Sarkozy: Serangan Terhadap Kristen Adalah Pembersihan Agama
PARIS (Berita SuaraMedia) – Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy mengatakan bahwa minoritas Kristen di Timur Tengah adalah korban "pembersihan keagamaan", mengikuti serangan mematikan di gereja-gereja di daerah tersebut.
"Kami tidak bisa menerima dan dengan demikian mempermudah apa yang terlihat lebih dan lebih seperti sebuah program pembersihan tertentu yang paling jahat di Timur Tengah, pembersihan keagamaan," ia mengatakan pada sebuah pidato tahun baru untuk para pemimpin keagamaan.
Ia mengatakan bahwa keberagaman keagamaan dan kebudayaan tidak dapat menghilang dari kawasan tersebut.
Sebuah serangan pada sebuah gereja Koptik di kota Mesir, Alexandria pada 1 Januari membunuh 21 orang.
Tidak ada seorang pun yang telah mengklaim bertanggung jawab untuk serangan, yang datang setelah ancaman publik terhadap Koptik Mesir dari kelompok yang terhubung dengan Al-Qaeda di gereja Katolik Syiria di Baghdad pada Oktober, yang paling buruk dari serangkaian serangan terhadap umat Kristen di Irak.
Sumber-sumber keamanan Perancis mengatakan bahwa pekan ini mereka telah meluncurkan sebuah penyelidikan pada dakwaan-dakwaan yang berhubungan dengan terorisme setelah seorang pendeta mengajukan sebuah keluhan atas ancaman online mematikan terhadap sebuah gereja Koptik di Perancis.
Kepolisian di Perancis dan beberapa negara Eropa telah mendorong keamanan gereja Koptik ketika mereka akan merayakan Natal pada Jum'at, menurut kalender Gereja Ortodoks bagian timur.
Erica Hunter, seorang dosen dalam bidang Kristianitas Timur di Sekolah Studi Oriental dan Afrika, mengatakan bahwa serangan-serangan terhadap Kristen di Timur Tengah telah mengambil sebuah pergeseran yang menentukan dalam beberapa bulan ini.
Apa yang baru di Irak dan Mesir adalah ketepatan target umat Kristen di Gereja-gereja. Sebelumnya telah ada banyak penculikan, kesulitan, pembunuhan namun kami tidak melihat sampai 31 Oktober di mana para jamaah benar-benar diserang di dalam gereja," Hunter mengatakan.
Tujuannya, ia mengatakan, adalah untuk menghancurkan moral di dalam komunitas Kristen. Kristen Koptik di Mesir menandai Hari Natal pada 7 Januari – lebih terlambat dari pada kebanyakan umat Kristen di dunia.
Hunter mengatakan bahwa meningkatnya kekerasan berasal dari kelompok fundamentalis.
"Nampaknya ada sebuah peningkatan dalam aktivitas oleh kelompok seperti Al-Qaeda dan saya yakin mereka tidak hanya kelompok," ia mengatakan. "Nampaknya benar-benar ada sebuah perubahan sikap dari dalam kelompok fundamentalis."
Fiona McCallum daru Universitas St. Andrews di Skotlandia, adalah seorang spesialis tentang peranan politik komunitas Kristen di Timur Tengah.
Ia mengatakan bahwa serangan-serangan terhadap umat Kristen tidak merefleksikan sikap-sikap di Timur Tengah. Ia mengatakan bahwa untuk menggambarkan kekerasan, seperti yang Sarkozy telah lakukan, sebagai sebuah rencana "pembersihan agama" membutuhkan sebuah perburuan yang berdasar luas yang sebenarnya tidak ada.
"Saya pikir kata perburuan memiliki konotasi yang kemungkinan lebih luas dari yang kitra akan ingin katakan pada saat itu," kata McCallum. "Perburuan menyatakan bahwa hal tersebut didukung oleh negara, yang saya akan katakan tidak terdapat dalam kasus di Timur Tengah pada saat ini. Tindakan-tindakan tersebut dapat dilihat sebagai menyediakan perburuan yang lebih terhubung pada kelompok tertentu yang tidak didukung oleh komunitas yang lebih luas."
McCallum mengatakan bahwa di Irak, umat kristen telah melarikan diri dari negara tersebut selama bertahun-tahun. Populasi Kristen yang dulunya sekitar 1,5 juta orang sekarang diperkirakan kurang dari 850.000 orang. Ia mengatakan bahwa Kristen di Mesir bisa berkurang dengan cara yang sama. (ppt/meo/voa) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar