Rabu, 25 September 2013

YANG MENYELAMATKAN WAJAH NEGARA2 ISLAM DIDUNIA SAAT INI TERNYATA BUKAN SAUDI ARABIA-ATAU TURKI-ATAU MESIR...??? ..TERLEBIH LAGI APA ITU PEJUANG/ MUJAHIDIN2/ ALQAEDA...YANG KONON SANGAT PINTAR PERANG..??>> TETAPI ..PERJUANGAN HEZBULLAH-IRAN DAN SURIAH...YANG TETAP TEGUH MEMBELA PALESTINA...DAN SIAP PERANG DENGAN ISRAEL-TURKI-SAUDI-DKK WALAUPUN DIBANTU AMERIKA SERIKAT..DKK...??? MEREKA ITULAH YANG KONSISTEN MEMBELA RAKYAT DAN PERJUANGAN PALESTINA...>>> SEKARANG SURIAH-IRAN DAN HEZBULLAH SANGAT DISEGANI DAN MENJADI TENTARA2 YANG DITAKUTI OLEH MUSUH2 ..ISLAM...TERUTAMA ISRAEL DAN AMERIKA SERIKAT..TERLEBIH LAGI SAUDI ARABIA... YANG SELALU BERSEMBUNYI..DIKETIAK AMERIKA SERIKAT...DKK ???>>> TERNYATA SELAMA INI SAUDI ARABIA ITU ADALAH MUSUH DALAM SELIMUT UMMAT ISLAM..DAN YANG MENDUKUNG KEHADIRAN ISRAEL DITANAH PALESTINA SEJAK AWAL BERDIRINYA ...NEGARA ZIONIST ITU..??>> BACALAH SEJARAH..AWAL2 ISRAEL...DAN SIAPA2..DIBELAKANG MEREKA ITU SEMUA..??>> RUSIA DAN CHINA...JUGA SANGAT BESAR JASANYA DALAM MEMVETO KEPUTUSAN2 PBB-YANG DIDALANGI AS DKK - YANG SANGAT BERBAU FITNAH DAN JAHAT.......Tanpa mempertimbangkan dengan panjang dan cermat , Obama gembar gembor bahwa Amerika segera akan meluncurkan serangan militer ke Syria . Para sekutu Inggris , Prancis , Turki….siap bergabung . Saudi Arabia dan United Arab Emirat mempersilahkan pangkalan - pangkalannya untuk digunakan . Kembali lagi Dr. Qordowi dalam khotbah Jumatnya berkata ,” Allah telah menganugerahkan Amerika sebagai alat untuk menghancurkan Assad dan pasukannya .” Nampaknya doa Ullama besar Mesir itu masih belum terkabulkan…sampai sekarang...>> ... .SIMAKLAH BETAPA ABSURDNYA MURSI YANG KONON MEMUTUSKAN HUBUNGAN DIPLOMATIKNYA SECARA SEPIHAK TERHADAP SURIAH..DITENGAH BADAI PEMBERONTAKAN SIPIL DI DALAM NEGERI..YANG KONON DISOKONG OLEH SAUDI ARABIA-TURKI-KUWAIT...DAN KONON AMERIKA -NATO DAN ISRAEL..??>> NAMUN ALLAH TELAH MEMBERIKAN KEKUATAN DENGAN RAHMATNYA... DIMANA AKHIRNYA AMERIKA MUNDUR TERATUR.. WALAUPUN MEMANG MEREKA SELALU MENGGANGGUNYA...DENGAN PROVOKASI2...DAN PERMANIAN MEDIA DAN INTELIGEN2...NYA...???>>> SEMOGA ALLAH MEMEBRIKAN KEPADA KEKUATAN MUSLIMIN DAN BANGSA PALESTIAN UNTUK SEGERA MENGSIR ISRAEL DARI TANAH AIR PALESTINA...SECEPATNYA..??>>> .KETOLOLAN MURSI...ADALAH DENGAN SETIA KEPADA AJARAN SAUDI ARABIA YANG MEMBENCI ASSAD..??>> DAN KINI MESIR DITANGAN AL SISI SEMAKIN TIDAK KERUAN...DAN MENJADI BANCI...SERTA MENJADI ANTEK2NYA PARA IMPERIALIS..??>> .. . 1. Pasukan Al-Jihad Al-Muqaddas, Adalah sebuah pasukan yang dibentuk oleh Lembaga Tinggi Arab untuk Palestina dan dipimpin oleh Abdul Qadir Al-Husaini yang tewas dalam pertempuran Al-Qasthal pada 8 April 1948. Pasukan ini terdiri dari kurang lebih 10.000 tentara dengan persenjataan yang tergolong kurang, karena para pemimpin organisasi-organisasi arab bersekongkol dengan Lembaga Tinggi Arab untuk tidak menyalurkan bantuan berupa senjata ataupun uang kepada mereka. 2. Pasukan Al-Inqadz. Pasukan ini berdiri berdasarkan ketetapan dari Al-Jamiah–Al Arabiyah. Mayoritas pionernya adalah sukarelawan dari negara-negara arab. Jumlah sukarelawan yang terdaftar dalam pasukan ini kurang lebih adalah 10.000 orang, akan tetapi yang berhasil masuk wilayah Mesir hanya sekitar 4.630 tentara. 3. Al-Ikhwan Al-Muslimun. Keikutsertaan Al-Ikhwan Al-Muslimun pada perang Arab-Israel tahun 1948 menjadi salah satu contoh terbaik bagi gerakan dan organisasi arab yang memperjuangkan keutuhan umat islam. Para pengikut gerakan ini bersatu dari berbagai negara seperti Mesir, Yordania dan Iraq untuk mengadakan mobilisasi masa bersar-besaran dan mengumpulkan bantuan harta benda juga senjata untuk para tentara di Palestina. ..>>> Pada 6 Oktober 1973 Mesir dibawah pemimpin baru Anwar Sadat dan Syria melakukan serangan mendadak dan berhasil mengalahkan Israel. Mesir berhasil menguasai kembali sinai yang sempat dicaplok Israel. Ketika pasukan Mesir hendak masuk Israel, Israel meminta bantuan dari Amerika Serikat (meskipun sejak awal Amerika Serikat merupakan backing kekuatan Israel). Soviet yang menjadi backing kekuatan Mesir mengancam akan melakukan intervensi militer jika Amerika terlibat. Karena khawatir akan terjadinya perang nuklir, Amerika Serikat akhirnya memprakarsai gencatan senjata pada 25 Oktober 1973...>>> Demikian halnya dengan suriah. Dendam kesumat israel begitu membuncah pada Masir dan Suriah. Maka keduanya harus diporakporandakan. Di Mesir, tidak ada golongan yang bisa dipuci untuk konflik. Tidak demikian di Suriah. Sejak awal Sunni dan Syi’ah memang tidak pernah menyatu. Maka israel melihat ini sebuah peluang. Dipantiklah konflik antara kedua golongan ini. Hasilnya? Suriah berdarah-darah sekarang. Kesimpulan yang dapat ditarik dari masalah ini adalah: siapa saja yang berani mengusik eksistensi israel di Palestina, maka bersiaplah mendapat hukuman. Kita hanya bisa berharap pada Allah. Selain itu, NO WAY. Isi Protokol Zion sudah benar-benar dijalankan dengan sempurna. Saat ini hampir tidak ada lagi sendi yang tidak berafiliasi ke israel....>>> Masih ada di kolong bumi ini yang masih memegang teguh Islam. Buktinya masih ada kelompok dan individu yang berani menyuarakan perlawanan pada hegemoni yahudi...>>> .... Tanpa dukungan publik dan Congress juga Eropa menolak kecuali Pemerintah Perancis ( 68% rakyatnya menolak ) , ditambah tekat bulat sekutu - sekutu Assad , Obama langsung menjadi lunak dan terpojok . Meskipun hubungan dua Super Power itu memanas , tapi pertemuan antara dua menteri luar negeri padat sekali untuk mencari solusi . Tanpa berlebihan saya bisa katakan bahwa permainan antara Bangsa ( Nations Games ) ibarat seperti doing business . Menawar, menambah dan mengurangi. Nasib dan masa depan Syria berada di tangan Moscow. Untuk menghindari konflik militer dan juga untuk meredam malu Paman Sam, Russia menawarkan deal kepada Amirika bahwa Syria siap untuk menghancurkan 1000 ton senjata chemicalnya sebelum November 2014. Amerika setuju dengan cepat dan Agreement tersebut terjadi Sabtu lalu 14 September di Geneva . Dengan Agreement tersebut President Obama merasa malu tapi juga lega, langsung membatalkan pemungutan suara Congress . Dia menatakan bahwa dengan ancaman militer solusi diplomasi bisa terwujud .Tapi meskipun begitu dua hari yang lalu Obama tetap, untuk menjaga reputasi dan karakter sombong Amirika , mengatakan jika Assad tidak menepati janji kita akan menyerang ...>>> saya katakan ke Obama adalah Anda harus berterima kasih kepada Vladimir Putin yang menjaga mukamu dari jalan buntu . Dan yang terakhir if you want to shoot , you shoot dont talk ! Kalau mau menembak , tembak jangan ngomong..>>> Obama mengetahui jika dia menyerang Syria, langsung atau tidak, sekutunya Iran dan Hizbullah akan pasti terlibat dalam perang itu. Perang yang sulit untuk diperdiksi kehancurannya di Timur Tengah . Dengan kata lain Amerika ingin perang tapi ragu -ragu, sementara Syria- Iran tidak mau perang tapi siap selalu . Lebih dari itu Tehren pun tidak kalah main kartu merah dengan mengatakan jika militer digunakan, maka Timur Tengah akan menjadi bara api ! Ini ganjalan yang pertama ...>>>.. Kedua Parlement Inggris yang mengejutkan Dunia , telah bersuara tidak akan ikut perang ..>> Ketiga meskipun terkenal sebagai orator Obama hanya bisa mengulang - ulang perkatakan ; ini bukan Afghanistan , ini bukan Iraq , ini hanya serangan terbatas , untuk melemahkan kekuatan Assad….tapi gagal untuk merubah opini publik yang anti perang terhadap Syria . ..>> ....Keempat yang lebih ironis lagi Congress pun tidak mendukung keputusan perang ..>>>


Kenapa Obama Harus Berterima Kasih kepada Rusia dalam Krisis Syria?

OPINI | 18 September 2013 | 08:25 
http://politik.kompasiana.com/2013/09/18/kenapa-obama-harus-berterima-kasih-rusia-dalam-krisis-syria--592832.html
 
Konflik Syria yang bermulai dengan demonstrasi pada tahun 2011 meminta reformasi pemerintah yang kemudian menjadi konflik bersenjata dan perang saudara yang segera ditumpangi dan didukung oleh Barat berikut antek-antek Arab di Timur Tengah , telah menelang lebih dari 100.000 jiwa.  Bagi mereka yang mengikuti geopolitik Timur Tengah , Anda tidak harus menjadi pengamat hebat untuk menganalisa mengapa Amerika dan sekutunya khususnya Saudi Arabia dan raja - raja minyak dari hari pertama sampai sekarang memberi dukungan uang , senjata , diplomasi , media dll. Meskipun mereka tau bahwa banyak , jika tidak manyoritas , pemberontak bersenjata yang ingin menjatuhkan rezim president Assad adalah golongan Islamist Extremist seperti Al-Qaidah dan Jabhatul Al-Nusroh yang terkenal dengan kebrutalannnya.

Jawabnya adalah musuhnya musuhku adalah temanku . Atau seperti yang dikatakan oleh anggota parlement Inggris George Galloway , ” USA IS IN THE SAME BED WITH AL-QAIDAH IN SYRIA. Amerika tidur satu kasur dengan Al-Qaidah di Syria . ”  Kekejaman dan kekejian yang dilakukan oleh pemberontak bersenjata terhadap kaum sipil dan militer yang tertangkap , telah banyak dibongkar dan diexpose oleh Media Barat yang dulu selalu dan sengaja menutupinya untuk kepentingan politik dan opini publik . Minggu lalu Daily Mail Inggris dan New York Times menunjukkan graphic photo anggota pemberontak mengexekusi sandranya dengan pisau dapur di depan umum bahkan anak- anak kecil!

Pakar politikus Mesir Mohammad Hassainen Alhaikal mengatakan bahwa , ” Amerika ingin sampai ke Iran melalui jalan Syria . ” Analisa ini tepat sekali dan sesuai dengan yang dikatakan oleh The chief  Think Tank of Israel lobby Andrew Tabler ; Menyerang Syria ialah cara terbaik berdealing dengan Iran .” Dan pada permulaan 2011 Gedung Putih pun menyakini bahwa menumbangkan   Assad akan merupakan pukulan keras bagi Tehran.

Poros Resistant yang diwakili Iran , Syria dan Hizbullah adalah factor utama Barat mendukung kaum pemberontak bersenjata . Buktinya kenapa mereka tidak mendukung revolusi Mesir , Tunisia dan Bahrain ?! Karena mereka adalah boneka - boneka Barat. Bukan karena mereka ingin supaya terbentuk system demokratis dan ditegakkannya hak-hak asasi manusia ! Bagaimana mungkin jika negara pendukung seperti Saudi Arabia wanita tidak boleh membawa mobil dan Qatar wanita dilarang menontong  sepak bola? Ataukah Barat tiba-tiba jatuh cinta dan belas kasih dengan rakyat Syria? Perlu dicatat bahwa politik Barat tidak dilakukan atas dasar emosi atau tiba-tiba . Semua itu dipikirkan dan diambil sesuai dengan kepentingan nasional dan sekutumya.  Bukti tulisan diatas adalah sejak berdirinya Israel 1948 sampai tulisan ini diturunkan , semua kebiadapan dan pembantaian Israel terhadap bangsa Palistina dan tetangga- tetangganya Arab , setiap kali PBB ingin mengeluarkan statemant kecaman saja bukan sangsi hukum, Amerika mengeluarkan Veto untuk menggagalkan itu semua. Standard dan barometer politik Amerika dan Eropa di Timur Tengah hanya dua pertama national interest dan  kedua keamanan Israel.

Pada bebrapa bulan terahir ini pasukan militer Assad banyak mewujudkan kemenangan dan mengambil alih wilayah-wilayah yang telah diduduki pemberontak . Dan juga pada waktu yang sama opini publik masyarakat Syria , Bangsa Arab dan bahkan Barat semakin benci dan muak melihat kebrutalan pemberontak . Ini terbukti negara - negara seperti Amerika , Inggris dan Perancis yang telah berjanji akan memberi senjata lebih canggih , tidak menepati janjinya karena takut jatuh di tangan monster-mosnter Islamist.

Pada tanggal 21 Agustus pada hari U.N. inspector datang untuk menginvestigasi serangan gas beracun yang terjadi pada tanggal 19 Maret lalu , terjadilah serangan chemical di Ghouta pinggiran Damaskus. Serangan itu menewaskan ratusan orang termasuk anak-anak kecil.  Dan langsung menimbulkan krisis militer dan ancaman dari Amerika . Dari sisi diplomasi dan stratagi hal ini bukan hanya bodoh , tetapi sangat gila jika President Assad melakukan itu ! Karena menggunakan senjata itu akan mengundang reaksi lawan dan menjauhkan kawan seperti Russia .  Tentu President Assad tidak sebodoh itu dan mereka tau . Tetapi karena politik Barat dan sekutunya yang bermethode Machiavelli ; tujuan menghalalkan semua cara , dengan satu suara Washington , London , Paris , Riyadh , Nato , Ankara….mengatakan bahwa pasukan Assad yang bertanggung jawab . Tapi sayang tuduhan itu tanpa ditopang dengan bukti yang kuat .  Maksimal yang diajukan oleh Paman Sam yaitu American Intellegence Gathering membaca Radio milliter Assad mengeluarkan perintah serangan chemical tersebut . Ingatkah kita dengan yang dipaparkan oleh Menteri Luar Negeri Collin Powel di depan PBB untuk menginvansi Iraq ?  sesuai dengan satelit palapa kita bahwa Iraq telah menyembunyikan  senjata chemical di sebuah track kontener !

Mass Media CNN , CBS , FOX NEWS , SKY NEWS , BBC , FRENCH24 , ALJAZEERA , ALARABIYA….semuanya serempak menuduh pemerintah Syria yang melakukan serangan gas beracun tanpa bukti kongkrit . Hal ini mengingatkan , juga membingunkan , saya dengan Menteri propaganda Nazi yang diperangi Sekutu pada perang Dunia Kedua , tetapi konsep dan methodenya diterapkan oleh Barat sekarang ini untuk memcipatkan dan mengontrol opini publik . Dia adalah Joseph Goebbles yang terkenal mengatkan , ” Lie and lie make the lie big….eventually they believe you . Bohonglah, bohonglah dan bohonglah yang besar…sampai mereka percaya kamu .”

Tidak cukup media tersebut pendapat para Ullama  juga dijadikan sebagai dukungan politik . Di sini diwakili oleh kepala Ullama se Dunia Dr. Yusuf Al-Qordowi yang baru mendapat gelar Mufti Nato , karena selalu meminta Barat mengebom negara - negara Muslim seperti Libia dan Syria . Setiap khotbah Jumat di Dauha Qatar dia selalu memuji dan meminta supaya America menyerang Syria . Mimbar yang seharusnya diisi dengan kata - kata bijak dan nilai - nilai luhur , telah menjadi mimbar puca dan puci peran America  yang telah membunuh lebih dari satu juta rakyat Iraq dan mengembalikan negara itu 100 tahun ke belakang . Dan yang lebih ironis lagi dia mengatakan bahwa Amerika dan Israel tidak perlu takut dan kuwatir jika pemberontak menang mengalahkan Assad , mereka tidak akan mengganggu Israel !

Dalam interview dengan PBS Charlie Rose 08 September President Assad mengatakan , ” jika Amerika mempunyai bukti maka mereka pasti telah memaparkannya di depan dunia . Tetapi mereka tidak mempunyainya . ” Argument yang simple tapi padat . Pemerintah Assad , Iran dan Russia sebaliknya menuding pemberontk , karena ini lebih logis dan pantas dengan karakter - karakter mereka yang sadis dan brutal . Kedua untuk memprovokasi Barat supaya interfensi militer .
Tahun lalu President Obama membuat red line yaitu jika Syria menggunakan gas beracun , maka USA akan melancarkan serangan walaupun tanpa persetujuan PBB. Karena sudah tiga kali Russia dan China menveto Barat untuk menggunakan force terhadap Syria . Sesuai dengan janjinya , kali ini tepat sekali Obama harus menepati janjinya untuk menyerang .

Tanpa mempertimbangkan dengan panjang dan cermat , Obama gembar gembor bahwa Amerika segera akan meluncurkan serangan militer ke Syria . Para sekutu Inggris  , Prancis , Turki….siap bergabung . Saudi Arabia dan United Arab Emirat mempersilahkan pangkalan - pangkalannya untuk digunakan . Kembali lagi Dr. Qordowi dalam khotbah Jumatnya berkata ,” Allah telah menganugerahkan Amerika sebagai alat untuk menghancurkan Assad dan pasukannya .” Nampaknya doa Ullama besar Mesir itu masih belum terkabulkan…sampai sekarang.

Obama mengetahui jika dia menyerang Syria, langsung atau tidak, sekutunya Iran dan Hizbullah akan pasti terlibat dalam perang itu. Perang yang sulit untuk diperdiksi kehancurannya di Timur Tengah . Dengan kata lain Amerika ingin perang tapi ragu -ragu, sementara Syria- Iran tidak mau perang tapi siap selalu . Lebih dari itu Tehren pun tidak kalah main kartu merah dengan mengatakan jika militer digunakan, maka Timur Tengah akan menjadi bara api ! Ini ganjalan yang pertama .

Kedua Parlement Inggris yang mengejutkan Dunia , telah bersuara tidak  akan ikut perang . Merasa kaget dan malu , Obama bergaya demokratis yaitu meminta pendapat Congress, meskipun dari sisi Kontitusi Amerika dia berhak melancarkan  serangan, walaupun ini melanggar hukum international .

Ketiga meskipun terkenal sebagai orator Obama hanya bisa mengulang - ulang perkatakan ; ini bukan Afghanistan , ini bukan Iraq , ini hanya serangan terbatas , untuk melemahkan kekuatan Assad….tapi gagal untuk merubah opini publik yang anti perang terhadap Syria .

Keempat yang lebih ironis lagi Congress pun tidak mendukung keputusan perang . Dan jika pemungutan suara dilakukan dan Congress mengatakan TIDAK , maka Obama akan menjadi kecil dan lemah di dalam dan luar Amerika . Bagaimana Anda melakukan perang jika sekutu , rakyat dan congress tidak setuju ?! Tetapi Anda telah terlanjur mengucapkannya .

Dalam film Lord of War ketika pedagang senjata yang menjual senjata ke dua belah pihak Iran dan Iraq ditanya  , ” kenapa Anda melakukan itu ? Jawabnya , ” karena aku tidak ingin satu diantaranya cepat menang.  Because bullet changes a government faster than ballot (  karena peluru merubah pemerintah lebih cepat dari kotak suara ) . Dan itu benar sekali .

Amerika dan Russia merupakan dua negara adidaya yang mempunyai kekuatan militer terbesar di dunia . Keduanya bertolak belakang dalam menyikapi krisis  Syria . President Vladimir Putin tanpa berbahasa diplomasi lagi mengatakan bahwa Amerika ngomong kosong dan bohong menuduh Assad. Lebih lagi dia menambahkan bahwa Amerika seperti monkey yang membawa granat di tangannya di negeri - negeri Muslim ! Tidak cukup itu dia berjanji akan membantu secara militer jika diserang . Segera kapal - kapal perang Russia ditambah jumlahnya menuju laut Syria .

Tanpa dukungan publik  dan Congress juga Eropa menolak kecuali Pemerintah Perancis ( 68% rakyatnya menolak ) , ditambah tekat bulat sekutu - sekutu Assad , Obama langsung menjadi lunak dan terpojok .

Meskipun hubungan dua Super Power itu memanas , tapi pertemuan antara dua menteri luar negeri padat sekali  untuk mencari solusi . Tanpa berlebihan saya bisa katakan bahwa permainan antara Bangsa ( Nations Games ) ibarat seperti doing business . Menawar, menambah dan mengurangi. Nasib dan masa depan Syria berada di tangan Moscow. Untuk menghindari konflik militer dan juga untuk meredam malu Paman Sam, Russia menawarkan deal kepada Amirika bahwa Syria siap untuk menghancurkan 1000 ton senjata chemicalnya  sebelum November 2014. Amerika setuju dengan cepat dan Agreement tersebut terjadi Sabtu lalu 14 September di Geneva 
.
Dengan Agreement tersebut President Obama merasa malu tapi juga lega, langsung membatalkan pemungutan suara Congress . Dia menatakan bahwa dengan ancaman militer solusi diplomasi bisa terwujud .Tapi meskipun begitu dua hari yang lalu Obama tetap, untuk menjaga reputasi dan karakter sombong Amirika , mengatakan jika Assad tidak menepati janji kita akan menyerang .

Yang ingin saya katakan ke Obama adalah Anda harus berterima kasih kepada Vladimir Putin yang menjaga mukamu dari jalan buntu . Dan yang terakhir  if you want to shoot , you shoot dont talk ! Kalau mau menembak , tembak jangan ngomong !

Militer Mesir – Pengkhianat Konstitusi dengan Tampilan Baru

Redaksi – Selasa, 1 Ramadhan 1434 H / 9 Juli 2013 14:24 WIB
http://www3.eramuslim.com/berita/analisa/militer-mesir-penghianat-konstitusi-dengan-tampilan-baru.htm#.UkKnhn-N6So
al sisi 

Militer Mesir kembali ke panggung politik dengan tampilan baru dan pendekatan baru. Mereka membangun koalisi di balik penggulingan presiden dan memanfaatkan gelombang dukungan rakyat pro sekuler di Mesir.

Sekarang setelah pasukannya menewaskan sedikitnya 51 pendukung Mohammed Mursi dalam insiden pembantaian senin subuh, militer akan menghadapi berbagai pertanyaan tentang bagaimana  cara kekerasan tersebut dapat menggagalkan perjuangan Ikhwanul Muslimin untuk mengembalikan presiden Mursi , tentunya dengan insiden tersebut militer hanya merusak citranya sendiri  dan melemahkan dukungan dari rakyatnya.

Setelah protes oposisi pada tanggal 30 Juni, ketika jutaan orang Mesir turun ke jalan untuk menyerukan penggulingan Mursi, Militer berhasil mengangkat  pesonanya saat demo berlangsung, Militer benar benar memanfaatkan ketidakpuasan masyarakat sekuler yang meluas atas  presiden dari kalangan Islam dan sentimen pro-militer di kalangan pendemo.

Untuk mendapatkan sorak-sorai para demonstran, jet tempur sengaja menukik rendah di atas Kairo, unjuk kekuatan , helikopter terbang di atas kepala – menyebarkan ribuan bendera nasional Mesir dan menggambarkan hati di langit dengan asap merah. Jadilah militer meraih simpati para  para demonstran dengan gemuruh teriakan “tentara dan rakyat di satu tangan,” terdengar membahana di Kairo Tahrir Square.

Kondisi itu sangat jauh dari kebencian kelompok pro-demokrasi terhadap militer pada saat jatuhnya rezim Hosni Mubarak pada tahun 2011. Bahkan militer kemudian dituduh bertindak salah kelola pada masa transisi dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk menyiksa tahanan dan menahan  10.000 warga sipil tanpa pengadilan.

Militer sekarang mengambil simpati rakyat  , yang berbeda cara dengan kepemimpinan yang berbeda pula.

Para perwira militer yang menjadi penguasa Mesir pada tahun 2011 adalah Hussein Tantawi, seorang marshal lapangan di era 70-an yang menjadi menteri pertahanan Mubarak selama dua dekade. Tantawi berhasil membuat penampilan yang diperlukan oleh rezim  Mubarak saat berkuasa dengan cara otoriter.

Generasi baru, Abdel-Fattah el-Sissi, mantan kepala intelijen militer dan diangkat menjadi panglima militer dan menteri pertahanan oleh Mursi pada Agustus 2012, menggantikan seniornya , Tantawi, mentor lamanya.
El-Sissi secara luas diharapkan Ikhwanul Muslimin untuk mendukung  Mursi, oleh sebab itu Al Sisi diangkat menjadi orang nomor satu di angkatan bersenjata Mesir. Tapi ternyata dugaan itu menjadi asumsi yang salah. Perwira infanteri itu mulai memberikan serangkaian tindak tanduk  bahwa ia yang mengatasnamakan militer ,  tidak senang dengan cara Mursi dan Ikhwanul Muslimin menjalankan negara.

Ia pandai memposisikan dan mengambil simpati di tempat tempat umum, seringkali Al-Sissi menampilkan jenderal yang penuh senyum dan lebih santai dari tampilan petinggi militer biasanya. Penampilan publik berkaitan acara acara  sosial seperti penyantunan anak yatim dan menjadi  ikon seni lokal dan maupun  sastra,  menjadikan ia telah mengambil hati rakyat Mesir.

Sementara itu, el-Sissi selalu mengambil peluang pada  setiap kesempatan untuk menyatakan bahwa loyalitas tentara adalah kepada rakyat dan  bukan orang lain – termasuk Mursi dan Ikhwanul Muslimin-nya.

Pembantaian  Senin subuh atas pendukung Mursi dan Ihwanul Muslimin menjadikan  sebuah pertanyaan mendasar apakah militer akan selalu menggunakan kekuatan mematikan yang berlebihan.

“Apa kekuatan yang berlebihan? Kami sedang berurusan dengan orang yang menembaki kami dengan peluru tajam, “kata jurubicara militer , Ahmed Mohammed Ali kepada Associated Press.

Ali berbicara pada konferensi pers yang disiarkan televisi untuk menunjukkan militer pun  berkabung bagi korban yang tewas atas tragedi tersebut. Kemudian ia menyatakan penyesalan atas hilangnya nyawa, tetapi tidak menerima bahwa militer menjadi tertuduh atas  pembantaian tersebut.

Namun, militer mengambil serius atas tuduhan itu dengan menggunakan kekuatan yang berlebihan dan bergerak cepat untuk menghilangkan prasangka versi Ikhwan: bahwa korban dibantai pada saat sedang sholat dan korban yang tewas termasuk perempuan dan anak-anak .

Kedua belah pihak saling mensyiarkan dokumentasi video, dengan masing-masing memproduksi rekaman video yang  menunjukkan pihak  lawan-lah yang memulai kekerasan.

Media negara yang pro militer, menyalahkan Ikhwan yang memulai menyerang tentara dan polisi ketika massa pro Mursi menduduki halaman di depan barak garda nasional, tempat yang diyakini Mursi sedang ditahan disana. Sayangnya video yang di sampaikan tentara adalah video yang hanya menayangkan kejadian pasca pembantaian,  yang menunjukkan pendukung Mursi sedang menyerang dan menargetkan tentara dan polisi dengan ketapel dan batu.

Ikhwan , sementara itu, menggunakan situs jejaring sosial dan jaringan TV simpatisan,  mendistribusikan rekaman video yang menunjukkan kondisi puluhan ribu pendukung Mursi di Kairo, beberapanya menangis histeris, sementara speaker berteriak tentang kesyahidan dan perjuangan mereka melawan rejim militer yang brutal.

Di satu sisi , Syeikh Al-Azhar , Ahmed el Tayeb, dengan sikapnya untuk menekan militer Mesir , dengan  mengatakan ia akan mengasingkan diri di rumah saja sebagai protes dan ia tidak akan muncul dari rumahnya sampai pertumpahan darah berakhir. Dia juga memperingatkan bahaya akan terjadinya perang saudara.

Militer juga menangkis kritik yang mengatakan penggulingan atas Mursi adalah kudeta, karena banyak orang Mesir masih percaya, langkah militer hanyalah mendukung pemberontakan rakyat (rakyat yang mana ?).

“Kematian yang begitu banyak di tangan tentara hanya akan mendukung persepsi bahwa itu adalah kudeta militer dan bahwa tentara hanya tahunya :  bahasa kekerasan,” kata Gamal Eid, kepala Jaringan Arab yang berbasis di Kairo untuk Hak Asasi Manusia . ” Bahkan Komentar juru bicara militer hanya menambah pengertian dan gambaran bahwa militer dalam kekuasaan adalah kebal dari pertanggungjawaban.” (Arby/Dz)


Dendam ‘Perang Arab’ di Balik Konflik Mesir dan Suriah

Redaksi – Rabu, 23 Ramadhan 1434 H / 31 Juli 2013 14:30 WIB
israelhancur 
Setelah beberapa hari mengikuti perkembangan di Mesir, akhirnya saya memutuskan menulis tulisan ini. Dorongan itu muncul ketika banyak kalangan pro dan kontra beradu opini di berbagai media. Suatu fenomena lumrah di era keterbukaan.

Namun sayangnya ada beberapa gelintir individu maupun kelompok justru kebablasan – atau sengaja kebablasan – dalam menyajikan opini. Beberapa diantaranya cenderung melakukan serangan yang sayangnya absurd dan tak berdasar bahkan jauh dari faktual. Sebut saja saudara kita Zuhairi Misrawi, analis politik Timur Tengah dan politisi muda yang mengaku memperjuangkan prinsip demokrasi yang secara serampangan berkicau soal konflik di Mesir dalam akun twitternya.

Ada juga kandidat Doktor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Dina Y Sulaeman dalam artikelnya Pemetaan Konflik Mesir yang dimuat oleh indonesia.irib. Salah satu tokoh yang diduga kuat berafiliasi ke Syiah tersebut latah dengan artikelnya dengan membeberkan beberapa fakta dan mitos yang juga jauh dari faktual.

Yang lebih menyakitkan lagi adalah salah satu anggota kelompok pergerakan Islam yang cukup bertaji di negeri ini justru ‘mensyukuri’ kejatuhan Mursi. Dalam sebuah diskusi kecil, beliau menganggap bahwa demokrasilah biang dari hukuman Allah kepada Mursi dan pengikutnya. Sebab demokrasilah yang memaksa manusia berhukum pada hukum selain Hukum Allah. Dan sebagai akibatnya, adzab Allah turun atas mereka. Saya berharap ini hanya opini individu saja sebagai oknum dari organisasi yang menaunginya. Walau dalam beberapa kasus ada BBM yang beradar soal ini yang mengatasnamakan organisasi tersebut.

Ini hanya kasus dalam lingkup Indonesia saja. Tak terhitung tokoh Islam dan non Islam yang secara terang-terangan mendukung kudeta di Mesir. Sebut saja Raja Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, bahkan tokoh sentral Mesir sekelas syaikh di Universitas Al-Azhar Ahmad Thayyib.

Saya sendiri sebetulnya tak terlalu terkejut dengan kejadian-kejadian di atas. Sebab inilah hasil gemilang sebuah ‘Grand Design’ yang sudah dipersiapkan sejak ratusan tahun lalu. Sebuah upaya pelemahan dalam rangka penguasaan untuk memudahkan jalan menuju “Tatanan Dunia Baru” dengan Palestina sebagai pusatnya. Inilah amanat Tuhan untuk bangsa Yahudi sebagai mana tercantum dalam Taurat yang disempurnakan oleh Talmud.
Usaha tersebut dimulai pada tahun 1880-an, tokoh-tokoh Yahudi Rusia mendirikan organisasi yang bernama Hibbat Zion. Kebanyakan Yahudi Rusia terkemuka ikut bergabung dalam organisasi ini. Nama penting yang ikut bergabung dengan Hibbat Zion adalah Leon Pinsker. Pada tahun 1882, Pinsker menerbitkan buku Auto-Emansipation. Dalam buku tersebut ia menyatakan bahwa Yahudi harus memiliki negara sendiri, dan untuk itu para pemimpin Yahudi harus berkumpul untuk membahasnya. Maka pada tahun 1884, Pinsker memimpin konferensi pertama di Kanovitz, Polandia. Konferensi kedua dilaksanakan pada tahun 1887 di Druskieniki. Dalam konferensi ini disepakati untuk menyebut gerakan sebagai Hovevei Zion. Dan Pinsker kembali terpilih untuk memimpin gerakan.

Konferensi-konferensi berikutnya segera menyusul. Dan sebagai puncaknya, pada tahun 1897, diselenggarakan Konferensi Zionisme Pertama di Basel, Swiss, di bawah pimpinan Theodore Hertzl seorang yahudi Austria.

Kongres ini sebagai tindak lanjut dari doktrin-doktrin politik Theodore Herzl yang dituangkan dalam bukunya Der Judenstaat.

Prestasi dari kongres ini adalah sebuah kredo formal yang merupakan azas Nasionalisme Zionis atau Negara Israel itu sendiri yang berbunyi, ”Bahwa tujuan utama dari zionisme adalah untuk menciptakan rumah bagi bangsa yahudi di Palestina yang terjamin dengan perundang-undangan.”

Langkah pertama yang dilakukan oleh Herzl adalah mendirikan organisasi zionis yaitu The Jewish Colonial Trust (1898), The Colonisation Commision (1898), The Jewish National Fund (1901), dan The Palestine Land Development Company (1908).

Selain itu, dihasilkan pula poin-poin penting sebagai langkah jangka panjang yang termuat dalam Protokol Para Tetua Zion atau yang sering disebut Protokol Zion. Yang merupakan paparan dari 25 langkah menguasai dunia hasil dari pertemuan Sir Meyer Amschel Rotshchild dengan 12 tokoh yahudi internasional pada tahun 1773 di kediamannya di Judenstrasse, Bavaria. Protokol ini merupakan panduan kerja secara umum semacam AD/ART.

Dalam protokol inilah semua langkah-langkah kerja dirumuskan. Mulai dari menguasai pemimpin sebuah negara, menciptakan makar, adu domba, sampai ke penguasaan media massa.

Langkah selanjutnya membujuk Sultan Abdul Hamid agar mengizinkan kedatangan imigran Yahudi ke Palestina. Usaha ini gagal. Namun dengan makar, Sultan Abdul Hamid bisa ditaklukkan. Melalui tangan Mustafa Kemal Attaturk, Zionis berhasil menjinakkan sultan sekaligus menghapus Sistem Pemerintahan Khilafah.

Saat itu, yahudi sudah mulai menguasai eropa dengan kekuatan ekonomi melalui dinasti Rothschild. Dimulai oleh Meyer Amschel Rotshchild. Kemudian dilanjutkan lagi oleh kelima anaknya. Sehingga mereka hanya perlu menguatkan dan mengarahkan pengaruh yang sudah ada di Inggris dan di negara-negara Eropa itu demi meraih cita-cita mereka.

Gerakan Zionisme bersama dengan beberapa politisi penting di Inggris, termasuk A.J. Balfour dan Herbert Samuel bahu membahu dalam merealisasikan visi gerakan itu. Dan menurut Ilan Pappe, keberhasilan utama mereka adalah dalam membangun kelompok lobi yang kokoh, terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi, yang berpusat pada keluarga Rothschild. Hasilnya adalah Deklarasi Balfour.

Deklarasi Balfour ini sebagai tonggak awal penguasaan zionis terhadap palestina. Pada tanggal 11 Desember 1917 Jenderal Allenby berhasil memasuki Kota Yuresalem dan di dalamnya masuk pula sukarelawan yahudi. Segera setelah itu, sebagai simbol kembalinya Spirit Judaisme di palestina, didirikan Hebrew University pada tanggal 24 Juli 1918 di Mount Scopus. Tempat dimana titus menaklukan Jerusalem pada tahun 69 M.

Zionis benar-benar memanfaatkan Deklarasi Balfour. Setelah Kongres Zionis Internasional pimpinan Weizmann, imigrasi yahudi ke palestina semakin digalakan. Langkah ini sebagai upaya memperkuat posisi Yishuv (komunitas yahudi di palestina). Setahun setelah kongres tersebut, jumlah yahudi di tanah palestina sudah mencapai 83.794 orang.

Meningkat pesat pada tahun 1931 yang mencapai 174.616 orang. Dan menjelang pembagian palestina oleh PBB tahun 1947, jumlah yahudi sudah mencapai 608.255 orang. Jumlah yang cukup banyak jika dibandingkan dengan penduduk asli palestina yang berjumlah 1.237.332 orang.

Jumlah masyarakat yahudi yang kian hari kian bertambah membuat mereka semakin berani. Dengan menggunakan taktik kekerasan dan teror, pada tahun 1939 mereka mengkonsolidasikan pengawasan dan penguasaan seluruh wilayah palestina dengan kekuatan diplomasi dan militer.

Pada tanggal 29 November 1947, PBB mengeluarkan resolusi PBB No. 181 yang membagi wilayah Palestina sebesar 54% kepada bangsa yahudi yang pada waktu itu hanya berjumlah 30% dari jumlah rakyat Palestina, dan 45% kepada bangsa arab, sedangkan 1% yaitu Al-Quds dijadikan wilayah internasional.

Resolusi mendapat protes keras dari bangsa-bangsa arab. Namun PBB tak bergeming. Akibatnya, 14 Mei 1948 secara berani dan ilegal Yahudi memproklamirkan berdirinya negara israel di tanah merdeka dan syah Palestina.

Sehari kemudian, negara baru yang ilegal tersebut diserbu oleh bangsa-bangsa arab yang tak terima dengan dijajahnya plestina. Negara itu diantaranya adalah Iraq, Suriah, Mesir, Yordania, Lebanon, dan negara arab lainnya.

Selain negara-negara tersebut, terlibat pula di dalamnya organisasi massa. Setidak ada 3 organisasi yang tergabung diantaranya:

1. Pasukan Al-Jihad Al-Muqaddas, Adalah sebuah pasukan yang dibentuk oleh Lembaga Tinggi Arab untuk Palestina dan dipimpin oleh Abdul Qadir Al-Husaini yang tewas dalam pertempuran Al-Qasthal pada 8 April 1948. Pasukan ini terdiri dari kurang lebih 10.000 tentara dengan persenjataan yang tergolong kurang, karena para pemimpin organisasi-organisasi arab bersekongkol dengan Lembaga Tinggi Arab untuk tidak menyalurkan bantuan berupa senjata ataupun uang kepada mereka.

2. Pasukan Al-Inqadz. Pasukan ini berdiri berdasarkan ketetapan dari Al-Jamiah–Al Arabiyah. Mayoritas pionernya adalah sukarelawan dari negara-negara arab. Jumlah sukarelawan yang terdaftar dalam pasukan ini kurang lebih adalah 10.000 orang, akan tetapi yang berhasil masuk wilayah Mesir hanya sekitar 4.630 tentara.

3. Al-Ikhwan Al-Muslimun. Keikutsertaan Al-Ikhwan Al-Muslimun pada perang Arab-Israel tahun 1948 menjadi salah satu contoh terbaik bagi gerakan dan organisasi arab yang memperjuangkan keutuhan umat islam. Para pengikut gerakan ini bersatu dari berbagai negara seperti Mesir, Yordania dan Iraq untuk mengadakan mobilisasi masa bersar-besaran dan mengumpulkan bantuan harta benda juga senjata untuk para tentara di Palestina.

Sayang bangsa arab harus mengakui kekalahan mereka. Kekalahan dalam peperangan ini disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah kondisi militer yang belum cukup kuat dan berpengalaman serta ekonomi yang lemah. Di lain pihak bangsa yahudi mendapat bantuan dan dukungan internasional dari negara-negara yang merasa diuntungkan dengan berdirinya negara Israel. Selain itu, pihak yahudi berhasil menyusupkan beberapa utusannya untuk membuat konflik internal di tubuh bangsa arab dan mengacaukan konsentrasi mereka.

Perang akhirnya berakhir dengan ditandatanganinya gencatan senjata antara Israel dan Negara-negara arab tetangganya pada tahun 1949. Dalam perjanjian tersebut juga disepakati batas baru wilayah Negara Israel (green line) yang diakui secara internasional. Batas baru Negara Israel yang disepakati ini termasuk wilayah yang berhasil dikuasai Israel daram perang 1948 (sebagian wilayah yang tadinya diperuntukkan sebagai Negara palestina merdeka).

Pada tahun 1956, Mesir berulah. Mesir melarang kapal-kapal Israel melintasi perairan Tiran dan memblokade teluk aqaba. Tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap konvensi konstantinopel tahun 1888 dan mencederai gencatan senjata 1949 dengan Israel. Pada tanggal 26 Juli 1956 Mesir menasionalisasi terusan suez dan melarang kapal-kapal Israel melintas.

Pada tanggal 29 Oktober 1956, Israel yang merasa bahwa Mesir mencederai perjanjian 1949 dan berusaha membunuh perekonomian Israel meminta bantuan dari Inggris dan Perancis (yang sakit hati atas nasionalisasi terusan suez) untuk mengeroyok Mesir. Dalam konflik terusan suez ini Israel berhasil menduduki Gaza (yang dalam perjanjian 49 merupakan wilayah Mesir) dan Sinai.

PBB dan Amerika Serikat turun tangan untuk menghentikan konflik yang terjadi. Israel bersedia mundur dari wilayah Mesir yang baru diduduki. Mesir mengijinkan kembali kapal-kapal Israel melintasi terusan suez dan membuka blokade aqaba serta melakukan demiliterisasi di wilayah Sinai. Pasukan internasional PBB dengan nama UNEF dibentuk untuk mengawasi wilayah demiliterisasi.

Namun pada tahun 1967, lagi-lagi mesir berulah. Mesir mengusir pasukan internasional dan menggelar 100.000 pasukan di semenanjung Sinai serta kembali melakukan blokade dan pelarangan atas kapal-kapal Israel untuk melintasi Tiran straits. Mesir mengembalikan keadaan seperti tahun 1956 ketika Israel diblokade.

Tahun 1966-1967 pemimpin Mesir Gamal Abd Nasser melakukan kampanye mencari dukungan dari pan-Arab untuk menaklukkan Israel dan mengusir Yahudi. Pada 30 Mei 1967 Jordan masuk dalam pakta pertahanan yang sebelumnya dibentuk oleh Mesir dan Syria. Dengan persenjataan modern dari Soviet, Mesir melakukan mobilisasi pasukan di Sinai dan melintasi batas demiliterisasi yang disepakati (setelah mengusir pasukan PBB) dan mendekati perbatasan selatan Israel.

Dalam perang yang terkenal dengan sebutan perang enam hari tersebut Israel berhasil mengalahkan negara-negara arab tetangganya yang mengepungnya. Ketika perang berakhir, Israel berhasil menguasai West Bank dan Jerusalem timur (yang tadinya dikuasai Jordan) serta Gaza dan Sinai (yang dikuasai Mesir) dan dataran tinggi Golan.

Pada tahun 1969 mesir kembali memulai perang dengan tujuan melemahkan kekuatan Israel di Sinai. Namun perang ini berakhir dengan kematian Nasser.

Pada 6 Oktober 1973 Mesir dibawah pemimpin baru Anwar Sadat dan Syria melakukan serangan mendadak dan berhasil mengalahkan Israel. Mesir berhasil menguasai kembali sinai yang sempat dicaplok Israel.

Ketika pasukan Mesir hendak masuk Israel, Israel meminta bantuan dari Amerika Serikat (meskipun sejak awal Amerika Serikat merupakan backing kekuatan Israel). Soviet yang menjadi backing kekuatan Mesir mengancam akan melakukan intervensi militer jika Amerika terlibat. Karena khawatir akan terjadinya perang nuklir, Amerika Serikat akhirnya memprakarsai gencatan senjata pada 25 Oktober 1973.

Pada bulan Maret 1979 Mesir dan Israel akhirnya melakukan perjanjian damai. Dalam perjanjian juga disebutkan bahwa Sinai kembali menjadi wilayah kekuasaan Mesir, adapun Gaza tetap berada dibawah kontrol Israel dan masuk dalam rencana masa depan Palestina. Pada bulan Oktober 1994, Jordan juga akhirnya melakukan perjanjian damai dengan Israel. Mesir dan Jordan menjadi dua Negara arab yang mengakui eksistensi Negara Israel dan memiliki hubungan diplomatik dengannya.

Rangkaian perang beruntun ini jelas telah menghabiskan banyak energi bagi Israel dalam rangka mempertahankan eksistensinya di Palestina. Oleh karennya, harus ada tindakan preventif untuk mencegah perang terulang.

Satu-satunya jalan adalah menghancurkan benih-benih perlawanan sebelum mereka terlanjur besar.
Ketika mesir kehilangan tokoh yang bisa diajak berkompromi dengan israel dan muncul kekuatan baru yang dipolopori Ikhwanul Muslimin, muncul kekhawatiran israel. Mengingat sejarah berbicara bagaimana mesir begitu sering mengusik eksistensi israel di Palestina. Terlebih yang duduk di pucuk pimpinan Mesir adalah seorang hafidz Al-Qur’an yang berafiliasi langsung dengan Ikwanul Muslimin.

Sejarah juga mencatat bagaimana gencarnya Ikhwanul Muslimin melakukan perlawanan. Di setiap perang arab, Ikhwanul Muslimin selalu berperan serta. Inilah mengapa sebelum Mursi memegang tampuk pimpinan Ikhwanul Muslimin selalu dipersulit. Bahkan Presiden Gamal Abdel Nassar di tahun 1954 telah mencoba menghancurkan Ikhwanul Muslimin. Ia juga memenjarakan ribuan anggota Ikhwanul Muslimin. Dan ini tak lepas dari lobi Israel di Mesir.

Kekuatan massif Ikhwanul Muslimin menjadi momok menakutkan bagi israel. Terlebih kebijakan-kebijakan Mursi yang sangat tidak populer di mata Israel. Mursi berani menghilangkan ketergantungan atas bantuan militer AS yang kemudian berinteraksi dengan Rusia dan Jerman. Hasilnya, dalam dua bulan saja telah dikirim dua kapal selam tercanggih dari Jerman. Langkah ini diprotes keras oleh Israel.

Selain itu, Mursi juga melakukan revitalisasi Terusan Suez. Ia mengganti direksi yang mengelola Pelabuhan Suez yang di era Mubarak menghasilkan pemasukan sebanyak 5,6 miliar dolar AS per tahun. Mursi menargetkan Suez sebagai hub ekonomi global dengan penghasilan meningkat 100 miliar dolar AS per tahun. Akibatnya mengancam perdagangan di Dubai dan Kuwait.

Politik cerdas Mursi dicermati betul oleh PM Israel Benyamin Netanyahu. Menurutnya, “Sikap Mursi jauh lebih berbahaya daripada nuklir Iran”. Sementara itu pemerintah AS memuji inisiatif Mursi memfasilitasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel, hingga terbukanya perbatasan Rafah mengakhiri blokade Jalur Gaza.

Karena itulah maka mau tidak mau Mesir harus dihancurkan! Ia harus menyusul Iraq, Afganistan, Suriah, dan negara-negara arab lainnya. Karena bagaimanapun, Mesir tidak bisa diajak kompromi selagi Mursi masih membawa-bawa Ikhwanul Muslimin dalam setiap sikap politiknya. Setidaknya mayoritas Ikhwanul Muslimin dan warga mesir mendukungnya.

Demikian halnya dengan suriah. Dendam kesumat israel begitu membuncah pada Masir dan Suriah. Maka keduanya harus diporakporandakan. Di Mesir, tidak ada golongan yang bisa dipuci untuk konflik. Tidak demikian di Suriah. Sejak awal Sunni dan Syi’ah memang tidak pernah menyatu. Maka israel melihat ini sebuah peluang. Dipantiklah konflik antara kedua golongan ini. Hasilnya? Suriah berdarah-darah sekarang.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari masalah ini adalah: siapa saja yang berani mengusik eksistensi israel di Palestina, maka bersiaplah mendapat hukuman.

Kita hanya bisa berharap pada Allah. Selain itu, NO WAY. Isi Protokol Zion sudah benar-benar dijalankan dengan sempurna. Saat ini hampir tidak ada lagi sendi yang tidak berafiliasi ke israel.

Tapi bukan tidak mungkin. Masih ada di kolong bumi ini yang masih memegang teguh Islam. Buktinya masih ada kelompok dan individu yang berani menyuarakan perlawanan pada hegemoni yahudi.

Semoga kita satu diantaranya. Amiin…

Abu Azizah <azizahazmin@gmail.com>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar