Suasana beberapa saat setelah ledakan.
Siapa di Balik Bom Boston?
April 17, 2013 at 12:16 | Share via Facebook Twitter Google+
Tajuk.co AMERIKA SERIKAT - http://tajuk.co/2013/04/siapa-di-balik-bom-boston/
Hampir 12
tahun setelah serangan WTC pada September 2001 yang menyebabkan ribuan
orang tewas dan terluka, Amerika tak pernah mengalami serangan bom.
Pemboman “Boston Marathon” yang terjadi kemarin, akan menjadikan dalam
negeri Amerika arena kekerasan, darah dan pengamanan ekstra.
Pemboman Boston yang belum terindikasi, menurut Presiden AS Barack
Obama akan dikejar pelakunya, siapapun mereka. Semua aksi-aksi teroris
akan mendapat hukuman setimpal, baik berasal dari jaringan lokal atau
asing.
Bom Boston memang penuh ketidakpastian, sebab pihak pengebom hingga
saat ini tidak mengajukan tuntutan apapun dan tidak ada pihak yang
menyatakan bertanggung jawab atas tragedi yang menewaskan tiga orang
itu. Ketidakjelasan ini sebenarnya menuntut Amerika untuk tidak tidak
terburu-buru melemparkan tuduhan sebelum ada bukti yang kuat.
Kepala Departemen Hubungan Internasional di Universitas Amerika, Dr
Ghassan Shabana, mengatakan bahwa analisa terbaik adalah pemerintah AS
memiliki informasi tentang keterlibatan kelompok lokal terkait rangkaian
ledakan ini. Karena itu, AS masih sungkan membocorkan informasi siapa
di balik kasus ini.
Dia menambahkan bahwa keengganan pemerintah AS ini pernah terjadi
dengan merujuk tahun 1995, ketika seorang pemuda kulit putih Amerika
bernama Timothy McVeigh meledakkan sebuah gedung federal di Oklahoma
dan merenggut nyawa ratusan orang tewas dan terluka.
Dalam pemboman ini, sambung Shabana, pemerintahan Bill Clinton diam
hingga sepuluh hari mencari tanpa ada arahan apapun terkait tuduhan ke
pihak mana yang terlibat. Sebabnya, informasi yang dimiliki intelejen AS
menyebutkan bahwa pelakunya adalah pemuda kulit putih berambut pirang
dengan tato di tangannya. Sangat berbeda dengan asumsi teroris yang
biasanya terkait dengan sosok dari dunia Arab dan Muslim.
Shabana mengindikasikan kemungkinan ledakan “Boston Marathon” pada 19
April, ada kaitannya dengan pemboman Oklahoma yang terjadi pada tanggal
19 April sehingga merupakan peringatan tahun ke 18 dari pemboman
Oklahoma.
Shabana tidak mengesampingkan kemungkinan pelakunya adalah
kelompok-kelompok ekstremis yang bereaksi pada hari pajak umum, yang
bertepatan dengan 15 April karena mayoritas rakyat Amerika tidak
menyukai hari pajak.
Shabana meringkas analisanya yang dirilis oleh Aljazeera. Menurutnya,
ada tiga kemungkinan di balik bom Boston.
Pertama, peringatan pemboman
di Oklahoma.
Kedua, disebabkan sikap Obama dan Menteri Pertahanan, Chuck
Hagel yang ingin mengurangi anggaran pertahanan sebanyak seratus miliar
dolar. “Tragedi pemboman ini, otomatis akan mendorong masyarakat
menuntut pemerintah untuk menambah biaya atau anggaran pertahanan,”
jelas Shabana.
Analisa ketiga adalah gangguan terhadap Presiden Obama terkait
kebijakan ekonomi domestik, dan tekanan agar memperbaiki kondisi ekonomi
serta menciptakan lapangan kerja baru.
Shabana juga menyinggung tentang pemberitaan “New York Post” yang
menyebutkan penangkapan seorang berkebangsaan Saudi yang dicurigai
terkait bom Boston. Akan tetapi kepolisian Boston membantah ini dan
menyebut New York Post sebagai “koran kuning”, yang memang sentimen
terhadap orang-orang Arab dan Muslim.
Dalam nada yang sama pakar kajian internasional pusat Brookings di
Doha, Dr Abraham juga mengkaitkan sikap diam Washington ini mengambio
pelajaran dari pemboman Oklahoma. Kala itu, sejumlah pejabat dan media
AS langsung menuduh pelakunya berasal dari Arab dan beragama Islam. Tapi
ternyata pelaku pemboman adalah warga negara AS.
Menurut Ibrahim pemilihan lokasi pemboman mungkin karena acara
marathon Boston diikuti lima puluh negara dan ribuan orang peserta.
Lokasi dan event ini, merupakan lahan subur untuk mengirimkan pesan. (LNA)
Siapa yang bertanggung jawab dibalik Ledakan Bom Boston ?
OPINI | 17 April 2013 | 19:38
Serangkaian ledakan bom di Boston yang menewaskan 3 orang dan sejauh
ini sudah 145 orang mengalami luka-luka menyusul dua ledakan bom di
Marathon Boston yang nyaris bersamaan itu,sementara beberapa yang
lainnya tidak sempat meledak karena berhasil dijinakkan oleh pakar bom
negafra adi daya tersebut.
Sesaat setelah ledakan bom Boston itu aparat keamanan As dengan sigap
bergerak cepat menutup akses ke Gedung Putih dan Pennsyilvania Avenue
seiring terus memperluasa police Line ,demikian stasiun kereta bawah
tanah dsan bandara ditutup.Selain itu Preiden Barack Obama menyerukan
kepada aparat keamanan negara bagian dan kota Boston supaya membantu
pengusutan insiden bom Boston,yang menggemparkan AS
tersebut.
Beberapa saat setelah ledakan bom di Boston itu pula berbagai kota
besar dan kepentingan AS di dunia ditingkatkan keamanannya,terutama Los
Angeles,Washingtron,New York bahkan sampai London juga semakin
ditingkatkan keamanannya.Berbagai lembaga pemerintah Amerika Serikat
juga meningkatkan layanan media sosialnya seperti FB ,Twitter untuk
melaporkan kepada aparat kepolisian terdekat sekiranya warga melihat
aktifitas-aktifitas yang mencurigakan.
Ledakan bom di kota Boston Senin 15 April 2013 menyebabkan berbagai
acara-acara musik dan olah raga yang akan diselenggarakan akan dikaji
ulang sistem keamanannya,demikian laporan VOA 16 April 2013.Terutma
Marathon Lansing akhir pekan ini di Michigan,serta juga Marathon Musik
Country yang akan diadakan di Nashville 27 April depan,daan Marathon
mini di Indianapolis dan San Francisco yang direncanakan
masing-masingnya padaa bulan Mei dan Juni
mendatang.
Sejauh ini belum ada apihak-pihak yang mengakui bertanggung jawab
terhadap pemboman di Boston itu,sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi
aparat keamanan negara adi daya itu.Biasanya setiap ledakan bom
selalu segera dituding yang bertanggung jawab adalah kelompok
teroris,tetapi sampai sekarang belum diketahui kelompok mana yang
melakukan kekejian tersebut.Namun demikian tidak tertutup kemungkinan
pemboman itu dilakukan oleh kemlompok yang anti pembatasan pemilikan
senjata api yang sekarang sedang di bahas oleh Presiden Barack
Obama.
Ledakan bom Boston juga terjadi nyaris bersamaan dengan konferensi yang
dilakukan Wakil Presiden Joe Biden melalui pembicaraan
telepon ,karenanya bisa saja peledakan bom di kota Boston tersebut
sebagai aksi protes keras mereka terhadaap rencana pembahasan aturan
pembatasan pemilikan senjata api yang sudah lama menjadi tradisi
AS.Sebagaimana diketahui pula,bahwa rancangan uundang-undang pembatasan
pemilikan senjata api itu dibahas menyusul terjadi beberapa penembakan
yang terjadi di berbaga lembaga pendidikan di AS,yang sudah menewaskan
puluhan siswa sekolah dan juga guru-gurunya.
Namun demikian bukan tidak mungkin pula peledakan bom Boston terkait
dengan penugasan salah seorang guru di Sekolah Menengah Albany sehari
sebelumnya kepada siswa-siswanya untuk mengetahui kenapa sikap NAZI
sangat membenci Yahudi.Guru bahasa Inggris itu menugasinya rombelnya
berperan sebagaimana layaknya NAZI ketika melancasrkan aksi-aksi anti
Yahudi ,sebagaimana dikatakan oleh pengawas sistem pendidikan
Marguerita Van Wygraard di depan United Jewish tersebut.Meskipun guru
itu sedanag di diskusikan nasibnya oleh pihak sekolah,akan tetapi
kelompok ekstrimis sayap kanan AS tentu saja menggunakan moment itu
untuk kepentingan mereka. Lalau siapa sesungguhnya yang berada di balik
aksi pemboman di Boston itu ? Kelompok teroris sayap kanan AS ataupun
kelompok yang terkait dengan Al Qaeda musuh AS nomor wahid saat ini
Enam Ribu Tanda Tangan Bela Tersangka Pengebom Boston
By pejwan On 25 April 2013 In Top Stories
Organisasi penegakan hak asasi
internasional menginisiasi petisi untuk meminta kepada Presiden Amerika
Serikat Barrack Obama menjamin hak sipil dan peradilan yang adil untuk
Dzhokar Tsarnaev.
Hingga Rabu (24/4) sekitar pukul 15.00 WIB, petisi yang diterbitkan di laman change.org tersebut sudah
mencapai angka 6.000 tanda tangan. Petisi tersebut dilayangkan kepada
Presiden Barack Obama. Ditulis dari Chicago atas nama Anita Temisheva.
“Kami tidak ingin melihat darah korban Boston sia-sia dengan
penangkapan Dzhokar yang belum terbukti menjadi pelaku ledakan.
Semua
informasi yang terserap internasional sudah menghakimi Dzhokar sebagai
pelaku (ledakan),” tulis Temisheva dalam petisi tersebut.
Aksi mendukung Dzokhar juga terjadi di Twitter. Komunitas dunia
jaringan ini mengampanyekan penangguhan penahanan untuk Dzokhar. Sebuah
tanda dukungan bertuliskan #freejahar, menganggap Djohar adalah sebagai
korban manipulasi intelijen AS.
SOURCE: www.republika.co.id
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/04/21/fbi-larang-dokter-memaparkan-kondisi-tsarnayev.html#sthash.3rIF8FqD.dpuf
FBI larang dokter paparkan kondisi Tsarnayev
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1434 H / 21 April 2013 18:30
http://www.arrahmah.com/news/2013/04/21/fbi-larang-dokter-memaparkan-kondisi-tsarnayev.html
gambar tidak bisa diakses..knp?
BOSTON (Arrahmah.com) – Seorang dokter yang terlibat dalam
penanganan Tamerlan Tsarnayev, pemuda Muslim yang dituduh sebagai tersangka peledakan
bom Boston dan tewas ditembak polisi AS, mengatakan bahwa Tamerlan mengalami
luka dari kepala sampai kaki ketika ia tiba di rumah sakit, lansir HuffPost
pada Sabtu (20/4/2013).
Dr David Schoenfeld mengatakan kondisi Tamerlan
Tsarnayev (26) sangat kritis, kehilangan banyak darah, dan mengalami begitu
banyak luka yang menembus ketika ia tiba di Beth Israel Deaconess Medical
Center pada Jumat (19/4) pagi.
Ia tak mampu bertahan dan akhirnya dikabarkan
meninggal dunia. Dengan banyaknya luka, belum dapat dipastikan luka mana yang
membuatnya terbunuh, dan pemeriksaan medis dilakukan untuk menentukan penyebab
kematiannya.
Sementara adik Tamerlan, Dzhokhar Tsarnayev (19),
yang juga dituduh sebagai pelaku pemboman, saat ini berada dalam kondisi
kritis di rumah sakit yang sama setelah dikejar dan ditangkap polisi AS pada
Jumat (19/4) malamnya. FBI tidak mengizinkan petugas rumah sakit untuk
memaparkan tentang luka atau kondisinya secara rinci.
Dr Schoenfeld tinggal di pinggiran kota Boston Watertown dan mendengar ledakan dari baku tembak yang terjadi
pada Jumat pagi. Dia menelepon rumah sakit untuk mengingatkan para staf bahwa
mungkin akan ada orang yang terluka akibat tembakan, kemudian bergegas ke rumah
sakit untuk mengkoordinasikan persiapan.
“Kami memiliki tiga atau empat tim ahli trauma di
ruangan berbeda yang diatur dan disiapkan,” katanya saat belum tahu apakah
mereka akan menangani “tersangka” pengeboman, polisi yang terluka atau saksi,
kata Schoenfeld.
Pakaian Tamerlan Tsarnayev telah dipotong oleh
responden darurat di tempat kejadian, jadi pada saat ia tiba di rumah sakit
tidak bisa dipastikan apakah ia memakai rompi dengan bahan peledak seperti yang
telah dikabarkan sebelumnya atau tidak, kata dokter itu.
“Dari kepala sampai kaki, setiap bagian tubuhnya
mengalami luka,” katanya. “Kaki dan tangannya masih utuh – tapi ia kehilangan
satu nadi dan mengalami perhentian detak jantung, dalam artian jantung dan
sirkulasinya berhenti, sehingga dilakukan CPR, atau resusitasi kardio-paru.”
Dr Schoenfeld tidak membahas klaim polisi bahwa
Tamerlan Tsarnayev sempat tertabrak mobil yang dikendarai oleh adiknya saat ia
lari dari kejaran dan tembakan polisi.
Dokter itu mengatakan dia tidak bisa memaparkan
perawatan spesifik dalam kasus ini selain mengatakan apa yang biasanya
dilakukan kepada pasien dalam kondisi seperti itu. (banan/arrahmah.com)
BOSTON (Arrahmah.com) – Seorang dokter yang terlibat dalam
penanganan Tamerlan Tsarnayev, pemuda Muslim yang dituduh sebagai tersangka
peledakan bom Boston dan tewas ditembak polisi AS, mengatakan bahwa Tamerlan
mengalami luka dari kepala sampai kaki ketika ia tiba di rumah sakit, lansir HuffPost
pada Sabtu (20/4/2013).
Dr David Schoenfeld mengatakan kondisi Tamerlan
Tsarnayev (26) sangat kritis, kehilangan banyak darah, dan mengalami begitu
banyak luka yang menembus ketika ia tiba di Beth Israel Deaconess Medical
Center pada Jumat (19/4) pagi.
Ia tak mampu bertahan dan akhirnya dikabarkan
meninggal dunia. Dengan banyaknya luka, belum dapat dipastikan luka mana yang
membuatnya terbunuh, dan pemeriksaan medis dilakukan untuk menentukan penyebab
kematiannya.
Sementara adik Tamerlan, Dzhokhar Tsarnayev (19),
yang juga dituduh sebagai pelaku pemboman, saat ini berada dalam kondisi
kritis di rumah sakit yang sama setelah dikejar dan ditangkap polisi AS pada
Jumat (19/4) malamnya. FBI tidak mengizinkan petugas rumah sakit untuk
memaparkan tentang luka atau kondisinya secara rinci.
BOSTON (Arrahmah.com) – Seorang
dokter yang terlibat dalam penanganan Tamerlan Tsarnayev, pemuda Muslim
yang dituduh sebagai tersangka peledakan bom Boston dan tewas ditembak
polisi AS, mengatakan bahwa Tamerlan mengalami luka dari kepala sampai
kaki ketika ia tiba di rumah sakit, lansir HuffPost pada Sabtu (20/4/2013).
Dr David Schoenfeld mengatakan kondisi Tamerlan Tsarnayev (26) sangat kritis, kehilangan banyak darah, dan mengalami begitu banyak luka yang menembus ketika ia tiba di Beth Israel Deaconess Medical Center pada Jumat (19/4) pagi.
Ia tak mampu bertahan dan akhirnya dikabarkan meninggal dunia. Dengan banyaknya luka, belum dapat dipastikan luka mana yang membuatnya terbunuh, dan pemeriksaan medis dilakukan untuk menentukan penyebab kematiannya.
Sementara adik Tamerlan, Dzhokhar Tsarnayev (19), yang juga dituduh sebagai pelaku pemboman, saat ini berada dalam kondisi kritis di rumah sakit yang sama setelah dikejar dan ditangkap polisi AS pada Jumat (19/4) malamnya. FBI tidak mengizinkan petugas rumah sakit untuk memaparkan tentang luka atau kondisinya secara rinci.
Dr Schoenfeld tinggal di pinggiran kota Boston Watertown dan mendengar ledakan dari baku tembak yang terjadi pada Jumat pagi. Dia menelepon rumah sakit untuk mengingatkan para staf bahwa mungkin akan ada orang yang terluka akibat tembakan, kemudian bergegas ke rumah sakit untuk mengkoordinasikan persiapan.
“Kami memiliki tiga atau empat tim ahli trauma di ruangan berbeda yang diatur dan disiapkan,” katanya saat belum tahu apakah mereka akan menangani “tersangka” pengeboman, polisi yang terluka atau saksi, kata Schoenfeld.
Pakaian Tamerlan Tsarnayev telah dipotong oleh responden darurat di tempat kejadian, jadi pada saat ia tiba di rumah sakit tidak bisa dipastikan apakah ia memakai rompi dengan bahan peledak seperti yang telah dikabarkan sebelumnya atau tidak, kata dokter itu.
“Dari kepala sampai kaki, setiap bagian tubuhnya mengalami luka,” katanya. “Kaki dan tangannya masih utuh – tapi ia kehilangan satu nadi dan mengalami perhentian detak jantung, dalam artian jantung dan sirkulasinya berhenti, sehingga dilakukan CPR, atau resusitasi kardio-paru.”
Dr Schoenfeld tidak membahas klaim polisi bahwa Tamerlan Tsarnayev sempat tertabrak mobil yang dikendarai oleh adiknya saat ia lari dari kejaran dan tembakan polisi.
Dokter itu mengatakan dia tidak bisa memaparkan perawatan spesifik dalam kasus ini selain mengatakan apa yang biasanya dilakukan kepada pasien dalam kondisi seperti itu. (banan/arrahmah.com)
Dr David Schoenfeld mengatakan kondisi Tamerlan Tsarnayev (26) sangat kritis, kehilangan banyak darah, dan mengalami begitu banyak luka yang menembus ketika ia tiba di Beth Israel Deaconess Medical Center pada Jumat (19/4) pagi.
Ia tak mampu bertahan dan akhirnya dikabarkan meninggal dunia. Dengan banyaknya luka, belum dapat dipastikan luka mana yang membuatnya terbunuh, dan pemeriksaan medis dilakukan untuk menentukan penyebab kematiannya.
Sementara adik Tamerlan, Dzhokhar Tsarnayev (19), yang juga dituduh sebagai pelaku pemboman, saat ini berada dalam kondisi kritis di rumah sakit yang sama setelah dikejar dan ditangkap polisi AS pada Jumat (19/4) malamnya. FBI tidak mengizinkan petugas rumah sakit untuk memaparkan tentang luka atau kondisinya secara rinci.
Dr Schoenfeld tinggal di pinggiran kota Boston Watertown dan mendengar ledakan dari baku tembak yang terjadi pada Jumat pagi. Dia menelepon rumah sakit untuk mengingatkan para staf bahwa mungkin akan ada orang yang terluka akibat tembakan, kemudian bergegas ke rumah sakit untuk mengkoordinasikan persiapan.
“Kami memiliki tiga atau empat tim ahli trauma di ruangan berbeda yang diatur dan disiapkan,” katanya saat belum tahu apakah mereka akan menangani “tersangka” pengeboman, polisi yang terluka atau saksi, kata Schoenfeld.
Pakaian Tamerlan Tsarnayev telah dipotong oleh responden darurat di tempat kejadian, jadi pada saat ia tiba di rumah sakit tidak bisa dipastikan apakah ia memakai rompi dengan bahan peledak seperti yang telah dikabarkan sebelumnya atau tidak, kata dokter itu.
“Dari kepala sampai kaki, setiap bagian tubuhnya mengalami luka,” katanya. “Kaki dan tangannya masih utuh – tapi ia kehilangan satu nadi dan mengalami perhentian detak jantung, dalam artian jantung dan sirkulasinya berhenti, sehingga dilakukan CPR, atau resusitasi kardio-paru.”
Dr Schoenfeld tidak membahas klaim polisi bahwa Tamerlan Tsarnayev sempat tertabrak mobil yang dikendarai oleh adiknya saat ia lari dari kejaran dan tembakan polisi.
Dokter itu mengatakan dia tidak bisa memaparkan perawatan spesifik dalam kasus ini selain mengatakan apa yang biasanya dilakukan kepada pasien dalam kondisi seperti itu. (banan/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar