PM Baru Ditunjuk,
Mesir Dikucuri Bantuan US$8 M
PM Beblawi akan memberikan jabatan menteri kepada Ikhwanul Muslimin.
Rabu, 10 Juli 2013, 07:10 WIB
VIVAnews – http://life.viva.co.id/news/read/427581-pm-baru-ditunjuk--mesir-dikucuri-bantuan-us-8-m
Negara-negara Teluk, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, mengucurkan
pinjaman darurat dan hibah untuk Mesir sebesar US$8 miliar, Selasa 9
Juli 2013. Bantuan ini dicairkan sesaat setelah Mesir mengumumkan
penunjukan ekonom liberal Hazem el-Beblawi (76 tahun) sebagai perdana
menteri baru.
Reuters melansir kucuran dana dari negara-negara Teluk itu merupakan bentuk dukungan bagi rezim militer Mesir yang baru saja mendongkel kelompok politik Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan. Sehari sebelumnya, tentara menembaki puluhan pendukung Ikhwanul Muslimin. Sebanyak 55 tewas dan 435 lainnya luka-luka.
Perdana Menteri Mesir yang baru, Beblawi, punya tugas sulit di tengah kekacauan ini, yaitu menyelamatkan perekonomian Mesir yang porak-poranda. Beblawi punya rekam jejak panjang di bidang ekonomi. Seseorang yang pernah bekerja dengannya saat Beblawi menjabat sebagai Menteri Keuangan pada tahun 2011, mendeskripsikan ekonom internasional itu sebagai sosok yang kuat dan fokus.
Beblawi pernah memimpin Bank Pembangunan Ekspor Mesir selama 12 tahun sebelum bekerja di lembaga-lembaga ekonomi regional Timur Tengah. Mulai tahun 1995, ia memimpin Komisi Sosial dan Ekonomi untuk Asia Barat--badan PBB di Beirut, Lebanon, yang mempromosikan kerja sama di antara 17 negara-negara Arab.
Selanjutnya Beblawi menjabat sebagai penasihat di Dana Moneter Arab di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, selama satu dekade. Posisinya di Dana Moneter Arab inilah yang membuat figur Beblawi dikenali oleh para pemodal di wilayah Arab. Ini pula yang membuat UEA dan Arab Saudi langsung mengumumkan bantuan US$8 miliar untuk Mesir begitu Beblawi ditunjuk menjadi Perdana Menteri.
Negara-negara Teluk yang kaya itu memberikan kepercayaan pada ekonom lulusan Prancis itu. Mereka bersedia membantu menyelamatkan rakyat Mesir yang kesulitan pasca-kudeta terhadap Presiden Mohamed Mursi dari Partai Keadilan dan Kebebasan yang berafiliasi erat dengan kelompok politik Ikhwanul Muslimin. Gerakan Ikhwanul Muslimin sendiri amat dimusuhi pemerintah UEA dan Saudi.
Salah satu prioritas pemerintahan baru Beblawi saat ini adalah merampungkan negosiasi panjang dengan Dana Moneter Internasional (IMF) terkait pinjaman US$4,8 miliar.
Beblawi berencana untuk menawarkan posisi menteri kepada salah satu anggota Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP) yang merupakan sayap politik Ikhwanul Muslimin. Beblawi juga ingin menawarkan jabatan menteri kepada partai Islam garis keras Al-Nour. Intinya, Beblawi ingin merangkul semua pihak yang saat ini bertikai di Mesir.
“Tidak ada keberatan sama sekali untuk memasukkan anggota kedua partai itu (FJP dan Al-Nour) ke dalam pemerintahan,” kata Juru Bicara Presiden Mesir seperti dikutip kantor berita Mesir, MENA. (kd)
Reuters melansir kucuran dana dari negara-negara Teluk itu merupakan bentuk dukungan bagi rezim militer Mesir yang baru saja mendongkel kelompok politik Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan. Sehari sebelumnya, tentara menembaki puluhan pendukung Ikhwanul Muslimin. Sebanyak 55 tewas dan 435 lainnya luka-luka.
Perdana Menteri Mesir yang baru, Beblawi, punya tugas sulit di tengah kekacauan ini, yaitu menyelamatkan perekonomian Mesir yang porak-poranda. Beblawi punya rekam jejak panjang di bidang ekonomi. Seseorang yang pernah bekerja dengannya saat Beblawi menjabat sebagai Menteri Keuangan pada tahun 2011, mendeskripsikan ekonom internasional itu sebagai sosok yang kuat dan fokus.
Beblawi pernah memimpin Bank Pembangunan Ekspor Mesir selama 12 tahun sebelum bekerja di lembaga-lembaga ekonomi regional Timur Tengah. Mulai tahun 1995, ia memimpin Komisi Sosial dan Ekonomi untuk Asia Barat--badan PBB di Beirut, Lebanon, yang mempromosikan kerja sama di antara 17 negara-negara Arab.
Selanjutnya Beblawi menjabat sebagai penasihat di Dana Moneter Arab di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, selama satu dekade. Posisinya di Dana Moneter Arab inilah yang membuat figur Beblawi dikenali oleh para pemodal di wilayah Arab. Ini pula yang membuat UEA dan Arab Saudi langsung mengumumkan bantuan US$8 miliar untuk Mesir begitu Beblawi ditunjuk menjadi Perdana Menteri.
Negara-negara Teluk yang kaya itu memberikan kepercayaan pada ekonom lulusan Prancis itu. Mereka bersedia membantu menyelamatkan rakyat Mesir yang kesulitan pasca-kudeta terhadap Presiden Mohamed Mursi dari Partai Keadilan dan Kebebasan yang berafiliasi erat dengan kelompok politik Ikhwanul Muslimin. Gerakan Ikhwanul Muslimin sendiri amat dimusuhi pemerintah UEA dan Saudi.
Salah satu prioritas pemerintahan baru Beblawi saat ini adalah merampungkan negosiasi panjang dengan Dana Moneter Internasional (IMF) terkait pinjaman US$4,8 miliar.
Beblawi berencana untuk menawarkan posisi menteri kepada salah satu anggota Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP) yang merupakan sayap politik Ikhwanul Muslimin. Beblawi juga ingin menawarkan jabatan menteri kepada partai Islam garis keras Al-Nour. Intinya, Beblawi ingin merangkul semua pihak yang saat ini bertikai di Mesir.
“Tidak ada keberatan sama sekali untuk memasukkan anggota kedua partai itu (FJP dan Al-Nour) ke dalam pemerintahan,” kata Juru Bicara Presiden Mesir seperti dikutip kantor berita Mesir, MENA. (kd)
Amerika Serikat Mulai Ikut Campur Di Mesir
Wakil
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, William Burns, mulai melakukan
pembicaraan dengan para pejabat baru pemerintah Mesir yang didukung
Dewan Militer.
Delegasi Pemerintah Gedung Putih ini, dijadwakan akan bertemu Menteri
Pertahanan Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Presiden sementara Adli Mansour
dan Perdana Menteri Hazem El beblawi.
Dalam kunjungan nya, Burns didampingi Duta Besar AS di Kairo, Anne Patterson.
Partai An-nur menolak undangan bertemu dengan delegasi pemerintah
Gedung Putih, menurut mereka ini sebagai “bentuk campur tangan AS dalam
urusan internal Mesir.”
Selain itu, peran AS dalam fase ini dapat membingungkan apa yang sebenarnya terjadi dengan Revolusi 30 Juni.
Sebelum kunjungan Burns, Washington menyatakan akan membantu Mesir
untuk ” segera mengakhiri semua bentuk kekerasan, dan (mengejar) proses
transisi menuju pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis.”
Setiap tahunnya, Washington mengirimkan bantuan dana segar untuk militer Mesir berjumlah $ 1,3 miliar US Dolar.
Sehari sebelum kedatangan William Burns, Jaksa Agung Mesir
memerintahkan pembekuan 14 aset milik Pemimpin Islamis terkemuka,
termasuk di dalamnya milik petinggi anggota Ikhwanul Muslimin.
Selama dua minggu terakhir, puluhan orang tewas dalam kekerasan
terhadap para pendukung pro Mursi di berbagai tempat. (bbcarabic/ZhD)
Raja-Raja Arab Buktikan Kirim Bantuan Dana Dukung Pemerintahan Hasil Kudeta Militer
Kuwait
telah mengirim dua kapal tanker minyak yang membawa minyak mentah dan
solar senilai $ 200 juta untuk Mesir, surat kabar Kuwait kabarkan ,
Minggu.
Kiriman minyak mentah ini sebagai bagian dari bantuan $
4,000,000,000 paket bantuan yang dijanjikan oleh Kuwait pekan lalu
setelah berhasilnya penggulingan Presiden Mohamed Mursi oleh militer.
Kuwait pekan lalu bergabung dengan negara penghasil minyak lainnya di
Teluk yang menjanjikan paket bantuan senilai $ 12 milyar ke Mesir untuk
menunjukkan dukungan penuh atas kudeta militer terhadap pemerintahan
Ikhwanul Muslimin. Kebanyakan negara monarki di Teluk adalah sekutu AS,
yang menganggap Ikhwan sebagai ancaman.
Kantor berita negara Kuwait, KUNA mengatakan pekan lalu bahwa paket
bantuan Kuwait akan terdiri deposit $ 2 milyar di transfer ke bank
sentral Mesir , hibah $ 1 miliar dan $ 1 miliar dalam produk minyak.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sebelumnya telah berjanji total $ 8 miliar sebagai bantuan pendanaan ke Mesir.
Munculnya Ikhwanul Muslimin menguasai pemerintahan di Mesir sejak
2011 telah membuat resah sebagian negara Arab Teluk, termasuk UEA, yang
takut akan membangkitkan kalangan gerakan Islamis di negaranya dan akan
meruntuhkan kerajaannya kelak. (Arby/Dz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar