Oposisi Yordania Serukan Reformasi Politik dan Pengunduran Perdana Menteri
Ratusan aktivis oposisi Yordania dan serikat buruh mengecam terhadap kebijakan keuangan pemerintah mereka dan menyerukan pengunduran diri perdana menteri.
Lebih dari 300 aktivis mengecam korupsi pada hari Ahad kemarin (16/1), mendesak adanya reformasi politik dan pengunduran diri Perdana Menteri Samir Refai.
"Yordan tidak diragukan lagi akan melalui periode yang sangat berbahaya secara ekonomi, politik dan sosial. Negara ini lumpuh dengan 48 undang-undang darurat yang disahkan oleh pemerintahi," kata Saleh Armouti, mantan presiden Jordan Bar Association.
"Mereka telah menjual aset nasional dan perusahaan milik negara. Warga merasa terasing di negara mereka sendiri. Pajak dan beban Biaya menjadi tak terkontrol dan kebebasan semakin ditekan," tambahnya.
Demonstrasi hari Ahad kemarin tiba 48 jam setelah sejumlah pengunjuk rasa yang marah berpawai melalui jalan-jalan ibukota, Amman, dan kota-kota lain menuntut reformasi ekonomi untuk membantu warga mengatasi riak dari krisis ekonomi di seluruh dunia.
Yordan telah mengumumkan paket senilai 225 juta dolar dari penurunan harga dari beberapa jenis bahan bakar dan produk pokok termasuk gula dan beras untuk membantu meringankan beban rakyat miskin.
Demonstran, bagaimanapun, mengatakan tindakan tersebut terlalu sedikit dan sudah terlambat.(fq/prtv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar