MESIR “NEGERI MUSLIM YANG PALING STRATEGIS” DI DUNIA
http://saripedia.wordpress.com/2013/08/17/mesir-negeri-muslim-yang-paling-strategis-di-dunia/
LOKASI MESIR YANG SANGAT STRATEGIS BAGI DUNIA BARAT :
LOKASI MESIR YANG SANGAT STRATEGIS BAGI JALUR EKONOMI DAN PERDAGANGAN DUNIA :
LOKASI MESIR YANG SANGAT STRATEGIS BAGI PELAYARAN INTERNASIONAL :
Strategisnya Negara Mesir
Kultwit @syahdami06
Malam ini saya akan kultwit tentang Mesir dan strategisnya negeri Piramid itu pake hastag #SaveEgypt jam 21:00 wib, 2 menit lagi. Simak!
Mesir adalah negara yang terletak benua Afrika di sebagian wilayahnya, negara yang berbatasan langsung dengan Palestina #SaveEgypt @fsldkindonesia
Negeri ini juga berbatasan langsung dengan negeri zionist Israel di semenanjung sinai dan rafah di Palestina tadi #SaveEgypt @fsldkindonesia
Kenapa Mesir begitu strategis bagi Dunia Islam dan kepentingan AS serta anak emasnya Israel? #SaveEgypt @fsldkindonesia
Mari kita tinjau dari kepentingan AS dan Israel dulu, karena mesir
adalah “pelaksana” blokade Gaza dengan penutupan perbatasan rafah #SaveEgypt
Dengan ditutupnya pintu rafah maka posisi Palestina terkurung oleh pagar raksasa Israel dan laut yang juga dikuasai Israel #SaveEgypt @fsldkindonesia
Dengan demikian maka yang berkuasa atas logistik masuk Gaza adalah Israel, makanya bantuan Internasional sulit masuk ke Gaza #SaveEgypt @fsldkindonesia
Termasuk bantuan dari Indonesia seperti yang sudah kita ketahui tragedi Mavi marmara #SaveEgypt @fsldkindonesia
Belum lagi kepentingan Israel dalam mengendalikan semenanjung sinai
dengan adanya perjanjian camp david (antara israel dan Mesir) #SaveEgypt @fsldkindonesia
Jadi.. ketika Mesir dikuasi oleh orang atau kelompok yang berpihak
kepada Palestina itu adalah petaka besar bagi Amerika Serikat &
Israel #SaveEgypt @fsldkindonesia
Selanjutnya kita tinjau dari kepentingan dunia Islam terhadap Mesir yang berpenduduk 82 juta jiwa menurut bank dunia #SaveEgypt @fsldkindonesia
Dari 82 juta jiwa tadi 94,6 % adalah muslim yang menjadikan Mesir
negeri muslim terbesar ke-4 setelah Indonesia, Pakistan & India #SaveEgypt
RALAT: Mesir menempati posisi ke-5 setelah Bangladesh dengan penduduk muslim yang besar, Mesir sangat berpengaruh di dunia Arab #SaveEgypt @fsldkindonesia
Posisi yang strategis lainnya lagi adalah Mesir menjadi negara perlintasan negara-negara yang melewati terusan suez #SaveEgypt @fsldkindonesia
Ditambah dengan kekuatan militer Mesir yg menempati posisi ke-7 di dunia, ini adalah potensi tawar yang strategis lagi #SaveEgypt @fsldkindonesia
Maka dengan segala potensi-potensi yang dimiliki tadi wajar bila
banyak pihak, kelompok dan kepentingan yang ingin menguasai Mesir #SaveEgypt @fsldkindonesia
Bahkan seorang pengamat dari AS mengatakan ketika menguasai populasi Mesir, maka sesungguhnya telah menguasai bangsa Arab #SaveEgypt @fsldkindonesia
Dan ketika menguasai populasi Arab maka sesungguhnya telah menguasai Dunia Islam #SaveEgypt @fsldkindonesia
Jadi jangan heran kalau kaum sekuler-liberal yang dibackup AS &
Israel serta disokong dari penguasa negara-negara teluk selain Qatar #SaveEgypt @fsldkindonesia
mati-matian mengkudeta presiden Morsi karena menganggap Morsi tidak berpihak pada kepentingan AS & Israel,#SaveEgypt @fsldkindonesia
sedangkan penguasa Arab lain, mereka takut gerakan revolusi ‘Arab Spring’ menimpa negeri mereka dan merenggut kekuasaan mereka #SaveEgypt @fsldkindonesia
Demikian kultwit malam ini tentang Strategisnya Negeri Mesir dengan hastag #SaveEgypt @fsldkindonesia
Catatan : Peta diperoleh dari berbagai sumber di Internet.
Artikel terkait: Mesir sebagai Pusat Peradaban Dunia
sumber: http://syahdami.blogspot.com
Analis: Para Pemimpin Arab Dukung "Penumpasan" Ikhwanul Muslimin
SHABESTAN
— Sejumlah analis politik Timur Tengah mengatakan, para pemimpin
negara-negara Arab secara diam-diam mendukung langkah keras Mesir
menghadapi pendukung Ikhwanul Muslimin.
http://shabestan.net/id/pages/?cid=11184
Dukungan
itu diberikan karena negara-negara Arab khawatir menguatnya pengaruh
Ikhwanul Muslimin di kawasan itu sejak gerakan "Arab Spring" akan
mengancam kekuasaan mereka.
Sejauh ini, hanya Qatar dan Tunisia, di mana Partai Ennahda yang berkuasa berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, mengecam kekerasan Kairo yang menewaskan lebih dari 600 orang itu.
"Semua kerajaan di kawasan Teluk, kecuali Qatar, khawatir revolusi Ikhwanul Muslimin akan ditularkan ke negara lain," kata Khattar Abou Diab, profesor dari Universitas Paris-Sud.
Dengan demikian, lanjut Abou Diab, para pemimpin negara-negara Arab berharap kembalinya situasi klasik kekuasaan di Mesir, sebuah negara penting di dunia Arab.
"Negara-negara ini, terutama Arab Saudi, sudah merasa terganggu dengan semakin kuatnya Turki dan Iran. Dukungan Arab Saudi kepada Mesir menunjukkan keinginan untuk kembali ke sebuah sistem tradisional Arab yang berbasis pada garis yang lebih klasik," tambah Abou Diab.
Turki, dengan pemerintah berhaluan Islam yang secara ideologi terkait dengan Ikhwanul Muslimin, mulai meningkatkan pengaruhnya di dunai Arab sejak pecahnya revolusi Arab Spring.
Sementara Iran memperkuat hubungannya dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan memperkukuh hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin Mesir.
"Apa yang terjadi di Mesir adalah produk sebuah isu regional besar, semacam perang dingin Arab, dan sudah jelas pihak mana yang akan menjadi pemenang," kata Shadi Hamid, pakar politik Timur Tengah dari Brookings Doha Centre.
Bagi Riyadh dan Abu Dhabi, lanjut Hamid, kudeta terhadap Muhammad Mursi menjadi pukulan keras bagi rival regional kedua negara itu, Ikhwanul Muslimin.
"Arab Saudi dan Uni Emirat Arab kini menjadi pendukung utama pemerintahan militer Mesir. Sangat tak mungkin berharap kedua negara ini mengkritik Mesir," ujar Hamid.
Selama 30 tahun, Arab Saudi dan Ikhwanul Muslimin sebenarnya memiliki hubungan yang cukup baik.
Namun, hubungan itu memburuk setelah Ikhwanul mengkritik kebijakan Riyadh yang menampung pasukan AS dalam Perang Teluk 1991.
Hubungan keduanya semakin buruk setelah serangan 11 September 2001 ke Gedung World Trade Center, New York, AS.
Saat itu, Riyadh menuding Ikhwanul Muslimin sebagai bagian dari ideologi jihad. Pernyataan itu diikuti keputusan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi pada 2002 yang menyatakan semua kelompok ekstremis berasal dari Ikhwanul Muslimin.
Namun, hal terburuk bagi Arab Saudi adalah semakin dekatnya hubungan antara Ikhwanul Muslimin dan Iran, yang adalah rival utama Arab Saudi dalam hal pengaruh politik di kawasan Timur Tengah.
Sejauh ini, hanya Qatar dan Tunisia, di mana Partai Ennahda yang berkuasa berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, mengecam kekerasan Kairo yang menewaskan lebih dari 600 orang itu.
"Semua kerajaan di kawasan Teluk, kecuali Qatar, khawatir revolusi Ikhwanul Muslimin akan ditularkan ke negara lain," kata Khattar Abou Diab, profesor dari Universitas Paris-Sud.
Dengan demikian, lanjut Abou Diab, para pemimpin negara-negara Arab berharap kembalinya situasi klasik kekuasaan di Mesir, sebuah negara penting di dunia Arab.
"Negara-negara ini, terutama Arab Saudi, sudah merasa terganggu dengan semakin kuatnya Turki dan Iran. Dukungan Arab Saudi kepada Mesir menunjukkan keinginan untuk kembali ke sebuah sistem tradisional Arab yang berbasis pada garis yang lebih klasik," tambah Abou Diab.
Turki, dengan pemerintah berhaluan Islam yang secara ideologi terkait dengan Ikhwanul Muslimin, mulai meningkatkan pengaruhnya di dunai Arab sejak pecahnya revolusi Arab Spring.
Sementara Iran memperkuat hubungannya dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan memperkukuh hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin Mesir.
"Apa yang terjadi di Mesir adalah produk sebuah isu regional besar, semacam perang dingin Arab, dan sudah jelas pihak mana yang akan menjadi pemenang," kata Shadi Hamid, pakar politik Timur Tengah dari Brookings Doha Centre.
Bagi Riyadh dan Abu Dhabi, lanjut Hamid, kudeta terhadap Muhammad Mursi menjadi pukulan keras bagi rival regional kedua negara itu, Ikhwanul Muslimin.
"Arab Saudi dan Uni Emirat Arab kini menjadi pendukung utama pemerintahan militer Mesir. Sangat tak mungkin berharap kedua negara ini mengkritik Mesir," ujar Hamid.
Selama 30 tahun, Arab Saudi dan Ikhwanul Muslimin sebenarnya memiliki hubungan yang cukup baik.
Namun, hubungan itu memburuk setelah Ikhwanul mengkritik kebijakan Riyadh yang menampung pasukan AS dalam Perang Teluk 1991.
Hubungan keduanya semakin buruk setelah serangan 11 September 2001 ke Gedung World Trade Center, New York, AS.
Saat itu, Riyadh menuding Ikhwanul Muslimin sebagai bagian dari ideologi jihad. Pernyataan itu diikuti keputusan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi pada 2002 yang menyatakan semua kelompok ekstremis berasal dari Ikhwanul Muslimin.
Namun, hal terburuk bagi Arab Saudi adalah semakin dekatnya hubungan antara Ikhwanul Muslimin dan Iran, yang adalah rival utama Arab Saudi dalam hal pengaruh politik di kawasan Timur Tengah.
[Sumber: Kompas]
Kondisi Suriah Setelah Basyar Asad Runtuh
http://shabestan.net/id/pages/?cid=11412
SHABESTAN
— Situs Khabar Online memuat sebuah makalah yang mengkhawatirkan hati
setiap pembaca. Makalah ini ditulis oleh Rasul Ja'fariyan dan
memprediksikan peta Suriah setelah Basyar Asad Runtuh. Mari kita simak
bersama.
Dari
sejak sekarang harus diprediksikan, ketika Basyar Asad runtuh, maka
kelompok Sunni non-Salafi akan menggelar pertempuran sengit dengan
Jabhah Al-Nushrah. Perang ini akan berlanjut selama bertahun-tahun dan
puluhan, bahkan ratusan ribu orang akan terbunuh. Pembantaian kaum Syiah
dan Alawi adalah lembaran lain dari peristiwa ini.
Kebersamaan imperium Al-Qaeda dan Amerika dalam peristiwa serangan terhadap Suriah adalah salah satu poin paling penting dan fundamental dalam lembaran sejarah ini.
Jika selama ini sering kita dengarkan bahwa Amerikalah yang telah membentuk Taliban dan Al-Qaeda, tetapi dalam perang Afghanistan secara lahiriah Al-Qaeda berada berlawanan dengan Amerika.
Sekarang dalam krisis Suriah, Al-Qaeda berada di samping Amerika. Jabhah Al-Nushrah dan kelompok-kelompok Salafi yang lain hadir dalam krisis ini dengan memanfaatkan dukungan Amerika.
Sangat menarik diperhatikan. Turki yang mengaku sebagai pendukung Islam, sekalipun telah banyak melemparkan klaim dan menyaksikan tangan Amerika dalam peristiwa keruntuhan Ikhwanul Muslimin Mesir, masih saja merasa senang dengan kehadiran Amerika di kawasan Timur Tengah ini.
Sekarang pertanyaan yang muncul adalah tujuan bersama apakah yang telah membuat Amerika dan Al-Qaeda bergerak bersama dalam masalah Suriah ini?
Mungkin Al-Qaeda kali ini tidak akan mengulangi kekalahan di Iraq yang sampai saat ini masih bergelimang dalam kubang. Al-Qaeda akan bersama Amerika supaya dapat memperoleh kekuatan di Suriah setelah menyingkirkan Asad; sebuah metode yang telah diuji oleh rakyat Iraq pada tahun 2003 dan mampu menggulingkan pemerintah Iraq dengan bantuan Amerika. Akhirnya, mereka berhasil merebut kekuasaan.
Apapun yang terjadi, ketika Basyar Asad runtuh, maka kelompok Sunni non-Salafi akan menggelar pertempuran sengit dengan kelompok Salafi. Perang ini akan berlanjut selama bertahun-tahun dan ratusan ribu orang akan terbunuh. Sekarang saja, setelah berlalu sepuluh tahun dari peristiwa Iraq, kita masih menyaksikan 20 hingga 100 orang setiap hari terbunuh di Negeri 1001 Malam ini.
Lebih dari itu, dalam kasus Suriah, pembantaian terhadap para pengikut Mazhab Syiah dan Alawi akan terjadi. Secara praktis, tanggung jawab semua ini berada di pundak negara-negara Barat, terutama Amerika.
yeikh Ali Jum’ah difitnah telah berfatwa
untuk membunuh pengikut Ikhwanul Muslimin. Padahal tidak. Khawatirnya
fitnah ini jadi alasan bagi Ikhwanul Muslimin untuk membunuh Syekh Ali
Jum’ah mengingat Ikhwanul Muslimin punya 500 ribu anggota di Mesir
sementara Syeikh Ali Jum’ah hanya sendiri.
Kalau tokoh Ikhwanul Muslimin / PKS / Tarbiyyah yg difitnah mereka berdalih: SUDAH TABAYYUN BELUM?
http://kabarislam.wordpress.com/2013/08/23/syeikh-ali-jumah-bantah-berfatwa-bunuh-ikhwanul-muslimin/
Tapi kalau orang yg mereka musuhi difitnah meski Ulama Al Azhar sekalipun, TIDAK PERLU PAKAI TABAYYUN. FITNAH LANGSUNG DISEBAR KE MANA-MANA…
PENDUKUNG IKHWANUL MUSLIMIN:
Hasim Hisam Readktur moslem info tolong berita tentang pemberitaan bahwa isu ttg fatwa pembunuhan demosntran oleh DR ali jumah adalah FITNAH, ternyata berita itu BENAR dan FAKTA. jd tolong berita anda yang di revisi di tarik atau jika tidak maka anda menyembunyikan yang HAQQ dan membirkan berita yang BATHIL menyebar emi menutupi KEBENARAN.!!!!! saya SIAP datangkan BUKTI jika anda kekurangan refrensi BUKTI dan saya SIAP ADU BUKTI dengan PIHAK moslem info. sekian.
Hasim Hisam Readktur moslem info tolong berita tentang pemberitaan bahwa isu ttg fatwa pembunuhan demosntran oleh DR ali jumah adalah FITNAH, ternyata berita itu BENAR dan FAKTA. jd tolong berita anda yang di revisi di tarik atau jika tidak maka anda menyembunyikan yang HAQQ dan membirkan berita yang BATHIL menyebar emi menutupi KEBENARAN.!!!!! saya SIAP datangkan BUKTI jika anda kekurangan refrensi BUKTI dan saya SIAP ADU BUKTI dengan PIHAK moslem info. sekian.
Inilah bantahan beliau:
Syeikh Ali Jum’ah Bantah Berfatwa Bunuh Ikhwanul Muslimin
Syaikh Ali Jum’ah Bantah Telah Berfatwa Agar Tentara Bunuh Ikhwanul Muslimin
Mantan Mufti Mesir Difitnah
Mosleminfo, Kairo—Baru-baru ini tersebar
sebuah berita fitnah terhadap Prof. Dr. Ali Jum’ah mantan mufti Mesir.
Fitnah ini beredar di jejaring sosial dan situs para pendukung Ikhwanul
Muslimin (IM), yang berisi bahwa ada seorang sniper yang mengaku
mendapatkan fatwa dari Dr. Ali Jum’ah untuk membunuh anggota IM, karena
mereka adalah khawarij dan halal darahnya.
Berita dusta dan penuh fitnah tersebut
segera dibantah oleh pihak Dr. Ali Jum’ah. Di dalam halaman resminya,
beliau menyatakan bahwa berita tersebut dusta dan sama sekali tidak
benar.
Salah seorang murid Dr. Ali Jum’ah, Habib Ali al-Jufri, seorang dai dari Yaman, juga langsung mengklarifikasi hal itu kepada beliau.
Salah seorang murid Dr. Ali Jum’ah, Habib Ali al-Jufri, seorang dai dari Yaman, juga langsung mengklarifikasi hal itu kepada beliau.
“Kami telah menghubungi guru kami Imam al-Allamah Ali Jum’ah, untuk menanyakan terkait berita yang ditersebar di berbagai situs internet mengenai fatwa membunuh (IM, red). Lantas beliau menjawab dengan jawaban yang sudah kami prediksi berdasarkan ilmu dan kemuliaan beliau. Beliau menjawab: “Ini berita dusta dan sama sekali tidak berdasar,” tulis Habib al-Jufri di dalam halaman facebooknya.
“Bagaimana dapat dipercaya bahwa seseorang itu berjuang menegakkan agama, jika menghalalkan menyebarkan berita dusta atas nama orang yang berbeda pendapat dengannya?,” tegas al-Jufri.
Sayang sekali, berita dusta tersebut sudah banyak beredar di tanah air yang disebarkan oleh media-media pendukung Morsi, presiden Mesir yang dilengserkan puluhan juta rakyatnya, dan jamaahnya Ikhwanul Muslimin.
Syeikh Ali Jum’ah Bantah Fatwakan Bunuh Pengikut Al Ikhwan
Mantan Mufti Mesir Masuk dalam Daftar Penculikan
Mosleminfo, Kairo—Harian
Mesir elwatannews memberitakan bahwa Ikhwanul Muslimin (IM) akan
mengeksekusi rencananya untuk melakukan penculikan terhadap para tokoh
politik, militer, dan agama, dengan memanfaatkan demonstrasi Jumat
(23/8) hari ini. Rencana penculikan ini sesuai dengan apa yang pernah
dilansir juga elwatannews beberapa hari yang lalu.
Di dalam situs resmi partai IM
FJP, dikatakan bahwa Letnan Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, Menteri
Pertahanan, telah memiliki daftar orang-orang yang akan diculik yang
berisi nama-nama anggota pro kudeta, lantas menuduh IM sebagai
pelakunya. Di dalam daftar tersebut disebutkan ada 3 nama tokoh Front
Penyelamat Nasional (FPN), 12 pimpinan militer dan polisi, Dr. Ali Gomah
mantan mufti Mesir, dan salah seorang pendeta. IM menyatakan bahwa
al-Sisi telah melakukan pertemuan dengan 3 orang jurnalis dua hari yang
lalu, untuk melakukan kesepakatan pemberitaan di dalam dan luar negeri.
Kesepakatan itu adalah memberikan secara masif tentang penculikan dan
menuduh IM sebagai pelakunya, serta memberi label IM sebagai kelompok
teroris, baik di tingkat regional maupun internasional.
SISI KE-YAHUDI-AN IKHWANUL MUSLIMIN (2)......??
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/08/sisi-ke-yahudi-ikhwanul-muslimin-2.html#.UiQ0MX-N6So
Saya (blogger) tidak akan membahas koneksi antara zionisme
internasional dengan gerakan persaudaraaan muslim atau Ikhwanul Muslimin
melalui "jalur" Mohammad Moersi, mantan presiden Mesir terguling yang
pernah bersekolah dan bekerja di Amerika dan 2 orang anaknya masih
tinggal di sana dan bahkan kemungkinan memiliki kewarganegaraan ganda
Amerika-Mesir. Atau melalui "jalur" istri Moersi, Najla Ali Mahmoud,
yang menjadi salah seorang pemimpin gerakan wanita Ikhwanul Muslimin
dunia atau Ikhwanul Muslimah (Moslems Sisterhood), meski pun nantinya
juga akan tersambungkan ke sana. Saya akan membahas mengenai Saleha
Mahmood Abedin, tokoh Moslems Sisterhood lainnya.
Saleha Mahmood Abedin (SMA) adalah sosok wanita yang sangat menarik untuk dibahas. Ia memiliki banyak jabatan terhormat di dunia internasional. Di antara jabatan prestisius yang pernah diembannya adalah Ketua “International Islamic Committee for Woman and Child” (IICWC), guru besar dan pendiri Dar Al-Hekma College di Jeddah-Saudi Arabia, Direktur Institute of Muslim Minority Affairs di Inggris dan tentu saja sebagai salah seorang pemimpin Moslems Sisterhood bersama Najla Ali Mahmoud. Namun yang jauh lebih menarik lagi adalah fakta bahwa Saleha adalah ibu kandung dari Huma Abedin, mantan kepala staff kemenlu Amerika dan sekretaris pribadi senator dan mantan menlu Amerika Hillary Clinton, serta satu fakta lainnya, yaitu sebagai ibu mertua dari Anthony Weiner, seorang politisi yahudi Amerika.
Ketika seorang senator Amerika, Michele Bachmann, mempertanyakan pengaruh Ikhwanul Muslimin dalam pemerintahan Amerika, Senator John McCain menyelanya dengan keras: "Berani-beraninya kamu Michele Bachmann!”.
Kita mengetahui McCain adalah pendukung setia Mohammad Moersi yang dengan tegas menyebut tindakan militer melengserkan Moersi sebagai "kudeta militer", meski pemerintah Amerika justru menyambut baik kudeta tersebut. Dan blog ini juga pernah menulis tentang keterkaitan McCain dengan jaringan zionis internasional, termasuk hutang jasanya pada keluarga Bronfman, "Bapak Mafia Amerika" yang pernah menjadi ketua World Jewish Congress dan menjadi salah seorang inventor "Holocoust Industry".
Dan ketika Hillary Clinton berkunjung ke Saudi Arabia bulan Februari 2010, salah satu tempat yang dikunjunginya tentu saja adalah Dar Al-Hekma College Jeddah, universitas dimana Saleha mengajar. Dalam pidatonya di tempat ini Hillary memuji-muji Saleha sebagai seorang pionir dalam memajukan hubungan Amerika dengan dunia Islam.
Selanjutnya Hillary pun menambahkan:
"Namun saya harus mengakui satu hal yang tidak dikatakan Dr. Saleha Abedin, yaitu bahwa memiliki hubungan yang seperti hubungan darah dengan sekolah ini. Putri Dr. Saleha Abedin, Huma Abedin, adalah wakil kepala staff saya yang telah bekerja kepada saya sejak masih kuliah di George Washington University di Washington, D.C.”
Dr. Saleha juga pernah memimpin Muslim World League, sebuah yayasan yang didanai Saudi Arabia dan diduga memiliki kaitan dengan beberapa kelompok teroris termasuk al-Qaida.
Saleha Mahmood Abedin (SMA) adalah sosok wanita yang sangat menarik untuk dibahas. Ia memiliki banyak jabatan terhormat di dunia internasional. Di antara jabatan prestisius yang pernah diembannya adalah Ketua “International Islamic Committee for Woman and Child” (IICWC), guru besar dan pendiri Dar Al-Hekma College di Jeddah-Saudi Arabia, Direktur Institute of Muslim Minority Affairs di Inggris dan tentu saja sebagai salah seorang pemimpin Moslems Sisterhood bersama Najla Ali Mahmoud. Namun yang jauh lebih menarik lagi adalah fakta bahwa Saleha adalah ibu kandung dari Huma Abedin, mantan kepala staff kemenlu Amerika dan sekretaris pribadi senator dan mantan menlu Amerika Hillary Clinton, serta satu fakta lainnya, yaitu sebagai ibu mertua dari Anthony Weiner, seorang politisi yahudi Amerika.
Ketika seorang senator Amerika, Michele Bachmann, mempertanyakan pengaruh Ikhwanul Muslimin dalam pemerintahan Amerika, Senator John McCain menyelanya dengan keras: "Berani-beraninya kamu Michele Bachmann!”.
Kita mengetahui McCain adalah pendukung setia Mohammad Moersi yang dengan tegas menyebut tindakan militer melengserkan Moersi sebagai "kudeta militer", meski pemerintah Amerika justru menyambut baik kudeta tersebut. Dan blog ini juga pernah menulis tentang keterkaitan McCain dengan jaringan zionis internasional, termasuk hutang jasanya pada keluarga Bronfman, "Bapak Mafia Amerika" yang pernah menjadi ketua World Jewish Congress dan menjadi salah seorang inventor "Holocoust Industry".
Dan ketika Hillary Clinton berkunjung ke Saudi Arabia bulan Februari 2010, salah satu tempat yang dikunjunginya tentu saja adalah Dar Al-Hekma College Jeddah, universitas dimana Saleha mengajar. Dalam pidatonya di tempat ini Hillary memuji-muji Saleha sebagai seorang pionir dalam memajukan hubungan Amerika dengan dunia Islam.
Selanjutnya Hillary pun menambahkan:
"Namun saya harus mengakui satu hal yang tidak dikatakan Dr. Saleha Abedin, yaitu bahwa memiliki hubungan yang seperti hubungan darah dengan sekolah ini. Putri Dr. Saleha Abedin, Huma Abedin, adalah wakil kepala staff saya yang telah bekerja kepada saya sejak masih kuliah di George Washington University di Washington, D.C.”
Dr. Saleha juga pernah memimpin Muslim World League, sebuah yayasan yang didanai Saudi Arabia dan diduga memiliki kaitan dengan beberapa kelompok teroris termasuk al-Qaida.
REF:
"The explosive secret Huma is hiding"; Aaron Klein; World Net Daily; 25 Juli 2013
SISI KE-YAHUDI-AN IKHWANUL MUSLIMIN ??....
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/08/sisi-ke-yahudi-ikhwanul-muslimin.html#more
Bagi yang mau berfikir bersih sejenak dengan membuang semua persepsi,
pandangan, asumsi, dan anggapan, apa yang dilakukan para pemimpin
Ikhwanul Muslimin adalah sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai agama,
khususnya Islam. Kedekatan mereka dengan orang-orang zionis yang masih
menjajah rakyat Palestina adalah bukti nyata kemunafikan mereka. Dan
kalaupun sesekali mereka melakukan sesuatu yang "seperti" bertentangan
dengan zionis, itu hanyalah sandiwara belaka.
Contoh paling nyata adalah kecaman Tayyip Erdogan, tokoh Ikhwanul Muslimin yang menjadi perdana menteri Turki kepada Israel, yang menurutnya berada di belakang kudeta militer Mesir. Kecaman tersebut dikeluarkan Erdogan dalam satu wawancara televisi tgl 20 Agustus lalu.
Kecaman tersebut kontan membuat para pendukung Ikhwanul Muslimin membusungkan dada dan membanggakan Erdogan sebagai seorang muslim sejati yang "memusuhi Israel", tanpa peduli dengan fakta Erdogan masih mempertahankan hubungan diplomatik dengan Israel dan mempertahankan hukum larangan berjilbab di tempat-tempat publik. Padahal dalam kasus terakhir, jika Erdogan mau ia dengan mudah bisa menghapuskan hukum yang tidak saja bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi, namun terlebih lagi sangat bertentangan dengan agama Islam. Erdogan dan partainya, Partai Keadilan yang merupakan partai politik bentukan Ikhwanul Muslimin Turki, tidak saja menguasai pemerintahan, namun juga parlemen. Selain itu jabatan kepala negara (presiden) juga dipegang oleh kader Ikhwanul Muslimin, yaitu Abdullah Gul.
Kembali kepada kecaman Erdogan terhadap Israel, ketika Israel dan Amerika bereaksi keras atas komentar Erdogan tentang kudeta Mesir itu, tiba-tiba saja Erdogan membantah telah mengeluarkan kecaman terhadap Israel. Menurutnya ia tidak bermaksud mengecam Israel, hanya mengecam "mentalitas yang menjadi dasar tindakan kudeta".
Lihatlah sikap "mencla-mencle" tersebut, yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang "munafik" dan orang-orang yang "sakit mental".
Namun contoh paling mencolok mata adalah kasus tragedi Mavi Marmara tahun 2010, ketika pasukan komando Israel menyerang kapal berbendera Turki di perairan internasional dan membunuh dengan keji 9 warga Turki di dalamnya. Perlu setahun lebih bagi Erdogan untuk bereaksi keras atas tragedi yang dalam standar hubungan internasional cukup untuk memicu terjadinya perang. Itupun setelah Israel dengan angkuh menolak untuk sekedar meminta ma'af.
Yang dilakukan Erdogan pun hanya sekedar tindakan "pencitraan", dengan menarik dubesnya di Israel dan menghentikan kerjasama pertahanan dan keamanan sementara hubungan ekonomi tetap berjalan biasa. Bahkan beberapa bulan kemudian secara diam-diam Erdogan memulihkan hubungan pertahanan dan keamanan kedua negara. Tidak ada aksi penculikan oleh inteligen Turki atas orang-orang Israel yang dianggap bertanggungjawab sebagaimana telah ditetapkan pengadilan Turki. Tidak ada juga "pesan politik" untuk sekedar menunjukkan bahwa Turki tidak bisa dilecehkan begitu saja oleh Israel, seperti "serangan teroris" di Israel oleh inteligen Turki, atau "pukulan-pukulan ringan" berupa tembakan 1 atau 2 roket ke wilayah Israel sebagaimana sering dilakukan Hizbollah.
Sikap munafik juga dilakukan para pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir. Setelah berpidato berapi-api menggelorakan semangat jihad kepada para pendukungnya untuk melawan tentara, mereka bersembunyi di rumah-rumah mereka yang nyaman ketika para pendukungnya dibantai oleh tentara di jalanan.
Lain lagi yang dilakukan para pemimpin Hamas Palestina (Hamas adalah kelompok yang didirikan oleh para pengikut Ikhwanul Muslimin Palestina). Bertahun-tahun mereka hidup di bawah perlindungan pemerintah Syria dan Iran setelah negara-negara Arab lainnya meninggalkan mereka karena takut pada ancaman Israel dan Amerika. Mereka bahkan mendirikan markas perjuangannya di Damaskus. Mereka makan minum dan tinggal nyaman dengan cuma-cuma di Damaskus. Sebagian gaji mereka dan juga gaji para anggota milisi mereka di lapangan, termasuk senjata yang mereka gunakan untuk melawan Israel, juga berasal dari Syria dan Iran. Namun ketika Syria diserang oleh zionis internasional, mereka menyelamatkan diri sendiri dan memindahkan "rumah" mereka ke Qatar yang terlibat aktif dalam penyerangan Syria. Tidak hanya itu, mereka bahkan berbalik memusuhi Syria dan mengirimkan milisi-milisi mereka untuk memerangi pemerintah Syria.
Tidak ada tindakan yang lebih hina dibandingkan pengkhianatan mereka atas Syria.
Media online independen Veterans Today awalnya bersimpati pada para pendukung Presiden Moersi yang merupakan tokoh Ikhwanul Muslimin. (Saya sempat ingin menulis fenomena "perbedaan" sikap politik media-media online independen atas konflik Mesir, utamanya antara Veterans Today dengan Voltairenet sebagai perbandingan perbedaan sikap politik negara-negara Islam atas konflik tersebut). Namun kini sepertinya Veterans Today telah berubah sikap, salah satunya setelah memposting artikel berjudul "Jewish side of Muslim Brotherhood" atau "Sisi Yahudi Ikhwanul Muslimin" yang ditulis kolumnisnya Dr. Ashraf Ezzat.
Melalui penyelidikannya yang mendalam atas berbagai aksi Ikwanul Muslimin Mesir, Dr. Ezzat menyimpulkan kelompok itu tidak berbeda jauh dengan gerakan zionis lainnya, meski awalnya organisasi ini didirikan untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel. Penyelidikan yang dilakukannya termasuk propaganda perjuangan kelompok itu dengan membuat berbagai material seperti foto-foto dan video propaganda yang direkayasa dengan menggunakan aktor-aktor bayaran, meski sebagian ulama dan pengikut kelompok ini yang "shaleh" menganggap film maupun drama teater sebagai barang haram, apalagi film yang berisi kebohongan.
"Beberapa aktor Ikhwanul Muslimin memegang spanduk-spanduk yang bertuliskan “NO SCAF” … “Morcy is the president for 4 years” … “Morcy is the beloved president” … “we are against coup” … “we’re gonna protest till the return of our legitimate president Morsy”. Satu hal yang bisa diperhatikan adalah tulisan itu berbahasa Inggris dan saya bisa pastikan bahwa 90% dari aktor itu tidak bisa berbahasa Inggris. Propaganda Ikhwanul Muslimin itu sepenuhnya ditujukan kepada negara-negara barat. Mereka tahu bahwa untuk menduduki kepresidenan mereka didukung oleh Amerika, dan jika mereka menginginkan kekuasaan Moersi kembali, mereka harus mendapat dukungan Amerika dan sekutu-sekutunya."
Demikian tulis Dr. Ezzat dalam artikelnya.
Menurut Ezzat sebagian dari foto-foto dan video-video yang dirilis Ikhwanul Muslimin dibuat di studio yang pembuatannya melibatkan sekelompok aktor dan sutradara yang dibayar.
"Dalam satu sesi pemotretan, para aktor yang terdiri dari pria dan wanita, mereka bahkan membawa anak-anak kecil. Mereka beraksi seolah-oleh tengah diserang oleh polisi yang kejam dalam aksi heroik mereka membela Moersi," tambah Dr. Ezzat.
Menurut pengakuannya, Dr. Ezzat berhasil mendapatkan informasi-informasi menarik tersebut berkat bantuan pimpinan El Badil TV, Mohamed Anwar, yang terlibat aktif dalam pembuatan foto-foto dan video propaganda Ikhwanul Muslimin Mesir.
"Sesi pemotretan berlanjut dengan beberapa orang berpose seperti orang yang tengah terluka oleh tembakan peluru tajam dan yang lainnya oleh tembakan gas air mata.... sebagian dengan leher yang patah .... dan seorang wanita muda berwajah tanpa dosa yang berjilbab berdiri teguh dengan Al Qur'an di tangannya (kitab suci Islam yang mengajarkan larangan mencuri dan berbohong apalagi yang diatas namakan Tuhan). Namun adegan utamanya dimainkan oleh 2 wanita yang mengenakan niqab (busana muslimah panjang) hitam. Salah seorang di antaranya tergeletak dengan punggung di tanah, seperti baru tertembak. Ia dipegangi oleh wanita lainnya yang tangannya tampak berlumuran darah. Adegan itu ditambah dengan seorang laki-laki pengikut Ikwanul Muslimin yang berpakaian putih, mencoba memberikan pertolongan pertama yang ternyata gagal menyelamatkan wanita itu," tulis Dr. Ezzat lagi.
Aksi-aksi propaganda lainnya di antaranya adalah membawa mayat mayat-mayat anggota Ikhwanul Muslimin yang telah tewas ke lokasi demonstrasi beberapa saat sebelum penyerbuan polisi, dan membakarnya saat polisi dan tentara tiba sehingga menjadi alasan untuk menuduh polisi dan tentara telah bertindak keji.
"Pallywood" adalah terminologi yang diciptakan orang-orang zionis untuk semua bentuk propaganda yang dianggapnya anti-Israel, meski Israel adalah master segala bentuk propaganda. Dan apa yang dilakukan Ikhwanul Muslimin dengan segala propagandanya itu merupakan mentalitas para zionis. "Dengan tipu daya", demikian moto yang digunakan dinas inteligen Israel Mossad.
Ikhwan menggunakan teknik-teknik yang sama dengan yang digunakan zionis, termasuk propaganda pencitraan diri sebagai "korban penindasan". Ikhwanul Muslimin mencoba menyamakan penindasan Nazi Jerman dengan penindasan regim militer, aksi duduk di dalam kemah-kemah dengan kamp konsentrasi Jerman, dan mayat-mayat anggota Ikwanul Muslimin yang terbakar dengan mayat orang-orang yahudi yang dibakar di dalam tungku.
Contoh paling nyata adalah kecaman Tayyip Erdogan, tokoh Ikhwanul Muslimin yang menjadi perdana menteri Turki kepada Israel, yang menurutnya berada di belakang kudeta militer Mesir. Kecaman tersebut dikeluarkan Erdogan dalam satu wawancara televisi tgl 20 Agustus lalu.
Kecaman tersebut kontan membuat para pendukung Ikhwanul Muslimin membusungkan dada dan membanggakan Erdogan sebagai seorang muslim sejati yang "memusuhi Israel", tanpa peduli dengan fakta Erdogan masih mempertahankan hubungan diplomatik dengan Israel dan mempertahankan hukum larangan berjilbab di tempat-tempat publik. Padahal dalam kasus terakhir, jika Erdogan mau ia dengan mudah bisa menghapuskan hukum yang tidak saja bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi, namun terlebih lagi sangat bertentangan dengan agama Islam. Erdogan dan partainya, Partai Keadilan yang merupakan partai politik bentukan Ikhwanul Muslimin Turki, tidak saja menguasai pemerintahan, namun juga parlemen. Selain itu jabatan kepala negara (presiden) juga dipegang oleh kader Ikhwanul Muslimin, yaitu Abdullah Gul.
Kembali kepada kecaman Erdogan terhadap Israel, ketika Israel dan Amerika bereaksi keras atas komentar Erdogan tentang kudeta Mesir itu, tiba-tiba saja Erdogan membantah telah mengeluarkan kecaman terhadap Israel. Menurutnya ia tidak bermaksud mengecam Israel, hanya mengecam "mentalitas yang menjadi dasar tindakan kudeta".
Lihatlah sikap "mencla-mencle" tersebut, yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang "munafik" dan orang-orang yang "sakit mental".
Namun contoh paling mencolok mata adalah kasus tragedi Mavi Marmara tahun 2010, ketika pasukan komando Israel menyerang kapal berbendera Turki di perairan internasional dan membunuh dengan keji 9 warga Turki di dalamnya. Perlu setahun lebih bagi Erdogan untuk bereaksi keras atas tragedi yang dalam standar hubungan internasional cukup untuk memicu terjadinya perang. Itupun setelah Israel dengan angkuh menolak untuk sekedar meminta ma'af.
Yang dilakukan Erdogan pun hanya sekedar tindakan "pencitraan", dengan menarik dubesnya di Israel dan menghentikan kerjasama pertahanan dan keamanan sementara hubungan ekonomi tetap berjalan biasa. Bahkan beberapa bulan kemudian secara diam-diam Erdogan memulihkan hubungan pertahanan dan keamanan kedua negara. Tidak ada aksi penculikan oleh inteligen Turki atas orang-orang Israel yang dianggap bertanggungjawab sebagaimana telah ditetapkan pengadilan Turki. Tidak ada juga "pesan politik" untuk sekedar menunjukkan bahwa Turki tidak bisa dilecehkan begitu saja oleh Israel, seperti "serangan teroris" di Israel oleh inteligen Turki, atau "pukulan-pukulan ringan" berupa tembakan 1 atau 2 roket ke wilayah Israel sebagaimana sering dilakukan Hizbollah.
Sikap munafik juga dilakukan para pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir. Setelah berpidato berapi-api menggelorakan semangat jihad kepada para pendukungnya untuk melawan tentara, mereka bersembunyi di rumah-rumah mereka yang nyaman ketika para pendukungnya dibantai oleh tentara di jalanan.
Lain lagi yang dilakukan para pemimpin Hamas Palestina (Hamas adalah kelompok yang didirikan oleh para pengikut Ikhwanul Muslimin Palestina). Bertahun-tahun mereka hidup di bawah perlindungan pemerintah Syria dan Iran setelah negara-negara Arab lainnya meninggalkan mereka karena takut pada ancaman Israel dan Amerika. Mereka bahkan mendirikan markas perjuangannya di Damaskus. Mereka makan minum dan tinggal nyaman dengan cuma-cuma di Damaskus. Sebagian gaji mereka dan juga gaji para anggota milisi mereka di lapangan, termasuk senjata yang mereka gunakan untuk melawan Israel, juga berasal dari Syria dan Iran. Namun ketika Syria diserang oleh zionis internasional, mereka menyelamatkan diri sendiri dan memindahkan "rumah" mereka ke Qatar yang terlibat aktif dalam penyerangan Syria. Tidak hanya itu, mereka bahkan berbalik memusuhi Syria dan mengirimkan milisi-milisi mereka untuk memerangi pemerintah Syria.
Tidak ada tindakan yang lebih hina dibandingkan pengkhianatan mereka atas Syria.
Media online independen Veterans Today awalnya bersimpati pada para pendukung Presiden Moersi yang merupakan tokoh Ikhwanul Muslimin. (Saya sempat ingin menulis fenomena "perbedaan" sikap politik media-media online independen atas konflik Mesir, utamanya antara Veterans Today dengan Voltairenet sebagai perbandingan perbedaan sikap politik negara-negara Islam atas konflik tersebut). Namun kini sepertinya Veterans Today telah berubah sikap, salah satunya setelah memposting artikel berjudul "Jewish side of Muslim Brotherhood" atau "Sisi Yahudi Ikhwanul Muslimin" yang ditulis kolumnisnya Dr. Ashraf Ezzat.
Melalui penyelidikannya yang mendalam atas berbagai aksi Ikwanul Muslimin Mesir, Dr. Ezzat menyimpulkan kelompok itu tidak berbeda jauh dengan gerakan zionis lainnya, meski awalnya organisasi ini didirikan untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel. Penyelidikan yang dilakukannya termasuk propaganda perjuangan kelompok itu dengan membuat berbagai material seperti foto-foto dan video propaganda yang direkayasa dengan menggunakan aktor-aktor bayaran, meski sebagian ulama dan pengikut kelompok ini yang "shaleh" menganggap film maupun drama teater sebagai barang haram, apalagi film yang berisi kebohongan.
"Beberapa aktor Ikhwanul Muslimin memegang spanduk-spanduk yang bertuliskan “NO SCAF” … “Morcy is the president for 4 years” … “Morcy is the beloved president” … “we are against coup” … “we’re gonna protest till the return of our legitimate president Morsy”. Satu hal yang bisa diperhatikan adalah tulisan itu berbahasa Inggris dan saya bisa pastikan bahwa 90% dari aktor itu tidak bisa berbahasa Inggris. Propaganda Ikhwanul Muslimin itu sepenuhnya ditujukan kepada negara-negara barat. Mereka tahu bahwa untuk menduduki kepresidenan mereka didukung oleh Amerika, dan jika mereka menginginkan kekuasaan Moersi kembali, mereka harus mendapat dukungan Amerika dan sekutu-sekutunya."
Demikian tulis Dr. Ezzat dalam artikelnya.
Menurut Ezzat sebagian dari foto-foto dan video-video yang dirilis Ikhwanul Muslimin dibuat di studio yang pembuatannya melibatkan sekelompok aktor dan sutradara yang dibayar.
"Dalam satu sesi pemotretan, para aktor yang terdiri dari pria dan wanita, mereka bahkan membawa anak-anak kecil. Mereka beraksi seolah-oleh tengah diserang oleh polisi yang kejam dalam aksi heroik mereka membela Moersi," tambah Dr. Ezzat.
Menurut pengakuannya, Dr. Ezzat berhasil mendapatkan informasi-informasi menarik tersebut berkat bantuan pimpinan El Badil TV, Mohamed Anwar, yang terlibat aktif dalam pembuatan foto-foto dan video propaganda Ikhwanul Muslimin Mesir.
"Sesi pemotretan berlanjut dengan beberapa orang berpose seperti orang yang tengah terluka oleh tembakan peluru tajam dan yang lainnya oleh tembakan gas air mata.... sebagian dengan leher yang patah .... dan seorang wanita muda berwajah tanpa dosa yang berjilbab berdiri teguh dengan Al Qur'an di tangannya (kitab suci Islam yang mengajarkan larangan mencuri dan berbohong apalagi yang diatas namakan Tuhan). Namun adegan utamanya dimainkan oleh 2 wanita yang mengenakan niqab (busana muslimah panjang) hitam. Salah seorang di antaranya tergeletak dengan punggung di tanah, seperti baru tertembak. Ia dipegangi oleh wanita lainnya yang tangannya tampak berlumuran darah. Adegan itu ditambah dengan seorang laki-laki pengikut Ikwanul Muslimin yang berpakaian putih, mencoba memberikan pertolongan pertama yang ternyata gagal menyelamatkan wanita itu," tulis Dr. Ezzat lagi.
Aksi-aksi propaganda lainnya di antaranya adalah membawa mayat mayat-mayat anggota Ikhwanul Muslimin yang telah tewas ke lokasi demonstrasi beberapa saat sebelum penyerbuan polisi, dan membakarnya saat polisi dan tentara tiba sehingga menjadi alasan untuk menuduh polisi dan tentara telah bertindak keji.
"Pallywood" adalah terminologi yang diciptakan orang-orang zionis untuk semua bentuk propaganda yang dianggapnya anti-Israel, meski Israel adalah master segala bentuk propaganda. Dan apa yang dilakukan Ikhwanul Muslimin dengan segala propagandanya itu merupakan mentalitas para zionis. "Dengan tipu daya", demikian moto yang digunakan dinas inteligen Israel Mossad.
Ikhwan menggunakan teknik-teknik yang sama dengan yang digunakan zionis, termasuk propaganda pencitraan diri sebagai "korban penindasan". Ikhwanul Muslimin mencoba menyamakan penindasan Nazi Jerman dengan penindasan regim militer, aksi duduk di dalam kemah-kemah dengan kamp konsentrasi Jerman, dan mayat-mayat anggota Ikwanul Muslimin yang terbakar dengan mayat orang-orang yahudi yang dibakar di dalam tungku.
REF:
"The Jewish side of Muslim Brotherhood"; Dr. Ashraf Ezzat; Veterans Today, 24 Agustus 2013
1 komentar:
- setiap perjuangan sebenarnya rosullah punya para meter untuk ukuran standar kelembutan kemanusiaan yang amat di junjung tinggi nyawa manusia harganya mahal kecuali tukar dengan sistem islam hancur atau nyawa tahap pertama nabi kita diancam sayang nyawa atau harta rosullah pilih nyawa lebih baik meninggalkan harta hijrah ke madinah namun setelah di madinah perkembangan islam sudah sedemikian berkembangnya kutub mekah mulai gelisah tetap rasulullah menghadapi dgn lembut walau perjanjian hudaybiah secara kasat mata merugikan umat islam tetap rosulullah konsisten menerapkannya sedemikian rupa perundingan dengan kafirin dan musyrikin demi harga nyawa mahal dan perlu di hindari dari pertumpahan darah namun yang diinginkan kutub mekah menghancurkan sehancur hancurnya islam itu dan di lenyapkan dari muka bumi yang mereka inginkan bukan lain kalo ini harga nyawa jauh lebih murah dan ini tak bisa di hindarkan lagi mundur tetap habis dan masuk neraka maju menyongsong kemenangan tak akan ada harganya hidup sesaat ditukar kebahagiaan yang kekal sungguh itu yang di lakukan ayatullah khomeni hancur sistem islam yang di bangun berkat perjuangan dari fatimah dan ali dan ahlul bayt 1400 tahun yang lalu sungguh bukan waktu yang singkat setelah amanah di tangan dan perjuangan panjang nenek moyangnya ribuan tahun sudah berapa banyak korban sementara tiang pancang sudah di tegakkan panji panji sudah di kibarkan rakyat 98 persen mendukung sungguh murah nyawa mereka ingin menerapkan untuk rakyatnya kenapa harus di habisi di hancurkan sungguh biasanya munafikin dan dzolim akan di makan kafirin jahat .terbukti pada sadam dan khadafi cukup banyak ulama yang di tangkapi tampa pengadilan di culik dan hilang demi memuaskan amerika namun harus jadi tumbal dinasti abasyiah dzolim dan asobiyah mungkin kita yang menilai mereka membawa panji islam padahal sebenarnya mereka membawa panji panji arab dan kejam dan di habisi oleh kaum kafirin jahat mongolia itu sudah hukumnya dan sadam di perintah amerika menyerang kuwait toh ujungnya itu jadi alasan irak untuk dihancurkan begitulah
sekenario Allah setelah kutub mekah jatuh pelan pelan kekuasaan romawi lepas .itu pasti setelahgagal di syiria kutub mekah (saudi dan qatar atau yordania ) boleh jadi turky jadi tumbal sama seperti sadam dulu namun jatuh mungkin ekonominya porak poranda biasanya barang siapa yang menebar angin dia akan menuai badai wallahualam
SEKARANG LIHAT AJA... LIHAT DENGAN HATI KECIL ANDA, APAKAH YAHUDI SENANG DENGAN KEPIMPINAN AS SISI ATAU MORSI? JANGAN MENGADA2, TULISAN ANDA SANGAT TENDENSIUS. KALO ANDA MENDUKUNG AS SISI, BERARTI ANDA JUGA MENDUKUNG SEORANG YG TELAH BERSUMPAH LALU MENGINGKARINYA!!!??? GERAKAN IKHWAN, GERAKAN YANG PALING DITAKUTI BUAT AMERIKA DAN SEKUTUNYA, KHSUSUSNYA YAHUDI. SILAHKAN, ANDA AFILIASI DENGAN GERAKAN ORGANISASI ISLAM APA? SUPAYA KITA DISKUSINYA LEBIH FAIR
BalasHapus