Minggu, 29 Mei 2011

Pengacara terkemuka Perancis, Jacques Verges, yang mengatakan tujuannya adalah untuk "membuka topeng para pembunuh"yang bertanggung jawab atas serangan udara NATO. Verges mengatakan ia telah menangis di rumah sakit setelah melihatwarga sipil terluka "semata-mata karena mereka warga Libya."(fq/reu)..>>Siapa yang akan mengadili NATO-AS atas pemboman Rakyat Sipil dan Negara berdaulat di Libya???.......Ghadafi..dan tentaranya membunuh para Pemberontak karena mereka dipersenjatai dan jelas2 melanggar Kedaulatan Negara...sesuai UU Negara Libya!!!......Dumas, yang menjabat sebagai menteri luar negeri di bawah Presiden Francois Mitterrand, mengatakan ia melihat beberapa korban sipil akibat pemboman NATO di rumah sakit dan telah diberitahu oleh seorang dokter ada sekitar 20.000 orang lebih terluka. "Ini brutal, agresi brutal terhadap sebuah negara berdaulat," kata Dumas sebuah konferensi pers di sebuah hotel mewah Tripoli pada hari Minggu kemarin (29/5), dihadiri oleh anggota keluarga dan pendukung kerabat korban sipil.>>>"Pada saat kami melihat, kami memiliki mandat atas nama korban pemboman militer NATO, yang melakukan aksi militer mereka terhadap warga sipil," Dumas berkata.>>Lalu dimana Organisai Negar2 Islam?? OKI dan Persatuan Bangsa Arab...dalam menghadapa agresi AS-NATO dan melakukan pembunuhan secara nyata terhadap rakyat sipil di Libya- Iraq-Afghanistan???? Hai Umat Islam jangan berdiam diri...Hayooo maju...dan hentikan pembiman AS-NATO di Libya dan Afghanistan....!!!>>> Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah memberikan peringatan terakhir untuk Amerika Serikat dan sekutunya agar mengakhiri operasi militer yang dilakukan di negara itu, yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil.>>>Peringatan itu datang pada saat serangan udara pasukan pimpinan AS baru-baru ini di Helmand dan Provinsi Nuristan telah merenggut nyawa 56 warga Afghanistan, sebagian besar warga sipil. Karzai mengatakan insiden hari Minggu tersebut (29/5) telah membunuh anak-anak dan perempuan Afghanistan.>>> Dimanapun para Penjajah itu tak peduli nasib Rakyat yang dijajahnya.......>>> Bacalah sejarah....bacalah sejarah...walaupun berpuluh tahun atau beratus tahun mebduduki negara Jajahan ...Para Penjajah itu tak akan ada rasa belas kasihan atau tidak merasa bertanggung jawab akan nasib Rakyat Negara2 yang dijajah dan didudukinya....Lihatlah ..Israel di Pelstina... AS-NATO- di Iraq dan Afghanistan..dan juga bagaimana kejamnya NATO di Libya....>>> Apakah hal ini tidak menyadarkan para antek2 kolonialis itu.... ??? Pasti tidak...Karena para antek penjajah dan pemberontak Libya itu sudah dikurung dan ditutup hatinya oleh kedengkian dan niat serakah dibumi Libya...yang terkenal kaya akan mineral dan minyak bumi...>>> Tentu mereka para pemberontak dan antek2 penjajah itu hanya memimpikan kekayaan dan kekuasaan yang ingin dilakukan foya2 dan bersama para penjajah NATO itu mereka ingin berpesta dan menghambur2kan kekayaan Rakyat dan Negara....>>> Hai Rakyat Libya bersatulah dan usirlah para pemberontak dan antek2 penjajah itu..>> Bangkitlah untuk kejayaan Libya..dan bantulah Ghadafi dan rakyat serta tentara Nasional Libya .dan hancurkanlah para pemberontak dan antek2 NATO dan tentara NATO si penjajah laknatullah....>>> Juga di Afghanistan bangkitlah seluruh rakyat Afghanistan...dan usirlah tentara penjajah itu--AS-NATO dan antek2 penjajah laknatullah...>>> Merdeka Libya...Merdeka Afghanistan...Merdeka Palestina...Merdeka Iraq....!!! .....


Mantan Menlu Perancis Akan jadi Pembela Gaddafi di Persidangan

Mantan menteri luar negeri Perancis Roland Dumas mengunjungi Libya sebagai pengacara untuk menyiapkan kasus hukum atas nama korban bom NATO dan mengatakan dia siap untuk membela pemimpin Muammar Gaddafi jika ia dikirim ke Den Haag.
Dumas, yang menjabat sebagai menteri luar negeri di bawah Presiden Francois Mitterrand, mengatakan ia melihat beberapa korban sipil akibat pemboman NATO di rumah sakit dan telah diberitahu oleh seorang dokter ada sekitar 20.000 orang lebih terluka.
"Ini brutal, agresi brutal terhadap sebuah negara berdaulat," kata Dumas sebuah konferensi pers di sebuah hotel mewah Tripoli pada hari Minggu kemarin (29/5), dihadiri oleh anggota keluarga dan pendukung kerabat korban sipil.
"Pada saat kami melihat, kami memiliki mandat atas nama korban pemboman militer NATO, yang melakukan aksi militer mereka terhadap warga sipil," Dumas berkata.
"Setelah pendekatan oleh pemerintah Libya, kami telah memutuskan untuk melakukan perjalanan ini untuk melihat sendiri kondisi korban dan situasi di Libya," katanya. dengan tegas.
Dumas didampingi oleh pengacara terkemuka Perancis, Jacques Verges, yang mengatakan tujuannya adalah untuk "membuka topeng para pembunuh"yang bertanggung jawab atas serangan udara NATO. Verges mengatakan ia telah menangis di rumah sakit setelah melihatwarga sipil terluka "semata-mata karena mereka warga Libya."(fq/reu)

Karzai Ultimatum AS Agar Hentikan Serangan di Afghanistan

Senin, 30/05/2011 07:24 WIB | email | print
Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah memberikan peringatan terakhir untuk Amerika Serikat dan sekutunya agar mengakhiri operasi militer yang dilakukan di negara itu, yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil.
Peringatan itu datang pada saat serangan udara pasukan pimpinan AS baru-baru ini di Helmand dan Provinsi Nuristan telah merenggut nyawa 56 warga Afghanistan, sebagian besar warga sipil.
Karzai mengatakan insiden hari Minggu tersebut (29/5) telah membunuh anak-anak dan perempuan Afghanistan.
Peringatan terakhir Karzai ini datang satu hari setelah ia memerintahkan Departemen Pertahanan untuk mengambil kendali dari serangan malam yang dilakukan oleh pasukan pimpinan Amerika.
Ia memerintahkan kementerian untuk mencegah pasukan asing dari melakukan operasi yang tidak terkoordinasi dan sewenang-wenang di seluruh negeri.
Dia menuntut bahwa serangan tersebut serta operasi khusus secara independen harus dilakukan oleh pasukan Afghanistan.
Korban sipil yang disebabkan oleh serangan NATO telah menjadi sumber utama ketegangan antara Karzai dan aliansi pimpinan AS.
Serangan AS telah membunuh sejumlah besar warga sipil Afghanistan sejak awal invasi pimpinan Amerika di Afghanistan pada tahun 2001.(fq/prtv)
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar