Senin, 22 April 2013

AMERIKA PERANG DENGAN IRAN..?? AHHH.. JANGAN... INI SANGAT BERBAHAYA..DAN TIDAK SEIMBANG...?? AMERIKA DENGAN SEGALA PERLENGKAPAN PERANG... TENTARA TERLATIH....DAN DIBANTU ARAB SAUDI-ISRAEL-KUWAIT-BAHRAIN...DAN TENTARA NATO..?? SDANG IRAN SENDIRI DAN JAUH DARI KEMUNGKINAN MENDAPAT BANTUAN DARI RUSIA DAN CINA... ??? .. TENTU TRAGEDI KEMANUSIAAN AKAN LEBIH MENGERIKAN...?? TETAPI NAMPAKNYA IRAN TIDAK TINGGAL DIAM..DAN TERUS DENGAN BERANI AKAN MELAWAN DENGAN SEGALA KEMAMPUAN..DAN APAPUN YANG BAKAL DIHADAPI..?? IRAN BUKAN NEGARA YANG MUDAH DIGERTAK ATAU TAKUT DENGAN ANCAMAN AMERIKA DAN ISRAEL..YANG SELALU MEMPROVOKASI..?? ....WASPADALAH.. INILAH AKHIR ZAMAN.. SIAPAPUN BISA MEMBUAT KEKAKACAUAN DIMUKA BUMI... >> TERLEBIH MEREKA MEMILIKI SENJATA CANGGIH..DAN NEGARA BESAR.. SEPERTI AMERIKA SERIKAT..?? ... . ......Sori mas Anton sy ralat lagi. Berdasar informasi terbaru yg sy dapatkan, Sunburn bisa menenggelamkan kapal induk. Rudal ini terbang dengan kecepatan supersonik dan mampu membawa hulu ledak nuklir 200 kiloton atau 750 pound konvensional. Kombinasi energi kinetik dan ledakannya bisa menenggelamkan kapal induk. Silakan lihat di sini: http://beforeitsnews.com/alternative/2012/09/the-sunburn-missile-the-weapon-that-could-defeat-the-us-in-the-gulf-2467754.html ..>> Iran mmg pusat mahzab syiah. mengenai syiah menurut Said Aqil Siraj (Ketua umum Nahdatul Ulama) tidak sesat, menurut Gusdur syiah adalah NU+Imamah, sedang NU adalah Syiah-Imamah. Tetapi ada jg syiah yg sesat, begitu juga ada Suni yg sesat. Semua mahzab ada penyimpanganya...>> Rusia memang batal menjual S-300 ke Iran karena sanksi PBB namun diam-diam justru mengirim s-400 yg lebih canggih, begitu rumornya. ADapun sunburn dan yakhnot sama sekali tidak ada halangan, bahkan sudal lama rudal sunburn diketahui telah dijual ke Iran sebelum kasus s-300 terjadi. Dong Feng sudah operasional dan kabarnya Iran sudah mendapatkannya sebagai imbalan atas akses yg diberikan Iran untuk drone Amerika yang dijatuhkan Iran...>> ... Tidak mengherankan jika Mark Gaffney, seorang pakar militer pada tahun 2004 menulis sebuah artikel: "Kapal-kapal perang Amerika berada dalam jangkauan rudal "Sunburn" dan juga rudal yang lebih canggih lainnya SS-NX-26 "Yakhont" (juga buatan Rusia, lebih cepat dan lebih jauh daya jangkaunya), yang digelar Iran di sepanjang pantai Teluk Parsia. Setiap kapal Amerika menjadi terbuka dan riskan. Saat Iran menjatuhkan jebakan, seluruh kawasan laut akan menjadi ladang pembantaian." "Anda tidak perlu menjadi Hannibal yang menghadapi Perang Cannae," tulis ahli militer Russ Winter tentang kondisi Selat Hormuz yang akan menjadi "kuburan" para pelaut Amerika. Benar, dengan ratusan pulau-pulau kecil, puluhan pelabuhan-pelabuhan dan perkampungan nelayan, Selat Hormuz menjadi tempat yang ideal untuk melakukan perang gerilya laut bagi kapal-kapal cepat Iran yang mematikan. Dan Iran masih memiliki senjata-senjata anti-kapal yang mematikan lainnya: artileri yang dikendalikan laser, ranjau laut, kapal-kapal selam, pesawat torpedo dan rudal-rudal jelajah anti-kapal lainnya yang tidak kalah canggih dari "Sunburn" dan "Yakhont" seperti "Silworm" dan "Dong Feng" buatan Cina, "Onyx", serta "Zafar" buatan Iran sendiri...>> Dibandingkan rudal anti kapal "Exocet" yang terkenal selama Perang Malvinas dan Perang Iran-Irak tahun 1980-an, "Sunburn" jauh lebih canggih: lebih cepat, lebih akurat dan lebih jauh daya jangkaunya. "Sunburn" memang dirancang untuk menembus sistem pertahanan laut Amerika "Aegis" yang terpasang di seluruh armada laut Amerika. "Aegis" bahkan bisa ditembus oleh "Exocet" yang terbang di bawah kecepatan suara sebagaimana terjadi pada kapal USS Stark yang tertembak rudal "Exocet" dalam Perang Iran-Irak...>> Pada th 1997, komandan Tentara Pengawal Republik Iran, Mohsen Rezaei mengatakan, "Iran tidak akan pernah memulai perang. Namun jika Amerika menyerang, kami akan mengubah kawasan Teluk sebagai ladang pembantaian bagi mereka. Tidak ada tempat lain sebaik Teluk Parsi untuk menghancurkan kekuatan Amerika." ..>> Majalah "New York Times" edisi terbaru menuliskan laporan utamanya tentang Perang Teluk II antara Iran melawan Amerika dan sekutunya. New York Times dengan yakin menyatakan bahwa persoalannya bukan lagi "mungkinkah" perang terjadi, melainkan "kapan" mulainya. Persiapan juga sudah dilakukan Amerika dan sekutunya untuk menyerang Iran. Selain penumpukan pasukan di negara-negara sekutunya yang berbatasan langsung atau berdekatan dengan Iran seperti Azerbeijan, Turki, dan negara-negara Teluk, Amerika saat ini tengah memobilisasi pasukan besar di pulau Socotra, Yaman dan pulau Masirah, Oman. Pada bulan Februari ini jumlah pasukan yang berada di kedua pulau diperkirakan akan mencapai 50.000 pasukan, ditambah 50.000 pasukan lainnya di negara-negara Teluk, jumlahnya sama dengan yang diperlukan Amerika saat menyerang Irak tahun 1991 dalam Perang Teluk I. Belum lagi pasukan yang telah ditempatkan di perbatasan Azerbeijan-Iran, serta Afghanistan yang jumlahnya mencapai 100.000 pasukan. Dan tidak boleh dikesampingkan adalah kedatangan 10.000 tentara Amerika di Israel dengan kedok "latihan perang". ..>> ..Sementara untuk kekuatan lautnya Amerika telah menempatkan 2 kapal induk di kawasan konflik yaitu USS Carl Vinston dan USS Abraham Lincoln. Pada minggu pertama bulan Maret jumlahnya akan ditambah dengan kapal induk USS Enterprise dan kapal induk Perancis, Charles de Gaulle. Inggris juga telah menempatkan beberapa kapal perangnya di kawasan konflik. Sekitar 2 minggu lalu USS Carl Vinston memimpin flotilla kapal perang, termasuk kapal perang Perancis dan Inggris, melintasi Selat Hormuz. Bermaksud memberi peringatan kepada Iran, pejabat tinggi Iran justru meledek bahwa Amerika tidak berani sendirian melawan Iran. Pada tahun 1993 penyanyi Sting mengeluarkan album "Ten Summoner's Tale" yang salah satu lagunya sangat saya sukai yaitu, "Something the Boy Said". Lagu itu menceritakan satu pasukan besar yang mendarat di suatu wilayah konflik. Dengan jumlah pasukan yang besar dan persenjataan kuat para anggota pasukan sangat percaya diri untuk menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Namun seorang kapten dicemaskan dengan peringatan putranya saat akan berangkat: "pasukan akan menjadi santapan burung pemakan bangkai". Misipun berlangsung, namun dengan hasil yang mengecewakan. Satu demi satu pasukan tewas sia-sia hingga akhirnya seluruh pasukan mempertanyakan missi yang diembannya dan bertanya kepada sang kapten tentang ramalan sang putra. ..>>

BAGAIMANA IRAN MENGALAHKAN AL AMERIKA


Keterangan gambar: kapal-kapal cepat Iran menghancurkan sasaran dalam sebuah latihan perang.
http://cahyono-adi.blogspot.com/2012/02/bagaimana-iran-mengalahkan-al-amerika.html#.UXTtMEoyqSo


Sejarah mencatat banyak peristiwa peperangan dimana pasukan kecil bisa mengalahkan pasukan yang jauh lebih besar. Cerita David melawan Goliath adalah salah satu cerita kuno tentang hal itu. Pasukan Alexander The Great mengalahkan balatentara Darius the Great, flotilla Inggris mengalahkan armada Spanyol di Travalgar, pasukan gerilya Raden Wijaya yang mengalahkan balatentara ekspedisi Mongol, atau pasukan Muslim yang dipimpin Rosulullah yang mengalahkan balatentara Quraisy di Badar, adalah cerita-cerita klasik. Di jaman modern kita melihat bagaimana milisi semi-militer Hizbollah mengalahkan balatentara pasukan Israel yang jumlah dan persenjataannya jauh lebih kuat, atau saat pasukan tank Jendral Guderian meluluhlantakkan seluruh pasukan Perancis dalam Perang Dunia II. Dan contoh paling afdhol tentu saja ketika para gerilyawan "sandal jepit" Taliban menelikung pasukan "Goliath" Amerika dan NATO di Afghanistan.

Dan bangsa Iran (dahulu Persia) adalah (mungkin) yang paling berpengalaman dalam hal ini. Selain kalah dari Alexander (dari Machedonia), pasukan mereka yang besar harus menelan kekalahan melawan pasukan Yunani di Marathon, atau kalah melawan pasukan Islam di bawah panglima Saad bin Abi Waqqash. Dan pengalaman paling pahit terjadi saat armada laut raksasa mereka kalah melawan armada kecil Yunani dalam pertempuran Teluk Salamis, Yunani beberapa abad sebelum masehi. Iran telah belajar dari pengalaman masa lalu.

Bukan jumlah pasukan atau keunggulan teknologinya yang menentukan kemenangan pertempuran, melainkan taktik dan kecerdasan panglima perang. Dalam pertempuran Salamis misalnya, Yunani cerdas dengan menjebak armada Persia untuk bertempur di selat yang sempit sehingga jumlah pasukan menjadi tidak berarti. Namun di atas segalanya, penentu kemenangan suatu pertempuran adalah semangat pasukan yang diilhami oleh cita-cita dan keyakinan mulia.

Besarnya kekuatan pasukan dan persenjataannya bisa menjebak. Sebelum dan pada masa awal Perang Dunia II para ahli strategi militer menganggap kekuatan laut ditentukan oleh besarnya kaliber dan jumlah meriam kapal-kapal perangnya. Dan pada saat itu Inggris dianggap sebagai kekuatan laut terkuat di dunia karena banyaknya armada kapal perangnya. Dan kepercayaan itu semakin kuat setelah Inggris berhasil menghancurkan armada laut Jerman dalam Perang Atlantik. Namun setelah Jepang berhasil menenggelamkan 2 kapal penjelajah berat Inggris di Laut Cina selatan --- yang dikirim dari Eropa untuk menghentikan laju invasi Jepang ke Asia Selatan, dalam waktu singkat dengan menggunakan pesawat-pesawat torpedo yang diluncurkan melalui kapal induk, doktrin laut yang dipercaya selama berabad-abad itu runtuh seketika. Namun beruntung bagi sekutu karena masih ada Amerika, yang seperti Jepang juga mengembangkan model angkatan laut baru yang ditulang punggungi oleh kapal induk.

Kondisi yang dihadapi Yunani saat menghadapi Parsi jaman dahulu kini juga dihadapi pasukan Iran. Mereka harus menghadapi armada musuh yang jauh lebih superior, yaitu Amerika yang jika semua angkatan laut di dunia digabungkan, secara kuantitatif tidak akan bisa mengalahkan Amerika. Sebagai ilustrasi Amerika mempunyai 11 kapal induk, jumlah yang masih lebih besar dari semua kapal induk negara-negara lain di dunia (Rusia 1, Cina 1, Perancis 1, Thailand dan India 1).

Untuk mengalahkan armada Amerika dalam pertempuran laut di sekitar Teluk Parsia dan Teluk Oman, Iran menerapkan beberapa strategi sbb:

1. Mengembangkan rudal dan torpedo anti kapal dengan akurasi dan kecepatan tinggi.
2. Mengembangkan kapal-kapal cepat (speedboat) berpeluru kendali.
3. Memanfaatkan kondisi perairan seefektif mungkin, di antaranya menyembunyikan persenjataannya di pulau-pulau terpencil, di antara puluhan pelabuhan besar dan kecil, di antara puluhan perkampungan nelayan dan ribuan kapal yang lalu-lalang setiap harinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan serangan dadakan yang mematikan.
4. Menerapkan struktur komando yang lebih independen hingga ke unit-unit tempur terkecil seperti kapal-kapal cepat.
5. Menekankan doktrin perang jihad.

Di sisi lain armada Amerika dan sekutunya justru berada di situasi yang kurang menguntungkan. Harus bertempur di selat yang sempit yang diapit tebing tinggi, kapal-kapal Amerika menjadi sasaran empuk senjata-senjata artileri, rudal, ranjau, dan persenjataan penghancur kapal lainnya.

Majalah "New York Times" edisi terbaru menuliskan laporan utamanya tentang Perang Teluk II antara Iran melawan Amerika dan sekutunya. New York Times dengan yakin menyatakan bahwa persoalannya bukan lagi "mungkinkah" perang terjadi, melainkan "kapan" mulainya. Persiapan juga sudah dilakukan Amerika dan sekutunya untuk menyerang Iran. Selain penumpukan pasukan di negara-negara sekutunya yang berbatasan langsung atau berdekatan dengan Iran seperti Azerbeijan, Turki, dan negara-negara Teluk, Amerika saat ini tengah memobilisasi pasukan besar di pulau Socotra, Yaman dan pulau Masirah, Oman. Pada bulan Februari ini jumlah pasukan yang berada di kedua pulau diperkirakan akan mencapai 50.000 pasukan, ditambah 50.000 pasukan lainnya di negara-negara Teluk, jumlahnya sama dengan yang diperlukan Amerika saat menyerang Irak tahun 1991 dalam Perang Teluk I. Belum lagi pasukan yang telah ditempatkan di perbatasan Azerbeijan-Iran, serta Afghanistan yang jumlahnya mencapai 100.000 pasukan. Dan tidak boleh dikesampingkan adalah kedatangan 10.000 tentara Amerika di Israel dengan kedok "latihan perang".

Sementara untuk kekuatan lautnya Amerika telah menempatkan 2 kapal induk di kawasan konflik yaitu USS Carl Vinston dan USS Abraham Lincoln. Pada minggu pertama bulan Maret jumlahnya akan ditambah dengan kapal induk USS Enterprise dan kapal induk Perancis, Charles de Gaulle. Inggris juga telah menempatkan beberapa kapal perangnya di kawasan konflik. Sekitar 2 minggu lalu USS Carl Vinston memimpin flotilla kapal perang, termasuk kapal perang Perancis dan Inggris, melintasi Selat Hormuz. Bermaksud memberi peringatan kepada Iran, pejabat tinggi Iran justru meledek bahwa Amerika tidak berani sendirian melawan Iran.

Pada tahun 1993 penyanyi Sting mengeluarkan album "Ten Summoner's Tale" yang salah satu lagunya sangat saya sukai yaitu, "Something the Boy Said". Lagu itu menceritakan satu pasukan besar yang mendarat di suatu wilayah konflik. Dengan jumlah pasukan yang besar dan persenjataan kuat para anggota pasukan sangat percaya diri untuk menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Namun seorang kapten dicemaskan dengan peringatan putranya saat akan berangkat: "pasukan akan menjadi santapan burung pemakan bangkai".

Misipun berlangsung, namun dengan hasil yang mengecewakan. Satu demi satu pasukan tewas sia-sia hingga akhirnya seluruh pasukan mempertanyakan missi yang diembannya dan bertanya kepada sang kapten tentang ramalan sang putra.


Pada tahun yang sama Amerika mendapatkan pengalaman pahit saat anggota-anggota pasukannya dibantai gerlyawan Somalia dan jenasahnya diseret-serat seperti binatang. 10 tahun kemudian nasib yang sama dialami pasukan Amerika di Irak ketika mayat-mayat tentara mereka digantung di atas jembatan kota Fallujah. Belum lagi apa yang mereka alami di Afghanistan untuk tidak disebutkan Vietnam. Atau saat 200 tentara mereka tewas karena serangan bom di Beirut tahun 1983 yang memaksa Amerika menarik diri dari Lebanon.

Secara kuantitatif militer Iran, dengan anggaran tahunannya hanya sebesar $7, memang tidak seimbang dengan Amerika yang anggaran pertahanan tahun 2008 saja mencapai $619 miliar. Daripada menghadapi langsung secara frontal, Iran akan memanfaatkan titik lemah armada musuh. Iran akan "memanfaatkan kelemahan musuh dengan menggunakan taktik gerilya laut, serangan dadakan dan mengeroyok ramai-ramai dengan kapal-kapal kecil yang cepat. Iran juga akan menggunakan strategi perang panjang yang melelahkan Amerika dengan sengaja membuat Selat Hormuz sebagai kawasan berbahaya, melalui aksi-aksi sabotase misalnya, tanpa harus menutupnya secara penuh.


SIMULASI PERANG YANG MENGEJUTKAN AMERIKA

Saat digelar latihan perang "Great Prophet V" yang dilaksanakan Iran, April 2010, dunia dikejutkan dengan beberapa persenjataan baru Iran seperti speedboat kecepatan tinggi yang dilengkapi peluru kendali yang dirancang berdasar disain superboat tercepat di dunia milik Inggris, "Bladerunner". Iran juga memamerkan rudal-rudal anti-kapal dan torpedo kecepatan tinggi serta pesawat tempur dan maupun mata-mata tanpa awak.

Semuanya itu belum menjadi perhitungan Amerika saat mereka menggelar simulasi perang laut melawan Iran tahun 2002 dengan sandi "Millennium Challenge". Dengan parameter-parameter yang dibuat semirip mungkin dengan kemampuan militer Iran, simulasi itu memberikan hasil yang mengejutkan. Dalam waktu sehari saja setelah Iran melakukan ovensif, 16 kapal perang Amerika tenggelam, termasuk 1 kapal induk, beserta 20.000 nyawa para pelautnya. Sebuah gambaran menyeramkan yang akan menjadi bencana terbesar Amerika sepanjang sejarah. Maka buru-buru Amerika mengubah parameternya untuk memberikan kemenangan bagi mereka.

Jendral marinir Paul K. Van Riper yang terlibat dalam simulasi tersebut mengatakan kepada "New York Times" perihal simulasi tersebut tahun 2008, “Jumlah kapal yang terlibat meningkatkan kemampuan mereka, baik secara mental maupun fisik," merujuk pada studi yang dilakukan korps marinir pada kehidupan liar. Meski dengan ukuran tubuh yang jauh lebih kecil, satu kawanan srigala mampu membunuh mangsa yang jauh lebih besar.
"Bukan masalah ukuran atau kemampuan individu, melainkan bagaimana satu kawanan datang dari berbagai arah sekaligus," katanya merujuk pada kapal-kapal cepat Iran.



KOMANDO JIHAD
Mental dan semangat pasukan Amerika sangat jauh berbeda dengan semangat pasukan Iran. Dengan moral rendahnya sebagaimana dipertontonkan di Abu Ghraib, tentara Amerika akan seperti pasukan dalam lagu "Something the Boy Said", yang ketakutan hanya karena suatu cerita takhayul. Sebaliknya, sebagaimana kebanyakan rakyat Irak yang menganut Shiah, semangat jihad selalu tertanam kuat di dalam jiwanya.

Tentara Iran, terlebih pasukan elit Tentara Pengawal Revolusi, percaya bahwa pemimpin tertinggi mereka merupakan wakil Tuhan di bumi yang tengah mempersiapkan kedatangan Imam Mahdi. Semua tugas yang mereka kerjakan mereka anggap sebagai ibadah, dan kematian syahid adalah puncak keinginan tertinggi mereka.

Pada th 1997, komandan Tentara Pengawal Republik Iran, Mohsen Rezaei mengatakan, "Iran tidak akan pernah memulai perang. Namun jika Amerika menyerang, kami akan mengubah kawasan Teluk sebagai ladang pembantaian bagi mereka. Tidak ada tempat lain sebaik Teluk Parsi untuk menghancurkan kekuatan Amerika."

12 komentar:

vai retro mengatakan...
mantap...
Zyovanni mengatakan...
tp sayang sekali, penulis idak memperhitungkan kekuatan ahlussunnah. yg akan membantu al-amerika mengalahkan para penyembah api (majusi). analisa penulis akan berbalik 10 derajat, ketika menghadapi doktrin jihad ahlussunnah. kemudian tentu saja setelah meluluhlantakkan ahmadinejad "sang penghina sahabat Nabi" ahlussunnah akan mengalahkan al-amerika yg mengkhinati perjanjian damai. ini bukan sekedar analisa seorang yg sok cerdas, tp dikuatkan dengan berita dari hadist Nabi. Allahualamcomatend
cahyono adi mengatakan...
zion-funny, maksudnya saudi wahabi? Anda khan belum bisa menunjukkan dalilnya? Merekalah yg bakal terbenam di dunia akhirat kelak, para pembenci ahlul bait yang disucikan Allah, anjing-anjing zionis yahudi, dan pengkhianat rakyat Palestina.
Unknown mengatakan...
Heran masih ada aja orang yang membela amerika. Musuh didepan mata masih juga ada yang menikam dari belakang. Syiah dan suni adalah islam, satu tubuh yang tidak bisa dipisah kan. Apa yang anda perjuangkan untuk islam itu jauh lebih baik. Kita tidak hidup bersama nabi, tapi saya yakin siapapun yang berjuang untuk islam, kita akan jadi sahabat sahabat nabi. Musuh ada didepan anda bung?
Rahmat Hariry mengatakan...
Kasian bangat masih ada aja orang yg gampang trprofokasi dgn isu2 yg sengaja dihembuskan barat. Saya sunni tapi lebih memuji mentalitas dan perjuangan Iran. Amerika dan sekutu2nya tetap sj negara penjajah. Islam butuh kesatuan bukan perpecahan. Sunni, Syiah, Wahabi, Ahlulsunnah atau apapun ga penting, yg jelas beriman kepada Allah, Muhammad rasul terakhirnya, shalat, puasa, zakat sudah cukup. Ia islam saudara kita
Oyes Qwu mengatakan...
Zyovanni yang munafik, tega-teganya engkau menghina orang yang berjuang atas nama Islam melawan negara kafir. Coba kamu buktikan mana negara Islam yang beraliran sunni yang berjuang mengatasnamakan Islam, mereka hanyalah sekumpulan pemimpin negara Islam yang telah menjadi budak/jongos negara barat.
RazhEa SpinOza mengatakan...
Syiah adalah Sekelompok orang-orang Munafik yang mengatasnamakan diri mereka sbg orang IsLam. . . .

Bagaimana mungkin seorang mukmin mencela dan mencaci para sahabat, dan bahkan mengkafirkan Istri Rasulullah . . .

Munafik adalah Lebih jahat daripada Kaum kuffar . . .Dan tempat kediaman mereka kelak fie asfali minannar . . . .
Unknown mengatakan...
tulisan yang bagus Mas Cahyono, diliat dari prinsip sejarah yaitu Perulangan oleh muka yg berlainan dan rentang waktu yg berbeda, sebenarnya Iran adalah kebangkitan dari Persia Lama ataupun Persia Baru yg berhadapan dengan Amerika dan sekutunya sbg renaisance/Aufklarung/ Kebangkitan dariRomawi Barat ( menjelang tampil nabi Isa AS ) ataupun Romawi Timur menjelang datangnya nabi Muhammad SAW (Lihat S. Rum ayat 1-3)

Keduanya baik Blok Barat maupun Blok Timur adalah dua tanduk bikinan Yahudi dalam rangka menghadang tegaknya Sunnah Rasul2. Begitu halnya yang tersebut dalam S. Rum 1-3 adalah sebagai satu klimaks dari satu titik kulminasi dimana tidak dapat bertahannya sistem hidup dari dominasi Liberalisme dan Kolektifisme yang keduanya adalah produk Yahudi.

Islam sebagai satu Sitem Penataan Hidup Agung Tiada tara adlah sebagai jalan keluar satu2nya manakala Nabi Muhammad SAW tampil. Seperti ditulis oleh Philips K Hitti dalam bukunya History of Arab :..."jikalaulah tidak tampil Nabi Muhammad SAW membawa satu Sistem Hidup berdasar Al Quran pada abad VII maka tidak ada abad ke VIII..."
Unknown mengatakan...
Namun Islam sebagai satu Sistem Hidup Saling Kasih Sayang dan Saling Memakmurkan ini bertahan hanya sampai kematian Ali Bin Abi Thalib, seperti salah satu Hadits Rasul yg menyatakan "Khilafatu min bha'dhi tsalasunna tsanatin wa bha'dhu hu mulkan aduwdan" Kehancuran Sunnahku adalh 30 tahun sepeninggalanku selanjutnya adalah pemerintahan kacau balau.."


Manakala itu Al Quran yg sebelumnya menurut Sunnah Rasul Muhammad menjadi bermazhab-mazhab memenuhi kepentingan politik dan ekonomi.Yang kalau kita melihat 2 arus besarnya menjadi Aliran Sunni dan Syiah. Ali Bin Abi Thalib yg membikin Syiah ( kt 'syiah artinya: pendukung, ada syiah Ali dan ada Syiah Muawiyah entah mulai kapan kt syiah mjd satu golongan pendukung Ali.Bukan Ali yg membikin golongan Syiah namun ada segolongan orang yg memanfaatkan keadaan pada saat itu menyusup dalam pendukung Ali.

Di lain pihak Muawiyah anak Abu Sufyan musuh besar Islam adalah aktor lokal sebagai "the right man in the time in the right place" adl anak asuhan Yhudi sbg the man behind the scene yg mempunyai pengalaman internasional ribuan tahun sepanjang sejarah, singkatnya dari Muawiyah lah yg membidani lahinya Islam Sunni.

Dari kedua aliran inilah yg sebenarnya 2 tanduk Yahudi dlm rangka "Balance of Power, Devide et Impera " supaya imperialisme Yahudi tetap eksis di Dunia ini, dimana menurut AQ Yahudi adl Duta Setan dimuka bumi.Perkembangan berikutnya Yahudi membikin kembali B.Barat ( Amerika dan sekutunya ) didukung Sunni sebagai anjingnya berhadapan dengan Blok Timur ( China n Rusia ? Iran..?) dimana Syiah dibelakangnya.

Intinya spt salah Hadits tersebut diatas, sepeninggal Nabi Muhammad SAW dan sahabat terakhir Ali Bin Abi Thalib Islam satu Penataan Agung Tiada tara telah lenyap yg ada adl Islamisme/sisa-sisa Islam ibarat nasi bungkus yg sudah dilalap habis kemudian dibuang ketempat sampah, bgt dibuka bungkusannya baunya masih ada tapi isinya tinggal sisa-sia.Itu yng diminati anusia abad sekarang
Unknown mengatakan...
Namun Nabi Muhammad juga berpesan "khairu qarnin qarnii wa qarnun min ba'dhi" ..sebaik-baik kurun waktu adl kurun waktu Ku ( manakala nabi hidup ) dan akan datang nanti ( di akhir zaman, apa bukan saat ini???) satu kurun yg sama dengan Kurun Ku.."
Berdasar Hadits ini nabi Muhammad mpunyai 2 Kurun kurun pertama sudah lewat manakala nabi msh hidup sedang kurun kedua dipelupuk mata bila diliat tanda2nya, yaitu tegaknya satu kehidupan berdasar satu Ilmu sebagai ajaran Sang Pencipta yakni AQ menurut Sunnah Rasul, nabi Muhammad sudah wafat namun ajaran Allah yaitu AQ menurut Sunnah Rasul Muhammad akan tegak menjadi Islam satu Penataan Hidup yg saling kasih sayang saling memakmurkan.

Namun sebelum itu tiba peradaban yg ada sbg perujudan peradaban bathil akan dihancurkan spt tsb dlm S.Taubah..dengan taufan,badai,gempa,banjir,gunung meletus,wabah,hama dll dan dengan perang Peradaban antara B.Barat dan Blok Timur, diatas itu ..Ja al Haq wa zahaqal Bathil..
Semoga Bermanfaat

"Semoga Dinul Islam satu Tatanan Kehidupan Saling Kasih Sayang, Saling Sejahtera, Saling Menghambur Kemakmuran Menjelma menjadi Kurun Kedua Di Persada Indonesia Tercinta".
cahyono adi mengatakan...
Analisa yg bagus sdr Unknown, syg tdk menyebutkan nama sebenarnya. Tapi sy masih percaya dgn kebenaran Shiah yg terepresentasi pada Iran dan para ulamanya.

Hadits yg sdr sampaikan masih debatable, baik validitasnya maupun penafsirannya kalau memang valid.
Deny Dewan mengatakan...
Syiah adalah benar2 islam..sebelum menilai sesuatu..banyaklah meneliti..bacalah dari sumber manapun..yg pro maupun kontra..semakin lama meneliti semakin teranglah kebenarannya..kebenaran itu sebenarnya untuk diri mu sendiri..bukan untuk siapa2..siapapun yg mengikuti syiah iran tak akan pernah rugi,lebih baik ikuti iran daripada ikuti wahabi yg mengikuti barat dan ikut melindungi israel..siapapun yg perangi dan musuhi israel dialah yg benar..ngapain ikuti propaganda wahabi tentang iran bersandiwara memusuhi israel..bersandiwara dari thn 79 dan hingga sekarang masih di tekan dengan segala batasan dan embargo..tapi masih tetap berdiri kokoh.."Hati mereka bagaikan kepingan2 besi” dengan mata dan hati sebenarnya kita tau mana yg benar cuma sentimen membuat kita menolaknya,banyak fitnah tuk mereka tapi mereka tak pernah membalas dengan fitnah,mereka di hujani banyak ujian karna merekalah yg terpilih.merekalah yg menunggu dan paling mempersiapkan pemerintahan tuk yg di janjikan maka merekalah yg pantas mendapat kehormatan menjadi tentaranya..liatlah di seantero jagat..adakah satu kaum yg bersatu padu mempersiapkan segala sesuatu tuk menyambut imam yg di janjikan selain syiah iran..bukan ngomong tentang menunggu dan cinta..tapi apa yg dilakukan tuk yg tercinta..saya boleh ngomong percaya tapi saya masih tidur dan bermimpi sedangkan mereka terus bekerja tuk ketika saat itu tiba semuanya sudah di siapkan..hidup IRAN !! ALLAH berserta mu

BAGAIMANA IRAN MENGALAHKAN AL AMERIKA (2) 

http://cahyono-adi.blogspot.com/2012/02/bagaimana-iran-mengalahkan-al-amerika-2.html#.UXTphUoyqSo


“Kapal-kapal terbesar Amerika, kapal-kapal induk yang megah, saat ini telah menjadi jebakan terapung yang mematikan. Di Teluk Parsia yang dangkal dan sempit, manuver-manuver ekstrem sulit dilakukan dan melarikan diri tidak akan mungkin. Teluk Parsia akan berwarna merah oleh darah pelaut-pelaut Amerika.” (Mark Gaffney, military specialist)


Ketegangan merasuki ribuan awak kapal induk USS Abraham Lincoln dan 2 kapal pengiringnya, ketika melintasi Selat Hormuz, 14 Februari lalu. Dan ketegangan itu semakin memuncak ketika di kejauhan tampak satu titik hitam yang tidak lama kemudian berhasil diidentifikasi sebagai sebuah kapal cepat AL Iran. Halikopter-helikopter pun diperintahkan memberi peringatan kepada kapal cepat itu untuk menjauh. Dan pesawat-pesawat tempur siap-siaga untuk langsung mengudara begitu diberikan komando. Akhirnya kapal cepat itu pun bergerak menjauh dan ketegangan pun berangsur-angsur mereda.

Mengkhawatirkan satu kapal cepat bertonase hanya beberapa puluh ton dibandingkan kapal USS Abraham Lincoln yang berbobot sekitar 80 ribu ton, pasti dianggap berlebihan. Kapal cepat itu pasti bahkan masih kalah berat dibandingkan jangkar kapal USS Abraham Lincoln. Namun mengkhawatirkan kapal cepat Iran yang lebih mirip kapal superboat yang digunakan untuk lomba perahu cepat itu adalah tindakan bijaksana, karena kapal "liliput" itu bisa menenggelamkan raksasa seperti USS Abraham Lincoln.

Ya, benar. Dengan inovasi yang dilakukan Iran berhasil mengembangkan kapal-kapal patroli cepat yang dilengkapi dengan rudal-rudal jelajah anti-kapal canggih. Sebut saja rudal "Sunburn" buatan Rusia.

"Sunburn" mungkin adalah rudal anti-kapal paling canggih di dunia saat ini dan Iran diyakini telah memiliki ratusan rudal ini. Terbang rendah 3 meter di atas permukaan laut dengan kecepatan 2,5 x kecepatan suara serta manuver yang mampu mengecoh sistem pertahanan udara tercanggih lawan, rudal ini bisa membuat lubang sebesar ruangan di lambung kapal yang cukup untuk menenggelamkan kapal induk sekalipun. Dan dengan tenggelamnya sebuah kapal induk, dipastikan ribuan awaknya akan ikut tenggelam. Rata-rata tiap kapal induk Amerika diawaki oleh setidaknya 6.000 personil atau hampir satu divisi tentara darat.

Selain murah, dibanding kerugian yang ditimbulkannya pada pihak musuh, rudal ini juga mudah digunakan. Bisa ditembakkan dari segala kendaraan peluncur roket, termasuk truk dan kapal cepat yang didisain Iran. Rudal ini mampu menjangkau sasaran hingga sejauh 160 km, lebih dari cukup untuk menjangkau seluruh kawasan Selat Hormuz yang lebar terpendeknya hanya 60 km.

Dibandingkan rudal anti kapal "Exocet" yang terkenal selama Perang Malvinas dan Perang Iran-Irak tahun 1980-an, "Sunburn" jauh lebih canggih: lebih cepat, lebih akurat dan lebih jauh daya jangkaunya. "Sunburn" memang dirancang untuk menembus sistem pertahanan laut Amerika "Aegis" yang terpasang di seluruh armada laut Amerika. "Aegis" bahkan bisa ditembus oleh "Exocet" yang terbang di bawah kecepatan suara sebagaimana terjadi pada kapal USS Stark yang tertembak rudal "Exocet" dalam Perang Iran-Irak.

Dalam sebuah demonstrasi keakurasian yang dilakukan Cina, rudal ini berhasil tepat menembak tanda "X" yang ditempatkan pada sebuah kapal sasaran.

Tidak mengherankan jika Mark Gaffney, seorang pakar militer pada tahun 2004 menulis sebuah artikel: "Kapal-kapal perang Amerika berada dalam jangkauan rudal "Sunburn" dan juga rudal yang lebih canggih lainnya SS-NX-26 "Yakhont" (juga buatan Rusia, lebih cepat dan lebih jauh daya jangkaunya), yang digelar Iran di sepanjang pantai Teluk Parsia. Setiap kapal Amerika menjadi terbuka dan riskan. Saat Iran menjatuhkan jebakan, seluruh kawasan laut akan menjadi ladang pembantaian."

"Anda tidak perlu menjadi Hannibal yang menghadapi Perang Cannae," tulis ahli militer Russ Winter tentang kondisi Selat Hormuz yang akan menjadi "kuburan" para pelaut Amerika.

Benar, dengan ratusan pulau-pulau kecil, puluhan pelabuhan-pelabuhan dan perkampungan nelayan, Selat Hormuz menjadi tempat yang ideal untuk melakukan perang gerilya laut bagi kapal-kapal cepat Iran yang mematikan. Dan Iran masih memiliki senjata-senjata anti-kapal yang mematikan lainnya: artileri yang dikendalikan laser, ranjau laut, kapal-kapal selam, pesawat torpedo dan rudal-rudal jelajah anti-kapal lainnya yang tidak kalah canggih dari "Sunburn" dan "Yakhont" seperti "Silworm" dan "Dong Feng" buatan Cina, "Onyx", serta "Zafar" buatan Iran sendiri.

"Dong Feng" adalah rudal anti-kapal yang paling ditakuti Amerika, bukan saja karena keakurasian dan kecepatannya, melainkan daya jelajahnya yang mencapai 1.000 km hingga tidak ada satu tempat pun di Teluk Persia dan Laut Oman yang aman dari rudal ini. Sementara "Zafar" diklaim Iran sebagai rudal jelajah tercepat di dunia dan karenanya paling sulit dideteksi sistem pertahanan musuh. Kecepatan yang tinggi ini dimungkinkan karena rudal ini tidak memerlukan sirip sebagai alat kendali.

"Zafar adalah rudal yang dikendalikan radar, rudal jelajah anti kapal yang mampu menghancurkan kepal-kapal ukuran kecil hingga menengah dengan keakurasian tinggi," kata Menhan Iran Brigadier General Ahmad Vahidi saat mengumumkan dimulainya produksi massal rudal "Zafar" awal Februari lalu.

Selain memiliki sifat mobil, karena mudah dipindah-pindahkan ke berbagai alat peluncur termasuk kapal-kapal cepat, rudal ini dirancang mampu mengatasi perang elektronik.

Pada tahun 2002 lalu Amerika mengadakan simulasi perang laut melawan Iran di Teluk Parsia dengan sandi "New Millenium Challenge". Dengan menggunakan parameter-paramater yang sesuai kekuatan Iran kala itu, simulasi tersebut memberikan hasil yang mengagetkan para ahli militer Amerika. Diperkirakan 16 kapal perang Amerika, termasuk 1 kapal induknya, tenggelam pada hari pertama perang besar-besaran melawan Iran. Korban tewas di pihak Amerika diperkirakan mencapai 20.000 personil. Maka Amerika buru-buru mengganti paramater-parameternya untuk memberi kemenangan bagi mereka dan sedikit menghibur mereka.

Dengan kemajuan militer Iran yang mengesankan beberapa tahun terakhir, mimpi buruk Amerika tentang tewasnya ribuan personil militernya dalam pertempuran laut di Teluk Persia, sangat boleh jadi akan menjadi kenyataan.

10 komentar:

Rahmat Hariry mengatakan...
Iran punya sunburn sama yakhnot ya, bukannya Rusia terikat perjanjian untuk tidak menjual persenjataan ke Iran, Dong feng bukannya masih dalam tahap ujicoba ama Cina.
Mas Cahyo iran beli lisensinya ga?
Kalau benar arsenal Iran secanggih itu pantasan saja amerika sama israel cuman banyak ngomong no aksi.
Hidup Iran. Forza Iran
cahyono adi mengatakan...
Rusia memang batal menjual S-300 ke Iran karena sanksi PBB namun diam-diam justru mengirim s-400 yg lebih canggih, begitu rumornya. ADapun sunburn dan yakhnot sama sekali tidak ada halangan, bahkan sudal lama rudal sunburn diketahui telah dijual ke Iran sebelum kasus s-300 terjadi. Dong Feng sudah operasional dan kabarnya Iran sudah mendapatkannya sebagai imbalan atas akses yg diberikan Iran untuk drone Amerika yang dijatuhkan Iran.
Yg pasti Cina dan Rusia akan mati-matian membela Iran karena mereka sadar, suatu saat mereka pun akan jadi sasaran Amerika jika tidak dihentikan.
Bheninks Yang Menyejukkan mengatakan...
mas mau tanya nih, benar gak Iran itu kaum syiah, dan menurut ceritanya orang yahudi juga banyak di Iran, mas ada info gak tentang sejarah perjuangan tentang syiah, dan mengapa mereka hanya mengagungkan Ali bin Abu Thalib. dan tidak mengenal sahabat nabi yang lain seperti Abu Bakar, Umar dan Ustman, mungkinkan Iran juga main mata dengan Israel
eca mengatakan...
Iran mmg pusat mahzab syiah. mengenai syiah menurut Said Aqil Siraj (Ketua umum Nahdatul Ulama) tidak sesat, menurut Gusdur syiah adalah NU+Imamah, sedang NU adalah Syiah-Imamah. Tetapi ada jg syiah yg sesat, begitu juga ada Suni yg sesat. Semua mahzab ada penyimpanganya.
Yahudi belum tentu zionis. Zionisme sendiri adalah penyimpangan dari ajaran yahudi yang melegalkan pendudukan palestina. Banyaknya kaum yahudi di iran seperti juga banyaknya penganut non muslim di indonesia. mereka taat dan dilindungi undang2 sbg warga minoritas.

Kaum syiah tetap menghormati sahabat2 nabi. tetapi sahabat nabi bukan termasuk imam maksum yang 12 jumlahnya yg kesemuanya keturunan nabi saw yg suci dari garis fatimah az zahra dan saidina ali, dan ali adalah imam pertama penerus perjuangan nabi saw atas dasar hadis ghadir khumm sebagai wasiat nabi saw.

Adalah mustahil iran main mata dengan Israel, Apa untungnya? Iran adalah negara besar dengan kekayaan alam yg melimpah, sdm yang cerdas serta militer yg disegani. sedangkan israel adalah negara ilegal yg merampas palestina dan salah satu misi iran adalah penghapusan israel dari peta dunia.

hal ini dibuktikan dengan bantuan teknologi rudal fajr5 iran terhadap pejuang palestina yg berakibat menyerahnya israel dalam perang 8 hari Nov. 2012
harjo.surya mengatakan...
luar biasa nih analisanya mas adi
Anton Ardyanto mengatakan...
Maaf mas.. sepertinya berlebihan bahwa sunburn missile bisa menenggelamkan kapal induk sekelas Abraham Lincoln . Sunburn missile hanya berhulu ledak 320 KG saja . Sebuah exocet atau Harpoon punya hulu ledak +-110 kg dan untuk menenggelamkan kapal seberat 5000-10000 ton saja dgn hulu ledak segitu belum bisa . Sunburn sekelas dgn Yakhont dan uji coba terakhir di Indonesia baru bisa menenggelamkan kapal yg dah terpakai sekelas LST Teluk Berau seberat 2000 ton .. sedang USS Abraham Lincoln seberat hampir 100,000 ton . Belum di kapal2 induk itu ada CIWS dan missile anti missile . Itu bukan ketakutan mas .. Sikap kewaspadaan terhadap ancaman adalah standar prosedur di Kapal Perang manapun dan bukan ketakutan
cahyono adi mengatakan...
Trims mas Anton. Mungkin sy terbawa oleh eforia kehancuran Amerika yg sudah dekat. Betul sunburn tidak akan menenggelamkan kapal induk namun cukup untuk membuat kerusakan hebat, apalagi jika kena pada titik yang vital seperti tempat penyimpanan amunisi. Dan bila ada beberapa rudal yang mengena, bisa saja menenggelamkannya. Kapal-kapal induk yg tenggelam dalam Perang Pasifik adalah karena hantaman bom-bom yang lebih kecil, namun dengan kuantitas besar.

Lagipula Iran juga telah memiliki rudal balistik anti-kapal yg lebih canggih dan mematikan, "Khalij Fars" yg sulit ditangkal karena jatuh hampir tegak lurus dari angkasa. Rudal seperti ini bahkan belum dimiliki Amerika dan Rusia.
cahyono adi mengatakan...
Sori mas Anton sy ralat lagi. Berdasar informasi terbaru yg sy dapatkan, Sunburn bisa menenggelamkan kapal induk. Rudal ini terbang dengan kecepatan supersonik dan mampu membawa hulu ledak nuklir 200 kiloton atau 750 pound konvensional. Kombinasi energi kinetik dan ledakannya bisa menenggelamkan kapal induk. Silakan lihat di sini: http://beforeitsnews.com/alternative/2012/09/the-sunburn-missile-the-weapon-that-could-defeat-the-us-in-the-gulf-2467754.html
cahyono adi mengatakan...
Sistem pertahanan antirudal tercanggih Amerika, Aegis, sangat rapuh. Buktinya rudal Exocet Irak saja bisa menghantam kapal USS Stark dalam Perang Teluk. Padahal Exocet terbang di bawah kecepatan suara.

Anyway thanks for comment.
harjo.surya mengatakan...
benar..satu sunburn gak tenggelam. Tapi klu tiga atau empat aku yakin si induk pasti nyungsep.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar