Tragedi 9/11
adalah Dusta dan Kejahatan Pemerintah Amerika-Serikat dan Yahudi Israel.. terhadap rakyat dan bangsa Amerika dan Penjajahan terhadap Negara Muslim di Irak-Afghanistan dan belahan dunia lain
Dokumen: Pemerintah Bush Halangi Penyelidikan Mendalam Tragedi 9/11
WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Dokumen rahasia yang bocor
mengungkapkan bahwa para pejabat senior dari pemerintahan AS era George
W. Bush pernah memperingatkan tim penyelidik 9/11 agar tidak melakukan
pemeriksaan terlalu mendalam terkait insiden tersebut.
Dalam sebuah surat yang berhasil diperoleh Ikatan Kebebasan Sipil
Amerika (ACLU), Komisi 9/11 tidak diberikan izin untuk menanyai para
tersangka "teroris". Pemerintahan Bush mengklaim bahwa dengan melakukan
hal itu, maka tim penyelidik telah "melewati batas" dan
menghalang-halangi upaya pemerintah untuk "melindungi negara".
Dengan dalih untuk "melindungi keamanan nasional, termasuk melindungi
warga negara Amerika dari serangan teror di masa mendatang," para
pejabat pemerintahan Bush mendesak Komisi tersebut agar tidak melangkah
lebih jauh dalam melakukan penyelidikan terhadap serangan 11 September
2001.
"Menanggapi permohonan besar dari Komisi untuk mendapatkan akses
rahasia, jajaran eksekutif telah memberikan akses dalam kerja sama
penuh," tulis surat tersebut. "Akan tetapi, ada garis batas yang tidak
boleh dilewati Komisi, garis yang memisahkan kepentingan penyelidikan
terhadap serangan 11 September 2001 dengan campur tangan terhadap
kemampuan pemerintah untuk menjaga keamanan nasional, termasuk
melindungi warga negara Amerika dari serangan teroris di masa
mendatang."
"Permohonan staf Komisi untuk turut berpartisipasi dalam proses interogasi tahanan telah melewati garis tersebut."
"Sebagai pejabat Amerika Serikat yang bertanggung jawab dalam
penegakan hukum, dan menjalankan fungsi pertahanan dan intelijen dari
pemerintahan, kami meminta Komisi Anda tidak lagi mengajukan permohonan
agar turut disertakan dalam proses interogasi tahanan," demikian isi
surat tersebut.
Surat peringatan tertanggal 6 Januari 2004 tersebut dibubuhi tanda
tangan mantan Jaksa Agung AS John Ashcroft, Menteri Pertahanan Donald
Rumsfeld, dan Direktur CIA George Tenet.
Peringatan tersebut hanya satu contoh dari upaya gigih pemerintahan
Bush untuk menghalangi Komisi 9/11 agar tidak melakukan penyelidikan
lebih dalam terkait serangan tersebut. George Bush dan Dick Cheney
menolak datang secara terpisah di hadapan Komisi tersebut, dan keduanya
kompak menolak memberikan kesaksian di bawah sumpah, mereka hanya
mengadakan pertemuan informal dengan para anggota panel dan tidak boleh
ada rekaman dalam pertemuan tertutup tersebut.
Paul Joseph Watson dari PrisonPlanet mengatakan, "penolakan akses
terhadap para tahanan tersebut, tidak diragukan lagi, dilakukan agar
para anggota Komisi tersebut tidak dapat membocorkan fakta bahwa para
tahanan tersebut hanyalah kambing hitam yang tidak tahu apa-apa perihal serangan 9/11."
"Seperti yang seringkali kami tekankan di hadapan pelintiran media
yang mengutuk siapapun yang mempertanyakan versi resmi 9/11, mayoritas
anggota Komisi 9/11 mengecam versi resmi tersebut sebagai hal yang tidak
benar."
Penasihat senior Komisi 9/11, John Farmer, mengatakan bahwa
pemerintah tidak mengatakan yang sebenarnya terkait 9/11. Seperti halnya
para anggota Komisi 9/11, ia menuding Pentagon telah sengaja berbohong
mengenai respons yang mereka berikan terkait serangan tersebut.
Komisi 9/11 didirikan pada bulan November 2002 untuk mempersiapkan
penyelidikan terhadap berbagai hal terkait serangan 11 September 2001,
untuk mencegah terjadinya serangan di masa mendatang.
Pada tahun 2003, dalam sebuah wawancara dengan PBS, Senator Max
Cleland, yang mengundurkan diri dari Komisi 9/11 setelah menyebutnya
sebagai skandal nasional, mengatakan:
"Menurut saya itu disengaja. Menurut saya, penundaan dalam
menghubungkan informasi ini dalam serangkaian rapat dengar pendapat agar
dapat didengar publik Amerika, memang disengaja. Seperti yang diketahui
sejumlah anggota Kongres, termasuk Bob Graham dan lainnya, Komisi 9/11
memang sengaja diperlambat, karena kebijakan dan prioritas pemerintah
(Bush) adalah menggulingkan Saddam Hussein."
Kepada DemocracyNow, Cleland mengatakan. "kita harus mendapatkan
kisah yang utuh, karena isu 9/11 adalah hal yang amat penting bagi
Amerika. Tapi Gedung Putih yang ini (pemerintahan Bush) ingin
menutupinya."
Pada tahun 2006, Washington Post melaporkan bahwa sejumlah anggota Komisi 9/11 menduga adanya penipuan yang dilakukan Pentagon.
"Sejumlah anggota staf dan komisaris panel 11 September menyimpulkan
bahwa cerita awal yang disampaikan Pentagon mengenai reaksi terhadap
serangan teroris 2001 mungkin merupakan bagian dari upaya yang disengaja
untuk menyesatkan Komisi dan publik Amerika, bukannya membuka kabut
misteri yang menyelimuti hari itu, menurut sumber-sumber yang terlibat
dalam debat," tulis Post.
Komisaris 9/11 Bob Kerry juga memiliki pertanyaan yang tak terjawab.
Seperti dilaporkan oleh Salon, dia yakin bahwa ada alasan-alasan
tertentu untuk meyakini bahwa ada versi lain dari cerita resmi versi
pemerintah.
"Ada alasan yang cukup kuat untuk menduga bahwa ada alternatif lain
dari yang digariskan dalam versi kami," kata Kerry. Komisi (9/11) diberi
waktu dan sumber daya yang terbatas dalam melakukan investigasi, dan
upaya kami dalam mengakses dokumen penting dan memperoleh keterangan
para saksi dihambat oleh pemerintah."
Terungkapnya isi dokumen rahasia tersebut terjadi bersamaan dengan
hasil sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang menyatakan bahwa
seperempat orang dewasa di AS yakin serangan tahun 2001 tersebut adalah rekayasa. (dn/pv/bl/iw) www.suaramedia.com
Kejanggalan Cerita 9/11 Timbulkan Tanda Tanya Media
WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Seperti diberitakan oleh Washington
Times, disebutkan: "Masih ada tanda tanya teknis mengenai serangan 11
September yang masih bergelayut di benak sejumlah orang, dan hal itu
merembet ke ranah politik."
"Bagaimana mungkin baja seberat 200.000 ton tercerai berai dan roboh
dalam waktu hanya 11 detik? Ribuan orang arsitek dan insinyur
mempertanyakan hal tersebut, mereka menyerukan kepada Kongres untuk
memerintahkan investigasi baru terhadap peristiwa runtuhnya menara
kembar dan Building 7 (7 World Trade Center)."
"Masalah yang menyelimuti versi resmi pemerintah tidak pernah
berakhir. Menurut sejumlah ahli pikir ternama dunia, hal tersebut tidak
mungkin terjadi."
"Untuk meruntuhkan bangunan semacam itu dalam waktu singkat, maka
harus ada ledakan buatan di gedung tersebut. Dan ledakannya harus
mengarah ke luar," kata Richard Gage, seorang arsitek asal San Francisco
yang merupakan pendiri organisasi nirlaba Architecs & Engineers for
9/11 Truth.
Gage, yang merupakan anggota Institut Arsitek Amerika, mampu membujuk
lebih dari 1.000 orang koleganya untuk menandatangani sebuah petisi
baru dan meminta agar dilakukan penyelidikan resmi.
"Laporan Federal Emergency Management dan National Institute of
Standards and Technology (NIST) mengenai penghancuran gedung-gedung
tersebut terbukti tidak cukup, berisi pertentangan, dan kepalsuan. Oleh
karena itu, kami menyerukan dilakukannya investigasi terhadap para
pejabat NIST," tambah Gage.
Gage menambahkan bahwa permasalahan teknis seputar runtuhnya menara
kembar tersebut memicu lahirnya perdebatan, bantahan dan cemoohan selama
bertahun-tahun.
Tim King dari situs Salem News menyebutkan: "Pemerintah AS
memang ingin masyarakat percaya bahwa gedung-gedung tersebut ambruk
karena lalapan api. Akan tetapi, dalam sejarah belum pernah ada api yang
mampu meruntuhkan gedung pencakar langit. Jilatan api memang membakar
hingga kerangka bangunan, tapi api tidak bisa meruntuhkan gedung."
"Anggap saja hal itu mungkin terjadi, maka menara kembar WTC menjadi
bangunan yang paling tidak mungkin runtuh. Kerangka baja menara kembar
tersebut tidak akan sampai ambruk, bahkan jika gedungnya sendiri
runtuh."
"Ketika kami mulai menulis mengenai hal ini. Matt Lintz, desainer web
kami, mengetahui adanya upaya-upaya Angkatan Udara AS untuk meretas
situs Salem News."
Salem News menyebutkan bahwa mungkin setengah penduduk AS masih belum
menyadari bahwa ada gedung ketiga yang juga turut runtuh pada tanggal
11 September 2001. Dan gedung tersebut tidak dihantam pesawat. Namun,
dalam gedung tersebut terdapat banyak catatan yang berharga bagi
industri keuangan.
"Kata-kata Gage bergema di seluruh penjuru negara, di seluruh
universitas dan perusahaan konstruksi. Konstruksi bangunan menara
tersebut memang dirancang khusus untuk dapat menahan dampat tabrakan
peswat jet. Untuk diketahui, bahan bakar jet mirip dengan diesel dan
tidak memiliki efek bakar yang sangat tinggi. Di saluran radio, para
pemadam kebakaran setempat membahas mengenai betapa mudahnya memadamkan
bara api tabrakan pesawat, bahkan hanya membutuhkan beberapa orang
pemadam saja."
"Misalnya saja, seorang ahli teori akan mampu meramalkan bahwa
setelah peristiwa seperti 9/11, AS akan menerjunkan pasukan militernya
untuk melakukan balasan atas serangan tersebut. Dengan data intelijen
palsu yang sengaja ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sudah dirancang
sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa pasukan tersebut diarahkan untuk
menginvasi Irak, bukan untuk membalas peristiwa 9/11, tapi untuk menggapai tujuan perluasan wilayah Israel."
Memperkuat pemikiran tersebut, Mike O Cathail dari Salem News menuliskan, "Satu
hari setelah 9/11, Benjamin Netanyahu tidak sengaja mengatakan bahwa
kematian 3.000 warga negara Amerika adalah sebuah hal yang amat baik
bagi Israel. Pembunuhan massal tersebut amat bagus bagi sektor-sektor
perekonomian Israel yang tengah tumbuh."
Richard Gage khususnya merasa ada yang janggal dengan Building 7,
sebuah gedung pencakar langit 47 lantai, yang tidak tertabrak pesawat,
"namun gedung tersebut ambruk dengan kecepatan tinggi". Dia juga
mengatakan bahwa ada lebih dari 100 pelapor pertama menyebutkan mengenai
terdengarnya ledakan dan kilatan pada saat gedung-gedung tersebut
runtuh. "Sebagian menyatakan adanya bagian-bagian gedung yang terbuat
dari baja terlempar secara horisontal sejauh 600 kaki (182 meter) dengan
kecepatan 60 meter per jam dan decking beton dan metal seberat 90.000
ton yang runtuh seketika."
Salem News menambahkan: "Sebagian besar pakar setuju bahwa
gedung-gedung tersebut hanya bisa runtuh sedemikian rupa jika diledakkan
dari dalam. Para pakar yang pernah mengerjakan peledakan seperti itu di
Las Vegas, setidaknya sebelum dilanda krisis ekonomi nasional,
meletakkan bahan peledak utama di lorong-lorong lift dan juga di
berbagai titik stragtegis dalam struktur gedung."
"Jika Anda menyaksikan gerak lambat runtuhnya menara WTC, maka dapat
dilihat dengan mudah bahwa memang ada serangkaian ledakan yang
direncanakan."
"Ada pula bukti materi peledak nano canggih dalam debu World Trade
Center," kata Gage. Ia menambahkan bahwa petisi yang diajukan kelompok
tersebut sudah disampaikan kepada para anggota Kongres.
"Namun, tentu saja Rudy Giuliani, walikota New York kala itu, sudah menyingkirkan barang bukti dengan segera," tambah Salem News.
"Ada daftar panjang penyelidik federal yang mengatakan bahwa mereka
tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan mereka atau menyelesaikan
investigasi." (dn/ip/wt) www.suaramedia.com
Tragedi 911 WTC Skenario George W. Bush?
Setiap 11 September, rakyat Amerika
mengenang tragedi runtuhnya menara kembar World Trade Centre (WTC) di
New York, AS, yang memakan banyak korban. Gedung kembar itu hancur luluh
bagaikan gedung tua yang diledakkan oleh bahan peledak dari dalam
setelah ditabrak dua pesawat terbang komersial. Hari itu, jaringan
televisi AS meliput secara live dari lokasi peristiwa. Tayangan itu
terbidik dari beberapa sudut dan terlihat langsung oleh jutaan pemirsa
televisi. Pers AS lalu seperti menyanyikan lagu koor, mengutip
keterangan resmi: 'Menara itu runtuh diserang oleh teroris Muslim yang
digerakkan oleh Usamah Bin Laden dari Afghanistan'. Tapi, tak semua pers
mengikuti koor itu.
Hari ini, Amerika murung. Namun sebenarnya kemurungan itu bukan hanya milik AS saja, tapi kemudian ke seluruh belahan dunia: siapapun - ya, siapapun!, kecuali orang-orang yang tak punya nurani dan hanya punya kedengkian, dan hanya mementingkan diri dan kepentingan golongannya sendiri - tak akan pernah bisa menerima peristiwa laknat itu: dengan dalih apapun, dalam situasi seperti sekarang ini, penyerangan terhadap WTC tidak bisa dibenarkan.
Hari ini, Amerika murung. Namun sebenarnya kemurungan itu bukan hanya milik AS saja, tapi kemudian ke seluruh belahan dunia: siapapun - ya, siapapun!, kecuali orang-orang yang tak punya nurani dan hanya punya kedengkian, dan hanya mementingkan diri dan kepentingan golongannya sendiri - tak akan pernah bisa menerima peristiwa laknat itu: dengan dalih apapun, dalam situasi seperti sekarang ini, penyerangan terhadap WTC tidak bisa dibenarkan.
Kemudian sejarah berulang. Ketika WTC yang lebur dengan tanah dan
kemudian menjadi ground zero ditayangkan berulang-ulang di televise di
seluruh dunia, mereka yang menyebarkan Islam dengan sesungguhnya sadar
sesadar-sadarnya, bahwa bahaya besar tengah mengancam.
Benar saja, kemudian setelah itu, George W. Bush mendeklrasikan
perang terhadap teroris, namun pratiknya, lebih tepat terhadap umat
Islam. Kejadian di Iraq, mulai dari lengsernya Saddam Hussein, sampai
kemudian invasi pasca-huru-hara yang masih tetap menjadi huru-hara
sampai saat ini, dan pendudukan Afghanistan, dengan segala banyak
retorikanya yang semuanya menyudutkan umat Islam, dengan tudingan
sebagai pelaku besar penyerangan terhadap WTC. Siapa gerangan Usamah bin
Ladin? Jika benar Usamah orang Islam yang sesungguh-sungguhnya, maka
ini adalah jenis Muslim yang tak tahu diri: menyerang, bersembunyi, dan
menimpakan semua akibatnya pada seluruh Muslim di dunia.
Terungkap pula bahwa Bush sudah mengetahui akan
adanya serangan pada tanggal tersebut. Kala itu, Bush hendak
meninggalkan hotel. Seorang wartawan memergoki kepala staf Gedung Putih,
Andy Card membisikkan sesuatu di telinga Bush. Ketika para wartawan
bertanya kepada Bush, "apakah anda tahu apa yang terjadi di New York?"
Bush
menjawab bahwa dirinya sudah tahu dan akan mengatakan sesuatu mengenai
hal tersebut nanti. Pernyataan ini bertentangan dengan pernyataan Bush sendiri yang
dikeluarkan dalam dua kesempatan yang berbeda, saat itu dia menyebutkan
bahwa dirinya mengetahui peristiwa di New York dari siaran televisi
diluar sebuah ruang kelas saat dia hendak berbicara mengenai masalah
pendidikan dihadapan sekelompok pelajar anak-anak di Florida.
Padahal,
Bush jelas tidak mungkin melihat siaran televisi pada hari itu, karena
tidak ada rekaman yang beredar di televisi hingga keesokan harinya. Bush
juga sama sekali tidak merasa terkejut ketika diberitahu bahwa pesawat
kedua menabrak menara WTC sebelah selatan dan bahwa AS sedang dalam
serangan, Bush justru dengan santai membacakan cerita mengenai sebuah
kambing peliharaan selama lebih dari lima menit.
Selain Bush, Yahudi juga terlibat dalam konspirasi besar 11 September.
Ketika terjadi peristiwa 11 September, dilaporkan bahwa sekitar 4.000
karyawan Yahudi secara serentak tidak masuk kerja. Sehingga mereka semua
selamat dan tidak ada korban Yahudi dalam peristiwa tersebut.
Theiry Meyssan, seorang jurnalis asal Prancis mencoba melihat
peristiwa itu secara objektif. ''Saya akan menjungkirbalikkan seluruh
versi resmi serangan 11 September 2001,'' katanya.
Hasil investigative reporting -nya itu kemudian ia tuangkan ke dalam
sebuah buku berjudul 9/11 The Big Lie America , diterjemahkan penerbit
Jalan Lurus dengan judul, Bohong Besar Amerika , Bandung, 2003.
Inilah cerita versi Thierry Meyssan: Kedua pesawat itu diidentifikasikan oleh FBI sebagai Boeing 767. Pesawat itu menghantam tepat pada sasarannya. Peristiwa ini sangat musykil. Dipandang dari ketinggian yang jauh, sebuah kota akan tampak seperti selembar peta dan semua acuan visual yang lazim menjadi hilang. Untuk menabrak menara, pesawat perlu dipraposisikan pada ketinggian sangat rendah. 'Karya' itu merupakan prestasi luar biasa bahkan pilot yang sangat berpengalaman pun sulit melakukannya. Konon yang melakukannya adalah pilot yang baru lulus latihan.
Namun, ada satu cara untuk mendapat hasil demikian, yakni memakai rambu tuntun dari radio. Suatu sinyal yang dipancarkan dari sasaran, menuntun pesawat itu. Tak perlu banyak orang di pesawat dalam kendali pilot otomatis. Bahkan, pembajak sama sekali tidak dibutuhkan. Pesawat itu berada di bawah kendali remote control , mengendalikan pesawat tanpa pilot.
Inilah cerita versi Thierry Meyssan: Kedua pesawat itu diidentifikasikan oleh FBI sebagai Boeing 767. Pesawat itu menghantam tepat pada sasarannya. Peristiwa ini sangat musykil. Dipandang dari ketinggian yang jauh, sebuah kota akan tampak seperti selembar peta dan semua acuan visual yang lazim menjadi hilang. Untuk menabrak menara, pesawat perlu dipraposisikan pada ketinggian sangat rendah. 'Karya' itu merupakan prestasi luar biasa bahkan pilot yang sangat berpengalaman pun sulit melakukannya. Konon yang melakukannya adalah pilot yang baru lulus latihan.
Namun, ada satu cara untuk mendapat hasil demikian, yakni memakai rambu tuntun dari radio. Suatu sinyal yang dipancarkan dari sasaran, menuntun pesawat itu. Tak perlu banyak orang di pesawat dalam kendali pilot otomatis. Bahkan, pembajak sama sekali tidak dibutuhkan. Pesawat itu berada di bawah kendali remote control , mengendalikan pesawat tanpa pilot.
Setelah ditabrak, Menara Kembar runtuh sendiri. Sebuah komisi penyidik menyimpulkan bahwa terbakarnya bahan bakar pesawat menimbulkan panas yang melelehkan struktur logam utama kedua bangunan.
Teori ini
disangkal keras oleh Assosiasi Pemadam Kebakaran New York dan Journal
Profesional, Fire Engineering bahwa struktur bangunan tersebut tahan
api. Para petugas pemadam kebakaran malah mendengar ledakan di lantai
dasar bangunan. Pakar terkenal dari Institut Pertambangan dan teknologi,
Van Romero pun mengamininya. ''Keruntuhan itu diakibatkan oleh bahan
peledak,'' katanya.
Pada hari yang sama, Departemen Pertahanan mengeluarkan pengumuman
singkat ''Pentagon diserang teroris pada pukul 09.38,'' kata Menteri
Pertahanan Donald H. Rumsfeld. Pers AS pun heboh.
Namun, ketika mau
meliput peristiwa itu, para wartawan diusir dari tempat kejadian dengan
alasan agar tidak menghalangi operasi penyelamatan. Toh, wartawan AP,
Tom Horan, berhasil mendapatkan foto-foto ekslusive dari sebuah gedung
dekat lokasi kejadian.
Kepala Staf Gabungan, Jenderal Richard Myers, mengindikasikan bahwa pesawat terbang bunuh diri itu adalah Boeing 757-200. Pukul 08.55 waktu setempat, Boeing itu turun ke ketinggian 29.000 kaki. Dua pesawat tempur F-16 segera melesat untuk mencegat Boeing itu, tapi katanya kehilangan jejak.
Kepala Staf Gabungan, Jenderal Richard Myers, mengindikasikan bahwa pesawat terbang bunuh diri itu adalah Boeing 757-200. Pukul 08.55 waktu setempat, Boeing itu turun ke ketinggian 29.000 kaki. Dua pesawat tempur F-16 segera melesat untuk mencegat Boeing itu, tapi katanya kehilangan jejak.
Menurut Meyssan ini tak masuk akal. ''Bagaimana percaya sebuah pesawat jet berbadan tambun bisa mengecoh dua pesawat tempur yang memburunya?'' Seandainya si Boeing berhasil mengatasi rintangan pertama pun, dengan mudah akan ditembak jatuh saat mendekati Pentagon.
Pasalnya, di pangkalan udara Saint Andrew di sekitar Pentagon, berpangkalan Wing Tempur 113 Angkatan Udara dan Wing Tempur serang 321 Angkatan Laut. Masing-masing dilengkapi pesawat tempur F-16 dan F/A-18. Di atap gedung itu pun dipasang penangkis serangan udara dan rudal-rudal supercanggih. Mereka tentu tak akan pernah membiarkan sang Boeing menghampiri Pentagon.
Pesawat raksasa itu tiba-tiba mendekati tanah, seperti akan mendarat, langsung menabrak Gedung Pentagon. Anehnya tanpa merusak tiang lampu dan bangunan-bangunan di sekitarnya. Moncong pesawat masuk ke pintu gerbang yang tengah direnovasi. Keterangan resmi ini, menurut Meyssan, meragukan. Tabrakan keras itu pastilah menimbulkan kebakaran besar, lalu pesawat menjadi onggokan gosong.
''Jika merujuk pada foto dari AP, Anda akan melihat tidak dijumpai bangkai pesawat di sana. Bahkan, sebuah gir roda pesawat pun tak tampak. Padahal pemotretan itu dilakukan di menit-menit pertama ketika mobil pemadam kebakaran tiba dan petugas belum menyebar,'' tulis Meyssan dalam bukunya itu. Diduga suara berdesing dan runtuhnya atap salah satu pintu gerbang Pentagon itu disebabkan oleh rudal tipe AGM. Jenis rudal ini menyerupai sebuah pesawat terbang sipil kecil, memang. Tapi, bukan pesawat terbang. Demikian Meyssan.
Lepas dari kontroversi itu, Presiden AS, George W Bush, segera mengumumkan bahwa serangan itu dilakukan oleh teroris Muslim, pimpinan Usamah bin Ladin. Maka, tanpa memerlukan penyelidikan seksama, dengan alasan memburu pimpinan Alqaidah itu, Bush memerintahkan penyerbuan ke negara Muslim Afghanistan. Gilirannya, Irak diduduki dengan alasan memiliki senjata pemusnah massal (yang kemudian ternyata tidak terbukti).
Kenapa Bush menuding Muslim? Rupanya Bush mendapat bisikan dari Samuel Philip Huntington. Pandangan negatif penasihat gedung putih terhadap Islam ini tertuang dalam sebuah artikel yang dimuat di media Foreign Affairs yang terbit pada musim panas 1993 dengan judul ''The clash of Civilization''. Artikel yang memancing polemik ini kemudian diterbitkan dalam bentuk sebuah buku pada 1996. Menurut Huntington, setelah Uni Sovyet (ideologi komunis) runtuh, musuh berikutnya adalah Islam. Sudut pandang negatif terhadap Islam inilah yang rupanya diyakini Presiden Bush. Bush lalu mendeklarasikan perang atas nama membasmi teror.
Sejak dulu Indonesia negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini adalah negeri yang aman. Bangsa yang yakin bahwa agama adalah rahmat bagi sekalian alam. Tapi, sejak deklarasi Bush itu, tiba-tiba bom-bom canggih berledakan merobek ketenangan negeri 'jamrud Khatulistiwa' itu dan memakan banyak korban orang tak berdosa. Lalu pesantren dituding biang teror. Orang-orang berjenggot, berpakaian gamis dengan celana menggantung dicurigai. Ujung-ujungnya, kegiatan dakwah harus diawasi. Mungkinkah malapetaka ini bagian dari skenario global untuk mengharukan Islam Sedunia ? (sm/rp) dikutip Oleh www.suaramedia.com
Artikel ini Memiliki izin Hak Cipta untuk Publikasi. Copyright ©2009 SuaraMedia News
Permainan Politik Dibalik Berkembangnya Industri Terorisme
WASHINGTON (Berita SuaraMedia) - Seperti yang mereka katakan, sejarah
ditulis oleh para pemenang. Bisa dikatakan bahwa komentar dan analisis
dibuat oleh mereka yang memiliki akses pada kekuasaan dan pengaruh.
Selama negosiasi atas pembentukan Israel, para
Zionis yang frustrasi, anggota suatu organisasi yang dikenal sebagai
Stern Gang, membunuh duta besar Inggris untuk Mesir, Lord Moyne. Pada
tahun 1946 mereka meledakkan King David Hotel di Yerusalem, menewaskan
91 tamu. Hari ini, setidaknya di media Barat, peran Zionis dalam
pembentukan Israel adalah tidak digambarkan sebagai tindakan terorisme,
begitu juga dengan peran Pasukan Pertahanan Israel dalam penyerbuan di
Gaza pada awal Januari 2009.
Viet Cong pernah disebut sebagai teroris, tetapi tidak lagi, tidak semenjak mereka dan Tentara Vietnam Utara memenangkan perang.
Nelson Mandela dinyatakan bersalah atas sabotase di
bawah hukum kulit putih Afrika Selatan mengenai terorisme yang terkenal
buruk pada tahun 1964 dan dijatuhi hukuman untuk penjara seumur hidup
di Pulau Robben. Sebuah pergeseran yang substansial dalam kekuasaan
antara kulit putih dan kulit hitam Afrika Selatan menjadikan Mandela
sebagai presiden Afrika Selatan pada tahun 1994.
Di pengadilan Mandela, yang dikenal sebagai
Pengadilan Rivonia, seorang pengacara pada tim pembela, Harold Hanson,
mengatakan bahwa keluhan-keluhan suatu bangsa tidak dapat ditekan.
Orang-orang akan selalu mencari cara untuk menyuarakan kepedihan mereka.
''Bukan tujuan mereka untuk melakukan tindakan kriminal, hanya cara
yang terpaksa mereka lakukan.''Dia menunjukkan kepada hakim bahwa
orang-orang Afrika, yang merupakan bagian dari dirinya dan hakim, telah
melakukan pemberontakan bersenjata menentang imperialisme Inggris dan
telah dituduh oleh Inggris atas pemberontakan dan pengkhianatan.
Setelah tentara Boer dikalahkan oleh Inggris di
tahun 1900, orang-orang Afrika melakukan perang gerilya lagi selama dua
tahun, bahkan mereka menciptakannya dalam bentuk modern. Perang gerilya
bagi beberapa pihak adalah bentuk lain dari terorisme, tapi itu tidak
membuat khawatir pemerintah Barat dalam hubungan mereka dengan
pemerintah Afrika dari tahun 1950-an hingga pertengahan tahun 1980-an.
Perjuangan di Sri Lanka adalah sebuah perang
saudara, sama seperti di Afghanistan. Tanpa melakukan analisis rinci,
pemerintah Australia setuju dengan pemerintah Bush dan menyatakan bahwa
Pembebasan Macan Tamil Eelam dan Pejuang Taliban sebagai teroris,
mengabaikan bahwa dalam kasus Taliban ini banyak sekali anggota
Mujahidin, yang pernah terlibat dalam perang untuk mengusir Soviet dari
Afghanistan, dan bahkan mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Situasi
di Afghanistan tampaknya menentang analisis rasional, dengan sekarang
Taliban telah dicap teroris dan pendukung al-Qaeda.
Perang saudara di Sri Lanka dimulai dengan gertakan
dan serangan terhadap Tamil di utara oleh mayoritas Sinhala tidak lama
setelah Sri Lanka mendapatkan kemerdekaan dari Inggris tahun 1948.
Tindakan kekerasan pertama adalah ketika Partai Kebebasan Sri Lanka
membuat permintaan pada tahun 1954 bahwa bahasa Sinhala harus menjadi
bahasa resmi. Pada pemilihan tahun 1956 itu adalah isu politik yang
dominan. Di bawah tekanan yang konstan dan berkembang, hubungan antara
kedua komunitas menjadi lebih buruk sampai tahun 1977 serangan oleh
anggota-anggota masyarakat Sinhala menewaskan 125 rakyat Tamil. Dari
tahun 1983 konflik antara mayoritas Sinhala di selatan dan minoritas
Tamil di utara mendominasi politik Sri Lanka.
Dan begitulah terus hingga hari ini. Pemerintah
Sinhala memiliki monopoli atas kekuatan militer. Tanggapan Tamil
terhadap ketidakseimbangan ini mirip dengan Palestina dan Kongres
Nasional Afrika mereka melakukan tindakan teror yang acak yang dirancang
untuk mendukung sumber daya militer mereka yang terbatas dan
menciptakan suatu lingkungan untuk negosiasi.
Sama seperti IRA, negosiasi rahasia dengan
organisasi yang memakai teror sebagai senjata dapat membutuhkan waktu
bertahun-tahun, dalam hal ini dperumit oleh fakta bahwa Sinhala juga
menggunakan penyiksaan dan teror. Sebuah perjanjian damai ditengahi pada
tahun 2002 oleh wakil dari pemerintah Norwegia, Erik Solheim. Namun,
pada tahun 2006 perjanjian tersebut telah dilanggar.
Dengan didukung oleh pemerintahan Bush, yang
menyediakan peralatan dan pelatihan militer dengan tujuan perang melawan
teror, tentara Sri Lanka yang baru disuntikan tenaga baru melancarkan
serangan besar-besaran terhadap Macan Tamil di paruh kedua 2008.
Hasilnya adalah pembantaian Tamil. Sekitar 300.000 ditangkapi dan
dimasukkan ke kamp-kamp konsentrasi di mana kondisi bagi penghuni telah
melanggar Konvensi HAM PBB yang berkaitan dengan perlakuan terhadap
tawanan perang,
perempuan dan anak-anak. Kondisi ini merupakan tempat perkembangbiakan
kebencian. Pemerintah Sri Lanka berpendapat bahwa mengurung masyarakat
Tamil dalam tahanan adalah dalam rangka untuk menyaring anggota Macan
Tamil, tapi prosesnya terlalu lama dan lebih mirip retribusi.
Akses media ke kamp tersebut telah ditolak yang
mana, dalam pandangan bukti rahasia baru-baru ini mengenai pembunuhan
laki-laki Tamil tanpa ada pengadilan oleh militer Sri Lanka, dapat
dimengerti. Sayangnya, Australia telah berpihak dalam perang saudara Sri
Lanka. Alih-alih menawarkan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang di
kamp, ia mengirim wakil kepala Angkatan Laut, Laksamana Muda Davyd
Thomas, ke Kolombo pada bulan Juni 2009 untuk mendesak para pemuda Tamil
dicegah untuk tidak masuk ke Australia.
Sementara itu, Sri Lanka telah menjadi negara
militer. Mengesampingkan usainya perang, tentara Sri Lanka akan
diperluas dari 200.000 menjadi 300.000 untuk dijadikan tentara
pendudukan di utara dan timur. Tamil adalah pihak yang sangat kalah.
Dibenci oleh Sinhala, ke mana mereka akan pergi? Mereka tidak dapat
ditahan di kamp-kamp tanpa batas waktu, di mana angka kematian anak
diperkirakan mencapai ratusan setiap bulan.
Tanggapan Australia lainnya telah memperluas
industri terorisme, didorong oleh Polisi Federal Australia yang tidak
canggih dan tidak hati-hati. Mereka terus mengejar melalui Pengadilan
Tinggi Victoria untuk menjatuhkan tuduhan terorisme terhadap tiga orang
pemuda Tamil muda karena diduga menjadi anggota Macan Tamil dan
mengirimkan dana ke organisasi tersebut. Mengapa mengejar kasus tersebut
ketika Pemerintah Sri Lanka mengatakan bahwa organisasi itu tidak lagi
ada? Dana yang dikirim ke Pembebasan Macan Tamil Eelam ketika masih ada
dapat digunakan untuk tujuan apapun, kemanusiaan, pendidikan maupun
militer, mengingat bahwa organisasi merupakan otoritas pemerintahan di
utara. Apa yang berubah bangsa kita adalah ketika kita mengirim
laksamana untuk berdebat atas penahanan orang tak berdosa dan bukan
bertindak sebagai fasilitator bantuan kemanusiaan.
Kita telah dilindas oleh kebutuhan dari industri
terorisme, yang telah memicu ketakutan dan rasa takut, padahal yang
dibutuhkan adalah pemahaman yang lebih canggih tentang penyebab
terorisme. Berurusan dengan kemiskinan, rasisme, pembagian kekuasaan
yang tidak adil, penyalahgunaan kekuasaan dan pengaruh korupsi yang
melemahkan, dapat mungkin menjadi penyebab munculnya terorisme. Hal itu
harus diatasi sebelum kekerasan dipilih sebagai tindakan melawan
ketidakadilan. (iw/pt) Dikutip oleh www.suaramedia.com
adalah hak rakyat Amerika sebagai bangsa yang merdeka untuk melakukan secara benar-independen-dan dengan segala peralatan dan ukuran logis dan akal sehat....untuk menentukan... apakah ada permainan KEJAHATAN TERSELUBUNG YANG DILAKUKAN ORANG2 PEMERINTAHAN BUSH JR DAN STAF TERPERCAYANYA... YANG DENGAN PERENCANAAN DAN TIPU DAYA REKAYASA INTELIGEN... TELAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN SENGAJA TERHADAP RAKYAT AMERIKA YANG TAK BERDOSA [3000 ORANG]..DENGAN PERMAINAN..TRIK POLITIK DUSTA DAN KAMBING-HITAM... DAN HANYA BEBERAPA SAAT SAJA SUDAH MENUDUH ORANG2 YANG KONON BERADA JAUH DISEBERANG LAUTAN..YAKNI RAKYAT DAN BANGSA AFGHANISTAN DAN JUGA IRAQ...KETERLIBATAN LANGSUNG DENGAN PERISTIWA TRAGEDI 911 WTC DAN GEDUNG NO 7 DI NEW YORK USA... YANG AKIBATNYA TERJADI PEPERANGAN DAN INVASI BESAR2AN DI IRAQ DAN AFGHANISTAN DENGAN KORBAN RAKYAT TAK BERDOSA... DAN MENGHANCURKAN FASILITAS2 UMUM DAN MENGAKIBATKAN KERUSAKAN DAN KESENGSARAAN SERTA KORBAN2 JIWA...WANITA-ANAK2-ORANG2 TUA DAN RAKYAT AWAM DAN PEMIMPIN2 BANGSA2 IRAQ DAN AFGHANISTAN..TERSEBUT.. JUGA TERJADI KEKACAUAN DIBERBAGAI NEGARA AKIBAT PROVOKASI DAN ISUE YANG TIDAK BENAR TERSEBUT.... MAKA SUDAK PANTAS DAN LAYAK SEMUA ORANG2 YANG TERLIBAT TERMASUK PRESIDEN BUSH JR-WKL PRESIDEN DAN SEMUA STAF PEMERINTAHAN YANG TERLIBAT HARUS DIHUKUM DENGAN HUKUMAN BERAT DAN TERMASUK PIHAK2 NEGARA2 YANG TERLIBAT SEPERTI ISRAEL DAN TOKOH2NYA...
BalasHapusDENGAN TERJADINYA SERBUAN DAN INVASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA MERDEKA DAN BERDAULAT SEPERTI AFGHANISTAN DAN IRAQ TERSEBUT.....MAKA AMERIKA SERIKAT HARUS DIKENAKAN HUKUMAN DAN MEMBAYARKAN DENGAN JUMLAH BESAR PAMPASAN DAN GANTI RUGI TERHADAP NEGARA DAN BANGSA IRAQ DAN AFGHANISTAN DAN SECARA RESMI MAMINTA MAAF ATAS PERBUATAN JAHAT DAN KEJAMNYA TERSEBUT.... BAHKAN NEGARA2 YANG TERLIBAT KARENA TEKANAN AMERIKA SEPERTI PAKISTAN JUGA HARUS MENUNTUT SECARA HUKUM KEPADA AMERIKA SERIKAT KARENA MENIMBULKAN KEKACAUAN DAN KORBAN RAKYAT YANG BANYAK...YANG DISEBABKAN TEKANAN POLITI-MILITER-KEUANGANDAN EKONOMI SEHINGGA HARUS MELIBATKAN NEGARANYA DALAM PERISTISTIWA 911 WTC TERSEBUT...
BalasHapusUNTUK LEBIH JELAS DAN GAMBLANG MAKA PBB DAN PENGADILAN INTERNASIONAL YANG BENAR2 KUAT-TEGAS-BERSIH-DAN INDEPENDEN HARUS DIIKUT SERTAKAN MELAKUKAN PENELITIA-PENYIDIKAN DAN PEMERIKSAAN TERHADAP PERISTIW 911 WTC 2001 TERSEBUT...DAN KARENA TELAH MELIBATKAN KORBAN YANG SANTA LUAS DAN HAMPIR TAK TERHITUNG BANYAKNYA DIBERBAGAI NEGARA AKIBAT ISUE2 YANG DIPROPAGANDAKAN DAN DIPROVOKASIKAN SECARA BESAR2AN..OLEH PEMERINTAHAN AMERIKA SERIKAT-SEKUTU DAN PARA PENDUKUNGNYA...
BalasHapusSEMUA ITU HARUS SEGERA DILACAK DAN DIBAWA KEPENGADILAN INTERNASIONAL DAN HARUS MEMIKUL TANGGUNG JAWAB DAN GANTI RUGI KEPADA SEMUA KORBAN2 MEREKA...