Minggu, 29 Mei 2011

Pancasila sebagai Ideologi Gagal? Mengapa Komunis berhasil di Cina?? >>Mengapa Kapitalis berhasil di AS dan Eropa???Senin, 30/05/2011 11:40 WIB | email | print>>> Kenapa dianggap gagal??? Suatu ideologi tidak pernah gagal atau mati...kalau para tokoh dan penerusnya benar2 yakin dan setia kepada ideologinya dengan segala pengorbanan...>>> Zaman Orde Baru yang selalu menslogankan "berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang murni dan konsekwen"....tidak pula berhasil....mewujudkannya dalam praktek....??? Mengapa....???? Berdasarkan kenyataan..bahwa zaman Orba dan juga Reformasi.... telah semakin jauh dari ajaran Pancasila dan jiwa UUD 1945....Karena para pemimpin dan pendukung2nya.... telah berkhianat terhadap Pancasila dan Jiwa UUD 1945....???>>> Mereka telah berkolaborasi dengan musuh2 Pancasila dan bergandeng tangan dengan para Kolonilis dan Neo Kolonialis...serta menjadi budak dan antek2nya para Kapitalis Serakah dan para Imperialis...yang haus akan kekuasaan tanpa batas...>>Soal ingin menghidupkan Pancasila sebagai ideologi juga mendapat kritik dari pakar sejarah Indonesia, Dr. Onghokham. Menurutnya, Pancasila sebenarnya hanya dokumen politik yang kemudian berperan sebagai kontrak sosial, bukan ideologi atau falsafah negara. Menurutnya, Pancasila dapat disamakan dengan dokumen-dokumen penting negara-negara lain seperti Magna Carta di Inggris, Bill of Rights di Amerika Serikat, Droit de l'homme di Perancis dan seterusnya.>>>> Dalam hal ini entah karena kebodohannya atau karena jerat keserakahannya...maka para Pemimpin Negara telah mengkhianati Pancasila dan UUD 1945...yang jiwanya seharusnya konsisten anti penjajahan dan anti imperialis itu..?? Dengan bergbagai dalih ...politik dan istilah2 ..menipulatif ..pragmatisme dll....Maka runtuhlah Pancasila dari akarnya...>>> Rakyat dibohongi dan Pemimpin2nya suka dusta....>>> Maka Rakyat dan hati Rakyat semakin jauh dari Pemimpinnya.....dan Pemimpinnya semakin tidak suka dengan rakyatnya...>>>> Inilah sumber utama mengapa ideologi Pancasila semakin kabur dan mengarah kepada budaya hedonis dan menghalalkan segala cara....dan karenanya suap dan semacamnya menjadi budaya para pemegang kekuasaan ..baik di pusat amupun jauh dipedalaman...>>> Apabila mau membangun kembali akar budaya Pancasila maka harus kembali kepada Piagam Jakarta...dan rancangan UUD 1945 tertanggal 22.61945....>>> Insya Allah jiwa persatuan dan jiwa pancasila semakin jelas....dan teruji..>> mau dengar atau meperhatikan pendapat para pendukung Negara Hedonis....Pada Selasa tanggal 24 Mei 2011 lalu, seluruh lembaga tinggi negara berkumpul di Gedung Mahkamah Konstitusi. Ada MPR, Presiden, DPR, Mahkamah Konstitusi, dan lain-lain. Banyak agenda yang mereka bicarakan. Di antaranya, kegelisahan bahwa Pancasila sudah terpinggirkan dalam kehidupan bermasyarakat. Pembahasan soal Pancasila sudah terpinggirkan ini seolah menjadi faktor kunci terhadap munculnya berbagai persoalan bangsa. Antara lain, radikalisme di masyarakat, konflik sara, dan lain-lain. Para petinggi negara ini pun menyoal sudah dihapusnya pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah. Seperti orang yang baru bangun dari tidur panjang, mereka meminta agar pendidikan Pancasila kembali diajarkan di sekolah-sekolah.>>>

Pancasila sebagai Ideologi Gagal?

Senin, 30/05/2011 11:40 WIB | email | print
Pada Selasa tanggal 24 Mei 2011 lalu, seluruh lembaga tinggi negara berkumpul di Gedung Mahkamah Konstitusi. Ada MPR, Presiden, DPR, Mahkamah Konstitusi, dan lain-lain. Banyak agenda yang mereka bicarakan. Di antaranya, kegelisahan bahwa Pancasila sudah terpinggirkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pembahasan soal Pancasila sudah terpinggirkan ini seolah menjadi faktor kunci terhadap munculnya berbagai persoalan bangsa. Antara lain, radikalisme di masyarakat, konflik sara, dan lain-lain. Para petinggi negara ini pun menyoal sudah dihapusnya pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah. Seperti orang yang baru bangun dari tidur panjang, mereka meminta agar pendidikan Pancasila kembali diajarkan di sekolah-sekolah.
Bahkan, ada pihak yang meminta agar mantan Mendiknas, Bambang Sudibyo, meminta maaf kepada bangsa Indonesia. Pasalnya di era kepemimpinannya, pemerintah telah menerbitkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada undang-undang itulah pendidikan Pancasila dihapus dari kurikulum pendidikan nasioanal. Pendidikan Pancasila kemudian diganti dengan pendidikan kewarganegaraan, tanpa menyebut kata Pancasila.
Pertanyaannya, tepatkah soal tidak diajarkannya Pancasila di sekolah-sekolah sebagai penyebab munculnya sifat-sifat buruk bangsa selama ini: radikalisme, konflik sara, korupsi, kejahatan perbankan, dan lain-lain. Atau, dengan logika yang mirip, benarkah maraknya kejahatan massif di masyarakat Indonesia seperti korupsi, kejahatan perbankan, terorisme, eksploitasi kekuasaan, manipulasi hukum, radikalisme, dan lain-lain disebabkan karena Pancasila sudah terpinggirkan dalam kehidupan masyarakat?
Soal pendidikan Pancasila yang sudah dihapus, pakar pendidikan seperti Prof. Arief Rachman menegaskan bahwa bukan itu yang menjadi penyebab. Menurutnya, pendidikan selama ini hanya fokus pada isi pelajaran, bukan proses pembelajaran. Menurut Arief Rachman, selama ini yang muncul hanya pengetahuan tentang Pancasila, 'apa'-nya mereka sudah tahu, tapi 'bagaimana bersikap'-nya itu yang tidak tahu.
Arief menilai Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diturunkan ke Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebenarnya sudah memuat semua persyaratan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang berkarakter dan berkebangsaan. "Itu sudah bagus banget, hampir ideal," kata Arief. "Kalau dilaksanakan, pendidikan kita akan sempurna." (Tempo, 12/5)
Soal ingin menghidupkan Pancasila sebagai ideologi juga mendapat kritik dari pakar sejarah Indonesia, Dr. Onghokham. Menurutnya, Pancasila sebenarnya hanya dokumen politik yang kemudian berperan sebagai kontrak sosial, bukan ideologi atau falsafah negara. Menurutnya, Pancasila dapat disamakan dengan dokumen-dokumen penting negara-negara lain seperti Magna Carta di Inggris, Bill of Rights di Amerika Serikat, Droit de l'homme di Perancis dan seterusnya.

Sejarah, menurutnya, telah membuktikan bahwa kekuasaan yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi adalah upaya untuk memperalat Pancasila untuk mengeksploitasi kekuasaan untuk kepentingan penguasa. Inilah yang pernah terjadi di Orde Lama sejak tahun 1950, dan diperkuat lagi oleh masa Orde Baru.

Beberapa pakar sejarah muslim pun mengungkapkan bahwa menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara telah merugikan umat Islam yang notabene pemegang saham terbesar republik ini. Karena nilai-nilai ajaran Islam seolah menjadi tidak berarti, dan hanya berlaku dalam kehidupan pribadi.
Benarkah kegelisahan petinggi republik ini yang menyatakan bahwa eksistensi negara ini terancam karena Pancasila terpinggirkan dalam kehidupan masyarakat? Atau memang ada sebab lain yang justru lebih prinsipil dan objektif. Peran serta pembaca sangat kami harapkan.
**
Redaksi mengucapkan terima kasih atas pendapat dan komentar pembaca budiman pada edisi sebelumnya. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Komentar Anda? ( Komentar Masuk : 0 )

3 komentar:

  1. Patutlah kita merenungkan pesan2 para Pejuang Islam dibawah ini:
    malakmalakmal
    22-05-2010, 21:25
    Berikut ini adalah beberapa kutipan dari buku Debat Dasar Negara Islam dan Pancasila:

    Dari ideologi Islam ke Pancasila bagi umat Islam adalah ibarat melompat dari bumi tempat berpijak, ke ruang hampa, vakum, tak berhawa. (Natsir)


    ...dengan penuh tanggung jawab, kami ingin mengajak bangsa kita, bangsa Indonesia yang kita cintai ini, untuk segera menyelamatkan diri dan keturunannya dari arus sekularisme itu, dan mengajak dengan sungguh-sungguh agar dengan hati yang teguh merintiskan jalannya memberikan dasar-dasar hidup yang kokoh kuat sesuai dengan fithrah manusia, agar bangsa kita itu memiliki keseimbangan hidup yang stabil, seimbang kecerdasan dengan akhlaq budi pekertinya, yang hanya dapat dengan kembali kepada tuntunan Ilahi. (Natsir)


    Maka dengan ini, tegas saya katakan bahwa jika orang berbicara tentang pengkhianatan terhadap sesuatu perjanjian yang disebut Gentlemen Agreement, maka pihak yang mengkhianati itu bukanlah pihak kami, pihak Islam, akan tetapi, pihak yang merubah itulah, yakni yang menghapuskan rumusan-rumusan yang essensil yang mengenai Islam itu. (Kahar Muzakkir)


    ...kalau terjadi bahaya apa-apa dibujuk lagi umat Islam dengan sorak Allahu Akbar, supaya mereka berani menentang maut, berani Syahid fi Sabilillah, tetapi setelah berhasil lalu dimungkiri dan dikatakan itu adalah semangat Pancasila. (Hamka)


    Tidaklah ada suatu agama, dan tidaklah ada satu faham (ideologi), yang dapat menjamin kesuburan Pancasila itu di Indonesia ; melebihi Islam. (Hamka)


    Buku Debat Dasar Negara Islam dan Pancasila dijual dengan harga Rp 45.000,-. Untuk pemesanan, silakan hubungi malami.bookstore@gmail.com

    Follow us on Twitter. ID: malamibookstore

    BalasHapus
  2. Perang 10 November 1945 dan Pancasila....[1]

    Perang 10 November 1945-- Tentara Sekutu terbaik dan terkuat... dibawah Komado para militer Inggris dan Jendral2nya yang terkenal sebagai singa2 PD-II, telah mencoba meletakan dasar2 penjajahan baru dibumi Indonesia yang baru beberapa bulan memproklamasikan Kemerdekaannya ... di Jakarta, 17-8-1945... dan para Kabinet daruratnya baru saja ingin menata negara... namun tiba2 mendaratlah Tentara Sekutu tersebut dengan maksud menawan dan melucuti tentara Jepang... Yang sangat diluar misinya itu yaitu... kenyataannya Tentara sekutu itu bukan untuk melucuti Jepang itu... malah meminta Tentara Rakyat RI untuk juga dilucuti..dan meyerah kepada mereka... Sungguh aneh kan... ??? Ada misi apa yang secara terselubung didalam kekuatan dahsyatnya Pasukan Elit Sekutu yang besar dan kuat itu... ??? Benarkah untuk misi melucuti tentara Jepang atau mau mengembalikan Penjajahan Belanda... yang berselubung dibalik misi mereka...???
    Ternyata .. dengan inisiatif sendiri... para Pejuang Kemerdekaan RI... siap menghadapi tentara Sekutu itu.. dengan segala tekad dan semangat Kemerdekaan dan jiwa2 takwa para pejuang ... Dengan teriakan Allahu Akbar .. Allahu Akbar...... bergema yang dikumandangakan Bung Tomo... di corong radio..dan disambut..di mesjid2... dan semua lapisan masyarakat... disurau2.. .. dimushala2... dan semua lapisan masyarakat.. bengkit dan berjuang dengan peralatan dan apapun yang ada... bahkan dengan tanpa senjata sekalipun ... terus maju... menghadapi kekuatan dahsyat tentara Sekutu...
    Akhirnya setelah berkecamuk perang selama lebih dari 3 minggu.. maka Tentara Inggris minta case-fire...
    dan korban rakyat tentu saja banyak.. karena seperti biasa.. para Penjajah itu tak bermoral..
    Semua dibumi hangus... dan tanpa pilih2 semua dijadikan sasaran.. anak2-wanita2-orangtua2- dan fasilitas publik dan rumah2 rakyat pun dibom bardir... Namun dipihak sekutu pun juga korbannya cukup parah.. sehingga mereka mengakui kalah.. dan mau kembali meninggalkan Surabaya.... Itulah kisah sepenggal Perang 10 November di Surabaya pada tahun 1945... Yang terkenal dengan Perang 10 November.. dan menjadi hari pahlawan... sebagai penghormatan kepada para syuhada dan pejuang Rakyat Surabaya dalam mempertahankan martabat dan kedaulatan Kemerdekaan Negara RI...

    BalasHapus
  3. Perang 10 November 1945 dan Pancasila…. [2]

    Apakah rakyat sudah kenal pancasila...??? apakah rakyat awam itu yang berkorban untuk bangsa dan negara... itu adalah penganut pancasila...???
    Pancasila itu baru dituangkan oleh BPUPKI pada sekitar bulan Me-Juni 1945.. dan dikenal hanya oleh para pemimpin2 yang intelektual...
    Mungkin... Bung Tomo itu tahu.. atau juga mungkin belum... apalagi para imam mesjid.. ulama2 didaerah.. dan santri2 di-kampung2... serta Rakyat awam lainnya yang buta huruf... yang secara fakta dan nyata bersama-sama menyabung nyawa mempertahankan kemerdekaan RI...
    Apakah itu karena ajaran pancasila...??
    Buku atau kitab kuning mana yang mengajarkan pancasila...atau ulama2 mana..yang mengajarkannya.. NU-Muhammadyah-Kitab klasik-???
    Bahwa ajaran Islam... mengatakan antara lain... Hubbul Wathan minal-ieman... [bahwa mencintai dan membela tanah air dan negara adalah bagian dari ieman.. itu benar .. dan selalu disampaikan oleh para ulama... di-mesjid2, sampai2 saya waktu kecil sekitar tahun 1955-1961..sekira umur2 5-9 tahun sering mendengar dikala ada hutbah2 jum'ah... atau dalam saresehan2.. Tetapi Pancasila...gak pernah dengar tuh...???
    Baru setelah ditingkat SMP atau SMA-lah dikenalnya... melalui matapelajaran Civic... dan ketatanegaraan.. dengan lambang2 Negara dll...
    Jadi yang menjiwai kemerdekaan bangsa Indonesia itu adalah jiwa Kebangsaan yang dikaitkan dengan Jiwa Keislaman yang harus dan wajib membela Negara... Dimana pancasila...adanya..??? Entahlah...Belum ada dan belum dikenal... Maka dari itu... dalam Rancangan Mukaddimah.. UUD 1945... disisipkanlah..." kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluknya"... karena inilah yang sesungguhnya yang menjiwai kemerdekaan dan perjuangan bangsa indonesia.. itu.. Sadarlah.. hai bung...!!! Jiwa Keangsaan dan Jiwa Keislaman-lah yang membangkitkan perjuangan Kemerdekaan RI itu... Bukan Pancasila...
    Merdeka....

    BalasHapus