Rizal Ramli: Terlalu Banyak Kebohongan di Republik Ini
Jum'at, 07 Januari 2011 , 12:11:00 WIB
Jum'at, 07 Januari 2011 , 12:11:00 WIB
Laporan: Aldi Gultom
RMOL. Situasi ekonomi semakin tidak menguntungkan rakyat yang berdaya ekonomi lemah. Dampaknya juga terkena pada kelompok kelas menengah yang rentan menjadi golongan kelas miskin.
Kondisi ekonomi yang tidak menentu dan semakin menekan, memaksa rakyat berhemat atau berutang bahkan ambil jalan pintas dengan bunuh diri.
Fakta lapangan itu, dianggap ekonom Rizal Ramli, jadi bukti bahwa pemerintah telah melakukan kebohongan publik yang luar biasa.
"Terlalu banyak kebohongan di republik ini. Di tengah kampanye keberhasilan pemerintah mengurangi kemiskinan, berita halaman 1 Kompas hari ini tentang bunuh diri dan kemiskinan akut," kata mantan Menko Perekonomian ini kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (7/1).
Realitas itu disebutnya menyakitkan. Klaim keberhasilan poduksi pangan oleh pemerintah sangat bertolak belakang dengan harga pangan yang melonjak tinggi dan impor pangan beras 1,2 juta ton dari Thailand dan Vietnam.
"Saatnya untuk menghentikan kebohongan mulailah nyatakan kebenaran pada 2011," pungkas Rizal Ramli.[ald]
Kondisi ekonomi yang tidak menentu dan semakin menekan, memaksa rakyat berhemat atau berutang bahkan ambil jalan pintas dengan bunuh diri.
Fakta lapangan itu, dianggap ekonom Rizal Ramli, jadi bukti bahwa pemerintah telah melakukan kebohongan publik yang luar biasa.
"Terlalu banyak kebohongan di republik ini. Di tengah kampanye keberhasilan pemerintah mengurangi kemiskinan, berita halaman 1 Kompas hari ini tentang bunuh diri dan kemiskinan akut," kata mantan Menko Perekonomian ini kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (7/1).
Realitas itu disebutnya menyakitkan. Klaim keberhasilan poduksi pangan oleh pemerintah sangat bertolak belakang dengan harga pangan yang melonjak tinggi dan impor pangan beras 1,2 juta ton dari Thailand dan Vietnam.
"Saatnya untuk menghentikan kebohongan mulailah nyatakan kebenaran pada 2011," pungkas Rizal Ramli.[ald]
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=14273
ZA:
Sesungguhnya kebiasaan berdusta dan manipulatif itu adalah watak politik sekuler yang menjauhkan kekuasaan dan memisahkan UU dan Kekuasaan dari ayat2 kebenaran Allah SWT. Hal seperti Bung Ramli kemukakan diatas bukanlah berita baru, karena pengalaman Republik ini dari masa kemasa senantiasa penuh kebohongan dan manipulatif. Konsep yang dianut mengikuti pemikir dan hasil pikir para Embahnya Penjajah dan para Penjarah Penindas Dunia dengan menghalalkan segala cara sesuai dengan dalil Kebebasan Hawa Nafsu yang bertuhankan Kepuasan tak terbatas. UU dan seruan moral atau apapun namanya seperti sering disebutkan dan didalilkan, hanyalah pemanis dan tipuan serta muslihatnya para politisi dan pemegang kekuasaan, siapapun mereka. Inilah sistem dan konsep yang dibangga-bangakan dan didewa-dewakan oleh para Penganut dan pendukung serta para antek2 Sekuler dan corong media Kapitalis dan Kolonialis dan Imperialis [yang senantiasa manutnurut terhapad Induknya bangsa Penjajah Barat disana] serta para pemecah belah di Republik ini sejak awal Kemerdekaan. Silahkan Bung Ramli renungkan dan baca lagi Sejarah kita Republik ini dengan analisa yang jujur dan hati yang bening.
Semoga Bung Ramli menjadi hamba Allah SWT yang insaf dan benar2 mau dan sungguh2 ingin membangun negeri Republik Indonesia Raya ini untuk benar2 sejahtera dan diberkahi dan dirahmati Allah SWT yang semakin jaya dan sebesar2 manfaat bagi peri kebangsaan dan peri kekamanusiaan dan peri keadilan seluruhnya. Amin
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar