Senin, 23 Januari 2012
http://www.satumedia.info/2012/01/gedung-dpr-saksi-bisu-terjadinya-seks.html#.UiwA5lIxVkg
Gedung DPR, Saksi Bisu Terjadinya Seks Bebas di Antara Mereka
Ditemukannya
kondom bekas di gedung DPR, menunjukkan kepada kita bahwa ternyata
gedung DPR itu bukan hanya dijadikan tempat untuk menonton video porno
oleh anggota dewan. Adegan seks itu tidak hanya berhenti di gambar
film, seperti yang dilakukan oleh Arifinto. Ternyata ada
aktualisasinya juga. Kondom bekas, cleaning service dan gedung tempat
orang terhormat itu yang menjadi saksinya.
Siapakah
pemakai kondom bekas yang ditemukan di tempat sampah itu? Sampai
sekarang memang belum ada yang tertangkap basah sedang membuang
kondom. Permadi pernah memberi kesaksian di sebuah stasiun televisi,
bahwa cleaning service sering menemukan kondom bekas di gedung anggota
dewan. Konon, pemakai kondom itu adalah anggota dewan sendiri.
Untuk
membuktikan siapa pemilik kondom itu, apakah anggota dewan atau orang
yang kebetulan mampir di gedung dewan hanya untuk membuang sampah
kondom itu, mudah sekali. Caranya adalah dengan melakukan tes DNA atas
sperma itu. Tetapi apa gunanya? Siapa yang mau membiayai tes DNA itu
dan apa pula untungnya kalau kita tahu? Apakah itu bisa membuat
anggota dewan kita jadi lebih baik, bersih dan bermartabat?
Atau
malah membuat rakyat semakin malu, karena memiliki anggota dewan yang
tidak bisa internet, tidak tahu alamat email resmi lembaga mereka,
kendati sudah 2 tahun bekerja di sana, ketahuan gagap dan tidak well
informed saat ditanya tentang kepentingan dan kebutuhan studi banding
serta kunjungan kerja mereka oleh para pelajar kita? Sudah begitu
porno dan hidung belang lagi?
Dengan
ditemukannya kondom bekas di tempat sampah gedung DPR, membuka mata
kita bahwa mereka ternyata membutuhkan seks bebas juga. Mungkin mereka
terlalu stress dan penat, karena itu mereka membutuhkan hiburan
lahir-batin. Seks adalah obat paling mujarab melepaskan semua
ketegangan. Namun karena jam kerja mereka tidak menentu, maka mereka
tidak sempat pulang ke rumah. Tidak mungkin juga memanggil istri
malam-malam ke gedung DPR bukan? Jadi cari saja alternatif lain, yang
lebih mudah, bisa dipanggil kapan saja. Atau kalau ada yang gratis,
mengapa harus bayar?
Konon,
banyak anggota DPR yang memiliki affair dengan sekretaris pribadinya.
Jadi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kehamilan
yang tidak diinginkan atau penyakit bawaan yang dimiliki pasangan,
maka demi kenyamanan, kenikmatan dan keamanan bersama, digunakanlah
kondom itu. Maka jangan heran, kalau esok paginya cleaning service
menemukan kondom bekas di tempat sampah, di ruang kerja anggota dewan.
Selain terlibat skandal dengan sekretaris pribadi, ada hubungan lain yang bersemi di antara anggota dewan. Sudah bukan berita baru bahwa di tempat kerja sering terjadi cinta lokasi. Kita bisa melihat secara kasat mata banyak di antara mereka yang saling suka, karena terlalu sering bertemu di rapat komisi dan atau paripurna. Ada yang memilih meninggalkan pasangannya dan 'jalan' dengan rekan kerjanya di DPR itu.Dari teman jadi deman, karena faktor kebiasaan. Kebiasaan bertemu, kebiasaan bertukar-pikiran, lama-lama kebiasaan jalan.
Atau
bila tidak, ya cukup tahu sama tahu sajalah. Sama-sama tahu bahwa
keduanya saling tertarik, namun apa daya ada pasangannya. Jadi kalau
mau diteruskan, namun tetap bertahan pada pasangan masing-masing,
tidak masalah toh? Itulah gunanya affair itu! Affair yang sukses
dilakukan apabila tidak ketahuan oleh siapapun, namun akhirnya
bercerai dengan pasangan masing-masing dan akhirnya menikah. Nah itulah
affair yang sukses.
Tetapi
siapa yang tahu? Hanya Tuhan dan anggota dewan yang tahu, apa yang
sesungguhnya terjadi gedung DPR itu? Tidak ada yang tahu itu sperma
siapa, melakukan hubungan seksnya dengan siapa, dan dimana persisnya,
tidak ada yang benar-benar tahu. Karena semua saksinya yang
menyaksikannya bisu. Gedung dan segala isinya, tempat dimana
terjadinya hubungan seks itulah saksi bisunya. Kecuali bila mereka
secara tidak sengaja, karena sedang khilaf dan kebelet, nekad
melakukannya saat siang hari atau sore hari, padahal masih ada
wartawan dan akhirnya tertangkap kamera, baru semua akan terbuka
dengan jelas.
Kondom itu hanya menginformasikan kepada kita bahwa ada banyak hubungan
seks terjadi di gedung itu. Gedung dewan yang terhormat itu, tidak
hanya sering menjadi sarang penyamun, karena banyak anggota dewan yang
terlibat korupsi. Namun, jadi tempat memuaskan hasrat seksual para
anggota dewan juga. Kembali mata kita terbuka, mereka hanya manusia
biasa. Mereka juga butuh seks bebas. Mumpung tidak ketahuan, jadi
mengapa tidak diteruskan saja bukan? Toh selama ini hanya gedung bisu
yang menjadi saksinya. Apalagi sebentar lagi gedung itu akan disulap
menjadi gedung yang jauh lebih nyaman dan luas, untuk melakukannya.
Jadi tarik mang, goyang terus…(kompasiana)
|
Senin, 22 Juli 2013
http://www.satumedia.info/2013/07/usaid-beri-28-juta-dollar-untuk.html#.Uiv-71IxVkg
USAID Beri 2,8 Juta Dollar untuk Peneliti Indonesia
Amerika Serikat Memberikan 2,8 Juta Dollar untuk Mendukung Penelitian Bersama oleh Ilmuwan Indonesia dan Amerika
JAKARTA – Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Indonesia hari ini, RABU, 17 JULI 2013, mengumumkan pendanaan baru senilai hampir 2 juta dollar AS untuk para peneliti Indonesia di bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan sebagai bagian dari program Kemitraan untuk Peningkatan Keterlibatan dalam Penelitian (Partnerships for Enhanced Engagement in Research/PEER).
Lima hibah baru diberikan kepada para ilmuwan dari berbagai lembaga penelitian dan universitas di Indonesia untuk melakukan penelitian inovatif di bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan selama tiga tahun. Berbagai penelitian tersebut menampilkan kerjasama ilmiah antara kedua negara di beberapa bidang yang langsung terkait dengan pembangunan di Indonesia. Bersama dengan enam hibah yang diberikan bulan lalu, jumlah total bantuan yang diberikan kepada peneliti Indonesia melalui program PEER tahun ini mencapai 2,8 juta dollar AS. Kelima hibah baru ini akan digunakan untuk mendanai penelitian kekebalan obat ganda pada tuberkulosis, demam berdarah, leptospirosis dan kualitas obat. Selebihnya dana akan digunakan untuk penelitian di bidang ilmu pengetahuan di berbagai daerah di Indonesia untuk mempelajari keanekaragaman hayati, pendidikan, perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya alam.
Secara global, melalui program PEER, USAID secara langsung memberikan dukungan kepada para peneliti di negara berkembang yang bekerjasama dengan para ilmuwan AS yang juga mendapatkan dana dari National Institutes of Health (NIH) dan National Science Foundation (NSF) di Amerika Serikat. Indonesia adalah salah satu daerah fokus untuk hibah kesehatan, dan sepertiga dari program kesehatan yang mendapatkan pendanaan global diberikan kepada peneliti Indonesia.
“Amerika Serikat dan Indonesia bersama-sama menangani beberapa tantangan global terbesar melalui kerjasama penelitian ilmiah di bawah program hibah yang penting ini,” kata Duta Besar AS Scot Marciel.
USAID Indonesia berkomitmen melaksanakan pembangunan dengan cara meningkatkan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk memperkuat kapasitas penelitian ilmiah.
JAKARTA – Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Indonesia hari ini, RABU, 17 JULI 2013, mengumumkan pendanaan baru senilai hampir 2 juta dollar AS untuk para peneliti Indonesia di bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan sebagai bagian dari program Kemitraan untuk Peningkatan Keterlibatan dalam Penelitian (Partnerships for Enhanced Engagement in Research/PEER).
Lima hibah baru diberikan kepada para ilmuwan dari berbagai lembaga penelitian dan universitas di Indonesia untuk melakukan penelitian inovatif di bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan selama tiga tahun. Berbagai penelitian tersebut menampilkan kerjasama ilmiah antara kedua negara di beberapa bidang yang langsung terkait dengan pembangunan di Indonesia. Bersama dengan enam hibah yang diberikan bulan lalu, jumlah total bantuan yang diberikan kepada peneliti Indonesia melalui program PEER tahun ini mencapai 2,8 juta dollar AS. Kelima hibah baru ini akan digunakan untuk mendanai penelitian kekebalan obat ganda pada tuberkulosis, demam berdarah, leptospirosis dan kualitas obat. Selebihnya dana akan digunakan untuk penelitian di bidang ilmu pengetahuan di berbagai daerah di Indonesia untuk mempelajari keanekaragaman hayati, pendidikan, perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya alam.
Dana hibah diberikan melalui seleksi berdasarkan bobot ilmiah, perkiraan pengaruhnya terhadap pembangunan, dan prospek kerjasama yang kuat antara ilmuwan Indonesia dan Amerika.
Secara global, melalui program PEER, USAID secara langsung memberikan dukungan kepada para peneliti di negara berkembang yang bekerjasama dengan para ilmuwan AS yang juga mendapatkan dana dari National Institutes of Health (NIH) dan National Science Foundation (NSF) di Amerika Serikat. Indonesia adalah salah satu daerah fokus untuk hibah kesehatan, dan sepertiga dari program kesehatan yang mendapatkan pendanaan global diberikan kepada peneliti Indonesia.
“Amerika Serikat dan Indonesia bersama-sama menangani beberapa tantangan global terbesar melalui kerjasama penelitian ilmiah di bawah program hibah yang penting ini,” kata Duta Besar AS Scot Marciel.
USAID Indonesia berkomitmen melaksanakan pembangunan dengan cara meningkatkan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk memperkuat kapasitas penelitian ilmiah.
Mafaza/TheTruthSeekerMedia
wah makasih ya manfaat banget ya,, sangat berguna untuk tugas pkn saya
BalasHapus