Selasa, 11 Januari 2011

Pesawat Siluman J-20. dan S-300P Rudal Pertahanan Udara Yang Mematikan. Ini contoh nyata bagi Indonesia untuk belajar dengan Cina. Dahulu mereka diremehkan pada saat Politik tertutup dengan istilah Negara Tirai Bambu. Bahkan dizaman Politik gembar gembor Pembangunan dizaman Orde Baru [zaman Suharto dan politik ditangan militer] dahulu, beberapa komentar dusta, bahwa kita lebih maju dari Cina. Faktanya kita dibebani hutang yang tak habis2 dan sampai sekarang sangat sulit dari membebaskan diri dari tekanan hutang itu. Kini Cina sungguh luar biasa, setelah kuat mereka terbuka dan langsung disegani lawan2 mereka. Bahkan mereka kini dibidang ekonomi dan keuangan sangat kuat dan memberi pinjaman kepada Negara2 Eropa, Amerika dan Jepang. Sungguh sangat menakjubkan. Tidak banyak gembar gembor dan mengaku-ngaku berhasil dibidang ekonomi dan teknologi militer. Tetapi langsung dengan fakta. Hai Pemimpin dan bangsa Indonesia belajarlah dengan cara 2 dan media Cina. Buktikan bahwa kita juga bisa bangkit. Jangan suka gembar gembor dulu . Tetapi kuatkan dengan jiwa dan kekuatan sendiri.

Cina Uji Coba Pesawat Siluman J-20

Pesawat tempur Cina J-20. AP/Kyodo News
TEMPO Interaktif, Beijing - Cina mulai melakukan uji coba secara resmi terhadap pesawat jet tempur silumannya. Pesawat siluman bernama J-20 itu terbang dari pangkalan udara di Chengdu selama 15 menit pada Selasa 11 Januari 2011. 

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates yang bertemu Presiden Cina Hu Jintao membenarkan penerbangan uji coba ini. Gates hari ini, Selasa (11/01), juga bertemu Menteri Luar Negeri Cina, Yang Jiechi, di Beijing, Cina.
Pada Kamis pekan lalu sebuah laporan menyebutkan, pesawat tempur siluman Cina telah terbukti tidak tertangkap radar. Bahkan laporan itu menyebutkan pesawat J-20 yang membawa misil sudah sampai ke wilayah Guam tanpa diketahui Amerika Serikat. Namun kabar ini kemudian dibantah Gates. 
Foto-foto pesawat J-20 sejak pekan lalu sudah bocor di internet. Situs Aviation Week menyebut pesawat ini sudah mengudara dan akan resmi beroperasi pada 2017.
Beberapa ahli pesawat mengatakan jet tempur siluman Cina memiliki bodi lebih besar dari jet siluman yang sudah ada. "J-20 dikemudikan satu orang, dua mesin, lebih berat dan besar dari Sukhoi T-50 dan F-22," kata seorang ahli di situs Aviation Week. 
Ted Galen Carpenter, seorang ahli pertahanan di Institut Cato, Washington mengatakan pesawat tempur Cina ini tidak akan membawa perubahan. "Keseimbangan kekuatan dunia tidak akan berubah dalam 10 tahun mendatang, namun secara psikologi dan simbol memang penting," ujarnya. Menurut dia, Cina selama ini terganggu dengan kehadiran militer Amerika di halaman belakang mereka.

S-300P Rudal Pertahanan Udara Yang Mematikan


 

S-300 (SA-10 "Grumble") adalah SAM (rudal anti objek terbang) yang disinyalir terkuat di dunia saat ini, buatan Biro Rancang (NPO) Almaz dan Antei, yang tidak bisa lepas dari nama Veniamin Yefremov, perancang utama sistem pertahanan ini. Hal yang paling bisa dijadikan cerita mengenai kehebatan S-300 bukanlah gembar-gembor soal kehebatan kinerjanya, namun permainan politik yang melibatkannya.


S-300 terdiri dari banyak macam versi, ada versi S-300P yang diletakkan di atas truk mirip peluncur rudal balistik, S-300F untuk kapal, dan terakhir yang berasal dari biro desain Antei, S-300V yang dibopong kendaraan beralaskan track, mirip 9K37 Buk (SA-11 'Gadfly'). Yang terakhir ini juga dikenal dengan nama Antei-300.

Biro desain Antei sedang kesulitan dana untuk mengembangkan versi modern S-300V ini menjadi Antei-2500 yang rencananya akan menggantikan S-300V. Sistem rudal yang sering dibandingkan dengan rudal MIM-104 PATRIOT ini bertujuan untuk menghantam target terbang pada jarak jauh hingga dekat dengan tingkat presisi yang sangat tinggi untuk keperluan ABM (Anti Ballistic Missile). Downplay yang didengungkan pemerintahan AS belakangan mengenai efektifitas PATRIOT membuat nama S-300 mencuat.

Keganasan SAM Russia

Russia yang menggunakan pesawat angkatan udaranya untuk point-to-point defense dan serangan massal menitik beratkan kekuatan pertahanan udara bukan dengan supremasi udara seperti yang ditekankan Amerika, melainkan dengan senjata anti serangan udara yang kuat seperti SAM dan artileri anti udara. SAM Russia dibuat seefektif mungkin untuk menangkal dominasi kekuatan udara musuh. Keangkeran SAM Russia berasal dari pengalaman Amerika di Perang Vietnam, dimana baterai S-75 Dvina (SA-2 'Guideline') menjadi penghalang kekuatan udara yang sukses. Kisah lainnya datang dari 2K12 Kub (SA-6 'Goa') yang banyak memakan korban pesawat A-4 dan F-4 AU Israel pada perang Yom-Kippur dan yang paling terkenal adalah kisah "Behind The Enemy Lines", dimana F-16 Kapten Scott O'Grady dijatuhkan oleh varian modifikasi dari baterai tipe ini. Selain itu beberapa pesawat teramat Rahasia milik Amerika seperti U-2 Dragonlady berhasil dijatuhkan oleh baterai S-75 ini (seperti cerita U-2 Francis Gary Powers di atas Russia dan U-2 yang memata-matai Kuba).

 

Rudal-rudal anti pesawat buatan Russia yang lain pun secara instan mendapat reputasi "garang" macam ini. Ditambah pula kegagalan macam-macam jenis rudal buatan barat seperti rudal Blowpipe Inggris yang dinilai mengecewakan di perang Falklands 1982 serta kontroversi PATRIOT pada operasi Dessert Storm 1990-1991. Pemerintahan Barat sepertinya rutin melakukan 'downplay' terhadap keampuhan senjata-senjatanya, melalui karya-karya ilmiah, seperti yang membahas mengenai rudal Rapier yang juga disinyalir tidak efektif pada perang Falklands, meskipun sempat muncul potongan video yang menunjukkan keampuhan sistem radar Blindfire Rapier ini yang mampu 'melihat' pembom siluman B-2 Spirit yang sedang low-pass dalam acara Air Tattoo International di Fairford.
 

Indonesia

Indonesia dikabarkan berencana membeli sistem S-300PMU-1 untuk kepentingan Hanud. Sesumbar rudal ini mampu menembak segala jenis pesawat yang ada di dunia ini, termasuk F-22A Raptor dan F-35 Lightning II yang termutakhir.

Source : http://www.indoflyer.net youtube.com. http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=6660297917839456177

1 komentar:

  1. Bangsa indonesia sangat perlu rudal pertahanan udara semisal S-300 PMU-1 untuk pertahan udara jarak menengah karena jarak jangkau musuh menyerang dengan rudal dari udara ke darat sudah bisa menyerang dari jarak yang jauh lebih dari 20 KM sedangkan sistem pertahan qta cuma jarak kurang dari 10 km...belum kita melawan sudah musnah diterjang rudal lawan belum lagi serangan udara pesawat tanpa awak..... perang modern tidak lagi mengandalkan pergerakan pasukan invantri dengan besaran2an namun cukup dengan sebuah serangan rudal jarak jauh untuk mengantam target strategis tanpa terlihat secara kasat mata sudah efektif melumpuhkan musuh...kedepan indonesia lebih memperhatikan lagi sistem payung udaranya baik dari pesawat tempur, UAV, maupun rudal-rudal jarak jauh semisal tomahawk.

    BalasHapus