12 Juni 2013, laman New York Times melansir, Snowden kini tinggal di sebuah rumah persembunyian. Kemarin, dia memberikan waktu yang cukup panjang kepada harian The South China Morning Post wawancara dari tempat persembunyiannya itu.

Kepada SCMP, Snowden mengaku tidak keliru memilih Hong Kong sebagai tempat untuk membongkar program rahasia milik pemerintah AS tersebut. "Orang yang mengira saya membuat sebuah kesalahan dalam memilih Hong Kong sebagai lokasi persembunyian, telah salah memahami tujuan saya melakukan ini," ujar Snowden.

Menurut pria yang pernah bekerja di NSA dan CIA itu datang ke Hong Kong untuk mengungkap kejahatan besar, bukan bersembunyi. Dia juga menolak disebut sebagai pengkhianat. "Saya bukan seorang pengkhianat atau pahlawan. Saya warga AS," imbuh Snowden.

Dia memutuskan ke luar dari hotel, karena pemerintah AS mulai menekan Hong Kong untuk segera memulangkan dirinya. Menurut Snowden, Pemerintah AS tidak ingin pejabat setempat mengetahui lebih jauh kebijakan dunia maya yang dilakukan negeri Paman Sam.

Ungkap Fakta Baru
Dalam kesempatan itu, dia kembali mengungkap fakta baru soal kebijakan pemerintah AS. Snowden mengatakan, AS telah memiliki akses ke ratusan komputer yang ada di Hong Kong dan China sejak tahun 2009. "Kami telah meretas jaringan utama seperti pemancar internet besar yang pada intinya memberikan kami akses kepada komunikasi ratusan komputer tanpa perlu meretas satu per satu," ungkap Snowden.

Fasilitas komunikasi jaringan itu termasuk ke dalam komputer pejabat berwenang, universitas, pusat bisnis, dan pelajar di Hong Kong dan daratan China. Ini merupakan salah satu bagian dari 61 ribu operasi peretasan yang dilakukan oleh NSA.

Menurut harian SCMP, mereka juga diperlihatkan Snowden beberapa dokumen yang digunakan untuk memperkuat tuduhannya tersebut. Namun, mereka tidak dapat memverifikasi kebenaran dokumen yang dibawa Snowden dari Hawaii.

Snowden mengaku sengaja membocorkan informasi rahasia itu untuk menunjukkan kemunafikan pemerintah AS. Mereka kerap mengatakan tidak menyasar infrastruktur sipil, namun yang terjadi justru sebaliknya.


Saat ditanya mengenai rencananya selama berada di Hong Kong, Snowden mengatakan akan tetap berada di sana sementara dan membiarkan pengadilan yang memutuskan nasibnya kelak. "Saya tidak memiliki alasan apa pun untuk meragukan sistem hukum yang berlaku di sini," ujar Snowden.

Masih menurut pria berusia 29 tahun itu, dia bisa saja kabur dari Hong Kong. Saat ditanyakan komentarnya soal tawaran suaka yang diberikan pemerintah Rusia, Snowden tidak langsung menerimanya. "Saya senang ada pemerintah yang menolak untuk diintimidasi oleh sebuah kekuatan besar," ujar Snowden.

Hingga saat ini, pemerintah Hong Kong belum mengambil tindakan apa pun terhadap Snowden. Polisi Hong Kong juga kesulitan menahan Snowden apabila pemerintah AS meminta proses ekstradisi dilaksanakan. Sebab, Snowden tidak melakukan kejahatan apa pun selama berada di Hong Kong.
Kepala Administratif  Hong Kong, Leung Chun-ying, masih enggan mengomentari kasus Snowden. Dalam kunjungan resmi ke New York ,Selasa kemarin, Chun-ying mengatakan tidak akan membahas kasus Snowden selama kunjungannya tersebut.

"Kami memiliki hukum dan kebijakan, sebaliknya kami tidak akan mengomentari kasus perorangan," ujar Chun-ying. (umi)
© VIVA.co.id

Pelanggaran HAM AS
Snowden Janji Akan Beberkan Lebih Banyak Rahasia Cyber AS
18 Jun 2013 20:45
http://www.islamtimes.org/vdcc00qim2bqme8.5fa2.txt
 
Islam Times-"Yang bisa saya katakan sekarang, pemerintah AS tak akan mampu menutupi hal ini dengan memenjarakan atau membunuh saya," ujar Snowden pada hari Senin (17/06/13) dalam situs surat kabar The Guardian Inggris.

Seiring ancaman pengadilan yang dilakukan pemerintah terhadapnya, mantan petugas Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward Snowden malah menantang pemerintah AS dan berjanji akan mengungkapkan lebih banyak rahasia spionase  AS. Snowden juga menggambarkan pemerintah Amerika sebagai pelaku kriminal agresif.

"Yang bisa saya katakan sekarang,  pemerintah AS tak akan mampu  menutupi hal ini dengan memenjarakan atau membunuh saya," ujar Snowden pada hari Senin (17/06/13) dalam situs surat kabar The Guardian Inggris.

"Kebenaran akan datang, dan itu tidak bisa dihentikan," tambahnya.

Snowden, yang dilaporkan mencari suaka di Hong Kong, lebih lanjut menyatakan bahwa petugas NSA secara teratur mengakses email dan komunikasi internet warga Amerika sebagai bagian dari pengawasan terhadap telekomunikasi global dan lalu lintas web.[IT/TGM]

Pelanggaran HAM AS
Dick Cheney Sebut Snowden Pengkhianat
18 Jun 2013 10:57
http://www.islamtimes.org/vdchkknix23nqmd.yrt2.txt
 
Islam Times-"Disebut sebagai pengkhianat oleh Dick Cheney adalah kehormatan tertinggi yang dapat Anda berikan seorang Amerika," tambahnya.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, mantan Wakil Presiden AS Dick Cheney mengatakan bahwa Snowden adalah 'pengkhianat' yang mungkin memiliki hubungan dengan Cina.

"Saya curiga karena dia pergi ke Cina. Cina bukan tempat yang biasanya  ingin dikunjungi jika Anda tertarik dalam masalah kebebasan dan sebagainya," kata Cheney sambil menegaskan bahwa hal itu menimbulkan pertanyaan apakah Snowden memiliki jenis yang koneksi tertentu dengan Cina sebelum dia membongkar rahasia NSA itu. 

Sementara itu, dalam sesi tanya-jawab online yang diselenggarakan surat kabar The Guardian, Senin (17/6/13), Snowden menyebut spekulasi bahwa dia mungkin memberi rahasia ke Cina untuk mendapat suaka sebagai sebuah fitnah yang sudah diprediksi sebelumnya. Dan hal itu dilakukan untuk mengalihkan perhatian publik dari kesalahan pemerintah AS.


"Jika saya seorang mata-mata Cina, kenapa saya tidak langsung terbang ke Beijing? Saya bisa tinggal di sebuah istana dan membelai burung phoenix sekarang," kata mantan kontraktor  NSA itu.

"Disebut sebagai pengkhianat oleh Dick Cheney adalah kehormatan tertinggi yang dapat Anda berikan seorang Amerika," tambahnya.

Dia juga mengatakan bahwa kebocoran lain sedang dalam perjalanan dan  kebenaran akan segera datang tanpa bisa dihentikan lagi.

Snowden mengatakan bahwa dia meninggalkan AS karena dia percaya dia tak akan memiliki kesempatan untuk diadili dengan jujur di sana. 

"Pemerintah AS, seperti yang mereka lakukan dengan para pembongkar rahasia lainnya, akan segera menghancurkan setiap kemungkinan persidangan yang adil. Mereka secara terbuka akan menyatakan saya bersalah atas pengkhianatan dan bahwa aksi pengungkapan rahasia, tindak pidana dan bahkan aksi inkonstitusional merupakan kejahatan yang tak dapat dimaafkan. Itu bukan keadilan. Dan akan bodoh menyumbangkan diri untuk itu jika Anda dapat melakukan sesuatu yang lebih baik di luar penjara daripada berada di dalamnya," kata Snowden.

Snowden dilaporkan terbang ke Hong Kong bulan lalu dari Hawaii, tempat dia bekerja untuk NSA, membawa dokumen berharga tentang program pengawasan telepon dan internet rahasia. 


Sementara itu, kementerian luar negeri Cina membantah tuduhan bahwa Snowden adalah mata-mata Beijing dan menyebutnya sebagai tuduhan yang benar-benar tidak berdasar.

Juru bicara Hua Chunying, dalam konferensi pers reguler pada hari Senin (17/6/13) mendesak AS untuk memperhatikan masalah dan tuntutan masyarakat internasional serta memberi penjelasan tentang kegiatan pemantauan yang dilakukannya.[IT/PT/NAT]

1 komentar:

  1. Penyadapan telepon pribadi..para pejabat Negara di G20..London tahun 2009..? diungkapkan oleh Snowden mantan NSA.. perbuatan penyadapan terhadap siapapun tanpa dasar adanya kesalahan atau buronan hukum.. sungguh perbuatan yg tk bermoral..Ini merupakan pelanggaran HAM.. Dan seyogianya.. pimpinan Indonesia Pk SBY dan Menlu Marty harus memanggil dan memberikan protes keras atau teguran keras kepada Dubes Inggris dan AS. dan ditegaskan jika ada hal2 yang tidak baik maka Dick Cheney dan Gordon brown harus diadili di Mahkamah Internasional..
    Ini pelanggaran HAM berat..

    BalasHapus