Total utang pemerintah Indonesia hingga akhir 2012
mencapai Rp 2.156,88 triliun
JAKARTA, KOMPAS.com - http://forum.detik.com/showthread.php?t=738129?
Total utang pemerintah Indonesia hingga akhir 2012
mencapai Rp 2.156,88 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi Rp 209,51
triliun atau 10,76 persen dari total utang Indonesia hingga akhir 2011
sebesar Rp 1.947,37 triliun.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, total utang pemerintah ini terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp 266,14 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp 1.890,75 triliun.
"Total utang pemerintah hingga 31 Desember 2012 sebesar Rp 2.156,88 triliun," kata Chatib saat rapat paripurna pertanggungjawaban APBN 2012 di Gedung Paripurna DPR RI Jakarta, Selasa (9/7/2013).
Sementara itu, neraca per 31 Desember 2012 terdiri dari aset sebesar Rp 3.432,98 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi sebesar Rp 409,53 triliun atau 13,54 persen dari aset pemerintah per 31 Desember 2011 sebesar Rp 3.023,45 triliun.
Aset pemerintah tersebut terdiri dari aset lancar sebesar Rp 241,31 triliun, investasi jangka panjang Rp 932,41 triliun, aset tetap Rp 1.895,5 triliun, piutang jangka panjang Rp 4,67 triliun dan aset lainnya Rp 359,09 triliun.
Chatib menambahkan kenaikan nilai aset tersebut terutama karena adanya kenaikan nilai investasi jangka panjang dan aset tetap. Nilai investasi jangka panjang per 31 Desember 2012 mengalami kenaikan Rp 182,42 triliun atau 24,32 persen dari posisi akhir 2011 sebesar Rp 750,03 triliun.
Sementara itu, nilai aset tetap hingga akhir Desember 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp 327,53 triliun atau 20,89 persen dari posisi hingga akhir 2011 sebesar Rp 1.567,97 triliun.
"Kenaikan aset tetap terutama karena koreksi berdasarkan hasil IP aset tetap dan perolehan dari realisasi belanja modal tahun anggaran 2012," tambahnya.
Tentu kita tak akan lupa jasa serta perjuangan Ir. Soekarno pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia. Ia rela keluar masuk penjara demi mendapatkan sebuah kemerdekaan untuk Indonesia dan akhirnya keinginannya tercapai yaitu Soekarno bersama Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di teras depan rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur no 56 (kini Jalan Proklamasi) dan sehari sesudahnya, Soekarno dan Hatta diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI pertama setelah Indonesia menyatakan merdeka.
Melihat
hal ini, kita sangat merindukan sosok Soekarno dengan kharismanya yang
besar dan selalu berapi – api dalam berpidato. Semoga ada seorang
pemimpin Indonesia yang sifatnya seperti Soekarno
Andimas Kurnianda
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, total utang pemerintah ini terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp 266,14 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp 1.890,75 triliun.
"Total utang pemerintah hingga 31 Desember 2012 sebesar Rp 2.156,88 triliun," kata Chatib saat rapat paripurna pertanggungjawaban APBN 2012 di Gedung Paripurna DPR RI Jakarta, Selasa (9/7/2013).
Sementara itu, neraca per 31 Desember 2012 terdiri dari aset sebesar Rp 3.432,98 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi sebesar Rp 409,53 triliun atau 13,54 persen dari aset pemerintah per 31 Desember 2011 sebesar Rp 3.023,45 triliun.
Aset pemerintah tersebut terdiri dari aset lancar sebesar Rp 241,31 triliun, investasi jangka panjang Rp 932,41 triliun, aset tetap Rp 1.895,5 triliun, piutang jangka panjang Rp 4,67 triliun dan aset lainnya Rp 359,09 triliun.
Chatib menambahkan kenaikan nilai aset tersebut terutama karena adanya kenaikan nilai investasi jangka panjang dan aset tetap. Nilai investasi jangka panjang per 31 Desember 2012 mengalami kenaikan Rp 182,42 triliun atau 24,32 persen dari posisi akhir 2011 sebesar Rp 750,03 triliun.
Sementara itu, nilai aset tetap hingga akhir Desember 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp 327,53 triliun atau 20,89 persen dari posisi hingga akhir 2011 sebesar Rp 1.567,97 triliun.
"Kenaikan aset tetap terutama karena koreksi berdasarkan hasil IP aset tetap dan perolehan dari realisasi belanja modal tahun anggaran 2012," tambahnya.
Ir. Soekarno, Presiden RI yang Tersingkirkan
Tentu kita tak akan lupa jasa serta perjuangan Ir. Soekarno pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia. Ia rela keluar masuk penjara demi mendapatkan sebuah kemerdekaan untuk Indonesia dan akhirnya keinginannya tercapai yaitu Soekarno bersama Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di teras depan rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur no 56 (kini Jalan Proklamasi) dan sehari sesudahnya, Soekarno dan Hatta diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI pertama setelah Indonesia menyatakan merdeka.
Selama berkuasa, Presiden Soekarno
selalu membuat kontroversi. Yang pertama pada tahun 1953, ketika
tersiar kabar Presiden Soekarno akan menikah kembali dengan seorang
janda yang mempunyai 5 anak asal Ponorogo yang bernama Hartini.
Ada pula saat Soekarno berpidato lantang menyatakan Ganyang Malaysia sebagai
bentuk kemarahan atas berdirinya negara Malaysia yang menurut Soekarno
itu adalah boneka bentukan Inggris untuk mengontrol Indonesia lebih
dekat. Lalu yang lebih parah pada awal tahun 1965 yakni Presiden
Soekarno menyatakan Indonesia keluar dari PBB atas bentuk protes karena
diterimanya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
lalu mendirikan Conefo (Conferences of New Emerging Forces) yang beranggotakan negara – negara Nonblok.
Kekuasaan Soekarno mulai terkikis ketika ia menandatangani sebuah surat perintah yang dikenal dengan sebutan Supersemar (Surat
Perintah 11 Maret) yang ditandatangani pada 11 Maret 1966 di Paviliun
Istana Bogor. Sejak itu pula peran Soekarno mulai terasing atau bahasa
kasarnya kita sebut “Presiden yang di tahan” dan MPRS menangkat
Soeharto sebagai Pejabat Presiden RI pada 1967. Otomatis Soekarno harus
meninggalkan Istana Merdeka Jakarta, tetapi masih di izinkan menempati
Istana Bogor bersama Ibu Hartini.
Setahun
kemudian pada tahun 1968, Soeharto diangkat menjadi Presiden RI ke-2
dan Soekarno harus angkat kaki dari Istana Bogor dan hanya diberi waktu
beberapa jam untuk mengemas barang – barangnya. Sangat tidak
manusiawi, seorang Mantan Presiden di usir secara kasar dari Istana dan
tidak sempat membawa seluruh harta bendanya pergi. Lalu Soekarno
bersama Hartini pindah ke sebuah rumah peristirahatan di Batu Tulis
Bogor tetapi tak lama disana, Soekarno jatuh sakit dan salah satu
anaknya meminta izin kepada Soeharto untuk memindahkan bapaknya yang
sudah sakit ke Jakarta.
Permintaan dikabulkan
dan akhirnya Soekarno di pindahkan ke Jakarta dan ditempatkan di Wisma
Yaso (tempat tinggal milik istrinya yang lain yaitu Ratna Sari Dewi)
dan sejak itu Soekarno dikenakan tahanan rumah. Tidak boleh keluar
rumah, dan tidak boleh menerima tamu kecuali anak – anaknya serta Ibu
Hartini selaku istri. Disaat sakitpun tidak dirawat semaksimal mungkin
sampai Soekarno meninggal dunia pada 21 Juni 1970 di RSPAD Gatot
Subroto. Dari sini kita bisa melihat bahwa Pemerintahan Soeharto saat
itu tidak ada perhatian sama sekali terhadap Soekarno yang separuh
hidupnya dia habiskan dipenjara demi kemerdekaan Indonesia.
Indonesia
hanya memiliki seorang Presiden yang tegas, sederhana serta yang khas
dari Soekarno adalah gaya pidatonya yang berapi – api dan termasuk
berani dalam mengambil keputusan seperti menyatakan keluar dari PBB
atas bentuk protes atas masuknya Malaysia walau keputusan yang diambil
berdampak buruk dalam hubungan luar negeri Indonesia.
Presiden
Soekarno adalah Presiden yang sederhana, suka makan sate bersama para
pengawal Kepresidenan yang dijual di pinggir jalan lalu sangat senang
makan dengan menggunakan tangan. Suka berbaur dengan masyarakat biasa
demi melihat kelangsungan hidup mereka secara langsung, serta tidak
pernah mengeluh atas perlakuan yang ia dapatkan dari Pemerintah
Soeharto serta mungkin tidak ada presiden kita yang diwawancara sekilas
dengan menggunakan kaos oblong.
Miris melihat
hal tersebut, ini adalah bukti bahwa Pemerintah tidak menghargai
perjuangan Soekarno yang berjuang hidup dan mati demi Indonesia serta
berusaha menghilangkan ingatan masyarakat terhadap Soekarno dan lebih
mengekspose perjuangan Soeharto.
Putri Ir.
Soekarno yaitu Sukmawati saat diwawancara saat mengenang Soeharto yang
wafat menyatakan tidak akan memaafkan Soeharto atas perlakuannya
terhadap Soekarno yang sudah tidak manusiawi dan terlalu ketat. Salah
satu istri Soekarno yaitu Ratna Sari Dewi juga mengatakan tidak akan
memaafkan Soeharto dan ia mengisahkan ketika mendengar Soekarno sakit
keras, ia bersama anaknya Karina langsung menuju Jakarta untuk melihat
suami yang sudah kritis di pembaringan tersebut. Saat menaiki pesawat,
pilot mengatakan kepada Dewi agar mengurungkan niatnya kembali ke
Indonesia demi keselamatan tetapi Dewi tetap kekeuh ingin ke Jakarta.
Saat transit di Singapura, seorang perwakilan kedubes Indonesia
menghampiri Dewi agar kembali saja ke Jepang untuk mencegah hal yang
tidak di inginkan. Ternyata Dewi tetap menolak dan melanjutkan
penerbangan ke Jakarta dan setelah tiba langsung menuju RSPAD dan
hatinya teriris melihat sang suami sudah dalam kondisi kritis dan tidak
sempat melihat hasil buah cintanya dengan Dewi Soekarno dan keesokan
harinya, Ir.Soekarno meninggal dunia dalam status tahanan rumah !
Presiden
Soeharto bersama Ibu Tien melayat ke RSPAD serta melayat ke Wisma Yaso
untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pendahulunya tersebut
tetapi tidak menjadi Inspektur Upacara dalam pemakaman sang
prokalamator tersebut dan yang menjadi Inspektur Upacara adalah
Panglima ABRI Letjen Maraden Panggabean. Sangat berbeda ketika Soeharto
meninggal, yang menjadi Irup adalah Presiden SBY langsung. Selain
Irup, lokasi pemakaman Soekarno dan Soeharto juga berbeda. Soekarno
dimakamakan disebuah Taman Makam Pahlawan di Blitar dan terpisah dari
makam Istri dan anaknya. Kita lihat Soeharto, dimakamkan di sebuah
Pemakaman milik keluarga dan satu kompleks dengan istrinya dan mungkin
anak – anaknya yang sudah dipersiapkan.
Soekarno pernah berkata “Jangan Melupakan Sejarah”
tetapi kenyataannya, Sejarah sudah dimanipulasi oleh Pemerintah saat
itu. Dan dibuku pelajaran sekolah, Soekarno selalu dikaitkan dengan
Peristiwa G-30s/PKI. Saat ini sangat diperlukan pelurusan Sejarah agar
generasi muda tidak salah pengertian.
Andimas Kurnianda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar