AS dinilai telah frustrasi dengan fakta bahwa Assad tetap berkuasa di Suriah begitu lama, dan kini Washington beralih menggunakan taktik pemerasan dalam rangka menekan melalui resolusi PBB yang memungkinkan penggunaan kekuatan militer asing. Demikian dikatakan seorang aktivis Brian Becker kepada Russia Today (29/7).


Moskow Senin (30/7) menyatakan bahwa Barat berusaha memeras Rusia agar mendukung rencana mereka mengupayakan resolusi anti-Suriah dan mengancam akan mengakhiri misi pengamat PBB jika tidak tercapai kesepahaman.


Direktur koalisi anti-perang ANSWER, Brian Becker, mengatakan bahwa AS hendak mengintimidasi Beijing dan Moskow di arena internasional sehingga dapat menyukseskan tujuan mereka yaitu penggulingan pemerintahan Assad.


Kebijakan luar negeri AS era Clinton-Obama, menggunakan sistem mafia: "Jika Anda tidak sejalan dengan kami, jika Anda tidak melakukan apa yang kami lakukan, kami akan mematahkan kaki Anda, kami akan membuatnya tidak mungkin, kami akan mengancam Anda."


Amerika Serikat berharap dapat memaksa Rusia dan Cina sejalan dengan rencananya yaitu menyulut perang saudara dengan menggunakan semua elemen kekerasan yang tersedia, menyingkirkan semua peluang perdamaian untuk mencapai tujuan utama penggulingan pemerintahan Assad. Bukan karena pemerintah Assad tidak demokratis atau anti-kemanusiaan tapi karena tidak menguntungkan Barat. Dan inilah tujuan sejati AS di Timur Tengah, di Suriah dan di tempat lain.


Perubahan Taktik

Sekarang AS sedang frustasi karena pemerintah Assad mampu bertahan meski menghadapi tekanan hebat dari Barat, Turki, Arab Saudi dan Qatar, yang mempersenjatai kelompok pemberontak. Mereka sangat frustasi karena mereka ingin negara-negara lemah jatuh ketika AS sudah menetapkan "Anda harus jatuh."

Akan tetapi, pemerintah Assad menunjukkan keuletan yang dahsyat dan daya tahan kokoh, karena benar seperti yang dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mayoritas rakyat Suriah masih mendukung pemerintah.


Pengerahan Kekuatan NATO

Amerika Serikat tidak akan berhenti. Jika gagal di arena diplomatik maka Washington akan mencari cara lain dengan menggunakan kekerasan demi menggulingkan pemerintahan Assad. Menurut Becker, hal ini tidak akan berhenti kecuali salah satu pihak meraih kemenangan secara militer dan Amerika Serikat telah membulatkan tekadnya untuk menggulingkan rezim.

Bagaimana hal itu dapat terealisasi? Becker menegaskan bahwa untuk menjawabnya kita harus merujuk pada sejarah. Apa yang terjadi dalam kasus Yugoslavia. Di sana, ketika Amerika Serikat dan Barat tidak mencapai kesepahaman di atas meja PBB dalam menyelesaikan krisis Yugoslavia, maka mereka menggunakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Untuk kasus Suriah, Amerika Serikat dapat memanfaatkan NATO. Turki juga merupakan sayap kiri NATO di kawasan. Selain itu, Amerika juga dapat merangkul mitra-mitranya di kawasan yang dalam hal ini adalah Arab Saudi dan negara-negara Teluk Persia.

Becker menyimpulkan bahwa kondisi saat ini sedang mengarah pada intervensi militer jika pemerintah Assad mampu bertahan menghadapi berbagai tekanan.(IRIB Indonesia/MZ)

http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-..._col_count%3D1