Dendam ‘Perang Arab’ di Balik Konflik Mesir dan Suriah
http://www.eramuslim.com/berita/analisa/dendam-perang-arab-di-balik-konflik-mesir-dan-suriah.htm#.Uf5gyFIxVkh
Setelah
beberapa hari mengikuti perkembangan di Mesir, akhirnya saya memutuskan
menulis tulisan ini. Dorongan itu muncul ketika banyak kalangan pro dan
kontra beradu opini di berbagai media. Suatu fenomena lumrah di era
keterbukaan.
Namun sayangnya ada beberapa gelintir individu maupun kelompok justru
kebablasan – atau sengaja kebablasan – dalam menyajikan opini. Beberapa
diantaranya cenderung melakukan serangan yang sayangnya absurd dan tak
berdasar bahkan jauh dari faktual. Sebut saja saudara kita Zuhairi
Misrawi, analis politik Timur Tengah dan politisi muda yang mengaku
memperjuangkan prinsip demokrasi yang secara serampangan berkicau soal
konflik di Mesir dalam akun twitternya.
Ada juga kandidat Doktor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Dina Y Sulaeman dalam artikelnya Pemetaan Konflik Mesir yang dimuat oleh indonesia.irib.
Salah satu tokoh yang diduga kuat berafiliasi ke Syiah tersebut latah
dengan artikelnya dengan membeberkan beberapa fakta dan mitos yang juga
jauh dari faktual.
Yang lebih menyakitkan lagi adalah salah satu anggota kelompok
pergerakan Islam yang cukup bertaji di negeri ini justru ‘mensyukuri’
kejatuhan Mursi. Dalam sebuah diskusi kecil, beliau menganggap bahwa
demokrasilah biang dari hukuman Allah kepada Mursi dan pengikutnya.
Sebab demokrasilah yang memaksa manusia berhukum pada hukum selain Hukum
Allah. Dan sebagai akibatnya, adzab Allah turun atas mereka. Saya
berharap ini hanya opini individu saja sebagai oknum dari organisasi
yang menaunginya. Walau dalam beberapa kasus ada BBM yang beradar soal
ini yang mengatasnamakan organisasi tersebut.
Ini hanya kasus dalam lingkup Indonesia saja. Tak terhitung tokoh
Islam dan non Islam yang secara terang-terangan mendukung kudeta di
Mesir. Sebut saja Raja Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, bahkan tokoh
sentral Mesir sekelas syaikh di Universitas Al-Azhar Ahmad Thayyib.
Saya sendiri sebetulnya tak terlalu terkejut dengan kejadian-kejadian
di atas. Sebab inilah hasil gemilang sebuah ‘Grand Design’ yang sudah
dipersiapkan sejak ratusan tahun lalu.
Sebuah upaya pelemahan dalam
rangka penguasaan untuk memudahkan jalan menuju “Tatanan Dunia Baru”
dengan Palestina sebagai pusatnya. Inilah amanat Tuhan untuk bangsa
Yahudi sebagai mana tercantum dalam Taurat yang disempurnakan oleh
Talmud.
Usaha tersebut dimulai pada tahun 1880-an, tokoh-tokoh Yahudi Rusia
mendirikan organisasi yang bernama Hibbat Zion. Kebanyakan Yahudi Rusia
terkemuka ikut bergabung dalam organisasi ini. Nama penting yang ikut
bergabung dengan Hibbat Zion adalah Leon Pinsker. Pada tahun 1882,
Pinsker menerbitkan buku Auto-Emansipation. Dalam buku tersebut ia
menyatakan bahwa Yahudi harus memiliki negara sendiri, dan untuk itu
para pemimpin Yahudi harus berkumpul untuk membahasnya. Maka pada tahun
1884, Pinsker memimpin konferensi pertama di Kanovitz, Polandia.
Konferensi kedua dilaksanakan pada tahun 1887 di Druskieniki. Dalam
konferensi ini disepakati untuk menyebut gerakan sebagai Hovevei Zion.
Dan Pinsker kembali terpilih untuk memimpin gerakan.
Konferensi-konferensi berikutnya segera menyusul. Dan sebagai
puncaknya, pada tahun 1897, diselenggarakan Konferensi Zionisme Pertama
di Basel, Swiss, di bawah pimpinan Theodore Hertzl seorang yahudi
Austria.
Kongres ini sebagai tindak lanjut dari doktrin-doktrin politik Theodore Herzl yang dituangkan dalam bukunya Der Judenstaat.
Prestasi dari kongres ini adalah sebuah kredo formal yang merupakan
azas Nasionalisme Zionis atau Negara Israel itu sendiri yang berbunyi,
”Bahwa tujuan utama dari zionisme adalah untuk menciptakan rumah bagi
bangsa yahudi di Palestina yang terjamin dengan perundang-undangan.”
Langkah pertama yang dilakukan oleh Herzl adalah mendirikan
organisasi zionis yaitu The Jewish Colonial Trust (1898), The
Colonisation Commision (1898), The Jewish National Fund (1901), dan The
Palestine Land Development Company (1908).
Selain itu, dihasilkan pula poin-poin penting sebagai langkah jangka
panjang yang termuat dalam Protokol Para Tetua Zion atau yang sering
disebut Protokol Zion. Yang merupakan paparan dari 25 langkah menguasai
dunia hasil dari pertemuan Sir Meyer Amschel Rotshchild dengan 12 tokoh
yahudi internasional pada tahun 1773 di kediamannya di Judenstrasse,
Bavaria. Protokol ini merupakan panduan kerja secara umum semacam
AD/ART.
Dalam protokol inilah semua langkah-langkah kerja dirumuskan. Mulai
dari menguasai pemimpin sebuah negara, menciptakan makar, adu domba,
sampai ke penguasaan media massa.
Langkah selanjutnya membujuk Sultan Abdul Hamid agar mengizinkan
kedatangan imigran Yahudi ke Palestina. Usaha ini gagal. Namun dengan
makar, Sultan Abdul Hamid bisa ditaklukkan. Melalui tangan Mustafa Kemal
Attaturk, Zionis berhasil menjinakkan sultan sekaligus menghapus Sistem
Pemerintahan Khilafah.
Saat itu, yahudi sudah mulai menguasai eropa dengan kekuatan ekonomi
melalui dinasti Rothschild. Dimulai oleh Meyer Amschel Rotshchild.
Kemudian dilanjutkan lagi oleh kelima anaknya. Sehingga mereka hanya
perlu menguatkan dan mengarahkan pengaruh yang sudah ada di Inggris dan
di negara-negara Eropa itu demi meraih cita-cita mereka.
Gerakan Zionisme bersama dengan beberapa politisi penting di Inggris,
termasuk A.J. Balfour dan Herbert Samuel bahu membahu dalam
merealisasikan visi gerakan itu. Dan menurut Ilan Pappe, keberhasilan
utama mereka adalah dalam membangun kelompok lobi yang kokoh, terdiri
dari orang Yahudi dan non-Yahudi, yang berpusat pada keluarga
Rothschild. Hasilnya adalah Deklarasi Balfour.
Deklarasi Balfour ini sebagai tonggak awal penguasaan zionis terhadap
palestina. Pada tanggal 11 Desember 1917 Jenderal Allenby berhasil
memasuki Kota Yuresalem dan di dalamnya masuk pula sukarelawan yahudi.
Segera setelah itu, sebagai simbol kembalinya Spirit Judaisme di
palestina, didirikan Hebrew University pada tanggal 24 Juli 1918 di
Mount Scopus. Tempat dimana titus menaklukan Jerusalem pada tahun 69 M.
Zionis benar-benar memanfaatkan Deklarasi Balfour. Setelah Kongres
Zionis Internasional pimpinan Weizmann, imigrasi yahudi ke palestina
semakin digalakan. Langkah ini sebagai upaya memperkuat posisi Yishuv
(komunitas yahudi di palestina). Setahun setelah kongres tersebut,
jumlah yahudi di tanah palestina sudah mencapai 83.794 orang.
Meningkat pesat pada tahun 1931 yang mencapai 174.616 orang. Dan
menjelang pembagian palestina oleh PBB tahun 1947, jumlah yahudi sudah
mencapai 608.255 orang. Jumlah yang cukup banyak jika dibandingkan
dengan penduduk asli palestina yang berjumlah 1.237.332 orang.
Jumlah masyarakat yahudi yang kian hari kian bertambah membuat mereka
semakin berani. Dengan menggunakan taktik kekerasan dan teror, pada
tahun 1939 mereka mengkonsolidasikan pengawasan dan penguasaan seluruh
wilayah palestina dengan kekuatan diplomasi dan militer.
Pada tanggal 29 November 1947, PBB mengeluarkan resolusi PBB No. 181
yang membagi wilayah Palestina sebesar 54% kepada bangsa yahudi yang
pada waktu itu hanya berjumlah 30% dari jumlah rakyat Palestina, dan 45%
kepada bangsa arab, sedangkan 1% yaitu Al-Quds dijadikan wilayah
internasional.
Resolusi mendapat protes keras dari bangsa-bangsa arab. Namun PBB tak
bergeming. Akibatnya, 14 Mei 1948 secara berani dan ilegal Yahudi
memproklamirkan berdirinya negara israel di tanah merdeka dan syah
Palestina.
Sehari kemudian, negara baru yang ilegal tersebut diserbu oleh
bangsa-bangsa arab yang tak terima dengan dijajahnya plestina. Negara
itu diantaranya adalah Iraq, Suriah, Mesir, Yordania, Lebanon, dan
negara arab lainnya.
Selain negara-negara tersebut, terlibat pula di dalamnya organisasi massa. Setidak ada 3 organisasi yang tergabung diantaranya:
1. Pasukan Al-Jihad Al-Muqaddas, Adalah sebuah pasukan yang dibentuk
oleh Lembaga Tinggi Arab untuk Palestina dan dipimpin oleh Abdul Qadir
Al-Husaini yang tewas dalam pertempuran Al-Qasthal pada 8 April 1948.
Pasukan ini terdiri dari kurang lebih 10.000 tentara dengan persenjataan
yang tergolong kurang, karena para pemimpin organisasi-organisasi arab
bersekongkol dengan Lembaga Tinggi Arab untuk tidak menyalurkan bantuan
berupa senjata ataupun uang kepada mereka.
2. Pasukan Al-Inqadz. Pasukan ini berdiri berdasarkan ketetapan dari
Al-Jamiah–Al Arabiyah. Mayoritas pionernya adalah sukarelawan dari
negara-negara arab. Jumlah sukarelawan yang terdaftar dalam pasukan ini
kurang lebih adalah 10.000 orang, akan tetapi yang berhasil masuk
wilayah Mesir hanya sekitar 4.630 tentara.
3. Al-Ikhwan Al-Muslimun. Keikutsertaan Al-Ikhwan Al-Muslimun pada
perang Arab-Israel tahun 1948 menjadi salah satu contoh terbaik bagi
gerakan dan organisasi arab yang memperjuangkan keutuhan umat islam.
Para pengikut gerakan ini bersatu dari berbagai negara seperti Mesir,
Yordania dan Iraq untuk mengadakan mobilisasi masa bersar-besaran dan
mengumpulkan bantuan harta benda juga senjata untuk para tentara di
Palestina.
Sayang bangsa arab harus mengakui kekalahan mereka. Kekalahan dalam
peperangan ini disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah kondisi
militer yang belum cukup kuat dan berpengalaman serta ekonomi yang
lemah. Di lain pihak bangsa yahudi mendapat bantuan dan dukungan
internasional dari negara-negara yang merasa diuntungkan dengan
berdirinya negara Israel. Selain itu, pihak yahudi berhasil menyusupkan
beberapa utusannya untuk membuat konflik internal di tubuh bangsa arab
dan mengacaukan konsentrasi mereka.
Perang akhirnya berakhir dengan ditandatanganinya gencatan senjata
antara Israel dan Negara-negara arab tetangganya pada tahun 1949. Dalam
perjanjian tersebut juga disepakati batas baru wilayah Negara Israel
(green line) yang diakui secara internasional. Batas baru Negara Israel
yang disepakati ini termasuk wilayah yang berhasil dikuasai Israel daram
perang 1948 (sebagian wilayah yang tadinya diperuntukkan sebagai Negara
palestina merdeka).
Pada tahun 1956, Mesir berulah. Mesir melarang kapal-kapal Israel
melintasi perairan Tiran dan memblokade teluk aqaba. Tindakan yang
dianggap sebagai pelanggaran terhadap konvensi konstantinopel tahun 1888
dan mencederai gencatan senjata 1949 dengan Israel. Pada tanggal 26
Juli 1956 Mesir menasionalisasi terusan suez dan melarang kapal-kapal
Israel melintas.
Pada tanggal 29 Oktober 1956, Israel yang merasa bahwa Mesir
mencederai perjanjian 1949 dan berusaha membunuh perekonomian Israel
meminta bantuan dari Inggris dan Perancis (yang sakit hati atas
nasionalisasi terusan suez) untuk mengeroyok Mesir. Dalam konflik
terusan suez ini Israel berhasil menduduki Gaza (yang dalam perjanjian
49 merupakan wilayah Mesir) dan Sinai.
PBB dan Amerika Serikat turun tangan untuk menghentikan konflik yang
terjadi. Israel bersedia mundur dari wilayah Mesir yang baru diduduki.
Mesir mengijinkan kembali kapal-kapal Israel melintasi terusan suez dan
membuka blokade aqaba serta melakukan demiliterisasi di wilayah Sinai.
Pasukan internasional PBB dengan nama UNEF dibentuk untuk mengawasi
wilayah demiliterisasi.
Namun pada tahun 1967, lagi-lagi mesir berulah. Mesir mengusir
pasukan internasional dan menggelar 100.000 pasukan di semenanjung Sinai
serta kembali melakukan blokade dan pelarangan atas kapal-kapal Israel
untuk melintasi Tiran straits. Mesir mengembalikan keadaan seperti tahun
1956 ketika Israel diblokade.
Tahun 1966-1967 pemimpin Mesir Gamal Abd Nasser melakukan kampanye
mencari dukungan dari pan-Arab untuk menaklukkan Israel dan mengusir
Yahudi. Pada 30 Mei 1967 Jordan masuk dalam pakta pertahanan yang
sebelumnya dibentuk oleh Mesir dan Syria. Dengan persenjataan modern
dari Soviet, Mesir melakukan mobilisasi pasukan di Sinai dan melintasi
batas demiliterisasi yang disepakati (setelah mengusir pasukan PBB) dan
mendekati perbatasan selatan Israel.
Dalam perang yang terkenal dengan sebutan perang enam hari tersebut
Israel berhasil mengalahkan negara-negara arab tetangganya yang
mengepungnya. Ketika perang berakhir, Israel berhasil menguasai West
Bank dan Jerusalem timur (yang tadinya dikuasai Jordan) serta Gaza dan
Sinai (yang dikuasai Mesir) dan dataran tinggi Golan.
Pada tahun 1969 mesir kembali memulai perang dengan tujuan melemahkan
kekuatan Israel di Sinai. Namun perang ini berakhir dengan kematian
Nasser.
Pada 6 Oktober 1973 Mesir dibawah pemimpin baru Anwar Sadat dan Syria
melakukan serangan mendadak dan berhasil mengalahkan Israel. Mesir
berhasil menguasai kembali sinai yang sempat dicaplok Israel.
Ketika pasukan Mesir hendak masuk Israel, Israel meminta bantuan dari
Amerika Serikat (meskipun sejak awal Amerika Serikat merupakan backing
kekuatan Israel). Soviet yang menjadi backing kekuatan Mesir mengancam
akan melakukan intervensi militer jika Amerika terlibat. Karena khawatir
akan terjadinya perang nuklir, Amerika Serikat akhirnya memprakarsai
gencatan senjata pada 25 Oktober 1973.
Pada bulan Maret 1979 Mesir dan Israel akhirnya melakukan perjanjian
damai. Dalam perjanjian juga disebutkan bahwa Sinai kembali menjadi
wilayah kekuasaan Mesir, adapun Gaza tetap berada dibawah kontrol Israel
dan masuk dalam rencana masa depan Palestina. Pada bulan Oktober 1994,
Jordan juga akhirnya melakukan perjanjian damai dengan Israel. Mesir dan
Jordan menjadi dua Negara arab yang mengakui eksistensi Negara Israel
dan memiliki hubungan diplomatik dengannya.
Rangkaian perang beruntun ini jelas telah menghabiskan banyak energi
bagi Israel dalam rangka mempertahankan eksistensinya di Palestina. Oleh
karennya, harus ada tindakan preventif untuk mencegah perang terulang.
Satu-satunya jalan adalah menghancurkan benih-benih perlawanan sebelum mereka terlanjur besar.
Ketika mesir kehilangan tokoh yang bisa diajak berkompromi dengan
israel dan muncul kekuatan baru yang dipolopori Ikhwanul Muslimin,
muncul kekhawatiran israel. Mengingat sejarah berbicara bagaimana mesir
begitu sering mengusik eksistensi israel di Palestina. Terlebih yang
duduk di pucuk pimpinan Mesir adalah seorang hafidz Al-Qur’an yang
berafiliasi langsung dengan Ikwanul Muslimin.
Sejarah juga mencatat bagaimana gencarnya Ikhwanul Muslimin melakukan
perlawanan. Di setiap perang arab, Ikhwanul Muslimin selalu berperan
serta. Inilah mengapa sebelum Mursi memegang tampuk pimpinan Ikhwanul
Muslimin selalu dipersulit. Bahkan Presiden Gamal Abdel Nassar di tahun
1954 telah mencoba menghancurkan Ikhwanul Muslimin. Ia juga memenjarakan
ribuan anggota Ikhwanul Muslimin. Dan ini tak lepas dari lobi Israel di
Mesir.
Kekuatan massif Ikhwanul Muslimin menjadi momok menakutkan bagi
israel. Terlebih kebijakan-kebijakan Mursi yang sangat tidak populer di
mata Israel. Mursi berani menghilangkan ketergantungan atas bantuan
militer AS yang kemudian berinteraksi dengan Rusia dan Jerman. Hasilnya,
dalam dua bulan saja telah dikirim dua kapal selam tercanggih dari
Jerman. Langkah ini diprotes keras oleh Israel.
Selain itu, Mursi juga melakukan revitalisasi Terusan Suez. Ia
mengganti direksi yang mengelola Pelabuhan Suez yang di era Mubarak
menghasilkan pemasukan sebanyak 5,6 miliar dolar AS per tahun. Mursi
menargetkan Suez sebagai hub ekonomi global dengan penghasilan meningkat
100 miliar dolar AS per tahun. Akibatnya mengancam perdagangan di Dubai
dan Kuwait.
Politik cerdas Mursi dicermati betul oleh PM Israel Benyamin
Netanyahu. Menurutnya, “Sikap Mursi jauh lebih berbahaya daripada nuklir
Iran”. Sementara itu pemerintah AS memuji inisiatif Mursi memfasilitasi
gencatan senjata antara Hamas dan Israel, hingga terbukanya perbatasan
Rafah mengakhiri blokade Jalur Gaza.
Karena itulah maka mau tidak mau Mesir harus dihancurkan! Ia harus
menyusul Iraq, Afganistan, Suriah, dan negara-negara arab lainnya.
Karena bagaimanapun, Mesir tidak bisa diajak kompromi selagi Mursi masih
membawa-bawa Ikhwanul Muslimin dalam setiap sikap politiknya.
Setidaknya mayoritas Ikhwanul Muslimin dan warga mesir mendukungnya.
Demikian halnya dengan suriah. Dendam kesumat israel begitu membuncah
pada Masir dan Suriah. Maka keduanya harus diporakporandakan. Di Mesir,
tidak ada golongan yang bisa dipuci untuk konflik. Tidak demikian di
Suriah. Sejak awal Sunni dan Syi’ah memang tidak pernah menyatu. Maka
israel melihat ini sebuah peluang. Dipantiklah konflik antara kedua
golongan ini. Hasilnya? Suriah berdarah-darah sekarang.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari masalah ini adalah: siapa saja
yang berani mengusik eksistensi israel di Palestina, maka bersiaplah
mendapat hukuman.
Kita hanya bisa berharap pada Allah. Selain itu, NO WAY. Isi Protokol
Zion sudah benar-benar dijalankan dengan sempurna. Saat ini hampir
tidak ada lagi sendi yang tidak berafiliasi ke israel.
Tapi bukan tidak mungkin. Masih ada di kolong bumi ini yang masih
memegang teguh Islam. Buktinya masih ada kelompok dan individu yang
berani menyuarakan perlawanan pada hegemoni yahudi.
Semoga kita satu diantaranya. Amiin…
Abu Azizah <azizahazmin@gmail.com>
Beltagy : AS Merupakan Bagian Penting Dari Kudeta di Mesir
heri – Minggu, 4 Agustus 2013 00:05 WIB
Kelompok
Ikhwanul Muslimin di Mesir mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri AS,
John Kerry yang mengatakan bahwa intervensi militer di Mesir adalah
dalam rangka memulihkan demokrasi di negara itu, dan Ikhwanul Muslimin
menyatakan berkomitmen untuk tetap melanjutkan protes damai terhadap
kudeta militer yang telah menggulingkan presiden Mursi.
Muhammad Beltagy, seorang tokoh terkemuka dalam kelompok ikhwanul
Muslimin mengatakan dalam pernyataannya kepada kantor berita Anatolia
bahwa ia tidak terlalu terkejut dengan pernyataan Kerry, dan ia
mengatakan bahwa AS merupakan bagian penting dari kudeta di Mesir.
Beltagy juga menyatakan bahwa kelompok Ikhwanul Muslimin siap untuk
dialog dengan syarat, segera akhiri pemerintahan hasil kudeta dan
kembalikan legitimasi demokratis.
Sebelumnya Essam El-Erian wakil Pimpinan Partai Kebebasan dan
Keadilan, lengan politik Ikhwanul Muslimin, juga telah menolak
pernyataan John Kerry tersebut, dan menuntut untuk mencabut pernyataan
tersebut. (hr/it)
AS Gencarkan Konsolidasi Keamanan, Apalagi Teror Yang Akan Dibuat AS
Redaksi – Minggu, 4 Agustus 2013 13:09 WIB
http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/as-gencarkan-konsolidasi-keamanan-apalagi-teror-yang-akan-dibuat-as.htm#.Uf5f4lIxVkg
http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/as-gencarkan-konsolidasi-keamanan-apalagi-teror-yang-akan-dibuat-as.htm#.Uf5f4lIxVkg
Karena
peringatan teror global atas potensi serangan al-Qaeda “yang terjadi di
atau berasal dari Jazirah Arab,” penasihat keamanan nasional Presiden
Barack Obama mengadakan pertemuan pada hari Sabtu. Di antara mereka yang
hadir dalam pertemuan itu Menteri Luar Negeri John Kerry dan Menteri
Pertahanan Chuck Hagel, kata jubir Gedung Putih.
“Sore ini, Penasehat Keamanan Nasional (Susan) Rice mengadakan
pertemuan dengan Komite Prinsipal untuk lebih meninjau situasi dan
tindak lanjut,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, menurut
kantor berita Reuters.
“Presiden telah menerima briefing selama seminggu terakhir pada semua
aspek potensi ancaman dan tindakan-tindakan kesiapan kami,” katanya.
Hadir pula kepala CIA, FBI dan National Security Agency, serta Duta
Besar AS untuk PBB, Gedung Putih mengatakan, menurut kantor berita AFP.
Obama tidak hadir tapi ia mengikuti perkembangan .
Dalam beberapa hari terakhir, Washington memerintahkan kedutaan di
negeri negeri teluk ditutup Minggu.
Kemudian aksi penutupan kedutaan
ini dikuti pula oleh Jerman, Inggris dan Perancis yang menutup kedutaan
mereka di Yaman setidaknya dalam dua hari kedepan. (Aljazeera/Dz)
AS Mulai Ketakutan Tindak Balas atas Terorisme AS Sendiri
“Semua
langkah tepat” harus diambil untuk melindungi warga Amerika dalam
menanggapi ancaman serangan al-Qaeda, pernyataan Presiden Barack Obama,
dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan pada akhir Jumat.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan presiden terus mengupdate
secara berkala pada perkembangan terkait ancaman potensial yang terjadi
dari wilayah Jazirah Arab,” kata pejabat itu pada kondisi anonimitas.
Amerika Serikat telah mengeluarkan peringatan di seluruh dunia pada
hari Jumat akan adanya rencana al-Qaida untuk melancarkan serangan di
Timur Tengah atau Afrika Utara pada bulan Agustus.
Dikatakan serangan itu mungkin terjadi “khususnya di Timur Tengah dan Afrika Utara, dan mungkin terjadi di Jazirah Arab.”
“Peringatan perjalanan baru dirilis Departemen Luar Negeri
menjelaskan bahwa al-Qaeda dan organisasi-organisasi afiliasinya terus
merencanakan serangan (Tindak Balas) baik di wilayah ini dan
sekitarnya,” kata pejabat itu. (Arby/Dz)
Tiga Mantan Calon Presiden Diduga Kuat Sebagai ‘Orangnya’ Zionis di Mesir
Redaksi – Minggu, 4 Agustus 2013 10:15 WIB
Tiga
mantan kandidat presiden Mesir telah dituduh melakukan spionase dan
bersekongkol menentang negara, menurut laporan yang diterima oleh
jaksa penuntut umum Mesir pada hari Selasa pekan lalu.
Tiga mantan kandidat tersebut adalah : Mohammed ElBaradei, Hamdein
Sabahy dan Amr Moussa yang dikecam karena dituduh terlibat dalam
perencanaan ”Zionis” untuk menggulingkan pemerintah Islam yang dipimpin
Muhammad Mursi, koran Mesir al-Masry al-Youm melaporkan.
Awal pekan lalu, ElBaradei, Amr Moussa dan Hamdein Sabahy ,
menyatakan dukungan dan partisipasi mereka kepada para demonstrasi
sekuler yang masih lakukan aksi unjuk rasanya yang berlanjut di Tahrir
Square sampai keputusan konstitusional pemerintahan Mursi telah dicabut.
Pemimpin partai Wafd , Sayed Badawi dibantu oleh Hamed Sadek,
seorang pengacara, mengklaim bahwa ketiga pemimpin oposisi tersebut
”diam-diam bertemu mantan menteri luar negeri Israel Tzipi Livni untuk
menghidupkan kembali gejolak krisis domestik Mesir dan membawa kembali
negara ke dalam kemelut. ”
Para penentang Presiden Mursi masih lakukan unjuk rasa di istana
presiden pada Selasa untuk memprotes draft konstitusi hasil pemerintahan
Mursi , untuk segera menggantinya dan mengakomodasi usulan draft
konstitusi pihak kaum liberal dan Kristen. (arby/Dz)
Erdogan Rombak Komandan Militernya, Untuk Cegah Kudeta Militer Seperti Mesir
Redaksi – Minggu, 4 Agustus 2013 08:56 WIB
Dewan
militer Turki pada hari Sabtu menunjuk komandan baru Militer , sebagai
bukti lebih lanjut bahwa pemerintah Erdogan sekarang mengontrol
kekuatan Militer .
Dewan Agung Militer dipimpin oleh Perdana Menteri Recep Tayyip
Erdogan memutuskan pensiun paksa Komandan Jenderal Bekir Kalyoncu, yang
telah diharapkan sebelumnya menjadi komandan pasukan darat.
Media lokal melaporkan bahwa Erdogan memblokir promosi Kalyoncu , yang seringkali terduga sebagai perencana kudeta.
Keluarnya karir Kalyoncu dianggap merupakan pukulan terbaru bagi
korps militer Turki yang dalam bayang bayang perencanaan intervensi
militer seperti masa lalu dan perencanaan kudeta.
Sebagai gantinya, Jenderal Hulusi Akar dipromosikan ke pucuk
pimpinan angkatan darat dan diharapkan untuk menggantikan kepala staff
Jenderal Necdet Ozel pada tahun 2015.
Wakil-Laksamana Bulent Bostanoglu diangkat sebagai kepala angkatan
laut dan Letnan Jenderal Akin Ozturk sebagai kepala angkatan udara.
Sejak berkuasa tahun 2002, pemerintah Erdogan telah mengekang militer dengan kuat.
Pada bulan September tahun lalu , lebih dari 300 ratus perwira tinggi
militer aktif dan pensiunan, termasuk tiga mantan jenderal, menerima
hukuman penjara hingga 20 tahun atas latihan militer tahun 2003 yang
diduga telah menjadi persiapan kudeta . (Arby/Dz)
Setelah 7 Tahun Membusuk, Ariel Sharon Meregang Nyawa ?
Sebuah
berita diterima adanya duka mendalam menyelimuti zionis Yahudi Israel,
kabar duka tersebut datang dari rumah sakit soroka beer sheva israel
atas tewasnya Ariel Sharon mantan PM israel yang pernah membantai ribuan
warga Palestina dan pernah merangsek masuk ke Masjid Alaqsa mubarak
akibatnya pecah perlawanan intifadha kedua.
Ariel Sharon meregang nyawa setelah lebih dari 7 tahun membusuk dan
koma di rumah sakit (setengah mati), tegas dokter yang khusus merawat
Sharon: kami sudah melakukan tindakan medis yang terbaik buat sharon
tapi ternyata tidak bisa membuat Sharon sembuh, mohon maaf kami tidak
bisa berbuat apa2.
Sharon tewas 2 Agustus 2013. Warga Palestina menyebut Sharon adalah
pembantai . Di tahun 2000-2002 Sharon telah membunuh lebih dari 9000
warga Palestina saat perlawanan intifadha pertama, pernah mengacaukan
didalam masjid Al Aqsa beserta tentara Israel serta melakukan operasi
pembakaran masjid Al Aqsa.
Walaupun berita kematian Sharon tersebut tersebar luas, ada juga
berita yang menentang kebenaran berita tersebut, seperti yang
diberitakan adanya rumor dugaan kematian politisi itu pada hari Kamis
setelah ‘RIP Ariel Sharon di Halaman Facebook menarik hampir satu juta
orang ’likes’.
Dalam posting tersebut tertulis “Pada sekitar 11:00 pada Kamis (1
Agustus 2013), politisi Ariel Sharon meninggal. Ariel Sharon lahir pada
26 Februari 1928 di Kfar Malal. walau dia meninggal tapi tidak
dilupakan. Tolong tunjukkan simpati Anda dan belasungkawa dengan
mengomentari dan menyukai halaman ini. ”
Ratusan penggemar tokoh Zionis berdarah ini segera mulai mendapatkan
pesan belasungkawa di atas halaman Facebook, mengungkapkan kesedihan
mereka bahwa politisi zionis 85 tahun itu sudah mati. Dan seperti
biasa, Twittersphere hiruk pikuk atas tipuan kematian itu.
Sedangkan beberapa fans tokoh sadis Zionis itu ada yang mempercayai
posting itu , tetapi yang lain segera skeptis terhadap laporan, mungkin
mereka belajar dari sejumlah besar laporan kematian palsu muncul
tentang tokoh dunia maupun selebriti selama beberapa bulan terakhir.
Beberapa alasan kuat menunjukkan dari mereka yang tidak percaya bahwa
berita itu tidak ada satupun berasal dari media utama Israel, hal itu
menunjukkan bahwa dimungkinkan informasi itu adalah berita Hoax.
Pada hari Jumat (Agustus 02) sumber resmi dari politisi itu
mengkonfirmasi bahwa Ariel Sharon belum mati. “Dia hanya bergabung dalam
daftar panjang selebriti yang telah menjadi korban berita tipuan ini,
dia masih hidup …, “kata mereka.(Fn/KH/Media Mass)
Rencana Eretz Yisrael
Oleh Wawan Kurniawan
Oleh Wawan Kurniawan
“Dari Nil ke Eufrat” (Theodor Herzl, Complete Diaries, Vol.II, hal 771)
“Tanah yang Dijanjikan memanjang dari Sungai Nil ke Eufrat. Itu
termasuk bagian Suriah dan Lebanon” (Testimoni Rabi Fischmann, anggota
Jewish Agency for Palestine, di depan UN Special Committee of Enquiry
pada 9 Juli 1947)
Tulisan Saudara Ibnu Burdah tentang “Rencana Strategis Israel”
(Republika, 06/10) menarik untuk dicermati lebih jauh. Pencermatan itu
diperlukan karena Ibnu Burdah tidak memfokuskan bahasan opininya apa
sebenarnya rencana strategis Israel itu. Ibnu Burdah hanya sekadar
memberi pengantar: batas final pada 2010.
Rencana Pendek 2010
Istilah yang lebih tepat dan sering dikatakan Ehud Olmert adalah batas permanen (permanent border). Olmert ingin batas permanen Israel selesai pada 2010 (David Makovsky, Olmert’s Bold Stand, USA Today, 19/05). Batas permanen ini diberlakukan hanya di Tepi Barat (West Bank) saja. Sedangkan, Jalur Gaza sudah mempunyai batas permanen karena wilayahnya yang mudah diatur (lihat Gaza Strip Border Crossings, Washington Institute for Near East Policy, 2005).
Ariel Sharon, sebelum terkena stroke, sudah menandaskan
ketidaktertarikannya dengan Jalur Gaza. Jika melihat data CIA World
Factbook 2005, Jalur Gaza merupakan wilayah sempit (620 km2) dengan
penduduk padat (1.376.289 jiwa). Gaza memiliki pertumbuhan populasi 3,77
persen, rata-rata kelahiran 40,3 kelahiran per seribu penduduk, dan
tingkat kesuburan 5,91 anak per wanita.
Gaza tidak cocok dengan tuntutan pemenuhan-meminjam istilah
Nazi-lebensraum (ruang hidup) bangsa Yahudi di masa mendatang. Oleh
karena itu, penarikan mundur tentara Israel dari Gaza pada 12 September
2005 kemarin bukan berdasarkan pada belas kasih atau tekanan
internasional melainkan pada satu kenyataan saja: wilayah ini tidak
layak untuk diduduki.
Tepi Barat merupakan wilayah dengan “tapal batas irisan” dengan
wilayah Israel yang berliku-liku dan banyak kelokan. Ada beberapa bagian
tanah Palestina yang menjorok ke wilayah Israel dan sebaliknya. Nah,
batas permanen dibangun di atas bagian terluar wilayah Israel yang
menjorok itu. Artinya, Israel akan mengakuisi tanah Palestina yang
berada di dalam batas permanen itu secara sepihak.
Yang dimaksud tapal batas irisan adalah jalur hijau (Green Line) yang
disebut juga sebagai batas wilayah sebelum perang 1967. Jalur hijau
inilah yang diminta Hamas jika Israel menyetujui hudnah (gencatan
senjata) selama 10 tahun.
Jika dihitung, batas permanen itu merampas 46 persen (2685 km2)
wilayah Tepi Barat: 7,4 persen dari perbatasan lama (Green Line 1967),
2,1 persen blok, 8 persen tanah di belakang tembok, dan 28,5 persen
Lembah Jordan. Bisa dipastikan batas permanen yang berupa tembok batu
solid setinggi 10 kaki itu menusuk jauh ke dalam wilayah Tepi Barat dan
mengeratnya menjadi enclave-enclave dengan begitu banyak checkpoint (pos
pemeriksaan).
Jika Tembok Berlin sudah lama runtuh dan segregasi rasialis apartheid
ala Afrika Selatan sudah lama berakhir, tembok “batas permananen”
rasialis kini ada di Palestina.
Mengembangkan Perumahan
Olmert memiliki maksud tersendiri dengan batas permanen itu. Maksud itu berupa: ekspansi perumahan (settlement), mengamankan sumber air, dan mengukuhkan Jerusalem.
Di belakang tembok pembatas itu, Israel terus-menerus memperbesar
kawasan pemukiman hingga mengepung Jerusalem Timur. Rencana E-1 (East-1
Plan) berusaha mewujudkan pemukiman Yahudi yang melingkari Jerusalem
Timur: Givat Ze’ev di utara, Ma’aleh Adumim di timur, dan Etzion di
selatan. Ma’aleh Adumim mencakup 53 km persegi dengan kapasitas mencapai
30 ribu residen.
Pada 1999, ada 177.441 orang Yahudi di Jerusalem Timur dan
sekitarnya. Lalu bertambah menjadi 192.176 (2000) dan 203.443 (2001)
(Israeli Settlements in the West Bank, Peace Now Settlement Watch,
31/12/01). Belum terhitung pada tahun 2006 ini.
Irosnisnya, dunia internasional (dan dunia Islam) tidak tanggap
terhadap perkembangan ini. Sesungguhnya pembangunan pemukiman Israel itu
jelas-jelas melanggar Resolusi DK PBB 446 (22 Maret 1979), 452 (20 Juli
1979), 465 (1 Maret 1980), dan 471 (5 Juni 1980). Amerika Serikat
sebagai sekutu utama Israel selalu abstain dalam 4 resolusi tersebut.
Transfer orang Israel guna menempati pemukiman itu melanggar Protokol
Jenewa Keempat pasal 49. Pasal itu menyatakan: “The Occupying Power
shall not deport or transfer parts of its own civilian population into
the territory it occupies.” Terlebih lagi, dalam Perjanjian Oslo (13
September 1993) Artikel V “Transitional Period and Permanet Status
Negotiations” yang diagung-agungkan oleh Barat dan PLO itu sendiri tidak
membahas masalah-masalah krusial seperti status Jerusalem, hak kembali
para pengungsi dan pembangunan pemukiman Israel. Lengkap sudah
ketidakberdayaan itu.
Menggenggam Jerusalem
Pengembangan perumahan dan transfer penduduk ini mempertegas kenyataan bahwa Israel tidak akan mengembalikan Jerusalam Timur ke Palestina. Israel merampas Jerusalem Timur pada perang 1967. Israel secara resmi menjadikan Jerusalem menjadi ibu kota melalui sebuah UU Dasar (Basic Law)pada 30 Juli 1980. “Jerusalem, complete and united, is the capital of Israel.” Tidak lama setelah itu, tepatnya 20 Agustus 1980, DK PBB mengeluarkan Resolusi 478 yang menentang penjadian ibu kota itu.
“Kota ini adalah kota yang dipilih Tuhan sebagai ibukota bangsa
Yahudi. Tidak ada kekuatan di dunia yang bisa mengubahnya,” pesan
mesianis Olmert kepada turis-turis Kristen yang datang melalui
International Christian Embassy in Jerusalem (ICEJ) (Yedioth Ahronoth,
08/10). ICEJ dibentuk pada 1980-an untuk mendukung Israel.
Politik Air
Air dan nuklir adalah dua penopang utama eksistensi Israel di Timur Tengah. Air adalah sumber daya yang harus dikuasai Israel, bukan minyak. Karena menurut penulis, konflik abadi di Timur Tengah setelah minyak habis (peak) adalah air. “History reveals that water has frequently provided a justification for going to war: It has been an object of military conquest, a source of economic or political strength and both a tool and a target of conflict.” (James R. Lee dan Maren Brooks, Conflict and Environment: Lebanon’s Historic and Modern Nightmare, 1996)
Air dan nuklir adalah dua penopang utama eksistensi Israel di Timur Tengah. Air adalah sumber daya yang harus dikuasai Israel, bukan minyak. Karena menurut penulis, konflik abadi di Timur Tengah setelah minyak habis (peak) adalah air. “History reveals that water has frequently provided a justification for going to war: It has been an object of military conquest, a source of economic or political strength and both a tool and a target of conflict.” (James R. Lee dan Maren Brooks, Conflict and Environment: Lebanon’s Historic and Modern Nightmare, 1996)
Sebelum perang 1967, Israel hanya menguasai dua sumber air: laut
(yang didesalinisasikan) dan Sungai Dan. Tetapi setelah 1967, Israel
mendapat tiga sumber tambahan: Lembah Jordan, Sungai Banias (utara
Dataran Tinggi Golan), dan Sungai Hasbani.
Sengketa Israel dengan negara-negara tetangga disebabkan oleh
pendefinisian batas wilayah yang notabene terdapat (atau dekat dengan)
sumber air. Suriah menuntut “penetapan kembali batas 1967″ yang dengan
itu memungkinkan Suriah mengakses Sungai Jordan dan Laut Galilee.
Konflik air Israel-Jordan diselesaikan di Wadi Araba pada Oktober 1994.
Demikian halnya dengan Palestina-Israel (Sharif S Elmusa, The Water
Issue and the Palestinian-Israeli Conflict, The Center for Policy
Analysis on Palestine, Desember 1993).
Hampir separuh dari air yang digunakan oleh Israel berasal dari
pertarungan dan perampasan dengan tetangganya (Thomas R Stauffer, Water
and War in the Middle East: The Hydraulic Parameters of Conflict, The
Center for Policy Analysis on Palestine, Juli 1996). Dan karena itu,
mustahil bagi Israel mau mengembalikan kawasan yang terduduki semisal
Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan kepada pemilik aslinya (Isabelle
Humphries, Breaching Borders: The Role of Water In The Middle East
Conflict, Washington Report on Middle East Affairs, September/Oktober
2006).
Sheeba Farm yang dijadikan Israel sebagai batu loncatan merampas
Sungai Litani. Ada dugaan, perang Juli kemarin mengupayakan area Sungai
Litani sebagai zona aman dengan membersihkan Hizbullah. Sungai Litani
yang mempunyai kemampuan menghasilkan 920 juta meter kubik air bersih
kualitas tinggi per tahun hanya berjarak 4 km dari perbatasan Israel.
Israel sudah lama ingin menguasai Sungai Litani (lihat Hussein A
Amery, The Litani River of Lebanon, The Geographical Review, July 1993;
Arnon Soffer, The Litani River: Fact and Fiction, Middle Eastern
Studies, Oktober 1994; Ronald Bleier, Israel’s Appropriation of Arab
Water: An Obstacle to Peace, Middle East Labor Bulletin, Spring 1994).
Ben Gurion dan Moshe Dayan (Kepala Staf Tentara Israel 1953-1958)
berungkali menyarankan penguasaan Sungai Litani.
Bahkan ketika perang 34 hari kemarin telah usai dan pasukan PBB telah
tiba, Israel masih mencuri air Lebanon. Sebuah harian terbitan Beirut
(Daily Star, 25/09) memberitakan hal tersebut.
Konflik Internal Palestina
Kisruh internal Palestina antara Hamas sebagai pemenang pemilu 25 Januari 2006 dengan Fatah yang telah berkuasa selama sepuluh tahun lebih membawa keuntungan sendiri bagi Israel. Ketiadaan soliditas Palestina membuat Israel bisa menjalankan agenda-agenda besarnya.
Meski dari permukaan luarnya Israel menganggap perseteruan
Hamas-Fatah sebagai masalah internal Palestina (Financial Times, 10/6),
ada sinyalemen Israel membantu salah satu pihak yang bertikai.
Terbetik kabar, Abbas meminta izin dari Israel untuk memperbesar
jumlah pasukan pengawalnya, Force 17, dari 2 ribu menjadi 10 ribu
(Ha’aretz, 28/05). Ekspansi pasukan ini mendapat bantuan senjata dari
Israel melalui negara ketiga (Ha’aretz, 29/05). Ini menjawab kontroversi
klaim Israel yang mengirim senjata ke Palestina (Mail & Guardian,
26/05) meskipun disangkal Fatah.
Lawatan Menlu AS Condoleezza Rice ke Timur Tengah kemarin mampir di
Tel Aviv dan juga menemui Abbas. Tak lama sesudah itu, AS memberi
bantuan 20 juta dolar kepada Fatah untuk memenangi pertarungannya dengan
Hamas (VOA News, 05/10).
Melalui dua organnya yang sering campur tangan di negara-negara
berkembang, National Democratic Institute (NDI) dan International
Republican Institute (IRI), AS menyalurkan 42 juta dolar guna memperkuat
kelompok-kelompok anti pemerintah (Reuters, 14/10).
Bulan-bulan ke depan akan menjadi ujian berat bagi Hamas. Mesir,
Qatar, dan Jordan memberi peringatan bahwa Israel mempersiapkan operasi
masif ke Jalur Gaza guna membebaskan Gilad Shalit. Bersamaan dengan itu,
Fatah bersiap melanjutkan konfontrasinya (Fatah preparing showdown with
Hamas, Jerusalem Post, 24/10).
Setali Tiga Uang, Buruh-Kadima-Likud
Kenyataan polarisasi di ranah politik Israel, yaitu kiri (Buruh), tengah (Kadima), dan kanan (Likud) tidaklah merefleksikan polarasasi kebijakan luar negeri. Mereka sama berkonvergen pada pendirian negara Israel di tanah Palestina.
Kadima merupakan sempalan Likud. Sedangkan Likud merupakan pengusung
ide-ide nasionalis kaum Zionis Revisionis yang digagas oleh Zeev
Jabotinsky. Di kalangan Yahudi, bisa dikatakan Jabotinsky adalah pemikir
terbesar setelah Theodore Herzl.
Kaum Revisionis mengklaim daerah antara Sungai Eufrat dan Sungai Nil
sebagai tanah Yahudi (Paul Findley, Deliberate Deceptions: Facing the
Facts about the US-Israeli Relationship, 1993). Dua ideolog utama Likud,
Menachem Begin dan Yithak Shamir adalah murid langsung Jabotinsky.
Visi Buruh juga sama saja. “Mimpi batas Israel meliputi selatan
Lebanon, selatan Suriah, Jordan hari ini, Tepi Barat, dan Sinai”
dinyatakan oleh Ben Gurion di pertemuan World Council of Poale Zion
(cikal bakal Buruh) 1938. Tokoh Buruh lainnya, Yithak Rabin, semasa
menjadi menteri pertahanan (1984-1990) mengeluarkan kebijakan
kontroversional “mematahkan lengan dan kaki” para demonstran intifada
Palestina yang umumnya adalah anak-anak dan remaja.
Jabotinsky mendirikan Haganah (Defender). Begin dengan Irgun Zvai
Leumi (National Military Organization), Shamir dengan Lehi (Lohamei
Herut Yisrael/Freedom Fighters of Israel), dan Rabin dengan Palmach
(penyerang). Semuanya adalah organisasi paramiliter yang menyokong
pendirian negara Israel dengan meneror warga Arab (Cf. J. Boyer Bell,
Terror out of Zion: The Irgun, Lehi Stern and the Palestine Underground,
1977).
Jika-mengutif Paul Fenley-Likud adalah nasionalisme mesianis dan
Buruh sebagai sekuler pragmatis, Kadima adalah sinkretis keduanya. Hanya
dalam waktu 3 bulan semenjak dinyatakan sebagai pemenang pemilu 2006,
Kadima sudah berani membuat ulah dengan menginvansi Lebanon.
Olmert (61 tahun) dan menlu sekarang, Tzipi Livni, merupakan
Likudites. Shimon Peres (83), wakil PM, awalnya merupakan aktivis
kawakan Buruh yang kemudian bergabung dengan Kadima karena ajakan Ariel
Sharon. Emir Peretz, ketua Buruh, menjadi menhan dalam kabinet Olmert.
Dulunya, Peretz adalah anggota awal gerakan kiri Peace Now.
Jelas, warna Likud lebih dominan daripada Buruh. Olmert dengan
sepengetahuan Peres membuat kesepakatan bahwa Livni-lah yang akan
menjadi pengganti Olmert bila Olmert tidak dapat bertugas sebagaimana
mestinya. Olmert sendiri sudah memberi sinyal akan menggeser ke kanan
(New York Sun, 10/10).
Kabar terbaru, partai yang paling kanan (extreme right), Yisrael
Beiteinu (Israel Rumah Kita), telah bergabung dengan aliansi
Kadima-Buruh sejak 23 Oktober kemarin. Sebelas kursi Yisrael Beiteinu
menyebabkan kursi total pendukung Olmert menjadi 80 atau dua pertiga
parlemen.
Sang pemimpin partai fasis ini, Avigdor Lieberman, mendapat kursi
baru s”Kementerian Ancaman Strategis” yang khusus merespon perilaku
Iran. Sebenarnya, Lieberman adalah politisi hasil kaderisasi Netanyahu.
Dia sempat menjadi orang penting Likud pada 1993-1996.
Lieberman adalah otak penentu kesuksesan Netanyahu pada kampanye
1996. Sharon memuji Lieberman sebagai menteri yang paling kapabel dalam
kabinet 2001 dan 2003 (Scotsman, 10/23). Bisa dikatakan, Lieberman
adalah “bayangan” Netanyahu dengan tipikal khusus: banyak bicara.
Sebuah poling yang dipublikasi harian terkemuka Israel Yedioth
Ahronoth (21/10) mendudukkan Lieberman sebagai orang kedua yang pantas
menjadi PM Israel mendatang setelah Netanyahu. Oleh karena itu,
Lieberman dan Livni (keduanya sama-sama berumur 48 tahun) merefleksikan
bagaimana Israel di masa depan.
Memang benar kelahiran Kadima mengguncangkan konstelasi politik
Israel tetapi tidak untuk Timur Tengah. Pada dasarnya, Kadima adalah
wajah lain Likud dan Buruh. Harapan besar yang digantungkan oleh media
massa Barat kepada Kadima adalah propaganda absurd yang menyesatkan.
Pembangunan batas permanen, perluasan pemukiman, pengepungan
Jerusalem, dan pencurian air memiliki keterkaitan satu sama lainnya.
Semua itu berjalan mulus dan lancar karena terselubungi oleh
masalah-masalah yang sebenarnya tidak signifikan. Masalah-masalah yang
direkayasa oleh Israel untuk mengalihkan perhatian dunia internasional
dari apa yang sebenarnya terjadi.
Tahun 2010 hanyalah rencana transisi saja. Visi Israel yang
sebenarnya adalah seperti gambar bendera nasionalnya: bintang David di
antara garis biru atas dan bawah. Hal itu berarti men-Zionis-kan
wilayah-wilayah di antara Sungai Nil dan Eufrat. Itulah Eretz Yisrael
(Israel Raya).
AMERIKA SERIKAT, HEGEMONI GLOBAL DAN DOMINASI MILITER
Oleh: Wawan Kurniawan
Oleh: Wawan Kurniawan
http://kainsa.wordpress.com/amerika-serikat-hegemoni-global-dan-dominasi-militer/
Kemarin (4 Juli), rakyat Amerika Serikat (AS) memperingati 229 tahun
kemerdekaan negerinya. Independence Day yang keempat pascaserangan 9/11
September 2001 dan yang kelima selama pemerintahan Bush. Suatu
peringatan kelahiran di tengah masa perang karena Donald Rumsfeld
menyatakan AS sekarang dalam kondisi perang (Department of Defense, The
National Defense Strategy of the USA, Maret 2005). Suatu peringatan pada
saat kebencian terhadap AS di seluruh dunia, terutama di negeri-negeri
Muslim, semakin besar dan terakumulasi dalam permusuhan-permusuhan nyata
(shocking level) (Ivan Eland, Can America Spin Away Anti-U.S. Hatred in Islamic Countries?, Antiwar.com, 15/10/2003)
Dibandingkan era-era tahun sebelumnya (pasca Perang Dunia II),
terjadi perubahan yang mendasar dalam pemerintahan AS, terutama
kebijakan luar negeri. Di era 50-an hingga 90-an, komunis menjadi musuh
utama AS. Sebagai akibatnya, AS harus bertempur di beberapa front:
Perang Korea (1950-1953), Invansi Teluk Babi Kuba (1961), Krisis Rudal
Soviet di Kuba (Oktober 1962), Perang Vietnam (1968-1975, dan Invasi
Grenada (1983). Di samping, itu, AS harus memberikan bantuan kepada “our local friend“:
Mujahidin di Afghanistan (1979-1997), Jenderal Pinochet yang mengkudeta
presiden Chili berhaluan kiri, Salvador Allende (1973), rezim Jenderal
Jorge Rafael Videla yang bertahan dari upaya kudeta oposisi kiri
Argentina dalam “Dirty War” (1976-1983), pemberontak UNITA dan FNLA
melawan rezim Marxis Angola (pertengahan 70-an hingga akhir 2002),
monarki Nepal melawan kaum Maoist (1994), gerilyawan Kontra di Nikaragua
(1983-1988), dan rezim-rezim kawasan segitiga Amerika Latin: El
Salvador, Guetemala, dan Honduras.
Memasuki milenium baru, terjadi tranformasi paradigma kebijakan luar negeri AS; anti terorisme-sentris menggeser anti komunisme-sentris. Komunisme bukan lagi menjadi momok yang menakutkan. Uni Soviet telah lama hancur di tahun 1991. Beberapa negara eks komunis di Eropa Timur sudah menjadi anggota NATO (Hongaria, Polandia, dan Republik Czech). Beberapa negara eks komunis lainnya diperkirakan segera menyusul. Di Asia Tengah, negara eks komunis malah menjadi sekutu terdekat AS dalam “global war on terrorism” (GWOT), seperti Ukraina, Uzbekistan, dan Kyrgystan.
Memasuki milenium baru, terjadi tranformasi paradigma kebijakan luar negeri AS; anti terorisme-sentris menggeser anti komunisme-sentris. Komunisme bukan lagi menjadi momok yang menakutkan. Uni Soviet telah lama hancur di tahun 1991. Beberapa negara eks komunis di Eropa Timur sudah menjadi anggota NATO (Hongaria, Polandia, dan Republik Czech). Beberapa negara eks komunis lainnya diperkirakan segera menyusul. Di Asia Tengah, negara eks komunis malah menjadi sekutu terdekat AS dalam “global war on terrorism” (GWOT), seperti Ukraina, Uzbekistan, dan Kyrgystan.
China memang masih komunis, tetapi bukan itu yang ditakutkan.
Analisis futuristik (tahun 2020) yang dikeluarkan CIA memprediksikan
China (bersama India) akan menjadi kekuatan utama masa depan (new major global player)
yang mampu menandingi kekuatan AS (National Intellegence Council,
Mapping the Global Future, cia.gov, Desember 2004).
Bukan karena
ideologi komunis Mao, melainkan karena China memiliki apa yang disebut
sebagai 4 faktor penyokong global power (kekuatan dunia): produk
domestik bruto (PDB), populasi, anggaran pertahanan, dan inovasi
teknologi (Gregory F. Treverton dan Seth G Jones, Measuring National
Power, rand.org).
Populasi China mencapai 1,299 miliar jiwa (CIA The
World Fact Book 2005, cia.gov, 10/02/2005). Produk domestik bruto China
mencapai 6,436 miliar dolar (2004) dan diperkirakan akan menjadi 25,155
miliar dolar di tahun 2025, sementara China pada 2004 telah mengeluarkan
65,2 miliar dolar untuk memperkuat pertahanannya (Newsweek, Februari
2005)
Kajian serius kaum Yahudi di belakang Wahabi yang Melarang Maulid Nabi sepanjang sejarah senantiasa membuat konspirasi.
Posted By Admin
Minggu, 29 Mei, 2011, 15:25
Minggu, 29 Mei, 2011, 15:25
oleh Wildan Al Jingkari
http://warkopmbahlalar.com/396/kajian-serius-kaum-yahudi-di-belakang-wahabi-yang-melarang-maulid-nabi-sepanjang-sejarah-senantiasa-membuat-konspirasi/
WAHABI BUDAK YAHUDI ????
Kajian serius kaum Yahudi di belakang Wahabi yang Melarang Maulid
Nabi sepanjang sejarah senantiasa membuat konspirasi terhadap umat
Islam. Untuk itu, mereka berusaha mengikis kecintaan umat Islam kepada
Rasulullah saw, yakni dengan cara menjauhkan umat Islam dari Rasulullah
saw melalui tangan-tangan pemeluknya sendiri dengan menyebarkan paham
fitnah bahwa:
• Rasulullah saw hanyalah manusia biasa, yang tidak memiliki kelebihan apapun selain diberi wahyu.
• Rasulullah saw tidak mampu memberi syafaat.
• Tidak boleh menyanjung beliau berlebihan, baik dalam bentuk
panggilan, puji-pujian,prosa, syair, dan sholawat yang
ditambah-tambahi, karena hal ini mengkultuskan Rasul saw yang berarti
syirik.
• Syirik hukumnya bertawassul kepada Rasulullah saw dan para pewarisnya (ulama).
• Ahlul bait bukanlah keluarga dan keturunan beliau, tetapi umatnya secara keseluruhan.
• Menghancurkan situs-situs bersejarah peninggalan Rasulullah saw,
makam-makam para sahabat, aulia, dan mujahid-mujahid Islam dengan alasan
berpotensi dijadikan sarana syirik. Atau dengan bahasa yang halus,
demi perluasan masjidil haram dan masjid nabawi.
• Mencemarkan nasab Rasulullah saw dengan menyatakan kedua orangtua Rasulullah saw adalah penghuni neraka.
Fitnah terbesar umat Islam abad ini berasal dari kaum Wahabi.
Dibalik kampanye Wahabi terselubung agenda Yahudi yang ingin
menghancurkan agama Islam melalui tangan-tangan pemeluknya sendiri.
Persis dengan fitnah yang dilancarkan Abdullah bin Saba pada masa
Sayidina Usman dan Ali.
Fitnah berikutnya, mengkampanyekan bahwa Islam lahir di tanah Hijaz
(Mekkah, Madinah, dan sekitarnya) serta hingga kini dua kota suci itu
menjadi pusat agama Islam di dunia, dengan demikian Islam yang murni
adalah Islam yang berada di wilayah di mana dua kota suci itu berada
atau Arab Saudi.
Proses tersebarnya paham Wahabi dan kesuksesannya menguasai tanah
Hijaz pada abad ke-18 tak lepas dari bantuan Inggris. Muhammad bin
Abdil Wahhab dan Muhammad bin Saud (pendiri kerajaan Arab Saudi), yang
saat itu menjadi penguasa Dar’iyyah, mendapat bantuan dana melimpah dan
persenjataan lengkap dari Inggris (saat itu sebagian besar timur
tengah, kecuali Hijaz, menjadi jajahan Inggris) guna menghadapi Syarif
Husain, gubernur kesultanan Turki Usmani untuk wilayah Hijaz. Tentu, ini
ada kaitannya sejarah berdirinya negara Israel di Palestina pada tahun
1948 yang penuh dengan muslihat dan konspirasi antara Inggris (Barat)
dan Zionis.
CARA2YAHUDI PENG-HANCURAN ISLAM. DI BALIK WAHABI..
Kurikulum pendidikan agama di saudi selama 80 tahun.di sepakati
Janji wahabi di kendalikan kolonialis ziones inggeris, penghancuran
Khalifah tidaklah cukup. Mereka ingin memastikan bahwa Khalifah tidak
pernah bangkit lagi dalam diri kaum Muslimin. ziones Lord Curzon
berkata,
*Untuk pembodohan agama, maka kita harus memastikan bahwa tidak
pernah ada lagi bangkitnya persatuan kaum muslimin, apakah itu
persatuan intelektual dan budaya.”
Karena itu, mereka meberikan sejumlah rintangan dalam usaha menegakkan seperti:
1# Pengenalan konsep-konsep non-Islam di Dunia Islam seperti
patriotisme, nasionalisme, sosialisme dan sekularisme dan mendorong
gerakan politik kolonialis yang berdasarkan ide-ide ini.
2# Kehadiran kurikulum pendidikan yang dibuat oleh kekuatan
penjajah, yang masih tetap bercokol selama 80 tahun, yang membuat
mayoritas kaum muda yang lulus dan ingin meneruskan pendidikannya ke
arah yang bertentangan dengan Islam.
3# Jeratan ekonomi di Dunia Islam oleh pemerintahan Barat dan
perusahaan-perusahaannya dimana masyarakat hidup dalam kemiskinan yang
menghinakan dan dipaksa untuk terfokus hanya pada bagaimana menghidupi
dirinya sendiri dan keluarganya dan tidak peduli dengan peran
sesungguhnya dari para penjajah itu.
5# Warisan yang disengaja untuk memecah Dunia Islam yang berkisar
pada garis perbatasan yang senantiasa diperdebatkan sehingga kaum
muslimin akan tetap terlibat dalam masalah-masalah sepele.
6# Pendirian organisasi-organisasi seperti Liga Arab dan kemudian
Organisasi Konperensi Islam (OKI) yang menipiskan ikatan Islam, dan
terus melanjutkan adanya perpecahan di Dunia Islam sementara tetap gagal
dalam memecahkan tiap masalah atau isu yang muncul.
7# Pemaksaan berdirinya Negara asing, Israel, di jantung Dunia Islam
yang menjadi pemicu serangan kekuatan Barat atas kaum muslimin yang
tidak bisa mempertahankan diri sementara mereka terus menghidupkan
mitos rasa rendah diri kaum muslimin.
Kehadiran penguasa-penguasa zalim di Dunia Islam yang kesetiaanya
adalah pada tuannya yakni negara-negara Barat; yang menindas dan
menyiksa umat Islam; mereka bukanlah dari umat dan membenci umat
sebagaimana umat membenci mereka.itulah pembodohan dan kepalsuan
wahabi.
Apakah Washington dibalik Kudeta Mesir (Mursi)?
Posted By Mbah Lalar
Jumat, 5 Juli, 2013, 22:09
Jumat, 5 Juli, 2013, 22:09
http://warkopmbahlalar.com/7095/apakah-washington-dibalik-kudeta-mesir-mursi/
Ikhwanul
muslimin diberi jalan ke pemerintahan dengan dukungan Washington
sebagai “pengganti” Husni Mubarak, bukan sekedar alternatif, yang setia
patuh dengan konsensus Washington sejak awal kepresidenannya.
Di
saat militer menindak Ikhwanul Muslimin, kudeta pada akhirnya
ditujukan memanipulasi gerakan protes dan mencegah tercapainya “gerakan
nyata masyarakat”. Penggulingan Presiden Mursi oleh militer Mesir tidak
dilakukan dalam rangka menyerang kepentingan AS, hasutan untuk menjamin
kelangsungan atas nama Washington.
CIA dan Ikhwanul Muslimin
Badan
intelejen Barat punya sejarah panjang bekerjasama dengan Ikhwanul
Muslimin. Dukungan Inggris melalui Dinas Rahasia awalnya pada tahun
1940-an. Tahun 1950an, menurut mantan pejabat intelejen, “dukungan CIA
kepada Ikhwanul Muslimin disebabkan “kemampuan baik dalam menggulingkan
Nasser”. Tahun 1954-1970 CIA dan Ikhwanul Muslimin menentang Presiden
Mesir, Nasser.
Hubungan rahasia CIA ini tetap dipertahankan sepanjang pemerintahan Husni Mubarak.
Tujuan
awal Obama, melalui “Arab Spring” adalah melemahkan pemerintahan
sekuler di Timur Tengah dan Afrika Utara dengan menginstal model “negara
Islam” yang melayani kepentingan geopolitik dan korporasi AS.
“Obat Kuat Ekonomi”
Gerakan
protes melawan Mubarak awal tahun 2011 merupakan dampak dari gagalnya
reformasi IMF. Diawali pada Perang Teluk awal tahun 1991- selama lebih
dari 20 tahun- memiskinkan rakyat Mesir, di sisi lain membuka lebar bagi
investor asing.
Lembah Nil yang selama lebih dari 3000 tahun menjadi lumbung pangan hancur dalam mendukung impor pangan dari AS dan Eropa.
Akibat
deregulasi harga pangan, penghapusan privatisasi, langkah penghematan
menjerumsukan ke dalam kemiskinan dan pengangguran. Pada gilirannya
program sosial gagal, sistem keuangan dan ekonomi tidak stabil.
Hal
yang sejalan dengan reformasi neo liberal adalah pokok persoalan bagi
AS mendukung pergantian rezim. Keberhasilan Mursi menduduki presiden
tergantung penerimaannya terhadap “obat ekonomi IMF”.
“Kami
terkesan dengan strategi Presiden Morsi dan Perdana Menteri Kandil yang
diusulkan selama pertemuan dengan kami hari ini,” kata Lagarde dalam
sebuah konferensi pers yang dihadiri bersama oleh Kandil. (IMF 22
Agustus 2012).
Sebuah
paket baru reformasi ekonomi IMF (yang mematikan) diluncurkan untuk
“mengendalikan transisi ekonomi dan politik Mesir”. Hasil “transisi”
dari IMF dan dikenakan oleh kreditor Mesir telah memperburuk kondisi
ekonomi (daripada memperbaiki krisis sosial dan ekonomi).
Kondisi
sosial telah memburuk secara dramatis sejak runtuhnya Hosni Mubarak.
Gerakan massa memprotes terhadap Presiden Morsi sebagian besar didorong
oleh fakta bahwa era reformasi makro-ekonomi Mubarak yang diberlakukan
oleh Washington dan Wall Street yang masih terus berlangsung,
menyebabkan proses pemiskinan terus menerus.
Peran Militer : “Lampu Hijau” dari Penthagon?
Media
menggabarkan militer Mesir sebagai pihak yang “mendukung” gerakan
protes, tanpa mengetahui hubungan dekat antara para petingginya dengan
rekan Amerika.
Sebagian fakta bahwa gerakan massa meminta “peran pendukung” militer sebagai taktik yang jelas :
Ini
adalah pesan bahwa militer diterima di seluruh kalangan masyarakat
Mesir, di kota, di desa; militer berperan atas undangan, bisa dimengerti
keterlibatannya, dibutuhkan dan diharapkan berperan secara nasional,
bersedia dan taat atas batas-batas, kejujuran dan tanggung jawab.
Sudah
diketahui dan dicatat, gerakan massa telah disusupi. Pihak oposisi
didukung oleh National Endowment for Democracy (NED) dan Freedom House.
Dan gerakan masyarakat sipil Kifaya, didukung oleh Pusat Internasional
Konflik Non-Kekerasan yang berbasis di Amerika.
Peran
militer bukanlah untuk melindungi gerakan akar rumput. Justru
sebaliknya: tujuannya adalah untuk memanipulasi pemberontakan dan
memadamkan perbedaan pendapat atas nama Washington.
Tujuan
dari pengambilalihan militer adalah untuk memastikan bahwa kejatuhan
pemerintahan Ikhwanul Muslimin tidak menghasilkan transisi politik yang
memperlemah kontrol AS atas negara Mesir dan militer.
Di saat ada perpecahan penting dalam militer, petinggi Mesir akhirnya menerima perintah dari Pentagon.
Menteri
Pertahanan Jenderal Abdul Fatah Al-Sisi, yang menghasut kudeta terhadap
Presiden Morsi adalah lulusan dari Perang AS College, Carlisle,
Pennsylvania.
Laporan
pers mengkonfirmasi bahwa ia berkonsultasi dengannya (Menteri
Pertahanan AS) beberapa kali pada hari-hari menjelang kudeta. Hal ini
sangat tidak mungkin bahwa Jenderal Al Sisi akan bertindak tanpa ‘lampu
hijau “dari Pentagon.
Mesir adalah penerima terbesar bantuan militer AS setelah Israel. Militer Mesir dikendalikan oleh Pentagon.
Dalam kata-kata Jenderal Anthony Zinni, mantan Panglima Komando Sentral AS (CENTCOM):
“Mesir adalah negara yang paling penting di daerah tanggung jawab saya karena akses itu memberi saya ke wilayah tersebut.”
Sumber : Global Research : “Was Washington Behind Egypt’s Coup d’Etat?”
ADALAH OMONG KOSONG ...SLOGAN PENEGAKAN KEADILAN...HUKUM... TANPA KEMERDEKAAN DAN KEKUASAAN BANGSA DAN NEGARA OLEH BANGSA DAN RAKYAT ...... ITU TERHADAP NEGARA-POLITIK-EKONOMI...DAN MEDIA...??
BalasHapusBANYAKNYA MANIPULASI HUKUM-POLITIK-DAN KEKUATAN APARAT..OLEH PARA PENGUASA KEUANGAN DAN EKONOMI..OLEH MEDIA2...SEKULER..DAN HEDON.. SERTA PARA MANIPULATOR DAN OPORTUNIS POLITIK YANG HANYA MENGACAUKAN TUJUAN PROKLAMASI...DAN CITA2 LUHUR BANGSA DAN RAKYAT ITU SENDIRI...
HAL ITU TERBUKTI.. BETAPA RAPUHNYA ARTI KEADILAN.-..HUKUM...DAN PERLINDUNGAN RAKYAT...DAN BANGSA... OLEH KARENA... KEKUASAAN POLITIK DAN HUKUM BISA DENGAN MUDAH DIPERMAINKAN OLEH -KEKUATAN YANG LEBIH NYATA...YAKNI EKONOMI-KEUANGAN DAN SENJATA.....??
MAKA PENDIDIKAN YANG LUHUR-ILMU-TEKNOLOGI-ADAB DAN AKAL BUDI-SERTA AKHLAQ ADALAH LANDASAN KEKUATAN KEMANUSIAAN YANG MURNI DAN LUHUR...
PINTAR DAN BERILMU SERTA CEKATAN DALAM TEKNOLOGI SAJA TIDAK CUKUP... KARENA PENGENDALIAN NAFSU SYAHWAT KESERAKAHAN...SERTA...HASRAT KEKUASAAN YANG BESAR.. AKAN MENJADI MALAPETAKA...DAN PENIPUAN YANG DAHSYAT TERHADAP JIWA2 AWAM..DAN KEADILAN SEJATI... SEMUA ITU DISEBABKAN JIWA2..YANG TIDAK BERMORAL-SERAKAH-DAN HEDON...DIMANA SE-AKAN SEMUA DAN APAPUN MENJADI HALAL...DEMI TERWUJUDNYA...KEPENTINGAN2... PARA SPONSOR..DAN KELOMPOK2 TERTENTU...
LALU BAGAIMANA MENEGAKKAN KEADILAN DAN KEBENARAN BAGI SEMUA...??
INILAH JIWA NURANI-KEMANUSIAAN YANG MURNI..DAN HANYA DENGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN2..SERTA KEFAHAMAN YANG LUHUR DAN LUAS.. SERTA ...PENDISIPLINAN DIRI..YANG KONSISTEN TIADA HENTI... INSYA ALLAH.. AAMIIN..
Sebenarnya bilamana bangsa dan rakyat ingin mencapai keadilan...dan kemerdekaan sebagai suatu bangsa...maka Bangsa dan Rakyat yang makmur... itu haruslah menjadi Bangsa yang mandiri....dan tidak didikte dan diatur oleh bangsa lain...>>> banyaknya negara2 besar dan mereka dengan membawa para investor2 besar... tidaklah semata-mata ingin membangun secara sebenarnya... di negara dimana mereka memberikan semacam bantuan senjata atau pun keuangan... Konon adalah sebagai cara lain untuk menjajahnya kembali dengan mempengaruhi akan kebijakan suatu negara tersebut...>>>
BalasHapusKARENA ITU BANGSA MESIR...BANGSA INDONESIA....BANGSA...2 ARAB... DAN SEMUA NEGARA2 MUSLIM ... SEYOGIANYA BERSATU DAN MEMBANGUN SERTA SALING MENOLONG SESAMA NEGARA MUSLIM DENGAN TULUS...DAN MENGUATKAN KEMANDIRIAN..SEMUA NEGARA2 MUSLIM... >>> CONTOHLAH CINA-INDIA-IRAN....DAN TENTU NEGARA2 LAIN YANG SEDANG BERJUANG UNTUK MEMBANGUN KOMPETENSI ...BANGSA SENDIRI..DAN MEMBANGUN KERJASAMA..YANG SALING MEMBERIKAN KEBAIKAN2... >>> AWASLAH DENGAN UTANGAN2... TERHADAP IMF-BANK DUNIA-DAN BANK2 ASING LAIN YANG MENJADI JARINGAN MEREKA..SEPERTI ADB... ???.>>> KARENA SEMUA ITU HANYALAH MENJADIKAN NEGARA DISANDERA...DAN KEKUATAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN DALAM PENJAJAHAN PARA KAUM REZIM2 DAN KOMPLOTAN PENJAJAH KRIMINAL INTERNASIONAL...>>> KITA BISA LIHAT BETAPA ABSURDNYA.. DAN BANYAKNYA KEJAHATAN DAN MANIPULASI..DILAKUKAN NEGARA2 ADI KUASA...>>> KONON DI G 20 ITU TELAH TERJADI PENYADAPAN2...DAN ITU SAJA MASIH SESAMA ANGGOTA... G 20 ...??? BAGAIMANA DENGAN YANG MENJADI SASARAN DAN YANG MEREKA ANGGAP SEBAGAI MUSUH2/ SAINGAN POLITIK MEREKA...???>> INILAH CARA2 FITNAH KEJI DAN PERMAINAN POLITIK KEKUASAAN...YANG MENGHALALKAN SEGALA CARA...>>>... TIADA KETULUSAN DAN TIADA SALING MEMBERIKAN PENGHORMATAN DAN RESPEK...??>> INI HANYA PERMAINAN...KEPALSUAN... DIANTARA PARA ADI KUASA...DI G20...???>> PANTASKAH MEREKA SEBAGAI SAHABAT...DAN MENJADI NEGARAWAN YANG PATUT...DIPERLAKUKAN DENGAN RESPEK...??>>
PILIHAN YANG PASTI DAN BENAR... ADALAH MEMBANGUN KEMANDIRIAN... DAN HANYA DENGAN NEGARA2 YANG BENAR2...TULUS...DAN SALING HORMAT-MENGHORMATI...??>>
CERITA..ITU ... DITAMBAH LAGI DENGAN PENGAKUAN SEORANG EX CIA YANG KABUR... TUAN SNOWDOWN..??>> MAKA SEMAKIN JELASLAH... SIAPA DIBALIK ADI DAYA...ITU..??>> ADALAH KAUM KONSPIRASI...DAN KAUM SUPERKAYA..YANG TAK PERNAH TERSENTUH HUKUM...??>>
HAYYOO... BANGKITLAH ANAK2 BANGSAKU BANGSA INDONESIA... DAN SDR2 KU DISEMUA JAJARAN TIMUR TENGAH... BANGSA MESIR-BERSATULAH..!!! >>..