Mayjen (Purn) Kivlan Zen: Waspada! 12 Kelompok Anti Islam Kuasai DPR
JAKARTA (voa-islam.com) - http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2013/09/30/27026/mayjen-purn-kivlan-zen-waspada-12-kelompok-anti-islam-kuasai-dpr/
Saat
menyampaikan sambutannya dalam Pengajian Politik Islam di Masjid Agung
Al Azhar, Jakarta Selatan, Ahad (29/9/2013), mantan Kepala Staf Kostrad
(Kakostrad) Mayjen (Purn) Kivlan Zen mengakui, Ketua Dewan Pembina
Partai Gerindra Prabowo Subianto yang pernah menjawab Pangkostrad itu
dulu pernah dekat dengan Islam. Tetapi kini Prabowo hanya menjadikan
Islam sebagai alat.
"Prabowo dulu dekat dengan Islam karena ditekan LB
Moerdani, tapi sekarang dia jadikan Islam sebagai alat," kata jenderal
kelahiran Aceh itu saat menyampaikan sambutan politik dalam Pengajian
Politik Islam di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Ahad
(29/9/2013), seperti diberitakan oleh Suara-Islam.com.
Kivlan yang kini menjadi Caleg dari Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) itu bercerita mengenai rencana sejumlah perwira ABRI
(sekarang TNI) sejak tahun 1968 yang menginginkan kelompok pro Islam
yang memimpin negara ini. Rencana ini, kata Kivlan, sudah disusun sejak
1968.
Kivlan menyebut periode 1993-1998 adalah "ijo
royo-royo". Islamophobia terhadap Islam mulai berkurang. Panglima ABRI
dijabat oleh Feisal Tanjung. Bersamaan dengan itu orang-orang yang pro
terhadap Islam mulai naik posisinya."Kita menang selama lima tahun,"
ungkapnya. "Tapi reformasi 1998 akhirnya menghancurkan semua,"
lanjutnya.
Untuk melanjutkan perjuangannya, Kivlan mengaku kini
menjadi calon anggota legislatif. Partai yang dipilih adalah PPP.
"Partai ini bersejarah," katanya.
12 Kelompok Anti Islam Kuasai DPR
Menarik untuk disimak, Kivlan Zen juga mengungkapkan,
saat ini ada dua belas kelompok anti Islam yang menguasai DPR. Tanpa
merinci kedua belas kelompok itu, Kivlan menyebut mereka-mereka inilah
yang pada akhirnya menguasai aset negara ini dan mengeluarkan
Undang-undang yang berbahaya bagi umat Islam. Padahal jumlah mereka
minoritas. "Barangsiapa kuasai DPR dia akan kuasai negara," tegas
Kivlan.
Sebelumnya, Kivlan juga menyampaikan keprihatinannya
mengenai kondisi politik umat Islam. Menurut Kivlan, partai-partai Islam
kini kalah dari lawan-lawannya. Jika pada awal berdirinya negara ini
suara partai Islam mencapai 57 persen, kini hanya tinggal 2 persen
saja."Dulu kekuatan kita di atas, sekarang surut," ungkap Caleg PPP ini.
Akibat suara partai Islam yang menurun itulah akhirnya
terjadi banyak perubahan dalam konstitusi negara. UUD 1945 diamandemen
sebanyak empat kali yang memasukkan unsur persamaan hak dan hak asasi
manusia. "Saat reformasi, UUD 1945 berubah batang tubuhnya," kata
Kivlan.
"Murdaya Pho, Alvin Lie, ikut disitu. Membetuk UUD
berdasarkan persamaan hak," lanjutnya. Hasilnya, lanjut Kivlan, satu
golongan yang bukan pribumi asli akhirnya memegang aset 80 persen.
Sedangkan umat Islam memegang sisanya. "Umat Islam mayoritas tapi cuma
pegang aset 20 persen. Karena diberi kesempatan bertarung yang sama,"
ungkapnya.
Karena itu Kivlan menyerukan supaya umat Islam untuk
masuk berbagai partai untuk memenangkan Islam. Supaya tersusun UU yang
pro terhadap umat Islam. [desastian/SI)
AGEN BARAT DALAM SERANGAN MALL KENYA
http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/09/agen-barat-dalam-serangan-mall-kenya.html#.Ukg3GVIxVkg
Dalam semua serangan terorisme pasti ada jejak zionis internasional di
dalamnya. Inilah keyakinan saya sejak bertahun-tahun lalu, sebagaimana
keyakinan aktor Hollywood Mel Gibson bahwa orang-orang yahudi berada di
belakang semua peperangan di dunia. (Dalam satu insiden yang menjadi
pemberitaan media-media massa, Mel Gibson ditangkap oleh polisi karena
mengemudi dalam keadaan mabuk. Saat itu mulutnya terus nerocos kepada
polisi-polisi yang menangkapnya bahwa "Orang-orang yahudi berada di
belakang semua peperangan di dunia".
Demikian pula halnya dengan peristiwa penyerangan Mall Westgate di ibukota Kenya Nairobi yang masih berlangsung hingga saat ini. Menurut pernyataan Menlu Kenya Amina Mohamed kepada para wartawan hari Senin lalu (23/9), setidaknya 2 orang Amerika dan seorang Inggris terlibat sebagai pemimpin kelompok teroris dalam serangan tersebut. Pernyataan tersebut tentu bukan klaim yang asal-asalan karena dikatakan langsung oleh seorang pejabat tinggi Kenya. Apalagi dengan adanya banyak kesaksian yang beredar di media-media massa bahwa "orang-orang kulit putih berbahasa Inggris" menjadi komandan para teroris.
Meski kelompok "Al Shabbab" yang bertanggungjawab atas serangan itu membantah keterangan menlu Kenya tersebut, para saksi mata meyakinkan telah melihat beberapa orang kulit putih, dan yang paling menonjol adalah seorang wanita yang diduga kuat adalah "teroris" asal Inggris bernama Samantha Lewthwaite. Oleh media-media massa Kenya Samantha dijuluki sebagai "janda putih". Hal itu tidak lain adalah karena Samantha adalah janda dari Jermaine Lindsay, terduga "teroris" dalam serangan bom bunuh diri "London Bombing 7/7".
Koran Kenya The Star dalam laporannya baru-baru ini melaporkan keterangan para saksi mata yang di antaranya mengatakan, “Wajahnya tertutup namun ia memiliki tangan dan tubuh wanita. Ia tidak membawa senjata namun membawa tas besar yang melilit pinggangnya." Menurut saksi tersebut sang wanita itu memberikan perintah-perintah dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan penerjemah dan dituruti para teroris lainnya.
"Wanita itu tidak bersenjata, namun setelah ia memberikan perintah orang-orang itupun melakukan pembunuhan-pembunuhan," kata seorang saksi
"Sudah pasti ia adalah wanita, yang kami ketahui dari suaranya," kata saksi lainnya yang dikutip The Stars.
Saksi lainnya, aparat keamanan Kenya yang menyaksikan rekaman CCTV insiden serangan itu mengatakan kepada The Stars bahwa seorang wanita berkulit terang atau putih berada di antara para teroris.
Jauh sebelum serangan di Mall Westgate tersebut aparat keamanan Kenya sudah mengendus keberadaan Lewthwaite di satu tempat di Afrika Timur. Aparat keamanan Kenya bahkan telah memerintahkan penangkapan terhadapnya karena keteraitannya dengan sebuah rencana serangan teroris. Karier terorisme-nya memiliki kesamaan dengan para teroris kulit putih lainnya yang berasal dari negara-negara barat. Berasal dari Aylesbury, Buckinghamshire, Lewthwaite berpindah keyakinan ke Islam pada umur 17 tahun untuk kemudian menikah dengan Jermaine Lindsay sebelum yang bersangkutan meledakkan dirinya dalam serangan bom di London tgl 7 Juli 2005.
Keterlibatannya dalam dunia terorisme sangat mengejutkan orang-orang yang mengenalnya sejak kecil. Menurut Raj Khan, yang mengenal keluarga Lewthwaite saat tinggal di Aylesbury, Lewthwaite hanyalah gadis kebanyakan yang tidak memiliki keistimewaan tertentu, terutama dalam hal kepercayaan diri. Bahkan sebelum terjadinya pemboman di London, Khan tidak melihat perubahan yang berarti dalam diri Lewthwaite.
"Ia bukan gadis yang kuat, dan karenanya saya sangat heran bahwa ia bisa menjadi pimpinan sebuah kelompok teroris internasional," kata Khan kepada koran Inggris Daily Mail baru-baru ini.
Keterkaitan Lewthwaite dengan pemboman London semakin menguatkan kecurigaan para pencari kebenaran ("truthers") bahwa peristiwa serangan di Kenya adalah "kerjaan lain" kepentingan zionis internasional. "London Bombing" merupakan ikon kedua setelah "WTC 911" sebagai operasi inteligen "false flag" yang dilakukan zionis internasional.
Saya (blogger) sebenarnya lebih menyukai teori bahwa Lewthwaite telah "tertipu" oleh ajaran-ajaran ekstremisme Islam yang menghalalkan aksi-aksi terorisme sebagai jihad, sebagaimana para pelaku Pemboman Bali. Namun sayang, saya lebih mempercayai bahwa Lewthwaite adalah agen rahasia Inggris yang disusupkan ke dalam kelompok-kelompok ekstremis Islam. Namun tidak peduli di antara kedua teori itu, Lewthwaite adalah agen kepentingan zionis internaisonal, sebagaimana Imam Samudra dan Ali Imron Cs pelaku Bom Bali, atau para mujahilin yang kini tengah memerangi pemerintah Syria.
Serangan-serangan dan aksi-aksi terorisme yang marak terjadi di berbagai belahan dunia dengan berbagai pernik-pernik industri pendukungnya: media massa, pengamat terorisme, satuan-satuan dan lembaga-lembaga baru anti-terorisme dll, merupakan bagian dari kampanye global "perang terorisme" yang diproklamirkan George "Dubya" Bush paska serangan "WTC 911" tahun 2001. Kampanye ini telah terbuka sejelas-jelasnya sebagai alat kepentingan zionis/kapitalis internasional alias para "penguasa kegelapan". Sebagian saham Mall Westgate dimiliki oleh orang-orang yahudi. Setidaknya dengan aksi di Kenya tersebut para zionis kembali bisa meyakinkan para idiot di dunia bahwa orang-orang Islam adalah jahat dan orang-orang yahudi selalu menjadi korban kejahatan.
Demikian pula halnya dengan peristiwa penyerangan Mall Westgate di ibukota Kenya Nairobi yang masih berlangsung hingga saat ini. Menurut pernyataan Menlu Kenya Amina Mohamed kepada para wartawan hari Senin lalu (23/9), setidaknya 2 orang Amerika dan seorang Inggris terlibat sebagai pemimpin kelompok teroris dalam serangan tersebut. Pernyataan tersebut tentu bukan klaim yang asal-asalan karena dikatakan langsung oleh seorang pejabat tinggi Kenya. Apalagi dengan adanya banyak kesaksian yang beredar di media-media massa bahwa "orang-orang kulit putih berbahasa Inggris" menjadi komandan para teroris.
Meski kelompok "Al Shabbab" yang bertanggungjawab atas serangan itu membantah keterangan menlu Kenya tersebut, para saksi mata meyakinkan telah melihat beberapa orang kulit putih, dan yang paling menonjol adalah seorang wanita yang diduga kuat adalah "teroris" asal Inggris bernama Samantha Lewthwaite. Oleh media-media massa Kenya Samantha dijuluki sebagai "janda putih". Hal itu tidak lain adalah karena Samantha adalah janda dari Jermaine Lindsay, terduga "teroris" dalam serangan bom bunuh diri "London Bombing 7/7".
Koran Kenya The Star dalam laporannya baru-baru ini melaporkan keterangan para saksi mata yang di antaranya mengatakan, “Wajahnya tertutup namun ia memiliki tangan dan tubuh wanita. Ia tidak membawa senjata namun membawa tas besar yang melilit pinggangnya." Menurut saksi tersebut sang wanita itu memberikan perintah-perintah dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan penerjemah dan dituruti para teroris lainnya.
"Wanita itu tidak bersenjata, namun setelah ia memberikan perintah orang-orang itupun melakukan pembunuhan-pembunuhan," kata seorang saksi
"Sudah pasti ia adalah wanita, yang kami ketahui dari suaranya," kata saksi lainnya yang dikutip The Stars.
Saksi lainnya, aparat keamanan Kenya yang menyaksikan rekaman CCTV insiden serangan itu mengatakan kepada The Stars bahwa seorang wanita berkulit terang atau putih berada di antara para teroris.
Jauh sebelum serangan di Mall Westgate tersebut aparat keamanan Kenya sudah mengendus keberadaan Lewthwaite di satu tempat di Afrika Timur. Aparat keamanan Kenya bahkan telah memerintahkan penangkapan terhadapnya karena keteraitannya dengan sebuah rencana serangan teroris. Karier terorisme-nya memiliki kesamaan dengan para teroris kulit putih lainnya yang berasal dari negara-negara barat. Berasal dari Aylesbury, Buckinghamshire, Lewthwaite berpindah keyakinan ke Islam pada umur 17 tahun untuk kemudian menikah dengan Jermaine Lindsay sebelum yang bersangkutan meledakkan dirinya dalam serangan bom di London tgl 7 Juli 2005.
Keterlibatannya dalam dunia terorisme sangat mengejutkan orang-orang yang mengenalnya sejak kecil. Menurut Raj Khan, yang mengenal keluarga Lewthwaite saat tinggal di Aylesbury, Lewthwaite hanyalah gadis kebanyakan yang tidak memiliki keistimewaan tertentu, terutama dalam hal kepercayaan diri. Bahkan sebelum terjadinya pemboman di London, Khan tidak melihat perubahan yang berarti dalam diri Lewthwaite.
"Ia bukan gadis yang kuat, dan karenanya saya sangat heran bahwa ia bisa menjadi pimpinan sebuah kelompok teroris internasional," kata Khan kepada koran Inggris Daily Mail baru-baru ini.
Keterkaitan Lewthwaite dengan pemboman London semakin menguatkan kecurigaan para pencari kebenaran ("truthers") bahwa peristiwa serangan di Kenya adalah "kerjaan lain" kepentingan zionis internasional. "London Bombing" merupakan ikon kedua setelah "WTC 911" sebagai operasi inteligen "false flag" yang dilakukan zionis internasional.
Saya (blogger) sebenarnya lebih menyukai teori bahwa Lewthwaite telah "tertipu" oleh ajaran-ajaran ekstremisme Islam yang menghalalkan aksi-aksi terorisme sebagai jihad, sebagaimana para pelaku Pemboman Bali. Namun sayang, saya lebih mempercayai bahwa Lewthwaite adalah agen rahasia Inggris yang disusupkan ke dalam kelompok-kelompok ekstremis Islam. Namun tidak peduli di antara kedua teori itu, Lewthwaite adalah agen kepentingan zionis internaisonal, sebagaimana Imam Samudra dan Ali Imron Cs pelaku Bom Bali, atau para mujahilin yang kini tengah memerangi pemerintah Syria.
Serangan-serangan dan aksi-aksi terorisme yang marak terjadi di berbagai belahan dunia dengan berbagai pernik-pernik industri pendukungnya: media massa, pengamat terorisme, satuan-satuan dan lembaga-lembaga baru anti-terorisme dll, merupakan bagian dari kampanye global "perang terorisme" yang diproklamirkan George "Dubya" Bush paska serangan "WTC 911" tahun 2001. Kampanye ini telah terbuka sejelas-jelasnya sebagai alat kepentingan zionis/kapitalis internasional alias para "penguasa kegelapan". Sebagian saham Mall Westgate dimiliki oleh orang-orang yahudi. Setidaknya dengan aksi di Kenya tersebut para zionis kembali bisa meyakinkan para idiot di dunia bahwa orang-orang Islam adalah jahat dan orang-orang yahudi selalu menjadi korban kejahatan.
REF:
"The White Widow"; Rixon Stewart; THETRUTHSEEKER, 25 September 2013
The White Widow
Rixon Stewart — Sept 24, 2013
Amina Mohamed. Speaking to reporters on Monday night she said “Two or three Americans” and “one Brit” were among the attackers at the Westgate Mall and one in particular played a leading role.
At least three Westerners took part in the Nairobi mall attack, according to Kenyan Foreign MinisterThe Somali militant group that has claimed responsibility for the attack, al Shabaab has vehemently denied the minister’s claims.
Nonetheless, eyewitnesses at the Westgate Mall say a white woman who spoke English appeared to lead the attackers.
Kenyan newspaper, The Star, quoted survivors who saw a woman who appeared to be in command as the attackers stormed the mall.
Two employees of the Radio Africa Group, which is based at the mall, told reporters that “a woman appeared to be giving orders.”
According to The Star: “One said her face was covered but she had a woman’s arms and body. She was not carrying a gun but had a large bag around her waist.”
The witnesses said she gave instructions in English which were translated into Swahili as the attackers took control of the shopping centre.
The paper quoted a witness as saying: “The woman was not armed but as soon as she issued orders, the men would go on a killing rampage.”
Another witness said: “It was definitely a woman because we could tell it from the voice.”
Their accounts have been corroborated by Kenyan security officials
who have viewed the mall’s CCTV footage of the attack. One unnamed
security official told The Star that a ” light skinned or even Caucasian
woman” was among the attackers.
Subsequently dubbed the “White Widow” by the Kenyan press, the woman has been identified as Samantha Lewthwaite, the widow of one of the 7/7 bombers, Jermaine Lindsay.
Lewthwaite is known to be in east Africa and is wanted by Kenyan authorities over her suspected links to a planned a coastal bombing campaign.
Her career as a “terrorist” has followed similar path to other Western recruits to Islamic “terror”. From Aylesbury, Buckinghamshire, Lewthwaite converted to Islam aged 17 and married Jermaine Lindsay before he blew himself up in the July 7 terror attacks.
The daughter of an English soldier, her emergence as a terrorist leader has taken those who knew her when she was younger by surprise.
According to Councillor Raj Khan, who knew Lewthwaite’s family when she lived in Aylesbury:
‘She was an average, British, young, ordinary girl. She had a very great personality. She didn’t have very good confidence,’ he said.
When he met her again shortly before the July 7 bombings she hadn’t changed much, says Khan. She still appeared to have little in the way of “confidence”.
‘She was not strong-headed. And that’s why I find it absolutely amazing that she is supposed to be the head of an international criminal terrorist organisation,’ Khan told the Daily Mail.
So what accounts for Samantha Lewthwaite’s transformation? Is this simply the result of her exposure to “radical Islam”? Or has she fallen under the influence of a more sinister spell?
Has she been spellbound by the same forces that entranced Timothy McVeigh?
Have the mind-controllers in Western Intelligence groomed her for the role of the White Widow? Have they helped transform a young woman with little “confidence” into the leader of gang of ruthless terrorists who kill on her command?
What else would account for this dramatic change? It certainly isn’t her exposure to Islam. Although Western Intelligence and their accomplices in the corporate media would differ, the fact is her actions help perpetuate their phoney “War on Terror”.
Indeed, that maybe why Samantha Lewthwaite was chosen. Take a young white woman lacking in “confidence”, let the mind-controllers in Western Intelligence do their work and then unleash her on the world as the “White Widow”.
In the process her controllers not only perpetuate the “War on Terror”, they also help further demonise Islam; and what better way to do so than with the widow of one of the 7/7 bombers — another false flag.
To guarantee the operations success an Israeli owned shopping centre is targeted, thereby ensuring assistance from Mossad. For Zionists the payback is two-fold: beyond demonising Islam it also helps perpetuate the notion of Jews as victims.
Even though few, if any were killed, Jews were reportedly the among intended targets and that in itself helps reinforce the idea of Jewish victim-hood.
It remains to be seen if Lewthwaite is actually apprehended and tells what really happened. Or whether, and more likely, she evades capture with the assistance of shadowy elements in the Western intelligence community.
Like 9/11 and 7/7, we may have just witnessed another terror outrage staged by elements in the very organisations that are meant to be preventing them.
How much longer is this sort of thing going to go on and when will the broad mass of people wake-up to the lies we are being fed by the media and our politicians?
Posted in "The War on Terror", 'False flag attacks'
AS: Serangan Al-Shabaab di Kenya Ancaman Keamanan Nasional Amerika
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - http://www.voa-islam.com/news/world-world/2013/09/27/26997/as-serangan-alshabaab-di-kenya-ancaman-keamanan-nasional-amerika/Amerika Serikat memandang serangan mematikan terbaru di pusat perbelanjaan kelas atas di Nairobi, Kenya sebagai "ancaman langsung" terhadap keamanan nasional, menurut sebuah laporan.
AS mengirim puluhan agen FBI ke Kenya untuk menyelidiki lokasi serangan dan mengumpulkan "setiap informasi yang mungkin " untuk membantu mencegah insiden seperti itu terjadi lagi, bahkan mungkin di tanah AS, New York Times melaporkan.
Kurang dari sehari setelah pengepungan berdarah berakhir, lebih dari 20 agen FBI tiba di lokasi dan mulai menyelidiki reruntuhan. Sementara puluhan lebih agen akan segera dikerahkan ke Nairobi, para pejabat Amerika mengatakan.
Beberapa agen itu adalah anggota dari skuad Gabungan Task Force Terorisme New York yang melacak kelompok-kelompok pejuang Islam yang beroperasi di Tanduk Afrika, menurut seorang pejabat AS.
Selama beberapa hari ke depan, para agen tersebut akan mengumpulkan sampel DNA, sidik jari dan informasi biometrik lainnya, dan memeriksa senjata, laptop, kamera dan komputer untuk memastikan bagaimana serangan itu direncanakan dan dilaksanakan dan terutama jika para pelaku memiliki hubungan kembali kepada Amerika Serikat.
Selama bertahun-tahun , Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) telah memantau Al-Shabaab yang berbasis di Somalia, kelompok pejuang Islam terkait Al-Qaidah yang berada dibalik serangan di Wesgate Mall Nairobi, yang juga telah merekrut banyak orang Amerika, beberapa bahkan sebagai pelaku bom jibaku.
Kelompok pejuang Islam tersebut dianggap sebagai ancaman yang sangat berbahaya karena sudah melatih lebih dari dua lusin pria muda Amerika di Somalia, kata Times.
Peter King, anggota DPR dari Partai Republik di Komite Keamanan Dalam Negeri AS, mengatakan pada Ahad bahwa pejuang Islam Al- Shabaab telah merekrut hingga 50 orang dari masyarakat Somalia Amerika di AS.
Amerika Serikat telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk memberantas Al-Shabaab, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok pejuang Islam tersebut mungkin membalas dengan menargetkan kepentingan Amerika di wilayah itu dan bahkan mungkin di tanah AS.
"Kami berada dalam pertempuran ini bersama-sama," Robert F. Godec, Duta Besar Amerika untuk Kenya, Mengatakan kepada Times. "Semakin banyak kita tahu tentang perencanaan yang masuk ke dalam ini, cara yang telah dilakukan, apa yang digunakan, orang yang terlibat, semakin baik kita bisa melindungi Amerika."
Mengutip "informasi yang kredibel," Departemen Luar Negeri AS memperingatkan pada Rabu bahwa komplek-komplek pemerintah AS bisa menjadi target serangan.
Seorang sumber dalam Al-Shabaab mengatakan kepada CNN hari Ahad bahwa 3 orang bersenjata di balik serangan Westgate Mall di Nairobi yang menewaskan 72 orang, berasal dari Amerika Serikat, sumber dalam al-Shabab mengatakan kepada CNN pada. (ab/ptv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar