Selasa, 10 Mei 2011

Cadangan Devisa RI Naik Lagi Jadi US$ 115,8 Miliar >>>Dalam kurun waktu satu pekan, cadangan devisa Indonesia kembali meningkat sekitar US$ 2 miliar. Pada 6 Mei 2011, jumlah cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi US$ 115,8 miliar.>>>Kadin: Ekonomi RI Bisa Setara China dan India>>>"China dan India menjadi kekuatan ekonomi terdepan dan terkemuka," ujar Suryo di Jakarta, Kamis, 25 November 2010. "Kami berharap ke depan, Indonesia akan berada di posisi sejajar dengan China dan India." >>>Kadin yang baru siap menjadi mitra pemerintah guna mencapai target pertumbuhan perekonomian nasional, sekaligus memantapkan posisi Indonesia di tingkat dunia. "Tantangan ekonomi ke depan cukup kompleks dan berat. Kita harus bekerja keras. Kadin dan pemerintah harus kompak dan efektif menghadapi tantangan tersebut." >>>JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang sangat diperhitungkan oleh negara lain dalam jangka menengah dan panjang>>> Seyogianya RI memiliki kapasitas untuk bisa maju dan memiliki Cadangan Devisa yang benar2 besar dan tangguh...>>> Sayangnya semua kekuatan Negara RI telah banyak yang tergadaikan...>>> Perhatikanlah Betapa besar Cadangan Emas dan mineral di tangan Freeport yang telah berpuluh tahun dikangkanginya... tanpa kemampuan apapun RI bisa mengambil alihnya...???? Sayang...>>> Belum lagi betapa besar Cadangan batubara, gas dan berbagai mineral seperti pasir dan bijih besi, nikel, timah dlll>>> Belum lagi hutan dan rotan dan berbagai kekayaan alam yang semuanya telah disia-siakan oleh para Penguasa Republik ini dan digadaikan dan diijonkan kepada Asing...??? Kalau saja para Pemimpin dan para Pengusaha itu benar2 sadar dan mau bekerja keras dan kompak untuk kepentingan Rakyat dan bangsa ini....>>> Tentulah semua itu sudah bisa memakmurkan rakyat... dan tentu infra struktur dan prasarana dan sarana ekonomi dan kesejahteraan rakyat sudah lama terwujud..dengan seksama....>>> Namun....Sangatlah ...perlu di renungkan dengan benar2 dan sungguh2...>>> Fakta2 sejarah panjang sampai dengan hari ini....memang tak dapat dipungkiri... adanya Noktah2 yang ngeri dan penuh bau busuk dan menjijikan.....yang perlu disesalkan...>>> Sungguh...inilah...Sayangnya para Penguasa dan Pengusahanya... kebanyakan hanya mencari untuk dirinya sendiri..dan keluarganya..semata.>>> Mereka telah lama terbius dan sangat terpesona...dengan cara2 hidup meniru-niru para Ratu dan Raja2 Penjajah sebagai suri tauladan dan sangat dipuja-puja....[lihatlah betapa .. rajinnya media2 mainstream itu menayangkan dan mengabarkan dan mengexpresikan dan mengexploitasikan hasrat2 nafsu dan keinginan2 tersebut >> apa salahkah?? Yah inilah relatifitas...dan realitas ...diamana tergantung standar apa pada jiwa2 dana mata hati mana dan apa ...mereka itu..Tetapi secara moralitas dan kejiwaan ...seyogianya ...sudah dapat difahami..kemana arah tujuan...dari nafsu2 meterialistik mereka itu..???..egoistik dan tanpa ingin mengerti kondisi bangsa dan anak2 bangsa secara keseluruhan dan secara fakta ....berada ditengah-tengah badai gemuruhnya perebutan dan perburuan dan perayahan para serigala2 kapitalis ..Asing dan Lokal ...yang sangat ganas dan garang..itu..] .. yang hanya mementingkan diri mereka dan kelompoknya...>>> Dinegara RI ini terlalu banyak para Pemimpin palsu dan mereka hanyalah oportunis2 yang berjiwa ...sebagai pengejar dan pemburu Kekayaan dan Kekuasaan... dan keserakahan...[jauh dari dedikasi dan hidup mejadi tauladan...dan seringkali menunjukan rendahnya perilaku akhlak dan kejujurannya...] dan Pengusaha2 yang serakah dan hanya demi kebanggan diri mereka..>>> Semua aturan-hukum-dan aparatnya diarahkan semata untuk kepentingan vested dan banyak memanipulasi peraturan2 dan perundang-undangan..semata-mata untuk pemenuhan hawa nafsu keserakahan mereka ....>>> Disisni tak ada yang ditakuti atau dihormati...dan tidak ada konsistensi kepada tujuan mulianya...>>>..Karena mereka saling berebut aji mumpung dan sesuai dengan jiwa dan hasrat mereka yang selalu merasa "Kurang dan Kekuarngan" dibanding ini dan itu...dan selalu ingin berlebihan...atas satu dengan lainnya...>>> Inilah pangkal Keserakahan itu... >>. Makanya apabila benar2 Penguasa dan Pengusaha ingin membangun dan memberikan kesejahteraan kepada Rakyat RI secara benar2 ..Maka harus ada komitment dan perubahan secara radikal dalam kejiwaan dan mental .....1] Contoh Para penguasa Cina dan India yang berani hidup sederhana dan para Pengusahanya.yang berjibaku dan berjuang untuk kepentingan anak2 bangsanya..dan memakmurkan rakyat bangsanya...Dan tidak takut terhadap Negara adi Daya demi untuk membela Rakyatnya...dan Menegakan Kemakmuran rakyatnya...[ Lihatlah di Cina -India-Korea-Taiwan-Jepang... walaupun itu tanpaknya kurang bermoral... tetapi mereka berani melakukan melawan konsep2 yang disodorkan AS-Eropa, apabila akan merugikan Rakyatnya...Bhkan mereka berani merebutnya...kalau itu benar2 hak Rakyat mereka...>>> Coba lihat di RI... Beranikah mengambil alih Freeport..dan membangun Pengolahannya dinegeri ini???...Ah..mana bisa..mana berani... Mau dicopot dari ..kedudukan...sekarang??? ..Mana Pengusaha mau mendukung program seperti ini...Ah..mati konyol guwa...??? Kenapa tidak bersatu...berjuang secara fokus dan berjibaku...??? Mau..??? ]>>>Hayyo bersatulah dan berjuanglah... dimana segenap Pemerintah..dan BUMN2 dan BUMD2 dan Swasta2nya semua serta para cerdik cendekia yang bijaksana benar2 bekerjasama dan berlomba memberi kontribusi bagi kemakmuran segenap Rakyatnya...dan sebesar-besar manfaat bagi anak2 bangsanya...>>> dan berani berjuang secara kongkrit dan menggantikan dan mewujudkan UU yang selama ini terkesan sangat korup dan manipulatif dan tanpa acuan atau referensi Kebenaran apapun kecuali bersandarkan kepada konsep klasik yaitu kesepakatan kenisbian belaka...serta hasilnya tenyata telah berpuluh tahun sangat menindas dan melakukan dusta terhadap Rakyat dan negeri ini telah sangat berdarah-darah dan juataan korban dengan sebab yang semestinya dapat diselesaikan dengan akal sehat dan dengan dasar Kebenaran yang Hakiki...>>> Maka sudah selayaknyalah berdasarkan jiwa2 yang muthmainah...kita kembalikan jiwa2 merdeka..itu.. kita sudah sampai kepada titik2 final dimana seharusnya UU yang ada tersebut secara mendasar dikaji dan digantikan dengan UU yang memiliki dasar2 penuh kepastian hukum dan pelaksanaan yang benar2 transparan dan dapat dikontrol dan dipahami dengan mudah oleh semua Rakyat..dengan kesederhanan dan dengan jiwa kemerdekaan yang benar..dan penuh akal budi yang sehat dan bermoral luhur dan mulia.>>> Kalau saja ...Media2nya benar2 berpihak kepada Rakyat... dan berjuang untuk kepentingan Rakyat yang murni dan mendasar...secara hakiki...dan bukannya menjadi corong2 utama yang sungguh sombong dan merasa paling hebat2....sebagai orang2 "pintar"...dan menjadi mainstreamnya para Penguasa dan politisi yang nota bene cenderung menjadi kambing2 pengembik dan pengekor serta menjadi antek2 para Penjajah Baru yang sangat kejam dan selalu menggunakan double standar ..dan devide et impera....[Neo Kolonilais dan Neo Imperialis] .>>> Semua benar2 bersungguh-sungguh dan ikhlas untuk Rakyat dan negeri dan untuk kepentingan anak2 Bangsa....>>> Renungkanlah... dan telaahlah... semuanya secara komprehensif dan menyeluruh dan mendasar...dengan hati yang benar2 bening dan kesadaran budi nurani kemanusiaan...yang luhur..>>> Kembalilah kepada UUD 1945 dan menggunakan mukadimah Rancangan UUD 1945 yang dipersiapkan BPUPKI tertanggal 22.6.1945....al.....menegakan...UU yang berjiwakan..."kewajiban melaksanakan syariah Islam bagi pemeluknya...>>>Insya Allah....dengan pertolongan dan hidayah Allah Maha Benar...Maha Cinta Kasih...bahwa... Inilah jalan yang telah memberikan jalan keberkahan...bagi segenap rakyat dan bangsa Indonesia secara kaffah dan nyata serta menyeluruh... Amin..>>> hanya beberapa bulan setelah diikrarkan...kita dikaruniai Kemerdekaan dengan Proklamasi 17-8-1945....>>> Sayangnya...secara cepat kita lupa diri..dan pada tanggal 18.8.1945....para pemimpin kita sudah berkhianat dan lupadiri...>>> Semoga jadi renungan...kita semua...Kalau saja kita benar2 cinta Rakyat dan anak negeri dan bertujuan benar2 ingin memakmurkan Rakyat secara Benar dan Adil...>>> Renungkanlah....dan Semoga hidayah dan inayah serta maunah dan ma'rifah tercurah dari rahmat Allah Maha Pengampun Maha Pemurah Maha Penyayang... kepada kita semuanya...sehingga benar2 kira dalam rahmat dan berkahnya...dalam mewujudkan cita2 bangsa dan untuk Kejayaan bangsa Indonesia secara utuh dan menyeluruh dan aman, adil dan makmur bagi seluruh rakyat semesta... Amin......

 Cadangan Devisa RI Naik Lagi Jadi US$ 115,8 Miliar
Wednesday, 11 May 2011, 05:33 - us.detikfinance.com
Jakarta - Dalam kurun waktu satu pekan, cadangan devisa Indonesia kembali meningkat sekitar US$ 2 miliar. Pada 6 Mei 2011, jumlah cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi US$ 115,8 miliar.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution dalam pembukaan acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2011 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (11/5/2011).

"Secara keseluruhan neraca pembayaran kita tetap sehat karena transaksi modal atau finansial selalu besar 2 tahun ini. ...
[http://gresnews.com/ch/Economy/cl/Gubernur/id/2115626/] 
Jakarta - http://us.detikfinance.com/read/2011/05/11/103455/1637034/5/cadangan-devisa-ri-naik-lagi-jadi-us--1158-miliar
Dalam kurun waktu satu pekan, cadangan devisa Indonesia kembali meningkat sekitar US$ 2 miliar. Pada 6 Mei 2011, jumlah cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi US$ 115,8 miliar.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution dalam pembukaan acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2011 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (11/5/2011).

"Secara keseluruhan neraca pembayaran kita tetap sehat karena transaksi modal atau finansial selalu besar 2 tahun ini. Kalau diperhatikan, transaksi berjalan keseluruhan surplus selalu besar, itu menghasilkan cadangan devisa yang makin besar. Minggu lalu kalau tak salah, pada 6 Mei cadangan devisa kita US$ 115,8 miliar," tutur Darmin.

Dikatakan Darmin, jumlah cadangan devisa yang besar ini sudah sangat memadai untuk menghadapi spekulasi dan risiko yang timbul akibat arus modal asing keluar (capital outflow). "Dengan demikian secara keseluruhan pondasi ekonomi kita kuat," imbuh Darmin.

Selain itu Darmin mengatakan, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah semakin seimbang. Jika pada 2008/2009 masih ditopang oleh konsumsi masyarakat, pada 2010/2011 ini turut ditopang oleh investasi dan ekspor.

Meskipun begitu, Darmin juga mengakui, pertumbuhan impor dalam negeri cukup besar dan melampaui pertumbuhan ekspor. Pertumbuhan impor ini sangat didominasi oleh impor barang modal.

"Pertumbuhan impor ini bukannya tidak baik, tapi konsekuensinya neraca pembayaran kita terutama sisi transaksi berjalan, surplusnya makin habis," tukas Darmin.
Mimihitam. http://www.skyscrapercity.com/archive/index.php/t-1267833.html
November 29th, 2010, 02:38 PM
Kadin: Ekonomi RI Bisa Setara China dan India

VIVAnews - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo B Sulisto menilai kekuatan ekonomi dunia telah bergeser ke Asia dengan China dan India sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi.

"China dan India menjadi kekuatan ekonomi terdepan dan terkemuka," ujar Suryo di Jakarta, Kamis, 25 November 2010. "Kami berharap ke depan, Indonesia akan berada di posisi sejajar dengan China dan India."

Untuk menggapainya, pengurus Kadin yang baru siap menjadi mitra pemerintah guna mencapai target pertumbuhan perekonomian nasional, sekaligus memantapkan posisi Indonesia di tingkat dunia. "Tantangan ekonomi ke depan cukup kompleks dan berat. Kita harus bekerja keras. Kadin dan pemerintah harus kompak dan efektif menghadapi tantangan tersebut."

Dia mengatakan dengan kerja keras bersama pemerintah, tidak mustahil Indonesia bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang sekarang mencapai 6 persen tumbuh lebih pesat hingga dua digit.

Menurut dia, itu bisa dicapai dengan kebijakan probisnis, menghilangkan hambatan-hambatan berupa peraturan-peraturan dan keamanan. Di sisi lain, perlu ada insentif baik fiskal dan moneter, serta stimulus yang bisa menggairahkan sektor-sektor tertentu yang memiliki potensi.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Organisasi, Keanggotaan, Pemberdayaan Daerah dan Tata Kelola Perusahaan, Anindya N Bakrie mengatakan Kadin akan menjadi motor pertumbuhan dan daya saing sekaligus jembatan antara pemerintah dan dunia usaha dalam proses pembangunan guna memantapkan posisi Indonesia sebagai pemimpin pemain regional.

"Tidak akan ada pertumbuhan tanpa pembangunan. Tidak ada pembangunan tanpa investasi baru, dan tidak akan ada investasi tanpa adanya daya saing. Daya saing juga tak akan bertambah tanpa pembangunan merata dan wawasan lingkungan," ujar Anindya.

Siklus ini digerakkan oleh swasta dan diarahkan oleh pemerintah sesuai dengan komitmen Indonesia pada dunia internasional. Menurut dia, Kadin harus mampu merespons perkembangan jaman secara cepat dan tepat untuk memperkuat daya saing, kapasitas produksi dan daya beli perekonomian domestik.

Anindya menekankan 65 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia berasal dari domestik dan menjadi alasan utama Indonesia dapat bertahan dari krisis dunia. Untuk mencapai PDB sebesar US$1-1,2 triliun, Indonesia harus memperbaiki tiga hal penting.

Pertama, pembenahan infrastruktur yang menjadi penghambat agar ekonomi dapat lebih cepat tumbuh. Kedua, PDB perkapita harus cepat tumbuh di pusat dan juga daerah. Ketiga, dari sisi laporan kerja baru dari pengusaha-pengusaha baru terutama pengusaha UMKM. Karena UMKM banyak menyerap tenaga kerja baru. (hs)

http://wap.vivanews.com/news/read/190625-kadin--ekonomi-ri-bisa-setara-china-dan-india

Mimihitam
November 29th, 2010, 02:39 PM
CT: Ekonomi RI Bakal Lima Besar Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang sangat diperhitungkan oleh negara lain dalam jangka menengah dan panjang.

Bahkan pemilik CT Transcorp ini memprediksi, pada 2030 mendatang ekonomi Indonesia akan berada pada urutan kelima negara dengan perekonomian terbesar dunia.

Pada 2010 masih berada diperingkat 13 dunia dan pada 2020 pada urutan ke-9 dengan catatan, negara-negara di Eropa digabung jadi satu kawasan sebab kalau dipecah Indonesia menjadi urutan ke-18.

"Saat ini saja prospek usaha di Indonesia sangat bagus dengan outlook yang bagus dengan pemerintahan yang konservatif," kata Chairul dalam seminar BNI Economic Outlook 2011 di Hotel JW Marriot Jakarta, Senin (29/11/2010).

Kondisi perekonomian yang terus membaik, menurut Chairul, membuat perekonomian Indonesia terus diperhitungkan. Tanda-tanda itu misalnya terlihat pada pertumbuhan GDP yang awalnya diperkirakan nomor dua.

"Tapi dikoreksi dan Oktober 2010 ternyata kita berada di nomor satu dengan mengalahkan Rusia dan diperkirakan GDP growth 12,8 persen dari IMF (Dana Moneter Internasional)," kata Chairul.

Dikatakan, saat ini Indonesia memasuki bonus demografi di mana jumlah orang berpenghasilan lebih besar dibandingkan orang yang tak berpenghasilan.

Puncak bonus demografi diperkirakan akan terjadi pada 2018 di mana setiap 100 orang berpenghasilan hanya menanggung beban ekonomi dari 55 orang yang tidak punya penghasilan.

Untuk 2010 ini, lanjut Chairul, pendapatan per kapita penduduk 3.000 dollar AS dengan purchasing priority 4.380 dollar AS sehingga dikategorikan ke dalam lower-middle income dari pasar negara berkembang (emerging market).

"Pada 2015 Indonesia akan masuk dalam upper middle income seiring meningkatnya konsumsi yang luar biasa dari penduduknya yang usia produktif dengan potensi bisnis yang diperhitungan negara lain," kata Chairul.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/11/29/16124393/CT:.Ekonomi.RI.Bakal.Lima.Besar.Dunia

MARINHO
November 30th, 2010, 04:07 AM
http://ic.tweakimg.net/ext/i/1169123894.jpg
Ron Wirahadiraksa

AMSTERDAM, Nov 29 (Reuters) - Philips named a healthcare executive with extensive Asian and restructuring experience as its new chief financial officer in a surprise move that gives Philips a new top duo to revamp its consumer unit.

Ron Wirahadiraksa, 50, a Dutch-Indonesian who spent several years working at a Philips' business in South Korea, has been CFO at Philips' healthcare unit since 2008.

During that time, healthcare and other Philips' divisions cut several thousand jobs in response to the global economic downturn in 2008-2009, and analysts expect further restructuring, including the sale of television and other consumer businesses.

Wirahadiraksa's appointment marks the second senior management change in the company in recent months and highlights the growing emphasis on the healthcare division at Philips, which is the world's third-largest hospital equipment maker after U.S.-listed General Electric and Germany's Siemens. Restructuring expert Frans van Houten will take over as chief executive at Philips on April 1.

Wirahadiraksa, a Dutch citizen with Indonesian roots, will take on the job as group CFO from March 31.

South Korea's LG.Philips LCD, now LG Display and where Wirahadiraksa was CFO from 1999-2008 plead guilty two years ago to a global price fixing scheme between 2001 and 2006 in a U.S. Justice Department case and paid $400 million in fines.

The European Commission also started an investigation in 2006 into suspected price-fixing on LCD panels.

"This case involves LG.Philips LCD and not Philips. The appointment of Mr. Wirahadiraksa as CFO is clearly a signal of the company's confidence in him," a Philips spokesman said.

Philips shares ended down 3.9 percent at 21.175 euros by 1616 GMT, lagging an Amsterdam blue chip index which was down 2 percent.

CONSUMER ELECTRONICS

The Dutch company has been struggling with sluggish sales at its consumer electronics unit, which sells toasters, shavers and TVs, and there has been talk it may have to abandon its three-pillar strategy -- of healthcare, consumer electronics and lighting -- given the limited synergies.

"The shortfall in revenue growth that Philips had to report in the second half of this year is an eye opener, as it shows that consumer electronics is still a problem area," SNS Securities analyst Victor Bareno said in a note ahead of Philips' investor day on consumer products on Dec. 1. "We expect this will trigger Philips to accelerate the exit strategy for these activities," Bareno said.

ING analyst Sjoerd Ummels said he expected Philips, which has already been outsourcing some TV production operations, to focus its consumer products on healthcare and personal care but did not think Philips would be breaking up soon.

"There is investor pressure for operational improvement and growth. This is what new management will have to realise. If this does not materialise in two years' time, shareholder pressure will rise," Ummels said.

Wirahadiraksa, who started at Philips in 1987, could help Philips grow in Asia thanks to his experience in the region and his Indonesian background, Ummels said.

Wirahadiraksa helped lead the initial public offering of LG.Philips LCD on the Korean and New York Stock exchanges in 2004, Philips said in a statement.

Philips said the resignation of current CFO, Pierre-Jean Sivignon, whose term was until 2013, was for personal reasons and he would pursue his career outside the firm.

The news surprised outsiders.

"As a company you don't want your CEO and CFO to leave at the same time. That is bad planning," Jos Versteeg, analyst at Theodoor Gilissen, said. (Reporting by Gilbert Kreijger; Editing by Matthew Jones and Karen Foster)

MARINHO
November 30th, 2010, 04:13 AM
http://www.newscenter.philips.com/pwc_nc/main/standard/resources/corporate/press/2010/Ron%20Wirahadiraksa/Ron_560.jpg

Ron Wirahadiraksa is Executive Vice President and Chief Financial Officer of Philips Healthcare.

Before joining Philips in 2008, Mr. Wirahadiraksa was President and Chief Financial Officer of LG.Philips LCD. As Joint Representative Director he was also an Executive Member of the Board of Directors.

While at LG.Philips LCD, Mr. Wirahadiraksa established the Chief Financial Officer position and Investor Relations function. He led the 2004 IPO at the NYSE and KSE and other major funding transactions, handled several multi-billion dollar capital expenditure projects and supported the significant growth and market leadership of the company.

Prior to LG.Philips LCD, Mr. Wirahadiraksa held financial executive roles for Philips in various businesses and regions, including Vice President and Chief Financial Officer of the Philips Flat Display Systems business group.

Mr. Wirahadiraksa graduated with a Doctoral in Business Economics from The Free University of Amsterdam, the Netherlands. He also graduated as a Certified Registered Controller.

1 komentar:

  1. Kenaikan Cadangan devisa seharusnya memiliki sumber income yang berdasar secara macro system...
    Kenaikan cadangan itu sesyogianya juga dijelaskan seberapa jauh kita mengontrol utang2 Negara kita yang sangat besar yang nota bene akan menghabiskan devisa kita pada saat due date...pembayaran hutang dan bunga2nya....
    Keterbukaan yang jujur adalah modal berfikir sehat dan mendidik rakyat berfikir secara berakal budi dan bermoral benar, terlepas diantaranya ada yang berniat jahat dan bisa jadi tak peduli...
    Diharapkan sikap gentlemen para pemegang amanh adalah modal terbaik bagi kemajuan bangs yang sesungguhnya...Semoga

    BalasHapus