Sekilas tentang Mafia Migas di Indonesia
Posted on August 22, 2013 by Aryansah
http://aryansah.wordpress.com/2013/08/22/sekilas-tentang-mafia-migas-di-indonesia/
Tulisan dibawah saya ambil lagi dari tulisan tetangga sebelah.
Karena otak saya belum sampe sana.. hehehe.. kalaupun berita dibawah ini
salah karena belum ada bukti yang valid, jadikan saja sebagai
referensi, siapa tau ada kasus yang sama seperti ini. Kalau berita
dibawah ini benar, ini yang sanagat mengerikan. Ternyata Indonesia belum
merdeka. semoga bermanfaat.
===================================================================
Siapa sih Mafia MIGAS itu ?
Mafia migas konon merupakan mafia tertua di dunia. Mafia migas dalam
cerita ini adalah perantara (trader) antara pemasok-pemasok minyak
mentah untuk Pertamina melalui anak perusahaannya, Pertamina Energy
Trading Limited (PETRAL). Bos dari perantara itu oleh kalangan bisnis
Singapura disebut Gasoline Father, yaitu Mr. Mohammad Reza Chalid dari
Global Energy Resources (GER).
Banyak kalangan menuding tendernya kurang transparan. Ada permainan
fee sampai milyaran. ”Permainan tetap ada selagi Indonesia masih membeli
dengan harga spot, yg bisa dibeli sewaktu-waktu dalam jumlah besar”
kata pakar manajemen Rhenald Kasali (Tabloid PRIORITAS Edisi 8 / 5 – 11
Maret 2012).
Sebenarnya DR. Rizal Ramli (RR) sudah lama mensinyalir adanya mafia
tersebut. Dalam bukunya yang berjudul “Menentukan Jalan Baru Indoensia”
(April 2009) menyebut MR. Teo Dollars yang pendapatan perharinya
mencapai USD 600 ribu (Rp. 6 miliar) dan menyetor ke oknum-oknum
tertentu di Pemerintahan RI. George Aditjondro lebih gamblang menulis
beberapa anggota keluarga besar SBY yang dibantu oleh kroni-kroni mereka
memiliki bisnis impor ekspor minyak mentah. Jika dulu Riza (Global
Energy Resources) membayar premi kepada keluarga Cendana, maka sekarang
ia membayar komisi ke kelompok Cikeas sebesar 50 sen dollar per barrel.
Jadi kalau ekspor kita 900 ribu barrel perhari, maka yang masuk ke
keluarga SBY diperkirakan mencapai USD 450.000 perhari ditambah bonus
boleh mengekspor minyak mentah sebesar 150 barrel setiap hari.
Keberadaan sindikat Cikeas ini mendorong Karen Setiawan (Dirut
Pertamina) mengancam untuk meletakkan jabatan karena tidak tahan
menghadapi tekanan Cikeas. ( George Junus Aditjondro dalam buku ‘Cikeas
Makin Menggurita’ hal 67-68).
DR. Rizal Ramli dalam sebuah pidato tgl 24 April 2008 menolak
kenaikan harga BBM kecuali pemerintah berani membabat Mafia Migas
tersebut.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengaku risih dengan sorotan publik atas
PETRAL. ”Perlu ada perbaikan di tubuh anak perusahaan PERTAMINA itu
supaya tak lagi dijadikan tempat korupsi dan sarang permainan para mafia
minyak,” kata Dahlan Iskan. (Tabloid PRIORITAS, Edisi 8/05-11 Maret
2012 i).
Hubungan Mafia Minyak dengan Pertamina.
Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan pemberitaan tentang PETRAL
yang hendak dibubarkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan, tapi ternyata
batal dan bahkan sekarang semakin eksis. Dari dulu PETRAL disebut-sebut
sebagai ‘sarang’ korupsi puluhan triliun mulai dari jaman Orba/Suharto
sampai sekarang. Anehnya tidak pernah bisa disentuh.
PETRAL atau Pertamina Trading Energy Ltd merupakan Perseroan Terbatas
anak perusahan Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan minyak.
Saham PETRAL 99.83% dimiliki oleh PT. Pertamina dan 0.17% dimiliki oleh
Direktur Utama PETRAL, Nawazir sesuai UU / CO Hongkong
Tugas utama PETRAL adalah menjamin supply kebutuhan minyak yang
dibutuhkan Pertamina / Indonesia dengan cara membeli minyak dari luar
negeri. Saat ini PETRAL memiliki 55 perusahaan yang terdaftar sebagai
mitra usaha terseleksi. Pengadaan minyak untuk PETRAL dilakukan secara
tender terbuka. Namun PETRAL juga melakukan pengadaan minyak dengan
pembelian langsung. Alasannya, ada jenis minyak tertentu yang tidak
dijual bebas atau pembelian minyak secara langsung dapat lebih murah
dibandingkan dengan mekanisme tender terbuka.
Tahun 2011 PETRAL membeli 266,42 juta barrel minyak. Terdiri dari
65,74 juta barrel minyak mentah dan 200,68 juta barrel berupa produk.
Harga rata-rata pembelian minyak oleh PETRAL adalah USD 113,95 per barel
untuk minyak mentah, USD 118,50 untuk premium, USD 123,70 untuk solar.
Total pembelian minyak PETRAL adalah USD 7.4 milyar untuk minyak mentah
dan USD 23.2 milyar untuk bensin/solar. Total US$ 30.6 milyar atau
setara dengan Rp. 275.5 triliun per tahun. Itulah jumlah uang yg
dikeluarkan Pertamina/negara untuk impor minyak. Sekali lagi, uang
Pertamina/negara yang dikeluarkan untuk membeli minyak impor melalui
PETRAL pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 275.5 triliun. Jumlah uang
yang luar biasa besar dikeluarkan negara untuk membeli minyak impor
melalui PETRAL. Hal ini tentu saja ‘tidak pernah luput dari mafia’.
Mafia minyak yang disebut-sebut menguasai dan mengendalikan PETRAL
adalah Muhammad Riza Chalid. Riza diduga menguasai PETRAL selama puluhan
tahun. Di samping Riza, dulu Tommy Suharto juga disebut-sebut sebagai
salah satu mafia minyak. Perusahaan Tommy diduga melakukan mark up atau
titip US$ 1-3/barel. Kita sudah tahu siapa Tomy Suharto, tetapi siapakah
Muhammad Riza Chalid ? Dia adalah WNI keturunan Arab yang dulu dikenal
dekat dengan Cendana (rumah keluarga Suharto). Riza, pria berusia 53
tahun ini disebut-sebut ssebagai ‘penguasa abadi’ dalam bisnis impor
minyak RI. Dulu dia akrab dengan Suharto. Sekarang merapat dengan SBY.
Riza disebut-sebut sebagai sosok yang rendah hati, tapi siapapun pejabat Pertamina termasuk Dirut Pertamina akan gemetar dan tunduk jika ketemu dengan dia. Siapapun pejabat Pertamina yang melawan kehendak Riza akan lenyap alias terpental. Termasuk Ari Soemarno, Dirut Pertamina yang dicopot jabatannya. Ari Soemarno dulu terpental dari jabatan Dirut Pertamina gara-gara hendak memindahkan PETRAL dari Singapura ke Batam. Riza tidak setuju. Ari selanjutnya dipecat. Jika PETRAL berkedudukan di Batam / Indonesia tentu pemerintah dan masyarakat luas lebih mudah mengawasi operasional PETRAL yang terkenal korup. Rencana Ari Soemarno ini tentu dianggap berbahaya. Bisa menganggu kenyamanan ‘Mafia Minyak’ yang sudah puluhan tahun menikmati legitnya bisnis minyak.
Para perusahaan minyak dan broker minyak internasional mengakui
kehebatan Riza sebagai ‘God Father’ bisnis impor minyak Indonesia. Di
Singapura, Muh Riza Chalid dijuluki sebagai ‘Gasoline God Father’. Lebih
separuh impor minyak RI dikuasai oleh Riza. Tidak ada yang berani
melawannya. Beberapa waktu lalu Global Energy Resources, perusahaan
milik Riza pernah diusut karena temuan penyimpangan laporan penawaran
minyak impor ke Pertamina. Tapi kasus tersebut hilang tak berbekas dan
para penyidiknya diam tak bersuara. Kasus ditutup. Padahal itu diduga
hanya sebagian kecil saja.
Global Energy Resources milik Riza itu adalah induk dari 5 perusahan,
yakni Supreme Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits Oil dan
Cosmic Petrolium yang berbasis di Spore & terdaftar di Virgin Island
yang bebas pajak. Kelima perusahaan itu merupakan mitra utama
Pertamina. Kelompok Riza cs ini juga yang diduga selalu menghalangi
pembangunan kilang pengolahan BBM dan perbaikan kilang minyak di
Indonesia. Bahkan penyelesaian PT. TPPI yang menghebohkan karena telah
merugikan negara, juga diduga tidak terlepas dari intervensi kelompok
Riza cs. Riza cs mengatur sedemikian rupa agar negara RI tergantung oleh
impor bensin dan solar. INGAT…! Impor bensin & solar kita 200 juta
barel per tahun. Riza cs ini sekarang berhasil mengalahkan Dahlan Iskan.
Skor 3 : 0 untuk Mafia Minyak. Dahlan Iskan keok. Pertama Dahlan gagal
bubarkan PETRAL. Kedua gagal memindahkan PETRAL ke Indonesia dan ketiga
gagal mencegah orang-orang yang menjadi boneka Riza cs menjjadi direksi
di Pertamina. Dahlan Iskan mengalah. Janji Dahlan Iskan untuk
mengalahkan BUMN Malaysia, apalagi PETRONAS dalam 2 tahun itu menjadi
hanya mimpi. Di Pertamina saja Dahlan sudah takluk dengan Cikeas.
Siapa Riza cs itu ? Orang yang disebut-sebut berada di belakang Riza
adalah Bambang Trihatmodjo, Rosano Barrack dst. Mereka adalah keluarga
dan Genk Cendana. Sekarang Genk Cendana berhasil menundukkan Cikeas dan
Dahlan Iskan. Semua Direksi Pertamina sekarang adalah Pro Mafia Minyak
PETRAL. Bukan hanya PETRAL yang menjadi ‘boneka’ Riza cs, tetapi juga
Pertamina. Kenapa bisa terjadi seperti itu ? Ada informasi lebih yang
‘menyeramkan’. ‘Aksi jalan tol’ Dahlan Iskan beberapa hari lalu disebut
oleh teman-teman saya sebagai kompensasi frustasi Dahlan menghadapi
hegemoni Mafia Minyak. Sejak Dahlan Iskan meneriakkkan ‘Bubarkan PETRAL
‘, mafia minyak ini bergerak cepat. Lalu melakukan konsolidasi. Masuk ke
Cikeas, Istana & Lap Banteng (Depkeu).
Bagaimana caranya Riza cs menusuk Istana, Cikeas dan Lapangan Banteng
? Sumber saya menyebutkan, Riza dekat dengan Purnomo Y dan Pramono
Edhie Wibowo (adik Ny. Ani SBY) sejak Edhie masih di Kopassus. Purnomo
yang Menteri ESDM & Edhie ssbagai pintu masuk Riza cs ke Cikeas.
Riza cs ini sering berkunjung ke Cikeas untuk mengamankan praktek mafia
di impor minyak Pertamina. Tentu saja tidak ada makan siang yang gratis.
Selain di jajaran elit politik, Riza cs juga sangat dekat dengan Wakil
Dirut Perusahaan hulu Migas dan Syamsu Alam yang General Managernya
Purnomo Yusgiantoro sewaktu masih menjabat sebagai Menteri ESDM bertugas
mengamankan kontrak-kontrak pembelian minyak impor dari mafia minyak
ini. Dahlan Iskan yang meminta Pertamina membeli minyak secara langsung,
justru ditantang oleh Direksi Pertamina,bahwa Pertamina harus membeli
via broker. Dahlan Iskan ‘bengong’ tidak bisa berbicara mendengar ucapan
Direksi Pertamina. Dia bertekad membenahi Pertamina ternyata mentok
sampai di situ. Dahlan Iskan ternyata KO berhadapan dengan Mafia Minyak
RI yang dikomandani Riza. Ini bisnis ratusan triliun per tahun. Dahlan
iskan tidak kuat melawannya.
Kembali ke Riza. Nama Riza tidak tercantum dalam akte Global Energy
Resources..Holding perusahaan broker minyak milik Riza itu. Dalam akte
Global, yang tercatat adalah Iwan Prakoso (WNI), Wong Fok Choy dan
Fernadez P. Charles. Tapi sesungguhnya Riza adalah pemiliknya. Untuk
memperkuat posisi Riza cs di Pertamina, sebagian Direksi Pertamina yang
kurang setuju dengan pembelian minyak via broker diganti kemarin.
Sekarang semua Direksi Pertamina yang ada merupakan kelompok pendukung
Riza (sang Mafia Minyak dengan dukungan penuh Istana, Cikeas dan Menko).
Bukan hanya impor minyak saja Riza cs berkuasa. Dalam pembelian atau
penampungan batu bara minyak dari Pertamina Riza juga berkuasa.
Pembelian batu bara minyak dari Pertamina dilakukan oleh Orion Oil dan
Paramount Petroleum milik Riza Cs. Riza betul-betul penguasa minyak RI.
Dulu ada broker besar lain ingin mendapatkan jatah impor minyak dari
PETRAL/Pertamina. Dia bersama kakak tertua Ani SBY datang ke Spore.
Dirut PETRAL menyambut kedatangan pengusaha itu. Intinya PETRAL siap
berikan ‘jatah’ ke pengusaha itu. Tetapi kemudian Riza mendatangi
Wiwiek. Riza disebut-sebut memberikan US$ 400,000 kepada wiwiek agar
tidak perlu membantu pengusaha itu. Dan Wiwiek pun setuju. Apa yg
menjadi motiv SBY sampai bisa dikoptasi oleh mafia minyak ? Apa dealnya ?
Bagaimana modusnya ? Bagaimana langkah Dahlan Iskan menghadang mereka ?
Ini kisah panjang tentang mafia minyak yang selama ini tidak pernah
tersentuh. Salah satu skenario mafia minyak yang berkolaborasi dengan
SBY adalah melalui resufle kabinet tahun 2011 lalu. Ada titipan mafia
minyak via tangan SBY. Purnomo Yusgiantoro yang sudah terlibat sejak
sekian lama digeser menjadi Menhan. Jero wacik yang demokrat tulen
loyalis SBY sebagai penggantinya.
Bahaya jika Purnomo Y tetap dipertahankan sebagai Menteri ESDM. Nanti
info bisa bocor ke Mega, JK atau pihak lain. Konspirasi baru ini harus
Top Secret. Meski sebenarnya Purnomo Y lah yang menjjadi biang dari
semua permainan mafia minyak itu. Namun, sesuai sifat SBY, dia ingin
menguasai semua. Dengan Jero Watjik sebagai Menteri ESDM, perampokan
mafia minyak ini akan tertutup rapat. Hanya Cikeas, Menko Ekonomi,
MenESDM, Pertamina & PETRAL.
“Bermain” di minyak ini luar biasa enak. Korupsi uang APBN tidaklah
seberapa. BUMN-BUMN ini jauh lebih merugikan negara, tetapi lebih aman
& mudah. Uang korupsi minyak yang mencapai puluhan triliun ini tidak
masuk ke Indonesia, melainkan ke rekening-rekening di Hongkong,
Singapura & Swiss. Ditarik ke RI hanya jika diperlukan. Tentu saja
uang ratusan juta itu utamanya dicairkan dan ditarik saat menjelang
Pemilu dan Pilpres. Untuk membiayai kampanye dan money politic. Jadi
tidak heran jika SBY bisa mempunya dana kampanye belasan triliun untuk
memenangkan Pemilu dan Pilpres 2009 kemarin.
Pada jaman Orba setiap ekspor minyak (bukan impor lho), mafia minyak
yang dibeking penguasa bisa “titip atau kutip” US$ 1- 3 / barel. Ketika
RI mulai impor ( di jaman Orba juga) mafia minyak juga kutip dan titip
sekian dollar juga. Ekspo & impor minyak ada titipan. Bahkan untuk
biaya pengangkutan minyak dengan kapal tanker pun ada mark up yang
merugikan negara puluhan juta dollar per tahun. Dari dahulu sampai
sekarang, pengangkutan minyak Indonesia masih dikuasai oleh pemain lama,
yaitu Humpuss Intermoda (Tommy Suharto) Cs.
Kembali ke PETRAL, jika pembelian minyak kita total 266 juta barel
tahun 2011, asumsikan saja ada titipan USD 3/barel = US$ 798 juta/tahun.
US$ 798 juta itu equivalen dengan Rp. 7.2 triliun uang negara yang
dirampok oleh mafia minyak. Uang itu dibagi-bagikan oleh mafia itu
kepada penguasa. Pada tahun 2009 saja pernah disebut-sebut ada setoran
ratusan juta USD dari mafia minyak kepada SBY untuk membantu Pemilu dan
Pilpres SBY. Korupsi dari impor minyak ini sangat luar biasa. Sudah
terjadi sejak tahun 1969 dan terus dipertahankan oleh penguasa karena
dijadikan sumber dana politik.
Di samping dijadikan dana politik tentu saja untuk mengisi kantong
pejabat-pejabat tertinggi di negara ini. Ratusan turunan tidak akan
habis, bahkan cenderung bertambah. Karena mafia minyak ini sangat dekat
dengan kekuasaan, maka kita dapat melihat benang merahnya. Bahkan
belakangan ini hubungan makin mesra antara mafia dengan Cikeas, Muhamad
Riza Chalid, Bambang Trihatmodjo, Rosano Barack cs dengan SBY, Pramono
Edhie, Cikeas, Hatta R, Karen cs. Sumber-sumber saya menyebutkan Riza
dalam sebulan terakhir ini rajin mengikuti rapat di Cikeas, Istana dan
kantor Menko Ekonomi. Apakah ada deal-deal khusus ?
Modus korupsi mafia minyak ini juga terjadi dengan ‘penipuan’ yang
dilakukan oleh mafia minyak terhadap kualitas & jenis minyak yang
diimpor Pertamina. Kilang minyak kita itu disetting hanya bisa mengolah
minyak produksi Afrika dan Timur Tengah.
Pernah dengar kasus minyak ZATAPI yang diusut TEMPO ? Nah, mafia minyak
ini seolah-olah impor minyak dari Afrika dan Timteng. Padahal minyak
yang dibeli dari sana hanya sepertiga atau seperempatnya saja. Sisanya
dua pertiga atau tiga perempat dibeli mafia minyak ini dari produsen/
broker minyak yang lain.
Transaksinya di tengah laut untuk memenuhi sisa
kapasitas. Kualitas minyak yang dibeli ‘secara gelap’ di tengah laut
itu tentu lebih rendah dibanding yang tercantum di BL atau
dokumen-dokumen pengangkutan kapal. Contohnya, satu kapal tangker full
capacity nilai minyak sebesar US$ 80-110 juta. Di BL tercantum nilai
tersebut berikut kuantitas cargonya.
Dengan modus pengisian hanya sepertiga atau seperempat dari
kapasitas, mafia minyak tersebut mencampur minyak dengan kualitas rendah
dengan harga 20-30% lebih rendah. Berapa untung yang dikeruk oleh mafia
minyak ini dgn modus pencampuran ? Mari kita hitung dengan cara
sederhana. Asumsikan nilai impor minyak per kapal tanker USD 100 juta
per shipment. Kapal dimuat dengan 25% minyak yang sesuai dengan BL
impor.
Asumsikan saja harga minyak impor tersebut sesuai BL USD 100 / barel.
Jika 75% minyak kualitas rendah yang dibeli di tengah laut itu = USD
70/barel. Maka keuntungan mafia minyak USD 75 juta x 30% = USD. 22.5
juta atau Rp. 210 milyar per shipment. Inilah modus yang pernah
terbongkar. Nah, sekarang silahkan rakyat sendiri yang menghitung
kerugian negara akibat mafia minyak jika nilai impor minyak kita tahun
2011 = Rp. 275 Triliun. Ada berapa ratus shipment /kapal tanker yang
unloading minyak di RI setiap tahun ? Berapa puluh kapal yang melakukan
proses pencampuran ini ?
Intinya banyak modus yang dipakai oleh Mafia Minyak tersebut. Mereka
tahu bahwa perampokan ini perlu dibeking oleh penguasa tertinggi
republik ini. Dan mafia minyak ini juga telah memasang kaki di
mana-mana. Termasuk investasi politik kepada calon-calon presiden yang
berpotensi maju di 2014 mendatang. Mafia minyak ini hanya bisa dibasmi
dengan 2 cara, yakni revolusi rakyat terhadap regim SBY yang sekarang
atau pilih presiden RI yang bebas kooptasi mafia.
Uang negara kita yang dipungut dari pajak rakyat & penjualan
sumber daya kekayaan alam kita (yang makin menipis karena dirampok)
dikorup oleh mafia. Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN tidak akan bisa
berkutik melawan mafia minyak ini, jika rakyat tidak mendukungnya. Dia
juga takut dipecat oleh SBY. Terbukti Dahlan Iskan terpaksa
memberhentikan komisaris-komisaris dan direksi-direksi Pertamina yang
anti mafia minyak. Sekarang Pertamina 100% menjadi hamba mafia. Dahlan
sendiri hati nuraninya mungkin menjerit, tetapi apa daya kuasa tak ada.
Rakyat juga menjerit, tetapi tak berdaya karena tidak menurunkan
penguasa.
Demikian dulu kuliah tentang mafia minyak Indonesia yang berkuasa
sejak Orba sampai sekarang dan bahkan makin menggila belakangan ini.
Sekian. Terima kasih.
===================================================================Disadur dari :
https://www.facebook.com/mas.hendrajit/posts/10151792633179161
Fakta Rudi Rubiandini
Posted on August 19, 2013 by Aryansah
Sudah lama gak nulis di Blog.. maapkan yah.. hehehe..
akhir2 ini panas hati dan kuping karena ada kasus (yang
katanya) korupsi yang menimpa salah satu dosen di kampus saya dulu.
Berita2 di koran dan TV selalu mengabarkan berita negatifnya. Toh,
pemberitaan sekarang pun sudah tidak ada objektif2 nya.. boleh dong saya
memposting hal yang subjektif pun.. sebagai counter dari pemberitaan di
media massa yang tidak berimbang.. berikut tulisannya, dikutip dari
milis sebelah.
===================================================================
By Dina Silvi Noviana
http://aryansah.wordpress.com/2013/08/19/fakta-rudi-rubiandini/
cuma ikut menanggapi sebentar mengenai kasus Rudi Rubiandini (kepala SKKMigas yang baru tertangkap kpk),
sy sbgai mahasiswa beliau sangat tidak percaya kalo beliau kena kasus,
Mungkin sekedar sharing fakta yg kami liat dari mas Rudi (di TM manggil dosennya mas),
Beliau menjadi ketua
tim penanggulangan Lumpur Lapindo saat si lumpur baru keluar, beliau
memang jagonya disitu, secara teknis siapa sih yg ga pengen
memberhentikan lumpur yg mjd bncana bnyk org? tp beliau mundur di tengah
jalan, kenapa? krn ‘si toko roti’ pny bnyk backingan para penguasa,
menggencet dari sana sini trmasuk rektor kita saat itu untuk ketok palu
bhwa itu bencana alam yg imbasnya ke siapa yg bertanggungjawab ganti
rugi nantinya (pemerintah ato pure si perusahaan), beliau cerita saat di
kelas..
bahkan mas Rudi waktu kuliah bilang, nanti kalo ada kabar saya
tertembak mati ato apapun jangan kaget ya… Dan sering mas Rudi
diwanti-wanti untuk jangan memakan selain yg dimakan org2 di sebelahnya
atau langsung pulang saja kalo diundang forum lapindo, ga usah makan
(takut dikasih racun arsenik ato semacamnya)
Kasus lapindo sendiri
pernah didiskusikan di forum internasional yg saat itu ada beberapa
wakil indonesia termasuk mas Rudi, semua sepakat bahwa bncana itu adalah
human error (kalopun disitu adl mud volcano, knp dia ngebor disitu?
kalo dibilang udh terlanjur, pasti ada cara teknis utk menanganinya ato
knpa ga ditutup aja sumurnya?) bkn bencana alam kecuali 3 ato 4 org
(org2 ini masih terkait dgn perusahaan lapindo). Tapi bbrpa saat
kemudian, skitar 2pekan kalo ga salah, pengadilan indonesia ketok palu
itu adl bencana alam…why? u know lah ujungnya kemana.
Posisi mas Rudi skrg adl kpla skmigas, yg notabene
penentu siapa yg harus pegang lapangan mana. Di awal ms jabatan bliau
ingin memberantas korupsi di migas kan ya, dan dennger2 beberapa saat
lalu mas Rudi ke kpk utk membuat MoU mengenai kkn di migas.
Tapi aneh bin ajaib, kpk yg biasanya sblm nangkap org
menyadap telepon si terduga dan tindak2 ala detektif lainnya, tp dalam
kasus ini tidak ada cerita itu, tiba-tiba datang nangkap ke rumah dan
tertangkap tangan ada duit sekian M, seolah dia tahu kalo hari itu ada
transaksi, dan prosesnya sangat kilat hari ini ditangkap besoknya
langsung jd trsangka, trus langsung dipecat ama presiden, why?
emangnya sebegitu seramkah kebijakannya mas Rudi utk para mafia2 itu?
Mengenai motor itu,
setauku beliau emang punya sejak mnjabat di LAPI lama seblum masuk jd
tim ahli bpmigas. Bliau org proyek, ya tak heran kalo duitnya bnyak,
gajinya bisa sekian M sebulan, trus masak tergiur hanya dengan 7M? cuma
dapat 1rumah/apartemen doank llho itu. Bandingkan dgn kkn simulator sim,
dia beli rumah sekian bny, mobilnya jg.
Mas Rudi sendiri jg
tdk memboyong keluarganya ke jkt, mgkn krn takut membahayakn
keluarganya…just in case like this. Dari milis alumni sendiri bahkan ada
yg samapai nulis, mas Rudi punya data Lapindo dll, tlg ingatkan beliau
utk mengamankan file tersebut, bisa jadi KPK hnya sebagai pintu masuk
untuk mengubur data-data itu.
Oiya mengenai Mahfud,
kalo ga slh dia memang musuh mas Rudi sejak kasus lapindo duluIni
spekulasi yg saya buat dengan melihat fakta yg saya liat dengan mata
kepala sendiri terhadap mas Rudi…Jangan sampe hilang lagi org yg pengen
ngajak migas indonesia maju dan memakmurkan indonesia dengan ilmu SDM
nya dan SDA nya…Sudah hilang satu mas Widjajanto (wamen ESDM sblm mas
Rudi)
Smg mas Rudi juga dlm
kebenaran dan dikuatkan, sehingga tdk ada lg mafia migas makmur rakyat
kita, Allah ga tidur kok Dia menjanjikan akan menguatkan yg benar dan
melenyapkan yg bathil.
Sekian spekulasi dari
saya, smga kita tdk terbodohkan oleh media dan menutup mata dari
fakta-fakta yg kadang bertentangan dengan apa yang disebutkan media..
(silakan di share jika mau)
Dina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar