Senin, 23 Mei 2011

Jejak Dosa Nazaruddin(1) >>Nazaruddin Cermin Bobroknya Politik >>Jejak Dosa Nazaruddin (2) Membela Diri, Nazaruddin Ancam Anas & Gelontorkan US$ 5 Juta? >>>Ruhut Bela Nazaruddin, Sebut Mahfud MD Cari Popularitas >>Jubir PD Ruhut Sitompul yang juga tim sukses Anas Urbaningrum dalam bursa ketua umum PD tahun lalu, membela bendahara umum PD Nazaruddin terkait kabar pemberian uang nyaris Rp 1 miliar kepada Sekjen MK Djanedri M Gaffar. Ruhut menyebut Mahfu mencari popularitas politik. "Pak Mahfud Ketua MK kenapa nggak ngomong dari dulu. Kok ngoceh ramenya baru sekarang. Mungkin cari popularitas biar jadi Presiden di 2014," ujar Ruhut kepada detikcom, Jumat (20/5/2011>>Nazarudin tidak ada kasus di MK, kenapa ngasih uang ? - Pertemuan tidak di gedung MK dan juga tidak di DPR, tapi ditempat lain; - Nazarudin merupakan mitra Sekjen MK di DPR - Rentang Waktu September 2010 s.d Mei 2011 adalah 9 bulan ! - Jika uang itu adalah gratifikasi (karena tidak ada kasus), - maka waktu yang terlalu lama untuk menyimpan gratifikasi dan tidak melaporkannya ke KPK (batasnya hanya 1 bulan) ! - Jika itu uang suap, karena Nazarudin tidak berkasus, uang itu atas nama siapa ? - Apakah atas nama PD, tempat ia berada ? - Apakah atas nama pemenang sengketa pilkada, terkait sengketa pilkada ? - .... - Sekjen MK bertindak atas nama pribadi atau lembaga ? - Kalau pribadi, adakah hubungan kekeluargaan antara mereka ? - Jika lembaga, ada kasus apa di MK ?>>Mahfud MD Tak Takut Dipolisikan Nazaruddin >> Nazaruddin Tuding Sekjen MK Sering Lakukan Lobi untuk Atur Anggaran >>Alasan Mahfud MD Minta Janedjri Kembalikan Duit Nazaruddin >>> Ketua MK: Sekjen Temui Anggota Komisi III Sebatas Konsultasi Anggaran >

 Senin, 23/05/2011 12:47 WIB
Jejak Dosa Nazaruddin(1)
Nazaruddin Cermin Bobroknya Politik 

Didik Supriyanto - detikNews
http://www.detiknews.com/read/2011/05/23/124726/1644694/159/nazaruddin-cermin-bobroknya-politik?nd991103605

 Nazaruddin Cermin Bobroknya Politik
Nazaruddin (Elvan D/detikcom)
Jakarta - Muda pesta pora, tua tidak sia-sia, mati masuk surga. Barangkali ungkapan itu cocok untuk menggambarkan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) Muhammad Nazaruddin.

Bagaimana tidak? Usianya baru 33 tahun, tetapi sudah memegang uang miliaran rupiah. Sebagai petinggi partai, tentu perannya sangat besar dalam menjayakan PD. Ke depan pengaruh politiknya sangat kuat. Kelak, tidak mungkin hidupnya sia-sia. Karena jasa-jasanya kepada partai, juga kepada bangsa dan negara, kalau mati pasti menuju jalan surga.

Demikian kira-kira gambaran Nazaruddin yang disampaikan oleh orang-orang di sekitarnya, yang kebanyakan juga berusia muda. Nazaruddin adalah sosok hebat, berpengaruh, dan tidak segan berbagi rezeki kepada kawan maupun lawannya. Sehingga siapapun yang dekat dengannya tidak membayangkan bahwa Nazaruddin akan menghadapi situasi sulit seperti saat ini.

Begitu namanya disebut-sebut tersangkut kasus suap pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games XXVI di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pembelaan datang bertubi-tubi. Tidak saja oleh para politisi di lingkungan DPR maupun PD, tetapi juga oleh wartawan yang dekat dengannya. Bahkan wartawan tersebut tidak malu-malu menebar ancaman kepada kawan-kawannya yang menulis berita tentang Nazaruddin.

Ketika Dewan Kehormatan PD yang dipimpin oleh SBY mengindikasikan adanya pelanggaran serius terhadap ketentuan partai, sejumlah politisi PD menganggap angin lalu. Hasil kerja tim investigasi yang dibentuk politisi PD pun menunjukkan hasil yang sebaliknya: tidak ada indikasi Nazaruddin terlibat kasus suap Wisma Atlet.

Ketika pekan lalu Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD melaporkan secara lisan–menyusul laporan tertulis yang disampaikan sebelumnya– tentang pemberian uang oleh Nazaruddin kepada Sekjen MK Janedjri M Gaffar, kepada SBY di Istana, lagi-lagi kolega Nazaruddin berkeras membelanya.

Mereka menuduh Mahfud mencari popularitas. "Mahfud ingin menjadi calon presiden," kata Juru Bicara PD Ruhut Sitompul. Mereka juga meminta kepada Dewan Kehormatan agar tidak mengeluarkan pernyataan yang memecah belah partai. Padahal SBY bilang, "Ini sebagai sesuatu yang tidak remeh".

Alih-alih bertindak cepat untuk merespons kesimpulan Dewan Kehormatan dan kegeraman SBY, Ketua Umum PD Anas Urbaningrum justru bersikap seolah-olah masalah yang membelit Nazaruddin bukan masalah besar yang harus segera diselesaikan. "Biar proses hukum yang menyelesaikannya," kata Anas.

Pembelaan tiada henti dari para politisi PD dan orang-orang dekatnya –di tengah kemarahan SBY dan para pendiri PD– menunjukkan bahwa Nazaruddin memang bukan politisi sembarangan, meskipun usianya baru 33 tahun, meskipun baru dalam Munas PD di Bandung tahun lalu, dia diangkat jadi bendahara partai.

Sebelum itu, nama Nazaruddin tidak dikenal. Pada saat Munas PD namanya sempat muncul gara-gara diduga kasus pelecehan seksual. Namun polisi segera memadamkan kasusnya. Penunjukannya sebagai bendahara partai pun menimbulkan tanda tanya di lingkungan PD.

Maklum, sebelum ditunjuk sebagai bendahara partai, Nazaruddin bukan siapa-siapa. Jamaknya para pengurus partai mempunyai latar belakang aktivitas politik atau keormasan pada zaman mahasiswa. Tetapi hal itu juga tidak tergambar jelas pada sosok Nazaruddin.

Hanya saja orang-orang PD membisikkan, dia adalah salah satu figur penting di balik kemenangan Anas dalam perebutan kursi ketua umum partai. Dia adalah penggalang dana yang hebat, sehingga membuat kampanye pemenangan Anas berjalan lancar. Sukses mengalahkan Andi Mallarengeng dan Marzuki Alie yang juga didukung dana kuat.

Apa yang terjadi pada Nazaruddin sesungguhnya mencerminkan dunia politik kita. Ingat, 65% anggota DPR hasil Pemilu 2009 adalah orang-orang baru, yang sebelumnya tidak pernah menjadi anggota DPR/DPRD. Mereka berusia muda, bependidikan S-2, dan berlatar pengusaha. Kecuali berprofesi artis, tidak banyak diketahui sepak terjangnya sebelum menjadi anggota Dewan.

Bermodal dana yang tidak sedikit, mereka bertarung memperebutkan kursi parlemen. Dana yang dimilikinya tidak hanya digunakan untuk meningkatkan citra diri, tetapi juga untuk membeli suara, baik beli langsung dari pemilik suara, maupun beli melalui petugas penghitung suara. Ini adalah praktek biasa yang sudah diketahui sesama politisi.

Jadi, bisa dimengerti apabila dunia politik di Senayan diwarnai oleh transaksi politik oleh para anggotanya. Partai tidak bisa mencegah: di satu pihak, mereka juga membutuhkan sokongan dana dari mereka; di lain pihak, mereka juga tidak bisa menutup mata bahwa para anggotanya juga harus mengembalikan utang yang telah dibayarkan untuk memenangkan pemilu.

Jika 65% anggota DPR terdiri atas orang-orang muda, yang sebagian besar tidak jelas latar belakangnya – bahkan mengaku pengusaha, tetapi tidak jelas bisnisnya– maka bisa dibayangkan, apa yang terjadi dengan aktivitas politik di sana. Nazaruddin hanya salah satu dari mereka yang kebetulan sedang bernasib sial. Yang lain sedang menunggu.

(diks/iy)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook Senin, 23/05/2011 14:45 WIB
Jejak Dosa Nazaruddin (2)
Membela Diri, Nazaruddin Ancam Anas & Gelontorkan US$ 5 Juta? 
Deden Gunawan,Iin Yumiyanti - detikNews
http://www.detiknews.com/read/2011/05/23/144534/1644880/159/membela-diri-nazaruddin-ancam-anas-gelontorkan-us--5-juta?nd991107159


 Membela Diri, Nazaruddin Ancam Anas & Gelontorkan US$ 5 Juta?
Jakarta - Dua lembar surat disodorkan kepada Nazaruddin. Satu surat berisi pernyataan pengunduran diri Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) itu. Satu lembar lagi berisi pemecatan terhadap Nazar. Surat itu dibuat oleh Dewan Kehormatan PD dan tinggal ditandatangani.

Sekretaris DK PD Amir Syamsuddin menyodorkan surat itu kepada Nazar di ruangan Anas Urbaningrum, di kantor DPP PD, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Mei lalu. Anas saat itu juga ada di ruangannya. "Namun Nazar menolak opsi itu," jelas sumber detikcom yang mengaku melihat langsung surat tersebut. Tapi kabar soal opsi ini dibantah Nazar.

Posisi Nazar kini memang berada di ujung tanduk. Namanya dikaitkan dengan setumpuk 'dosa'. Mulai dari kasus suap terhadap Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam hingga terakhir terungkap memberi uang 120 ribu dollar Singapura kepada Sekjen MK Janedri M Gaffar.

Presiden SBY yang juga Ketua Dewan Pembina PD menyatakan kasus pemberian uang itu bukan perkara yang remeh. Dewan Kehormatan akan menentukan nasib Nazar di DPP PD, Senin (23/5/2011) malam ini. "Malam ini, pukul 20.00 WIB, akan ada pengumuman sangat penting," kata Amir.

Nama Nazar kini mendadak terkenal. Padahal sebelum kasus Wisma Atlet terbongkar, ia nyaris bukan siapa-siapa. Ia tidak begitu dikenal publik karena belum pernah terdengar komentarnya terkait jabatannya sebagai politisi PD ataupun sebagai anggota DPR.

Mencermati karier politik Nazar kita akan dibuat tercengang. Ia masih begitu muda, ia kelahiran 1978 alias baru 33 tahun. Tapi siapa sangka kariernya di PD begitu cepat meroket. Bagaimana Nazaruddin memulai jaring politiknya?

Sebelum masuk PD sebenarnya Nazar sempat berkiprah di PPP. Di partai berlambang Kabah itu Nazar sempat tercatat sebagai caleg nomor urut 2 Dapil Riau dari PPP saat Pemilu 2004. "Iya tahun 2004, dia menjadi caleg PPP untuk Dapil Riau. Tapi tidak terpilih," ujar Wakil Sekjen DPP PPP Muhamad Romahurmuzy.

Gagal terpilih menjadi anggota DPR dari PPP, Nazar lantas melompat ke PD. Muncul dugaan, karena dekat dengan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum, Nazar masuk PD lewat Anas. Ia diduga merupakan jaringan Anas lewat HMI. Tapi ternyata Nazar bukan anggota HMI. "Dia tidak pernah jadi anggota HMI," kata Ketua Umum PB HMI M Chozin Amirullah.

Ternyata Nazar masuk PD lewat Wakil Ketua Umum PD Jhonny Allen Marbun. Menurut aktivis PD Sumatera Utara Daniel Sinambela, Nazar mulai masuk PD pada 2007. Saat itu Jhonny Allen menjadi anggota DPR dari PD.

Saat ini nama Jhonny Allen sering dikaitkan dengan kasus dalam proyek dana stimulus untuk infrastruktur perhubungan di kawasan timur Indonesia. Namun hingga kini KPK belum menetapkan Jhonny sebagai tersangka. Kasus inilah yang memicu KPK dituding telah tebang pilih.

"Nazar itu orang kepercayaan Jhonny Allen. Saat itu banyak usaha yang dijalankan Jhonny dipercayakan ke Nazar. Bisa dibilang Nazar itu tangan kanannya Jhonny Allen," ungkap Daniel yang sempat bekerja sama dengan Nazar dalam proyek pengadaan batu bara untuk PT PLN. Tapi keduanya belakangan pecah kongsi sampai beperkara di polisi. Daniel kini mendekam di LP Cipinang gara-gara laporan Nazar.

Kedekatan dengan Jhonny membuat Nazar kemudian dikenal sejumlah petinggi PD, seperti Sutan Batugana, Ruhut Sitompul, serta Anas. Nazar pun lantas maju sebagai caleg dari Jawa Timur IV dan terpilih menjadi anggota DPR periode 2009-2014.

Menjadi anggota DPR membuat jaringan Nazar makin melebar. Apalagi dia dikenal sebagai orang yang royal. Bahkan saat menjadi salah satu tim sukses Anas Urbamingrum di Kongres ke II, Nazar merupakan salah satu pendukung yang mengeluarkan banyak uang.

Peran Nazar yang cukup besar dalam mengawal Anas di kongres pun berbuah manis. Begitu Anas terpilih sebagai Ketua Umum PD, Nazar kemudian ditempatkan sebagai Bendahara Umum. Sementara Jhonni Allen duduk sebagai Wakil Ketua Umum.

"Sejak itulah hubungan Anas dan Nazar semakin dekat. Bahkan yang saya dengar Anas dan Nazar sempat bikin usaha bersama," ujar Daniel kepada detikcom.

Kini saat Nazar terlilit banyak kasus, sejumlah politisi PD di DPR pasang badan untuk melindunginya. Bahkan beberapa anggota DPR dari PD balik menyerang pihak-pihak yang mengkritik Nazar.

Sementara Anas sebagai ketua umum PD pun tidak berkutik menghadapi Nazar karena tersandera utang politik. Nazar dengan berani bahkan balik mengancam Anas."Elo masih make gue apa nggak? Tapi kalau gue akhirnya keseret gue nggak bakal sendiri," ungkap sumber yang dekat dengan Nazar menirukan ancaman bendum PD itu.

Soal mengancam membongkar borok PD, Nazar telah membantahnya."Mana mungkin saya mengancam-ngancam, nggak ada seperti itu," tepis Nazaruddin.

Nazar sendiri tidak mau menyerah meski dililit banyak kasus. Ia dikabarkan mengeluarkan US$ 5 juta agar kasusnya tidak meledak. Uang itu disebar untuk politisi, polisi dan media massa. Tapi kasus itu tidak bisa terbendung. Soal uang US$ 5 juta, Nazar belum bisa dikonfirmasi. Nazar masih belum mau bicara.
(ddg/iy)


Follow twitter @detikcom dan gabung komunitas detikcom di facebook
 
Jumat, 20/05/2011 17:21 WIB
Ruhut Bela Nazaruddin, Sebut Mahfud MD Cari Popularitas
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
http://forum.detik.com/sby-terima-laporan-soal-nazaruddin-pemberian-uang-ke-sekjen-mk-t263137p5.html?nd991103frm

Jakarta - Jubir PD Ruhut Sitompul yang juga tim sukses Anas Urbaningrum dalam bursa ketua umum PD tahun lalu, membela bendahara umum PD Nazaruddin terkait kabar pemberian uang nyaris Rp 1 miliar kepada Sekjen MK Djanedri M Gaffar. Ruhut menyebut Mahfu mencari popularitas politik.

"Pak Mahfud Ketua MK kenapa nggak ngomong dari dulu. Kok ngoceh ramenya baru sekarang. Mungkin cari popularitas biar jadi Presiden di 2014," ujar Ruhut kepada detikcom, Jumat (20/5/2011).

Ruhut menuturkan Indonesia adalah negara hukum. Menurutnya, Nazar belum juga diperiksa KPK dan tak ada fakta hukumnya.

"Kita ini negara hukum, tim pencari fakta (PD) menghormati penegakan hukum. Diperiksa sebagai saksi pun belum oleh KPK," tutur Ruhut.

Selain itu, Ruhut menuturkan SBY akan menunggu proses penegakan hukum karena SBY menjadikan hukum sebagai panglima.

"Saya yakin seyakin-yakinnya Pak SBY sangat menghormati penegakan hukum seadil-adilnya," tandas anggota DPR ini.

Ruhut sebelumnya juga menyebutkan, tim investigasi PD telah menanyai Nazaruddin terkait kabar pemberian uang kepada Sekjen MK yang terjadi tahun lalu itu. Nazar bersumpah demi Allah menyangkal kabar itu dan menyebutnya sebagai fitnah.

Sementara, SBY yang menerima laporan adanya pemberian uang dari Mahfud MD, menganggap serius hal itu. Secara khusus ia menggelar jumpa pers untuk mengumumkan sikapnya. Saat ini dia masih 'memproses' Nazaruddin.

(van/nrl)
__________________
Deso Mowo Coro, Bumi Mowo Ciri 
Quote:
Originally Posted by rakyatt View Post
Harus netral, asas praduga tak bersalah harus dipegang. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan :

- Nazarudin tidak ada kasus di MK, kenapa ngasih uang ?
- Pertemuan tidak di gedung MK dan juga tidak di DPR, tapi ditempat lain;
- Nazarudin merupakan mitra Sekjen MK di DPR
- Rentang Waktu September 2010 s.d Mei 2011 adalah 9 bulan !

- Jika uang itu adalah gratifikasi (karena tidak ada kasus),
- maka waktu yang terlalu lama untuk menyimpan gratifikasi dan tidak melaporkannya ke KPK (batasnya hanya 1 bulan) !

- Jika itu uang suap, karena Nazarudin tidak berkasus, uang itu atas nama siapa ?
- Apakah atas nama PD, tempat ia berada ?
- Apakah atas nama pemenang sengketa pilkada, terkait sengketa pilkada ?
- ....

- Sekjen MK bertindak atas nama pribadi atau lembaga ?
- Kalau pribadi, adakah hubungan kekeluargaan antara mereka ?
- Jika lembaga, ada kasus apa di MK ?

mang rakyatt, untuk masalah uang, itu uang nggak disimpen selama 9 bulan di MK kok, itu uang kontan dikembalikan si nazarudin dan diterima sama si satpam yg bernama kurdi, ada tanda terimanya pula... nih beritanya



http://www.detiknews.com/read/2011/0...uit-nazaruddin
 
Senin, 23/05/2011 12:01 WIB
Mahfud MD Tak Takut Dipolisikan Nazaruddin 
Rachmadin Ismail - detikNews. 
http://www.detiknews.com/read/2011/05/23/120104/1644631/10/mahfud-md-tak-takut-dipolisikan-nazaruddin?n990102mainnews
Mahfud MD Tak Takut Dipolisikan Nazaruddin
Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tidak takut ancaman akan dipolisikan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) M Nazaruddin. Mahfud tidak pernah melakukan pencemaran nama baik dan dia siap menghadapi ancaman Nazaruddin.

"Silakan saja, nama baik saya dicemarkan lebih dahulu," kata Mahfud saat dikonfirmasi, Senin (23/5/2011).

Mahfud menjelaskan, dirinya tidak membuka front lebih dahulu. Malahan Nazaruddin yang koar-koar menyebut dirinya berkata tidak jujur.

"Lihat berita-berita berjudul Mahfud pembohong besar, saya dicemarkan juga karena dituduh mengumumkan kasus tiba-tiba," terangnya.

Padahal, lanjut Mahfud, apa yang dia lakukan hanya mengungkap fakta, ada peristiwa pemberian uang. Dia pun menyampaikan peristiwa itu atas izin Ketua Dewan Pembina PD SBY.

"Padahal saya diminta oleh Pak SBY," imbuhnya.

(ndr/asy)
Senin, 23/05/2011 11:14 WIB
Nazaruddin Tuding Sekjen MK Sering Lakukan Lobi untuk Atur Anggaran 
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Berita Terkait

Senin, 23/05/2011 11:14 WIB.
http://www.detiknews.com/read/2011/05/23/111434/1644535/10/nazaruddin-tuding-sekjen-mk-sering-lakukan-lobi-untuk-atur-anggaran
Nazaruddin Tuding Sekjen MK Sering Lakukan Lobi untuk Atur Anggaran  
Jakarta - Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) M Nazaruddin berang. Dia menyanggah tudingan memberi uang ke Sekjen Mahkamah Konstitusi (MK) Janedjri M Gaffar. Nazaruddin malah menuding balik, Janedjri yang mendekati dia.

"Wah Pak Janedri itu yang mengatur anggaran APBN di MK lho. Saya kenal baik beliau. 3 Bulan yang lalu dia melobi saya minta agar saya melobi Menkeu agar proyek rumah dinas hakim disetujui, kan sebelumnya ditolak. Saya bilang semua sesuai mekanisme," kata Nazaruddin kepada detikcom, Senin (23/5/2011).

Nazaruddin juga meluruskan tudingan Ketua MK Mahfud MD bahwa dirinya tidak kenal Janedjri. Nazaruddin menegaskan, Sekjen MK itu kerap bertandang ke rumahnya.

"Saya kenal baik sama Janedjri, dia sering ke rumah saya. Beberapa kali ke rumah saya. Jadi Pak Mahfud jangan katakan saya amnesia," imbuhnya.

Nazaruddin juga menjelaskan, dia blak-blakan soal kasus ini, berani berbicara ke media karena merasa diserang Mahfud, yang justru berimbas pada karier politiknya.

"Sekarang saya harus ngomong. Saya menghindar dari media malah Pak Mahfud ini menzalimi. Aturannya masalah hukum bawa ke hukum, kenapa dipolitisasi seperti ini. Ini menghancurkan kredibilitasnya MK sebagai lembaga yang bersih, kasihan MK-nya," tuturnya.

Mahfud MD dalam jumpa pers bersama SBY, Jumat (20/5) di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, menyebut bahwa pada September 2010, Nazaruddin memberi uang 120 ribu dollar Singapura ke Sekjen MK tanpa alasan jelas.

Selain itu Mahfud juga menyebut Nazaruddin mengeluarkan ancaman, seandainya uang itu ditolak dia akan mengobrak-abrik MK.

(ndr/nrl)
Minggu, 22/05/2011 21:13 WIB
Alasan Mahfud MD Minta Janedjri Kembalikan Duit Nazaruddi
Moksa Hutasoit - detikNews. 
http://www.detiknews.com/read/2011/05/22/211346/1644291/10/alasan-mahfud-md-minta-janedjri-kembalikan-duit-nazaruddin


Alasan Mahfud MD Minta Janedjri Kembalikan Duit Nazaruddin
Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menyuruh Sekjen MK, Janedjri M Gaffar mengembalikan uang pemberian dari Bendahara DPP Partai Demokrat, M Nazaruddin. Ini dia alasan Mahfud memerintahkan anak buahnya itu mengembalikan duit Nazaruddin.

"Saya khawatir, orang ini (Nazaruddin) nanti, uang belum dikembalikan, dia teriak, ini MK kotor, sudah saya kasih uang," kata Mahfud.

Hal ini disampaikan Mahfud dalam wawancara dengan Metro TV yang disiarkan secara live, Minggu (22/5/2011) sore.

Selain itu, uang tersebut ditengarai juga bisa menjadi senjata makan tuan bagi MK. Dengan keberadaan duit sebesar 120 ribu dollar Singapura, Nazaruddin bisa 'menyandera' putusan MK.

"Sampai segitu kecurigaan saya. makanya saya bilang harus kembalikan sekarang juga," tambahnya.

Janedjri akhirnya mengembalikan duit itu kepada Nazaruddin melalui penjaga rumahnya. Nazaruddin bahkan sempat menghubungi Jandedjri kenapa uang pemberian itu dikembalikan. Nazaruddin menyebut uang itu sebagai 'uang persahabatan'.

"Dan ketika bicara itu (hubungan telepon), ada yang dengarkan, kepala biro, karena teleponnya dibuka, itu CDR (Call Data Record) bisa di cari," tandasnya.

Nazaruddin membantah dirinya menyerahkan duit ke Janedjri. "Ini fitnah besar yang tidak ada faktanya," tepis Nazar kepada detikcom beberapa waktu lalu.

(mok/mok)
Senin, 23/05/2011 14:53 WIB.
http://www.detiknews.com/read/2011/05/23/145356/1644891/10/ketua-mk-sekjen-temui-anggota-komisi-iii-sebatas-konsultasi-anggaran?nd991103605
Ketua MK: Sekjen Temui Anggota Komisi III Sebatas Konsultasi Anggaran 
Mohamad Rizki Maulana - detikNews

Jakarta - Ketua Mahkamah Konsultasi (MK) Mahfud MD mengamini Sekjen Janedjri M Gaffar kerap bertemu anggota Komisi III DPR. Tujuannya bukan untuk melakukan perbuatan yang menyimpang, semisal penyuapan, tetap melakukan lobi terkait mata anggaran.

"Itu lobi dengan Komisi III, itu saya yang menyuruh Sekjen MK untuk melobi ke komisi III DPR. Cuma dalam konteks ini sebenarnya lebih tepatnya konsultasi, karena memang dalam tiap mata anggaran kadang ada mata anggaran yang diberi tanda bintang dalam artian mata anggaran perlu dikonsultasikan lagi dengan DPR," kata Mahfud saat dikonfirmasi wartawan di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (23/5/2011).

Mahfud menegaskan, seandainya mata anggaran tidak dikonsultasikan, dikhawatirkan anggaran yang dinilai penting itu nanti akan ditolak DPR.

"Hubungan Sekjen MK dan Nazaruddin konsultasi mata anggaran. Bukan hanya dengan Nazaruddin, tetapi dengan seluruh anggota Komisi III," imbuhnya.

Sebelumnya Nazaruddin menyebut Janedjri kerap bertandang ke rumahnya. Kedatangan itu guna melakukan lobi terkait anggaran. Dia pun mengancam akan membuka kedok Janedjri dalam jumpa pers sore ini, pukul 18.00 WIB.

Tudingan ini merupakan reaksi Nazaruddin setelah kasus pemberian uang 120 ribu Dollar Singapura kepada Janedjri yang ia lakukan dibuka ke publik. Gara-gara kasus ini, kabarnya Dewan Kehormatan (DK) semakin kuat untuk menonaktifkan Nazaruddin dari bendahara umum PD.





 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar