BILA BULAN SABIT MENJADI PURNAMA
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/06/bila-bulan-sabit-menjadi-purnama.html#.UcfNK9iN6So
Para penguasa Arab, terutama Arab Saudi dan negara-negara Teluk, kini
tengah dihinggapi ketakutan bahwa "bulan sabit Shiah", yaitu kawasan
yang mayoritas dihuni oleh orang-orang Shiah yang membujur dari Yaman,
Iran hingga Sinai, akan menjadi "bulan purnama", seiring menguatnya
pengaruh Iran dan sekutu-sekutunya.
Kekhawatiran tersebut setidaknya telah diungkapkan oleh mantan kepala inteligen Saudi Arabia Pangeran Muqrin kepada para diplomat Amerika, sebagaimana ditulis Angus McDowall dalam satu artikel di kantor berita Inggris Reuters belum lama ini.
"Ketakutan itu, yang terbongkar melalui kabel komunikasi kedubes Amerika yang dibocorkan oleh Wikileaks tahun 2009, kini terpusat pada Syria. Pasukan Presiden Bashar al-Assad yang didukung Iran kini tengah bergerak maju dengan bantuan pejuang-pejuang Shiah Hezbollah, sementara para pemberontak Sunni yang didukung Saudi bertempur melawan mereka.”
Menurut Reuters konflik Syria dipandang oleh Saudi Arabia sebagai titik berat dari persaingannya melawan Iran, negara yang dianggap sebagai ancamana terbesar Saudi Arabia.
Abdulaziz al-Sager, pimpinan pada lambaga kajian Gulf Research Centre di Jeddah, membongkar beberapa aspek lain yang menjadi perhatian Saudi Arabia atas konflik di Syria: "Jika pemerintah Syria menang, hal itu membuktikan pada negara-negara Arab bahwa Iran sanggup melindungi sekutu dekatnya di kawasan. Hal ini akan melemahkan aliansi barat dan sekutu-sekutunya."
Kemenangan militer Syria dengan bantuan Hizbollah di al-Qusayr baru-baru ini membuat Saudi Arabia gelisah. Mereka merasa bahwa negara-negara barat, terutama Amerika, telah menunjukkan sikap ambivalen: di satu sisi menuntut pengunduran diri Presiden Bashar al Assad, namun di sisi lain tidak bersedia melakukan tindakan nyata seperti melakukan intervensi. Bahkan ketika Presiden Obama mengumumkan akan mempersenjatai para pemberontak Syria, namun kapan dan bagaimana mekanismenya belum dijelaskan oleh Amerika. Hal ini memaksa Saudi harus "menanggung beban sendirian" dengan meningkatkan bantuan senjata pada pemberontak termasuk rudal-rudal anti-pesawat. Namun itu pun dianggap masih belum cukup untuk mengubah peta kekuatan di medan perang Syria. Apalagi kini, kecuali Hizbollah, Syria juga mendapat bantuan dari milisi Shiah Irak "Brigade Abolfazl al-Abbas" yang keduanya mendapat julukan sebagai "cekikan besi Iran".
"Empat orang yang menangangi Syria dalam pemerintahan Saudi, yaitu Raja Abdullah dan ketiga keponakannya Menlu Pengeran Saud al-Faisal, Kepala Inteligen Pangeran Bandar bin Sultan serta Kepala Dewan Keamanan Nasional Pangeran Salman bin Sultan, menginginkan keterlibatan Amerika yang lebih besar di Syria," tulis Reuters.
Ketakutan itulah yang kini telah memaksa para pemimpin Arab dan para pendukung pemberontak menggunakan isu agama sebagai andalan terakhir. Namun hal ini pun bagaikan pisau bermata 2 bagi regim-regim Arab. Di satu sisi sentimen agama justru akan memperkuat dukungan bagi pemerintahan Syria yang berada di antara komunitas Shiah dan Alawi serta kelompok etnis minoritas Druze dan Kristen. Sementara di sisi lain para "mujahidin" Sunni garis keras (wahabi-salafi) bisa menjadi ancaman sendiri bagi para pemimpin Arab.
Bahkan ketika perang terbuka terjadi, Saudi merasa kurang percaya diri menghadapinya Syria dan terlebih lagi tentunya terhadap Iran. Ketika menyerang Irak bersama Amerika dan sekutu-sekutunya tahun 1991, misalnya, militer Saudi hanya memainkan peran yang tidak penting.
"Rusia tetap komit. Iran tetap komit. Sekutu-sekutu barat tidak komit hingga pada satu level yang memalukan. Hal itu menjadi isu yang serius. Dengan cara seperti ini Bashar al Assad akan menang," tulis Reuters.
Di sisi lain Saudi juga khawatir dengan keterlibatan Amerika dengan kondisi pemberontak yang terpecah-pecah idiologinya, antara mereka yang beraliran sekuler-liberal dengan para ekstremis wahabi.
Dan pada titik ini bencana pun muncul dengan munculnya Sheikh Hasan Rouhani, figur moderat yang sulit untuk "diserang", sebagai presiden Iran, hingga dari awal seruan "damai" yang dikeluarkannya mendapat sambutan hangat dari kemenlu Saudi sendiri.
REF:
"What If The ‘Shiite Crescent’ Became A ‘Full Moon’!"; almanar.com.lb; 20 Juni 2013
Kekhawatiran tersebut setidaknya telah diungkapkan oleh mantan kepala inteligen Saudi Arabia Pangeran Muqrin kepada para diplomat Amerika, sebagaimana ditulis Angus McDowall dalam satu artikel di kantor berita Inggris Reuters belum lama ini.
"Ketakutan itu, yang terbongkar melalui kabel komunikasi kedubes Amerika yang dibocorkan oleh Wikileaks tahun 2009, kini terpusat pada Syria. Pasukan Presiden Bashar al-Assad yang didukung Iran kini tengah bergerak maju dengan bantuan pejuang-pejuang Shiah Hezbollah, sementara para pemberontak Sunni yang didukung Saudi bertempur melawan mereka.”
Menurut Reuters konflik Syria dipandang oleh Saudi Arabia sebagai titik berat dari persaingannya melawan Iran, negara yang dianggap sebagai ancamana terbesar Saudi Arabia.
Abdulaziz al-Sager, pimpinan pada lambaga kajian Gulf Research Centre di Jeddah, membongkar beberapa aspek lain yang menjadi perhatian Saudi Arabia atas konflik di Syria: "Jika pemerintah Syria menang, hal itu membuktikan pada negara-negara Arab bahwa Iran sanggup melindungi sekutu dekatnya di kawasan. Hal ini akan melemahkan aliansi barat dan sekutu-sekutunya."
Kemenangan militer Syria dengan bantuan Hizbollah di al-Qusayr baru-baru ini membuat Saudi Arabia gelisah. Mereka merasa bahwa negara-negara barat, terutama Amerika, telah menunjukkan sikap ambivalen: di satu sisi menuntut pengunduran diri Presiden Bashar al Assad, namun di sisi lain tidak bersedia melakukan tindakan nyata seperti melakukan intervensi. Bahkan ketika Presiden Obama mengumumkan akan mempersenjatai para pemberontak Syria, namun kapan dan bagaimana mekanismenya belum dijelaskan oleh Amerika. Hal ini memaksa Saudi harus "menanggung beban sendirian" dengan meningkatkan bantuan senjata pada pemberontak termasuk rudal-rudal anti-pesawat. Namun itu pun dianggap masih belum cukup untuk mengubah peta kekuatan di medan perang Syria. Apalagi kini, kecuali Hizbollah, Syria juga mendapat bantuan dari milisi Shiah Irak "Brigade Abolfazl al-Abbas" yang keduanya mendapat julukan sebagai "cekikan besi Iran".
"Empat orang yang menangangi Syria dalam pemerintahan Saudi, yaitu Raja Abdullah dan ketiga keponakannya Menlu Pengeran Saud al-Faisal, Kepala Inteligen Pangeran Bandar bin Sultan serta Kepala Dewan Keamanan Nasional Pangeran Salman bin Sultan, menginginkan keterlibatan Amerika yang lebih besar di Syria," tulis Reuters.
Ketakutan itulah yang kini telah memaksa para pemimpin Arab dan para pendukung pemberontak menggunakan isu agama sebagai andalan terakhir. Namun hal ini pun bagaikan pisau bermata 2 bagi regim-regim Arab. Di satu sisi sentimen agama justru akan memperkuat dukungan bagi pemerintahan Syria yang berada di antara komunitas Shiah dan Alawi serta kelompok etnis minoritas Druze dan Kristen. Sementara di sisi lain para "mujahidin" Sunni garis keras (wahabi-salafi) bisa menjadi ancaman sendiri bagi para pemimpin Arab.
Bahkan ketika perang terbuka terjadi, Saudi merasa kurang percaya diri menghadapinya Syria dan terlebih lagi tentunya terhadap Iran. Ketika menyerang Irak bersama Amerika dan sekutu-sekutunya tahun 1991, misalnya, militer Saudi hanya memainkan peran yang tidak penting.
"Rusia tetap komit. Iran tetap komit. Sekutu-sekutu barat tidak komit hingga pada satu level yang memalukan. Hal itu menjadi isu yang serius. Dengan cara seperti ini Bashar al Assad akan menang," tulis Reuters.
Di sisi lain Saudi juga khawatir dengan keterlibatan Amerika dengan kondisi pemberontak yang terpecah-pecah idiologinya, antara mereka yang beraliran sekuler-liberal dengan para ekstremis wahabi.
Dan pada titik ini bencana pun muncul dengan munculnya Sheikh Hasan Rouhani, figur moderat yang sulit untuk "diserang", sebagai presiden Iran, hingga dari awal seruan "damai" yang dikeluarkannya mendapat sambutan hangat dari kemenlu Saudi sendiri.
REF:
"What If The ‘Shiite Crescent’ Became A ‘Full Moon’!"; almanar.com.lb; 20 Juni 2013
OpEdNews Op Eds
WAR BY ANOTHER NAME" The Obama Administration prepares a "Marshall Plan" to reconstruct Syria, but not for the Syrians
WAR BY ANOTHER NAME " The Obama Administration prepares
a "Marshall Plan" to reconstruct Syria, but not for the Syrians
".Economic imperialism to achieve what funding and arming
the Gulf sponsored rebels could not?
Franklin Lamb
Beirut
The Group of Eight
leaders meeting in Lough Erne ,
Northern Ireland, having called for an international conference on the ongoing
crisis in Syria to be held "as soon as possible" could not agree on much
else that might end the civil war anytime soon there.
The White House now is
reportedly in private agreement with Russia and Iran that the Assad government
will remain in power until next year's election.
Consequently, an 18
month old US-led Plan B has been dusted off by the Obama administration according to Washington Congressional
and Beirut diplomatic sources. If successful, there is growing confidence among
pro-Zionist neocons in Congress that while Syrian regime-change has failed for
several reasons that thwarted the Gulf funded military campaign, Syria can
still be brought to heel through an economic campaign dressed to look, well,
down right "humanitarian."
The
term "equivalent of the Marshall Plan" is being employed by some in
the White House and Pentagon this month to describe a proposed large-scale "humanitarian
rescue program" being prepared for Syria, according to some Western diplomats
based in Lebanon.
However,
the 1948 Marshall Plan (officially the European Recovery Program or ERP) was an
American program to aid Europe , through which the United States provided $ 13
billion, in today's monetary terms, approximately 100 billion dollars of
economic support, to help rebuild European economies devastated by war.
With
respect to Syria, the " equivalent of the Marshall Plan" currently being finalized is very different
from what General George |C. Marshall explained to his Harvard University
audience, 66 years ago this month, when he announced the post WW II initiative.
The
already project Syria amounts to 19th
century economic imperialism as a means to achieve control of Syria by
hijacking its economy while shielding Israel from the rising tide of protests
in this region, as armed groups across the spectrum are beginning to focus on
directly confronting the Zionist theft and continuing occupation of Palestine.
What Washington has in mind constitutes an attempt to gain
control over Syria by controlling its economy via contracts for rebuilding the
country and "lending" the hoped for post-Assad Syrian government as much as 300
billion dollars to be secured by Syrian assets. IMF economists estimate the value of the
public sector in Syria, exceeds half a trillion dollars. Under the US-led pan,
creditors can take control of ownership of the public sectior, if Syria accepts
the plan for pledges to secure debt. The
buyers of the debt will be largely American and indirectly Israeli businessmen
as well as from the Gulf. Qatar
specifically is gambling on this plan, to work with "international parties", to
immerse Syria in debt, and then drive the country to sell the private sector at
a very small fraction of their true values.
Some who are warning against the
scheme point out that Syrians are capable of rebuilding their own country and
have the labor force and raw materials to do it. Foreign aid will be welcomed by the Syrian
government but not at the price of ceding the Arab Syrian Republic to a new
western crafted economic order. What is hidden in
the war on Syria is reported to be much bigger than has been divulged to date,
and involves winding down the military actions in favor of economic aggression
against the Syrian population which the layers of US sanctions to date is just a harbinger.
In this context,
according to Western Diplomatic sources, the US government and some Gulf
countries have tried to bribe Rami Makhlouf, a cousin of Syria's President, to
break with the government and leave the country. Some other well-known figues
have also been offered large sums of cash to break ranks. Last month, one prominent Syrian nationalist
who works with the government told this observer of receiving a $ 50 million
dollar offer to defect and leave Syria. The official rejected the bribe and
ridiculed the government that made the offer by explaining that as proud Syrian
nationalists, no amount of money would break the sacred bond between Syrians
and their country.
With respect to Mr.
Maklouf, he did not react to being placed on the US Treasury
Department's " Specially Designated Nationals" (SDN) list which blocks
assets and prohibits, under severe penalties, U.S. citizens from dealing
with
them, nor did he dignify an American clemency offer
with even a reply. Rather he has maintained his steadfast support for
Syria in
the face of several attempts to assassinate him as well as targeting
him, as a
leader of the Syrian business community, with American orchestrated
(OFAC)
defamatory media campaigns, to pressure Presidenrt Bashar al-Assad to
break with
him. Rather than rejecting Syria
for American offers of protection,
Makhlouf channeled much of his
assets for the benefit of domestic
charities and rehabilitative projects, providing jobs for the
unemployed and
loans for small investors as well as "at cost"
family housing for many of the internally displaced. This initiative
continues. Makhlouf has provided his
borse shares in the largest telecommunications companies in Syria to
charity
associations in order to insure financial independence and
resources that the
Authority can rely upon, to ease somewhat, the devastating effects on
the
current crisis on the Syrian civil society.
According to analysts among the Western diplomatic corps in
Beirut, many wealthy Syrian capitalists fell into
the U.S. trap, wherein SDN economic sanctions prompted them to leave Syria and
defect from the regime. The United States and its European partners continue
to wage an economic war against Syria by imposing crippling sanctions which are affecting the
lives of ordinary citizens in many ways
from food and fuel costs to medical care.
Why Rami Makhlouf and other strong
nationalists in Syria's business community are being targeted as a prelude to
fully launching the US-led "Syrian Marshall Plan" is that their bonds with
Syria as well as their business acumen are blocking the Western scheme because
they provide the Syrian government with much needed
additional financial strength to rebuild Syria, in cooperation with other
countries, but without being subject to the economically fatal conditions the
US-led plan envisages. Many in the financial and academic community view the
proposed SMP plan as nearly certain to hold the Syrian economy hostage to foreigners
for scores of years.
The US Treasury Department considers
Makhlouf and others like him in the Syrian business community as fully capable, if allowed, of helping Syria's government
to collect huge sums from international investors to help rebuild Syria without
being subject to Western domination.
"The anti-Mahhlouf black propaganda campaign,
according to a Washington DC source familiar with the intensified preparations,
commented that the SMP was designed to
include a wide ranging assault in the
visual and written media, audio, as well as in the electronic media: " Almost certainty funded by Qatar and Saudi
Arabia, both of which like their western partners who are actually constructing
the SMP project, view Makhlouf as a key obstacle to realizing their plans to
hijack and control the Syrian economy as part of a soft war, whereby the US and
its allies, western and middle eastern, controls Arab economies while keeping
US boots off the grounds of Arabia or spending more US treasure in this region."
Targeting Rami
Makhlouf, and other Syrian businessmen by Qatari media and other Arabic paid
media outlets, is designed to hit Syria economically, because weakening the
Syrian economic security at its core, is
a more certain path, than endless military campaigns, to quickly smash
the state. Makhlouf and his colleagues are seen as preventing this.
The ultimate goal of
Qatar and certain Gulf countries, with US complicity, is not just expanding their
investments in this region, as much as Doha is intent on connecting the Arab
world to the American-Zionist axis politically and economically. The speed with
which Israeli, Gulf, and Western businessmen showed up at the Corinthian,
Radisson, and Rixos hotels in Tripoli, Libya, literally within days of the
murder of Maoammar Qaddafi, "to help rebuild this country" is instructive on these same interests seeking
to control a war damaged country by removing obstacles. Indeed, Russian intelligence reported at the
time that the salafists who apprehended Qaddafi in Serte on October 20, 2011,
as he attempted to flee, received verbal instructions from a Gulf country (UAE)
to kill him in order to eliminate competition for dominating the Libyan
econnomy and to silence those who might torpedo their best laid plans..
The targeting of Mr. Rami Makhlouf and dozens
of like-minded Syrian businessmen, who refused to abandon their country,
continues. Yet today, like thousands of
other Syrian volunteers including the approximately 10,000 who work with the
Syrian Arab Red Crescent Society (SARCS) their time and resources serve their
country in order to lessen the suffering of the civilian population. They have stood firm and did not flee, as did
some corrupt former supporters and officials of the government.
This week, Syria's President put the goal of the
Marshall Plan for Syria succinctly, without identifying it, "What is happening
in Syria is a project for those states to push a non-submissive state towards
the brink and to look for a new president who says "yes' (to their orders).
They have not found and they will not find in the future," Assad stressed while
adding, "The interference is a blatant violation of international law and the
sovereignty of this country; they (western states and their Gulf allies) want
to destabilize the country and spread chaos and backwardness."
PERANG YANG LAIN DI SYRIA, PERANG APA LAGI DI SURIAH??
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/06/perang-yang-lain-di-syria.html#more
Berbagai sumber menyebutkan bahwa konflik Syria hampir dipastikan akan
segera berakhir setelah tiga kekuatan yang paling berpengaruh dalam
konflik ini, yaitu Amerika, Rusia dan Iran secara diam-diam telah
sepakat untuk membiarkan regim Bashar al Assad tetap berkuasa hingga
pemilu tahun depan. Di sisi lain, Amerika, maksudnya adalah zionis
kapitalis internasional, telah mempersiapkan strategi baru, yaitu
menguasai kendali ekonomi Syria paska konflik, sekaligus mengurangi
ancaman terhadap Israel. Namun hal itu tidak mudah untuk direalisasikan
karena nasionalisme rakyat Syria yang tengah membuncah saat ini.
Demikian tulis kolumnis terkenal Franklim Lamb pada media online "Foreign Policy Journal" tgl 23 Juni lalu berjudul "The Obama Administration prepares a “Marshall Plan” to reconstruct Syria, but not for the Syrians". Analisis dalam tulisan tersebut sebenarnya telah dikuatkan oleh pernyataan Presiden Bashar al Assad dalam wawancara dengan media asing baru-baru ini yang menyebutkan bahwa Amerika dan IMF telah menawarkan "bantuan baik hati" senilai puluhan miliar dolar kepada dirinya, namun tawaran tersebut ditolaknya.
Dalam program rekonstruksi yang disamarkan sebagai "bantuan kemanusiaan" tersebut Amerika hendak meniru program "Marshall Plan", program bantuan besar-besaran untuk negara-negara Eropa paska Perang Dunia II. Kala itu Amerika mengeluarkan dana hingga $13 miliar, atau setara $100 miliar saat ini untuk mentata kembali Eropa Barat dari kehancuran perang. Sedangkan untuk Syria, diperkirakan Amerika dan lembaga-lembaga keuangan internasional termasuk negara-negara Teluk, akan menyediakan dana hingga $300 miliar dengan imbalan hak kepemilikan di berbagai sektor publik Syria sebagai jaminannya.
Untuk memuluskan rencana tersebut dikabarkan Amerika dan negera-negara Teluk telah mencoba menyuap beberapa orang penting Syria termasuk Rami Makhlouf, saudara sepupu Presiden Bashar al Assad. Seorang pejabat penting lainnya yang tidak bersedia menyebutkan namanya mengaku kepada Franklin Lamb bahwa ia telah diiming-imingi $50 juta, namun ditolaknya mentah-mentah.
"Berapapun jumlahnya, uang tidak akan bisa memisahkan ikatan suci bangsa Syria," kata pejabat tersebut kepada Lamb.
Menurut Franklin Lamb, Rami Makhlouf telah ditawari untuk menjadi pejabat tinggi departemen keuangan Amerika, namun ia sama sekali tidak menjawab tawaran tersebut. Menurut pengakuannya, ia telah berulangkali mengalami percobaan pembunuhan akibat sikapnya yang kukuh membela pemerintahan Syria. Dan alih-alih mengikuti kemauan Amerika, Makhlouf yang merupakan ketua asosiasi pengusaha Syria itu mengalihkan sebagian besar kekayaannya untuk membantu rakyat Syria yang tengah menderita dengan menciptakan proyek-proyek padat karya dan memberikan pinjaman ringan bagi para pengusaha kecil, hingga menyediakan perumahan bagi para pengungsi. Ia juga telah menyisihkan sebagian sahamnya di perusahaan telekomunikasi untuk yayasan-yayasan amal.
Menurut keterangan beberapa diplomat barat di Lebanon (Franklin Lamb tinggal di sana) sebagian pengusaha kaya Syria telah menjadi korban sanksi ekonomi yang dikenakan Amerika Cs. terhadap Syria. Dan kini mereka menjadi target Amerika karena peran mereka yang cukup signifikan dalam membantu pemerintah memperbaiki kondisi sosial ekonomi yang luluh lantak akibat perang. Amerika menganggap Makhlouf dan para pengusaha Syria lainnya bisa membantu pemerintah Syria mengumpulkan dana internaional bagi pembangunan Syria tanpa tergantung pada Amerika Cs, dan karena itulah ia menjadi target.
Salah satu cara untuk "menyingkirkan" Makhlouf adalah melalui kampanye hitam media massa.
Kampanye propaganda hitam terhadap Mahhlouf, menurut sumber-sumber di Washington, telah melalui persiapan matang dan mencakup berbagai bentuk visual (televisi), audio, dan media cetak. “Hampir pasti dibiayai oleh Qatar dan Saudi Arabia, keduanya bersama-sama partner mereka di barat yang merancang proyek tersebut, melihat Makhlouf sebagai hambatan utama bagi rencana mereka menguasai ekonomi Syria sebagai bagian dari "perang lunak" dimana Amerika dan sekutu-sekutunya di barat dan di Timur Tengah menguasai ekonomi negara-negara Arab tanpa harus menerjunkan pasukan Amerika di tanah Arab atau menghabiskan banyak uang Amerika di kawasan ini.”
Menyasar Rami Makhlouf dan para pengusaha Syria lainnya dengan menggunakan media massa Qatar dan Arab Saudi dan media-media satelit mereka dimaksudkan untuk melemahkan Syria secara ekonomi, karena dengan cara demikian, selain intervensi militer, Syria bisa dihancurkan dengan cepat. Dan Makhlouf serta teman-temannya dianggap telah menghambat rencana tersebut.
Tujuan utama dari Qatar dan negara-negara Teluk, dengan dukungan Amerika, tukan hanya meningkatkan investasi mereka di kawasan sekaligus menyatukan Arab dengan kepentingan Amerika-zionis secara ekonomi dan politik. Proyek ini sebelumnya telah berhasil diterapkan di Libya terlihat dari berdirinya hotel-hotel mewah Corinthian, Radisson, dan Rixos di kota Tripoli hanya beberapa hari setelah kematian Moammar Khadafi. Hal ini terkait juga dengan fakta bahwa inteligen Rusia berhasil mendapatkan informasi bahwa Khadafi dieksekusi secara brutal atas perintah seorang pemimpin negara Teluk demi menghilangkan salah satu hambatan dari rencana mereka menguasai ekonomi Libya.
Demikian tulis kolumnis terkenal Franklim Lamb pada media online "Foreign Policy Journal" tgl 23 Juni lalu berjudul "The Obama Administration prepares a “Marshall Plan” to reconstruct Syria, but not for the Syrians". Analisis dalam tulisan tersebut sebenarnya telah dikuatkan oleh pernyataan Presiden Bashar al Assad dalam wawancara dengan media asing baru-baru ini yang menyebutkan bahwa Amerika dan IMF telah menawarkan "bantuan baik hati" senilai puluhan miliar dolar kepada dirinya, namun tawaran tersebut ditolaknya.
Dalam program rekonstruksi yang disamarkan sebagai "bantuan kemanusiaan" tersebut Amerika hendak meniru program "Marshall Plan", program bantuan besar-besaran untuk negara-negara Eropa paska Perang Dunia II. Kala itu Amerika mengeluarkan dana hingga $13 miliar, atau setara $100 miliar saat ini untuk mentata kembali Eropa Barat dari kehancuran perang. Sedangkan untuk Syria, diperkirakan Amerika dan lembaga-lembaga keuangan internasional termasuk negara-negara Teluk, akan menyediakan dana hingga $300 miliar dengan imbalan hak kepemilikan di berbagai sektor publik Syria sebagai jaminannya.
Untuk memuluskan rencana tersebut dikabarkan Amerika dan negera-negara Teluk telah mencoba menyuap beberapa orang penting Syria termasuk Rami Makhlouf, saudara sepupu Presiden Bashar al Assad. Seorang pejabat penting lainnya yang tidak bersedia menyebutkan namanya mengaku kepada Franklin Lamb bahwa ia telah diiming-imingi $50 juta, namun ditolaknya mentah-mentah.
"Berapapun jumlahnya, uang tidak akan bisa memisahkan ikatan suci bangsa Syria," kata pejabat tersebut kepada Lamb.
Menurut Franklin Lamb, Rami Makhlouf telah ditawari untuk menjadi pejabat tinggi departemen keuangan Amerika, namun ia sama sekali tidak menjawab tawaran tersebut. Menurut pengakuannya, ia telah berulangkali mengalami percobaan pembunuhan akibat sikapnya yang kukuh membela pemerintahan Syria. Dan alih-alih mengikuti kemauan Amerika, Makhlouf yang merupakan ketua asosiasi pengusaha Syria itu mengalihkan sebagian besar kekayaannya untuk membantu rakyat Syria yang tengah menderita dengan menciptakan proyek-proyek padat karya dan memberikan pinjaman ringan bagi para pengusaha kecil, hingga menyediakan perumahan bagi para pengungsi. Ia juga telah menyisihkan sebagian sahamnya di perusahaan telekomunikasi untuk yayasan-yayasan amal.
Menurut keterangan beberapa diplomat barat di Lebanon (Franklin Lamb tinggal di sana) sebagian pengusaha kaya Syria telah menjadi korban sanksi ekonomi yang dikenakan Amerika Cs. terhadap Syria. Dan kini mereka menjadi target Amerika karena peran mereka yang cukup signifikan dalam membantu pemerintah memperbaiki kondisi sosial ekonomi yang luluh lantak akibat perang. Amerika menganggap Makhlouf dan para pengusaha Syria lainnya bisa membantu pemerintah Syria mengumpulkan dana internaional bagi pembangunan Syria tanpa tergantung pada Amerika Cs, dan karena itulah ia menjadi target.
Salah satu cara untuk "menyingkirkan" Makhlouf adalah melalui kampanye hitam media massa.
Kampanye propaganda hitam terhadap Mahhlouf, menurut sumber-sumber di Washington, telah melalui persiapan matang dan mencakup berbagai bentuk visual (televisi), audio, dan media cetak. “Hampir pasti dibiayai oleh Qatar dan Saudi Arabia, keduanya bersama-sama partner mereka di barat yang merancang proyek tersebut, melihat Makhlouf sebagai hambatan utama bagi rencana mereka menguasai ekonomi Syria sebagai bagian dari "perang lunak" dimana Amerika dan sekutu-sekutunya di barat dan di Timur Tengah menguasai ekonomi negara-negara Arab tanpa harus menerjunkan pasukan Amerika di tanah Arab atau menghabiskan banyak uang Amerika di kawasan ini.”
Menyasar Rami Makhlouf dan para pengusaha Syria lainnya dengan menggunakan media massa Qatar dan Arab Saudi dan media-media satelit mereka dimaksudkan untuk melemahkan Syria secara ekonomi, karena dengan cara demikian, selain intervensi militer, Syria bisa dihancurkan dengan cepat. Dan Makhlouf serta teman-temannya dianggap telah menghambat rencana tersebut.
Tujuan utama dari Qatar dan negara-negara Teluk, dengan dukungan Amerika, tukan hanya meningkatkan investasi mereka di kawasan sekaligus menyatukan Arab dengan kepentingan Amerika-zionis secara ekonomi dan politik. Proyek ini sebelumnya telah berhasil diterapkan di Libya terlihat dari berdirinya hotel-hotel mewah Corinthian, Radisson, dan Rixos di kota Tripoli hanya beberapa hari setelah kematian Moammar Khadafi. Hal ini terkait juga dengan fakta bahwa inteligen Rusia berhasil mendapatkan informasi bahwa Khadafi dieksekusi secara brutal atas perintah seorang pemimpin negara Teluk demi menghilangkan salah satu hambatan dari rencana mereka menguasai ekonomi Libya.
Namun Rami Makhlouf dan kawan-kawan, sebagaimana ribuan penduduk Syria
yang menjadi relawan bulan sabit merah dan sebagian besar rakyat Syria
lainnya saat ini bukanlah sasaran yang mudah untuk ditaklukkan. Tidak
hanya secara militer, namun juga secara ekonomi. Mereka berdiri kukuh
dan tidak lari, sebagaimana beberapa mantan pejabat korup yang membelot.
“Apa yang tengah terjadi di Syria saat ini adalah suatu proyek dari beberapa negara musuh untuk menghancurkan satu negara yang tidak mau tunduk (Syria) dan mencari pemimpin baru yang tunduk pada mereka. Mereka telah gagal dan akan tetap gagal," kata Bashar al Assad dalam wawancara dengan sebuah media asing baru-baru ini.
“Apa yang tengah terjadi di Syria saat ini adalah suatu proyek dari beberapa negara musuh untuk menghancurkan satu negara yang tidak mau tunduk (Syria) dan mencari pemimpin baru yang tunduk pada mereka. Mereka telah gagal dan akan tetap gagal," kata Bashar al Assad dalam wawancara dengan sebuah media asing baru-baru ini.
2 komentar:
- Sudah saatnya BRICS memulai debutnya dengan menyaingi IMF untuk mengembalikan kondisi diSuriah.
- emmh...mungkin tulisan di
http://pohonbodhi.blogspot.com/2009/02/destruksi-bukan-berkat.html
memberikan gambaran lain tentang perang...
AKHIRNYA, KAMI PERSEMBAHKAN CA- TATAN KECIL INI BAGI SAUDARAKU KAUM MUSLIMIN DI NEGERI INDONE- SIA, PARA ULAMA MAUPUN SELURUH WARGA BAIK DARI KALANGAN NAHDLI- YIN dan MUHAMMADIYAH YANG SEMUA ADALAH KAUM PECINTA ahlulbait
https://syiahali.wordpress.com/2013/06/
Benarkah ini...?
Dari Saudi Muncul Dajjal ???
“simbol asli freemasonry (All-Seeing Eye)“
Wahabi -
Dajjal adalah fitnah (cobaan, kesesatan, huru hara, dan kekufuran) terbesar yang akan muncul di akhir zaman.
Simbol-simbol Dajjal yang berkaitan dengan Zionis Yahudi seperti mata satu bermunculan di mana-mana dari mulai uang dolar AS hingga digunakan sebagai simbol penerbitan buku-buku wahabi, dan kepolisian kerajaan Arab Saudi yang notabene adalah negara ‘Islam’.
berpangkal pada hadits berikut:
وْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ
رجل مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي
يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا
“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435).maka insya Allah Imam Mahdi syi’ah akan memerangi SETAN SETAN anti islam tetapi berlabel salaf..
Berikut ini adalah beberapa simbol MATA SATU yang digunakan oleh WAHABI SALAFI.
.SIMBOL – SIMBOL DAJJAL : JANGKA DI KESATUAN SAUDI ARABIA
https://syiahali.wordpress.com/2013/06/
Kesatuan khusus dengan logo Jangka terbalik – al Masuniyyah
Bandingkan dengan yang ini
Seperti organisasi pada umumnya, freemasonry juga memiliki lambang. Lambangnya yang paling terkenal adalah sebuah jangka dan penggaris busur dengan huruf G ditengahnya..Namun anehnya, mereka tidak memiliki interpretasi resmi terhadap arti simbol ini. Jadi interpretasinya seringkali hanya diberikan oleh para individu dengan pandangan dan pemikiran masing-masing.
Misalnya, Huruf G di tengah lambang itu. Di beberapa lodge, huruf G itu diterima sebagai kependekan dari “God”. Di tempat lain “Goodness”. Tapi mungkin yang paling populer adalah “Geometry”, sebuah dasar matematika yang melahirkan legenda freemason..
Di beberapa negara seperti Inggris, huruf G tersebut telah dihilangkan dari lambang freemason setempat.
Menurut Albert Pike, pendiri The Scottish Rite dalam bukunya “Morals and Dogma” yang juga dianggap sebagai “kitab sucinya” freemason, lambang jangka berarti “Ketuhanan yang Kreatif”, sedangkan penggaris busur adalah “Bumi produktif alam semesta”.
Entah apa maksudnya. Tapi kedengarannya sangat New Age.
Selain lambang tersebut, lambang lain yang sering dihubungkan dengan freemason adalah lambang piramida dengan sebuah mata di puncaknya. Lambang ini disebut “all seeing eye”.
Menurut Fredrick Goodman, mata yang melihat di puncak piramida itu memainkan peranan sangat penting dalam dunia okultis. Asal lambang tersebut adalah “The Eye of Horus” dari zaman Mesir purba.
Sedangkan lambang piramida diambil karena freemason menganggap piramida sebagai lambang penyatuan semua agama. Menurut Foster Bailey, seorang mason level 33, “Simbol piramida, yang bisa ditemukan di Mesir dan Amerika Selatan menjadi saksi bahwa misteri zaman purba memiliki keterkaitan dengan pekerjaan para Mason pada zaman ini.”
Disinilah sebagian orang mulai mencium bau konspirasi. Simbol ini ternyata terdapat pada uang kertas Dolar Amerika.
Dari blog lain (), dijelaskan sbb :Perhatikan simbol-simbol tersebut, semuanya mempunyai asas yang sama iaitu mempunyai satu jangkalukis (compasses) di bahagian atas , sesiku (square) di bahagian bawah dan huruf ‘G’ di tengah-tengah. Semuanya itu mempunyai maksud yang tersendiri dan di kalangan ahli-ahli Masons sendiri pun ada bermacam-macam maksud dan biasanya ia tidak didedahkan di kalangan ahli. Cuma saya akan cuba ketengahkan pendapat yang kuat tentang simbol tersebut mengkikut kajian saya.Di kebanyakan negara, huruf ‘G‘ di tengah tadi itu membawa makna ‘God‘ atau ‘Tuhan‘. Dan pendapat satu lagi yang kuat adalah ‘Geometry’. Inilah yang menjadi asas kepada kerja-kerja KREATIF yang dilakukan oleh kumpulan Freemasons dari awal dulu lagi. Maka apabila dihubungkan Geometri dengan God, maka kebiasaanya para arkitek dan pereka bentuk akan menggunakan alat-alat Geometri kan. Maka maksud di situ adalah tuhan itu mereka cipta dunia ini dan itulah secara analoginya digambarkan dengan Geometri tersebut.Tentang jangkalukis dan sesiku itu pula, ia merupakan antara alat utama yang digunakan oleh Freemasons dalam kerja-kerja mereka sejak dulu. Jangkalukis biasanya digunakan untuk melakarkan bentuk bulat dan bahagian-bahagiannya dengan mudah. Manakala sesiku pula untuk menyemak ketepatan sudut 90° yang mana amat penting dalam pembinaan bangunan. Dari sudut lain, simbol itu juga melambangkan jantina iaitu jangkalukis yang atas itu lelaki dan sesiku bawah itu wanita. Dan akhirnya lahirlah ‘G’ di tengah-tengah itu. Begitulah menurut beberapa pendapat berkenaan simbol Freemasons..SIMBOL – SIMBOL DAJJAL : TEMPLAR CROSS DARI INGGRIS UNTUK RAJA SAUDI
“Abdullah, anak Umar, menyatakan bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdiri di tengah-tengah umat mereka, kemudian beliau memuji -muji Allah dalam cara yang patut sekali, lalu beliau menyebutkan tentang Dajjal dan bersabda: “Saya peringatkan kalian, dan tidaklah ada Nabi yang tidak memperingatkan tentang masalah ini kepada umatnya. Nabi Nuh ‘alaihis sallam memperingatkan umatnya, tetapi saya akan katakan tentang dia bahwa tidak ada Nabi selain dia yang telah menceritakan itu kepada umatnya. Kalian harus tahu bahwa Dajjal itu bermata satu; padahal Allah tidak bermata satu.(Shahih Bukhari an Muslim) (Mishkah al-Masabih, bab Fit nah).Coba bandingkan dengan yang iniApa pendapat anda tentang simbol dibawah ini ?SIMBOL – SIMBOL DAJJAL : EYE OF HORUS DI ASYKAR HAJI
Logo Asykar Haji Saudi Arabia
Pic from Gus Kaheel saat Jalan jalan di Arofah, logo/lambang ini adalah lambang kantor umum polisi lalu lintas Saudi Arabia
.
Bandingkan dengan yang ini
AROMA ILLUMINATI PADA BENTUK BANGUNAN DI SAUDI
Tugu Geometri di Engineering Square di Jeddah.
Letaknya di Lapangan Al Handasa salah satu landmark ternama di Kota Jeddah dan merupakan salah satu persimpangan jalan terbesar. Di tengah-tengah alun-alun ini ada alat geometris raksasa seperti kompas, busur derajat, segitiga dan penggaris. Ini adalah salah satu alat geometris terbesar di dunia..
Bandingkan dengan yang ini
Menara Pusat Kerajaan dibangun disekitar Riyadh, ibukota Arab Saudi. Bangunan ini berisi kantor, apartemen, toko, dan hotel. Di bagian atas adalah sebuah dek observasi.
Kingdom City Jeddah bangunan tertinggi dunia yang akan mengalahkan Burj Khalifa setidaknya 568 kaki (173m) diatasnya
Al – Faisaliah TowerBandingkan dengan yang ini
Pelabuhan Jizan Arab Saudi – SelatanBandingkan dengan yang ini
Dan dibawah ini adalah Master Plan kota suci Mekah, dapat terlihat dari atas seperti bentuk apa
Bandingkan dengan yang ini
Upacara penutupan Olympiade London 2012
Master Plan Makkah
Master Plan Makkah 2Bandingkan dengan yang ini
All Seeing Eye, in Madonna Concert
Menara Jam Mekkah (kiri), Menara mata satu dalam film Lord Of The Ring (baca lebih lanjut)Jam Big Ben di Inggris (Kiri), Kanan Royal Clock Makkah
Mari kita lihat video fungsi dari jam ini ketika azan, dimana lampu berkelap kelip, seperti kelap kelip di pohon cemara ketika Natal, na’udzubillah
SIMBOL – SIMBOL DAJJAL : EYE OF HORUS DI TEMBOK MADRASAH SAUDI
https://syiahali.wordpress.com/2013/06/
Pic dari Gus Kaheel : Ini adalah pagar tembok Madrasah Hamzah bin abdil muthallib tingkat ibtida’iyah di kota suci Madinah, Gedung madrasah ini bersebelahan dengan makam syuhada’ uhud..
Bandingkan dengan yang ini
Atau ini
SIMBOL – SIMBOL DAJJAL DI PERUSAHAAN SAUDI
Pada tahun 1962, dengan dorongan, CIA, Saudi mendirikan sebuah organisasi bernama Liga Muslim Dunia. Ditanggung awalnya oleh beberapa donor, termasuk Aramco, maka kolaborator CIA, Liga membentuk kehadiran internasional yang kuat, dengan perwakilan di 120 negara. Hal ini dipimpin oleh Mufti saat itu kepala Arab Saudi, Mohammed bin Ibrahim Al al-Sheikh, seorang keturunan langsung dari Muhammad ibn Abdul Wahhab, dan presiden tetap berada di tangan Mufti Saudi sampai hari ini. (source).
Bandingkan dengan yang ini
Logo segitiga piramid2. SAUDI BIN LADEN GROUP
Grup Saudi Binladen telah diinvestasikan di Carlyle Group, sebuah ekuitas global perusahaan investasi swasta yang mantan Presiden George HW Bush menjabat sebagai penasehat. Yang cukup menarik, Carlyle Group didirikan oleh Illuminati Mormon (Source).
Bandingkan dengan sayap burung iniDewa Horus Burung Gepeng bermata satu simbol Dajjal
3. ZAINAdalah perusahaan telekomunikasi Saudi Arabia yang didirikan pertama kali di Quwait.
Bandingkan dengan yang ini
AOL adalah Stasiun TV rancangan Illuminati4. Elite Asuransi & Broker Reasuransi5. Saudi IAIC Cooperative Insurance Co._company6. Mal Of Arabia (Jeddah)7. AMB Engineering (Jubail – Arab Saudi)
8. NPBCSIMBOL – SIMBOL DAJJAL DI KESENIAN & KEBUDAYAAN ARAB SAUDI
Logo Organisasi Kebudayaan & kesenian Saudi Arabia
Simbol Pagan, Ketika acara Maulid (Hari Lahirnya) Negara Saudi ArabiaBandingkan dengan ini
Mereka menari – nari di depan patung Burung, sambil memukul rebana
SIMBOL – SIMBOL DAJJAL DI BATCH & LOGO INSTANSI SAUDI
Kesatuan Polisi Militer
Rompi Relawan Nejed
Logo Mata Satu di lengan asykar
IT corner masjidil Haram
Elite Royal National Ignsinia
Aneka inSingina Militer Su’ud
Pejabat pemerintah meresmikan rencana kegiatan pemerintahan Saudi
Pin kerah baju polisi
Mobil ini milik petugas di masjidil haram
Unit pemantau kecepatanSalah satu pustaka su’udiyyah yang berdomisili di Indonesia (link Jember – Jakarta), bernama pustaka Imam Syafi’i, tapi ini bukan Syafi’iyyah melainkan Wahabi/Salafy
Kepolisian Arab Saudi
The eye belowSekolah Intelijen Arab SaudiSIMBOL – SIMBOL DAJJAL : EYE OF HORUS DI MOBIL KEPOLISIAN SAUDI
Simbol mata (Eye Of Horus) di mobil kepolisian Saudi Arabia
Petugas sedang berjaga dengan mobil patrolinya
Bandingkan dengan yang ini
“Logo Penerbitan buku Wahabi yang menggunakan simbol MATA SATU““Tanda Pangkat Polisi kerajaan Saudi yang berlogo MATA SATU““Rompi Polisi Kerajaan Saudi yang berlogo MATA SATU““Mobil Patroli Kerajaan Saudi Yang berlogo MATA SATU“
It is a well-known fact that Illuminati consist of Multi Millionaires,
BalasHapusBillionaires who have major influence regarding most global affairs,
including the planning of a New World Order. Many world leaders,
Presidents, Prime Ministers, royalty and senior executives of major Fortune
500 companies are members of Illuminati. join a secret cabal of mysterious
forces and become rich with boundless measures of wealth in your company or
any given business, the great Illuminati can make everything possible just
contact : join666cult@gmail.com or WhatsApp +1(646)481-0376 EL
IAI LEXION Thaddeus Iam Vice-President of Citizen Outreach THE ILLUMINATI
ORGANIZATION
Do not hesitate to contact us by WhatsApp.
Whatsapp: +1(646)481-0376
Email : join666cult@gmail.com
BEWARE OF SCAMMERS, THERE IS NO SUCH THING AS REGISTRATION FEE AND YOU MUST
BE ABOVE THE AGE OF 18YRS.
THANKS...