Mencermati Proposal Damai Suriah dari Mesir
OPINI | 31 May 2013 | 17:19http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/05/31/mencermati-proposal-damai-suriah-dari-mesir-561018.html
Baru-baru ini, Presiden Morsi dari Mesir
mengajukan proposal baru jalan damai bagi Suriah. Proposal ini
mensyaratkan bahwa penyelesaian masalah di kawasan krusial timur tengah
ini harus diatasi secara regional, dengan hanya melibatkan 4 negara
(quartet), yaitu Turki, Mesir,Iran dan Saudi.
Memang, pedih sekali jika memikirkan darah kemanusiaan yang telah tumpah
disini. Perang di Suriah yang masih berkecamuk selama hampir 3 tahun,
menunjukkan bahwa Basar Al Assad tidak mudah untuk dilengserkan. Bahkan
dengan persenjataan, pengiriman tentara dari berbagai negara untuk
memperkuat pemberontak tetap tidak mampu menjungkal keberadaan Assad.
Dan progress sekarang, 3 kota utama yang menjadi basis utama
oposisi,yaitu Homs, Qusyair dan Aleppo, telah kembali ke pangkuan
pemerintah Bashar.
Yang menjadi tragedi ini semakin banyak kepentingan, tentu ketika
masuknya milisi Israel dan Turki mendukung pemberontak, sementara
Hisbullah pun masuk membantu pemerintah. Eskalasi pertempuran tidak
lagi lokal, tetapi sudah meluas, ke regional kawasan timur tengah, dan
semakin mengancam kestabilan kawasan ini.
Apalagi dengan dibukanya embargo senjata, akan membuat daerah ini
semakin berdarah-darah. Masing masing pendukung akan mengirimkan senjata
andalannya untuk saling memusnahkan.
Ditengah pesimistis seperti ini, masih ada titik harapan cerah, hanyalah
ketika Presiden Mesir, Morsi mengajukan proposal damai ini. Sayang,
pertemuan pertama tidak dihadiri oleh Saudi, karena keengganan
terlibatnya Iran di quartet ini. Tetapi tampaknya Morsi tidak menyerah.
Utusan khusus tetap dikirim ke Saudi untuk mengikuti pertemuan
berikutnya.
Inti dari proposal damai ini lebih mengupayakan bagaimana jalan damai
bagi rakyat Suriah tercipta. Dan tidak penting bagi Morsi, siapa yang
menjadi pemegang kendali.
Posisi Morsi ini berubah dari sebelumnya berpihak pada tentara
pemberontak, menjadi lebih ke arah SIAPA pun pemegang kendali tidak
menjadi masalah, termasuk jika kemungkinan itu lebih besar ada di
pemerintah Suriah. Yang lebih penting, kedamaian dan stabilitas segera
tercipta.
Dan ini juga seharusnya menjadi pertimbangan negara-negara tersebut
diatas. Bukankah kestabilan timur tengah sangat penting sekarang ini?
Dan bukankah selama ini masing-masing negara menghormati kedaulatan
negara tetangganya?
Apakah Suriah pernah membantu pemberontak PKK di Turki? Tentu tidak.
Dan pemerintah Suriah, walaupun selama ini mempunyai pemahaman yang
berbeda dengan Saudi, apakah pernah ‘mengganggu’ Saudi? Tidak. Walaupun
mungkin ada ketegangan karena pemahaman yang berbeda, selama ini kedua
negara tersebut baik-baik saja. Jadi mengapa harus intervensi?
Dan ketika Bahrain meredam demo rakyatnya yang kebetulan Syiah, dan
Saudi membantu dengan mengirimkan tentaranya disini, apakah negara lain
yang sama-sama Syiah ikut membantu? Tidak. Kedaulatan pemerintah
Bahrain dihargai untuk meredam demo masyarakatnya, bahkan dengan bantuan
Saudi.
Jadi, mengapa tidak menghargai juga kedaulatan Suriah untuk menjaga
kedamaian di negaranya? Meredam pemberontak. Jika asumsi bahwa Arab
Spring melanda Suriah, tentu dalam hitungan bulan Bashar akan
terjungkal. Tetapi ini sudah hampir 3 tahun.
Dan saya pernah melihat di televisi ketika di Kairo, bagaimana kelompok
minoritas Kristen pada umumnya berpihak kepada Assad, karena kebebasan
beragama yang dijalankan di negara ini. Sementara, kekhawatiran
terhadap tentara pemberontak juga terjadi, karena pemahaman yang sangat
berbeda, mulai dari liberal hingga radikal Islam ada disini
(alqaeda/taliban).
Bahkan pengamat Eropa pun menyatakan, betapa susahnya menyatukan
pemberontak. Apalagi jika mereka menang perang, dikhawatirkan akan ada
lagi perang susulan sesama pemberontak, karena pola pikir yang sangat
beda. Rakyat Suriah jadi taruhannya.
Semoga, akal sehat masih menjadi acuan dalam menyelesaikan perdamaian di
Suriah. Melebihi kebencian sektarian. Semoga Suriah cepat damai, timur
tengah kembali stabil, setiap negara mengurusin rakyatnya masing-masing
dengan sebaik-baiknya….amiin..
Pilih Gubernur Ekstrim, Ikhwanul Muslimin Mesir diamuk Massa
Penentuan gubernur-gubernur baru di Mesir diwarnai bentrokan fisik yang terjadi di beberapa kota negara itu.
Stasiun TV Alalam (19/6) melaporkan, Hesham Zazou, Menteri Pariwisata
Mesir mengundurkan diri dari jabatannya memprotes dipilihnya seorang
ekstrimis untuk menduduki kursi gubernur wilayah Luxor. Provinsi Luxor
memiliki banyak peninggalan sejarah era Firaun.
Sejumlah saksi mata mengatakan, puluhan orang terluka dalam bentrokan
antara pendukung kelompok Ikhwanul Muslimin dan kelompok aktifis
penentang gubernur baru. Bentrokan terjadi di kota Luxor, El Gharbia dan
El Menoufia.
Dalam bentrokan ini, sejumlah orang
terluka akibat terkena peluru plastik dan senjata tajam, kantor Ikhwanul
Muslimin di kota Tanta juga dibakar massa.
Sementara
itu, Front Penyelamat Nasional menegaskan akan menyeret kelompok
Ikhwanul Muslimin Mesir ke dalam bentrokan dan kekerasan yang lebih
besar.
Dalam statemen resmi Front Penyelamat Nasional
dikatakan, penentuan tujuh gubernur dari anggota senior Ikhwanul
Muslimin menunjukkan tujuan kelompok ini yang berambisi mendominasi
lembaga-lembaga negara.
Ditambahkannya, "Ikhwanul
Muslimin menentukan posisi gubernur untuk petinggi kelompok itu di
beberapa wilayah yang warganya menentang kepemimpinan Ikhwanul Muslimin.
Langkah ini semakin mendorong rakyat Mesir untuk turun ke jalan pada
tanggal 30 Juni dan menuntut dilakukannya pemilu dini." (IRIB
Indonesia/HS)
Suriah VS Teroris
http://www.islamtimes.org/vdcexp8wzjh8pei.rabj.html
Tentara Suriah Serbu Benteng Teroris di Aleppo
Islam
Times- Menurut reporter Breaking News Network dari Homs pada Rabu,
22/05/13, Unit tentara menghancurkan peluncur roket dan menghancurkan
beberapa sarang pemberontak di Hayllan dan daerah sekitarnya termasuk
Penjara Tengah.
Tentara Arab Suriah
Tentara Suriah terus melanjutkan operasi penumpasan di sarang-saerang dan tempat-tempat pertemuan teroris di sekitar Bandara Minneg, Penjara Tengah, Khan al-Assal, al-Lauramoun, Bustan al-Qaser dan al-Sheikh Said di Aleppo.
Dalam operasi itu menurut Breaking News Network, Tentara Arab Suriah berhasil membunuh lusinan dan melukai teroris didikan Arab dan Barat.
Menurut reporter Breaking News Network dari Homs pada Rabu, 22/05/13, Unit tentara menghancurkan peluncur roket dan menghancurkan beberapa sarang pemberontak di Hayllan dan daerah sekitarnya termasuk Penjara Tengah. Tentara juga menewaskan semua teroris di sana, demikian menukil salah satu sumber militer kepada Kantor Berita Arab Suriah, SANA.
Sumber itu menambahkan, unit tentara lainnya juga berhasil menghancurkan sarang teroris, membunuh puluhan dari mereka di al-Alqamia, Ein Dakna, Mayer dan daerah sekitar Bandara Minneg, sementara unit tentara lainnya terlibat bentrok dengan teroris di Khan al-Assal yang menimbulkan kerugian besar pada teroris.
Sementara di kota Aleppo, unit Angkatan Darat bentrok dengan Front al-Nusra di al-Sheikh Said, Bustan al-Qaser dan al-Lauramoun. [IT/On]
Pecah Telur di Qusair: Peran Hizbullah di Suriah
http://www.islamtimes.org/vdchi-ni-23n-xd.yrt2.html
Islam
Times- Keadaan ini kemudian diperburuk dengan munculnya ustadz-ustadz
karbitan yang tiap Jum’at naik mimbar untuk mengobarkan semangat jihad
melawan kaum "kafir Syiah" di Suriah, khususnya di wilayah Qusair dan
menuduh Hizbullah ikut berperang di sana membela rezim Assad.
Assad bersama Tentara Arab Suriah
MASALAHNYA sederhana, cukup sederhana: jika para pendukung teroris Suriah mampu melakukan lebih dari yang sudah mereka lakukan selama ini, maka pasti mereka telah melakukannya di hari-hari yang lewat. Tapi, seperti kata pepatah, semua kekuatan ada batasnya. Dan kini giliran blok pendukung teroris Suriah yang sedang terbentur dinding tebal itu. Teriakan ancaman yang nyaring mereka kumandangkan hari-hari ini lebih terdengar seperti rintihan sakaratul maut para tikus ketimbang sesuatu yang laten.
Di Libanon, misalnya, blok politik pendukung teroris telah mengambil prakarsa agresif untuk mendukung aksi-aksi terorisme dengan sumber daya manusia dan logistik yang massif sejak hari-hari pertama krisis politik di Suriah. Sejumlah media massa nasional Libanon sejak awal mengumumkan perang atas rezim Bashar Assad. Media yang sama kemudian mulai membeber prediksi bahwa masa kekuasaan Assad akan berakhir dalam dua atau tiga bulan.
Tidak lebih. Lalu para komentator dalam acara-acara itu mengumbar ancaman dan prediksi suram poros Iran-Suriah-Hizbullah pasca kejatuhan Assad.
Dari sejak itu pula media massa pro teroris Suriah terus mencuci otak publik dunia dengan propaganda yang, seperti tombak bermatalamat dua, menyerang Hizbullah dengan harapan kelompok perlawanan tercekam dan menggigil ketakutan. Degungnya membesar di tengah aksi pengusiran, penculikan, pembantaian, dan pembakaran rumah-rumah warga Syiah simpatisan Hizbullah yang tinggal di wilayah perbatasan Suriah-Libanon, tepatnya di wilayah Qusair.
Dalam berbagai kesempatan, Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nashrallah, mengajak seluruh pihak yang bertikai untuk menyelesaikan konflik di Suriah lewat negosiasi dan kompromi politik.
Dengan berbagai pertimbangan matang, dia berpendapat tak ada solusi militer atas krisis politik di Suriah. Namun, tampaknya, ajakan bijak ini ditanggapi secara keliru kelompok teroris-takfiri dan para pendukungnya di kawasan (Arab dan Turki) dan Barat (AS, Israel dan Eropa). Mereka mengira ajakan perdamaian itu isyarat kelemahan dan ungkapan kekalahan.
Maka itu, seiring berjalannya waktu, wilayah Qusair yang berbatasan dengan Bekaa dan Hermel yang dihuni oleh mayoritas Syiah justru dijadikan sebagai markas militer Jabhat An-Nusra. Tidak hanya itu, tiap hari kelompok takfiri ini tak henti-hentinya memprovokasi para penduduk Syiah di kota-kota perbatasan dengan berbagai ujaran kebencian dan aksi teror. Tiap pekan satu dua mortir ditembakkan oleh jaringan teroris ke salah satu kota di wilayah Bekaa yang menampung ribuan pengungsi Syiah yang terusir dari Qusair.
Setelah provokasi yang bertubi-tubi, kembali Sayyid Nashrullah muncul di televisi memperingatkan kelompok teroris dan pendukungnya agar tidak mengganggu warga yang tidak bersenjata hanya karena perbedaan pandangan politik. Tapi, tampaknya, tiap kali Sekjen Hizbullah itu muncul mengemukakan pesan, media pendukung teroris selalu menemukan cara untuk memutarbalik fakta dan mengeskalasi ketegangan. Keadaan ini kemudian diperburuk dengan munculnya ustadz-ustadz karbitan yang tiap Jum’at naik mimbar untuk mengobarkan semangat jihad melawan kaum "kafir Syiah" di Suriah, khususnya di wilayah Qusair dan menuduh Hizbullah ikut berperang di sana membela rezim Assad.
Dan akhirnya, sejak akhir April silam, Tentara Arab Suriah (TAS) memutuskan untuk merebut kembali kota Qusair yang strategis tersebut. Nilai strategis kota ini terletak pada posisinya yang berbatasan dengan wilayah Libanon sehingga menjadi jalur suplai logistik dan senjata yang efektif bagi manuver pemberontak di Provinsi Homs. Selain itu, kota ini juga merupakan jalur yang menghubungkan Damaskus dengan Laut Tengah. Setelah lebih dari setahun dikuasai pemberontak dan menjadi pusat penampungan, pelatihan dan penyaluran teroris anti Damaskus, jatuhnya kota ini dapat dianggap sebagai salah satu titik-balik dalam keseluruhan peta strategis peperangan selanjutnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, TAS yang dibantu oleh kekuatan paramiliter yang disebut dengan Komite Pertahanan Sipil berhasil memukul para pemberontak dan mengepung mereka di Qusair. Kota ini secara strategis dapat dianggap telah berhasil direbut kembali oleh pemerintah Damaskus.
Pembersihan kantong-kantong teroris di dalam kota tentu membutuhkan waktu yang lebih lama, mengingat watak perang kota yang berbeda dengan perang konvensional.
Tapi sejarah telah mencatat kesigapan TAS beradaptasi dan bermetamorfosa guna meredam dengus kebiadaban teroris Suriah yang kian hari kian memperlihatkan kebangkrutan moral. Untuk yang terakhir, bisa dilihat dari kebengisan mereka memakan jantung tentara Suriah yang mereka bunuh dengan keji dan mempertontonkannya via video di Youtube sebagai bukti 'kejantanan'.
Sejarah juga bakal mencatat kalau dua tahun pertempuran absurd yang terjadi di Suriah mendatangkan berkah, berupa terbukanya mata banyak umat Islam akan sosok sejati di balik jubah Islam para pemberontak-cum-teroris di Suriah. Menggambarkan diri dan digadang-gadang pers Barat sebagai “mujahidin”, mereka sejatinya sangat berbeda dengan “mujahidin” Afghanistan di era 80-an yang mendapat dukungan penuh dari seluruh umat Islam kala itu -- meski untuk yang satu ini kemudian diketahui kalau mereka banyak dimanfaatkan oleh dinas intelijen Amerika Serikat.
Jika mau jeli, sebenarnya ada banyak faktor yang membedakan dua kelompok ini.
Pertama, mujahidin Afghanistan merupakan penduduk asli yang sedang melawan penjajah asing (Uni Soviet kala itu), sebagaimana pejuang Hizbullah melawan invasi Israel.
Kedua, mujahidin era 80-an itu tidak pernah mengumandangkan kebencian sektarian dan tidak membawa ideologi takfiri sebagaimana “mujahilin” Suriah saat ini. Para komandan mujahidin Afghanistan berasal dari berbagai mazhab dan aliran Islam yang hidup berdampingan dan saling membahu demi satu tujuan: mengusir penjajah. ***. [IT/MK]
Wilayah Sekitar Zainabiyah Berhasil dibersihkan Militer Suriah
Pasukan
pemerintah Suriah telah memulai operasi pembersihan di wilayah-wilayah
sekitar Makam suci Sayidah Zainab as di Rif, Damaskus.
Stasiun TV Alalam (19/6) melaporkan, militer Suriah memusatkan
operasinya pada tiga wilayah, Al Bahdaliya, Al Diabiya dan Al
Husseiniya.
Di wilayah Al Bahdaliya, bentrokan sengit terjadi antara pasukan pemerintah Suriah dengan kelompok teroris bersenjata.
Keberhasilan militer Suriah membersihkan wilayah-wilayah itu dari anasir teroris mendapat sambutan luas warga setempat.
Salah seorang warga yang diwawancarai TV Alalam mengatakan, "Sebelumnya
kami selalu menjadi sasaran serangan-serangan mortir kelompok teroris
bersenjata."
Seorang warga lain menambahkan, "Anasir
bersenjata menyerang wilayah-wilayah sekitar Makam Sayidah Zainab as dan
pasar dengan mortir, akan tetapi alhamdulillah dua hari ini keamanan
kembali pulih." (IRIB Indonesia/HS)
Pemilu Presiden Iran
Kemenangan Rohani Halangi Skenario Militer AS
18 Jun 2013 10:18
http://www.islamtimes.org/vdcbfab5wrhbzsp.qnur.txt
Islam
Times-"Bagi mereka yang tidak tahu, skenario militer untuk
menyelesaikan masalah Iran telah disiapkan di Amerika Serikat selama
enam atau tujuh tahun," kata Pushkov.
Seorang anggota senior Parlemen Rusia mengatakan, kemenangan Hujjatulislam Hassan Rohani dalam pemilu presiden Iran ke-11 akan sangat menghambat setiap upaya Amerika Serikat untuk menjalankan setiap skenario militer potensial terhadap Republik Islam.
Alexei Pushkov, kepala Komite Urusan Internasional Rusia Parlemen, mengatakan pada hari Senin (17/6/13), "Kemenangan Rohani di Iran akan sangat menghambat skenario militer AS untuk Iran," lapor Ria Novosti.
Rohani menang dalam pemilu presiden 14 Juni lalu yang ditandai dengan partisipasi tinggi pemilih. Dia meraih 50,7 % dari total 36.704.156 suara yang sudah dihitung.
Kementerian Dalam Negeri Iran menyatakan pemilih yang berpartisipasi sebanyak 72,7 % dari total mereka yang berhak memilih.
"Bagi mereka yang tidak tahu, skenario militer untuk menyelesaikan masalah Iran telah disiapkan di Amerika Serikat selama enam atau tujuh tahun," kata Pushkov.
Amerika Serikat, rezim Israel dan beberapa sekutunya memang telah berulang kali menuduh Iran mengejar tujuan militer dalam program energi nuklirnya. Dan mereka yang selalu sok menjadi wakil dunia itu berulang kali mengancam akan melakukan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Tehran dengan tuduhan tidak berdasar itu.
Bulan Maret lalu, Presiden AS Barack Obama mengatakan bahwa "semua opsi ada di meja" untuk menghentikan program energi nuklir Iran, yang ia klaim palsu dialihkan ke tujuan non-sipil.
Iran menolak tuduhan itu karena sebagai penandatangan berkomitmen Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Sementara itu, Presiden terpilih Iran, dalam konferensi pers pertamanya hari Senin (17/6/13) mengatakan bahwa program nuklir Iran Iran benar-benar transparan, tapi pihaknya siap menunjukkan transparansi dan membuat jelas bagi seluruh dunia bahwa tindakan yang diambil oleh Republik Islam Iran benar-benar dalam kerangka kerja internasional.[IT/PT/NAT]
Suriah: Mesir telah Bergabung dengan Klub Israel-AS
17 Jun 2013 10:34
Islam Times-"Suriah yakin bahwa keputusan ini tidak mewakili kehendak rakyat Mesir," tambah pejabat itu.
Suriah mengatakan, dengan mengumumkan pemutusan semua hubungan diplomatik dengan Damaskus, pemerintah Mesir telah bergabung dengan klub Israel-AS yang bersekongkol melawan pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Dalam sebuah rapat umum di Kairo pada hari Sabtu (15/6/13), Presiden Mesir Mohamed Morsi mengumumkan, "Kami memutuskan hari ini untuk sepenuhnya memutuskan hubungan dengan Suriah dan pemerintah Suriah."
"Suriah mengutuk sikap tak bertanggung jawab ini," lapor kantor berita resmi SANA, pada hari Minggu (16/6/13) saat mengutip seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya.
Morsi telah bergabung dengan konspirasi dan hasutan yang dipimpin Amerika dan Israel terhadap Suriah dengan mengumumkan pemutusan hubungan itu.
"Suriah yakin bahwa keputusan ini tidak mewakili kehendak rakyat Mesir," tambah pejabat itu.
Pada hari Sabtu itu, Morsi juga menyerukan negara-negara Barat untuk menegakkan zona larangan terbang di atas Suriah dan mendesak gerakan perlawanan Hizbullah untuk menarik diri dari Suriah.[IT/PT/NAT]
Reaksi Suriah terhadap Keputusan Mursi
Pemutusan
hubungan diplomatik antara Kairo dan Damaskus oleh Presiden Mesir
Muhammad Mursi mendapat respon dari Suriah. Menteri Penerangan Suriah
Omran al-Zoabi ketika menanggapi pidato Mursi terkait pemutusan hubungan
diplomatik Mesir dengan Suriah menjelaskan bahwa Damaskus tidak
menganggap penting pidato dan perilaku Mursi, dan peran Mesir di dunia
Arab dan tuntutan rakyat di negara itu dengan keputusan Mursi harus
dibedakan.
Al-Zoabi menegaskan berlanjutnya hubungan
dengan bangsa Mesir dan mengatakan, langkah Mursi tidak mengejutkan,
namun Mesir diharapkan menutup Kedutaan Besar Rezim Zionis Israel di
Kairo daripada menutup Kedubes Suriah.
Presiden Mesir
pada tanggal 15 Juni dalam pidatonya di konferensi "Friends of Syiria"
yang digelar di Kairo mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan
Suriah. Ia mengatakan, Mesir memutuskan untuk menghentikan semua
hubungannya dengan pemerintah Suriah saat ini dan menutup kedubes negara
itu di Kairo serta menarik Kuasa Usaha Mesir dari Damaskus.
Keputusan itu diambil ketika Mursi sendiri yang mengusulkan untuk
membentuk Komite Kwartet yang terdiri dari Iran, Arab Saudi, Turki dan
Mesir untuk menyelesaikan krisis di Suriah melalui jalur politik.
Pernyataan presiden Mesir tersebut kontan menuai banyak kecaman dari
berbagai tokoh, politisi dan analis regional. Para pakar menilai
ketegangan internal Mesir dan masalah yang dihadapi oleh Mursi dengan
oposisi di badan pemerintahan dan di berbagai lapisan masyarakat sebagai
penyebab sikap keras presiden Mesir terhadap Suriah.
Setelah prakarsa Mursi untuk mengatasi krisis Suriah gagal, ia mencoba
kembali peluangnya untuk menebarkan pengaruh di Suriah dan memainkan
peran penting dalam mengontrol situasi di negara Arab itu dengan cara
mengambil pendekatan keras terhadap pemerintaha Damaskus. Namun
pertanyaannya adalah apakah kondisi internal Mesir, keamanan dan
stabilitas politik dan ekonomi di negara itu telah sampai pada tingkat
di mana kapasistasnya telah mampu menanggung konsekuensi dukungan
terhadap perang internal Suriah dan dukungan terhadap militan bersenjata
di negara Arab itu?
Selama dua tahun terakhir, kita
menyaksikan bahwa negara-negara regional yang sepenuhnya mendukung
militan di Suriah dan mengobarkan perang internal, etnis dan sektarian
di negara Arab itu tidak memperoleh keuntungan apapun dan hanya memenuhi
kepentingan Amerika Serikat, Barat dan Israel. Langkah mereka justru
merugikan keamanan internal dan stabilitas di negara-negara regional.
Gelombang protes yang melanda Turki baru-baru ini termasuk dari dampak
kebijakan pemerintah Ankara yang mendukung militan di Suriah dan tidak
terbatas hanya karena proyek di Taman Gezi Istanbul yang ditolak warga.
Krisis di Turki saat ini telah mengingatkan peringatan Presiden Suriah
Bashar al-Assad bahwa pengobaran perang internal di Suriah akan menyebar
ke negara-negara tetangga terutama negara-negara yang getol membela
teroris di Suriah.
Negara kecil seperti Qatar yang
bersandar pada dukungan Barat masuk ke medan perang di Suriah dengan
cara menyuplai dana dan senjata kepada teoris, dan bahkan melatih dan
mengirim mereka ke Suriah. Kini negara itu menyadari bahwa memasuki
medan perang di Suriah tidak hanya berbahaya tetapi juga mengancam
struktur pemerintahan internal Qatar yang saat ini tengah menghadapi
instabilitas.
Sakitnya Emir Qatar menguatkan spekulasi
bahwa ia akan menyerahkan kekuasaannya kepada Putra Mahkota-nya. Saat
ini panggung politik di Qatar kacau dan tersiar pula berita tentang
kegagalan kudeta Sheikh Hamad bin Jassim bin Jaber Al Thani, Perdana
Menteri Qatar terhadap Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani, Emir Qatar.
Bahkan Emir Qatar kepada para pemimpin negara-negara Arab di pesisir
Teluk Persia menyatakan putus hubungan dengan PM Qatar.
Sementara itu, Arab Saudi tidak mengalami nasib yang lebih baik dari
Turki dan Qatar. Dukungan Riyadh kepada militan di Suriah telah sampai
pada tingkat di mana Saudi tidak hanya menyuplai dana dan senjata tetapi
juga telah mengirimkan kelompok-kelompok takfiri ke Suriah untuk
memerangi pemerintah Damaskus. Kini kancah politik Saudi juga terganggu
mengingat para pangeran Saudi dalam setahun lalu menyaksikan kematian
dua putra mahkota. Sementara itu Raja Abdullah juga sudah tua dan sering
sakit-sakitan. Konflik internal para pangeran dan persaingan mereka
untuk mencapai kekuasaan dan kekayaan semakin memuncak sehingga nasib
tidak jelas akan selalu membayangi Saudi pasca Raja Abdullah.
Di sisi lain, para pendukung pemberontak Suriah juga terjebak ke dalam
pusaran masalah dalam krisis Suriah. Dari satu sisi mereka menyatakan
siap untuk mempersenjatai militan di Suriah tetapi dari sisi lain mereka
khawatir dampak dari mempersenjatai mereka.
Tampaknya
Mursi telah keliru untuk mengenali musuh aslinya sehingga ia pun salah
memutuskan kebijakannya. Penutupan Kedubes Suriah di Kairo dilakukan
ketika protes untuk menutup Kedubes Israel terus berlanjut. Dengan
demikian Mursi telah mengabaikan tuntutan rakyatnya dan justru menuruti
dikte Barat. Tak diragukan lagi, keputusan presiden Mesir tersebut akan
menimbulkan pergolakan baru di Mesir. (IRIB Indonesia/RA/NA)
Ini situs apaan sih...? tulisan artikelnya kok ngawur. sotoy banget malah. atau ini blognya orang asma (asal mangap) ya...? parah luh nulis di blog kagak punya dasar dan gak intelek. alias blo'on. bikin blog itu harus yang bermanfat buat orang lain dong. jangan kebodohan dan emosi pribadi di tulis di sini. kaisan amat sih lo.
BalasHapusIt is a well-known fact that Illuminati consist of Multi Millionaires,
HapusBillionaires who have major influence regarding most global affairs,
including the planning of a New World Order. Many world leaders,
Presidents, Prime Ministers, royalty and senior executives of major Fortune
500 companies are members of Illuminati. join a secret cabal of mysterious
forces and become rich with boundless measures of wealth in your company or
any given business, the great Illuminati can make everything possible just
contact : join666cult@gmail.com or WhatsApp +1(646)481-0376 EL
IAI LEXION Thaddeus Iam Vice-President of Citizen Outreach THE ILLUMINATI
ORGANIZATION
Do not hesitate to contact us by WhatsApp.
Whatsapp: +1(646)481-0376
Email : join666cult@gmail.com
BEWARE OF SCAMMERS, THERE IS NO SUCH THING AS REGISTRATION FEE AND YOU MUST
BE ABOVE THE AGE OF 18YRS.
THANKS...
Sdrku Anonim..?? ada kondisi yg menjadikan Moursi dlm posisi dilematis...beberapa bulan sebelum digulingkan militer...?? kisah2 diatas menandakan adanya situasi sulit bagi Moursi mengambil sikap...politiknya...?? seperti menghadapi buah simalakama...kata dongeng dan wejangan pewayangan jawa...?? filosofis...jawa yang sll dijadikan acuan beberapa pribadi yang mendalaminya...
BalasHapusAnda Tuan Anonim...mungkin tidak merasakan getaran jiwa Moursi...yg dalam tekanan...politik-kehendak rakyat-paksaan sang bos besar..seperti AS-NATO-Arab Saudi..?? Dan yang terberat adalah dewa2 dibelakang IMF dan Bank Dunia.. dimana Moursi sudah menyandarkan dirinya..dan janjinya dengan utangan dan jaminan aset negara Mesir..?? didalam misi mereka para Tuan2 Besar itu adalah segalanya untuk Israel...???
Anda Tuan Anonim..tidak merasakan betapa merananya Moursi..dengan beban yg dipikulnya... antara agen2 IM yang sudah menjadi bagian dari jaringan AS_Arab Saudi-Turki-Qatar-Israel dan ulama2 yang mendapatkan pujian2 luhur dari gembong2 elite Barat...dan bintang2 jasa...??
Sayangnya Moursi harus dikahiri oleh militer...yang seharusnya pantangan bagi negara yang konon Demokrasi..?? Tapi ini pun titah sang Bos2 Besar dibelakang layar tarian politik n provokasi agenda2 para jurnalis2...jaringan kolaborator penjajah kriminal internasional... SEMURNINYA.... MOURSI TELAH BERKHIANAT KEPADA BANGSA DAN RAKYAT PALESTINA DAN SURIAH.[SAHABAT DAN JIWA BANGSA MESIR ADA DISANA].... .DENGAN DALIH POLITIK...YANG DALAM PERMAINAN...KARTU2....KEDUSTAAN... DAN MOURSI PUN SUDAH SELESAI TUGASNYA..MENJERUMUSKAN RAKYAT MESIR KEDALAM KESULITAN DILEMATIS MASSAL... DAN TENTU BUKU KISAH MOURSI AKAN DITUTUP...DAN DIGANTI...DENGAN PELURU2 TAJAM...DAN KORBAN DARAH DAN NYAWA RAKYAT MESIR...YANG SEMAKIN MEMBAHANA...??? SEMOGALAH...INI TIDAK TERJADI..DAN ... ADA JALAN KESELAMATAN BAGI RAKYAT DAN BANGSA MESIR...
INILAH YANG SAYA SANGAT TAKUTKAN DAN KHAWATIRKAN...SEPERTI KISAH2 PILU DI INDONESIA...ZAMAN AWAL...PADA PENGGULINGAN SUKARNO OLEH SUHARTO...?? INI SANGAT MIRIS...>>...KORBAN SUDAH TAK TERKONTROL LAGI...??? MEMBAHANA...?? SEMOGA TIDAK .... DENGAN RAKYAT DAN BANGSA MESIR...?? SAYA IKUT BERDOA...??