PBB dan Palang Merah Minta Akses ke Qusair Dibuka
Sunday, 02 June 2013, 15:29 WIB
guardian
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/06/02/mnrbl4-pbb-dan-palang-merah-minta-akses-ke-qusair-dibuka
Suasana kota Qusair saat dibombardir oleh pasukan pemerintah Suriah
REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS --
Situasi di Suriah semakin memburuk.
Ribuan warga sipil diperkirakan terjebak di Qusair, kota yang berada
tidak jauh dengan perbatasan Libanon.
Pihak Palang Merah
Internasional meminta supaya akses ke Qusair dibuka. Hal ini dikarenakan
sejak pertempuran kubu pemberontak dengan pemerintah Suriah telah
membuat pasokan obat, makanan dan air menjadi langka.
Seperti dikutip BBC,
ada sekitar 30 ribu warga sipil yang masih berada di kota Qusair.
Kawasan Qusair yang dikuasai oleh kelompok pemberontak saat ini telah
dikepung oleh pasukan pemerintah Suriah dan Hizbullah. "Warga sipil dan
mereka yang mengalami luka adalah kelompok paling beresiko jika
pertempuran terus berlanjut," ujar Ketua Operasi ICRC di Suriah, Robert
Mardini.
Kantor Sekjen PBB juga telah meminta kepada dua kelompok yang bertikai untuk mengizinkan warga sipil di kota itu keluar.
Wartawan BBC
di Jenewa, Imogen Foulkes mengatakan adanya fakta yang bahwa ICRC dan
PBB mengeluarkan pernyataan soal kondisi Qusair dalam waktu yang sama
menunjukan betapa putus asanya kedua lembaga itu terhadap situasi yang
terjadi saat ini.
Namun pernyataan bahwa Qusair berada dalam
kondisi gawat dimentahkan oleh Rusia. Mereka mengkritisi sikap PBB yang
tidak bersuara saat Qusair dikuasai oleh pemberontak.
Qusair
merupakan kota yang terletak sekitar 10 km dari perbatasan Libanon dan
merupakan salah satu lokasi kunci dalam jalur penyaluran logistik maupun
penyelundupan senjata ke Suriah. Kota ini juga terletak dekat dengan
jalan utama yang menghubungan kota Homs dengan Damaskus.
Redaktur : M Irwan Ariefyanto | | | |
PBB: Izinkan Rakyat Sipil Keluar dari Al Qusair
Sunday, 02 June 2013, 11:21 WIB
AP
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/06/02/mnqzh2-pbb-izinkan-rakyat-sipil-keluar-dari-al-qusair
Sebuah tank yang hancur terlihat teronggok di jalanan wilayah al-Qossur propinsi Homs, Suriah , Senin (13/5).
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS --
Persatuan Bangsa-Bangsa mengingatkan
semua pihak yang terlibat dalam Perang Sipil Suriah. PBB menyatakan
perang yang semakin dalam dan meluas ke beberapa negara tetangga itu
hanya akan menambah korban rakyat sipil.
Reuters mengabarkan hingga Sabtu, (1/6)pasukan Suriah dan
gerilyawan Hizbullah masih berperang di kota Al Qusair, perbatasan
Suriah dan Libanon. Sementara PBB terus mengingatkan bahwa ada puluhan
ribu rakyat sipil yang terperangkap di sana.
Kelompok Observasi HAM pendukung oposisi mengatakan saat ini hampir
semua sisi kota Qusair dan desa di sekitarnya di kuasai pasukan militer
Suriah dibantu Hizbullah.
Sementara oposisi terus meminta bantuan militer dan obat-obatan
karena ada ratusan orang terluka akibat serangan itu. Perang ini
berlangsung ketika Rusia dan Amerika Serikat mengusulkan konferensi
damai. Sebuah konferensi yang dilakukan untuk menghentikan perang yang
telah menyebabkan 80 ribu nyawa melayang.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon sangat khawatir dengan
pertempuran Qusair. Apalagi, ucap dia, ketika 30 ribu warga sipil hidup
di kota itu. Ia pun meminta kedua belah pihak, pasukan Assad dan
oposisi membiarkan rakyat sipil keluar dari kota itu.
"Semua mata melihat kesana, dan mereka bertanggung jawab jika terjadi
penyerangan kepada rakyat sipil di Qusair," ucap PBB dalam pernyataan
tertulis.
Kelompok pengawas HAM juga menyebutkan satu orang tewas dalam
pertempuran itu baru-baru ini. Sementara oposisi kini mencoba menggempur
pangkalan udara Daba yang rabu lalu dikuasai militer Suriah.
Sementara itu, Sabtu (1/6) sumber militer mengatakan tujuh roket
menghantam wilayah Bekaa, Libanon. Roket itu diyakini dikirimkan dari
wilayah yang dikuasai oposisi di Suriah.
Kebanyakan roket itu menghantam tanah kosong. Walaupun begitu Satu
roket menghancurkan sebuah bangunan meski tidak ada yang terluka. Namun
untuk pertama kalinya daerah yang terletak 60 kilometer timur Beirut itu
dihantam roket.
Reporter : Ichsan Emrald Alamsyah |
Redaktur : Djibril Muhammad |
8 Tentara Suriah Tewas Akibat Bom Mobil
Oposisi Suriah memasang roket untuk menyerang pasukan pemerintah Bashar al-Assad
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT --
Satu bom meledak dekat kantor polisi
di distrik Jabar, Damaskus Ahad (2/6), menewaskan setidaknya delapan
anggota pasukan keamanan Suriah saat pertempuran berkobar antara
pemberontak dan pasukan pemerintah, kata satu kelompok pemantau.
Observatorium
Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan ledakan di daerah timur ibu
kota itu, tampaknya dilakukan kelompok garis keras Front Al-Nusra yang
bersekutu dengan Al Qaida, kendatipun tidak ada segera konfirmasi.
"Setidaknya
delapan tentara pemerintah tewas dan sejumlah warga sipil cedera,
setelah satu ledakan hebat yang berasal dari bom mobil menghantam daerah
Jubar dekat satu kantor polisi," kata direktur Observatorium itu Rami
Abdel Rahman kepada AFP.
Tidak ada segera informasi mengenai serangan itu di media resmi Suriah.
Dalam
satu pernyataan, Observatorim itu mengatakan pertempuran seru antara
pemberontak dan pasukan pemerintah sedang berlangsng di Jubar, satu
daerah yang diperebutkan yang jadi target serangan-serangan udara dan
mortir dalam beberapa bulan belakangan ini.
Di tempat-tempat lain
ibu kota itu, kata Obsrvatorium itu pasukan pemerintah menembaki
daerah-daerah Al-Hajar Al-Aswad, Assali dan Qaddam di selatan dan barat
daya kota itu Sabtu malam.
Redaktur : Heri Ruslan |
Sumber : Antara |
Tentara Suriah Tumpas Gerakan Perlawanan di Homs dan Idleb
Sunday, 02 June 2013, 13:03 WIB
www.wtop.com
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/06/02/mnqwbu-tentara-suriah-tumpas-gerakan-perlawanan-di-homs-dan-idleb
Tentara Suriah yang menari.
REPUBLIKA.CO.ID, PROVINSI-PROVINSI -
Satuan-satuan angkatan
bersenjata Suriah pada Sabtu melanjutkan operasi terhadap
kelompok-kelompok atau gerakan perlawan di beberapa daerah, yang
mengakibatkan terbunuhnya sejumlah teroris dan menghancurkan senjata
serta peralatan mereka.
Reporter SANA mengutip satu sumber militer mengatakan bahwa
satuan-satuan militer telah menewaskan empat anggota dari gerakan
perlawan yang melakukan tindakan penjarahan dan memblokir jalan dekat
al-Bayarat al-Gharbiyeh di Jalan Raya Homs-Palmyra.
Senjata-senjata mereka dan amunisi disita, selain dokumen-dokumen
palsu pada mereka, menurut sumber itu. Sementara itu, satuan-satuan
angkatan bersenjata menghancurkan sarang mereka dan tempat pertemuan
mereka di Darkoush dan dekat bundaran al-Janoudiyehn di Jisr al-Shughour
di pedesaan Idleb, kata satu sumber militer.
Sumber itu mengatakan kepada wartawan SANA sarang teroris
lain yang dihancurkan di daerah-daerah Binnesh, Taftanaz, Serjeh,
al-Nairab, Jidar Bkafloun, Abo al-Duhour, Maaret al-Numan, Jarjanaz,
Jabal al-Arbain dan di pedesaan Sarmin.
Sumber itu juga menyebutkan bahwa semua anggota kelompok teroris
bersenjata tewas dan terluka di pedesaan Taleg Kfarhaya, Idleb.
Persembunyian teroris di daerah al-Rab hancur bersama dengan senjata dan
amunisi yang ada di dalamnya.
Redaktur : Djibril Muhammad |
Sumber : Antara/SANA-0ANA |
Salah satu di antara kalian tidak
beriman sebelum ia mencintai saudaranya (atau beliau bersabda:
tetangganya) seperti mencintai diri sendiri. (HR Muslim)
Permainan kotor Israel
Kamis, 16 Mei 2013 09:12:00
Reporter : Ardini Maharani http://www.merdeka.com/dunia/permainan-kotor-israel.html
Pasukan Israel serang kapal Mavi Marmara. ©Reuters
Setelah didesak banyak pihak, akhirnya Israel meminta maaf atas
insiden kapal Mavi Marmara pada Turki sekitar dua bulan lalu. Terlambat?
Jelas. Sejagat mulai muak pada Negeri Bintang Daud dan berniat untuk
menyeret mereka di pengadilan dunia.
Kenapa Turki? Sebab
peristiwa penyerangan Israel pada kapal bermisi kemanusiaan dan bantuan
bagi Palestina merenggut nyawa sembilan pegiat Turki dan itu membuat
hubungan kedua negara jadi dingin.
Menurut harian Times of Israel
(9/3), bahkan usaha diplomasi keduanya harus dipaksa oleh Amerika
Serikat. Bintang Daud terlalu mengangkat kepalanya tinggi sebab menilai
diri mereka tidak bersalah. Padahal kedua negara sempat
bersahabat dengan baik. Hubungan erat dan bisnis antar negara berjalan
dengan lancar selama bertahun-tahun. Namun nila setitik membuat susu
rusak sebelanga, bahkan Israel merasa tenang-tenang saja. Mereka
menganggap penyerbuan ke kapal Mavi Marmara sebagai tindakan wajar.
Namun
ini tidak berlangsung lama. Bahkan sekutu mereka Amerika Serikat pun
memandang rekan Timur Tengahnya itu terlalu arogan jika tidak minta maaf
pada negeri pemerintahannya dipimpin Recep Tayyip Erdogan. Presiden
Barack Hussein Obama segera menyerukan Perdana Menteri Benjamin
Netanyahu agar meminta maaf pada Turki atas insiden Mavi Marmara dan
segera melakukan rekonsiliasi.
Tak hanya rekonsiliasi, Turki juga
menuntut ganti rugi banyak pada keluarga para korban. Erdogan bahkan
terang-terangan mengecam Israel sebagai penjahat kemanusiaan yang setara
dengan anti-Semit dan fasisme. Demi membuat Negeri Zionis kebakaran
jenggot, mereka membuka hubungan diplomatik dengan Kota Ramallah, pusat
Tepi Barat, Palestina.
Kali ini Israel tidak mampu meradang. Mereka tahu mereka salah namun mencari cara agar pengakuan ini terdengar halus.
Pembicaraan
soal kompensasi bakal berjalan bulan ini, demikian dilansir surat kabar
Hurriyet (15/4) dan rakyat Turki serta Palestina mengingatkan
pemerintah Erdogan agar tidak mudah larut dalam penawaran Israel.
"Mereka sering menerapkan politik kotor. Mereka licik," ungkap warga Ibu
Kota Ankara.
Turki menginginkan ini cepat selesai. Mereka
sebenarnya tidak mau berdiskusi soal nyawa dengan uang sebagai gantinya.
"Ini kesalahan," ujar wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc. Menurut
selentingan Israel membayar kompensasi Rp 975 juta per satu keluarga
korban. Kasus ini memang menjadi besar lantaran dilakukan oleh
tentara Zionis di perairan internasional dan menyerang orang-orang dari
pelbagai negara ingin pergi ke Palestina atas misi kemanusiaan. Bahkan
serangan ini atas perintah dari pemerintah Israel.
[din]
Menyeret penjahat kemanusiaan ke pengadilan dunia
Kamis, 16 Mei 2013 08:20:00
Reporter : Ardini Maharani
http://www.merdeka.com/dunia/menyeret-penjahat-kemanusiaan-ke-pengadilan-dunia.html
Pasukan Israel serang kapal Mavi Marmara. ©Reuters
Mavi Marmara menjadi saksi bisu kebiadaban serakah dan nafsu Israel
atas empati diberikan dunia oleh Palestina. Seolah tak ingin siapa pun
membantu tetangganya itu, militer Negeri Bintang Daud bernafsu menyerang
kapal dengan misi kemanusiaan Mavi Marmara dari Turki.
Mavi
Marmara dimiliki oleh Comoros yang menjadi negara anggota Mahkamah
Internasional. Peristiwa memilukan terjadi tiga tahun lalu itu kini
kembali terkuak lantaran Comoros meminta haknya agar kasus ini kembali
diangkat dan menyeret Israel sebagai penjahat kemanusiaan.Masih
lekat dalam ingatan Israel menyerang membabi buta di kapal itu dan
menewaskan sembilan pegiat asal Turki. Mavi Marmara diketahui membawa
bantuan kemanusiaan ke Palestina dan pasukan Zionis melakukan kejahatan
itu di kawasan perairan internasional, seperti dilansir stasiun televisi
BBC (9/6/2010).
Israel berkelit dengan menuding kapal itu
mengangkut gerilyawan muslim hendak berjihad di Palestina. Sekitar 64
kilometer lepas pantai Gaza, Mavi Marmara bersimbah darah pegiat. Kapal
ditumpangi pegiat dari pelbagai negara itu juga bersaksi atas trauma dan
luka puluhan relawan, termasuk dari Indonesia.
Kapten kapal
bernama Mahmud Toral mengatakan Israel menyerang tanpa peringatan.
Bahkan Zionis menggunakan taktik konyol untuk menggiring mereka masuk ke
teritori perairan Israel namun sia-sia. Mendelik usaha yang gagal,
militer Bintang Daud ambil cara kasar dan merangsek masuk kapal.
"Para
prajurit Israel naik ke atas kapal lewat helikopter tanpa peringatan.
Mereka juga memberondong pekerja kemanusiaan dengan peluru. Itu hari
menegangkan," ujar Toral.
Toral juga menyangkal pembelaan Israel
menyebutkan mereka telah menyuruhnya untuk menghentikan kapal.
Menurutnya tidak ada peringatan sekitar pukul 02.00 waktu setempat
hingga serangan terjadi dua jam kemudian. Zionis telah berbohong. Bahkan
klaim serdadu Israel menembakkan senapan lantaran relawan lebih dulu
memuntahkan peluru. "Itu konyol. Tidak ada satu pun senjata di atas
kapal itu kecuali pisau dapur," Toral menjelaskan berapi-api.
Dengan
banyaknya bukti dan saksi, Comoros yakin Israel dapat diseret ke
Mahkamah Internasional atas kejahatan kemanusiaan pada penumpang Mavi
Marmara. Dipastikan kekuatan Amerika Serikat sebagai sekutu Israel bakal
membantu namun suara sejagat sebaiknya tidak dibantah oleh keduanya
jika tidak ingin jadi musuh dunia.
[din]
Kerusuhan di Turki Mereda
Sunday, 02 June 2013, 17:34 WIB
AP Photo
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/06/02/mnrhd7-kerusuhan-di-turki-mereda
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA --
Polisi akhirnya mampu menangani
demonstrasi besar yang terjadi di Istanbul dan Ankara, Turki. Padahal
demonstrasi yang berujung bentrokan dengan aparat kepolisian ini hanya
dipicu protes pembangunan pusat perbelanjaan.
Associated Press
melaporkan dari Ankara saat ini demonstrasi berujung kerusuhan tersebut
telah mereda, Ahad (2/6). Sebelumnya, Sabtu polisi anti huru hara
dengan kendaraan lapis baja dan helikopter menembakkan gas air mata dan
water canon di Istanbul dan Ankara pada hari kedua demonstrasi di Turki.
Meski begitu kantor berita Dogan melaporkan, ratusan demonstran masih berada di Taksim Square, alun-alun utama kota Istanbul.
Sabtu
malam kelompok pengunjuk rasa ini menyalahkan api unggun dan
meneriakkan slogan anti pemerintah. Mereka juga bersorak sorai sambil
meminum bir sebagai tanda perlawanan terhadap pembatasan alkohol di
Turki.
Aksi ini bisa disebut sebagai demonstrasi terbesar
anti-Pemerintah Turki dalam beberapa tahun terakhir. Kerusuhan tersebut
dipicu rencana pemerintah untuk membuat replika barak perumahan atau
apartemen era Ottoman di Taksim Square.
Pengunjuk rasa, yang
takut kehilangan ruang terbuka, pun melakukan demonstrasi damai di
Taksim Square. Namun kerusuhan terjadi dan membuat polisi melakukan aksi
kekerasan. Aksi kekerasan pihak kepolisian pun menimbulkan kemarahan
hingga menyebar ke kota lain.
Menteri Dalam Negeri Turki,
Muammer Guler, Sabtu menyatakan, polisi telah menahan 839 orang dalam 90
titik demonstrasi yang berbeda di Turki. ''839 orang ditahan di
berbagai kota, beberapa dari mereka telah dibebaskan,'' ucap dia kepada
televisi negara Turki, seperti dikutip dari Reuters.
Ia
menambahkan 79 orang terluka dalam kerusuhan tersebut. Sebelumnya, 5000
pengunjuk rasa melempari kantor perdana menteri Turki Recep Tayyip
Erdogan dengan batu dan alat lainnya.
Mereka juga membakar
beberapa mobil dan juga kantor polisi. Perdana Menteri Turki, Recep
tayyip Erdogan meski mengizinkan dilakukan demonstrasi namun menentang
aksi kekerasan yang dilakukan pengunjuk rasa.
Ia pun bersikeras,
protes dengan melakukan kekerasan tak sah dan tak demokratis. Ia dalam
pidato yang disiarkan televisi meski berusaha menenangkan demonstran
tetap pada keputusan awal.
Keputusan untuk membangun apartemen
Ottoman di Taksim Square. Ia menyebut para demonstran sebagai kalangan
minoritas yang berusaha menentang pemerintah. Dalam artian mereka adalah
kelompok kecil anti pemerintah di tengah dukungan rakyat kepada
Pemerintah.
Sebagai mayoritas, ucap dia, tak seharusnya
memaksakan kehendak kepada minoritas. Begitu juga kaum minoritas yang
tak boleh memaksakan kehendak kepada mayoritas.
Selama ini di
bawah kepemimpinan Erdogan, Turki mengalami pertumbuhan ekonomi dan
berperan sentral sebagai negara muslim di antara Arab dan Eropa. Erdogan
memang banyak didukung politikus Islam dan tak terlalu disukai kelompok
sekuler.
Seorang analis dari Universitas Gazi di Ankara, Ahmet
Cigdem mengatakan meski demonstrasi begitu besar, Erdogan takkan
dijatuhkan seperti Husni Mubarak di Mesir.
Hal ini juga menurut
dia takkan terjadi Arab Spring versi Turki di negeri itu. Namun protes
bisa menjadi sinyal bahwa beberapa aturan pemerintah ada yang tak
disukai masyarakat.
Apalagi beberapa peraturan tak berusaha mengatur masyarakat secara politik, sosiologis dan budaya seperti pembatasan alkohol.
''Menguasai
suara 50 persen dan tak ada oposisi yang kuat tak menjamin pemerintah
bisa mengatur segalanya, '' tutur dia kepada AP, Sabtu (1/6).
Reporter : ichsan emrald alamsyah/AP/reuters |
Redaktur : Damanhuri Zuhri | |
Taman mau dijadikan mal, demo besar-besaran di Turki
Reporter : Titis Widyatmoko
http://www.merdeka.com/dunia/taman-mau-dijadikan-mal-demo-besar-besaran-di-turki.html
Minggu, 2 Juni 2013 08:05:28
Demonstrasi di Turki menolak mal. AFP
Demo besar-besaran berujung bentrok dengan polisi melanda Turki.
Penyebabnya adalah rencana pemerintah mengubah sebuah taman di pusat
kota menjadi mal.
Sabtu (1/6) malam waktu setempat atau Minggu
dinihari WIB, sebanyak 5.000 demonstran menyerang kantor Perdana Menteri
Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul dengan menggunakan batu. Tujuh
anggota polisi dilaporkan luka-luka.
Protes tersebut berawal
pada 26 Mei lalu, ketika demonstran berupaya menghalangi buldoser yang
akan menghancurkan Taman Gezi, berada di pusat kota Lapangan Taksim.
Makin lama, protes melebar hingga beberapa kota besar di Turki.
Protes
atas rencana pembangunan mal itu makin tersulut pernyataan Erdogan
bahwa pemerintah akan meneruskan proyek itu. "Apapun yang kalian
lakukan, kami sudah mengambil keputusan. Kami akan menjalankan keputusan
itu," ujar Erdogan, 29 Mei lalu dikutip AFP.
Seorang saksi mata
mengatakan, demonstran yang marah menyerang kantor Erdogan di wilayah
Eropa Selat Bosphorus. Sebagian kaca jendela kantor itu rusak.
Pasukan
polisi khusus bergegas ke lokasi dan menggunakan gas air mata serta
semprotan air bertekanan tinggi untuk membubarkan demonstran. Sebanyak
tujuh polisi luka-luka, termasuk satu orang yang luka parah, selama
bentrokan tersebut.
Demonstran juga membakar beberapa mobil polisi dan kantor polisi.
Sebanyak 30.000 demonstran masih berkumpul di Lapangan Taksim dan Taman Gaze.
Pada
Sabtu pagi, lebih dari 50.000 pengunjuk-rasa berkumpul di Lapangan
Taksim. Demo menentang penghancuran satu taman itu bergulir menjadi
gerakan anti-Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Demonstran
yang marah selama protes mereka di Istanbul dan kota besar lain di
Turki, menuntut Erdogan mundur, dan menyebut pemerintahnya sebagai
"pemerintah fasis".
[tts]
Penuturan Mahasiswa Indonesia di tengah Demonstran
9:30 AM
pks mulyorejo
http://pks-mulyorejo.blogspot.com/2013/06/turki-rusuh-ada-apa-sebenarnya.html
"Turki Rusuh, Ada Apa Sebenarnya?" | Penuturan Mahasiswa Indonesia di tengah Demonstran
KONDISI TERKINI ISTANBUL-TURKI DALAM NARASI
Lale Fatma Yulia Ningsih Mahasiswa Master TEFL Istanbul University
(01/06/13)
Saya baru saja keluar dari ferry setelah menghadiri acara piknik
Persatuan Pelajar Istanbul di sebuah pulau ketika melihat kerumunan
orang membawa bendera Turki dan berteriak-teriak dengan kata-kata yang
kurang saya mengerti.
Saya ingin sekali mendekat ke kerumunan
untuk bertanya apa yang terjadi, tapi karena beberapa teman kelaparan
jadi kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu, setelah itu kami
bergerak menuju stasiun bis untuk pulang. Tapi di stasiun bis ternyata
sepi, sehingga kami memtuskan untuk naik kereta. Dan ternyata kereta pun
tak beroperasi. Kami memutuskan jalan kaki sampai menemukan taksi. Dan
lagi-lagi, taksipun penuh semua. Akhirnya tak ada jalan lain kecuali
menaiki tramway. Karena rasa penasaran saya yang membuncah, akhirnya
saya membiarkan teman saya berangkat duluan sedangkan saya kembali ke
kumpulan massa.
Masa yang saya lihat bergerak dari Dolmabahce
Sarayi (Istana Dolmabahce) sampai dengan Besiktas Iskelesi (Pelabuhan
Besiktas), kerumunan masa mulai berangsur mundur. Sehingga saya
memutuskan untuk duduk di dekat salah satu tembok Istana Dolmabahce
sampai beberapa menit kemudian salah satu pengemudi mobil yang berkonvoi
berteriak-riak ke kerumunan orang.
“Hey, kenapa diam saja disini? Ayo bergerak kesana”
Saya
baru sadar ternyata kerumunan masa disini mulai mundur karena mereka
bergerak ke daerah lain. Saya kemudian mengikuti beberapa orang yang
saya lihat berjalan menuju arah Pelabuhan Besiktas.
Saya
sebenarnya takut berada di kerumunan orang yang berdemo dengan cara
brutal begini, tapi saya harus memenuhi rasa penasaran saya. Benar
firasat saya bahwa disitu kerumunan masa lebih banyak. Saya kemudian
menyalip beberapa wanita dan laki-laki agar saya bisa tau apa yang
sedang terjadi di tengah pusat kerumunan. Beberapa meter saya hampir ke
tengah kerumunan, polisi kemudian menyemprotkan gas air mata sehingga
saya bersembunyi dibalik sebuah tiang sambil saya menutup hidung.
Mungkin karena wajah saya yang sangat asia sehingga salah satu orang
Turki mendekati saya.
“You are foreigner right?”
“Yes”
“You should go away from the crowd, it’s so dangerous for you, yesterday 8 people died. Go away from the crowd”
Kata-kata orang ini membuat saya merinding, saya pun bergerak mundur menjauhi kerumunan yang berpusat di Pelabuhan Besiktas.
Ketika
saya berada jauh dari kerumunan tadi, ada kerumunan lainnya yang juga
terus begerak dari arah berlawanan dari Istana Dolmabahce. Saya harus
menembus kerumunan ini untuk bisa keluar dari kerumunan masa.
Beberapa
meter setelah mendekait merumunan masa ini, tiba-tiba saja saya
mendengar ledakan tembakan, masa mulai berlari-lari dari arah Istana
menuju Pelabuhan Besiktas. Saya pun ikut berlari. Menjauh dari Istana.
Di belakang saya mobil gas air mata sudah sangat dekat, ditambah lagi di
arah depan juga ada mobil gas air mata yang mendekat. Saya tidak punya
pilihan lain selain berlindung dibalik sebuah pohon. Ternyata disitu
juga ada seorang demonstran yang juga berlindung. Melihat saya yang
batuk-batuk dia memberikan saya masker dan memberikan saya cairan lemon
untuk diusapkan ke wajah.
“Korkma (jangan takut)”
Saya
hanya mengangguk saja. Dia pun bertanya kemana tujuan saya, saya
katakan saja bahwa saya ingin ke Besiktas tempat demo berlangsung karena
asrama saya disana, agar tak terlalu dicurigai. Di tengah jalan saya
kemudian mengatakan padanya saya mau berlindung di masjid saja, kemudian
disana kami berpisah dan diapun kembali ke kerumunan massa yang terus
bergerak ke Pelabuhan Besiktas.
Kalau bukan karena waktu sholat
magrib, saya mungkin akan kembali ke kerumunan massa dan mengamati
situasi. Tapi setelah setengah jam mengamati situasi saya bisa simpulkan
bahwa aksi mereka ini adalah aksi brutal karena meraka merusak beberapa
mobil sampai salah satu mobil dibakar, dan banyak diantara mereka yang
berdemo dalam keadaan mabuk.
Sebagian dari mereka bahkan berjalan sambil
memgangi botol minuman keras. Disisi-sisi jalan banyak saya lihat bekas
botol minuman keras dan juga kotak minuman keras. Dan bisa saya
pastikan tak ada dari mereka yang mengenakan jilbab, dari sini bisa kita
simpulkan apa yang sedang mereka perjuangkan saat ini.
Saya memungut beberapa kertas yang memuat tuntutan mereka yang berisi:
- Salah satu jembatan baru di Turki kenapa di namakan dengan Jembatan Yavuz Selim? Kenapa tidak Mimar Sinan saja?
- Kenapa salah satu taman di daerah Taksim akan dirusak dan disana akan dibangun Mall?
Dari sini bisa kita lihat bahwa hal ini hanyalah dijadikan alasan
agar mereka menggulingkan pemerintahan Erdogan. Mereka tak ingin ada
islamisasi besar-besaran di Turki apalagi baru saja Turki mengesahkan
Undang-Undang tentang minuman keras dan berciuman di tempat umum. Oleh
sebab itu kami meminta doa agar keadaan Turki cepat membaik.
*kiriman dari Lale Fatma Yulia Ningsih Mahasiswa Master TEFL Istanbul University Istanbul-Turki
| |
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id.
Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar,
berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras,
dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar