Antara Fitnah Pembunuhan Mufti Mekkah dan Suriah oleh Wahabi
Posted on Maret 26, 2013 by A Nizami
http://kabarislam.wordpress.com/2013/03/26/antara-fitnah-pembunuhan-mufti-mekkah-dan-suriah-oleh-wahabi/
Tak heran jika Wahabi membunuh Mufti
Suriah Syekh Al Buthi dan tidak mau mengaku sambil bersilat lidah.
Sebelumnya mereka membunuh Mufti Mekkah Syekh Abdullah Az Zawawi saat
penyerangan Wahabi ke Mekkah dan tidak mau mengaku sambil berkata itu
fitnah. Begitu juga Pembantaian Keluarga Syaikh Nawawi al-Bantani
al-Syafi’i (Pembesar Syafi’iyyah). Wahabi tidak mau mengakuinya.
Tapi Wahabi mengaku ingin memurnikan
Islam. Pendiri Wahabi, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab memfitnah ummat
Islam di Mekkah da Madinah sbg lebih Musyrik daripada kaum kafir Musyrik
Mekkah penyembah berhala. Artinya menurut Wahabi, ummat Islam itu
murtad dan harus dibunuh.
Karena Bashar Al Assad itu kafir menurut
mereka dan Syekh Al Buthi mendukungnya, maka menurut mereka Syekh A
Buthi itu kafir dan layak dibunuh. Penghinaan Wahabi thd Syekh Al Buthi
sebelum beliau meninggal dan juga setelah beliau meninggal serta
kegembiraannya membuktikan hal itu. Tapi sekali lagi Wahabi tidak mau
mengaku sambil memfitnah orang lain sbg pelakunya. Akankah kita
mempercayai Ahli Fitnah dari Najd?
Kalau mereka sudah berani mengobarkan
pemberontakan/Bughot yg membunuh 100 ribu Muslim di Suriah, apa yg
menahan mereka untuk membunuh seorang Al Buthi??
Silahkan baca:
Lihat fitnah kaum Wahabi thd Syekh Al Buti meski beliau sudah meninggal:
Bahkan ia nekat berdusta untuk menjatuhkan kaum yang dituduh sebagai wahabiyah…
Kedustaan beliau inipun diikuti oleh para
pecintanya di tanah air kita Indonesia. Terlalu banyak orang sufi yang
menuduh kaum wahabi sebagai khawarij dan pemberontak…suka mengkafirkan…,
antek-antek penjajah…dan lain sebagainya.
Ternyata sang Mufti Suria ini membela Basyaar Asad habis-habisan…, bahkan mengajak untuk berjihad bersama Basyar Asad….
Sungguh kehinaan…kehinaan..dan kehinaan…
Ada banyak tanda-tanda kematian syahid, dan sedikitnya ada dua tanda mati syahid bagi kewafatan Syaikh Al Bouti :
1- Syaikh Al Bouti meninggal pada saat mengerjakan amal shaleh.
Ibnu Abbas ra. berkata : “Pergi diwaktu
pagi atau sora ke mesjid untuk mengajar ilmu agama lebih baik disisi
Allah daripada jihad fisabilillah.” (R. Abnu An Najar, Kitab Irsyadul
‘Ibad)
2- Syaikh Al Bouti wafat pada malam jum’at.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Tidaklah seorang muslim yang wafat pada hari jum’at atau pada malam
jum’at kecuali pastilah Allah menghindarkannya dari siksa kubur” (HR.
Ahmad).
Al-Habib Ali Al-Jufri seorang Ulama
Aswaja internasional dari Yaman mengatakan: “Aku telah menelefonnya dua
minggu sebelum kewafatannya dan beliau (Syeikh Dr. M. Said Ramadhan
Al-Bouti) berkata pada akhir percakapan: “Tidak akan lama umurku
melainkan beberapa hari lagi. Sesungguhnya aku sedang mencium bau surga
dari belakangnya. Jangan lupa wahai saudaraku untuk mendoakan aku.”
(Habib Rizieq shihab).
Dekianlah proses kematian khas para Ulama
Aswaja, kelak di kemudian hari, kematian Syaik al Bouti akan dicatat
sebagai kematian yang indah untuk dikisahkan, menambah daftar
kisah-kisah indah kematian khusnul khotimah para Ulama Aswaja, yaitu
kematian-kematian yang sangat dikenali proses kematiannya, tanpa
teka-teki, tanpa kemisteriusan, tak perlu dirahasiakan sebagaimana
proses kematian para ulama suu’. Alhamdulillah wa syukru lillah….
Sebagaimana kita ketahui, Muhammad bin
Abdul Wahhab lahir dan besar di Najd, sehingga beliau disebut juga
Muhammad bin Abdul Wahhab An Najdi. Nah ternyata Nabi telah mengisahkan
kepada kita tentang Najd yang merupakan tempat timbulnya fitnah:
Ibnu Umar berkata,
“Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri
Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau
berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan
Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam.
Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau
bersabda pada kali yang ketiga, ‘Di sana terdapat
kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula
munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)
حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang menceritakan kepada kami
ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani
hasyim yang berkata telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’
yang berkata telah menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin
Umar yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan
shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari
terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini
dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan
sanad shahih]
.Ternyata yang dibantai adalah kelompok Syi’ah dan Sunni pendukung Bashar oleh pemberontak Wahabi termasuk Syekh Al Buthi.
Joserizal Jurnalis, Relawan Medis Mer-C:
BILDERBERG DAN KRISIS SURIAH
Thursday, 05 July 2012 12:18
Sekarang, soal Krisis Suriah, diundang dua orang dengan posisi yang berbeda tapi dalam rangkaian program yang sama, “Jatuhkan Bashar”.
Bassma Kodmani, head of Foreign Affair of
Syrian National Council, yang merupakan kelompok oposisi di Suriah, dan
Marcus Agius, excecutive consultant BBC, telah menghadiri Bilderberg
Meeting di Hotel Westfield Marriott, Virginia USA.
Bilderberg adalah sebuah organisasi lobby
Zionis, dan merupakan bagian dari kelompok Freemasonry. Dideklarasikan
di hotel Bilderberg, Netherland, tahun 1954. Anggotanya adalah para
bankir, industrialis, pengusaha, dan nobelist atau peraih nobel. Konon,
mereka adalah kelompok sangat berpengaruh yang menentukan siapa yang
pantas jadi presiden AS dan menelurkan keputusan-keputusan besar,
seperti dalam pertemuan di St. Moritz, Switzerland, 2011, mengenai
bagaimana memperbesar perang di Libya. Hasilnya, empat bulan kemudian,
Qaddafi terbunuh.
Sebelum pemilihan umum, Obama dan Hillary
diundang menghadiri Bilderberg Meeting tahun 2008. Tentu bukan sekadar
diundang, tapi mereka juga harus memaparkan program-program. Evaluasi
anggota pertemuan itulah yang membuat salah satu dari mereka menjadi
presiden AS.
Sekarang, soal Krisis Suriah, diundang
dua orang dengan posisi yang berbeda tapi dalam rangkaian program yang
sama, “Jatuhkan Bashar”. Dalam perjalanannya, BBC terbukti merekayasa
foto kejadian pembantaian di Houla, yang ternyata adalah foto
pembantaian di Irak. Tujuannya untuk membentuk opini dunia bahwa rezim
Bashar melakukan pembantaian massal.
Oleh sebab itu, PBB harus segera
memutuskan intervensi militer demi kemanusiaan, menyelamatkan rakyat
Suriah dari pemimpinnya yang kejam. Dengan berlalunya waktu, ternyata
yang dibantai adalah kelompok Syi’ah dan Sunni pendukung Bashar.
Akibatnya, Bilderberger dengan antek-anteknya, PBB dan BBC, gigit jari
dengan rencana mereka, karena rekayasa mereka gagal.
Bagaimana dengan kaum muslimin?
Kaum muslimin kebagian peran lapangan dan sudah barang tentu berdarah-darah….
Pemberontak Wahabi yg Dibantu Yahudi dan Nasrani (AS dan Israel) Bunuh Syeikh Al Buthi
Posted on Maret 22, 2013 by A Nizami
Pelakunya adalah Pemberontak Wahabi yang
memang memfitnah Syeikh Al Buthy sebagai sekutu Assad yang mereka tuding
sebagai kafir. Jika mereka sudah memfitnah Al Buthy dengan lisan
mereka, apa yang menghalangi mereka untuk membunuh Syeikh Al Buthy
beserta 42 Muslim lainnya di Masjid di Suriah?
Dan Bom Bunuh Diri yang disebut Wahabi
sebagai Bom Isytihadah tsb sudah jadi “CIri Khas” Wahabi dalam melakukan
berbagai pemboman di Indonesia, di masjid2 Syi’ah, serta berbagai
rumah/kantor pejabat tinggi di Suriah seperti Menhan Suriah. Pelakunya
itu MUJAHAT yang masuk NERAKA. Bukan Mujahid!
Kenapa Pemberontak Wahabi yang membunuh Syeikh Al Buthy?
Karena Syeikh Al Buthy mendukung Assad sebagaimana yang dituduh pemberontak Wahabi dan menolak pemberontak.
Karena Syeikh Al Buthy mendukung Assad sebagaimana yang dituduh pemberontak Wahabi dan menolak pemberontak.
Tidak mungkin Assad membunuh Syeikh Al
Buthy yang merupakan pendukungnya. Itu akan melemahkan Assad karena
pendukungnya berkurang.
Dan Wahabi setelah memfitnah Syeikh Al
Buthy sebagai pendukung Assad yang mereka anggap kafir tentu akan
mengkafirkan Syeikh Al Buthy dan membunuhnya.
Di Indonesia tokoh Wahabi, Yazid Jawaz
juga memfitnah ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Habib Rizieq SYihab
sebagai Syi’ah Rafidhoh. Padahal menurut Wahabi Syi’ah Rafidhoh itu
kafir dan halal untuk dibunuh. Karena Wahabi di Indonesia masih kecil
dan lemah saja mereka tidak berani membunuh Habib Rizieq. Tapi kalau
mereka sudah kuat dan dipersenjatai AS dan Israel yang jadi sekutunya,
bisa jadi itu akan mereka lakukan.
Wahabi sudah banyak membunuh ummat Islam
dan ulama di Thaif, Mekkah, dan Madinah saat pendirinya Muhammad bin
Abdul Wahhab beserta Ibnu Su’ud (Pendiri Kerajaan Arab Saudi) dibantu
dana dan senjata Zionis Inggris memerangi ummat Islam di jazirah Arab.
Jadi membunuh ulama/ummat Islam sudah bukan hal baru lagi bagi mereka.
Membunuh Ulama sudah biasa dilakukan Wahabi. Misalnya Syaikh Nawawi al-Bantani al-Syafi’i dan Syeikh Abdullah Az Zawawi: http://kabarislam.wordpress.com/2012/12/21/sejarah-wahabi-dan-muhammad-bin-abdul-wahhab/
Inilah Nasihat Habib Rizieq Kepada Kelompok yang Menghina Syeikh Al Buthy
Jumat, 22/03/2013 18:17:14 | Shodiq Ramadhan | Dibaca : 399
Share on facebook Share on linkedin Share on twitter Share on email More Sharing Services
4
Jumat, 22/03/2013 18:17:14 | Shodiq Ramadhan | Dibaca : 399
Share on facebook Share on linkedin Share on twitter Share on email More Sharing Services
4
Jakarta (SI ONLINE) – Gugurnya ulama
Ahlussunah wal jamaah (Aswaja) asal Suriah, Syeikh Muhammad Said
Ramadhan Al-Buthy, menjadi polemik bagi sebagian kalangan. Kalangan yang
mencibir Al-Buthy adalah mereka yang tidak setuju dengan sikap Al-Buthy
yang mereka nilai pro terhadap Presiden Bashar Al Assad. Bashar Al
Assad sendiri adalah seorang pengikut Syiah, sekaligus seorang Sosialis
yang menzhalimi umat Islam di Suriah.
Tentu saja polemik ini tidak sehat bagi
terwujudnya persatuan umat dan ukhuwah Islamiyah. Karena itu, Ketua Umum
Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab, menyampaikan nasihat
kepada umat Islam atas peristiwa syahidnya Syeikh al-Buthy.
Habib Rizieq berpandangan, syeikh
Al-Buthy adalah seorang ulama besar ahlussunah wal jamaah abad ini, yang
saleh dan zuhud. Terkait pilihan politik Syeikh al-Buthy, Habib Rizieq
menilai hal itu sebagai hak dia sebagai seorang ulama yang mempunyai
kapasitas untuk berijtihad.
“Kami FPI membela Mujahidin Suriah
melawan Basyar al-Asad yang zolim, tapi kami tetap harus jaga akhlaq
terhadap ulama Aswaja Suriah yang tidak gabung dengan Mujahidin. Itu
persoalan ijtihad politik, mereka lebih tahu situasi negeri mereka
daripada kita,” tegas Habib Rizieq yang tersebar melalui Blackberry
Mesengger (BBM), Jumat (22/3/2013).
Berikut nasihat lengkap Habib Rizieq tersebut:
Habib Rizieq Syihab untuk kelompok yang menghina al-Buthi :
Ingat hadits : “udzkuruu mahaasina
mautaakum”. Jadi, tidak pantas kata hinaan dilontarkan buat saudara
Muslim yang telah wafat, apalagi yang wafat adalah syahid seperti
al-Buthi.
Al-Buthi asy-Syafi’i al-Asy’ari adalah
ulama besar aswaja abad ini, dia soleh serta zuhud. Siapa anda yang mau
menghina al-Buthi ?!!
Soal al-Buthi tidak bergabung dengan
Mujahidin Suriah, dia punya alasan : pertama, usia yang sudah lanjut.
Kedua, dia sibuk habiskan usia buat ilmu, belajar dan mengajar serta
mengarang kitab. Ketiga, Mujahidin masih bergabung dengan barisan kafir
dan liberal. Keempat, al-Buthi bukan satu-satunya ulama Aswaja Suriah
yang tidak bergabung dengan Mujahidin. Kelima, dia ulama berhak ijtihad.
Kami FPI membela Mujahidin Suriah melawan
Basyar al-Asad yang zolim, tapi kami tetap harus jaga akhlaq terhadap
ulama Aswaja Suriah yang tidak gabung dengan Mujahidin. Itu persoalan
ijtihad politik, mereka lebih tahu situasi negeri mereka daripada kita.
Siapapun pelaku bom bunuh diri yang
menggugurkan al-Buthi dan 23 muridnya di dalam masjid dan apa pun
alasannya, maka tidak bisa dibenarkan. Andaikata Mujahidin Suriah yang
lakukan itu, maka mereka yang salah jalan, bukan al-Buthi. Semoga
pelakunya bukan dari kalangan Mujahidin. Camkan!
Jaga sikap ya akhii, di sini al-Buthi
punya banyak murid dan pengikut. Jangan lagi undang polemik dan
perpecahan !!! Wallaahul musta’aan.
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya
diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak
melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan
penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat
dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh
mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/
Apakah tudingan Wahabi selaku pembunuh Syeikh Al Buthy itu fitnah?
Kalau ingin tahu siapa ahli Fitnah, mari kita baca hadits2 Nabi di bawah. Kita akan tahu siapa ahli Fitnah, yaitu Muhammad bin Abdul Wahhab An Najdi yang lahir di Najd bersama pengikutnya.
Silahkan pelajari dan ikuti hadits Nabi:
Nabi menyebut Najd, tempat kelahiran
pendiri Wahabi sebagai tempat fitnah. Ini hadits-haditsnya. Silahkan
baca dengan seksama. Bebaskan diri anda dari taqlid. Gunakan akal
pikiran anda untuk memahaminya. Jika pun bertanya pada ulama, jangan
tanya pada kelompok anda saja. Tanya pada Jumhur Ulama agar tak
tersesat:
Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda pada kali yang ketiga, ‘Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]
Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda pada kali yang ketiga, ‘Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)
حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]
حدثنا محمد بن عبد الله بن عمار الموصلي قال حدثنا أبو هاشم محمد بن علي عن المعافى عن أفلح بن حميد عن القاسم عن عائشة قالت وقَّت رسول الله صلى الله عليه وسلم لأهل المدينة ذا الحُليفة ولأهل الشام ومصر الجحفة ولأهل العراق ذات عرق ولأهل نجد قرناً ولأهل اليمن يلملم
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Ammar Al
Maushulli yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Haasyim
Muhammad bin ‘Ali dari Al Mu’afiy dari Aflah bin Humaid dari Qasim dari
Aisyah yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menetapkan
miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam dan
Mesir di Juhfah, bagi penduduk Iraq di Dzatu ‘Irq, bagi penduduk Najd di
Qarn dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam (Shahih Sunan Nasa’i no 2656)
Berbagai hadits di atas tentang Najd sesungguhnya menunjukkan Najd itu adalah Najd yang dikenal umum baik di zaman Nabi mau pun sekarang. Bukan tempat lainnya sebagaimana ditafsirkan Ibnu Taimiyyah ada di Kufah. Apalagi Najd yang dikenal di zaman Nabi di hadits tersebut disebut ada di TIMUR kota Madinah dan tempat terbitnya matahari. Tak mungkin penduduk Madinah melihat matahari terbit dari arah Kufah. Najd sekarang pun memang selain di Timur Madinah juga merupakan dataran Tinggi (762 hingga 1.525 meter di atas permukaan laut). Di hadits Sunan Nasa’i no 2656 Nabi menyebutkan tempat miqat bagi penduduk Iraq dan penduduk Najd. Jelas Iraq dan Najd adalah 2 tempat yang berbeda.
Lihat petanya di sini:
http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/16/najd-tempat-khawarijfitnah-di-najd-atau-di-iraq/
http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/16/najd-tempat-khawarijfitnah-di-najd-atau-di-iraq/
Wahabi yang ahli bersilat lidah berkelit:
“Wahabi itu sebutan bagi pengikut Abdul Wahhab bin Rustum yang lahir di
tahun 211 Hijriyah kata mereka”
Siapa itu bin Rustum? Apa itu cuma rekaan/dongeng Wahabi?
Fitnah yg berupa banyak pembunuhan2 itu
menurut Nabi muncul di akhir zaman. Menjelang kiamat. Jadi tak mungkin
tahun 211 H muncul, sekarang di tahun 1434 H yang makin dekat kiamat
justru pengikut Rustum hilang.
Tidak ada orang yg menyebut2 menurut Syeikh bin Rustum ini..ini..ini…
Yang ada adalah orang2 yang menyebut:
“Menurut Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab At Tamimi ini..ini…ini…” Jadi
Wahabi yang dimaksud itu adalah pengikut Syeikh Muhammad bin Abdul
Wahhab ini. Karena merekalah yang banyak muncul di Indonesia. Mereka
sering memfitnah Muslim lain sebagai Musuh Allah, Musuh Islam, Musuh
Tauhid, dsb. Tapi mereka justru merasa DIFITNAH.
Lihat bagaimana pemberontak Wahabi
dibantu oleh AS, Israel, dan Eropa (Yahudi dan Nasrani). Menurut Allah,
cuma orang2 munafik yang dekat dgn Yahudi dan Nasrani. Apalagi kalau
membantai sesama Muslim. Berita itu begitu Mutawatir dan Sahih bahkan
sebagian dari Media Wahabi sendiri yaitu Arrahmah.com:
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang
ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati
mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat
bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada
Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu,
mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri
mereka.” [Al Maa-idah 52]
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2011/11/30/haram-berteman-dengan-kafir-harbi-dan-membunuh-sesama-muslim/
Zionis AS dan Eropa (Yahudi dan Nasrani)
dukung pemberontak Suriah dgn Senjata. Tak mungkin Yahudi dan Nasrani
(AS, Israel, dan Eropa) mendukung Islam sebab firman Allah di Al Qur’an
cukup jelas:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:
“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan
datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu. ” [Al Baqarah 120]
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/09/18/yahudi-dan-nasrani-adalah-musuh-islam-yang-utama/
Syeikh Al Bouthi sudah dibunuh. Siapa lagi yg akan dibunuh?
Ahlul Bughot itu tidak Islami. Sudah 70
ribu orang tewas di Suriah. Mau berapa lagi? Terhadap Fir’aun yg
kekafiran dan kezalimannya tiada tanding. Fir’aun itu paling kafir dan
paling zhalim, Allah tidak memerintahkan Nabi Musa beserta pengikutnya
untuk bughot kepada Fir’aun. Nabi saat ditindas kaum kafir Quraisy juga
tidak disuruh bughot. Tapi mereka berdua disuruh HIJRAH. Itulah cara
Islam. Apa firman Allah kepada Musa?
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun,
sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat
atau takut.” [Thaahaa 43-44]
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/11/30/cara-nabi-berdakwah-islam/
Obama beri wewenang rahasia agar AS mendukung pemberontak Suriah – See more at:
Perancis, Inggris Dukung UE Persenjatai Pemberontak Suriah
AS dukung rencana suplai senjata bagi pemberontak Suriah
AS Dukung Upaya Perancis-Inggris Kirim Senjata ke Pemberontak Suriah
Perintah Rahasia Obama Dukung Pemberontak Suriah
Kelompok Khawarij yg menghalalkan darah
sesama Muslim ini juga punya Media di Indonesia. Lihat bagaimana mereka
menyebut Syeikh Al Buthi, Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah terkemuka
beserta 42 Muslim yg jadi muridnya sbg pendukung Assad yang jelas2
mereka kafirkan dan mereka perangi: Para korban diyakini para pendukung
Presiden Bashar al-Assad. Syaikh Muhammad Ramadhan Al-Buthi dikenala
sebagai ulama Sunni sufi pro pemerintah. Sama seperti mufti besar
Suriah, Syaikh Al-Buthi dalam ceramah-ceramahnya termasuk dalam khutbah
Jumat selalu memuji-muji Bashar Al-Assad. Bahkan di awal-awal revolusi
Suriah, jamaah yang kesal mendengar khutbah Jumatnya, mengusir dan
menurunkan beliau dari mimbar masjid.
Lihat Media Wahabi Arrahmah.com yg
menghalalkan darah Syeikh Al Buthi. Kalau mereka berani memerangi Al
Buthi secara lisan, saat mereka mereka memegang bom, apa yg menghalangi
mereka dari membunuh Al Buthi?: Puluhan ribu muslim sunni yang dibantai
oleh Bashar Asad sama sekali tak pernah dilihat oleh Syaikh al-Buthi.
Loyalitas mutlak Syaikh Al-Buthi kepada rezim Nushairiyah Suriah
menempatkan Syaikh al-Buthi dalam posisi musuh utama rakyat muslim
Suriah. Para aktivis revolusi sampai membuat sejumlah situs dan akun
bernama “Revolusi Suriah Melawan al-Buthi”. – See more at:
Pemberontak Wahabi menghina Syeikh Al
Buthi melalui Karikatur. Apa yang mencegah mereka untuk membunuh Al
Buthi kemudian menyalahkan Assad yang didukung A Buthi?
Syaikh DR. Sa’id Ramadhan Al-Buthi Wafat
Friday, 22 March 2013 11:07 | Warta | 0 Comment | Read 15 Times
Tanbihun.com- Berita meninggalnya DR. Sa’id Ramadhan Al-Buthi segera
menyebar seantero dunia. Seperti diberitakan beliau menjadi salah satu
korban dari ledakan bom bunuh diri di Masjid Iman distrik Mezzeh Suriah.
“Jumlah mereka yang tewas dalam serangan bunuh diri di Masjid Iman naik
menjadi 42 tewas dengan 84 luka-luka,” sumber era muslim.
Berbeda dengan mayoritas ummat Islam yang berduka dengan wafatnya ulama, gerakan radikal di Suriah malah mengucapkan syukur atas meninggalnya Sa’id Ramadhan Al-Buthi,.
Allohumaghfirlahu, warhamhu, wa afihi, wa’fuanhu, wa akrim nuzulahu, wa wasi’ madholahu.. Aamiin Ya Robbana
http://tanbihun.com/sosbud/warta/syaikh-dr-said-ramadhan-al-buthi-wafat/#.UU0m1TJ4OmoBerbeda dengan mayoritas ummat Islam yang berduka dengan wafatnya ulama, gerakan radikal di Suriah malah mengucapkan syukur atas meninggalnya Sa’id Ramadhan Al-Buthi,.
Allohumaghfirlahu, warhamhu, wa afihi, wa’fuanhu, wa akrim nuzulahu, wa wasi’ madholahu.. Aamiin Ya Robbana
Media Hizbut Tahrir syabab.com ternyata memfitnah Syeikh Al Buthi
dengan keji dan mengkambing-hitamkan Assad yang sebetulnya sahabat
Syeikh Al Buthi:
Syabab.Com - Ulama besar yang selama dua tahun masa
revolusi gigih membela rezim keji Nushairiyah Bashar Al-Assad, Syeikh
Sa’id Ramadhan al-Buthi, akhirnya mengakhiri hidupnya dengan tragis.
Media-media rezim membuat berita kebohongan untuk meraih simpati dengan
menyebut Al-Buthi tewas dalam serangan bom diri, Kamis, 21/03/2013.
http://www.syabab.com/akhbar/dunia/3304-ulama-besar-sekutu-assad-syeikh-ramadhan-al-buthi-tewas.html
Dari situ kita tahu HT yang Wahabi tetap sepaham dengan aliran Wahabi lainnya.
Ketahuan deh siapa yang membunuh Al Buthi.Sebelum Al Buthi meninggal mereka hina.
Sesudah Al Buthi meninggal pun mereka tertawa kegirangan dan menghina Syekh Al Buthi.
Khawarij Wahabi lah pembunuhnya.
1 berita fitnah dari MEDIA WAHABI…:
Ulama sufi yang bermadzhab asy’ari ini –yang telah mencapai usia sangat tua lebih dari 80 tahun- memang sangat terkenal membenci kaum Ahlus Sunnah yang disebut sebagai wahabiyah.
Said Ramadhan Al Buthi :”Aku Berangan-angan Kalau Aku Senilai Salah Satu Jari Hasan Nashrullah di Hadapan Allah”
Bahkan ia nekat berdusta untuk menjatuhkan kaum yang dituduh sebagai wahabiyah…
Kedustaan beliau inipun diikuti oleh para pecintanya di Indonesia.
Ternyata sang Mufti Suria ini membela si kafir murtad Basyaar Asad habis-habisan…, bahkan mengajak untuk berjihad bersama Basyar Asad….
Sungguh sebuah kehinaan…..
http://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/siapa-said-ramadhan-al-buthi.htm#.UU4k4rJ4Omo
Biasanya kalau ada orang meninggal, kita turut bersedih sambil mengutarakan hal yg baik thd mayat. Apalagi kalau ulama yg meninggal. Nah Wahabi Firanda di websitenya justru kegirangan dan menghina2 Syeikh Al Buthi yang tewas dibunuh: Bahkan ia nekat berdusta untuk menjatuhkan kaum yang dituduh sebagai wahabiyah…
Kedustaan beliau inipun diikuti oleh para pecintanya di tanah air kita Indonesia. Terlalu banyak orang sufi yang menuduh kaum wahabi sebagai khawarij dan pemberontak…suka mengkafirkan…, antek-antek penjajah…dan lain sebagainya.
Ternyata sang Mufti Suria ini membela Basyaar Asad habis-habisan…, bahkan mengajak untuk berjihad bersama Basyar Asad….
Sungguh kehinaan…kehinaan..dan kehinaan… http://firanda.com/index.php/artikel/lain-lain/398-kehinaan-ulama-aswaja-abad-ini-muhammad-sa-id-romadhoon-al-buuthy
Firanda dengan Penuh Dendam Menyangka Do’a Albani Sudah Terkabul
Benarkah do’a jelek Albani kepada Al Bouti sudah terkabul sebagaimana yang dikhayalkan Firanda? Ternyata tidak, do’a Albani tidak dikabulkan Allah Swt, justru do’a tersebut dijawab Allah dengan akhir hayat Al Bouti yang KHUSNUL KHOTIMAH, di mana tanda-tandanya Al Bouti wafat dalam kematian syahid, amin….
Ada banyak tanda-tanda kematian syahid, dan sedikitnya ada dua tanda mati syahid bagi kewafatan Syaikh Al Bouti :
1- Syaikh Al Bouti meninggal pada saat mengerjakan amal shaleh.
Ibnu Abbas ra. berkata : “Pergi diwaktu pagi atau sora ke mesjid untuk mengajar ilmu agama lebih baik disisi Allah daripada jihad fisabilillah.” (R. Abnu An Najar, Kitab Irsyadul ‘Ibad)
2- Syaikh Al Bouti wafat pada malam jum’at.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Tidaklah seorang muslim yang wafat pada hari jum’at atau pada malam jum’at kecuali pastilah Allah menghindarkannya dari siksa kubur” (HR. Ahmad).
Al-Habib Ali Al-Jufri seorang Ulama Aswaja internasional dari Yaman mengatakan: “Aku telah menelefonnya dua minggu sebelum kewafatannya dan beliau (Syeikh Dr. M. Said Ramadhan Al-Bouti) berkata pada akhir percakapan: “Tidak akan lama umurku melainkan beberapa hari lagi. Sesungguhnya aku sedang mencium bau surga dari belakangnya. Jangan lupa wahai saudaraku untuk mendoakan aku.” (Habib Rizieq shihab).
http://ummatipress.com/2013/03/24/firanda-kenapa-dendam-kepada-syaikhmohammad-said-ramadhan-al-bouti/comment-page-1/
Najd Tempat Khawarij/Fitnah: Di Najd atau Di Iraq?
Posted on Januari 16, 2012 by A Nizami
http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/16/najd-tempat-khawarijfitnah-di-najd-atau-di-iraq/
Ummat
Islam banyak yang tidak suka saat mereka difitnah sebagai Ahlul Bid’ah,
Sesat, Penyembah Kuburan, Musyrik, bahkan kafir oleh Wahabi. Bahkan ada
yang dibunuh. Oleh karena itu mereka balik mngkritik Wahabi. Ada pun
Wahabi yang menamakan dirinya macam-macam dari Muwahidun, Salafi, Ahlus
Sunnah (Tanpa kata Jama’ah) justru marah. Mereka merasa mereka dan
syeikh mereka, Muhammad bin Abdul Wahhab yang lahir di Najd difitnah
oleh “Musuh-musuh Islam.”
Siapakah yang benar? Nabi menyebut Najd,
tempat kelahiran pendiri Wahabi sebagai tempat fitnah. Ini
hadits-haditsnya. Silahkan baca dengan seksama. Bebaskan diri anda dari
taqlid. Gunakan akal pikiran anda untuk memahaminya. Jika pun bertanya
pada ulama, jangan tanya pada kelompok anda saja. Tanya pada Jumhur
Ulama agar tak tersesat:
Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa,
‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka
berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam
dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya
Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada
negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda pada kali yang ketiga,
‘Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah,
dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]
Pada hadits di atas disebut ada orang
Najd yang meminta Nabi agar memberkahi Najd. Saat itu dakwah Nabi belum
mencapai Iraq. Selain itu ucapan Nabi tentang tanduk setan (قرن / qorn)
itu sesuai dengan miqat haji orang-orang Najd di QORN yang artinya
TANDUK. Jelaslah bahwa Najd yang disebut Nabi
adalah Najd yang kita kenal sekarang. Bukan Iraq! Jika pun orang Iraq
yang hadir, tentu mereka minta agar IRAQ yang diberkati. Bukan Najd!
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)
Posisi Nabi saat hadits yang menyebut
tempat fitnah ada di sebelah TIMUR dan tempat MATAHARI TERBIT adalah di
MADINAH. Kita harus paham dasar-dasar ilmu Geografi atau Ilmu Bumi agar
bisa paham. Madinah dan Riyadh (Najd) letaknya sejajar sekitar 24
derajad lintang utara. Sementara Kufah / Najaf terletak di 32 derajad
lintang utara. 8 derajad lebih utara dari kota Madinah. Sebagai
perbandingan, Amman, Yordania yang ada di utara Madinah sejajar dengan
Kufah yaitu di 32 derajad lintang utara. Matahari itu paling tinggi
posisinya berada di 23,5 derajad lintang utara pada tanggal 21 Juni
sebelum akhirnya bergerak ke selatan. Jadi matahari terbit di Madinah
itu posisinya dari arah Najd yang persis ada di sebelah timur Madinah.
Tidak mungkin dari Iraq yang ada di utara Madinah.
Dari sini kita paham bahwa Najd yang
dimaksud adalah Najd sekarang yang memang ada tepat di sebelah timur
Madinah. Bukan Iraq yang berada di utara.
Di sini:
Anda bisa melihat berbagai peta kota
Madinah, Najd, dan Iraq baik dari segi topografi sehingga paham daerah
yang tinggi (Najd) dan yang rendah (bukan Najd), serta tempat yang di
timur kota Madinah itu apa.
حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah
menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata telah
menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah
menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar
kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya
bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah
munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]
حدثنا محمد بن عبد الله بن عمار الموصلي قال حدثنا أبو هاشم محمد بن علي عن المعافى عن أفلح بن حميد عن القاسم عن عائشة قالت وقَّت رسول الله صلى الله عليه وسلم لأهل المدينة ذا الحُليفة ولأهل الشام ومصر الجحفة ولأهل العراق ذات عرق ولأهل نجد قرناً ولأهل اليمن يلملم
Telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin ‘Abdullah bin ‘Ammar Al Maushulli yang berkata telah menceritakan
kepada kami Abu Haasyim Muhammad bin ‘Ali dari Al Mu’afiy dari Aflah bin
Humaid dari Qasim dari Aisyah yang berkata Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di
Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam dan Mesir di Juhfah, bagi penduduk
Iraq di Dzatu ‘Irq, bagi penduduk Najd di Qarn dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam (Shahih Sunan Nasa’i no 2656)
Hadits Nabi di atas berulang-kali
menyebut Tanduk Setan (Qorn Syaithon). Dan Miqat Haji penduduk Najd di
Qarn (Tanduk). Sementara Miqat penduduk Iraq di Dzatu “Irq. Jelas bukan
kalau Najd dan Iraq adalah 2 nama yang berbeda yang menunjukkan 2 tempat
yang berbeda. Jadi tidak bisa ditakwil-takwilkan jadi Iraq adalah Najd.
Tidak betul itu!
Berbagai hadits di atas tentang Najd
sesungguhnya menunjukkan Najd itu adalah Najd yang dikenal umum baik di
zaman Nabi mau pun sekarang. Bukan tempat lainnya sebagaimana
ditafsirkan Ibnu Taimiyyah ada di Kufah. Apalagi Najd yang dikenal di
zaman Nabi di hadits tersebut disebut ada di TIMUR kota Madinah dan
tempat terbitnya matahari. Tak mungkin penduduk Madinah melihat matahari
terbit dari arah Kufah. Najd sekarang pun memang selain di Timur
Madinah juga merupakan dataran Tinggi (762 hingga 1.525 meter di atas
permukaan laut). Di hadits Sunan Nasa’i no 2656 Nabi menyebutkan tempat
miqat bagi penduduk Iraq dan penduduk Najd. Jelas Iraq dan Najd adalah 2
tempat yang berbeda.
Sebaliknya Kufah yang juga disebut An
Najaf ternyata terletak di dataran rendah di lembah sungai Efrat. Jadi
tidak mungkin Ibnu Taimiyyah berkata demikian. Bisa jadi ulama Wahabi
memang suka mengubah-ubah tulisan sebagaimana disinyalir oleh Syekh
Idahram dan juga beberapa ulama lainnya. Sehingga ada ulama yang bilang
kalau beli kitab kuning sebaiknya beli di Yaman atau Mesir. Jangan di
Arab Saudi sebab sudah dirubah-rubah oleh Wahabi.
Coba lihat peta Kufah (An Najaf) yang berada di daerah hijau (dataran rendah). Bukan kuning yang merupakan tanda dataran tinggi:
Apalagi Muhammad bin Abdul Wahab dikenal
juga dengan Muhammad bin Abdul Wahab An Najdi. Jadi bagaimana lagi mau
berkelit atau mentakwil-takwilkannya dengan cara lain sehingga Najd yang
dimaksud Nabi itu berbeda dengan Najd yang dikenal masyarakat Arab baik
di zaman dahulu atau pun sekarang?
http://id.wikipedia.org/wiki/Najd
Ada pernyataan kelompok Salafi Wahabi mengenai celaan terhadap kota Najd yang merupakan tempat kelahiran pendiri paham Wahabi: Muhammad bin Abdul Wahab. “Apa salahnya jika lahir di Najd? Apakah otomatis akan jadi Khawarij/Sesat?”
Tidak salah memang. Apalagi jika memang
orang tersebut memurnikan ajaran Islam dengan memurnikan Tauhid dan
menghidupkan Sunnah. Yang jadi masalah adalah jika cara dakwahnya
akhirnya menganggap sesat/kafir sesama Muslim bahkan ulama apalagi
sampai membunuh sesama Muslim sehingga timbul Fitnah. Jika itu sampai
terjadi, tentu orang tersebut merupakan Khawarij pembuat Fitnah yang
disebut Nabi berasal dari Najd di sebelah timur kota Madinah (arah
tempat terbitnya matahari di kota Madinah).
Kalau kita kaji Al Qur’an dan Hadits dan
Sejarah Muhammad bin Abdul Wahhab, niscaya kita tahu bahwa perkataan dan
perbuatan Muhammad bin Abdul Wahhab itu bertentangan dengan Al Qur’an
dan Hadits.
Coba lihat fitnah Muhammad bin Abdul
Wahhab yang menuduh ummat Islam (termasuk di Mekkah dan Madinah) lebih
Musyrik daripada kaum Musyrik penyembah berhala. Tersinggungkah anda
jika difitnah sbg Musyrik?
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitabnya al-Qawa’id Arba’: “Sesungguhnya kesyirikan pada zaman kita sekarang melebihi kesyirikan umat yang lalu
MBAW memfitnah ummat Islam di Mekkah,
Madinah, dan kota2 lain di jazirah Arab sebagai lebih Musyrik daripada
orang Kafir Quraisy Mekkah dulu. Ini jelas bertentangan dengan firman
Allah untuk tidak mengolok-olok dan menggunjing sesama Muslim [Al
Hujuraat 11-12]
Menyebut Muslim sebagai Musyrik sama dengan memfitnah Muslim sebagai
Murtad. Menurut Islam, hukuman bagi orang-orang Murtad adalah mati. Tak
heran jika Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikut-pengikutnya akhirnya
memerangi dan membunuh orang Islam di Thaif, Mekkah, Madinah, dsb.
“Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran” (Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu: “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [An Nisaa' 94]
Tiga perkara berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang
yang mengucapkan “Laailaaha illallah” karena suatu dosa yang
dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan;
(2) Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada
saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal tidak dapat dirubah
oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan seorang yang adil; (3)
Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu Dawud)
Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/02/07/larangan-mencaci-dan-membunuh-sesama-muslim/
Di situ juga disebut bagaimana MAW bekerjasama dengan Raja Arab guna memerangi musuhnya:
Selanjutnya, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab berkerjasama secara sistematis dan saling menguntungkan dengan keluarga Saud untuk menegakkan Islam.Padahal Nabi memerintahkan agar menjauhi para penguasa/raja:
http://www.arrahmah.com/read/2011/11/22/16492-syekh-muhammad-bin-abdul-wahhab-pejuang-tauhid-yang-memurnikan-islam.html
Rasulullah SAW. Beliau bersabda, ”Barang siapa tinggal di
padang pasir, ia kekeringan. Barang siapa mengikuti buruan ia lalai. Dan
barang siapa yang mendatangi pintu-pintu penguasa, maka ia terkena
fitnah.” (Riwayat Ahmad).
Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)
Meski hadits diatas mencerca ulama yang bergaul-erat dengan penguasa,
pada dasarnya jika untuk memberi nasehat kebaikan tidak masalah. Tapi
jika justru memberi keburukan sehingga si Raja tersebut gemar berperang
membunuh sesama Muslim, niscaya itu tidak baik.Itu adalah tulisan dari website Wahabi, arrahmah.com. Jika kita membacanya tidak dengan kritis/tidak pakai akal, niscaya kita tidak paham. Tapi jika kita menggunakan akal, niscaya kita tahu kalau Keluarga Saud yang hampir seluruh kehidupannya TERLIBAT PEPERANGAN dgn “KEPALA SUKU” lain selama 28 TAHUN itu sebetulnya memerangi dan membunuh orang-orang Islam. Boleh dikata sejak zaman Sahabat seluruh Jazirah Arab itu sudah Islam. Kalau disebut perang dengan kepala suku, artinya Ibnu Saud yang dibantu MBAW itu memerangi/membunuh ummat Islam di jazirah Arab selama 28 tahun termasuk Mekkah dan Madinah yang mereka “TAKLUKKAN”. Bahkan lebih karena diteruskan oleh penggantinya. Tidak ada di situ disebut perang melawan Inggris.Keluarga Saud yang hampir seluruh kehidupanya terlibat dalam PEPERANGAN dengan kepala-kepala suku lainnya selama 28 tahun, secara perlahan namun pasti memasuki masa kejayaannya…Keluarga Ibnu Saud, sebagai pendukung dan unsur utama garakan ini segera menaklukkan hampir seluruh semenanjung Arab, termasuk kota-kota suci Mekkah dan Madinah. Gerakan Wahabi ini akhirnya menjadi mazhab fikih resmi keluarga Saudi yang berkuasahttp://www.arrahmah.com/read/2011/11/22/16492-syekh-muhammad-bin-abdul-wahhab-pejuang-tauhid-yang-memurnikan-islam.html
Silahkan baca juga:
Salafi Wahabi Memecah Belah Islam dari Dalam
Beberapa Kekeliruan Salafi Wahabi
Muhammad bin Abdul Wahhab: Mujaddid atau Fitnah dari Najd?
Membantah Salafy: Dimanakah Masyriq Pada Hadis Fitnah [Najd] : Rabiah Mudhar Ahlul Masyriq.
Posted by bicarasalafy pada Maret 11, 2011
Dimanakah Masyriq Pada Hadis Fitnah [Najd] : Rabiah Mudhar Ahlul Masyriq
SUMBER: Analisis Pencari Kebenaran
Dimanakah Masyriq Pada Hadis Fitnah [Najd] : Rabiah Mudhar Ahlul Masyriq
Tulisan ini bisa dibilang pengulangan
yang disertai dengan sedikit tambahan untuk membungkam para salafy
berkaitan dengan hadis Najd. Seperti yang kita ketahui bersama, salafy
berkeras [bin ngotot] kalau Najd yang dimaksud dalam hadis Fitnah Najd
adalah Iraq bukannya Najd yang ada di Jazirah Arab. Cara pendalilan
mereka ini telah kami bahas dan merupakan fallacy [sesat pikir] yang
sangat nyata [bagi yang belum membacanya maka silakan membaca beberapa
tulisan kami tentang Najd].
- Hadis Tanduk Setan Kontroversi Najd dan Irak
- Analisis Hadis Tanduk Setan Najd Bukan Irak
- Najd Bukan Irak Bantahan Bagi Salafy
.
.
Hadis Fitnah Timur : Najd
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا وكيع عن عكرمة بن عمار عن سالم عن ابن عمر قال خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم من بيت عائشة فقال رأس الكفر من ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان يعني المشرق
Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar bin Abi Syaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Waki’
dari Ikrimah bin ‘Ammar dari Salim dari Ibnu Umar yang berkata
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari pintu rumah Aisyah
dan berkata “sumber kekafiran datang dari sini dari arah munculnya
tanduk setan yaitu timur [Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
وحدثني حرملة بن يحيى أخبرنا ابن وهب أخبرني يونس عن ابن شهاب عن سالم بن عبدالله عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال وهو مستقبل المشرق ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepadaku Harmalah
bin Yahya yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb yang
berkata telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Salim bin
‘Abdullah dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
berkata dan Beliau menghadap kearah timur “fitnah datang dari sini,
fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, dari arah munculnya
tanduk setan” [Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
Kedua hadis di atas dengan jelas
menyebutkan tentang masyriq [timur] sebagai arah tempat datangnya fitnah
atau arah munculnya tanduk setan. Pertanyaannya adalah timur yang
dimana?. Salafy mengatakan bahwa di masa arab dahulu istilah timur barat sama halnya dengan istilah kanan kiri. Artinya
di sebelah kanan adalah timur dan disebelah kiri adalah barat. Salafy
menginginkan dengan pengertian tersebut maka arah timur yang dimaksud
tidak mesti tepat di timur arah mata angin sekarang. Syubhat salafy ini
terbantahkan dengan adanya berbagai hadis shahih yang menunjukkan kalau
arah timur yang dimaksud adalah arah matahari terbit. Yaitu hadis
berikut
حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah
menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata telah
menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah
menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar
kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya
bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah
munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]
حدثنا موسى بن هارون ثنا عبد الله بن محمد بوران نا الأسود بن عامر نا حماد بن سلمة عن يحيى بن سعيد عن سالم عن بن عمر أن النبي صلى الله عليه و سلم استقبل مطلع الشمس فقال من ها هنا يطلع قرن الشيطان وها هنا الفتن والزلازل والفدادون وغلظ القلوب
Telah menceritakan kepada kami Musa
bin Harun yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Muhammad Fuuraan yang berkata telah menceritakan kepada kami Aswad bin
‘Aamir yang berkata telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah
dari Yahya bin Sa’id dari Salim dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menghadap kearah matahari terbitseraya berkata “dari
sini muncul tanduk setan, dari sini muncul fitnah dan kegoncangan dan
orang-orang yang bersuara keras dan berhati kasar [Mu’jam Al Awsath Thabrani 8/74 no 8003 dengan sanad shahih]
Tidak hanya soal arah yang dimaksud timur
matahari terbit. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga
menyebutkan nama tempat yang dimaksud yang sesuai dengan arah timur
matahari terbit dari Madinah. Tempat tersebut adalah Najd
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami
Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun
dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam
kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”.
Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah
muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
Najd disini bukanlah Iraq karena antara
Najd dan Iraq hanya Najd yang merupakan tempat dengan arah timur
matahari terbit dari Madinah. Salafy bisa saja berdalih kalau Iraq juga
terletak di timur madinah dengan alasan kanan Madinah adalah timur dan
kiri Madinah adalah barat tetapi dalih tersebut tertolak dengan
penjelasan arah yang dimaksud adalah timur matahari terbit. Irak tidak
terletak pada arah timur matahari terbit. Siapapun yang berada di
Madinah dan menyaksikan arah terbitnya matahari kemudian ia menelusuri
jalan dengan arah tersebut maka ia akan sampai di Najd bukan di Iraq.
Selain menunjukkan nama tempat tersebut,
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga menyebutkan ciri-ciri
orang atau penduduk di tempat tersebut. Diantaranya Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] menyebutkan kalau orang-orang disana
[tempat munculnya fitnah] adalah orang yang berhati sombong dan angkuh
termasuk pengembala unta atau dikenal dengan sebutan Ahlul wabar.
حدثنا يحيى بن يحيى قال قرأت على مالك عن أبي الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال رأس الكفر نحو الشرق والفخر والخيلاء في أهل الخيل والإبل الفدادين أهل الوبر والسكينة في أهل الغنم
Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Yahya yang berkata qara’tu ala [aku membacakan kepada] Malik dari
Abi Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda “sumber kekafiran datang dari timur,
kesombongan dan keangkuhan adalah milik orang-orang pengembala kuda dan
unta Al Faddaadin Ahlul Wabar [arab badui] dan kelembutan ada pada
pengembala kambing [Shahih Muslim 1/71 no 52]
حدثنا عبدالله بن عبدالرحمن أخبرنا أبو اليمان عن شعيب عن الزهري حدثني سعيد بن المسيب أن أبا هريرة قال سمعت النبي صلى الله عليه و سلم يقول جاء أهل اليمن هم أرق أفئدة وأضعف قلوبا الإيمان يمان والحكمة يمانية السكينة في أهل الغنم والفخر والخيلاء في الفدادين أهل الوبر قبل مطلع الشمس
Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah bin ‘Abdurrahman yang berkata telah mengabarkan kepada kami
Abul Yaman dari Syu’aib dari Az Zuhri yang berkata telah mengabarkan
kepadaku Sa’id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata aku mendengar
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Penduduk Yaman datang,
mereka bertingkah laku halus dan berhati lembut iman di Yaman, hikmah di
Yaman, kelembutan ada pada penggembala kambing sedangkan kesombongan
dan keangkuhan ada pada orang-orang Faddadin Ahlul Wabar [arab badui] di
arah terbitnya matahari [Shahih Muslim 1/71 no 52]
Kedua hadis di atas menyebutkan tempat
munculnya fitnah adalah tempat pada arah timur matahari terbit dimana
orang-orang disana dikenal sebagai pengembala unta, orang yang berhati
kasar sombong dan angkuh yang merupakan tabiat kebanyakan dari ahlul
wabar atau arab badui. Ahlul wabar bisa diartikan sebagai orang arab
badui karena tempat tinggal mereka terbuat dari al wabr atau bulu. Di
masa Nabi [shallallahu 'alaihi wasallam] Ahlul wabar tinggal di Najd.
.
.
Rabi’ah dan Mudhar Ahlul Masyriq
Selain menyebutkan ciri-ciri mereka,
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga menyebutkan kabilah
mereka yang dikenal sebagai Rabiah dan Mudhar. Rabi’ah dan Mudhar
dikenal sebagai Ahlul Masyriq [penduduk timur] di masa Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam]
حدثنا مسدد حدثنا يحيى عن إسماعيل قال حدثني قيس عن عقبة بن عمرو أبي مسعود قال أشار رسول الله صلى الله عليه وسلم بيده نحو اليمن، فقال الإيمان يمان هنا هنا، ألا إن القسوة وغلظ القلوب في الفدادين، عند أصول أذناب الإبل، حيث يطلع قرنا الشيطان، في ربيعة ومضر
Telah menceritakan kepada kami
Musaddad yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma’il
yang berkata telah menceritakan kepadaku Qais bin Uqbah bin Amru Abi
Mas’ud yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman disini
dan kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau
pedalaman] yang sibuk dengan unta-unta mereka dari arah munculnya tanduk
setan [dari]Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126]
Dalil-dalil di atas hanya pengulangan
dari tulisan kami sebelumnya tetapi disini akan kami tambahkan sedikit
dalil shahih kalau Rabiah dan Mudhar adalah penduduk Masyriq [timur] di
masa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Berikut hadis yang memuat
keterangan tentang Rabi’ah dan Mudhar
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ كُنْتُ أُتَرْجِمُ بَيْنَ ابْنِ عَبَّاسٍ وَبَيْنَ النَّاسِ فَقَالَ إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ أَتَوْا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ الْوَفْدُ أَوْ مَنْ الْقَوْمُ قَالُوا رَبِيعَةُ فَقَالَ مَرْحَبًا بِالْقَوْمِ أَوْ بِالْوَفْدِ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا نَدَامَى قَالُوا إِنَّا نَأْتِيكَ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيدَةٍ وَبَيْنَنَا وَبَيْنَكَ هَذَا الْحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ وَلَا نَسْتَطِيعُ أَنْ نَأْتِيَكَ إِلَّا فِي شَهْرٍ حَرَامٍ فَمُرْنَا بِأَمْرٍ نُخْبِرُ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا نَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ فَأَمَرَهُمْ بِأَرْبَعٍ وَنَهَاهُمْ عَنْ أَرْبَعٍ أَمَرَهُمْ بِالْإِيمَانِ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَحْدَهُ قَالَ هَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ وَحْدَهُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَتُعْطُوا الْخُمُسَ مِنْ الْمَغْنَمِ وَنَهَاهُمْ عَنْ الدُّبَّاءِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ قَالَ شُعْبَةُ رُبَّمَا قَالَ النَّقِيرِ وَرُبَّمَا قَالَ الْمُقَيَّرِ قَالَ احْفَظُوهُ وَأَخْبِرُوهُ مَنْ وَرَاءَكُمْ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Basyaar yang berkata telah menceritakan kepada kami Ghundar
yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abi Jamrah
yang berkata saya pernah menjadi penterjemah antara Ibnu Abbas dan
orang-orang. [Ibnu Abbas] berkata “sesungguhnya delegasi [utusan] Abdul
Qais pernah mendatangi Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Beliau
[shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “siapakah utusan itu atau kaum
itu?”. [para sahabat] berkata “Rabi’ah”. Beliau [shallallahu ‘alaihi
wasallam] berkata “selamat datang kaum atau utusan semoga tidak ada
kesedihan dan penyesalan. Mereka berkata “kami datang dari perjalanan
jauh dan diantara tempat tinggal kami dan tempat tinggal-Mu terdapat
perkampungan kaum kafir Mudhar sehingga kami tidak bisa datang kepadaMu
kecuali pada bulan haram maka perintahkanlah kepada kami perintah yang
dapat kami ajarkan kepada orang-orang di tempat kami dan karenanya kami
dapat masuk surga. Maka Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]
memerintahkan kepada mereka empat hal dan melarang mereka empat hal,
memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah ‘azza wajalla
satu-satunya. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “tahukah
kalian arti beriman kepada Allah satu-satunya?”. Mereka berkata “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau [shallallahu ‘alaihi
wasallam] berkata “bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah Rasulullah dan mendirikan Shalat dan menunaikan zakat
dan berpuasa di bulan ramadhan dan memberikan seperlima [khumus] dari
harta rampasan perang [ghanimah] . Dan Nabi [shallallahu ‘alaihi
wasallam] melarang mereka dari meminum Ad Dubaa’ Al Hantam dan Al
Muzaffat. Syu’bah berkata “terkadang Beliau [shallallahu ‘alaihi
wasallam] menyebutkan An Naqiir dan terkadang berkata Muqayyir.
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “hafalkanlah itu dan
kabarkanlah kepada orang-orang di tempat kalian” [Shahih Bukhari 1/29 no 87]
Hadis di atas menjelaskan bahwa kabilah
Abdul Qais adalah salah satu dari Kabilah Rabi’ah dan diantara tempat
tinggal mereka dan tempat tinggal Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] di
madinah terdapat tempat tinggal kabilah Mudhar [yang masih kafir].
Pertanyaannya siapakah kabilah Abdul Qais ini dan dimana mereka tinggal.
Terdapat dalil shahih yang menyebutkan kalau Abdul Qais termasuk
penduduk Masyriq [timur]
حدثنا أحمد قال حدثنا شباب قال حدثنا عون بن كهمس قال حدثنا هشام بن حسان عن محمد بن سيرين عن أبي هريرة عن النبي قال خير أهل المشرق عبد القيس
Telah menceritakan kepada kami Ahmad
yang berkata telah menceritakan kepada kami Syabaab yang berkata telah
menceritakan kepada kami ‘Aun bin Kahmas yang berkata telah menceritakan
kepada kami Hisyaam bin Hassaan dari Muhammad bin Sirin dari Abu
Hurairah dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang
bersabda “penduduk Masyriq [timur] yang paling baik adalah Abdul Qais” [Mu’jam Al Awsath Thabrani 2/171 no 1615]
Hadis ini sanadnya shahih diriwayatkan oleh para perawi yang terpercaya. Berikut adalah keterangan mengenai para perawinya
- Ahmad syaikh [guru] Thabrani dalam sanad di atas adalah Ahmad bin Husein bin Nashr Abu Ja’far Al ‘Askariy . Daruquthni menyatakan kalau ia seorang yang tsiqat [Su’alat Hamzah 1/146 no 144]
- Syabab adalah Khalifah bin Khayaath termasuk salah satu syaikh [guru] Bukhari. Ibnu Adiy menyatakan ia hadisnya lurus shaduq. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat dan menyatakan ia mutqin. Maslamah berkata “tidak ada masalah padanya” [At Tahdzib juz 3 no 304]. Adz Dzahabi menyatakan ia shaduq [Al Kasyf no 1409]
- ‘Aun bin Kahmas adalah salah satu perawi Abu Dawud. Telah meriwayatkan darinya jamaah tsiqat. Ahmad bin Hanbal berkata “tidak dikenal”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Abu Dawud berkata “tidak disampaikan kepadaku kecuali yang baik” [At Tahdzib juz 8 no 313]. Ibnu Hajar menyatakan ia maqbul tetapi dikoreksi dalam Tahrir At Taqrib kalau ia seorang yang shaduq hasanul hadis [Tahrir Taqrib At Thadzib no 5225]. Adz Dzahabi menyatakan “tsiqat” [Al Kasyf no 4319]
- Hisyam bin Hassaan adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Ibnu Ma’in, Al Ijli, Ibnu Saad Ibnu Syahin, Utsman bin Abi Syaibah dan Ibnu Hibban menyatakan tsiqat. Abu Hatim dan Ibnu Adiy berkata “shaduq”. [At Tahdzib juz 11 no 75]. Ibnu Hajar menyatakan tsiqat dan termasuk orang yang tsabit riwayatnya dari Ibnu Sirin [At Taqrib 2/266]
- Muhammad bin Sirin adalah perawi kutubus sittah tabiin yang dikenal tsiqat. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat tsabit dan ahli ibadah [At Taqrib 2/85]. Adz Dzahabi menyatakan ia tsiqat hujjah [Al Kasyf no 4898]
Hadis di atas menyebutkan kalau
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyebut Abdul Qais sebagai
ahlul masyriq [penduduk timur] yang paling baik. Apakah masyriq [timur]
yang dimaksud?. Arah timur manakah yang dimaksud?. Dimana sebenarnya
tempat tinggal kabilah Abdul Qais?. Perhatikan hadis berikut
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ الضُّبَعِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ جُمُعَةٍ جُمِّعَتْ بَعْدَ جُمُعَةٍ فِي مَسْجِدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسْجِدِ عَبْدِ الْقَيْسِ بِجُوَاثَى مِنْ الْبَحْرَيْنِ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu
‘Aamir Al ‘Aqdiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin
Thahman dari Abi Jamrah Adh Dhuba’iy dari Ibnu Abbas yang berkata
“sesungguhnya shalat jum’at yang pertama dilakukan setelah shalat jum’at
di masjid Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] adalah di
masjid kabilah Abdul Qais di Juwatsa daerah Bahrain [Shahih Bukhari 2/5 no 892]
Jadi kabilah Abdul Qais yang termasuk
salah satu kabilah Rabi’ah tinggal di Bahrain. Dimanakah Bahrain?.
Bahrain adalah kawasan yang terletak di sebelah timur arah matahari
terbit dari madinah. Kalau Bahrain adalah tempat tinggal kabilah Abdul
Qais maka dimanakah tempat tinggal kafir Mudhar yang disebutkan dalam
hadis Bukhari sebelumnya terletak di antara madinah [tempat tinggal
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] dan Bahrain [tempat tinggal Abdul
Qais]. Jawabannya gampang, ambil peta dan lihat tempat itu adalah Najd.
أخبرنا عمر بن سعيد بن سنان قال أخبرنا أحمد بن أبي بكر عن مالك عن عبد الله بن دينار عن ابن عمر أنه قال رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم يشير نحو المشرق ويقول ( ها إن الفتنة ها هنا إن الفتنة ها هنا من حيث يطلع قرن الشيطان ) قال أبو حاتم رضي الله عنه مشرق المدينة هو البحرين و مسيلمة منها وخروجه كان أول حادث حدث في الإسلام
Telah mengabarkan kepada kami Umar
bin Sa’id bin Sinaan yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ahmad
bin Abu Bakar dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar yang
berkata sesungguhnya aku melihat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] mengarahkan tangannya kea rah timur dan berkata “dari sini
fitnah dari sini fitnah dari sini dari arah munculnya tanduk setan”. Abu
Hatim berkata “timur madinah adalah Bahrain, Musailamah berasal darinya
dan keluar darinya dialah yang pertama membuat bid’ah dalam islam” [Shahih Ibnu Hibban 15/24 no 6648 Syaikh Al Arnauth berkata “shahih dengan syarat Bukhari Muslim]
Kawasan Bahrain dan sekitarnya termasuk
Najd adalah kawasan yang di masa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]
dikenal sebagai masyriq [timur] sehingga penduduknya Rabi’ah dan Mudhar
disebut sebagai ahlul masyriq.
Jadi hadis fitnah yang katanya muncul
dari arah timur matahari terbit dari arah munculnya tanduk setan dari
Rabiah dan Mudhar maka sangat jelas tempat yang dimaksud adalah Najd
sebagaimana yang tertera jelas dalam hadis shahih.
Catatan : sedikit
tentang Bahrain, dahulu Bahrain meliputi daerah kawasan timur yaitu
Ahsa, Qatif dan Awal. Sekarang Ahsa dan Qatif menjadi bagian dari
propinsi timur Arab Saudi dan Awal menjadi yang sekarang dikenal sebagai
kepulauan Bahrain. Jadi dahulu Bahrain itu bersebelahan dengan Najd.
Selengkapnya tentang Bahrain dapat dibaca disini. Gambar dicomot dari Mbah Gugel blog-nya salafytobat
http://jalansunnah.wordpress.com/2011/08/13/menuntaskan-fitnah-najd-sebagai-negeri-dua-tanduk-setan/
Menuntaskan Fitnah NAJD Sebagai Negeri Dua Tanduk Setan
Posted on Agustus 13, 2011 | 1 Komentar
“….katakanlah Najd yang dimaksud adalah Najd Hijaz dan diantara dua tanduk Syaitan tersebut adalah Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab -rahimahullah- dengan
‘Wahhabi’nya… maka konsekuensi logisnya adalah ‘Wahhabi’ merupakan
‘Ajaran Syaitan’ dan pengikutnya adalah ‘Syaitan Manusia’,
dan konsekuensi logisnya lagi adalah ‘Anti-Wahhabi’ meyakini bahwa Haramain (Makkah & Madinah) telah dikuasai oleh ‘Syaitan’. Apakah ini tidak bertentangan dengan sekian banyak dalil yang menyatakan bahwa Syaitan tidak mampu memasuki Makkah dan Madinah yang merupakan benteng terakhir Ummat Islam ?…..”
* * *
Sumber : http://syaikhulislaam.wordpress.com/2011/02/21/fitnah-dari-timur/
MIQAT HAJI MENYINGKAP MISTERI NAJD DAN FITNAH TANDUK (QARN) SETAN ?
Selama ini kaum Salafi Wahabi selalu mengelak bahwa Najd itu bukan di Hijaz, tetapi menurut mereka bahwa najd adalah di Irak.
Lalu kenapa Nabi Muhammad Saw mengatakan bahwa Miqat Penduduk Najd di
Qarn seperti disebutkan dalam Hadist Shahih “Sunan Al Imam Al Nasa’i”
no. 2656? Nah, bukankah hadits ini bisa menjadi bukti bahwa yang
dimaksud oleh Nabi dengan Najd itu bukan berada di Irak?
Seandainya Najd adalah Irak, apa manfaatnya ketika Rasulullah Saw membedakan miqat bagi penduduk Najd dan penduduk Iraq
sebagaimana yang ada dalam hadits shahih Al Nasa’i? Penduduk Iraq
miqotnya di Dzat Irq (Timur Laut Makkah), sedangkan Penduduk Najd miqat
di Qarnul Manazil sebelah timur dari kota Makkah. Mari kita lihat
bersam-sama haditsnya sebagai berikut:
حدثنا محمد بن عبد الله بن عمار الموصلي قال حدثنا أبو هاشم محمد بن علي عن المعافى عن أفلح بن حميد عن القاسم عن عائشة قالت وقَّت رسول الله صلى الله عليه وسلم لأهل المدينة ذا الحُليفة ولأهل الشام ومصر الجحفة ولأهل العراق ذات عرق ولأهل نجد قرناً ولأهل اليمن يلملم
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Ammar Al Maushulli yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Haasyim Muhammad bin ‘Ali dari Al Mu’afiy dari Aflah bin Humaid dari Qasim dari Aisyah yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam dan Mesir di Juhfah, bagi penduduk Iraq di Dzatu ‘Irq, bagi penduduk Najd di Qarn dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam (Shahih Sunan Nasa’i no 2656)
****
Wajib Haji: Berniat Ihram di Miqat
Definisi: Berniat ihram ialah berniat untuk mengerjakan haji. Niat tersebut hendaklah dilakukan di miqat.Definis Miqat: Miqat ialah ketentuan tempat atau masa untuk berniat ihram haji. Miqat terbahagi kepada dua iaitu Miqat Zamani dan Miqat Makani.
MIQAT ZAMANI BAGI HAJI
Miqat Zamani haji ialah waktu bagi seseorang untuk berniat ihram haji. Dimulai sejak dari 1 Syawal hingga seketika sebelum terbit fajar (masuk waktu Subuh) pada hari 10 Zulhijjah. Tempo inilah yang dinamakan sebagai bulan-bulan haji. Apabila seseorang itu berniat ihram haji dalam bulan-bulan tersebut maka niatnya adalah sah. Jika dia berniat haji di luar masa tersebut, maka dengan sendirinya niat ihramnya itu bertukar menjadi niat ihram umrah.
MIQAT MAKANI BAGI HAJI
Miqat Makani bagi haji ialah ketentuan tempat untuk seseorang berniat ihram haji.
MIQAT MAKANI HAJI BAGI PENDUDUK LUAR MAKKAH
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ وَقَّتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ ذَا الْحُلَيْفَةِ وَلِأَهْلِ الشَّأْمِ الْجُحْفَةَ وَلِأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنَ الْمَنَازِلِ وَلِأَهْلِ الْيَمَنِ يَلَمْلَمَ فَهُنَّ لَهُنَّ وَلِمَنْ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِ أَهْلِهِنَّ لِمَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ فَمَنْ كَانَ دُونَهُنَّ فَمُهَلُّهُ مِنْ أَهْلِهِ وَكَذَاكَ حَتَّى أَهْلُ مَكَّةَ يُهِلُّونَ مِنْهَا
“Dari Ibnu ‘Abbas radiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam telah menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul
Hulaifah, bagi penduduk Syam di Al Juhfah, bagi penduduk Najd di Qarnul Manazil
dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam. Itulah ketentuan masing-masing
bagi setiap penduduk negeri-negeri tersebut dan juga bagi yang bukan
penduduk negeri-negeri tersebut bila datang melewati tempat-tempat
tersebut dan berniat untuk hajji dan umrah. Sedangkan bagi orang-orang
selain itu, maka mereka memulai dari tempat tinggalnya (keluarga) dan
begitulah ketentuannya sehingga bagi penduduk Makkah, mereka memulainya
(bertalbiah) dari (rumah mereka) di Makkah.” ( HR Bukhari dan Muslim )
Dan dalam hadits Aisyah : “Bahwasanya Nabi Shallallahu
‘Alahi wa Salam menjadikan untuk penduduk Iraq Dzatu Irqin sebagai miqat
mereka. “ (HR. Abu Daud dan Nasa’i)
Jadi miqat haji bagi penduduk di luar Makkah berdsar petunjuk Nabi Muhammad Saw dalam hadits-hsdits di atas ada di lima tempat:
1. Yalamlam (al-Sa’diyyah):
Miqat bagi penduduk-penduduk Yaman dan orang-orang yang datang dari arahnya. Yalamlam ialah nama sebuah bukit yang terletak berhampiran Laut Merah di Semenanjung Tanah Arab. Jaraknya lebih kurang 89 kilometer dari Makkah.
Miqat bagi penduduk-penduduk Yaman dan orang-orang yang datang dari arahnya. Yalamlam ialah nama sebuah bukit yang terletak berhampiran Laut Merah di Semenanjung Tanah Arab. Jaraknya lebih kurang 89 kilometer dari Makkah.
2. Zulhulaifah (Abyar Ali/Bir Ali):
Miqat bagi penduduk Madinah dan orang-orang yang datang dari arahnya. Jaraknya lebih kurang 425 kilometer dari Makkah dan lebih kurang 10 kilometer dari Masjid Nabawi.
Miqat bagi penduduk Madinah dan orang-orang yang datang dari arahnya. Jaraknya lebih kurang 425 kilometer dari Makkah dan lebih kurang 10 kilometer dari Masjid Nabawi.
3. Al-Juhfah:
Miqat bagi penduduk Syam (Jordan, Lubnan, Palestin, Syria) dan orang-orang yang datang dari arahnya. Jaraknya lebih kurang 187 kilometer dari Makkah. Pada masa sekarang, tempat berihram bagi miqat ini ialah di kawasan yang dikenali sebagai al-Rabigh.
Miqat bagi penduduk Syam (Jordan, Lubnan, Palestin, Syria) dan orang-orang yang datang dari arahnya. Jaraknya lebih kurang 187 kilometer dari Makkah. Pada masa sekarang, tempat berihram bagi miqat ini ialah di kawasan yang dikenali sebagai al-Rabigh.
4. Qarn al-Manazil (al-Sayl):
Miqat bagi penduduk Najd dan orang-orang yang datang dari arahnya. Jaraknya dari lebih kurang 94 kilometer dari Makkah.
Miqat bagi penduduk Najd dan orang-orang yang datang dari arahnya. Jaraknya dari lebih kurang 94 kilometer dari Makkah.
5. Zatu`Irqin (al-Daribah):
Miqat bagi penduduk Iraq dan orang-orang yang datang dari arahnya. Jaraknya kurang 94 kilometer dari Makkah.
Miqat bagi penduduk Iraq dan orang-orang yang datang dari arahnya. Jaraknya kurang 94 kilometer dari Makkah.
Dari pembahasan miqat haji ini, kita jadi ingin tahu
rahasianya kenapa Nabi saw menentukan miqat bagi penduduk Najd di Qarn
al-Manazil ? Apakah ini ada hubungannya dengan hadits tentang
fitnah tanduk ( qarn ) setan di Najd? Yaitu ketika para Sahabat memohon
kepada Rasulullah Saw do’a keberkahan bagi penduduk Najd namun
Rasulullah menolak sembari bersabda: “Disanalah (Najd) akan terjadi bencana dan fitnah, dan di sana akan muncul tanduk (qarn) setan.”
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Husain bin Al Hasan berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar berkata, Beliau berdoa: Ya Allah, berkatilah kami pada negeri Syam kami dan negeri Yaman kami.
Ibnu ‘Umar berkata, Para sahabat berkata, Juga untuk negeri Najed kami.
Beliau kembali berdoa: Ya Allah, berkatilah kami pada negeri Syam kami
dan negeri Yaman kami. Para sahabat berkata lagi, Juga untuk
negeri Najed kami. Ibnu ‘Umar berkata, Beliau lalu berdoa: Disanalah
akan terjadi bencana dan fitnah, dan di sana akan muncul QARN (tanduk)
setan. (HR Bukhari 979)
Jika dihubungkan antara hadits miqat penduduk Najd di Qarn
dengan hadits tentang akan munculnya fitnah tanduk (Qarn) setan di
Najd, maka akan menjadi logis jika kita bertanya-tanya dalam hati ketika memikirkan ada misteri apa di balik ini semua?
1. Kenapa Nabi menetapkan Miqat haji penduduk NAJD Hijaaz di QARN?
2. Kenapa Nabi mnyebutnya daerah miqat itu dengan QARN?
3. Adakah kaitannya dengan hadits shahih yang menjelaskan bahwa NAJD tempat munculnya QARN (tanduk) setan?
4. Adakah hal itu suatu kebetulan? Atau ucapan Nabi itu
memang ada isyarat tertentu tentang tempat munculnya Fitnah QARN
(tanduk) setan di sana? Wallahu a’lam….
Demikianlah, semoga bermanfaat dalam memberikan inspirasi bagi kita
semua sehingga selalu berada dalam naungan hadayah Allah Swt, amin….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar