Tak Punya Masjid, Muslim Gelar Sholat di Tempat Kaum Quaker
CHAPEL HILL, Carolina Utara (Berita SuaraMedia) – Ruangan yang penuh dengan para jamaah mendengarkan khotbah ketika seorang imam menyimpulkan: "Kita harus memikirkan bagaimana berubah untuk menjadi para pemberi kontribusi positif bagi masyarakat di Amerika. … Kita memiliki sebuah misi untuk perbaikan diri kita sendiri dan masyarakat kita."
Kemudian, para wanita berpelukan dan para pria berjabat tangan.
Bagaimanapun juga, Khotbah tersebut bukanlah khotbah Minggu pagi. Itu adalah sebuah khotbah, dan ibadah tersebut terjadi pada hari Jum'at, atau sholat Jum'at.
Sekitar 30 orang Muslim dari komunitas Muslim Chapel-Hill Carrboro bertemu untuk sholat di Friends Meeting, Chapel Hill, fasilitas balai peribadatan untuk kaum Quaker (Perkumpulan Agama Sahabat) lokal, di Raleigh Road.
Para wanita berkumpul di barisan belakang, sementara para pria duduk melipat lutut di barisan depan, semua menghadap arah Mekkah di Saudi Arabia, kota suci umat Muslim.
"Sampai saat ini, kami dilarang untuk sebuah ruang di Rumah Sakit UNC," kata Yousef Mohsin, seorang junior di Universitas Carolina Utara (University of North Carolina – UNC) dari kota New York. "Saya senang memiliki sebuah tempat untuk beribadah."
"Ini benar-benar hebat untuk para siswa dan komunitas Muslim, dan memberikan sebuah mimbar yang hebat untuk Muslim bersatu," kata Sanam Sheikh dari Chapel Hill.
Sekitar setengah dari para hadirin tersebut adalah para mahasiswa.
"Di antara para mahasiswa dan orang-orang yang tinggal di sini, saya akan memperkirakan ada sekitar 300 Muslim di komunitas Chapel Hill- Carrboro," kata Safiya Aslan, yang membantu untuk menyelenggarakan ibadah tersebut di Friends Meeting Chapel Hill, yang dimulai pada 24 Desember tersebut.
Sebagai bagian dari sebuah dialog antar agama yang sedang berlangsung, ia mengatakan, Muslim juga telah memberikan pembicaraan di forum untuk Quaker di antara ibadah hari Minggu mereka.
Upaya kooperatif tersebut telah dipimpin oleh Aslan, Nancy Milio dan Curt Torell dari jamaah Quaker. Aslan bertemu Milio ketika ia mengunjungi Masyarakat Islami Chapel Hill (Chapel Hill Islamic Society – CHIS) pada akhir 2009, dan mereka membentuk sebuah persahabatan.
"Seperti halnya para Quaker, kami senang terbuka kepada semua orang dari sesama keyakinan maupun dari non-keyakinan," kata Milio. "Kami menjadi sangat sadar bahwa Muslim Amerika tidak dihargai karena siapa mereka sebenarnya oleh beberapa orang.
"Semua orang senang tentang ini," Milio mengatakan tentang Friends Meeting yang menjadi tuan rumah untuk ibadah Jum'at Muslim. "Ini telah membantu para teman di sini menjadi lebih memahami dan lebih dekat dengan Muslim." Ia memabandingkannya dengan dukungan tradisi Quaker Asli Amerika, gerakan hak-hak sispil dan pergerakan wanita "sebagai sebuah cara untuk menjadi inklusif dan sebagai sebuah alat untuk lebih banyak hubungan yang penuh perdamaian."
Aslan mengatakan bahwa ibadah sholat Jum'at tersebut berlangsung singkat, karena orang-orang datang dari pekerjaannya dan dari sekolah.
Umat Muslim beiasanya sholat lima kali dalam satu hari, namun sholat Jum'at merupakan ibadah yang istimewa, ia mengatakan.
Pada satu ibadah, khotbah disampaikan terutama dalam bahasa Inggris oleh Iyad Hindi dari Raleigh, yang menjabat sebagai imam. Ayat-ayat dari Al-Qur'an dibacakan terlebih dahulu dalam bahasa Arab kemudian diikuti oleh sebuah translasi bahasa Inggris.
Aslan mengatakan bahwa biasanya ada seorang imam yang berbeda untuk setiap ibadah mingguan.
Ibadah-ibadah Muslim tersebut diharapkan untuk terus berlanjut di fasilitas Quaker tersebut sampai Chapel Hill mendapatkan Masjidnya sendiri.
Berasal dari San Fransisco, Aslan menghabiskan waktu lima tahunnya di Mesir. Ia telah tinggal di Carrboro selama dua setengah tahun terakhir, sementara ia mengerjakan studi Islam doktoratnya di UNC. (ppt/chn) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar