Beda Tantowi Yahya dan Soekarno Soal Israel
Wednesday, 12 June 2013, 05:15 WIB
http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/13/06/12/mo8v8k-beda-tantowi-yahya-dan-soekarno-soal-israel
Israelhayom.com
Oleh Erik Purnama Putra, Reporter Republika Online
REPUBLIKA.CO.ID, Politisi Partai Golkar Tantowi Yahya bersama lima
teman lain dari media, perguruan tinggi dan lembaga think tank melakukan
lawatan ke Israel. Lawatan tersebut sungguh tidak bisa diterima
lantaran sama saja Tantowi cs mengakui eksistensi negeri Yahudi, Israel.
Mungkin Tantowi perlu menengok sejarah ke belakang terkait sikap
Indonesia yang tidak pernah menganggap keberadaan Israel. Ketika itu
sang proklamator, Soekarno masih menjadi presiden Republik Indonesia
(RI).
Pada 1962 silam, dalam sebuah kesempatan pidato, Bung Karno dengan
tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina merebut tanah jajahannya
dari tangan Israel.
"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada
orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri
menantang penjajahan Israel," kata Bung Karno berapi-api.
Meski berkali-kali dirayu, presiden pertama RI itu sangat kukuh
menolak mengakui berdirinya negara Israel yang diinisiasi Inggris dan
negara Barat dengan cara mengusir warga Palestina. Meski berganti rejim
Orde Baru, Soeharto secara resmi juga menegaskan Indonesia tidak
menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Sayangnya, perjuangan pendiri bangsa Indonesia itu mungkin dilupakan
oleh Tantowi dan kawan-kawan. Darah pejuang syuhada yang gugur di medan
pertempuran mungkin tidak dianggap.
Padahal, tidak sedikit masyarakat Indonesia menyisihkan sebagian
harta, tenaga, dan waktunya untuk berkoban membantu kemerdekaan
Palestina.
Mengedepankan alasan berkunjung ke Israel atas undangan
Australian-Jewish Association, Tantowi tidak menganggap realitas itu
sebagai empati untuk tidak menginjakkan kaki di Israel. Tidak seperti
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang dilarang masuk Ramallah oleh
Israel, mantan presenter televisi itu malah disambut hangat Juru Bicara
Parlemen Israel Knesset Yuli Edelstein.
Tantowi melakukan kunjungan ke negeri Zionis itu selama empat hari
pada pekan lalu. "Dalam kunjungan tersebut kami dipertemukan dengan
petinggi Israel dari mulai parlemen, pemerintahan, kalangan kampus,
media, dan masyarakat biasa," kata anggota Komisi I DPR RI itu, Selasa
(11/6).
Menurut Tantowi, kedatangannya dimaksudkan untuk mengetahui proses
perdamaian antara Israel dan Palestina yang sedang berlangsung. Dalam
berbagai dialog dengann narasumber di Israel, pihaknya menyimpulkan
bahwa negeri pimpinan Shimon Peres itu belum berlaku adil terhadap
Palestina.
"Mana ada perdamaian tanpa keadilan?" ujar Tantowi.
Redaktur : Citra Listya Rini |
DPR Tak Tahu Kunjungan Tantowi ke Israel
Selasa, 11 Juni 2013, 19:39 WIB
Antara/Yudhi Mahatma
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus
Hasanuddin mengatakan kunjungan Tantowi Yahya ke Israel tidak diketahui
komisi. Dipastikannya, tidak ada dalam agenda komisi I melakukan
kunjungan ke Israel.
"Tapi harus dicek dulu kepada yang bersangkutan," ucapnya, Selasa (11/6).
Sementara itu, Tantowi mengakui memang melakukan kunjungan ke Israel
pekan lalu. Kunjungan tersebut menurutnya untuk mengetahui proses
perdamaian dengan Palestina yang tengah berlangsung.
"Saya dan lima teman lain dari media, perguruan tinggi dan lembaga think tank diundang oleh Australian-Jewish Association berkunjung ke Israel selama empat hari," kata Tantowi saat dihubungi wartawan.
Dalam kunjungan tersebut, menurut Tantowi, dia dan rombongan
dipertemukan dengan petinggi Israel. Mulai dari parlemen, pemerintahan,
kalangan kampus, media dan masyarakat biasa.
Dalam berbagai dialog dengan beberapa kalangan di Israel, lanjutnya,
dapat disimpulkan Israel belum berlaku adil terhadap Palestina.
"Mana ada perdamaian tanpa keadilan. Kami mendapatkan kesan bahwa ada
kekhawatiran di Israel kalau Arab Spring akan terus berlanjut dan
berikutnya akan melanda negara seperti Jordania," ungkap politisi Partai
Golkar tersebut.
Ia menganggap kunjungan tersebut sebagai tambahan informasi baginya.
Serta Komisi I DPR yang sebelumnya telah melakukan kunjungan ke
Palestina pada 2010 dan 2013 lalu.
Reporter : Ira Sasmita |
Redaktur : Mansyur Faqih |
Tantowi: Saya Ikut Karena (Kunjungan) Penting
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/06/11/mo8bcz-tantowi-saya-ikut-karena-kunjungan-penting
Anggota DPR Komisi I Tantowi Yahya
mengaku telah berkunjung ke Tel Aviv, Israel selam empat hari.
Menurutnya, kunjungan tersebut dihadirinya karena penting.
"Saya ikut karena penting bagi saya untuk mendengarkan penjelasan
dari petinggi Israel terkait proses perdamaian dengan Palestina yang
sekarang sedang berlangsung," ujar Tantowi, Selasa (11/6).
Tantowi mengatakan, dia ke Israel bersama lima orang lain dari media, perguruan tinggi dan lembaga think tank
yang diundang oleh Australian-Jewish Association. Dalam kunjungan
tersebut, kata Tantowi, mereka dipertemukan dengan petinggi Israel.
Mulai dari parlemen, pemerintahan, kalangan kampus, media dan masyarakat
biasa.
"Kami diundang untuk mengetahui proses perdamaian dengan Palestina
yang sedang berlangsung. Menurutnya, informasi dari mereka, akan sangat
penting untuk mengimbangi informasi yang diterima dari petinggi
Palestina ketika Komisi I berkunjung ke Palestina 2010 dan 2013.
Menurutnya, dalam berbagai dialog, bisa disimpulkan kalau Israel belum berlaku adil terhadap Palestina.
"Mana ada perdamaian tanpa keadilan. Dalam dialog-dialog tersebut,
kami juga mendapatkan kesan bahwa ada kekhawatiran di mereka bahwa Arab Spring akan terus berlanjut dan berikutnya akan melanda negara seperti Jordania," ujarnya.
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya |
Redaktur : Mansyur Faqih |
Siapa Saja Jaringan Israel di Indonesia?
sumber : http://www.voa-islam.com/news/opini/2012/05/01/18885/siapa-saja-jaringan-israel-di-indonesia/
http://mai-miranda.blogspot.com/2013/05/siapa-saja-jaringan-israel-di-indonesia.html
Sejatinya banyak orang Indonesia yang menjadi bagian dari jaringan Zionis-Israel. Anehnya justeru yang banyak membangun “connection” (hubungan jaringan) dengan Zionis-Israel dari kalangan tokoh-tokoh Islam di Indonesia.
Sejatinya banyak orang Indonesia yang menjadi bagian dari jaringan Zionis-Israel. Anehnya justeru yang banyak membangun “connection” (hubungan jaringan) dengan Zionis-Israel dari kalangan tokoh-tokoh Islam di Indonesia.
Kalau beberapa hari lalu, di dunia Arab geger, dan bahkan parlemen Mesir mengajukan resolusi, yang mengecam dan menginginkan agar Mufti Al-Azhar Dr. Ali Juma’ah dipecat sebagai Mufti Al-Azhar, karena melakukan kunjungan ke Jerusalem. Di mana Jerusalem masih dibawah pendudukan Zionis-Israel. Kunjungan Ali Juma’ah itu, dinilai memberikan legitimasi (pembenaran) atas pendudukan dan penjajahan Jerusalem oleh Zionis-Israel.
Sekarang ada orang-orang Indonesia menghadiri hari ulang tahun kemerdekaan Zionis-Israel di Singapura. Menghadiri kemerdekaan Zionis-Israel itu, secara de facto dan de jure, memberikan pengakuan eksistensi Zionis-Israel atas pendudukan tanah Palestina, yang dirampasnya sejak sebelum kemerdekaan tahun 1948, dan kemudian menjadi tanah airnya, sesudah membunuh, menghancurkan bangsa Palestina, serta mengusirnya dari tanah kelahiran mereka.
Memang bukan sekali ini kunjungan orang Indonesia ke Kedutaan Israel di Singapura. Sudah sangat sering. Karena Singapura menjadi pintu bagi orang, kelompok yang ingin menjadi bagian kepentingan Zionis-Israel di Asia ini.
Jerusalem Post, 8 Desember 2007, pernah memberitakan kunjungan lima orang tokoh yang mewakili Ormas Islam menemui Presiden Shimon Peres. Para tokoh Ormas Islam itu menghabiskan waktu selama seminggu di Israel. Mereka bertemu dengan berbagai tokoh puncak negeri Zionis-Israel, termasuk Presiden Israel Shimon Peres.
Bahkan, klaim Jerusalem Post itu, kelima tokoh itu mewakili Ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdathul Ulama dan Muhammadiyah. Kunjungan mereka ke negeri Zionis itu, disponsori oleh Simon Wiesanthal Center dan LibForAll Foundation..
Tokoh Muhammadiyah yang pernah berkunjung ke Israel diantaranya Syafiq Mugni, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Dari PP Muhammdiyah Dr. Habib Cirzin pernah pula berkunjung ke Israel.
Syafiq Mugni Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, saat bertemu dengan Shimon Peres menghadiahkan kepada Peres sebuah tutup kepala yang dikenal bernama ''kippa'' bertuliskan kata "shalom", yang dalam bahasa Ibrani artinya ''kedamaian''. Para tamu Indonesia itu tampak gembira sekali ketika Peres langsung memasang kippa tersebut di kepalanya.
Selanjutnya, mereka melanjutkan pembicaraan seputar berbagai topik termasuk ekonomi, politik, agama dan perayaan hari jadi Israel ke 60 bulan Mei 2008 mendatang. Bahkan, kemungkinan membuka hubungan diplomatik antara Indonesia-Israel.
Shimon Peres menyatakan, Israel berbahagia bisa berhubungan dengan Indonesia serta mengundang para pemimpinnya. Peres akan mengundang kembali para tokoh Indonesia untuk doa perdamaian di saat Negeri Zionis ini akan memperingati hari jadinya ke 60 nanti bulan Mei 2008. Dalam kesempatan itu, Peres juga mengatakan, musuh Israel bukanlah Islam, tapi "teror", ucapnya.
Syafiq Mugni dalam kesempatan itu menjelaskan tentang Indonesia menyangkut perkembangan ekonominya, demokrasi dan sistem kependidikannya. Menurut Syafiq, dirinya berharap Muslim Indonesia semakin toleran, meski sebagaian juga masih ada yang menentang demokrasi. Sementara itu, Wakil NU Abdul A'la mengakui masih ada kelompok kecil "ekstrimis" Muslim di Indonesia.
Ditemani Kepala Wiesenthal Center Associate, Rabbi Abraham CooPeres dan CEO, LibForAll Foundation, C.C. Holland Taylor, delegasi Ormas NU dan Muhammadiyah ikut serta dalam suatu upacara cahaya lilin Hanukka yang diikuti dengan tarian di Hesder Yeshiva di Kiryat Shmona.
LibForAll Foundation disebut-sebut lembaga Zionis yang berkedok "Liberalisme dan Pluralisme" di Indonesia. Kelompok LibForAll Foundation, di Indonesia banyak berhubungan dan berkolaborasi dengan berbagai Ormas Islam, yang tujuannya membangun hubungan lebih inten dengan Zionis-Israel.
Di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, lebih jauh langkah-langkah yang akan dijalankannya. Termasuk akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Wahid bertemu dengan Presiden Shimon Peres, dan bahkan Abdurrahman Wahid menjadi anggota Yayasan Institute Shimon Peres.
Tokoh yang mendapatkan julukan dari Presiden SBY sebagai “bapak” pluralisme itu, pernah mendapatkan hadiah "Medal of Valor" (medali keberanian) dari Yahudi Internasional di Kalifornia, Amerika Serikat. Upacara itu sangat meriah, berlangsung di Beverly Wilshire Hotel, 9500, Wilshire Blvd, Beverly Hills, Los Angeles, California, 6 Mei 2008.
Saat pemberian hadiahnya itu, dihadiri seluruh tokoh-tokoh terkemuka Yahudi dari seluruh Amerika, termasuk bintang terkemuka Amerika Will Smith. Begitulah kisah bagaimanan Israel “connection” berada di Indonesia.
Tetapi, jaringan Israel “connection” sudah sangat luas di Indonesia, termasuk dari kalangan militer. Di zamannya Jenderal Benny Murdani, militer Indonesia mempunyai hubungan dekat dengan Zionis-Israel, seperti digambarkan dalam buku biografinya Jenderal Sumitro.
Walaupun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi hubungan berjalan di segala bidang. Termasuk di bidang perdagangan dan teknologi. Pernah diributkan bagiamana perusahaan Israel memenangkan tender perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Jadi jaringan Israel “connection” sudah sangat jauh dan lama.
Kedatangan sejumlah warga negara Indonesia dalam upacaya hari ulang tahun kemerdekaan negeri Zionis-Israel di Singapura itu, hanya puncak gunung es. Di Manado terdapat Sinagog, yang menjadi tempat berkumpulnya, jaringan Israel “connection” di Indonesia. Wallahu’alam.
Tujuh Tokoh Indonesia ke Israel Diundang Yahudi Australia Pro-Zionis
Israelhayom.com
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/11/mo8aw6-tujuh-tokoh-indonesia-ke-israel-diundang-yahudi-australia-prozionis
m.com berkunjung secara diam-diam ke Israel.
Di antara ketujuh tokoh Indonesia itu yang paling popular tampak Tantowi Yahya, anggota komisi I DPR RI.
"Sebuah organisasi Yahudi Australia pro-Zionis memfasilitasi kunjungan rombongan ke Israel," tulis israelhayom.com.
Dalam tulisan itu disebut kunjungan ketujuh tokoh itu untuk berkunjung ke kantor parlemen Israel Knesset. Mereka bertemu dengan beberapa anggota parlemen Israel.
"Delegasi dari Indonesia itu dipimpin anggota parlemen Tantowi Yahya," tulis israelhayom.com.
Menurut laman itu, ini merupakan kunjungan pertama delegasi dari negara Asia Tenggara yang bertemu dengan parlemen Israel.
"Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar dan tak punya hubungan diplomatik dengan Israel," ungkap israelhayom.com.
"Sebuah organisasi Yahudi Australia pro-Zionis memfasilitasi kunjungan rombongan ke Israel," tulis israelhayom.com.
Dalam tulisan itu disebut kunjungan ketujuh tokoh itu untuk berkunjung ke kantor parlemen Israel Knesset. Mereka bertemu dengan beberapa anggota parlemen Israel.
"Delegasi dari Indonesia itu dipimpin anggota parlemen Tantowi Yahya," tulis israelhayom.com.
Menurut laman itu, ini merupakan kunjungan pertama delegasi dari negara Asia Tenggara yang bertemu dengan parlemen Israel.
"Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar dan tak punya hubungan diplomatik dengan Israel," ungkap israelhayom.com.
Redaktur : Heri Ruslan |
Golkar: Tantowi ke Israel Bukan Mewakili Partai
Republika http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/06/11/mo8ciy-golkar-tantowi-ke-israel-bukan-mewakili-partai
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI sekaligus
politisi dari Fraksi Golkar, Poempida Hidayatulloh, menyatakan kepergian
anggota komisi I DPR RI Tantowi Yahya ke Israel bukan untuk mewakili
Partai Golkar.
"Tidak mungkin Golkar mengirim utusan ke Israel sebab Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, apalagi Golkar," katanya di Jakarta, Selasa, (11/6).
Golkar, ujar Poempida, sebagai partai tentu saja harus mengikuti ketentuan negaranya. Kalau Indonesia tidak mau mengakui Israel, Golkar pasti mengikutinya. "Paspor orang Indonesia itu tidak bisa masuk Israel, tidak diterima di sana," katanya.
Kalau Tantowi mewakili DPR ke Israel sepertinya juga tidak mungkin. "DPR juga tidak memiliki kerja sama dengan Israel," ujar Poempida. Memang, ujar Poempida, Tantowi menjadi salah satu anggota Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP).
Badan tersebut memang menjalin kerja sama dengan parlemen luar negeri. "Namun tidak tahu ada tidak hubungannya dengan kunjungan Tantowi Yahya," ujarnya. Meskipun Indonesia tidak memiliki hubungan dengan Israel karena negara itu melakukan penjajahan terhadap Palestina, namun namanya politik luar negeri tidak bisa dibatasi ada tidaknya hubungan diplomatik. "Untuk lebih jelasnya bisa diminta ke pihak yang bersangkutan," ujar Poempida.
"Tidak mungkin Golkar mengirim utusan ke Israel sebab Indonesia tidak mengakui adanya negara Israel, apalagi Golkar," katanya di Jakarta, Selasa, (11/6).
Golkar, ujar Poempida, sebagai partai tentu saja harus mengikuti ketentuan negaranya. Kalau Indonesia tidak mau mengakui Israel, Golkar pasti mengikutinya. "Paspor orang Indonesia itu tidak bisa masuk Israel, tidak diterima di sana," katanya.
Kalau Tantowi mewakili DPR ke Israel sepertinya juga tidak mungkin. "DPR juga tidak memiliki kerja sama dengan Israel," ujar Poempida. Memang, ujar Poempida, Tantowi menjadi salah satu anggota Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP).
Badan tersebut memang menjalin kerja sama dengan parlemen luar negeri. "Namun tidak tahu ada tidak hubungannya dengan kunjungan Tantowi Yahya," ujarnya. Meskipun Indonesia tidak memiliki hubungan dengan Israel karena negara itu melakukan penjajahan terhadap Palestina, namun namanya politik luar negeri tidak bisa dibatasi ada tidaknya hubungan diplomatik. "Untuk lebih jelasnya bisa diminta ke pihak yang bersangkutan," ujar Poempida.
Reporter : Dyah Ratna Meta Novi |
Redaktur : Dewi Mardiani |
tantowi kok mau khianati bangsa indonesia tuh
BalasHapusmau menjual negara tuh,patut di waspadai
BalasHapus