JANGAN LEWATKAN
Kupas Plus Minus Mobil Murah Agya (I)
VIDEO: Preman Siksa Wanita Hingga Kelaminnya Rusak
NASIONAL
Anjing Liar di Bali Diracun dan Dibantai demi APEC?
Dinas Peternakan bantah gunakan racun dan kekerasan untuk eliminasi.
ddd
Senin, 16 September 2013, 10:47
Aries Setiawan, Bobby Andalan (Bali)
(REUTERS/ Gleb Garanich)
VIVAnews -
Eliminasi
anjing liar di Kabupaten Badung menuai protes sejumlah kalangan
masyarakat. Protes itu salah satunya datang dari pentolan grup band Superman Is Dead (SID), Jerinx.
Drummer grup band ternama Tanah Air itu protes lantaran terjadi pembunuhan terhadap anjing liar secara sadis.
Melalui akun twitternya, @JRX_SID, ia mengecam penyiksaan terhadap hewan tersebut.
Melalui akun twitternya, @JRX_SID, ia mengecam penyiksaan terhadap hewan tersebut.
"Demi APEC anjing-2 di seputaran Nusa Dua/Jimbaran diracun/dipukuli sampai mati. Semoga nanti anak-cucumu jadi anjing," kicau Jerinx.
Dikonfirmasi hal tersebut, Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Badung, Made Badra, Senin 16 September 2013 membantah pihaknya melakukan eliminasi dengan cara meracun dan memukul anjing sampai mati.
"Kalau kami (melakukan eliminasi) tidak pernah menggunakan racun, apalagi memukul-mukul anjing sampai mati," katanya.
Menurut pejabat asal Kuta itu, ada protap khusus dalam proses eliminasi anjing. Anjing yang dimusnahkan adalah anjing liar yang tidak bertuan. Sedangkan bagi anjing milik masyarakat tidak dieliminasi kecuali anjing itu sakit atau atas permintaan pemiliknya.
Kendati begitu, ia mengimbau masyarakat pemilik anjing agar mengikat atau mengandangkan binatang peliharaannya agar tidak mengganggu orang lain.
Karena jika anjing tersebut sampai mengigit orang, maka sesuai peraturan daerah (Perda) Kabupaten Badung yang bertanggungjawab atas korban adalah pemilik anjing.
"Kalau (anjing) ada pemiliknya kami tidak eliminasi, kecuali anjing itu sakit. Tapi, kami sarankan kepada pemilik agar anjingnya diikat atau dikandangkan," tuturnya.
Bagi anjing peliharaan yang ditemukan lepas, maka petugas akan mengumumkan keberadaan anjing tersebut kepada masyarakat sekitar. Jika dalam waktu satu sampai dua hari tidak ada yang mengakui sebagai pemilik, baru anjing tersebut dimusnahkan.
Dalam proses eliminasi, kata Badra, pihaknya tidak menggunakan racun ataupun dipukul, melainkan ditangkap, ditidurkan dan disuntik mati. Dengan begitu, anjing tidak akan merasakan sakit.
"Selama eliminasi kami pasti melibatkan aparat desa di sana dan itu ada jadwalnya," katanya.
Badra menegaskan apa yang disampaikan oleh Jerinx, di mana anjing diracun dan dipukul hingga mati bukanlah perbuatan petugas instansinya. "Itu bukan petugas kami. Mungkin saja itu di luar dinas kami," ujarnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan dugaan pembantaian tersebut jika menemukan orang atau pihak-pihak tertentu yang meracun atau membunuh secara sadis.
"Kami akan menyelidiki masalah ini. Jangan sampai ada oknum-oknum tertentu memanfaatkan hal ini untuk kepentingan tertentu," kata Bandra. (eh)
Dikonfirmasi hal tersebut, Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Badung, Made Badra, Senin 16 September 2013 membantah pihaknya melakukan eliminasi dengan cara meracun dan memukul anjing sampai mati.
"Kalau kami (melakukan eliminasi) tidak pernah menggunakan racun, apalagi memukul-mukul anjing sampai mati," katanya.
Menurut pejabat asal Kuta itu, ada protap khusus dalam proses eliminasi anjing. Anjing yang dimusnahkan adalah anjing liar yang tidak bertuan. Sedangkan bagi anjing milik masyarakat tidak dieliminasi kecuali anjing itu sakit atau atas permintaan pemiliknya.
Kendati begitu, ia mengimbau masyarakat pemilik anjing agar mengikat atau mengandangkan binatang peliharaannya agar tidak mengganggu orang lain.
Karena jika anjing tersebut sampai mengigit orang, maka sesuai peraturan daerah (Perda) Kabupaten Badung yang bertanggungjawab atas korban adalah pemilik anjing.
"Kalau (anjing) ada pemiliknya kami tidak eliminasi, kecuali anjing itu sakit. Tapi, kami sarankan kepada pemilik agar anjingnya diikat atau dikandangkan," tuturnya.
Bagi anjing peliharaan yang ditemukan lepas, maka petugas akan mengumumkan keberadaan anjing tersebut kepada masyarakat sekitar. Jika dalam waktu satu sampai dua hari tidak ada yang mengakui sebagai pemilik, baru anjing tersebut dimusnahkan.
Dalam proses eliminasi, kata Badra, pihaknya tidak menggunakan racun ataupun dipukul, melainkan ditangkap, ditidurkan dan disuntik mati. Dengan begitu, anjing tidak akan merasakan sakit.
"Selama eliminasi kami pasti melibatkan aparat desa di sana dan itu ada jadwalnya," katanya.
Badra menegaskan apa yang disampaikan oleh Jerinx, di mana anjing diracun dan dipukul hingga mati bukanlah perbuatan petugas instansinya. "Itu bukan petugas kami. Mungkin saja itu di luar dinas kami," ujarnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan dugaan pembantaian tersebut jika menemukan orang atau pihak-pihak tertentu yang meracun atau membunuh secara sadis.
"Kami akan menyelidiki masalah ini. Jangan sampai ada oknum-oknum tertentu memanfaatkan hal ini untuk kepentingan tertentu," kata Bandra. (eh)
Kala Harrison Ford Semprot Menhut Zulkifli Hasan
"Betul, dia keras," kata Zulkifi.
ddd
Selasa, 10 September 2013, 21:14
Aries Setiawan, Anggi Kusumadewi, Ita Lismawati F. Malau, Dwifantya Aquina , Maya Sofia
(REUTERS/Andrea Comas)
VIVAnews - Aktor ternama Hollywood, Harrison Ford marah-marah kepada Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan. Apa sebabnya?
Peristiwa itu terjadi saat pemeran utama film Indiana Jones itu berkunjung ke kantor Menteri Zulkifli, Senin 9 September 2013. Maksud kedatangannya adalah untuk mewawancarai Menteri dalam rangka pembuatan film dokumenter tentang lingkungan hidup, Years of Living Dangerously.
Seperti dikutip AsiaOne, Ford menanyakan Menhut soal kondisi hutan di Palangkaraya, Kalimantan, dan Riau.
Ford sudah mengunjungi Taman Nasional Tesso Nilo di Riau dan mendapati penggundulan hutan di sana. Menurutnya, deforestrasi di Indonesia telah berkontribusi terhadap pemanasan global.
Ia lantas bertanya kepada Menhut kenapa pelaku deforestrasi tidak diseret ke pengadilan. Karena dia sangat ingin melihat para pelaku penebang hutan ditangkap dan diadili di pengadilan.
Diketahui, Ford merupakan aktivis lingkungan hidup. Dia menjadi wakil ketua LSM lingkungan, Conservation International.
Menteri Zulkifli sulit memberikan memberi penjelasan kepada Ford soal berbagai upaya pemerintah Indonesia dalam menangani masalah lingkungan itu. Merasa tak mendapat jawaban yang pas, Ford pun marah.
"Dia sangat emosional. Selama wawancara dia marah-marah. Saya mengerti, dia mencintai binatang, lingkungan hidup, hutan, tapi...," Zulkifli tak melanjutkan kalimatnya. "Waktu wawancara sangat terbatas. Saya hanya diberi kesempatan memberi satu atau dua komentar."
Namun Zulkifli menilai, kemarahan Ford sebagai suatu hal yang wajar. Karena sebagai aktivis lingkungan hidup, Ford telah melihat langsung keadaan hutan di Indonesia yang rusak dan memperihatinkan.
Menhut mengatakan sudah berupaya menjelaskan kepada Ford bahwa pelaku perusakan hutan di Indonesia harus ditangani secara bertahap.
Zulkifli menyesalkan, karena semestinya dia diberi waktu untuk mendiskusikan terlebih dahulu materi yang akan dibahas sebelum diwawancarai Ford.
Wawancara yang berlangsung di ruang kerja Menteri itu, kata Zulkifli, berlangsung selama 3,5 jam. Pertemuan dimulai pukul 12.30 WIB dan berakhir sekitar pukul 16.00 WIB. Wawancara penuh sebagai bagian dari pembuatan film berlangsung sekitar dua jam. Sedangkan sisanya dimanfaatkan untuk penataan cahaya dan diskusi lepas.
Menhut merasa tak punya kesempatan banyak untuk menjelaskan. "Karena wawancara hanya berlangsung singkat. Saya hanya menjawab beberapa kalimat," katanya.
Setelah pertemuan antara Menhut dan Ford di Kemenhut itu, beredar kabar via BlackbBerry Messenger (BBM) dari Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief yang mengatakan Ford telah berlaku tidak sopan selama berada di kantor Menteri Kehutanan. Dia naik ke meja ruang tunggu dan melompat berkali-kali.
Namun Menteri Zulkifli membantah kabar itu. "Itu tidak betul. Harrison Ford mendatangi kantor kami untuk mewawancarai saya guna membuat film dokumenter. Dia profesional saja, bikin film lalu langsung pergi," kata Zulkifli saat dihubungi VIVAnews.
Dia mengakui Harrison Ford memang bersikap keras kepada Kementerian Kehutanan. Tapi tidak sampai bertindak di luar batas. Karena wawancaranya berlangsung singkat, sehingga Zulkifli tidak bisa menjelaskan panjang lebar ke Ford.
"Betul, dia keras. Kami tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan duduk perkaranya," kata Zulkifli.
Dipanggil SBY
Peristiwa itu terjadi saat pemeran utama film Indiana Jones itu berkunjung ke kantor Menteri Zulkifli, Senin 9 September 2013. Maksud kedatangannya adalah untuk mewawancarai Menteri dalam rangka pembuatan film dokumenter tentang lingkungan hidup, Years of Living Dangerously.
Seperti dikutip AsiaOne, Ford menanyakan Menhut soal kondisi hutan di Palangkaraya, Kalimantan, dan Riau.
Ford sudah mengunjungi Taman Nasional Tesso Nilo di Riau dan mendapati penggundulan hutan di sana. Menurutnya, deforestrasi di Indonesia telah berkontribusi terhadap pemanasan global.
Ia lantas bertanya kepada Menhut kenapa pelaku deforestrasi tidak diseret ke pengadilan. Karena dia sangat ingin melihat para pelaku penebang hutan ditangkap dan diadili di pengadilan.
Diketahui, Ford merupakan aktivis lingkungan hidup. Dia menjadi wakil ketua LSM lingkungan, Conservation International.
Menteri Zulkifli sulit memberikan memberi penjelasan kepada Ford soal berbagai upaya pemerintah Indonesia dalam menangani masalah lingkungan itu. Merasa tak mendapat jawaban yang pas, Ford pun marah.
"Dia sangat emosional. Selama wawancara dia marah-marah. Saya mengerti, dia mencintai binatang, lingkungan hidup, hutan, tapi...," Zulkifli tak melanjutkan kalimatnya. "Waktu wawancara sangat terbatas. Saya hanya diberi kesempatan memberi satu atau dua komentar."
Namun Zulkifli menilai, kemarahan Ford sebagai suatu hal yang wajar. Karena sebagai aktivis lingkungan hidup, Ford telah melihat langsung keadaan hutan di Indonesia yang rusak dan memperihatinkan.
Menhut mengatakan sudah berupaya menjelaskan kepada Ford bahwa pelaku perusakan hutan di Indonesia harus ditangani secara bertahap.
Zulkifli menyesalkan, karena semestinya dia diberi waktu untuk mendiskusikan terlebih dahulu materi yang akan dibahas sebelum diwawancarai Ford.
Wawancara yang berlangsung di ruang kerja Menteri itu, kata Zulkifli, berlangsung selama 3,5 jam. Pertemuan dimulai pukul 12.30 WIB dan berakhir sekitar pukul 16.00 WIB. Wawancara penuh sebagai bagian dari pembuatan film berlangsung sekitar dua jam. Sedangkan sisanya dimanfaatkan untuk penataan cahaya dan diskusi lepas.
Menhut merasa tak punya kesempatan banyak untuk menjelaskan. "Karena wawancara hanya berlangsung singkat. Saya hanya menjawab beberapa kalimat," katanya.
Setelah pertemuan antara Menhut dan Ford di Kemenhut itu, beredar kabar via BlackbBerry Messenger (BBM) dari Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief yang mengatakan Ford telah berlaku tidak sopan selama berada di kantor Menteri Kehutanan. Dia naik ke meja ruang tunggu dan melompat berkali-kali.
Namun Menteri Zulkifli membantah kabar itu. "Itu tidak betul. Harrison Ford mendatangi kantor kami untuk mewawancarai saya guna membuat film dokumenter. Dia profesional saja, bikin film lalu langsung pergi," kata Zulkifli saat dihubungi VIVAnews.
Dia mengakui Harrison Ford memang bersikap keras kepada Kementerian Kehutanan. Tapi tidak sampai bertindak di luar batas. Karena wawancaranya berlangsung singkat, sehingga Zulkifli tidak bisa menjelaskan panjang lebar ke Ford.
"Betul, dia keras. Kami tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan duduk perkaranya," kata Zulkifli.
Dipanggil SBY
Akibat maraknya
pemberitaan soal peristiwa itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
Selasa 10 September 2013, memanggil Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
SBY meminta klarifikasi kabar "ngamuknya" aktor Hollywood itu di kantor
Kementerian Kehutanan.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden juga ikut memanggil Wakil Presiden Boediono, Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, dan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden juga ikut memanggil Wakil Presiden Boediono, Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, dan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.
"SBY ingin mendapat
laporan sesuai yang diberitakan di media mengenai apa yang terjadi di
kantor Kementerian Kehutanan, dan hal itu sudah dijelaskan," kata Julian
di Istana Negara, Jakarta Pusat. Apa yang dijelaskan Menhut ke
Presiden, Julian enggan membeberkannya.
Usai bertemu dengan para
menterinya, SBY giliran menerima Harrison untuk diwawancara. Ford tiba
di Istana Negara sekitar pukul 11.30 WIB melalui pintu khusus. Ford
mewawancarai SBY masih terkait film dokumenternya.
Julian mengatakan, wawancara Ford dengan SBY berjalan lancar. Kata Julian, Ford fokus bertanya soal kebijakan pemerintah Indonesia terkait isu pemeliharaan lingkungan dan upaya untuk mengatasi perubahan iklim.
"Tadi disinggung hal-hal yang sifatnya lebih kepada isu-isu strategis dan bagaimana kebijakan pemerintah dalam mengelola, menangani, dan menyelamatkan lingkungan karena Indonesia dianggap memiliki kontribusi besar bagi lingkungan global," ujar Julian.
Dalam wawancara itu, Ford juga menyinggung soal kebakaran hutan di Taman Nasional Riau Tesso Nilo. Ada beberapa hal yang dilihat secara langsung oleh Ford di Riau, yang kurang begitu pas dibandingkan dengan situasi di hutan Kalimantan.
Menjawab pertanyaan Ford tersebut, Presiden SBY menegaskan pemerintah Indonesia berusaha menegakkan hukum sesuai aturan yang berlaku di Indonesia.
"Pemerintah berusaha melakukan hal-hal yang bersifat penegakan hukum terhadap praktik yang tidak sesuai dengan upaya pemerintah menjaga dan melestarikan lingkungan. Ini akan terus dipertegas dan diperkuat," kata Julian.
Film soal lingkungan hidup
Julian mengatakan, wawancara Ford dengan SBY berjalan lancar. Kata Julian, Ford fokus bertanya soal kebijakan pemerintah Indonesia terkait isu pemeliharaan lingkungan dan upaya untuk mengatasi perubahan iklim.
"Tadi disinggung hal-hal yang sifatnya lebih kepada isu-isu strategis dan bagaimana kebijakan pemerintah dalam mengelola, menangani, dan menyelamatkan lingkungan karena Indonesia dianggap memiliki kontribusi besar bagi lingkungan global," ujar Julian.
Dalam wawancara itu, Ford juga menyinggung soal kebakaran hutan di Taman Nasional Riau Tesso Nilo. Ada beberapa hal yang dilihat secara langsung oleh Ford di Riau, yang kurang begitu pas dibandingkan dengan situasi di hutan Kalimantan.
Menjawab pertanyaan Ford tersebut, Presiden SBY menegaskan pemerintah Indonesia berusaha menegakkan hukum sesuai aturan yang berlaku di Indonesia.
"Pemerintah berusaha melakukan hal-hal yang bersifat penegakan hukum terhadap praktik yang tidak sesuai dengan upaya pemerintah menjaga dan melestarikan lingkungan. Ini akan terus dipertegas dan diperkuat," kata Julian.
Film soal lingkungan hidup
Dilansir laman Huffingtonpost, Years Of Living Dangerously adalah
sebuah serial dokumenter tentang perubahan iklim. Serial yang
dijadwalkan tayang pada April 2014 ini, akan menyoroti tentang dampak
perubahan iklim yang disebabkan manusia melalui narasi orang pertama.
Tak tanggung-tanggung, narasi akan dilakukan oleh sejumlah bintang top dunia, seperti Matt Damon, Alec Baldwin, Don Cheadle, dan Edward Norton, America Ferrera, Jessica Alba, Harrison Ford, dan Olivia Munn.
Selain selebritas itu, mereka yang terlibat dalam proyek ini antara lain pemenang Pulitzer Thomas Friedman dan Nicholas Kristof, kolumnis Mark Bittman, dan pengamat politik, Chris Hayes.
Serial Years of Living Dangerously juga diproduseri oleh aktor, jurnalis, dan produser ternama.
Sebut saja produser film Avatar, Titanic, dan Terminator, James Cameron. Kemudian ada pula produser The Avengers, Jerry Weintraub serta aktor Arnold Schwarzenegger. Ketiganya bertindak sebagai produser eksekutif.
Tak tanggung-tanggung, narasi akan dilakukan oleh sejumlah bintang top dunia, seperti Matt Damon, Alec Baldwin, Don Cheadle, dan Edward Norton, America Ferrera, Jessica Alba, Harrison Ford, dan Olivia Munn.
Selain selebritas itu, mereka yang terlibat dalam proyek ini antara lain pemenang Pulitzer Thomas Friedman dan Nicholas Kristof, kolumnis Mark Bittman, dan pengamat politik, Chris Hayes.
Serial Years of Living Dangerously juga diproduseri oleh aktor, jurnalis, dan produser ternama.
Sebut saja produser film Avatar, Titanic, dan Terminator, James Cameron. Kemudian ada pula produser The Avengers, Jerry Weintraub serta aktor Arnold Schwarzenegger. Ketiganya bertindak sebagai produser eksekutif.
Joel Bach, David Gelber, pakar perubahan iklim Daniel Abbasi juga akan bergabung dalam tim produser eksekutif.
Dalam serial dokumenter ini, setiap koresponden akan menggali dampak berbeda dari perubahan iklim. Mulai dari kerusakan yang ditimbulkan oleh Badai Sandy, pergolakan politik yang disebabkan kekeringan di Timur Tengah, hingga tingkat berbahaya emisi karbon yang dihasilkan dari deforestasi.
Seperti dilansir laman Facebook Years Of Living Dangerously, proyek ini bertujuan membuat masyarakat lebih peduli dengan perubahan iklim. Bagimana perubahan iklim mempengaruhi mereka dan apa tindakan yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi saat ini.
Serial Years of Living Dangerously rencananya akan tayang di saluran televisi kabel Amerika Serikat (AS), Showtime. Meski perubahan iklim telah lama menjadi topik hangat, isu tersebut kembali mengemuka pasca Badai Sandy yang menerjang sebagian Karibia dan AS pada tahun 2012 lalu.
"Kehancuran baru-baru ini di Pantai Timur adalah pengingat tragis dari hubungan langsung antara kehidupan kita sehari-hari dan perubahan iklim ," kata President of Entertainment untuk Showtime Networks, David Nevins.
Menurut rencana, Years of Living Dangerously dibagi menjadi enam hingga delapan segmen. Masing-masing segmen berdurasi sekitar satu jam. (eh)
Dalam serial dokumenter ini, setiap koresponden akan menggali dampak berbeda dari perubahan iklim. Mulai dari kerusakan yang ditimbulkan oleh Badai Sandy, pergolakan politik yang disebabkan kekeringan di Timur Tengah, hingga tingkat berbahaya emisi karbon yang dihasilkan dari deforestasi.
Seperti dilansir laman Facebook Years Of Living Dangerously, proyek ini bertujuan membuat masyarakat lebih peduli dengan perubahan iklim. Bagimana perubahan iklim mempengaruhi mereka dan apa tindakan yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi saat ini.
Serial Years of Living Dangerously rencananya akan tayang di saluran televisi kabel Amerika Serikat (AS), Showtime. Meski perubahan iklim telah lama menjadi topik hangat, isu tersebut kembali mengemuka pasca Badai Sandy yang menerjang sebagian Karibia dan AS pada tahun 2012 lalu.
"Kehancuran baru-baru ini di Pantai Timur adalah pengingat tragis dari hubungan langsung antara kehidupan kita sehari-hari dan perubahan iklim ," kata President of Entertainment untuk Showtime Networks, David Nevins.
Menurut rencana, Years of Living Dangerously dibagi menjadi enam hingga delapan segmen. Masing-masing segmen berdurasi sekitar satu jam. (eh)
© VIVA.co.id |
Menhut Bantah Harrison Ford Mengamuk di Kantornya
Ford minta perusak hutan cepat ditangkap. Menhut bilang harus bertahap
ddd
Selasa, 10 September 2013, 13:01
Anggi Kusumadewi
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/442882-menhut-bantah-harrison-ford-mengamuk-di-kantornya
(ANTARA FOTO/Saptono)
VIVAnews –
Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, membantah pemberitaan yang menyebut
aktor Hollywood Harrison Ford mengamuk di kantornya, Senin 9 September
2013.
Pemeran Indiana Jones itu disebut-sebut marah saat mewawancarai Zulkifli untuk film dokumenternya, 'Years of Living Dangerously'.
“Itu tidak betul. Harrison Ford mendatangi kantor kami untuk mewawancarai saya guna membuat film dokumenter. Dia profesional saja, bikin film lalu langsung pergi,” kata Zulkifli saat dihubungi VIVAnews, Selasa 10 September 2013.
Dia mengakui Harrison Ford memang bersikap keras kepada Kementerian Kehutanan. “Betul, dia keras. Kami tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan duduk perkaranya,” kata Zulkifli.
“Itu tidak betul. Harrison Ford mendatangi kantor kami untuk mewawancarai saya guna membuat film dokumenter. Dia profesional saja, bikin film lalu langsung pergi,” kata Zulkifli saat dihubungi VIVAnews, Selasa 10 September 2013.
Dia mengakui Harrison Ford memang bersikap keras kepada Kementerian Kehutanan. “Betul, dia keras. Kami tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan duduk perkaranya,” kata Zulkifli.
Itu karena wawancara terhadapnya dilakukan sangat singkat. Harrison Ford mengunjungi Indonesia untuk syuting film dokumenter “Years of Living Dangerously”
yang bercerita tentang lingkungan di Indonesia. Sebelum menemui Menteri
Kehutanan, ia lebih dulu syuting di hutan Kalimantan dan Riau.
Ford mengklaim
deforestrasi telah meluas di taman nasional RI. Ia juga bertanya kepada
Zulkifli, mengapa para pelaku deforestrasi tidak diseret ke pengadilan.
Dikutip laman Asiaone, Ford kesal karena deforestrasi itu menyumbang kepada pemanasan global. “Saya paham, ini pertama kali orang Amerika ini (Harrison Ford) datang ke sini dan melihat Taman Nasional Riau Tesso Nilo. Dia ingin pelaku deforestrasi segera ditahan. Dia sangat emosional,” kata Menhut.
Dikutip laman Asiaone, Ford kesal karena deforestrasi itu menyumbang kepada pemanasan global. “Saya paham, ini pertama kali orang Amerika ini (Harrison Ford) datang ke sini dan melihat Taman Nasional Riau Tesso Nilo. Dia ingin pelaku deforestrasi segera ditahan. Dia sangat emosional,” kata Menhut.
Kepada Ford, Zulkifli menjelaskan perusakan hutan di Indonesia harus ditangani secara bertahap.
Selain Menhut, Ford juga mewawancarai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Zulkifli pun membantah telah mengusulkan kepada SBY untuk menolak permintaan wawancara itu karena perilaku Ford yang emosional. “Tentu saja wawancara itu kami terima supaya kami bisa memberikan penjelasan seimbang,” kata politisi PAN itu. (umi)
TERVERIFIKASI
Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Berasal dari Fakfak, Papua Barat. Twitter @danielht2009
Selain Menhut, Ford juga mewawancarai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Zulkifli pun membantah telah mengusulkan kepada SBY untuk menolak permintaan wawancara itu karena perilaku Ford yang emosional. “Tentu saja wawancara itu kami terima supaya kami bisa memberikan penjelasan seimbang,” kata politisi PAN itu. (umi)
TERVERIFIKASI
Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Berasal dari Fakfak, Papua Barat. Twitter @danielht2009
Harrison Ford vs Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan)
HL | 11 September 2013 |
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/09/11/harrison-ford-vs-zulkifli-hasan-menteri-kehutanan-590680.html
Perselisihan
antara aktor Hollywood papan atas, Harrison “Indiana Jones” Ford dengan
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan cukup ramai dibicarakan di dunia
maya.
Perselisihan
itu terjadi ketika Senin, 9 September 2013, Harrison Ford mendatangi
kantor Kementerian Kehutanan untuk mewawancarai Zulkifli dalam rangka
pembuatan film serial dokumenternya yang berjudul Years of Living Dangerously.
Sebuah serial film dokumenter bertemakan lingkungan hidup, khususnya
mengenai kerusakan hutan, pemanasan global, efek rumah kaca,
meningkatnya emisi karbondioksida, dan spesis langka, serta dampaknya
bagi kehidupan manusia di bumi.
Years of Living Dangerously
Film
serial dokumenter ini merupakan kolaborasi sejumlah aktor Hollywood
papan atas, antara lain Harrison Ford, Arnold Schwarzenegger, Matt
Damon, Jessica Alba, Don Cheadle, sejumlah wartawan nasional dan pakar
perubahan iklim dari Amerika Serikat, dan sejumlah pemerhati lingkungan
hidup, termasuk James Cameron, yang juga adalah sutradara film
monumental, Avatar (2009).
Proyek
film ini bertujuan untuk membuat masyarakat dunia menyadari tentang
betapa berbahayanya dampak perubahan iklim dunia secara ekstrem terhadap
kehidupan umat manusia di bumi, sehingga mereka diharapkan menjadi ikut
peduli terhadap pencegahan perusakan lingkungan hidup demi masa depan
bumi.
Setiap
mereka yang berkolaborasi di proyek ini diberi tugas untuk menggali
informasi mengenai terjadinya kerusakan/perusakan lingkungan hidup dan
dampaknya di beberapa negara, keberadaan spesis langka dan upaya
perlindungan terhadapnya, meningkatnya emisi karbondioksida sebagai
akibat dari deforestasi, dan kekeringan di beberapa wilayah di
negara-negara tertentu. Harrison Ford mendapat tugas ke Indonesia.
Harrison Ford bersama krunya yang
berjumlah enam orang dan seorang peneliti lingkungan hidup telah datang
ke Indonesia melalui Bandara Halim Perdakusuma, Kemayoran, Jakarta,
dengan pesawat jet pribadi, sejak Minggu, 1 September lalu. Mereka sudah
ke wilayah Orangutan Center Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah untuk
mendokumentasikan kehidupan salah satu spesis langka di dunia di sana,
yakni Orangutan, dan ke Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang berada di
wilayah Kabupaten Palalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau
untuk meliput mengenai deforestasi di sana. Untuk melengkapi liputannya,
Ford mewawancarai beberapa pihak, pemerhati lingkungan dan pejabat
tinggi Indonesia. Dua di antaranya adalah Menteri Kehutanan Zulkifli
Lubis dan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono alias SBY.
Proyek serial film dokumenter Years of Living Dangerously ini tidak lepas dari peran Ford cs yang juga adalah duta
UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change), atau
kerangka kerja internasional mengenai perubahan iklim.
UNFCCC bukan merupakan bagian dari
PBB. UNFCCC dibentuk pertama kali pada KTT Bumi (Earth Summit) di Rio
de Janeiro, Brasil, yang berlangsung dari tanggal 3–14 Juni 1992, yang
dihadiri oleh perwakilan 172 negara. Di KTT Bumi itu pokok
pembicaraannya adalah mengenai lingkungan hidup, termasuk di dalamnya
pemanasan global, kerusakan hutan dan spesis langka, serta pengembangan
industri yang ramah lingkungan. Dari KTT Bumi itulah lahir antara lain
UNFCCC itu.
Jadi, eksistensi UNFCCC itu tak
bisa dipandang enteng. Maka itu, tak heran, kalau Ford sebagai bagian
dari UNFCCC dengan proyek film serial dokumenternya itu sampai diterima
oleh Presiden SBY. Pertemuan Ford dengan Presiden SBY itu telah
berlangsung dengan lancar pada Selasa, 10 September 2013, di Istana
Negara. Dalam pertemuan yang berdurasi 34 menit itu Ford juga
mewawancarai SBY yang berkaitan dengan tema film dokumenter tersebut.
Harrison Ford vs Zulkifli Hasan
Kembali ke soal perselisihan yang
muncul antara Ford dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, yang
disinggung di awal tulisan ini.
Informasi mengenai perselisihan
Zulkifli dengan Ford itu disampaikan sendiri oleh Zulkifli kepada
wartawan, seusai Ford pergi begitu saja meninggalkan kantornya setelah
sesi wawancara berlangsung (Senin, 9 September 2013). Seharusnya, sesuai
jadwal, setelah wawancara dengan Zulkifli itu, Ford bersama Menteri
Kehutanan itu akan melakukan penanaman pohon bersama di depan kantor
Kementerian Kehutanan sebagai simbol kepedulian bersama terhadap
kelangsungan hidup hutan di dunia. Lubang untuk keperluan itu telah
digali, tetapi, acara itu batal dilakukan, karena rupanya Ford merasa
tak senang ketika mewawancarai Zulkifli itu.
Ada apa gerangan?
Menurut keterangan dari Zulkifli Hasan sendiri kepada sejumlah wartawan, termasuk Gatra.com,
perselisihannya dengan Ford itu terjadi karena ketidaksepahaman dirinya
dengan Ford mengenai kerusakan hutan yang parah yang terjadi di Taman
Nasional Tesso Nilo (TNTN). Zulkifli sendiri mengakui bahwa memang telah
terjadi kerusakan hutan yang parah di sana.
Ford mengatakan apa yang baru saja
disaksikan sendiri di TNTN kepada Zulkifli. Ford menilai kerusakan
hutan di sana sudah terlalu parah, dan perambah taman nasional itu tidak
ditangkap. Sedangkan restorasi ekosistem yang izinnya belum
dikeluarkan. Zulkifli menjawab pertanyaan-pertanyaan Ford itu, tetapi
jawaban itu tidak memuaskan Ford. Itulah, menurut Zulkifli yang membuat
Ford emosi.
“Saya memahami dan mengerti
orang Amerika yang baru pertama datang ke tempat kita, melihat Tesso
Nilo, maunya langsung yang melanggar ditangkap. Maunya hari ini juga
kerusakan dihentikan,” kata Zulkifi.
“Tidak mudah menjelaskan kepada Harrison, orang Amerika yang datang, emosional karena kecintaan terhadap rain forest dan satwa. Emosinya tinggi,” lanjut Zulkifli.
Zulkifli menambahkan, ia
tetap berpikiran positif bahwa aktor Hollywood itu mencintai flora dan
fauna Indonesia. Ia berusaha menjelaskan alasan mengapa para pelanggar
hutan tidak langsung ditangkap. “Tidak dimengerti dan tidak mudah
(menghadapi pertanyaan Harrison).”
Zulkifli juga bilang, “Dengan Harrison Ford barusan bukan wawancara biasa. Itu kan buat film. Saya tidak terlatih akting, kaku, dan kagok juga. Didandani macam-macam. Biasa wawancara seperti ini saja.”
Dalam penjelasannya itu Zulkifli
Hasan juga mengatakan, karena cara merespon Ford yang emosional seperti
itu, dia akan mencegah niat Ford untuk mewawancara Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. “Nanti Presiden dipojokkan lagi,” ujarnya ketika itu (Selasa, 9 September 2013) (Tempo.co).
Benarkah demikian seperti yang dijelaskan oleh Zulkifli itu?
Yang
pasti kalau benar ada upaya dia mencegah Ford untuk bertemu dengan SBY,
itu merupakan upaya yang paling konyol dan memalukan. Bagaimana bisa
hanya berdasarkan alasan penilaian subyektifnya itu dia mau membatalkan
jadwal pertemuan Ford dengan SBY? Buktinya, pertemuan itu telah terjadi
dengan lancar pada Selasa, 10 September 2013.
Dengan
mengatakan, dia khawatir SBY akan dipojokkan juga oleh Ford, secara tak
langsung dia mengakui merasa terpojok dengan pertanyaan-pertanyaan Ford
itu. Kenapa dia khawatir SBY juga mengalami hal yang sama? Bisa jadi,
karena Zulkifli sadar bahwa sebenarnya deforestasi di TNTN itu merupakan
bukti nyata ketidakmampuan dan ketidakseriusan pemerintahan SBY
menyelamatkan hutannya.
SBY
pun tak akan berbuat konyol dengan misalnya, membatalkan pertemuannya
dengan Ford hanya gara-gara insiden kecil dengan Menteri Kehutanan
Zulkifli Hasan itu. Mengingat dia juga adalah penerima Avatar Home Tree
International 2010, pada April 2010 lalu.
Penghargaan
tersebut diberikan kepada Presiden SBY dalam rangka memperingati Hari
Bumi Internasional 2010, karena SBY dinilai berjasa besar dengan program
penanaman 1 miliar pohon di Indonesia. SBY dinilai sebagai salah satu
pahlawan lingkungan hidup internasional dengan programnya tersebut.
Dan, penghargaan itu diberikan oleh James Cameron, salah satu dari
produser film serial dokumenter Years of Living Dangerously itu.
Mengenai SBY dengan Avatar Home Tree International 2010 ini, pernah saya tulis di Kompasiana dengan judul Gunawan Muhammad, SBY, dan Avatar.
Kebenaran di Balik Pernyataan Zulkifli
Menurut sumber Tempo.co,
apa yang disebut oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bahwa dia
didandani secara berlebihan sehingga membuatnya kikuk dalam wawancara
“yang tidak biasa” itu, adalah tidak benar.
Menurut sumber Tempo.co itu, wawancara itu berlangsung dengan normal-normal saja. Tidak ada yang berlebihan. Menteri
Zulkifli sebenarnya tak didandani secara berlebihan. Ia bahkan tetap
mengenakan seragam Kementerian Kehutanan yang berwarna coklat muda.
Hanya saja, beberapa kru memang mengaplikasikan make up
agar muka sang menteri tak berminyak. Selain itu, beberapa alat perekam
juga dipasangkan ke tubuhnya. Sesuatu yang wajar-wajar saja. Lalu,
kenapa Zulkifli membuat pernyataan seperti itu?
Diduga
kuat Zulkifli gugup bukan soal karena dandanan yang berlebihan, tetapi
karena dia tidak siap dengan pertanyaan-pertanyaan Harrison Ford yang
tajam dan sesuai dengan fakta yang baru saja dilihat Ford dengan mata
kepalanya sendiri di Taman Nasional Tesso Nilo itu, maka yang bisa
dilakukan Zulkifli yang mungkin ke sana saja belum pernah, hanyalah
menjawab secara defensif, memutar-mutar, sekenanya. Rupanya, Ford lebih
menguasai permasalahan daripada Zulkifli yang adalah Menteri Kehutanan
itu. Atau, Ford melihat Zulkifli hendak menutup-nutupi fakta sebenarnya,
dan melindungi pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas semua
kerusakan tersebut. Itulah yang membuatnya gugup sekaligus membuat Ford
merasa jengkel.
Karena
itu Ford tidak bisa menerima penjelasan ala birokrat Indonesia dari
Zulkifli yang dianggapnya berbicara tidak sesuai dengan fakta,
berputar-putar dan seolah-olah ingin membodohinya, maka itu Ford merasa
tidak ada gunanya mewawancarai Zulkifli lagi. Apalagi pakai acara
menanam pohon segala sebagai simbol kepedulian bersama terhadap
kelangsungan hidup hutan di dunia itu. Seremoni itu hanya bentuk dari
kemunafikan yang tidak sesuai dengan fakta. Dia merasa sangat kecewa
dengan tingkat keseriusan Zulkifli Hasan sebagai seorang Menteri
Kehutanan dalam melestarikan hutan di TNTN itu.
Ford
memang adalah seorang aktor kawakan yang kualitas aktingnya tak perlu
lagi diragukan, tetapi dia tak sudi berakting mengikuti gaya Zulkifli
yang seolah-olah peduli dan terhadap kelangsungan hutan di Tesso Nilo
itu.
Hutan
di kawasan itu ditetapkan sebagai taman nasional dengan nama Taman
Nasional Tesso Nilo pada tanggal 19 Juli 2004 oleh Menteri Kehutanan
pada waktu itu melalui KepMenHut No. 225/Menhut-II/2004. Maksud dan
tujuannya adalah mencegah kerusakan hutan yang lebih parah akibat
perambahan dan pemalakan liar (ilegal logging) di sana. Tetapi,
upaya itu gagal. Kerusakan hutan akibat deforestasi masih terus
terjadi, bahkan semakin parah. Akibat dari pemalakan liar, baik oleh
penduduk sekitar, maupun oleh pengusaha HPH yang banyak menguasai lahan
di sana. Dampak dari ulah para pemalakan liar ini juga menyebabkan
sering terjadinya kebakaran hutan di sana. Kejadian terakhir terjadi
pada Juni-Juli 2013 lalu, menyebabkan Singapura dan Malaysia terkena
dampaknya secara signifikan.
Guna
mencapai maksud dan tujuan dibentuknya Taman nasional Tesso Nilo itu,
sejak 2009, berdasarkan SK No. 663/Menhut-II/2009, taman nasional
tersebut dikelola secara kolaboratif bersama dengan sebuah LSM asing
asal Swiss, WWF (World Wide Fund for Nature). Tetapi kerjasama itu juga
belum membuahkan hasil. Ketika itu luas TNTN mencapai 83.068 hektare.
Berdasarkan analisis citra satelit saat ini, luas hutan alam di sana
malah hilang hingga 64 persen. Sedangkan pada areal perluasan, hutan
alam yang hancur telah mencapai 83 persen.
Oleh
karena itu kalangan DPR beberapa kali mendesak pemerintah untuk
menghentikan kerja samanya dengan WWF, karena mereka menilai kerja sama
itu telah gagal. Malah membuat kerusakan hutan semakin parah di sana (antaranews.com)
Direktur
Konservasi WWF Indonesia, Nazier Fuad membantah tuduhan sebagai penyebab
TNTN, Riau, karena LSM lingkungan ini tidak mengelola kawasan taman.
Menurut Nazier, WWF Indonesia
bukan pengelola Taman Nasional tersebut. Taman Nasional berada dalam
kewenangan Kementerian Kehutanan, khususnya Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi alam, dan pengelolaannya di lapangan
berada di Balai Taman Nasional. Dalam kaitannya dengan Taman Nasional
Tessa Nilo,
di Riau, WWF Indonesia bekerja di kawasan tersebut dalam
konteks mendukung Kementerian Kehutanan dalam upaya melindung
keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan di kawasan itu (antaranews.com)
Siapa yang benar, siapa yang salah? Yang
terpenting, dalam kunjungan langsungnya selama tiga hari di TNTN,
dengan menempuh medan yang berat, Harrison Ford telah menyaksikan
sendiri kerusakan hutan yang sedemikian parah di sana. Kisah mengenai
perjalanan Ford di sana, dapat dibaca di sini.
Tidak heran, jika menghadapi sikap dan jawaban berbelit cenderung
defensif dari Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan itu, memancing emosi
Harrison Ford.
Andi Arief: “Deportasikan Harrison Ford!”
Perselisihan
yang sempat terjadi antara Ford dengan Zulkifli tersebut di atas
diperparah dengan pernyataan yang sangat konyol dari Staf Khusus
Presiden Bidang Bencana Alam, Andi Arief. Selain konyol, pernyataan
tersebut sudah dapat dikategorikan sebagai pembohongan publik menjurus
pada fitnah kepada Ford. Sudah beberapa kali Staf Khusus Presiden Bidang
Bencana Alam ini terbukti tidak punya prestasi, tetapi malah
menciptakan “bencana” bagi reputasi dan kualitas staf khusus yang
dimiliki Presiden SBY. Tetapi, seperti biasa, dipelihara terus oleh SBY.
Kepada
wartawan, Andi Arief mengecam sikap Ford dikatakan tidak tahu
sopan-santun, dan mempertanyakan etika Ford dalam melakukan wawancara
dengan Menteri Kehutanan tersebut.
Andi
mengatakan melalui rekaman CCTV terlihat Harrison Ford marah-marah
sambil naik di atas meja ruang tamu dan meloncat-loncat beberapa kali di
atasnya. Atas perilaku Ford itu, Andi mengharapkan pihak berwenang
(imigrasi) segera mengdeportasi Harrison Ford!
Ketika
dikonfirmasi langsung kepada Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan itu
membantah bahwa Ford sampai marah-marah seperti yang dikatakan Andi itu.
Di berita sore Metro TV, Selasa, 10/09/2013, Zulkifli juga membantah
tuduhan Andi Arief kepada Harrison Ford itu. Dia bilang, memang terjadi
selisih paham antara dia dengan Ford, tetapi, Ford tidak sampai
berperilaku tidak sopan, apalagi sampai meloncat-loncat di atas meja.
Saya
yang membaca pernyataan Andi Arief itu juga tak percaya, masa iya Ford,
seorang aktor besar Hollywood, duta dari UNFCCC, dengan usia yang sudah
71 tahun itu bisa melakukan sesuatu yang begitu kekanak-kanakkan dan
memalukan, meloncat-loncat di atas meja orang di tempat umum seperti
itu?!
Kenapa
Andi Arief membuat pernyataan konyol dan menyerang seperti itu, bahkan
sampai mau mendeportasikan Harrison Ford? Jangan-jangan, karena
sebenarnya kedatangan Ford yang telanjur sudah menyaksikan langsung apa
yang terjadi di TNTN itu tidak dikehendaki pemerintah (Presiden SBY).
Andi juga khawatir kesaksian Ford di TNTN yang juga akan merupakan
bagian dari serial film dokumenter itu, mengungkapkan ketidakseriusan
pemerintah RI dalam mengatasi problem besar hutannya, sehingga berperan
besar dalam merusak ekosistem planet bumi.
Andi
juga khawatir kesaksian Ford lewat filmnya itu akan memperlihatkan
betapa tak becusnya seorang Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam,
ketika terjadi bencana kebakaran hutan sampai beberapa kali di TNTN.
Terutama kebakaran hutan di sana yang baru terjadi pada Juni-Juli 2013
lalu, yang berlangsung sampai berminggu-minggu. Asapnya sampai memasuki
wilayah Singapura dan Malaysia, mengganggu kehidupan dan aktivitas
penduduk di sana. Tentu bekas-bekasnya masih sangat kentara ketika Ford
bersama krunya itu melakukan syuting di kawasan TNTN itu.
Janji SBY
Ketika
diwawancara oleh Ford, Presiden SBY antara lain menyatakan bahwa
deforestasi sudah lama terjadi di Indonesia. Setidaknya 3,5 juta hentare
hutan di Indonesia mengalami deforestasi. Tetapi, kata SBY, “Saya
berjanji akan terus mengurangi (deforestasi).” (Jawa Pos, 11/09/2013).
Seperti
biasa, saya tidak yakin bahwa SBY akan menepati janjinya itu. Sebab
salah satu ciri khas Presiden kita ini adalah terbukti sangat gampang
membuat janji, tetapi sangat sulit mewujudkannya. Buktinya, selama
memerintah dalam dua periode ini, kerusakan hutan masih terus bertambah.
Salah
satu contoh/bukti yang telah dilihat sendiri oleh Ford adalah kerusakan
hutan yang semakin parah di TNTN. Ford tentu punya data bahwa sejak
2004, ketika kawasan hutan di sana dijadikan Taman Nasional guna
mencegah terjadinya deforestasi, sampai sekarang, yang terjadi malah
deforestasi yang semakin merajalela.
Siti Maemunah dari Jaringan Advokasi Tambah pernah menulis sebuah artikel di Harian Kompas, Kamis 29 April 2010, dengan judul Avatar, Papua, dan SBY. Di
artikel itu dia antara lain mengatakan bahwa dalam masa pemerintahan
Presiden SBY sejak 2004-2010 saja SBY telah “sukses” memusnahkan 10
miliar pohon di Indonesia. Oleh karena itu, dia menilai, SBY sungguh
tidak layak menerima penghargaan Avatar Home Tree International 2010
dari James Cameron. Penghargaan tersebut telah diterima SBY pada April
2010.
Di artikel itu, Maemunah antara lain menulis:
Jika
saja James Cameron bertemu Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi),
pasti ia akan berpikir seribu kali sebelum memberi SBY penghargaan.
Sebab, deforestasi pada masa kepemimpinannya—merujuk data Walhi—angkanya
luar biasa besar. Sepanjang 2006-2007, deforestasi mencapai 2,07 juta
hektar. Jika di setiap hektar hutan alam hidup sekitar 2.500 pohon
dengan diameter beragam, maka ada 5,17 miliar pohon yang musnah. Angka
pemerintah sekalipun, deforestasi tahun lalu mencapai 1,07 juta hektar.
Artinya ada 2,6 miliar pohon musnah.
Dan,
sampai sekarang tidak terdengar bahwa deforestasi yang terjadi di
Indonesia bisa dikurangi oleh Pemerintah RI. Justru hal sebaliklah yang
terjadi.
Entah apa format tayangan yang akan dibuat Ford, dan apa narasi yang akan dipakai dalam film serial dokumenter, Years of Living Dangerously
itu, untuk kondisi hutan di Indonesia, khususnya mengenai TNTN yang
menimbulkan perselisihan Ford dengan Menteri kehutanan Zulkifli Hasan
itu. Besar kemungkinan, pernyataan-pernyataan normatif, defensif, yang
memutar-mutar dari Zulkifli itu akan ada di film itu, sekaligus
memperlihatkan bagaimana tidak keseriusan pemerintah Indonesia dalam
menangani permasalahan hutannya. Demikian sama halnya dengan
pernyataan-pernyataan SBY ketika diwawancarai Ford itu. Janji SBY untuk
terus mengurangi deforestasi hutan di Indonesia, termasuk yang di TNTN,
tak akan pernah diwujudkan. Kelak Ford akan menyadari hal ini.
***
Ini Penyebab Harrison Ford Semprot Menhut RI
Hal inilah yang menurut Menhut tidak dimengerti oleh Ford.
ddd
Rabu, 11 September 2013, 15:50
Aries Setiawan, Alfin Tofler
(REUTERS/Andrea Comas)
VIVAnews - Aktor ternama Hollywood, Harrison Ford, Senin 9 September 2013, marah-marah kepada Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan.
Ford mewawancarai Menhut Zulkifli dalam rangka pembuatan film dokumenter, Years of Living Dangerously. Saat perbincangan, pemeran utama film Indiana Jones itu marah besar kepada Menhut Zulkifli.
Ford mewawancarai Menhut Zulkifli dalam rangka pembuatan film dokumenter, Years of Living Dangerously. Saat perbincangan, pemeran utama film Indiana Jones itu marah besar kepada Menhut Zulkifli.
Apa yang membuat Ford
naik pitam? Menteri Zulkifli, Rabu 11 September 2013 menjelaskannya.
Kata Zulkifli, saat wawancara berlangsung, Ford meminta pihaknya
menangkap 21 ribu pelaku deforestasi atau pelaku penebangan hutan di
Taman Nasional Tesso Nilo, Riau.
Namun, Menhut menjawab tidak bisa serta merta pihaknya melakukan itu. "Di Mesuji saja menangkap dua orang, jalan untuk akses hasil hutan seminggu diblokir," kata Zulkifli.
Hal inilah yang menurutnya tidak dimengerti oleh Ford. Tapi dia memaklumi sikap Ford yang keras terhadap aksi perambahan hutan. Diketahui, Ford merupakan aktivis lingkungan hidup. Dia menjadi wakil ketua LSM lingkungan, Conservation International.
Menurut Zulkifli, saat ini pendekatan untuk perambahan hutan tidak bisa diterapkan secara sederhana.
Proses perbaikan yang dilakukan kementeriannya sendiri tidak bisa dilakukan secara terang benderang. Penertiban harus dilakukan secara kekeluargaan, dengan menggunakan pendekatan yang baik.
Selain itu, kata Zulkifli, penegakan hukum terhadap perambah hutan menjadi sulit karena membutuhkan peran dari pemerintah daerah. Kepala daerah, kata dia, enggan menerapkan hukum yang berlaku. Sebab, mereka masih membutuhkan dukungan.
"Jadi kepala daerah itu tidak mau menangkap masyarakat karena takut kehilangan simpati pada saat pemilihan kepala daerah," ucapnya. [Baca selengkapnya: Kala Harrison Ford Semprot Menhut Zulkifli Hasan] (eh)
Namun, Menhut menjawab tidak bisa serta merta pihaknya melakukan itu. "Di Mesuji saja menangkap dua orang, jalan untuk akses hasil hutan seminggu diblokir," kata Zulkifli.
Hal inilah yang menurutnya tidak dimengerti oleh Ford. Tapi dia memaklumi sikap Ford yang keras terhadap aksi perambahan hutan. Diketahui, Ford merupakan aktivis lingkungan hidup. Dia menjadi wakil ketua LSM lingkungan, Conservation International.
Menurut Zulkifli, saat ini pendekatan untuk perambahan hutan tidak bisa diterapkan secara sederhana.
Proses perbaikan yang dilakukan kementeriannya sendiri tidak bisa dilakukan secara terang benderang. Penertiban harus dilakukan secara kekeluargaan, dengan menggunakan pendekatan yang baik.
Selain itu, kata Zulkifli, penegakan hukum terhadap perambah hutan menjadi sulit karena membutuhkan peran dari pemerintah daerah. Kepala daerah, kata dia, enggan menerapkan hukum yang berlaku. Sebab, mereka masih membutuhkan dukungan.
"Jadi kepala daerah itu tidak mau menangkap masyarakat karena takut kehilangan simpati pada saat pemilihan kepala daerah," ucapnya. [Baca selengkapnya: Kala Harrison Ford Semprot Menhut Zulkifli Hasan] (eh)
Gunawan Muhammad, SBY, dan Avatar
OPINI | 25 June 2010 | http://green.kompasiana.com/penghijauan/2010/06/25/sby-pahlawan-lingkungan-hidup-176934.html
Akhir-akhir ini semakin banyak saja kejadian-kejadian baik di dalam negeri, maupun di luar negeri, yang baik secara langsung, maupun tidak, sangat
tepat untuk dijadikan bahan pembanding sekaligus semakin telanjang
memperlihatkan kebobrokan perilaku para pengurus negara ini. Yang
acapkali dalam wujud konspirasi antara penguasa dengan pengusaha demi
mencapai ambisi politik, maupun ekonomi. Fenomena ini sudah pernah saya
singgung dalam tulisan saya yang lain.
Misalnya,
bencana bocornya kilang minyak di kawasan Deepwater Horizon, Teluk
Meksiko, yang dikelola BP (British Petroleum) yang merupakan bencana
lingkungan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Kejadian
ini kemudian bisa dengan tepat kita bandingkan dengan becana Lumpur
Lapindo di Porong, Sidoarjo, Indonesia. Membandingkannya dengan sikap
pemilik korporasi, membandingkan dengan sikap presiden kedua negara,
membandingkan dengan penanggulangan bencana tersebut, dan seterusnya.
Kalau
di Amerika Serikat, Presiden Obama cepat tanggap, bertindak sangat
tegas dengan segera memerintah pihak BP untuk sepenuhnya bertanggung
jawab atas semua kerugian yang diakibatkan perusahaannya, dan pihak
pemilik BP sendiri dengan jantan menyatakan penyesalannya, meminta maaf
kepada seluruh rakyat dan pemerintah Amerika, dan segera berkomitmen dan
melaksanakan pembayaran semua ganti rugi yang terjadi sampai pada saat
terakhir ini.
Maka
di Indonesia sebaliknya, empat tahun telah berlalu, Presiden SBY belum
juga memperlihat sikap tegas dan cepatnya dalam menangani bencana lumpur
Lapindo, yang merupakan bencana lingkungan terbesar dalam sejarah Indonesia yang diakibatkan kecerobohan suatu perusahaan.
Jangankan
bertindak tegas, SBY justru dengan memanfaatkan wewenang yang ada di
tanganhya membebankan sebagian besar kerugian yang diakibatkan lumpur
Lapindo tersebut, terutama sekali pembangunan
infrastruktur-infrastruktur penggnati kepada APBN.
Sedangkan
si pemilik perusahaan jangankan meminta maaf dan berkomitmen untuk
membayar semua kerugian yang diakibatkan kelalaian perusahaan
pertambangan miliknya itu. Sebaliknya dia dengan pongah baru-baru ini
menyatakan, sedikitpun dia tidak merasa bersalah dengan terjadinya
bencana lumpur di Porong, Sidoarjo tersebut!
Janji membayar ganti rugi kepada korban lumpur yang sebagian besar adalah rakyat kecil pun, mencla-mencle tak menentu mulai dari waktu pembayaran sampai dengan jumlahnya yang jauh dari cukup.
—
Gunawan Muhammad dan Penghargaan
Sekarang, lagi-lagi muncul sebuah kejadian yang dapat kita jadikan pembanding yang tepat, seperti di atas.
Yakni kejadian
Gunawan Muhammad yang mengembalikan Bakrie Award yang pernah dia terima
pada 2004,termasuk uang dan bunga yang dihitung sejak 2004 itu. Alasan
pengembalian penghargaan tersebut karena menurut Gunawan Muhammad,
sebagai akumulasi kekecewaannya terhadap perilaku pengusaha sekaligus
politikus Aburizal Bakrie dalam menjalankan bisnis dan politiknya. Mulai
dari kasus lumpur Lapindo, sampai dengan penganiayaan secara politik
dan publitas terhadap Sri Mulyani sampai yang bersangkutan berhasil
didepak dari jabatannya. Menurut Gunawan semua adalah tanggung jawab
Aburizal Bakrie itu yang juga adalah penyandang dana tunggal dari Bakrie Award tersebut.
Sejatinya
memang, pemberi suatu penghargaan adalah pihak yang layak dihargai dan
dihormati. Supaya memenuhi kriteria layak dihargai dan dihormati adalah
apabila yang bersangkutan dapat memperlihatkan secara nyata bagaimana
perilakunya sendiri dalam keseharian, dalam menjalankan bisnisnya, dan
dalam menjalani perpolitikkannya.
Saya
sependapat dengan Gunawan Muhammad bahwa perilaku dari pihak Aburizal
Bakrie membuatnya tidak pantas untuk bertindak sebagai pihak yang
memberi suatu penghargaaan semacam Bakrie Award tersebut.
Bagaimana
bisa seseorang memberi penghargaan kepada pihak lain yang dianggap
berjasa besar dalam bidang tertentu (tentu saja dalam arti
sepositif-positifnya), sementara itu dia sendiri mempunyai perilaku yang
tidak patut dihargai?
Mungkin analoginya adalah seperti “penjahat” yang memberi penghargaan kepada polisi.
Sebelumnya,
pada tahun 2007, Franz Magnis Suseno juga menolak pemberian Bakrie
Award kepada dirinya dengan alasan yang kurang-lebih sama. Penghargaan
yang diberikan oleh Freedom Institute, yayasan milik
Bakrie, kepada Franz adalah karena dia dianggap berjasa besar dalam
membahas dan memecahkan masalah bangsa dari sudut etika. Padahal pihak
yang memberi penghargan tersebut telah dianggap banyak pihak sebagai
tidak beretika.
Kalau Gunawan Muhammad tak tahan lagi menahan diri, dan akhirnya memutuskan penghargaan yang diterima tersebut, berikut uang dan bunganya sebagaimana diuraikan di atas, bagaimana dengan Presiden kita, SBY?
SBY dan Penghargaan
Selama
lima tahun terakhir ini, terakhir di bulan April 2010, SBY telah
menerima lima penghargaan internasonal. Yang terakhir ini adalah
penghargaan yang diberikan oleh sutradara film ternama, yang telah
mengukirprestasi luar biasa dengan film terbarunya, Avatar, James Cameron, pada April 2010 lalu.
Penghargaan
tersebut diberikan dalam rangka memperingati Hari Bumi Internasional
2010. Nama penghargaannya: Avatar Home Tree International. Diberikan
kepada SBY karena dinilai berjasa besar dengan program penanaman 1
miliar pohon. SBY rupanya dinilai sebagai semacam salah satu pahlawan lingkungan hidup internasional dengan programnya tersebut.
Kenapa namanya Avatar Home Tree International?
Nama
“Avatar” diambil dari judul film besutan sang sutradara. Sebuah film
yang sangat bagus yang menggambarkan tentang kerakusan korporasi yang
didukung pihak militer untuk mengeskplotasi tambang unobtainium di
sebuah planet bernama Pandora.
Kerakusan
korporasi tambang perusahaan “Resources Development Administration
Pandora” (RDA Pandora) dibantu dengan kekuatan militer yang kejam
pimpinan Kolonel Miles Quaritch menempuh segala cara untuk mendapatkan tambang unobtainium yang sangat mahal tersebut, termasuk dan terutama sekali memusnahkan
pohon raksasa yang disebut “Pohon Suara,” tempat paling keramat
sekaligus tempat tinggal suku Na’vi, penduduk asli Planet Pandora. Dan
tak ragu sedikitpun untuk bilamana perlu membunuh dan memusnahkan
seluruh orang Na’vi.
Sebelumnya
diperlihatkan dalam film bahwa sudah banyak bagian dari planet tersebut
yang dieksplotasi habis-habisan dengan perusakan lingkungan yang hebat
di planet yang sangat asri dengan berbagai tumbuhan dan hewanya yang
eksostis. Penduduk Na’vi juga digambarkan sebagai manusia-manusia yang
bukan saja pencinta alam, tetapi hidupnya memang berintegrasi dengan
alam; tumbuhan dan hewan, dalam arti sesungguhnya.
Untung kemudian muncul sang avatar asal planet Bumi, Jack Sully, yang menjadi pahlawan, memimpin para Na’vi, melawan
pengusaha rakus dan militernya yang kejam tersebut. Yang akhirnya
berhasil menyelamatkan Pandora dari kerusakan lingkungan yang sangat
parah – meskipun pohon raksasa itu sempat dihancurkan, dan menyelamatkan
hidup ribuan orang Na’vi.
Nah, dalam posisi cerita demikian, dimanakah posisi SBY dalam film Avatar, jika kita menganalogikan?
Rupanya
di mata James Cameron, posisi SBY berada pada posisi Jack Sully, sang
pahlawan lingkungan hidup, dan penyelamat hidup rakyatnya dari kerusakan
lingkungan hidup dan dampaknya.
Tapi apakah SBY layak diposisikan demikian?
Sungguh
rupanya mata James Cameron bermasalah, atau wawasannya yang sempit
menyangkut keadaan di Indonesia sesungguhnya. James Cameron rupanya juga
tidak pernah mendengar kasus lumpur Lapindo, yang telah merusak
lingkungan hidup (termasuk merusak bumi) secara sedemikian parah, dan
sekaligus menyengsarakan puluhan ribu orang sekaligus secara sistematis
dan terus-menerus sampai hari ini.
Bagaimana dengan alasan pemberian penghargaan, Avatar Home Tree International, yang telah diterima SBY tersebut, yakni bahwa karena jasa SBY dengan program penanaman satu milyar pohon tersebut?
Ternyata dalam masa pemerintahannya lima tahunnya, SBY telah ”sukses” memusnahkan 10 miliar pohon di Indonesia. Sampai-sampai Siti Maemunah dari Jaringan Advokasi Tambah berkata: “Sungguh SBY tidak layak menerima penghargaan tersebut!” (Avatar, Papua, dan SBY, Kompas, Kamis, 29 April 2010).
Bukan hanya itu saja, dari tulisan Siti Maemunah di Kompas tersebut di atas, dengan tepat kita bisa menganalogikan cerita dalam film Avatar dengan apa yang terjadi di Timika, Papua selama ini.
Tambang Unobtainium dianalogikan dengan tambang emas.
Perusahaan RDA Pandora sebagai pemilik tambang Unobtainium dalam Avatar dianalogikan
dengan PT Freeport Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport
McMoRan Copper & Gold Inc, Amerika Serikat.
Planet Pandora dianalogikan dengan Tanah Papua, Tembagapura, khususnya di kawasan tambang emas (Ersberg dan Grasberg).
Penduduk asli Pandora, Suku Na’vi dianalogikan dengan Suku Amungme.
Seperti juga di Pandora, sudah menjadi rahasia umum bahwa selama ini ada dukungan militer Indonesia yang selalu meng-back-up semua kegiatan dan keinginan PT. Freeport dalam mengeksplotasi habis-habisan
tanah-tanah keramat suku Amungme. Bilamana perlu mengorban jiwa
suku-suku pemilik tanah-tanah yang dikeramatkan di sana itu.
Gunung Ersberg yang dahulu menjulang
tinggi sekarang telah berubah menjadi kolam-kolam raksasa dengan
kedalaman ratusan meter. Gunung di sebelahnya, Grasberg akan mengalami
nasib yang sama. Hutan dengan ribuan pohon, sungai-sungai di sekitarnya
dibabat habis, dan dijadikan tempat pembuangan limbah beracun, tidak
perduli dengan dampak lingkungan dan kehidupan penduduk asli yang
tinggal di sekitarnya.
Siti Maemunah di artikel Kompas tersebut di atas antara lain menulis: Jika
saja James Cameron bertemu Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi),
pasti ia akan berpikir seribu kali sebelum memberi SBY penghargaan.
Sebab, deforestasi pada masa kepemimpinannya—merujuk data Walhi—angkanya
luar biasa besar. Sepanjang 2006-2007, deforestasi mencapai 2,07 juta
hektar. Jika di setiap hektar hutan alam hidup sekitar 2.500 pohon
dengan diameter beragam, maka ada 5,17 miliar pohon yang musnah. Angka
pemerintah sekalipun, deforestasi tahun lalu mencapai 1,07 juta hektar.
Artinya ada 2,6 miliar pohon musnah.
Selengkapnya dapat Anda telesuri di internet, atau membaca beberapa di antaranya yang saya jadikan referensi dalam tulisan ini.
Freeport
dengan tambang emasnya yang menghancurkan Tanah Papua dan kehidupan
suku Amungme hanya salah satu contoh praktik kerakusan korporasi yang
berkonspirasi dengan penguasa di Indonesia dengan motif ekonomi dan
politik. Masih banyak daerah lain seperti di Kalimantan dan Sumatera,
yang juga mengalami nasib yang mirip; pemusnahan hutan, pencemaran
sungai-sungai, pengusiran penduduk asli secara paksa, dan seterusnya.
Intinya
SBY sebenarnya sangat, sangat tidak layak menerima Avatar Home Tree
International dari James Cameron tersebut. Entah apa yang membuat James
Cameron memutuskan memberi penghargaan tersebut kepada SBY. Bisa jadi
karena informasi yang dia dapat tidak lengkap.
SBY tidak layak dianalogikan dengan Jack Scully dalam Avatar,
bahkan sebaliknya, mungkin lebih tepat dianalogikan dengan Kolonel
Miles Quaritch, komanadan militer yang menjadi komando penghancuran lingkungan
dan upaya pemusnahan suku Na’vi, termasuk pengeboman pohon raksasa,
“Pohon Suara”, tempat paling keramat sekaligus tempat tinggal suku Na’vi
demi membuka jalan bagi perusahaan RDA Pandora RDA mengeksplotasi
tambang Unobtainium.
Mengherankan
memang kenapa James Cameron bisa memberi penghargaan kepada SBY sebagai
pahlawan lingkungan hidup ini. Tetapi jauh lebihmengherankan lagi, SBY kok mau-maunya menerimanya?! Apakah dia tidak introspkesi bahwa sebenarnya dirinya tidak patut menerimanya?
Warganegara Indonesia tidak bangga ketika presidennya menerima penghargaan tersebut, karena mereka sadar, Sang Presidennya sebenarnya sangat tidak patut menerimanya. Seharusnya SBY malu, dan menolak pemberian penghargaan tersebut.***
Referensi:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/29/03092277/avatar.papua.dan..sby
http://www.wartapapuabarat.org/index.php/eco-terrorismtop/153-eco-terrorism/96-surat-terbuka-amptpi-terkait-kekerasan-di-areal-ptfreeport-2009-2010
INI BUKAN TERORIS, IDIOT!
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/09/ini-bukan-teroris-idiot.html#.UjaX-X-N6So
Apa hubungan aktor terkenal Hollywood Harrison Ford dengan terorisme?
Dahulu saya termasuk penggemar berat Horrison Ford. Sejak menyaksikan film pertama sekual "Indiana Jones", "Raiders of the Lost Ark" saya langsung menjadi penggemar setia film-filmnya. Sejak itu hampir semua film Ford tidak pernah saya tinggalkan: "The Temple of Doom", "Last Crusade", "Witness", "Fugitive", dan tentu saja "Clear and Present Danger".
Film terakhir itu sangat berarti bagi saya karena darinyalah timbul inspirasi untuk menulis sebuah opini, yang tanpa saya duga ternyata dimuat di harian Kompas. Padahal saat itu, tahun 1995 dan saya masih seorang mahasiswa, itulah tulisan pertama saya yang saya coba kirimkan ke media massa, dan menulis opini di Kompas dianggap sebagai salah satu capaian tertinggi intelektualisme di Indonesia.
Namun seiring berjalannya waktu dan saya kemudian menjadi terobsesi dengan "teori konspirasi", Harrison Ford saya masukkan ke dalam daftar tokoh-tokoh zionis yahudi. Yang pertama mengingatkan saya tentang hal ini adalah Philip Marlow, pengelola blog "Incogman.net" yang cukup dikenal di kalangan para "pencari kebenaran" di dunia maya. Saya pun menemukan kaitan sebagian besar film-film Harrison Ford dengan zionisme dan jehudaisme. Lihat saja film-film "Indiana Jones" yang selalu berkaitan dengan sejarah yahudi, mulai dari "tabut Nabi Sulaeman" hingga "perahu Nabi Nuh", selain propaganda legenda "holocoust". Dan tentu saja fakta bahwa Harrison Ford adalah salah seorang "anak emas Hollywood" yang sepenuhnya dikuasai orang-orang yahudi. Dalam satu film, untuk menunjukkan re-generasi "anak emas Hollywood", Harrison Ford dipasangkan dengan penggantinya, Bratt Pitt, sebagaimana dulu ia mewarisi gelar itu dari Sean Connery saat bermain bersama dalam film "The Last Crusade".
Maka ketika saya mendengar Harrison Ford bertingkah polah tidak sopan di kantor Menteri Kehutanan baru-baru ini, saya sangat sangat sangat tidak heran. Saya justru heran jika ada seorang zionis yang sopan, santun dan rendah hati. Dan ketika orang-orang "idiot" mencoba memperbaiki nama baik Harrison Ford dengan mengatakan: "Harrison Ford bermaksud memperbaiki AC yang mati di ruang tunggu Menteri Kehutanan," saya hanya tersenyum geli. Sejak kapan Harrison Ford menjadi tukang servis AC?
Mohon ma'af sebelumnya kalau ada yang menganggap saya seorang "rasis". Saya bukan anti-yahudi, namun saya anti zionisme dan anti terhadap kharakter watak orang-orang yahudi yang cenderung jahat. Saya menyadari sepenuhnya tidak semua orang yahudi jahat. Ada orang-orang seperti Gilad Atzmon yang pembela hak-hak Palestina, ada orang-orang yahudi Arab dan yahudi Persia (Iran) yang menolak pindah kewarganegaraan ke Israel dan memilih Arab dan Iran sebagai negerinya sendiri. Bahkan Nabi Muhammad S.A.W sendiri memperistri seorang wanita yahudi dan seorang nasrani.
Namun tidak bisa dibantah juga fakta yang sudah berumur ribuan tahun, yaitu bahwa mayoritas orang yahudi adalah sosok yang antagonis. Ada satu cerita tentang para pemandu wisata di Tibet yang bisa dengan mudah mengetahui wisatawan yang dipandunya berdarah yahudi atau tidak, yaitu dari kejorokan mereka dan pelitnya mereka memberi uang tip.
Lalu untuk apa Harrison Ford mau "repot-repot" menjadi pejuang lingkungan dan karenanya merasa berhak untuk memarahi Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan? Bukankah lebih baik ia ke Israel untuk memarahi perdana menteri Israel karena telah memerintahkan tentara-tentara dan pemukim ilegal yahudi Israel merusak ribuan pohon zaitun, cedar dan jeruk milik penduduk Palestina?
Kasus Harrison Ford ngamuk-ngamuk itu terjadi hampir bersamaan dengan "fenomena" penembakan polisi oleh "teroris". Seperti biasa, tidak lama setelah peristiwa penembakan-penembakan ini, media massa pun ramai memberitakannya seolah tidak ada peristiwa menarik lainnya, lengkap dengan bumbu analisis para pakar seperti Khaidir dan zionis lesbian Sidney Jones. Para pejabat dan politisi pun tidak ketinggalan ramai-ramai berkomentar soal peristiwa itu yang semuanya satu suara meski dengan logat bahasa berbeda-beda: menuduh teroris Islam sebagai pelakunya.
(Bersambung)
Dahulu saya termasuk penggemar berat Horrison Ford. Sejak menyaksikan film pertama sekual "Indiana Jones", "Raiders of the Lost Ark" saya langsung menjadi penggemar setia film-filmnya. Sejak itu hampir semua film Ford tidak pernah saya tinggalkan: "The Temple of Doom", "Last Crusade", "Witness", "Fugitive", dan tentu saja "Clear and Present Danger".
Film terakhir itu sangat berarti bagi saya karena darinyalah timbul inspirasi untuk menulis sebuah opini, yang tanpa saya duga ternyata dimuat di harian Kompas. Padahal saat itu, tahun 1995 dan saya masih seorang mahasiswa, itulah tulisan pertama saya yang saya coba kirimkan ke media massa, dan menulis opini di Kompas dianggap sebagai salah satu capaian tertinggi intelektualisme di Indonesia.
Namun seiring berjalannya waktu dan saya kemudian menjadi terobsesi dengan "teori konspirasi", Harrison Ford saya masukkan ke dalam daftar tokoh-tokoh zionis yahudi. Yang pertama mengingatkan saya tentang hal ini adalah Philip Marlow, pengelola blog "Incogman.net" yang cukup dikenal di kalangan para "pencari kebenaran" di dunia maya. Saya pun menemukan kaitan sebagian besar film-film Harrison Ford dengan zionisme dan jehudaisme. Lihat saja film-film "Indiana Jones" yang selalu berkaitan dengan sejarah yahudi, mulai dari "tabut Nabi Sulaeman" hingga "perahu Nabi Nuh", selain propaganda legenda "holocoust". Dan tentu saja fakta bahwa Harrison Ford adalah salah seorang "anak emas Hollywood" yang sepenuhnya dikuasai orang-orang yahudi. Dalam satu film, untuk menunjukkan re-generasi "anak emas Hollywood", Harrison Ford dipasangkan dengan penggantinya, Bratt Pitt, sebagaimana dulu ia mewarisi gelar itu dari Sean Connery saat bermain bersama dalam film "The Last Crusade".
Maka ketika saya mendengar Harrison Ford bertingkah polah tidak sopan di kantor Menteri Kehutanan baru-baru ini, saya sangat sangat sangat tidak heran. Saya justru heran jika ada seorang zionis yang sopan, santun dan rendah hati. Dan ketika orang-orang "idiot" mencoba memperbaiki nama baik Harrison Ford dengan mengatakan: "Harrison Ford bermaksud memperbaiki AC yang mati di ruang tunggu Menteri Kehutanan," saya hanya tersenyum geli. Sejak kapan Harrison Ford menjadi tukang servis AC?
Mohon ma'af sebelumnya kalau ada yang menganggap saya seorang "rasis". Saya bukan anti-yahudi, namun saya anti zionisme dan anti terhadap kharakter watak orang-orang yahudi yang cenderung jahat. Saya menyadari sepenuhnya tidak semua orang yahudi jahat. Ada orang-orang seperti Gilad Atzmon yang pembela hak-hak Palestina, ada orang-orang yahudi Arab dan yahudi Persia (Iran) yang menolak pindah kewarganegaraan ke Israel dan memilih Arab dan Iran sebagai negerinya sendiri. Bahkan Nabi Muhammad S.A.W sendiri memperistri seorang wanita yahudi dan seorang nasrani.
Namun tidak bisa dibantah juga fakta yang sudah berumur ribuan tahun, yaitu bahwa mayoritas orang yahudi adalah sosok yang antagonis. Ada satu cerita tentang para pemandu wisata di Tibet yang bisa dengan mudah mengetahui wisatawan yang dipandunya berdarah yahudi atau tidak, yaitu dari kejorokan mereka dan pelitnya mereka memberi uang tip.
Lalu untuk apa Harrison Ford mau "repot-repot" menjadi pejuang lingkungan dan karenanya merasa berhak untuk memarahi Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan? Bukankah lebih baik ia ke Israel untuk memarahi perdana menteri Israel karena telah memerintahkan tentara-tentara dan pemukim ilegal yahudi Israel merusak ribuan pohon zaitun, cedar dan jeruk milik penduduk Palestina?
Kasus Harrison Ford ngamuk-ngamuk itu terjadi hampir bersamaan dengan "fenomena" penembakan polisi oleh "teroris". Seperti biasa, tidak lama setelah peristiwa penembakan-penembakan ini, media massa pun ramai memberitakannya seolah tidak ada peristiwa menarik lainnya, lengkap dengan bumbu analisis para pakar seperti Khaidir dan zionis lesbian Sidney Jones. Para pejabat dan politisi pun tidak ketinggalan ramai-ramai berkomentar soal peristiwa itu yang semuanya satu suara meski dengan logat bahasa berbeda-beda: menuduh teroris Islam sebagai pelakunya.
(Bersambung)
9 komentar:
- saya mau tau kok gk tau atau anda yg bikin2 aja coba jelas kan keterang anda rasul muhammad s.a.w memperistri yahudi dan nasrani saya tidak poernah dengar itu,
- anda biar tau, agama islam tdk boleh nikah beda aqidah,saya tiap hari baca blog anda karna saya suka crita iran army, tp saya sangat kecewa tulisan anda itu, sangaaaaaaaatttttttttttttttt kecewaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
-
Apakah Anda tahu bahwa Rasulullah saww pernah memiliki seorang anak yang diberi nama Ibrahim?
Siapakah ibunya?
Silahkan Anda cari tahu. -
Untuk ketua kami dan menambahkan Aisyah.
Ibu dari Ibrahim adalah Maria, seorang wanita Kristen Koptik yang dihadiahkan oleh penguasa Mesir untuk Nabi.
Tolong juga cari tahu, siapa wanita yang diperistri Nabi usai Perang Khaibar. - Ketua kami ente jangan terguncang lagi ya tuuuh kan udah di kasih tau ma bang adhi......
- betul tuh . nabi tidak rasis buktinya menikahi wanita yahudi, tapi beliau menolak watak yahudi yang selalu ingin merusak
- bung adi saya tidak pernah dengar itu,atau sapa yg balas komen saya, ini bukan soal rasis, rasis nasi bungkus ya saya gk tau kalaimat nya, yg saya tau di al,quran kita tidak boleh menikahi beda akidah .coba baca di al,quran saya lupa ayat mana,,saya rasa itu cukup,buat smua yg berbeda dgn saya, karna saya setiap hari mliat adi blog.al,quran ajuan kita muslim titik
- saya sangat bersedih mendalam,sangat sedih,knp saya harus membaca artikel harison itu,padahal saya slalu baca tulisan anda,kalau pun saya tidak,bisa menyumbang ketika anda butuh dana, krna keadaan saya, tp saya bermohon dan berdoa, supaya anda mendapat kan ,dari yg lain nya,begitu peduli saya, dgn tulisan anda, tp hari,ini dan besok saya gk tau lg, harus menbaca blog ,anda atau tidak lg selamanaya,saya sanagat sediiiihhhh,....,saran saya buat mas adhi, jgn lah lg nulis hal yg sama, pada waktu yg lain di mana pun,mohon maaf kalau saya kurang di pahami...trims
-
Sepertinya ayat 'boleh menikahi ahlul kitab' yang memang ada di dalam Al-Qur'an, terlewat atau tidak terbaca yah?
Kenapa begitu ketakutan membaca sejarah?
Dari sejarah kita belajar bung !
Halo, pencari pinjaman, apakah Anda membutuhkan pinjaman untuk melunasi utang Anda? atau sebagai modal untuk kecil, menengah dan besar investasi skala bisnis, atau Anda membutuhkan pinjaman untuk infrastruktur, Berikut adalah jawaban untuk semua masalah Anda. Kami adalah perusahaan Pinjaman sah yang telah datang untuk menyelamatkan Anda. Kami menawarkan pinjaman dari Jumlah manapun untuk tujuan apapun kecuali tujuan yang salah pada tingkat bunga rendah dari 1.5%. Apa yang Anda masih menunggu !!! menulis kami sekarang Email kami {} sarahmantiwongloanhome@gmail.com atau sarahmantiwongfinancialsolution@yahoomail.com Tujuan kami adalah untuk menendang kemiskinan dan stres dalam kehidupan manusia, Visi kami adalah menciptakan dunia yang penuh senyum dan happiness.We menanti Anda.
BalasHapusCEO,
Ibu Sarah Wong.