Jenazah Muslim berbaris di Masjid Kairo menunggu untuk dimakamkan, beberapa hangus
Jum'at, 9 Syawwal 1434 H / 16 Agustus 2013 08:30
KAIRO (Arrahmah.com) – Jenazah-jenazah Muslim berbaris di sebuah Masjid di Kairo, tetapi tidak sedang dalam persiapan untuk dikuburkan.
Mereka adalah korban pembantaian oleh aparat keamanan Mesir ketika sedang melakukan demonstrasi damai menuntut kembalinya Muhammad Mursi ke kursi presiden, barisan mayat ini sebagai bukti kekejaman militer Mesir.
“Kementerian tidak akan mengakui mereka, polisi tidak akan mengakui mereka,” kata Wafaa Hefny kepada Reuters pada Kamis (15/8/2013), seperti dilansir Onislam.
Lapangan Rabaa, yang digunakan para pendukung Mursi dalam aksi duduk selama 40 hari, pada Rabu (14/8) berubah menjadi “rumah kematian” besar bagi ratusan orang yang ditembaki oleh polisi dan tentara.
Di dekat lapangan Rabaa Al-Adawiya, ratusan keluarga korban mendatangi masjid Al-Iman untuk mencari jasad anggota keluarga mereka.
Orang-orang di masjid mengatakan pemerintah mengabaikan barisan mayat yang dibungkus kain kafan itu, para jenazah itu dibariskan menunggu untuk diambil oleh keluarga mereka, tampak seperti korban perang.
Beberapa orang menyingkap kain kafan dan terlihat beberapa di antara mereka hangus dan tengkoraknya pecah, yang lain penuh lubang peluru di dada dan kepalanya.
Menurut beberapa demonstran, tenda-tenda, masjid dan rumah sakit lapangan dibakar pada Rabu setelah aparat keamanan bergerak masuk, rupanya itu penyebab beberapa korban hangus terbakar. (siraaj/arrahmah.com)
Mereka adalah korban pembantaian oleh aparat keamanan Mesir ketika sedang melakukan demonstrasi damai menuntut kembalinya Muhammad Mursi ke kursi presiden, barisan mayat ini sebagai bukti kekejaman militer Mesir.
“Kementerian tidak akan mengakui mereka, polisi tidak akan mengakui mereka,” kata Wafaa Hefny kepada Reuters pada Kamis (15/8/2013), seperti dilansir Onislam.
Lapangan Rabaa, yang digunakan para pendukung Mursi dalam aksi duduk selama 40 hari, pada Rabu (14/8) berubah menjadi “rumah kematian” besar bagi ratusan orang yang ditembaki oleh polisi dan tentara.
Di dekat lapangan Rabaa Al-Adawiya, ratusan keluarga korban mendatangi masjid Al-Iman untuk mencari jasad anggota keluarga mereka.
Orang-orang di masjid mengatakan pemerintah mengabaikan barisan mayat yang dibungkus kain kafan itu, para jenazah itu dibariskan menunggu untuk diambil oleh keluarga mereka, tampak seperti korban perang.
Beberapa orang menyingkap kain kafan dan terlihat beberapa di antara mereka hangus dan tengkoraknya pecah, yang lain penuh lubang peluru di dada dan kepalanya.
Menurut beberapa demonstran, tenda-tenda, masjid dan rumah sakit lapangan dibakar pada Rabu setelah aparat keamanan bergerak masuk, rupanya itu penyebab beberapa korban hangus terbakar. (siraaj/arrahmah.com)
Jenazah Muslim berbaris di Masjid Kairo menunggu untuk dimakamkan, beberapa hangus
Jum'at, 9 Syawwal 1434 H / 16 Agustus 2013 08:30
KAIRO (Arrahmah.com) – Jenazah-jenazah Muslim berbaris di sebuah Masjid di Kairo, tetapi tidak sedang dalam persiapan untuk dikuburkan.
Mereka adalah korban pembantaian oleh aparat keamanan Mesir ketika sedang melakukan demonstrasi damai menuntut kembalinya Muhammad Mursi ke kursi presiden, barisan mayat ini sebagai bukti kekejaman militer Mesir.
“Kementerian tidak akan mengakui mereka, polisi tidak akan mengakui mereka,” kata Wafaa Hefny kepada Reuters pada Kamis (15/8/2013), seperti dilansir Onislam.
Lapangan Rabaa, yang digunakan para pendukung Mursi dalam aksi duduk selama 40 hari, pada Rabu (14/8) berubah menjadi “rumah kematian” besar bagi ratusan orang yang ditembaki oleh polisi dan tentara.
Di dekat lapangan Rabaa Al-Adawiya, ratusan keluarga korban mendatangi masjid Al-Iman untuk mencari jasad anggota keluarga mereka.
Orang-orang di masjid mengatakan pemerintah mengabaikan barisan mayat yang dibungkus kain kafan itu, para jenazah itu dibariskan menunggu untuk diambil oleh keluarga mereka, tampak seperti korban perang.
Beberapa orang menyingkap kain kafan dan terlihat beberapa di antara mereka hangus dan tengkoraknya pecah, yang lain penuh lubang peluru di dada dan kepalanya.
Menurut beberapa demonstran, tenda-tenda, masjid dan rumah sakit lapangan dibakar pada Rabu setelah aparat keamanan bergerak masuk, rupanya itu penyebab beberapa korban hangus terbakar. (siraaj/arrahmah.com)
Mereka adalah korban pembantaian oleh aparat keamanan Mesir ketika sedang melakukan demonstrasi damai menuntut kembalinya Muhammad Mursi ke kursi presiden, barisan mayat ini sebagai bukti kekejaman militer Mesir.
“Kementerian tidak akan mengakui mereka, polisi tidak akan mengakui mereka,” kata Wafaa Hefny kepada Reuters pada Kamis (15/8/2013), seperti dilansir Onislam.
Lapangan Rabaa, yang digunakan para pendukung Mursi dalam aksi duduk selama 40 hari, pada Rabu (14/8) berubah menjadi “rumah kematian” besar bagi ratusan orang yang ditembaki oleh polisi dan tentara.
Di dekat lapangan Rabaa Al-Adawiya, ratusan keluarga korban mendatangi masjid Al-Iman untuk mencari jasad anggota keluarga mereka.
Orang-orang di masjid mengatakan pemerintah mengabaikan barisan mayat yang dibungkus kain kafan itu, para jenazah itu dibariskan menunggu untuk diambil oleh keluarga mereka, tampak seperti korban perang.
Beberapa orang menyingkap kain kafan dan terlihat beberapa di antara mereka hangus dan tengkoraknya pecah, yang lain penuh lubang peluru di dada dan kepalanya.
Menurut beberapa demonstran, tenda-tenda, masjid dan rumah sakit lapangan dibakar pada Rabu setelah aparat keamanan bergerak masuk, rupanya itu penyebab beberapa korban hangus terbakar. (siraaj/arrahmah.com)
Jenazah Muslim berbaris di Masjid Kairo menunggu untuk dimakamkan, beberapa hangus
Jum'at, 9 Syawwal 1434 H / 16 Agustus 2013 08:30
KAIRO (Arrahmah.com) – Jenazah-jenazah Muslim berbaris di sebuah Masjid di Kairo, tetapi tidak sedang dalam persiapan untuk dikuburkan.
Mereka adalah korban pembantaian oleh aparat keamanan Mesir ketika sedang melakukan demonstrasi damai menuntut kembalinya Muhammad Mursi ke kursi presiden, barisan mayat ini sebagai bukti kekejaman militer Mesir.
“Kementerian tidak akan mengakui mereka, polisi tidak akan mengakui mereka,” kata Wafaa Hefny kepada Reuters pada Kamis (15/8/2013), seperti dilansir Onislam.
Lapangan Rabaa, yang digunakan para pendukung Mursi dalam aksi duduk selama 40 hari, pada Rabu (14/8) berubah menjadi “rumah kematian” besar bagi ratusan orang yang ditembaki oleh polisi dan tentara.
Di dekat lapangan Rabaa Al-Adawiya, ratusan keluarga korban mendatangi masjid Al-Iman untuk mencari jasad anggota keluarga mereka.
Orang-orang di masjid mengatakan pemerintah mengabaikan barisan mayat yang dibungkus kain kafan itu, para jenazah itu dibariskan menunggu untuk diambil oleh keluarga mereka, tampak seperti korban perang.
Beberapa orang menyingkap kain kafan dan terlihat beberapa di antara mereka hangus dan tengkoraknya pecah, yang lain penuh lubang peluru di dada dan kepalanya.
Menurut beberapa demonstran, tenda-tenda, masjid dan rumah sakit lapangan dibakar pada Rabu setelah aparat keamanan bergerak masuk, rupanya itu penyebab beberapa korban hangus terbakar. (siraaj/arrahmah.com)
Mereka adalah korban pembantaian oleh aparat keamanan Mesir ketika sedang melakukan demonstrasi damai menuntut kembalinya Muhammad Mursi ke kursi presiden, barisan mayat ini sebagai bukti kekejaman militer Mesir.
“Kementerian tidak akan mengakui mereka, polisi tidak akan mengakui mereka,” kata Wafaa Hefny kepada Reuters pada Kamis (15/8/2013), seperti dilansir Onislam.
Lapangan Rabaa, yang digunakan para pendukung Mursi dalam aksi duduk selama 40 hari, pada Rabu (14/8) berubah menjadi “rumah kematian” besar bagi ratusan orang yang ditembaki oleh polisi dan tentara.
Di dekat lapangan Rabaa Al-Adawiya, ratusan keluarga korban mendatangi masjid Al-Iman untuk mencari jasad anggota keluarga mereka.
Orang-orang di masjid mengatakan pemerintah mengabaikan barisan mayat yang dibungkus kain kafan itu, para jenazah itu dibariskan menunggu untuk diambil oleh keluarga mereka, tampak seperti korban perang.
Beberapa orang menyingkap kain kafan dan terlihat beberapa di antara mereka hangus dan tengkoraknya pecah, yang lain penuh lubang peluru di dada dan kepalanya.
Menurut beberapa demonstran, tenda-tenda, masjid dan rumah sakit lapangan dibakar pada Rabu setelah aparat keamanan bergerak masuk, rupanya itu penyebab beberapa korban hangus terbakar. (siraaj/arrahmah.com)
Ulama Palestina Kecam Pembantaian di Mesir
Jumat, 16 Agustus 2013, 11:10 WIB
EPA/Mosaab Elshamy
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/08/16/mrlvb0-ulama-palestina-kecam-pembantaian-di-mesir
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Puluhan ulama dan dai Palestina di Jalur
Gaza turut serta dalam aksi protes yang digalang oleh Persatuan Ulama
Palestina, Rabu (14/8) sore, untuk mengecam pembantian yang dilakukan
pasukan keamanan Mesir dalam membubarkan unjuk rasa damai di lapangan
Nahdhah dan Rabiah Adawiyah, Kairo, Mesir.
Ketua Persatuan Ulama Palestina, Dr. Salim Salamah, menimpakan tanggung jawab sepenuhnya kepada dinas keamanan Mesir atas apa yang terjadi pada para ulama Mesir yang ada di lokasi unjuk rasa. Dia menyerukan kepada para ulama pentingnya menjelaskan bahayanya menumpahkan darah.
Salim menyerukan anggota militer tidak tenggelam dalam melakukan kejahatan karena kewajiban utama mereka menjaga keamanan rakyatnya dan bukan membunuhnya.
Ketua Persatuan Ulama Palestina, Dr. Salim Salamah, menimpakan tanggung jawab sepenuhnya kepada dinas keamanan Mesir atas apa yang terjadi pada para ulama Mesir yang ada di lokasi unjuk rasa. Dia menyerukan kepada para ulama pentingnya menjelaskan bahayanya menumpahkan darah.
Salim menyerukan anggota militer tidak tenggelam dalam melakukan kejahatan karena kewajiban utama mereka menjaga keamanan rakyatnya dan bukan membunuhnya.
''Rakyat Mesir punya hak untuk melakukan untuk rasa dengan bebas,'' kata Salim Salamah seperti dikutip Pusat Informasi Palestina.
Sementara anggota Persatuan Ulama Palestina, Marwan Abu Ras, mengatakan para jurnalis Mesir yang menghalalkan kehormatan, panjang lisan dan memalsukan fakta itu sama saja ikut serta bersama para pembunuh dalam membunuh para pengunjuk rasa.
Marwan pun mengecam para pembantai. “Kalian tidak akan selamat dari siksa Allah atas keikutsertaan kalian bersama para pembunuh yang menumpahkan darah rakyat Mesir dan dukungan kalian kepada para penjahat,” katanya.
Sementara anggota Persatuan Ulama Palestina, Marwan Abu Ras, mengatakan para jurnalis Mesir yang menghalalkan kehormatan, panjang lisan dan memalsukan fakta itu sama saja ikut serta bersama para pembunuh dalam membunuh para pengunjuk rasa.
Marwan pun mengecam para pembantai. “Kalian tidak akan selamat dari siksa Allah atas keikutsertaan kalian bersama para pembunuh yang menumpahkan darah rakyat Mesir dan dukungan kalian kepada para penjahat,” katanya.
Redaktur : Didi Purwadi |
Senjata Israel Digunakan Tembaki Pendukung Mursi, Ada Tertuliskan Bahasa Ibraninya
EPA/Mosaab Elshamy
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/13/08/16/mrlm4d-senjata-israel-digunakan-tembaki-pendukung-mursi-ada-tertuliskan-bahasa-ibraninya
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Senjata Israel kemungkinan digunakan
untuk membubarkan aksi demonstrasi pendukung presiden terguling Mesir,
Muhammad Mursi, Rabu (14/8) lalu.
Pesawat kargo Israel terlihat mendarat di bandara Kairo Internasional
pada hari ketika aparat keamanan Mesir melakukan pembubaran paksa
terhadap demonstran yang melakukan aksi duduk bersama mendukung Mursi.
Dany Novery, koresponden Mi’raj News Agency di Kairo, mengonfirmasi hal tersebut. Dia mengatakan kemungkinan senjata Israel telah masuk pada Rabu kemarin.
''Sebab, senjata-senjata yang menyerang demonstran seperti gas air
mata, kaleng gas, peluru, bertuliskan bahasa ibrani,'' kata Novery
seperti dikutip MINA.
Sementara kontributor Mi’raj News Agency di Kairo, Amran
Hamdani, menyebutkan laporan media lokal menyaksikan pesawat kargo
Israel nampaknya membawa amunisi dan kemungkinan persenjataan yang
diklaim sebagai bantuan untuk militer Mesir.
Saksi mata melaporkan ada ambulans yang datang ke Rab’ah Adawiyah membawa penuh amunisi untuk para militer. Hal itu dilihatnya setelah sopir ambulans menolak membawa korban meninggal yang dimintanya.
Saksi mata melaporkan ada ambulans yang datang ke Rab’ah Adawiyah membawa penuh amunisi untuk para militer. Hal itu dilihatnya setelah sopir ambulans menolak membawa korban meninggal yang dimintanya.
''Dia (saksi mata) melihat di dalam mobil itu penuh dengan amunisi
yang kemungkinan datang bersamaan dengan pesawat kargo Israel,'' kata
Hamdani.
Redaktur : Didi Purwadi |
Ratusan Pendukung Mursi Bertumbangan Diserang Militer
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ratusan pendukung Presiden Mesir
terguling, Muhammad Mursi, tumbang usai diserang tentara dan polisi di
Kairo, Rabu (14/8).
Serangan pembubaran demonstrasi secara paksa itu merupakan perintah
dari presiden sementara Adly Mansur. Ia beralasan kebijakan itu untuk
memulihkan stabilitas keamanan.
Asap tebal akibat tembakan air gas mata mengepul di Bundaran Rabiah, dan tiga helikopter tampak berputar-putar di udara bundaran. Para pendukung Mursi juga membakar ban bekas di seputar jalan-jalan ke arah Bundaran Rabiah. Alhasil suasana menjadi sangat mencekam.
Banyak wanita dan anak-anak menangis dan berlindung di dalam tenda-tenda di sisi Masjid Rabiah Adawiyah. Para pemuda pendukung Mursi kewalahan melawan tentara yang didukung panser polisi. Pasukan keamanan dari tentara dan polisi mulai melancarkan serangan terhadap pendukung Mursi di Bundaran Rabiah Adawiyah, Kairo Timur, dan Bundaran Al Nahdhah di Kairo Barat, Rabu.
Bundaran Rabiah dan Bundaran Al Nahdhah telah diduduki lebih dari satu bulan sejak Mursi ditumbangkan dalam kudeta militer pada 3 Juli lalu. Hingga berita ini diturunkan pada pukul 08.15 waktu Kairo atau 13.15 WIB, Antaranews melihat lima korban tewas dan puluhan korban luka terbujur kaku di perawatan medis lapangan di luar Masjid Rabiah Adawiyah. Tembakan terus dilancarkan aparat keamanan.
Asap tebal akibat tembakan air gas mata mengepul di Bundaran Rabiah, dan tiga helikopter tampak berputar-putar di udara bundaran. Para pendukung Mursi juga membakar ban bekas di seputar jalan-jalan ke arah Bundaran Rabiah. Alhasil suasana menjadi sangat mencekam.
Banyak wanita dan anak-anak menangis dan berlindung di dalam tenda-tenda di sisi Masjid Rabiah Adawiyah. Para pemuda pendukung Mursi kewalahan melawan tentara yang didukung panser polisi. Pasukan keamanan dari tentara dan polisi mulai melancarkan serangan terhadap pendukung Mursi di Bundaran Rabiah Adawiyah, Kairo Timur, dan Bundaran Al Nahdhah di Kairo Barat, Rabu.
Bundaran Rabiah dan Bundaran Al Nahdhah telah diduduki lebih dari satu bulan sejak Mursi ditumbangkan dalam kudeta militer pada 3 Juli lalu. Hingga berita ini diturunkan pada pukul 08.15 waktu Kairo atau 13.15 WIB, Antaranews melihat lima korban tewas dan puluhan korban luka terbujur kaku di perawatan medis lapangan di luar Masjid Rabiah Adawiyah. Tembakan terus dilancarkan aparat keamanan.
Redaktur : Karta Raharja Ucu |
Sumber : Antara |
Jenazah Muslim berbaris di Masjid Kairo menunggu untuk dimakamkan, beberapa hangus
Jum'at, 9 Syawwal 1434 H / 16 Agustus 2013 08:30
KAIRO (Arrahmah.com) – Jenazah-jenazah Muslim berbaris di sebuah Masjid di Kairo, tetapi tidak sedang dalam persiapan untuk dikuburkan.
Mereka adalah korban pembantaian oleh aparat keamanan Mesir ketika sedang melakukan demonstrasi damai menuntut kembalinya Muhammad Mursi ke kursi presiden, barisan mayat ini sebagai bukti kekejaman militer Mesir.
“Kementerian tidak akan mengakui mereka, polisi tidak akan mengakui mereka,” kata Wafaa Hefny kepada Reuters pada Kamis (15/8/2013), seperti dilansir Onislam.
Lapangan Rabaa, yang digunakan para pendukung Mursi dalam aksi duduk selama 40 hari, pada Rabu (14/8) berubah menjadi “rumah kematian” besar bagi ratusan orang yang ditembaki oleh polisi dan tentara.
Di dekat lapangan Rabaa Al-Adawiya, ratusan keluarga korban mendatangi masjid Al-Iman untuk mencari jasad anggota keluarga mereka.
Orang-orang di masjid mengatakan pemerintah mengabaikan barisan mayat yang dibungkus kain kafan itu, para jenazah itu dibariskan menunggu untuk diambil oleh keluarga mereka, tampak seperti korban perang.
Beberapa orang menyingkap kain kafan dan terlihat beberapa di antara mereka hangus dan tengkoraknya pecah, yang lain penuh lubang peluru di dada dan kepalanya.
Menurut beberapa demonstran, tenda-tenda, masjid dan rumah sakit lapangan dibakar pada Rabu setelah aparat keamanan bergerak masuk, rupanya itu penyebab beberapa korban hangus terbakar. (siraaj/arrahmah.com)
Mereka adalah korban pembantaian oleh aparat keamanan Mesir ketika sedang melakukan demonstrasi damai menuntut kembalinya Muhammad Mursi ke kursi presiden, barisan mayat ini sebagai bukti kekejaman militer Mesir.
“Kementerian tidak akan mengakui mereka, polisi tidak akan mengakui mereka,” kata Wafaa Hefny kepada Reuters pada Kamis (15/8/2013), seperti dilansir Onislam.
Lapangan Rabaa, yang digunakan para pendukung Mursi dalam aksi duduk selama 40 hari, pada Rabu (14/8) berubah menjadi “rumah kematian” besar bagi ratusan orang yang ditembaki oleh polisi dan tentara.
Di dekat lapangan Rabaa Al-Adawiya, ratusan keluarga korban mendatangi masjid Al-Iman untuk mencari jasad anggota keluarga mereka.
Orang-orang di masjid mengatakan pemerintah mengabaikan barisan mayat yang dibungkus kain kafan itu, para jenazah itu dibariskan menunggu untuk diambil oleh keluarga mereka, tampak seperti korban perang.
Beberapa orang menyingkap kain kafan dan terlihat beberapa di antara mereka hangus dan tengkoraknya pecah, yang lain penuh lubang peluru di dada dan kepalanya.
Menurut beberapa demonstran, tenda-tenda, masjid dan rumah sakit lapangan dibakar pada Rabu setelah aparat keamanan bergerak masuk, rupanya itu penyebab beberapa korban hangus terbakar. (siraaj/arrahmah.com)
MESIR SASARAN PENGHANCURAN ZIONIS BERIKUTNYA (2)
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/08/mesir-sasaran-penghancuran-zionis.html#more
Akhirnya terjadi apa yang dikhawatirkan bakal terjadi. Pasukan keamanan
Mesir menyerbu kamp-kamp pendukung Ikhwanul Muslimin di Kairo kemarin
(14/8). Jumlah korban akibat aksi tersebut masih simpang siur namun
Ikhwanul Muslimin mengklaim pendukungnya yang tewas mencapai 2.200
orang. Kemungkinan Ikhwanul Muslimin melebih-lebihkan angka tersebut,
namun angka "ratusan" cukup rasional.
Sebagai seorang pengamat internasional "amatiran" yang menaruh perhatian pada masalah kemanusiaan, saya (blooger) tentu sangat menyesalkan hal ini. Mengapa Mesir, salah satu bangsa besar yang menjadi sumber kebudayaan dunia harus terjerumus dalam kondisi seperti itu. Saya tidak ingin menyalahkan salah satu di antara pihak Ikhwanul Muslimin ataupun regim militer yang kini berkuasa di Mesir, namun pada "kebodohan" orang-orang yang tidak menyadari bahwa zionis internasional kini tengah menjadikan Mesir sebagai sasaran penghancuran berikutnya setelah Afghanistan, Irak, Libya dan Syria.
Militer tentu bertanggungjawab atas aksi pembantaian tersebut, namun Ikhwanul Muslimin juga bertanggungjawab sebagai pihak yang mengkondisikan pembantaian tersebut dengan sikap kerasnya yang tidak mau bersikap realistis. (Sehari sebelumnya Ikhwanul Muslimin menolak tawaran Al Azhar, lembaga paling dihormati di Mesir, untuk menjadi penengah perselisihan politik di Mesir).
Dan bukan satu kebetulan jika aksi kekerasan yang dilakukan militer Mesir terjadi hanya beberapa hari setelah Amerika menetapkan Robert Ford sebagai dubesnya yang baru di Mesir. Ford adalah simbol kekerasan, dan penunjukannya dianggap sebagai "lampu hijau" Amerika bagi militer Mesir untuk bertindak keras. Lebih dari itu, penunjukan Ford juga mengindikasikan bahwa zionis internasional bermaksud menghancurkan Mesir dengan cara yang sama sebagaimana Irak, Libya dan Syria.
Menurut Michel Chossudovsky dari lembaga kajian Global Studies, Robert Ford adalah orang yang sama dengan John Negroponte yang telah menerapkan strategi “Salvador Option” di Irak pada tahun 2004. Chossudovsky menulis tentang "Salvador Option" itu sebagai:
"Model terorisme pembunuhan massal oleh pasukan pembunuh bentukan Amerika. Model ini pertama kali diterapkan di El Salvador oleh Negroponte saat terjadi perlawanan terhadap regim militer, yang mengakibatkan terjadinya sekitar 75.000 kematian.”
Kondisi Mesir saat ini mirip dengan El Salvador tahun 1980-an saat rakyat sipil melakukan perlawanan terhadap militer. Dan militer Mesir pun, sebagaimana El Salvador, telah berpengalaman dalam melakukan pembantaian massal terhadap para aktifis anti-militer.
Di masa lalu Amerika telah banyak membantu para diktator militer sekutu mereka melakukan aksi-aksi pembantaian massal. Di Indonesia misalnya, dinas inteligen CIA berperan besar dalam pembantaian orang-orang komunis tahun 1960-an, dengan mensuplai data para aktifis komunis kepada militer, dan dengan melatih pasukan pembunuh yang melakukan berbagai teknik penyiksaan sebelum membunuh. (Terlepas dari sikap politik blogger yang menyetujui penumpasan komunisme di Indonesia, karena regim komunis yang tidak lain adalah zionis, akan melakukan hal yang lebih buruk bagi rakyat Indonesia).
Saat ini Amerika lebih tertarik melakukan penghancuran Mesir daripada negara-negara lainnya. Mesir adalah negara Arab terbesar yang secara militer masih bisa menjadi ancaman Israel, setelah Irak dan Syria hancur. Namun, berdasarkan pengalaman di Irak dan pengangkatan Ford sebagai dubes Amerika di Mesir, Amerika tidak akan mendukung regim militer untuk menumpas Ikhwanul Muslimin, melainkan akan menciptakan kekacauan yang akan berujung pada perang sektarian dan perang sipil.
Adalah menarik bahwa menjelang penumpasan pendukung Ikhwanul Muslimin di Kairo kemarin, isu tentang wapres regim militer Mohammad Elbaradai sebagai penganut Shiah muncul ke publik. Diperkirakan sentimen anti-Shiah, sebagaimana sentimen anti-Kristen Koptik akan menjadi bahan bakar konflik mendatang, sebagaimana konflik antara kelompok Islamis melawan kelompok nasionalis-sekuler-liberal dan konflik Ikhwanul Muslimin melawan militer.
Robert Ford telah berpengalaman menerapkan “Salvador Option” di Irak dan Syria tahun. Penugasannya di Mesir saat ini tidak lain untuk menerapkan “Salvador Option” berikutnya di Mesir.
Sebagai seorang pengamat internasional "amatiran" yang menaruh perhatian pada masalah kemanusiaan, saya (blooger) tentu sangat menyesalkan hal ini. Mengapa Mesir, salah satu bangsa besar yang menjadi sumber kebudayaan dunia harus terjerumus dalam kondisi seperti itu. Saya tidak ingin menyalahkan salah satu di antara pihak Ikhwanul Muslimin ataupun regim militer yang kini berkuasa di Mesir, namun pada "kebodohan" orang-orang yang tidak menyadari bahwa zionis internasional kini tengah menjadikan Mesir sebagai sasaran penghancuran berikutnya setelah Afghanistan, Irak, Libya dan Syria.
Militer tentu bertanggungjawab atas aksi pembantaian tersebut, namun Ikhwanul Muslimin juga bertanggungjawab sebagai pihak yang mengkondisikan pembantaian tersebut dengan sikap kerasnya yang tidak mau bersikap realistis. (Sehari sebelumnya Ikhwanul Muslimin menolak tawaran Al Azhar, lembaga paling dihormati di Mesir, untuk menjadi penengah perselisihan politik di Mesir).
Dan bukan satu kebetulan jika aksi kekerasan yang dilakukan militer Mesir terjadi hanya beberapa hari setelah Amerika menetapkan Robert Ford sebagai dubesnya yang baru di Mesir. Ford adalah simbol kekerasan, dan penunjukannya dianggap sebagai "lampu hijau" Amerika bagi militer Mesir untuk bertindak keras. Lebih dari itu, penunjukan Ford juga mengindikasikan bahwa zionis internasional bermaksud menghancurkan Mesir dengan cara yang sama sebagaimana Irak, Libya dan Syria.
Menurut Michel Chossudovsky dari lembaga kajian Global Studies, Robert Ford adalah orang yang sama dengan John Negroponte yang telah menerapkan strategi “Salvador Option” di Irak pada tahun 2004. Chossudovsky menulis tentang "Salvador Option" itu sebagai:
"Model terorisme pembunuhan massal oleh pasukan pembunuh bentukan Amerika. Model ini pertama kali diterapkan di El Salvador oleh Negroponte saat terjadi perlawanan terhadap regim militer, yang mengakibatkan terjadinya sekitar 75.000 kematian.”
Kondisi Mesir saat ini mirip dengan El Salvador tahun 1980-an saat rakyat sipil melakukan perlawanan terhadap militer. Dan militer Mesir pun, sebagaimana El Salvador, telah berpengalaman dalam melakukan pembantaian massal terhadap para aktifis anti-militer.
Di masa lalu Amerika telah banyak membantu para diktator militer sekutu mereka melakukan aksi-aksi pembantaian massal. Di Indonesia misalnya, dinas inteligen CIA berperan besar dalam pembantaian orang-orang komunis tahun 1960-an, dengan mensuplai data para aktifis komunis kepada militer, dan dengan melatih pasukan pembunuh yang melakukan berbagai teknik penyiksaan sebelum membunuh. (Terlepas dari sikap politik blogger yang menyetujui penumpasan komunisme di Indonesia, karena regim komunis yang tidak lain adalah zionis, akan melakukan hal yang lebih buruk bagi rakyat Indonesia).
Saat ini Amerika lebih tertarik melakukan penghancuran Mesir daripada negara-negara lainnya. Mesir adalah negara Arab terbesar yang secara militer masih bisa menjadi ancaman Israel, setelah Irak dan Syria hancur. Namun, berdasarkan pengalaman di Irak dan pengangkatan Ford sebagai dubes Amerika di Mesir, Amerika tidak akan mendukung regim militer untuk menumpas Ikhwanul Muslimin, melainkan akan menciptakan kekacauan yang akan berujung pada perang sektarian dan perang sipil.
Adalah menarik bahwa menjelang penumpasan pendukung Ikhwanul Muslimin di Kairo kemarin, isu tentang wapres regim militer Mohammad Elbaradai sebagai penganut Shiah muncul ke publik. Diperkirakan sentimen anti-Shiah, sebagaimana sentimen anti-Kristen Koptik akan menjadi bahan bakar konflik mendatang, sebagaimana konflik antara kelompok Islamis melawan kelompok nasionalis-sekuler-liberal dan konflik Ikhwanul Muslimin melawan militer.
Robert Ford telah berpengalaman menerapkan “Salvador Option” di Irak dan Syria tahun. Penugasannya di Mesir saat ini tidak lain untuk menerapkan “Salvador Option” berikutnya di Mesir.
(BERSAMBUNG)
APAPUN ...ALASANNYA... MILITER...ATAU POLISI...SAMA SEKALI TIDAK BERHAK KUDETA..TERHADAP PRESIDEN PILIHAN RAKYAT BANGSA MESIR....YANG DILAKUKAN SECARA SYURA..DAN ATAU DEMOKRASI RAKYAT...
BalasHapusDAN KEMELUT POLITIK HARUSLAH DISELESAIKAN DENGAN SISTEM POLITIK...LAGI..DAN .... TIDAK ADA ADA PEMBANTAIAN DENGAN CARA DAN DALIH....APAPUN.... TERHADAP RAKYAT...BANGSA MESIR...
RAKYAT YANG TERBUNUH OLEH ....CARA DAN ...ULAH GEGABAH DARI MILITER ATAW POLISI MESIR....DENGAN DALIH APAPUN DALAM KASUS..POLITIK DAN PROTES RAKYAT... WALAWPUN HANYA SATU NYAWA.... SEKALI LAGI WALAWPUN HANYA SATU...NYAWA... ADALAH SUATU KEZHALIMAN... KEMANUSIAAN...DAN MELANGGAR HAK2 RAKYAT SIPIL SEDUNIA...DAN MELANGGAR AJARAN AGAMA ISLAM...DIMANA RASULULLAH SANGAT MENGHORMATINYA...
KARENA WALAWPUN RAKYAT ITU BODOH ATAW PINTAR.. ATAW ...DUNGU... FAKTANYA RAKYAT..BANGSA MESIR... ITU..BUKANLAH KRIMINAL... TETAPI MEREKA...DALAM RANGKA MENYUARAKAN HAK-NYA SEBAGAI WARGA NEGARA..YANG SAH...DAN HAKIKI...
DAN MILITER DAN ATAU.. POLISI...ADALAH MENJAGA KEAMANAN..DAN KESELAMATAN UMUM... JIKA TERJADI ANARKI....
KARENA ITU... ADALAH KESALAHAN BESAR TELAH DITOREHKAN DALAM SEJARAH MILITER DAN KEAMANAN..NEGARA..PEMERINTAHAN..MESIR..OLEH JENDRAL AL SISI...DKK...DAN PARA PENDUKUNG POLITIK KEKERASAN... TERMASUK PARA PEMBERI DANA...DAN JUGA ..ARAHAN2...INTELIJEN.. ASING DAN DOMESTIK...DAN PARA KOLABORATORNYA... SEHINGGA FAKTANYA...BUKAN HANYA SATU NYAWA..RAKYAT BANGSA MESIR TERBUNUH DENGAN SENGAJA DAN TERENCANA..SERTA DENGAN GERAKAN DAN SASARAN TERARAHKAN SECARA MILITER...KEPADA RAKYAT SIPIL BANGSA MESIR..YANG SEDANG BERJUANG MENYAMPAIKAN ASPIRASI...HAK2...KEMERDEKAAN SIPILNYA...DEBNGAN CARA2 YANG BENAR..DAN DILINDUNGI UU INTERNASIONAL..DAN LANDASAN AJARAN AGAMA ISLAM YANG BENAR...
INI ADALAH SANGAT MENDASAR...DAN EL SISI..DKK TELAH BERBUAT ..TIDAK SAJA SANGAT ZHALIM DAN MELANGGAR HAM..DAN HAK SYURA ...DAN DEMOKRASI RAKYAT...DAN AJARAN AGAMA ISLAM... TETAPI JUGA TELAH MEMBUNUH DAN MENZHALIMI... KEADILAN..DAN HUKUM DASAR KEMANUSIAAN YANG PALING HAKIKI..DAN MENDASAR...HAM...
KARENA ITU ADALAH PANTAS DAN PATUT...BAHWA EL SISI DKK..SERTA PARA PENDUKUNGNYA...DI ADILI SECARA KRIMINAL KEJAHATAN BERAT... HAM..DAN KEJAHATAN..HUKUM... DASAR.. KARENA MELAKUKAN KUDETA..DAN MELAKUKAN PENYERANGAN BERSENJATA..TERHADAP RAKYAT SIPIL TAK BERSENJATA...YANG MELAKUKAN PERJUANGAN..DIJALUR HUKUM DAN HAKNYA...RAKYAT BANGSA MESIR...
EL SISI... TELAH MENISTA... HAK2 DAN MARTABAT RAKYAT SIPIL DUNIA...DAN TELAH TEROBSESI...KEKUASAAN DAN KEBIASAAN ATAU KESERAKAHAN MENDAPATKAN DANA2 ASING DENGAN MUDAH.. SEHINGGA.. BERMAIN POLITIK..DAN KEKUASAAN SECARA KRIMINAL...DAN SANGAT ZAHALIM....
EL SISI..DKK... ADALAH ...PANTAS DI HUKUM GANTUNG...DAN ATAU DIBUANG KETEMPAT SE JAUH2NYA...DARI MASYARAKAT BERADAB...
KARENA MEREKA ADALAH ORANG2.. ANTI HUKUM..KEMANUSIAAN..DAN ANTI MASYARAKAT BERADAB DAN TIDAK MENGHORMATI..KEDAULATAN...HAK2 RAKYAT BANGSA SIPIL...SECARA BERMARTABAT...
MERDEKA..!!! ALLAHU AKBAR...!!!