Kamis, 15 September 2011

World Bank: Ekonomi Dunia Dalam Zona Bahaya....???...>>> Quote: “Pidato Zoellick terfokus pada pergeseran ekonomi global dimana pasar negara yang tengah berkembang memainkan peran yang lebih besar dalam ekonomi dunia dan meningkat dalam pembangunan.” gak salah tuh...Mester?? Mister kan sangat paham…bahwa … Negara berkembang kan pendapatan umum sangat rendah..., pengangguran banyak dan pemerintahan labil dan korup dan orang2 yang kayanya memang foya2.... Apa statement Mister itu…ini bukannya menjerumuskan bangsa berkembang kepada situasi yang semakin sangat berat dan sulit..dimasa depan.. janganlah Mister .. merusak jiwa2 rakyat yang sedang susah dan sakit...ini.. dan menggoda pemimpin rakyat berkembang itu mabuk… untuk berbuat lebih gila dalam korupsinya.. Mau menjajah lagi dengan bailout habis2an dan merampok aset bangsa berkembang... Sudah tahu kan korbannya…..bagaimana Suharto dan kroni2nya…dengan segala macam aset negara yang dijual dan digadaikan dan juga dirampas…. Suhartonya sendiri nyengir…dan sedih… bahkan sangat kesakitan hatinya…sampai2 dia mati dengan penuh dendam kesumat…. Korbannya… rakyat dan anak2 rakyat… Lihat tuh kasus trisakti-kasus munir-kasus-diponegoro-kasus aceh-kasus-lampung-kasus cikoneng-kasus woila .. kasus penggulingan Sukarno…dll Lihat tuh lapangan Migas.. tambang batubara… freeport… dan tambang2 lain… dan industri2 strategis dan dasar… telah menjadi milik teman2 Mister… para orang superkaya internasional… yah Private company… alat2 para Penjajah Kriminal Internasional sebagai sumber dana mereka memerangi dan merampas negara2 miskin… Belum kenyang juga Mister... Dasar Serakah...!!! Tipu dan selalu tipu2 hehe...

World Bank: Ekonomi Dunia Dalam Zona Bahaya

world-bank-ekonomi-dunia-dalam-zona-bahaya
world-bank-ekonomi-dunia-dalam-zona-bahaya

Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengatakan perekonomian dunia telah memasuki zona bahaya baru. Negara di Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat membutuhkan keputusan sulit untuk menghindari pengaruh ekonomi global.
“Negara di Eropa, Jepang dan AS tak hanya menghadapi penurunan ekonomi yang menimpa mereka sendiri, namun juga bertanggung jawab terhadap ekonomi global,” kata Zoellick dalam pidatonya di George Washington University, seperti yang dikutip Reuters, Rabu, 14 September 2011.
Menurutnya negara itu telah menunda terlalu lama membuat keputusan sulit, sehingga memberikan pilihan yang sempit dan berakhir dengan menyakitkan.
Pidato Zoellick itu menyoroti ketakutan antara pembuat kebijakan terkait krisis utang yang meningkat di Eropa. Ini membayangi investor terkait keuangan publik dan reformasi di Amerika Serikat dan Jepang.
Seperti negara-negara yang meminta China ikut membantu ekonomi, Zoelick mengatakan sebagai negara yang ekonominya meningkat, mereka juga harus memikul tanggung jawab dan menghadapi problem ekonomi.
Perdana Menteri China Wen Jiabao sendiri mengatakan negara maju ikut memikul tanggung jawab terkait kebijakan fiskal dan moneternya untuk menghindari krisis Eropa menyebar.
Zoellick mengatakan negara Eropa awalnya menolak kebenaran tentang tanggung jawab bersama, Jepang membutuhkan reformasi ekonomi dan sosial. Sementara perbedaan politik AS membayangi upaya untuk mengurangi defisit anggaran.

“Sudah saatnya tak lagi berdiam diri,” ujarnya. “Jika kita tidak segera beradaptasi dengan perubahan, jika kita tidak segera melakukan taktik politik jangka pendek atau menyadari kekuatan ekonomi yang mendatangkan dengan tanggung jawab, maka kita akan hanyut dalam arus yang berbahaya,” ujarnya.
Krisis Eropa telah mencapai titik dimana pemimpin politik harus membuat keputusan untuk masa depannya di kawasan Eropa. Ia menambahkan untuk menjaga kawasan Eropa dengan anggotanya saat ini, Eropa membutuhkan kumpulan fiskal yang kuat dibanding yang dimiliki hari ini.
Sementara untuk Amerika Serikat, ia menyarankan agar negara Paman Sam itu memperlambat pengeluaran jaminan sosial dan kesehatan. Ia menyutujui langkah AS yang memperluas reformasi pajak untuk meningkatkan pertumbuhan.

Pidato Zoellick terfokus pada pergeseran ekonomi global dimana pasar negara yang tengah berkembang memainkan peran yang lebih besar dalam ekonomi dunia dan meningkat dalam pembangunan.
Ia juga mengatakan sudah saatnya untuk berpikir ulang terkait bantuan asing. Karena bantuan itu lebih dibutuhkan jutaan orang di dunia, dan menjadi sarana untuk membantu negara miskin untuk tumbuh dan berkembang. (eh)

1 komentar:

  1. awas tipu muslihat.. Bank Dunia ala Mister2 seperti ini...
    Emangnya ...Bank Dunia mau memberi gratisan kepada Negara Berkembang... Hehehe... mana ada gratisan..
    paling2 utang dan lagi utang dengan jaminan aset2 negara...atau jaminan Pemerintahan... hehe.....
    Awas tipu dan tipu2 ...hehe...
    Ini kan Lintah Darat...paling Raksasa... embah dan embahnya Kapitalis... Mana mau rugi...
    Dari zaman dahulu hingga kapanpun yang namanya Penjajah yah.. tetap saja penjajah...
    Mau seperti bank atau seperti koalisi atau seperti invasi... atau seperti devide et impera.. atau cara2 apapun... semua .. ada wadalnya.... ya paling2 darah dan nyawa rakyat Negara berkembanglah sebagai wadal dan dijadikan budak2nya... Paling hebat jadi antek2nya... anjing2 pengawal mereka... jadi pet...nya kalau lagi laku.. Tapi kalo sudah nyngsep... yah dibiarkan saja nelongso...[Contoh Syah Iran-Mubarak-Suharto-Marcos-Juga Jendral Pakistan itu tuh, dulu juga Jendral2 Vietnam Selatan Van Thieu - Lon Nol dll..]
    Sayang mukanya dan badannya memang manusia... Tapi jiwanya... dan perilakunya...

    HMMHMmmmm awas serem!!! Bung...
    Penjajah..Kriminal Internasional itu banyak sekali lembaga2nya... ya pencari dana... pengijon... ya juga Lintah daratnya... Semuanya hebat dan sangat legal... kuat-berkuasa-dan sangat terhormat??? Itu luarnya... tapi niat dan tujuan akhirnya... dan hakiki...dasarnya... sangat2... kejam...kejam....kejammm....Bung.

    BalasHapus