APAKAH ANDA BERFIKIR ATAU SEKEDAR MENJADI PENGIKUT?
http://cahyono-adi.blogspot.com/
"Kepada
mereka yang bertepuk tangan atas aksi tindakan polisi, harus diketahui
bahwa hari penentuan bagi Anda akan segera datang, lebih cepat dari yang
Anda duga. Suatu saat Anda akan dituduh sebagai aksi kejahatan,
dikejar-kejar polisi, dan mungkin berakhir tergeletak di jalan dengan
luka tembakan. Dan saat itu terjadi, orang-orang akan menyoraki kematian
Anda meskipun Anda tidak melakukan kesalahan apapun. Sama seperti yang
mereka lakukan terhadap Tamarlen, seorang ayah dari anak berusia 3
tahun, dan adiknya Dzhokhar yang baru berumur 19 tahun, seorang pelajar
cerdas di Massachusetts State College." (John Kaminski)
Lupakan analisis saya tentang korban pemboman marathon Boston yang tetap
tegar meski kedua kakinya hancur pada postingan terdahulu. Anggap saja
saya adalah orang yang sok tahu. Tapi jangan sepelekan analisis seorang
ahli medis pemilik sertifikasi EMT-B Amerika yang memiliki pengalaman
luas dalam menangani korban-korban kecelakaan dengan berbagai tingkat
keparahan luka.
Dan inilah analisisnya: (Selengkapnya silakan klik di sini: http://www.fromthetrenchesworldreport.com/are-you-just-a-believer-or-do-you-think/41807, atau untuk melihat analisis foto selengkapnya silakan klik di sini: http://sphotos-a.xx.fbcdn.net/hphotos-prn1/p480x480/933893_480995948639989_1351210628_n.jpg)
Dan inilah analisisnya: (Selengkapnya silakan klik di sini: http://www.fromthetrenchesworldreport.com/are-you-just-a-believer-or-do-you-think/41807, atau untuk melihat analisis foto selengkapnya silakan klik di sini: http://sphotos-a.xx.fbcdn.net/hphotos-prn1/p480x480/933893_480995948639989_1351210628_n.jpg)
Jika
seseorang kehilangan kedua kakinya karena ledakan bom atau ranjau, maka
separoh dari darah di dalam tubuhnya yang berjumlah antara 5-6 liter
akan mengucur deras keluar dari kakinya yang terluka. Pada saat itu ia
sudah tidak sadarkan diri atau minimal tidak akan sanggup lagi untuk
sekedar duduk. Jika dalam waktu 2 menit tidak mendapatkan tindakan medis
yang tepat, maka dipastikan ia akan tewas bersimbah darah.
Lalu bandingkan kondisi tersebut dengan korban pemboman Boston yang hancur kedua kakinya di atas. Tidak saja ia masih sanggup duduk tanpa ekspresi kesakitan dan shock, juga tidak terlihat tanda-tanda pendarahan hebat. Bahkan ketika masih berada di tempat kejadian pemboman. Kita lihat sang korban yang duduk terlentang dengan kakinya yang buntung, sama sekali tidak menunjukkan adanya pendarahan.
"Korban" di atas adalah seorang aktor yang kakinya cacat karena amputasi, dan peristiwa pemboman tersebut di atas adalah sandiwara belaka.
Saya sarankan Anda untuk mengunjungi langsung alamat situs tersebut di atas untuk mendapatkan penjelasannya langsung. Namun ijinkan saya membantu menjelaskan sandiwara itu lewat blog ini. Dari serangkaian gambar yang ditampilkan terlihat dengan jelas sang korban "kaki hancur" melakukan aksinya bersama dengan 2 orang "korban pemboman" lainnya, yaitu seorang wanita kulit hitam yang bertugas sebagai pelindung aksi dari sorotan mata orang di sekeliling serta menjalin komunikasi dengan fotografer dengan isyarat tangan, serta seorang laki-laki berpenutup kepala dan berkacamata yang bertugas memasangkan kaki palsu dan menaburkan darah palsu. Semua dilakukan di tengah kekacauan dan pandangan agak kabur karena bom asap.
Selanjutnya gambar menunjukkan korban yang kakinya hancur dan perlu mendapat prioritas pertolongan justru tertinggal dalam mendapatkan pertolongan. Sang wanita kulit hitam-lah yang mendapatkannya terlebih dahulu sesuai standar penanganan korban kecelakaan dengan kereta dorong. Adapun sang korban "kaki hancur" harus puas mendapatkan kursi roda. Jika peristiwa tersebut bukan rekayasa, sang korban "kaki hancur" sudah terlanjur tewas.
NB:
Pada bulan Juni 2012 "Amputees in Action", sebuah perusahaan yang memiliki keahlian menyediakan aktor-aktor yang memerankan korban peperangan dalam latihan perang, mendapatkan kontrak dari perusahaan internasional Serco Group sebagai salah satu dari 2 sub-kontraktornya untuk memenangkan kontrak dari Departemen Pertahanan Inggris.
Di bawah kontrak yang diberi nama "Contemporary Operating Environment Force (COEFOR)" itu "Amputees in Action" akan menyediakan produk-produk mereka yang unik seperti darah dan isi perut palsu untuk membantu persiapan operasi militer seperti operasi militer di Afghanistan.
REF:
"Are You Just A Believer Or Do You THINK?"; Steve Apple; B’Man’s Revolt; 20 April 2013
"Amputees in Action – bringing dramatic realism to army exercises"; army-technology.com; 12 July 2012
Lalu bandingkan kondisi tersebut dengan korban pemboman Boston yang hancur kedua kakinya di atas. Tidak saja ia masih sanggup duduk tanpa ekspresi kesakitan dan shock, juga tidak terlihat tanda-tanda pendarahan hebat. Bahkan ketika masih berada di tempat kejadian pemboman. Kita lihat sang korban yang duduk terlentang dengan kakinya yang buntung, sama sekali tidak menunjukkan adanya pendarahan.
"Korban" di atas adalah seorang aktor yang kakinya cacat karena amputasi, dan peristiwa pemboman tersebut di atas adalah sandiwara belaka.
Saya sarankan Anda untuk mengunjungi langsung alamat situs tersebut di atas untuk mendapatkan penjelasannya langsung. Namun ijinkan saya membantu menjelaskan sandiwara itu lewat blog ini. Dari serangkaian gambar yang ditampilkan terlihat dengan jelas sang korban "kaki hancur" melakukan aksinya bersama dengan 2 orang "korban pemboman" lainnya, yaitu seorang wanita kulit hitam yang bertugas sebagai pelindung aksi dari sorotan mata orang di sekeliling serta menjalin komunikasi dengan fotografer dengan isyarat tangan, serta seorang laki-laki berpenutup kepala dan berkacamata yang bertugas memasangkan kaki palsu dan menaburkan darah palsu. Semua dilakukan di tengah kekacauan dan pandangan agak kabur karena bom asap.
Selanjutnya gambar menunjukkan korban yang kakinya hancur dan perlu mendapat prioritas pertolongan justru tertinggal dalam mendapatkan pertolongan. Sang wanita kulit hitam-lah yang mendapatkannya terlebih dahulu sesuai standar penanganan korban kecelakaan dengan kereta dorong. Adapun sang korban "kaki hancur" harus puas mendapatkan kursi roda. Jika peristiwa tersebut bukan rekayasa, sang korban "kaki hancur" sudah terlanjur tewas.
NB:
Pada bulan Juni 2012 "Amputees in Action", sebuah perusahaan yang memiliki keahlian menyediakan aktor-aktor yang memerankan korban peperangan dalam latihan perang, mendapatkan kontrak dari perusahaan internasional Serco Group sebagai salah satu dari 2 sub-kontraktornya untuk memenangkan kontrak dari Departemen Pertahanan Inggris.
Di bawah kontrak yang diberi nama "Contemporary Operating Environment Force (COEFOR)" itu "Amputees in Action" akan menyediakan produk-produk mereka yang unik seperti darah dan isi perut palsu untuk membantu persiapan operasi militer seperti operasi militer di Afghanistan.
REF:
"Are You Just A Believer Or Do You THINK?"; Steve Apple; B’Man’s Revolt; 20 April 2013
"Amputees in Action – bringing dramatic realism to army exercises"; army-technology.com; 12 July 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar