Minggu, 30 Januari 2011

Kesempurnaan Islam di Mata Tolstoy

Kesempurnaan Islam di Mata Tolstoy
Leo Tolstoy
Leo Tolstoy, pemikir dan penulis Rusia dilahirkan pada 9 September 1828. Namanya melambung sebagai salah satu novelis terbesar di dunia berkat karya sastranya, "Perang dan Damai" dan "Anna Karenina"". Kedua novel ini merupakan puncak fiksi realis yang mewakili gambaran kehidupan Rusia abad ke-19.
Baru-baru ini terbit buku berjudul The Rule of Prophet Mohammed. Sebagian besar buku ini merupakan terjemah riwayat Rasulullah yang ditulis oleh Tolstoy sendiri. Buku tersebut membantu kita mengenali pandangan penulis terkemuka Rusia ini mengenai Islam.
Ibrahim Raad dalam pengantar buku ini menulis,"Tahun lalu ketika bertemu para penulis berbahasa Turki di kota Ankara, saya mendengar berita bahwa Tolstoy masuk Islam. Saya tidak mempercayai berita tersebut. Untuk itu saya mencari tahu kebenaran rumor ini hingga akhirnya saya disodori buku, ‘Karya Tolstoy yang Hilang'". Buku tersebut mengungkapkan berbagai pandangan Tolstoy mengenai Islam. Salah satunya jawaban Tolstoy terhadap seorang ibu yang meminta nasehat mengenai keislaman anak lelakinya.
Seorang Ibu seraya memohon maaf kepada Tolstoy menulis,"Saya adalah seorang perempuan berusia 50 tahun dan ibu dari tiga anak. Suami saya adalah seorang muslim. Ketiga anak kami beragama Kristen. Putri saya berusia 13 tahun. Putra kami tertua berusia 23 tahun, saat ini sedang menuntut ilmu di Institut Teknologi Petersburg. Adiknya yang berusia terpaut setahun lebih muda sedang menempuh pendidikan di akademi militer Moskow.
Kedua anak lelaki saya ingin mengikuti jejak ayahnya memeluk Islam. Untuk itu mereka meminta izin dari saya sebagai ibunya. Sekarang saya kebingungan apa yang harus dilakukan tuan Tolstoy? Saya tahu pilihan anak saya ini bukan karena kepentingan remeh temeh, ataupun pertikaian keluarga. Bukan pula pertimbangan finansial yang membuat mereka memilih Islam sebagai agamanya.
Kini, tampaknya mereka berusaha menyelesaikan masalah keyakinan agamanya dan menerima Islam sebagai agama mereka.... Saya sebagai seorang ibu yang sangat mencintai anak-anak saya sendiri sangat mengkhawatirkan mereka. Untuk itu saya melayangkan surat kepada anda.
Saya tidak kuasa membendung cucuran air mata saya sendiri. Lama kelamaan saya bisa kehilangan akal menghadapi masalah ini. Terus terang saya tidak memiliki jalan keluar selain menulis surat kepada Anda, tuan Tolstoy. Saya yakin dengan ketinggian ilmu dan kearifan budi anda masalah saya bisa diatasi."
Ketika menjawab kekhawatiran ibu ini, Tolstoy memberikan jawaban dengan membandingkan keutamaan antara Islam dan Kristen. Penulis terkemuka Rusia ini mengungkapkan,
"Saya sangat menghormati dan menghargai perhatian anda terhadap anak lelaki anda dan masalah agama yang mereka yakini. Menindaklanjuti tuntutan kemanusiaan ini, saya mempertimbangkan kecenderungan terhadap agama Islam dan menjadi pengikut Muhammad sebagai hal yang sangat urgen bagi mereka. Tapi bagi siapa saja yang memeluk agama Islam, maka ia harus mengetahui, menerima dan menjalankan aturan agama itu.
Terkait hal ini, saya ingin katakan bahwa anak lelaki anda meninggalkan agama sebelumnya yaitu Kristen dan memeluk Islam sebagai agama barunya. Mereka tidak harus dipaksa mengungkapkan alasannya kepada orang lain, dan ini adalah tuntutan logis dan urusan pribadi antara mereka dengan Tuhan. Anda tidak boleh merasa berdosa mengenai jalan hidup yang mereka tempuh."
Manusia sebagai makhluk yang terbaik di dunia dengan berbagai potensinya yang luar biasa, layak dihormati oleh siapapun atas pilihan jalan hidupnya masing-masing. Dalam hal agama ilahi, saya seirama dengan mereka demi menjaga kemanusiaan dan kemuliaannya serta menghadapi kejumudan dalam mencari solusi yang terbaik.
Agama dengan prinsip spiritual dan moral kolektif merupakan sumber agung mengenai bimbingan moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Namun agama mana yang paling sempurna dan selamat dari distorsi? Tolstoy dalam suratnya memuji agama Islam, dan berkeyakinan bahwa agama ilahi ini membawa manusia mencapai puncak kemuliaan dan menunjukkan jalan yang benar.
Mengenai kebenaran Islam, Tolstoy menulis, "Agama Islam dan ajaran Muhammad lebih bernilai dan memiliki tingkatan lebih tinggi serta memiliki karakteristik lebih utama daripada Kristen. Untuk itu, dengan segenap keteguhan hati dan keyakinan pemikiran, saya mengucapkan selamat kepada mereka (anak lelakimu) karena memilih agama Ilahi itu."
Tolstoy dalam suratnya mengungkapkan,"Ketahuilah bahwa yang menulis surat kepada anda ini adalah seorang pemeluk Kristen yang terbiasa menerima dan menjalankan ajaran Kristen selama bertahun-tahun. Tapi harus saya akui bahwa agama Islam dan ajaran Muhammad lebih sempurna dan lebih bernilai daripada Kristen.
Setidaknya karakteristik luar agama Islam tidak bisa dibandingkan dengan agama Kristen. Setiap orang yang memiliki peluang untuk memilih antara agama Islam dan Kristen, tentu harus memilih salah satu dari kedua agama ilahi itu dan menyembah Tuhan sesuai tuntunan agama yang dipeluknya. Pada tahap awal saya pikir tidak mungkin menyembah banyak Tuhan, dan keyakinan tersebut bertentangan dengan Keesaan Tuhan sendiri. Agama Islam hanya mengakui monoteisme. Dengan demikian agama Islam lebih baik daripada Kristen dan setiap orang yang berakal sehat pasti memilih agama Islam, bukan yang lain."
Tolstoy dalam suratnya menegaskan, "Agama bagi tiap-tiap orang yang hidup di dunia ini mendorong percepatan pertumbuhan manusia dan sebagaimana dalam kehidupan yang saya saksikan sendiri, manusia harus mengetahui bahwa kedewaannya berutang pada agama. Mengenai agama Islam terdapat Nabi Muhammad Saw yang ajarannya mencakup seluruh agama suci dan sangat dekat dengan keyakinan agama Kristen. Karena prinsip agama Ilahi adalah Tuhan, maka ajaran agama Ilahi dalam rangka mendorong manusia mengimani Tuhan. Dengan demikian, agama yang lebih baik menyebarkan kewajiban ini akan lebih dihormati dari agama lain. Agama tersebut adalah Islam."
Tentang pandangannya mengenai Islam, Tolstoy dalam suratnya mengungkapkan, "Maafkan saya panjang lebar menjelaskan permasalahan ini, karena Anda harus mengetahui keyakinan saya untuk dijelaskan kepada anak lelaki anda demi menempuh jalan kesempurnaan. Ketahuilah bahwa identitas utama agama adalah kebenaran. Hakikat tentang kegelapan dan perbuatan terbaik yang bisa dilakukan manusia adalah meyakini kebenaran dan secara umum berarti meyakini agama. Kehidupan anak lelaki Anda dipenuhi ketenteraman dan kebaikan, jika mereka menjalankan kewajiban dirinya, kemanusiaan dan keluarganya."
Tolstoy dalam kelanjutan suratnya menyinggung dan memperingatkan penyimpangan dan distorsi dalam agama, terutama sekte Bahaisme. Penulis terkemuka Rusia ini mengungkapkan, "Saya tidak tahu seberapa dalam pengetahuan anak lelaki anda mengenai agama-agama terutama Islam. Jawaban pertanyaan ini tidak berbeda dari penjelasan saya sebelumnya. Karena kitab suci dan sumber tersebut akan membantu anak anda mengenal agama lebih baik dan lebih dalam terutama tentang Islam. Namun ada yang tidak boleh dilupakan mengenai sejumlah sekte yang mengatasnamakan Islam dan menyimpangkan manusia.
Salah satunya adalah Bahaisme yang muncul pertama kali di Iran atas nama Islam dan menyebar ke Asia kecil dan berkembang di kawasan tersebut. Bahaisme menolak Ka'bah sebagai kiblatnya dan tempat Bahaullah tinggal dijadikan sebagai kiblat mereka. Keyakinan mereka itu keliru dan tidak boleh diterima oleh siapapun. Saya sangat senang jika pemikiran saya ini bisa menjauhkan orang dari jalan yang keliru." Dengan demikian Tolstoy penulis dan pemikir besar Rusia meyakini Islam sebagai agama yang sempurna dan menyelamatkan umat manusia.(IRIB/PH). http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=29107:kesempurnaan-islam-di-mata-tolstoy&catid=63:sosial&Itemid=69

Tidak ada komentar:

Posting Komentar