Sabtu, 17 September 2011

ikhwan mujahidin Ambon dari TKP : menghimbau kepada ikhwan-ikhwan di luar Ambon agar : 1. Tidak lekas percaya dengan berita-berita yang disampaikan dengan oleh fihak-fihak tertentu yang mengatasnamakan mujahidin, karena sebagian berita yang terekspos kepada ikhwan-ikhwan melalui SMS tidak benar dan tidak sesuai fakta. Untuk itu, hendaknya tabayyun (cek dan ricek-red) kepada fihak yang ada di lapangan yang dipercaya. 2. Tidak melayani permintaan dana dari fihak yang mengatasnamakan mujahidin, karena dalam keadaan seperti ini banyak fihak yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi. Dalam hal ini, kami ikhwan Muhajirin dan Anshor yang ada di Ambon belum pernah meminta dana kepada fihak luar Ambon. Kami masih mencoba mengantisipasi persoalan yang ada dengan kemampuan yang Allah berikan kepada kami. 3. Doakan kami, para mujahidin dari Muhajirin dan Anshor yang masih bertahan di Ambon.>>> ........Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya memberikan ultimatum kepada aparat keamanan dan pemerintah agar segera menuntaskan kasus kerusuhan berdarah di Ambon. Jika sebulan belum tuntas, mereka akan berangkatkan laskar untuk berjihad di Ambon. Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum FPI Bekasi Raya, KH Murhali Barda di sela-sela aksi damai peduli Muslim Ambon, di Islamic Centre, Jum’at siang (16/9/2011).>>........Sementara itu, aparat terus melakukan sweeping dengan merazia seluruh penumpang kapal yang ingin ke Ambon. “Kita antisipasi terkait perkembangan di Ambon, itu titik beratnya di sana (pelabuhan). Kita berikan kontribusi pengamanan untuk tidak memperkeruh suasana,” ujar Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Sujarno kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (15/09/2011)....>>>...Abduh mengungkapkan jika pemerintah terus melakukan pembiaran terhadap pembantaian massal di Ambon, maka pemerintah bisa saja diseret ke Pengadilan PBB dengan pasal pelanggaran HAM berat dan pemerintahnya terancam dibubarkan [.....Hehe awas hati2 Bung!!!....Namun dilaporkan ke PBB atau tidak pada dasrnya tak berpegaruh, karena PBB merupakan kaki tangan Amerika dan perpenjangan tangan zionis Israel. Hari gini percaya PBB? Capek deh! ]...... Lihat tuh Kasus Mavi Marmara... Kasus Israel melanggar dan merampas milik rakyat Palestina...Kasua AS-NATO-di Iraq dan Afghanistan,,,,!!! Mana yang digubris.... PBB itu Dusta... Bung !!! Inilah alat Kejahatan No 1 itulah PBB .... dan Bank Dunia...adalah kekuatan dana2 dusta... penjerat Umat Islam.... dalam soal tipu memipu..dan rangkaian kebijakan keuangan iblis....] Makanya.... antek2 Penjajah Kriminal Internasional itu .. Brutal... dan sangat angkuh terhadap Muslimin...!!!.>>... Saat nya Umat Islam memilih Pemimpinnya sendiri... >>> Jangan mau ikut2an Pemilu...dan Demokrasi Barbar itu... >>> Hayyoo Bersatu dan Perkuat Persaudaraan serta silaturahim... >> Pilih dan tentukan jajaran Muslimin sendiri... dan bangun dan Kuatkan Barisan Muslimin.. dan pilihlah Pemimpin Muslimin sendiri.....>>> ... Jangan mau ikut2an mainstream... Mereka Pendusta... Tukang Culas... dan hanya mementingkan... Duit... Duit... Bukan untuk kaum muslimin.... >>> Awas!! Para Pendusta... berbaju ... Pemimpin Partai2 yang menerima Dana2... Asing...!!!...>> Bersatulah ... Umat Islam... Hayoo Beresstulah para intetektual Islam dalam satu Komando... Persatuan Islam Indonesia yang Kaffah...>> Kita kuatkan jiwa dan niyat Jihad kita untuk Kejayaaan Islam dan Muslimin....Amin.>> ..Menurut Umar Abduh, kezaliman pihak Kristen di kepada umat Islam di Ambon itu terjadi karena pemerintah memberikan kebebasan kepada Salibis, untuk mengikuti keinginan luar negeri, untuk melawan Islam. “Kita tahu salibis itu seperti itu, bahwasanya pemerintah memberikan kebebasan salibis karena perintah dari majikannya di sana. Harus dipersenjatai karena mereka itu terancam oleh Islam. Mereka yang merasa sebagai minoritas, padahal di Ambon mereka itu kan seimbang,” papar mantan tapol kasus Woyla di masa Orde Baru itu. Dengan sikap yang lebih mengikuti apa maunya asing atau maunya luar negeri itu, jelas Umar Abduh, mengakibatkan pemerintah tidak tahu betapa besar kekuatan kelompok separatis di Ambon. “Apa yang ada di tangan orang kafir atau salibis yang terang-terangan. Mereka itu jagonya banyak, snipernya banyak atau daya represifnya tinggi itu tidak pernah dihitung (oleh pemerintah, red). Jadi di sini menunjukkan bahwa memang ini skenario pemerintah,” jelasnya. “Pura-pura saja mereka, tidak ada intelijen tidak tahu itu tidak ada, kalau intelijen sampai tidak tahu itu namanya bukan negara!” tambahnya......!!!..

Pesan terbaru ikhwan mujahidin Ambon dari TKP

M. Fachry
Sabtu, 17 September 2011 09:53:51
Hits: 2223


AMBON (Arrahmah.com) – Kondisi Ambon pasca kerusuhan, Ahad (11/09/2011), belum seluruhnya kondusif sebagaimana diberitakan. Koresponden Arrahmah.com melaporkan bahwa jalan raya di Ambon saat ini masih lengang. Kendaraan-kendaraan fihak Kristen belum berani masuk ke daerah Muslim.

Sementara itu, razia aparat kepolisian terhadap para ikhwan yang akan berangkat ke Ambon terus dilakukan di semua titik yang bisa menuju Ambon. Ikhwan mujahidin dari kalangan Muhajirin dan Anshor masih terus bertahan di Ambon. Berikut himbauan dari mereka.

Himbauan mujahidin Ambon
Koresponden Arrahmah.com di TKP menyampaikan himbauan dari para mujahidin, khususnya menyikapi peristiwa yang terjadi di Ambon. Mereka menghimbau kepada ikhwan-ikhwan di luar Ambon agar :
  1. Tidak lekas percaya dengan berita-berita yang disampaikan dengan oleh fihak-fihak tertentu yang mengatasnamakan mujahidin, karena sebagian berita yang terekspos kepada ikhwan-ikhwan melalui SMS tidak benar dan tidak sesuai fakta. Untuk itu, hendaknya tabayyun (cek dan ricek-red) kepada fihak yang ada di lapangan yang dipercaya.
  2. Tidak melayani permintaan dana dari fihak yang mengatasnamakan mujahidin, karena dalam keadaan seperti ini banyak fihak yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi. Dalam hal ini, kami ikhwan Muhajirin dan Anshor yang ada di Ambon belum pernah meminta dana kepada fihak luar Ambon. Kami masih mencoba mengantisipasi persoalan yang ada dengan kemampuan yang Allah berikan kepada kami.
  3. Doakan kami, para mujahidin dari Muhajirin dan Anshor yang masih bertahan di Ambon.
Koresponden Arrahmah.com di TKP juga menghimbau, jika hendak menyalurkan dana, pastikan kepada fihak yang berhak yang berada di lapangan dari kalangan mujahidin yang shohih aqidah dan manhajnya.

Aparat terus lakukan sweping
Sementara itu, aparat terus melakukan sweeping dengan merazia seluruh penumpang kapal yang ingin ke Ambon.  

“Kita antisipasi terkait perkembangan di Ambon, itu titik beratnya di sana (pelabuhan). Kita berikan kontribusi pengamanan untuk tidak memperkeruh suasana,”  ujar Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Sujarno kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (15/09/2011).

Dari Madura, Koresponden Arrahmah.com melaporkan sweeping aparat dilakukan di beberapa titik akses keluar Madura, diantaranya Terminal Bangkalan, Pelabuhan Kamal, dan Jembatan Suramadu. Sweeping dilakukan pada semua kendaraan dan penumpang angkot keluar Madura. Penumpang angkot bahkan ditanyakan tujuannya dan diperiksa barang bawaannya, serta tubuhnya. Target sweeping adalah sajam, senpi, dan bahan peledak.   

Sementara itu, keinginan kaum Muslimin untuk membantu saudara Muslimnya di Ambon begitu besar, meski sweeping dan razia terus saja dilakukan aparat. Beberapa ormas Islam dan tokohnya bahkan sudah menfatwakan wajibnya jihad ke Ambon, bila umat Islam didzolimi.

Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya memberikan ultimatum kepada aparat keamanan dan pemerintah agar segera menuntaskan kasus kerusuhan berdarah di Ambon. Jika sebulan belum tuntas, mereka akan berangkatkan laskar untuk berjihad di Ambon. Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum FPI Bekasi Raya, KH Murhali Barda di sela-sela aksi damai peduli Muslim Ambon, di Islamic Centre, Jum’at siang (16/9/2011).

“Dalam satu bulan ke depan kasus Ambon harus sudah selesai. Kalau tidak selesai, diizinkan atau tidak, ya bismillah, kami akan merapat ke Ambon,” ujarnya.

Amir Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT) Ustadz Abu Bakar Ba’asyir memfatwakan wajibnya jihad ke Ambon bila umat Islam dizalimi dalam kerusuhan bernuansa SARA tersebut. Setelah mendapat informasi dari berbagai pihak mengenai kerusuhan Ambon, Ustadz Abu mengingatkan agar umat Islam senantiasa mewaspadai karakteristik orang kafir yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an.

“Orang kafir itu memang tidak suka terhadap Islam, kalau ada kesempatan mereka selalu menghabisi umat Islam, tidak peduli Islam garis keras atau Islam garis lunak. Bagi mereka itu yang penting mau masuk Kristen atau dibunuh,” paparnya pada Selasa (13/9/2011).
Majelis Mujahidin juga mengeluarkan pernyataan sikap terkait kerusuhan Ambon, yang salah satunya berbunyi:

“memberitahukan kepada kaum Muslimin Indonesia, manakala kasus ini direkayasa kearah permusuhan terhadap kaum Muslim Ambon, akibat sikap diskriminatif dari oknum-oknum polisi dan keamanan. Maka Majelis Mujahidin menyerukan Jihad melawan siapa saja yang melakukan penyerangan kepada kaum Muslim Ambon. Kesiagaan kaum Muslimin untuk membantu saudaranya di Ambon supaya dipersiapkan.”

Dalam sebuah wawancara dengan RRI, pimpinan HTI Sumenep, Muhammad Rusli juga mengatakan :
“Pemerintah harus serius menangani konflik di Ambon, jika tidak ingin konflik meluas, semangat kaum Muslimin untuk pergi ke Ambon membela saudaranya adalah fitrah kaum Muslimin.”

Memang sudah seharusnya kaum Muslimin saling bantu membantu, karena mereka adalah bersaudara, bagaikan satu tubuh. Rasulullah SAW., bersabda:

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaih dari al-Nu’man bin Basyir)
Wallahu’alam bis showab! 
(M Fachry/arrahmah.com)

Pengamat Intelejen: "Pemerintah lakukan pembiaran kerusuhan Ambon"

Rasul Arasy
Jum'at, 16 September 2011 13:24:29
Hits: 1569


JAKARTA (Arrahmah.com) –
 http://arrahmah.com/read/2011/09/16/15248-pengamat-intelejen-pemerintah-lakukan-pembiaran-kerusuhan-ambon.html
Pemerintah diduga telah melakukan pembiaran terhadap kerusuhan di Ambon. Jika pemerintah terus membiarkan kejahatan ini berlangsung, maka pemerintah bisa diseret ke Pengadilan PBB dengan pasal pelanggaran HAM berat.
Hal tersebut diungkapkan pengamat intelijen Umar Abduh menyikapi berbagai keganjilan pemerintah dalam mengangani kasus kerusuhan di Ambon 11 September lalu,
Meskipun berbagai media memberitakan bahwa Ambon sudah kondusif pascakerusuhan, namun insiden yang diawali dengan terbunuhnya tukang ojek Muslim di kampung Kristen tersebut masih menyisakan banyak keganjilan.
Banyak pihak yang mencurigai pemerintah menutup-nutupi kejadian yang sebenarnya yang membumihanguskan beberapa kampung Islam di Ambon. Menyembunyikan fakta-fakta di balik kerusuhan, memang jurus ampuh untuk memenangkan satu pihak dan membungkam pihak lain.
Kasus pembunuhan tukang ojek Muslim di wilayah Kristen misalnya, fakta-faktanya jelas ada penganiayaan tetapi aparat selalu saja mengklaim bahwa hal tersebut adalah kecelakaan tunggal. Namun sampai sekarang pemerintah telah menurunkan tim penyidik untuk mengautopsi ulang jenazah tukang ojek karen abanyak pemberitaan media yang mengungkapkan tentang kemungkinandibunuhnya tukang ojek tersebut.
Keganjilan makin diperparah dengan tewasnya beberapa warga Muslim dengan luka tembak. Menanggapi situasi tersebut, tanpa ragu-ragu Umar Abduh menyebut pemerintah telah melakukan kebohongan jika tidak mengetahui kejahatan massal yang terjadi di Ambon.
“Kalau pemerintah tidak mengetahui kejahatan massal yang seperti itu, itu jelas bahwa pemerintah berbohong. Kalau ini terjadi berarti itu memang by design, disetujui oleh pemerintah,” ujar Abduh pada Rabu (14/9/2011) sore.

Menurut Umar Abduh, kezaliman pihak Kristen di kepada umat Islam di Ambon itu terjadi karena pemerintah memberikan kebebasan kepada Salibis, untuk mengikuti keinginan luar negeri, untuk melawan Islam.

“Kita tahu salibis itu seperti itu, bahwasanya pemerintah memberikan kebebasan salibis karena perintah dari majikannya di sana. Harus dipersenjatai karena mereka itu terancam oleh Islam. Mereka yang merasa sebagai minoritas, padahal di Ambon mereka itu kan seimbang,” papar mantan tapol kasus Woyla di masa Orde Baru itu.

Dengan sikap yang  lebih mengikuti apa maunya asing atau maunya luar negeri itu, jelas Umar Abduh, mengakibatkan pemerintah tidak tahu betapa besar kekuatan kelompok separatis di Ambon.

“Apa yang ada di tangan orang kafir atau salibis yang terang-terangan. Mereka itu jagonya banyak, snipernya banyak atau daya represifnya tinggi itu tidak pernah dihitung (oleh pemerintah, red). Jadi di sini menunjukkan bahwa memang ini skenario pemerintah,” jelasnya.

“Pura-pura saja mereka, tidak ada intelijen tidak tahu itu tidak ada, kalau intelijen sampai tidak tahu itu namanya bukan negara!” tambahnya.

Abduh mengungkapkan jika pemerintah terus melakukan pembiaran terhadap pembantaian massal di Ambon, maka pemerintah bisa saja diseret ke Pengadilan PBB dengan pasal pelanggaran HAM berat dan pemerintahnya terancam dibubarkan.

Namun dilaporkan ke PBB atau tidak pada dasrnya tak berpegaruh, karena PBB merupakan kaki tangan Amerika dan perpenjangan tangan zionis Israel. Hari gini percaya PBB? Capek deh!  (voaI/arrahmah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar