Ada Big Design di Balik Pembakaran Pesantren Syiah di Madura
Sabtu, 31 Desember 2011 , 17:29:00 WIB
http://www.rmol.co/read/2011/12/31/50677/Ketua-PBNU:-Ada-Big-Design-di-Balik-Pembakaran-Pesantren-Syiah-di-Madura-
Laporan: Samrut Lellolsima
RMOL. Ketua
Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj menduga,
ada desain besar di balik aksi pembakaran pesantren Syiah di Sampang,
Madura. Atas dasar tersebut pemerintah dan aparat keamanan diminta
bekerja lebih keras dalam mencegah aksi serupa, agar tidak terulang di
kemudian hari.
Dugaan itu disampaikan Kiai Said atas kondisi hubungan Sunni-Syiah di Indonesia yang sebelumnya berlangsung damai. Aksi pembakaran pesantren Syiah diduga dilakukan sekelompok orang untuk merusak kondisi damai tersebut.
"Ini pasti ada big design-nya. Ada pihak-pihak yang ingin merusak suasana damai di Indonesia," kata Kiai Said di Jakarta (Sabtu, 31/12).
Indikasi lain dari dugaan tersebut adalah latar belakang aksi pembakaran pesantren Syiah di Sampang, yang bermula dari perselisihan hubungan keluarga. Ditegaskan Kiai Said, demikian ia disapa, Sunni dan Syiah di Madura sama sekali tidak terlibat perselisihan, baik di masa lampau maupun sekarang.
"Artinya jelas, Sunni dan Syiah hanya dijadikan alat seolah-olah memang ada permusuhan. Padahal tidak, mereka dari dulu sampai sekarang hidup damai berdampingan," terang dia.
Kiai Said meminta semua pihak bisa menahan diri untuk tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis. "Pihak ketiga selalu melancarkan provokasi supaya konflik terus terjadi. Dan bukan tidak mungkin kasus serupa akan terjadi di kemudian hari," katanya.
Namun ditanya mengenai pihak lain yang diduga sengaja merusak perdamaian di Madura, Kiai Said enggan membeberkannya secara gamblang. Doktor Tasawuf lulusan Universitas Ummul Qura' Mekkah ini hanya meminta Pemerintah dan aparat penegak hukum bekerja lebih keras, mencegah aksi serupa meluas dan terulang di kemudian hari.
"Kalau saya yang mengatakan nanti dikatakan fitnah. Tapi kalau saya saja sudah tahu, polisi dan Pemerintah harusnya lebih tahu. Mereka harus bekerja lebih keras mengatasi permasalahan ini," tandasnya.[dem]
Dugaan itu disampaikan Kiai Said atas kondisi hubungan Sunni-Syiah di Indonesia yang sebelumnya berlangsung damai. Aksi pembakaran pesantren Syiah diduga dilakukan sekelompok orang untuk merusak kondisi damai tersebut.
"Ini pasti ada big design-nya. Ada pihak-pihak yang ingin merusak suasana damai di Indonesia," kata Kiai Said di Jakarta (Sabtu, 31/12).
Indikasi lain dari dugaan tersebut adalah latar belakang aksi pembakaran pesantren Syiah di Sampang, yang bermula dari perselisihan hubungan keluarga. Ditegaskan Kiai Said, demikian ia disapa, Sunni dan Syiah di Madura sama sekali tidak terlibat perselisihan, baik di masa lampau maupun sekarang.
"Artinya jelas, Sunni dan Syiah hanya dijadikan alat seolah-olah memang ada permusuhan. Padahal tidak, mereka dari dulu sampai sekarang hidup damai berdampingan," terang dia.
Kiai Said meminta semua pihak bisa menahan diri untuk tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis. "Pihak ketiga selalu melancarkan provokasi supaya konflik terus terjadi. Dan bukan tidak mungkin kasus serupa akan terjadi di kemudian hari," katanya.
Namun ditanya mengenai pihak lain yang diduga sengaja merusak perdamaian di Madura, Kiai Said enggan membeberkannya secara gamblang. Doktor Tasawuf lulusan Universitas Ummul Qura' Mekkah ini hanya meminta Pemerintah dan aparat penegak hukum bekerja lebih keras, mencegah aksi serupa meluas dan terulang di kemudian hari.
"Kalau saya yang mengatakan nanti dikatakan fitnah. Tapi kalau saya saja sudah tahu, polisi dan Pemerintah harusnya lebih tahu. Mereka harus bekerja lebih keras mengatasi permasalahan ini," tandasnya.[dem]
Lucunya Indonesia: Menteri Agama Yang anti toleransi
http://deleteisrael.pun.bz/lucunya-indonesia-menteri-agama-yang-ant.xhtml
Catatan Update YLBHU tentang dinamika rekonsiliasi Sampang:
Menag SDA (surya darma ali)
testimoni- Kedatangan Menag SDA (surya darma ali)
dan Menteri Perumahan Djan Faridz, yang keduanya dari PPP ke Sampang
dan kota Surabaya sejak 3 hari lalu terutama di saat pematangan
rekonsiliasi oleh Prof. Abd A'la yang juga Rektor IAIN Sunan Ampel
menurut kami hanya untuk mengacak-acak rencana dan arah rekonsiliasi
Prof. A'la yang sangat bagus terkait pemulangan dan rekonsiliasi
melibatkan polisi, tentara, dan pemberdayaan ekonomi.
Seluruh hasil pertemuan pihak kami dengan SDA dua hari ini isinya adalah upaya SDA untuk membuat warga Syiah bertobat karena menurut dia ini daerah mayoritas Ahlus Sunnah dan seharusnya ikut ajaran yang benar bukan ajaran sesat.(padahal Yang seharusnya tobat adalah orang-orang Yang ada didalam departemen yang dipimpinnya karena telah meng-korupsi al-quran secara berjamaah, adm)
Dalam pertemuan itu juga, SDA menghadirkan kiai- kiai intoleran seperti Ali Karrar, Jafar Shodik, Doffir disertai Kesbangpol Sampang dan Soekarwo, dua pejabat publik yang terkenal begitu larut dengan kepentingan kiai-kiai intoleran.
Jadi jelas buat kami sikap SDA yang ingin memaksakan pindah akidah, syahadat ulang, menyebut aliran sesat dan perlunya taubatan nasuha menunjukkan bahwa dia bukan hanya intoleran tapi memang konsisten bersikap antisyiah dan antikeragaman.
Tantangan serius dari kaum intoleran kiai- pemerintah untuk merintangi pemulangan dan rekonsiliasi sejati menjadi Pekerjaan Rumah berat kami dan harus kami jelaskan ke Presiden SBY yang akan datang akhir Juli ke Jatim dan berencana mengajak pihak ABI-YLBHU dalam informasinya kepada kami.
Prof. A'la jelas sekali membutuhkan strong conviction dari SBY untuk menjalankan misinya. Selama kedatangannya ke Sampang dan Surabaya, alih-alih menengok pengungsi di Rusunawa, SDA malah menyuruh Pemprov Jatim mengirim ibu Tajul Muluk menghadap kepadanya di sekitar lounge di bandara. Kami menolak lantaran alasan usia ibu yang sudah sepuh dan kemudian hanya mengirim Pak Iklil dan Rosid. Saat bertemu, Rabu lalu, SDA langsung menuding Iklil bahwa bukankah dulu waktu dia datang ke GOR usai kasus penyerangan 26 Agustus 2012, ibu Tajul setuju direlokasi. Iklil lalu mengklarifikasi tidak benar itu. Itu plintiran terjemahan dari bahasa madura yang dilakukan Rudi Setiadi Kepala Kesbangpol Sampang untuk mengarahkan relokasi.
Rudi Setiadi ini dalam catatan kami rekam jejaknya sangat pro kiai intoleran dan pengusiran. SDA lalu meminta pertemuan berikutnya dilakuan esok pagi dengan mengumpulkan pegowes dan keluarga Iklil. Saat pertemuan dilakukan pagi hari Kamis ini, ternyata SDA berupaya untuk membuat warga Syiah untuk taubatan nasuha dengan mengundang kiai-kiai intoleran di samping SDA disertai Kepala Kesbangpol Sampang dan Soekarwo.
Jawaban kami saat bertemu SDA yang didampingi Karwo dan kiai-kiai intoleran itu kira-kira poinnya berkata bahwa sebaiknya menyelesaikan masalah ini mengutamakan pijakan persaudaraan, kebangsaan dan warga negara bukan soal mayoritas, mazhab dan minoritas. Apalagi pengungsi Syiah telah turun-temurun menjadi warga di kampung Bluuran dan Karanggayam.
Kita mengatakan bahwa kita berharap pengungsi Syiah diyakinkan dengan hikmah, pencerahan dan dalil. Keyakinan yang didorong dengan tekanan dan paksaan bukan hanya tidak konstitusional tapi juga semu bahkan memalukan bagi cara dakwah Ahlus Sunnah. Kita menawarkan silakan saja para kiai jika hendak membuat mereka kembali ke ajaran lama dan mendakwahi warga Syiah bahkan 10 jam sehari, dan silakan jika mereka ingin kembali ke ajaran Ahlus Sunnah, tetapi jangan ada paksaan karena itu juga tak akan berarti apa-apa bagi kepentingan Ahlus Sunnah, dan itu adalah tindakan inkonstitusional.
Tetapi kemudian SDA dengan entengnya bilang, "wah lama dong, perlu proses panjang kalau begitu. Kita maunya ada taubatan nasuha kembali ke ajaran yang benar secara terbuka di depan kyai, pemerintah dan media."
Nampaknya Sampang yang rukun, sejahtera dan damai serta bisa menjadi inspirasi penyelesaian konflik dan kampung kerukunan agama akan sulit terwujud jika para pejabat publik kualitasnya seperti Menag SDA yang ingin hanya satu paham eksis sendirian bahkan jika harus dengan cara memaksa dan menolerir kekerasan.
Salam, Herta
penulis: HERTASNING ICHLAS dari LBH-UniversaliaSeluruh hasil pertemuan pihak kami dengan SDA dua hari ini isinya adalah upaya SDA untuk membuat warga Syiah bertobat karena menurut dia ini daerah mayoritas Ahlus Sunnah dan seharusnya ikut ajaran yang benar bukan ajaran sesat.(padahal Yang seharusnya tobat adalah orang-orang Yang ada didalam departemen yang dipimpinnya karena telah meng-korupsi al-quran secara berjamaah, adm)
Dalam pertemuan itu juga, SDA menghadirkan kiai- kiai intoleran seperti Ali Karrar, Jafar Shodik, Doffir disertai Kesbangpol Sampang dan Soekarwo, dua pejabat publik yang terkenal begitu larut dengan kepentingan kiai-kiai intoleran.
Jadi jelas buat kami sikap SDA yang ingin memaksakan pindah akidah, syahadat ulang, menyebut aliran sesat dan perlunya taubatan nasuha menunjukkan bahwa dia bukan hanya intoleran tapi memang konsisten bersikap antisyiah dan antikeragaman.
Tantangan serius dari kaum intoleran kiai- pemerintah untuk merintangi pemulangan dan rekonsiliasi sejati menjadi Pekerjaan Rumah berat kami dan harus kami jelaskan ke Presiden SBY yang akan datang akhir Juli ke Jatim dan berencana mengajak pihak ABI-YLBHU dalam informasinya kepada kami.
Prof. A'la jelas sekali membutuhkan strong conviction dari SBY untuk menjalankan misinya. Selama kedatangannya ke Sampang dan Surabaya, alih-alih menengok pengungsi di Rusunawa, SDA malah menyuruh Pemprov Jatim mengirim ibu Tajul Muluk menghadap kepadanya di sekitar lounge di bandara. Kami menolak lantaran alasan usia ibu yang sudah sepuh dan kemudian hanya mengirim Pak Iklil dan Rosid. Saat bertemu, Rabu lalu, SDA langsung menuding Iklil bahwa bukankah dulu waktu dia datang ke GOR usai kasus penyerangan 26 Agustus 2012, ibu Tajul setuju direlokasi. Iklil lalu mengklarifikasi tidak benar itu. Itu plintiran terjemahan dari bahasa madura yang dilakukan Rudi Setiadi Kepala Kesbangpol Sampang untuk mengarahkan relokasi.
Rudi Setiadi ini dalam catatan kami rekam jejaknya sangat pro kiai intoleran dan pengusiran. SDA lalu meminta pertemuan berikutnya dilakuan esok pagi dengan mengumpulkan pegowes dan keluarga Iklil. Saat pertemuan dilakukan pagi hari Kamis ini, ternyata SDA berupaya untuk membuat warga Syiah untuk taubatan nasuha dengan mengundang kiai-kiai intoleran di samping SDA disertai Kepala Kesbangpol Sampang dan Soekarwo.
Jawaban kami saat bertemu SDA yang didampingi Karwo dan kiai-kiai intoleran itu kira-kira poinnya berkata bahwa sebaiknya menyelesaikan masalah ini mengutamakan pijakan persaudaraan, kebangsaan dan warga negara bukan soal mayoritas, mazhab dan minoritas. Apalagi pengungsi Syiah telah turun-temurun menjadi warga di kampung Bluuran dan Karanggayam.
Kita mengatakan bahwa kita berharap pengungsi Syiah diyakinkan dengan hikmah, pencerahan dan dalil. Keyakinan yang didorong dengan tekanan dan paksaan bukan hanya tidak konstitusional tapi juga semu bahkan memalukan bagi cara dakwah Ahlus Sunnah. Kita menawarkan silakan saja para kiai jika hendak membuat mereka kembali ke ajaran lama dan mendakwahi warga Syiah bahkan 10 jam sehari, dan silakan jika mereka ingin kembali ke ajaran Ahlus Sunnah, tetapi jangan ada paksaan karena itu juga tak akan berarti apa-apa bagi kepentingan Ahlus Sunnah, dan itu adalah tindakan inkonstitusional.
Tetapi kemudian SDA dengan entengnya bilang, "wah lama dong, perlu proses panjang kalau begitu. Kita maunya ada taubatan nasuha kembali ke ajaran yang benar secara terbuka di depan kyai, pemerintah dan media."
Nampaknya Sampang yang rukun, sejahtera dan damai serta bisa menjadi inspirasi penyelesaian konflik dan kampung kerukunan agama akan sulit terwujud jika para pejabat publik kualitasnya seperti Menag SDA yang ingin hanya satu paham eksis sendirian bahkan jika harus dengan cara memaksa dan menolerir kekerasan.
Salam, Herta
Tokoh Dan Ulama Indonesia Bicara Tentang Syiah
http://deleteisrael.pun.bz/tokoh-dan-ulama-indonesia-bicara-tentang.xhtml
“Pertemuan ulama Sunni-Syiah tentang Persatuan Islam dan Kasus Palestina.“
Topik- Persatuan umat Islam khususnya antara kaum Sunni
dan kaum Syiah, adalah mutlak perlu sebagai prasyarat kejayaan Islam.
Kejayaan umat Islam pada abad- abad pertengahan juga didukung persatuan
dan peran serta kedua kelompok umat Islam tersebut. Berikut ini adalah
pernyataan dan Komentar Para Ulama Ahlusunnah Dan Tokoh Nasional Tentang
Syi'ah :
Almarhum Gus Dur,
Gus Dur pernah bilang, Syiah itu mazhab ke-5 dalam Islam. Pada kesempatan lain Gus Dur juga pernah berkata bahwa Nu itu seperti Syiah hanya saja minus Imamah dan beliau mengatakan bahwa Nu adalah Syiah kultural. Dimana amalan-amalan yang dilakukan kaum Nahdliyin seperti Tawassul, Tahlil, Mengambil berkah (tabarukan), Ziarah dan Majlis shalawatan adalah merupakan amalan yang juga dilakukan oleh Syiah.
Kompas, Selasa 3 Januari 2012
Habib Rizik Shihab Ketua FPI,
Habib mengatakan, "Saat ini ada segelintir kelompok yang sengaja menciptakan kondisi di mana setiap ada diantara ummat Islam yang membicarakan tentang Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, Sayyidi na Hasan dan Sayyidina Husein sebagai Tokoh- tokoh Ahlul Bait Nabi Muhammad saww maka akan langsung di vonis sebagai Syiah sehingga diharapkan ummat akan takut atau minder membicarakan tentang Ahlul Bait Nabi saww karena khawatir di cap sebagai Syiah."
Radio Silaturahmi
Said Agil Siradj (Ketua Umum PB NU)
“ Ajaran syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya sunni. Di universitas di dunia manapun tidak ada yang menganggap Syiah sesat.“
[tempo.co]
Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah)
“ Tidak ada beda Sunni dan Syi’ah. Dialog merupakan jalan yang paling baik dan tepat, guna mengatasi perbedaan aliran dalam keluarga besar sesama muslim.“
[republika.co.id]
Amin Rais (Mantan Ketua PP Muhammadiyah)
“ Sunnah dan Syi’ah adalah madzhab- madzhab yang legitimate dan sah dalam Islam.“ [kompas.com]
Buya Syafii Ma’arif (Cendikiawan Muslim, Mantan Ketua PP Muhammadiyah)
“ Kalau Syiah dikalangan mazhab, dianggap sebagai mazhab kelima.“
[okezone.com]
KH. Alie Yafie (Ulama Besar Indonesia)
“ Dengan tergabungnya Iran yang mayoritas bermazhab Syiah sebagai negara Islam dalam wadah OKI tersebut, berarti Iran diakui sebagai bagian dari Islam. Itu sudah cukup. Yang jelas, kenyataannya seluruh dunia Islam, yang tergabung dalam 60 negara menerima Iran sebagai negara Islam.“
[Tempo interaktif]
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA (Cendikiawan Muslim, Direktur Sekolah PascaSarjana UIN Jakarta)
“ Syiah adalah bagian integral dari umat Islam dan tidak ada perbedaan yang prinsipil dan fundamental dalam Syiah dan Sunni, kecuali masalah kepemimpinan politik. Fatwa haram atau sesat Syiah itu tidak diperlukan, baik secara teologis, ibadah dan fiqh karena pertaruhannya Ukhuwah Islamiyah di Indonesia.“
[republika.co.id]
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
“ Syiah merupakan bagian dari sejarah Islam dalam perebutan kekuasaan, dari masa sahabat, Karenanya akidahnya sama, Alqurannya, dan Nabinya juga sama.“
[kompas.com]
Marzuki Ali (Ketua DPR RI)
“ Syi'ah itu mahzab yang diterima di negara manapun diseluruh dunia, dan tidak ada satupun negara yang menegaskan bahwa Islam Syi'ah adalah aliran sesat.“
[okezone.com]
Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden RI)
“ Harus ada toleransi terhadap perbedaan karena perbedaan adalah rahmat.“
[tempo.co]
Muhammad Mahfud MD (Ketua MK)
“ Kalau saya mengatakan semua keyakinan itu tidak boleh diintervensi oleh negara. Keyakinan itu tak boleh diganggu orang lain, kecuali dia mengganggu keyakinan orang lain.“
[okezone.com]
DR. Quraish Shihab saat menerima tamu dari Iran yang bermadzab Syiah
“ Imam Husein (ra) adalah milik seluruh umat islam tapi sangat disayangkan kisah kesyahidan beliau tidak banyak yang tahu padahal Rasulullah (saw) pernah bersabda, “Siapa yang tidak mengagungkan Imam Husain maka diragukan keimanannya.“ Padahal kisah kesyahidan beliau sarat dengan teladan dan pesan persatuan.“
[Ceramah di ICC Jakarta]
Prof. Dr. Umar Shihab (Ketua MUI Pusat)
“Syiah
bukan ajaran sesat, baik Sunni maupun Syiah tetap diakui Konferensi
Ulama Islam International sebagai bagian dari Islam .“
[rakyatmerdeka online]
Slamet Effendy Yusuf (Ketua PB NU)
“ Caranya terus menjaga persamaan sesama Umat Islam, bukan mencari perbedaannya.“
[republika.co.id]
KH Nur Iskandar Sq (Ketua Dewan Syuro PPP)
“ Kami sangat menghargai kaum Muslimin Syiah.“
[inilah.com]
Rhoma Irama ( Seniman dan Mubaligh )
“
Tuhan kita sama, nabi kita sama, kiblat kita sama, sholat kita sama,
puasa kita sama, zakat kita sama, haji kita sama, kenapa harus saling
mengkafirkan?“
[tempo.co]
[tempo.co]
SUMBER :
Repost by:deleteisrael
Prof. Umar Shihab Sepakat dengan Prof. Din, Syiah Bukan Ajaran Sesat
Minggu, 01 Januari 2012 , 14:21:00 WIB
http://www.rmol.co/read/2012/01/01/50736/Prof.-Umar-Shihab-Sepakat-dengan-Prof.-Din,-Syiah-Bukan-Ajaran-Sesat-
Laporan: Ihsan Dalimunthe
RMOL. Ketua
Majelis Ulama Indonesia Prof. Umar Shihab sepakat dengan pernyataan
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Din Syamsuddin bahwa Syiah bukan ajaran
sesat. Baik Sunni maupun Syiah, tetap diakui Konferensi Internasional
Ulama Islam di Mekkah dua tahun lalu, sebagai bagian dari Islam.
Hal itu dikatakan Prof. Umar Shihab kepada Rakyat Merdeka Online siang ini (Minggu, 1/1) menanggapi aksi pembakaran pesantren Syiah di Sampang, Madura, Kamis lalu.
Karena itu, kakak kandung mantan Menteri Agama M. Quraish Shihab meminta umat Islam kembali mengartikan Islam sebagai rahmahlil'alamiin. Terkait perbedaan, dia mengutip Sabda Rasulullah Muhammad SAW, bahwa perbedaan itu adalah rahmat. Karena itu, ungkapnya, MUI Pusat akan melakukan pertemuan dengan MUI Sampang, Jawa Timur, yang memfatwakan Syiah itu ajaran sesat.
"Kita belum ada rencana untuk evaluasi MUI daerah, terutama Sampang. Tapi Insya Allah kita akan ikuti perkembangan. Selasa besok kita ketemu," ungkap Gurubesar Ilmu Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
MUI Sampang, menurutnya, kurang memahami bagaimana kedudukan dan pemikiran Islam Sunni dan Syiah. Atau mungkin, dia menduga, ada kelompok-kelompok atau oknum tertentu yang tidak ingin umat Islam bersatu. "Ada yang tidak ingin Islam ini menyatu. Sehingga (umat Islam) ditunggangi, bahkan dihasut, yang malah jauh dari ajaran Islam seperti membakar rumah," tandasnya. [zul]
Hal itu dikatakan Prof. Umar Shihab kepada Rakyat Merdeka Online siang ini (Minggu, 1/1) menanggapi aksi pembakaran pesantren Syiah di Sampang, Madura, Kamis lalu.
Karena itu, kakak kandung mantan Menteri Agama M. Quraish Shihab meminta umat Islam kembali mengartikan Islam sebagai rahmahlil'alamiin. Terkait perbedaan, dia mengutip Sabda Rasulullah Muhammad SAW, bahwa perbedaan itu adalah rahmat. Karena itu, ungkapnya, MUI Pusat akan melakukan pertemuan dengan MUI Sampang, Jawa Timur, yang memfatwakan Syiah itu ajaran sesat.
"Kita belum ada rencana untuk evaluasi MUI daerah, terutama Sampang. Tapi Insya Allah kita akan ikuti perkembangan. Selasa besok kita ketemu," ungkap Gurubesar Ilmu Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
MUI Sampang, menurutnya, kurang memahami bagaimana kedudukan dan pemikiran Islam Sunni dan Syiah. Atau mungkin, dia menduga, ada kelompok-kelompok atau oknum tertentu yang tidak ingin umat Islam bersatu. "Ada yang tidak ingin Islam ini menyatu. Sehingga (umat Islam) ditunggangi, bahkan dihasut, yang malah jauh dari ajaran Islam seperti membakar rumah," tandasnya. [zul]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar