Khadafi Dikubur Tanpa Nisan
Seorang
pejuang anti-Khadafi kemarin menggunakan telepon selulernya untuk
memfoto bagian dalam lemari pendingin, tempat jenazah mantan pemimpin
Libya Muammar Khadafi dipamerkan ke publik di Misrata. Kemarin Khadafi
dimakamkan di sebuah lokasi yang dirahasiakan di pedalaman gurun Sahara.
http://pekanbaru.tribunnews.com/2011/10/26/khadafi-dikubur-tanpa-nisan
JENAZAH mantan pemimpin
Libya yang digulingkan, Kolonel Muammar Khadafy dan putranya, Mutassim,
telah dimakamkan di lokasi rahasia di sebuah gurun pasir, Selasa (25/10)
pagi waktu setempat.
"Khadafi dan putranya, Mutassim, dimakamkan di sebuah tempat rahasia," kata Komandan Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya, Abdel Majid Mlegta, dikutip dari BBC.
Keterangan Mlegta, pemakaman hanya diikuti empat orang saksi. Mereka akan disumpah dengan Alquran untuk tidak pernah mengungkapkan lokasi makam Khadafi tersebut.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pengkultusan dari para loyalis Khadafy selain juga menghindari perusakan yang dilakukan oleh kalangan anti-Khadafy, bila ada batu nisan dari mantan penguasa Libya selama 42 tahun tersebut.
Salem al-Mohandes, seorang satuan pengaman di pusat perbelanjaan di Kota Misrata yang menjadi tempat penyimpanan jenazah Khadafy mengatakan, jasad diktator Libya tersebut diambil Senin (24/10) malam.
"Mayat Khadafi diambil dan Dewan Militer Misrata membawa jenazah ke tempat yang dirahasiakan," kata Mohandes diberitakan Al-Jazeera.
"Khadafi dan putranya, Mutassim, dimakamkan di sebuah tempat rahasia," kata Komandan Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya, Abdel Majid Mlegta, dikutip dari BBC.
Keterangan Mlegta, pemakaman hanya diikuti empat orang saksi. Mereka akan disumpah dengan Alquran untuk tidak pernah mengungkapkan lokasi makam Khadafi tersebut.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pengkultusan dari para loyalis Khadafy selain juga menghindari perusakan yang dilakukan oleh kalangan anti-Khadafy, bila ada batu nisan dari mantan penguasa Libya selama 42 tahun tersebut.
Salem al-Mohandes, seorang satuan pengaman di pusat perbelanjaan di Kota Misrata yang menjadi tempat penyimpanan jenazah Khadafy mengatakan, jasad diktator Libya tersebut diambil Senin (24/10) malam.
"Mayat Khadafi diambil dan Dewan Militer Misrata membawa jenazah ke tempat yang dirahasiakan," kata Mohandes diberitakan Al-Jazeera.
Keluarga Khadafy sendiri menginginkan kedua jenazah dimakamkan di Sirte, kota kelahirannya. Namun para pejabat Dewan Transisi Nasional menginginkan pemakaman rahasia.
Mereka bahkan sempat bersilang pendapat mengenai apa yang harus dilakukan terhadap jenazah Khadafy. Selama beberapa terakhir, jenazah Khadafy disimpan di pusat perbelanjaan di Kota Misrata. Warga terus berdatangan untuk melihat dan memfoto jasad pria berumur 69 tahun itu.
Namun pada Senin, jasad Khadafi telah ditutup untuk umum dikarenakan sudah sangat membusuk sejak tewas dalam penembakan Kamis lalu.
Atas penembakan ini, pihak NTC menyatakan kesiapannya untuk melakukan penyelidikan atas insiden penembakan tersebut setelah adanya tekanan dari dunia internasional.
Selama sepekan terakhir, dunia internasional menunggu hasil otopsi dari tim dokter forensik Libya yang dipimpin oleh Dr Othman el-Zentani. Dokter tersebut memastikan bahwa Khadafy tewas akibat luka tembak di bagian kepalanya. Pada akhir pekan ini, laporan lengkap atas kematian Khadafy akan dirilis.
Hingga kini masih tidak jelas apakah Khadafy memang tewas akibat baku tembak yang terjadi antara pihaknya dengan pasukan NTC. Sebelumnya sempat beredar video yang menunjukan Khadafy masih dalam keadaan hidup, yang diikuti dengan rekaman video Khadafy sudah tewas. Diyakini Khadafy tewas akibat dieksekusi. (ant)
Editor : zid
Sumber : Antara
Notice to Prove: Stanford International Bank Limited – In Liquidation
http://www.sibliquidation.com/
click hereThe mission of the new liquidators of Stanford International Bank (SIB) is to recover $7 billion in losses stemming from the alleged R. Allen Stanford multi-billion Ponzi scheme and return the money to approximately 22,000 creditors in the shortest time possible. On May 12, 2011, Marcus Wide and Hugh Dickson were appointed the new liquidators of SIB. Mr. Wide and Mr. Dickson work for member firms of Grant Thornton International Limited* a network of independent firms delivering audit, tax and advisory services to a wide range of clients across the globe. Together Mr. Wide and Mr. Dickson have more than 60 years’ combined experience in insolvency and recovery–not only across borders, but also across a large number of jurisdictions, powered by the global reach of the Grant Thornton International network. Mr. Dickson and Mr. Wide replaced Nigel Hamilton-Smith and Peter Wastell by order of the High Court of Antigua.
*Grant Thornton International Ltd (Grant Thornton International) and the member firms are not a worldwide partnership.
Services are delivered independently by the member firms.
Services are delivered independently by the member firms.
Notice to Prove
Stanford International Bank Limited – In Liquidation
We anticipate an interim dividend is to be declared to unsecured
creditors in the above matter within two months. All creditors should
ensure they have submitted their proof of debt in the liquidation by 31
March 2012. Information with respect to completing your proof of debt
can be found on the liquidation website at www.sibliquidation.com.Creditors who have not lodged a proof of debt by 31 March 2013 may be excluded from this dividend.
DATED THIS 14 of FEBRUARY 2013
For and on behalf of Stanford International Bank Limited
Marcus Wide and Hugh Dickson
Joint Liquidators
http://www.sibliquidation.com/claims-administration/
Completing claims under the process set out below is necessary even if you have previously registered your claim and submitted your statement balance with the former Joint Liquidators.
All creditors of Stanford International
Bank, Limited (“SIB”) must complete and submit a claim form if they wish
to receive any distributions that may be made in the future. This also
applies to those claimants that have previously or intend to register
their claims with the former Joint Liquidators or with the SEC Receiver
in the United States.
As part of the claims process it is
possible that the Joint Liquidators may request further information of a
“know your client” nature before admitting a claim. All information and
materials submitted during the Proof of Debt process is confidential as
per Antiguan law and will, without prior consent or court approval, not
be shared with any other private or governmental person or entity.
Please fill out the claims forms contained within this page and submit your completed form and all supporting documentation to Stanford.claims@uk.gt.com.
Any questions with respect to completing the claims form can be sent to stanford.claims.support@uk.gt.com.
Or you may call +1 268 480 3700 Monday – Friday between the hours of
9:00 a.m. and 5:00 p.m. Atlantic Standard Time. Both English and Spanish
options are available.
http://www.sibliquidation.com/claims-administration/
Jumat, 25 Maret 2011
BAGAIMANA NASIB QADAFI SELANJUT- NYA?
http://cahyono-adi.blogspot.com/2011/03/bagaimana-nasib-qadafi-selanjutnya.html#.UaxIl9iN6So
Keterangan gambar:Qadafi
dan Phil Spector, produser musik terkenal berdarah yahudi yang kini
dipenjara setelah terbukti menembak mati wanita pasangannya saat
berhubungan seks. Mirip bukan?
Melihat acara-acara
talkshow di televisi-televisi nasional, saya sering merasa geram karena
"kebodohan" para narasumbernya. Misalnya saja tentang isu aksi-aksi
teror bom yang saat ini tengah melanda tanah air. Para nara sumber dari
berbagai bidang terkait masalah terorisme itu, termasuk para jurnalis
yang mewawancarai mereka, tidak tahu sama sekali, atau pura-pura tidak
tahu, bahwa ada "jew factor" dalam masalah ini. Setidaknya dua orang
sasaran teror bom baru-baru ini dikenal sebagai ikon yahudi Indonesia:
ketua Pemuda Pancasila Yapto S dan musisi terkenal Ahmad Dhani.
Beberapa waktu lalu, saat gerakan Revolusi Mesir tengah melanda, seorang narasumber dalam acara talkshow terkait peristiwa itu dengan "bodohnya" bersikeras bahwa Husni Mubarak akan tetap bertahan karena masih memiliki lebih banyak pendukung daripada para demonstran penentangnya. Narasumber itu adalah seorang "pengamat Timur Tengah" yang menjadi ketua himpunan alumni universitas Al Azhar di Indonesia sekaligus seorang intelektual muda NU.
Kemudian saat ini, ketika Revolusi Libya tengah melanda, orang itu masih dipercaya menjadi narasumber di sebuah acara talkshow di sebuah televisi nasional besar yang membahas peristiwa di Libya. Di stasiun televisi saingannya, dua orang narasumber yang tidak kalah "bodoh" berpartisipasi dalam acara talkshow membahas peristiwa yang sama. Dua orang itu, seorang di antaranya adalah profesor studi hubungan internasional UI. Seorang lainnya adalah pengamat politik Timur Tengah dari LIPI.
Sang profesor menyatakan bahwa pasukan koalisi Amerika tidak akan melakukan agresi militer langsung (meski faktanya pasukan Amerika dan sekutunya telah melakukan serangan militer atas Libya, termasuk pengeboman yang dilakukan menggunakan pesawat-pesawat tempur) dan misinya hanya menjaga agar regim Qadafi tidak melakukan aksi militer terhadap warga sipil. Sedangkan sang pengamat politik Timur Tengah bersikukuh bahwa regim Qadafi akan bisa bertahan lama karena menganggap serangan-serangan udara pasukan koalisi tidak akan bisa melumpuhkan kekuatan militer Qadafi.
Sebagaimana analisis saya tentang Revolusi Mesir dalam blog ini yang terbukti benar, regim Qadafi pun tidak akan bisa bertahan. Alasannya sederhana: sebagaimana Mubarak, Qadafi sudah tidak lagi dibutuhkan oleh para pemimpin barat, terutama setelah kekejaman yang dilakukannya dalam upayanya meredam revolusi. Belum lagi pemberontakan yang dilakukan oleh sebagian besar rakyatnya yang muak kepadanya dan keluarganya. Saya memang pernah demikian optimis Qadafi akan tumbang dengan cepat saat para pemberontak berhasil menguasai sebagian besar wilayah Libya, mengabaikan satu faktor yang cukup signifikan untuk dipertimbangkan: Libya adalah negerinya orang-orang badui yang kesetiannya pada pemimpinnya melebihi akal sehat.
Kesetiaan orang-orang badui itulah yang membuat Qadafi masih bertahan hingga saat ini, di samping karena "kegilaan" Qadafi yang tega membomi rakyatnya sendiri. Tapi hal itu tidak akan bertahan lama. Lama kelamaan para pendukung Qadafi yang paling bodoh pun akan berfikir, lebih banyak ruginya mendukung Qadafi.
Menurut koran Inggris, Daily Mail tgl 6 Maret lalu, dinas inteligen Inggris dan Amerika telah menyediakan dana sebesar 10 juta pound, atau sekitar Rp 143 miliar kepada siapa saja yang bisa menangkap Qadafi hidup atau mati. Intel-intel Inggris dan Amerika telah berada di Libya, mengiming-imingi para pengawal Qadafi untuk menyerahkan diktator itu kepada mereka. Inggris dan Amerika faham betul dengan watak orang-orang badui. Meski membabi buta loyal kepada pemimpin, mereka juga opportunis sejati. Iming-iming sejumlah uang itu cukup menggoda mereka untuk membuat mereka berbalik arah mengorbankan Qadafi. Kita lihat saja nanti apakah para pengawal Qadafi akan menangkapnya dalam waktu dekat ini, atau pemberontak yang akan melakukannya. Yang pasti, tidak ada lagi tempat untuk Qadafi untuk bersembunyi. Kecuali mungkin, Israel.
QADAFI DAN YAHUDI
Orang-orang Shiah sangat membenci Qadafi karena ia pernah menculik dan membunuh seorang ulama Shiah asal Lebanon, yang datang ke Libya atas undangan Qadafi namun kemudian terlibat percekcokan mulut dengannya dan kemudian ulama tersebut menhilang dari muka bumi hingga saat ini. Orang-orang Sunni pun, terutama para pengikut sekte wahabi-salafiyun, demikian halnya, terutama karena ia pernah mencoba membunuh Raja Saudi. Rakyat Libya sendiri jangan ditanya kebenciannya pada Qadafi. Aksi "maut"-nya memerintahkan pasukannya menembak dan mengebom para demonstran penentangnya baru-baru ini cukup menjadi gambaran bagaimana dendam para pemberontak terhadapnya.
Dengan serangan pasukan koalisi yang semakin intensif, termasuk menghancurkan kompleks istana Qadafi di Tripoli, serta kampung halaman Qadafi di Sirte, semakin jelas sudah bahwa bagi Amerika dan sekutu-sekutunya keruntuhan regim Qadafi adalah tujuan utama misi militer barat di Libya. Hal ini pun dikuatkan dengan pernyataan Presiden Barack Obama bahwa tujuan Amerika adalah mengganti regim Qadafi dengan pemerintahan baru yang demokratis. Ditambah dengan tekanan pemberontak yang dipastikan akan semakin kuat seiring serangan militer barat atas kekuatan militer Qadafi Libya, kecuali ada keajaiban Tuhan, nasib Qadafi bakal jauh lebih menyedihkan dari para tetangga pendahulunya, presiden Tunisia Ben Ali dan presiden Mesir Husni Mubarak. Nasib terbaik yang mungkin bakal menimpanya adalah diadili di pengadilan HAM internasional. Atau digantung oleh para pemberontak. Sekutu paling setia Qadafi, presiden Venezuela Hugo Chaves pun tidak akan kuasa melindunginya. Kecuali mungkin Qadafi melarikan diri ke negeri leluhurnya, .... Israhell.
Dalam sebuah "talkshow" di sebuah stasiun radio Israel baru-baru ini, seorang narasumber yang mengaku masih kerabat dengan Qadafi, menyingkapkan latar belakang keluarga Qadafi.
"Anda mungkin tidak akan percaya, ibuda Qadafi adalah seorang yahudi. Dengan nenek dan ibunya yang masih hidup (di Israel), Qadafi mungkin akan mencari suaka di Israel," kata narasumber yang mengaku masih kerabat Qadafi dalam acara "talkshow" tgl 22 Februari lalu.
Namun bukan hanya itu latar belakang ke-yahudian- Qadafi terungkap (agama dan budaya yahudi serta sistem politik Israel menetapkan bahwa seseorang baru dianggap yahudi jika ibunda-nya adalah seorang yahudi, alias menganut garis ibu). Korang besar Inggris, The Telegraph pada Juni 2009 lalu juga pernah mengungkapkannya: "Masa kecilnya tidak banyak diketahui, dan bahkan pastinya kurang diketahui. Ia disebut-sebut lahir di Sirte, sebuah kota di tengah gurun, putra seorang pengembala. Versi lain menyebutkan bahwa ayahnya berdarah Perancis, dan ibunya seorang yahudi," tulis The Telegraph.
Bagi sebagian orang, ke-yahudian- Qadafi sudah diketahui sejak lama. Demikian juga para penguasa Aljazair. Mereka semua menindas rakyatnya dan hidup mewah dengan kekayaan alam yang dicurinya.
Channel 2 News, salah satu program televisi Israel, tahun lalu mewawancarai 2 orang wanita yahudi Israel yang berasal dari Libya. Salah satu dari wanita itu, Guita Brown, mengaku sebagai saudara sepupu Qadafi: ibunya adalah adik perempuan ibu Qadafi. Sementara wanita satunya, Rachel Saada adalah putri Guita, atau bisa dikatakan keponakan dari Qadaffi. Rachel memberikan penjelasan lebih detil mengenai jatidiri Qadafi. Katanya:
"Ceritanya dimulai saat nenek Qadafi, seorang yahudi, awalnya menikah dengan orang yahudi, namun kemudian bercerai karena mengalami kekerasan rumah tangga. Ia lari dari rumahnya dan kewin dengan seorang sheikh (seorang pemuka agama Islam). Anak mereka adalah ibunda dari Qadafi. Meski ibunda Qadafi telah berpindah agama saat menikah dengan sheikh, secara hukum agama yahudi, ia masih menjadi orang yahudi secara etnik. Dan itulah yang membuat ibunda Qadafi seorang yahudi. Dan jika ibunda Qadafi adalah yahudi, kita tahu sendiri berarti Qadafi juga orang yahudi."
Pada saat itu, host acara tersebut berkomentar: "Jadi point-nya adalah bahwa Qadafi tidak saja memiliki kerabat yahudi, ia bahkan orang yahudi!"
Dan berdasarkan undang-undang Law of Return Israel, seseorang yang mempunyai orang tua yahudi berhak mendapatkan kewarganegaraan Israel. Titik.
QADAFI DAN BISNIS KELUARGA ROTHSCHILD
Saif al-Islam Gaddafi, sang putra Qadafi yang dianggap sebagai calon pengganti ayahnya, tampak berada di vila Corfu sebagai tamu keluarga Rothschild. Beberapa hari kemudian tersangka pemboman Lockerbie, seorang agen inteligen Libya, dibebaskan dari dakwaan. ("Mandy and the Lockerbie bomber and ANOTHER 'coincidence' in Corfu", Daily Mail, 18 August 2009)
London yang membuai tidak lain adalah sebuah penghubung bagi Gadhafi Inc. (binis keluarga Qadafi), sebuah tempat yang berguna dimana keluarga Rothschild bisa memberikan peluang investasi yang menguntungkan kepada Saif Qadafi di sebuah kompleks marina di Montenegro. ("Gadhafi's stolen billions stashed in London" Daily Telegraph, 25 February 2011)
(bersambung)
Beberapa waktu lalu, saat gerakan Revolusi Mesir tengah melanda, seorang narasumber dalam acara talkshow terkait peristiwa itu dengan "bodohnya" bersikeras bahwa Husni Mubarak akan tetap bertahan karena masih memiliki lebih banyak pendukung daripada para demonstran penentangnya. Narasumber itu adalah seorang "pengamat Timur Tengah" yang menjadi ketua himpunan alumni universitas Al Azhar di Indonesia sekaligus seorang intelektual muda NU.
Kemudian saat ini, ketika Revolusi Libya tengah melanda, orang itu masih dipercaya menjadi narasumber di sebuah acara talkshow di sebuah televisi nasional besar yang membahas peristiwa di Libya. Di stasiun televisi saingannya, dua orang narasumber yang tidak kalah "bodoh" berpartisipasi dalam acara talkshow membahas peristiwa yang sama. Dua orang itu, seorang di antaranya adalah profesor studi hubungan internasional UI. Seorang lainnya adalah pengamat politik Timur Tengah dari LIPI.
Sang profesor menyatakan bahwa pasukan koalisi Amerika tidak akan melakukan agresi militer langsung (meski faktanya pasukan Amerika dan sekutunya telah melakukan serangan militer atas Libya, termasuk pengeboman yang dilakukan menggunakan pesawat-pesawat tempur) dan misinya hanya menjaga agar regim Qadafi tidak melakukan aksi militer terhadap warga sipil. Sedangkan sang pengamat politik Timur Tengah bersikukuh bahwa regim Qadafi akan bisa bertahan lama karena menganggap serangan-serangan udara pasukan koalisi tidak akan bisa melumpuhkan kekuatan militer Qadafi.
Sebagaimana analisis saya tentang Revolusi Mesir dalam blog ini yang terbukti benar, regim Qadafi pun tidak akan bisa bertahan. Alasannya sederhana: sebagaimana Mubarak, Qadafi sudah tidak lagi dibutuhkan oleh para pemimpin barat, terutama setelah kekejaman yang dilakukannya dalam upayanya meredam revolusi. Belum lagi pemberontakan yang dilakukan oleh sebagian besar rakyatnya yang muak kepadanya dan keluarganya. Saya memang pernah demikian optimis Qadafi akan tumbang dengan cepat saat para pemberontak berhasil menguasai sebagian besar wilayah Libya, mengabaikan satu faktor yang cukup signifikan untuk dipertimbangkan: Libya adalah negerinya orang-orang badui yang kesetiannya pada pemimpinnya melebihi akal sehat.
Kesetiaan orang-orang badui itulah yang membuat Qadafi masih bertahan hingga saat ini, di samping karena "kegilaan" Qadafi yang tega membomi rakyatnya sendiri. Tapi hal itu tidak akan bertahan lama. Lama kelamaan para pendukung Qadafi yang paling bodoh pun akan berfikir, lebih banyak ruginya mendukung Qadafi.
Menurut koran Inggris, Daily Mail tgl 6 Maret lalu, dinas inteligen Inggris dan Amerika telah menyediakan dana sebesar 10 juta pound, atau sekitar Rp 143 miliar kepada siapa saja yang bisa menangkap Qadafi hidup atau mati. Intel-intel Inggris dan Amerika telah berada di Libya, mengiming-imingi para pengawal Qadafi untuk menyerahkan diktator itu kepada mereka. Inggris dan Amerika faham betul dengan watak orang-orang badui. Meski membabi buta loyal kepada pemimpin, mereka juga opportunis sejati. Iming-iming sejumlah uang itu cukup menggoda mereka untuk membuat mereka berbalik arah mengorbankan Qadafi. Kita lihat saja nanti apakah para pengawal Qadafi akan menangkapnya dalam waktu dekat ini, atau pemberontak yang akan melakukannya. Yang pasti, tidak ada lagi tempat untuk Qadafi untuk bersembunyi. Kecuali mungkin, Israel.
QADAFI DAN YAHUDI
Orang-orang Shiah sangat membenci Qadafi karena ia pernah menculik dan membunuh seorang ulama Shiah asal Lebanon, yang datang ke Libya atas undangan Qadafi namun kemudian terlibat percekcokan mulut dengannya dan kemudian ulama tersebut menhilang dari muka bumi hingga saat ini. Orang-orang Sunni pun, terutama para pengikut sekte wahabi-salafiyun, demikian halnya, terutama karena ia pernah mencoba membunuh Raja Saudi. Rakyat Libya sendiri jangan ditanya kebenciannya pada Qadafi. Aksi "maut"-nya memerintahkan pasukannya menembak dan mengebom para demonstran penentangnya baru-baru ini cukup menjadi gambaran bagaimana dendam para pemberontak terhadapnya.
Dengan serangan pasukan koalisi yang semakin intensif, termasuk menghancurkan kompleks istana Qadafi di Tripoli, serta kampung halaman Qadafi di Sirte, semakin jelas sudah bahwa bagi Amerika dan sekutu-sekutunya keruntuhan regim Qadafi adalah tujuan utama misi militer barat di Libya. Hal ini pun dikuatkan dengan pernyataan Presiden Barack Obama bahwa tujuan Amerika adalah mengganti regim Qadafi dengan pemerintahan baru yang demokratis. Ditambah dengan tekanan pemberontak yang dipastikan akan semakin kuat seiring serangan militer barat atas kekuatan militer Qadafi Libya, kecuali ada keajaiban Tuhan, nasib Qadafi bakal jauh lebih menyedihkan dari para tetangga pendahulunya, presiden Tunisia Ben Ali dan presiden Mesir Husni Mubarak. Nasib terbaik yang mungkin bakal menimpanya adalah diadili di pengadilan HAM internasional. Atau digantung oleh para pemberontak. Sekutu paling setia Qadafi, presiden Venezuela Hugo Chaves pun tidak akan kuasa melindunginya. Kecuali mungkin Qadafi melarikan diri ke negeri leluhurnya, .... Israhell.
Dalam sebuah "talkshow" di sebuah stasiun radio Israel baru-baru ini, seorang narasumber yang mengaku masih kerabat dengan Qadafi, menyingkapkan latar belakang keluarga Qadafi.
"Anda mungkin tidak akan percaya, ibuda Qadafi adalah seorang yahudi. Dengan nenek dan ibunya yang masih hidup (di Israel), Qadafi mungkin akan mencari suaka di Israel," kata narasumber yang mengaku masih kerabat Qadafi dalam acara "talkshow" tgl 22 Februari lalu.
Namun bukan hanya itu latar belakang ke-yahudian- Qadafi terungkap (agama dan budaya yahudi serta sistem politik Israel menetapkan bahwa seseorang baru dianggap yahudi jika ibunda-nya adalah seorang yahudi, alias menganut garis ibu). Korang besar Inggris, The Telegraph pada Juni 2009 lalu juga pernah mengungkapkannya: "Masa kecilnya tidak banyak diketahui, dan bahkan pastinya kurang diketahui. Ia disebut-sebut lahir di Sirte, sebuah kota di tengah gurun, putra seorang pengembala. Versi lain menyebutkan bahwa ayahnya berdarah Perancis, dan ibunya seorang yahudi," tulis The Telegraph.
Bagi sebagian orang, ke-yahudian- Qadafi sudah diketahui sejak lama. Demikian juga para penguasa Aljazair. Mereka semua menindas rakyatnya dan hidup mewah dengan kekayaan alam yang dicurinya.
Channel 2 News, salah satu program televisi Israel, tahun lalu mewawancarai 2 orang wanita yahudi Israel yang berasal dari Libya. Salah satu dari wanita itu, Guita Brown, mengaku sebagai saudara sepupu Qadafi: ibunya adalah adik perempuan ibu Qadafi. Sementara wanita satunya, Rachel Saada adalah putri Guita, atau bisa dikatakan keponakan dari Qadaffi. Rachel memberikan penjelasan lebih detil mengenai jatidiri Qadafi. Katanya:
"Ceritanya dimulai saat nenek Qadafi, seorang yahudi, awalnya menikah dengan orang yahudi, namun kemudian bercerai karena mengalami kekerasan rumah tangga. Ia lari dari rumahnya dan kewin dengan seorang sheikh (seorang pemuka agama Islam). Anak mereka adalah ibunda dari Qadafi. Meski ibunda Qadafi telah berpindah agama saat menikah dengan sheikh, secara hukum agama yahudi, ia masih menjadi orang yahudi secara etnik. Dan itulah yang membuat ibunda Qadafi seorang yahudi. Dan jika ibunda Qadafi adalah yahudi, kita tahu sendiri berarti Qadafi juga orang yahudi."
Pada saat itu, host acara tersebut berkomentar: "Jadi point-nya adalah bahwa Qadafi tidak saja memiliki kerabat yahudi, ia bahkan orang yahudi!"
Dan berdasarkan undang-undang Law of Return Israel, seseorang yang mempunyai orang tua yahudi berhak mendapatkan kewarganegaraan Israel. Titik.
QADAFI DAN BISNIS KELUARGA ROTHSCHILD
Saif al-Islam Gaddafi, sang putra Qadafi yang dianggap sebagai calon pengganti ayahnya, tampak berada di vila Corfu sebagai tamu keluarga Rothschild. Beberapa hari kemudian tersangka pemboman Lockerbie, seorang agen inteligen Libya, dibebaskan dari dakwaan. ("Mandy and the Lockerbie bomber and ANOTHER 'coincidence' in Corfu", Daily Mail, 18 August 2009)
London yang membuai tidak lain adalah sebuah penghubung bagi Gadhafi Inc. (binis keluarga Qadafi), sebuah tempat yang berguna dimana keluarga Rothschild bisa memberikan peluang investasi yang menguntungkan kepada Saif Qadafi di sebuah kompleks marina di Montenegro. ("Gadhafi's stolen billions stashed in London" Daily Telegraph, 25 February 2011)
(bersambung)
QADAFI, YAHUDI DAN ROTHSCHILDS
http://cahyono-adi.blogspot.com/2011/03/bagaimana-nasib-qadafi-selanjutnya.html#.UaxIl9iN6So
Ref:
"Libya Intervention Update"; Christopher Bollyn; bollyn.com; 20 Maret 2011.
Bukti-bukti
di atas mengindikasikan dekatnya hubungan Qadafi, penguasa sumber
minyak terbesar di Afrika, dengan keluarga Rothschild dan Israel.
Digabungkan dengan berita-berita tentang ke-yahudian Qadafi, sungguh
masuk akal.
Lalu gabungkan lagi dengan sifat-sifat pengecut dan keji Qadafi, yang juga sangat tipikal yahudi:
"Pesawat-pesawat tempur membomi rakyat sipil di jalanan kota Tripoli, ini tindakan kekerasan yang keterlaluan," kata Dubes Libya di India, Ali al-Essawi tgl 22 Februari 2011.
Untuk mempertahankan kekuasaannya, Qadafi tidak segan-segan membayar ribuan tentara bayaran dari Afrika yang dipasok oleh perusahaan jasa keamanan Israel dan Mossad. Berbeda dengan tentara reguler Libya yang segan menembaki rakyatnya sendiri, "pasukan asing" itu tidak demikian halnya.
Perlu kita ketahui bahwa keluarga Rothschild, patron kaum yahudi internasional, de facto adalah pendiri negara Israel dengan segala aparatusnya, terutama dinas inteligennya, Mossad. Keluarga Rothschild juga menguasai bisnis minyak global sementara Libya adalah produsen minyak terbesar di Afrika dengan jumlah produksi 1,5 juta barrel sehari yang sebagian besar diekspor ke Eropa.
Keluarga Qadafi dikabarkan telah melakukan investasi senilai $500 juta ke perusahaan pelaku praktik "pencucian uang" milik yahudi Allen Stanford. Dua tahun lalu praktik ilegal ini terbongkar dengan kerugian yang diderita para investor mencapai $8 miliar. Peruahaan Allen Stanford yang berbasis operasi di Antigua dan Houston menjadi kasir bagi para pejabat Mossad. Perusahaan-perusahaan yang mendapat kucuran dana dari Stanford adalah perusahaan fiktif yang terkait dengan Mossad. Yair Shamir, putra pemimpin pemimpin Israel yang juga mantan teroris yahudi Yitzak Shamir, adalah salah satu penerima dana gelap Stanford. --- Ingat dengan perusahaan-perusahaan asing fiktif penerima kucuran dana dari Bank Century? Kalau serius ditelusuri pasti akan bermuara pada Mossad.
Yair Shamir adalah presdir dari perusahaan investasi Catalyst Fund, perusahaan milik Mossad yang menerima puluhan dolar dari praktik "pencucian uang" Allen Stanford.
Qadafi menginvestasikan $500 juta dananya ke perusahaan Stanford hanya 3 minggu sebelum perusahaan itu dinyatakan bangkrut dengan meninggalkan kerugian senilai $8 miliar atau setara sekitar Rp 70 triliun yang dialami oleh para investornya, kecuali para investor Mossad tentunya yang justru mendapatkan keuntungan berlimpah. Stanford Bank adalah perusahaan yang didirikan untuk mendanai operasional Mossad dan menjadi kasir bagi para pejabatnya. Salah satu sumber keuangan yang dikelolanya berasal dari bisnis obat-obatan terlarang. Anehnya Qadafi tidak pernah mengajukan tuntutan atas kerugian yang dialaminya senilai $500 juta. Tentu ada hal-hal yang buruk yang disembunyikannya. Tentunya ia tidak ingin hubungannya dengan Mossad terbongkar.
Qadafi juga memiliki hubungan bisnis dengan keluarga Rothschild melakui putranya, Saif. Sebagaimana dilaporkan koran Inggris Daily Mail tgl 24 Februari sbb:
"Persahabatan antara Nat Rothchild (39 th), salah seorang anggota keluarga yahudi Eropa yang paling berpengaruh, dengan putra Qadafi, Saif, sangat jelas. Qadafi merampas seluruh kekayaan orang yahudi di Libya saat mulai berkuasa. Seluruh hutang negara kepada yahudi dihapuskan dan kepindahan mereka ke luar negeri juga dilarang. Namun pada tahun 2004, tahun di mana PM Tony Blair berkunjung ke Libya, Qadafi mengumumkan untuk mempertimbangkan ganti rugi kepada orang-orang yahudi. Disebut-sebut Saif-lah yang berada di belakang keputusan itu. Sebuah bingkisan untuk Nat Rothschild."
Baru-baru ini koran Inggris, Daily Telegraph, menulis artikel berjudul "Harta curian Qadafi teronggok di London" yang menunjukkan hubungan khusus antara keluarga Qadafi dengan keluarga Rothschild. Tulisnya:
"This was painfully revealed when Saif, a supposed friend of the West, spoke on Libyan television this week. Saif took the awkward manner of an international plutocrat, forced only by circumstances out of his usual exalted milieu of Blairs, Deripaskas, Mandelsons and Rothschilds, to address Libya's "little people"...Swinging London is but one hub of Gadhafi Inc. - a useful networking site where the Rothschilds were able to point Saif Gadhafi to investment opportunities in marina complexes in Montenegro."
Sementara koran Inggris lainnya, The Observer mengupas lebih detil mengenai hubungan Qadafi-Rothschild":
"Saif adalah kenalan dari Lord Mandelson dan bertemu dengan mantan menteri dari Partai Buruh itu di Villa Corfu milik Jacob Rothschild, seminggu sebelum pengumuman pelepasan tersangka pengeboman Lockerbie, Abdelbaset al-Megrahi, dari penjara Skotlandia. Keduanya bertemu lagi saat bertamu di kediaman Lord Rothschild di Buckinghamshire.
Putra Lord Rothschild, Nat, juga teman dekat dari Mandelson, pernah mengadakan pesta di New York pada tahun 2008 yang dihadiri Saif. Sebagai balasan Saif mengundang Nat Rothschild pada pesta ulang tahunnya yang ke 37 di Montenegro, dimana Nat memiliki sebuah resort mewah."
Salah satu anggota senior keluarga Rothchild, Victor Rothschild (3rd Baron Rothschild) bekerja untuk dinas inteligen Inggris selama Perang Dunia II. Victor sempat menjadi tersangka mata-mata Uni Sovyet yang membuatnya harus menjalani penyidikan polisi tahun 1986.
Kemudian fakta lain berbicara, mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, diam-diam bekerja sebagai penasihat politik Qadafi. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh seorang pejabat tinggi Libya yang mengakui Qadafi beberapa kali melakukan kontak dengan Blair terkait masalah pemberontakan yang melanda Libya, meminta nasihat-nasihatnya sebagai seorang diplomat dan politisi senior internasional. Koran Daily Mail pun pernah menulis:
"Tony Blair terbang ke Libya untuk mengadakan pembicaraan rahasia dengan Qadafi, hanya beberapa hari setelah ia membantah telah menjadi penasihat diktator tersebut. Blair diperlakukan sebagai "saudara" Qadafi, seorang pejabat senior Libya mengungkapkan. Pejabat itu mengatakan bahwa Blair telah memberikan Qadafi sebuah "nasihat yang sangat berharga.
.... meski pemerintah Inggris secara resmi menyalahkan Qadafi dalam peledakan pesawat Pan Am 103 di atas Lockerbie. "Tidak ada, bagaimanapun juga, sesuatu yang meyakinkan tentang hal itu (tindakan pemerintah Inggris)".
Kalau memang Qadafi terlibat dalam peristiwa teror tersebut, mengapa Blair, bahkan saat masih menjadi perdana menteri, berkunjung ke Libya. Namun bukan hanya Blair, Silvio Berlusconi, perdana menteri gaek Italia yang baru tersandung kasus seks ilegal, dan juga tidak boleh dilupakan, presiden Perancis Nicholas Sarkozi. Kedua pemimpin itu menyambut hangat kedatangan Qadafi di Italia dan Perancis dengan sambutan yang "berlebihan" yang membuat kalangan oposisi di negara-negara tersebut mengkritik keduanya habis-habisan. Khusus untuk Sarkozy, keluarga Qadafi telah membuka rahasia antara mereka bahwa Sarkozy telah mendapat kucuran dana dari Qadafi selama masa kampanyenya menjadi presiden Perancis.
Victor Ostrovsky, mantan agen Mossad dalam bukunya yang terkenal "By Way of Deception" menuliskan bahwa agen-agen Mossad di Tripoli telah mengirimkan pesan-pesan yang tampak seperti dikirim oleh pemerintah Libya. Pesan-pesan tersebut ditangkap oleh inteligen Amerika yang menjadikannya alat informasi untuk menyerang Libya. Jika laporan itu benar, maka jelaslah sudah bahwa Mossad telah melakukan penetrasi yang sangat luas di dalam pemerintahan Qadafi.
Lalu gabungkan lagi dengan sifat-sifat pengecut dan keji Qadafi, yang juga sangat tipikal yahudi:
"Pesawat-pesawat tempur membomi rakyat sipil di jalanan kota Tripoli, ini tindakan kekerasan yang keterlaluan," kata Dubes Libya di India, Ali al-Essawi tgl 22 Februari 2011.
Untuk mempertahankan kekuasaannya, Qadafi tidak segan-segan membayar ribuan tentara bayaran dari Afrika yang dipasok oleh perusahaan jasa keamanan Israel dan Mossad. Berbeda dengan tentara reguler Libya yang segan menembaki rakyatnya sendiri, "pasukan asing" itu tidak demikian halnya.
Perlu kita ketahui bahwa keluarga Rothschild, patron kaum yahudi internasional, de facto adalah pendiri negara Israel dengan segala aparatusnya, terutama dinas inteligennya, Mossad. Keluarga Rothschild juga menguasai bisnis minyak global sementara Libya adalah produsen minyak terbesar di Afrika dengan jumlah produksi 1,5 juta barrel sehari yang sebagian besar diekspor ke Eropa.
Keluarga Qadafi dikabarkan telah melakukan investasi senilai $500 juta ke perusahaan pelaku praktik "pencucian uang" milik yahudi Allen Stanford. Dua tahun lalu praktik ilegal ini terbongkar dengan kerugian yang diderita para investor mencapai $8 miliar. Peruahaan Allen Stanford yang berbasis operasi di Antigua dan Houston menjadi kasir bagi para pejabat Mossad. Perusahaan-perusahaan yang mendapat kucuran dana dari Stanford adalah perusahaan fiktif yang terkait dengan Mossad. Yair Shamir, putra pemimpin pemimpin Israel yang juga mantan teroris yahudi Yitzak Shamir, adalah salah satu penerima dana gelap Stanford. --- Ingat dengan perusahaan-perusahaan asing fiktif penerima kucuran dana dari Bank Century? Kalau serius ditelusuri pasti akan bermuara pada Mossad.
Yair Shamir adalah presdir dari perusahaan investasi Catalyst Fund, perusahaan milik Mossad yang menerima puluhan dolar dari praktik "pencucian uang" Allen Stanford.
Qadafi menginvestasikan $500 juta dananya ke perusahaan Stanford hanya 3 minggu sebelum perusahaan itu dinyatakan bangkrut dengan meninggalkan kerugian senilai $8 miliar atau setara sekitar Rp 70 triliun yang dialami oleh para investornya, kecuali para investor Mossad tentunya yang justru mendapatkan keuntungan berlimpah. Stanford Bank adalah perusahaan yang didirikan untuk mendanai operasional Mossad dan menjadi kasir bagi para pejabatnya. Salah satu sumber keuangan yang dikelolanya berasal dari bisnis obat-obatan terlarang. Anehnya Qadafi tidak pernah mengajukan tuntutan atas kerugian yang dialaminya senilai $500 juta. Tentu ada hal-hal yang buruk yang disembunyikannya. Tentunya ia tidak ingin hubungannya dengan Mossad terbongkar.
Qadafi juga memiliki hubungan bisnis dengan keluarga Rothschild melakui putranya, Saif. Sebagaimana dilaporkan koran Inggris Daily Mail tgl 24 Februari sbb:
"Persahabatan antara Nat Rothchild (39 th), salah seorang anggota keluarga yahudi Eropa yang paling berpengaruh, dengan putra Qadafi, Saif, sangat jelas. Qadafi merampas seluruh kekayaan orang yahudi di Libya saat mulai berkuasa. Seluruh hutang negara kepada yahudi dihapuskan dan kepindahan mereka ke luar negeri juga dilarang. Namun pada tahun 2004, tahun di mana PM Tony Blair berkunjung ke Libya, Qadafi mengumumkan untuk mempertimbangkan ganti rugi kepada orang-orang yahudi. Disebut-sebut Saif-lah yang berada di belakang keputusan itu. Sebuah bingkisan untuk Nat Rothschild."
Baru-baru ini koran Inggris, Daily Telegraph, menulis artikel berjudul "Harta curian Qadafi teronggok di London" yang menunjukkan hubungan khusus antara keluarga Qadafi dengan keluarga Rothschild. Tulisnya:
"This was painfully revealed when Saif, a supposed friend of the West, spoke on Libyan television this week. Saif took the awkward manner of an international plutocrat, forced only by circumstances out of his usual exalted milieu of Blairs, Deripaskas, Mandelsons and Rothschilds, to address Libya's "little people"...Swinging London is but one hub of Gadhafi Inc. - a useful networking site where the Rothschilds were able to point Saif Gadhafi to investment opportunities in marina complexes in Montenegro."
Sementara koran Inggris lainnya, The Observer mengupas lebih detil mengenai hubungan Qadafi-Rothschild":
"Saif adalah kenalan dari Lord Mandelson dan bertemu dengan mantan menteri dari Partai Buruh itu di Villa Corfu milik Jacob Rothschild, seminggu sebelum pengumuman pelepasan tersangka pengeboman Lockerbie, Abdelbaset al-Megrahi, dari penjara Skotlandia. Keduanya bertemu lagi saat bertamu di kediaman Lord Rothschild di Buckinghamshire.
Putra Lord Rothschild, Nat, juga teman dekat dari Mandelson, pernah mengadakan pesta di New York pada tahun 2008 yang dihadiri Saif. Sebagai balasan Saif mengundang Nat Rothschild pada pesta ulang tahunnya yang ke 37 di Montenegro, dimana Nat memiliki sebuah resort mewah."
Salah satu anggota senior keluarga Rothchild, Victor Rothschild (3rd Baron Rothschild) bekerja untuk dinas inteligen Inggris selama Perang Dunia II. Victor sempat menjadi tersangka mata-mata Uni Sovyet yang membuatnya harus menjalani penyidikan polisi tahun 1986.
Kemudian fakta lain berbicara, mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, diam-diam bekerja sebagai penasihat politik Qadafi. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh seorang pejabat tinggi Libya yang mengakui Qadafi beberapa kali melakukan kontak dengan Blair terkait masalah pemberontakan yang melanda Libya, meminta nasihat-nasihatnya sebagai seorang diplomat dan politisi senior internasional. Koran Daily Mail pun pernah menulis:
"Tony Blair terbang ke Libya untuk mengadakan pembicaraan rahasia dengan Qadafi, hanya beberapa hari setelah ia membantah telah menjadi penasihat diktator tersebut. Blair diperlakukan sebagai "saudara" Qadafi, seorang pejabat senior Libya mengungkapkan. Pejabat itu mengatakan bahwa Blair telah memberikan Qadafi sebuah "nasihat yang sangat berharga.
.... meski pemerintah Inggris secara resmi menyalahkan Qadafi dalam peledakan pesawat Pan Am 103 di atas Lockerbie. "Tidak ada, bagaimanapun juga, sesuatu yang meyakinkan tentang hal itu (tindakan pemerintah Inggris)".
Kalau memang Qadafi terlibat dalam peristiwa teror tersebut, mengapa Blair, bahkan saat masih menjadi perdana menteri, berkunjung ke Libya. Namun bukan hanya Blair, Silvio Berlusconi, perdana menteri gaek Italia yang baru tersandung kasus seks ilegal, dan juga tidak boleh dilupakan, presiden Perancis Nicholas Sarkozi. Kedua pemimpin itu menyambut hangat kedatangan Qadafi di Italia dan Perancis dengan sambutan yang "berlebihan" yang membuat kalangan oposisi di negara-negara tersebut mengkritik keduanya habis-habisan. Khusus untuk Sarkozy, keluarga Qadafi telah membuka rahasia antara mereka bahwa Sarkozy telah mendapat kucuran dana dari Qadafi selama masa kampanyenya menjadi presiden Perancis.
Victor Ostrovsky, mantan agen Mossad dalam bukunya yang terkenal "By Way of Deception" menuliskan bahwa agen-agen Mossad di Tripoli telah mengirimkan pesan-pesan yang tampak seperti dikirim oleh pemerintah Libya. Pesan-pesan tersebut ditangkap oleh inteligen Amerika yang menjadikannya alat informasi untuk menyerang Libya. Jika laporan itu benar, maka jelaslah sudah bahwa Mossad telah melakukan penetrasi yang sangat luas di dalam pemerintahan Qadafi.
Ref:
"Libya Intervention Update"; Christopher Bollyn; bollyn.com; 20 Maret 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar