95 Anggota Kongres Amerika Serikat Murka Terhadap Erdogan
Ankara (voa-islam.com)
http://www.voa-islam.com/news/analysis/2013/03/15/23596/95-anggota-kongres-amerika-serikat-murka-terhadap-erdogan/
Tak kurang 95 anggota Krongres Amerika Serikat yang merupakan anggota
Zionis, tak tahan dengan kritik yang sangat menghunjam dari Perdana
Turki Recep Tayyib Erdogan, yang mengatakan Zionisme sebagai biang kejahatan terhadap kemanusiaan.
Para
anggota Kongres Amerika Serikat itu, tak dapat menahan amarah mereka
dengan pernyataan Perdana Menteri Turki, Erdogan, yang tanpa tedeng
aling-aling mengeluarkan pernyataan, yang sangat keras terhadap Zionis,
dan menyamakan Zionis itu, sebagai kumpulan para penjahat kemanusiaan,
dan telah menghncurkan rakyat Palestina, sepanjang sejarah.
Dibagian lain, Menteri Luar Negeri Turki, Ahmed Davutoglu, mengatakan negaranya menolak tuntutan 95 anggaota Kongres Amerika Serikat, yang menuntut agar Perdana Menteri Turki, Erdogan, manarik pernyataannya dan meminta maaf terkait dengan Zionisme yang dinilai sebagai pelaku kejahatan kemanusiaan.
Dibagian lain, Menteri Luar Negeri Turki, Ahmed Davutoglu, mengatakan negaranya menolak tuntutan 95 anggaota Kongres Amerika Serikat, yang menuntut agar Perdana Menteri Turki, Erdogan, manarik pernyataannya dan meminta maaf terkait dengan Zionisme yang dinilai sebagai pelaku kejahatan kemanusiaan.
Ahmet
Davutoglu mengatakan pada konferensi pers bersama pada hari Kamis
dengan rekannya dari Rumania, Titus Corlatean, bahwa Turki selalu
menentang anti-Semitisme, tetapi Ankara juga menentang kebijakan
ekspansif Israel dan kebijakan agresif sebagai bentuk kejahatan
kemanusiaan.
Pernyataan
menteri luar negeri itu merupakan tanggapan terhadap petisi 95
anggota Kongres Amerika Serikat yang dikirim ke Perdana Menteri Turki
Recep Tayyip Erdogan, mendesak dia untuk menarik kembali pernyataannya
yang memberikan label Zionisme sebagai bentuk kejahatan terhadap
kemanusiaan.
Davutoglu
membela Erdogan sebagai pemimpin yang membuat sangat jelas dalam
pidato-pidatonya anti-Semitisme. Tetapi, Erdogan selalu menentang
Zionisme yang melakukan kejahatan begitu mendalam terhadap rakyat
Palestina, sepanjang lebih dari 5 dekade.
selalu sangat keras dan kami akan terus melakukannya ketika kita berbicara menentang kebijakan ekspansif Israel di wilayah Palestina. Posisi agresif sebagai akibat dari kebijakan-kebijakan ekspansif yang menghancurkan rakyat Palestina. Tidak ada yang harus meragukannya. Turki memiliki tidak pernah berutang kepada Zionis Israel, dan siapapun", kata Davutoglu.
Davutoglu mengatakan sementara ada ghetto Yahudi di seluruh Eropa dalam 600 tahun dan selama Holocaust, Yahudi yang ditawarkan penampungan di Turki.
Erdogan menambahkan bahwa pintu Turki terbuka bagi siapa saja yang teraniaya akibat pelanggaran hak asasi manusia.
Menteri luar negeri Turki menekankan bahwa tidak ada yang harus membenarkan posisi Israel sangat agresif "melalui cara kotor," mengacu pada serangan dan pembantaian yang terus menerus dilakukan oleh Zionis Israel terhadap rakyat dan kecaman menyusul pernyataan Erdogan yang mengkritik Zionisme.
selalu sangat keras dan kami akan terus melakukannya ketika kita berbicara menentang kebijakan ekspansif Israel di wilayah Palestina. Posisi agresif sebagai akibat dari kebijakan-kebijakan ekspansif yang menghancurkan rakyat Palestina. Tidak ada yang harus meragukannya. Turki memiliki tidak pernah berutang kepada Zionis Israel, dan siapapun", kata Davutoglu.
Davutoglu mengatakan sementara ada ghetto Yahudi di seluruh Eropa dalam 600 tahun dan selama Holocaust, Yahudi yang ditawarkan penampungan di Turki.
Erdogan menambahkan bahwa pintu Turki terbuka bagi siapa saja yang teraniaya akibat pelanggaran hak asasi manusia.
Menteri luar negeri Turki menekankan bahwa tidak ada yang harus membenarkan posisi Israel sangat agresif "melalui cara kotor," mengacu pada serangan dan pembantaian yang terus menerus dilakukan oleh Zionis Israel terhadap rakyat dan kecaman menyusul pernyataan Erdogan yang mengkritik Zionisme.
Tak
kurang 95 anggota Krongres Amerika Serikat yang merupakan anggota
Zionis, tak tahan dengan kritik yang sangat menghunjam dari Perdana
Turki Recep Tayyib Erdogan, yang mengatakan Zionisme sebagai biang kejahatan terhadap kemanusiaan.
Davutoglu mengatakan posisi Turki terbuka dan jelas, mencatat bahwa Turki menentang untuk semua jenis rasisme dan anti-Semitisme.
"Sementara ketika terjadi pembantaian di Eropa terhadap Yahudi, Turki telah menjadi rumah bagi semua komunitas Yahudi. Dan pintu kami akan terbuka untuk semua mereka yang menderita akibat pelanggaran hak asasi manusia.
Davutoglu mengatakan posisi Turki terbuka dan jelas, mencatat bahwa Turki menentang untuk semua jenis rasisme dan anti-Semitisme.
"Sementara ketika terjadi pembantaian di Eropa terhadap Yahudi, Turki telah menjadi rumah bagi semua komunitas Yahudi. Dan pintu kami akan terbuka untuk semua mereka yang menderita akibat pelanggaran hak asasi manusia.
Tidak ada yang harus berusaha untuk merusak reputasi Turki dengan mengambil keuntungan dari itu hal.
Dan tidak ada yang menggunakan isu-isu dari penyataan Perdana Menteri
Erdogan, guna mengancam dan mengerdilkan Turki, "tambahnya.
Israel
memang seperti dikatakan oleh Erdogan, sebagai pelaku kejahatan
kemanusiaan, karena sejak sebelum berdirinya negara Zionis Israel telah
berlangsung kejahatan kemanusiaan tanpa henti, semapai hari ini terhadap
rakyat Palestina.
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:15pm
http://induksijpbdlgm.proboards.com/index.cgi?board=general&action=print&thread=16
Perang di Lubnan: Impian Zionis Kristian
Stephen Sizer, Elizabeth Barlow, Micheal Prior dan lain-lain pengkritik Zionis Kristian tidak silap di dalam analisis-analisis mereka. Bukan lagi sesuatu yang rahsia mengenai lobi Zionis Kristian ke atas rumah putih dan juga pentadbiran Bush. Polisi-polisi luar AS berkaitan rejim Zionis Israel sering bersikap lunak dan menyokong apa sahaja tindakan rejim tersebut. Maka tidak hairanlah lebih 90 veto telah digunakan oleh AS untuk membatalkan apa sahaja keputusan Majlis Keselamatan PBB berkaitan Zionis, terasuklah yang mutakhir ini berkaitan perang ke atas Palestin.
Siapakah Zionis Kristian?, bukankah Zionis itu sinonim kepada Yahudi di dalam mentaliti majoriti masyarakat dunia?, jika anda semua berpendapat sedemikian, maka anda masih belum lagi memahami "big picture" mengenai isu Palestin.
Zionis Kristian merupakan golongan yang bertanggungjawab menyebabkan kemunculan gerakan Zionis dan juga negara haram Israel. Zionis Kristian merupakan nama kepada sekumpulan Kristian Protestant yang mempunyai misi mereka yang tersendiri. Di AS, golongan Avengalist merupakan tonggak kepada golongan Zionis Kristian ini. Golongan ini mempunyai satu pegangan yang mereka berusaha sedaya upaya untuk menjayakannya. Pegangan ataupun aqidah tersebut ialah mengenai "Kedatangan semula Jesus (Nabi Isa A.S.)" ke muka bumi ini untuk membawa "The Happy Milleneum" (Seribu tahun yang gembira).
Golongan Zionis Kristian percaya, kedatangan semula Jesus memerlukan beberapa syarat. Tanpa syarat-syarat tersebut, Jesus tidak mungkin muncul untuk membawa seribu tahun gembira yang dinanti-nantikan. Syarat yang pertama yang perlu ada ialah "kepulangan kaum Yahudi" ke bumi Palestin. Bagi golongan ini, Jesus hanya akan muncul di Palestin jika kaum Yahudi menetap di sana seperti kemunculannya buat kali pertama dahulu. Kaum Yahudi yang menetap di sana juga perlulah menyediakan suasana Palestin sepertimana sewaktu awal kemunculan Jesus dahulu. Mereka perlulah berkuasa di bumi tersebut, membina "Haychal" (kuil) di tapak di mana hari ini terdapat Masjid al-Aqsa. Setelah itu sesuatu peperangan besar akan berlaku di antara kaum Yahudi tersebut dengan bangsa Arab. Peperangan ini merupakan peperangan besar yang melibatkan banyak nyawa yang terkorban. Peperangan ini dinamakan sebagai peperangan "Armagedon". Selepas peperangan yang besar ini, maka pada saat itulah Jesus akan muncul untuk membawa "The Happy Milleneum".
Tidak syak lagi, peperangan dengan rejim Zionis pasti menjadikan rakyat awam terutama kanak2 dan wanita sebagai sasaran utama.
Penghijrahan Yahudi ke bumi Palestin melalui usaha gerakan Zionis Yahudi dan juga kerajaan Great Britain di awal kurun ke-20 merupakan hasil usaha Zionis Kristian. Sir Arthur Belfour dan juga pegawai-pegawai kerajaan British pada waktu itu kebanyakannya merupakan penganut fahaman Zioniz Kristian. Selepas kekuasaan dunia beralih ke AS, golongan Zionis Kristian juga telah beralih ke sana untuk menjayakan agenda mereka. Hasilnya, tertubuhnya negara haram "Israel". Dengan tertubuhnya "Israel", kegilaan Zionis Kristian semakin menjadi-jadi dan semakin diikuti oleh kebanyakan penganut Avangelist. Kepercayaan mereka bahawa kedatangan Jesus semakin hampir juga turut bertambah kuat. Peperangan 1967 yang menyaksikan kemenangan rejim Zionis juga menjadikan sokongan dan pengaruh golongan ini semakin kuat di AS. Hasilnya, bantuan kepada projek rejim Zionis, samada dari segi dana, politik, media, moral dan juga kemanusiaan juga turut bertambah.
Berdasarkan latar belakang inilah kita tidak akan berasa pelik dengan polisi AS terhadap peperangan yang dilancarkan oleh rejim Zionis ke atas rakyat Palestin dan juga rakyat Lubnan. Berhujahkan alasan "Israeli Right of Self Defence", mereka memberikan justifikasi kepada semua tindakan kejam dan ganas rejim Zionis ke atas rakyat Palestin dan Lubnan. Bagi mereka, kewujudan "Israel" amat penting kepada aqidah golongan yang telah menaja kebanyakan anggota kongres AS untuk berada di atas kerusi empuk mereka.
Bagi Amerika, kewujudan "Israel" amat penting kepada aqidah golongan yang telah menaja kebanyakan anggota kongres AS untuk berada di atas kerusi empuk mereka.
Demonstrasi 17 Julai di New York untuk menyokong tindakan ganas rejim Zionis ke atas Lubnan merupakan satu lagi manifestasi perjuangan golongan Zionis Kristian. Melalui usaha mereka dengan bantuan agensi-agensi dan juga pertubuhan-pertubuhan Yahudi pro-Zionis, mereka telah cuba mewujudkan "public opinion" untuk menyokong tindakan rejim Zionis.
Pada minggu lepas sahaja, United Jewish Communities telah berjaya mengutip USD satu juta dari kalangan golongan Yahudi dan juga pro-Zionis untuk diserahkan kepada rejim Zionis sebagai tanda solidariti. American Jewish Joint Distribution Committee, salah sebuah pertubuhan berpengaruh di AS juga turut menyediakan program-program untuk menyelamatkan kanak-kanak Yahudi di "Israel" untuk menghadapi situasi peperangan. Di Texas, golongan Zionis Kristian telah menganjurkan demonstrasi yang serupa untuk menunjukkan sokongan terhadap keganasan rejim Zionis.
Judeo-Christian Alliance (JCA) di Washington juga sedang merancang satu demonstrasi besar-besaran untuk menggesa Bush agar terus menyokong tindakan ganas rejim Zionis. Rev, John C Hagee, salah seorang pemimpin Zionis Kristian, ketika diwawancara oleh islamonline.net mengatakan, peperangan tersebut adalah peperangan suci dan telah dijanjikan oleh Tuhan. Sebarang sokongan terhadap keganasan Zionis menurutnya adalah akhlak yang murni dan juga "kerja kebajikan" yang dipuji oleh Bible.
Beliau juga turut menggesa rejim Zionis agar melancarkan peperangan ke atas Iran yang dianggap sebagai musuh mereka yang sebenar. "American Israel Public Affairs Committee" yang merupakan lobi terkuat Zionis di Kongres AS turut berterima kasih kepada Hagee di atas sokongan beliau. Mereka juga telah menyokong veto AS di Majlis Keselamatan membantah usaha sesetengah pihak untuk menggesa rejim Zionis daripada mengenakan tekanan dan kekejaman ke atas rakyat Palestin baru-baru ini. Kini, mereka di dalam usaha memastikan agar Bush dan juga kerajaannya akan berterusan menyokong segala tindakan ganas rejim Zionis.
Apa yang menimbulkan tanda tanya ialah sikap AS. AS bukan hanya sekadar menyokong tindakan ganas rejim Zionis, malah mereka dilihat begitu bernafsu untuk melibatkan Syria dan Iran agar turut dihukum. Bukankah dengan penglibatan kedua-dua buah negara tersebut akan menyebabkan peperangan yang amat besar dan akan melibatkan banyak lagi pihak?, atau itu merupakan salah satu usaha AS untuk mengheret rantau tersebut ke dalam peperangan yang lebih besar?
Mungkin persoalan yang timbul, apakah keuntungannya?, sudah tentu jawapannya...Armagedon yang mereka nanti-nantikan yang akan menyaksikan kemunculan Jesus setelah peperangan tersebut selesai! Adakah golongan Zionis Kristian akan berjaya mewujudkan peperangan yang lebih besar di rantau tersebut?...bersama kita tunggu dan lihat.
Sumber: http://www.palestinkini.info
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:16pm
Apa ada pada 1559 dan 1680?
Nombor-nombor berikut bukanlah nombor ekor yang memenangi hadiah pertama cabutan empat nombor ekor Magnum. Ianya merupakan dua resolusi PBB yang telah digunakan oleh rejim Zionis Israel sebagai alasan untuk menyerang Lubnan. Kematian sehingga kini lebih 600 masyarakat awam Lubnan, termasuk yang terkini lebih 60 orang di Qana, adalah semata-mata untuk menyokong kedua-dua resolusi tersebut. Ribuan yang cedera, mankala lebih 700,000 kehilangan tempat tinggal kerana serangan-serangan ganas Zionis juga adalah bersandarkan kepada kedua-dua resolusi berkenaan. Lubnan digempur dan dikepung darat, laut dan udara.
Bekalan air dan elektrik terputus sama sekali. Pangkalan tentera Lubnan di Qolelaat, Hermel, Buda, Rayak, Jiyeh , Doueir, Baflay, Zibquin dan Naqura telah diserangkan oleh pesawat tentera Israel dari 12 Julai hingga 18 Julai 2006. Pada 15 Julai , 18 orang biasa Lubnan mati terbakar , ditembak oleh helikopter Israel . Mereka dalam perjalanan berkonvoi di stesen minyak. 18 jambatan dan jejantas musnah. Persimpangan dan lebuh raya di Beirut turut diserang. Stesen pemancar telefon mudah alih di timur Lubnan , Loji kuasa Jiyyeh, tangki bahan bakar di Lapangan Terbang Rafiq Hariri di Beirut. Kerugian lebih 25 juta AS. Kesemuanya berasalankan resolusi-resolusi tersebut.
Apakah kandungan sebenarnya resolusi 1559 dan 1680?
Resolusi 1559
Pada 14 Februari 2005, bandar Beirut yang indah telah dikejutkan dengan satu letupan besar. Letupan hasil bahan ledakan seberat 1000kg yang telah disasarkan ke kereta mantan Perdana Menteri Lubnan yang terkenal, Rafiq Hariri. Kereta mantan Perdana Menteri Lubnan yang telah berkhidmat dari tahun 1992 sehingga tahun 2004 itu telah meletup di hadapan hotel St George, Lubnan.
Usai peristiwa tersebut, AS telah menundingkan jari mereka ke arah Syria di atas kejadian yang amat tragis itu. Syria menjadi suspek utama berdasarkan pengaruhketenteraan mereka ke atas Lubnan. Semenjak berakhirnya peperangan saudara di Lubnan, Syria telah menempatkan tentera mereka di serata Lubnan untuk mengawal negara tersebut. Syria juga mempunyai pengaruh ke atas pertahanan dan keselamatan negara berkenaan. Tidak hairnlah, bagi sesiapa yang pernah ke Lubnan sebelum tahun 2005, gambar-gambar Hafiz al-Asad, dan kemudiannya Bashar al-Asad akan memenuhi papan-papan billboard di serata bandar Beirut.
AS dan juga UK telah menggunakan peluang tersebut untuk memaksa Syria keluar meninggalkan Lubnan. Kedua-dua kuasa tersebut telah menggunakan PBB untuk melakukan penyiasatan ke atas kematian Hariri. Syria telah dipaksa untuk bekerjasama. Mantan hakim Jerman, Detlev Mehlis telah ditugaskan sebagai ketua penyiasat PBB ke Syria dan Lubnan. Mehlis telah berjaya menyelesaikan tugasnya dan menyerahkan laporan siasatannya kepada Kofi Anan pada 20 Oktober 2005.
Hasilnya, beliau mendapati Syria dan beberapa pihak di Lubnan yang pro-Syria terlibat secara langsung merancang pembunuhan tersebut. Antara asas tuduhan tersebut ialah, Hariri memang dimusuhi oleh Syria. Hariri, yang berasal daripada Arab Saudi telah berusaha untuk mengeluarkan tentera Syria dari bumi Lubnan dan memastikan Lubnan 100% merdeka daripada pengaruh asing.
Cukuplah kita diperbodohkan dengan sikap bermuka2 Amerika dalam isu Palestin.
Ketika penyiasatan masih lagi dijalankan, beberapa perubahan telah berlaku di dalam politik Lubnan. Pada bulan Jun tahun yang sama, gabungan Hizbullah dan Amal telah memenangi pilihanraya majlis legaslatif Lubnan dangan suara majoriti di kawasan selatan Lubnan. Walaupun parti yang paling berpengaruh di dalam parlimen Lubnan adalah parti "Mustaqbal" pimpinan anak Hariri, Saed al-Hariri, namun mereka tidak berkuasa di selatan. Kemenangan besar Hizbullah-Amal yang pro-Syria telah menakutkan rejim Zionis yang masih lagi menjajah kawasan Sheeba milik Lubnan.
Mereka juga bimbang, kerana Lubnan selatan bersempadan dengan tanah jajahan Zionis. Sebarang usaha mereka untuk menawan Lubnan di masa hadapan pastinya akan terhalang oleh kewujudan Hizbullah yang telah berjaya menyingkirkan tentera Zionis keluar dari bumi selatan pada Mei 2000. Di atas kesedaran ini, Rejim Zionis beserta sekutunya AS telah melobi Majlis Keselamatan PBB untuk melakukan tindakan tegas. Pembunuhan Hariri telah dijadikan modal untuk AS dan Rejim Zionis melakukan kempen mereka.
Hasilnya, Majlis Keselamatan PBB telah meluluskan resolusi 1559 yang memaksa Syria agar mengundurkan tenteranya seramai 16,000 orang dari Lubnan. Keputusan tersebut menimbulkan reaksi yang pelbagai dari kalangan rakyat Lubnan. Bagi mereka yang anti-Lubnan dan pro-Hariri, keputusan tersebut amat dialu-alukan. Bagi pihak yang pro-Syria, mereka menentang keputusan berkenaan.
Keluarnya tentera Syria dariapda bumi Lubnan hanya akan mendedahkan Lubnan kepada serangan daripada tentera Rejim Zionis. Lubnan merupakan negara yang tidak mempunyai ketenteraan yang kuat. Antara kandungan resolusi 1559 juga ialah, kumpulan-kumpulan bersenjata, terutamanya Hizbullah yang dikenali dan dituduh oleh AS dan Zionis sebagai pro-Syria wajib melucutkan senjata mereka juga. Alasan yang dikemukakan oleh PBB ialah untuk menjaga keamanan di Lubnan. Syria menolak keras resolusi tersebut.
Peranan AS dengan jelas dapat dilihat pada resolusi 1559. Resolusi tersebut memberikan manfaat yang tidak terhingga kepada rejim Zionis yang sememangnya mempunyai niat jahat ke atas Lubnan. Jika tentera Syria sudah tiada dan juga kumpulan Hizbullah sudah tidak mempunyai senjata, maka siapakah yang akan mempertahankan Lubnan jika mereka diserang?, ternyata apa yang berlaku pada hari in telah menjadi jawapannya.
Resolusi 1680
Berdasarkan undian 13 negara anggota Majlis Keselamatan (dua negara iaitu China dan Rusia tidak hadir), majlis tersebut telah meluluskan resolusi 1680 pada 17 Mei 2006. Resolusi yang dirancangkan drafnya oleh AS, Peranchis dan juga UK itu bertujuan untuk menggesa Syria dan Lubnan agar melaksanakan perlaksanaan resolusi 1559. Syria diminta untuk memastikan tiada usaha penyeludupan senjata masuk ke dalam Lubnan.
Masyarakat Lubnan pula pada waktu itu sedang giat membincangkan sesama mereka usaha untuk melucutkan senjata pelarian Palestin di Lubnan dan juga senjata milik Hizbullah. Melalui resolusi tersebut, mereka diseru untuk mempercepatkan proses berkenaan demi menghayati gesaan PBB berhubung resolusi 1559. Pendekata kedua-dua resolusi berkenaan menguntungkan Rejim Zionis dan mendedahkan Lubnan kepada bahaya yang amat besar. Sekali lagi, apa yang berlaku pada hari ini telah membuktikannya.
Berdasarkan realiti inilah Rejim Zionis terlalu ghairah untuk mempergunakan kedua-dua resolusi ini untuk terus mengganas di Lubnan. Sesiapa sahaja yang mengeluarkan kenyataan bagi pihak rejim pastinya tidak akan lupa untuk menyebutkan perkara ini.
Dari Olmert, Emir Perezt (menteri pertahanan), Tzipi Livni (menteri luar), wakil Zionis ke PBB (Dan Gillerman) dan kesemua jurucakap tentera Zionis turut menggunakan resolusi 1559 dan 1680 sebagai alasan untuk terus mengganas di Lubnan. Mereka berlagak seolah-olah tentera Rejim bertindak seperti polis bagi pihak PBB untuk tujuan berkenaan. Mereka juga berlagak seolah-olah mereka merupakan inspirasi kepada PBB dan masyarakat antarabangsa yang setia. Gambaran yang cuba diberikan juga ialah seolah-olah mereka juga adalah negara yang amat setia dengan undang-undang antarabangsa dan juga resolusi PBB.
PBB diperlekehkan rejim Zionis sebagai badan yang memastikan keamanan dunia. Siapa lagi yang boleh diharapkan untuk memperjuangkan isu Palestin ?
Lupakah mereka terhadap segala undang-undang antarabangsa dan juga resolusi-resolusi PBB yang mereka langgar dan tidak pernah endahkan. Bukankah resolusi 181 PBB hanya memberikan mereka 55% daripada bumi Palestin dan bukannya kesemua bumi Palestin yang mereka duduki sekarang.
Bukankah resolusi 194 PBB memerintahkan mereka untuk membenarkan rakyat Palestin pulang ke negara mereka dan juga tanah mereka yang telah dirampas oleh Zionis. Bukankah juga resolusi 194 itu juga memaksa mereka untuk membayar gantirugi kepada rakyat Palestin. Bagaimana pula dengan resolusi 242 PBB?, bukankah Rejim Zionis diminta untuk keluar dari Gaza dan Tebing Barat serta Baitul Maqdis melalui resolusi berkenaan.
Resolusi 425PBB juga telah menunjukkan kedegilan Rejim Zionis dan penolakannya terhadap keputusan masyarakat dunia. Resolusi yang mengerahkan tentera rejim keluar dari bumi Lubnan pada tahun 1978 itu tidak pernah mereka patuhi. Keluarnya tentera mereka dari Selatan Lubnan pada Mei 2000 hanyalah kerana kerugian dan kekalahan besar yang mereka timpa pada waktu tersebut.
Bagaimana pula dengan Geneva Convention 1948 berkaitan tahanan perang ?, bagaimana pula dengan Deklarasi Hak Asasi Manusia 1948 yang mereka cabuli berkaitan hak rakyat Palestin?, bagaimana pula undang-undang antarabangsa berkaitan pelarian, tahanan perang, wanita dan kanak-kanak?.
Bukankah kesemuanya telah dicabuli oleh rejim yang terganas di dunia itu lewat Deir Yasin 1948, Sabra Shatilla 1982, Qana 1996, Jenin 2002, Refah 2004 dan juga di serata bumi Gaza dan juga Tebing Barat. Bagaimana pula dengan keengganan rejim berkenaan untuk mematuhi keputusan Mahkamah keAdilan Antarabangsa (ICJ) mengenai tembok pemisah pada Julai 2004?, bukankah tembok itu sepatutnya dirobohkan?. Malangnya sehingga kini rejim Zionis giat meneruskan pembinaannya.
Persoalannya di sini, di manakah pula pihak dunia di kala Rejim Zionis ini menyembelih satu persatu nyawa kanak-kanak dan wanita Lubnan dan Palestin yang tidak berdosa?,
Ke manakah pula umat Islam dan para pemimpin mereka?, jika PBB tidak boleh diharapkan, adakah mereka perlu merayu dan memohon daripada PBB lagi?
Sekadar memetik kata-kata George Galloway, ahli Parlimen dari Scotland: "Don't blame the Arabs, they are lions, but they are being ruled by Donkeys"."
Sumber: http://www.palestinkini.info
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:18pm
Haneyya: penduduk Gaza ramai dibunuh ketika Lubnan diberi tumpuan dunia
Perdana Menteri, Ismail Haneyya memberi amaran bahawa Israel telah mencuri peluang membunuh lebih ramai penduduk di Semenanjung Gaza ketika tumpuan penduduk dunia hari ini lebih tertumpu kepada isu Lubnan.
Haneyya yang berucap sebelum khutbah Jumaat di Gaza menegaskan bahawa penduduk Palestin mempunyai hak untuk terus menentang Israel sehingga hak dan tanah mereka diiktiraf secara sah.
Beliau berkata, “ Banyak negara menawarkan diri untuk membangunkan semula kemudahan-kemudahan yang dimusnahkan oleh Israel di Palestin dan Lubnan.
Namun, dengan rasa hormat dan kesyukuran,usaha masyarakat antarabangsa sepatutnya lebih tertumpu kepada usaha menghentikan kekejaman Israel daripada terus mencetuskan tribulasi di tanah kami.” Perdana Menteri menegaskan bahawa cubaan Israel untuk menguasai semula kawasan sempadan di selatan Lubnan sebenarnya membawa maksud bahawa pusingan kezaliman di kawasan itu tidak akan berakhir sama sekali.
Tentera rejim Zionis pada masa yang sama telah mengambil kesempatan di atas tumpuan dunia ke atas Lubnan dengan mencetuskan lebih banyak tragedi berdarah di Semenanjung Gaza. Serangan Israel di Rafah telah mengorbankan 12 orang rakyat Palestin termasuk seorang bayi Jumaat lalu.
Haneyya turut menyatakan sokongan rakyat Palestin terhadap masyarakat dan kerajaan Lubnan walaupun mereka sendiri mengalami kepahitan yang sama. Perang berterusan Israel di Palestin dan Lubnan sebenarnya bertujuan untuk menghapuskan deen Islam di kawasan itu serta mereka yang dipercayai sebagai pejuang Islam . Matlamat terakhir Israel ialah mendominasi dan memerintah kedua-dua kawasan.
”Mereka mahu memadamkan cahaya Allah dari muka bumi ini. Mereka mahu membawa kamu semua jauh dari sumber kekuatan dan maruah kamu. Ternyata mereka gagal!,” kata Perdana Menteri yang ternyata marah dengan tindakan Israel.
Haneyya menegaskan bahawa Amerika dan Israel sebenarnya mengimpikan “ Timur Tengah baru yang hanya tunduk pada arahan dan kehendak mereka”. Haneyya menegaskan bahawa apa yang berlaku adalah suatu yang amat pedih namum dengan optimis, beliau berkata bahawa ummah yang baru, yang penuh dengan maruah dan kebebasan akan lahir. Haneyya menyeru masyarakat serta pemimpin Islam agar ‘membebaskan jalan politik serta setiap keputusan yang dibuat’ agar mereka lebih bebas membuat keputusan pada masa-masa yang sensitive. Beliau berharapan agar kerajaannya kan akan dapat membayar sebulan gaji kepada kakitangan awam dalam masa beberapa hari lagi.
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:19pm
Hizbullah : Apakah sikap kita?
Lewat isu nuklear Iran dan juga peperangan Zionis-Hizbullah, timbul satu fenomena di Malaysia. Terdapat dua golongan yang saling bertentangan di dalam menyikapi isu ini. Di satu pihak, wujud golongan yang mengambil peluang isu ini untuk mempromosikan Syiah dan ideologi revolusi Iran. Di sudut yang bertentangan pula, wujud golongan yang menentang Syiah dan menyatakan kebimbangan mereka mengenai tersebarnya ideologi Syiah kerana isu tersebut.
Pihak yang giat mempromosikan ideologi Syiah telah berhujahkan kehebatan dan ketegasan Iran berhubung isu nuklear. Mereka juga bagaikan mendapat bonus apabila Hizbullah dengan beraninya menyerang konvoi tentera Zionis yang telah menyebabkan peperangan ke atas Lubnan. Menurut mereka, apa yang dilakukan oleh Hizbullah itu menunjukkan betapa hebatnya prinsip dan aqidah Syiah. Tidak ketinggalan, di mana-mana demo dianjurkan, pastinya ada sahaja gambar-gambar pemimpin Syiah Iran dan Hizbullah akan dijulang. T-shirt Hizbullah juga dipakai dengan bangganya oleh para pemuda dari golongan ini. Di mailing list-mailing list dan blog-blog juga terdapat artikel-artikel yang memuji Syiah, mempromosikan mereka dan cuba untuk menyeru ke arah Syiah dan ideologi revolusi.
Pihak ini juga telah menggunakan peluang yang ada untuk menghentam para pengkritik Syiah, terutamanya golongan Salafi. Pendirian kerajaan Saudi yang pro-AS dan juga fatwa mufti Saudi yang terlalu kontreversi juga telah digunakan sebagai peluang untuk menghentam golongan Salafi. Bagi mereka, bukan hanya kerajaan Saudi, malah seluruh pejuang Islam yang berfahaman Salafi adalah agen Yahudi, agen AS dan juga ada yang terus mengkafirkannya. Mungkin golongan ini terlupakan Usamah Ben Laden dan al-Qaeda serta para mujahidin di Checnya, Kashmir dan di Iraq yang merupakan golongan berfahaman Salafi jalur keras. Mereka juga mungkin tidak perasankan HAMAS yang merupakan cabang Ikhwan al-Muslimin di Palestin. Ikhwan telah dikenali di seluruh dunia sebagai gerakan yang mengambil aqidah "Salafiyyah" sebagai aqidah mereka. Mungkin juga Dr Yusuf al-Qaradawi tercicir dari senarai mereka. Al-Qaradawi adalah seorang yang beraqidahkan salafiyyah, malah tulisan beliau mengenai Syirik, bid'ah dan juga aqidah jelas menunjukkan pegangannya yang bersumberkan ajaran Ibn Taimiyyah dan Muhammad bin Abdul Wahab.
Di satu sudut pula, ada golongan yang bulat-bulat menerima fatwa mufti Saudi. Berbekalkan kenyataan-kenyataan Abu Mus'ab al-Zarqawi di Iraq, mufti tersebut telah menyama ratakan semua golongan Syiah di muka bumi ini. Jika hukuman yang diberikan ke atas golongan Syiah itu berkaitan dengan aqidah, majoriti akan bersetuju. Malangnya, situasi di Lubnan sekarang adalah isu politik. Isu politik harus ditafsirkan dan ditanggani dengan menggunakan neraca politik. Di dalam pertimbangan politik, bukannya aqidah dan juga pegangan yang menjadi ukuran, tetapi maslahah (keuntungan) dan mafsadah (kerugian). Umat Islam haruslah mengutamakan maslahah (keuntungan) yang lebih besar kepada umat secara keseluruhan dan mengelakkan mafsadah (mudarat) daripada umat. Begitu juga di waktu peperangan. Rakan kita, bukanlah hanya mereka yang seaqidah, tetapi siapakah yang dapat memberikan manfaat kepada umat. Rakan kita di waktu peperangan juga, ialah sesiapa yang sedang menentang musuh kita. Bak kata pepatah Inggeris " The enemy of my enemy is my friend". Jikalaulah yang dapat bersama untuk menyelamatkan maslahah umat Islam itu bukan Islam sekalipun, kita wajib bersama mereka. Apatah lagi, jika yang dapat bersama kita untuk menentang musuh bersama itu di kalangan umat Islam sendiri.
Bahasa Politik
Di dalam isu perang Zionis ke atas Lubnan, sewajarnya isu aqidah ini tidak timbul. Isu ini haruslah disikapi dengan penuh kematangan dan dengan penuh strategi. Isu pokoknya adalah isu Palestin. Apa yang dilakukan oleh Hizbullah adalah bertujuan untuk membantu rakyat Palestin yang telah ditekan dan diganasi oleh rejim Zionis semenjak kemenangan HAMAS di dalam pilihanraya Majlis Legaslatif yang lalu. Hizbullah pula, sememangnya telah berjanji dengan HAMAS untuk sama-sama saling membantu di dalam menentang rejim Zionis. Jasa mereka harus diberikan kredit. Begitu juga dengan Iran yang merupakan bapa kepada Hizbullah. Pendirian-pendirian mereka berhubung isu Palestin tidak boleh dipandang remeh. Jika dibandingkan dengan lain-lain negara anggota OIC, Iran lebih ke hadapan selepas Qatar, Syria dan Yemen. Di dalam isu ini, biarlah bahasa politik yang kita gunakan dan bukannya bahasa "agama" atau "aqidah".
Di dalam isu perang Zionis ke atas Lubnan, sewajarnya isu aqidah ini tidak timbul.
Bukanlah saya bermaksud untuk menjadi sekular, tetapi kebijaksanaan umat Islam untuk berpolitik itu perlu. Umat Islam harus berusaha mengurangkan musuh dan bersikap fokus. Maslahah umat Islam yang lebih besar harus didahulukan. Di dalam politik, usaha membanyakkan rakan dan mengurangkan musuh amat perlu. Bila rakan kita ramai, risiko ke atas umat akan kurang, berbanding jika kita mempunyai terlalu ramai musuh. Sama juga seperti isu Palestin. Seharusnya umat Islam menjadikan isu Palestin ini sebagai ruang untuk mencari kekuatan. Isu ini sepatutnya dijadikan ruang untuk kita bertemu dan bersatu untuk menentang Zionis. Bukan hanya sekadar Syiah-Sunnah, malah juga mazhab-mazhab dalam Islam seperti Ibadhiyyah, Zaiidiyyah, malah dengan Kristian yang bersimpati dengan kita sekalipun kita sepatutnya bersatu. Seharusnya kita berusaha meramaikan rakan di dalam kem menentang Zionis dan berusaha megurangkan musuh. Inilah usaha yang dilakukan oleh al-Quds Institute di dalam mempertahankan Masjid al-Aqsa. Bukan hanya sekadar wakil dari Syiah juga turut menganggotai institut ini, malah wakil-wakil Kristian juga ada di dalamnya. Mungkin pengalaman Salahudin mengambil Kristian-kristian Arab untuk bersama menentang tentera Salib boleh dijadikan contoh.
Walau bagaimanapun ini bukanlah bermaksud kita perlu mengakui kebenaran aqidah Syiah. Mana mungkin kita mengiktiraf kebenaran aqidah mereka yang menuduh Aisyah berzina, mana mungkin kita bersetuju dengan aqidah orang-orang yang mengkafirkan sahabat, menghina isteri-isteri Rasul, menolak hadis-hadis kita dan juga menganggap ahli sunnah sebagai penghuni neraka?
Di dalam persoalan aqidah kita wajib tegas. Kita wajib mempertahankan aqidah kita. Namun, di dalam isu politik dan peperangan, bahasanya lain. Maka kita mempunyai pndirian yang tegas. Apa yang berlaku tidak akan sekali-kali menyebabkan kita terpengaruh dengan aqidah Syiah. Apa yang berlaku juga sekali-kali tidak akan membuatkan kita termakan dengan taqiyah dan juga penyelewengan aqidah mereka. Kita katakan "YES Hizbullah, but NO Syiah!", atau "YES Hizbullah but NO Aqidah Syiah!"
Lubnan bukan Iraq dan Pakistan
Golongan yang tidak dapat menyokong Hizbullah dan bersimpati terhadap mereka kebanyakannya tidak dapat melupakan jenayah-jenayah golongan Syiah di Iraq dan Pakistan. Memang benar, di Pakistan dan Iraq hatta di Iran, hubungan Sunni-Syiah amat tegang. Syiah di Pakistan adalah minoriti yang berusaha memastikan survival mereka dan bersikap agresif untuk memastikan kewujudan mereka di bumi itu. Pertumpahan darah di dalam pertembungan kedua-dua golongan adalah sesuatu yang biasa di sana. Begitu juga di Iraq. Hubungan Sunni-Syiah, (terutamanya pasca penjajahan AS) semakin tegang. Usaha golongan Syiah untuk menguasai Iraq bukan lagi rahsia. Mereka sanggup membunuh, bersekongkol dengan AS dan juga melakukan tipu daya demi memastikan matlamat mereka dicapai. Keadaan di sana telah berjaya menarik perhatian Dr Yusuf al-Qaradawi untuk masuk campur dan memberikan amaran kepada golongan Syiah di Iraq.
Walau bagaimanapun suasana di Lubnan agak berbeza. Walaupun Hizbullah merupakan wakil Syiah di Lubnan bersama gerakan Amal, namun survival mereka di sana berbeza. Syiah di Lubnan terpaksa bersatu dengan ahli Sunnah demi memastikan survival mereka. Lubnan yang didominasi golongan Kristian telah memaksa komuniti muslim tidak berperang sesama sendiri. Fenomena ini walaupun wujud hanya selepas berakhirnya peperangan saudara (1975-1990), namun ianya dapat bertahan sehingga kini. Kepahitan peperangan saudara telah menyaksikan bagaimana setiap golongan berjuang untuk mempertahankan kewujudan masing-masing. Perstiwa itu telah menjadi peristiwa hitam yang tidak mahu diingati lagi oleh sesiapa pun di Lubnan. Di atas dasar inilah, Perdana Menteri Lubnan, Fuad Siniora tetap bertegas untuk menyokong Hizbullah di dalam mempertahankan negara mereka dari serangan Zionis. Beliau dan juga pemimpin-pemimpin bukan Syiah di Lubnan tetap bertegas untuk tidak mengikut telunjuk Zionis yang memaksa mereka untuk menentang Hizbullah.
Secara tegas, para pemimpin Lubnan menyatakan bahawa mereka tidak akan mengulangi peperangan saudara seperti yang pernah mereka tempuhi dahulu. Serangan Zionis ke atas Lubnan, adalah serangan ke atas rakyat Lubnan dan bukannya serangan ke atas Hizbullah semata-mata. Mereka bersepakat di dalam hal ini. Sekali lagi, faktor politik membawa sikap yang berbeza di dalam kehidupan. Di Lubnan, aqidah bukan isunya lagi, tetapi survival kelompok dan juga keamanan bersama adalah agenda utama setiap golongan. Hal in berbeza dengan suasana di Iraq dan Pakistan, hatta di Iran sekalipun.
Hizbullah dan HAMAS
Berkaitan isu Palestin pula, pendirian Hizbullah patut diberikan kredit. Bukan kerana mereka Syiah, tetapi kerana komitmen mereka. Jika Iran dikaitkan sebagai penyebab utama munculnya Hizbullah, kita juga tidak boleh melupakan peranan rakyat Palestin sendiri. Sebelum kemunculan Hizbullah, dan sebelum ideologi revolusi Iran diekspot ke Lubnan, kelompok Syiah yang berjuang menentang Zionis kebanyakannya berpayungkan perjuangan PLO dan sosialis. Di bawah payung PLO jugalah mereka telah dilatih dan dilibatkan untuk menentang penjajahan Zionis di selatan Lubnan. Setelah kemunculan Hizbullah, kebanyakan para komando dan pejuang Syiah ini telah menyertai Hizbullah. Kebanyakan mereka menyertai Hizbullah kerana PLO telah dihalau keluar daripada Lubnan pasca perjanjian Philip Habib dengan para pemimpin Lubnan pada tahun 1982. Di atas dasar inilah, Hizbullah dan perjuangan rakyat Palestin mempunyai hubungan yang sentimental. Mereka tidak akan melupakan rakyat Palestin yang telah memperkenalkan mereka kepada perjuangan dan jihad.
Hizbullah pula, sememangnya telah berjanji dengan HAMAS untuk sama-sama saling membantu di dalam menentang rejim Zionis.
Kemunculan HAMAS yang membawa ideologi Islam juga telah mencorakkan warna yang baru kepada perhubungan Hizbullah-Palestin. HAMAS yang mewakili perjuangan Islam Ahli Sunnah menentang Zionis telah bersetuju dengan Hizbullah yang mewakili perjuangan Islam Syiah di dalam jihad mereka. Musuh mereka yang satu perlu ditentang bersama. Bak kata pepatah Sudan "dua tangan akan melontar lebih jauh daripada satu tangan sahaja". Kewujudan HAMAS di Lubnan sekarang ini pun mempunyai kaitannya dengan Hizbullah. Keselamatan wakil HAMAS di Lubnan, seperti Usamah Hamdan, Muhammad Nazal dan lain-lain juga berhubung rapat dengan kekuatan Hizbullah. Tanpa kekuatan Hizbullah di Lubnan, kemungkinan besar mereka telah diusir atau telah lama dibunuh oleh golongan Zionis. Hal ini telah diketahui oleh dunia, malah oleh rejim Zionis sendiri. Namun, ini tidak menjadikan pula para anggota HAMAS bersimpati dengan aqidah Syiah dan menjadi Syiah. Di dalam literas-literasi aqidah Ikhwan, tetap menyenaraikan Syiah sebagai golongan yang rosak aqidahnya. Sikap seperti inilah yang sepatutnya kita ambil.
Hanya Syiah boleh mengusir Israel
"Hanya Syiah sahaja yang mampu untuk mengusir Israel!", Slogan inilah yang selalu dicanangkan oleh sesetengah pihak yang mempromosikan ideologi Syiah. Keupayaan Hizbullah menghalau tentera Zionis dari selatan Lubnan pada Mei 2000 telah dijadikan dalil yang paling sahih di dalam membela Syiah. Bagi para pendengar yang mengikut sahaja tanpa berfikir dan mengkaji, fakta ini akan diterimanya bulat-bulat. Akhirnya terdetik di dalam hati, Syiah sahajalah yang betul dan paling layak untuk mengalahkan musuh Islam. Adakah ini benar?
Ya, memang Hizbullah telah berjaya mengusir tentera rejim Zionis dari selatan Lubnan, tetapi mereka bukanlah satu-satunya kuasa yang dapat mengalahkan Zionis. Cukuplah Salahuddin al-Ayubi sebagai bukti. Beliau bukanlah seorang Syiah, tetapi ahli Sunnah. Malah, sebelum beliau melancarkan kempen perang ke atas tentera Salib, beliau terlebih dahulu membersihkan bumi Mesir daripada golongan Syiah Fatimiyin. Syiah Fatimiyah telah bertindak menikam umat Islam daripada belakang ketika mereka sedang bertempur dengan tentera Salib. Di atas dasar itulah, Salahudin terlebih dahulu menumpukan usaha menghapuskan Syiah Fatimiyah sebelum berjihad menentang tentera Salib. Kesimpulannya, Ahli Sunnah mampu untuk mempertahankan Palestin dan Masjid al-Aqsa.
Adakah kita terlupakan peperangan Arab-Zionis pada tahun-tahun 1947-1948. Lupakah kita terhadap kemenangan tentera-tentera sukarelawan Mesir dan Syria dari kalangan anggota gerakan Ikhwan al-Muslimin? Mereka hampir sahaja berjaya menghapuskan terus kekuatan penganas-penganas Zionis. Jika tidak kerana campurtangan British dan pemimpin-pemimpin Arab yang korup dan pengkhianat, sudah tentu Israel tidak akan wujud. Kesimpulannya, ahli Sunnah juga pernah mengalahkan Zionis.
Lupakah juga kita kepada peperangan 1973?, kehebatan tentera Mesir mengalahkan rejim Zionis sehingga memaksa Zionis menggunakan pengaruh mereka terhadap Anwar Sadat, presiden Mesir pada waktu tersebut. Sadat telah mengkhianati rakyat Mesir melalui Camp David 1978. Walaupun Mesir telah mendapatkan semula Sinai, tetapi mereka terpaksa melupakan isu Palestin. Kesimpulannya, Ahli Sunnah juga pernah mengalahkan tentera Zionis.
Lupakah juga kita kepada peperangan Karamah 1968 di Jordan? Tentera Zionis telah dikalahkan dengan teruk di dalam peperangan di antara mereka dengan tentera Jordan. Sehingga kini, kereta kebal Zionis yang telah berjaya ditawan oleh Jordan lewat peeprangan tersebut masih terdapat di kawasan al-Gahur, Jordan. Sehingga hari ini, pada setiap 21 Ogos setiap tahun, Jordan akan merayakan hari kemenangan tersebut. Sekali lagi, kesimpulannya, Ahli Sunnah juga pernah mengalahkan tentera Zionis.
Akhir sekali yang paling hampir dengan kita adalah pengunduran tentera Zionis beserta penduduk Yahudi dari Gaza secara keseluruhannya pada Ogos 2005. Bukankah itu merupakan satu kemenangan. " Indihar al-Suhyuniah" (Pengunduran Zionis) itu merupakan antara buah kejayaan gerakan Intifadah rakyat Palestin. HAMAS, Jihad Islami, briged Syuhada al-Aqsa milik Fatah dan juga lain-lain fraksi perjuangan berhak menerima kredit untuk tujuan tersebut. Bukankah mereka ahli sunnah?, sekali lagi, ahli sunnah juga mampu untuk mengalahkan Zionis. Bukan sekali, malah banyak kali, jauh lebih banyak daripada golongan Syiah!
Jika itu senario di Palestin, di tempat lain di serata dunia banyak lagi contoh yang boleh dibanggakan oleh Ahli Sunnah. Perang di Afghanistan sebagai contoh. Bukankah para mujahidin telah berjaya mengalahkan Rusia. Mereka bukannya puak Syiah. Syiah hanya datang selepas kemenangan untuk meluaskan pengaruh mereka di sana dan telah menyebabkan perang saudara meletus. Di Bosnia, para mujahidin " Salafi Jihadi" telah berjaya mengalahkan tentera Serbia. Mereka bukan Syiah. Di Checnya, para mujahidin "Salafi Jihadi" di sana juga bukan Syiah. Di Iraq juga, para mujahidin adalah dari kalangan ahli sunnah. Syiah pula telah melakukan pelbagai cara dan makar untuk menguasai Iraq, sehingga sanggup bekerjasama dengan AS.
Kesimpulannya, perjuangan jihad dan juga kemenangan tidak terletak pada Syiah atau tidaknya sesuatu kumpulan. Maka, adalah silap bagi mereka yang mempromosikan Syiah lewat isu Hizbullah ini!
Seharusnya kita berusaha meramaikan rakan di dalam kem menentang Zionis dan berusaha megurangkan musuh.
Pendirian yang sepatutnya
Sebagai kesimpulan, bolehlah kita katakan, isu yang wujud sekarang ini wajib disikapi oleh umat Islam dengan bijaksana. Isu ini bukanlah hujah bagi promoter Syiah untuk mempromosikan aqidah dan ideologi mereka. Waktu ini juga bukanlah waktu untuk berbicara mengenai kesesatan aqidah Syiah. Kita berada di dalam suasana peperangan. Pendirian Dr Yusuf al-Qaradawi dan Majlis Ulama Islam Sedunia ( International Union for Muslim Scholars) wajar dicontohi, walaupun beliau menyeru umat Islam di Lubnan untuk membantu Hizbullah menentang Zionis, tetapi beliau tetap memberikan amaran kepada Syiah di Iraq agar memberhentikan serangan ke atas Ahli Sunnah. Pendirian Jammat Islamiyyah di Lubnan pimpinan Ibrahim al-Masri, juga wajar dicontohi. Jamaat yang merupakan cawangan Ikhwan di Lubnan telah bersetuju mengerahkan kader-kader mereka untuk mengangkat senjata bersama Hizbullah menentang Zionis, tetapi di dalam literasi-literasi tarbiyah mereka tetap menyenaraikan aqidah Syiah sebagai aqidah yang batil dan sesat.
Akhir sekali, perbincangan yang tidak membuahkan amal bukanlah sesuatu yang menguntungkan. Di waktu kita sibuk di dalam mempromosikan Syiah, ataupun menghentam Syiah, ratusan kanak-kanak dan wanita terus menjadi mangsa kegilaan rejim Zionis. Tidak kiralah, anda pro-Hizbullah ataupun pro-HAMAS, yang penting apakah sumbangan anda di dalam isu ini?
Bukan hanya di Lubnan, malah di Gaza, di Tebing Barat, dan di Baitul Maqdis... kesemuanya memerlukan sokongan anda. Rakyat Palestin terus dilupakan walaupun sekatan ekonomi masih lagi dikenakan ke atas mereka. Rakyat Palestin di Gaza terus bergelapan, sekolah-sekolah telah hancur, kerajaan di bawah pimpinan HAMAS tetap ditekan, rakyat masih kelaparan. Sehingga kini, lima menteri kabinet Palestin masih lagi ditahan, 25 ahli parlimen masih lagi dikurung oleh Zionis, dan lebih 10,000 tahanan Palestin masih lagi terseksa di dalam tahanan Zionis. Masjid al-Aqsa masih lagi diancam. Sehingga kini, sudah sebulan umat Islam tidak dapat menunaikan solat Jumaat di Masjid al-Aqsa kerana dikepong oleh pegawai polis Zionis. Pada 3 Ogos 2006, sekumpulan ekstrimis Zionis telah dibenarkan oleh Mahkamah Tinggi Zionis untuk memasuki kawasan Masjid al-Aqsa untuk melakukan upacara perayaan mereka.
Lakukan sesuatu. Hulurkan sumbangan anda. Bangunlah pada sepertiga malam terakhir untuk bermunajat kepada Allah agar memberikan kemenangan kepada umat Islam. Lakukanlah juga Qunut Nazilah menurut Sunnah Rasulullah SAW, boikot barangan Zionis, dan bantulah mereka sekadar yang anda mampu.
Jika anda masih lagi hendak membicarakan persoalan Sunnah-Syiah di dalam keadaan seperti ini, di manakah Fiqh Awlawiyat anda?
Note: **Penulis merupakan ahli al-Quds Institute yang berpusat di Beirut, dan baru pulang dari Beirut seminggu sebelum bermulanya perang di Lubnan."
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:20pm
http://induksijpbdlgm.proboards.com/index.cgi?board=general&action=print&thread=16
Israel Perluas Serangan,Sasar Pemimpin Utama Lubnan
Harian Haaretz menyatakan bahawa militan Israel berniat memperluaskan operasi serangan ke Lubnan mencakupi sasaran infrastruktur strategik awam dan tokoh-tokoh penting pihak kerajaan. Tindakan tekad ini disampaikan setelah roket Hizbullah membunuh 15 Yahudi di utara Israel pada Ahad (06/08).
Dalam edisi (07/08) Haaretz mengutip kata-kata seorang pegawai tinggi di Kementerian Pertahanan Awam Israel bahawa pihaknya sekarang akan memperbaharui operasi serangan dengan memperluaskan serangan semua perkara yang melibatkan infrakstruktur dan kepentingan awam serta Hizbullah
Pegawai tinggi tentera yang enggan disebut namanya ini meyakini bahawa pasukan Israel hingga kini belum menghancurkan mana-mana bangunan awam. Namun hingga waktu pengundian di Majlis Keselamatan PBB tentang projek Amerika – Perancis untuk menghentikan perang, pasukan Israel akan menyerang tokoh-tokoh penting di kerajaan Lubnan. Namun demikian pemimpin utama kerajaan yang dimaksud tidak dijelaskan oleh Israel.
Projek Amerika – Perancis yang dimaksudkan adalah berisi “penghentian secara penuh operasi perang” dan komitmen untuk berusaha “menghentikan terus perang menuju kesepakatan bersama”. Namun hingga kinipun tidak dijelaskan bila gencatan senjata itu hendak dihentikan.
Pegawai tinggi tentera Israel ini menambah, jika Hizbullah tidak menghentikan serangannya pada waktu terdekat maka pihak Israel akan mengeluarkan arahan perluasan dan tambahan operasi perang yang mencakupi penguasaan terhadap sebahagian besar wilayah selatan Lubnan. Mereka juga akan menambahkan serangan udara terhadap infrastruktur strategik, tegas pegawai tentera zionis tersebut. Bahkan dengan angkuhnya beliau mengatakan, ia akan menjadi cerita “kegelapan akan meliputi Lubnan selama beberapa tahun”.
Pejabat militan Israel ini melihat bahawa Setiausaha Agung Hizbullah, Hasan Nasrullah telah melakukan serangannya kerana mengira masyarakat antarabangsa menolak gencatan senjata dalam waktu terdekat ini. Pegawai tersebut menambah bahawa Hizbullah dalam bahaya dengan melancarkan roket-roket jarak jauh meskipun pihaknya tahu bahawa pasukan udara Israel akan menghancurkan sebahagian besarnya.
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:15pm
http://induksijpbdlgm.proboards.com/index.cgi?board=general&action=print&thread=16
Perang di Lubnan: Impian Zionis Kristian
Stephen Sizer, Elizabeth Barlow, Micheal Prior dan lain-lain pengkritik Zionis Kristian tidak silap di dalam analisis-analisis mereka. Bukan lagi sesuatu yang rahsia mengenai lobi Zionis Kristian ke atas rumah putih dan juga pentadbiran Bush. Polisi-polisi luar AS berkaitan rejim Zionis Israel sering bersikap lunak dan menyokong apa sahaja tindakan rejim tersebut. Maka tidak hairanlah lebih 90 veto telah digunakan oleh AS untuk membatalkan apa sahaja keputusan Majlis Keselamatan PBB berkaitan Zionis, terasuklah yang mutakhir ini berkaitan perang ke atas Palestin.
Siapakah Zionis Kristian?, bukankah Zionis itu sinonim kepada Yahudi di dalam mentaliti majoriti masyarakat dunia?, jika anda semua berpendapat sedemikian, maka anda masih belum lagi memahami "big picture" mengenai isu Palestin.
Zionis Kristian merupakan golongan yang bertanggungjawab menyebabkan kemunculan gerakan Zionis dan juga negara haram Israel. Zionis Kristian merupakan nama kepada sekumpulan Kristian Protestant yang mempunyai misi mereka yang tersendiri. Di AS, golongan Avengalist merupakan tonggak kepada golongan Zionis Kristian ini. Golongan ini mempunyai satu pegangan yang mereka berusaha sedaya upaya untuk menjayakannya. Pegangan ataupun aqidah tersebut ialah mengenai "Kedatangan semula Jesus (Nabi Isa A.S.)" ke muka bumi ini untuk membawa "The Happy Milleneum" (Seribu tahun yang gembira).
Golongan Zionis Kristian percaya, kedatangan semula Jesus memerlukan beberapa syarat. Tanpa syarat-syarat tersebut, Jesus tidak mungkin muncul untuk membawa seribu tahun gembira yang dinanti-nantikan. Syarat yang pertama yang perlu ada ialah "kepulangan kaum Yahudi" ke bumi Palestin. Bagi golongan ini, Jesus hanya akan muncul di Palestin jika kaum Yahudi menetap di sana seperti kemunculannya buat kali pertama dahulu. Kaum Yahudi yang menetap di sana juga perlulah menyediakan suasana Palestin sepertimana sewaktu awal kemunculan Jesus dahulu. Mereka perlulah berkuasa di bumi tersebut, membina "Haychal" (kuil) di tapak di mana hari ini terdapat Masjid al-Aqsa. Setelah itu sesuatu peperangan besar akan berlaku di antara kaum Yahudi tersebut dengan bangsa Arab. Peperangan ini merupakan peperangan besar yang melibatkan banyak nyawa yang terkorban. Peperangan ini dinamakan sebagai peperangan "Armagedon". Selepas peperangan yang besar ini, maka pada saat itulah Jesus akan muncul untuk membawa "The Happy Milleneum".
Tidak syak lagi, peperangan dengan rejim Zionis pasti menjadikan rakyat awam terutama kanak2 dan wanita sebagai sasaran utama.
Penghijrahan Yahudi ke bumi Palestin melalui usaha gerakan Zionis Yahudi dan juga kerajaan Great Britain di awal kurun ke-20 merupakan hasil usaha Zionis Kristian. Sir Arthur Belfour dan juga pegawai-pegawai kerajaan British pada waktu itu kebanyakannya merupakan penganut fahaman Zioniz Kristian. Selepas kekuasaan dunia beralih ke AS, golongan Zionis Kristian juga telah beralih ke sana untuk menjayakan agenda mereka. Hasilnya, tertubuhnya negara haram "Israel". Dengan tertubuhnya "Israel", kegilaan Zionis Kristian semakin menjadi-jadi dan semakin diikuti oleh kebanyakan penganut Avangelist. Kepercayaan mereka bahawa kedatangan Jesus semakin hampir juga turut bertambah kuat. Peperangan 1967 yang menyaksikan kemenangan rejim Zionis juga menjadikan sokongan dan pengaruh golongan ini semakin kuat di AS. Hasilnya, bantuan kepada projek rejim Zionis, samada dari segi dana, politik, media, moral dan juga kemanusiaan juga turut bertambah.
Berdasarkan latar belakang inilah kita tidak akan berasa pelik dengan polisi AS terhadap peperangan yang dilancarkan oleh rejim Zionis ke atas rakyat Palestin dan juga rakyat Lubnan. Berhujahkan alasan "Israeli Right of Self Defence", mereka memberikan justifikasi kepada semua tindakan kejam dan ganas rejim Zionis ke atas rakyat Palestin dan Lubnan. Bagi mereka, kewujudan "Israel" amat penting kepada aqidah golongan yang telah menaja kebanyakan anggota kongres AS untuk berada di atas kerusi empuk mereka.
Bagi Amerika, kewujudan "Israel" amat penting kepada aqidah golongan yang telah menaja kebanyakan anggota kongres AS untuk berada di atas kerusi empuk mereka.
Demonstrasi 17 Julai di New York untuk menyokong tindakan ganas rejim Zionis ke atas Lubnan merupakan satu lagi manifestasi perjuangan golongan Zionis Kristian. Melalui usaha mereka dengan bantuan agensi-agensi dan juga pertubuhan-pertubuhan Yahudi pro-Zionis, mereka telah cuba mewujudkan "public opinion" untuk menyokong tindakan rejim Zionis.
Pada minggu lepas sahaja, United Jewish Communities telah berjaya mengutip USD satu juta dari kalangan golongan Yahudi dan juga pro-Zionis untuk diserahkan kepada rejim Zionis sebagai tanda solidariti. American Jewish Joint Distribution Committee, salah sebuah pertubuhan berpengaruh di AS juga turut menyediakan program-program untuk menyelamatkan kanak-kanak Yahudi di "Israel" untuk menghadapi situasi peperangan. Di Texas, golongan Zionis Kristian telah menganjurkan demonstrasi yang serupa untuk menunjukkan sokongan terhadap keganasan rejim Zionis.
Judeo-Christian Alliance (JCA) di Washington juga sedang merancang satu demonstrasi besar-besaran untuk menggesa Bush agar terus menyokong tindakan ganas rejim Zionis. Rev, John C Hagee, salah seorang pemimpin Zionis Kristian, ketika diwawancara oleh islamonline.net mengatakan, peperangan tersebut adalah peperangan suci dan telah dijanjikan oleh Tuhan. Sebarang sokongan terhadap keganasan Zionis menurutnya adalah akhlak yang murni dan juga "kerja kebajikan" yang dipuji oleh Bible.
Beliau juga turut menggesa rejim Zionis agar melancarkan peperangan ke atas Iran yang dianggap sebagai musuh mereka yang sebenar. "American Israel Public Affairs Committee" yang merupakan lobi terkuat Zionis di Kongres AS turut berterima kasih kepada Hagee di atas sokongan beliau. Mereka juga telah menyokong veto AS di Majlis Keselamatan membantah usaha sesetengah pihak untuk menggesa rejim Zionis daripada mengenakan tekanan dan kekejaman ke atas rakyat Palestin baru-baru ini. Kini, mereka di dalam usaha memastikan agar Bush dan juga kerajaannya akan berterusan menyokong segala tindakan ganas rejim Zionis.
Apa yang menimbulkan tanda tanya ialah sikap AS. AS bukan hanya sekadar menyokong tindakan ganas rejim Zionis, malah mereka dilihat begitu bernafsu untuk melibatkan Syria dan Iran agar turut dihukum. Bukankah dengan penglibatan kedua-dua buah negara tersebut akan menyebabkan peperangan yang amat besar dan akan melibatkan banyak lagi pihak?, atau itu merupakan salah satu usaha AS untuk mengheret rantau tersebut ke dalam peperangan yang lebih besar?
Mungkin persoalan yang timbul, apakah keuntungannya?, sudah tentu jawapannya...Armagedon yang mereka nanti-nantikan yang akan menyaksikan kemunculan Jesus setelah peperangan tersebut selesai! Adakah golongan Zionis Kristian akan berjaya mewujudkan peperangan yang lebih besar di rantau tersebut?...bersama kita tunggu dan lihat.
Sumber: http://www.palestinkini.info
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:16pm
Apa ada pada 1559 dan 1680?
Nombor-nombor berikut bukanlah nombor ekor yang memenangi hadiah pertama cabutan empat nombor ekor Magnum. Ianya merupakan dua resolusi PBB yang telah digunakan oleh rejim Zionis Israel sebagai alasan untuk menyerang Lubnan. Kematian sehingga kini lebih 600 masyarakat awam Lubnan, termasuk yang terkini lebih 60 orang di Qana, adalah semata-mata untuk menyokong kedua-dua resolusi tersebut. Ribuan yang cedera, mankala lebih 700,000 kehilangan tempat tinggal kerana serangan-serangan ganas Zionis juga adalah bersandarkan kepada kedua-dua resolusi berkenaan. Lubnan digempur dan dikepung darat, laut dan udara.
Bekalan air dan elektrik terputus sama sekali. Pangkalan tentera Lubnan di Qolelaat, Hermel, Buda, Rayak, Jiyeh , Doueir, Baflay, Zibquin dan Naqura telah diserangkan oleh pesawat tentera Israel dari 12 Julai hingga 18 Julai 2006. Pada 15 Julai , 18 orang biasa Lubnan mati terbakar , ditembak oleh helikopter Israel . Mereka dalam perjalanan berkonvoi di stesen minyak. 18 jambatan dan jejantas musnah. Persimpangan dan lebuh raya di Beirut turut diserang. Stesen pemancar telefon mudah alih di timur Lubnan , Loji kuasa Jiyyeh, tangki bahan bakar di Lapangan Terbang Rafiq Hariri di Beirut. Kerugian lebih 25 juta AS. Kesemuanya berasalankan resolusi-resolusi tersebut.
Apakah kandungan sebenarnya resolusi 1559 dan 1680?
Resolusi 1559
Pada 14 Februari 2005, bandar Beirut yang indah telah dikejutkan dengan satu letupan besar. Letupan hasil bahan ledakan seberat 1000kg yang telah disasarkan ke kereta mantan Perdana Menteri Lubnan yang terkenal, Rafiq Hariri. Kereta mantan Perdana Menteri Lubnan yang telah berkhidmat dari tahun 1992 sehingga tahun 2004 itu telah meletup di hadapan hotel St George, Lubnan.
Usai peristiwa tersebut, AS telah menundingkan jari mereka ke arah Syria di atas kejadian yang amat tragis itu. Syria menjadi suspek utama berdasarkan pengaruhketenteraan mereka ke atas Lubnan. Semenjak berakhirnya peperangan saudara di Lubnan, Syria telah menempatkan tentera mereka di serata Lubnan untuk mengawal negara tersebut. Syria juga mempunyai pengaruh ke atas pertahanan dan keselamatan negara berkenaan. Tidak hairnlah, bagi sesiapa yang pernah ke Lubnan sebelum tahun 2005, gambar-gambar Hafiz al-Asad, dan kemudiannya Bashar al-Asad akan memenuhi papan-papan billboard di serata bandar Beirut.
AS dan juga UK telah menggunakan peluang tersebut untuk memaksa Syria keluar meninggalkan Lubnan. Kedua-dua kuasa tersebut telah menggunakan PBB untuk melakukan penyiasatan ke atas kematian Hariri. Syria telah dipaksa untuk bekerjasama. Mantan hakim Jerman, Detlev Mehlis telah ditugaskan sebagai ketua penyiasat PBB ke Syria dan Lubnan. Mehlis telah berjaya menyelesaikan tugasnya dan menyerahkan laporan siasatannya kepada Kofi Anan pada 20 Oktober 2005.
Hasilnya, beliau mendapati Syria dan beberapa pihak di Lubnan yang pro-Syria terlibat secara langsung merancang pembunuhan tersebut. Antara asas tuduhan tersebut ialah, Hariri memang dimusuhi oleh Syria. Hariri, yang berasal daripada Arab Saudi telah berusaha untuk mengeluarkan tentera Syria dari bumi Lubnan dan memastikan Lubnan 100% merdeka daripada pengaruh asing.
Cukuplah kita diperbodohkan dengan sikap bermuka2 Amerika dalam isu Palestin.
Ketika penyiasatan masih lagi dijalankan, beberapa perubahan telah berlaku di dalam politik Lubnan. Pada bulan Jun tahun yang sama, gabungan Hizbullah dan Amal telah memenangi pilihanraya majlis legaslatif Lubnan dangan suara majoriti di kawasan selatan Lubnan. Walaupun parti yang paling berpengaruh di dalam parlimen Lubnan adalah parti "Mustaqbal" pimpinan anak Hariri, Saed al-Hariri, namun mereka tidak berkuasa di selatan. Kemenangan besar Hizbullah-Amal yang pro-Syria telah menakutkan rejim Zionis yang masih lagi menjajah kawasan Sheeba milik Lubnan.
Mereka juga bimbang, kerana Lubnan selatan bersempadan dengan tanah jajahan Zionis. Sebarang usaha mereka untuk menawan Lubnan di masa hadapan pastinya akan terhalang oleh kewujudan Hizbullah yang telah berjaya menyingkirkan tentera Zionis keluar dari bumi selatan pada Mei 2000. Di atas kesedaran ini, Rejim Zionis beserta sekutunya AS telah melobi Majlis Keselamatan PBB untuk melakukan tindakan tegas. Pembunuhan Hariri telah dijadikan modal untuk AS dan Rejim Zionis melakukan kempen mereka.
Hasilnya, Majlis Keselamatan PBB telah meluluskan resolusi 1559 yang memaksa Syria agar mengundurkan tenteranya seramai 16,000 orang dari Lubnan. Keputusan tersebut menimbulkan reaksi yang pelbagai dari kalangan rakyat Lubnan. Bagi mereka yang anti-Lubnan dan pro-Hariri, keputusan tersebut amat dialu-alukan. Bagi pihak yang pro-Syria, mereka menentang keputusan berkenaan.
Keluarnya tentera Syria dariapda bumi Lubnan hanya akan mendedahkan Lubnan kepada serangan daripada tentera Rejim Zionis. Lubnan merupakan negara yang tidak mempunyai ketenteraan yang kuat. Antara kandungan resolusi 1559 juga ialah, kumpulan-kumpulan bersenjata, terutamanya Hizbullah yang dikenali dan dituduh oleh AS dan Zionis sebagai pro-Syria wajib melucutkan senjata mereka juga. Alasan yang dikemukakan oleh PBB ialah untuk menjaga keamanan di Lubnan. Syria menolak keras resolusi tersebut.
Peranan AS dengan jelas dapat dilihat pada resolusi 1559. Resolusi tersebut memberikan manfaat yang tidak terhingga kepada rejim Zionis yang sememangnya mempunyai niat jahat ke atas Lubnan. Jika tentera Syria sudah tiada dan juga kumpulan Hizbullah sudah tidak mempunyai senjata, maka siapakah yang akan mempertahankan Lubnan jika mereka diserang?, ternyata apa yang berlaku pada hari in telah menjadi jawapannya.
Resolusi 1680
Berdasarkan undian 13 negara anggota Majlis Keselamatan (dua negara iaitu China dan Rusia tidak hadir), majlis tersebut telah meluluskan resolusi 1680 pada 17 Mei 2006. Resolusi yang dirancangkan drafnya oleh AS, Peranchis dan juga UK itu bertujuan untuk menggesa Syria dan Lubnan agar melaksanakan perlaksanaan resolusi 1559. Syria diminta untuk memastikan tiada usaha penyeludupan senjata masuk ke dalam Lubnan.
Masyarakat Lubnan pula pada waktu itu sedang giat membincangkan sesama mereka usaha untuk melucutkan senjata pelarian Palestin di Lubnan dan juga senjata milik Hizbullah. Melalui resolusi tersebut, mereka diseru untuk mempercepatkan proses berkenaan demi menghayati gesaan PBB berhubung resolusi 1559. Pendekata kedua-dua resolusi berkenaan menguntungkan Rejim Zionis dan mendedahkan Lubnan kepada bahaya yang amat besar. Sekali lagi, apa yang berlaku pada hari ini telah membuktikannya.
Berdasarkan realiti inilah Rejim Zionis terlalu ghairah untuk mempergunakan kedua-dua resolusi ini untuk terus mengganas di Lubnan. Sesiapa sahaja yang mengeluarkan kenyataan bagi pihak rejim pastinya tidak akan lupa untuk menyebutkan perkara ini.
Dari Olmert, Emir Perezt (menteri pertahanan), Tzipi Livni (menteri luar), wakil Zionis ke PBB (Dan Gillerman) dan kesemua jurucakap tentera Zionis turut menggunakan resolusi 1559 dan 1680 sebagai alasan untuk terus mengganas di Lubnan. Mereka berlagak seolah-olah tentera Rejim bertindak seperti polis bagi pihak PBB untuk tujuan berkenaan. Mereka juga berlagak seolah-olah mereka merupakan inspirasi kepada PBB dan masyarakat antarabangsa yang setia. Gambaran yang cuba diberikan juga ialah seolah-olah mereka juga adalah negara yang amat setia dengan undang-undang antarabangsa dan juga resolusi PBB.
PBB diperlekehkan rejim Zionis sebagai badan yang memastikan keamanan dunia. Siapa lagi yang boleh diharapkan untuk memperjuangkan isu Palestin ?
Lupakah mereka terhadap segala undang-undang antarabangsa dan juga resolusi-resolusi PBB yang mereka langgar dan tidak pernah endahkan. Bukankah resolusi 181 PBB hanya memberikan mereka 55% daripada bumi Palestin dan bukannya kesemua bumi Palestin yang mereka duduki sekarang.
Bukankah resolusi 194 PBB memerintahkan mereka untuk membenarkan rakyat Palestin pulang ke negara mereka dan juga tanah mereka yang telah dirampas oleh Zionis. Bukankah juga resolusi 194 itu juga memaksa mereka untuk membayar gantirugi kepada rakyat Palestin. Bagaimana pula dengan resolusi 242 PBB?, bukankah Rejim Zionis diminta untuk keluar dari Gaza dan Tebing Barat serta Baitul Maqdis melalui resolusi berkenaan.
Resolusi 425PBB juga telah menunjukkan kedegilan Rejim Zionis dan penolakannya terhadap keputusan masyarakat dunia. Resolusi yang mengerahkan tentera rejim keluar dari bumi Lubnan pada tahun 1978 itu tidak pernah mereka patuhi. Keluarnya tentera mereka dari Selatan Lubnan pada Mei 2000 hanyalah kerana kerugian dan kekalahan besar yang mereka timpa pada waktu tersebut.
Bagaimana pula dengan Geneva Convention 1948 berkaitan tahanan perang ?, bagaimana pula dengan Deklarasi Hak Asasi Manusia 1948 yang mereka cabuli berkaitan hak rakyat Palestin?, bagaimana pula undang-undang antarabangsa berkaitan pelarian, tahanan perang, wanita dan kanak-kanak?.
Bukankah kesemuanya telah dicabuli oleh rejim yang terganas di dunia itu lewat Deir Yasin 1948, Sabra Shatilla 1982, Qana 1996, Jenin 2002, Refah 2004 dan juga di serata bumi Gaza dan juga Tebing Barat. Bagaimana pula dengan keengganan rejim berkenaan untuk mematuhi keputusan Mahkamah keAdilan Antarabangsa (ICJ) mengenai tembok pemisah pada Julai 2004?, bukankah tembok itu sepatutnya dirobohkan?. Malangnya sehingga kini rejim Zionis giat meneruskan pembinaannya.
Persoalannya di sini, di manakah pula pihak dunia di kala Rejim Zionis ini menyembelih satu persatu nyawa kanak-kanak dan wanita Lubnan dan Palestin yang tidak berdosa?,
Ke manakah pula umat Islam dan para pemimpin mereka?, jika PBB tidak boleh diharapkan, adakah mereka perlu merayu dan memohon daripada PBB lagi?
Sekadar memetik kata-kata George Galloway, ahli Parlimen dari Scotland: "Don't blame the Arabs, they are lions, but they are being ruled by Donkeys"."
Sumber: http://www.palestinkini.info
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:18pm
Haneyya: penduduk Gaza ramai dibunuh ketika Lubnan diberi tumpuan dunia
Perdana Menteri, Ismail Haneyya memberi amaran bahawa Israel telah mencuri peluang membunuh lebih ramai penduduk di Semenanjung Gaza ketika tumpuan penduduk dunia hari ini lebih tertumpu kepada isu Lubnan.
Haneyya yang berucap sebelum khutbah Jumaat di Gaza menegaskan bahawa penduduk Palestin mempunyai hak untuk terus menentang Israel sehingga hak dan tanah mereka diiktiraf secara sah.
Beliau berkata, “ Banyak negara menawarkan diri untuk membangunkan semula kemudahan-kemudahan yang dimusnahkan oleh Israel di Palestin dan Lubnan.
Namun, dengan rasa hormat dan kesyukuran,usaha masyarakat antarabangsa sepatutnya lebih tertumpu kepada usaha menghentikan kekejaman Israel daripada terus mencetuskan tribulasi di tanah kami.” Perdana Menteri menegaskan bahawa cubaan Israel untuk menguasai semula kawasan sempadan di selatan Lubnan sebenarnya membawa maksud bahawa pusingan kezaliman di kawasan itu tidak akan berakhir sama sekali.
Tentera rejim Zionis pada masa yang sama telah mengambil kesempatan di atas tumpuan dunia ke atas Lubnan dengan mencetuskan lebih banyak tragedi berdarah di Semenanjung Gaza. Serangan Israel di Rafah telah mengorbankan 12 orang rakyat Palestin termasuk seorang bayi Jumaat lalu.
Haneyya turut menyatakan sokongan rakyat Palestin terhadap masyarakat dan kerajaan Lubnan walaupun mereka sendiri mengalami kepahitan yang sama. Perang berterusan Israel di Palestin dan Lubnan sebenarnya bertujuan untuk menghapuskan deen Islam di kawasan itu serta mereka yang dipercayai sebagai pejuang Islam . Matlamat terakhir Israel ialah mendominasi dan memerintah kedua-dua kawasan.
”Mereka mahu memadamkan cahaya Allah dari muka bumi ini. Mereka mahu membawa kamu semua jauh dari sumber kekuatan dan maruah kamu. Ternyata mereka gagal!,” kata Perdana Menteri yang ternyata marah dengan tindakan Israel.
Haneyya menegaskan bahawa Amerika dan Israel sebenarnya mengimpikan “ Timur Tengah baru yang hanya tunduk pada arahan dan kehendak mereka”. Haneyya menegaskan bahawa apa yang berlaku adalah suatu yang amat pedih namum dengan optimis, beliau berkata bahawa ummah yang baru, yang penuh dengan maruah dan kebebasan akan lahir. Haneyya menyeru masyarakat serta pemimpin Islam agar ‘membebaskan jalan politik serta setiap keputusan yang dibuat’ agar mereka lebih bebas membuat keputusan pada masa-masa yang sensitive. Beliau berharapan agar kerajaannya kan akan dapat membayar sebulan gaji kepada kakitangan awam dalam masa beberapa hari lagi.
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:19pm
Hizbullah : Apakah sikap kita?
Lewat isu nuklear Iran dan juga peperangan Zionis-Hizbullah, timbul satu fenomena di Malaysia. Terdapat dua golongan yang saling bertentangan di dalam menyikapi isu ini. Di satu pihak, wujud golongan yang mengambil peluang isu ini untuk mempromosikan Syiah dan ideologi revolusi Iran. Di sudut yang bertentangan pula, wujud golongan yang menentang Syiah dan menyatakan kebimbangan mereka mengenai tersebarnya ideologi Syiah kerana isu tersebut.
Pihak yang giat mempromosikan ideologi Syiah telah berhujahkan kehebatan dan ketegasan Iran berhubung isu nuklear. Mereka juga bagaikan mendapat bonus apabila Hizbullah dengan beraninya menyerang konvoi tentera Zionis yang telah menyebabkan peperangan ke atas Lubnan. Menurut mereka, apa yang dilakukan oleh Hizbullah itu menunjukkan betapa hebatnya prinsip dan aqidah Syiah. Tidak ketinggalan, di mana-mana demo dianjurkan, pastinya ada sahaja gambar-gambar pemimpin Syiah Iran dan Hizbullah akan dijulang. T-shirt Hizbullah juga dipakai dengan bangganya oleh para pemuda dari golongan ini. Di mailing list-mailing list dan blog-blog juga terdapat artikel-artikel yang memuji Syiah, mempromosikan mereka dan cuba untuk menyeru ke arah Syiah dan ideologi revolusi.
Pihak ini juga telah menggunakan peluang yang ada untuk menghentam para pengkritik Syiah, terutamanya golongan Salafi. Pendirian kerajaan Saudi yang pro-AS dan juga fatwa mufti Saudi yang terlalu kontreversi juga telah digunakan sebagai peluang untuk menghentam golongan Salafi. Bagi mereka, bukan hanya kerajaan Saudi, malah seluruh pejuang Islam yang berfahaman Salafi adalah agen Yahudi, agen AS dan juga ada yang terus mengkafirkannya. Mungkin golongan ini terlupakan Usamah Ben Laden dan al-Qaeda serta para mujahidin di Checnya, Kashmir dan di Iraq yang merupakan golongan berfahaman Salafi jalur keras. Mereka juga mungkin tidak perasankan HAMAS yang merupakan cabang Ikhwan al-Muslimin di Palestin. Ikhwan telah dikenali di seluruh dunia sebagai gerakan yang mengambil aqidah "Salafiyyah" sebagai aqidah mereka. Mungkin juga Dr Yusuf al-Qaradawi tercicir dari senarai mereka. Al-Qaradawi adalah seorang yang beraqidahkan salafiyyah, malah tulisan beliau mengenai Syirik, bid'ah dan juga aqidah jelas menunjukkan pegangannya yang bersumberkan ajaran Ibn Taimiyyah dan Muhammad bin Abdul Wahab.
Di satu sudut pula, ada golongan yang bulat-bulat menerima fatwa mufti Saudi. Berbekalkan kenyataan-kenyataan Abu Mus'ab al-Zarqawi di Iraq, mufti tersebut telah menyama ratakan semua golongan Syiah di muka bumi ini. Jika hukuman yang diberikan ke atas golongan Syiah itu berkaitan dengan aqidah, majoriti akan bersetuju. Malangnya, situasi di Lubnan sekarang adalah isu politik. Isu politik harus ditafsirkan dan ditanggani dengan menggunakan neraca politik. Di dalam pertimbangan politik, bukannya aqidah dan juga pegangan yang menjadi ukuran, tetapi maslahah (keuntungan) dan mafsadah (kerugian). Umat Islam haruslah mengutamakan maslahah (keuntungan) yang lebih besar kepada umat secara keseluruhan dan mengelakkan mafsadah (mudarat) daripada umat. Begitu juga di waktu peperangan. Rakan kita, bukanlah hanya mereka yang seaqidah, tetapi siapakah yang dapat memberikan manfaat kepada umat. Rakan kita di waktu peperangan juga, ialah sesiapa yang sedang menentang musuh kita. Bak kata pepatah Inggeris " The enemy of my enemy is my friend". Jikalaulah yang dapat bersama untuk menyelamatkan maslahah umat Islam itu bukan Islam sekalipun, kita wajib bersama mereka. Apatah lagi, jika yang dapat bersama kita untuk menentang musuh bersama itu di kalangan umat Islam sendiri.
Bahasa Politik
Di dalam isu perang Zionis ke atas Lubnan, sewajarnya isu aqidah ini tidak timbul. Isu ini haruslah disikapi dengan penuh kematangan dan dengan penuh strategi. Isu pokoknya adalah isu Palestin. Apa yang dilakukan oleh Hizbullah adalah bertujuan untuk membantu rakyat Palestin yang telah ditekan dan diganasi oleh rejim Zionis semenjak kemenangan HAMAS di dalam pilihanraya Majlis Legaslatif yang lalu. Hizbullah pula, sememangnya telah berjanji dengan HAMAS untuk sama-sama saling membantu di dalam menentang rejim Zionis. Jasa mereka harus diberikan kredit. Begitu juga dengan Iran yang merupakan bapa kepada Hizbullah. Pendirian-pendirian mereka berhubung isu Palestin tidak boleh dipandang remeh. Jika dibandingkan dengan lain-lain negara anggota OIC, Iran lebih ke hadapan selepas Qatar, Syria dan Yemen. Di dalam isu ini, biarlah bahasa politik yang kita gunakan dan bukannya bahasa "agama" atau "aqidah".
Di dalam isu perang Zionis ke atas Lubnan, sewajarnya isu aqidah ini tidak timbul.
Bukanlah saya bermaksud untuk menjadi sekular, tetapi kebijaksanaan umat Islam untuk berpolitik itu perlu. Umat Islam harus berusaha mengurangkan musuh dan bersikap fokus. Maslahah umat Islam yang lebih besar harus didahulukan. Di dalam politik, usaha membanyakkan rakan dan mengurangkan musuh amat perlu. Bila rakan kita ramai, risiko ke atas umat akan kurang, berbanding jika kita mempunyai terlalu ramai musuh. Sama juga seperti isu Palestin. Seharusnya umat Islam menjadikan isu Palestin ini sebagai ruang untuk mencari kekuatan. Isu ini sepatutnya dijadikan ruang untuk kita bertemu dan bersatu untuk menentang Zionis. Bukan hanya sekadar Syiah-Sunnah, malah juga mazhab-mazhab dalam Islam seperti Ibadhiyyah, Zaiidiyyah, malah dengan Kristian yang bersimpati dengan kita sekalipun kita sepatutnya bersatu. Seharusnya kita berusaha meramaikan rakan di dalam kem menentang Zionis dan berusaha megurangkan musuh. Inilah usaha yang dilakukan oleh al-Quds Institute di dalam mempertahankan Masjid al-Aqsa. Bukan hanya sekadar wakil dari Syiah juga turut menganggotai institut ini, malah wakil-wakil Kristian juga ada di dalamnya. Mungkin pengalaman Salahudin mengambil Kristian-kristian Arab untuk bersama menentang tentera Salib boleh dijadikan contoh.
Walau bagaimanapun ini bukanlah bermaksud kita perlu mengakui kebenaran aqidah Syiah. Mana mungkin kita mengiktiraf kebenaran aqidah mereka yang menuduh Aisyah berzina, mana mungkin kita bersetuju dengan aqidah orang-orang yang mengkafirkan sahabat, menghina isteri-isteri Rasul, menolak hadis-hadis kita dan juga menganggap ahli sunnah sebagai penghuni neraka?
Di dalam persoalan aqidah kita wajib tegas. Kita wajib mempertahankan aqidah kita. Namun, di dalam isu politik dan peperangan, bahasanya lain. Maka kita mempunyai pndirian yang tegas. Apa yang berlaku tidak akan sekali-kali menyebabkan kita terpengaruh dengan aqidah Syiah. Apa yang berlaku juga sekali-kali tidak akan membuatkan kita termakan dengan taqiyah dan juga penyelewengan aqidah mereka. Kita katakan "YES Hizbullah, but NO Syiah!", atau "YES Hizbullah but NO Aqidah Syiah!"
Lubnan bukan Iraq dan Pakistan
Golongan yang tidak dapat menyokong Hizbullah dan bersimpati terhadap mereka kebanyakannya tidak dapat melupakan jenayah-jenayah golongan Syiah di Iraq dan Pakistan. Memang benar, di Pakistan dan Iraq hatta di Iran, hubungan Sunni-Syiah amat tegang. Syiah di Pakistan adalah minoriti yang berusaha memastikan survival mereka dan bersikap agresif untuk memastikan kewujudan mereka di bumi itu. Pertumpahan darah di dalam pertembungan kedua-dua golongan adalah sesuatu yang biasa di sana. Begitu juga di Iraq. Hubungan Sunni-Syiah, (terutamanya pasca penjajahan AS) semakin tegang. Usaha golongan Syiah untuk menguasai Iraq bukan lagi rahsia. Mereka sanggup membunuh, bersekongkol dengan AS dan juga melakukan tipu daya demi memastikan matlamat mereka dicapai. Keadaan di sana telah berjaya menarik perhatian Dr Yusuf al-Qaradawi untuk masuk campur dan memberikan amaran kepada golongan Syiah di Iraq.
Walau bagaimanapun suasana di Lubnan agak berbeza. Walaupun Hizbullah merupakan wakil Syiah di Lubnan bersama gerakan Amal, namun survival mereka di sana berbeza. Syiah di Lubnan terpaksa bersatu dengan ahli Sunnah demi memastikan survival mereka. Lubnan yang didominasi golongan Kristian telah memaksa komuniti muslim tidak berperang sesama sendiri. Fenomena ini walaupun wujud hanya selepas berakhirnya peperangan saudara (1975-1990), namun ianya dapat bertahan sehingga kini. Kepahitan peperangan saudara telah menyaksikan bagaimana setiap golongan berjuang untuk mempertahankan kewujudan masing-masing. Perstiwa itu telah menjadi peristiwa hitam yang tidak mahu diingati lagi oleh sesiapa pun di Lubnan. Di atas dasar inilah, Perdana Menteri Lubnan, Fuad Siniora tetap bertegas untuk menyokong Hizbullah di dalam mempertahankan negara mereka dari serangan Zionis. Beliau dan juga pemimpin-pemimpin bukan Syiah di Lubnan tetap bertegas untuk tidak mengikut telunjuk Zionis yang memaksa mereka untuk menentang Hizbullah.
Secara tegas, para pemimpin Lubnan menyatakan bahawa mereka tidak akan mengulangi peperangan saudara seperti yang pernah mereka tempuhi dahulu. Serangan Zionis ke atas Lubnan, adalah serangan ke atas rakyat Lubnan dan bukannya serangan ke atas Hizbullah semata-mata. Mereka bersepakat di dalam hal ini. Sekali lagi, faktor politik membawa sikap yang berbeza di dalam kehidupan. Di Lubnan, aqidah bukan isunya lagi, tetapi survival kelompok dan juga keamanan bersama adalah agenda utama setiap golongan. Hal in berbeza dengan suasana di Iraq dan Pakistan, hatta di Iran sekalipun.
Hizbullah dan HAMAS
Berkaitan isu Palestin pula, pendirian Hizbullah patut diberikan kredit. Bukan kerana mereka Syiah, tetapi kerana komitmen mereka. Jika Iran dikaitkan sebagai penyebab utama munculnya Hizbullah, kita juga tidak boleh melupakan peranan rakyat Palestin sendiri. Sebelum kemunculan Hizbullah, dan sebelum ideologi revolusi Iran diekspot ke Lubnan, kelompok Syiah yang berjuang menentang Zionis kebanyakannya berpayungkan perjuangan PLO dan sosialis. Di bawah payung PLO jugalah mereka telah dilatih dan dilibatkan untuk menentang penjajahan Zionis di selatan Lubnan. Setelah kemunculan Hizbullah, kebanyakan para komando dan pejuang Syiah ini telah menyertai Hizbullah. Kebanyakan mereka menyertai Hizbullah kerana PLO telah dihalau keluar daripada Lubnan pasca perjanjian Philip Habib dengan para pemimpin Lubnan pada tahun 1982. Di atas dasar inilah, Hizbullah dan perjuangan rakyat Palestin mempunyai hubungan yang sentimental. Mereka tidak akan melupakan rakyat Palestin yang telah memperkenalkan mereka kepada perjuangan dan jihad.
Hizbullah pula, sememangnya telah berjanji dengan HAMAS untuk sama-sama saling membantu di dalam menentang rejim Zionis.
Kemunculan HAMAS yang membawa ideologi Islam juga telah mencorakkan warna yang baru kepada perhubungan Hizbullah-Palestin. HAMAS yang mewakili perjuangan Islam Ahli Sunnah menentang Zionis telah bersetuju dengan Hizbullah yang mewakili perjuangan Islam Syiah di dalam jihad mereka. Musuh mereka yang satu perlu ditentang bersama. Bak kata pepatah Sudan "dua tangan akan melontar lebih jauh daripada satu tangan sahaja". Kewujudan HAMAS di Lubnan sekarang ini pun mempunyai kaitannya dengan Hizbullah. Keselamatan wakil HAMAS di Lubnan, seperti Usamah Hamdan, Muhammad Nazal dan lain-lain juga berhubung rapat dengan kekuatan Hizbullah. Tanpa kekuatan Hizbullah di Lubnan, kemungkinan besar mereka telah diusir atau telah lama dibunuh oleh golongan Zionis. Hal ini telah diketahui oleh dunia, malah oleh rejim Zionis sendiri. Namun, ini tidak menjadikan pula para anggota HAMAS bersimpati dengan aqidah Syiah dan menjadi Syiah. Di dalam literas-literasi aqidah Ikhwan, tetap menyenaraikan Syiah sebagai golongan yang rosak aqidahnya. Sikap seperti inilah yang sepatutnya kita ambil.
Hanya Syiah boleh mengusir Israel
"Hanya Syiah sahaja yang mampu untuk mengusir Israel!", Slogan inilah yang selalu dicanangkan oleh sesetengah pihak yang mempromosikan ideologi Syiah. Keupayaan Hizbullah menghalau tentera Zionis dari selatan Lubnan pada Mei 2000 telah dijadikan dalil yang paling sahih di dalam membela Syiah. Bagi para pendengar yang mengikut sahaja tanpa berfikir dan mengkaji, fakta ini akan diterimanya bulat-bulat. Akhirnya terdetik di dalam hati, Syiah sahajalah yang betul dan paling layak untuk mengalahkan musuh Islam. Adakah ini benar?
Ya, memang Hizbullah telah berjaya mengusir tentera rejim Zionis dari selatan Lubnan, tetapi mereka bukanlah satu-satunya kuasa yang dapat mengalahkan Zionis. Cukuplah Salahuddin al-Ayubi sebagai bukti. Beliau bukanlah seorang Syiah, tetapi ahli Sunnah. Malah, sebelum beliau melancarkan kempen perang ke atas tentera Salib, beliau terlebih dahulu membersihkan bumi Mesir daripada golongan Syiah Fatimiyin. Syiah Fatimiyah telah bertindak menikam umat Islam daripada belakang ketika mereka sedang bertempur dengan tentera Salib. Di atas dasar itulah, Salahudin terlebih dahulu menumpukan usaha menghapuskan Syiah Fatimiyah sebelum berjihad menentang tentera Salib. Kesimpulannya, Ahli Sunnah mampu untuk mempertahankan Palestin dan Masjid al-Aqsa.
Adakah kita terlupakan peperangan Arab-Zionis pada tahun-tahun 1947-1948. Lupakah kita terhadap kemenangan tentera-tentera sukarelawan Mesir dan Syria dari kalangan anggota gerakan Ikhwan al-Muslimin? Mereka hampir sahaja berjaya menghapuskan terus kekuatan penganas-penganas Zionis. Jika tidak kerana campurtangan British dan pemimpin-pemimpin Arab yang korup dan pengkhianat, sudah tentu Israel tidak akan wujud. Kesimpulannya, ahli Sunnah juga pernah mengalahkan Zionis.
Lupakah juga kita kepada peperangan 1973?, kehebatan tentera Mesir mengalahkan rejim Zionis sehingga memaksa Zionis menggunakan pengaruh mereka terhadap Anwar Sadat, presiden Mesir pada waktu tersebut. Sadat telah mengkhianati rakyat Mesir melalui Camp David 1978. Walaupun Mesir telah mendapatkan semula Sinai, tetapi mereka terpaksa melupakan isu Palestin. Kesimpulannya, Ahli Sunnah juga pernah mengalahkan tentera Zionis.
Lupakah juga kita kepada peperangan Karamah 1968 di Jordan? Tentera Zionis telah dikalahkan dengan teruk di dalam peperangan di antara mereka dengan tentera Jordan. Sehingga kini, kereta kebal Zionis yang telah berjaya ditawan oleh Jordan lewat peeprangan tersebut masih terdapat di kawasan al-Gahur, Jordan. Sehingga hari ini, pada setiap 21 Ogos setiap tahun, Jordan akan merayakan hari kemenangan tersebut. Sekali lagi, kesimpulannya, Ahli Sunnah juga pernah mengalahkan tentera Zionis.
Akhir sekali yang paling hampir dengan kita adalah pengunduran tentera Zionis beserta penduduk Yahudi dari Gaza secara keseluruhannya pada Ogos 2005. Bukankah itu merupakan satu kemenangan. " Indihar al-Suhyuniah" (Pengunduran Zionis) itu merupakan antara buah kejayaan gerakan Intifadah rakyat Palestin. HAMAS, Jihad Islami, briged Syuhada al-Aqsa milik Fatah dan juga lain-lain fraksi perjuangan berhak menerima kredit untuk tujuan tersebut. Bukankah mereka ahli sunnah?, sekali lagi, ahli sunnah juga mampu untuk mengalahkan Zionis. Bukan sekali, malah banyak kali, jauh lebih banyak daripada golongan Syiah!
Jika itu senario di Palestin, di tempat lain di serata dunia banyak lagi contoh yang boleh dibanggakan oleh Ahli Sunnah. Perang di Afghanistan sebagai contoh. Bukankah para mujahidin telah berjaya mengalahkan Rusia. Mereka bukannya puak Syiah. Syiah hanya datang selepas kemenangan untuk meluaskan pengaruh mereka di sana dan telah menyebabkan perang saudara meletus. Di Bosnia, para mujahidin " Salafi Jihadi" telah berjaya mengalahkan tentera Serbia. Mereka bukan Syiah. Di Checnya, para mujahidin "Salafi Jihadi" di sana juga bukan Syiah. Di Iraq juga, para mujahidin adalah dari kalangan ahli sunnah. Syiah pula telah melakukan pelbagai cara dan makar untuk menguasai Iraq, sehingga sanggup bekerjasama dengan AS.
Kesimpulannya, perjuangan jihad dan juga kemenangan tidak terletak pada Syiah atau tidaknya sesuatu kumpulan. Maka, adalah silap bagi mereka yang mempromosikan Syiah lewat isu Hizbullah ini!
Seharusnya kita berusaha meramaikan rakan di dalam kem menentang Zionis dan berusaha megurangkan musuh.
Pendirian yang sepatutnya
Sebagai kesimpulan, bolehlah kita katakan, isu yang wujud sekarang ini wajib disikapi oleh umat Islam dengan bijaksana. Isu ini bukanlah hujah bagi promoter Syiah untuk mempromosikan aqidah dan ideologi mereka. Waktu ini juga bukanlah waktu untuk berbicara mengenai kesesatan aqidah Syiah. Kita berada di dalam suasana peperangan. Pendirian Dr Yusuf al-Qaradawi dan Majlis Ulama Islam Sedunia ( International Union for Muslim Scholars) wajar dicontohi, walaupun beliau menyeru umat Islam di Lubnan untuk membantu Hizbullah menentang Zionis, tetapi beliau tetap memberikan amaran kepada Syiah di Iraq agar memberhentikan serangan ke atas Ahli Sunnah. Pendirian Jammat Islamiyyah di Lubnan pimpinan Ibrahim al-Masri, juga wajar dicontohi. Jamaat yang merupakan cawangan Ikhwan di Lubnan telah bersetuju mengerahkan kader-kader mereka untuk mengangkat senjata bersama Hizbullah menentang Zionis, tetapi di dalam literasi-literasi tarbiyah mereka tetap menyenaraikan aqidah Syiah sebagai aqidah yang batil dan sesat.
Akhir sekali, perbincangan yang tidak membuahkan amal bukanlah sesuatu yang menguntungkan. Di waktu kita sibuk di dalam mempromosikan Syiah, ataupun menghentam Syiah, ratusan kanak-kanak dan wanita terus menjadi mangsa kegilaan rejim Zionis. Tidak kiralah, anda pro-Hizbullah ataupun pro-HAMAS, yang penting apakah sumbangan anda di dalam isu ini?
Bukan hanya di Lubnan, malah di Gaza, di Tebing Barat, dan di Baitul Maqdis... kesemuanya memerlukan sokongan anda. Rakyat Palestin terus dilupakan walaupun sekatan ekonomi masih lagi dikenakan ke atas mereka. Rakyat Palestin di Gaza terus bergelapan, sekolah-sekolah telah hancur, kerajaan di bawah pimpinan HAMAS tetap ditekan, rakyat masih kelaparan. Sehingga kini, lima menteri kabinet Palestin masih lagi ditahan, 25 ahli parlimen masih lagi dikurung oleh Zionis, dan lebih 10,000 tahanan Palestin masih lagi terseksa di dalam tahanan Zionis. Masjid al-Aqsa masih lagi diancam. Sehingga kini, sudah sebulan umat Islam tidak dapat menunaikan solat Jumaat di Masjid al-Aqsa kerana dikepong oleh pegawai polis Zionis. Pada 3 Ogos 2006, sekumpulan ekstrimis Zionis telah dibenarkan oleh Mahkamah Tinggi Zionis untuk memasuki kawasan Masjid al-Aqsa untuk melakukan upacara perayaan mereka.
Lakukan sesuatu. Hulurkan sumbangan anda. Bangunlah pada sepertiga malam terakhir untuk bermunajat kepada Allah agar memberikan kemenangan kepada umat Islam. Lakukanlah juga Qunut Nazilah menurut Sunnah Rasulullah SAW, boikot barangan Zionis, dan bantulah mereka sekadar yang anda mampu.
Jika anda masih lagi hendak membicarakan persoalan Sunnah-Syiah di dalam keadaan seperti ini, di manakah Fiqh Awlawiyat anda?
Note: **Penulis merupakan ahli al-Quds Institute yang berpusat di Beirut, dan baru pulang dari Beirut seminggu sebelum bermulanya perang di Lubnan."
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:20pm
http://induksijpbdlgm.proboards.com/index.cgi?board=general&action=print&thread=16
Israel Perluas Serangan,Sasar Pemimpin Utama Lubnan
Harian Haaretz menyatakan bahawa militan Israel berniat memperluaskan operasi serangan ke Lubnan mencakupi sasaran infrastruktur strategik awam dan tokoh-tokoh penting pihak kerajaan. Tindakan tekad ini disampaikan setelah roket Hizbullah membunuh 15 Yahudi di utara Israel pada Ahad (06/08).
Dalam edisi (07/08) Haaretz mengutip kata-kata seorang pegawai tinggi di Kementerian Pertahanan Awam Israel bahawa pihaknya sekarang akan memperbaharui operasi serangan dengan memperluaskan serangan semua perkara yang melibatkan infrakstruktur dan kepentingan awam serta Hizbullah
Pegawai tinggi tentera yang enggan disebut namanya ini meyakini bahawa pasukan Israel hingga kini belum menghancurkan mana-mana bangunan awam. Namun hingga waktu pengundian di Majlis Keselamatan PBB tentang projek Amerika – Perancis untuk menghentikan perang, pasukan Israel akan menyerang tokoh-tokoh penting di kerajaan Lubnan. Namun demikian pemimpin utama kerajaan yang dimaksud tidak dijelaskan oleh Israel.
Projek Amerika – Perancis yang dimaksudkan adalah berisi “penghentian secara penuh operasi perang” dan komitmen untuk berusaha “menghentikan terus perang menuju kesepakatan bersama”. Namun hingga kinipun tidak dijelaskan bila gencatan senjata itu hendak dihentikan.
Pegawai tinggi tentera Israel ini menambah, jika Hizbullah tidak menghentikan serangannya pada waktu terdekat maka pihak Israel akan mengeluarkan arahan perluasan dan tambahan operasi perang yang mencakupi penguasaan terhadap sebahagian besar wilayah selatan Lubnan. Mereka juga akan menambahkan serangan udara terhadap infrastruktur strategik, tegas pegawai tentera zionis tersebut. Bahkan dengan angkuhnya beliau mengatakan, ia akan menjadi cerita “kegelapan akan meliputi Lubnan selama beberapa tahun”.
Pejabat militan Israel ini melihat bahawa Setiausaha Agung Hizbullah, Hasan Nasrullah telah melakukan serangannya kerana mengira masyarakat antarabangsa menolak gencatan senjata dalam waktu terdekat ini. Pegawai tersebut menambah bahawa Hizbullah dalam bahaya dengan melancarkan roket-roket jarak jauh meskipun pihaknya tahu bahawa pasukan udara Israel akan menghancurkan sebahagian besarnya.
Re: ISU-ISU GLOBAL.........
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:29pm
http://induksijpbdlgm.proboards.com/index.cgi?board=general&action=print&thread=16
Resolusi PBB Yang Penuh Kepalsuan (Bhgn 1)
(US - Israeli UN Resolution Hypocrisy)
Oleh Stephen Lendman - 1 Ogos 2006
Dua buah negara ternyata menonjol berbanding negara lain sebagai malaun terbesar yang mencemar resolusi PBB – Amerika Syarikat dan Israel. Sejak setengah abad yang lalu, AS telah menggunakan veto dalam Majlis Keselamatan PBB berdozen kali untuk menyekat sebarang resolusi daripada diluluskan mengutuk Israel daripada tindakan ganas dan dianggap menyanggah kepentingan Israel. Amerika juga telah memveto terhadap beberapa resolusi pihak lain yang mendapat sokongan sebahagian besar dunia dalam Persidangan Agung PBB.
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:29pm
http://induksijpbdlgm.proboards.com/index.cgi?board=general&action=print&thread=16
Resolusi PBB Yang Penuh Kepalsuan (Bhgn 1)
(US - Israeli UN Resolution Hypocrisy)
Oleh Stephen Lendman - 1 Ogos 2006
Dua buah negara ternyata menonjol berbanding negara lain sebagai malaun terbesar yang mencemar resolusi PBB – Amerika Syarikat dan Israel. Sejak setengah abad yang lalu, AS telah menggunakan veto dalam Majlis Keselamatan PBB berdozen kali untuk menyekat sebarang resolusi daripada diluluskan mengutuk Israel daripada tindakan ganas dan dianggap menyanggah kepentingan Israel. Amerika juga telah memveto terhadap beberapa resolusi pihak lain yang mendapat sokongan sebahagian besar dunia dalam Persidangan Agung PBB.
Tindakan itu dan dengan jumlah
penduduk yang hanya merupakan 6% daripada keseluruhan penduduk dunia, AS
ternyata begitu angkuh mengetepikan ketegasan hampir 94% penduduk lain
di dunia ini, walaupun Israel telah melakukan jenayah perang terhadap
kemanusiaan sedangkan dunia sejagat mahu Israel bertanggungjawab
terhadap tindakannya. Mengikut kata-kata seorang pemerhati UK yang
menggunakan analogi besball. “hanya AS yang boleh mempunyai ‘World
Series’ dan tidak mengajak negara lain di dunia ini menyertainya.”
Kesetiaan Israel terhadap resolusi PBB selama tempoh itu adalah amat teruk. Gara-gara sokongan sepenuhnya oleh AS terhadap setiap tindakannya, sikap kurang ajarnya tanpa takut-takut akan hukuman PBB kerana mengingkari lebih lima dozen resolusi yang mengutuk ataupun mencelanya kerana tindakan terhadap orang Palestin ataupun Arab. Pelbagai resolusi PBB yang diingkari oleh Israel itu mengutuknya kerana perbuatan ganas ataupun mendesak agar negara Yahudi menghentikan segala-gala keganasan itu. Sehingga kini, Israel tidak pernah berhasrat menghentikan segala hasrat melaksanakan kerja-kerja pembunuhan kejam dan kemusnahan yang masih lagi dikenakannya ke atas rakyat Lubnan dan Palestin di wilayah mereka yang Israel duduki secara haram. Israel akan terus mengganyang setiap kali ia mempunyai keinginan melaksanakannya. Kerja-kerja jahanam itu diteruskannya tanpa segan-silu menggunakan apa juga helah yang mampu digunakannya untuk menafikan orang Palestin sebarang peluang mewujudkan satu negara berdaulat dan mengelakkan sebarang penyelesaian politik dengan orang Palestin yang tidak mereka relakan.
Resolusi PBB Sebagai Contoh Kepalsuan AS dan Israel
Cuba pertimbangkan tiga Resolusi PBB sebagai contoh kepalsuan yang amat hebat – Satu: Israel dan tuannya AS dan penyokong mereka dan dua negara lain, tidak mematuhi resolusi PBB itu dengan sengaja tidak ambil peduli. Pada September 2004, Majlis Keselamatan PBB meluluskan Resolusi PBB 1559, yang ditaja bersama oleh AS dan Peranchis, yang mendesak Syria mengundurkan angkatan tenteranya daripada bumi Lubnan dan berhenti campurtangan dalam proses politik Lubnan. Ia juga mendesak semua pasukan pejuang (militia) Lubnan dan bukan-Lubnan (yang bertujuan terhadap Hezbollah, semestinya) melucutkan senjata dan dibubarkan (bererti menyerah diri).
Ekoran pembunuhan secara asassin bekas Perdana Menteri Lubnan, Rafik Hariri pada Februari 2005, Syria akur kepada tekanan antarabangsa dan mematuhi secara penuhnya resolusi itu pada bulan April. Dengan berbuat demikian ia menamatkan penaklukannya selama 29 tahun sebahagian tanah Lubnan yang dikuasainya yang tidak melibatkan sebahagian bumi Selatan Lubnan yang dikuasai pula oleh Israeli Defence Force (IDF) yang terus dipegang oleh Israel setelah menyerang Selatan Lubnan pada 1978 dan sekali lagi pada 1982.
Pasukan Hezbollah tidak mematuhi Resolusi PBB itu. Kalaulah ia berbuat demikian bererti membiarkan kumpulan Shiah yang merupakan satu pertiga jumlah penduduk Lubnan terkapai-kapai tanpa sebarang pertahanan terhadap Israel. Kerajaan Lubnan dan pasukan keselamatannya adalah kecil dan lemah dan tidak ada kekuatan dan kuasa untuk memaksa Hezbollah akur kepada Resolusi PBB dan kerana itu tidak mampu berbuat apa-apa.
Hezbollah lahir selepas Israel menyerang Lubnan pada 1982 dan mula menakluki bumi itu secara ganasnya. Hezbollah menjadi satu pergerakan penentang yang popular seiras dan mempunyai semangat juang yang menyerupai pejuang kebebasan Penentangan Peranchis dahulu yang digelarkan oleh Puak Nazi Jerman sebagai ‘terroris’. Memang, Hezbollah telah diwujudkan untuk menentang penjajah yang haram dan menghalau mereka. Sejak itu, kewujudannya sebagai satu pasukan penentang yang berkesan menentang Israel akhirnya berjaya mengusir Israel daripada Lubnan pada Mei, 2000. Namun, Israel masih juga menguasai satu kawasan kira-kira 25 kilometer persegi yang dikenali sebagai Sheba Farms yang enggan dilepaskannya selepas menakluki kawasan itu dalam peperangan 1967 dahulu.
Hezbollah, rakyat Lubnan dan kerajaannya mendesak agar Israel menyerahkan semula kawasan (Shaba Farms) itu dan menghentikan segala gerakan pencerobohannya menyeberangi sempadan, melakukan penculikan haram, menceroboh ruang angkasa Lubnan dan menamatkan segala bentuk serangan ganas dan menceroboh negara itu lagi. Untuk terus merupakan satu pasukan penentang yang berbisa, Hezbollah terus dilengkapi alat perang, dan mempunyai segala hak mempertahankan diri tidak kiralah apa yang diarahkan oleh Resolusi PBB, dan akan terus menentang serangan dan penentangan Israel hingga akhir hayat. Inilah yang dilaksanakannya terhadap serangan IDF yang begitu perkasa dan lengkap senjatanya di Selatan Lubnan. Penentangan Hezbollah itu adalah lebih berkesan daripada apa yang mampu diakui oleh kerajaan Israel.
Sekarang fikirkan pula kandungan Resolusi PBB 465 dan 674. Majlis Keselamatan PBB telah meluluskan Resolusi 465 pada Mac, 1980 yang ada kaitan dengan penaklukan haram Israel ke atas wilayah Palestin di Tebing Barat, Gaza, Baitulmaqdis Timur dan Bukit Golan milik Syria. Antara kandungan Resolusi itu, Majlis Keselamatan telah mengutuk dasar Israel “menempatkan sebahagian penduduknya (rakyat Israel) dan pendatang baru (orang Yahudi daripada negara luar seperti Russia, Ethiopia, Amerika dan Poland – penterjemah) menceroboh masuk tanah yang baru dijajahnya (sambil berkata berbuat demikian) mencemar piagam persidangan Geneva Keempat yang menyangkuti memberi perlindungan kepada orang awam ketika peperangan dan ini juga merupakan satu tentangan yang serius ke arah pencapaian kedamaian yang menyeluruh, wajar dan adil serta berkekalan di Timur Tengah”. Resolusi itu mendesak kerajaan Israel agar “membubarkan penempatan yang ada dan sekali gus menghentikan..... penempatan, pembinaan dan perancangan penempatan (baru) dalam wilayah Arab sejak 1967, termasuk Baitulmaqdis.”
Sejak 26 tahun yang lalu, Israel telah sengaja melanggar resolusi ini dan masih lagi terus membina penempatan baru secara haram di Wilayah Jajahan Palestin. AS menyokong dan membiayai kerajaan Israel memberi keupayaan kerajaan itu melakukan apa yang disuruhnya, dan PBB serta masyarakat dunia sejagat tidak pun mengambil sebarang tindakan untuk memaksa agar Israel akur sedangkan ia mampu memaksanya dengan mengenakan sekatan (ekonomi) yang keras untuk memaksa Israel menghentikan pembinaan penempatan baru, memecahkan penempatan haram yang ada dan membayar gantirugi kepada rakyat Palestin dan Syria kerana menyusahkan mereka.
Majlis Keselamatan (PBB) turut meluluskan Resolusi 476 pada Jun 1980. Seperti dengan Resolusi 465, Resolusi itu memperakukan betapa perlunya menamatkan penaklukan Israel ke atas bumi Arab yang telah berlaku sejak perang 1967.
Kesetiaan Israel terhadap resolusi PBB selama tempoh itu adalah amat teruk. Gara-gara sokongan sepenuhnya oleh AS terhadap setiap tindakannya, sikap kurang ajarnya tanpa takut-takut akan hukuman PBB kerana mengingkari lebih lima dozen resolusi yang mengutuk ataupun mencelanya kerana tindakan terhadap orang Palestin ataupun Arab. Pelbagai resolusi PBB yang diingkari oleh Israel itu mengutuknya kerana perbuatan ganas ataupun mendesak agar negara Yahudi menghentikan segala-gala keganasan itu. Sehingga kini, Israel tidak pernah berhasrat menghentikan segala hasrat melaksanakan kerja-kerja pembunuhan kejam dan kemusnahan yang masih lagi dikenakannya ke atas rakyat Lubnan dan Palestin di wilayah mereka yang Israel duduki secara haram. Israel akan terus mengganyang setiap kali ia mempunyai keinginan melaksanakannya. Kerja-kerja jahanam itu diteruskannya tanpa segan-silu menggunakan apa juga helah yang mampu digunakannya untuk menafikan orang Palestin sebarang peluang mewujudkan satu negara berdaulat dan mengelakkan sebarang penyelesaian politik dengan orang Palestin yang tidak mereka relakan.
Resolusi PBB Sebagai Contoh Kepalsuan AS dan Israel
Cuba pertimbangkan tiga Resolusi PBB sebagai contoh kepalsuan yang amat hebat – Satu: Israel dan tuannya AS dan penyokong mereka dan dua negara lain, tidak mematuhi resolusi PBB itu dengan sengaja tidak ambil peduli. Pada September 2004, Majlis Keselamatan PBB meluluskan Resolusi PBB 1559, yang ditaja bersama oleh AS dan Peranchis, yang mendesak Syria mengundurkan angkatan tenteranya daripada bumi Lubnan dan berhenti campurtangan dalam proses politik Lubnan. Ia juga mendesak semua pasukan pejuang (militia) Lubnan dan bukan-Lubnan (yang bertujuan terhadap Hezbollah, semestinya) melucutkan senjata dan dibubarkan (bererti menyerah diri).
Ekoran pembunuhan secara asassin bekas Perdana Menteri Lubnan, Rafik Hariri pada Februari 2005, Syria akur kepada tekanan antarabangsa dan mematuhi secara penuhnya resolusi itu pada bulan April. Dengan berbuat demikian ia menamatkan penaklukannya selama 29 tahun sebahagian tanah Lubnan yang dikuasainya yang tidak melibatkan sebahagian bumi Selatan Lubnan yang dikuasai pula oleh Israeli Defence Force (IDF) yang terus dipegang oleh Israel setelah menyerang Selatan Lubnan pada 1978 dan sekali lagi pada 1982.
Pasukan Hezbollah tidak mematuhi Resolusi PBB itu. Kalaulah ia berbuat demikian bererti membiarkan kumpulan Shiah yang merupakan satu pertiga jumlah penduduk Lubnan terkapai-kapai tanpa sebarang pertahanan terhadap Israel. Kerajaan Lubnan dan pasukan keselamatannya adalah kecil dan lemah dan tidak ada kekuatan dan kuasa untuk memaksa Hezbollah akur kepada Resolusi PBB dan kerana itu tidak mampu berbuat apa-apa.
Hezbollah lahir selepas Israel menyerang Lubnan pada 1982 dan mula menakluki bumi itu secara ganasnya. Hezbollah menjadi satu pergerakan penentang yang popular seiras dan mempunyai semangat juang yang menyerupai pejuang kebebasan Penentangan Peranchis dahulu yang digelarkan oleh Puak Nazi Jerman sebagai ‘terroris’. Memang, Hezbollah telah diwujudkan untuk menentang penjajah yang haram dan menghalau mereka. Sejak itu, kewujudannya sebagai satu pasukan penentang yang berkesan menentang Israel akhirnya berjaya mengusir Israel daripada Lubnan pada Mei, 2000. Namun, Israel masih juga menguasai satu kawasan kira-kira 25 kilometer persegi yang dikenali sebagai Sheba Farms yang enggan dilepaskannya selepas menakluki kawasan itu dalam peperangan 1967 dahulu.
Hezbollah, rakyat Lubnan dan kerajaannya mendesak agar Israel menyerahkan semula kawasan (Shaba Farms) itu dan menghentikan segala gerakan pencerobohannya menyeberangi sempadan, melakukan penculikan haram, menceroboh ruang angkasa Lubnan dan menamatkan segala bentuk serangan ganas dan menceroboh negara itu lagi. Untuk terus merupakan satu pasukan penentang yang berbisa, Hezbollah terus dilengkapi alat perang, dan mempunyai segala hak mempertahankan diri tidak kiralah apa yang diarahkan oleh Resolusi PBB, dan akan terus menentang serangan dan penentangan Israel hingga akhir hayat. Inilah yang dilaksanakannya terhadap serangan IDF yang begitu perkasa dan lengkap senjatanya di Selatan Lubnan. Penentangan Hezbollah itu adalah lebih berkesan daripada apa yang mampu diakui oleh kerajaan Israel.
Sekarang fikirkan pula kandungan Resolusi PBB 465 dan 674. Majlis Keselamatan PBB telah meluluskan Resolusi 465 pada Mac, 1980 yang ada kaitan dengan penaklukan haram Israel ke atas wilayah Palestin di Tebing Barat, Gaza, Baitulmaqdis Timur dan Bukit Golan milik Syria. Antara kandungan Resolusi itu, Majlis Keselamatan telah mengutuk dasar Israel “menempatkan sebahagian penduduknya (rakyat Israel) dan pendatang baru (orang Yahudi daripada negara luar seperti Russia, Ethiopia, Amerika dan Poland – penterjemah) menceroboh masuk tanah yang baru dijajahnya (sambil berkata berbuat demikian) mencemar piagam persidangan Geneva Keempat yang menyangkuti memberi perlindungan kepada orang awam ketika peperangan dan ini juga merupakan satu tentangan yang serius ke arah pencapaian kedamaian yang menyeluruh, wajar dan adil serta berkekalan di Timur Tengah”. Resolusi itu mendesak kerajaan Israel agar “membubarkan penempatan yang ada dan sekali gus menghentikan..... penempatan, pembinaan dan perancangan penempatan (baru) dalam wilayah Arab sejak 1967, termasuk Baitulmaqdis.”
Sejak 26 tahun yang lalu, Israel telah sengaja melanggar resolusi ini dan masih lagi terus membina penempatan baru secara haram di Wilayah Jajahan Palestin. AS menyokong dan membiayai kerajaan Israel memberi keupayaan kerajaan itu melakukan apa yang disuruhnya, dan PBB serta masyarakat dunia sejagat tidak pun mengambil sebarang tindakan untuk memaksa agar Israel akur sedangkan ia mampu memaksanya dengan mengenakan sekatan (ekonomi) yang keras untuk memaksa Israel menghentikan pembinaan penempatan baru, memecahkan penempatan haram yang ada dan membayar gantirugi kepada rakyat Palestin dan Syria kerana menyusahkan mereka.
Majlis Keselamatan (PBB) turut meluluskan Resolusi 476 pada Jun 1980. Seperti dengan Resolusi 465, Resolusi itu memperakukan betapa perlunya menamatkan penaklukan Israel ke atas bumi Arab yang telah berlaku sejak perang 1967.
Resolusi
itu terus mengutuk Israel kerana terus berdegil ataupun akur kepada
segala desakan dan tuntutan PBB agar akur mematuhinya. Ia juga telah
mengulangi kandungan Resolusi 465 dan memperakui kesungguhan seandainya
Israel terus berdegil untuk mencari jalan agar Israel mematuhinya. Lagi
pun dengan menakluki Lubnan sekarang ini dan terus menakluki dan
menjajah kawasan Sheba Farms sejak merampasnya pada 1967, Israel
sebenarnya memungkiri Resolusi PBB 425 dan sembilan lagi yang lain
menuntut agar Israel menarik keluar angkatan tenteranya daripada bumi
Selatan Lubnan.
Apakah kesan tindakan PBB? Hanya banyak perkataan yang
canggih-manggih yang tidak membawa banyak makna. Kerana itulah yang
diperlekehkan oleh Israel.
Akan bersambung ke Bahagian 2
Stephen Lendman lives in Chicago and can be reached at lendmanstephen@sbcglobal.net. Also visit his blog site at sjlendman.blogspot.com.
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:31pm
Resolusi PBB Yang Penuh Kepalsuan (Bhgn 2)
Kongres AS Yang Hipokrit
(US - Israeli UN Resolution Hypocrisy)
Oleh Stephen Lendman - 1 Ogos 2006
Sekarang fikirkan lagi betapa besarnya hipokrit ini. Pada 20 Julai, Dewan Perwakilan AS telah memberikan undian 410 – 8 untuk mengendos secara tidak bersyarat penyerangan Israel yang haram terhadap Palestin dan rakyat Lubnan. Pada awal minggu itu, Senat AS telah meluluskan resolusi yang sama secara undi suara, tetapi menambah satu klausa yang begitu biadap yang “mendesak semua pihak agar melindungi orang awam dan infrastruktur”. Versi Dewan itu sebenarnya memuji Israel agar “menjaga kerugian awam” sambil sengaja melupakan apa yang sebaliknya.
Dengan keangkuhan itu resolusi Kongres Amerika telah mencabul Piagam PBB dengan secara lantang dan tidak wajar memperakukan dakwaan bahawa Israel mempunyai hak mempertahankan diri yang dijamin oleh Artikel 51, dan mempunyai hak untuk memusnahkan infrastruktur Lubnan serta membunuh orang awam yang tidak berdosa. Sekali lagi dengan menggunakan bahasa berbunga mirip Owell, Amerika merelakan keganasan Israel.
Resolusi Senat dan Dewan Perwakilan Amerika adalah bahan bukti yang nyata di mana AS merestukan apa sahaja tindakan Israel. Ini juga menunjukkan betapa pentadbiran Bush sengaja memperlekeh undang-udang antarabangsa di mana Amerika sengaja mengendos (mengesahkan) kerja jahat Israel yang melanggar resolusi itu semua sehinggakan Israel melancarkan sasaran gila di Qana pada 30 Julai membunuh 60 lebih manusia tidak berdosa, termasuk wanita dan sekurang-kurangnya 37 kanak-kanak.
Resolusi Kongres Amerika itu secara tidak adil menuduh Lubnan kerana gagal mematuhi Resolusi PBB 1559, kerana tidak melucutkan senjata Hezbollah dan membenarkannya mengumpulkan banyak roket dan senjata lain. Amerika juga telah mengutuk penggabungan Hezbollah ke dalam kerajaan Lubnan di mana Hezbollah mempunyai 11 orang perwakilan yang dilantik secara demokrasi di Parlimen dan dua orang menteri dalam kabinet sekarang. Resolusi Kongres itu juga melupakan fakta bahawa Resolusi 1559 hanya mahukan Hezbollah melucutkan senjata sayap pejuang militarinya dan membubarkan sayap itu, tanpa mengambil kira betapa tuntutan itu tidak masuk akal.
Kerana Lubnan gagal menguatkuasakan Resolusi PBB 1559, termasuk segala peruntukan yang tidak pun ada dalam resolusi itu, Kongres AS sesungguhnya memberikan keizinan kepada Israel untuk menjahanamkan Lubnan dan membunuh sebanyak manusia yang ia suka. Pada waktu yang sama Israel tidak pernah akur kepada Resolusi PBB 465 dan 476 yang menuntut agar Israel berundur daripada tanah jajahannya dan Bukit Golan yang ditaklukinya secara haram. Resolusi PBB 435 dan sembilan resolusi lain menuntut perkara yang sama agar ia menarik semua kekuatan tenteranya di wilayah Lubnan. Memang terdapat beberapa dozen resolusi PBB yang sengaja diabaikan oleh Israel sambil terus mengganas dan memperlekehkan resolusi itu.
Kongres AS, PBB, pemimpin dunia dan kebanyakan negarawan Arab, menyokong Israel sama ada secara rahsia ataupun terbuka. Mereka telah melakukannya walaupun tentera Israel terus menceroboh dan mengganas ke atas Lubnan dan tanah jajahannya yang sengaja diputar belit sebagai kerja-kerja yang wajar untuk bertindak balas terhadap penangkapan (bukan penculikan) tiga orang askarnya, sedangkan penangkapan itu adalah satu provokasi kecil sahaja. Pada waktu yang sama, Kongres dan pemimpin dunia masih diam membisu enggan mengutuk Israel kerana gagal mematuhi Resolusi 465, 476, 425, dan sembilan resolusi yang lain. Semua resolusi PBB itu telah wujud melebihi setengah abad tanpa dipedulikan oleh Israel.
Memang amat jelas mesej Kongres Amerika. Sesuatu yang melibatkan PBB, menunjukkan AS yang menguasai keadaan, dan tidak ada sebarang tindakan yang boleh dilaksanakan selagi AS tidak memperkenankannya – khususnya kalau ia mengenai Israel. Sebahagian sebab itu terletak kepada pengaruh ‘Israel lobby” di AS. Lagi pun, segala tindakan yang dilakukan oleh proksi AS ini adalah dianggap boleh diizinkan walaupun tindakan itu mencabul Piagam PBB dan undang-undang antarabangsa, asalkan tindakan itu mematuhi kepentingan Washington.
Kebiadapan Israel menyerang Lubnan dan wilayah Takluknya di Palestin adalah contoh yang paling terbaik. Di sebalik semua itu, AS yang merupakan pemerintah de facto dunia ini, telah memberikan Israel Pas Mutlak (carte blanche) untuk mengamuk dan melaksanakan jenayah perang sesuka hatinya. Kalau diambil kira perkataan berbunga Oswell sekali lagi, pembunuhan beramai-ramai dan kemusnahan yang dilakukan oleh Israel adalah memenuhi kehendak dan minat AS terutama sekali di rantau yang begitu besar strateginya di Timur Tengah di mana minyak merupakan bahan yang amat dihargai.
Lantas dasar menghancurkan bumi Arab adalah dasarnya yang diterima pakai dan direstui oleh Amerika dan akan dihentikan apabila dua rakan bersekutu itu mengambil keputusan untuk menghentikannya. Tidak kiralah apa undang-undangnya ataupun ramai orang yang tidak berdosa terkorban sebagai harga pertaruhan pencabulan segala undang-undang yang ada.
Hipokrisi Pasukan Pendamai
Masih banyak lagi kisah hipokrisi. AS, UK dan Israel telah mencadangkan agar ditubuhkan satu angkatan tentera yang perkasa (Israel mahukan satu pasukan NATO diwujudkan di sana) untuk berkhidmat sebagai “pengaman” di Selatan Lubnan sebaik sahaja Israel menamatkan keganasannya dan membenarkan pasukan itu masuk ke kawasan itu. Tidak ada sesiapa pun yang mengambil kira pendapat Hezbollah, rakyat di Selatan Lubnan yang dilindungi oleh Hezbollah dan kerajaan Lubnan. Hanya Israel dan sekutu AS serta UK yang dibenarkan membuat keputusan ataupun apa juga negara yang direlakan oleh Israel untuk turut serta menyumbang pendapatnya. Perkara itu juga tidak boleh dibincangkan oleh orang awam apa sebenarnya yang mahu dilakukan oleh Israel, betapa ganasnya Tentera Kristian Selatan Lubnan (SLA) semasa ia bertindak sebagai penguatkuasa upahan Israel selepas 1978, dan betapa tidak bergunanya pasukan PBB (UNIFILL Interim Force in Lebanon) sejak ia ditempatkan di situ pada 1978 dan tidak pernah berjaya menguatkuasakan kedamaian dan keselamatan di situ.
Jadi, apa sebenarnya yang terjadi sekarang? Selepas beberapa hari mengganas di Lubnan, pasukan IDF sebenarnya menghadapi laluan sukar. Setakat ini ia sudah mengaku mengalami kerugian apabila beberapa dozen askarnya terbunuh dan mengalami kecederaan dalam pertarungan sengit menentang Hezbollah. Memang Hezbollah begitu berazam menangkis serangan tentera Israel seperti yang dilakukannya pada 1980-an dahulu dan 1990-an di mana ia mendapat kejayaan yang besar. Memang jelas IDF sedang bertarung sengit dan tercungap-cungap menanggung kerugian di luar jangkaannya untuk meneruskan pertarungan itu. Kerana itu Israel mahukan satu tentera proksi yang dapat dikuasainya menentang Hezbollah jika perlu di masa depan dan mahukan tentera proksi itu berkorban nyawa dalam pertarungan semacam itu. Apakah Hezbollah dan penduduk Selatan Lubnan merelakan penubuhan satu tentera proksi itu sedangkan mereka tidak pernah akur kepada kehadiran tentera SLA dan UNIFILL di masa yang lalu?
Tidak mungkin, dan ini amat difahami oleh Israel dan Amerika Syarikat. Namun, kedua-dua negara ini sanggup terus berlakon untuk meyakinkan dunia sejagat, rakyat Lubnan merata negara dan kerajaan Lubnan agar sama bersetuju. Apabila perang itu ditamatkan, IDF akan berundur dan satu pasukan keselamatan yang disenangi oleh Israel akan masuk mengisi ruang yang dikosongkan. Pasukan itu tidak akan dialu-alukan dengan selesanya seperti pasukan lain yang mendahuluinya dan akhirnya nanti ia akan dinyahkan juga. Akan tetapi sebelum perkara itu berlaku, ramai lagi yang akan mati dan merana. Perjuangan panjang rakyat Lubnan dan Palestin dan juga penduduk di Wilayah Palestin yang disebut sebagai “Occupied Territories” akan terus tidak diselesaikan juga.
Stephen Lendman lives in Chicago and can be reached at lendmanstephen@sbcglobal.net. Also visit his blog site at sjlendman.blogspot.com.
” I was asked, would I allow the faculty and Columbia students here to come to Iran? From this platform, I invite Columbia faculty members and students to come and visit Iran, to speak with our university students. You are officially invited.”
” We’ll give you the true platform. You can — we’ll respect you 100 percent. We will have our students sit there and listen to you, speak with you, hear what you have to say.
Right now in our universities on a daily basis, there are hundreds of meetings like this. They hear, they talk, they ask questions, they welcome it.”
Sayangnya, baik media barat atau bahkan media di jazirah arab ini, byk yg mengutip sekenanya saja. Bahkan byk yg tdk mengutip, tapi memberikan penilaian, yg semuanya bernuansa negatif. Repot memang, di jazirah arab ini, baik teknologi, media dan keamanannya … semua mengikut amrik dan british.
salam dari Bahrain
@rs-;–
— In islam_alternatif@ yahoogroups. com, farah izadi <farah_izadi@ …>
wrote:
>
Terjemahan Transkrip Pidato Ahmadi Nejad di Columbia University
Pembicara: Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad;
Moderator: John Coatsworth, Dekan Fakultas International and Public Affairs, Columbia University;
Pengantar: Lee Bollinger, Presiden Columbia University, New York City, New York; Waktu: 24 September 2007.
Pengantar yang Kasar dan Bias
MR. BOLLINGER: Saya akan memulai ini dengan berterima kasih kepada Dekan John Coatsworth dan Profesor Richard Bulliet atas kerja mereka mengorganisasikan acara ini dan atas komitmen mereka kepada Fakultas International and Public Affairs dan peranannya—(diinteru psi tepuk tangan)—dan atas peranannya dalam melatih para pemimpin masa depan dalam urusan-urusan dunia. Jika hari ini membuktikan sesuatu, maka terdapat kerja besar di hadapan kita. Ini hanyalah salah satu di antara banyak acara mengenai Iran yang akan berlangsung sepanjang tahun akademi ini, semuanya agar kita dapat memahami dengan lebih baik bangsa yang penting dan kompleks ini dalam konteks geopolitik kontemporer.
Sebelum berbicara secara langsung kepada Presiden Iran, saya mempunyai beberapa poin yang penting untuk digarisbawahi. Pertama, pada 2003, World Leaders Forum telah berhasil mengembangkan tradisi panjang Columbia dalam menyediakan forum utama bagi perdebatan yang sehat, khususnya dalan isu-isu global.
Kedua, bagi mereka yang percaya bahwa acara ini seharusnya tidak pernah terjadi, sehingga tidak sepantasnya bagi universitas untuk mengadakan acara seperti ini, saya ingin mengatakan bahwa saya memahami perspektif kalian dan menghargainya sebagai sesuatu yang masuk akal. Cakupan “free speech” dalam kebebasan akademik dalam dirinya sendiri selalu terbuka bagi perdebatan yang lebih jauh. Sebagaimana salah satu kutipan terkenal mengenai “free speech” mengatakan, “it is an experiment as all life is an experiment”. Saya ingin mengatakan, sejelas yang saya mampu, bahwa acara ini adalah sesuatu yang benar untuk dilakukan, dan tentu saja ini dituntut oleh norma-norma yang ada tentang “free speech”, universitas Amerika, Columbia itu sendiri.
Ketiga, kepada mereka di antara kita yang merasa kecewa dan terluka akibat (acara) hari ini, saya atas nama semua menyatakan bahwa kami mohon maaf dan berkehendak untuk melakukan apa yang kami bisa untuk mengurangi rasa terluka itu.
Keempat, agar menjadi jelas tentang persoalan lain, bahwa acara ini tidak berhubungan sama sekali dengan hak apa pun dari si pembicara (Ahmadinejad), tetapi hanya berkaitan dengan hak kita untuk mendengar dan berbicara. Kami melakukan ini demi diri kami sendiri. Kami melakukan ini dalam tradisi agung dari keterbukaan yang telah mendefinisikan bangsa ini selama berdekade-dekade hingga sekarang. Kita butuh memahami dunia tempat kita hidup, bukan malah mengabaikan kemuliaan-kemuliaan nya ataupun takut akan ancaman-ancaman dan bahaya-bahayanya. Ini tidak konsisten dengan ide bahwa seseorang perlu mengetahui musuhnya—maafkan saya—ini konsisten dengan ide bahwa seseorang perlu mengetahui musuhnya, untuk memiliki keberanian emosional dan intelektual dalam menghadapi pikiran jahat, dan untuk mempersiapkan diri kita agar bertindak dengan perangai yang benar. Saat ini, argumen-argumen “kemerdekaan berbicara” tidak akan pernah terlihat menandingi kekuatan argumen-argumen lawannya, tetapi apa yang kita harus ingat adalah bahwa ini tepatnya karena “kemerdekaan berbicara” menuntut kita untuk melatih pengekangan diri yang luar biasa melawan dorongan-dorongan yang sangat alamiah tetapi seringkali kontraporduktif, yang membawa kita untuk mundur dari keterlibatan dengan gagasan-gagasan yang tidak kita benci dan takuti. Di sinilah, terletak kejeniusan ide “kemerdekaan berbicara” Amerika.
Terakhir, di universitas, kami mempunyai komitmen yang dalam dan kuat untuk mengejar kebenaran. Kita tidak mempunyai akses kepada kekuasaan, kita tidak bisa memutuskan perang atau damai, kita hanya dapat melahirkan pikiran, dan untuk melakukan hal ini, kita harus memiliki kebebasan pencarian yang paling luas.
Izinkan saya berpaling kepada Mr. Ahmadinejad.
Pertama, mengenai pemberangusan brutal terhadap para ilmuwan, wartawan-wartawan, pembela hak asasi manusia. Lebih daripada dua minggu yang lalu, pemerintah anda telah membebaskan Dr. Haleh Esfandiari dan Parnaz Azima, serta baru dua hari yang lalu, Kian Tajbakhsh, lulusan Columbia dengan gelar Ph.D di bidang perencanaan kota. Sementara masyarakat kami bergembira setelah tahu bahwa ia dibebaskan dengan jaminan, Dr. Tajbakhsh kini masih berada di Tehran dalam tahanan rumah, dan ia masih tidak mengetahui apakah ia akan didakwa dengan suatu tuduhan kejahatan atau akan diizinkan untuk meninggalkan Iran.
Izinkan saya mengatakan hal ini sebagai catatan, aku menyerukan kepada presiden hari ini untuk memastikan bahwa Kian akan bebas untuk bepergian ke luar Iran kapan pun ia mau. (Tepuk tangan.) Izinkan saya juga melaporkan pada hari ini bahwa kami menyampaikan tawaran kepada Kian untuk bergabung dengan fakultas kami sebagai profesor tamu di bidang perencanaan kota di sini, di almamaternya, di tingkat Sarjana pada Fakultas Arsitektur, Perencanaan, dan Pemeliharaan, dan kami berharap ia mampu bergabung dengan kami pada semester berikutnya. (Tepuk tangan.)
Penangkapan dan penahanan orang-orang Iran-Amerika ini untuk alasan yang tidak jelas bukan hanya tidak pada tempatnya, tetapi juga sepenuhnya melanggar nilai-nilai dasar yang juga mengizinkan pembicara hari ini untuk bahkan muncul di kampus ini, tetapi setidaknya mereka masih hidup.
Menurut Amnesty International, 210 orang telah dieksekusi di Iran sejauh ini pada tahun ini, 21 dia antara mereka pada pagi 5 September. Jumlah keseluruhan tahunan ini meliputi dua orang anak, yang bukti lebih jauhnya dituliskan Human Rights Watch bahwa Iran tengah membawa dunia untuk mengeksekusi anak-anak.
Ada lagi. Iran telah menghukum gantung 30 orang pada Juli dan Agustus lalu dalam sebuah aksi represi terhadap usaha-usaha untuk menciptakan sebuah masyarakat yang lebih demokratis. Kebanyakan eksekusi ini dilaksanakan di muka umum, sebuah pelanggaran terhadap International Covenant of Civil and Political Rights, di mana Iran adalah salah satu pihak peratifikasi. Eksekusi-Eksekusi tersebut dan yang lainnya bersamaan waktunya dengan pemberangusan yang lebih luas terhadap para aktivis mahasiswa dan akademisi-akademisi yang dituduh berupaya memprovokasi sesuatu yang disebut “revolusi halus”. Hal ini termasuk memenjarakan dan memaksa pensiun para ilmuwan. Seperti Dr. Esfandiari katakan dalam sebuah wawancara sejak pembebasannya, dia ditahan dalam kamar isolasi selama 105 hari karena pemerintah Iran percaya bahwa Amerika Serikat sedang merencanakan sebuah “revolusi beludru” di Iran.
Dalam ruangan yang sama ini; tahun lalu kita mempelajari sesuatu mengenai “revolusi beludru” dari Vaclav Havel, dan kami mungkin mendengar hal yang sama dari pembicara World Leaders Forum kita malam ini, Presiden Michelle Bachelet dari Cili. Kedua kisah mereka yang luar biasa mengingatkan kita bahwa tidak ada cukup penjara untuk mencegah suatu masyarakat yang menginginkan kebebasannya.
Kami di universitas ini belum malu untuk memprotes tantangan—dan menantang kegagalan-kegagalan pemerintah kami sendiri untuk hidup di atas nilai-nilai kami, dan kami tidak akan malu untuk mengkritik negara anda. Marilah kita perjelas di permulaan. Mr. Presiden, anda memperlihatkan semua tanda dari seorang diktator yang kejam lagi picik. Dengan demikian, saya bertanya kepada anda—(tepuk tangan)—dengan demikian daya bertanya kepada anda, mengapa wanita, para anggota sekte Baha’i, kaum homoseks, dan begitu banyak rekan kerja akademik kami menjadi target penganiayaan di dalam negeri anda? Mengapa, dalam sebuah surat minggu lalu kepada Sekretaris Jenderal PBB, Akbar Ganji, oposan politik Iran ternama, dan lebih daripada 300 kaum intelektual publik, para penulis, dan penerima Nobel menyatakan keprihatinan yang serius bahwa pertentangan anda dengan Barat telah mengacaukan perhatian dunia dari kondisi-kondisi yang tak dapat ditoleransi lagi di dalam rezim anda di Iran, khususnya penggunaan “hukum pers” yang melarang para penulis untuk mengkritik sistim yang sedang berkuasa? Mengapa anda takut kepada warga Iran yang menyuarakan pendapat-pendapat mereka bagi perubahan?
In our country, you are interviewed by our press and asked to speak here today. And while my colleagues at the law school — Michael Dorf, one of my colleagues, spoke to Radio Free Europe, viewers in Iran a short while ago on the tenants of freedom of speech in this country — I propose further that you let me lead a delegation of students and faculty from Columbia to address your universities about free speech with the same freedom we afford you today. (Applause.)
Di dalam negeri kami, anda diwawancarai oleh media kami dan diminta untuk berbicara di sini pada hari ini. Dan sementara para rekan kerja saya di fakultas hukum—Mikhael Dorf, salah satu rekan kerja saya, berkata kepada Radio Free Europe, para pemirsa di Iran beberapa saat lalu mengenai “kebebasan berbicara” di negeri ini—saya mengusulkan lebih jauh kepada anda agar mengizinkan saya memimpin sebuah delegasi dari para mahasiswa dan fakultas dari Columbia untuk berbicara di universitas- universitas anda mengenai “kemerdekaan berbicara” dengan kebebasan yang sama yang kita upayakan bagi anda hari ini. (Tepuk tangan.)
Kedua, pengingkaran terhadap Holocaust. Suatu hari pada Desember 2005 dalam sebuah acara siaran televisi negara, anda menggambarkan Holocaust sebagai sebuah “legenda yang dibuat-buat”. Satu tahun kemudian, anda mengadakan suatu konferensi dua hari yang menghimpun para pemungkir Holocaust. Bagi orang awam dan bodoh, ini adalah propaganda yang berbahaya.
Ketika anda datang ke tempat seperti ini, maka hal ini membuat anda sungguh menggelikan. Anda provokatif dengan angkuhnya ataukah secara mengejutkan tidak berpendidikan. Anda perlu tahu—(tepuk tangan)— bahwa Columbia adalah pusat dunia dalam studi-studi Yahudi—dan sekarang tengah dalam kemitraan dengan Institut of Holocaust Studies.
Since the 1930s, we provided an intellectual home for countless Holocaust refugees and survivors and their children and grandchildren. The truth is that the Holocaust is the most documented event in human history. Because of this, and for many other reasons, your absurd comments about the debate over the Holocaust both defy historical truth and make all of us who continue to fear humanity’s capacity for evil shudder at this closure of memory, which is always virtue’s first line of defense. Will you cease this outrage?
Sejak 1930-an, kami menyediakan perlindungan intelektual bagi pengungsi-pengungsi Holocaust yang tak terhitung banyaknya, para orang yang selamat, dan anak-anak serta cucu-cucu mereka. Kebenarannya adalah bahwa Holocaust adalah peristiwa yang paling terdokumentasikan dalam sejarah manusia. Karena inilah, dan karena banyak alasan lainnya, komentar-komentar anda yang absurd mengenai debat seputar Holocaust telah mengingkari kebenaran sejarah dan membuat kita semua terus merasa takut akan kapasitas umat manusia bagi tertutupnya memori akan hal ini, yang semestinya selalu berada dalam garis depan pertahanan. Apakah anda akan menghentikan hal yang menyakitkan hati ini?
Penghancuran Israel. Dua belas hari yang lalu anda berkata bahwa negara Israel tidak bisa melanjutkan hidupnya. Hal ini menggemakan sejumlah pernyataan provokatif yang anda sampaikan pada dua tahun yang lalu, termasuk pada Oktober 2005, ketika anda berkata Israel itu “harus hapus dari peta”. Columbia mempunyai lebih daripada 800 alumni yang sekarang tinggal di Israel. Sebagai sebuah institusi, kami mempunyai ikatan yang dalam dengan para kolega kami di sana. Saya secara pribadi sudah berbicara—secara pribadi, saya sudah angkat bicara dalam terminologi yang paling kuat untuk melawan proposal-proposal boikot terhadap akademisi Israel, seraya mengatakan boikot-boikot seperti itu mungkin juga mencakup Columbia. (Tepuk tangan.)
Lebih daripada 400—lebih daripada 400—kolega dan presiden universitas di negeri ini sudah bergabung dalam pernyataan tersebut.
Pertanyaan saya kemudian adalah, apakah Anda bermaksud menghapus kami dari peta juga? (Tepuk tangan.)
Mendanai terorisme: Menurut laporan-laporan dari Council on Foreign Relations, adalah terdokumentasikan dengan baik bahwa Iran adalah negara sponsor teror yang mendanai kelompok-kelompok kejam seperti Hizbullah, Lebanon, yang Iran bantu pendiriannya pada 1980-an, Hamas Palestina dan Jihad Islam. Pemerintah anda kini menggerogoti pasukan Amerika di Irak dengan membiayai, mempersenjatai, dan menyediakan tempat yang aman kepada para pemimpin pemberontak seperti Muqtada al-Sadr dan tentaranya. Terdapat sejumlah laporan bahwa pemerintah anda juga terlibat dalam usaha-usaha Suriah untuk mendestabilisasi pemerintah Lebanon melalui kekerasan dan pembunuhan politik.
Pertanyaan saya adalah: Kenapa anda mendukung organisasi-organisa si teroris yang terus menghantam perdamaian dan demokrasi di Timur Tengah, menghancurkan hidup dan masyarakat sipil di kawasan?
Perang proksi melawan pasukan Amerika Serikat di Irak—dalam sebuah pengarahan singkat di hadapan National Press Club, Jenderal David Petraeus melaporkan bahwa senjata-senjata yang datang dari Iran, termasuk 240 millimeter roket dan proyektil-proyektil peledak, berkontribusi kepada “suatu serangan-serangan canggih yang sama sekali tidak akan mungkin tanpa dukungan Iran.” Sejumlah lulusan Columbia dan para mahasiswa ada di antara para anggota militer kami yang pemberani, yang sedang bertugas di Irak dan Afghanistan. Mereka, seperti orang Amerika lainnya dengan putra, putri, ayah, suami, dan istri yang bertugas pertempuran, benar-benar melihat pemerintah anda sebagai musuh.
Dapatkah anda mengatakan kepada mereka dan kami mengapa Iran berperang dalam sebuah perang proksi di Irak dengan mempersenjatai milisi Syiah yang menargetkan dan membunuh pasukan AS?
Dan akhirnya program nuklir Iran dan sanksi-sanksi internasional: Minggu ini, Dewan Keamanan PBB sedang membahas sanksi-sanksi yang diperluas untuk ketiga kalinya, karena penolakan pemerintah anda untuk menghentikan program pengayaan uranium. Anda terus menentang lembaga dunia ini dengan mengklaim suatu hak untuk mengembangkan pembangkit tenaga nuklir yang damai, tetapi hal ini nyaris tidak bisa menghadapi pengawasan ketika anda terus mengeluarkan ancaman-ancaman militer kepada tetangga-tetangga. Minggu lalu, Presiden Prancis, Sarkozy, menjelaskan kesabarannya yang hilang dengan taktik tarik-ulur anda , dan bahkan Rusia dan Cina sendiri sudah menunjukkan keprihatinan.
Mengapa negara Anda terus menolak untuk tunduk kepada standar-standa internasional bagi verifikasi senjata nuklir, terus membangkang terhadap persetujuan- persetujuan yang telah anda buat dengan lembaga nuklir PBB? Dan mengapa anda memilih untuk membuat orang-orang di negara anda menjadi rentan disebabkan dampak sanksi-sanksi ekonomi internasional, dan mengancam untuk menelan dunia dalam pembasmian nuklir? (Tepuk tangan.)
Izinkan saya menutup dengan sebuah komentar. Terus terang—saya tutup dengan komentar ini secara terus terang dan dalam semua kejujuran, Mr. Presiden, saya ragu bahwa anda memiliki keberanian intelektual untuk menjawab pertanyaan-pertanya an tadi. Tetapi kalaupun anda menghindar, maka akan dengan sendirinya hal itu menjadi penuh arti bagi kami. Saya sungguh mengharapkan anda untuk memperlihatkan pola pikir yang fanatik yang mengkarakterisasi sangat banyak dari apa yang anda kata dan lakukan. Untungnya, saya diberitahu oleh para ahli tentang negara Anda bahwa hal ini hanya akan mengikis lebih jauh posisi anda di Iran, dengan banyak warga negara yang berhati baik dan cerdas di sana.
Setahun yang lalu, saya diberitahu oleh sumber terpercaya, bahwa pernyataan-pernyata an anda yang absurd dan menyerang di negeri ini, seperti ketika dalam pertemuan di Council on Foreign Relations, sangat mempermalukan warga Iran yang rasional sehingga hal ini mengarah kepada kekalahan partai anda dalam pemilu-pemilu walikota. Semoga ini melakukan hal itu dan lebih lagi. (Tepuk tangan.)
Saya hanya seorang profesor, yang juga seorang presiden universitas.
Dan hari ini, saya merasakan bahwa semua beban dunia peradaban modern hendak mengekspresikan penolakan terhadap apa yang anda yakini. Saya hanya berharap dapat melakukannya secara lebih baik. Terima kasih. (Bersorak, tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: Terima kasih, Lee.
Pembicara utama kita hari ini adalah Yang Mulia Presiden Republik Islam Iran, Mr. Mahmoud Ahmadinejad. Mr. Presiden. (Tepuk tangan.)
PENERJEMAH: Presiden sedang membacakan ayat- ayat al-Quran dalam bahasa Arab. (tidak diterjemahkan. )
PRESIDEN AHMADINEJAD: Ya, Allah, segerakan kedatangan Imam Mahdi dan anugerahinya kesehatan serta kemenangan yang baik, dan jadikanlah kami para pengikutnya dan mereka yang menyatakan kesetian kepadanya.
Dekan yang terhormat, para profesor dan para mahasiswa yang tersayang, tuan-tuan dan nyonya-nyonya. Terutama sekali, saya berniat menyampaikan salam saya kepada segenap Anda. Saya mengucap syukur kepada Allah karena telah menyediakan saya peluang untuk berada di sebuah lingkungan yang akademis, yang mencari kebenaran dan memperjuangkan perkembangan sains dan pengetahuan.
Terutama sekali, saya ingin mengajukan keluhan sedikit mengenai orang yang membacakan pernyataan politik ini (Lee Bollinger, Presiden Columbia University) terhadap saya. Di Iran, tradisi menuntut bahwa ketika kami meminta seseorang datang sebagai pembicara, maka kami akan benar-benar menghormati para mahasiswa dan para profesor kami dengan membiarkan mereka untuk membuat penilaian mereka sendiri, dan kami tidak berpikir bahwa penilaian itu diperlukan sebelum pidato sang pembicara diberikan—(tepuk tangan).
Menurut saya, teks yang dibacakan oleh tuan di sini (Lee Bollinger), lebih daripada sekedar berbicara kepada saya, merupakan suatu penghujatan terhadap informasi dan pengetahuan para pendengar di sini, yang hadir di sini. Dalam sebuah lingkungan universitas, kita harus membiarkan orang mengatakan pikiran mereka, mengizinkan setiap orang untuk berbicara sehingga kebenarannya pada akhirnya terungkapkan secara keseluruhan. Nyaris saja ia (Lee Bollinger) mengambil lebih banyak waktu yang sebenarnya dialokasikan untuk saya berbicara. Dan hal itu tidak menjadi persoalan bagi saya. Kami hanya akan meninggalkan hal itu sebagai tambahan bersama klaim-klaim penghormatan “kebebasan berbicara” yang diberikan kepada kami di negeri ini.
Dalam banyak bagian dari pidatonya, terdapat banyak hinaan dan klaim yang salah, sayang sekali. Tentu saja, saya berpikir bahwa ia telah dipengaruhi oleh pers, media, dan arus politik mainsteram, yang menentang butir dasar dari kebutuhan akan perdamaian dan stabilitas di dunia sekitar kita.
Meskipun begitu, saya mestinya tidak mulai dengan dipengaruhi oleh perlakuan yang tidak ramah ini.
Saya akan berkata kepada anda apa yang harus saya katakan, dan kemudian pertanyaan-pertanya an yang ia munculkan akan dengan senang saya sediakan jawabannya. Tetapi terhadap salah satu isu yang ia munculkan, saya hampir pasti akan butuh untuk mengelaborasi secara lebih lanjut sehingga kita untuk diri kita sendiri dapat melihat bagaimana berbagai hal itu pada dasarnya bekerja.
Adalah keputusan saya di dalam forum dan pertemuan yang berharga ini untuk berbicara dengan anda tentang pentingnya pengetahuan, informasi, dan pendidikan. Akademisi dan ilmuwan adalah obor-obor yang bersinar, yang menumpahkan cahaya untuk menghilangkan kegelapan dan kerancuan di sekitar kita dalam memandu umat manusia ke luar dari ketidaktahuan dan kebingungan. Kunci kepada pemahaman realitas di sekitar kita ada di dalam tangan-tangan peneliti-peneliti, mereka yang berupaya mengungkap area-area tersembunyi, sains-sains yang tak dikenal. Jendela realitas yang mereka dapat buka baru tercapai hanya jika melalui usaha-usaha para ilmuwan dan orang-orang yang terpelajar di dunia ini. Dengan setiap usaha, ada sebuah jendela yang dibuka dan satu kenyataan pun ditemukan.
Kapan pun kualitas moral yang tinggi dari ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dijaga dan martabat para ilmuwan serta peneliti dihormati, maka manusia telah mengambil langkah-langkah besar ke arah perkembangan material dan rohani mereka. Sebaliknya, kapan pun orang-orang terpelajar dan pengetahuan telah diabaikan, maka manusia sudah terdampar di dalam kegelapan kebodohan dan kealpaan. Jika bukan karena naluri manusia, yang cenderung ke arah penemuan berkesinambungan dari kebenaran, maka manusia pasti akan selalu terdampar di dalam ketidaktahuan dan sama sekali tidak pasti dalam menemukan bagaimana cara memperbaiki hidup yang dianugerahkan kepadanya. Sifat alamiah manusia, pada kenyataannya, merupakan anugerah Allah kepada kita semua. Yang Mahakuasa membimbing manusia ke dalam dunia ini dan menganugerahinya kebijaksanaan dan pengetahuan, yang menjadikannya mengetahui Tuhannya.
Dalam kisah Adam, sebuah percakapan terjadi antara Tuhan dengan para malaikat-Nya. Para malaikat menyebut manusia sebagai makhluk yang tidak kenal ampun dan ambisius dan memprotes penciptaannya, tetapi Tuhan menjawab, “Aku mempunyai pengetahuan dari apa yang kalian tidak berpengetahuan tentangnya.” Lalu Tuhan mengatakan kepada Adam perihal kebenaran, dan atas perintah Tuhan, Adam mengungkapkannya kepada para malaikat.
Para malaikat tidak bisa memahami kebenaran seperti yang diungkapkan manusia.
Yang Mahakuasa berkata kepada mereka, “Tidakkah aku berkata bahwa aku menyadari apa yang tersembunyi di langit dan di bumi?” Dengan cara ini, para malaikat bersujud di hadapan Adam.
Dalam misi semua nabi Ilahi, khotbah pertama berasal dari kata-kata Allah, dan kata-kata itu, “kesalehan”, “iman”, dan “kebijaksanaan” telah disebarkan kepada semua umat manusia. Demi memandu nabi suci Musa as, Allah berfirman, “Dan ia diajar kebijaksanaan, buku ilahi… Ia adalah nabi yang dipilih demi anak-anak Israel, dan saya benar-benar membawa suatu tanda dari Yang Mahakuasa.”
Kata-kata pertama yang diwahyukan kepada Nabi suci Islam menyeru kepada Nabi saw untuk membaca, “Bacalah, bacalah atas nama Tuhanmu, yang menciptakan.” Yang Mahakuasa kembali berfirman, “yang mengajar manusia dengan pena. ” “Allah mengajar manusia apa yang mereka tidak berpengetahuan tentangnya.”
Anda lihat di dalam ayat-ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Islam yang kudus, kata-kata membaca, mengajar, dan pena disebutkan. Ayat-ayat ini sesungguhnya memperkenalkan Allah sebagai guru umat manusia, guru yang mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui. Dan bagian lain dari—(kata tidak dapat didengar)—mengenai misi Nabi kudus Islam—disebutkan bahwa Yang Mahakuasa menetapkan seseorang dari antara rakyat biasa sebagai nabi mereka agar, “Bacakan bagi mereka ayat-ayat ilahi.” “Dan memurnikan mereka dari pencemaran-pencemar an etis dan ideologis.” “Untuk mengajar mereka kitab dan kebijaksanaan ilahi.”
Sahabat-sahabat yang terhormat, semua kata dan pesan dari para nabi ilahi, sejak Ibrahim dan Ishak dan Yakub hingga Daud dan Sulaiman dan Musa hingga Yesus dan Muhammad, telah menyelamatkan manusia dari ketidaktahuan, kealpaan, takhyul-takhyul, perilaku yang tak pantas, dan cara pikir yang merusak dengan penghormatan kepada pengetahuan dan jalan menuju pengetahuan, cahaya, dan etika yang benar.
Dalam kultur kami, kata ilmu sudah digambarkan sebagai “iluminasi”. Sebenarnya, “ilmu” bermakna “terang” dan ilmu sejati adalah ilmu yang menolong manusia dari ketidaktahuan untuk kemanfaatan diri. Dalam sebuah definisi ilmu yang diterima secara luas, dinyatakan bahwa ia adalah cahaya yang disimpan ke dalam hati mereka yang telah terpilih oleh Allah; oleh karena itu, menurut definisi ini, ilmu adalah anugerah ilahi, dan hati adalah tempat di mana ia berada.
Jika kita menerima bahwa “ilmu” bermakna “iluminasi”, maka lingkupnya akan melebihi sains eksperimental, dan ia meliputi realitas yang disingkapkan dan yang tersembunyi. Salah satu kejahatan utama yang dihantamkan terhadap ilmu adalah dengan membatasinya hingga pada sains-sains eksperimental dam eksakta; kejahatan ini terjadi meskipun ia terus meluas melebihi lingkup ini.
Realitas-realitas dunia tidak dibatasi pada kenyataan-kenyataan fisik. Dan, materi itu hanyalah bayangan dari realitas-realitas yang lebih tinggi, dan ciptaan fisik hanyalah salah satu kisah tentang penciptaan dunia. Manusia hanyalah satu contoh dari ciptaan yang merupakan kombinasi dari material dan roh.
Dan poin penting lain adalah hubungan ilmu dengan kesucian jiwa, hidup, perilaku, dan etika manusia. Dalam ajaran nabi ilahi, satu realitas akan selalu terikat dengan ilmu. Realitas kemurnian jiwa dan perilaku baik, pengetahuan dan kebijaksanaan adalah realitas murni dan jelas. Ilmu adalah cahaya. Ia merupakan pengungkapan kenyataan, dan hanya ilmuwan dan peneliti yang murni, bebas dari ideologi-ideologi yang salah, takhyul-takhyul, egoisme, dan jebakan-jebakan material yang dapat mengungkapkan realitas.
Sahabat-sahabat terhormat, ilmu dan kebijaksanaan dapat juga disalahgunakan, suatu penyalahgunaan yang disebabkan oleh egoisme, korupsi, hasrat material, dan kepentingan material, seperti juga minat individu dan kelompok. Hasrat material menempatkan manusia berhadapan dengan kenyataan-kenyataan dunia ini. Manusia yang terkorupsi menolak menerima kenyataan, dan bahkan jika mereka sungguh menerimanya, mereka tidak akan mematuhinya.
Terdapat banyak ilmuwan yang menyadari realitas tetapi tidak menerimanya. Egoisme mereka tidak membiarkan mereka untuk menerima realitas itu. Apakah mereka yang dulu, dalam perjalanan sejarah manusia, menggelar peperangan tidak memahami realitas bahwa hidup, hak milik, kehormatan, wilayah-wilayah, dan hak-hak manusia harus dihormati? Atau, apakah mereka memahaminya tetapi tidak mempunyai iman untuk menaatinya?
Sahabat-sahabat yang terhormat, sepanjang jiwa manusia tidak bebas dari kebencian, iri hati, dan egoisme, maka ia tidak menaati kebenaran oleh kekuatan penerangan ilmu dan ilmu itu sendiri. Ilmu adalah cahaya dan para ilmuwan harus tulus dan saleh. Jika umat manusia mencapai tingkat pengetahuan rohani dan fisik yang paling tinggi, tetapi para ilmuwannya bukanlah pribadi-pribadi yang tulus, maka pengetahuan ini tidak bisa melayani kepentingan umat manusia, dan beberapa dampak pun dapat terjadi.
Pertama, para pelanggar hanya mengungkapkan sebagian realitas yang tentu saja hanya bermanfaat bagi mereka sendiri dan merahasiakan sisanya, seperti yang pernah kita saksikan berkenaan dengan ilmuwan-ilmuwan agama pada masa lalu. Sayangnya, hari ini kita melihat para peneliti dan ilmuwan tertentu itu masih menyembunyikan kebenaran dari orang-orang.
Kedua, para ilmuwan dan saintis disalahgunakan bagi kepentingan pribadi, kelompok, atau pihak tertentu. Jadi, di dunia hari ini, kekuatan-kekuatan yang berkuasa sedang menyalahgunakan banyak ilmuwan di dalam bidang-bidang yang berbeda, dengan tujuan melucuti banyak bangsa dari kekayaan mereka.
Dan mereka menggunakan setiap peluang hanya untuk kemanfaatan mereka sendiri.
Sebagai contoh, mereka menipu orang-orang dengan menggunakan metode dan perangkat ilmiah. Mereka, sesungguhnya, ingin menjustifikasi pelanggaran- pelanggaran mereka sendiri, meskipun dengan menciptakan musuh-musuh yang tak eksis, misalnya, dan menciptakan atmosfer yang tidak aman. Mereka berupaya untuk menguasai setiap hal atas nama memerangi ketidakamanan dan terorisme. Mereka bahkan melanggar kebebasan-kebebasan individu dan sosial di dalam negeri mereka sendiri dengan dalih tersebut. Mereka tidak menghormati privasi rakyat mereka sendiri. Mereka menyadap percakapan telepon dan berupaya untuk mengendalikan rakyat mereka. Mereka menciptakan atmosfer psikologis yang menggelisahkan untuk menjustifikasi tindak-tindak provokasi perang mereka di bagian-bagian benua yang berbeda.
Sebagai contoh lain, dengan menggunakan metode dan perencanaan yang “akurat”, mereka memulai seranganan gencar mereka terhadap kultur-kultur domestik dari banyak bangsa, kultur-kultur yang merupakan hasil dari ribuan tahun interaksi, kreativitas, dan aktivitas artistik bangsa-bangsa bersangkutan. Mereka mencoba untuk menghapuskan kultur-kultur tersebut demi memisahkan orang-orang dari identitas mereka dan mengamputasi ikatan mereka dengan sejarah dan nilai-nilai mereka sendiri. Mereka mempersiapkan landasan untuk menelanjangi orang-orang dari kekayaan rohani dan material mereka dengan menanamkan kepada mereka perasaan terintimidasi, hasrat untuk imitasi, dan semata-mata konsumsi, serta tunduk kepada kekuatan-kekuatan yang menindas.
Membuat bom nuklir, senjata kimia dan biologi serta senjata-senjata pemusnah massal adalah hasil lain dari penyalahgunaan ilmu dan riset oleh kekuatan-kekuatan besar. Tanpa kooperasi dari para ilmuwan dan saintis tertentu, maka kita tidak akan menyaksikan produksi senjata nuklir, kimia, dan biologi yang berbeda-beda. Apakah senjata-senjata ini untuk melindungi keamanan global? Apa yang bisa dicapai senjata nuklir bagi umat manusia? Jika perang nuklir terjadi di antara dua kekuatan nuklir, apa bencana kemanusiaan yang akan berlangsung? Dewasa ini, kita dapat menyaksikan efek-efek nuklir, bahkan pada generasi-generasi baru penduduk Nagasaki dan Hiroshima yang mungkin merupakan saksi bagi generasi-generasi yang akan datang. Segera, efek penggunaan uranium dalam senjata-senjata sejak permulaan perang di Irak dapat diuji dan diselidiki secara seksama. Bencana-bencana ini terjadi hanya ketika para ilmuwan disalahgunakan oleh kekuatan-kekuatan penindas.
Poin lain dari rasa duka ini adalah beberapa kekuatan besar menciptakan monopoli atas sains dan mencegah negara-negara lain dalam mencapai pengembangan ilmiah yang sama.
Hal ini, juga, adalah salah satu kejutan pada masa kita. Beberapa kekuatan besar tidak ingin melihat kemajuan dan perkembangan masyarakat-masyarak at dan negara-negara lain. Mereka berdalih dengan ribuan alasan, melemparkan tuduhan tanpa bukti, memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi untuk mencegah bangsa-bangsa lain dari perkembangan dan percepatan. Semua itu merupakan hasil keberjarakan mereka dari nilai-nilai kemanusiaan, nilai moral, dan ajaran nabi ilahi. Dengan sangat menyesal, mereka belum terlatih untuk melayani umat manusia.
Yang terhormat, akademisi, para ilmuwan, dan para mahasiswa, saya percaya bahwa anugerah terbesar Tuhan bagi manusia adalah ilmu dan pengetahuan. Pencarian manusia akan pengetahuan dan kebenaran melalui ilmu adalah apa yang dijamin sebagai upaya mendekat kepada Tuhan, tetapi ilmu haruslah dikombinasikan dengan kemurnian roh manusia sehingga para ilmuwan dapat menyingkap selubung kebenaran lalu menggunakan kebenaran itu untuk memajukan kepentingan- kepentingan kemanusiaan.
Para ilmuwan tersebut bukan hanya menjadi orang-orang yang akan memandu umat manusia, tetapi juga memandu umat manusia ke arah masa depan, masa depan yang lebih baik. Dan kekuatan-kekuatan besar tidak membiarkan umat manusia untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas monopolistik serta mencegah negara-negara lain untuk meraih kemajuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah anugerah ilahi dari Tuhan kepada setiap manusia, dan oleh karena itu, ia harus tetap murni.
Tuhan menyadari semua realitas. Semua peneliti dan ilmuwan dicintai oleh Tuhan. Maka saya berharap akan ada satu hari nanti ketika para ilmuwan dan saintis tersebut memerintah dunia dan Tuhan itu sendiri akan datang bersama Musa, Kristus, dan Nabi Muhammad untuk memerintah dunia ini dan untuk membawa kita ke arah keadilan.
Saya berterima kasih kepada anda sekarang, tetapi mengacu kepada dua poin yang dikatakan di pengantar tadi mengenai saya, maka saya terbuka bagi setiap pertanyaan.
Tahun lalu, saya akan katakan dua tahun lalu, saya mengangkat dua pertanyaan. Anda tahu bahwa tugas utama saya adalah dosen universitas. Sekarang sebagai presiden Iran, saya masih mengajar di level pascasarjana dan doktoral setiap minggunya. Mahasiswa saya banyak bekerja dengan saya dalam bidang-bidang ilmiah. Saya percaya bahwa saya adalah seorang akademisi. Maka, Saya berbicara dengan anda dari sudut pandang akademis.
Dan saya angkat dua pertanyaan. Tetapi alih-alih mendapatkan tanggapan, saya malah menerima gelombang hujatan dan tuduhan, dan sayangnya, mereka kebanyakan datang dari kelompok-kelompok yang mengklaim percaya akan kebebasan berbicara dan kebebasan untuk informasi. Anda pasti tahu bahwa Palestina adalah luka yang berusia tua, sama tuanya dengan 60 tahun.
Selama 60 tahun, orang-orang ini diusir; selama 60 tahun, orang-orang ini terus dibunuhi; selama 60 tahun, sehari-harinya, selalu ada konflik dan teror; selama 60 tahun, wanita-wanita dan anak-anak yang tidak bersalah dibinasakan; dihancurkan, dan dibunuh oleh helikopter-helikopt er dan pesawat-pesawat tempur yang menghancurkan rumah-rumah dari atas kepala mereka; selama 60 tahun, anak-anak usia sekolah dipenjarakan dan disiksa; selama 60 tahun, keamanan di Timur Tengah berada dalam bahaya; selama 60 tahun, slogan ekspansionisme “Dari Nil hingga Efrat” terus digemakan kelompok-kelompok tertentu di bagian dunia tersebut.
Dan sebagai seorang yang akademis, aku ajukan dua pertanyaan, dua pertanyaan yang sama yang saya akan ajukan lagi di sini. Dan anda dapat menilai apakah tanggapan kepada pertanyaan-pertanya an itu haruslah berupa hujatan dan tudingan, atau semua kata dan propaganda yang negatif, atau haruskah kita benar-benar mencoba menghadapi dua pertanyaan ini dan bereaksi terhadap mereka? Seperti anda, seperti umumnya para akademisi, saya akan berupaya diam sampai saya mendapat jawaban. Maka, saya sedang menunggu jawaban logis alih-alih hujatan-hujatan.
Pertanyaan pertama saya adalah jika memang Holocaust itu kenyataan yang terjadi pada masa kita, suatu sejarah yang terjadi, mengapakah tidak ada riset yang cukup yang dapat mendekati topik ini dari perspektif-perspekt if yang berbeda? Sahabat-sahabat kita merujuk kepada 1930 sebagai titik awal bagi perkembangan ini; bagaimanapun, saya mempercayai Holocaust, dari apa yang kita baca, telah terjadi selama Perang Dunia II setelah 1930 pada 1940-an. Maka, anda tahu, kita harus benar-benar mampu melacak peristiwa itu.
Pertanyaan saya sederhana. Ada peneliti-peneliti yang ingin mendorong topik ini dari suatu perspektif yang berbeda. Lalu, mengapa mereka dimasukkan ke dalam penjara? Sekarang ini, ada sejumlah akademisi Eropa yang dikirim ke penjara karena mereka mencoba untuk menulis tentang Holocaust. Peneliti-peneliti dari suatu perspektif yang berbeda mencoba mempertanyakan aspek-aspek tertentu tentangnya. Pertanyaan saya adalah mengapa hal ini tidak terbuka bagi semua bentuk riset? Saya diberi tahu bahwa sudah terdapat cukup riset mengenai topik ini. Dan saya bertanya, ketika berkaitan dengan topik-topik seperti kebebasan, topik-topik seperti demokrasi, konsep-konsep dan norma-norma seperti Tuhan, agama, fisika, bahkan kimia, terdapat banyak riset, tetapi kita masih melanjutkan lebih banyak riset dalam topik-topik itu. Bahkan, kita mendorongnya. Namun, kenapakah kita tidak mendorong lebih banyak riset mengenai suatu peristiwa historis yang sudah menjadi akar dan penyebab banyak bencana besar di kawasan pada masa dan zaman ini? Tidakkah seharusnya ada lebih banyak riset mengenai penyebab utamanya? Itulah pertanyaan pertama saya.
Dan pertanyaan kedua saya, mengingat peristiwa historis ini, jika memang suatu kenyataan, maka kita masih perlu mempertanyakan apakah rakyat Palestina harus menanggungnya ataukah tidak. Bagaimanapun, peristiwa itu terjadi di Eropa. Bangsa Palestina tidak punya peran di dalamnya. Jadi kenapakah orang-orang Palestina harus terus menanggung akibat suatu peristiwa yang tidak ada kaitannya dengan mereka?
Rakyat Palestina tidak melakukan kejahatan apa pun. Mereka tidak punya peran dalam Perang Dunia II. Mereka hidup bersama masyarakat Yahudi dan Kristen secara damai pada masa tersebut. Mereka tidak mempunyai permasalahan. Dan hari ini, juga, Yahudi, orang-orang Kristen, dan Muslim hidup bersaudara di seluruh dunia ini, dan di banyak benua. Mereka tidak mempunyai permasalahan yang serius.
Tetapi apa sebabnya rakyat Palestina harus membayar semua ini, orang-orang Palestina yang tidak bersalah? Lima juta orang terus diusir dan menjadi pengungsi-pengungsi dari perang selama 60 tahun—tidakkah ini suatu kejahatan? Adakah bertanya mengenai kejahatan-kejahatan ini merupakan suatu kejahatan dengan sendirinya? Mengapa seorang akademisi, diri saya, menghadapi hujatan ketika mengajukan pertanyaan-pertanya an seperti ini? Inikah yang kalian sebut sebagai kebebasan dan menegakkan kebebasan berpikir?
Dan perihal topik kedua, yakni isu nuklir Iran—saya tahu ada batas waktu tetapi saya membutuhkan waktu lebih. Maksud saya, banyak waktu yang telah diambil dari saya (Ahmadinejad tampaknya diperingatkan soal waktu).
Kami adalah sebuah negara. Kami adalah anggota International Atomic Energy Agency. Selama lebih daripada 33 tahun, kami adalah negara anggota agensi itu. Hukum agensi itu dengan tegas menyatakan bahwa semua negara anggota mempunyai hak untuk teknologi bahan bakar nuklir yang damai. Ini adalah pernyataan tegas dan eksplisit yang dibuat di dalam hukum itu. Dan hukum itu mengatakan bahwa tidak ada alasan atau dalih, bahkan pemeriksaan- pemeriksaan yang dilakukan IAEA sendiri, yang dapat mencegah hak negara anggota untuk memiliki hak itu.
Tentu saja, IAEA bertanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan- pemeriksaan. Kami adalah salah satu negara yang telah melaksanakan jumlah terbanyak dari level kerja sama dengan IAEA. Mereka setiap jam, minggu, dan hari melakukan pemeriksaan- pemeriksaan di dalam negeri kami. Dan berulang-ulang kali, laporan-laporan agensi itu menunjukkan bahwa aktivitas nuklir Iran bersifat damai, bahwa mereka tidak mendeteksi suatu penyimpangan, dan bahwa mereka telah menerima kerja sama positif dari Iran.
Tetapi sayangnya, dua atau tiga kekuatan monopolistik, kekuatan-kekuatan yang egois, ingin memaksa kata-kata mereka terhadap bangsa Iran dan mengingkari hak mereka. Mereka terus mengatakan—satu menit. (tertawa, tepuk tangan.)
Mereka mengatakan kepada kami jangan anda biarkan hal itu terjadi—mereka tidak akan membiarkan mereka memeriksa. Mengapa tidak? Tentu saja kami bisa. Bagaimana mungkin anda mempunyai hak itu sementara kami tidak? Kami ingin mempunyai hak untuk energi nuklir damai. Mereka mengatakan kepada kami, “Jangan membuatnya sendiri. Kami akan memberikannya kepada anda.”
Pada masa. lalu, saya katakan kepada anda, kami memiliki kontrak dengan pemerintah AS, dengan pemerintah Inggris, pemerintah Prancis, pemerintah Jerman, dan pemerintah Kanada dalam pengembangan nuklir untuk tujuan-tujuan damai. Tetapi secara sepihak, masing-masing mereka membatalkan kontrak-kontrak mereka dengan kami, sebagai hasilnya bangsa Iran harus membayar biaya yang banyak dalam milyaran dolar.
Kenapa kami memerlukan bahan bakar dari kalian? Kalian bahkan tidak memberikan kepada kami sukucadang pesawat terbang yang kami perlukan untuk maskapai penerbangan sipil selama 28 tahun, di bawah nama embargo dan sanksi-sanksi, karena kami melawan, sebagai contoh, “hak asasi manusia atau kebebasan”? Di bawah dalih itu, anda menyangkal hak kami bagi teknologi itu?
Kami ingin mempunyai hak untuk menentukan nasib kami sendiri di masa depan. Kami ingin independen. Jangan mengintervensi kami. Jika kalian tidak memberikan kepada kami sukucadang pesawat terbang sipil, mengapa kami harus berharap bahwa kalian akan memberikan kepada kami bahan bakar untuk pengembangan nuklir demi tujuan-tujuan damai?
Selama 30 tahun kami menghadapi problem-problem tersebut; lebih daripada 5 milyar dolar kepada Jerman dan lalu kepada Rusia, tetapi kita tidak pernah mendapatkan apa pun, dan yang terburuk belum diselesaikan. Ini adalah hak kami, kami menghendaki hak kami, dan kami tidak menghendaki apa pun di luar hukum, tidak kurang dari apa yang hukum internasional katakan. Kami adalah bangsa yang cinta damai. Kami mencintai semua bangsa. (Tepuk tangan, sorak-sorak, dan cemooh.)
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden, pernyataan-pernyata an anda di sini hari ini dan di masa lalu telah memicu munculnya banyak pertanyaan yang saya akan sampaikan kepada anda atas nama para mahasiswa dan fakultas yang sudah menyerahkan semua itu kepada saya.
Izinkan saya mulai dengan pertanyaan…
PRESIDEN AHMADINEJAD: (dalam bahasa Inggris.) satu persatu, satu persatu.
COATSWORTH: Satu persatu, ya. (Tepuk tangan.)
Pertanyaan pertama adalah: Apakah Anda atau pemerintah anda tengah mengupayakan penghancuran negara Israel sebagai sebuah negara Yahudi?
PRESIDEN AHMADINEJAD: kami mencintai semua bangsa. Kami bersahabat dengan orang-orang Yahudi. Terdapat banyak Yahudi di Iran yang hidup damai dengan keamanan. Anda harus memahami bahwa dalam konstitusi kami, dalam hukum kami, dalam pemilihan-pemilihan parlemen, bagi setiap 150,000 orang, kami mendapatkan satu wakil di parlemen. Bagi masyarakat Yahudi, seperlima dari jumlah itu saja, mereka sudah mendapatkan satu wakil mandiri di parlemen. Maka proposal kami kepada penderitaan bangsa Palestina adalah sebuah proposal yang demokratis dan berperikemanusiaan.
Apa yang kami katakan adalah bahwa untuk memecahkan persoalan 60 tahun ini, kita harus membiarkan orang-orang Palestina untuk memutuskan masa depan mereka sendiri. Ini sesuai dengan semangat Piagam PBB dan prinsip-prinsip pokok yang diabadikan di dalamnya. Kita harus membiarkan orang Yahudi-Palestina, Muslim-Palestina, dan Kristen-Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri melalui sebuah referendum yang bebas. Apa pun yang mereka pilih sebagai sebuah bangsa, maka semua orang harus menerima dan menghormatinya. Tidak boleh ada orang yang ikut campur dalam urusan-urusan bangsa Palestina. Jangan sampai ada orang yang menabur benih perselisihan. Tidak boleh ada siapa pun yang membelanjakan milyaran dolar untuk memperlengkapi dan mempersenjatai satu kelompok di sana.
Kami katakan biarkan bangsa Palestina untuk memutuskan masa depan mereka sendiri, untuk memiliki hak menentukan nasib sendiri. Ini adalah apa yang kami katakan sebagai bangsa Iran. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden, menurut saya, banyak pendengar kita yang ingin mendengar sebuah jawaban yang lebih jelas kepada pertanyaan itu (disela oleh sorak-sorak, tepuk tangan).
Pertanyaannya ialah: apakah anda atau pemerintah anda mengupayakan penghancuran negara Israel sebagai sebuah negara Yahudi? Dan saya pikir anda bisa menjawab pertanyaan itu dengan satu kata sederhana, ya atau tidak. (Bersorak, tepuk tangan.)
PRESIDEN AHMADINEJAD: maka anda menghendaki jawaban dengan cara yang anda ingin dengar. Well, ini bukan kebebasan arus informasi yang sesungguhnya. Saya hanya mengatakan kepada anda di mana posisi saya dan apa pendapat saya. (Tepuk tangan.)
Saya bertanya kepada anda, apakah isu Palestina merupakan isu internasional yang penting ataukah tidak? Tolong katakan, ya atau tidak. (tertawa, tepuk tangan.)
Ada penderitaan sebuah bangsa.
MR. COATSWORTH: Jawaban atas pertanyaan anda adalah ya. (tertawa.)
PRESIDEN AHMADINEJAD: baik, terima kasih atas kerja sama anda.
Kita mengakui ada masalah di sana yang terus berlangsung selama 60 tahun. Setiap orang menyampaikan solusi masing-masing, dan solusi kami adalah referendum yang bebas. Biarkan referendum ini terjadi, dan lalu anda akan melihat apa hasilnya. Biarkan orang-orang Palestina dengan bebas memilih apa yang mereka inginkan untuk masa depan mereka. Dan, lalu apa yang anda kehendaki di dalam pikiran anda untuk terjadi, itu akan terjadi dan akan terealisasi. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: yang diajukan Presiden Bollinger sebelumnya dan yang datang dari sejumlah mahasiswa, adalah mengapa pemerintah anda menyediakan bantuan bagi teroris-teroris? Apakah Anda akan berhenti melakukan hal itu dan mengizinkan pemantauan internasional untuk menjamin bahwa anda sudah menghentikannya?
PRESIDEN AHMADINEJAD: Baik, saya akan ajukan satu pertanyaan di sini kepada anda. Jika seseorang datang dan meletuskan bom di sekitar Anda, mengancam presiden anda, para anggota pemerintahan anda, membunuh para anggota senat atau kongres, bagaimana anda akan memperlakukan mereka? Akankah anda akan memberi mereka penghargaan atau anda akan menyebut mereka kelompok teroris? Baiklah, itu jelas. Anda akan menyebut mereka teroris.
Sahabat saya yang terhormat, bangsa Iran adalah korban terorisme. 26 tahun yang lalu, di tempat saya bekerja, dekat dengan tempat saya bekerja, dalam sebuah operasi teroris, presiden dan perdana menteri yang dipilih bangsa Iran kehilangan hidup mereka dalam suatu ledakan bom.
Satu bulan kemudian, dalam operasi teroris yang lain, 72 anggota parlemen kami dan pejabat-pejabat tinggi kami, termasuk empat menteri dan delapan wakil menteri, tubuh-tubuh mereka hancurkan berkeping-keping sebagai hasil serangan teroris. Dalam enam bulan, lebih daripada 4,000 orang Iran tewas, dibunuh kelompok teroris, yang semua ini dilakukan oleh tangan satu kelompok teroris tunggal. Sangat disesalkan, kelompok teroris yang sama itu sekarang, hari ini, di dalam negeri anda, sedang melakukan operasi-operasi dengan dukungan pemerintah AS, bekerja dengan bebasnya, mendistribusikan deklarasi-deklarasi dengan bebasnya. Dan kamp-kamp mereka di Irak didukung oleh pemerintah AS. Mereka dijamin aman oleh pemerintah AS[1].
Bangsa kami sudah dirugikan oleh aktivitas teroris. Kami adalah bangsa yang pertama menolak terorisme dan yang pertama menegakkan kebutuhan untuk melawan terorisme. (Tepuk tangan.)
Kita perlu menangani penyebab utama terorisme dan membasmi penyebab-penyebab utama itu.
Kami hidup di Timur Tengah. Bagi kami, adalah sungguh jelas kekuatan-kekuatan mana saja yang melahirkan teroris-teroris, mendukung mereka, dan mendanai mereka. Kami mengetahui hal itu. Bangsa kami, bangsa Iran, sepanjang sejarah, selalu membuka diri untuk persahabatan dengan negara-negara lain. Kami adalah bangsa yang berbudaya. Kita tidak perlu memohon pertolongan terorisme.
Kami sendiri adalah korban-korban terorisme, dan patut disesalkan bahwa orang-orang yang berkoar sedang melawan terorisme, alih-alih mendukung rakyat dan bangsa Iran, alih-alih memerangi teroris-teroris yang sedang menyerang mereka, mereka malah mendukung teroris-teroris dan kemudian menudingkan telunjuk kepada kami. Ini adalah hal paling disesalkan.
MR. COATSWORTH: serangkaian pertanyaan lebih lanjut akan menantang pandangan anda mengenai Holocaust. Karena bukti bahwa peristiwa ini terjadi di Eropa pada 1940-an sebagai hasil dari tindakan-tindakan pemerintah Nazi Jerman, karena bahwa—fakta-fakta itu dengan baik didokumentasikan, mengapa anda meminta riset tambahan? Sepertinya tidak ada tujuan dalam melakukan hal itu, selain dari mempertanyakan apakah Holocaust benar-benar terjadi sebagai satu fakta historis. Dapatkah anda menjelaskan mengapa anda percaya lebih banyak riset diperlukan dalam kaitan dengan fakta-fakta yang tak dapat dipertentangkan?
PRESIDEN AHMADINEJAD: Terima kasih banyak untuk pertanyaan anda. Saya adalah seorang akademisi, dan anda juga. Dapatkah anda berpendapat bahwa meneliti suatu fenomena selesai untuk selamanya? Dapatkah kita menutup buku mengenai suatu peristiwa historis? Terdapat perspektif-perspekt if yang berbeda yang muncul setelah setiap riset selesai. Mengapa kita menghentikan riset sama sekali? Mengapa kita harus menghentikan kemajuan ilmu dan pengetahuan? Anda seharusnya tidak bertanya kepada saya mengapa saya bertanya. Anda harusnya bertanya kepada diri anda sendiri mengapa anda berpikir bahwa peristiwa itu tidak perlu dipertanyakan lagi.
Mengapa anda ingin menghentikan kemajuan ilmu dan riset? Apakah anda pernah menemukan apa yang disebut absolut di dalam fisika? Kita mempunyai prinsip-prinsip di dalam matematika yang dinyatakan bersifat absolut selama lebih daripada 800 tahun, tetapi ilmu pengetahuan yang baru telah membebaskan absolutisme itu ke arah logika-logika yang berbeda dalam melihat matematika, dan hal semacam itu telah mengubah cara kita memandangnya sebagai sebuah ilmu pengetahuan secara keseluruhan setelah 800 tahun. Jadi, kita harus membiarkan peneliti-peneliti, para ilmuwan, untuk menyelidiki segalanya, setiap fenomena—Tuhan, alam semesta, manusia, sejarah, dan peradaban. Mengapa kita harus menghentikan itu?
Saya tidak sedang mengatakan bahwa peristiwa itu tidak terjadi sama sekali. Ini bukan penilaian yang saya sampaikan di sini. Saya katakan pada pertanyaan saya yang kedua, jika memang ini terjadi, lalu apa hubungannya dengan bangsa Palestina? Ini pertanyaan yang serius. Terdapat dua dimensi. Dalam pertanyaan pertama, saya…
COATSWORTH: Izinkan saya memperdalam ini sedikit lebih jauh. Sulit untuk memulai suatu diskusi ilmiah jika tidak ada setidaknya beberapa dasar—beberapa dasar empiris, beberapa kesepakatan mengenai apa yang menjadi fakta-fakta. Jadi, menuntut riset terhadap fakta-fakta yang berkedudukan sangat kuat; menunjukkan tantangan terhadap fakta-fakta itu sendiri dan suatu pengingkaran bahwa sesuatu yang mengerikan telah terjadi pada tahun-tahun tersebut di Eropa. (Tepuk tangan.)
Izinkan saya melanjutkan ke…
PRESIDEN AHMADINEJAD: izinkan saya. Bagaimanapun, anda bebas menafsirkan apa yang anda inginkan dari apa yang saya katakan. Tetapi apa yang saya katakan telah saya katakan dengan kejelasan.
Pada pertanyaan pertama, saya berupaya untuk membela hak-hak para ilmuwan Eropa. Dalam wilayah sains dan riset, tidak ada sesuatu yang diketahui sebagai absolut. Tidak ada sesuatu yang secara memadai dilakukan, bahkan dalam fisika sekalipun. Ada lebih banyak riset dalam fisika ketimbang yang dilakukan terhadap Holocaust, tetapi kita masih terus melakukan riset terhadap fisika. Tidak ada yang salah dalam melakukan hal itu.
Inilah yang manusia kehendaki. Mereka ingin mendekati suatu topik dari sudut-sudut pandang yang berbeda. Para ilmuwan ingin melakukan itu. Khususnya, sebuah isu yang telah menjadi dasar dari begitu banyak perkembangan politik yang terjadi di Timur Tengah selama 60 tahun.
Mengapa kita harus menghentikannya sama sekali? Anda harus memiliki alasan yang dapat dibenarkan untuk melakukan hal itu. Fakta yang telah diteliti pada masa lalu tidak cukup menjadi justifikasi di dalam pikiran saya.
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden, mahasiswa lain bertanya, wanita-wanita Iran kini tercerabut dari hak-hak dasar manusia, dan pemerintah anda memaksakan hukuman-hukuman yang kejam, termasuk eksekusi terhadap warga Iran yang homoseks. Mengapa anda melakukan berbagai hal itu?
PRESIDEN AHMADINEJAD: yang ada di Iran adalah kebebasan yang genuine. Rakyat Iran bebas. Wanita di Iran menikmati level paling tinggi dari kebebasan. Kami mempunyai dua deputi—dua wakil presiden yang adalah wanita pada level paling tinggi; demikian pula di parlemen, pemerintahan, dan universitas kami. Mereka hadir di bidang-bidang bioteknologi dan teknologi. Ada ratusan ilmuwan wanita yang juga aktif di dunia politik.
Tidaklah benar jika beberapa pemerintahan, ketika mereka tidak setuju dengan pemerintah yang lain, mencoba menyebarkan kebohongan yang menyimpangkan kebenaran seutuhnya. Bangsa kami bebas. Ia memiliki level tertinggi dari keikutsertaan di dalam pemilihan-pemilihan . Di Iran, 80 hingga 90 persen rakyat memberikan suara mereka selama pemilihan, separuhnya—lebih dari separuhnya adalah wanita. Maka, bagaimana mungkin kita katakan bahwa wanita tidak bebas? Adakah ini kebenaran yang seutuhnya?
Dan, perihal eksekusi-eksekusi itu, saya ingin mengajukan dua pertanyaan. Jika seseorang datang dan membangun sebuah jaringan untuk perdagangan gelap obat-obatan yang menimbulkan dampak di Iran, Turki, Eropa, Amerika Serikat dengan memperkenalkan narkoba ini, akankah anda memberi mereka penghargaan? Orang-orang yang menjalani hidup dengan menyebabkan kerusakan terhadap hidup ratusan juta anak muda di seluruh dunia, termasuk di Iran, dapatkah kita bersimpati kepada mereka? Tidakkah kalian juga mempunyai hukuman mati di Amerika Serikat? (Tepuk tangan.)
Di Iran, juga, ada hukuman mati bagi para pedagang gelap obat-obatan terlarang, bagi orang-orang yang melanggar hak-hak orang-orang yang lain.
Jika seseorang mengambil senapan, memasuki sebuah rumah, dan membunuh sekelompok orang di sana, lalu mencoba untuk meminta tebusan, bagaimana anda menghadapi mereka di Amerika Serikat? Akankah anda memberi mereka penghargaan? Dapatkah seorang dokter membiarkan mikroba-mikroba menyebar di seluruh negeri? Kita mempunyai hukum. Orang-orang yang melanggar hak-hak publik dengan menggunakan senjata, membunuh, menciptakan kegelisahan, menjual narkoba, mendistribusikan narkoba pada level yang tinggi dihukum eksekusi di Iran, dan sebagian eksekusi ini—sangat sedikit—dilakukan di hadapan publik. Ini hukum yang berdasarkan atas prinsip-prinsip demokratis. Kalian menggunakan suntikan dan mikroba untuk mengeksekusi orang-orang seperti ini, dan mereka dieksekusi atau digantung, tetapi hasil akhirnya tetap membunuh.
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden, pertanyaannya bukan tentang kriminal dan penyelundup narkoba tetapi tentang pilihan seksual dan wanita. (Tepuk tangan.)
PRESIDEN AHMADINEJAD: Di Iran, kami tidak mempunyai homoseks seperti di negeri anda. (tertawa.) Kami tidak memiliki itu di negeri kami. (cemooh.) Di Iran, kami tidak mempunyai fenomena itu. Saya tidak tahu siapa yang mengatakan hal itu kepada anda bahwa kami mempunyainya. (tertawa.)
Dan perihal wanita, mungkin anda berpikir bahwa menjadi seorang wanita itu adalah suatu kejahatan. Bukanlah suatu kejahatan untuk menjadi wanita. Wanita adalah makhluk terbaik yang diciptakan Tuhan. Mereka merepresentasikan kebaikan dan kecantikan yang Tuhan tanamkan pada mereka. Wanita-wanita dihormati di Iran. Di Iran, setiap keluarga yang mempunyai seorang anak perempuan akan 10 kali lebih bahagia dibandingkan mempunyai seorang anak laki-laki. Wanita dihormati lebih daripada pria. Mereka dikecualikan dari banyak tanggung jawab. Banyak tanggung jawab hukum yang diletakkan di pundak pria di dalam masyarakat kami karena rasa hormat yang secara kultural diberikan kepada wanita, kepada para ibu masa depan. Di dalam kultur Iran, pria, anak laki-laki, dan anak harus terus mencium tangan ibu mereka sebagai simbol rasa hormat, suatu rasa hormat bagi wanita, dan kami bangga dengan kultur ini.
MR. COATSWORTH: pertama, apa yang anda harapkan dengan berbicara di Columbia hari ini? Kedua, apa yang akan anda katakan jika anda diizinkan untuk mengunjungi lokasi tragedi 111 September?
PRESIDEN AHMADINEJAD: inilah saya tamu kalian. Saya diundang oleh Columbia, sebuah undangan resmi yang diberikan kepada saya untuk datang ke sini, tetapi saya memang ingin mengatakan sesuatu di sini.
Di Iran, ketika anda mengundang seorang tamu, maka anda menghormati mereka. Ini adalah tradisi kami yang dituntut oleh kultur kami, dan saya tahu bahwa orang-orang Amerika juga mempunyai kultur itu.
Tahun lalu, saya ingin mengunjungi lokasi tragedi 11 September untuk menunjukkan rasa hormat saya kepada korban-korban dari tragedi ini, menunjukkan simpati saya kepada keluarga-keluarga mereka, tetapi rencana-rencana kami molor dari jadwal. Kami terlibat dalam negosiasi-negosiasi dan pertemuan-pertemuan hingga tengah malam, dan mereka berkata akan sangat sulit mengunjungi lokasi itu pada jam-jam tengah malam. Maka saya mengatakan kepada teman-teman saya bahwa kami harus merencanakan hal ini pada tahun berikutnya, sehingga saya dapat pergi dan mengunjungi lokasi itu untuk menunjukkan penghormatan saya. Sayangnya, beberapa kelompok orang mempunyai reaksi-reaksi yang sangat kuat, reaksi-reaksi yang sangat buruk. Sungguh buruk bagi seseorang untuk mencegah seseorang yang ingin menunjukkan simpati kepada keluarga dari korban-korban 11 September—peristiwa yang tragis.
Ini adalah rasa hormat dari sisi saya. Beberapa orang mengatakan ini adalah penghinaan. Apa yang anda katakan? Inilah cara saya untuk menunjukkan rasa hormat. Mengapa anda berpikir demikian? Dengan berpikir seperti itu, bagaimana mungkin anda bisa mengatur urusan-urusan dunia? Tidakkah anda berpikir bahwa banyak permasalahan di dunia ini datang dari cara anda memandang isu-isu, dari cara berpikir macam ini, dari pendekatan pesimistis semacam ini terhadap banyak orang, dan dari level tertentu egoisme. Semua itu harus dikesampingkan sehingga kita dapat menunjukkan rasa hormat kepada setiap orang, membiarkan sebuah lingkungan persahabatan untuk tumbuh, membiarkan semua bangsa untuk berbicara satu sama lain, dan bergerak ke arah perdamaian?
Saya ingin berbicara dengan pers. Ada 11 September—peristiwa tragis 11 September adalah peristiwa yang sangat besar. Ia menjadi sebab dari banyak kejadian lainnya setelah itu. Setelah 9/11, Afghanistan diduduki lalu Irak diduduki, dan selama enam tahun di wilayah kami, terjadi kegelisahan, teror, dan ketakutan. Jika penyebab utama 9/11 diuji dengan baik—mengapa itu terjadi, apa yang menyebabkannya, apa kondisi-kondisi yang mengarah kepadanya, siapa yang sungguh-sungguh terlibat—dan menyatukan itu semua secara bersama-sama untuk memahami bagaimana caranya mencegah krisis di Irak, memperbaiki masalah di Afghanistan dan Irak secara bersama-sama.
MR. COATSWORTH: Sejumlah pertanyaan sudah ditanyakan mengenai program nuklir anda. Mengapa pemerintah anda ingin memperoleh uranium yang diperkaya, yang juga bisa digunakan untuk senjata nuklir? Apakah anda akan berhenti melakukan hal ini?
PRESIDEN AHMADINEJAD: Program nuklir kami, terutama sekali, beroperasi dalam kerangka hukum, dan kedua, di bawah pemeriksaan- pemeriksaan IAEA, dan yang ketiga, sepenuhnya bersifat damai. Teknologi yang kita miliki adalah untuk pengayaan di bawah level 5 persen, dan setiap level di bawah 5 persen semata-mata adalah untuk menyediakan bahan bakar kepada pembangkit tenaga listrik. Laporan-laporan IAEA berulangkali secara tegas mengatakan bahwa tidak ada indikasi Iran sudah menyimpang dari program nuklir damai. Kami semua sadar bahwa isu nuklir Iran adalah isu politis; ini bukan isu hukum.
IAEA sudah membuktikan bahwa aktivitas kami adalah untuk tujuan-tujuan damai. Tetapi ada dua atau tiga kekuatan yang berpikir bahwa mereka mempunyai hak untuk memonopoli semua sains dan pengetahuan. Dan mereka menginginkan bangsa Iranian untuk meminta kepada pihak lain dalam mendapatkan bahan bakar, mendapatkan sains, dan mendapatkan pengetahuan. Lalu mereka tentu saja akan menahan diri dari memberikan semua itu kepada kami.
Jadi kami sungguh jelas mengenai apa yang kami butuhkan. Jika anda sudah berhasil menciptakan generasi kelima bom atom dan malahan sedang mengujinya, maka mengapakah anda mempersoalkan tujuan-tujuan damai dari orang-orang yang menghendaki energi nuklir? (Tepuk tangan.) Kami tidak percaya akan senjata nuklir. Ia menentang seluruh prinsip umat manusia.
Izinkan saya mengatakan kepada anda sebuah lelucon di sini. Saya berpikir bahwa politikus-politikus yang memburu bom atom atau sedang mengujinya, secara politis mereka terkebelakang, kuno. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: saya tahu waktu anda singkat dan anda perlu untuk melanjutkan. Apakah Iran siap membuka diskusi-diskusi yang luas dengan pemerintah Amerika Serikat? Apa yang Iran harapkan dari diskusi-diskusi seperti itu? Bagaimana anda melihat, di masa datang, resolusi pokok dari konflik antara pemerintah Amerika Serikat dengan pemerintah Iran?
PRESIDEN AHMADINEJAD: Dari awal, kami menyatakan siap untuk bernegosiasi dengan semua negara. Sejak 28 tahun lalu, ketika revolusi kami berhasil dan kami mapan—kami mengambil kebebasan dan demokrasi yang dibatasi oleh suatu pemerintahan diktator yang pro-Barat, kami mengumumkan kesiapan kami. Selain dua negara, kami siap mempunyai hubungan bersahabat dengan semua negara di dunia. Salah satu dari dua negara itu adalah rezim apartheid Afrika Selatan, yang sudah lenyap, dan yang kedua adalah rezim Zionis. Untuk semua orang selain itu di seluruh dunia ini, kami menyatakan bahwa kami ingin mempunyai ikatan persahabatan.
Bangsa Iran adalah bangsa yang berbudaya. Ia merupakan karakter yang beradab. Ia menginginkan pembicaraan dan negosiasi baru. Kami percaya bahwa dalam negosiasi dan pembicaraan, segalanya dapat dipecahkan dengan sangat mudah. Kami tidak membutuhkan ancaman; kita tidak perlu mengarahkan bom atau meriam; kita tidak perlu memasuki konflik jika kita bicara. Kita mempunyai logika yang jelas tentang itu.
Kami mempertanyakan cara dunia ditata pada hari ini. Kami percaya bahwa penataan seperti sekarang tidak akan mengarah kepada perdamaian dan keamanan yang sehat bagi dunia, itulah cara yang dijalankan pada hari ini. Kami mempunyai solusi-solusi berdasarkan atas nilai-nilai kemanusiaan dan hubungan-hubungan antar negara. Dengan pemerintah AS, juga, kami akan bernegosiasi. Kami tidak mempunyai masalah tentang itu, tentu saja di bawah keadaan yang adil dan dengan rasa salaing menghormati.
Anda lihat bahwa dalam rangka membantu keamanan Irak, kami telah melakukan tiga putaran pembicaraan dengan Amerika Serikat. Dan tahun lalu, sebelum datang ke New York, saya menyatakan siap, di Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk terlibat dalam sebuah debat dengan Mr. Bush, presiden Amerika Serikat, mengenai isu-isu internasional yang penting. Itu semua menunjukkan kita ingin berbicara, melakukan debat di hadapan publik dunia, di hadapan semua pendengar, sehingga kebenaran terungkapkan, sehingga kesalahpahaman dan mispersepsi dihilangkan, sehingga kita dapat menemukan alur yang jelas bagi hubungan-hubungan yang bersahabat. Saya berpikir jika pemerintah AS mengenyampingkan sebagian perilaku lamanya, maka ia dapat menjadi seorang teman yang baik bagi Iran, bagi bangsa Iran.
Selama 28 tahun, mereka secara konsisten mengancam kami, menghina kami, mencegah kemajuan ilmiah kami, setiap harinya di bawah satu dalih atau lainnya. Anda semua tahu Saddam, sang diktator itu, didukung pemerintah Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa ketika menyerang Iran. Dan ia melancarkan perang delapan tahun, suatu peperangan yang jahat. Lebih daripada 200,000 orang Iran tewas dan lebih daripada 600,000 lainnya luka-luka karena perang itu. Ia (Saddam) menggunakan senjata-senjata kimia; ribuan rakyat Iran adalah korban-korban senjata-senjata kimia yang ia gunakan terhadap kami. Hari ini, Mr. Nobal Vinh (ph), yang adalah seorang wartawan, wartawan resmi, wartawan internasional, yang dulu meliput laporan PBB selama bertahun-tahun, adalah salah satu korban senjata-senjata kimia yang digunakan Irak terhadap kami.
Dan sejak itu, kami telah terus berada dalam propaganda yang berbeda-beda, seperti embargo-embargo, sanksi-sanksi ekonomi, dan sanksi-sanksi politik. Mengapa? Karena kami menyingkirkan seorang diktator? Karena kami menginginkan kebebasan dan demokrasi yang kami dapatkan untuk diri kami sendiri? Tetapi kami tidak bisa selalu berbicara. Kami berpikir bahwa jika pemerintah AS mengakui hak-hak rakyat Iran, menghormati semua negara, dan mengulurkan tangan persahabatan dengan semua orang Iran, mereka juga akan melihat bahwa Iran akan menjadi salah satu sahabat yang baik.
Apakah Anda izinkan saya untuk berterima kasih kepada para pendengar sebentar?
Baiklah, ada banyak hal yang saya ingin sampaikan, tetapi saya tidak ingin menyita waktu kalian lebih lama lagi. Saya ditanya, akankah saya mengizinkan fakultas dan mahasiswa Columbia di sini datang ke Iran? Dari panggung ini, saya mengundang para anggota fakultas dan mahasiswa Columbia di sini untuk berkunjung ke Iran, untuk berbicara dengan para mahasiswa kami. Kalian secara resmi telah diundang. (Tepuk tangan).
Kalian dinantikan untuk berkunjung ke universitas manapun yang kalian inginkan di Iran. Kami akan menyediakan bagi kalian daftar universitas. Ada lebih daripada 400 universitas di negeri kami, dan anda dapat memilih mana saja yang anda ingin kunjungi.
Kami akan memberi kalian podium yang sesungguhnya. Kami akan menghormati kalian 100 persen. Kami akan meminta para mahasiswa kami untuk duduk dan mendengarkan kalian, berbicara dengan kalian, mendengar apa yang kalian harus katakan.
Sekarang ini, di universitas- universitas kami, sehari-harinya, ada ratusan pertemuan seperti ini. Mereka mendengar, mereka berbicara, mereka bertanya, dan mereka menyambutnya.
Pada akhirnya, saya ingin berterima kasih kepada Columbia University. Saya mendengar bahwa banyak politikus di Amerika Serikat yang dididik di Columbia University, dan banyak orang di sini yang percaya akan kebebasan berbicara, dalam percakapan-percakap an yang jelas dan terus terang; saya juga berterima kasih kepada para manajer di sini, di Amerika Serikat—di Columbia University, orang-orang yang mengatur pertemuan ini dengan sangat baik hari ini. Saya ingin menyampaikan terima kasih yang dalam kepada para anggota fakultas dan para mahasiswa di sini. Saya memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa untuk menolong kita semua untuk bergandengan tangan dalam membangun perdamaian dan masa depan yang diisi dengan persahabatan, keadilan, dan persaudaraan. Semoga keberuntungan bagi segenap diri anda sekalian. (Tepuk tangan.)
MR. BOLLINGER: Saya mohon maaf jika jadwal Presiden Ahmadinejad membuatnya harus meninggalkan acara ini sebelum ia sempat menjawab banyak pertanyaan yang kita tanyakan atau serahkan. (tertawa, tepuk tangan.) Tetapi menurut saya, kita semua bisa senang karena penampilannya di sini menunjukkan komitmen Columbia terhadap kebebasan ekspresi dan debat. Saya ingin berterima kasih kepada semua karena telah ikut ambil bagian. (Tepuk tangan.)
Terimakasih.
(diterjemahkan oleh Irman Abdurrahman/ http://www.icc-jakarta. com)
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!’s user panel and lay it on us.
> Transkrip ceramah Ahmadi Nejad lihat
http://quranbible. wordpress. com/2007/ 09/25/ahmadineja d-columbia- university- speech-transcrip t/
Akan bersambung ke Bahagian 2
Stephen Lendman lives in Chicago and can be reached at lendmanstephen@sbcglobal.net. Also visit his blog site at sjlendman.blogspot.com.
Post by meninblack on Aug 8, 2006, 5:31pm
Resolusi PBB Yang Penuh Kepalsuan (Bhgn 2)
Kongres AS Yang Hipokrit
(US - Israeli UN Resolution Hypocrisy)
Oleh Stephen Lendman - 1 Ogos 2006
Sekarang fikirkan lagi betapa besarnya hipokrit ini. Pada 20 Julai, Dewan Perwakilan AS telah memberikan undian 410 – 8 untuk mengendos secara tidak bersyarat penyerangan Israel yang haram terhadap Palestin dan rakyat Lubnan. Pada awal minggu itu, Senat AS telah meluluskan resolusi yang sama secara undi suara, tetapi menambah satu klausa yang begitu biadap yang “mendesak semua pihak agar melindungi orang awam dan infrastruktur”. Versi Dewan itu sebenarnya memuji Israel agar “menjaga kerugian awam” sambil sengaja melupakan apa yang sebaliknya.
Dengan keangkuhan itu resolusi Kongres Amerika telah mencabul Piagam PBB dengan secara lantang dan tidak wajar memperakukan dakwaan bahawa Israel mempunyai hak mempertahankan diri yang dijamin oleh Artikel 51, dan mempunyai hak untuk memusnahkan infrastruktur Lubnan serta membunuh orang awam yang tidak berdosa. Sekali lagi dengan menggunakan bahasa berbunga mirip Owell, Amerika merelakan keganasan Israel.
Resolusi Senat dan Dewan Perwakilan Amerika adalah bahan bukti yang nyata di mana AS merestukan apa sahaja tindakan Israel. Ini juga menunjukkan betapa pentadbiran Bush sengaja memperlekeh undang-udang antarabangsa di mana Amerika sengaja mengendos (mengesahkan) kerja jahat Israel yang melanggar resolusi itu semua sehinggakan Israel melancarkan sasaran gila di Qana pada 30 Julai membunuh 60 lebih manusia tidak berdosa, termasuk wanita dan sekurang-kurangnya 37 kanak-kanak.
Resolusi Kongres Amerika itu secara tidak adil menuduh Lubnan kerana gagal mematuhi Resolusi PBB 1559, kerana tidak melucutkan senjata Hezbollah dan membenarkannya mengumpulkan banyak roket dan senjata lain. Amerika juga telah mengutuk penggabungan Hezbollah ke dalam kerajaan Lubnan di mana Hezbollah mempunyai 11 orang perwakilan yang dilantik secara demokrasi di Parlimen dan dua orang menteri dalam kabinet sekarang. Resolusi Kongres itu juga melupakan fakta bahawa Resolusi 1559 hanya mahukan Hezbollah melucutkan senjata sayap pejuang militarinya dan membubarkan sayap itu, tanpa mengambil kira betapa tuntutan itu tidak masuk akal.
Kerana Lubnan gagal menguatkuasakan Resolusi PBB 1559, termasuk segala peruntukan yang tidak pun ada dalam resolusi itu, Kongres AS sesungguhnya memberikan keizinan kepada Israel untuk menjahanamkan Lubnan dan membunuh sebanyak manusia yang ia suka. Pada waktu yang sama Israel tidak pernah akur kepada Resolusi PBB 465 dan 476 yang menuntut agar Israel berundur daripada tanah jajahannya dan Bukit Golan yang ditaklukinya secara haram. Resolusi PBB 435 dan sembilan resolusi lain menuntut perkara yang sama agar ia menarik semua kekuatan tenteranya di wilayah Lubnan. Memang terdapat beberapa dozen resolusi PBB yang sengaja diabaikan oleh Israel sambil terus mengganas dan memperlekehkan resolusi itu.
Kongres AS, PBB, pemimpin dunia dan kebanyakan negarawan Arab, menyokong Israel sama ada secara rahsia ataupun terbuka. Mereka telah melakukannya walaupun tentera Israel terus menceroboh dan mengganas ke atas Lubnan dan tanah jajahannya yang sengaja diputar belit sebagai kerja-kerja yang wajar untuk bertindak balas terhadap penangkapan (bukan penculikan) tiga orang askarnya, sedangkan penangkapan itu adalah satu provokasi kecil sahaja. Pada waktu yang sama, Kongres dan pemimpin dunia masih diam membisu enggan mengutuk Israel kerana gagal mematuhi Resolusi 465, 476, 425, dan sembilan resolusi yang lain. Semua resolusi PBB itu telah wujud melebihi setengah abad tanpa dipedulikan oleh Israel.
Memang amat jelas mesej Kongres Amerika. Sesuatu yang melibatkan PBB, menunjukkan AS yang menguasai keadaan, dan tidak ada sebarang tindakan yang boleh dilaksanakan selagi AS tidak memperkenankannya – khususnya kalau ia mengenai Israel. Sebahagian sebab itu terletak kepada pengaruh ‘Israel lobby” di AS. Lagi pun, segala tindakan yang dilakukan oleh proksi AS ini adalah dianggap boleh diizinkan walaupun tindakan itu mencabul Piagam PBB dan undang-undang antarabangsa, asalkan tindakan itu mematuhi kepentingan Washington.
Kebiadapan Israel menyerang Lubnan dan wilayah Takluknya di Palestin adalah contoh yang paling terbaik. Di sebalik semua itu, AS yang merupakan pemerintah de facto dunia ini, telah memberikan Israel Pas Mutlak (carte blanche) untuk mengamuk dan melaksanakan jenayah perang sesuka hatinya. Kalau diambil kira perkataan berbunga Oswell sekali lagi, pembunuhan beramai-ramai dan kemusnahan yang dilakukan oleh Israel adalah memenuhi kehendak dan minat AS terutama sekali di rantau yang begitu besar strateginya di Timur Tengah di mana minyak merupakan bahan yang amat dihargai.
Lantas dasar menghancurkan bumi Arab adalah dasarnya yang diterima pakai dan direstui oleh Amerika dan akan dihentikan apabila dua rakan bersekutu itu mengambil keputusan untuk menghentikannya. Tidak kiralah apa undang-undangnya ataupun ramai orang yang tidak berdosa terkorban sebagai harga pertaruhan pencabulan segala undang-undang yang ada.
Hipokrisi Pasukan Pendamai
Masih banyak lagi kisah hipokrisi. AS, UK dan Israel telah mencadangkan agar ditubuhkan satu angkatan tentera yang perkasa (Israel mahukan satu pasukan NATO diwujudkan di sana) untuk berkhidmat sebagai “pengaman” di Selatan Lubnan sebaik sahaja Israel menamatkan keganasannya dan membenarkan pasukan itu masuk ke kawasan itu. Tidak ada sesiapa pun yang mengambil kira pendapat Hezbollah, rakyat di Selatan Lubnan yang dilindungi oleh Hezbollah dan kerajaan Lubnan. Hanya Israel dan sekutu AS serta UK yang dibenarkan membuat keputusan ataupun apa juga negara yang direlakan oleh Israel untuk turut serta menyumbang pendapatnya. Perkara itu juga tidak boleh dibincangkan oleh orang awam apa sebenarnya yang mahu dilakukan oleh Israel, betapa ganasnya Tentera Kristian Selatan Lubnan (SLA) semasa ia bertindak sebagai penguatkuasa upahan Israel selepas 1978, dan betapa tidak bergunanya pasukan PBB (UNIFILL Interim Force in Lebanon) sejak ia ditempatkan di situ pada 1978 dan tidak pernah berjaya menguatkuasakan kedamaian dan keselamatan di situ.
Jadi, apa sebenarnya yang terjadi sekarang? Selepas beberapa hari mengganas di Lubnan, pasukan IDF sebenarnya menghadapi laluan sukar. Setakat ini ia sudah mengaku mengalami kerugian apabila beberapa dozen askarnya terbunuh dan mengalami kecederaan dalam pertarungan sengit menentang Hezbollah. Memang Hezbollah begitu berazam menangkis serangan tentera Israel seperti yang dilakukannya pada 1980-an dahulu dan 1990-an di mana ia mendapat kejayaan yang besar. Memang jelas IDF sedang bertarung sengit dan tercungap-cungap menanggung kerugian di luar jangkaannya untuk meneruskan pertarungan itu. Kerana itu Israel mahukan satu tentera proksi yang dapat dikuasainya menentang Hezbollah jika perlu di masa depan dan mahukan tentera proksi itu berkorban nyawa dalam pertarungan semacam itu. Apakah Hezbollah dan penduduk Selatan Lubnan merelakan penubuhan satu tentera proksi itu sedangkan mereka tidak pernah akur kepada kehadiran tentera SLA dan UNIFILL di masa yang lalu?
Tidak mungkin, dan ini amat difahami oleh Israel dan Amerika Syarikat. Namun, kedua-dua negara ini sanggup terus berlakon untuk meyakinkan dunia sejagat, rakyat Lubnan merata negara dan kerajaan Lubnan agar sama bersetuju. Apabila perang itu ditamatkan, IDF akan berundur dan satu pasukan keselamatan yang disenangi oleh Israel akan masuk mengisi ruang yang dikosongkan. Pasukan itu tidak akan dialu-alukan dengan selesanya seperti pasukan lain yang mendahuluinya dan akhirnya nanti ia akan dinyahkan juga. Akan tetapi sebelum perkara itu berlaku, ramai lagi yang akan mati dan merana. Perjuangan panjang rakyat Lubnan dan Palestin dan juga penduduk di Wilayah Palestin yang disebut sebagai “Occupied Territories” akan terus tidak diselesaikan juga.
Stephen Lendman lives in Chicago and can be reached at lendmanstephen@sbcglobal.net. Also visit his blog site at sjlendman.blogspot.com.
Pidato Ahmadinejad di Columbia University
Aris Prasetya wrote:
Salam,
saya kebetulan menonton pidato Ahmadinejad di Columbia University
tersebut yg disiarkan secara langsung oleh MSNBC.
transcript lainnya bisa dilihat di sini :
http://www.azstarne t.com/sn/ hourlyupdate/ 202820.php
sejauh ini, saya lihat transcript di situs itu cukup baik dan komplet, dan lebih kurang sama dengan apa yg diterjemahkan saat dialog itu terjadi.
sejauh ini, saya lihat transcript di situs itu cukup baik dan komplet, dan lebih kurang sama dengan apa yg diterjemahkan saat dialog itu terjadi.
ada bbrp hal menarik dari dialog tsb:
- pidato “penyambutan tamu” oleh Lee Bollinger, president columbia univesity, sangat tidak santun. Alih-alih menyambut, dia malah memberikan julukan yg buruk kpd presiden Iran, “Mr. President, you exhibit all the signs of a petty and cruel dictator. “. kmd dilanjutkan dg tuduhan2 yg tdk punya bukti/dasar yg kuat.
– “pidato balasan” dari Ahmadinejad sangat mencengangkan. luar biasa, utk ukuran seorang presiden. krn selama ini, para politisi, lebih terkesan terlalu diplomatis, sedemikian sehingga inti dari pidatonya sering kurang dimengerti. dan alih2 marah atas julukan yg diberikan bollinger, dia hanya cukup mengatakan bhw, “In Iran, tradition requires that when we demand a person to invite us as a — to be a speaker, we actually respect our students and the professors by allowing them to make their own judgment, and we don’t
think it’s necessary before the speech is even given to come in”.
think it’s necessary before the speech is even given to come in”.
kmd dilanjutkan dg mengatakan, “Nonetheless, I should not begin by being affected by this unfriendly treatment.”
- Ahmadinejad mengajarkan science kpd mahasiswa columbia university dg cara yg sangat filosofis.
“In our culture, the word “science” has been defined as “illumination. ” In fact, the “science” means “brightness” and the real science is a science which rescues the human being from ignorance to his own benefit. In one of the widely accepted definitions of science, it is stated that it is the light which sheds to the hearts of those who have been selected by the Almighty; therefore, according to this definition, science is a divine gift, and the heart is where it resides.
If we accept that “science” means “illumination, ” then its scope supersedes the experimental sciences, and it includes every hidden and disclosed reality. One of the main harms inflicted against science is to limit it to experimental and physical sciences; this harm occurs even though it extends far beyond this scope.
Realities of the world are not limited to physical realities. And the material is just a shadow of supreme realities, and physical creation is just one of the stories of the creation of the world. Human being is just an example of the creation that is a combination of the material and the spirit.”
“In our culture, the word “science” has been defined as “illumination. ” In fact, the “science” means “brightness” and the real science is a science which rescues the human being from ignorance to his own benefit. In one of the widely accepted definitions of science, it is stated that it is the light which sheds to the hearts of those who have been selected by the Almighty; therefore, according to this definition, science is a divine gift, and the heart is where it resides.
If we accept that “science” means “illumination, ” then its scope supersedes the experimental sciences, and it includes every hidden and disclosed reality. One of the main harms inflicted against science is to limit it to experimental and physical sciences; this harm occurs even though it extends far beyond this scope.
Realities of the world are not limited to physical realities. And the material is just a shadow of supreme realities, and physical creation is just one of the stories of the creation of the world. Human being is just an example of the creation that is a combination of the material and the spirit.”
- dan ternyata, sampai sekarang dia masih mengajar di universitas “You know that my main job is a university instructor. Right now as president of Iran I still continue teaching graduate and Ph.D level courses on a weekly basis.”
- ini ttg holocaust
” I am an academic, and you are as well. Can you argue that researching a phenomenon is finished, forever done? Can we close the books for good on a historical event?
There are different perspectives that come to light after every research is done. Why should we stop research at all? Why should we stop the progress of science and knowledge?”
“if, given that the Holocaust is a present reality of our time, a history that occurred, why is there not sufficient research that can approach the topic from different perspectives? “
” But then why don’t we encourage more research on a historical event that has become the root, the cause of many heavy catastrophes in the region in this time and age? Why shouldn’t there be more research about the root causes?”
“well, given this historical event, if it is a reality, we need to still question whether the Palestinian people should be paying for it or not. After all, it happened in Europe. The Palestinian people had no role to play in it. So why is it that the Palestinian people are paying the price of an event they had nothing to do with?”
” I am an academic, and you are as well. Can you argue that researching a phenomenon is finished, forever done? Can we close the books for good on a historical event?
There are different perspectives that come to light after every research is done. Why should we stop research at all? Why should we stop the progress of science and knowledge?”
“if, given that the Holocaust is a present reality of our time, a history that occurred, why is there not sufficient research that can approach the topic from different perspectives? “
” But then why don’t we encourage more research on a historical event that has become the root, the cause of many heavy catastrophes in the region in this time and age? Why shouldn’t there be more research about the root causes?”
“well, given this historical event, if it is a reality, we need to still question whether the Palestinian people should be paying for it or not. After all, it happened in Europe. The Palestinian people had no role to play in it. So why is it that the Palestinian people are paying the price of an event they had nothing to do with?”
- ttg tekhnologi nuklir
” How come is it anyway that you have that right and we can’t have it?
We want to have the right to peaceful nuclear energy. They tell us,
“Don’t make it yourself. We’ll give it to you.”
” We want to have the right to self-determination towards our future.
We want to be independent. Don’t interfere in us. If you don’t give us spare parts for civilian aircraft, what is the expectation that you’d give us fuel for nuclear development for peaceful purposes?”
” How come is it anyway that you have that right and we can’t have it?
We want to have the right to peaceful nuclear energy. They tell us,
“Don’t make it yourself. We’ll give it to you.”
” We want to have the right to self-determination towards our future.
We want to be independent. Don’t interfere in us. If you don’t give us spare parts for civilian aircraft, what is the expectation that you’d give us fuel for nuclear development for peaceful purposes?”
- tentang 911
“September 11 tragic event was a huge event. It led to a lot of many other events afterwards. After 9/11, Afghanistan was occupied and then Iraq was occupied, and for six years in our region there is insecurity, terror and fear. If the root causes of 9/11 are examined properly — why it happened, what caused it, what were the conditions that led to it, who truly was involved, who was really involved — and put it all together to understand how to prevent the crisis in Iraq, fix the problem in Afghanistan and Iraq combined.”
- undangan Ahmadinejad kpd universitas comlumbia utk mengunjungi dan berbicara di universitas Iran“September 11 tragic event was a huge event. It led to a lot of many other events afterwards. After 9/11, Afghanistan was occupied and then Iraq was occupied, and for six years in our region there is insecurity, terror and fear. If the root causes of 9/11 are examined properly — why it happened, what caused it, what were the conditions that led to it, who truly was involved, who was really involved — and put it all together to understand how to prevent the crisis in Iraq, fix the problem in Afghanistan and Iraq combined.”
” I was asked, would I allow the faculty and Columbia students here to come to Iran? From this platform, I invite Columbia faculty members and students to come and visit Iran, to speak with our university students. You are officially invited.”
” We’ll give you the true platform. You can — we’ll respect you 100 percent. We will have our students sit there and listen to you, speak with you, hear what you have to say.
Right now in our universities on a daily basis, there are hundreds of meetings like this. They hear, they talk, they ask questions, they welcome it.”
Sayangnya, baik media barat atau bahkan media di jazirah arab ini, byk yg mengutip sekenanya saja. Bahkan byk yg tdk mengutip, tapi memberikan penilaian, yg semuanya bernuansa negatif. Repot memang, di jazirah arab ini, baik teknologi, media dan keamanannya … semua mengikut amrik dan british.
salam dari Bahrain
@rs-;–
— In islam_alternatif@ yahoogroups. com, farah izadi <farah_izadi@ …>
wrote:
>
Terjemahan Transkrip Pidato Ahmadi Nejad di Columbia University
Pembicara: Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad;
Pengantar: Lee Bollinger, Presiden Columbia University, New York City, New York; Waktu: 24 September 2007.
Pengantar yang Kasar dan Bias
MR. BOLLINGER: Saya akan memulai ini dengan berterima kasih kepada Dekan John Coatsworth dan Profesor Richard Bulliet atas kerja mereka mengorganisasikan acara ini dan atas komitmen mereka kepada Fakultas International and Public Affairs dan peranannya—(diinteru psi tepuk tangan)—dan atas peranannya dalam melatih para pemimpin masa depan dalam urusan-urusan dunia. Jika hari ini membuktikan sesuatu, maka terdapat kerja besar di hadapan kita. Ini hanyalah salah satu di antara banyak acara mengenai Iran yang akan berlangsung sepanjang tahun akademi ini, semuanya agar kita dapat memahami dengan lebih baik bangsa yang penting dan kompleks ini dalam konteks geopolitik kontemporer.
Sebelum berbicara secara langsung kepada Presiden Iran, saya mempunyai beberapa poin yang penting untuk digarisbawahi. Pertama, pada 2003, World Leaders Forum telah berhasil mengembangkan tradisi panjang Columbia dalam menyediakan forum utama bagi perdebatan yang sehat, khususnya dalan isu-isu global.
Kedua, bagi mereka yang percaya bahwa acara ini seharusnya tidak pernah terjadi, sehingga tidak sepantasnya bagi universitas untuk mengadakan acara seperti ini, saya ingin mengatakan bahwa saya memahami perspektif kalian dan menghargainya sebagai sesuatu yang masuk akal. Cakupan “free speech” dalam kebebasan akademik dalam dirinya sendiri selalu terbuka bagi perdebatan yang lebih jauh. Sebagaimana salah satu kutipan terkenal mengenai “free speech” mengatakan, “it is an experiment as all life is an experiment”. Saya ingin mengatakan, sejelas yang saya mampu, bahwa acara ini adalah sesuatu yang benar untuk dilakukan, dan tentu saja ini dituntut oleh norma-norma yang ada tentang “free speech”, universitas Amerika, Columbia itu sendiri.
Ketiga, kepada mereka di antara kita yang merasa kecewa dan terluka akibat (acara) hari ini, saya atas nama semua menyatakan bahwa kami mohon maaf dan berkehendak untuk melakukan apa yang kami bisa untuk mengurangi rasa terluka itu.
Keempat, agar menjadi jelas tentang persoalan lain, bahwa acara ini tidak berhubungan sama sekali dengan hak apa pun dari si pembicara (Ahmadinejad), tetapi hanya berkaitan dengan hak kita untuk mendengar dan berbicara. Kami melakukan ini demi diri kami sendiri. Kami melakukan ini dalam tradisi agung dari keterbukaan yang telah mendefinisikan bangsa ini selama berdekade-dekade hingga sekarang. Kita butuh memahami dunia tempat kita hidup, bukan malah mengabaikan kemuliaan-kemuliaan nya ataupun takut akan ancaman-ancaman dan bahaya-bahayanya. Ini tidak konsisten dengan ide bahwa seseorang perlu mengetahui musuhnya—maafkan saya—ini konsisten dengan ide bahwa seseorang perlu mengetahui musuhnya, untuk memiliki keberanian emosional dan intelektual dalam menghadapi pikiran jahat, dan untuk mempersiapkan diri kita agar bertindak dengan perangai yang benar. Saat ini, argumen-argumen “kemerdekaan berbicara” tidak akan pernah terlihat menandingi kekuatan argumen-argumen lawannya, tetapi apa yang kita harus ingat adalah bahwa ini tepatnya karena “kemerdekaan berbicara” menuntut kita untuk melatih pengekangan diri yang luar biasa melawan dorongan-dorongan yang sangat alamiah tetapi seringkali kontraporduktif, yang membawa kita untuk mundur dari keterlibatan dengan gagasan-gagasan yang tidak kita benci dan takuti. Di sinilah, terletak kejeniusan ide “kemerdekaan berbicara” Amerika.
Terakhir, di universitas, kami mempunyai komitmen yang dalam dan kuat untuk mengejar kebenaran. Kita tidak mempunyai akses kepada kekuasaan, kita tidak bisa memutuskan perang atau damai, kita hanya dapat melahirkan pikiran, dan untuk melakukan hal ini, kita harus memiliki kebebasan pencarian yang paling luas.
Izinkan saya berpaling kepada Mr. Ahmadinejad.
Pertama, mengenai pemberangusan brutal terhadap para ilmuwan, wartawan-wartawan, pembela hak asasi manusia. Lebih daripada dua minggu yang lalu, pemerintah anda telah membebaskan Dr. Haleh Esfandiari dan Parnaz Azima, serta baru dua hari yang lalu, Kian Tajbakhsh, lulusan Columbia dengan gelar Ph.D di bidang perencanaan kota. Sementara masyarakat kami bergembira setelah tahu bahwa ia dibebaskan dengan jaminan, Dr. Tajbakhsh kini masih berada di Tehran dalam tahanan rumah, dan ia masih tidak mengetahui apakah ia akan didakwa dengan suatu tuduhan kejahatan atau akan diizinkan untuk meninggalkan Iran.
Izinkan saya mengatakan hal ini sebagai catatan, aku menyerukan kepada presiden hari ini untuk memastikan bahwa Kian akan bebas untuk bepergian ke luar Iran kapan pun ia mau. (Tepuk tangan.) Izinkan saya juga melaporkan pada hari ini bahwa kami menyampaikan tawaran kepada Kian untuk bergabung dengan fakultas kami sebagai profesor tamu di bidang perencanaan kota di sini, di almamaternya, di tingkat Sarjana pada Fakultas Arsitektur, Perencanaan, dan Pemeliharaan, dan kami berharap ia mampu bergabung dengan kami pada semester berikutnya. (Tepuk tangan.)
Penangkapan dan penahanan orang-orang Iran-Amerika ini untuk alasan yang tidak jelas bukan hanya tidak pada tempatnya, tetapi juga sepenuhnya melanggar nilai-nilai dasar yang juga mengizinkan pembicara hari ini untuk bahkan muncul di kampus ini, tetapi setidaknya mereka masih hidup.
Menurut Amnesty International, 210 orang telah dieksekusi di Iran sejauh ini pada tahun ini, 21 dia antara mereka pada pagi 5 September. Jumlah keseluruhan tahunan ini meliputi dua orang anak, yang bukti lebih jauhnya dituliskan Human Rights Watch bahwa Iran tengah membawa dunia untuk mengeksekusi anak-anak.
Ada lagi. Iran telah menghukum gantung 30 orang pada Juli dan Agustus lalu dalam sebuah aksi represi terhadap usaha-usaha untuk menciptakan sebuah masyarakat yang lebih demokratis. Kebanyakan eksekusi ini dilaksanakan di muka umum, sebuah pelanggaran terhadap International Covenant of Civil and Political Rights, di mana Iran adalah salah satu pihak peratifikasi. Eksekusi-Eksekusi tersebut dan yang lainnya bersamaan waktunya dengan pemberangusan yang lebih luas terhadap para aktivis mahasiswa dan akademisi-akademisi yang dituduh berupaya memprovokasi sesuatu yang disebut “revolusi halus”. Hal ini termasuk memenjarakan dan memaksa pensiun para ilmuwan. Seperti Dr. Esfandiari katakan dalam sebuah wawancara sejak pembebasannya, dia ditahan dalam kamar isolasi selama 105 hari karena pemerintah Iran percaya bahwa Amerika Serikat sedang merencanakan sebuah “revolusi beludru” di Iran.
Dalam ruangan yang sama ini; tahun lalu kita mempelajari sesuatu mengenai “revolusi beludru” dari Vaclav Havel, dan kami mungkin mendengar hal yang sama dari pembicara World Leaders Forum kita malam ini, Presiden Michelle Bachelet dari Cili. Kedua kisah mereka yang luar biasa mengingatkan kita bahwa tidak ada cukup penjara untuk mencegah suatu masyarakat yang menginginkan kebebasannya.
Kami di universitas ini belum malu untuk memprotes tantangan—dan menantang kegagalan-kegagalan pemerintah kami sendiri untuk hidup di atas nilai-nilai kami, dan kami tidak akan malu untuk mengkritik negara anda. Marilah kita perjelas di permulaan. Mr. Presiden, anda memperlihatkan semua tanda dari seorang diktator yang kejam lagi picik. Dengan demikian, saya bertanya kepada anda—(tepuk tangan)—dengan demikian daya bertanya kepada anda, mengapa wanita, para anggota sekte Baha’i, kaum homoseks, dan begitu banyak rekan kerja akademik kami menjadi target penganiayaan di dalam negeri anda? Mengapa, dalam sebuah surat minggu lalu kepada Sekretaris Jenderal PBB, Akbar Ganji, oposan politik Iran ternama, dan lebih daripada 300 kaum intelektual publik, para penulis, dan penerima Nobel menyatakan keprihatinan yang serius bahwa pertentangan anda dengan Barat telah mengacaukan perhatian dunia dari kondisi-kondisi yang tak dapat ditoleransi lagi di dalam rezim anda di Iran, khususnya penggunaan “hukum pers” yang melarang para penulis untuk mengkritik sistim yang sedang berkuasa? Mengapa anda takut kepada warga Iran yang menyuarakan pendapat-pendapat mereka bagi perubahan?
In our country, you are interviewed by our press and asked to speak here today. And while my colleagues at the law school — Michael Dorf, one of my colleagues, spoke to Radio Free Europe, viewers in Iran a short while ago on the tenants of freedom of speech in this country — I propose further that you let me lead a delegation of students and faculty from Columbia to address your universities about free speech with the same freedom we afford you today. (Applause.)
Di dalam negeri kami, anda diwawancarai oleh media kami dan diminta untuk berbicara di sini pada hari ini. Dan sementara para rekan kerja saya di fakultas hukum—Mikhael Dorf, salah satu rekan kerja saya, berkata kepada Radio Free Europe, para pemirsa di Iran beberapa saat lalu mengenai “kebebasan berbicara” di negeri ini—saya mengusulkan lebih jauh kepada anda agar mengizinkan saya memimpin sebuah delegasi dari para mahasiswa dan fakultas dari Columbia untuk berbicara di universitas- universitas anda mengenai “kemerdekaan berbicara” dengan kebebasan yang sama yang kita upayakan bagi anda hari ini. (Tepuk tangan.)
Kedua, pengingkaran terhadap Holocaust. Suatu hari pada Desember 2005 dalam sebuah acara siaran televisi negara, anda menggambarkan Holocaust sebagai sebuah “legenda yang dibuat-buat”. Satu tahun kemudian, anda mengadakan suatu konferensi dua hari yang menghimpun para pemungkir Holocaust. Bagi orang awam dan bodoh, ini adalah propaganda yang berbahaya.
Ketika anda datang ke tempat seperti ini, maka hal ini membuat anda sungguh menggelikan. Anda provokatif dengan angkuhnya ataukah secara mengejutkan tidak berpendidikan. Anda perlu tahu—(tepuk tangan)— bahwa Columbia adalah pusat dunia dalam studi-studi Yahudi—dan sekarang tengah dalam kemitraan dengan Institut of Holocaust Studies.
Since the 1930s, we provided an intellectual home for countless Holocaust refugees and survivors and their children and grandchildren. The truth is that the Holocaust is the most documented event in human history. Because of this, and for many other reasons, your absurd comments about the debate over the Holocaust both defy historical truth and make all of us who continue to fear humanity’s capacity for evil shudder at this closure of memory, which is always virtue’s first line of defense. Will you cease this outrage?
Sejak 1930-an, kami menyediakan perlindungan intelektual bagi pengungsi-pengungsi Holocaust yang tak terhitung banyaknya, para orang yang selamat, dan anak-anak serta cucu-cucu mereka. Kebenarannya adalah bahwa Holocaust adalah peristiwa yang paling terdokumentasikan dalam sejarah manusia. Karena inilah, dan karena banyak alasan lainnya, komentar-komentar anda yang absurd mengenai debat seputar Holocaust telah mengingkari kebenaran sejarah dan membuat kita semua terus merasa takut akan kapasitas umat manusia bagi tertutupnya memori akan hal ini, yang semestinya selalu berada dalam garis depan pertahanan. Apakah anda akan menghentikan hal yang menyakitkan hati ini?
Penghancuran Israel. Dua belas hari yang lalu anda berkata bahwa negara Israel tidak bisa melanjutkan hidupnya. Hal ini menggemakan sejumlah pernyataan provokatif yang anda sampaikan pada dua tahun yang lalu, termasuk pada Oktober 2005, ketika anda berkata Israel itu “harus hapus dari peta”. Columbia mempunyai lebih daripada 800 alumni yang sekarang tinggal di Israel. Sebagai sebuah institusi, kami mempunyai ikatan yang dalam dengan para kolega kami di sana. Saya secara pribadi sudah berbicara—secara pribadi, saya sudah angkat bicara dalam terminologi yang paling kuat untuk melawan proposal-proposal boikot terhadap akademisi Israel, seraya mengatakan boikot-boikot seperti itu mungkin juga mencakup Columbia. (Tepuk tangan.)
Lebih daripada 400—lebih daripada 400—kolega dan presiden universitas di negeri ini sudah bergabung dalam pernyataan tersebut.
Pertanyaan saya kemudian adalah, apakah Anda bermaksud menghapus kami dari peta juga? (Tepuk tangan.)
Mendanai terorisme: Menurut laporan-laporan dari Council on Foreign Relations, adalah terdokumentasikan dengan baik bahwa Iran adalah negara sponsor teror yang mendanai kelompok-kelompok kejam seperti Hizbullah, Lebanon, yang Iran bantu pendiriannya pada 1980-an, Hamas Palestina dan Jihad Islam. Pemerintah anda kini menggerogoti pasukan Amerika di Irak dengan membiayai, mempersenjatai, dan menyediakan tempat yang aman kepada para pemimpin pemberontak seperti Muqtada al-Sadr dan tentaranya. Terdapat sejumlah laporan bahwa pemerintah anda juga terlibat dalam usaha-usaha Suriah untuk mendestabilisasi pemerintah Lebanon melalui kekerasan dan pembunuhan politik.
Pertanyaan saya adalah: Kenapa anda mendukung organisasi-organisa si teroris yang terus menghantam perdamaian dan demokrasi di Timur Tengah, menghancurkan hidup dan masyarakat sipil di kawasan?
Perang proksi melawan pasukan Amerika Serikat di Irak—dalam sebuah pengarahan singkat di hadapan National Press Club, Jenderal David Petraeus melaporkan bahwa senjata-senjata yang datang dari Iran, termasuk 240 millimeter roket dan proyektil-proyektil peledak, berkontribusi kepada “suatu serangan-serangan canggih yang sama sekali tidak akan mungkin tanpa dukungan Iran.” Sejumlah lulusan Columbia dan para mahasiswa ada di antara para anggota militer kami yang pemberani, yang sedang bertugas di Irak dan Afghanistan. Mereka, seperti orang Amerika lainnya dengan putra, putri, ayah, suami, dan istri yang bertugas pertempuran, benar-benar melihat pemerintah anda sebagai musuh.
Dapatkah anda mengatakan kepada mereka dan kami mengapa Iran berperang dalam sebuah perang proksi di Irak dengan mempersenjatai milisi Syiah yang menargetkan dan membunuh pasukan AS?
Dan akhirnya program nuklir Iran dan sanksi-sanksi internasional: Minggu ini, Dewan Keamanan PBB sedang membahas sanksi-sanksi yang diperluas untuk ketiga kalinya, karena penolakan pemerintah anda untuk menghentikan program pengayaan uranium. Anda terus menentang lembaga dunia ini dengan mengklaim suatu hak untuk mengembangkan pembangkit tenaga nuklir yang damai, tetapi hal ini nyaris tidak bisa menghadapi pengawasan ketika anda terus mengeluarkan ancaman-ancaman militer kepada tetangga-tetangga. Minggu lalu, Presiden Prancis, Sarkozy, menjelaskan kesabarannya yang hilang dengan taktik tarik-ulur anda , dan bahkan Rusia dan Cina sendiri sudah menunjukkan keprihatinan.
Mengapa negara Anda terus menolak untuk tunduk kepada standar-standa internasional bagi verifikasi senjata nuklir, terus membangkang terhadap persetujuan- persetujuan yang telah anda buat dengan lembaga nuklir PBB? Dan mengapa anda memilih untuk membuat orang-orang di negara anda menjadi rentan disebabkan dampak sanksi-sanksi ekonomi internasional, dan mengancam untuk menelan dunia dalam pembasmian nuklir? (Tepuk tangan.)
Izinkan saya menutup dengan sebuah komentar. Terus terang—saya tutup dengan komentar ini secara terus terang dan dalam semua kejujuran, Mr. Presiden, saya ragu bahwa anda memiliki keberanian intelektual untuk menjawab pertanyaan-pertanya an tadi. Tetapi kalaupun anda menghindar, maka akan dengan sendirinya hal itu menjadi penuh arti bagi kami. Saya sungguh mengharapkan anda untuk memperlihatkan pola pikir yang fanatik yang mengkarakterisasi sangat banyak dari apa yang anda kata dan lakukan. Untungnya, saya diberitahu oleh para ahli tentang negara Anda bahwa hal ini hanya akan mengikis lebih jauh posisi anda di Iran, dengan banyak warga negara yang berhati baik dan cerdas di sana.
Setahun yang lalu, saya diberitahu oleh sumber terpercaya, bahwa pernyataan-pernyata an anda yang absurd dan menyerang di negeri ini, seperti ketika dalam pertemuan di Council on Foreign Relations, sangat mempermalukan warga Iran yang rasional sehingga hal ini mengarah kepada kekalahan partai anda dalam pemilu-pemilu walikota. Semoga ini melakukan hal itu dan lebih lagi. (Tepuk tangan.)
Saya hanya seorang profesor, yang juga seorang presiden universitas.
Dan hari ini, saya merasakan bahwa semua beban dunia peradaban modern hendak mengekspresikan penolakan terhadap apa yang anda yakini. Saya hanya berharap dapat melakukannya secara lebih baik. Terima kasih. (Bersorak, tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: Terima kasih, Lee.
Pembicara utama kita hari ini adalah Yang Mulia Presiden Republik Islam Iran, Mr. Mahmoud Ahmadinejad. Mr. Presiden. (Tepuk tangan.)
PENERJEMAH: Presiden sedang membacakan ayat- ayat al-Quran dalam bahasa Arab. (tidak diterjemahkan. )
PRESIDEN AHMADINEJAD: Ya, Allah, segerakan kedatangan Imam Mahdi dan anugerahinya kesehatan serta kemenangan yang baik, dan jadikanlah kami para pengikutnya dan mereka yang menyatakan kesetian kepadanya.
Dekan yang terhormat, para profesor dan para mahasiswa yang tersayang, tuan-tuan dan nyonya-nyonya. Terutama sekali, saya berniat menyampaikan salam saya kepada segenap Anda. Saya mengucap syukur kepada Allah karena telah menyediakan saya peluang untuk berada di sebuah lingkungan yang akademis, yang mencari kebenaran dan memperjuangkan perkembangan sains dan pengetahuan.
Terutama sekali, saya ingin mengajukan keluhan sedikit mengenai orang yang membacakan pernyataan politik ini (Lee Bollinger, Presiden Columbia University) terhadap saya. Di Iran, tradisi menuntut bahwa ketika kami meminta seseorang datang sebagai pembicara, maka kami akan benar-benar menghormati para mahasiswa dan para profesor kami dengan membiarkan mereka untuk membuat penilaian mereka sendiri, dan kami tidak berpikir bahwa penilaian itu diperlukan sebelum pidato sang pembicara diberikan—(tepuk tangan).
Menurut saya, teks yang dibacakan oleh tuan di sini (Lee Bollinger), lebih daripada sekedar berbicara kepada saya, merupakan suatu penghujatan terhadap informasi dan pengetahuan para pendengar di sini, yang hadir di sini. Dalam sebuah lingkungan universitas, kita harus membiarkan orang mengatakan pikiran mereka, mengizinkan setiap orang untuk berbicara sehingga kebenarannya pada akhirnya terungkapkan secara keseluruhan. Nyaris saja ia (Lee Bollinger) mengambil lebih banyak waktu yang sebenarnya dialokasikan untuk saya berbicara. Dan hal itu tidak menjadi persoalan bagi saya. Kami hanya akan meninggalkan hal itu sebagai tambahan bersama klaim-klaim penghormatan “kebebasan berbicara” yang diberikan kepada kami di negeri ini.
Dalam banyak bagian dari pidatonya, terdapat banyak hinaan dan klaim yang salah, sayang sekali. Tentu saja, saya berpikir bahwa ia telah dipengaruhi oleh pers, media, dan arus politik mainsteram, yang menentang butir dasar dari kebutuhan akan perdamaian dan stabilitas di dunia sekitar kita.
Meskipun begitu, saya mestinya tidak mulai dengan dipengaruhi oleh perlakuan yang tidak ramah ini.
Saya akan berkata kepada anda apa yang harus saya katakan, dan kemudian pertanyaan-pertanya an yang ia munculkan akan dengan senang saya sediakan jawabannya. Tetapi terhadap salah satu isu yang ia munculkan, saya hampir pasti akan butuh untuk mengelaborasi secara lebih lanjut sehingga kita untuk diri kita sendiri dapat melihat bagaimana berbagai hal itu pada dasarnya bekerja.
Adalah keputusan saya di dalam forum dan pertemuan yang berharga ini untuk berbicara dengan anda tentang pentingnya pengetahuan, informasi, dan pendidikan. Akademisi dan ilmuwan adalah obor-obor yang bersinar, yang menumpahkan cahaya untuk menghilangkan kegelapan dan kerancuan di sekitar kita dalam memandu umat manusia ke luar dari ketidaktahuan dan kebingungan. Kunci kepada pemahaman realitas di sekitar kita ada di dalam tangan-tangan peneliti-peneliti, mereka yang berupaya mengungkap area-area tersembunyi, sains-sains yang tak dikenal. Jendela realitas yang mereka dapat buka baru tercapai hanya jika melalui usaha-usaha para ilmuwan dan orang-orang yang terpelajar di dunia ini. Dengan setiap usaha, ada sebuah jendela yang dibuka dan satu kenyataan pun ditemukan.
Kapan pun kualitas moral yang tinggi dari ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dijaga dan martabat para ilmuwan serta peneliti dihormati, maka manusia telah mengambil langkah-langkah besar ke arah perkembangan material dan rohani mereka. Sebaliknya, kapan pun orang-orang terpelajar dan pengetahuan telah diabaikan, maka manusia sudah terdampar di dalam kegelapan kebodohan dan kealpaan. Jika bukan karena naluri manusia, yang cenderung ke arah penemuan berkesinambungan dari kebenaran, maka manusia pasti akan selalu terdampar di dalam ketidaktahuan dan sama sekali tidak pasti dalam menemukan bagaimana cara memperbaiki hidup yang dianugerahkan kepadanya. Sifat alamiah manusia, pada kenyataannya, merupakan anugerah Allah kepada kita semua. Yang Mahakuasa membimbing manusia ke dalam dunia ini dan menganugerahinya kebijaksanaan dan pengetahuan, yang menjadikannya mengetahui Tuhannya.
Dalam kisah Adam, sebuah percakapan terjadi antara Tuhan dengan para malaikat-Nya. Para malaikat menyebut manusia sebagai makhluk yang tidak kenal ampun dan ambisius dan memprotes penciptaannya, tetapi Tuhan menjawab, “Aku mempunyai pengetahuan dari apa yang kalian tidak berpengetahuan tentangnya.” Lalu Tuhan mengatakan kepada Adam perihal kebenaran, dan atas perintah Tuhan, Adam mengungkapkannya kepada para malaikat.
Para malaikat tidak bisa memahami kebenaran seperti yang diungkapkan manusia.
Yang Mahakuasa berkata kepada mereka, “Tidakkah aku berkata bahwa aku menyadari apa yang tersembunyi di langit dan di bumi?” Dengan cara ini, para malaikat bersujud di hadapan Adam.
Dalam misi semua nabi Ilahi, khotbah pertama berasal dari kata-kata Allah, dan kata-kata itu, “kesalehan”, “iman”, dan “kebijaksanaan” telah disebarkan kepada semua umat manusia. Demi memandu nabi suci Musa as, Allah berfirman, “Dan ia diajar kebijaksanaan, buku ilahi… Ia adalah nabi yang dipilih demi anak-anak Israel, dan saya benar-benar membawa suatu tanda dari Yang Mahakuasa.”
Kata-kata pertama yang diwahyukan kepada Nabi suci Islam menyeru kepada Nabi saw untuk membaca, “Bacalah, bacalah atas nama Tuhanmu, yang menciptakan.” Yang Mahakuasa kembali berfirman, “yang mengajar manusia dengan pena. ” “Allah mengajar manusia apa yang mereka tidak berpengetahuan tentangnya.”
Anda lihat di dalam ayat-ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Islam yang kudus, kata-kata membaca, mengajar, dan pena disebutkan. Ayat-ayat ini sesungguhnya memperkenalkan Allah sebagai guru umat manusia, guru yang mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui. Dan bagian lain dari—(kata tidak dapat didengar)—mengenai misi Nabi kudus Islam—disebutkan bahwa Yang Mahakuasa menetapkan seseorang dari antara rakyat biasa sebagai nabi mereka agar, “Bacakan bagi mereka ayat-ayat ilahi.” “Dan memurnikan mereka dari pencemaran-pencemar an etis dan ideologis.” “Untuk mengajar mereka kitab dan kebijaksanaan ilahi.”
Sahabat-sahabat yang terhormat, semua kata dan pesan dari para nabi ilahi, sejak Ibrahim dan Ishak dan Yakub hingga Daud dan Sulaiman dan Musa hingga Yesus dan Muhammad, telah menyelamatkan manusia dari ketidaktahuan, kealpaan, takhyul-takhyul, perilaku yang tak pantas, dan cara pikir yang merusak dengan penghormatan kepada pengetahuan dan jalan menuju pengetahuan, cahaya, dan etika yang benar.
Dalam kultur kami, kata ilmu sudah digambarkan sebagai “iluminasi”. Sebenarnya, “ilmu” bermakna “terang” dan ilmu sejati adalah ilmu yang menolong manusia dari ketidaktahuan untuk kemanfaatan diri. Dalam sebuah definisi ilmu yang diterima secara luas, dinyatakan bahwa ia adalah cahaya yang disimpan ke dalam hati mereka yang telah terpilih oleh Allah; oleh karena itu, menurut definisi ini, ilmu adalah anugerah ilahi, dan hati adalah tempat di mana ia berada.
Jika kita menerima bahwa “ilmu” bermakna “iluminasi”, maka lingkupnya akan melebihi sains eksperimental, dan ia meliputi realitas yang disingkapkan dan yang tersembunyi. Salah satu kejahatan utama yang dihantamkan terhadap ilmu adalah dengan membatasinya hingga pada sains-sains eksperimental dam eksakta; kejahatan ini terjadi meskipun ia terus meluas melebihi lingkup ini.
Realitas-realitas dunia tidak dibatasi pada kenyataan-kenyataan fisik. Dan, materi itu hanyalah bayangan dari realitas-realitas yang lebih tinggi, dan ciptaan fisik hanyalah salah satu kisah tentang penciptaan dunia. Manusia hanyalah satu contoh dari ciptaan yang merupakan kombinasi dari material dan roh.
Dan poin penting lain adalah hubungan ilmu dengan kesucian jiwa, hidup, perilaku, dan etika manusia. Dalam ajaran nabi ilahi, satu realitas akan selalu terikat dengan ilmu. Realitas kemurnian jiwa dan perilaku baik, pengetahuan dan kebijaksanaan adalah realitas murni dan jelas. Ilmu adalah cahaya. Ia merupakan pengungkapan kenyataan, dan hanya ilmuwan dan peneliti yang murni, bebas dari ideologi-ideologi yang salah, takhyul-takhyul, egoisme, dan jebakan-jebakan material yang dapat mengungkapkan realitas.
Sahabat-sahabat terhormat, ilmu dan kebijaksanaan dapat juga disalahgunakan, suatu penyalahgunaan yang disebabkan oleh egoisme, korupsi, hasrat material, dan kepentingan material, seperti juga minat individu dan kelompok. Hasrat material menempatkan manusia berhadapan dengan kenyataan-kenyataan dunia ini. Manusia yang terkorupsi menolak menerima kenyataan, dan bahkan jika mereka sungguh menerimanya, mereka tidak akan mematuhinya.
Terdapat banyak ilmuwan yang menyadari realitas tetapi tidak menerimanya. Egoisme mereka tidak membiarkan mereka untuk menerima realitas itu. Apakah mereka yang dulu, dalam perjalanan sejarah manusia, menggelar peperangan tidak memahami realitas bahwa hidup, hak milik, kehormatan, wilayah-wilayah, dan hak-hak manusia harus dihormati? Atau, apakah mereka memahaminya tetapi tidak mempunyai iman untuk menaatinya?
Sahabat-sahabat yang terhormat, sepanjang jiwa manusia tidak bebas dari kebencian, iri hati, dan egoisme, maka ia tidak menaati kebenaran oleh kekuatan penerangan ilmu dan ilmu itu sendiri. Ilmu adalah cahaya dan para ilmuwan harus tulus dan saleh. Jika umat manusia mencapai tingkat pengetahuan rohani dan fisik yang paling tinggi, tetapi para ilmuwannya bukanlah pribadi-pribadi yang tulus, maka pengetahuan ini tidak bisa melayani kepentingan umat manusia, dan beberapa dampak pun dapat terjadi.
Pertama, para pelanggar hanya mengungkapkan sebagian realitas yang tentu saja hanya bermanfaat bagi mereka sendiri dan merahasiakan sisanya, seperti yang pernah kita saksikan berkenaan dengan ilmuwan-ilmuwan agama pada masa lalu. Sayangnya, hari ini kita melihat para peneliti dan ilmuwan tertentu itu masih menyembunyikan kebenaran dari orang-orang.
Kedua, para ilmuwan dan saintis disalahgunakan bagi kepentingan pribadi, kelompok, atau pihak tertentu. Jadi, di dunia hari ini, kekuatan-kekuatan yang berkuasa sedang menyalahgunakan banyak ilmuwan di dalam bidang-bidang yang berbeda, dengan tujuan melucuti banyak bangsa dari kekayaan mereka.
Dan mereka menggunakan setiap peluang hanya untuk kemanfaatan mereka sendiri.
Sebagai contoh, mereka menipu orang-orang dengan menggunakan metode dan perangkat ilmiah. Mereka, sesungguhnya, ingin menjustifikasi pelanggaran- pelanggaran mereka sendiri, meskipun dengan menciptakan musuh-musuh yang tak eksis, misalnya, dan menciptakan atmosfer yang tidak aman. Mereka berupaya untuk menguasai setiap hal atas nama memerangi ketidakamanan dan terorisme. Mereka bahkan melanggar kebebasan-kebebasan individu dan sosial di dalam negeri mereka sendiri dengan dalih tersebut. Mereka tidak menghormati privasi rakyat mereka sendiri. Mereka menyadap percakapan telepon dan berupaya untuk mengendalikan rakyat mereka. Mereka menciptakan atmosfer psikologis yang menggelisahkan untuk menjustifikasi tindak-tindak provokasi perang mereka di bagian-bagian benua yang berbeda.
Sebagai contoh lain, dengan menggunakan metode dan perencanaan yang “akurat”, mereka memulai seranganan gencar mereka terhadap kultur-kultur domestik dari banyak bangsa, kultur-kultur yang merupakan hasil dari ribuan tahun interaksi, kreativitas, dan aktivitas artistik bangsa-bangsa bersangkutan. Mereka mencoba untuk menghapuskan kultur-kultur tersebut demi memisahkan orang-orang dari identitas mereka dan mengamputasi ikatan mereka dengan sejarah dan nilai-nilai mereka sendiri. Mereka mempersiapkan landasan untuk menelanjangi orang-orang dari kekayaan rohani dan material mereka dengan menanamkan kepada mereka perasaan terintimidasi, hasrat untuk imitasi, dan semata-mata konsumsi, serta tunduk kepada kekuatan-kekuatan yang menindas.
Membuat bom nuklir, senjata kimia dan biologi serta senjata-senjata pemusnah massal adalah hasil lain dari penyalahgunaan ilmu dan riset oleh kekuatan-kekuatan besar. Tanpa kooperasi dari para ilmuwan dan saintis tertentu, maka kita tidak akan menyaksikan produksi senjata nuklir, kimia, dan biologi yang berbeda-beda. Apakah senjata-senjata ini untuk melindungi keamanan global? Apa yang bisa dicapai senjata nuklir bagi umat manusia? Jika perang nuklir terjadi di antara dua kekuatan nuklir, apa bencana kemanusiaan yang akan berlangsung? Dewasa ini, kita dapat menyaksikan efek-efek nuklir, bahkan pada generasi-generasi baru penduduk Nagasaki dan Hiroshima yang mungkin merupakan saksi bagi generasi-generasi yang akan datang. Segera, efek penggunaan uranium dalam senjata-senjata sejak permulaan perang di Irak dapat diuji dan diselidiki secara seksama. Bencana-bencana ini terjadi hanya ketika para ilmuwan disalahgunakan oleh kekuatan-kekuatan penindas.
Poin lain dari rasa duka ini adalah beberapa kekuatan besar menciptakan monopoli atas sains dan mencegah negara-negara lain dalam mencapai pengembangan ilmiah yang sama.
Hal ini, juga, adalah salah satu kejutan pada masa kita. Beberapa kekuatan besar tidak ingin melihat kemajuan dan perkembangan masyarakat-masyarak at dan negara-negara lain. Mereka berdalih dengan ribuan alasan, melemparkan tuduhan tanpa bukti, memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi untuk mencegah bangsa-bangsa lain dari perkembangan dan percepatan. Semua itu merupakan hasil keberjarakan mereka dari nilai-nilai kemanusiaan, nilai moral, dan ajaran nabi ilahi. Dengan sangat menyesal, mereka belum terlatih untuk melayani umat manusia.
Yang terhormat, akademisi, para ilmuwan, dan para mahasiswa, saya percaya bahwa anugerah terbesar Tuhan bagi manusia adalah ilmu dan pengetahuan. Pencarian manusia akan pengetahuan dan kebenaran melalui ilmu adalah apa yang dijamin sebagai upaya mendekat kepada Tuhan, tetapi ilmu haruslah dikombinasikan dengan kemurnian roh manusia sehingga para ilmuwan dapat menyingkap selubung kebenaran lalu menggunakan kebenaran itu untuk memajukan kepentingan- kepentingan kemanusiaan.
Para ilmuwan tersebut bukan hanya menjadi orang-orang yang akan memandu umat manusia, tetapi juga memandu umat manusia ke arah masa depan, masa depan yang lebih baik. Dan kekuatan-kekuatan besar tidak membiarkan umat manusia untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas monopolistik serta mencegah negara-negara lain untuk meraih kemajuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah anugerah ilahi dari Tuhan kepada setiap manusia, dan oleh karena itu, ia harus tetap murni.
Tuhan menyadari semua realitas. Semua peneliti dan ilmuwan dicintai oleh Tuhan. Maka saya berharap akan ada satu hari nanti ketika para ilmuwan dan saintis tersebut memerintah dunia dan Tuhan itu sendiri akan datang bersama Musa, Kristus, dan Nabi Muhammad untuk memerintah dunia ini dan untuk membawa kita ke arah keadilan.
Saya berterima kasih kepada anda sekarang, tetapi mengacu kepada dua poin yang dikatakan di pengantar tadi mengenai saya, maka saya terbuka bagi setiap pertanyaan.
Tahun lalu, saya akan katakan dua tahun lalu, saya mengangkat dua pertanyaan. Anda tahu bahwa tugas utama saya adalah dosen universitas. Sekarang sebagai presiden Iran, saya masih mengajar di level pascasarjana dan doktoral setiap minggunya. Mahasiswa saya banyak bekerja dengan saya dalam bidang-bidang ilmiah. Saya percaya bahwa saya adalah seorang akademisi. Maka, Saya berbicara dengan anda dari sudut pandang akademis.
Dan saya angkat dua pertanyaan. Tetapi alih-alih mendapatkan tanggapan, saya malah menerima gelombang hujatan dan tuduhan, dan sayangnya, mereka kebanyakan datang dari kelompok-kelompok yang mengklaim percaya akan kebebasan berbicara dan kebebasan untuk informasi. Anda pasti tahu bahwa Palestina adalah luka yang berusia tua, sama tuanya dengan 60 tahun.
Selama 60 tahun, orang-orang ini diusir; selama 60 tahun, orang-orang ini terus dibunuhi; selama 60 tahun, sehari-harinya, selalu ada konflik dan teror; selama 60 tahun, wanita-wanita dan anak-anak yang tidak bersalah dibinasakan; dihancurkan, dan dibunuh oleh helikopter-helikopt er dan pesawat-pesawat tempur yang menghancurkan rumah-rumah dari atas kepala mereka; selama 60 tahun, anak-anak usia sekolah dipenjarakan dan disiksa; selama 60 tahun, keamanan di Timur Tengah berada dalam bahaya; selama 60 tahun, slogan ekspansionisme “Dari Nil hingga Efrat” terus digemakan kelompok-kelompok tertentu di bagian dunia tersebut.
Dan sebagai seorang yang akademis, aku ajukan dua pertanyaan, dua pertanyaan yang sama yang saya akan ajukan lagi di sini. Dan anda dapat menilai apakah tanggapan kepada pertanyaan-pertanya an itu haruslah berupa hujatan dan tudingan, atau semua kata dan propaganda yang negatif, atau haruskah kita benar-benar mencoba menghadapi dua pertanyaan ini dan bereaksi terhadap mereka? Seperti anda, seperti umumnya para akademisi, saya akan berupaya diam sampai saya mendapat jawaban. Maka, saya sedang menunggu jawaban logis alih-alih hujatan-hujatan.
Pertanyaan pertama saya adalah jika memang Holocaust itu kenyataan yang terjadi pada masa kita, suatu sejarah yang terjadi, mengapakah tidak ada riset yang cukup yang dapat mendekati topik ini dari perspektif-perspekt if yang berbeda? Sahabat-sahabat kita merujuk kepada 1930 sebagai titik awal bagi perkembangan ini; bagaimanapun, saya mempercayai Holocaust, dari apa yang kita baca, telah terjadi selama Perang Dunia II setelah 1930 pada 1940-an. Maka, anda tahu, kita harus benar-benar mampu melacak peristiwa itu.
Pertanyaan saya sederhana. Ada peneliti-peneliti yang ingin mendorong topik ini dari suatu perspektif yang berbeda. Lalu, mengapa mereka dimasukkan ke dalam penjara? Sekarang ini, ada sejumlah akademisi Eropa yang dikirim ke penjara karena mereka mencoba untuk menulis tentang Holocaust. Peneliti-peneliti dari suatu perspektif yang berbeda mencoba mempertanyakan aspek-aspek tertentu tentangnya. Pertanyaan saya adalah mengapa hal ini tidak terbuka bagi semua bentuk riset? Saya diberi tahu bahwa sudah terdapat cukup riset mengenai topik ini. Dan saya bertanya, ketika berkaitan dengan topik-topik seperti kebebasan, topik-topik seperti demokrasi, konsep-konsep dan norma-norma seperti Tuhan, agama, fisika, bahkan kimia, terdapat banyak riset, tetapi kita masih melanjutkan lebih banyak riset dalam topik-topik itu. Bahkan, kita mendorongnya. Namun, kenapakah kita tidak mendorong lebih banyak riset mengenai suatu peristiwa historis yang sudah menjadi akar dan penyebab banyak bencana besar di kawasan pada masa dan zaman ini? Tidakkah seharusnya ada lebih banyak riset mengenai penyebab utamanya? Itulah pertanyaan pertama saya.
Dan pertanyaan kedua saya, mengingat peristiwa historis ini, jika memang suatu kenyataan, maka kita masih perlu mempertanyakan apakah rakyat Palestina harus menanggungnya ataukah tidak. Bagaimanapun, peristiwa itu terjadi di Eropa. Bangsa Palestina tidak punya peran di dalamnya. Jadi kenapakah orang-orang Palestina harus terus menanggung akibat suatu peristiwa yang tidak ada kaitannya dengan mereka?
Rakyat Palestina tidak melakukan kejahatan apa pun. Mereka tidak punya peran dalam Perang Dunia II. Mereka hidup bersama masyarakat Yahudi dan Kristen secara damai pada masa tersebut. Mereka tidak mempunyai permasalahan. Dan hari ini, juga, Yahudi, orang-orang Kristen, dan Muslim hidup bersaudara di seluruh dunia ini, dan di banyak benua. Mereka tidak mempunyai permasalahan yang serius.
Tetapi apa sebabnya rakyat Palestina harus membayar semua ini, orang-orang Palestina yang tidak bersalah? Lima juta orang terus diusir dan menjadi pengungsi-pengungsi dari perang selama 60 tahun—tidakkah ini suatu kejahatan? Adakah bertanya mengenai kejahatan-kejahatan ini merupakan suatu kejahatan dengan sendirinya? Mengapa seorang akademisi, diri saya, menghadapi hujatan ketika mengajukan pertanyaan-pertanya an seperti ini? Inikah yang kalian sebut sebagai kebebasan dan menegakkan kebebasan berpikir?
Dan perihal topik kedua, yakni isu nuklir Iran—saya tahu ada batas waktu tetapi saya membutuhkan waktu lebih. Maksud saya, banyak waktu yang telah diambil dari saya (Ahmadinejad tampaknya diperingatkan soal waktu).
Kami adalah sebuah negara. Kami adalah anggota International Atomic Energy Agency. Selama lebih daripada 33 tahun, kami adalah negara anggota agensi itu. Hukum agensi itu dengan tegas menyatakan bahwa semua negara anggota mempunyai hak untuk teknologi bahan bakar nuklir yang damai. Ini adalah pernyataan tegas dan eksplisit yang dibuat di dalam hukum itu. Dan hukum itu mengatakan bahwa tidak ada alasan atau dalih, bahkan pemeriksaan- pemeriksaan yang dilakukan IAEA sendiri, yang dapat mencegah hak negara anggota untuk memiliki hak itu.
Tentu saja, IAEA bertanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan- pemeriksaan. Kami adalah salah satu negara yang telah melaksanakan jumlah terbanyak dari level kerja sama dengan IAEA. Mereka setiap jam, minggu, dan hari melakukan pemeriksaan- pemeriksaan di dalam negeri kami. Dan berulang-ulang kali, laporan-laporan agensi itu menunjukkan bahwa aktivitas nuklir Iran bersifat damai, bahwa mereka tidak mendeteksi suatu penyimpangan, dan bahwa mereka telah menerima kerja sama positif dari Iran.
Tetapi sayangnya, dua atau tiga kekuatan monopolistik, kekuatan-kekuatan yang egois, ingin memaksa kata-kata mereka terhadap bangsa Iran dan mengingkari hak mereka. Mereka terus mengatakan—satu menit. (tertawa, tepuk tangan.)
Mereka mengatakan kepada kami jangan anda biarkan hal itu terjadi—mereka tidak akan membiarkan mereka memeriksa. Mengapa tidak? Tentu saja kami bisa. Bagaimana mungkin anda mempunyai hak itu sementara kami tidak? Kami ingin mempunyai hak untuk energi nuklir damai. Mereka mengatakan kepada kami, “Jangan membuatnya sendiri. Kami akan memberikannya kepada anda.”
Pada masa. lalu, saya katakan kepada anda, kami memiliki kontrak dengan pemerintah AS, dengan pemerintah Inggris, pemerintah Prancis, pemerintah Jerman, dan pemerintah Kanada dalam pengembangan nuklir untuk tujuan-tujuan damai. Tetapi secara sepihak, masing-masing mereka membatalkan kontrak-kontrak mereka dengan kami, sebagai hasilnya bangsa Iran harus membayar biaya yang banyak dalam milyaran dolar.
Kenapa kami memerlukan bahan bakar dari kalian? Kalian bahkan tidak memberikan kepada kami sukucadang pesawat terbang yang kami perlukan untuk maskapai penerbangan sipil selama 28 tahun, di bawah nama embargo dan sanksi-sanksi, karena kami melawan, sebagai contoh, “hak asasi manusia atau kebebasan”? Di bawah dalih itu, anda menyangkal hak kami bagi teknologi itu?
Kami ingin mempunyai hak untuk menentukan nasib kami sendiri di masa depan. Kami ingin independen. Jangan mengintervensi kami. Jika kalian tidak memberikan kepada kami sukucadang pesawat terbang sipil, mengapa kami harus berharap bahwa kalian akan memberikan kepada kami bahan bakar untuk pengembangan nuklir demi tujuan-tujuan damai?
Selama 30 tahun kami menghadapi problem-problem tersebut; lebih daripada 5 milyar dolar kepada Jerman dan lalu kepada Rusia, tetapi kita tidak pernah mendapatkan apa pun, dan yang terburuk belum diselesaikan. Ini adalah hak kami, kami menghendaki hak kami, dan kami tidak menghendaki apa pun di luar hukum, tidak kurang dari apa yang hukum internasional katakan. Kami adalah bangsa yang cinta damai. Kami mencintai semua bangsa. (Tepuk tangan, sorak-sorak, dan cemooh.)
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden, pernyataan-pernyata an anda di sini hari ini dan di masa lalu telah memicu munculnya banyak pertanyaan yang saya akan sampaikan kepada anda atas nama para mahasiswa dan fakultas yang sudah menyerahkan semua itu kepada saya.
Izinkan saya mulai dengan pertanyaan…
PRESIDEN AHMADINEJAD: (dalam bahasa Inggris.) satu persatu, satu persatu.
COATSWORTH: Satu persatu, ya. (Tepuk tangan.)
Pertanyaan pertama adalah: Apakah Anda atau pemerintah anda tengah mengupayakan penghancuran negara Israel sebagai sebuah negara Yahudi?
PRESIDEN AHMADINEJAD: kami mencintai semua bangsa. Kami bersahabat dengan orang-orang Yahudi. Terdapat banyak Yahudi di Iran yang hidup damai dengan keamanan. Anda harus memahami bahwa dalam konstitusi kami, dalam hukum kami, dalam pemilihan-pemilihan parlemen, bagi setiap 150,000 orang, kami mendapatkan satu wakil di parlemen. Bagi masyarakat Yahudi, seperlima dari jumlah itu saja, mereka sudah mendapatkan satu wakil mandiri di parlemen. Maka proposal kami kepada penderitaan bangsa Palestina adalah sebuah proposal yang demokratis dan berperikemanusiaan.
Apa yang kami katakan adalah bahwa untuk memecahkan persoalan 60 tahun ini, kita harus membiarkan orang-orang Palestina untuk memutuskan masa depan mereka sendiri. Ini sesuai dengan semangat Piagam PBB dan prinsip-prinsip pokok yang diabadikan di dalamnya. Kita harus membiarkan orang Yahudi-Palestina, Muslim-Palestina, dan Kristen-Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri melalui sebuah referendum yang bebas. Apa pun yang mereka pilih sebagai sebuah bangsa, maka semua orang harus menerima dan menghormatinya. Tidak boleh ada orang yang ikut campur dalam urusan-urusan bangsa Palestina. Jangan sampai ada orang yang menabur benih perselisihan. Tidak boleh ada siapa pun yang membelanjakan milyaran dolar untuk memperlengkapi dan mempersenjatai satu kelompok di sana.
Kami katakan biarkan bangsa Palestina untuk memutuskan masa depan mereka sendiri, untuk memiliki hak menentukan nasib sendiri. Ini adalah apa yang kami katakan sebagai bangsa Iran. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden, menurut saya, banyak pendengar kita yang ingin mendengar sebuah jawaban yang lebih jelas kepada pertanyaan itu (disela oleh sorak-sorak, tepuk tangan).
Pertanyaannya ialah: apakah anda atau pemerintah anda mengupayakan penghancuran negara Israel sebagai sebuah negara Yahudi? Dan saya pikir anda bisa menjawab pertanyaan itu dengan satu kata sederhana, ya atau tidak. (Bersorak, tepuk tangan.)
PRESIDEN AHMADINEJAD: maka anda menghendaki jawaban dengan cara yang anda ingin dengar. Well, ini bukan kebebasan arus informasi yang sesungguhnya. Saya hanya mengatakan kepada anda di mana posisi saya dan apa pendapat saya. (Tepuk tangan.)
Saya bertanya kepada anda, apakah isu Palestina merupakan isu internasional yang penting ataukah tidak? Tolong katakan, ya atau tidak. (tertawa, tepuk tangan.)
Ada penderitaan sebuah bangsa.
MR. COATSWORTH: Jawaban atas pertanyaan anda adalah ya. (tertawa.)
PRESIDEN AHMADINEJAD: baik, terima kasih atas kerja sama anda.
Kita mengakui ada masalah di sana yang terus berlangsung selama 60 tahun. Setiap orang menyampaikan solusi masing-masing, dan solusi kami adalah referendum yang bebas. Biarkan referendum ini terjadi, dan lalu anda akan melihat apa hasilnya. Biarkan orang-orang Palestina dengan bebas memilih apa yang mereka inginkan untuk masa depan mereka. Dan, lalu apa yang anda kehendaki di dalam pikiran anda untuk terjadi, itu akan terjadi dan akan terealisasi. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: yang diajukan Presiden Bollinger sebelumnya dan yang datang dari sejumlah mahasiswa, adalah mengapa pemerintah anda menyediakan bantuan bagi teroris-teroris? Apakah Anda akan berhenti melakukan hal itu dan mengizinkan pemantauan internasional untuk menjamin bahwa anda sudah menghentikannya?
PRESIDEN AHMADINEJAD: Baik, saya akan ajukan satu pertanyaan di sini kepada anda. Jika seseorang datang dan meletuskan bom di sekitar Anda, mengancam presiden anda, para anggota pemerintahan anda, membunuh para anggota senat atau kongres, bagaimana anda akan memperlakukan mereka? Akankah anda akan memberi mereka penghargaan atau anda akan menyebut mereka kelompok teroris? Baiklah, itu jelas. Anda akan menyebut mereka teroris.
Sahabat saya yang terhormat, bangsa Iran adalah korban terorisme. 26 tahun yang lalu, di tempat saya bekerja, dekat dengan tempat saya bekerja, dalam sebuah operasi teroris, presiden dan perdana menteri yang dipilih bangsa Iran kehilangan hidup mereka dalam suatu ledakan bom.
Satu bulan kemudian, dalam operasi teroris yang lain, 72 anggota parlemen kami dan pejabat-pejabat tinggi kami, termasuk empat menteri dan delapan wakil menteri, tubuh-tubuh mereka hancurkan berkeping-keping sebagai hasil serangan teroris. Dalam enam bulan, lebih daripada 4,000 orang Iran tewas, dibunuh kelompok teroris, yang semua ini dilakukan oleh tangan satu kelompok teroris tunggal. Sangat disesalkan, kelompok teroris yang sama itu sekarang, hari ini, di dalam negeri anda, sedang melakukan operasi-operasi dengan dukungan pemerintah AS, bekerja dengan bebasnya, mendistribusikan deklarasi-deklarasi dengan bebasnya. Dan kamp-kamp mereka di Irak didukung oleh pemerintah AS. Mereka dijamin aman oleh pemerintah AS[1].
Bangsa kami sudah dirugikan oleh aktivitas teroris. Kami adalah bangsa yang pertama menolak terorisme dan yang pertama menegakkan kebutuhan untuk melawan terorisme. (Tepuk tangan.)
Kita perlu menangani penyebab utama terorisme dan membasmi penyebab-penyebab utama itu.
Kami hidup di Timur Tengah. Bagi kami, adalah sungguh jelas kekuatan-kekuatan mana saja yang melahirkan teroris-teroris, mendukung mereka, dan mendanai mereka. Kami mengetahui hal itu. Bangsa kami, bangsa Iran, sepanjang sejarah, selalu membuka diri untuk persahabatan dengan negara-negara lain. Kami adalah bangsa yang berbudaya. Kita tidak perlu memohon pertolongan terorisme.
Kami sendiri adalah korban-korban terorisme, dan patut disesalkan bahwa orang-orang yang berkoar sedang melawan terorisme, alih-alih mendukung rakyat dan bangsa Iran, alih-alih memerangi teroris-teroris yang sedang menyerang mereka, mereka malah mendukung teroris-teroris dan kemudian menudingkan telunjuk kepada kami. Ini adalah hal paling disesalkan.
MR. COATSWORTH: serangkaian pertanyaan lebih lanjut akan menantang pandangan anda mengenai Holocaust. Karena bukti bahwa peristiwa ini terjadi di Eropa pada 1940-an sebagai hasil dari tindakan-tindakan pemerintah Nazi Jerman, karena bahwa—fakta-fakta itu dengan baik didokumentasikan, mengapa anda meminta riset tambahan? Sepertinya tidak ada tujuan dalam melakukan hal itu, selain dari mempertanyakan apakah Holocaust benar-benar terjadi sebagai satu fakta historis. Dapatkah anda menjelaskan mengapa anda percaya lebih banyak riset diperlukan dalam kaitan dengan fakta-fakta yang tak dapat dipertentangkan?
PRESIDEN AHMADINEJAD: Terima kasih banyak untuk pertanyaan anda. Saya adalah seorang akademisi, dan anda juga. Dapatkah anda berpendapat bahwa meneliti suatu fenomena selesai untuk selamanya? Dapatkah kita menutup buku mengenai suatu peristiwa historis? Terdapat perspektif-perspekt if yang berbeda yang muncul setelah setiap riset selesai. Mengapa kita menghentikan riset sama sekali? Mengapa kita harus menghentikan kemajuan ilmu dan pengetahuan? Anda seharusnya tidak bertanya kepada saya mengapa saya bertanya. Anda harusnya bertanya kepada diri anda sendiri mengapa anda berpikir bahwa peristiwa itu tidak perlu dipertanyakan lagi.
Mengapa anda ingin menghentikan kemajuan ilmu dan riset? Apakah anda pernah menemukan apa yang disebut absolut di dalam fisika? Kita mempunyai prinsip-prinsip di dalam matematika yang dinyatakan bersifat absolut selama lebih daripada 800 tahun, tetapi ilmu pengetahuan yang baru telah membebaskan absolutisme itu ke arah logika-logika yang berbeda dalam melihat matematika, dan hal semacam itu telah mengubah cara kita memandangnya sebagai sebuah ilmu pengetahuan secara keseluruhan setelah 800 tahun. Jadi, kita harus membiarkan peneliti-peneliti, para ilmuwan, untuk menyelidiki segalanya, setiap fenomena—Tuhan, alam semesta, manusia, sejarah, dan peradaban. Mengapa kita harus menghentikan itu?
Saya tidak sedang mengatakan bahwa peristiwa itu tidak terjadi sama sekali. Ini bukan penilaian yang saya sampaikan di sini. Saya katakan pada pertanyaan saya yang kedua, jika memang ini terjadi, lalu apa hubungannya dengan bangsa Palestina? Ini pertanyaan yang serius. Terdapat dua dimensi. Dalam pertanyaan pertama, saya…
COATSWORTH: Izinkan saya memperdalam ini sedikit lebih jauh. Sulit untuk memulai suatu diskusi ilmiah jika tidak ada setidaknya beberapa dasar—beberapa dasar empiris, beberapa kesepakatan mengenai apa yang menjadi fakta-fakta. Jadi, menuntut riset terhadap fakta-fakta yang berkedudukan sangat kuat; menunjukkan tantangan terhadap fakta-fakta itu sendiri dan suatu pengingkaran bahwa sesuatu yang mengerikan telah terjadi pada tahun-tahun tersebut di Eropa. (Tepuk tangan.)
Izinkan saya melanjutkan ke…
PRESIDEN AHMADINEJAD: izinkan saya. Bagaimanapun, anda bebas menafsirkan apa yang anda inginkan dari apa yang saya katakan. Tetapi apa yang saya katakan telah saya katakan dengan kejelasan.
Pada pertanyaan pertama, saya berupaya untuk membela hak-hak para ilmuwan Eropa. Dalam wilayah sains dan riset, tidak ada sesuatu yang diketahui sebagai absolut. Tidak ada sesuatu yang secara memadai dilakukan, bahkan dalam fisika sekalipun. Ada lebih banyak riset dalam fisika ketimbang yang dilakukan terhadap Holocaust, tetapi kita masih terus melakukan riset terhadap fisika. Tidak ada yang salah dalam melakukan hal itu.
Inilah yang manusia kehendaki. Mereka ingin mendekati suatu topik dari sudut-sudut pandang yang berbeda. Para ilmuwan ingin melakukan itu. Khususnya, sebuah isu yang telah menjadi dasar dari begitu banyak perkembangan politik yang terjadi di Timur Tengah selama 60 tahun.
Mengapa kita harus menghentikannya sama sekali? Anda harus memiliki alasan yang dapat dibenarkan untuk melakukan hal itu. Fakta yang telah diteliti pada masa lalu tidak cukup menjadi justifikasi di dalam pikiran saya.
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden, mahasiswa lain bertanya, wanita-wanita Iran kini tercerabut dari hak-hak dasar manusia, dan pemerintah anda memaksakan hukuman-hukuman yang kejam, termasuk eksekusi terhadap warga Iran yang homoseks. Mengapa anda melakukan berbagai hal itu?
PRESIDEN AHMADINEJAD: yang ada di Iran adalah kebebasan yang genuine. Rakyat Iran bebas. Wanita di Iran menikmati level paling tinggi dari kebebasan. Kami mempunyai dua deputi—dua wakil presiden yang adalah wanita pada level paling tinggi; demikian pula di parlemen, pemerintahan, dan universitas kami. Mereka hadir di bidang-bidang bioteknologi dan teknologi. Ada ratusan ilmuwan wanita yang juga aktif di dunia politik.
Tidaklah benar jika beberapa pemerintahan, ketika mereka tidak setuju dengan pemerintah yang lain, mencoba menyebarkan kebohongan yang menyimpangkan kebenaran seutuhnya. Bangsa kami bebas. Ia memiliki level tertinggi dari keikutsertaan di dalam pemilihan-pemilihan . Di Iran, 80 hingga 90 persen rakyat memberikan suara mereka selama pemilihan, separuhnya—lebih dari separuhnya adalah wanita. Maka, bagaimana mungkin kita katakan bahwa wanita tidak bebas? Adakah ini kebenaran yang seutuhnya?
Dan, perihal eksekusi-eksekusi itu, saya ingin mengajukan dua pertanyaan. Jika seseorang datang dan membangun sebuah jaringan untuk perdagangan gelap obat-obatan yang menimbulkan dampak di Iran, Turki, Eropa, Amerika Serikat dengan memperkenalkan narkoba ini, akankah anda memberi mereka penghargaan? Orang-orang yang menjalani hidup dengan menyebabkan kerusakan terhadap hidup ratusan juta anak muda di seluruh dunia, termasuk di Iran, dapatkah kita bersimpati kepada mereka? Tidakkah kalian juga mempunyai hukuman mati di Amerika Serikat? (Tepuk tangan.)
Di Iran, juga, ada hukuman mati bagi para pedagang gelap obat-obatan terlarang, bagi orang-orang yang melanggar hak-hak orang-orang yang lain.
Jika seseorang mengambil senapan, memasuki sebuah rumah, dan membunuh sekelompok orang di sana, lalu mencoba untuk meminta tebusan, bagaimana anda menghadapi mereka di Amerika Serikat? Akankah anda memberi mereka penghargaan? Dapatkah seorang dokter membiarkan mikroba-mikroba menyebar di seluruh negeri? Kita mempunyai hukum. Orang-orang yang melanggar hak-hak publik dengan menggunakan senjata, membunuh, menciptakan kegelisahan, menjual narkoba, mendistribusikan narkoba pada level yang tinggi dihukum eksekusi di Iran, dan sebagian eksekusi ini—sangat sedikit—dilakukan di hadapan publik. Ini hukum yang berdasarkan atas prinsip-prinsip demokratis. Kalian menggunakan suntikan dan mikroba untuk mengeksekusi orang-orang seperti ini, dan mereka dieksekusi atau digantung, tetapi hasil akhirnya tetap membunuh.
MR. COATSWORTH: Mr. Presiden, pertanyaannya bukan tentang kriminal dan penyelundup narkoba tetapi tentang pilihan seksual dan wanita. (Tepuk tangan.)
PRESIDEN AHMADINEJAD: Di Iran, kami tidak mempunyai homoseks seperti di negeri anda. (tertawa.) Kami tidak memiliki itu di negeri kami. (cemooh.) Di Iran, kami tidak mempunyai fenomena itu. Saya tidak tahu siapa yang mengatakan hal itu kepada anda bahwa kami mempunyainya. (tertawa.)
Dan perihal wanita, mungkin anda berpikir bahwa menjadi seorang wanita itu adalah suatu kejahatan. Bukanlah suatu kejahatan untuk menjadi wanita. Wanita adalah makhluk terbaik yang diciptakan Tuhan. Mereka merepresentasikan kebaikan dan kecantikan yang Tuhan tanamkan pada mereka. Wanita-wanita dihormati di Iran. Di Iran, setiap keluarga yang mempunyai seorang anak perempuan akan 10 kali lebih bahagia dibandingkan mempunyai seorang anak laki-laki. Wanita dihormati lebih daripada pria. Mereka dikecualikan dari banyak tanggung jawab. Banyak tanggung jawab hukum yang diletakkan di pundak pria di dalam masyarakat kami karena rasa hormat yang secara kultural diberikan kepada wanita, kepada para ibu masa depan. Di dalam kultur Iran, pria, anak laki-laki, dan anak harus terus mencium tangan ibu mereka sebagai simbol rasa hormat, suatu rasa hormat bagi wanita, dan kami bangga dengan kultur ini.
MR. COATSWORTH: pertama, apa yang anda harapkan dengan berbicara di Columbia hari ini? Kedua, apa yang akan anda katakan jika anda diizinkan untuk mengunjungi lokasi tragedi 111 September?
PRESIDEN AHMADINEJAD: inilah saya tamu kalian. Saya diundang oleh Columbia, sebuah undangan resmi yang diberikan kepada saya untuk datang ke sini, tetapi saya memang ingin mengatakan sesuatu di sini.
Di Iran, ketika anda mengundang seorang tamu, maka anda menghormati mereka. Ini adalah tradisi kami yang dituntut oleh kultur kami, dan saya tahu bahwa orang-orang Amerika juga mempunyai kultur itu.
Tahun lalu, saya ingin mengunjungi lokasi tragedi 11 September untuk menunjukkan rasa hormat saya kepada korban-korban dari tragedi ini, menunjukkan simpati saya kepada keluarga-keluarga mereka, tetapi rencana-rencana kami molor dari jadwal. Kami terlibat dalam negosiasi-negosiasi dan pertemuan-pertemuan hingga tengah malam, dan mereka berkata akan sangat sulit mengunjungi lokasi itu pada jam-jam tengah malam. Maka saya mengatakan kepada teman-teman saya bahwa kami harus merencanakan hal ini pada tahun berikutnya, sehingga saya dapat pergi dan mengunjungi lokasi itu untuk menunjukkan penghormatan saya. Sayangnya, beberapa kelompok orang mempunyai reaksi-reaksi yang sangat kuat, reaksi-reaksi yang sangat buruk. Sungguh buruk bagi seseorang untuk mencegah seseorang yang ingin menunjukkan simpati kepada keluarga dari korban-korban 11 September—peristiwa yang tragis.
Ini adalah rasa hormat dari sisi saya. Beberapa orang mengatakan ini adalah penghinaan. Apa yang anda katakan? Inilah cara saya untuk menunjukkan rasa hormat. Mengapa anda berpikir demikian? Dengan berpikir seperti itu, bagaimana mungkin anda bisa mengatur urusan-urusan dunia? Tidakkah anda berpikir bahwa banyak permasalahan di dunia ini datang dari cara anda memandang isu-isu, dari cara berpikir macam ini, dari pendekatan pesimistis semacam ini terhadap banyak orang, dan dari level tertentu egoisme. Semua itu harus dikesampingkan sehingga kita dapat menunjukkan rasa hormat kepada setiap orang, membiarkan sebuah lingkungan persahabatan untuk tumbuh, membiarkan semua bangsa untuk berbicara satu sama lain, dan bergerak ke arah perdamaian?
Saya ingin berbicara dengan pers. Ada 11 September—peristiwa tragis 11 September adalah peristiwa yang sangat besar. Ia menjadi sebab dari banyak kejadian lainnya setelah itu. Setelah 9/11, Afghanistan diduduki lalu Irak diduduki, dan selama enam tahun di wilayah kami, terjadi kegelisahan, teror, dan ketakutan. Jika penyebab utama 9/11 diuji dengan baik—mengapa itu terjadi, apa yang menyebabkannya, apa kondisi-kondisi yang mengarah kepadanya, siapa yang sungguh-sungguh terlibat—dan menyatukan itu semua secara bersama-sama untuk memahami bagaimana caranya mencegah krisis di Irak, memperbaiki masalah di Afghanistan dan Irak secara bersama-sama.
MR. COATSWORTH: Sejumlah pertanyaan sudah ditanyakan mengenai program nuklir anda. Mengapa pemerintah anda ingin memperoleh uranium yang diperkaya, yang juga bisa digunakan untuk senjata nuklir? Apakah anda akan berhenti melakukan hal ini?
PRESIDEN AHMADINEJAD: Program nuklir kami, terutama sekali, beroperasi dalam kerangka hukum, dan kedua, di bawah pemeriksaan- pemeriksaan IAEA, dan yang ketiga, sepenuhnya bersifat damai. Teknologi yang kita miliki adalah untuk pengayaan di bawah level 5 persen, dan setiap level di bawah 5 persen semata-mata adalah untuk menyediakan bahan bakar kepada pembangkit tenaga listrik. Laporan-laporan IAEA berulangkali secara tegas mengatakan bahwa tidak ada indikasi Iran sudah menyimpang dari program nuklir damai. Kami semua sadar bahwa isu nuklir Iran adalah isu politis; ini bukan isu hukum.
IAEA sudah membuktikan bahwa aktivitas kami adalah untuk tujuan-tujuan damai. Tetapi ada dua atau tiga kekuatan yang berpikir bahwa mereka mempunyai hak untuk memonopoli semua sains dan pengetahuan. Dan mereka menginginkan bangsa Iranian untuk meminta kepada pihak lain dalam mendapatkan bahan bakar, mendapatkan sains, dan mendapatkan pengetahuan. Lalu mereka tentu saja akan menahan diri dari memberikan semua itu kepada kami.
Jadi kami sungguh jelas mengenai apa yang kami butuhkan. Jika anda sudah berhasil menciptakan generasi kelima bom atom dan malahan sedang mengujinya, maka mengapakah anda mempersoalkan tujuan-tujuan damai dari orang-orang yang menghendaki energi nuklir? (Tepuk tangan.) Kami tidak percaya akan senjata nuklir. Ia menentang seluruh prinsip umat manusia.
Izinkan saya mengatakan kepada anda sebuah lelucon di sini. Saya berpikir bahwa politikus-politikus yang memburu bom atom atau sedang mengujinya, secara politis mereka terkebelakang, kuno. (Tepuk tangan.)
MR. COATSWORTH: saya tahu waktu anda singkat dan anda perlu untuk melanjutkan. Apakah Iran siap membuka diskusi-diskusi yang luas dengan pemerintah Amerika Serikat? Apa yang Iran harapkan dari diskusi-diskusi seperti itu? Bagaimana anda melihat, di masa datang, resolusi pokok dari konflik antara pemerintah Amerika Serikat dengan pemerintah Iran?
PRESIDEN AHMADINEJAD: Dari awal, kami menyatakan siap untuk bernegosiasi dengan semua negara. Sejak 28 tahun lalu, ketika revolusi kami berhasil dan kami mapan—kami mengambil kebebasan dan demokrasi yang dibatasi oleh suatu pemerintahan diktator yang pro-Barat, kami mengumumkan kesiapan kami. Selain dua negara, kami siap mempunyai hubungan bersahabat dengan semua negara di dunia. Salah satu dari dua negara itu adalah rezim apartheid Afrika Selatan, yang sudah lenyap, dan yang kedua adalah rezim Zionis. Untuk semua orang selain itu di seluruh dunia ini, kami menyatakan bahwa kami ingin mempunyai ikatan persahabatan.
Bangsa Iran adalah bangsa yang berbudaya. Ia merupakan karakter yang beradab. Ia menginginkan pembicaraan dan negosiasi baru. Kami percaya bahwa dalam negosiasi dan pembicaraan, segalanya dapat dipecahkan dengan sangat mudah. Kami tidak membutuhkan ancaman; kita tidak perlu mengarahkan bom atau meriam; kita tidak perlu memasuki konflik jika kita bicara. Kita mempunyai logika yang jelas tentang itu.
Kami mempertanyakan cara dunia ditata pada hari ini. Kami percaya bahwa penataan seperti sekarang tidak akan mengarah kepada perdamaian dan keamanan yang sehat bagi dunia, itulah cara yang dijalankan pada hari ini. Kami mempunyai solusi-solusi berdasarkan atas nilai-nilai kemanusiaan dan hubungan-hubungan antar negara. Dengan pemerintah AS, juga, kami akan bernegosiasi. Kami tidak mempunyai masalah tentang itu, tentu saja di bawah keadaan yang adil dan dengan rasa salaing menghormati.
Anda lihat bahwa dalam rangka membantu keamanan Irak, kami telah melakukan tiga putaran pembicaraan dengan Amerika Serikat. Dan tahun lalu, sebelum datang ke New York, saya menyatakan siap, di Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk terlibat dalam sebuah debat dengan Mr. Bush, presiden Amerika Serikat, mengenai isu-isu internasional yang penting. Itu semua menunjukkan kita ingin berbicara, melakukan debat di hadapan publik dunia, di hadapan semua pendengar, sehingga kebenaran terungkapkan, sehingga kesalahpahaman dan mispersepsi dihilangkan, sehingga kita dapat menemukan alur yang jelas bagi hubungan-hubungan yang bersahabat. Saya berpikir jika pemerintah AS mengenyampingkan sebagian perilaku lamanya, maka ia dapat menjadi seorang teman yang baik bagi Iran, bagi bangsa Iran.
Selama 28 tahun, mereka secara konsisten mengancam kami, menghina kami, mencegah kemajuan ilmiah kami, setiap harinya di bawah satu dalih atau lainnya. Anda semua tahu Saddam, sang diktator itu, didukung pemerintah Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa ketika menyerang Iran. Dan ia melancarkan perang delapan tahun, suatu peperangan yang jahat. Lebih daripada 200,000 orang Iran tewas dan lebih daripada 600,000 lainnya luka-luka karena perang itu. Ia (Saddam) menggunakan senjata-senjata kimia; ribuan rakyat Iran adalah korban-korban senjata-senjata kimia yang ia gunakan terhadap kami. Hari ini, Mr. Nobal Vinh (ph), yang adalah seorang wartawan, wartawan resmi, wartawan internasional, yang dulu meliput laporan PBB selama bertahun-tahun, adalah salah satu korban senjata-senjata kimia yang digunakan Irak terhadap kami.
Dan sejak itu, kami telah terus berada dalam propaganda yang berbeda-beda, seperti embargo-embargo, sanksi-sanksi ekonomi, dan sanksi-sanksi politik. Mengapa? Karena kami menyingkirkan seorang diktator? Karena kami menginginkan kebebasan dan demokrasi yang kami dapatkan untuk diri kami sendiri? Tetapi kami tidak bisa selalu berbicara. Kami berpikir bahwa jika pemerintah AS mengakui hak-hak rakyat Iran, menghormati semua negara, dan mengulurkan tangan persahabatan dengan semua orang Iran, mereka juga akan melihat bahwa Iran akan menjadi salah satu sahabat yang baik.
Apakah Anda izinkan saya untuk berterima kasih kepada para pendengar sebentar?
Baiklah, ada banyak hal yang saya ingin sampaikan, tetapi saya tidak ingin menyita waktu kalian lebih lama lagi. Saya ditanya, akankah saya mengizinkan fakultas dan mahasiswa Columbia di sini datang ke Iran? Dari panggung ini, saya mengundang para anggota fakultas dan mahasiswa Columbia di sini untuk berkunjung ke Iran, untuk berbicara dengan para mahasiswa kami. Kalian secara resmi telah diundang. (Tepuk tangan).
Kalian dinantikan untuk berkunjung ke universitas manapun yang kalian inginkan di Iran. Kami akan menyediakan bagi kalian daftar universitas. Ada lebih daripada 400 universitas di negeri kami, dan anda dapat memilih mana saja yang anda ingin kunjungi.
Kami akan memberi kalian podium yang sesungguhnya. Kami akan menghormati kalian 100 persen. Kami akan meminta para mahasiswa kami untuk duduk dan mendengarkan kalian, berbicara dengan kalian, mendengar apa yang kalian harus katakan.
Sekarang ini, di universitas- universitas kami, sehari-harinya, ada ratusan pertemuan seperti ini. Mereka mendengar, mereka berbicara, mereka bertanya, dan mereka menyambutnya.
Pada akhirnya, saya ingin berterima kasih kepada Columbia University. Saya mendengar bahwa banyak politikus di Amerika Serikat yang dididik di Columbia University, dan banyak orang di sini yang percaya akan kebebasan berbicara, dalam percakapan-percakap an yang jelas dan terus terang; saya juga berterima kasih kepada para manajer di sini, di Amerika Serikat—di Columbia University, orang-orang yang mengatur pertemuan ini dengan sangat baik hari ini. Saya ingin menyampaikan terima kasih yang dalam kepada para anggota fakultas dan para mahasiswa di sini. Saya memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa untuk menolong kita semua untuk bergandengan tangan dalam membangun perdamaian dan masa depan yang diisi dengan persahabatan, keadilan, dan persaudaraan. Semoga keberuntungan bagi segenap diri anda sekalian. (Tepuk tangan.)
MR. BOLLINGER: Saya mohon maaf jika jadwal Presiden Ahmadinejad membuatnya harus meninggalkan acara ini sebelum ia sempat menjawab banyak pertanyaan yang kita tanyakan atau serahkan. (tertawa, tepuk tangan.) Tetapi menurut saya, kita semua bisa senang karena penampilannya di sini menunjukkan komitmen Columbia terhadap kebebasan ekspresi dan debat. Saya ingin berterima kasih kepada semua karena telah ikut ambil bagian. (Tepuk tangan.)
Terimakasih.
(diterjemahkan oleh Irman Abdurrahman/ http://www.icc-jakarta. com)
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!’s user panel and lay it on us.
> Transkrip ceramah Ahmadi Nejad lihat
http://quranbible. wordpress. com/2007/ 09/25/ahmadineja d-columbia- university- speech-transcrip t/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar