Jumat, 07 Januari 2011

WikiLeaks: Israel Minta Uang Suap untuk Barang yang Masuk ke Gaza

WikiLeaks: Israel Minta Uang Suap untuk Barang yang Masuk ke Gaza

Jumat, 07/01/2011 12:53 WIB http://www.eramuslim.com/berita/dunia/wikileaks-israel-minta-uang-suap-untuk-barang-yang-masuk-ke-gaza.htm | email | print | share
Kabel diplomatik yang bocor yang dirilis WikiLeaks Kamis kemarin (6/1) menyebutkan bahwa persimpangan Israel untuk barang yang masuk ke Jalur Gaza penuh dengan korupsi.
Kabel diplomatik bertanggal 14 Juni 2006, diterbitkan Kamis kemarin oleh harian Aftenposten Norwegia, mengatakan perusahaan-perusahaan mengatakan kepada diplomat AS mereka dipaksa untuk membayar suap dalam jumlah besar agar bisa memasukkan barang-barang ke Gaza. Tidak jelas apakah praktek tersebut masih terus berlanjut. Israel sendiri belum berkomentar atas masalah ini.
Dokumen ini mengutip seorang distributor Coca-Cola lokal yang mengatakan ia diminta untuk membayar lebih dari 3.000 dolar untuk melewatkan satu truk barang melalui persimpangan Karni.
"Korupsi meluas ke manajemen Karni dan melibatkan perusahaan logistik Israel yang bekerja sebagai perantara bagi para pejabat militer dan sipil di terminal," kata dokumen itu.
Perusahaan lain, termasuk Procter & Gamble, Caterpillar, Philip Morris, Westinghouse, Hewlett-Packard, Motorola, Aramex dan Dell, juga mengeluh atas korupsi di persimpangan Karni, menurut kabel diplomatik.
Tidak jelas perusahaan mana yang benar-benar membayar suap, meskipun dokumen itu menyebut eksekutif perusahaan Caterpillar menolak untuk membayar.
Dugaan korupsi terjadi setahun sebelum Hamas menyerbu Gaza dan Israel memberlakukan blokade ekonomi. Pada waktu itu, kekerasan Israel-Palestina sering menyebabkan penutupan penyeberangan perbatasan.
Dilaporkan juga bahwa diplomat AS mengatakan bahwa biaya suap akan meningkat setelah penutupan diperpanjang di perbatasan.
Dokumen ini diidentifikasi sebagai kabel bersama oleh Duta Besar AS untuk Israel di Tel Aviv dan Konsul Jenderal Amerika di Yerusalem, yang bekerja sama dengan Palestina. (fq/hrtz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar